Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X Menerapkan Media Gambar Berwarna Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas III Sekolah Dasar Kecil Toraranga Rini, Suyuti, dan Imran Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Masalah utama pada penelitian ini adalah rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPS di kelas III SD Kecil Toraranga. Ada beberapa hal yang menyebabkan permasalahan tersebut, salah satunya yaitu kurangnya pemahaman makna yang diberikan dalam proses pembelajaran. Selama ini siswa hanya diarahkan untuk menghafal materi yang diberikan, tanpa ada usaha agar siswa memahami materi yang diajarkan. Selain itu, tidak adanya media yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dapat memacu aktivitas otak siswa untuk lebih aktif berpikir dan merespon pelajaran sehingga dapat memberikan hasil belajar yang baik bagi siswa itu sendiri. Untuk membangun pemahaman siswa dan memberikan hasil belajar yang baik pada siswa, maka peneliti menerapkan pembelajaran menggunakan media gambar. Tujuan penelitian ini, adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDK Toraranga dengan menerapkan media gambar berwarna pada mata pelajaran IPS. Metode penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart yang pada setiap siklus yang dilaksanakan akan terdiri atas empat komponen yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Pada pelaksanaan siklus satu pertemuan pertama, persentase aktifitas guru dalam proses pembelajaran 57,14%, serta aktifitas siswa 40%. Saat pertemuan kedua persentase aktifitas guru 64,28%, aktifitas siswa 55%. Ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus satu 53,33%, ini menunjukan bahwa penelitian belum berhasil sehingga perlu dilanjutkan ke siklus dua.Berdasarkan hasil penelitian di siklus dua, diperoleh persentase aktifitas guru pada pertemuan pertama dan kedua adalah 82,14% dan 85,71%, sedangkan aktifitas siswa pada pertemuan pertama dan kedua adalah 70% dan 82,5%. Ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh pada pelaksanaan siklus dua yaitu 86,66%, ini menunjukan bahwa penelitian yang dilakukan telah berhasil,sehingga dapat dikatakan, penerapan media gambar dalam proses pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Kecil Toraranga. Kata Kunci: Media Gambar, Hasil Belajar, Mata Pelajaran IPS 35 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X I. PENDAHULUAN Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar agar peserta didik memiliki Kemampuan yaitu: 1. Mewujudkan persatuan bangsa berdasarkan pancasila UUD 1945. 2. Membiasakan untuk mematuhi norma, menegakkan hukum menjalankan persatuan. 3. Berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat dan pemerintah yang demokratis, menjunjung tinggi, melaksanakan dan menghargai hak asasi manusia. (Depdiknas, 2006). Untuk dapat melaksanakan pembelajaran IPS dengan baik pada jenjang pendidikan SD, diperlukan guru yang terampil merancang dan mengelola proses pembelajaran seperti tercermin dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006. Dalam pelaksanaan kurikulum tersebut guru hendaknya dapat menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar baik secara fisik, mental, maupun sosial. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah menggunakan media dalam menyajikan pelajaran. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sardiman, 2002: 6). Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk berpikir, menurut Gagne yang dikutip oleh Sardiman, 2002. Sedangkan menurut Brigs yang dikutip oleh Sardiman, 2002: 6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Jadi, media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sardiman, 2002: 6). Berdasarkan pendapat Gagne dan Brigs kita dapat menyimpulkan bahwa media merupakan alat dan bahan fisik yang terdapat di lingkungan siswa untuk 36 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X menyajikan pesan kegiatan pembelajaran (proses kegiatan belajar-mengajar) sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar. Salah satu media pembelajaran yang baik digunakan adalah media gambar berwarna. Bentuk umun dari media gambar terangkum dalam pengertian dari media grafis. Karena media gambara merupakan bagian dari pembuatan media grafis. Sebelum kita nengetahui lebih lanjut mengenai media gambar ada baiknya kita mengetahui lebih dahulu pengertian dari media grafis. Menurut (I Made Tegeh, 2008 : 30) media grafis atau graphic material adalah suatu media visual yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambargambar, tulisan, atau simbol visual yang lain dengan maksud untuk menggambarkan dan merangkum suatu ide, data kejadian. Batasan tersebut memberi gambaran bahwa media grafis merupakan media dua dimensi yang dapat dinikmati dengan menggunakan indra pengelihatan. Dari pengertian media grafis diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa memang benar media gambara merupakan bagian yang utuh dari media grafis tersebut karena pada dasarnya media gambara merupakan kumpulan dari beberapa titik dan garis yang memvisualisasikan gambara sebuah benda atau seorang tokoh yang dapat memperjelas kita dalam memahami benda atau tokoh tersebut. Menurut (I Made Tegeh, 2008 :32) yang dimaksud media gambar dilihat dari pandangan media grafis adalah gambar gambar hasil lukisan tangan, hasil cetakan, dan hasil karya seni fotografi. Penyajian obyek dalam bentuk gambar dapat disajikan melalui bentuk nyata maupun kreasi khayalan belaka sesuia dengan bentuk yang pernah dilihat oleh orang yang menggambarnya. Kemampuan gambar dapat berbicara banyak dari seribu kata hal ini mempunyai makna bahwa gambar merupakan suatu ilustrasi yang memberikan pengertian dan penjelasan yang amat banyak dan lengkap dibandingkan kita hanya membaca dan memebrikan suatu kejelasan pada sebuah masalah karena sifatnya yang lebih konkrit (nyata). Tujuan penggunaan gambar dalam pembelajaran adalah : (1) menerjemahkan symbol verbal, (2) mengkonkritkan dan memperbaiki kesan-kesan yang salah dari ilustrasi lisan. (3) memberikan ilustrasi 37 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X suatu buku, dan (4) membangkitkan motivasi belajar dan menghidupkan suasana kelas. Dalam pembelajaran di sekolah dasar media gambar sangat baik di gunakan dan di terapkan dalam proses belajar mengajar sebagai media pembelajaran karena media gambar ini cenderung sangat menarik hati siswa sehingga akan muncul motivasi untuk lebih ingin menegtahui tentang gamabar yang dijelaskan dan gurupun dapat menyampaikan materi dengan optimal melalui media gamabar tersebut. Media gambar merupakan salah satu media yang cukup efektif yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, terutama pada mata pelajaran IPS. Karena media gambar media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar-gambar. Dengan memperhatikan gambar siswa akan tertarik untuk belajar dan meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa akan lebih baik, karena konsep yang diajarkan oleh guru cepat dipahami oleh siswa. II. METODELOGI PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2008: 66) yang pada setiap siklus yang dilaksanakan akan terdiri atas empat komponen yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi, seperti yang digambarkan berikut ini 4 1 a 3 8 25 Keterangan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : 8 : Rencana siklus 1 Pelaksanaan Tindakan 1 Observasi 1 Refleksi 1 Rencana revisi1 silkus 2 Pelakasanaan tindakan Observasi 2 Refleksi 2 b 38 7 6 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X a b : Siklus 1 : Siklus 2 Seting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Kecil Toraranga. