Ketertarikan Keaktifan Ibu Hamil dalam Kelas Ibu Hamil dan

advertisement
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Keaktifan
Keaktifan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah kegiatan atau
kesibukan, sedangkan menurut Rosyad Saleh, keaktifan adalah suatu
kegiatan atau kesibukan yang dilakukan dengan sadar, sengaja serta
mengandung suatu maksud tertentu. Keaktifan ada dua macam, yaitu
keaktifan rohani dan jasmani atau keaktifan jiwa dan raga.
Keaktifan jasmani dan rohani menurut hasil penelitian Paul B.
Diederich yang dikemukankan oleh Ramayulis dalam ilmu pendidikan Islam
meliputi:
a. Visual activities seperti membaca, memperhatikan gambar,
demonstrasi, percobaan dan sebagainya.
b. Oral activities seperti menerangkan, bertanya, merumuskan,
mengeluarkan pendapat, interview, diskusi dan sebagainya.
c. Listening activities seperti mendengarkan uraian percakapan,
diskusi, music, pidato, ceramah, presentasi dan sebagainya.
d. Motor activities
seperti melakukan percobaan, membuat
konstruksi, mode, mereparasi, berkebun, berolahraga dan
sebagainya.
5
e. Mental activities seperti menangkap, meningat, memecahkan
soal, menganalisa, mengambil keputusan dan sebagainya.
f.
Emotional activities seperti menaruh minat gembira, berani,
tenang, kagum, dan sebagainya. (Maisyaroh, 2009)
2.2.
Kehamilan dan Persalinan
2.2.1. Definisi kehamilan
Definisi kehamilan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), merupakan proses yang berawal dari sel
telur yang sudah matang dan keluar melalui saluran telur sehingga bersatu
dengan sperma dan membentuk pertumbuhan sel baru (Depkes RI, 2007).
2.2.2. Tanda kehamilan dan tanda bahaya kehamilan
Tanda kehamilan yaitu perubahan fisiologis yang timbul selama
masa hamil. Perubahan tersebut meliputi amenore, mual muntah,
perubahan pada payudara (teraba lebih keras dan sakit jika disentuh),
perubahan pada mukosa vagina (menjadi lebih gelap kebiruan atau merah
keunguan). Selain itu akan terjadi peningkatan pigmentasi kulit dan
munculnya striae abdomen atau garis halus, pembesaran abdomen.
Kemudian akan terjadi perubahan pada serviks yang akan menjadi lebih
lunak, kontraksi Braxton Hicks atau kontraksi yang sering terjadi pada
uterus pada awal kehamilan, Ballottement atau pantulan yang ditimbulkan
6
oleh janin. Tanda kehamilan juga dapat diketahui melalui deteksi
Gonadotropin korionik, deteksi denyut jantung janin dan pemeriksaan
ultrasonografik(Cunningham, F. Gary, dkk. 2005).
Ada beberapa tanda yang harus diperhatikan ketika ibu hamil yaitu
tanda bahaya kehamilan yang meliputi keluarnya darah dari vagina secara
tiba-tiba, keluarnya air ketuban sebelum waktunya, terjadi kejang, kontraksi
hebat pada uterus, sakit kepala dan kaki bengkak, mual dan muntah terus
menerus sehingga tidak ada asupan makanan yang masuk, selaput dan
kelopak mata pucat(Cunningham, F. Gary, dkk., 2005).
