net operating assets

advertisement
Dri Asmawanti S
Dewi Kartika Sari
Analisis Laporan Keuangan
Pendidikan Ilmu Akuntansi
PIA – FEUI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Perumusan Masalah
Landasan Theory
Pemilihan Sampel & Deskripsi
Analisis
Simpulan
Acc.
Conservatism
Growth
Investment
Change in
Investment
Quality of
Earning
Reducing
Investment
Reduces
Reported
Earning
Increasing
Earnings
Creates
Reserves
Reducing
Reserves


Kontribusi : metode akuntansi mempengaruhi kualitas laba
Reported earnings : kualitas baik : indikator yg baik dari
future earnings
High Quality earnings
Poor Quality earnings
Sustainable earnings
Unsustainable earnings

Maksud dari akuntansi konservatif adalah memilih metode
akuntansi dan estimasi yang mempertahankan nilai buku net
asset relatif rendah.
Contoh:
 Akuntansi LIFO untuk persediaan bersifat konservatif terkait
dengan FIFO (apabila biaya persediaannya naik);
 Membebankan pengeluaran R&D daripada mengkapitalisasi
dan mengamortisasinya  konservatif;


Metode depresiasi yg secara konsisten
menggunakan estimasi masa manfaat aktiva jangka
pendek (mencatat depresiasi melebihi depresiasi
ekonominya)  konservatif;
Kebijakan yang secara konsisten melebihi estimasi
cadangan akun ragu-ragu, return penjualan atau
warranty liabilities  konservatif.


mempengaruhi kualitas angka pada neraca dan
kualitas laba pada laporan keuangan.
mengakibatkan laba lebih rendah dari yang
mungkin diperoleh  cadangan yang tidak tercatat
yang memberikan manajer fleksibilitas u/
melaporkan income lebih tinggi di masa depan.


Manajemen  meningkatkan cadangan dan
menurunkan laba, dengan meningkatkan
investasinya.
Manajemen  menurunkan cadangan dan
menciptakan laba tambahan, dengan
mengurangi investasi masa depan atau
menurunkan tingkat pertumbuhan investasi.

Apabila perubahan investasi hanya sementara, maka
perubahan laba juga sementara dan tidak
menunjukkan laba masa depan  kualitas laba
tergantung pada interaksi antara aktivitas
sesungguhnya dan kebijakan akuntansi, tidak hanya
pada perubahan dalam metode akuntansi dan
estimasi.


Argumentasi tersebut menyarankan manajer dapat
menggunakan pengaruh gabungan antara aktivitas
sesungguhnya dan kebijakan akuntansi untuk mengatur
laba.
Pengaruhnya  penurunan investasi akan menurunkan laba
masa depan, namun dengan akuntansi konservatif,
meningkatkan income saat ini, membuat laba saat ini
menjadi indikator yang buruk dari laba masa depan.
apakah akuntansi konservatif berhubungan dengan
perubahan dalam investasi yang mengakibatkan perubahan
sementara pada laba?
 ya
2) apakah pasar modal menghargai laba temporer ini seolaholah mereka memang dapat dipertahankan?
 tidak
1)
Penman dan Zhang mengembangkan metrics untuk
mengakses apakah pengaruh terhadap laba adalah bersifat
temporer dan menyatakan bahwa metric ini dapat
digunakan sebagai alat untuk analisis keuangan dan
penelitian kualitas laba.
Conservatism

Praktek pengurangan earnings (penurunan net asset) dalam merespon
“bad news” namun tidak meningkatkan earnings dalam merespon”good
news”. (Basu; 1999)

Net Asset yg dilaporkan akan lebih rendah daripada nilai pasar pada jangka
panjang (Feltham & Ohlson; 1995). Definisi tersebut mengklasifikasikan
akuntansi untuk investasi NPV (+) pada harga historis sebagai akuntansi
konservatif, karena analis mengharapkan investasi tersebut melebihi sedikit
dari nilainya.