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SDK Toraranga berjumlah 15 orang yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014. Jenis Data Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yaitu data aktivitas siswa dan guru yang diperoleh dari hasil observasi selama pelaksanaan tindakan, hasil wawancara dan cacatan lapangan. Sedangkan data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil pekerjaan siswa yaitu hasil tes akhir siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan media gambar berwarna. Sumber dan Cara Pengumpulan Data Sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru. Teknik Pengumpulan Data (1) Data aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran diperoleh melalui lembar observasi siswa yang diisi oleh pengamat . (2) Data aktivitas guru yang diperoleh melalui lembar observasi guru yang diisi oleh pengamat (3) Data hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes yang diberikan kepada seluruh siswa setelah mengikuti materi sajian setiap siklus. Teknik Analisis Data Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif dilakukan dengan memperhatikan skor yang diperoleh guru dan siswa dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam lembar observasi, selanjutnya skor tersebut dihitung untuk mengetahui kriteria aktivitas guru dan siswa dengan menggunakan rumus: Nilai rata – rata (NR) = 90%<NR≤100% 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100% = Sangat baik 39 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X 80%<NR≤90% = Baik 70%<NR≤80% = Cukup 60%<NR≤70% = Kurang 0%<NR≤60% = Sangat kurang Analisis Data Kuantitatif Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisa data kuantitatif diperoleh dari hasil tes tiap siklus.Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut: N 100 % S N banyaknya siswa yang tuntas S banyaknya siswa seluruhnya KBK Dengan: KBK = ketuntasan belajar klasikal Indikator Keberhasilan Tindakan Tindakan dianggap berhasil jika nilai yang diperoleh siswa menunjukkan peningkatan lebih dari atau sama dengan 65 dan ketuntasan belajar secara klasikal minimal 85% yang diukur dengan prosentase ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan rumus: KBK N 100 % S III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil observasi yang dilakukan pada aktifitas guru di pertemuan pertama, didapatkan presentase nilai rata – rata kegiatan guru dalam pembelajaran IPS dengan media gambar berwarna adalah 57,14%, selanjutnya pada pertemuan kedua di siklus satu nilai presentase aktifitas guru sebesar 64,28%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 1. 40 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus 1 Pertemuan 1 no Aspek yang diamati 1 2 Pendahuluan Motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 Kegiatan inti Pengunaan Media pembelajaran 4 5 6 7 memberikan pertanyaan kepada siswa Memberikan kesempatan siswa memikirkan jawaban Memberikan Penguatan kepada siswa Penutup Membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran Jumlah Skor Skor maksimal % skor 4 3 2 1 √ √ √ √ √ √ √ 16 28 57,14 % Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus 1 Pertemuan 2 no Aspek yang diamati 1 2 Pendahuluan Motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 Kegiatan inti Pengunaan Media pembelajaran 4 5 6 7 memberikan pertanyaan kepada siswa Memberikan kesempatan siswa memikirkan jawaban Memberikan Penguatan kepada siswa Penutup Membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran Jumlah Skor Skor maksimal % skor 4 3 2 1 √ √ √ √ √ √ √ 18 28 64,28 % 41 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X Ini menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di siklus satu baik di pertemuan pertama maupun kedua berada pada kategori cukup dan baik, sehingga perlu dilakukan sedikit perbaikan agar aktifitas guru dalam proses pembelajaran menjadi lebih maksimal. Selain mengamati aktifitas guru, pada pelaksanaan pembelajaran disetiap tindakan, aktifitas siswa juga diamati ini ingin mengetahui sejauh mana tingkah laku siswa ketika diajar dengan menggunakan media gambar berwarna. Pada pertemuan pertama di siklus satu, melalui lembar observasi diperoleh nilai persentase aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran sebesar 40 %, serta pada pertemuan kedua di siklus satu, didapatkan nilai persentase aktifitas siswa sebesar 55%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Hasil Obsevasi Aktifitas Siswa pada Siklus 1 Pertemuan 1 Penilaian No I Aspek yang Diamati 1 2 4 5 Kegiatan Awal √ 1. Bersiap untuk belajar √ 2. Memperhatikan penjelasan guru 3. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru II 3 √ Kegiatan Inti 4. Memperhatikan penjelasan guru √ 5. Menanyakan tentang kegunaan media gambar yang √ digunakan 6 . Menanyakan tentang materi yang dijelaskan √ III Kegiatan Akhir 7. Menyimpulkan pembelajaran 8. Sikap Mengakhiri Pembelajaran Persentase (%) √ √ 16/40 x 100% = 40% 42 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X Tabel 4. Hasil Obsevasi Aktifitas Siswa pada Siklus 1 Pertemuan 2 Penilaian No I II Aspek yang Diamati 1 2 3 4 5 Kegiatan Awal 1. Bersiap untuk belajar √ 2. Memperhatikan penjelasan guru √ 3. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru √ Kegiatan Inti 4. Memperhatikan penjelasan guru 5. Menanyakan tentang kegunaan media gambar yang digunakan √ √ 6 . Menanyakan tentang materi yang dijelaskan √ III Kegiatan Akhir 7. Keterlibatan dalam proses pembelajaran √ 8. Menyimpulkan pembelajaran √ Persentase (%) 22/40 x 100% = 55% Jika dilihat pada kriteria taraf pencapaian tindakan maka pada pertemuan pertama aktifitas siswa berada pada kategori kurang, sedangkan pertemuan kedua aktifitas siswa berada pada kategori cukup, ini menandakan bahwa aktifitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus satu, kurang maksimal. Kurang maksimalnya aktifitas siswa menyebabkan rendahnya hasil belajar mereka seperti diperlihatkan dalam Tabel 5. 43 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X Tabel 5. Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SDK Toraranga di Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Angga Saputra Ahmad Khairil Arif Budiono Rahul Multazam Ariyanti Andini Putri Siti fatima Lusianah Karfinda Novita Sari Kartika Nur Azima Zainab Nilai 50 55 50 60 75 68 60 65 73 55 70 60 68 70 66 Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Hasil tindakan pada siklus 1 akan menjadi bahan pertimbangan untuk melanjutkan penelitian pada siklus dua hal ini dimaksudkan agar penelitian tindakan ini mendapat hasil yang maksimal. Jika pada sisklus 1 pemebelajaran IPS dengan menggunakan media gambar berwarna belum berjalan maksimal, maka pada siklus dua nanti peneliti akan berusaha agar proses pembelajaran memberikan hasil yang memuaskan. Salah satu faktor yang menyebabkan kurang maksimalnya pembelajaran di siklus satu adalah dalam memberikan motivasi kurang maksimal, dalam menjelaskan pelajaran suara kurang lantang menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam proses pembelajaran sehingga berimbas pada hasil belajar mereka yang kurang memuaskan. Berdasarkan observasi aktifitas guru pada pertemuan pertama dan kedua di siklus dua, diketahui aktifitas guru pada pertemuan pertama 82,14 %, sedangkan pada pertemuan kedua 85,71%. Jika dilihat kriteria katifitas guru pada pertemuan pertama dan kedua semuanya berada pada kategori amat baik, ini menunjukan bahwa peran guru pada pelaksanaan tindakan siklus dua berjalan maksimal dan mengalami perbaikan dari siklus sebelumnya. Seperti diperlihatkan dalam Tabel 6. 