2.2.3. Adaptasi kehamilan
Adaptasi kehamilan terbagi menjadi dua yaitu adaptasi fisiologi
kehamilan dan adaptasi psikologi kehamilan. (Purwaningsih, 2010)
2.2.3.1. Adaptasi fisiologi kehamilan
Adaptasi fisiologi kehamilan adalah perubahan yang terjadi pada
tubuh ibu hamil, yang terjadi pada sistem-sistem tubuh sehingga mengalami
perubahan, antara lain dinding uterus akan menipis dan membesar
mengikuti pertumbuhan janin, serviks akan lebih lunak berwarna kebiruan,
buah
dada
akan
terasa
nyeri,
bertambah besar
dan
mengalami
hiperpigmentasi aerola, denyut nadi meningkat saat istirahat 10-15x/mnt,
bising sistolik saat inspirasi, dan cardiac output meningkat, tidal volum
meningkat, pergerakan diagfragma lebih besar dan penurunan PCO2 darah
7
alkalosis respiratorik, tonus dan gerakan traktus berkurang, hemoroid terjadi
karena
konstipasi,
peningkatan
tekanan
vena
sekunder
terhadap
pembesaran uterus, aliran plasma ginjal meningkat, konsentrasi kreatinin
dan urea plasma menurun, prolaktin dalam plasma meningkat 10 kali lipat,
striae gravidarum, pigmentasi berupa linea nigra, cloasma grafidum,
bertambah
berat
badan
umunya
11
kg,
peningkatan retensi air.
(Purwaningsih, 2010)
2.2.3.2.
Adaptasi psikologi kehamilan
Adaptasi psikologi kehamilan terbagi menjadi stressor pada ibu
hamil dan perubahan psikologis. Stressor pada saat kehamilan antara lain
pengaruh hormonal, hubungan suami istri, ingin support berlebihan,
perubahan hubungan, ketidaknyamanan fisik, keluarga, perubahan body
image, khawatir keadaan bayi dan mudah emosi. Perubahan psikologis
kehamilan meliputi tahap trimester I terjadi morningsicknes, keletihan,
kelemahan dan perasaan mual. Calon ibu merasa tidak sehat benar dan
umumnya mengalami depresi. Selama trimester dua terjadi quickening
ketika ibu merasakan pergerakan janin yang pertama kali dan hal ini sering
menyebabkan calon ibu memiliki dorongan psikologis yang besar. Tahap
trimester III sekitar akhir bulan ke-8 mungkin akan mengalami periode tidak
semangat
dan
depresi
karena
ketidaknyamanan
bertambah,
bayi
bertambah besar dan menunggu kelahiran dalam waktu yang lama.
(Purwaningsih, 2010)
8
2.2.4. Nutrisi ibu hamil
Nutrisi selama kehamilan adalah faktor penting dalam menentukan
pertumbuhan dan perkembangan janin. Perkembangan otak janin mulai
berlangsung ketika terjadi pertemuan antara sel sperma dan ovum.
Perkembangan sel saraf janin sangat dipengaruhi oleh apa yang mengalir di
tali pusar bayi.
Ibu hamil sebaiknya mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi
yang seimbang dan bervariasi. Makanan ibu hamil harus mengandung gizi
seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, sayuran, buah-buahan,
mineral dan vitamin. Selain itu juga perlu tambahan vitamin B1, B2,B6, B12,
C, D dan E dan suplemen makan yang mengandung asam folat, omega-3
dan zat besi (Nurdiansyah, 2011).
Ibu
hamil
juga
harus
menghindari
makanan-makanan
mengandung pengawet, pewarna, penyedap rasa,
yang
makanan berkadar
garam tinggi, makanan pedas, makanan yang olahannya tidak matang atau
setengah matang, sayuran mentah, makanan laut yang tercemar logam
merkuri, makanan kolesterol tinggi, makanan yang panas, makanan yang
memicu terjadinya alergi dan makanan yang terlalu manis. Hindari juga
minuman yang beralkohol, soda, softdrink, jamu-jamuan, kopi dan teh
(Depkes RI, 2009).
9
2.2.5. Persiapan persalinan
Persiapan persalinan sebaiknya dilakukan jauh-jauh hari. Banyak hal
yang harus disiapkan mulai dari dana, perlengkapan bayi, perlengkapan ibu
dan juga kesiapan mental ibu. Proses persalinan harus disiapkan dan
dilakukan dengan benar agar tidak terjadi baby blues. Persiapan
menghadapi persalinan terbagi menjadi dua yaitu kesiapan psikis/mental
dan kesiapan fisik dari ibu (Nurdiansyah,2011).
