Perlindungan Hukum Konsumen Penumpang Kapal Laut Studi di

advertisement
l'. ltt i//
i
-
H
SK Akreditasi Dirjen Dikri
UR
J
No. 26rDlKTt/KEp/20t)5
NAL
HUKUM
Vol. XlryII, No.2, September 200g
tssN rd12-27
URNAL HUKUM FAKIITTAS HrlTyll.!{NlvERstrAs
rsLAM suLIAN ACuNG
sEBAcAr MEDTA puBuKAsr pENELrrrtr.i;;i;
iinr"iisiiiil*uv
Terbit Tlga Bulan
FAKUrrAs
Sekali
r,*u" u*,lir'ili?[i ,rr-o, suLrAN AcuNG
Koordinntor/penyunring penyelii :
Rakhnrat Bowo Suhnrto, S.H., V.if., (C.O.t
Mirr.: Besori,/penyunting penelaah :
Dr. Muladi, S.H.; prof. Dr. SatilDto. Rrhrrdi",
S.'X., pi"ibr. Sri Sunr.rrwrni, S.H.,
M.H.;
Prof. Dr. Esnri W.rrrasth p., S.H. M.S..; pror.'or.
Vo'",np-o."iir""i.li"!r,n., ,.r.,
pnf. Abdullah Ketib,
S.H.; pror Or. yusrivaii.-;:;. ;.;:,,,
""',
prof. Dr. M. Ati M.rnsyur,
S.H., Sp.N..
penyunting pelakstna
:
r Ma,ruf, S.H. Sp.N, M.Hum. rc.ri.l;
fvirrrua, eii, i.H.,
5.H., M.Hum.; siri Rodhiyah Dwr ktin:h,
S.H., v.H.;
i;.H;;;.
u.si. (C.D.); trr.
iji.inriii](1H.,
Srt Endah
mr,y,,"ii,erii,
.Yd.r:rtiS.H.,
ll"-y,|um;
Arpangi,
M.Hum.; Drs. vunstr.rrii
e.oo-ui
i.ir.,'il., ri
",i,
i.H.,liH.
"i
Grri
Tata Usaha :
Gunarso Untung Sartono, S.H.
"
Alam:r Redakri / T*a Usaha:
Katigawe
Jl.l.a),
Km. 4 Semrrang 50O12, pO BOX.
refrpon (024) 6s83584, pes. , 52 l.
l0S4
/
SM
i*. toiil oi{z+si
H..g. p",.k
"rpE#f
irffi##-*."r*
o*,
Musr.lshtirin,
*.HurT'.,
PENGANTAR REDAKSI
Syukur Alhamdulillah, kami bisa terus konsisten untuk
menghadirkan Jurnal Hukum kepada pembaca. Kini, ke hadapan
pembaca kami sajikan Jurnal Hukum Volume 18, Nomor 2, Edisi
Sep. 2008
I
yang mengupas tuntas berbagai problematika Hukum
saat ini.
Edisi kali ini menampilkan beragam tulisan untuk bisa
mencakup seluruh wacana Hukum mulai dari persoalan
kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, kesadaran
berkoperasi, Perlindungan Sumber Daya Alam sampai kepada
persoalan perlindungan Masyarakat.
Ery Agus lriyono misalnya, menyajikan tulisan mengenai
Kesadaran Hukum Masyarakat
di
Sepanjang Sungai Silandal
Terhadap Upal'a p"rlt"1olaan Fungsi Lingkungan. Aktifitas
masyarakat yang dikatakan "ramah lingkungan", ternyata tidak
berbanding lurus dengan pengetahuan ada tidaknya suatu
peraturan maupun isinya. Rendalurya kesadaran ini juga muncul
dalam mensikapi kehidupan berkoperasi sebagairnana ditulis oleh
Achmad Busro dari hasil studi terhadap masyarakat nelayan di
Pantura Jawa Tengah.
Apakah Rendahnya kesadaran masyarakat itu sudah
logis dan proporsional dengan perlindungan hukum terhadap
masyarakat '/ Garnbaran persoalan ini barangkali bisa diwakili
oleh tulisan M. Syamsudin tentang Perlindungan
Hukum
Konsumen Penumpang Kapal I-aut, dari hasil penelitian beliau di
pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Jurnal Hukum. Vot.
16.
No. 2. Septenber )008
Probiena tersebut akan nantpak secara rrluh nrelalui
berbagai obyek material yang disajikan clalam edisi ini, seperti
tulisan Yusriyadi, Paulus Hadisuprapto, Faisol Azhari, dll.
Akhir kata redaksi senantiasa menunggu kiriman naskah
dari pembaca yang budiman, disertai permohonan ma'af bila
beium termuat dalam edisi saat ini karena terbatasnya ruang.
vvflssalam.
Redaksi
1l
Jurnql Hukum, Vol. lg, No. 2.
Seprenber 200g
T
PERLINDUNGAN I{UKUM KONSUMEN
PENUMPANG KAPAL LAUT
(Studi di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya)'
Oleh : M. Svamsudin
ABSTRAKSI
Studi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi
obyehif
perlindungan hukum konsumen penumpang kapal laut di pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya. Pertanyaan akademik yang diajukan adalah
apefurh pihak konsumen penumpang kapal laut sudah nzendapatkan
perlindungan hukum yang memsdci'baik secara normatif maupun
enrpiris di bidang tran:sportdsi laut: Sudahkqh penumpang lupal laut
ntendapatkan hak-haknya secara penuh dalam mentanfaatkan layanan
jasa di sektor tersebut dan sudah adakah dukungan lernbaga
perlindungan dan qdyokasi konsumen yang menangani secara khusus
perntasalahan- permosalahan konsunten yang dihadapi; Apakah pihak
peloktr usaha juga telah bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang
dialani konsumen akibat mengkonsumsi jasa dari pelaku usaha. Hasil
studi ini ntenunjukkan bahwa perlindungan hukum konsumen penumpang
kapal laut masih menunjukkan banyak kelemahan, baik secara lwridb
normatif maupun empiris. Kelemahan itu mencakap: I) Aturanaturan
ht*um formal belum secara penuh melindungi konsumen penumpang
kapal laut; 2) . Masih dijumpai penumpang kapal yang belun
mendapatkan hak-halotya secara penuh seperti hak atas keamanan,
informqsi yang benar, kenyamanan, pelcyanan yang baik, keselatnatqn
dan mendapatkan advokasi ketika mengalami permasalahan; 3) Prinsip
tanggun&jovaban pelaku usaha masih didasarkan pada tanggung jawab
berdasarkan kesalahan dan yang harus membuktikan kesaiahan adalah
pihak konsumen; 4) Belum ada lembaga perlindungan konsumen
penumpctng kapal laut di pelabuhan.
