l'. ltt i// i - H SK Akreditasi Dirjen Dikri UR J No. 26rDlKTt/KEp/20t)5 NAL HUKUM Vol. XlryII, No.2, September 200g tssN rd12-27 URNAL HUKUM FAKIITTAS HrlTyll.!{NlvERstrAs rsLAM suLIAN ACuNG sEBAcAr MEDTA puBuKAsr pENELrrrtr.i;;i; iinr"iisiiiil*uv Terbit Tlga Bulan FAKUrrAs Sekali r,*u" u*,lir'ili?[i ,rr-o, suLrAN AcuNG Koordinntor/penyunring penyelii : Rakhnrat Bowo Suhnrto, S.H., V.if., (C.O.t Mirr.: Besori,/penyunting penelaah : Dr. Muladi, S.H.; prof. Dr. SatilDto. Rrhrrdi", S.'X., pi"ibr. Sri Sunr.rrwrni, S.H., M.H.; Prof. Dr. Esnri W.rrrasth p., S.H. M.S..; pror.'or. Vo'",np-o."iir""i.li"!r,n., ,.r., pnf. Abdullah Ketib, S.H.; pror Or. yusrivaii.-;:;. ;.;:,,, ""', prof. Dr. M. Ati M.rnsyur, S.H., Sp.N.. penyunting pelakstna : r Ma,ruf, S.H. Sp.N, M.Hum. rc.ri.l; fvirrrua, eii, i.H., 5.H., M.Hum.; siri Rodhiyah Dwr ktin:h, S.H., v.H.; i;.H;;;. u.si. (C.D.); trr. iji.inriii](1H., Srt Endah mr,y,,"ii,erii, .Yd.r:rtiS.H., ll"-y,|um; Arpangi, M.Hum.; Drs. vunstr.rrii e.oo-ui i.ir.,'il., ri ",i, i.H.,liH. "i Grri Tata Usaha : Gunarso Untung Sartono, S.H. " Alam:r Redakri / T*a Usaha: Katigawe Jl.l.a), Km. 4 Semrrang 50O12, pO BOX. refrpon (024) 6s83584, pes. , 52 l. l0S4 / SM i*. toiil oi{z+si H..g. p",.k "rpE#f irffi##-*."r* o*, Musr.lshtirin, *.HurT'., PENGANTAR REDAKSI Syukur Alhamdulillah, kami bisa terus konsisten untuk menghadirkan Jurnal Hukum kepada pembaca. Kini, ke hadapan pembaca kami sajikan Jurnal Hukum Volume 18, Nomor 2, Edisi Sep. 2008 I yang mengupas tuntas berbagai problematika Hukum saat ini. Edisi kali ini menampilkan beragam tulisan untuk bisa mencakup seluruh wacana Hukum mulai dari persoalan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, kesadaran berkoperasi, Perlindungan Sumber Daya Alam sampai kepada persoalan perlindungan Masyarakat. Ery Agus lriyono misalnya, menyajikan tulisan mengenai Kesadaran Hukum Masyarakat di Sepanjang Sungai Silandal Terhadap Upal'a p"rlt"1olaan Fungsi Lingkungan. Aktifitas masyarakat yang dikatakan "ramah lingkungan", ternyata tidak berbanding lurus dengan pengetahuan ada tidaknya suatu peraturan maupun isinya. Rendalurya kesadaran ini juga muncul dalam mensikapi kehidupan berkoperasi sebagairnana ditulis oleh Achmad Busro dari hasil studi terhadap masyarakat nelayan di Pantura Jawa Tengah. Apakah Rendahnya kesadaran masyarakat itu sudah logis dan proporsional dengan perlindungan hukum terhadap masyarakat '/ Garnbaran persoalan ini barangkali bisa diwakili oleh tulisan M. Syamsudin tentang Perlindungan Hukum Konsumen Penumpang Kapal I-aut, dari hasil penelitian beliau di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Jurnal Hukum. Vot. 16. No. 2. Septenber )008 Probiena tersebut akan nantpak secara rrluh nrelalui berbagai obyek material yang disajikan clalam edisi ini, seperti tulisan Yusriyadi, Paulus Hadisuprapto, Faisol Azhari, dll. Akhir kata redaksi senantiasa menunggu kiriman naskah dari pembaca yang budiman, disertai permohonan ma'af bila beium termuat dalam edisi saat ini karena terbatasnya ruang. vvflssalam. Redaksi 1l Jurnql Hukum, Vol. lg, No. 2. Seprenber 200g T PERLINDUNGAN I{UKUM KONSUMEN PENUMPANG KAPAL LAUT (Studi di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya)' Oleh : M. Svamsudin ABSTRAKSI Studi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi obyehif perlindungan hukum konsumen penumpang kapal laut di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Pertanyaan akademik yang diajukan adalah apefurh pihak konsumen penumpang kapal laut sudah nzendapatkan perlindungan hukum yang memsdci'baik secara normatif maupun enrpiris di bidang tran:sportdsi laut: Sudahkqh penumpang lupal laut ntendapatkan hak-haknya secara penuh dalam mentanfaatkan layanan jasa di sektor tersebut dan sudah adakah dukungan lernbaga perlindungan dan qdyokasi konsumen yang menangani secara khusus perntasalahan- permosalahan konsunten yang dihadapi; Apakah pihak peloktr usaha juga telah bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang dialani konsumen akibat mengkonsumsi jasa dari pelaku usaha. Hasil studi ini ntenunjukkan bahwa perlindungan hukum konsumen penumpang kapal laut masih menunjukkan banyak kelemahan, baik secara lwridb normatif maupun empiris. Kelemahan itu mencakap: I) Aturanaturan ht*um formal belum secara penuh melindungi konsumen penumpang kapal laut; 2) . Masih dijumpai penumpang kapal yang belun mendapatkan hak-halotya secara penuh seperti hak atas keamanan, informqsi yang benar, kenyamanan, pelcyanan yang baik, keselatnatqn dan mendapatkan advokasi ketika mengalami permasalahan; 3) Prinsip tanggun&jovaban pelaku usaha masih didasarkan pada tanggung jawab berdasarkan kesalahan dan yang harus membuktikan kesaiahan adalah pihak konsumen; 4) Belum ada lembaga perlindungan konsumen penumpctng kapal laut di pelabuhan. ' Tulisan ini nterupakan bagian dari laporan penelitian tentang "Studi Penaptaan Perlitldungan Konsumen di Bidang Transportosi Laut dalatn Upaya Peningkatcn Pelayanan" yang dilaksanakan oleh Pusat Penelitian Sosial LP-UI bekerjasama dengan Balitbang Departemen Perhubungan RI, Desenber 2008. 