BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu pengajaran atau pembelajaran yang juga bisa merupakan sebuah pengetahuan yang dimiliki seseorang. Keterampilan yang telah dipelajari dan kebiasaan sekelompok orang yang telah diturunkan biasanya berasal dari generasi sebelumnya yang kemudian diturunkan kepada generasi dibawahnya, bisa juga disebut dengan turun-temurun dalam bentuk pengajaran, pelatihan dan juga merupakan hasil dari sebuah penelitian. Biasanya pendidikan itu sering terjadi dibawah bimbingan orang lain, namun tidak dapat dipungkiri jika seseorang mampu memilikinya secara otodidak. Pendidikan merupakan hak bagi masyarakat Indonesia. Setiap warga Negara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang bersifat formal maupun non formal. Sesuai dengan pasal 28 c ayat (1) “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”. Jika kita lihat dari pasal tersebut, isinya merupakan penjelasan mengenai hak setiap orang atau warga masyarakat untuk mengembangkan diri sebagai usaha memenuhi kebutuhan dasarnya sebagai umat manusia. Bukan hanya melalui pendidikan resmi milik Negara saja, namun pendidikan juga bisa diperoleh melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial maupun Nasional. Karena pada dasarnya pendidikan dapat diperoleh dari mana saja, sehingga orang tersebut memiliki kualitas ilmu atau pengajaran sesuai dengan semua hal yang telah diperolehnya selama ia hidup. Setiap Warga Negara juga berhak memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Bukan hanya melalui pendidikan formal seperti jenjang SD, SMP, SMA dan Perguruan tinggi. Pendidikan bisa diperoleh juga melalui pendidikan non formal. 1 2 Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, perlu dilakukan pendidikan dan pengajaran dari berbagai disiplin ilmu. Salah satu disiplin ilmu yang dikembangkan di SD adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata pelajaran ini memberikan gambaran kepada siswa mengenai keadaan lingkungan hidup mereka, mulai dari benda-benda hidup sampai benda-benda tak hidup, serta benda yang bisa mereka lihat sampai dengan benda-benda yang tidak dapat mereka lihat dengan mata mereka secara langsung, melainkan dengan alat-alat buatan manusia dan yang disediakan oleh alam. Mata Pelajaran IPA secara formal diajarkan kepada para peserta didik mulai dari tingkat paling rendah yaitu jenjang kelas 1 SD sampai dengan kelas 6 di tingkat SD, bahkan sampai ke perguruan tinggi dengan tingkat penelitian yang lebih khusus lagi sesuai dengan kurikulum yang dibakukan pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2004, Serta disempurnakan dengan adanya Suplemen Kurikulum 2006. Pada kenyataanya siswa belum mampu mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar siswa lebih memilih untuk belajar teorinya saja dengan cara mengafal materi yang telah mereka pelajari di sekolah. Setelah pembelajaran selesai kemudian siswa mengerjakan tugas mengenai materi tersebut. Maka setelah kegiatan pembelajaran selesai kemudian siswa belajar dengan materi yang lain, siswa akan mudah lupa dengan materi yang sebelumnya yang telah mereka dapatkan di sekolah. Sehingga untuk mengembangkan pengetahuan yang telah mereka miliki akan sangat sulit bagi siswa dan pada akhirnya siswa juga belum mampu menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam kehidupan mereka sehari-hari. Masalah berikutnya yang dialami siswa yaitu dalam proses mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. Jika siswa masih memiliki kebiasaan menghafal dan belum bisa menerapkan ilmu yang mereka dapatkan dalam kehidupan mereka secara pribadi, hal ini akan berpegaruh terhadap 3 lingkungan masyarakat dan tehnologi kedepannya. Perkembangan teknologi merupakan suatu akibat rasa keingintahuan manusia akan suatu hal. Jika manusia tidak memiliki rasa ingin tahu maka teknologipun tidak akan berkembang. Dan umat manusia akan terus menggunakan teknologi tradisional mereka. Maka secara umum dapat disimpulkan bahwa tidak adanya perkembangan antara kehidupan manusia, masyarakat, dan teknologi dalam kehidupan di dunia ini. Dalam pembelajaran IPA di SD siswa jarang sekali melakukan penelitian secara nyata karena terbatasnya waktu belajar di sekolah dan banyaknya materi yang harus dikuasai siswa maka dalam mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan masih belum menyeluruh, hanya sebagian siswa yang bisa untuk menerapkannya. Banyak sekali upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah serta sekolah tertentu demi tercapainya tujuan pendidikan. Contohnya saja menciptakan model pembelajaran dengan metode yang kreatif inovatif. Melalui permainan, penelitian, praktek lapangan dan lainnya. Pemerintah berusaha menciptakan kurikulum baru untuk pendidikan, dan bertujuan supaya kualitas pendidikan di Indonesia semakin baik. Penggunaan kurikulum yang berubah-ubah ini diharapkan menuju kurikulum yang semakin baik, terstruktur dari segi kualitas maupun dari segi pendidikan lainnya. siswa bisa mengembangkan potensi mereka bukan hanya dalam bidang akademik atau kognitifnya saja, melainkan pengembangan afektif dan psikomotorik yang selama ini jarang dilakukan penilaian dan evaluasi. Siswa dituntut untuk mandiri dalam setiap kegiatan yang dilakukan di sekolah. Siswa diajari untuk menemukan sesuatu bukan untuk menghafal sesuatu. Siswa akan memperoleh ilmu yang pasti. Yang nyata sesuai dengan pengalaman mereka masing-masing. Ilmu yang mereka dapat merupakan hasil dari penemuan mereka. Dari upaya kurikulum ini, target yang diharapakan adalah siswa memiliki keterampilan yang bisa mereka gunakan saat mereka berada dalam kehidupan yang riil. Yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan bukan hanya pengetahuan saja, namun perlu dipacu dengan kreativitas serta motivasi belajar agar kehidupan menjadi 4 lebih layak. Karena seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, maka orang tersebut akan memiliki banyak kreativitas. Di dunia dibutuhkan orang yang kreatif. Bukan hanya orang yang pintar saja, namun orang yang mampu menciptakan sesuatu namun juga memiliki moral dan ahklak yang baik sehingga mampu menjadi penolong bagi orang-orang disekitar mereka yang tidak seberuntung dirinya. Orang yang diciptakan mampu menjadi contoh orang-orang disekitarnya dan menjadi motivator nyata yang bisa di percaya dan nyata adanya. Dalam praktik kegiatan pembelajaran, tentunya guru membutuhkan cara atau metode yang tepat untuk mengarahkan siswa menjadi mandiri secara individual, namun juga bisa bekerja secara berkelompok dan menjadikan siswa lebih kreatif, hal itu bisa di usahakan dengan memilih metode kemudian diplikasikan dengan sebuah program melalui audio visual, media gambar dan pemainan, namun dalam penelitian ini akan difokuskan kepada sebuah metode yang diaplikasikan berdampingan dengan permainan untuk meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa yaitu melalui permainan mencari jejak. Selain kreativitas yang dikembangkan, siswa juga diarahkan untuk mencapai tujuan belajar yang berupa nilai. Nilai dengan batas ketuntasan tertentu yang telah ditetapkan akan memperlihatkan seberapa besar cakupan informasi yang didapatkan siswa dalam pembelajaran ini, dan bisa menggambarkan keberhasilan proses belajar mengajar sebagai evaluasi kedepannya. Dari data yang diperoleh observer di SDN Tegaron 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang dalam pembelajaran IPA, data yang diperoleh dari jumlah siswa sebanyak 38 siswa. Dalam pembelajaran IPA, guru kelas menetapkan batas KKM dengan nilai 70. Namun dalam kegiatan pembelajaran dari 38 siswa terdapat 20 siswa belum mencapai batas ketuntasan dengan presentase 52,6% siswa belum tuntas dan 18 siswa telah mencapai KKM dengan presentase 47,4% siswa mengaplikasikan dengan tepat. Dalam kegiatan pembelajaran IPA hanya 50% siswa yang mau bersungguh sungguh mendengarkan dan mampu memahami materi, siswa lainya belum bisa memahami. 5 Saat ini IPA hanya menjadi bahan pelajaran yang harus dihafal. IPA merupakan mata pelajaran menyenangkan namun siswa belum bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun melalui penelitian ini diharapkan penelitian ini berguna sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar dibidang IPA. Melalui penelitian ini, peneliti memberi judul “Penerapan Metode Problem Based Learning Berbantuan Permainan Mencari Jejak untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Tegaron 02 Banyubiru Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016”. Penelitian dilakukan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa serta kemampuan untuk mengaplikasikan pembelajaran yang telah mereka dapatkan dalam kehidupan mereka. Melalui metode penelitian ini, siswa mampu meningkatkan kerjasama dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Siswa mampu mandiri dan teliti dalam pemecahan masalah. Bukan hanya pengetahuan yang bisa mereka dapatkan namun juga tehnik serta cara memecahkan masalah secara sistematis. 