Ketangguhan dalam menghadapi hidup

advertisement
Inspiring - Share - Journey - Life Changing
betterlife
Edisi Maret 2015
Yumi:
magazine
Ketangguhan dalam menghadapi hidup
WELCOME
NOTE
Dear Partners,
Kami baru saja menyelesaikan National Annual Meeting Ta
ngan Pengharapan, pada tgl 23-28 Februari 2015 di Kupang,
NTT, yang bertema ‘Building Godly Generations’, dimana
para koordinator centers Tangan Pengharapan dari seluruh
Indonesia dan guru-guru yang mengajar di wilayah Timor
- NTT, berkumpul bersama untuk dipertajam dan diberi semangat baru dalam menjalankan panggilan Tuhan untuk
mendidik dan mempersiapkan calon-calon pemimpin masa
depan di setiap daerah yang Tuhan percayakan kepada mereka.
Mereka juga diajak untuk melihat apa yang telah dikerjakan
Tangan Pengharapan bagi masyarakat di Timor Tengah Selatan, Amanuban Timur - NTT, agar setiap koordinator termotivasi untuk membangun daerahnya masing-masing.
Pada tanggal 13 dan 15 Februari 2015 lalu, Founder Tangan
Pengharapan, Ibu Henny Kristianus mendapat kehormatan
sebagai tamu dalam acara Kick Andy di Metro TV, yang mengambil tema “Perempuan Penabur Cinta” bagi bangsa Indonesia.
Dalam menyambut Hari Gizi Nasional pada tgl 28 Februari 2015,
Tangan Pengharapan bekerja sama dengan Majalah Edu Guide
membuat pengobatan gratis bagi 200 anak-anak pra-sejahtera
di Sewan, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Megarsari, Kota
Tangerang, dimana kami juga membagikan obat-obatan, vitamin,
sikat gigi, odol, sabun, susu, buku cerita bagi anak-anak dan mengupayakan pengadaan kelas keterampilan komputer untuk memajukan dan meningkatkan kualitas SDM bagi generasi masa depan
yang ada di daerah yang terbilang kurang mampu tersebut.
Segenap hati, kami mengucapkan banyak terima kasih atas kesetiaan, doa dan dukungan finansial dari Partners Tangan Pengharapan yang menolong kami untuk terus bekerja dalam membangun
kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya di daerah-daerah
tertinggal.
Kiranya kasih dan anugrah Tuhan senantiasa menyertai hidup anda
dan keluarga!
Together we make the world a better place!‎
‎Many Blessings,
Yoanes Kristianus (Jojo)
CEO Yayasan Tangan Pengharapan |www.tanganpengharapan.org
| Twitter: @ytp_indonesia
How to Donate?
Dukung kami melalui doa, menjadi volunteer atau berdonasi :
A.n Yayasan Tangan Pengharapan
BCA - 0653090096
Hubungi kami di : +62 813 1433 3341/ +6221 452 8511
atau kunjungi website kami di www.tanganpengharapan.org
Yumi, Ketangguhan Dalam
Menghadapi Kesulitan Hidup
ada yang berpendapat bahwa
M ungkin
keterpurukan hidup seseorang akibat
himpitan ekonomi yang dialaminya
mengindikasikan orang tersebut kurang
dalam berusaha. Setiap orang pasti mengharapkan kehidupan yang baik, senang
dan bahagia. Namun apa jadinya jika
sekalipun orang tersebut terus berusaha
segigih mungkin, namun hidupnya tetap
tidak membaik.
Hidup dalam kekurangan itu memang berat, namun jauh lebih berat jika saat mengalami kekurangan, seseorang kehilangan
sikap bersahaja.
Meskipun sedang dilanda keterpurukan
hidup, Yumi tentu sangat berharap agar
hidupnya dapat berubah, selalu senang dan
bahagia.
Tetapi kenyataan sangat jauh dari harapan. Ia dilahirkan di sebuah keluarga yang
berkekurangan, bahkan makan dan minum
sulit ia dapatkan. Sering ketika sakit menyerang, ia tidak dapat berbuat apa-apa
selain meringis dan sesekali mengeluh kepada ayah atau ibunya. Akibat ketiadaan
dana, mereka tidak bisa membawa Yumi ke
rumah sakit. Hanya obat-obatan tradisional
yang relatif mudah didapat di sekitar rumah
itulah yang mereka gunakan untuk sekedar
mengurangi rasa sakit anak mereka.
