Manajemen Keuangan Agroindustri Riyanti Isaskar, SP, M.Si Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : [email protected] A. DESKRIPSI MODUL B. KEGIATAN BELAJAR 1. Tujuan Pembelajaran 2. Uraian Materi Belajar a. Pendahuluan b. Analisa Pendapatan c. BEP d. Analisis Efisiensi Usaha Agroindustri e. Analisis Investasi Usaha Agroindustri C. TUGAS KEGIATAN BELAJAR A. DESKRIPSI MODUL Langkah pertama yang biasa digunakan dalam persiapan dan analisis suatu usaha adalah melakukan studi kelayakan untuk memperoleh informasi yang jelas dalam menentukan dimulainya perencanaan usaha (Gittinger,1986). Dengan kata lain, agar pelaksanaan usaha berhasil baik, dapat memberikan keuntungan baik kepada pengusaha maupun penyandang dana (bank) dan lembaga terkait lainnya, maka perlu dilakukan rencana usaha dan perhitungan yang matang. Pada modul ini akan dibahas mengenai aspek keuangan yang secara sederhana mudah dipraktikkan bagi pelaku usaha agroindustri. Materi yang disampaikan berupa : cahflow, analisis pendapatan, analisis BEP serta analisis efisiensi. 13 SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED) Peran manajemen keuangan dalam usaha agribisnis ialah bertanggungjawab terhadap pengelolaan perusahaan, pembiayaan atau pembelajaan serta pengaturan aktiva secara efisien melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pengelolaan agroindustri tidak terlepas dari kajian aspek keuangan, karena dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan agroindustri/agribisnis selalu membutuhkan dana dalam rangka memenuhi kebutuhan operasi maupun untuk mengembangkan perusahaan. MODUL Rancangan Usaha Agribisnis Brawijaya University 2012 B. KEGIATAN BELAJAR 1. 2. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari bagian ini, Saudara diharapkan dapat: Menganalisis usaha yang dijalan mengggunakan aliran cash Menganalisis BEP dari produk yang diusahakan Menganalisis pendapatan dari produk yang diusahakan Menganalisis efisiensi usaha yang dikerjakan selama perkuliahan Uraian Materi Belajar A. PENDAHULUAN Sebelum melakukan analisis laporan keuangan terlebih dahulu harus dipahami mengenai bentuk laporan keuangan suatu usaha. Hal ini penting karena laporan keuangan usaha dapat memberikan informasi kondisi keuangan usaha secara kuantitatif. Laporan keuangan dapat memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan usaha dimasa lalu, saat ini dan juga untuk memprediksi ke depan. Disamping itu, seorang pelaku usaha mempunyai tugas yang cukup berat yaitu membuat keputusan investasi. Keputusan ini sangat penting dengan semakin besar dan berkembangnya perusahaan, dimana studi kelayakan berkaitan dengan keputusan investasi diperlukan selain untuk menilai / mengevaluasi jalan usaha selama ini juga diperlukan untuk pengembangan usaha seperti pembukaan cabang, perluasan usaha, maupun pendirian perusahaan lainnya.. Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena meempunyai konsukuensi berjangka panjang pula. Keputusan investasi ini sering disebut juga sebagai capital budgeting yakni keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana yang jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi satu tahun atau jangka panjang. Pentingnya perencanaan terhadap keputusan investasi karena beberapa hal : 1. Dana yang dikeluarkan untuk keperluan investassi sangat besar dan jumlah yang besar tersebut tidak bisa diperoleh kembali dalam jangka pendek atau diperoleh sekaligus. 