Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Surat Pribadi Melalui

advertisement
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Surat Pribadi
Melalui Teknik Pemodelan Di Kelas V SDN
Kabinuang Kec. Dampal Utara
Idawati
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Terdiri beberapa aspek
perlakuan dan pengamatan utama yaitu peningkatan keterampilan siswa dalam
menulis surat pribadi dengan menggunakan teknik pemodelan. Penelitian
dilaksanakan di SDN Kabinuang, melibatkan 20 orang siswa terdiri atas 10 orang
laki-laki dan 10 orang perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang
terdiri atas dua siklus. Di mana pada setiap siklus terdiri empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada tindakan siklus I diperoleh daya serap klasikal mencapai 76% dan
ketuntasan belajar klasikal mencapai 60%, sedangkan pada observasi aktivitas
guru mencapai 58,33% dan siswa 61,66%. Pencapaian ini belum memenuhi
indikator kinerja yang ditetapkan. Pada tindakan siklus II daya serap klasikal
mencapai 88,25% dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 90%. Sedangkan pada
observasi aktivitas guru siklus II mencapai 83,33% dan siswa mencapai 86,66%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
teknik pemodelan dapat meningkatkan keterampilan siswa membuat surat
peribadi di kelas V SDN Kabinuang.
Kata Kunci: Keterampilan Siswa Menulis Surat Pribadi dan Teknik Pemodelan
I.
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia khususnya
dan negara-negara maju pada umumnya dewasa ini sangat mendukung
pengembangan potensi. Diri sebagai persiapan dan tantangan dalam menghadapi
persaingan global di bidang pendidikan, pengetahuan dan, teknologi, dunia
pendidikan dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikan dan sumber daya
manusia yang dimiliki masing-masing daerah. Berbagai informasi sebagian besar
disampaikan melalui media cetak, hal itu sebagai wujud pengembangan diri dan
penataan sistem pendidikan yang berkualitas.
Kesulitan-kesulitan dalam penulisan surat pribadi timbul karena seseorang
yang ingin menulis dihadapkan pada penrnyataan-pernyataan yang mengganjal
50
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
perasaan, sukar untuk dituangkan dan persoalan apa yang hendak ditulis
sertaseberapa panjang tulisan yang akan ditulis, dan lain-lain. Tetapi kesulitan
tentunya harus dihadapi oleh siswa sebagai sebuah tantangan. Untuk menghadapi
tantangan tersebut seorang guru dalam menyampaikan materi di kelas sangat
diperlukan untuk memahami pengetahuan yang ingin disampaikan kepada para
siswa terutama materi menulis surat pribadi, sebab guru tidak mengetahui seluk
beluk materi yang diajarkan, yakin kemampuan siswa juga tidak maksimal.
Tetapi selama ini pembelajaran Bahasa Indonesia sering kali menjadi
momok bagi sebagian besar siswa – siswi di SDN Kabinuang. Siswa memandang
pelajaran tersebut sebagai ilmu yang sulit dipelajari, sulit dimengerti dan jauh dari
angan – angan mereka, bahkan tidak jarang siswa membenci pelajaran itu. Karena
letak gografis mereka di perkampungan dan pinggiran, di daerah perkomplekan
religi, guru yang kurang profesional, usia guru yang sudah menginjak usia tua,
maupun minimnya media yang ada di sekolahan itu, maka masih minim sekali
pengetahuan mereka tentang kemajuan – kemajuan IPTEK yang telah
berkembang selama ini. Maka efeknya hampir setiap tahun prestasi belajar siswa
kusus mata pelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan hasil yang rendah dibanding
dengan mata pelajaran yang lain di SDN Kabinuang.
Beberapa indikator yang menunjukkan rendahnya kualitas proses belajar
mengajar antara lain: kurangnya kesiapan siswa sebelum proses belajar dimulai,
masih rendahnya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, kurang
optimalnya pelaksanaan belajar mengajar di sekolah, belum terpenuhi media
pembelajaran yang ada di sekolah. Oleh karena itu guru sebagai fasilitator harus
bisa menciptakan suasana belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan. Di
dalam proses belajar mengajar harus saling berinteraksi antara komponenkomponen yang terdapat di dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran.