282 Jwnal Hukum, Val. 18, No. 2, Seprember 20r Kata-I{ata Kunci : Perlindungan Hukum, Penuntpang Knpal Laut, Pelabuhan Tanjung Pernk Surabaya A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Moda transportasi laut dewasa ini sedang menghadapai berl;agai macam masalal-L dan tantanganPermasalahan dan tantangan yang dihadapi tersebut antara lairt '. pertanta yang terkait dengan konsumen dalam arti penumpang kapal laut. Secara umum dapat disampaikan hal-l-ral sebagai berikut: 1) Harga karcis tidak sesuai antara yang tertulis dengan yang harus dibayar; 2) Loket kehabisan karcis, akan tapi masih banyak tersedia di calo; 3) Jadual keberangkatan dan kedatangan tidak tepat; 4) Penumpang kurang mendapat kenyamanan menunggu akibat tidak adanya gedung terminal, atau kurang lengkap dan kurang bersil.rnya fasilitas di gedung tertr-rinal; 5) Sulit nendapatkan kendaraan untuk transportasi ladutan; 6) Kadang-kadang Kapal terlalu penuh sehingga rnengancar.n keselamatan pelayEran; 7) Kapal tidak dapat meianjutkan perjaianan atau kapal tidak bisa berangkat dengan pemberitahuan sangat mendadak atau pada saat penumpang sudah naik ke kapal;8) Kualitas pelayanan terhadap penumpang sangat buruk, dengan fasilitas urnum yang kotor / tidak terawaf 9) Tidak sesuai antara iklan / prornosi mengenai kualitas layanan pada kelas yang ditawarkan dengan kenyataannya; 10) penumpang tidak terjamin baik dalam hal Keamanan kecelakaan maupun dalam hal kehilangan barang atau keiahatan dalam oerialanan. Jurnal Hukum, VoL 18, No. 2, Septenber 2a08 283 Kedua, di pihak pelaku usaha dalam hal ini perusahaan pelayaran masil-r kurang memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Terdapat beberapa pelabuhan yang kurang baik pelayanannya tapi tetaP nernungut biaya yang sama (standarisasi tarif); 2) Hak konsumen atau Pengguna layanan pelabuhan untuk menyampaikan keluhan dan tindak laniut kurang diperhatikan; 3) Kapal niaga nasional kalah bersaing dengan kapal asing dari segi jumlah, tipe usia dan kecepatan serta nasih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia dan manajemen perusahaan. 4) Sebagian tarif kepelabuhanan masih belum cost /eco1,e/!l; 5) Tingkat utilitasi alat produksi masih 'tergolong rendah; 6) Masih terdapat segmen usaha yang belum menguntungkan seperti pelayanan terminal, pengusaha alat, dan fasilitas penumpukan; 7) Kualifikasi pendidikan personil belum sesuai dengan bidang tugas masing-masing sehingg masih perlu ditambah denga diklaf diklat; 8) Minimnya penguasaan teknologi. 1 Di Pelabuhan Tanjuk Perak Surabaya, di samping PT. PELNI juga terdapat dua Perusahaan Pelayaran Swasta Nasional yaitu PT. Dharma Lautan Utama dan PT. Prima Vista yang relatif jauh lebih baik dalam memberikan peiayanan dan perlindungan kepada Para penumPangnya. Banyak penumpang yang terkesan dengan pengalaman mereka ketika berlayar dengan dua perusahaan pelayaran I Hasii obse.vasi dan wawancara dengan penumpang kapal PT. PELNI )atrg sudah diolah di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya,20 Agustus 2008. 284 qis: Jurnal Hukum, VoL 18, No. 2, September 2008 tersebut. Mereka membandingkan dengan pengalaman mereka ketika berlayar dengan kapal PT. PELNI'2 Dalarn tneilberikan layanan jasa angkuta'ir penumpang terdaPat 3 (tiga) standar layanan yang harus dilalui oleh konsumen (penumpang kapal) yaitu : 1. Layanan reservasi tiket. Standar layanan yang dikeluarkan meliputi: 1) Sistem komputerisasi full on- line seluruh cabang dan biro perjalanan / agen penasaran; 2) Reservasi tiket sekali jalan atau pulang pergi; 3) First come first sevice (sistem antrian); 4) Prepaid reservation; 5) Internet information and reservation; 6) Tidak ada cilo tiket; 7) Call, information and compla int ccnter. 2-. Layanan terminal Standar yang dikeluarkan meliputi: 1) Informasi kedatangan dan keberangkatan kapal; 2) Terminal longue dan welcome snack bagi PenumPang kelas I dan II; 3) Boarding pass check-in;4) Jalur khusus dari terminal ke kapal;5) Tidak adanya petugas yang minta imbalan; 6) Biaya buruh pengangkut yang wajar; 7) Pelayanan penimbang barang yang dapat dipercaya; 8) Keama-nan dan kenyamanan pada waktu naik kapal; 9) Kebersihan ,keamanan dan kenyamanan diterminal; 10) Terminal hanya khusus untuk penumpang dengan tiket; 11) Pelayanan city check in bagi penumpang kelas' 3. Layanan seiama di kapal standard minimal pelayanan selama di kapal adalah sebagai berikut: 1) Ketertiban embarkasi dan debarkasi PenumPang; 2) Ketepatan 'Ibid. rurnal Hukum, I.ol. 18, Na. 2, September 2008 285 jadwal keberangkatan dan kedatangan; 2) Kepastian seat,/tempat sesuai dengan tike! 3) Kelengkaparr kasur untuk seluruh kelas ekonomi; 4) In{ormasi fasilitas dan pelayanan yang ada dikapai; 5) ABK yang ramah clan nelayani serta bersertifikat sesuai ketentuar. Internasional (STCW 95); 6) Kebersihan, keamanan dan kenyamar-ran di kapal; 7) Video Instruksional nrengenai keselamatan penumpangi 8) Makanan yang layak sesuai standart menu , gizi dan bervariasi serta diinformasikan pada penumpang dengan kartu/rlaftar menu; 9) Informasi waktu tiba dan informasi serta permintaan maaf bila delay; 10) Fasilitas (ibaclah, hiburan, kesehatan) harus tetap terawat bersih clan nyaman;11) TV ditempatkan di semua kelas; 12) pendingin ruangan (AC) harus tetap berfungsi dengan baik; 13) Kelengkapan kamar (tempat tidur, handuk, sprei, sarung bantal dan lainnya) harus tetap tersedia dan bersih; 14) Kelengkapan alat keselamatan penumpang sesuai ketentuan; 15) Tidak adanya pedagang asongan ,calo dan prernan di atas kapal; 16) Fasilitas kamar mandi/WC harus tetap terawat dan bersih dengan su.pply air bersih yang tidak berhenti. Berkaitan dengan dengan gambaran arus PenumPang kapal berikut ini ditu4jukkan tabel tentang arus penumpang kapal di pelabuhan tanjung Perak Surabaya sejak tahun 1997- Agustus 2003. 