2.2.5.1. Kesiapan mental Ibu
Dengan kesiapan mental yang baik, ibu akan terbantu untuk
melewati persalinan yang panjang dan melelahkan juga terbebas dari rasa
takut dan cemas. Dukungan dari keluarga, suami atau ibu atau saudara
perempuan akan sangat membantu ibu untuk tenang dalam menghadapi
persalinan. Dan sebaiknya dukungan moral dari keluarga berawal pada
awal
masa
kehamilan.
Mempersiapkan
mental
untuk
menghadapi
persalinan bisa dilakukan dengan cara mengikuti senam hamil, prenatal
yoga bisa membantu menenangkan, banyak membaca buku atau informasi
seputar persalinan (Nurdiansyah,2011). Disini peran media masa sangat
penting untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil untuk mempersiapkan
mental mereka menghadapi persalinan (Kaur, V., dkk. 2009).
10
2.2.5.2. Kesiapan fisik Ibu
Kesiapan fisik ibu bisa dilakukan dengan cara pemeriksaan
antenatal care (ANC). Hasil pemeriksaan ANC didokumentasikan dalam
buku KIA. Buku KIA dapat membantu ibu untuk mengetahui kondisi ibu dan
janin, tanda bahaya kehamilan. Ibu akan diberikan edukasi seputar
kehamilan dan proses persalinan untuk mempersiapkan ibu lebih dini
menghadapi persalinan (Kaur, V., dkk, 2009).
Selain menyiapkan peralatan untuk ibu, siapkanjuga peralatan
untuk bayi. ASI eksklusif yang merupakan makanan terbaik untuk bayi,
pemberian asi ekslusif yaitu pemberian ASI saja selama 6 bulan akan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Nilai lebih dari ASI adalah
higienis, praktis, murah, dan banyak manfaat bayi dan juga ibu. Persiapkan
ASI sedini mungkin sebelum proses persalinan, sehingga saat bayi lahir,
ASI sudah siap untuk diminum. Selain itu juga menentukan tempat bersalin
dan biaya persalinan.
Menjelang persalinan, pengaturan napas sangat penting untuk
membantu ibu menahan rasa nyeri yang dinamakan breathing exercise
yang biasanya diajarkan pada senam hamil. Ibu tidak dianjurkan untuk
berteriak-teriak
karena
akan
membuang
energi
dan
cepat
lelah
(Nurdiansyah,2011).
11
2.2.6. Persalinan
Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta dan
membrane plasenta dari dalam rahim melalui jalan lahir. (Bobak, 2004).
Tanda dan gejala persalinan dimulai dari lendir vagina yang keluar semakin
banyak, keluar lendir serviks berwarna kecoklatan atau bercak darah yang
disebut bloody show, serviks menjadi lunak, sebagian menipis dan mulai
berdilatasi. Selain itu ketuban pecah secara spontan, berat badan menurun
0,5 sampai 1,5 kg. Terjadi lonjakan energi pada ibu yang biasanya ibu
merasa memiliki energy yang tinggi dan ingin membereskan rumah dan
berbenah (Bobak, 2004).
Kala persalinan adalah tahapan proses persalinan dan penyelesaian
persalinan sampai dengan 2 jam setelah keluarnya plasenta. Depkes RI
tahun 2002 membagi kala persalinan sebagai berikut :
1) Kala
I
atau
kala
pembukaan
yang
berlangsung
antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Lamanya kala I
pada primigravida (kehamilan pertama) berlangsung 12 jam,
sedangkan pada multigravida (kehamilan lebih dari satu kali)
sekitar 8 jam. Kala I persalinan terbagi menjadi dua fase, yaitu
fase laten dan fase aktif. Fase laten adalah periode waktu dari
awal persalinan hingga ke titik ketika pembukaan mulai berjalan
secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi mulai
muncul hingga pembukaan tiga sampai empat sentimeter atau
12
permulan fase aktif. Fase aktif adalah periode waktu dari awal
kemajuan aktif pembukaan hingga pembukaan menjadi lengkap
dan mencakup fase transsi. Pembukaan umunya dimulai dari
tiga sampai 4 cm (fase laten) hingga 10 cm atau akhir kala I
persalinan.