Saat itu sudah seminggu Yumi tidak hadir di
LFC Tangan Pengharapan di Tanggaba maupun di sekolah tempat ia menimba ilmu. Ketika tim Tangan Pengharapan berkunjung ke
rumahnya, didapati Yumi sedang terbaring
sakit. Di tangan, kaki, dan beberapa bagian
tubuh gadis berusia 9 tahun itu tumbuh bintik-bintik besar dan terasa panas. Bahkan,
dari bintik-bintik itu ada yang telah menjadi luka. Sekalipun demikian, Yumi tetap
membantu ayahnya melepaskan biji jagung
dari tongkolnya. “Supaya rasa sakit sedikit
berkurang, saya mandi air dari perasan
daun dan luka-luka saya dioles dengan minyak dari akar kayu,” kisah Yumi saat ditanya
mengenai pengobatan untuk penyakitnya.
Melihat kondisi yang dialami Yumi, tim
FLC Tangan Pengharapan di Tanggaba
melakukan konsultasi medis dan oleh
dokter Yumi diberi obat berupa tablet dan
salep untuk luka-lukanya.
Yumi merupakan anak ke 4 dari 6 bersaudara anak dari ayah Antonius L Bulu
dan ibu Ester Sangga Kulla yang hari hari
bekerja sebagai petani dan hidup dalam
kekurangan. Kakak Yumi yang pertama
dan kedua tidak bisa melanjutkan pendidikan mereka di bangku SMP karena masalah biaya. Yumi sekarang duduk dikelas
3 pada SD Kanelu dan bercita cita untuk
menjadi guru. Soleman Malo
Better Life I
5 I Maret l 2015
Project to Change:
Halmahera Menelpon
S Sekarang Rina Berjalan
Lebih Pasti
karena kecelakaan atau sejak lahir membuat orang tersebut mengalami
C acat
kesulitan dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.
Beberapa bulan yang lalu dirasakan Tangan Pengharapan Indonesia saat membagikan sepati di FLC Oeleu di mana seorang anak perempuan berusia 8 tahun
mendapatkan sepasang sepatu namun tidak bisa memakai kedua sepatu itu karena ia tidak memiliki kaki kanan.
Rina beraktifitas dengan cara merayap dan ini bukan pemandangan yang menyenangkan untuk dilihat.
Better Life I
6I
Maret l 2015
Berbagai pertanyaan tak terjawab
bergemuruh saat tim Tangan Pengharapan pulang. Adakah cara yang
bisa ditempuh agar Rina dapat berjalan?
Dengan bantuan beberaa mitra seperti Kick Andy dan Bank Mandiri,
maka jalan keluar didapatkan setelah
beberapa saat berlalu.
Rina di bawa ke Kepang, ibu kota
propinsi Nusa Tenggara Timur untuk
melakukan pengukuran dan pembuatan cetakan kaki palsu. Ia dihantar oleh ayah dan ibunya karena ini
merupakan perjalanan pertama Rina
Telnoni ke kota kupang.
Dua bulan berlalu setelah cetakan kaki palsu Rina dikirim ke Jakarta, dan pada
bulan November 2014, kiriman yang dinanti-nantikan berupa sebuah kaki palsu
sampai di Kupang dan langsung dibawa oleh staff Tangan Pengharapan.
Penyerahan kaki palsu dilakukan di desa Oeleu dalam kesederhanaan alam desa
dan suasana haru serta derai air mata bahagia dari ayah dan ibu Rina. “Saya senang
ada yang perhatikan anak saya,” ujar ibu dari Rina sambil mengusap air mata bahagia.
Kini meskipun masuh tertatih, Rina Telnoni mengalami suka cita yang begitu besar saat melangkah dengan lebih pasti dalam menggapai kesempatan untuk hidup
lebih baik.
Better Life I
7I
Maret l 2015
tanggal 22 -28 Februari, Tangan Pengharapan kembali melakukan AnP ada
nual National Meeting yang ke 6 di kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Tema
kali ini adalah Building Godly Generations for Indonesia. Pada pertemuan
Nasional kali ini, para koordinator daerah dibekali dengan penajaman programprogram jangka panjang dan Visi Misi untuk membangun generasi ilahi yang
takut akan Tuhan di seluruh Indonesia. Selain itu pembangunan spritiual rohani
juga diberikan oleh Ps. Cornelius Wing. Dalam kesempatan ini, Yayasan Tangan
Pengharapan membagikan jaket, kemeja batik, kaos dan majalah Eduguide untuk para koordinator dan guru serta pemberian apresiasi bagi 4 koordinator dan
1 guru terbaik. Semua pulang dengan semangat baru untuk Indonesia yang lebih
baik.