286 Jurnul Hukun. Vol. 18, Nu. 2. .September 2008 Tabel 1 : Arus Penumpang Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak SurabaYa, Tahun 1997- Agustus 2003 No. Tahun Embarkasi / Naik Debarkasi / Jumlah Satuan 997,738 Orang Turun "l 7997 51'1,949 485,789 2 1998 665,868 667,017 3 1999 831,130 870,210 1.,701.,340 Orang 4 2000 869,370 923,138 7,792,508 Orang 5 2007 822,506 917,674 7,740,180 Orang 6 2002 687,945 640,4L5 'r,328,360 Orang 7 2003 ?1q 476 285,902 605,378 Orang Orang Sumber : PT Pelindo III Tanjung Perak Surabaya, 2003 di atas daPat diketahui bahwa pada tujuh tahun terakhir ini terdaPat kecenderungan menurunnya jumlall penumpang kapal melalui Pelabuhan Tanjung Perak. Menurut Kepala Cabang PT. PELNI Surabaya, Chairul Djamal, salah satu sebabnya adalah Berdasarkan tabei akibat pergeseran PenumPang dari angkutan laut ke angkutan udara. Pernyataan di, atas sebenarnya hanya merupakan bagian kecil dari beberapa permasaiahan yang di1-radapi PT. PELNI. Disinyalir bahwa PT. PELNI selama ini tidak dapat memberikan perlindungan yang memadri kepada konsumen Penumpang kapa1. Dengan semakin ketatnya persaingan usaha di bidang jasa angkutan laut, turnal lIuku.nt, Vol. 18, trlo. 2, September 2008 257 akan tetapi tetap tidak clapat memacu pl.. pELNI untur segera memperbaiki citra pelayanannya.3 B, PERTANYAAN AI(ADEMIK Dari gambaran permasalahan di atas, yang menladi pertanyaan akademik dalam tulisan ini adala}r apakah pihak konsumen sudah mendapatkan perlindungan hukum yang memadai baik secara normatif maupun empiris di bidang transportasi laut ?; Sudahkah pihak konsumen mendapatkan hak-haknya secara penuh dalam memanfaatkan layanan jasa di sektor tersebut dan sudah adakah dukungan lembaga perlindungan dan advokasi konsumen yang menangani secara khusus permasalah:n_ permasalahan konsumen jika pihak konsumen mendapatkan permasalahan atas layanan jasa yang diberikan pelaku usaha ?; Apakah pihak pelaku usaha.;uga telah bertanggung jarvab atas kerugian_kerugian yang dialami konsumen akibat mengkonsumsi iasa dari pelaku usaha. C. KONSEP PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN Pasal 1 ayat j {JUPK rnenentukan bahwa perlindungan konsumen aclalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada -konsumen. philipus M. Hadion mengemukakan bahwa perlindungan hukum (bagi rakyat) dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu ' : perlindungan Hasil Observasi dan Warvarrcara dcngan penumpang kapal pT PELN{ 2l Agustus 2005. 288 Jumal Hukum, /ol. IB, No- 2, Septenber 2006 hukum preventi{ dan perlindungan hukum represif. Pada yang pertama. kepada rakyat diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatarr atau pendaPatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitiJ. Oleh karena itu tuiuan perlindungan hukum yang preventif adalah untuk mencegah terjadinya sengketa, sedangkan perlindungan llukum yang represif bertujuan untuk -J'986: -14) nrenyeiesaikan sengketa. (Hadion, Pasal 1 ayat 2 UUPK menentukan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang / jasa yang tersedia dalam masyarakat baik bagi kepentingan diri sendiri, keiuarga, orang lain mauPun makhluk hidup iain dan tidak untuk diperdagangkan. Menurut Pasal 1 butir 3 dan penjelasan UUPK pelaku usaha adalah "Setiap perseorangan atau badan usaha, baik I'ang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah negara Republik Indonesia, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sarna melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan dalam berbagai bidang ekonomi". Pelaku usaha dirnaksud adalah perusahaan, korporasi, BUMN, koperasi, importir, pedagang, distributor, dan lain-lain. Sebagai sumber hukum utama yang mengatur ientang perlindungan konsumeh di Indonesia adalah Undang-Undang (UU) No.8 Tahun 7999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) yang mulai diberlakukan tanggal 20 April 1999, Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 42. Di luar UUPK masih terdaPat beberapa peraturan khusus yang dapat dijadikan sumber hukum Iurnal Hukum, I/ol. 18, No. 2, September 2008 289 yang melindungi konsumen. Berdasarkan pasal 64 UUpK tentang Ketentuan Peralihan dinyatakan bahwa: Segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang bertujuan melindungi konsunen yang telah ada pada saat Undang-Undang ini diundangkan, dinyatakan terap berlaku sepanjang tidak diatur secara khusus danf atau tidak bertentangan dengan ketentuan Undang-undang ini. Dengan ketentuan tersebut berarti segala peraturan pelundang-undangan yang telah ada pada saat UUpK telsebut diundangkan yang bertujuan melindungi konsumen, masih tetap dapat diberlakukan clengan syarat tidak diatur secara khusus dan tidak