Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4 ISSN 2354-614X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Kerja Kelompok Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN No. 4 Parigi Mursid Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan di SDN No. 4 Parigi khususnya kelas 4 adalah bahwa hasil belajar siswa kelas IV masih sangat rendah, hal ini disebabkan karena adanya penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi pelajaran IPA melalui penerapan kerja kelompok di kelas IV SDN No. 4 Parigi. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu pada model pembelajaran Kemmis dan Tanggart yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari lima tahap, yaitu pratindakan, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Adapun subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN No. 4 Parigi yang berjumlah 31 orang. Data dikumpulkan melalui lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta tes hasil tindakan, hasil kerja kelompok, dan lembar kerja siswa (LKS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dan guru mengalami peningkatan yang cukup berarti dari Siklus I ke Siklus II. Hasil tes tindakan Siklus I diperoleh persentase daya serap klasikal sebesar 57,09 % dan ketuntasan klasikal 61,29% dengan nilai rata-rata 5,70%. Pada Siklus II diperoleh daya serap klasikal sebesar 90,64% dan persentase ketuntasan 93,54% dengan nilai rata-rata 9,06%. Hal ini menunjukan masih rendahnya prestasi belajar siswa kelas IV di SD No 4 Parigi sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN No. 4 Parigi. Kata Kunci : Hasil Belajar Belajar, Kerja Kelompok, Pelajaran IPA I. PENDAHULUAN Keberhasilan ekspansi kuantitatif sekolah dasar ternyata masih mengandung banyak masalah pelik yang memerlukan pemecahan secara mendasar dan secepat mungkin, misalnya masalah rendahnya hasil belajar IPA, seperti yang dinyatakan oleh Djauzak Ahmad (1993:5) bahwa: “dalam 110 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4 ISSN 2354-614X mengajar IPA tidaklah mudah, karena banyak siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari IPA”. Oleh sebab itu, sering kita mendengar keluhankeluhan dari siswa, bahwa pelajaran IPA merupakan pelajaran yang sulit bagi mereka. Ada beberapa faktor yang menyebabkan nilai rendah untuk pelajaran IPA antara lain (1) Kemampuan guru untuk mengajarkan IPA sangat rendah (2) Guru kurang menggunakan media/alat peraga. (3) Guru kurang mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar, (Djauzak Ahmad 1993:8). Hal ini terbukti bertahun-tahun kenyataan di lapangan menunjukan angka yang paling rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Setelah mengetahui hasil belajar siswa khususnya IPA yang masih rendah maka peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui sejauh mana hasil pencapaian siswa dalam pelajaran IPA, dengan memberikan tes formatif untuk observasi awal sebanyak 10 nomor, berdasarkan hasil tersebut tersebut diperoleh daya serap klasikal 45,66 % dan tuntas klasikal 30 %, dengan siswa yang tidak mengalami ketuntasan 21 siswa sedangkan yang sudah mengalami ketuntasan belajar hanya mencapai 9 siswa dari jumlah keseluruhan 30 siswa. Berdasarkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa ternyata masih terkait dengan pemilihan strategi penerapan pembelajaran yang kurang tepat, sehingga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pembelajaran kerja kelompok, di SDN No.4 Parigi. Penerapan pembelajaran kerja kelompok ini siswa dapat lebih efektif pada saat pembelajaran berlangsung terutama dalam memahami kemampuan siswa terhadap mata pelajaran IPA, sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan mampu bekerja sama untuk memecahkan permasalahan secara bersama-sama serta terjalinnya hubungan yang bersifat sosial bukan individual. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “ Peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan kerja kelompok di kelas IV SDN No.4 Parigi pada mata pelajaran IPA ”. Alasan untuk memilih kelas IV, karena selama ini Strategi pembelajaran yang 111 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4 ISSN 2354-614X diterapkan hanya menggunakan ceramah, diskusi, tanya jawab dan pemberian tugas sehingga menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. 