Sebagai tindak lanjut dari permasalahan tersebut, penulis mencoba
mencari metode yang lebih efektif untuk pembelajaran di kelas. Salah satunya
adalah metode teknik pemodelan. Teknik pemodelan yaitu teknik yang banyak
memberikan latihan menulis. Penulis yakin pembelajaran menulis surat akan
51
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
berhasil. Mengacu pada fenomena-fenomena yang terjadi selama ini, kemampuan
menulis surat pribadi bagi siswa sangant rendah. Hal ini terjadi karena rendahnya
pengetahuan siswa tentang penulisan surat pribadi, dilihat dari hasil ulangan
siswa, mengirim surat pada orang tua, 80% dari siswa belum mampu menulis
surat pribadi yang dilakukan oleh siswa pada saat ujian dilaksanakan. Selain
kurangnya minat siswa menulis surat pribadi, juga disebabkan adanya perasaan
bahwa menulis surat itu sulit karena tidak mengetahui harus memulai dari mana.
Kondisi di atas juga didukung karena pembelajaran yang dilaksanakan di SD saat
ini masih terpusat pada guru. Pembelajaran dimulai dari fase persiapan,
demonstrasi sampai pada latihan. Meskipun tidak sinonim dengan ceramah dan
resitasi, namun langkah-langkah tersebut masih berpusat pada guru sehingga
dikhawatirkan siswa akan cepat bosan dan kurang aktif dalam proses
pembelajaran, khususnya pada materi menulis surat pribadi. Hasil belajar yang
diperoleh dengan pembelajaran seperti initernyata kurang optimal.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengatasi ketidakmampuan siswa dalam
menulis surat pribadi, perlu diadakan penelitian peningkatan keterampilan siswa
kelas V SD menulis surat pribadi melalui metode pemodelan.
Menurut Saksono dalam Mariaty (2010) mengatakan yang dimaksud
dengan kemampuan adalah kesiapan mental dan intelektual, baik berwujud
kamatangan, sikap dan pengetahuan, atau keterampilan yang dapat dipergunakan
untuk merumuskan kebutuhan belajar.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dikatakan, surat adalah
kertas dan sebagainya yang berisi tulisan atau pesan. Hal ini senada dengan
pernyataan Tarigan dalam Weblog (akses September 2014), bahwa surat adalah
sebentuk tulisan yang berisi informasi atau pesan dari seseorang yang
disampaikan pada orang lain atau pihak lain. Sedangkan surat pribadi adalah surat
yang ditulis oleh seseorang yang ditujukan kepada orang lain yang bersifat pribadi
dengan maksud tertentu. Unsur-unsur surat antara lain: tanggal, alamat, salam
pembuka, tanda surat, salam penutup, dan diakhiri tanda tangan dan nama jelas.
Jadi dapat dikatakan bahwa surat keluarga adalah surat pribadi.
52
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
Dengan demikian kemampuan menulis surat pribadi melalui metode
latihan
adalah
kemampuan
beraktifitas
menggunakan
alat
tulis
untuk
menyampaikan sebuah maksud kepada orang lain atau keluarga lain melalui
latihan yang dilakukan berdasarkan kebutuhan pribadi di bawah pengawasan atau
bimbingan seorang guru. Peningkatan kemampuan menulis surat pribadi oleh
siswa sangat berhubungan erat dengan tiga aspek kemampuan, yaitu:
a.
Aspek kognitif
Aspek kognitif ini berhubungan dengan mampu atau tidak mampunya
seorang siswa memahami teori-teori tentang penulisan surat.
b.
Aspek emosional
Aspek ini berhubungan dengan mampu tidaknya seorang siswa menghayati
nilai-nilai yang ada dalam surat pribadi.
c.
Aspek evaluatif
Aspek evaluatif yang dimaksud adalah mampu tidaknya seorang siswa
memberikan penilaian terhadap materi latihan yang diberikan oleh guru
mengenai surat pribadi.