bertentangan dengan UUPK ini. Oleh karena itu berlakulah asas let spesidis derognt lex generalis artinya jika sudah terdapat aturan yang secara khusus mengati-rrnya maka peraturan khusus itulah yang pertama-tama menjadi dasar hukum, baru kemudian UUPK diberlakukan jika aturan khusus tersebut belum arau tidak mengaturnya. Di bidang transportasi laut telah acla beberapa peraturan perundangan ya g bertujuan melindungi konsumen antara lain UU N0.21 tahun 1992 tentang Pelayaran, Kitab-Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), Kitab Undang-Undang liukum perdata (KUHper), Konvensi-Konvensi Internasional yang sudah diratifikasi dan peraturan-peratuian pelaksana lainnya, seperti Preraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, Surat Keputusan Direksi, dan sebagainya. Pasal 2 dan penjelasan UUPK menentukan perlindungan konsumen yaitu: ?90 Jurnal Hukum, Vol. 18, asas No. 2, September 2008 1. Asas manfaat dimaksudkan agar segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manJaat sebesar-besalnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan. 2. Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dau memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil. 3. Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha dan pernerintah dalam arti materiil dan spiritual' 4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas kcamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaary pemakaian, dan peman{aatan barang atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan. 5. Asas kepastian hukum dimaksudkan agar, baik pelaku usaha mauPun konsumen menaati hukurn dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara meniamrn kepa.stian hukrrm. Tujuan perlindungan konsumen diatur dalam Pasal 3 UUPK yaiiu meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen, mengangkat harkat dan martabat konsumen, meningkatkan pemberdayaan konsumen dalar'.r memilih, menentukan dan menuntut hak-hak konsumen' Jurnal Hukum, Vol. 18, No. 2, Sepienber 2008 291 nenciptakan sisterrr perlindungan konsunen yang mengandung unsur kepastian hukum, menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perundungan konsumen yang jujur. dan bcr.tanggung jawab dalam berusaha, meningkatkan kuaiitas barang atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, clan keselamatan konsumen. Pasal 6 UUpK raengatur tentang hakJrak pelaku usaha yaitu : 1. Hak menerirna pembayaran sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi barang atau jasa; 2. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang tidak beritikad baik; 3. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam penyelesaian sengketa konsumen; 4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti bahwa kerugian konsumen tidak disebabkan oleh barang atau jasa yang diperdagangkan; 5. Hak-hak lain diatur dalam ketentuan p".itoran perund a ng-undanga n Ia innya. Pasal 7 UUPK menentukan kervajiban pelaku usaha yartu 1. 2. : Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya; Memberikan in{ormasi yang jelas dan jujur mengenai korrd lsi barang atdu jasa, Jurnal Hukun. Vo!. 18. No. 2. Septetnber 200g 3. iMemperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur; . 5. 4 Menjamin m u tu barang aiau jasa tertentu; Memberi kesempatan kepada konsumen untuk rnenguji dan atau mencoba barang atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan / atau garansi atas barang yang dibuat dan / ataa diperdagangkan; 6. Memberi kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan barang atau jasa yang J:.^ ^-Judts4r,6^ar'/ qrPcr ^ -^- -l- ^ -. 7. Menberi kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian apabila barang dan / atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian. Untuk menjawab pertanyaan akademik di atas, penulis menyusun sebuah skema tentang aspek dan indikator perlindungan hukum konsumen transportasi laut DeuaSdr Tabel2: Aspek dan Indikator Perlindungan Hukum Penumpang Kapal Laut Aturan Hukum Ada aturan hukum / tidak, jika ada isinya dapat dipahami atau jelas atau tidak, tidak, dalam praktek ditaati atau tidak oleh para pihak Jurnal Hukutn, Vo!. 18, No. 2, September 2008 293 02 FIak-hak Konsumen Hak-hak konsumen penumpang kapal yang meliputi ; Hak keselarratarl keamanan, kenyamanan, ketepatan waktu, informasi, advokasi, terpenuhi tidak 03 lawaD rugi 04 / L,anrl Lembaga Perlindungan Konsumen / Pelaku usaha apakah mengganti kerugian terpenuhinya hak-hak konsumen penumpang kapal atas tidak Di pelabuhan apakah ada lembaga per-lindungan dan advokasi konsumen atau tidak, jika ada berfungsi efektif / tidak dan mudah diakses / tidak Keempat aspek dengan masing-masing inclikator yang terdapat di dalam tabel di atas akim dioperasionalisasikan untuk mengevaJuasi dan menganalisis data-data penelitian dalam studi ini. sebagaimana akan diuraikan berikut ini. D. PERLINDUNGAN HUKUM PENUMPANG KAPAL SECARANO1TMATIF Terdapatnya sumber-sumber formal aturan hukum yang bertujuan melindungi konsumen cli bidang transportasi laut menunjukkan adanya perlindungan hukum secara normatif. Perlindungan hukum secara normatif artinya perlindungan l-rukun yang didasarkan pada ada tidaknya nbtma-norma hukum yang dapat dijadikan dasar