Mengkarakterisasi konservatisme (atau bias) sebagai suatu perbedaan
antara nilai pasar dan nilai buku yaitu terpisah dari perbedaan temporer
karena adanya economic gains and losses yang diakui pada nilai buku.
(Beaver & Ryan (2000)


Gjesdal (1999) membedakan istilah ”economic profitability”
dari profitabilitas akuntansi  mencirikan akuntansi sebagai
konservatif apabila melakukan investasi yang menghasilkan
suatu rate return akuntansi yang diharapkan lebih besar dari
rate retun internal atas biayanya.
Misal: akuntansi konservatif membebankan asset yang
mempunyai nilai sama dengan biaya historisnya (a zero net
present value investment) pada biaya yang sedikit dari biaya
historis dalam hal pembiayaan R & D dan advertising


Penman dan Zhang dalam penelitian ini
 akuntansi konservatif merupakan aplikasi biaya
akuntansi historis yang bias.
Penelitian ini mencoba tidak membangun nilai
historis dari investasi yang ada menjadi tidak bias
atau alokasi biaya investasi yang tidak bias untuk
dapat diperbandingkan terhadap revenues.


Apabila aktiva netto tidak berubah selama satu periode, maka
akuntansi konservatif tidak mempunyai pengaruh terhadap
laba pada numerator rate of return (mis: laba selalu sama
dengan menggunakan depresiasi accelerated dan straight
line apabila property, plant, dan equipment tidak berubah
selama periode tsb).
akuntansi konservatif membebankan assets pada
denominator pada jumlah yang rendah, namun rate return
yang lebih tinggi.

Greenball (1969)
 akuntansi konservatif (bias) berinteraksi dengan
pertumbuhan
 akuntansi konservatif akan mengurangi laba saat
terdapat pertumbuhan pada aktiva netto sehingga
tingkat pengembalian akuntansi akan lebih rendah
dibandingkan bila tidak ada pertumbuhan.

Penman dan Zhang peduli akan dampak interaksi antara konservatisme
dan perubahan pertumbuhan, dimana konservatisme dan pertumbuhan
tidak mempengaruhi kualitas laba sebagaimana didefinisikan sebelumnya.

Misal: bila seseorang mengharapkan perusahaan untuk mempertahankan
pertumbuhan pada net assets pada level saat ini  dia mengharapkan
tingkat pengembalian masa depan, ceteris paribus, sama seperti tingkat
pengembalian saat ini.

Namun, bila manajemen menurunkan investasi assets  tingkat
pengembalian perusahaan akan meningkat.

Bila penurunan investasi hanya sementara,  kenaikan pada tingkat
pengembalian sementara.

Dalam hal ini, rate return saat ini tidak akan menjadi indikator yang baik dari
tingkat pengembalian y.a.d.


Conservatism Index (C-Score)  menilai tingkat
dimana perusahaan mengaplikasikan akuntansi
konservatif
Earning Quality Indicator (Q-Score)  menilai
kualitas laba yang berasal dari dampak gabungan
dari konservatisme dan perubahan aktivitas investasi.


C – Score mengukur dampak dari akuntansi konservatif terhadap neraca.
C-Score sebagai level cadangan yang diestimasi yg dibuat oleh
konservatisme, ER, terkait dengan net operating assets (NOA):
Dimana i = perusahaan; t = tanggal neraca;
ER = Earning Reserves, LIFO reserves (selisih antara nilai persediaan
menggunakan metode FIFO dengan metode LIFO)
NOA = nilai buku operating assets – operating liabilities,
NOA = assets – liabilities,
dengan mengeluarkan financial assets dan liabilities (financing debt
dan asset dimana perusahaan berinvestasi melebihi kas).

Neraca menilai item-item keuangan ini dengan nilai pasar, atau
mendekati nilai pasar apabila rate bunga berubah sedikit, sehingga
akuntansi konservatif tidak mempengaruhi item-item keuangan
tersebut.