Surat pribadi adalah surat yang ditulis atas nama pribadi seseorang, serta
berisikan masalah pribadi penulis, baik yang ditujukan kepada teman, keluarga
maupun institusi lainnya. (Djuhari 2005).
Surat pribadi, tentulah masing – masing orang atau pribadi akan lain isi
maupun yang hendak diceritakannya, tergantung kepada siapa hendak berkirim
surat, paling tidak untuk memancing imajinasi atau apa yang terasa yang hendak
anda sampaikan di dalam surat tersebut. (Sumiyadi 2009).
Surat keluarga ialah surat yang dikirim oleh seseorang kepada anggota
keluarga. Isi surat keluarga dapat berisi duka, berita gembira, bertanya, meminta
sesuatu dan sebagainya. Sapaan yang lazim digunakan antara lain ananda, ibunda,
ayahanda, adinda, atau kakanda yang diawali dengan huruf kapital. Bahasa surat
dapat menggunakan bahasa baku atau bahsa tidak baku (bahasa sehari – hari),
tetapi komunikatif.
Dalam
memenuhi
kebutuhan
komunikasi,
kegiatan
interaksi
berkomonikasi dapat dilakukan secara lisan atau tulisan. Surat menyurat
53
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
merupakan salah satu kegiatan bahasa yang dilakukan dengan interaksi tertulis.
Dengan demikian surat menyurat mempunyai peranan sebagai alat komunikasi
tertulis yang dirasakan semakin penting dalam kehidupan bermasyarakat dewasa
ini. Hal ini karena banyak persoalan kehidupan yang hanya dapat diselesaikan
secara efektif dan efisien melalui komunikasi tertulis.kegiatan surat menyurat
merupakan salah satu kegiatan keadministrasian yang penting. Oleh karena itu,
jika suatu lembaga pemerintah, swasta maupun organisasi mengabaikan ketentuan
surat menyurat adalah suatu kerugian besar. Banyak perorangan maupun
kelompok yang mendapat keuntungan dari kegiatan surat menyurat dan banyak
pula diantara mereka yang megalami kerugian akibat kesalahan dalam melakukan
surat menyurat dengan baik dan efisien.
Kegiatan suarat menyurat dapat berlangsung jika terdapat tiga komponen
yaitu penulis, isi pesan, dan pembaca surat. Supaya kegiatan ini dapat mencapai
tujuan atau sasaran secara efektif, bahasa yang digunakan harus dapat
mengungkapkan pesan surat sesuai dengan sifat surat, kedudukan penulis, dan
pembaca surat. Selain itu, penulisan surat juga perlu memperhatikan kaidah –
kaidah surat menyurat. Kegiatan surat menyurat sebagai salah satu sarana
komunikasi tertulis yang banyak dilakukan orang, sebab berkomunikasi melalui
surat memiliki faktor yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi. Oleh
karena kemudahan itulah pada akhirnya surat menyurat merupakan kegiatan yang
penting dalam berkomunikasi. Namun pada kenyataan berkomunikasi melalui
surat masih banyak ditemui kesulitan oleh pemakainya, terutama dalam
penggunaan aturan surat menyurat yang umum, baik dari segi bahasa maupun
bentuknya.
Dari kesulitan-kesulitan di atas, sebaiknya dalam menulis surat harus
memperhatikan ketentuan pembuatan surat yang baik agar tujuan yang diinginkan
dan pesan yang disampaikan dapat mencapai sasaran.
Menurut Sumiyadi (2009), surat merupakan salah satu sarana komunikasi
berbahasa tulisan. Dari berbagai jenis surat yang biasa digunakan dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa fungsi surat sebagai salah satu sarana dalam
kegiatan berbahasa tulis. Dalam hal ini surat dapat berfungsi untuk menyampaikan
54
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
informasi. Informasi yang dimaksud dapat berupa pemberitahuan, pernyataan,
permintaan, penawaran, laporan usulan dan sejenisnya. Surat dapat mewakili
keinginan penulis, sehingga penulis tidak perlu bersusah payah untuk bertemu
dengan penerima surat yang mungkin jaraj tinggalnya cukup jauh. Harapan dan
keinginan penulis cukup diungkapkan dan diwakili oleh surat tersebut. Surat
merupakan wujud kegiatan berbahasa tulis, sehingga dapat diabadikan sebagai
bukti historis. Contohnya adalah surat-surat pada arsip lama yang dapat digunakan
sebagai bahan penelitian atau pengkajian guna mengetahui keinginan atau
keadaan suatu instansi atau suatu hal pada masa yang lampau. Sebagai wujud
tertulis, surat dapat berupa ketentuan atau pedoman bagi pelaksanaan sesuatu.