1. Pengertian Kerja Kelompok Kerja kelompok dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pembelajaran yang membagi siswa dalam satu kelas menjadi beberapa kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap kelompok terdiri dari 3 (tiga) sampai 6 (enam) orang siswa, mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah atau melaksanakan tugas tertentu, berusaha mencapai tujuan pembelajaran yag ditentukan oleh guru. Roestiyah (2001:15) mengemukakan “ kerja kelompok sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kegiatan belajar”. Keberhasilan kelompok ini menuntut kegiatan yang koperatif dari beberapa siswa. Selanjutnya Nasution (2000:148) menyatakan bahwa Proses kerja kelompok ialah cara siswa mengadakan relasi dan bekerjasama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. Melibatkan semua siswa secara aktif dalam pembelajaran yang disajikan, karena itu kerja kelompok di anggap lebih tepat dan praktis untuk mengembangkan aktivitas belajar siswa. Relasi dalam kelompok artinya bahwa setiap siswa berpartisipasi ikut serta secara aktif dan turut bekerjasama. Dengan demikian siswa akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan mengalami perubahan sikap serta perilaku. Proses kerja kelompok mempunyai dua ciri utama yakni partisipasi oleh siswa dalam segala kegiatan dan kerjasama antara siswa dalam kelompok. Menurut Djamarah (2002:137-138) bahwa pentingnya kerja kelompok hendaknya didasarkan oleh : 1) Adanya alat pembelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya, agar penggunaannya lebih efisien dan efektif, maka siswa perlu dijadikan kelompok-kelompok kecil karena bila siswa secara keseluruhan menggunakan alat tersebut tidak memungkinkan; 2) Kemampuan belajar siswa di dalam suatu kelas tidak sama, misalnya ada siswa yang pandai matematika, tetapi tidak pandai dalam mata pelajaran IPA, dan 112 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4 ISSN 2354-614X sebaliknya. Adanya perbedaan kemampuan belajar tersebut, maka siswa perlu di kelompokkan menurut kemampuan belajar dan minat masing-masing agar aktivitas siswa dapat benar-benar terwujud; 3) Setiap individu memiliki minat khusus yang perlu, karena itu siswa yang memiliki minat khusus sama dapat dikelompokkan agar dapat lebih mudah untuk mengarahkan dan membimbingnya; 4) Memperbesar partisipasi siswa karena umumnya di sekolah dalam setiap kelas jumlah siswa terlalu besar sementara jam pelajaran sangat terbatas, sehingga ada kesukaran bagi guru untuk dapat melibatkan semua siswa secara aktif dalam pembelajaran yang disajikan, karena itu kerja kelompok dianggap lebih tepat dan praktis untuk mengembangkan aktivitas belajar siswa. Melalui latihan kerja kelompok para siswa dapat melatih dan mengembangkan keterampilan proses sebagai salah satu potensi dirinya. Moerdiyanto (1989:41) mengemukakan bahwa keterampilan proses ini bertujuan untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar, sehingga siswa secara aktif mengembangkan kemampuan-kemampuannya. Siswa dipacu untuk mengembangkan kemampuan kognitif,efektif ataupun kemampuan psikomotorik yang di milikinya sesuai dengan pengalaman belajarnya baik melalui bimbingan maupun melalui hubungan langsung dengan teman-temannya atau dalam kontak langsung dengan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan teori yang melandasi pembelajaran kerja kelompok, siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang di anggap sulit sebelum memulai belajar secara kelompok dan bekerja sama. Mengenai hal ini. 2. Pengertian Ketuntasan Belajar Klasikal, Ketuntasan Belajar Individu dan Daya Serap Individu. Ketuntasan individual adalah Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Daya serap individu adalah kemampuan untuk menangkap dan memahami s uatu 113 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4 ISSN 2354-614X materi oleh siswa secara perseorangan dengan kriteria penilaian ≥ 65% siswa yang telah tuntas individu. (Supriadi, 2008). II. METODELOGI PENELITIAN 1. Desain dan model Penelitian Siklus penelitian Tindakan Kelas ini mengacu pada model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart dalam (Kasbollah, 1998 : 114). Tiap siklus terdiri atas, perencanaan, observasi dan refleksi 2. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN No.4 Parigi kelas IV pada semester ganjil 2011-2012, dengan jumlah keseluruhan siswa 31 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. 3. Hal-hal yang di teliti Hal-hal yang diselidiki dalam penelitian ini adalah siswa dan guru. 4. Cara Pengumpulan Data 1. Pengamatan pada saat proses belajar mengajar berlangsung dalam bentuk lembar aktivitas siswa dan guru. 2. Penilaian dari tes hasil belajar berupa tes formatif. 3. Penilaian hasil kerja kelompok. 4. Penilaian dari setiap tugas Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diberikan guru. 5. Tahap-Tahap Penelitian 1. Observasi Awal 2. Pelaksanaan tindakan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini mengacu pada desain yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Tanggart dalam (Kasbollah, 1998: 114). A. Siklus I 1. Perencanaan. Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu dilakukan perencanaan yang meliputi : a. Membuat rencana pembelajara (RPP) 114 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4 ISSN 2354-614X b. Membuat skenario yang akan digunakan dalam penelitian. c. Membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa. d. Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan. e. Membuat lembar kerja siswa yang berupa tugas/kuis. f. Membuat evaluasi/tes hasil belajar. 2. Pelaksanaan tindakan meliputi : a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan kerja kelompok. b. Melakukan pengamatan terhadap siswa dan guru dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru. c. Melaksanakan evaluasi hasil pelajaran IPA setelah dilakukan kegiatan pembelajaran. 3. Observasi Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan belajar dengan lembar observasi yang telah disiapkan selama pelaksanaan tindakan siklus I 4. Refleksi Hasil yang didapatkan pada observasi, dikumpulkan serta dianalisis dan melakukan refleksi untuk melihat sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai pada prosedur yang sudah dilaksanakan dengan mengacuh pada evaluasi suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu sekurang-kurangnnya 65%. B. Siklus II 1. Perencanaan, sebelum melaksanakan tindakan maka dilakukan tahap perencanaan yang meliputi : a. Membuat skenario yan akan digunakan dalam penelitian b. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan guru c. Membuat rencana pembelajaran (RPP) d. Menyiapkan alat/media pembelajaran yang diperlukan e. Membuat lembar kerja siswa yang berupa tugas/kuis 115 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4 ISSN 2354-614X f. Membuat evaluasi / tes hasil belajar untuk mengetahui prestasi belajar. 2. Pelaksanaan tindakan meliputi : a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan kerja kelompok b. Melakukan pengamatan terhadap siswa dan lembar observasi aktivitas guru. c. Melaksanakan evaluasi hasil belajar IPA setelah dilakukan kegiatan pembelajaran. 3. Observasi Seperti pada tindakan siklus I, pada siklus II juga dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi terdiri dari aktivitas siswa dan aktivitas guru selama pelaksanaan siklus II. 4. Refleksi Setelah pemberian tindakan siklus II, maka dilakukan refleksi berdasarkan hasil tes akhir tindakan dan observasi. Refleksi tindakan siklus II dilaksanakan untuk melihat apakah ada peningkatan prestasi belajar dari siklus I ke siklus II, tindakantindakan perbaikan ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, motivasi dan bimbingan serta memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya. 6. Tehnik Analisa Data 1. Tehnik Analisa Data Kuantitatif Penilaian dari tes hasil belajar yang berupa tes formatif dengan menggunakan rumus: Daya serap individu Untuk mengetahui daya serap masing – masing siswa digunakan analisa data