'
Tulisan ini nterupakan bagian dari laporan penelitian tentang "Studi Penaptaan
Perlitldungan Konsumen di Bidang Transportosi Laut dalatn Upaya Peningkatcn
Pelayanan" yang dilaksanakan oleh Pusat Penelitian Sosial LP-UI
bekerjasama dengan Balitbang Departemen Perhubungan RI, Desenber 2008.
282
Jwnal Hukum, Val.
18,
No. 2, Seprember 20r
Kata-I{ata Kunci : Perlindungan Hukum, Penuntpang Knpal Laut,
Pelabuhan Tanjung Pernk Surabaya
A.
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Moda transportasi laut dewasa ini
sedang
menghadapai berl;agai macam masalal-L dan tantanganPermasalahan dan tantangan yang dihadapi tersebut antara
lairt '. pertanta yang terkait dengan konsumen dalam arti
penumpang kapal laut. Secara umum dapat disampaikan
hal-l-ral sebagai berikut: 1) Harga karcis tidak sesuai antara
yang tertulis dengan yang harus dibayar; 2)
Loket
kehabisan karcis, akan tapi masih banyak tersedia di calo; 3)
Jadual keberangkatan dan kedatangan tidak tepat; 4)
Penumpang kurang mendapat kenyamanan menunggu
akibat tidak adanya gedung terminal, atau kurang lengkap
dan kurang bersil.rnya fasilitas di gedung tertr-rinal; 5) Sulit
nendapatkan kendaraan untuk transportasi ladutan; 6)
Kadang-kadang Kapal terlalu penuh sehingga rnengancar.n
keselamatan pelayEran; 7) Kapal tidak dapat meianjutkan
perjaianan atau kapal tidak bisa berangkat dengan
pemberitahuan sangat mendadak atau pada saat
penumpang sudah naik ke kapal;8) Kualitas pelayanan
terhadap penumpang sangat buruk, dengan fasilitas urnum
yang kotor / tidak terawaf 9) Tidak sesuai antara iklan /
prornosi mengenai kualitas layanan pada kelas yang
ditawarkan dengan kenyataannya; 10)
penumpang tidak terjamin baik dalam hal
Keamanan
kecelakaan
maupun dalam hal kehilangan barang atau keiahatan dalam
oerialanan.
Jurnal Hukum, VoL
18,
No. 2, Septenber 2a08
283
Kedua,
di pihak pelaku usaha dalam hal ini
perusahaan pelayaran masil-r kurang memperhatikan hal-hal
sebagai berikut : 1) Terdapat beberapa pelabuhan yang
kurang baik pelayanannya tapi tetaP nernungut biaya yang
sama (standarisasi tarif); 2) Hak konsumen atau Pengguna
layanan pelabuhan untuk menyampaikan keluhan dan
tindak laniut kurang diperhatikan; 3) Kapal niaga nasional
kalah bersaing dengan kapal asing dari segi jumlah, tipe
usia dan kecepatan serta nasih rendahnya kualitas Sumber
Daya Manusia dan manajemen perusahaan. 4) Sebagian tarif
kepelabuhanan masih belum cost /eco1,e/!l; 5) Tingkat
utilitasi alat produksi masih 'tergolong rendah; 6) Masih
terdapat segmen usaha yang belum menguntungkan seperti
pelayanan terminal, pengusaha alat, dan fasilitas
penumpukan; 7) Kualifikasi pendidikan personil belum
sesuai dengan bidang tugas masing-masing sehingg masih
perlu ditambah denga diklaf diklat; 8) Minimnya
penguasaan teknologi.
1
Di Pelabuhan Tanjuk Perak Surabaya, di samping PT.
PELNI juga terdapat dua Perusahaan Pelayaran Swasta
Nasional yaitu PT. Dharma Lautan Utama dan PT. Prima
Vista yang relatif jauh lebih baik dalam
memberikan
peiayanan dan perlindungan kepada Para penumPangnya.
Banyak penumpang yang terkesan dengan pengalaman
mereka ketika berlayar dengan dua perusahaan pelayaran
I
Hasii obse.vasi dan wawancara dengan penumpang kapal PT. PELNI )atrg
sudah diolah di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya,20 Agustus 2008.
284
qis:
Jurnal Hukum, VoL 18, No. 2, September 2008
tersebut. Mereka membandingkan dengan pengalaman
mereka ketika berlayar dengan kapal PT. PELNI'2
Dalarn tneilberikan layanan jasa
angkuta'ir
penumpang terdaPat 3 (tiga) standar layanan yang harus
dilalui oleh konsumen (penumpang kapal) yaitu :
1. Layanan reservasi tiket. Standar layanan
yang
dikeluarkan meliputi: 1) Sistem komputerisasi full on-
line seluruh cabang dan biro perjalanan /
agen
penasaran; 2) Reservasi tiket sekali jalan atau pulang
pergi; 3) First come first sevice (sistem antrian); 4) Prepaid reservation; 5) Internet information and
reservation; 6) Tidak ada cilo tiket; 7) Call, information
and compla int ccnter.
2-. Layanan terminal Standar yang dikeluarkan meliputi:
1) Informasi kedatangan dan keberangkatan kapal; 2)
Terminal longue dan welcome snack bagi PenumPang
kelas I dan II; 3) Boarding pass check-in;4) Jalur khusus
dari terminal ke kapal;5) Tidak adanya petugas yang
minta imbalan; 6) Biaya buruh pengangkut yang wajar;
7) Pelayanan penimbang barang yang dapat dipercaya;
8) Keama-nan dan kenyamanan pada waktu naik kapal;
9) Kebersihan ,keamanan dan kenyamanan diterminal;
10) Terminal hanya khusus untuk penumpang dengan
tiket; 11) Pelayanan city check in bagi penumpang kelas'
3.
Layanan seiama di kapal standard minimal pelayanan
selama di kapal adalah sebagai berikut: 1) Ketertiban
embarkasi dan debarkasi PenumPang; 2) Ketepatan
'Ibid.
rurnal Hukum, I.ol.
18,
Na. 2, September 2008
285
jadwal keberangkatan dan kedatangan; 2) Kepastian
seat,/tempat sesuai dengan tike! 3) Kelengkaparr
kasur
untuk seluruh kelas ekonomi; 4) In{ormasi fasilitas dan
pelayanan yang ada dikapai; 5) ABK yang ramah
clan
nelayani serta bersertifikat sesuai
ketentuar.
