` ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA NY. S UMUR 33 TAHUN G2P1A0 UK 8 +1 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENS DI RSUD AMBARAWA ARTIKEL Oleh: ARDIANTI TYAS DEWI NIM.030114A003 FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN AGUSTUS, 2017 Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologi pada Ny. S Umur 33 Tahun G2P1A0 UK 8 +1 Minggu dengan Abortus Imminens di Rsud Ambarawa 1 ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA NY. S UMUR 33 TAHUN G2P1A0 UK 8 +1 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENS DI RSUD AMBARAWA Penulis Ardianti Tyas Dewi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo Email : [email protected] ABSTRAK Pada saat kehamilan, salah satu perdarahan yang sering terjadi pada kehamilan muda yaitu abortus. Abortus imminens adalah terjadinya perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks. Berdasarkan data di RSUD Ambarawa pada bulan Januari - Oktober 2016 jumlah ibu hamil yang mengalami abortus sebanyak 201 orang, dengan abortus imminens 66 orang (32,8%), abortus insipiens tidak ada, abortus inkomplit 126 orang (62,6%), abortus komplit 4 orang (1,9%), dan missed abortion sebanyak 5 orang (2,4%). Tujuan pengelolaan kasus ini agar penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil patologi pada Ny. S umur 33 tahun G2P1A0 UK 8+1 minggu dengan abortus imminens di RSUD Ambarawa menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney. Setelah diberikan asuhan kebidanan pada kasus Ny.S selama 4 hari didapatkan hasil keadaan umum ibu sudah membaik, sudah tidak ada pengeluaran pervaginam, tidak ada kontraksi, uterus sesuai gestasi, dan janin masih bisa dipertahankan. Pada kasus Ny.S penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktik dilahan. Meskipun dalam pemberian terapi dilahan hanya diberikan preabor 3x1 tablet dan scopamin 4x1 ampul, sedangkan pada teori pasien dengan abortus imminens juga diberikan penenang penobarbital 3x30 mg. Selain dengan obat, penenang dapat diberikan secara non farmokologi seperti pemberian aroma terapi sebagai relaksasi. Saran bagi pihak rumah sakit agar dapat menerapkan metode non farmakologi seperti pemberian aromaterapi sebagai pengobatan bagi pasien untuk mengurangi rasa nyeri dan media relaksasi, serta dapat dijadikan Standar Operasional Prosedur dalam meningkatkan asuhan kebidanan di Rumah Sakit. Kata Kunci : Abortus imminens, aromaterapi. Kepustakaaan : 47 (2006-2016) ABSTRACT Abortus is one of bleeding that occur during pregnancy. Abortus imminens is an uterine bleeding that occur before 20 weeks of pregnancy in which the conception is still in the uterus and without cervical dilatation. Based on data of the Ambarawa Regional Hospital, in the period of January-October 2016, the number of pregnant women who had abortus were 201 women, with abortus imminens were 66 women (32.8%), no one with abortus insipiens, incomplete abortus were 126 women (62.6%), complete abortus were 4 women (1.9%), and missed abortion were 5 women (2.4%). The purpose of this study was the writer able to make midwifery care on pathological pregnant women to Mrs. S, 33 years old, G2P1A0, 8+1 weeks of pregnancy with abortus imminens in Ambarawa Regional Hospital by using the Varney’s Seven-step Midwifery Management. After given midwifery care on Mrs. S for 4 days obtained that the mother condition was good, no vaginal bleeding occurred, no contraction, uterus condition was according to gestational age, fetus was still could be maintained. On Mrs. S case, the writer did not find the gap between theory and Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologi pada Ny. S Umur 33 Tahun G2P1A0 UK 