Pengurangan operating liabilities dari operating assets dalam
perhitungan NOA adalah untuk mengukur net investment dalam
operasi. Netting ini mengakui bila akuntansi konservatif dapat
mempengaruhi operating assets dan operating liabilities.


Penman dan Zhang mencoba memisahkan pengaruh kualitas
laba yang timbul dari perubahan dalam estimasi (misal:
manipulasi akuntansi) dan pengaruh kualitas yang timbul
dari kebijakan akuntansi permanen dan perubahan dalam
investasi.
Cadangan untuk bad-debt mungkin tinggi disebabkan
kebijakan pembebanan permanen net receivables pada level
konservatif atau disebabkan kenaikan estimasi bad debt
temporer untuk menurunkan income saat ini dan
meningkatnya income masa depan.

Penman dan Zhang tidak dapat memisahkan antara
dua pengaruh untuk item-item neraca yang juga
merupakan subyek estimasi manajemen
 membangun C-Score berdasarkan pada
perlakuan akuntansi dari tiga investasi dimana
akuntansi secara relatif kebal dari kebijakan
manajemen setelah expenditure terjadi yaitu pada:
inventories, R&D, advertising.
•Cadangan Inventory (INVit) = cadangan LIFO yang dilaporkan dalam catatan kaki
laporan keuangan.
•Cadangan R & D (RDit) dihitung sebagai estimated amortized R & D assets yang ada
pada neraca bila R&D belum dikeluarkan. R&D expenditures dikapitalisasi, lalu
diamortisasi dengan menggunakan koefisien industri yang diestimasi oleh Lev dan
Sougiannis (1996). Dalam analisis sensivitas diamortisasi dengan menggunakan
sum-of-year-the-years-digits method selama 5 tahun.
•Cadangan Advertising (ADVit) merupakan estimated brand assets yang disebabkan
advertising expenditures. Biaya-biaya advertising dikapitalisasi dan kemudian
diamortisasi dengan menggunakan sum-of-year-the-years-digits method selama dua
tahun. Bublitz dan Ettredge (1989) dan Hall (1993) mengindikasikan bahwa
advertising mempunyai masa manfaat yang pendek, yaitu 1 atau 2 tahun.
mengukur dampak akuntansi konservatif
terhadap laba dalam laporan rugi-laba.
 merupakan kombinasi dari dua ukuran yaitu:

1)
= perubahan dalam score konservatif perusahaan,
.
Score
positif bila nilai tsb membentuk cadangannya pada
rate yg lebih cepat dari pertumbuhan pada net operating asset,
dan negatif bila nilai tsb membentuk cadangannya pada rate
yang lebih lamban.

yang membandingkan C-score perusahaan
dengan nilai tengah (median) untuk SIC two-digit
industry code:
2)

Q-score menggabungkan dua ukuran
dan
menjadi:



Q-score tidak secara ordinal merangking perusahaan atas
kualitas laba.
Baik nilai Q-score yang “high” (positif) dan “low” (negatif)
dapat mengindikasikan bahwa laba saat ini merupakan
kualitas yang buruk, dan Q-score dengan nilai 0
mengindikasikan laba yang baik.
Penman dan Zhang juga menghitung Q subscores dari Cscores untuk persediaan, R&D, dan advertising.


Dengan menggunakan ukuran QB, Penman dan Zhang
mengusulkan bila peningkatan cadangan perusahaan terkait
dengan net operating assets --- C-score --- berbeda dari
median industri, maka C-score perusahaan mungkin akan
kembali ke median industri di masa depan.
Porsi C-score perusahaan yang menyimpang dari median
industri mungkin akan bersifat sementara.


Misalnya, bila perusahaan dengan C-score tinggi kembali pada median,
maka berdasarkan reversion ini, sebagian cadangan yang diestimasi
perusahaan akan mengalir ke laba.
Oleh karena hal ini tidak jelas, ex ante,  menandakan (score konservatif
perusahaan periode sebelumnya atau score median industri periode saat
ini) mungkin menangkap dampak laba temporer yang terbaik.