Internasional (STCW 95); 6) Kebersihan, keamanan dan
kenyamar-ran di kapal; 7) Video Instruksional nrengenai
keselamatan penumpangi 8) Makanan yang layak sesuai
standart menu , gizi dan bervariasi serta diinformasikan
pada penumpang dengan kartu/rlaftar menu; 9)
Informasi waktu tiba dan informasi serta permintaan
maaf bila delay; 10) Fasilitas (ibaclah, hiburan,
kesehatan) harus tetap terawat bersih clan nyaman;11)
TV ditempatkan di semua kelas; 12) pendingin ruangan
(AC) harus tetap berfungsi dengan baik; 13)
Kelengkapan kamar (tempat tidur, handuk, sprei,
sarung bantal dan lainnya) harus tetap tersedia dan
bersih; 14) Kelengkapan alat keselamatan penumpang
sesuai ketentuan; 15) Tidak adanya pedagang asongan
,calo dan prernan di atas kapal; 16) Fasilitas kamar
mandi/WC harus tetap terawat dan bersih dengan
su.pply air bersih yang tidak berhenti.
Berkaitan dengan dengan gambaran arus
PenumPang
kapal berikut ini ditu4jukkan tabel tentang arus
penumpang kapal di pelabuhan tanjung Perak
Surabaya
sejak tahun 1997- Agustus 2003.
286
Jurnul Hukun. Vol. 18, Nu. 2. .September 2008
Tabel 1 : Arus Penumpang Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak
SurabaYa,
Tahun 1997- Agustus 2003
No.
Tahun
Embarkasi
/
Naik
Debarkasi
/
Jumlah
Satuan
997,738
Orang
Turun
"l
7997
51'1,949
485,789
2
1998
665,868
667,017
3
1999
831,130
870,210
1.,701.,340
Orang
4
2000
869,370
923,138
7,792,508
Orang
5
2007
822,506
917,674
7,740,180
Orang
6
2002
687,945
640,4L5
'r,328,360
Orang
7
2003
?1q 476
285,902
605,378
Orang
Orang
Sumber : PT Pelindo III Tanjung Perak Surabaya, 2003
di
atas daPat diketahui bahwa
pada tujuh tahun terakhir ini terdaPat kecenderungan
menurunnya jumlall penumpang kapal melalui Pelabuhan
Tanjung Perak. Menurut Kepala Cabang PT. PELNI
Surabaya, Chairul Djamal, salah satu sebabnya adalah
Berdasarkan tabei
akibat pergeseran PenumPang dari angkutan laut
ke
angkutan udara. Pernyataan di, atas sebenarnya hanya
merupakan bagian kecil dari beberapa permasaiahan yang
di1-radapi PT. PELNI. Disinyalir bahwa PT. PELNI selama ini
tidak dapat memberikan perlindungan yang memadri
kepada konsumen Penumpang kapa1. Dengan semakin
ketatnya persaingan usaha di bidang jasa angkutan laut,
turnal lIuku.nt, Vol. 18, trlo. 2, September 2008
257
akan tetapi tetap tidak clapat memacu pl.. pELNI untur
segera memperbaiki citra pelayanannya.3
B,
PERTANYAAN AI(ADEMIK
Dari gambaran permasalahan
di
atas, yang menladi
pertanyaan akademik dalam tulisan ini adala}r apakah
pihak konsumen sudah mendapatkan perlindungan hukum
yang memadai baik secara normatif maupun empiris
di
bidang transportasi laut ?; Sudahkah pihak konsumen
mendapatkan hak-haknya secara penuh dalam
memanfaatkan layanan jasa di sektor tersebut dan
sudah
adakah dukungan lembaga perlindungan dan advokasi
konsumen yang menangani secara khusus permasalah:n_
permasalahan konsumen jika
pihak
konsumen
mendapatkan permasalahan atas layanan jasa
yang
diberikan pelaku usaha ?; Apakah pihak pelaku usaha.;uga
telah bertanggung jarvab atas kerugian_kerugian yang
dialami konsumen akibat mengkonsumsi
iasa dari pelaku
usaha.
C.
KONSEP PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN
Pasal 1 ayat j
{JUPK rnenentukan bahwa
perlindungan konsumen aclalah segala upaya yang
menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi
perlindungan kepada -konsumen. philipus M. Hadion
mengemukakan bahwa perlindungan hukum (bagi rakyat)
dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu
'
:
perlindungan
Hasil Observasi dan Warvarrcara dcngan penumpang kapal pT
PELN{ 2l
Agustus 2005.
288
Jumal Hukum, /ol. IB, No- 2, Septenber 2006
hukum preventi{ dan perlindungan hukum represif. Pada
yang pertama. kepada rakyat diberikan kesempatan untuk
mengajukan keberatarr atau pendaPatnya sebelum suatu
keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitiJ.
Oleh karena itu tuiuan perlindungan hukum yang preventif
adalah untuk mencegah terjadinya sengketa, sedangkan
perlindungan llukum yang represif bertujuan untuk
-J'986: -14)
nrenyeiesaikan sengketa. (Hadion,
Pasal 1 ayat 2 UUPK menentukan bahwa konsumen
adalah setiap orang pemakai barang / jasa yang tersedia
dalam masyarakat baik bagi kepentingan diri sendiri,
keiuarga, orang lain mauPun makhluk hidup iain dan tidak
untuk diperdagangkan. Menurut Pasal 1 butir 3 dan
penjelasan UUPK pelaku usaha adalah "Setiap
perseorangan atau badan usaha, baik I'ang berbentuk badan
hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah
negara Republik Indonesia, baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sarna melalui perjanjian menyelenggarakan
kegiatan dalam berbagai bidang ekonomi". Pelaku usaha
dirnaksud adalah perusahaan, korporasi, BUMN, koperasi,
importir, pedagang, distributor, dan lain-lain.
Sebagai sumber hukum utama yang mengatur
ientang perlindungan konsumeh di Indonesia adalah
Undang-Undang
(UU) No.8 Tahun 7999
tentang
Perlindungan Konsumen (UUPK) yang mulai diberlakukan
tanggal 20 April 1999, Lembaran Negara RI Tahun 1999
Nomor 42. Di luar UUPK masih terdaPat
beberapa
peraturan khusus yang dapat dijadikan sumber hukum
Iurnal Hukum, I/ol.
18,
No. 2, September 2008
289
yang melindungi konsumen. Berdasarkan pasal 64 UUpK
tentang Ketentuan Peralihan dinyatakan bahwa:
Segala ketentuan peraturan perundang-undangan
yang bertujuan melindungi konsunen yang telah ada pada
saat Undang-Undang ini diundangkan, dinyatakan terap
berlaku sepanjang tidak diatur secara khusus danf atau
tidak bertentangan dengan ketentuan Undang-undang ini.