8 +1 Minggu dengan Abortus Imminens di Rsud Ambarawa 2 practice. Although in the treatment, the patient only given by Preabor 3x1 tablets and Scopamin 4x1 ampoules, while in the theory,the patient with abortus imminens was also given by Phenobarbital 3x30 mgs. Besides with drugs, the tranquilizer could be given in non-pharmacologically method such as giving aromatherapy as relaxation. The hospital was recommended to implement non-pharmacological method such as giving aromatherapy as a treatment for the patient to reduce pain and as relaxation media, and can be made as the standard operational procedure in improving midwifery care in the hospital. Keywords : Abortus imminens, aromatherapy Literature : 47 (2006-2016) PENDAHULUAN Kualitas hidup perempuan masih dihadapkan beberapa permasalahan salah satunya dibidang kesehatan yakni terlihat dari Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yang masih tinggi sebesar 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Kemenkes RI, 2015). Di Jawa Tengah terdapat 437 kasus AKI per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2015). Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten Semarang pada tahun 2015 terdapat 120 kasus AKI per 100.000 KH (17 kasus) yang disebabkan karena perdarahan 4 kasus (23,52%), preeklamsia/eklamsia 5 kasus (29,41%), infeksi 1 kasus (5,9%), kanker 2 kasus (11,77%), penyakit jantung 3 kasus (17,64%), TB 1 kasus (5,9%), Emboli pulmonal 1 kasus (5,9%) (Dinkes Kabupaten Semarang, 2015). Salah satu perdarahan yang terjadi pada kehamilan muda yaitu abortus. Berdasarkan data di RSUD Ambarawa pada bulan Januari Oktober 2016 jumlah ibu hamil yang mengalami abortus sebanyak 201 orang, dengan abortus imminens 66 orang (32,8%), abortus insipiens tidak ada, abortus inkomplit 126 orang (62,6%), abortus komplit 4 orang (1,9%), dan missed abortion sebanyak 5 orang (2,4%). Tujuan dari pengelolaan kasus ini yaitu mampu melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil patologi pada Ny. S umur 33 tahun G2P1A0 UK 8+1 minggu dengan abortus imminens di RSUD Ambarawa menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan menggunakan metode deskriptif dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang studi keadaan secara obyektif (Notoadmodjo, 2012). Dalam studi kasus ini peneliti melakukan asuhan pada ibu hamil dengan abortus imminens. Teknik pengumpulan data pada klien didapatkan dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pemeriksaan, wawancara dan observasi langsung pada pasien. Sedangkan data sekunder diperoleh dari catatan rekam medik klien di RSUD Ambarawa. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengkajian Pengkajian merupakan langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien (Yulaikhah, 2009). Data Subyektif pada kasus abortus imminens adalah perdarahan dari jalan lahir , dapat atau tanpa disertai rasa mules ringan, sama dengan pada waktu nyeri menstruasi atau nyeri pinggang (Manuaba, 2010). Data obyektif yang didapatkan pada kasus abortus imminens adalah : keadaan umum lemah, pengeluaran pervaginam berupa bercak darah, hasil pemeriksaan dalam kanalis servikalis masih tertutup, pemeriksaan leopold I : Tinggi Fundus Uteri sesuai kehamilan, pemeriksaan USG buah kehamilan masih utuh dan ada kehidupan janin. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologi pada Ny. S Umur 33 Tahun G2P1A0 UK 8 +1 Minggu dengan Abortus Imminens di Rsud Ambarawa 3 Berdasarkan data yang diperoleh dari kasus Ny.S yaitu pada data subyektif ibu mengatakan umur 33 tahun, hamil yang ke 2, dan tidak pernah keguguran. Ibu mengatakan mengeluh mengeluarkan flek-flek dari jalan lahir sejak selasa malam tanggal 2 Mei 2017 dan ibu mengeluh nyeri perut pukul 24.00 WIB. Pada data obyektif didapatkan keadaan umum : lemah, kesadaran : composmentis, TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 78 x/menit, RR : 18 x/menit, S : 36,4 oC, pengeluaran pervaginam berupa flek-flek ± 5 cc, tidak ada gumpalan, VT : tidak ada pembukaan, TFU 2 jari diatas simpisis, uterus tidak berkontraksi, USG : janin masih hidup. Berdasarkan data diatas, tidak terdapat kesenjangan pada teori dan praktik di lahan. Intepretasi Data Intepretasi data adalah mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan intepretasi data yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Dalam langkah ini data yang dikumpulkan diintepretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa kebidanan dan masalah (Sulistyawati, 2009). Menurut Varney (2007), diagnosa kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus imminens yaitu Ny.... umur.. G... P... A.. hamil...minggu dengan abortus immninens. Masalah pada abortus imminens adalah perasaan cemas karena ada rasa mules/kontraksi dan mengalami perdarahan bercak (Maryunani, 2009). Kebutuhan pasien pada kasus abortus imminens adalah dorongan moril dan memberikan informasi tentang abortus imminens (Sulistyawati, 2009). Pada kasus ini penulis mendapatkan diagnosa kebidanan Ny.S umur 33 tahun G2P1A0 umur 33 tahun umur kehamilan 8+1 minggu dengan abortus imminens. Masalah yang muncul yaitu Ny.S merasa cemas dan takut kehilangan janinnya. Kebutuhan yang diperlukan yaitu memberi dukungan moril dan support mental agar ibu tidak cemas dan takut kehilangan janinnya. Diagnosa Potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah dan diagnosa potensial berdasarkan masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Pada kasus ibu hamil dengan abortus imminens diagnosa potensial yang mungkin terjadi bila perdarahan tetap berlanjut yaitu potensial terjadi abortus insipien (Varney, 2007). Pada kasus Ny.S dengan abortus imminens diagnosa potensial yang ditegakkan adalah abortus insipiens, tetapi tidak terjadi karena mendapatkan perawatan yang intensif oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan data diatas, pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik di lahan. Identifikasi Penanganan Segera Pada abortus imminens perlu tindakan segera yang dilakukan pada kasus abortus imminens adalah bed rest total untuk meningkatkan aliran darah ke rahim, mengurangi rangsangan mekanis, mengurangi perdarahan. Pada Kasus Ny.S tindakan segera yang diberikan yaitu kolaborasi dengan dr.SpOG dalam pemberian terapi infus RL 500 ml dalam 20 tpm, dan menganjurkan ibu untuk bedrest total. Berdasarkan kasus diatas tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik di lahan. Perencanaan Langkah ini merencanakan asuhan yang menyeluruh, yaitu merupakan kelanjutan dari masalah atau diagnosa yang diidentifikasi dan diantisipasi (Wiknjosastro, 2010). Menurut Manuaba (2010), perencanaan pada abortus imminens adalah : 1) Istirahat baring, 2) Pemeriksaan USG, 3) Anjurkan ibu tidak melakukan aktifitas fisik berlebihan atau berhubungan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologi pada Ny. S Umur 33 Tahun G2P1A0 UK 8 +1 Minggu dengan Abortus Imminens di Rsud Ambarawa 4 seksual, 4) Berikan terapi obat : penenang penobarbital 3x30 mg, anti perdarahan : adona, transamin, vitamin B komplek, hormonal : pogesteron 10 mg sehari untuk terapi substitusi dan untuk mengurangi kerentanan otot-otot rahim, anti kontraksi rahim : papaverin, duvadilan, menurut penelitian Juan L, Jing-shu G, et al dalam jurnal “Evidancebased Interventions Of Threatened Miscarriage”, disebutkan bahwa pengobatan alternatif (CAM) seperti akupunktur dan ramuan Cina dapat mengurangi tingkat keguguran namun kualitas penelitiannya buruk, tidak cukup bukti dari rekomendasi percobaan terkontrol tentang keefektifan ramuan Cina untuk pengobatan keguguran yang terancam dan untuk menentukan apakah ramuan Cina saja lebih bermanfaat daripada obat-obatan saja untuk keguguran terancam. 