Cut Lina Mutia – Bank Tanah: Antara Cita-Cita Dan Utopia BANK TANAH: ANTARA CITA-CITA DAN UTOPIA Oleh: CUT LINA MUTIA Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonusa Esa Unggul ABSTRAK Tanah merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan manusia. Tidak hanya berfungsi sebagai faktor ekonomis, tetapi tanah juga berperan sebagai faktor produksi yang mendukung serta memungkinkan pemilik dan/atau pihak yang menguasai tanah tersebut melakukan segala hal yang berhasilguna.Dalam kerangka tinjauan yang lebih luas lagi, kepemilikan atau penguasaan atas tanah juga berhubungan dengan peningkatan strata sosial seseorang dalam hubungannya dengan lalu-lintas kehidupan bermasyarakat. Kedudukan tanah akan terlihat jelas sangat penting apabila melihat kondisi geografis negara kita sebagai negara agraris. Sebagai negara agraris, jelas tanah mempunyai kedudukan yang sangat fundamental. Melihat fungsi tanah yang begitu penting, maka diperlukan sebuah perangkat peraturan yang jelas dan tegas yang mengatur tentang tanah sehingga tidak terjadi kasus-kasus atau sengketa mengenai tanah. Key Words: Bank Tanah, Hukum Agraria seseorang dalam hubungannya dengan Pendahuluan Tanah merupakan salah satu elemen penting dalam lalu-lintas kehidupan bermasyarakat. kehidupan Kedudukan tanah akan terlihat manusia. Tidak hanya berfungsi sebagai jelas sangat penting apabila melihat faktor ekonomis, tetapi tanah juga kondisi geografis negara kita sebagai berperan sebagai faktor produksi yang negara agraris. Sebagai negara agraris, mendukung jelas tanah mempunyai kedudukan yang serta memungkinkan pemilik dan/atau pihak yang menguasai tanah tersebut melakukan segala hal yang berhasil-guna. sangat fundamental. Melihat fungsi tanah yang begitu penting, maka diperlukan sebuah Dalam kerangka tinjauan yang perangkat peraturan yang jelas dan tegas luas atau yang mengatur tentang tanah sehingga penguasaan atas tanah juga berhubungan tidak terjadi kasus-kasus atau sengketa dengan mengenai tanah. lebih lagi, kepemilikan peningkatan strata sosial Lex Jurnalica /Vol. 1 /No.2 /April 2004 109 Cut Lina Mutia – Bank Tanah: Antara Cita-Cita Dan Utopia Sejarah telah mencatat bahwa hak atas sebagian tertentu permukaan Republik ini telah mampu menghasilkan bumi, yang berbatas, berdimensi dua sebuah produk undang-undang yang dengan ukuran panjang dan lebar. mengatur tentang pokok-pokok agraria Hak atas tanah ini memberikan yang di dalamnya mengatur tentang wewenang untuk mempergunakan tanah. sebagian tertentu permukaan bumi yang Tanggal 24 September 1960 bersangkutan termasuk tubuh bumi yang disahkan oleh Presiden Soekarno sebuah ada di bawahnya dan air serta ruang masterpiece, yang ada di atasnya (lihat Pasal 1 ayat yaitu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (selanjutnya akan ditulis UUPA). Pemberlakuan (4) jo Pasal 4 ayat (2) UUPA) Dengan memperhatikan konsepsi dan isi yang termuat dalam UUPA me- UUPA, khususnya yang berkaitan rupakan sebuah perubahan dan/atau dengan tanah, maka secara tegas dapat reformasi yang fundamental terhadap dinyatakan bahwa segala pengaturannya segala bentuk peraturan di bidang tersebut bertujuan untuk mewujudkan agraria yang sebelumnya dibuat dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. diberlakukan oleh Pemerintah Kolonial Namun demikian, apabila kita cermati Belanda. Bahwa UUPA merupakan fenomena mengenai segala hal yang suatu perangkat hukum yang sesuai berkaitan dengan tanah, yang terjadi dengan kepentingan rakyat Indonesia dalam prakteknya memunculkan suatu seiring ironi. perkembangan zaman guna mewujudkan apa yang digariskan dalam amanat Pasal 33 UUD 1945. Pengertian Setiap kali berbicara mengenai tanah, agraria dalam maka pemikiran yang kita adalah sekumpulan masalah luas, yaitu meliputi: bumi, air dan diketemukan kekayaan yang terkandung di dalamnya, tanah, penyerobotan tanah, alih fungsi bahkan meliputi juga ruang angkasa. tanah pertanian yang masih produktif Bumi seolah dalam UUPA dipakai dalam arti yang sangat Pengertian yang terbersit solusinya. tidak dapat Penggusuran meliputi menjadi lahan non-pertanian, jual beli permukaan bumi yang disebut dengan tanah oleh pihak yang tidak berhak, tanah. Dengan demikian pengertian sertifikat ganda dan/atau sertipikat aspal, tanah secara yuridis adalah permukaan pemusatan penguasaan tanah pada satu bumi. Sedangkan hak atas tanah adalah individu atau golongan tertentu, dll, Lex Jurnalica /Vol. 1 /No.2 /April 2004 110 Cut Lina