Dengan ketentuan tersebut berarti segala peraturan
pelundang-undangan yang telah ada pada saat UUpK
telsebut diundangkan yang bertujuan
melindungi
konsumen, masih tetap dapat diberlakukan clengan syarat
tidak diatur secara khusus dan tidak bertentangan dengan
UUPK ini. Oleh karena itu berlakulah asas let
spesidis
derognt lex generalis artinya jika sudah terdapat aturan yang
secara khusus mengati-rrnya maka peraturan khusus itulah
yang pertama-tama menjadi dasar hukum, baru kemudian
UUPK diberlakukan jika aturan khusus tersebut belum arau
tidak mengaturnya.
Di bidang transportasi laut telah acla beberapa
peraturan perundangan ya g bertujuan melindungi
konsumen antara lain UU N0.21 tahun 1992 tentang
Pelayaran, Kitab-Undang-Undang Hukum
Dagang
(KUHD), Kitab Undang-Undang liukum perdata (KUHper),
Konvensi-Konvensi Internasional yang sudah diratifikasi
dan peraturan-peratuian pelaksana lainnya,
seperti
Preraturan Pemerintah, Keputusan Menteri,
Surat
Keputusan Direksi, dan sebagainya.
Pasal 2 dan penjelasan UUPK menentukan
perlindungan konsumen yaitu:
?90
Jurnal Hukum, Vol.
18,
asas
No. 2, September 2008
1.
Asas manfaat dimaksudkan agar segala upaya dalam
penyelenggaraan perlindungan konsumen harus
memberikan manJaat sebesar-besalnya bagi
kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara
keseluruhan.
2.
Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh
rakyat dapat diwujudkan secara maksimal
dau
memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku
usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan
kewajibannya secara adil.
3.
Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan
keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku
usaha dan pernerintah dalam arti materiil dan spiritual'
4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen
dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas
kcamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam
penggunaary pemakaian, dan peman{aatan barang atau
jasa yang dikonsumsi atau digunakan.
5.
Asas kepastian hukum dimaksudkan agar, baik pelaku
usaha mauPun konsumen menaati hukurn dan
memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan
perlindungan konsumen, serta negara meniamrn
kepa.stian hukrrm.
Tujuan perlindungan konsumen diatur dalam Pasal 3
UUPK yaiiu meningkatkan kesadaran, kemampuan dan
kemandirian konsumen, mengangkat harkat dan martabat
konsumen, meningkatkan pemberdayaan konsumen dalar'.r
memilih, menentukan dan menuntut hak-hak konsumen'
Jurnal Hukum, Vol.
18,
No. 2, Sepienber 2008
291
nenciptakan sisterrr perlindungan konsunen yang
mengandung unsur kepastian hukum, menumbuhkan
kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya
perundungan konsumen yang jujur. dan bcr.tanggung jawab
dalam berusaha, meningkatkan kuaiitas barang atau jasa,
kesehatan, kenyamanan, keamanan, clan keselamatan
konsumen.
Pasal 6 UUpK raengatur tentang hakJrak pelaku
usaha yaitu :
1.
Hak menerirna pembayaran sesuai dengan kesepakatan
mengenai kondisi barang atau jasa;
2. Hak untuk mendapat perlindungan hukum
dari
tindakan konsumen yang tidak beritikad baik;
3. Hak untuk melakukan pembelaan diri
sepatutnya
dalam penyelesaian sengketa konsumen;
4. Hak untuk rehabilitasi nama baik
apabila terbukti
bahwa kerugian konsumen tidak disebabkan oleh
barang atau jasa yang diperdagangkan;
5. Hak-hak lain diatur dalam ketentuan p".itoran
perund a ng-undanga n
Ia
innya.
Pasal 7 UUPK menentukan kervajiban pelaku usaha
yartu
1.
2.
:
Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
Memberikan in{ormasi yang jelas dan jujur mengenai
korrd lsi barang atdu jasa,
Jurnal Hukun. Vo!.
18.
No. 2. Septetnber 200g
3.
iMemperlakukan atau melayani konsumen secara benar
dan jujur;
.
5.
4
Menjamin
m u tu
barang aiau jasa tertentu;
Memberi kesempatan kepada konsumen untuk rnenguji
dan atau mencoba barang atau jasa tertentu serta
memberi jaminan dan / atau garansi atas barang yang
dibuat dan / ataa diperdagangkan;
6.
Memberi kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian
atas kerugian akibat penggunaan barang atau jasa yang
J:.^ ^-Judts4r,6^ar'/
qrPcr
^ -^- -l- ^ -.
7. Menberi
kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian
apabila barang dan
/
atau jasa yang diterima atau
dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
Untuk menjawab pertanyaan akademik di atas,
penulis menyusun sebuah skema tentang aspek dan
indikator perlindungan hukum konsumen transportasi laut
DeuaSdr
Tabel2: Aspek dan Indikator Perlindungan Hukum
Penumpang Kapal Laut
Aturan
Hukum
Ada aturan hukum
/
tidak, jika ada isinya
dapat dipahami atau
jelas atau tidak,
tidak, dalam praktek ditaati atau tidak
oleh para pihak
Jurnal Hukutn, Vo!.
18,
No. 2, September 2008
293
02
FIak-hak
Konsumen
Hak-hak konsumen penumpang kapal
yang meliputi ; Hak
keselarratarl
keamanan, kenyamanan,
ketepatan
waktu, informasi, advokasi, terpenuhi
tidak
03
lawaD
rugi
04
/
L,anrl
Lembaga
Perlindungan
Konsumen
/
Pelaku usaha apakah mengganti kerugian
terpenuhinya hak-hak
konsumen penumpang kapal
atas tidak
Di
pelabuhan apakah ada lembaga
per-lindungan dan advokasi konsumen
atau tidak, jika ada berfungsi efektif /
tidak dan mudah diakses
/
tidak
Keempat aspek dengan masing-masing inclikator
yang terdapat di dalam tabel di atas akim
dioperasionalisasikan
untuk mengevaJuasi dan
menganalisis data-data penelitian dalam studi ini.
sebagaimana akan diuraikan berikut ini.