44 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus 2 Pertemuan 1 no Aspek yang diamati 4 skor 3 2 1 Pendahuluan Motivasi √ 2 Menyampaikan tujuan pembelajaran √ 1 Kegiatan inti 3 Pengunaan Media pembelajaran √ 4 memberikan pertanyaan kepada siswa √ 5 Memberikan kesempatan siswa memikirkan jawaban √ 6 Memberikan Penguatan kepada siswa Penutup Membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran Jumlah Skor Skor Maksimal % √ 7 √ 23 28 82,14 % Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus 2 Pertemuan 1 no Aspek yang diamati 4 1 Pendahuluan Motivasi 2 Menyampaikan tujuan pembelajaran skor 3 2 1 √ √ Kegiatan inti 3 Pengunaan Media pembelajaran 4 memberikan pertanyaan kepada siswa √ 5 Memberikan kesempatan siswa memikirkan jawaban √ 6 Memberikan Penguatan kepada siswa Penutup Membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran Skor Perolehan Skor Maksimal % 7 √ √ √ 24 28 85,71% Dengan membaiknya aktifitas guru pada pelaksanaan tindakan siklus dua, memberikan dampak yang baik juga bagi siswa ini terlihat dari hasil observasi aktifitas siswa pada pertemuan pertama persentase aktifitas siswa 70%, dan pada pertemuan kedua 82,5%. Jika dibandingkan dengan aktifitas siswa pada 45 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X pelaksanaan siklus satu maka diketahui bahwa aktifitas siswa dalam proses pembelajara siklus dua mengalami perbaikan dari pelaksanaan proses pembelajaran siklus satu. Pelaksanaan siklus dua jika dibandingkan dengan siklus satu, maka akan diketahui bahwa pelaksanaan tindakan mengalami peningkatan, ini diakibatkan kendala yang terjadi pada siklus satu, tidak terjadi lagi di siklus dua, sehingga suasan dalam proses pembelajaran terlihat lebih bersemangat. Dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajara siklus dua, maka membuat hasil belajar mereka menjadi meningkat seperti diperlihatkan dalam Tabel 7. Tabel 7. Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SDK Toraranga di Siklus 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Angga Saputra Ahmad Khairil Arif Budiono Rahul Multazam Ariyanti Andiri Putri Siti Fatima Lusianah Karfinda Novita Sari Kartika Nur Azima Zainab Nilai 65 70 50 77 80 68 80 85 90 63 90 80 76 80 75 Keterangan Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Dari hasil belajar siswa diatas, terlihat sekitar 15 siswa yang mengikuti proses pembelajaran ada 13 orang siswa yang tuntas serta ada 2 orang siswa yang tidak tuntas. Ketika dihitung persentase ketuntasan belajar klasikal siswa kelas III sekolah Dasar Kecil Toraranga didapatkan persentase KBK 86,66% ini telah melebihi nilai KBK yang diharapkan yaitu 85%, sehingga dapat dikatakan pada pelaksanaan siklus dua siswa tuntas secara klasikal dan dapat dikatahui bahwa penggunaan media gambar pada mata pelajaran IPS dapat memperbaiki hasil belajar siswa. 46 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X Pembahasan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di Sekolah Dasar Kecil Toraranga memberikan hasil yang baik, walaupun pada awal pelaksanaan tindakan yaitu siklus satu hasil yang didapatkan belum maksimal, karena disebabkan adanya kendala yang menyebabkan pelaksanaan tindakan belum berhasil. Seperti yang disebutkan sebelumnya pelaksanaan penelitian pada siklus satu belum memberikan hasil yang maksimal pada aktifitas siswa maupun hasil belajarnya, namun perlu diperhatikan dari pertemuan pertama hingga kedua persentase aktivitas siswa mengalami peningkatan disetiap pertemuannya walaupun kurang maksimal. Kurang maksimalnya peran siswa dalam proses pembelajaran, dikarenakan guru (peneliti) ketika melaksanakan pembelajaran di siklus satu kurang maksimal. Ketika dihitung nilai ketuntasan belakar kalasikal siswa diperloeh presentase nilai ketuntasan belajar klasikal siswa kelas III SDK Toraranga pada siklus satu 53,33%. Jika nilai ini kita bandingkan dengan kriteria keberhasilan yang diharapkan yaitu sama dengan atau melebihi 85%, maka pelaksanaan tindakan siklus satu belum berhasil sehingga perlu diadakan siklus selanjutnya dengan berusaha memperbaiki kendala yang terjadi pada siklus satu. Pelaksanaan tindakan siklus dua, dilaksanakan setelah merefleksi hasil penelitian dari siklus satu, pada pelaksanaan siklus dua kondisi peneliti telah pulih sehingga peneliti berharap dapat maksimal ketika mengajar siswa menggunakan media gambar. Pertemuan pertama pada siklus dua, semakin memperlihatkan adanya perbaikan