konsumen untuk melindungi hak-hak dan kepentingan-kepentingannya dalam mengkonsumsi barang dan / atau jasa yang dihasilkan oleh pelaku usaha. Dengan adanya aturan-aturan atau norma-norma hukum tersebut, 794 Jurnal Hukum. VoL 8. No. 2. Septenber 200g maka akan tercipta kepastian hukum bagi konsumen terutama terhadap hak-hak dan kepentingan-kepentingan konsurnenyang harus dilindungi. Ketika konsumen mendapatkan permasalahan dan / atau mungkin kerugian yang diderita akibat mengkonsumsi barang dan / atau jasa yang diproduk oleh pelaku usaha, konsumen akan dengan di balik norma-norma-norma atau aturan-aturan hukunl tersebut sebagai sarana mudah berlindung perlindunmgan dirinya. Pasal 1 butir 1 UUPK menentukan bahwa perlindungan konsumen adalah segaia upaya yang menjamin adany a kepnstinn lulcum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. Berdasarkan hasil iventarisasi peraturan perundangundangan di bidang transportasi laut, baik yang bersifat hukum publik (maritim) maupun hukum keperdataan (maritim), dapat dikatakan bahwa secara norrnatif (laa' in the book) konsumen transPortasi laut cukup mendapatkan perlindungan hukum. Artinya Peraturan perundanganundangan yang menjadi sumber formal perlindungan hukum konsumen transportasi laut sudah cuktrp memadai. Sumber-sumber formal Peraturan itu antara lain UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, UU No- 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, KUHPerdata, KUHD, Konvensi-Konvensi Internasional, Undang-Undang lain /ang terkait, beberapa Peraturan pemerintah, keputusan- keputusan menteri dan aturan-aturan pelaksana lainnya. Sumber-sumbet aturan hukum formal di bidang transportasi laut yang dapat dijadikan dasar perlindungarr Jums! Hukwm, Vol. IB, llo. 2, September 200g 7-95 hukum konsttneu clapat tliskcrnakan seperti pada gamlrar berikut ini : ATURAN UI'IUM UU No. B Th. 1999 uu 21 Th 1992 -.1 Hk. Privat Marium I Konvensl Internasional - KUHPerdata I etu,an rer*ait ra,n - KUHO - 1932 F**;l dan J I 'erauran i I f-__l uu 5/1999 w 22t1999 --r- I;-j"r"""d-l Penydamri. I I J r_= - T-- -T- t-"*r/"", T-fiti-j.r/rool ] 1 I V No.2dl1997 N0.26/1993 F*^--t t,r*^o'l r'*_-l @t Gambar 1 : Inoentnrisq si AttLrnn-Aturan Hulatm Perlindungan Konsu.men Trnnsportasi LntLt Keterangan ) : UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen > UU No.2l Tahun l9g2 tentang felay.rran > UU N0. 5 Tahun 1999 tentang Anti Monopoli dan Persaingan Usaha ) 295 UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah Jurnal Hukum, vol. 18, No- 2, September 200g F PP No. 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan > PP N0. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan > PP N0. 81 Tahun 2000 ientang kenavigasian F KM Perhubungan RI No. 33 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut ) KM Perhubungan RI N0. 28 Tahun 1997 tentang Jenis, Struktur dan Tarif pelayanan Pelabuhan Laut untuk } KM Perhubungan Ri Jasa Kepelabuhanan N0.15 Tahun 1997 tentang Pendidikan Ujian Negara dan Sertifikasi kelautan > KM Perhubungan. N0. 24 Tahun 2OO2 tentang Penyelenggaraan Pemancluan F Perhubungan N0. 1'4 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bonkar Muat dari KM dan ke Kapal > KM Perhubungan N0. 26 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut > KM Perhubungan N0. 70 Tahun 1'998 tentang Pengawasan kapal Niaga > KM Perhubungan N0. 25 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Tally di Pelabuhan > KM Perhubungan N0. 24 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Pemanduan F KM Perhubungan N0. 27 Tahun7998 tentang Pengelolaan Pelabuhan Khusus urnql Hukum, Vol. 18, No. 2, September 2A0B 291 i KM Perhubungar.r N0. 26 l'ahun 2002 tentatlg Iredoman Dasal Perhitung.rn L.rrif Pelayar-ran Jasa Bongkar Muat Barang Dari dan ke Kapal di Pelabuhan Dari pcraturan l-rukuru yang telah clisampaikan di atas yang perlu dievaluasi adalah: 1. Adanya beberapa kekosongan hukum di tingkat peraturan pemerintah dan keputusan menteri, yaitu yang terkait dengan bidang pcrkapalan dan kelautan serta Bidang Penjagaan dan Penyelamatan. Kekosongan aturan hukum akan rnengakibatkan tidak l,^..^-!:^^sPaD,rdr, adanya L--1.---. Adanya beberapa peraturan hukum privat (maritim) ydng harus disesuaikan clengan perkemL,angan jaman, karena merupakan warisan kolonial yaitu KTIFID dan KUH Perdata. Muatan pasal-pasal dalam KUHD <ian I(UH Perdata yang terkait dengan masalah konsumm perlu diperbarui dan disesuaikan dengan UU Pertindungan Konsumen sebagai UU pokok. 3. Asas-asas dan subtansi muatan UU Pelayaran perlu disirrkronkan dengan asas-asas dan subtansi muatan UU Perlindungan Konsumen sebagai UU pokok yang mengatur perlinclungan konsumen. 4. di dalam konirak-kontrak bisnis *^t^t--. pcL.1r\u .-^^r-^ usdr.r udn konsumen di bidang Muatan yang ada transportasi laut juga harus disesuaikan dengan prinsipperinsip dan norn-ra-norma yang terdapat dalam LIU perlindrrngan Konsumen, terutama yang terkait dengan kontrak-kontrak yang telah dibakukan (perjanjian baku) 298 Jurnal Hukum, VoL 18, l{o. 2, Septerr,ber 20|f olel-r pelaku usaha agar memperhatikan batasan-batasan yang ada dalam Pasal 18 UUPK. Dari muatan isi dari sumber,sumber fornlal hukum di atas, yang perlu dipertanyakan adalah : 1. Apakah subtansi/ isi muatan aturan hukum formal tersebut sudah benar-benar memberikan perlindungan hukum yang seimbang dan adil antara konsumen dan pelaku usaha. 