2) Kala II atau kala pengeluaran ialah masa sejak pembukaan
lengkap sampai bayi lahir, lamanya pada primigravida 50 menit
sampai satu jam. Persalinan kala II mulai ketika serviks telah
membuka lengkap sehingga terbentuk lengkap lengkungan jalan
lahir, dan berakhir dengan lahirnya bayi (Jones dkk., 2001).
Secara bertahap terjadi gerakan bersamaan dengan turunnya
kepala janin melalui pelvis, kontraksi menjadi lebih kuat dan
mulai mengejan secara sadar sambil melakukan dorongan
singkat dengan bersuara saat ekspirasi.
3) Kala III adalah masa setelah lahirnya bayi sampai lahirnya
plasenta, lamanya 5-30 menit. Persalinan kala III dimulai dari
kelahiran bayi sampai pengeluaran plasenta dan selaput
ketuban. Kala III persalinan terdiri dari pelepasan plasenta dan
pengeluaran plasenta. Pelepasan plasenta berlangsung dari
lapisan spongiosa desidua basalis sebagai akibat kontraksi
uterus disamping retraksi uterus setelah anak lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah. Setelah lepas,
13
lasenta turun ke segmen bawah uterus atau ke dalam ruang
vagina bagian atas. Kala III berakhir jika membran segera
mengikuti plasenta dan dilahirkan bersama plasenta.
4) Kala IV atau kala perhatian masa 1-2 jam setelah bayi dan
plasenta lahir. Kala ini dimaksudkan untuk mengobservasi
apakah ada perdarahan post-partum.
2.3.
Kelas Ibu Hamil
Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2009
meluncurkan program baru yang dinamakan kelas ibu hamil yang
merupakan perwujudan dari Millenium Development Goals (MDG’s) ke-tiga
sampai ke-enam, yaitu mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan, mengurangi kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu,
memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya. (Prasetyawati, 2012)
2.3.1. Definisi kelas ibu hamil
Kelas ibu hamil adalah sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan untuk menungkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,
perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
14
2.3.2. Tujuan kelas ibu
Tujuan Kelas Ibu adalah meningkatkan pengetahuan, merubah sikap
dan perilaku ibu agar memahami tentang Kehamilan, perubahan tubuh dan
keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan
nifas,
KB
pasca
persalinan,
perawatan
bayi
baru
lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte
kelahiran.
2.3.3. Sasaran Kelas Ibu hamil
Peserta Kelas ibu adalah ibu hamil pada umur 20 s/d 32 minggu,
karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi
keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas ibu
maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta
minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi tentang
persiapan persalinan atau materi lainnya.
2.3.4. Pelaksanaan Kelas Ibu hamil
Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan
menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar
balik), Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas
Ibu Hamil dan Buku senam Ibu Hamil.
Beberapa keuntungan Kelas Ibu Hamil dibandingkan penyuluhan per
orangan adalah :
15
a. Materi diberikan secara menyeluruh danterencana sesuai
dengan pedoman kelas ibu hamil yang memuat mengenai
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,
perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular seksual dan
akte kelahiran.
b. Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan
petugas sebelum penyajian materi.
c. Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan
mengenai topik tertentu.
d. Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian
materi terstruktur dengan baik.
e. Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada
saat pembahasan materi dilaksanakan.
f.
Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
g. Dilakukan evaluasi terhadap petugas Kesehatan dan ibu hamil
dalam
memberikan
penyajian
materi
sehingga
dapat
meningkatkan kualitas sistim pembelajaran.
Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau tenaga kesehatan yang
telah mendapat pelatihan fasiltator Kelas Ibu hamil atau melalui on the job
training.Beberapa tahapan yang dilakukan pelaksanakan kelas ibu hamil :
a. Pelatihan bagi pelatih (TOT= Training for Trainer )
b. Pelatihan bagi fasilitator
16
c. Sosialisasi kelas ibu hamil pada Tokoh Agama dan Tokoh
Masyarakat
d. Persiapan pelaksanaan Kelas ibu hamil
e. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
2.3.5. Materi Kelas Ibu hamil
2.3.5.1. Pertemuan pertama
Materi pertama pada pertemuan Kelas Ibu hamil adalah
perubahan tubuh selama kehamilan dan perawatan kehamilan.
2.3.5.1.1. Perubahan tubuh selama kehamilan
Pada masa kehamilan, terjadi perubahan pada tubuh ibu yang erat
kaitannya dengan keluhan-keluhan selama kehamilan, yaitu perubahan
pada payudara, peningkatan berat badan, kram perut, sering buang air
kecil, sembelit, ngidam, mual dan muntah. Ibu hamil juga harus
memeriksakan kehamilannya secara rutin, timbang berat badan, imunisasi
Tetanus Taksoid, sering mengajak bicara bayi dalam kandungan dan
minum 1 tablet tambah darah setiap hari yang berfungsi untuk mengatasi
anemia yang sering dialami ibu hamil (60% ibu hamil di Indonesia
mengalami anemia). Ibu hamil juga harus memperhatikan nutrisi selama
kehamilan. Jenis makanan yang perlu dikonsumsi oleh ibu hamil tentunya
makanan yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan
ketentuan gizi seimbang, sedangkan makanan yang tidak boleh dikonsumsi
17
adalah minuman beralkohol, kopi, makanan yang mengandung pengawet,
pewarna dan makanan yang tercemar pestisida atau logam berat.
2.3.5.1.2. Perawatan kehamilan
2.3.5.1.2.1. Kesiapan psikologis menghadapi persalinan
Kesiapan psikologis adalah saat dimana seorang perempuan dan
pasangannya merasa telah ingin mempunyai anak dan merasa telah siap
menjadi orang tua, mengasuh dan mendidik anak. Kesiapan dan kesehatan
psikologis, kestabilan dan kematangan emosi perlu dimiliki oleh pasangan
suami-istri untuk memiliki anak. Keterlibatan suami mulai pada awal
kehamilan juga mempermudah ibu hamil dan persalinan, memicu produksi
ASI dan meringankan ibu dalam menjalani dan mengatasi berbagai
perubahan selama kehamilan.
2.3.5.1.2.2.
Hubungan suami-istri atau senggama saat kehamilan.
Kehamilan bukan penghalang aktivitas seksual. Senggama boleh
dilakukan selama kehamilan dalam keadaan sehat. Jika terjadi masalah
pada kehamilan, sebaiknya konsultasikan ke petugas kesehatan.
2.3.5.1.2.3.
Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil
Selama hamil, apapun yang dikonsumsi oleh ibu akan dikonsumsi
juga oleh janin. Oleh sebab itu, ibu hamil harus berhati-hati mengkonsumsi
obat. Jangan mengkonsumsi obat yang dijual bebas di toko atau warung.
Jika timbul keluhan, sebaiknya pergi ke petugas kesehatan agar
mendapatkan obat yang tepat, aman untuk janin dan ibu.
18
2.3.5.1.2.4.
Tanda bahaya kehamilan
Kematian pada ibu sering terjadi pada masa kehamilan, karena
kurang tanggap akan tanda bahaya kehamilan dan terlambat mencari
bantuan medis. Tanda bahaya kehamilan, antara lain pendarahan lewat
jalan lahir, bengkak di kaki dan wajah disertai sakit kepala hebat dan
kejang, demam tinggi, keluar air ketuban sebelum waktunya, gerakan bayi
berkurang, ibu muntah terus dan tidak mau makan, terjadi trauma atau
cidera perut karena jatuh, kecelakaan lalu lintas, dan lain-lain.
2.3.5.1.2.5.