dalam proses pembelajaran dimana pada siklus dua ini, terlihat aktifitas guru yang pada siklus satu 57,14% yang menunjukan aktifitas guru kurang, pada siklus dua meningkat menjadi 82,14 % yang menunjukan aktifitas guru berada pada kriteri baik. Hal ini juga berlangsung sama dengan pertemuan kedua siklus dua dimana aktifitas guru meningkat menjadi 85,71% yang menandakan peran cukup maksimal dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan maksimalnya guru dalam melangsungkan proses pembelajaran, dapat menimbulkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran, terlihat 47 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X dalam proses pembelajaran siswa nampak antusias memperhatikan penjelasan guru yang menggunakan media gambar, terlihat dengan adanya media gambar siswa tertarik mengikuti penjelasan guru karena apa yang dijelaskan oleh guru dapat mereka liat langsung tanpa berandai – andai, sekalipun benda yang dijelaskan tersebut telah mereka liat sebelumnya diluar sekolah namun karakter anak – anak selalu ingin melihat langsung wujud dari sesuatu yang dibicarakan pada mereka baik secara langsung maupun visual melalui gambar. Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dibuktikan dengan membaiknya hasil belajar mereka. Berikut diberikan tabel perbandingan hasil belajar siswa pada siklus 1 dan 2. Tabel 8. Hasil Tes Akhir Siswa Pada Siklus I dan siklus II No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Angga Saputra Ahmad Khairil Arif Budiono Rahul Multazam Ariyanti Andiri Putri Siti Fatima Lusianah Karfinda Novita Sari Kartika Nur Azima Zainab KKM Nilai siklus 1 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 50 55 50 60 75 68 60 65 73 55 70 60 68 70 66 Nilai siklus 2 keterangan 65 70 50 77 80 68 80 85 90 63 90 80 76 80 75 Siklus satu Tuntas = 8 siswa, Kbk = 53,3% Siklus 2 Siswa tuntas = 13 siswa, Kbk = 86,6% Dari hasil belajar siswa diatas, terlihat pelaksanaan siklus satu dari 15 siswa yang mengikuti proses pembelajaran ada 8 orang siswa yang tuntas serta ada 6 orang siswa yang tidak tuntas. Ketika dihitung persentase ketuntasan belajar klasikal siswa kelas III sekolah Dasar Kecil Toraranga didapatkan persentase KBK 53,33%, pada pelaksanaan siklus dua, dari 15 siswa yang mengikuti proses pembelajaran ada 13 siswa yang tuntas dan 2 orang siswa yang tidak tuntas ketika 48 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X dihitung persentase ketuntasan belajar klasikal, maka di peroleh persentase KBK 86,665. Ini telah melebihi nilai KBK yang diharapkan yaitu 85%, sehingga dapat dikatakan pada pelaksanaan siklus dua siswa tuntas secara klasikal dan dapat dikatahui bahwa penggunaan media gambar pada mata pelajaran IPS dapat memperbaiki hasil belajar siswa. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah Penerapan media gambar berwarna, dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas III Sekolah Dasar Kecil Toraranga, dengan persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus satu sebesar 53,33% dan pada siklus dua meningkat menjadi 86,66%. Saran Saran dalam penelitian ini untuk peneliti selanjutnya adalah: 1. Media gambar berwarna baik juga digunakan pada mata pelajaran IPA agar siswa lebih memahami materi yang dijelaskan 2. Media gambar berwarna baik juga digunakan pada mata pelajaran matematika khususnya pokok bahasan bangun ruang. 49 Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN 2354-614X DAFTAR PUSTAKA Akina, 2002. Penerepan Investigasi Matematika Kesulitan Siswa Memahami Konsep Luas Jajar Genjang Pada Kelas IV Sekolah Dasar. Tesis. Tidak diterbitkan. Universitas Negeri Malang. Depdiknas, 2006. Kurikulum Pendidikan Dasar . Jakarta : Proyek peningkatan Mutu SD,TK dan SLB I Made Tegeh, 2008. Media Pembelajaran . Malang : Program Pasca Sarjana UNM Sardamin, A. M. 2002. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Wiriatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya 50