D. PERLINDUNGAN HUKUM PENUMPANG
KAPAL
SECARANO1TMATIF
Terdapatnya sumber-sumber formal aturan hukum
yang bertujuan melindungi konsumen cli bidang
transportasi laut menunjukkan adanya perlindungan
hukum secara normatif. Perlindungan hukum
secara
normatif artinya perlindungan l-rukun yang didasarkan
pada ada tidaknya nbtma-norma hukum yang dapat
dijadikan dasar konsumen untuk melindungi hak-hak dan
kepentingan-kepentingannya dalam mengkonsumsi barang
dan / atau jasa yang dihasilkan oleh pelaku usaha. Dengan
adanya aturan-aturan atau norma-norma hukum tersebut,
794
Jurnal Hukum. VoL 8. No. 2. Septenber 200g
maka akan tercipta kepastian hukum bagi konsumen
terutama terhadap hak-hak dan kepentingan-kepentingan
konsurnenyang harus dilindungi. Ketika konsumen
mendapatkan permasalahan dan / atau mungkin kerugian
yang diderita akibat mengkonsumsi barang dan / atau jasa
yang diproduk oleh pelaku usaha, konsumen akan dengan
di balik norma-norma-norma atau
aturan-aturan hukunl tersebut sebagai sarana
mudah berlindung
perlindunmgan dirinya. Pasal 1 butir 1 UUPK menentukan
bahwa perlindungan konsumen adalah segaia upaya yang
menjamin adany a kepnstinn lulcum untuk memberikan
perlindungan kepada konsumen.
Berdasarkan hasil iventarisasi peraturan perundangundangan di bidang transportasi laut, baik yang bersifat
hukum publik (maritim) maupun hukum
keperdataan
(maritim), dapat dikatakan bahwa secara norrnatif (laa' in
the book) konsumen transPortasi laut cukup mendapatkan
perlindungan hukum. Artinya Peraturan perundanganundangan yang menjadi sumber formal perlindungan
hukum konsumen transportasi laut sudah cuktrp memadai.
Sumber-sumber formal Peraturan itu antara lain UU No. 8
tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, UU No- 21
Tahun 1992 tentang Pelayaran, KUHPerdata, KUHD,
Konvensi-Konvensi Internasional, Undang-Undang lain
/ang terkait, beberapa Peraturan pemerintah,
keputusan-
keputusan menteri dan aturan-aturan pelaksana lainnya.
Sumber-sumbet aturan hukum formal di bidang
transportasi laut yang dapat dijadikan dasar perlindungarr
Jums! Hukwm, Vol. IB, llo. 2, September 200g
7-95
hukum konsttneu clapat tliskcrnakan seperti pada gamlrar
berikut ini
:
ATURAN UI'IUM
UU No. B Th. 1999
uu 21 Th 1992
-.1 Hk. Privat Marium
I
Konvensl Internasional
- KUHPerdata
I
etu,an rer*ait ra,n
-
KUHO
-
1932
F**;l
dan
J
I
'erauran
i
I
f-__l
uu 5/1999
w
22t1999
--r-
I;-j"r"""d-l
Penydamri.
I
I
J
r_=
- T-- -T- t-"*r/"",
T-fiti-j.r/rool
]
1
I
V
No.2dl1997
N0.26/1993
F*^--t t,r*^o'l r'*_-l
@t
Gambar 1
:
Inoentnrisq si AttLrnn-Aturan Hulatm Perlindungan Konsu.men
Trnnsportasi LntLt
Keterangan
)
:
UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
> UU No.2l Tahun l9g2 tentang felay.rran
> UU N0. 5 Tahun 1999 tentang Anti Monopoli
dan
Persaingan Usaha
)
295
UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah
Jurnal Hukum, vol.
18,
No- 2, September 200g
F
PP No. 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan
>
PP N0. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan
>
PP N0. 81 Tahun 2000 ientang kenavigasian
F
KM
Perhubungan
RI No. 33 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut
)
KM Perhubungan RI N0. 28 Tahun 1997 tentang
Jenis,
Struktur dan Tarif pelayanan
Pelabuhan Laut
untuk
} KM
Perhubungan
Ri
Jasa Kepelabuhanan
N0.15 Tahun 1997 tentang
Pendidikan Ujian Negara dan Sertifikasi kelautan
>
KM
Perhubungan.
N0. 24 Tahun
2OO2 tentang
Penyelenggaraan Pemancluan
F
Perhubungan N0. 1'4 Tahun 2002 tentang
Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bonkar Muat dari
KM
dan ke Kapal
>
KM
Perhubungan
N0. 26 Tahun 1998 tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
>
KM
Perhubungan
N0. 70 Tahun
1'998 tentang
Pengawasan kapal Niaga
>
KM
Perhubungan
N0. 25 Tahun 2002 tentang
Penyelenggaraan dan Pengusahaan Tally di Pelabuhan
>
KM
Perhubungan
N0. 24 Tahun 2002 tentang
Penyelenggaraan Pemanduan
F KM Perhubungan N0. 27 Tahun7998 tentang Pengelolaan
Pelabuhan Khusus
urnql Hukum, Vol.
18,
No. 2, September 2A0B
291
i KM Perhubungar.r
N0. 26 l'ahun 2002 tentatlg Iredoman
Dasal Perhitung.rn L.rrif Pelayar-ran Jasa Bongkar Muat
Barang Dari dan ke Kapal di Pelabuhan
Dari pcraturan l-rukuru yang telah clisampaikan di
atas yang perlu dievaluasi adalah:
1. Adanya beberapa kekosongan hukum di
tingkat
peraturan pemerintah dan keputusan menteri, yaitu
yang terkait dengan bidang pcrkapalan dan kelautan
serta Bidang Penjagaan dan Penyelamatan. Kekosongan
aturan hukum akan rnengakibatkan tidak
l,^..^-!:^^sPaD,rdr,
adanya
L--1.---.
Adanya beberapa peraturan hukum privat (maritim)
ydng harus disesuaikan clengan perkemL,angan jaman,
karena merupakan warisan kolonial yaitu KTIFID dan
KUH Perdata. Muatan pasal-pasal dalam KUHD <ian
I(UH Perdata yang terkait dengan masalah konsumm
perlu diperbarui dan disesuaikan dengan UU
Pertindungan Konsumen sebagai UU pokok.
3.
Asas-asas dan subtansi muatan UU Pelayaran perlu
disirrkronkan dengan asas-asas dan subtansi muatan UU
Perlindungan Konsumen sebagai
UU pokok yang
mengatur perlinclungan konsumen.
4.
di dalam konirak-kontrak bisnis
*^t^t--.
pcL.1r\u .-^^r-^
usdr.r udn konsumen di bidang
Muatan yang ada
transportasi laut juga harus disesuaikan dengan prinsipperinsip dan norn-ra-norma yang terdapat dalam LIU
perlindrrngan Konsumen, terutama yang terkait dengan
kontrak-kontrak yang telah dibakukan (perjanjian baku)
298
Jurnal Hukum, VoL
18,
l{o. 2, Septerr,ber 20|f
olel-r pelaku usaha agar memperhatikan batasan-batasan
yang ada dalam Pasal 18 UUPK.
Dari muatan isi dari sumber,sumber fornlal hukum
di atas, yang perlu dipertanyakan adalah :
1.