Program
perencanaan
persalinan
dan
pencegahan
komplikasi
Persiapan menghadapi persalinan sudah harus dilakukan jauh-jauh
hari sebelum tanggal taksiran persalinan. Persiapan yang harus dilakukan
adalah memilih tempat bersalin dengan penolong tenaga medis dengan
fasilitas yang lengkap, jarak tempuh dari rumah dekat, ada kendaraan untuk
membawa ke tempat bersalin, ibu hamil dan keluarga tanggap tanda
persalinan sehingga segera membawa ke tempat bersalin. Siapkan juga
dana, calon donor darah dan kebutuhan persalinan.
2.3.5.2. Pertemuan kedua
Pertemuan kedua Kelas Ibu hamil akan membahas tentang
persalinan dan perawatan nifas.
2.3.5.2.1. Persalinan
Persiapan yang harus diketahui dengan benar oleh ibu hamil dan
keluarga adalah tanda persalinan, yaitu:
19
a) Adanya kontraksi rahim yang berkala dengan lama dan kekuatan
tertentu. Biasanya lama kontraksi 45-75 detik.
b) Semakin lama kontraksi akan semakin kuat ditandai dengan
dinding perut mengeras jika ditekan dengan telunjuk.
c) Keluarnya bercak darah
d) Pecahnya kantung ketuban
Tanda bahaya persalinan adalah perdarahan pada jalan lahir, tali
pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir, ibu tidak kuat mengejan, ibu
mengalami kejang, ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat, air
ketuban keruh dan berbau.
Proses persalinan akan berlangsung 12 jam sejak terasa mulas, jadi
ibu masih dapat makan, minum, berjalan-jalan dan melakukan aktivitas
ringan sesuai nasehat petugas kesehatan. Jika mulas bertambah, tarik
nafas panjang dan hembuskan lewat mulut, atur juga pola pernafasan. Jika
ingin BAB segera beritahu petugas, jangan mengejan jika petugas
mengatakan pembukaan belum lengkap dan ikuti anjuran petugas.
Dukungan dari keluarga dan suami sangat membantu ptoses persalinan.
Sebaiknya suami menemani saat proses persalinan dan memberi semangat
untuk ibu.
Sesaat setelah proses persalinan, penting sekali untuk bayi disusui
segera setelah lahir dengan cara bayi diletakkan di dada ibu lalu diselimuti
20
dipakaikan topi agar suhu bayi tetap hangat agar bayi mencari sendiri
putting ibu, ini dinamakan inisiasi menyusui dini (IMD).
2.3.5.2.2.
Perawatan nifas
Setelah persalinan, ibu masih dituntut untuk dapat menyusui dengan
baik dan menghasilkan ASI dengan kuantitas dan kualitas baik pula.
Menyusui eksklusif berarti ibu hanya memberikan ASI saja selama 6 bulan
pada bayi tanpa memberikan makanan atau minuman tambahan. ASI
sangat banyak manfaatnya, mengandung colostrums yang tidak dimiliki oleh
susu formula merk apapun. Menyusui juga membangun hubungan
psikologis antara ibu dan bayi.
Manfaat menyusui bagi ibu antara lain
mengurangi perdarahan pasca persalinan, mengurangi risiko anemia.
Setelah selesai menyusui, sendawakan bayi agar bayi tidak tersedak.
Cara menjaga kesehatan ibu nifas juga penting diperhatikan, yaitu
dengan :
a. Dua jam pertama setelah persalinan petugas akan memantau
kesadaran,
tekanan
darah
dan
pernapasan
ibu
untuk
mengetahui ada tidaknya perdarahan.
b. Kontraksi rahim bukan hanya saat persalinan tetapi juga untuk
mengembalikan rahim ke ukuran semula dan mencegah
terjadinya perdarahan. Apabila kontraksi terlalu kuat atau tidak
ada sama sekali segera panggil petugas kesehatan.
c. Kebersihan jalan lahir harus dijaga, bila ada luka jahitan, setelah
bab atau bak bersihkan dengan sabun dan ganti pembalut.