Surat- surat yang dimaksud pada fungsi ini, misalnya surat keputusan, instruksi,
surat edaran dan sebagainya.
Surat dapat disimpan dan diamankan, sehingga dapat dijadikan pengingat
apabila terdapat kehilapan terhadap pesan surat. Contoh suratdalam funsi ini
adalah surat - surat yang diarsipkan dan suatu waktu dapat dibuka lagi untuk
mempermudah penyelesaian suatu masalah atau pekerjaan. Surat dapat dijadikan
sebagai alat bukti tertulis dari suatu urusan. Sehingga jika terjadi kekeliruan atau
kesalah pahaman surat dapat dijadikan sebagai bukti tertulis. Contohnya adalah
surat perjanjian, surat sewa menyewa, surat jual beli, surat wasiat dan sebagainya.
Surat dapat dijadikan media hantar informasi yang tidak terhambat oleh jarak.
Dengan surat, hambatan jarak tidak menjadi alasan pemborosan energi dan waktu.
Menurut Nurhadi (2003: 50), teknik pemodelan adalah membahasakan
gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan
siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan.
Sedangkan menurut Agus (2010: 55), pemodelan atau modeling adalah
proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh
siswa, sebagai contoh membaca berita, membaca lafal bahasa, mengoprasikan
instrument memerlukan contoh agar siswa dapat mengerjakan denga benar.
Dengan demikian pemodelan merupakan asas penting dalam pembelajaran.
Pemodelan dikatakan efektif apabila siswa menjadi lebih paham terhadap
materi yang dipelajari, terlibat dengan lebih antusias, memberikan variasi situasi,
55
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
biaya dan waktu yang lebih efisien. Adanya model dalam pembelajaran akan
membantu siswa berpikir kritis, siswa akan terbantu dengan mengamati model
yang disediakan, sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Siswa
tidak hanya menerima informasi dari guru, tetapi siswa juga dapat menggali
informasi dari model yang disediakan.
Metode dalam pengajaran Bahasa Indonesia tidak terbatas jumlahnya.
Pada prinsipnya penggunaan metode pengajaran berkaitan erat dengan materi dan
pokok bahasan yang disampaikan. Setiap metode mempunyai keunggulan dan
kekurangan masing-masing. Suatu metode dipandang tepat untuk suatu situasi
namun dapat dirasa kurang tepat untuk situasi lain. Pembelajaran sering dilakukan
dengan menggunakan berbagai metode secara bervariasi, sehingga tidak terasa
monoton dan menjemukan. Akan tetapi satu metode penggunaannya bisa berdiri
sendiri, tergantung pada pertimbangan berdasar situasi pembelajaran yang
relevan, Ali (2007). Metode Pemodelan umumnya ditandai adanya suatu
pemodelan kepada siswa.
Metode pemodelan sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Oleh karena itu dengan diterapkanya metode ini diharapkan dapat
menghilangkan rasa jenuh dan bosan pada diri peserta didik terhadap materi
pelajaran, sehingga peserta didik akan lebih termotivasi secara aktif dalam belajar
demi terwujudnya pola interaksi edukatif dalam pembelajaran sejarah yang
berpengaruh pula terhadap hasil belajar yang diraih peserta didik. Model latihan
adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh adanya cara penyajian bahan
pelajaran dimana guru menugaskan peserta didik mempelajari sesuatu yang
kemudian harus dipertanggungjawabkan.