Apakah subtansi/
isi
muatan aturan hukum formal
tersebut sudah benar-benar memberikan perlindungan
hukum yang seimbang dan adil antara konsumen dan
pelaku usaha.
2.
Apakah aturan-aturan hukum tersebut masih relevan
dengan perkembangan sekarang,
terutama
mengahadapi era pasar bebas, globalisasi dan otonomi
daerah?
3.
Apakah dalan-. pelaksanaannya, aturan-aturan hukum
formal tersebut sudah efektif dan ditegakkan secara
konsisten
[.
?
PERLINDUNGAN HUKUM PENUMPANG KAPAL LAUT
SECARA EMPIRIS
aturan Hukum
Berdasarkan hasil penggalian data di Iapangan terkait
dengan keberadaan aturan hukum di bidang transportasi
1. Keberadaan
laut ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3 : Opini Pelaku Usaha tentang Keberadaan Aturan F{ukum
di Bidang Transpcrtasi Laut
Tidak ielas
Jurrutl Hukum, Vol.
18, M.t. 2, Septenbe
r Z00R
299
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat
59.4 % responden yang menyatakan bahwa di bidang
transportasi laut terdapat aturan hukum yang jelas dan
terdapat 40.6 % respor-rden yang menyatakan bahwa di
bidang transportasi laut tidak ada aturan hukum yang jelasIni berarti bahwa masih terdapat pelaku usaha di bidang
transportasi iaui yang kurang memahami aturan-aturan
hukum ada. Ketidaktahuan ini akan berakibat pada
terabaikannya hak-hak konsumen di bidang transportasi
laut, seiringga tujuan perlindungan konsumen menjadi
terhambat.
Berkaitan dengan ketaatan pelaku usaha terhadap
ketentuan hukum yang ada di bidang transportasi laut
ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4 : Ketaatan Pelaku Usaha Terhadap Aturan Hukum yang
Ada
Selalu taat
Kadang taat, kadang
tidak
Tidak taat
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa masih
terdapat responden yang kadang-kadang tidak menaati
aturan hukum yang ada (26.7 %) dan bahkan terdapat
responden yang menyatakan tidak taat pada ketentuan
hukum yang ada (6.7 %). Salah satu alasan dari responden
300
Jumal Hukum, Vol.
18, No. 2, Septenber 200i
yang menyatakan tidak menaati hukum yang ada, karena
jika diikuti prosedur hukum kadang-kadang justru
rnenghambat pekerjaarrnya, yang penting dalarn bisnis itu
tahu sama tahu saja dan sama-sama menerima.
2. Pemenuhan
Hak'Hak Konsumen Penunpang Kapal Laut
Untuk mengetahui apakah hakhak konsumen
penumpang kapal laut terpenuhi atau tidak, berikut ini
akan ditunjukkan hasil penggalian data di
lapangar.r
berkaitan dengan hak-hak konsumen yang ditampilkan
dalam bentuk tabel-tabel berikut ini.
n.
Opitti Pelnku Usaltn
Berkaitan clengan perhatian peyedia jasa di bidang
transportasi laui terhadap hak-hak pengguna jasa di
pelabuhan ditunjukkan dalarn tabel berikut ini.
Tabel 5 : Perhatian Penyedia Jasa tentang Hak-Hak Konsumen
Selalu memperhatikan
Kadang memperhatikaru
kadang tidak
Tidak memperhatikan
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden
dalam memberikan layanan jasa kepada konsumen pada
umumnya menyatakan selalu memperhatikan hak-ha}.,
konsumen (87.3) % dan hanya 18.8 % yang menyatakan
kadang-kadang memperhatikary kadang-kadang tidak dan
tidak ada sama sekali yang tidak memperhatikan hak-hak
lurnal Hukum, Val.
18,
No. 2, September 2008
3t
r
konsumen (0%). Salah satu alasan yang
' dikemukakan
responden
.. ylg
"kuaur.,g-Ludu,,,
r":"yutlfi"_
-,
tidak adalarr drkadang
_kadang_kadang
l1T.l-1*
Konsunren 19
pengguna iasa tersebut menunLut
ada da]am peraturan.
b.
Icbih dari yan[
Opini Konsumen penuntpang Kapal
Berkaitan dengan pengetahuan konsumen
penumpang
kapal skan hak_haknya yang harus dirniliki
dalam
menggunakan jasa angkutan laut ditunjukkan
dalarn
tabel berikut ini .
Tabel 6 : Pengetahuan Konsumen penumpang
kapal Terhadap
Hak_haknya
rroaK I ahu
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa
responden
yang menyatakan tidak tahu akan hak_haknya
yur,g t,u*,
dimiliki dalam menggunakan jasa angkutan taui
seb"esar +O
%. Responden menyatakan bahwa yang
penting dalam naik
kapal tersebut selamat sarr
dengan sanak keruarga,
tersebut.
;'tl#T::j,1"ff1 H""tr
Berkaitan dengan waktu tunggu keberangkatan
,ditunjukkan
dalam tabel berikut ini.
302
.Iurnal p,ukum, yot.
Ig,
kapal
No. 2, Septenber
200g
Tabel 7 : Waktu Menunggu Keberangkatan Kapa Laut (PELNI)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat
responclen yang menunggu keberangkatan kapal di
Pelabulran lebih dari 3 jam (41.6%). Bahkan berdasarkan
hasil observasi di lapangan ada penumpang kapal yang
menunggu keberangkatan kapal sampai satu hari di
pcJabulran. Lamarrya waktu menunggu keberangkatair
kapal ini disebebkan antara lain karena kapalnya belum
datang atau karena memang penumpang kapal datang lebih
awalBerkaitan dengan hak untuk mendapatkan keamanan
bagi pengguna iasa di tempat pemberangkatan (embarkasi)
di tunjukkan oieh tabel berikut ini.
Tabel 8 : Opini Penumpang Kapal Laut tentang Keamanan di
Tempa
t Pemberangkhtan (Embarkasi)
Kadang aman kadang
tidak
Tidak aman
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat
responden yang menyatakan bahwa rempar PemJurnal Hukun. Vol. 18..to. 2. September )U08
l0l
berangkatan kapal (embarkasi) kadang-kadang arary
kadang kadang tidak 28.6 % dan sebanyak 3.9 %
menyatakan tidak aman. Alasan responden menyatakan
itu
adalah karena banyak petugas pengangkut barang
{porrrr;
yanmg sering memaksa, dan kadang ada copet.
Berkaitan dengan keamanan konsumen di dalam
kapal ditunjukkan oleh tabel berikut ini.