dengan rumus sebagai berikut : Skor yang diperoleh siswa Daya Serap Individu (DSI) = 100% x 116 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4 ISSN 2354-614X Skor maksimal soal Tuntas belajar individu apabila skor yang dicapai ≥ 65%. Ketuntasan Belajar Klasikal Untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini, digunakan analisa data dengan rumus sebagai berikut : Banyaknya Siswa Yang Tuntas Belajar Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK)= x100% Banyak Siswa Seluruhnya Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata- rata 85% siswa telah tuntas secara individu. Daya serap Klasikal Untuk mengetahui daya serap klasikal atau daya serap seluruh sampel penelitian digunakan analisa data dengan rumus sebagai berikut Jumlah Skor Keseluruhan Daya Serap Klasikal (DSK) = x 100 % Jumlah Skor maksimal Seluruh kelas dikatakan tuntas belajar jika sekurang – kurangnnya 80% siswa telah tuntas secara individu. 2. Tekhnik Analisa Data Kualitatif. Untuk analisa data proses siswa dalam belajar dilihat dari lembar observasi siswa dan lembar observasi guru menggunakan analisis persentase skor. Untuk indikator sangat baik (4), baik (3), cukup (2), kurang (1). Selanjutnya di hitung persentase rata – rata dengan rumus : Jumlah Skor Total Persentase Nilai rata - rata = x100 % Jumlah Skor maksimal Adapun kriteria taraf keberhasilan tindakan yaitu : 117 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4 ISSN 2354-614X 90 % ≤ NR ≤ 100 % = Sangat Baik 80 % ≤ NR ≤ 90 % = Baik 70 % ≤ NR ≤ 80 % = Cukup 60 % ≤ NR ≤ 79 % = Kurang 0 % ≤ NR ≤ 60 % = Sangat Kurang (Supriadi, 2008). Kriteria penilaian kerja kelompok 80< NR < 100 = Sangat baik 60< NR < 80 = Baik 40< NR < 60 = Cukup 20< NR < 40 = Kurang 0 < NR < 20 = Sangat kurang (Arifin,Z 1988) Ada beberapa alasan penentuan kriteria Penilaian dalam tes esay kerja kelompok yang didasarkan pada: 1. Tingkat kesulitan soal, semakin sulit soal yang diberikan maka penilaiannya semakin besar 2. Waktu yang digunakan dalam mengerjakan soal sangat lama Panjang pendeknya jawaban dari soal tersebut Diperlukan adanya kerjasama dan keaktifan antara siswa dalam masing-masing kelompok III. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian 1. Hasil Observasi Awal Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa pada tes awal, bahwa banyaknya siswa yang mengalami tuntas belajar hanya mencapai 9 orang dari jumlah keseluruhan siswa 30 orang dengan daya serap klasikal 45,66 % dan tuntas klasikal 30 %. Dengan demikian hasil dalam pembelajaran belum mencapai ketuntasan sehingga perlu dilakukan pembelajaran ke siklus selanjutnya. 118 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4 ISSN 2354-614X 2. Hasil Tindakan Siklus I b. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pada Siklus I, hasil observasi kegiatan siswa dapat dilihat pada tabel di atas. Pada Pertemuan I diperoleh skor 21 dari skor maksimal 35 dan Pertemuan II diperoleh skor 24 dari skor maksimal 35. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai rata-rata (NR), Pertemuan I adalah 60 % dan Pertemuan II adalah 68,57 %, dengan menggunakan kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada Pertemuan I berada dalam kategori sangat kurang dan Pertemuan II berada dalam kategori kurang. c. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pada Siklus I, observasi kegiatan guru dapat dilihat pada tabel di atas. Pada Pertemuan I diperoleh skor 38 dari skor maksimal 50 dan Pertemuan II diperoleh skor 43 dari skor maksimal 50. Dari hasil pengolahan data diperoleh persentasi nilai rata-rata (NR) Pertemuan I adalah 70 % dan Pertemuan II 82 %, maka dapat diketahui rata-rata aktivitas guru dalam pelaksanaan tindakan. Pertemuan I berada dalam kategori kurang dan Pertemuan II berada dalam kategori baik. d. Hasil Penilaian Kerja Kelompok Siklus I Dari data hasil kerja kelompok siswa diketahui bahwa kelompok 1,2 dan 3 mendapatkan nilai hasil kerja kelompok sangat baik meskipun belum mencapai 100 %, karena berdasarkan pada kriteria penilaian secara kelompok. Akan tetapi pada kelompok 4, 5 dan 6 masih dalam kategori