2. Apakah aturan-aturan hukum tersebut masih relevan dengan perkembangan sekarang, terutama mengahadapi era pasar bebas, globalisasi dan otonomi daerah? 3. Apakah dalan-. pelaksanaannya, aturan-aturan hukum formal tersebut sudah efektif dan ditegakkan secara konsisten [. ? PERLINDUNGAN HUKUM PENUMPANG KAPAL LAUT SECARA EMPIRIS aturan Hukum Berdasarkan hasil penggalian data di Iapangan terkait dengan keberadaan aturan hukum di bidang transportasi 1. Keberadaan laut ditunjukkan dalam tabel berikut ini. Tabel 3 : Opini Pelaku Usaha tentang Keberadaan Aturan F{ukum di Bidang Transpcrtasi Laut Tidak ielas Jurrutl Hukum, Vol. 18, M.t. 2, Septenbe r Z00R 299 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 59.4 % responden yang menyatakan bahwa di bidang transportasi laut terdapat aturan hukum yang jelas dan terdapat 40.6 % respor-rden yang menyatakan bahwa di bidang transportasi laut tidak ada aturan hukum yang jelasIni berarti bahwa masih terdapat pelaku usaha di bidang transportasi iaui yang kurang memahami aturan-aturan hukum ada. Ketidaktahuan ini akan berakibat pada terabaikannya hak-hak konsumen di bidang transportasi laut, seiringga tujuan perlindungan konsumen menjadi terhambat. Berkaitan dengan ketaatan pelaku usaha terhadap ketentuan hukum yang ada di bidang transportasi laut ditunjukkan dalam tabel berikut ini. Tabel 4 : Ketaatan Pelaku Usaha Terhadap Aturan Hukum yang Ada Selalu taat Kadang taat, kadang tidak Tidak taat Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa masih terdapat responden yang kadang-kadang tidak menaati aturan hukum yang ada (26.7 %) dan bahkan terdapat responden yang menyatakan tidak taat pada ketentuan hukum yang ada (6.7 %). Salah satu alasan dari responden 300 Jumal Hukum, Vol. 18, No. 2, Septenber 200i yang menyatakan tidak menaati hukum yang ada, karena jika diikuti prosedur hukum kadang-kadang justru rnenghambat pekerjaarrnya, yang penting dalarn bisnis itu tahu sama tahu saja dan sama-sama menerima. 2. Pemenuhan Hak'Hak Konsumen Penunpang Kapal Laut Untuk mengetahui apakah hakhak konsumen penumpang kapal laut terpenuhi atau tidak, berikut ini akan ditunjukkan hasil penggalian data di lapangar.r berkaitan dengan hak-hak konsumen yang ditampilkan dalam bentuk tabel-tabel berikut ini. n. Opitti Pelnku Usaltn Berkaitan clengan perhatian peyedia jasa di bidang transportasi laui terhadap hak-hak pengguna jasa di pelabuhan ditunjukkan dalarn tabel berikut ini. Tabel 5 : Perhatian Penyedia Jasa tentang Hak-Hak Konsumen Selalu memperhatikan Kadang memperhatikaru kadang tidak Tidak memperhatikan Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden dalam memberikan layanan jasa kepada konsumen pada umumnya menyatakan selalu memperhatikan hak-ha}., konsumen (87.3) % dan hanya 18.8 % yang menyatakan kadang-kadang memperhatikary kadang-kadang tidak dan tidak ada sama sekali yang tidak memperhatikan hak-hak lurnal Hukum, Val. 18, No. 2, September 2008 3t r konsumen (0%). Salah satu alasan yang ' dikemukakan responden .. ylg "kuaur.,g-Ludu,,, r":"yutlfi"_ -, tidak adalarr drkadang _kadang_kadang l1T.l-1* Konsunren 19 pengguna iasa tersebut menunLut ada da]am peraturan. b. Icbih dari yan[ Opini Konsumen penuntpang Kapal Berkaitan dengan pengetahuan konsumen penumpang kapal skan hak_haknya yang harus dirniliki dalam menggunakan jasa angkutan laut ditunjukkan dalarn tabel berikut ini . Tabel 6 : Pengetahuan Konsumen penumpang kapal Terhadap Hak_haknya rroaK I ahu Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan tidak tahu akan hak_haknya yur,g t,u*, dimiliki dalam menggunakan jasa angkutan taui seb"esar +O %. Responden menyatakan bahwa yang penting dalam naik kapal tersebut selamat sarr dengan sanak keruarga, tersebut. ;'tl#T::j,1"ff1 H""tr Berkaitan dengan waktu tunggu keberangkatan ,ditunjukkan dalam tabel berikut ini. 302 .Iurnal p,ukum, yot. Ig, kapal No. 2, Septenber 200g Tabel 7 : Waktu Menunggu Keberangkatan Kapa Laut (PELNI) Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat responclen yang menunggu keberangkatan kapal di Pelabulran lebih dari 3 jam (41.6%). Bahkan berdasarkan hasil observasi di lapangan ada penumpang kapal yang menunggu keberangkatan kapal sampai satu hari di pcJabulran. Lamarrya waktu menunggu keberangkatair kapal ini disebebkan antara lain karena kapalnya belum datang atau karena memang penumpang kapal datang lebih awalBerkaitan dengan hak untuk mendapatkan keamanan bagi pengguna iasa di tempat pemberangkatan (embarkasi) di tunjukkan oieh tabel berikut ini. Tabel 8 : Opini Penumpang Kapal Laut tentang Keamanan di Tempa t Pemberangkhtan (Embarkasi) Kadang aman kadang tidak Tidak aman Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat responden yang menyatakan bahwa rempar PemJurnal Hukun. Vol. 18..to. 2. September )U08 l0l berangkatan kapal (embarkasi) kadang-kadang arary kadang kadang tidak 28.6 % dan sebanyak 3.9 % menyatakan tidak aman. Alasan responden menyatakan itu adalah karena banyak petugas pengangkut barang {porrrr; yanmg sering