5) Observasi perdarahan, 6) Lakukan pengawasan selama 24 jam, 7) Berikan aroma terapi sebagai relaksasi untuk mengurangi rasa cemas. Berdasarkan penelitian Kiani, F et al dalam jurnal “The Effect Of Inhaling Lavender On Hemodialysis Patient’s Anxiety” temuannya menunjukkan bahwa aromaterapi dengan esensi lavender bisa efektif mengurangi kecemasan pasien tersebut hemodialisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara keadaan dan ciri kecemasan dalam pemeriksaan Kelompok menurut analisis varians satu sisi (P = 0,001). Bisa dikatakan bahwa tingkat kecemasan dalam kelompok kontrol sudah hampir tidak berubah karena tidak menerima pengobatan nonfarmakologis atau komplementer untuk mengurangi atau menghilangkan kecemasan yang menunjukkan pentingnya perawatan non-farmakologis atau komplementer untuk mengurangi atau menghilangkan kecemasan. Penelitian yang dilakukan oleh Jeffrey J.Gedney,Psyd, Toni L.Glover, MA.,RN dan Roger B, Fillingim, PhD. Dengan judul “Sensory Affective Pain Discrimination After Inhalation of Essensial Oils” bahwa inhalasi dari minyak essensial lavender dan rosemary tidak menemukan hasil adanya efek analgesik, tetapi evaluasi subjek secara retrospektif dari pengaruh aroma terhadap perubahan intensitas nyeri dan nyeri yang tidak mengenakkan menunjukkan mereka memperoleh manfaat yang menguntungkan terutama untuk lavender. Pada kasus Ny. S dengan abortus imminens, rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu beritahu hasil pemeriksaan, berikan ibu dukungan moril dan support mental, observasi KU, TTV dan PPV, berikan ibu aroma terapi sebagai relaksasi, ajarkan ibu relaksasi yang benar, berikan penkes tentang abortus imminens, anjurkan ibu menjaga daerah kemaluan agar tidak terjadi infeksi, anjurkan ibu untuk bedrest total, minta bantuan keluarga untuk mengawasi ibu agar tidak turun dari tempat tidur, berikan terapi preabor 3x1 tablet, scopamin 4x1 ampul, anjurkan ibu memenuhi gizi ibu hamil, anjurkan ibu untuk tidak berhubungan seksual terlebih dahulu. Berdasarkan data diatas, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik di lahan. Pelaksanaan Merupakan pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada perencanaan, ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh bidan,pasien atau tim kesehatan lainnya (Varney, 2007). Menurut Manuaba (2010), pelaksanaan pada abortus imminens adalah: 1) Menganjurkan istirahat tirah baring, 2) Melakukan pemeriksaan USG, 3) Menganjurkan ibu tidak melakukan aktifitas fisik berlebihan atau berhubungan seksual, 4) Memberikan terapi obat : penenang penobarbital 3x30 mg, anti perdarahan : adona, transamin, vitamin B komplek, anti kontraksi rahim : papaverin, duvadilan, hormonal : progesteron 10 mg sehari untuk terapi Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologi pada Ny. S Umur 33 Tahun G2P1A0 UK 8 +1 Minggu dengan Abortus Imminens di Rsud Ambarawa 5 substitusi dan untuk mengurangi kerentanan otot-otot rahim, menurut Abadi, A., Baziad, Ali., Andon Hestiantoro dalam jurnal “The benefits of progesterone therapy in imminent abortion”, pemberian substitusi progesteron alami (bukan progestogen) mempercepat hilangnya kontraksi uterus, dan mempercepat hilangnya perdarahan. Selain itu progesteron juga memiliki khasiat anti kecemasan. Pemberian progesteron oral akan mengalami metabolisme di usus dan hati, sehingga tidak dapat dicapai kadar progesteron serum yang fisiologis, sedangkan pemberian progesteron supositoria diperoleh kadar serum yang fisiologik sehingga sangat efektif mencegah abortus iminens. 