Tabel 9 : Opini Penumpang l(apal tentang Kemanan
di Kapal
Tidak aman
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa
terdapar
responden yang menyatakan bahwa di dalam kapal kadang
aman, kadang tidak aman sebanyak 31,.2 % d,an yang
n-renyatakan tidak aman sebanyak 5.2 %. Ketidak
amarran
itu disebabkan adanya pedangan asongan yang kadang
merangkap sebagai tukang copet.
Berkaitan dengan kenyamanan sebagai penumpang
kapal, ditunjukkan dalam tabel berikut ini
Tabel 10 : Kenyamanan Sebagai penurnpang Kapal
Sudah Nvaman
Kadang Nyaman,
Kadang tidak
Tidak Nvaman
304
Jurnal Huku), Vot. lg, No. 2, Seprember 20At
Dari tabel di atas dapat diketahui bahn'a teradaPat
responden yang menyatakan kadang-kadang nyaman'
kadang tidak sebagai penumpang kapal sebanyak 35 5 %
dan yang menyatakan tidak nyarnan (6'6
%)'
Keticlaknyamanan tersebut terjadi pada saat mau masuk
kapal (berjubel), di dalam kapal kadang terasa Panas' toilet
macet dan bau, tempat tidur kotor dan banyak pedagang
asongan.
Berkaitan dengan apakah terdapat
jamrnan
keselamatan penumpang ditunjukkan Pada tabel berikut
ini.
Tabel 11 : Jam-inan Keselamatan Sebagai Penurnpang Kapai
Merasa- Selamat
Kadang terasa selama! kadang
was-was
Tidak selamat
Total
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat
responden yang menyatakan bahwa terkadang terasa
selamat, terkadang was-was sebanyak 12'2 'k dan yang
%
merasa tidak ada jaminan keselamatan sebanyak 17 6
Alasan responden menyatakan seperti" itu karena kadang
ada kecelakaan kapal (tenggelam) yang
mendengar
ketika ia
penumPangnya banyak yang meninggal sehingga
kapai ada perasaan tidak selamat' jika kapal
naik
tenggelam.
:rnal Hukum, Vol. 18, No. 2, September 2A08
305
Berkaitan dengan apakah ada informasi tentang
pelayanan dan tarif angkutan kapal ditunjukkan oleh
tabel
berikut ini.
label'1,2: Adanya Infonnasi tentang pelayanan dan
Tarif
Angkutan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa
terdapat responden yang menyatakan tidak mengetahui
informasi dan tarif angkutan 24 7". Ketidak ta,huan
rru
karena pada waktu n-rembeli tiket yang penting
membeli
sepertt yang diminta pihak penjual tiket. yang peiltng
tiketnya dapat. Hal ini sering te4adi pada saat_saat
rnasa
mudik
lebaran.
'
Berkaitan dengan apakah kapal berangkat sesuai
dengan jadrval atau tidak ditunjukkan oleh tabel
berikut ini.
Tabel 13 : Ketepatan Jadwal pernberangkatan Kapal
Kadang tepat,
kadang tidak
Tidak tepat
306
Jurnql Hukum, l/ol. Ig, No- 2, September
200g
atas dapat diketahui bal-rwa
terdapat responden yang menyatakan bahwa iadwal
kapal kadang tepat' kadang tidak
tserdasarkan tabel
di
penbelangkatan
sebanvak
sebanyak 60.5%, d'an yang menyatakan tidak tePat
%. Responden tidak mengerti kenapa terjadi
11.8
keterlambatan pemberangkatan kapal'
Berkaitan dengan apakah kapal tepat waktu sampai
di tujuan, dituiniukkan oleh tabel berikut ini'
Tabel 14 : Ketepatan Kapal sampai Tujuan
Tepat
Kadang-kadang
tepat/tidak
Tidak tepat
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat
din tempat
:esponden yang menyatakan bahwa kapal tiba
tidak
.ujuan kadang-kadang tePat waktu, kadang-kadang
waktu 171 %'
;ebanyak 50 % dan yang menyatakan tidak tepat
ketidatepatarr
lesponden banyak yang tidak mengetahui alasan
vaktu kapal tiba di temPat tu;uan'
3. Tanggung jawab Pelaku
I ransP
Usaha terhadap Konsumen
ortasl
Laut
Berikut ini akan dikemukakan opini pelaku usaha,
kaPal dan konsumen Pengirim
konsumen
PenumPang
Iurnal Hukum, YoI. I8' No. 2' September 2008
307
barang terkait dengan tanggung jawab pelaku usaha dalam
kegiatan transportasi laut.
a.
Opini Pelaku
Usnhn
Berkaitan dengan pertanyaan apakah pengangkut
bertanggung jawab terhadap konsumen atas barang
yang rusak, hilang, tidak sampai pada tujuan dan
keterlambatan ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Berkaitan dengan Pertanyaan aPa bentuk dari
tanggungjawab pelaku usaha, ditujukkan pada tabel berikut
i ni.
Tabel 15 : Bcntuk tanggung jawab Pclaku Usaha
Ganti rugi Uang
Permohonan Maaf
Ganti rugi &
Permohonan maaf
Bentuk lain
Total
Dari tabel diatas dapat diketahui bahw-a jawaban
responden yang menyaiakan bahwa bentuk tanggungjawab
pelaku usaha yang berupa uang sebanyak 40.6 %, yang
berbentuk permohonan maaf sebanyak 40.6 %, yang
berbentuk ganti rugi uang dan permohonan maaf sebanyak
6.3 %, dan bentuk lainnya 72'5 % - Bentuk lain tersebut
sesuai dengan kasusnya.
308
Jurnal Hukum, Vol.
18,
No. 2, September 200[
b.
Opini Konsumen Penumpang Kapal
Berkaitan dengan pertanyaan bagaimana sikap
pengangkut atas tanggungjav.'ab terhadap PenunlPang yang
kehilar-igan barang bawaan (bagasi) ditunjukkan pada tabel
berikut ini.
Tabel 16 : Tanggungjawab Pengangkut Terhadap Kehilangan
Barang Bawaan (Bagasi) Penumpang
Kadang Tanggung jawab,
kadang tidak
Tidak Bertanggung lawab
Dari tabel di atas dapat diketahui bahu'a terdaPat
responden yang menyatakan Pengangkut kaCang-ka{ang
bertanggunmg ja*'ab, kadang tidak sebanyak 5.3 dan yang
menyatakan tidak bertanggung jawab sebanyak 56 %. Sebagain
dari responden ada yang menyatakan bahwa pihak pengangkut
melempar kesalahan pada penumPang.
Berkaitan dengan pertanyaan apa bentu darti
tanggungjawab pelaku usaha tersebut ditunjukkan pada
tabel berikut ini.