baik karena kelompok tersebut belum mampu bekerjasama dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. e. Hasil Belajar Siswa Siklus I Setelah pelaksanaan tindakan Siklus I dengan menerapkan pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok kegiatan selanjutnya adalah memberikan tes uraian dengan jumlah soal sebanyak 10 nomor . Hasil analisis tes uraian pada siklus I sudah mengalami peningkatan dari pada tes awal, diketahui banyaknya siswa yang tuntas belajar 19 orang 119 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4 ISSN 2354-614X dengan daya serap klasikal 57,09 % dan tuntas klasikal 61,29 %. Itu artinya proses pembelajaran dengan menerapkan metode kerja kelompok sudah mengalami peningkatan dari sebelumnya meskipun belum mencapai ketuntasan maksimal. f. Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru dan hasil tes tindakan Siklus I dan hasil lembar kerja siswa , maka dilakukan evaluasi Siklus I, digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan lebih efektif untuk memperoleh hasil prestasi belajar yang lebih baik pada siklus berikutnya. Adapun kekurangan yang didapatkan pada Siklus I berdasarkan evaluasi adalah sebagai berikut: 1. Guru harus lebih terampil dalam mengelola pembelajaran dengan memperhatikan alokasi waktu dan tahap-tahap kegiatan pembelajaran 2. Motivasi siswa untuk aktif di dalam pembelajaran masih kurang, karena sebagian besar siswa masih bingung dengan aturan dalam kerja kelompok 3. Sebagian siswa belum memahami sepenuhnya tentang konsep yang dipelajari. 4. Hanya sebagian siswa yang aktif dalam pemecahan suatu masalah, karena sebagian siswa kurang memahami aturan dalam kerja kelompok. 5. Guru kurang memberi waktu yang cukup pada siswa untuk bertanya 6. Siswa mampu menjawab tugas dalam kerja kelompok hanya berdasarkan pada buku bukan hasil analisis sendiri 7. Siswa belum mampu menyimpulkan materi pelajaran sesuai dengan tujuan pelajaran 8. Dari hasil analisis Siklus I diperoleh persentase ketuntasan klasikal 61,29% dan daya serap klasikal adalah 57,09%. 3. Hasil Tindakan Siklus II a. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 120 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4 ISSN 2354-614X Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa pada tabel 4.6, pada Pertemuan I diperoleh skor 28 dari skor maksimal 35 dan Pertemuan II diperoleh skor 33 dari skor maksimal 35. Dari hasil pengelolaan data diperoleh persentase nilai rata-rata (NR) Pertemuan I 88,57% dan Pertemuan II 97,14% dengan menggunakan taraf keberhasilan tindakan dapat diketahui rata-rata siswa dalam pelaksanaan tindakan pada Pertemuan I berada dalam kategori baik dan Pertemuan II berada dalam kategori sangat baik. b. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada tabel 4.7 pada Pertemuan I diperoleh skor 45 dari skor maksimal 50 dan pada Pertemuan II diperoleh skor 49 dari skor maksimal 50. Dari hasil pengelolaan data diperoleh persentase, nilai rata-rata (NR) Pertemuan I adalah 90% dan Pertemuan II 98% dengan menggunakan kriteria taraf keberhasilan tindakan sama dengan aktivitas siswa, maka dapat diketahui rata-rata aktivitas guru dalam pelaksanaan tindakan pada Pertemuan I berada dalam kategori baik dan Pertemuan II berada dalam kategori sangat baik. c. Hasil Penilaian Kerja Kelompok Siklus II Dari data hasil kerja kelompok siswa diketahui bahwa semua kelompok mendapatkan nilai hasil kerja kelompok sangat baik karena sudah mencapai 100 %, yang berdasarkan pada kriteria penilaian secara kelompok. Dalam hal ini pembelajaran dalam kelompok sudah mengalami peningkatan, kerena semua siswa sudah aktif dalam kerjasama kelompok yang akhirnya hasilnya sudah meningkat. d. Hasil Belajar Siswa Siklus II Setelah selesai tindakan Siklus II dengan menerapkan Model pembelajaran kerja kelompok yang menggunakan LKS dan panduan pengenalan konsep berupa pertanyaan, kemudian kegiatan selanjutnya memberikan tes formatif yang merupakan akhir dari pembelajaran Siklus II. Tes formatif yang diberikan dalam bentuk tes pilihan ganda dengan jumlah soal 10 nomor. Maka hasil analisis tes formatif Siklus II