memaksa, dan kadang ada copet. Berkaitan dengan keamanan konsumen di dalam kapal ditunjukkan oleh tabel berikut ini. Tabel 9 : Opini Penumpang l(apal tentang Kemanan di Kapal Tidak aman Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapar responden yang menyatakan bahwa di dalam kapal kadang aman, kadang tidak aman sebanyak 31,.2 % d,an yang n-renyatakan tidak aman sebanyak 5.2 %. Ketidak amarran itu disebabkan adanya pedangan asongan yang kadang merangkap sebagai tukang copet. Berkaitan dengan kenyamanan sebagai penumpang kapal, ditunjukkan dalam tabel berikut ini Tabel 10 : Kenyamanan Sebagai penurnpang Kapal Sudah Nvaman Kadang Nyaman, Kadang tidak Tidak Nvaman 304 Jurnal Huku), Vot. lg, No. 2, Seprember 20At Dari tabel di atas dapat diketahui bahn'a teradaPat responden yang menyatakan kadang-kadang nyaman' kadang tidak sebagai penumpang kapal sebanyak 35 5 % dan yang menyatakan tidak nyarnan (6'6 %)' Keticlaknyamanan tersebut terjadi pada saat mau masuk kapal (berjubel), di dalam kapal kadang terasa Panas' toilet macet dan bau, tempat tidur kotor dan banyak pedagang asongan. Berkaitan dengan apakah terdapat jamrnan keselamatan penumpang ditunjukkan Pada tabel berikut ini. Tabel 11 : Jam-inan Keselamatan Sebagai Penurnpang Kapai Merasa- Selamat Kadang terasa selama! kadang was-was Tidak selamat Total Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat responden yang menyatakan bahwa terkadang terasa selamat, terkadang was-was sebanyak 12'2 'k dan yang % merasa tidak ada jaminan keselamatan sebanyak 17 6 Alasan responden menyatakan seperti" itu karena kadang ada kecelakaan kapal (tenggelam) yang mendengar ketika ia penumPangnya banyak yang meninggal sehingga kapai ada perasaan tidak selamat' jika kapal naik tenggelam. :rnal Hukum, Vol. 18, No. 2, September 2A08 305 Berkaitan dengan apakah ada informasi tentang pelayanan dan tarif angkutan kapal ditunjukkan oleh tabel berikut ini. label'1,2: Adanya Infonnasi tentang pelayanan dan Tarif Angkutan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat responden yang menyatakan tidak mengetahui informasi dan tarif angkutan 24 7". Ketidak ta,huan rru karena pada waktu n-rembeli tiket yang penting membeli sepertt yang diminta pihak penjual tiket. yang peiltng tiketnya dapat. Hal ini sering te4adi pada saat_saat rnasa mudik lebaran. ' Berkaitan dengan apakah kapal berangkat sesuai dengan jadrval atau tidak ditunjukkan oleh tabel berikut ini. Tabel 13 : Ketepatan Jadwal pernberangkatan Kapal Kadang tepat, kadang tidak Tidak tepat 306 Jurnql Hukum, l/ol. Ig, No- 2, September 200g atas dapat diketahui bal-rwa terdapat responden yang menyatakan bahwa iadwal kapal kadang tepat' kadang tidak tserdasarkan tabel di penbelangkatan sebanvak sebanyak 60.5%, d'an yang menyatakan tidak tePat %. Responden tidak mengerti kenapa terjadi 11.8 keterlambatan pemberangkatan kapal' Berkaitan dengan apakah kapal tepat waktu sampai di tujuan, dituiniukkan oleh tabel berikut ini' Tabel 14 : Ketepatan Kapal sampai Tujuan Tepat Kadang-kadang tepat/tidak Tidak tepat Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat din tempat :esponden yang menyatakan bahwa kapal tiba tidak .ujuan kadang-kadang tePat waktu, kadang-kadang waktu 171 %' ;ebanyak 50 % dan yang menyatakan tidak tepat ketidatepatarr lesponden banyak yang tidak mengetahui alasan vaktu kapal tiba di temPat tu;uan' 3. Tanggung jawab Pelaku I ransP Usaha terhadap Konsumen ortasl Laut Berikut ini akan dikemukakan opini pelaku usaha, kaPal dan konsumen Pengirim konsumen PenumPang Iurnal Hukum, YoI. I8' No. 2' September 2008 307 barang terkait dengan tanggung jawab pelaku usaha dalam kegiatan transportasi laut. a. Opini Pelaku Usnhn Berkaitan dengan pertanyaan apakah pengangkut bertanggung jawab terhadap konsumen atas barang yang rusak, hilang, tidak sampai pada tujuan dan keterlambatan ditunjukkan pada tabel berikut ini. Berkaitan dengan Pertanyaan aPa bentuk dari tanggungjawab pelaku usaha, ditujukkan pada tabel berikut i ni. Tabel 15 : Bcntuk tanggung jawab Pclaku Usaha Ganti rugi Uang Permohonan Maaf Ganti rugi & Permohonan maaf Bentuk lain Total Dari tabel diatas dapat diketahui bahw-a jawaban responden yang menyaiakan bahwa bentuk tanggungjawab pelaku usaha yang berupa uang sebanyak 40.6 %, yang berbentuk permohonan maaf sebanyak 40.6 %, yang berbentuk ganti rugi uang dan permohonan maaf sebanyak 6.3 %, dan bentuk lainnya 72'5 % - Bentuk lain tersebut sesuai dengan kasusnya. 