2. Dana yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka panjang, sehingga perusahaan harus menunggu selama jangka waktu cukup lama untuk bisa memperoleh kembali dana tersebut. Dengan demikian akan mempengaruhi penyediaan dana untuk keperluan lain. 3. Keputusan investasi menyangkut harapan terhadap hasil keuntungan di masa akan datang. Kesalahan dalam mengadakan peramalan akan dapat mengakibatkan terjadinya over atau under invesment, yang akhirnya akan merugikan perusahaan. Misalnya proyeksi penjualan terlalu besar sehingga membeli peralatan yang besar dengan investasi juga besar, ternyata permintaan kecil, akhirnya banyak kapasitas yang menganggur dan biaya tetap (penyusutan) sangat besar, demikian sebaliknya. Page 2 of 8 Rancangan Usaha Agribisnis 4. Brawijaya University 2012 Keputusan investasi berjangka panjang, sehingga kesalahan dalam pengambilan keputusan akan mempunyai akibat yang panjang dan berat, serta kesalahan dalam keputusan ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian yang besar. Beberapa metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap keputusan investasi : Aliran Kas (CASHFLOW) Keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan mengharapkan akan bisa ditutup oleh penerimaan-penerimaan di masa yang akan datang. Penerimaan-penerimaan tersebut berasal dari proyeksi keuntungan yang diperoleh atas investasi yang bersangkutan. Keuntunga atau laba yang akan digunakan untuk menutup investasi bisa dalam dua pengertian yakni : (1) laba akuntansi yaitu merupakan laba yang terdapat dalam laporan keuangan yang disusun oleh bagian akuntansi yakni cukup dilihat dari laba pada laporan Rugi-Laba, (2) laba tunai yaitu laba yang berupa aliran kas. Dalam investasi lebih banyak menggunakan konsep laba tunai atau cashflow karena laba yang dilaporkan dalam laporan akuntansi belum pasti dalam bentuk kas. Oleh karena itu untuk menghitung aliran kas adalah dengan menambahkan keuntungan setelah pajak dengan pengeluaran tidak tunai atau : CASHFLOW = EAT + PENYUSUTAN Penggolongan CASHFLOW dikelompokkan dalam 3 macam aliran kas : 1. Initial cashflow (IC): aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan investasi seperti pengeluaran kas untuk pembelian tanah, pembangunan pabrik, pembelian mesin, pembelian peralatan lain, pembelian kendaraaan dan pengeluaaran kas lain dalam rangka mendapatkan aktiva tetap termasuk kebutuhan dana untuk modal kerja. 2. Operational cashflow (OC) merupakan aliran kas untuk menutup investasi. OC biasanya diterima setiap tahun selama usia investasi, dan berupa aliran kas bersih, OC inilah yang sering disebut sebagai cashflow saja. 3. Terminal cashflow (TC) merupakan yang diterima sebagai akibat habisnya umur ekonomis suatu proyek investasi. Apabila proyek investasi habis umur ekonomisnya biasanya masih ada penerimaan kas misalnya dari penjualan aktiva tetap yang masih bisa digunakan, juga dana yang digunakan sebagai modal kerja. Cara lain yang lebih sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan tabel aliran cash yang memuat komponen total biaya (baik tetap maupun variabel) dengan penerimaan rutin yang dilakukan. Page 3 of 8 Rancangan Usaha Agribisnis Brawijaya University 2012 B. ANALISIS PENDAPATAN Definisi biaya menurut Kusnadi (1997) sebagai manfaat (benefit) yang dikorbankan dalam rangka memperoleh barang dan jasa. Manfaat (barang dan jasa) yang dikorbankan diukur dalam rupiah melalui pengurangan aktiva atau pembebanan utang pada benefit itu diterima. Pada saat perolehan, biaya yang dibebankan adalah untuk manfaat sekarang dan yang akan datang. Apabila manfaat itu diterima, maka biaya akan menjadi beban. Oleh karena itu beban didefinisikan sebagai biaya yang telah memberikan suatu mafaat dimasa yang telah berakhir (expired). Disini dijelaskan bahwa beban yang diperbandingkan dengan penghasilan (revenue) guna menetapkan pendapatan bersih (net income) atau rugi selama waktu tertentu. Jika penghasilan lebih besar dari dari beban maka perusahaan akan mendapatkan laba dan jika beban lebih besar dari pendapatan maka perusahaan menderita kerugian. Berdasarkan perilaku dalam hubungan dengan perubahan volume, kegiatan biaya dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Adapun keterangannya yaitu: 1. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. Biaya tetap per satuan akan berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Biaya tetap merupakan biaya untuk mempertahankan kemampuan beroperasi perusahaan pada tingkat kapasitas tertentu. Besarnya biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen. n TFC = FC i 1 2. Keterangan: TFC = total biaya tetap FC = biaya tetap untuk biaya input n = banyaknya input Biaya yang diperhitungkan sebagai biaya tetap adalah biaya penyusutan alat. Besarnya biaya penyusutan alat dihitung dengan rumus (Mulyadi, 1992): Pb Ps D= t Keterangan: D = Penyusutan alat (Rp/tahun) Pb = Harga beli awal (Rp) Ps = Nilai sisa (Rp) t = Umur ekonomis Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit tetap (konstan) dengan adanya perubahan volume kegiatan (Mulyadi, 1992). Biaya yang diperhitungkan sebagai biaya tidak tetap meliputi biaya bahan baku dan bahan penolong, dihitung dengan rumus: n TVC = VC i 1 Keterangan: TVC = total biaya tidak tetap VC = biaya variabel dari setiap unit Page 4 of 8 Rancangan Usaha Agribisnis N Brawijaya University 2012 = banyaknya input VC = Pxi . Xi Keterangan: Pxi = harga input ke – i Xi = jumlah input ke – i 3. Biaya Total Biaya Total adalah nilai seluruh yang dikeluarkan baik biaya tetap maupun variabel. Biaya total dihitung dengan rumus (Soekartawi, 1993): TC = TFC + TVC Keterangan: TC = Biaya total (Rp) TFC = Biaya tetap (Rp) TVC = Biaya tidak tetap (variabel) (Rp) Penerimaan dan Keuntungan Penerimaan adalah semua pendapatan yang diterima pengusaha dalam kaitannya dengan jumlah yang dilakukannya. Penerimaan biasanya diperoleh dari jumlah produksi dikalikan harga produk dipasaran. Makin besar jumlah produksi maka makin besar pula penerimaan yang akan didapatkan. Menurut Soekartawi (1993), penerimaan merupakan perkalian antara yang dihasilkan dengan harga jual, dapat dirumuskan sebagai berikut: TR = P x Q Keterangan: TR : Total penerimaan (Rp) P : Harga produk (Rp/kg) Q : Jumlah produksi (kg) Analisis keuntungan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang digunakan. Semakin tinggi keuntungan yang didapat, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut berkembang dengan baik. Mengingat tujuan perusahaan secara umum adalah memperoleh keuntungan maksimal dengan pengorbanan sedikit mungkin. Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya, dapat dirumuskan sebagai berikut (Soekartawi, 1993): π = TR – TC Keterangan: π : Keuntungan (Rp) TR : Total Penerimaan (Rp) TC : Total biaya (Rp) Page 5 of 8 Rancangan Usaha Agribisnis Brawijaya University 2012 C. BREAK EVEN POINT (BEP) Setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu mencari keuntungan yang optimal. Untuk itu perusahaan harus mampu menjual barang yang dihasilkan semaksimal mungkin agar diperoleh laba sesuai yang diinginkan. Bila perusahaan menghubungkan antara biaya yang dikeluarkan, laba yang diperoleh, dan volume penjualan akan didapatkan suatu analisa yang disebut sebagai cost, profit, volume analysis atau yang biasa disebut dengan analisis Break Even Point. Dimana BEP adalah adalah suatu kondisi dimana pada periode tersebut perusahaan tidak mendapat keuntungan dan juga tidak menderita kerugian. BEP dapat dihitung apabila diketahui jumlah total biaya tetap, biaya variable per unit atau total hasil penjualan atau harga jual per unit. Analisis BEP dalam Rupiah menggunakan Rumus : Analisis BEP dalam Unit menggunakan Rumus : ( ) Keterangan : FC = Fixed Cost ( Biaya Tetap) VC = Variable Cost ( Biaya Variabel / unit ) P = Price ( Harga Jual/ unit ) S = Sales ( Penjualan dinyatakan dalam harga jual / unit) D. ANALISIS EFISIENSI USAHA AGROINDUSTRI Efisiensi merupakan suatu tolok ukur dan digunakan untuk berbagai keperluan. Pengertian umum dari efisiensi adalah perbandingan antara masukan dan keluaran. Apa saja yang dimasukkan dalam masukan serta bagaimana angka perbandingan yang diperoleh, akan tergantung dari penggunaan tolok ukur tersebut (Mubyarto, 1987). Efisien atau tidaknya suatu usaha agroindustri ditentukan oleh besar kecilnya hasil dan besar kecilnya biaya yang diperlukan untuk mendapat hasil itu. Efisiensi suatu agroindustri biasa ditentukan dengan menghitung per cost ratio yaitu imbangan antara penerimaan usaha agroindustri dengan total biaya produksinya (Soekartawi, 1995). Menurut Sudarsono (1992) dalam suatu perusahaan, usaha untuk meningkatkan efisiensi umumnya dihubungkan dengan biaya yang lebih kecil untuk memperoleh hasil tertentu, atau dengan biaya tertentu akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Ini berarti, biaya pemborosan ditekan sampai sekecil mungkin dan sesuatu yang memungkinkan untuk mengurangi biaya ini dilakukan demi efisiensi. Lambannya reaksi perusahaan pada usaha peningkatan efisiensi, dapat dipengaruhi dari berbagai hal yang terdapat dalam perusahaan. Reaksi yang kelihatannya kurang seirama dengan usaha peningkatan efisiensi itu, merupakan akibat keadaan perusahaan yang terjebak dan terpaku dengan mesin dan peralatan yang ada, ketergantungan pada masukan, upaya manajemen yang statis dan hambatan pemberian keputusan yang terikat pada birokrasi organisasi yang ada. Dengan cara menghitung per cost ratio merupakan imbangan antara penerimaan usaha agroindustri dengan total biaya produksinya. Efisiensi usaha dalam menghasilkan produk dipengaruhi oleh total penerimaan dan total biaya yang digunakan dalam satu kali produksi. Dimana Page 6 of 8 Rancangan Usaha Agribisnis Brawijaya University 2012 semakin besar total penerimaan dari suatu usaha maka semakin efisien dan menguntungkan. Untuk mengetahui tingkat efisiensi, maka analisis yang digunakan adalah R/C ratio. Menurut Soekartawi (1995), bahwa R/C ratio atau return cost ratio adalah perbandingan (nisbah) antara penerimaan dengan biaya produksi. R/C ratio dirumuskan sebagai berikut: TR R/C ratio = TC Keterangan : TR : Penerimaan total (Rp) TC : Biaya total (Rp) Dengan kriteria: Bila R/C ratio > 1, maka usaha tersebut efisien dan menguntungkan. Bila R/C ratio = 1, maka usaha tersebut impas atau tidak untung dan tidak rugi. Bila R/C ratio < 1, maka usaha tersebut tidak efisien dan tidak menguntungkan E. ANALISIS INVESTASI USAHA AGROINDUSTRI Untuk mengukur atau menilai suatu proyek / investasi yang akan atau yang telah didirikan , maka dapat digunakan beberapa alat analisis yaitu : a. Metode Payback Periode yaitu suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas yang diterima b. Metode Net Present value adalah selisih antara benefit (penerimaan) dengan cost (pengeluaran) yang telah dipresent valuekan. Kriteria NPV ini mengatakan bahwa proyek yang akan dipilih apabila NPV > 0. c. Metode Internal rate of return (IRR) adalah tingkat discout rate yang menyamakan PV of cashflow dengan PV of investment. Kriteria investasi IRR ini memberikan pedoman bahwa proyek akan dipilih apabila IRR > keuntungan yang disyaratkan. d. Metode Profitability Indekx (PI) menunjukan perbandingan antara present value dari penrerimaan dengan present value dari investasi. Kriteria investasi ini memberikan pedoman bahwa jika PI > 1 maka proyek tersebut layak untuk dijalankan. Page 7 of 8 Rancangan Usaha Agribisnis Brawijaya University 2012 REFERENSI Kusnadi, dkk, 1997. Ekonomi Mikro. Universitas Brawijaya Malang. Pudjosumarto Mulyadi, 1985. Evaluasi Proyek. Liberty Yogyakarta Soekartawi, 1991. Dasar Penyusunan Evaluasi Proyek. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta Sutrisno, 2000. Manajemen Keuangan. Ekonosia, Yogyakarta PROPAGASI 1. Buatlah catatan arus kas masuk dan keluar dari perusahaan anda selama minggu ke 10, 11 dan 12! 2. Identifikasi komponen biaya yang dikeluarkan untuk perusahaan anda baik biaya tetap maupun biaya variabel ! 3. Buatlah analisis finansial dari perusahaan yang anda kerjakan dengan menggunakan alat analisis yang disajikan diatas. Page 8 of 8