II. METODE PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap tindakan yang
bersiklus. Model penelitian ini mengacu pada modifikasi spiral yang dicantumkan
Kemmis dan Mc Taggart (Dahlia, 2012:29). Tiap siklus dilakukan beberapa tahap,
yaitu 1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan 4)
Refleksi. Tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
56
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
Keterangan
0
: pra tindakan
1
: Rencana
2
: Pelaksanaan
3
: Observasi
4
: Refleksi
5
: Rencana
6
: Pelaksanaan
7
: Observasi
8
: Refleksi
A. : Siklus 1
B. : Siklus 2
Gambar 1. Model Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas V SDN Kabinuang Kec. Dampal
Utara dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10
siswa perempuan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengamatan,
selama pelajaran bahasa Indonesia di SDN Kabinuang Kec. Dampal Utara.
Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan menulis surat pribadi, stuasi dan
kondisi kelas yang akan dijadikan subjek penelitian. Jenis data yang diperoleh
penelitian ini adalah:
1.
Data kualitatif yaitu data hasil observasi guru/peneliti serta data hasil
observasi siswa mengikuti kegiatan pembelajaran.
2.
Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan
membaca permulaan siswa.
Ada dua jenis data yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu data
kualitatif dan data kuantitatif. Teknik analisis data kuantitatif dalam penelitian ini
dilakukan sesudah mengumpulkan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis
data kualitatif menurut Miles dan Huberman (Muslich, 2010: 91). Teknik analisis
data kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa
menulis surat pribadi sesudah diberi pembelajaran dengan menggunakan metode
latihan.
Hasil
perhitungan
kemampuan
menulis
surat
pribadi
dengan
57
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
menggunakan metode latihan dari masing-masing siklus kemudian dibandingkan.
Dari hasil tersebut akan memberikan gambaran mengenai persentase peningkatan
kemampuan menulis surat pribadi pada siswa kelas V SDN Kabinuang Kec.
Dampal Utara dengan menggunakan metode pemodelan. Pelaksanaan tindakan
penelitian direncanakan 2 siklus dengan menggunakan model Kemmis dan Mc
Taggart yaitu tiap siklus dilakukan beberapa tahap meliputi perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Indikator keberhasilan penilaian ini
adalah jika daya serap individu siswa minimal 70% dan ketuntasan klasikal ratarata 75%. Indikator keberhasilan adalah jika keterampilan siswa menulis surat
pribadi rata-rata berada dalam kategori baik dan sangat baik, dengan kriteria taraf
keberhasilan sebagai berikut: (KTSP KKG Dampal Utara).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dikelas ini diawali dengan melakukan observasi di kelas dan
tahap persiapan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan
kondisi kelas subyek penelitian, yaitu materi yang dibahasa adalah konsep
menulis surat pribadi dan jumlah siswa yang akan dijadikan subyek penelitian
adalah 20 siswa. Hasil observasi ini digunakan untuk mengkaji masalah dalam
pembelajaran bahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan dijadikan acuan
untuk menentukan rencana tindakan refleksi pada siklus I.
Siklus I
Pada siklus ini, kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
1) Menetapkan materi ajar yang akan dibahas.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
3) Menyiapkan saran dan prasarana pembelajaran.
4) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama
pembelajaran.
5) Mempersiapkan lembar penilaian
6) Mempersiapkan tes siklus I.
58
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2 x
35 menit). Tahap tindakan ini yaitu tahap pendahuluan, tahap inti, dan tahap
akhir, dengan uraian sebagai berikut:
1) Pendahuluan
Pada tahap ini peneliti memberi motivasi awal kepada siswa, menuliskan
konsep, dan meyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Tujuan
pembelajaran dalam siklus satu dapat dilihat pada masing-masing Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran.
2) Tahap inti
Pada tahap ini, peneliti menjelaskan materi membuat surat pribadi. Peneliti
menjelaskan materi tentang cara membuat surat pribadi yang diajarkan peneliti
kepada siswa kelas V mengikuti tahapan teknik pemodelan, yaitu guru
memberikan lima contoh surat pribadi kemudian siswa mengamati model tersebut
dan membentuk kelompok untuk mendiskusikan bagian-bagian surat pribadi serta
mempresentasekan hasil diskusi tersebut. Setelah itu siswa menyimpulkan ciri-ciri
surat pribadi.