diketahui 121 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4 ISSN 2354-614X jumlah siswa yang mengalami ketuntasan berjumlah 29 siswa dari jumlah keseluruhan 31 siswa, karena pada saat pelaksanaan tes siklus II salah satu siswa tidak hadir, dengan daya serap klasikal 90,64 % dan tuntas klasikal 93,54 %, dengan melihat hasil tes evaluasi siklus II bahwa terjadi peningkatan yang baik dari siklus sebelumnya. e. Refleksi Siklus II Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru, hasil tes evaluasi, hasil penilaian kerja kelompok, hasil tindakan selama pelaksanaan Siklus II, dan hasil (LKS) secara individu. Yang selanjutnya dilakukan refleksi untuk mengetahui dampak dari tindakan yang diberikan. Adapun hasil refleksi pelaksanaan tindakan Siklus II yaitu sebagai berikut: 1. Motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran semakin meningkat. Hal ini dilihat ketika melakukan kegiatan pengamatan siswa lebih aktif dalam diskusi dan lebih aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam LKS. 2. Pemahaman siswa dalam menyerap materi sudah meningkat, terlihat pada hasil observasi siswa. 3. Siswa sudah berani bertanya/menanggapi mengenai apa yang belum diketahui, baik pada guru maupun sesama temannya. 4. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran terlaksana sesuai dengan strategi mengajar yang dilakukan oleh peneliti yaitu menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 5. Guru sudah mampu memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Dari hasil tes Siklus II, observasi selama kegiatan pembelajaran di kelas dapat diketahui bahwa dari hasil tes Siklus II secara umum siswa telah dapat menyelesaikan soal dengan cukup baik dan telah mencapai standar secara individu dengan daya serap klasikal yang diperoleh mencapai 90,64% dan ketuntasan belajar klasikal 93,54%. 122 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4 ISSN 2354-614X b. Pembahasan Penerapan kerja kelompok dalam proses belajar mengajar merupakan cara yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SDN 4 Parigi. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan mulai tanggal 1 Nopember 2012 sampai tanggal 23 Nopember 2012. Berdasarkan hasil observasi siswa dan guru dan hasil analisis tes formatif pada Siklus I dan II terjadi peningkatan yang cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan kerja kelompok cukup efektif diterapkan dalam proses pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan daya nalar siswa karena pembelajaran ini dapat membuat siswa menjadi aktif berdiskusi, lebih berani mengajukan pertanyaan baik dari pertanyaan guru maupun pertanyaan dari temannya, sehingga hasil tes formatifnya meningkat. Hal ini dapat dibuktikan melalui perolehan tingkat hasil belajar siswa yang sudah mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa Siklus I diperoleh persentase nilai rata-rata (NR): 60 % ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada pertemuan I dalam kategori kurang. Pada Pertemuan II diperoleh persentase 68,57%, Ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kategori cukup karena hanya mengalami sedikit peningkatan dari pertemuan sebelumnya walaupun secara keseluruhan proses pembelajaran sudah didominasi oleh siswa. Hal ini disebabkan karena motivasi siswa dalam belajar masih kurang, di mana sebagian siswa belum memahami model pembelajaran kerja kelompok sehingga para siswa masih bingung dengan tugas yang akan dikerjakan, meskipun model pembelajaran ini bukan hal baru bagi mereka. Sebagian siswa belum berani untuk mengajukan pertanyaan dan belum terlalu memahami dalam membuat kesimpulan berdasarkan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran. Pada Siklus II Pertemuan I diperoleh presentase nilai rata-rata aktivitas siswa 88,57% dalam kategori baik dan Pertemuan II presentase nilai rata-rata 97,14% dalam kategori sangat baik. Pada pembelajaran Siklus II aktivitas siswa meningkat. Hal ini disebabkan karena siswa sudah 123 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4 ISSN 2354-614X lebih termotivasi. Siswa sudah aktif dalam proses diskusi