Better Life I
8 I Juli l 2014
Will You Be
the Path?
di atas adalah sebuah kalimat
J udul
penutup yang menghenyakkan ke-
sadaran sekitar 300 undangan saat
seorang anak perempuan dari desa
beusia 12 tahun bernama Diana Tlaan
berpidato dalam bahasa Inggris selama
dua menit. Dengan percaya diri ia menatap hadirin sambil memaparkan betapa
anak desa seperti dirinyapun punya banyak potensi yang belum tergali karena
belum adanya jalan untuk berkembang.
Lalu dengan lugas ia bertanya kepada
hadirin yang terpana; “Will you be the
Path?” (Apakah anda mau menjadi jalan?).
Better Life I
8 I Maret l 2015
Tak lama berselangpecahlah keheningan oleh suara riuhnya tepukan tangan
saat dua menit tersebut berakhir tanpa
terasa.
Diana adalah salah satu anak binaan Tangan Pengharapan di Amanuban Timur,
NTT yang menjadi juara dari 2 minute
speech competition (lomba pidato 2 menit dalam bahasa Inggris) yang diadakan
di Feeding and Learning Center Tangan
Pengharapan di 4 desa yang berbeda di
Amanuban Timur, TTS, NTT.
Seleksi dan penjurian dilakukan dilakukan oleh 4 orang guru pendamping serta
2 juri tamu dan dilakukan dalam suasana
santai di FLC Tangan Pengharapan sehingga anak-anak yang mengikuti kompetisi
merasa nyaman dan dapat mengembangkan diri dengan baik.
Penampilan mereka begitu bersemangat
saat didampingi langsung oleh Direktur
Yayasan Tangan Pengharapan untuk neunjukkan kebolehan mereka di kota SoE.
Meski semua belum sempurna, namun
sorot mata yang terpancar dari anak didik yang mengikutinya menyiratkan pesan
bahwa merekapun punya potensi, hanya
saja belum mempunyai kesempatan dan
jalan saja hingga suatu saat mereka dapat
berkembang sempurna.
Better Life I
8 I Agustus l 2014
FLC Halmahera Utara
Ayo Sikat Gigi
Bersama!!
gigi adalah salah satu cara Untuk menghindari masalah di atas khuM enyikat
menjaga kesehatan tubuh terutama susnya untuk anak-anak usia dini, Yayasan
di bagian mulut. Dengan menyikat
gigi, mulut kita akan terbebas dari kuman
dan kotoran yang ada. Sisa-sisa makanan
yang ada di mulutpun dapat disingkirkan
dengan membersihkan mulut.
Selain untuk menjaga kebersihan mulut,
menyikat gigi juga dapat mencegah gigi
berlubang. Dengan melakukan sikat gigi
secara teratur minimal dua kali sehari akan
membuat gigi menjadi kuat dan sehat.
Better Life I
12 I Maret l 2015
Tangan Pengharapan mengadakan kegiatan menyikat gigi bersama pada tanggal
4 februari 2015 lalu. Pada kesempatan itu,
anak-anak juga diajarkan bagaimana menyikat gigi secara benar, mulai dari berkumur, menuangkan pasta gigi ke sikat gigi,
menyikat gigi secara benar dan bagaimana
membersihkan sikat gigi.
Untuk menghindari masalah di atas khususnya untuk anak-anak usia dini, Yayasan Tangan Pengharapan mengadakan kegiatan menyikat gigi bersama pada tanggal 4 februari
2015 lalu. Pada kesempatan itu, anak-anak
juga diajarkan bagaimana menyikat gigi secara benar, mulai dari berkumur, menuangkan pasta gigi ke sikat gigi, menyikat gigi secara benar dan bagaimana membersihkan
sikat gigi.
Dari kegiatan ini anak-anak kita harapkan
mengerti bahwa menjaga kesehatan mulut
sangatlah penting.
Masih banyak nilai positif yang harus
kita tanamkan kepada anak-anak kita
khususnya di pedalaman. Nilai-nilai ini
akan menjadi perinsip hidup mereka di
masa dewasa mereka nanti. Dan apabila banyak orang-orang dimasa depan
yang memiliki nilai-nilai positif di masa
depan maka wajah Indonesia di masa
depan akan terlihat cerah serta gilang
gemilang.
Namun untuk memulai langkah besar
itu semua, maka harus dimulai dengan
langkah-langkah sederhana terlebih
dahulu. Kita sudah melakukan langkah
sederhana dengan memberikan sikat
gigi kepada anak-anak sebagai sarana
menanamkan nilai-nilai positif kepada
mereka.
Perjuangan masih panjang. Mari tetap
bersama bergandengan tangan melakukan apa yang kita bisa lakukan hari ini
untuk mengubah warna Indonesia di
masa depan menjadi lebih baik.