Berdasarkan tahapan diatas, peneliti membimbing siswa dalam membuat
surat pribadi. Adapun penerapan teknik pemodelan dapat di lihat pada rencana
pelaksanaan pembelajaran.
3) Tahap Akhir
Pada tahap ini, peneliti membantu siswa untuk menyimpulkan materi
pelajaran yang telah dipelajari, memberikan evaluasi.
Hasil Observasi
1) Aktivitas Guru
Aktivitas guru selama proses pembelajaran di kelas dilakukan pada saat
Kegiatan Belajar Mengajar dengan cara mengisi lembar observasi yang telah
disediakan. Berdasarkan hasil observasi jumlah skor yang diperoleh adalah 35
dari 60 skor maksimal dengan persentase rata-rata penilaian 58,83% dengan
kriteria cukup. Peneliti sebagai guru melakukan kegiatan: (a) melaksanakan RPP;
(b) menyampaikan tujuan pembelajaran dan lain sebagainya. Guru sebagai
fasilitator dan motivator, melakukan kegiatan: (a) memotivasi siswa selama
59
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
pembelajaran dan cara memberikan soal latihan membaca dengan menggunakan
teknik pemodelan: (b) membimbing siswa yang masih kesulitan: dan (c)
mengarahkan siswa membuat kesimpulan materi.
2) Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa digunakan dengan tujuan untuk melihat
kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa menunjukan jumlah skor adalah 37
dari skor maksimal 60 diperoleh persentae rata-rata 61,66% dengan rata-rata
kriteria cukup dan belum mencapai indikator yang ditetapkan.
Hasil Tes Akhir Siklus I
Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus satu
dengan penerapan teknik pemodelan dalam melatih membuat surat pribadi,
kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes. Berdasarkan hasil tes penilaian,
menunjukan daya serap klasikal keterampilan siswa membuat surat pribadi adalah
76% dan ketuntasan belajar mencapai 60% dengan kriteria cukup. Hasil ini belum
memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan. Hasil ini disebabkan masih
terdapat beberapa siswa yang belum lancar dalam membuat surat pribadi yang
dituliskan oleh guru. Dengan demikian, peneliti perlu melanjutkan penelitian
sampai siklus II untuk memperbaiki proses pada siklus I atau konsep yang belum
terlalu dipahami siswa akan diperjelas kembali.
Refleksi Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I memperoleh hasil observasi aktivitas siswa
dan hasil observasi guru/peneliti pada saat proses belajar mengajar menunjukan
hasil rata-rata dalam kriteria cukup dan baik. Setelah diberikan tes akhir tindakan
siklus I, hasil analisa data tes hasil belajar menunjukan daya serap klasikal
mencapai 76%, belum memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan yaitu
80%. Sedangkan ketuntasan klasikal mencapai 60%, juga belum mencapai
indikator kinerja yaitu minimal 70%. Walaupun, terdapat 9 orang siswa yang
belum tuntas. Sebagian besar siswa yang belum tuntas masih kurang mampu
menulis dengan baik.
60
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
Siklus II
Tindakan siklus II juga di lakukan sama hal seperti siklus I, pada akhir
pembelajaran peneliti memberikan tes akhir. Tes akhir yang dimaksud adalah
penilaian menulis surat pribadi bagi siswa kelas V dengan menggunakan teknik
pemodelan.
Hasil Observasi
1. Aktivitas Guru
Aktivitas guru siklus dua selama proses pembelajaran dikelas dilakukan
pada saat kegiatan belajar mengajar dengan cara mengisi lembar observasi yang
disediakan. Berdasarkan haisl observasi guru jumalah skor yang diperoleh adalah
50 dari 60 skor maksimal dengan persentase 83,33% dengan kriteria rata-rata
baik. Dalam hal ini, baik sebagai guru, fasilitator, motivator dan evaluator, serta
bertindak sebagi pengamat.
2. Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada menunjukan jumlah skor
adalah 52 dari skor maksimal 60 diperoleh persentae rata-rata 86,66%.