dan kerja kelompok Proses pembelajaran dapat dilihat dari cara menjawab pertanyaan dari guru,temannya, serta pertanyaan-pertanyaan dalam LKS sudah mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil observasi peningkatan aktivitas guru pada siklus I Pertemuan I diperoleh presentase nilai rata-rata (NR) sebesar 70% dan pertemuan 2 adalah 82%. Ini menunjukkan aktivitas guru dalam pembelajaran menunjukkan setiap pertemuan mengalami peningkatan. Pada Siklus II pertemuan I diperoleh presentase nilai rata-rata aktivitas guru 90% dengan kategori baik dan pertemuan 2 diperoleh presentase ratarata 98% dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan setiap pertemuan terjadi kenaikan aktivitas guru. Aktivitas guru pada Siklus I dan Siklus II menunjukkan kenaikan yang signifikan. Karena guru terus berusaha untuk meningkatkan motivasi dan bimbingan siswa dengan berbagai perlakuan agar siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu juga, guru memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami, sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Peningkatan aktivitas guru dapat menyebabkan siswa yang sebelumnya tidak aktif menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada hasil analisis tes formatif pra tindakan diperoleh persentase daya serap klasikal 45,66 % dan tuntas klasikal diperoleh 30 %. Pada siklus I diperoleh presentase daya serap klasikal sebesar 57,09%, dan presentase ketuntasan belajar klasikal 61,29% dimana siswa yang tuntas 19 orang dan yang belum tuntas 10 orang dari 31 siswa namun ada 2 orang siswa yang tidak hadir. Pada Siklus II diperoleh presentase daya serap klasikal mencapai 90,64%, dan presentase ketuntasan belajar klasikal 93,54% dengan siswa yang tuntas 30 dari 31 siswa. Terlihat jelas ada 1 orang siswa yang tidak hadir presentase daya serap klasikal Siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan. Pada Siklus I motivasi siswa masih kurang sehingga pemahaman siswa terhadap materi masih belum 124 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4 ISSN 2354-614X maksimal. Sedangkan pembelajaran Siklus II persentase daya serap klasikal sudah lebih meningkat. IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh dari pelaksanaan pra tindakan sampai pada hasil tindakan siklus I dan II, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Penerapan pembelajaran kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 di SDN No. 4 Parigi. 2. Meningkatnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari tes observasi awal, pelaksanaan siklus I dan pelaksanaan siklus II dengan hasil sebagai berikut: Nilai formatif siswa observasi awal ketuntasan belajar klasikal sebesar 30%, pada pelaksanaan Siklus I ketuntasan belajar klasikal sudah mengalami perkembangan yaitu 61,29 % tetapi masi terkategori kurang, pada pelaksanaan siklus II ketuntasan belajar klasikal sudah mencapai 93,54% atau masuk kedalam kategori sangan baik. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan sebagai berikut: a. Pemilihan model pembelajaran yang akan diterapkan, hendaknya guru memilih dan menggunakan model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan berpikir siswa. b. Secara umum, model pembelajaran kerja kelompok perlu diterapkan karena terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas IV SDN No. 4 Parigi. 125 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No. 4 ISSN 2354-614X DAFTAR PUSTAKA Arifin Z, 1988. Evaluasi instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya aksara Djauzak Ahmad, 1993. Pengelolaan Sekolah Dasar. Jakarta: Dikbud, Dikdasmen, Direktorat, Dikdas Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Kasbollah, K.E.S. 1998. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta Moerdiyanto. 1989. Melatih Keterampilan Proses. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution, M.A. 2000. Didaktis Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Supriadi, 2008. Panduan Praktis Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan SI/SKL. Tim pengembang kurikulum Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Donggala. 126