308 Jurnal Hukum, Vol. 18, No. 2, September 200[ b. Opini Konsumen Penumpang Kapal Berkaitan dengan pertanyaan bagaimana sikap pengangkut atas tanggungjav.'ab terhadap PenunlPang yang kehilar-igan barang bawaan (bagasi) ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 16 : Tanggungjawab Pengangkut Terhadap Kehilangan Barang Bawaan (Bagasi) Penumpang Kadang Tanggung jawab, kadang tidak Tidak Bertanggung lawab Dari tabel di atas dapat diketahui bahu'a terdaPat responden yang menyatakan Pengangkut kaCang-ka{ang bertanggunmg ja*'ab, kadang tidak sebanyak 5.3 dan yang menyatakan tidak bertanggung jawab sebanyak 56 %. Sebagain dari responden ada yang menyatakan bahwa pihak pengangkut melempar kesalahan pada penumPang. Berkaitan dengan pertanyaan apa bentu darti tanggungjawab pelaku usaha tersebut ditunjukkan pada tabel berikut ini. TabelTT : Bentuk Tanggungjawab Pengangkut Mengganti Kerugian Uang Iurnal Hukum, Yol- 18, No. 2, September 2008 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responclen yang menyatakan bahwa bentuk tanggungjawabnya berupa ganti rugi uang sebanyak 97.1 ./. dan yang menyatakan pennohonan maaf sebanyak 2.9 % _ 4. Keberadaan Lembaga perlindungan Konsumen Transportasi Laut Berkaitan dengan pertanyaan bagaimana sikap penumpang kapal jika hak_haknya tidak terpenuhi ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 20 : Sikap Penumpang Kapal Jika Hak_Hak Sebagai Penumpang Tidak Terpenuhi Tidak Tahu berbuat apa Menerirna saja Mengadu ke pelaku usaha Dari tabel. diatas dapat diketahu bahwa responden yang menjawab tidak tahu mau berbuat apa terhadap hak yang tidak dipenuhi sebanyak 36. %, yang menyatakan menerima saja (pasrah) 20 %, dan yang menyatakan mengadu ke pelaku usaha yang bersangkutan sebanyak 44%. Berkaitan dengan pertanyaan apakah ada lembaga advokasi konsumen di pelabuhan ditunjukkan pada tabel berikut ini. 310 Jurnal Hukum, Vol. 18, No. 2, Septenber 20( Tabel 21 : Keberadaan Lembaga Acivokasi Konsumen Di Pelabuhan Tidak ada Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab ada lembaga advokasi konsumen sebanyak 0.00 %, sedangkan yang menjawab tidak ada 1007.. Dari sebagian responden ada yang tidak mengetahui apa yang dimaksud advokasi itu. F. SIMPULAN Studi ir,i nLenyimpulkan ba}rwa perlindungan hukum konsumen penumpang kapal laut masih menunjukkan banyak kelemahan, baik dari aspek yuridis normatif maupun empiris. Kelemahan itu terletak pada 4 (empat) hal yang dijadikan ukuran perlindungan hukum yaitu sumbersumber forrnal aturan hukum yang ada, pemenuhan hak- hak konsumen, tanggung jawab peiaku usaha dan dukungan lemtraga advokasi konsumen di pelabuhan. 1. Dari sumber hukum formal diketemukan isi dari peraturan perundangan-ufdangan yang ada belum melindungi konsumen transportasi laut secara seimbang dan juga masih terdapat kekosongankekosongan hukurn. Aturan-aturan hukum yang ada belum secara seimbang dan jelas mengatur masalah Iumal Huhtm, Vol. 18, No. 2, September 2008 Jll hak-hak, kewajiban-kewajiban, larangan-larangan, sanksi-sanksi dan tanggungjawab yang terkait dengan kegiatan transportasi laut. 2. Dari aspek pemenuhan hak_hak konsumen, baik konsumen penumpang kapal maupun pengirim barang, masih terdapat konsumen yang kurarlg mengetahui hak-haknya. Bagi konsumen penumpang kapal, masih dijumpai adanya konsumen penumpang kapal yang belum mendapatkan hak_haknya secara penuh seperti hak atas keamanan, informasi yang benar, kenyamanan, pelayanan yang baik, keselamatan dan mendapatkan advokasi ketika m engala mi.permasalaha n. 3. Dalam praktek pertanggungjawaban pelaku usaha terhadap konsumen yang mendapatkan kerugian di dasarkan paCa tanggung jawab berdasarkan kesalahan dan yang harus membuktikan kesalahan adalah pihak konsumen. Ini bertentangan dengan prinsip tanggung jawab rnutlak. 4. Dari aspek dukungan lembaga advokasi konsumen di pelabuhan adalah bahwa belum ada lembaga perlindungan konsumen yang secara khusus menangani konsumen taransportasi laut di pelabuhan ketika mereka mendapatkan kesulitan dan permasalahaa. DAFTAR PUSTAKA Abdul Kadir Muharnad. 1991. Hukum Pengangkutan Dmal Ltut dan Udara. Bandung: PT Citra Aditya bakti; ) 1, ,4 Jw.nal Hukum, Vot. lg, No. 2, September 200g Sinar Az Nasution, 2000- Konsumen dan Hukun' Jakarta : Pustaka Harapan; )arrnawan, Thomas. 1999. "Tanggungjawab Pelaku Usal-ra dalam Tinjauan Subtansi UU Perlindungan Konsumen" Malcalalt pada Peltemuan Nasional Olganisasi Konsumen' yang diadakan di YLKi Bogot' ; Javid Oughton & John Lowry. \997. C'onswner Lnzo London: Blackstone Press Limiied; -t979. Pokolcnokok Pelayarnn Maga Jakarta F.D.C. Sudjatmiko. Bhlatara KarYa; 3unawan, Johan es,1999, "Tanggung Jawab Pelaku Usaha Menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan K onsvmen" , lurnnl Hukum Bisr:ls, Vol VIII Tahun I999. : 3unawan Wijaya dan Ahmad Yani 2000 Hulonn tentnng Perlind."mgan Konswnen. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utamai Husni Syawali dan Neni Sri hnaniyati 2000 Hukum Perlindutgat Konsuntett, Bandung : Penerbit C V Mandar Maju; M. Hussyen Umar. 2001. Hulcunt Maritint dnn ntasnlnh-Massiah Peiayaran di Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar harapan; Radikss Purba . 1997. Angkutan Muntan Laut CiPta; l Jakarta : PI Rineka Shofi, Yusuf. 2000. Perlindungan Konsumen dan Instrumen-IlxstrLLffien Hulcumnya. Ban-dung : PT Citra Aditya Bakti ; : Sidarta, 2000. Hukun Perlindtrngntt Konsunten Indonesia' Jakarta Penerbii PT Grasindo; Hukum PengnngktLtan bnrtng dan penLmlpang. Jakarta : PT Rineka Cipta; Soegiyatna Tjakranegara, L995 ' Sudaryatmo. L996. Mnsalnh Perlindungnn Konstnnen di Intlonesia Bandung : Citra AdiiYa Bakti; 'urrcal Hukun, r/al. 18, No. 2, September 2008 Sution Usman adji dkk, 1990. Hukum pengangkutnn di Takarta : PT Rinneka Cipta; Tunggal, Hadi Setia. 1,999. Undang-Undang RI Nomor tcntnt'Lg Perlindtutgnt'L Kctlsutnen. Halvarinclo ; 314 Jurnal Hukum. lto! Indonesin, B Tnhmt 7999 lR. No. ). Septenber 2008