Hasil Tes Akhir Siklus II
Berdasarkan hasil analisis penilaian menunjukan persentase rata-rata daya
serap klasikal kemampuan membaca siswa adalah 88,25% dengan kriteria baik
dan ketuntasan belajar klasikal 90%. Hasil penelitian ini dikatakan berhasil atau
hipotesis dapat dibuktikan.
Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Dari hasil observasi, hasil penilaian ketrampilan menulis surat pribadi, dan
hasil belajar pada siklus II, selanjutnya dievaluasi untuk melakukan tindakan pada
siklus II yaitu:
1) Aktivitas siswa semakin meningkat, hal ini dilihat dari lembar observasi yang
dilakukan.
2) Penerapan teknik pemodelan sudah lebih baik bila dibandingkan dengan
tindakan selanjtnya.
3) Hasil belajar siswa menyelesaikan soal dengan menggunakan teknik
pemodelan mengalami Peningkatan.
61
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
Berdasarkan uraian terebut, tampak bahwa penilaian tindakan kelas ini
secara keseluruhan semua kriteria aktivitas guru dan siswa serta analisis tes hasil
belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dan telah memenuhi
kriteria yang ditetapkan pada indikator kinerja. Sehinnga dapat dikatakan bahwa
peningkatan keterampilan menulis surat pribadi siswa pada pembelajaran dapat
terjadi karena penerapan teknik pemodelan.
Pembahasan
Siklus I
Berdasarkan hasil aktivitas guru siklus I dari 12 indikator yang diberikan
terdapat 11 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik. Jumlah skor yang
diperoleh yaitu 35 dari 60 skor maksimal dengan rata-rata penilaian 58,33% dan
masuk pada kriteria cukup. Berdasarkan hasil tersebut guru masih belum mampu
melakukan apersepsi dengan baik dan menyampikan tujuan pembelajaran dengan
baik, sehingga perlu perlu diadakan siklus II untuk memperbaiki 11 indikator
yang belum dicapai guru dan memenuhi kriteria yang ditetapkan. Berdasarkan
hasil aktivitas siswa siklus I dari 12 indikator yang diberikan terdapat 10 indikator
yang belum dilaksanakan dengan baik. Jumlah skor yang diperoleh yaitu 37 dari
60 skor maksimal dengan rata-rata penilaian 61,66% dan masuk pada kriteria
cukup. Berdasarkan hasil tersebut siswa masih belum mampu menyimak
penjelasan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga perlu perlu
diadakan siklus II untuk memperbaiki 10 indikator yang belum dicapai siswa dan
memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil tes penilaian, menunjukkan dari 20 siswa yang
mengikuti tes, terdapat 13 orang siswa yang tuntas dan 7 orang siswa yang tidak
tuntas dengan daya serap klasikal mencapai 76% dan ketuntasan belajar siswa
mencapai 60%. Hal ini menunjukkan siswa belum mampu menulis surat pribadi
dengan baik. 13 orang siswa yang belum tuntas dikarenakan siswa masih malu
bertanya tentang materi yang belum dipahaminya, siswa juga tidak mendengarkan
tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan contoh – contoh surat
pribadi yang diberikan oleh guru, sehingga siswa dalam menjawab soal yang
62
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
diberikan tidak mengerjakannya dengan baik. Dari hasil tersebut perlu diadakan
siklus II untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I.
Siklus II
Berdasarkan hasil aktivitas guru siklus II dari 12 indikator yang diberikan
semua indikator tersebut telah dilaksanakan dengan baik.