5) Observasi perdarahan, 6) Lakukan pengawasan selama 24 jam, 7) Memberikan aroma terapi sebagai relaksasi untuk mengurangi rasa cemas dengan cara meletakkan lilin aromaterapi jarak antara lilin dengan responden kurang 30 cm, setelah tercium wangi aromaterapi pasien diminta rileks dan menghirup wangi aromaterapi selama 10 menit (Widayani, 2016). Pada kasus Ny. S dengan abortus imminens, pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan yaitu 1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, 2) memberikan ibu dukungan moril dan support mental, 3) Mengobservasi KU dan TTV, 4) Memberikan ibu aroma terapi sebagai relaksasi, 5) Mengajarkan ibu cara relaksasi yang benar, 6) Memberikan penkes tentang abortus imminens, menganjurkan ibu menjaga daerah kemaluan, menganjurkan ibu untuk bedrest total, 6) Meminta bantuan keluarga untuk mengawasi ibu agar tidak turun dari tempat tidur, 7) Memberikan terapi preabor 3x1 tablet, scopamin 4x1 ampul, 8) Menganjurkan ibu memenuhi gizi ibu hamil, menurut penelitian Mishra et al dalam jurnal “ Impact of Nutrion During Pregnant Upon Health of Pregnant Women”, menyatakan status gizi wanita saat hamil dan selama kehamilan bisa terjadi pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan janin dan ibu. Seperti kekurangan kalsium, zat besi, vitamin A dan yodium dapat menyebabkan kesehatan ibu yang buruk. 9) Menganjurkan ibu untuk tidak berhubungan seksual terlebih dahulu. Berdasarkan data diatas, terdapat kesenjangan antara teori dan praktik di lahan. Evaluasi Setelah dilakukan asuhan kebidanan hasil yang diharapkan adalah kehamilan dengan abortus imminens masih dapat dipertahankan, ditandai dengan perdarahan bercak terhenti, serviks tertutup, uterus sesuai gestasi, nyeri melilin karena kontraksi tidak ada (Rukiyah, 2014). Hasil asuhan pada Ny. S dengan abortus imminens setelah dilakukan perawatan di rumah sakit selama 3 hari didapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis, sudah tidak ada pengeluaran pervaginam,dan tidak ada kontraksi. Setelah kontrol ulang 3 hari kemudian yaitu tanggal 8 Mei 2017 dan telah dilakukan USG didapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tidak ada perdarahan pervaginam, uterus sesuai gestasi, tidak ada kontraksi, dan janin masih bisa dipertahankan. Berdasarkan data diatas, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik dilahan. Sehingga asuhan pada kasus Ny. S umur 33 tahun G2P1A0 UK 8+1 minggu dengan Abortus imminens ini dikatakan berhasil. SIMPULAN Pada kasus Ny.S umur 33 tahun G2P1A0 UK 8+1 minggu dengan abortus imminens di RSUD Ambarawa, mulai dari pengkajian, intepretasi data, diagnosa potensial, identifikasi penanganan segera, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus dilahan. Meskipun Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologi pada Ny. S Umur 33 Tahun G2P1A0 UK 8 +1 Minggu dengan Abortus Imminens di Rsud Ambarawa 6 dalam pemberian terapi dilahan hanya diberikan preabor 3x1 tablet dan scopamin 4x1 ampul, sedangkan pada teori pasien dengan abortus imminens juga diberikan penenang penobarbital 3x30 mg. Selain dengan obat, penenang dapat diberikan secara non farmokologi seperti pemberian aroma terapi sebagai relaksasi. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat direkomendasikan sebagai berikut : Bagi instansi Rumah sakit Agar lebih meningkatkan pelayanan terutama dalam pemberian terapi, pihak rumah sakit dapat menerapkan metode non farmakologi seperti pemberian aromaterapi, musik relaksasi, hypnoterapi sebagai pengobatan bagi pasien untuk mengurangi rasa nyeri dan media relaksasi, serta dapat dijadikan Standar Operasional Prosedur dalam meningkatkan asuhan kebidanan di Rumah Sakit. Bagi instansi Pendidikan Diharapkan perpustakaan instansi pendidikan menambah referensi yang berkaitan dengan abortus imminens dan pengobatan secara holistik. Bagi pasien Diharapkan pasien mampu mencegah secara dini kejadian abortus imminens dengan mengonsumsi vitamin sebelum atau selama awal kehamilan dan melakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care secara teratur. Selain itu pasien diharapkan mampu menerapkan penggunaan aroma terapi laveder sebagai penanganan nyeri, stress, kecemasan, dan relaksasi di rumah. DAFTAR PUSTAKA Abadi, A., Baziad, Ali., Andon Hestiantoro . The benefits of progesterone therapy in imminent abortion. Burai M, Moawai G, Razaz Y. 2017. Miscarriage In First Trimester : Risk Factos And Sono Graphic Assesment In Sudanese Pregnant Women. International Journal of Health Sciences & Research 52 Vol.7 Darton, Ian and Uzonna C. 2015. Micronutrient in Pregnancy in Low and Middle Income Countries. Nutrients ; 7, 1744-1768; doi:10.3390/nu7031744 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Permenkes 1464/Menkes/PER/X/2010. Dinkes Kabupaten Semarang. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 2015. Dinkes Provinsi Jawa Tengah. 2015. Buku Saku Kesehatan Triwulan 3. Semarang : Dinkes Jateng. Gedney JJ, Glover TL, Fillingim RB. Sensory and Affective Pain Discrimination After Inhalation of Essensial Oils. Psychomatic Medicine ; 66:599–606. Hellen, Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC. Juan L, Jing-shu G, et al. 2017. EvidanceBased Interventions Of Threatened Miscarriage. World J Tradit Chin Med 2017; 3(1): 50–59 Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Kiani F, Mahnaz S, Moh. Ali H. 2016. The Effect Of Inhaling Lavender On Hemodialysis Patient’s Anxiety. International Journal Of Pharmacy & Technology; Vol. 8 | Issue No.2 | 13853-13865 Manuaba, Ida Ayu C. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan, Ed. 2. Jakarta : EGC. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologi pada Ny. S Umur 33 Tahun G2P1A0 UK 8 +1 Minggu dengan Abortus Imminens di Rsud Ambarawa 7 Maryunani, A. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info Media. Mishra, P ; Kaur N ; Neha Q. 2016. Impact Of Nutrition During Pregnancy Upon Health Of Pregnant Women. International Journal of Research Granthaalayah, Vol. 4, No. 8 (2016): 188-195 Yadav V, Santosh, Bharathi. 2015. Ultra sonographic Evaluation and Management of the First Trimester Bleeding. Journal of Dental and Medical Sciences DOI: 10.9790/0853-141264346 Yulaikhah .2009. Seri Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta : EGC. Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo _______. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Rukiyah, A Y. 2014. Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Jakarta : Trans Info Media. _______.2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Edisi Pertama Cetakan Kelima. Jakarta: YBP-SP. Sucipto, Nur I. 2013. Abortus Imminens: Upaya Pencegahan, Pemeriksaan, dan Penatalaksanaan. Jurnal CDK206/ vol. 40 no. 7, th. 2013. Sulistyawati, A. 2009. Kehamilan. Jakarta : Medika Asuhan Salemba _______. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika. Widayanti, Wiwin. 2016. Aromaterapi Lavender Dapat Menurunkan Intensitas Nyeri Perineum Pada Ibu Post Partum. Poltekes Kemenkes Bandung. Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologi pada Ny. S Umur 33 Tahun G2P1A0 UK 8 +1 Minggu dengan Abortus Imminens di Rsud Ambarawa 8