Better Life I
13 I Maret l 2015
Adriana:
Memberi Hati untuk
Mendidik Anak Papua
25, berada di Children Rescue
A driana,
Home Tangan Pengharapan di Jakarta
untuk mengajar anak-anak binaan sebagai guru home schooling. Sebagai salah
seorang guru yang dikirim oleh Indonesia
Cerdas, ia bersama seorang rekannya singgah untuk beberapa saat di Jakarta sebelum bertugas untuk mengajar di Center
Tangan Pengharapan di Papua.
Better Life I
14 I
Maret l 2015
“Di sini saya harus mempelajari karakter
dari setiap anak yang memang memiliki
latar belakang baik keluarga maupun daerah yang berbeda,” tutur guru yang pernah mengajar selama setahun di pulau
Alor tersebut.
Proses adaptasi ini berjalan tidak lama. Selain karena tinggal bersama anak-anak di
Children Rescue Home di Jakarta, pendekatannya yang baik terhadap anak-anak membuat mereka menerima keberadaan Adriana dan rekannya.
Namun di balik semua itu, sebagaimana
diakuinya, memang masih ada anak-anak
yang masih sangat kurang dalam mata
pelajaran tertentu. “Mereka (anak-anak
tersebut) mengalami problema yang sama
seperti kebanyakan anak lainnya. Mereka mengalami kesulitan dengan pelajaran matematika. Matematika memang
mata pelajaran yang kebayakan anak ingin
hindari. Maka, jika mulai pelajaran ini, khususnya jika membahas masalah perkalian,
kebanyakan anak masih mengalami kesulitan,” jelasnya.
“Dalam mengajar, saya dilatih untuk sabar,
dan ini saya anggap sebagai ‘training’ sebelum saya diberangkatkan ke Papua. Yang
penting bagi saya adalah bagaimana saya
bisa menumbuhkan karakter yang baik pada
diri mereka masing-masing,” tambahnya.
Tangan Pengharapan
“Dalam mengajar, saya dilatih
untuk sabar, dan ini saya anggap
sebagai ‘training’ sebelum saya
diberangkatkan ke Papua. “
menanda tangani kerjasama dengan Indonesia Cerdas pada 29 September 2014
silam. Dicapai kesepakatan bahwa Pergerakan Indonesia Cerdas akan mengirim
tenaga-tenaga pengajar dengan latar belakang pendidikan Strata 1 dari berbagai
perguruan tinggi yang telah mengikuti
pelatihan yang diselenggarakan selama 6
minggu oleh Indonesia Cerdas.
Para pendidik tranfromasi (Petra) ini akan
mengajar di TK dan PAUD Tangan Pengharapan di daerah-daerah di Timor dan
Sumba serta melakukan pemberdayaan
masyarakat selama 1 tahun sesuai dengan
kontrak kerja yang telah ditanda tangani.
Diharapkan dengan kerja sama ini akan
tercipta SDM yang berkualitas sehingga
terjadi transformasi di desa-desa di mana
para pendidik transformasi ini diutus.
Better Life I
15 I
Maret l 2015
Kick Andy Show:
Perempuan Penabur
Cinta untuk Anak Bangsa
Kristianus adalah tamu Kick Andy
Henny
yang pertama. Sepuluh tahun tinggal di
Australia hingga mendapatkan permanent
residence, Henny memilih kembali ke Indonesia. Kepulangannya di tahun 2006 membuka matanya bahwa kondisi anak-anak
Indonesia sangat menyedihkan. Hatinya
pun terpanggil untuk menolong mereka. Di
tahun yang sama, ia mulai melakukan aksi
sosialnya dengan memberikan bimbingan
pendidikan dan makanan bergizi secara
cuma-cuma kepada anak-anak jalanan dan
anak-anak kurang mampu.
Hingga Maret 2008, Henny telah berhasil
mengumpulkan 1.028 anak dan sampai
tahun 2015 berhasil mengumpulkan 4.000
anak untuk dibina dan mendapat makanan
gratis.
Di tahun ini pula Henny yang didukung
penuh oleh suami, mendirikan Yayasan
Tangan Pengharapan. Melalui yayasan ini,
Henny menjangkau berbagai pelosok desa
di Indonesia mulai dari NTT, Kalimantan
Barat, Maluku, hingga Papua. Seiring berjalannya waktu, Henny tidak hanya fokus
pada pendidikan dan memberikan makan
bergizi, tetapi juga memberikan pelayanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat,
hingga mendirikan rumah layak huni bagi
masyarakat miskin.
Download