21
d. Banyak minum untuk mengganti cairan yang hilang saat proses
persalinan. Ibu juga harus mengkonsumsi makanan yang
mengandung gizi seimbang untuk menunjang produksi ASI dan
kondisi pasca persalinan.
e. Mobilisasi secepat mungkin untuk membantu sirkulasi darah
berjalan dengan baik agar tidak terjadi pembengkakan dan
thrombosis.
2.3.5.3.
Pertemuan ketiga
2.3.5.3.1. Perawatan bayi
Ketika lahir, bayi dikatakan sehat apabila bayi lahir segera
menangis, seluruh tubuh bayi kemerahan, bayi bergerak aktif, bayi dapat
menghisap putting susu dengan kuat dan berat lahir 2500-4000 gram. Jika
bayi baru lahir mengalami kejang, gangguan nafas, suhu tubuh menurun,
demam tinggi, bayi kuning, tidak mau minum atau diare, tanda-tanda itu
disebut tanda bahaya bayi baru lahir. Ibu perlu waspada dan segera
membawa bayi ke petugas kesehatan jika terdapat tanda-tanda ini.
Perawatan bayi baru lahir bisa dilakukan ibu dirumah dengan atau dibantu
oleh petugas kesehatan antara lain perawatan tali pusat dijaga selalu tetap
kering dan bersih, pencernaan bayi yang biasanya akan mengeluarkan
mekonium (tinja berwarna hijau pekat atau hitam) kurang lebih selama 3
hari. Bayi akan berkemih sampai 6 kali dengan jumlah yang banyak
menandakan bayi mendapat ASI yang cukup. Perhatikan juga tumbuh
22
kembang bayi dengan membawa bayi ke posyandu setiap bulan dan
berikan imunisasi dasar lengkap sesuai anjuran pemerintah.
2.3.5.3.2. Mitos
Banyak mitos seputar kehamilan dan kesehatan anak yang telah
mendarah daging di masyarakat, bertahan karena pemberi nasehat sesuai
dengan pengalaman pribadi. Namun, seiring perkembangan ilmu dan
teknologi ternyata banyak mitos yang salah dan tidak efektif.
2.3.5.3.3. Penyakit menular
Penyakit menular yang harus ibu hamil ketahui antara lain:
a. IMS (Infeksi Menular Seksual) yang ditularkan melalui hubungan
seks.
IMS bisa menimbulkan komplikasi jika terlambat mengetahuinya
dan tidak dilakukan penanganan yang tepat. Komplikasi bisa
terjadi pada perempuan, laki-laki dan bayi baru lahir.
b. HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome).
Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seks, penggunaan
jarum suntik secara bergantian dengan orang yang terinfeksi dan
ibu
hamil
yang
terinfeksi
menularkan
pada
bayi
yang
dikandungnya. Orang yang sudah terinfeksi HIV/AIDS tidak akan
terlihat seperti orang sakit dan bila di tes HIV mereka belum
menunjukkan HIV-positif.
23
c. Malaria
Malaria disebabkan oleh parasit plasmodium yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk. Pada daerah yang endemik malaria, ibu
hamil perlu waspada agar tidak terkena malaria karena dapat
membahayakan janin dan ibu. Pengaruh malaria pada ibu hamil
adalah demam, anemia dan menurunnya kadar gula dalam
darah. Pengaruh pada janin akan terjadi aborsi spontan, lahir
mati, lahir prematur, berat badan lahir rendah.
2.3.5.3.4. Akte kelahiran
Menurut UU No 23/2002 : perlindungan anak pasal 5 dijelaskan
bahwa setiap anak berhak atas satu nama sebagai identitas diri dan status
kewarganegaraan. Pasal 27 juga menyatakan bahwa identiatas anak harus
diberikan sejak kelahirannya dan dituangkan dalam akta kelahiran yang
dibuat berdasarkan pada surat keterangan dari orang yang menyaksikan
dan/atau membantu proses kelahiran.
24
Download