Penman dan Zhang mengukur dua ukuran tersebut dengan
sama, maka dengan menggunakan analisis sensitivitas,
mereka merubah perbandingan (0.5,0.5) menjadi (1,0) dan
(0,1) untuk menguji secara terpisah QA dan QB. Q-score
keseluruhan diukur dengan:


Penman dan Zhang menghitung C-scores dan Qscores untuk perusahaan non keuangan NYSE dan
AMEX untuk tahun 1975 s.d 1997, ditambah
dengan return saham bulanan dari data CRSP 1997.
Periode 1975 dipilih karena sebelum tahun tersebut,
data akuntansi perlu untuk menyusun index yang
hilang dari Compustat untuk beberapa perusahaan.



Perhitungan net operating assets untuk 46.854 dari 46.955
firm-years untuk perusahaan non keuangan NYSE dan
AMEX dengan harga saham, saham yang beredar, dan nilai
buku data common equity pada Compustat dari 1975 s.d
1997.
Dari 46.122 firm-years mempunyai positif NOA, dan data
yang cukup untuk menghitung C-scores selama 38.540
firm-years.
Firm-years dihapus apabila tidak ada satupun dari 3
subscores dari data Compustat yang dapat dihitung.

Pada saat satu atau dua subscores hilang, maka industri
median subscores digunakan (untuk dua digit SIC industry
groups) sebagai ganti untuk menghitung C-score
keseluruhan untuk firm-year tersebut. Berikut adalah
perincian dari 38.540 firm-years:

Q-score identifies temporary effects on
earnings.
◦ High Q-score  indicate current profitability that is
lower than expected in the future.
◦ Low Q-score  indicate current profitability that is
higher than that expected in the future.
This research is also examine how Q-scores predict
changes in core return on net operating assets from
its current level.
Dimana:
 Core operating income = operating income before interest, special
items, extraordinary items, and discontinued operations.
Firms in NYSE
• 1976-1996 (within
each 2 digit SIC
industry)
10 equalsize groups
based on the
core RNOA
• (each RNOA
groups = 3
firms)
3 equal-sized
groups
• (based on their Qscores)
• High,
• median,
• & low-score groups



See table 2
See figure 1
Results:
◦ On average, Q-scores do discriminate on future
core RNOA.
◦ The Q-score identifies, ex ante in Year 0, firms with
low-quality earnings whose core RNOAs on average
decline by the next year.
◦ The Q-score indicates, however, that this creation
of earnings is temporary

Sensitivity Tests and Further Analysis
◦ Control for Mean Reversion in Core RNOA
Comparing the evolution of core RNOA across Q
groups for firms grouped on the level of core RNOA
Results:
- Cannot explain the prior results

Sensitivity Tests and Further Analysis
◦ Analysis of Inventory, R&D, and Advertising
Performed an analysis identical to that in table 2 by using Qscrores for inventory, R&D, and advertising.
Results:
- similar for each sub-score
- Cannot explain the prior results
estimated 21 annual linear regressions of one-year-ahead
core RNOA (in t + 1) on core RNOA and Q-scores in the
scoring year, t.
Results (see Table 3):
 Panel A:
Q-score improves forecasts of one-year-ahead RNOA over that from
the current RNOA alone.
 Panel B:
Each sub-score provides additional information about one-year-ahead
RNOA, not only beyond current RNOA, but also relative to each other

Sensitivity Tests and Further Analysis
◦ Analysis of QA and QB
 The analyses in Tables 2 and 3 are based on a Q-score that
weights QA and QB equally.
 Additional tests reveal that both measures, are effective in
forecasting future core RNOA.
QA better captures the temporary effect of the conservative
accounting on earnings.
◦ Control for Growth in Net Operating Assets (GNOA)
 Adding the rate of growth in net operating assets as an
additional explanatory variable in the cross-sectional
regressions in Panel A of Table 3.
GNOA gives an incremental role in explaining one-year-ahead
core RNOA, but
The Q-score still provides incremental information.