Jumlah skor yang
diperoleh yaitu 50 dari 60 skor maksimal dengan rata-rata penilaian 83,33% dan
masuk pada criteria baik. Berdasarkan hasil tersebut guru telah memperbaiki
semua pembelajaran dan telah memenuhi indikator yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil aktivitas siswa siklus I dari 12 indikator yang diberikan semua
indikator tersebut telah dilaksanakan dengan baik. Jumlah skor yang diperoleh
yaitu 52 dari 60 skor maksimal dengan rata-rata penilaian 86,66% dan masuk pada
kriteria baik. Berdasarkan hasil tersebut siswa telah mampu memeperbaiki
pembelajaran dari siklus I dan memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil tes penilaian, menunjukkan dari 20 siswa yang
mengikuti tes, terdapat 18 orang siswa yang tuntas dan 2 orang siswa yang tidak
tuntas dengan daya serap klasikal mencapai 88,25% dan ketuntasan belajar siswa
mencapai 90%. Hal ini menunjukkan siswa mampu manulis surat pribadi dan
memenuhi indikator yang telah ditetapkan walaupun terdapat 2 orang siswa yang
tidak tuntas, peneiliti tidak lagi melaksanakan siklus II karena siswa yang tidak
tuntas tersebut akan diberikan refleksi dari guru untuk mengetahui kesulitan yang
dihadapi pada saat pembelajaran berlangsung dan guru menjelaskan kembali pada
siswa tersebut.
Pelaksanaan tindakan siklus I memperoleh hasil observasi aktivitas siswa
dan hasil observasi guru/peneliti pada saat proses belajar mengajar menunjukan
hasil rata-rata dalam kriteria baik. Setelah diberikan tes akhir tindakan siklus II,
hasil analisa data tes hasil belajar menunjukan daya serap klasikal mencapai
88,25%, telah memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan yaitu 80%.
Sedangkan ketuntasan belajar mencapai 90%, juga telah mencapai indikator
kinerja yaitu minimal 70%. Dapat dikemukakan bahwa pembelajaran siklus II
telah terpenuhi dengan baik sehingga tidak perlu melaksanakan siklus berikutnya.
63
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
IV.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian daya serap klasikal pada siklus I mencapai
76% dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 60%, sedangkan pada observasi
aktivitas guru mencapai 58,33% dan siswa 61,66%. Pencapaian ini belum
memnuhi indikator kinerja yang ditetapkan. Pada tindakan siklus II daya serap
klasikal mencapai 88,25% dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 90%.
Sedangkan pada observasi aktivitas guru siklus II mencapai 83,33% dan siswa
mencapai 86,66%. Peningkatan skor perolehan pada siklus II telah membuktikan
hipotesis tindakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik
pemodelan dapat meningkatkan keterampilan menulis surat pribadi siswa di kelas
V SDN Kbinuang.
Saran
Adapun saran-saran yang perlu peneliti sampaikan yaitu sebagai berikut;
1. Kepada pengambil kebijakan agar mendorong guru-guru sehingga termotivasi
dalam menulis kara ilmiah guna memperbaiki mutu pembelajaran.
2. Kepada guru-guru agar kiranya dapat meningkatkan kompetensi-kompetensi
sehingga benar-benar menjadi guru yang profesional.
3. Dalam upaya meningkatkan keterampilan siswa, guru sebaiknya menggunakan
teknik pemodelan, sehingga siswa mudah memahami dan memiliki
keterampilan untuk menulis surat pribadi.
64
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11
ISSN 2354-614X
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. (2007). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Jakarta:
Rosda Jayaputra.
Depdiknas. (2007). Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta.
Djuhari, Muhammad. (2005). Surat Menyurat Serba Guna. Bandung: CV. Mandar
Maju.
Mariaty. (2010). Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode
SAS pada Siswa Kelas I SD Islam Alhidayah besusu. Skripsi Sarjana pada
FKIP Universitas Tadulako Palu: Tidak diterbitkan.
Moeliono, Anton. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen
Pendidikan Nasional. Balai Pustaka.
Muslich. 2010. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nurhadi. (2003). Teknik Pemodelan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nuyatin. 2010. Mengabadikan Pengalaman dalam Cerpen. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Sugianto. (2008). Metode Pemodelan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sulaiman, Agus. (2010). Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Sumiyadi, Tri. (2009). Pembelajaran Membaca. Modul Suplemen Kegiatan
Pelatihan di KKG Pada Program BERMUTU.
Jakarta:
Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Bahasa Depdiknas.
Syuaib, Dahlia. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Palu: Edukasi Mitra Grafika.
Weblog
(Online)(http://lenterakecil.com/pembelajaran-matematika-di-sekolah-
dasar/, diakses pada tanggal 10 September 2014)
65
Download