TabelTT : Bentuk Tanggungjawab Pengangkut
Mengganti Kerugian
Uang
Iurnal Hukum, Yol- 18, No. 2, September 2008
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responclen
yang menyatakan bahwa bentuk tanggungjawabnya berupa
ganti rugi uang sebanyak 97.1 ./. dan yang menyatakan
pennohonan maaf sebanyak 2.9 %
_
4. Keberadaan Lembaga perlindungan Konsumen
Transportasi Laut
Berkaitan dengan pertanyaan bagaimana sikap
penumpang kapal jika hak_haknya tidak terpenuhi
ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 20 : Sikap Penumpang Kapal Jika Hak_Hak Sebagai
Penumpang Tidak Terpenuhi
Tidak Tahu berbuat apa
Menerirna saja
Mengadu ke pelaku usaha
Dari tabel. diatas dapat diketahu bahwa
responden
yang menjawab tidak tahu mau berbuat apa terhadap hak
yang tidak dipenuhi sebanyak 36. %, yang menyatakan
menerima saja (pasrah) 20 %, dan yang menyatakan
mengadu ke pelaku usaha yang bersangkutan sebanyak
44%.
Berkaitan dengan pertanyaan apakah ada lembaga
advokasi konsumen di pelabuhan ditunjukkan pada tabel
berikut ini.
310
Jurnal Hukum, Vol.
18,
No. 2, Septenber 20(
Tabel 21 : Keberadaan Lembaga Acivokasi Konsumen Di
Pelabuhan
Tidak ada
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden
yang menjawab ada lembaga advokasi konsumen sebanyak
0.00 %, sedangkan yang menjawab tidak ada 1007.. Dari
sebagian responden ada yang tidak mengetahui apa yang
dimaksud advokasi itu.
F.
SIMPULAN
Studi ir,i nLenyimpulkan ba}rwa perlindungan hukum
konsumen penumpang kapal laut masih menunjukkan
banyak kelemahan, baik dari aspek yuridis normatif
maupun empiris. Kelemahan itu terletak pada 4 (empat) hal
yang dijadikan ukuran perlindungan hukum yaitu sumbersumber forrnal aturan hukum yang ada, pemenuhan hak-
hak konsumen, tanggung jawab peiaku usaha
dan
dukungan lemtraga advokasi konsumen di pelabuhan.
1. Dari sumber hukum formal diketemukan isi
dari
peraturan perundangan-ufdangan yang ada belum
melindungi konsumen transportasi laut
secara
seimbang dan juga masih terdapat kekosongankekosongan hukurn. Aturan-aturan hukum yang ada
belum secara seimbang dan jelas mengatur masalah
Iumal Huhtm, Vol.
18,
No. 2, September 2008
Jll
hak-hak,
kewajiban-kewajiban,
larangan-larangan,
sanksi-sanksi dan tanggungjawab yang terkait dengan
kegiatan transportasi laut.
2. Dari
aspek pemenuhan hak_hak konsumen,
baik
konsumen penumpang kapal maupun pengirim barang,
masih terdapat konsumen yang kurarlg mengetahui
hak-haknya. Bagi konsumen penumpang kapal,
masih
dijumpai adanya konsumen penumpang kapal yang
belum mendapatkan hak_haknya secara penuh seperti
hak atas keamanan, informasi yang benar, kenyamanan,
pelayanan yang baik, keselamatan dan mendapatkan
advokasi ketika m engala mi.permasalaha n.
3.
Dalam praktek pertanggungjawaban pelaku
usaha
terhadap konsumen yang mendapatkan kerugian
di
dasarkan paCa tanggung jawab berdasarkan
kesalahan
dan yang harus membuktikan kesalahan adalah
pihak
konsumen. Ini bertentangan dengan prinsip
tanggung
jawab rnutlak.
4.
Dari aspek dukungan lembaga advokasi konsumen
di
pelabuhan adalah bahwa belum ada
lembaga
perlindungan konsumen yang secara khusus
menangani
konsumen taransportasi laut di pelabuhan
ketika
mereka mendapatkan kesulitan dan permasalahaa.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Muharnad. 1991. Hukum Pengangkutan
Dmal Ltut dan
Udara. Bandung: PT Citra Aditya bakti;
)
1,
,4
Jw.nal Hukum, Vot. lg, No.
2, September 200g
Sinar
Az Nasution, 2000- Konsumen dan Hukun' Jakarta : Pustaka
Harapan;
)arrnawan, Thomas. 1999. "Tanggungjawab Pelaku Usal-ra dalam
Tinjauan Subtansi UU Perlindungan Konsumen" Malcalalt
pada Peltemuan Nasional Olganisasi Konsumen' yang
diadakan di YLKi Bogot' ;
Javid Oughton & John Lowry. \997.
C'onswner Lnzo London:
Blackstone Press Limiied;
-t979. Pokolcnokok Pelayarnn Maga Jakarta
F.D.C. Sudjatmiko.
Bhlatara KarYa;
3unawan, Johan es,1999, "Tanggung Jawab Pelaku Usaha
Menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan K onsvmen" , lurnnl Hukum Bisr:ls, Vol VIII
Tahun I999.
:
3unawan Wijaya dan Ahmad Yani 2000 Hulonn tentnng
Perlind."mgan Konswnen. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utamai
Husni Syawali dan Neni Sri hnaniyati 2000 Hukum Perlindutgat
Konsuntett, Bandung : Penerbit C V Mandar Maju;
M. Hussyen Umar. 2001. Hulcunt Maritint dnn ntasnlnh-Massiah
Peiayaran di Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar harapan;
Radikss Purba . 1997. Angkutan Muntan Laut
CiPta;
l
Jakarta : PI Rineka
Shofi, Yusuf. 2000. Perlindungan Konsumen dan Instrumen-IlxstrLLffien
Hulcumnya. Ban-dung : PT Citra Aditya Bakti ;
:
Sidarta, 2000. Hukun Perlindtrngntt Konsunten Indonesia' Jakarta
Penerbii PT Grasindo;
Hukum PengnngktLtan bnrtng dan
penLmlpang. Jakarta : PT Rineka Cipta;
Soegiyatna Tjakranegara,
L995
'
Sudaryatmo. L996. Mnsalnh Perlindungnn Konstnnen di Intlonesia
Bandung : Citra AdiiYa Bakti;
'urrcal
Hukun, r/al. 18, No. 2, September 2008
Sution Usman adji dkk, 1990. Hukum pengangkutnn di
Takarta : PT Rinneka Cipta;
Tunggal, Hadi Setia. 1,999. Undang-Undang RI Nomor
tcntnt'Lg Perlindtutgnt'L Kctlsutnen. Halvarinclo ;
314
Jurnal Hukum.
lto!
Indonesin,
B Tnhmt 7999
lR. No. ). Septenber 2008
Download