Sensitivity Tests and Further Analysis
◦ Further Analysis of RNOA changes
 Investigates whether core RNOA is temporarily affected by
increase in unrecorded reserves that depress earnings, and
by the release of those reserves that increase earnings.
 See table 4
◦ Analysis of Changes in Investment
The Q-score identifies unsustainable earnings irrespective of
the cause.
◦ Survivorship
 Low-Q firms had a high percentage of firms that
terminated for reasons other than mergers, such as
liquidation, delisting, or suspension of trading


Dilakukan pengujian apakah pasar saham
menghargai saham sama seperti ketika
menghargai kualitas dari earning yang dinilai
dari Q-score.
Posisi investasi dalam saham diambil pada
periode sampel berdasarkan nilai Q-scorenya
dan menganalisis apakah posisi tersebut
mendapatkan return differensial.

Sampel
◦ Untuk tiap tahun dari 1976 sampai 1995, dalam two-digit
SIC industry code SIC, perusahaan-perusahaan dirangking
menjadi 10 portfolio equal-sized sesuai nilai Q-scorenya.
◦ Tanggal formasi dari portfolio yaitu 3 bulan setelah akhirtahun fiskal ketika perusahaan harus mengumpulkan
annual report dan menyerahkan kepada SEC. Lalu
dikalkulasikan rata-rata dari buy-and-hold return untuk
tiap portfolio setiap tahun, -2 sampai +5 dari tanggal
tersebut.
◦ Tabel 5 menunjukkan mean raw return dan size-adjusted
returns selama 20 tahun. Pengelompokkan within industry
mengontrol operating risk dan size adjustment mengontrol
“size effect” dari stock return yang diduga sebagai risk
premiun (Fama & French, 1992).

Tabel 5
◦ menunjukkan mean raw return dan size-adjusted
returns selama 20 tahun. Pengelompokkan within
industry mengontrol operating risk dan size adjustment
mengontrol “size effect” dari stock return yang diduga
sebagai risk premiun (Fama & French, 1992).
◦ Results:
Most of the return from going long on high-Q stocks, and
shorting low-Q stocks occurs in the first year after year 0.
Consistent with the market interpreting the firms’ reported
earnings uncritically in Years -2 to 0, but correcting this
mistake in subsequent years (see figure 1).

Sensitivity Tests and Further Analysis
◦
◦
◦
◦
◦
◦
Implementation of the Trading Strategy
Analysis of Potential Risk Proxies
Control for the Acrual Anomaly
Analyses of Subscores
Control for Growth in Net Operating Assets
Analysis of QA and QB


Konservatisme menghasilkan earning yang lebih
rendah sehingga earning ini memiliki kesan
kualitas yang tinggi.
Perlakuan akuntansi konservatif dengan adanya
growth investasi menurunkan laba dan
accounting rate of return sehingga menghasilkan
unrecorded reserves. Jika perubahan investasi
bersifat sementara maka dampak dari earning
dan tingkat pengembalian juga besifat
sementara, sehingga menyebabkan kualitas yang
lebih rendah atau disebut juga less sustainable
earnings.

Dengan menggunakan indeks dari akuntansi konservatisme dan
indeks dari kualitas earning, penelitian ini mengidentifikasi adanya
poor-quality earning yang merupakan hasil dari perubahan didalam
investasi yang berhubungan dengan akuntansi konservatif.

Indeks kualitas memprediksi core return di masa depan pada NOA
sering berubah dari current level, sehingga indeks yang digunakan
dapat menjadi alat untuk mengidentifikasi low-quality earning.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa skor kualitas, sebelum biaya
transaksi dan setelah adanya kontrol terhadap growth pada NOA
dan akrual, secara inkremental dapat memprediksi future stock
returns,.
- Terima Kasih -
Download