1.2 Identifikasi Masalah a. Terdapat 38 siswa di kelas 5. Saat pembelajaran IPA, terdapat 20 siswa belum mencapai batas ketuntasan dengan presentase 52,6% siswa belum tuntas dan 18 siswa tuntas dengan presentase 47,4% siswa mengaplikasikan dengan tepat. Dalam kegiatan pembelajaran IPA hanya 67,9% siswa yang mau bersungguh sungguh mendengarkan dan mampu memahami materi, siswa lainya belum bisa memahami. b. Dalam menyampaikan materi, guru belum menggunakan model untuk mengajar sehingga ketuntasan belum tercapai. c. Hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. d. Motivasi belajar dalam kegiatan pembelajaran belum muncul, siswa masih pasif dan belum kreatif hanya bisa tercapai saat kegiatan kelompok, jika dalam kegiatan individu, siswa masih mengalami kesulitan. 6 1.3 Rumusan Masalah a. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan permainan mencari jejak dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas 5 di SDN Tegaron 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016? b. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan permainan mencari jejak dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 di SDN Tegaron 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016? c. Bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan permainan mencari jejak dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas 5 di SDN Tegaron 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016? d. Bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan permainan mencari jejak dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 di SDN Tegaron 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah : a. Meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas 5 di SDN Tegaron 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan permainan mencari jejak. b. Meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 di SDN Tegaron 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan permainan mencari jejak. 7 c. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan permainan mencari jejak yang terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas 5 SDN Tegaron 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. d. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan permainan mencari jejak yang terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Tegaron 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. 1.4.1 Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoretis Melalui penelitian ini diharapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya mengembangkan dan memperkaya wawasan atau konsep pembelajaran yang inovatif sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas 5 di SDN Tegaron 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang terutama pada mata pelajaran IPA. b. Manfaat Praktis 1) Manfaat bagi Siswa a. Model Pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa semakin meningkat sehingga hasil belajar siswa yang diperoleh juga mengalami peningkatan. b. Cakupan materi yang diperoleh siswa semakin luas dan pemahaman pembelajaran yang diperoleh semakin terkuasai. 2) Manfaat bagi Guru a. Model pembelajaran Problem Based Learning dapat menambah wawasan guru dalam menyampaikan pembelajaran sehingga materi yang disampaikan lebih dipahami oleh peserta didik. b. Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning yang di padukan dengan media permainan mencari jejak dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga kegiatan pembelajaran berjalan lebih aktif dan 8 mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga prestasi belajar yang diperoleh mengalami peningkatan. 3) Manfaat bagi Sekolah a. Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas sekolah, yang secara tidak langsung dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. b. Sebagai masukan kepada sekolah untuk meningkatkan sarana prasarana bagi guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. c. Memberikan masukan dalam rangka mengembangkan hasil belajar dalam proses pembelajaran.