Mutia – Bank Tanah: Antara Cita-Cita Dan Utopia adalah beberapa contoh konkrit masalah tanah yang sangat akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Semua penulisa, itu, terjadi Diskursus baru yang dikemukakan sebagai bagian dari usaha untuk meminimalisasi menurut karena hemat terbatasnya sengketa pertanahan atau persoalan keagrariaan di antaranya adalah konsep pembaruan agraria, ketersediaan tanah sementara di sisi lain wacana perubahan UUPA, pembentukan kebutuhan akan tanah semakin me- lembaga-lembaga ningkat dari hari ke hari. keagrariaan, seperti pembentukan bank Kondisi ini semakin diperparah yang (Orde keagrariaan. yang menitikberatkan di bidang tanah dan/atau pembentukan pengadilan dengan kebijakan pemerintah masa lalu Baru) baru khusus menangani sengketa kepada orientasi pembangunan dengan Penulis sendiri lebih tertarik pertumbuhan ekonomi sebagai tolak untuk mencoba menganalisa konsep ukurnya kenyataannya bank tanah sebagai suatu jalan keluar kepentingan atas persoalan pertanahan yang terjadi yang cenderung pada mengabaikan rakyat banyak. selama ini. Karena lembaga bank tanah Kebijakan tersebut merupakan sampai dengan saat ini belum terbentuk, kebijakan yang sangat kapitalistik yang maka metode penulisan yang digunakan semata-mata memberikan kesempatan adalah bagi untuk pendekatan normatif dengan data utama sesuai adalah para pemilik mengeksploitasi modal tanah kepentingan para penguasa yang ber- pustaka (data Dalam hal ini, penulis mencoba mengenai menganalisa konsep bank tanah secara konflik tanah seperti tersebut di atas dan teoritis dan dengan memperhatikan pula dalam konsep kaitannya singkat bahan-bahan metode sekunder). kolaborasi dengan para pemilik modal. Deskripsi menggunakan dengan angin bank tanah yang perubahan yang dalam beberapa tahun diberlakukan di beberapa negara terakhir berhembus di Republik ini, tertentu. sudah banyak memunculkan wacana-wacana baru dari kalangan intelektual dengan Pembahasan berbagai latar belakang sebagai bentuk Pasal 1 angka (2) Undang- kepedulian atas persoalan pertanahan Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang maupun persoalan keagrariaan pada Undang-Undang Perbankan menyatakan umumnya. bahwa: Lex Jurnalica /Vol. 1 /No.2 /April 2004 111 Cut Lina Mutia – Bank Tanah: Antara Cita-Cita Dan Utopia “Bank adalah menghimpun dalam badan dana usaha dari bentuk yang masyarakat simpanan mengarahkan penggunaan tanah dan mempengaruhi (mengatur) harga tanah. dan Pengertian bank tanah umum masyarakat (general land banking) adalah kegiatan- dalam bentuk kredit dan/atau bentuk- kegiatan yang dilakukan oleh badan bentuk rangka pemerintah rakyat penyediaan, pematangan dan penyaluran menyalurkannya kepada lainnya meningkatkan dalam taraf hidup banyak.” untuk menyelenggarakan tanah untuk semua jenis penggunaan Secara sederhana pengertian tanah publik maupun privat tanpa harfiah bank sebagaimana dimaksud ditentukan dalam Undang-Undang Perbankan dapat penggunaannya dengan tujuan untuk juga diterapkan dalam pengertian bank mengawasi pola perkembangan daerah pada bank tanah, hanya saja yang perkotaan dan/atau memperoleh capital menjadi gains dari nilai lebih sebagai akibat obyek utamanya bukan terlebih berbentuk uang, melainkan berbentuk investasi tanah. penggunaan tanah, termasuk mengenai Pada dasarnya bank tanah atau land banking merupakan lembaga yang menampung khusus mengenai yang diredistribusikan akan kepentingan umum. lokasi, dan/atau jenis mengatur dan skala pengertian bank pengembangannya. tanah-tanah nantinya untuk waktu, publik dahulu Sedangkan tanah khusus (project land banking) adalah setiap kegiatan meliputi penyediaan tanah untuk pembaharuan Prof. Maria S.W. Sumardjono menyatakan bahwa bank daerah perkotaan, pengembangan tanah industri, pembangunan perumahan dan merupakan setiap kegiatan pemerintah pembangunan berbagai fasilitas umum untuk menyediakan tanah yang akan (dikenal dengan istilah advance land dialokasikan acquisition). penggunaannya di kemudian hari. Berdasarkan fungsinya, Mencermati pengertian bank maka bank tanah dibagi dalam 2 (dua) tanah sebagaimana yang dikemukakan kategori umum oleh Prof. Maria tersebut di atas, maka (general land banking) dan bank tanah pemerintah memegang faktor dominan khusus (project land banking) yang dalam realisasi pembentukan bank tanah semuanya itu secara umum bertujuan secara yaitu bank tanah konkrit. Bahkan menurut Soedjarwo Soeromihardjo, bank tanah Lex Jurnalica /Vol. 1 /No.2 /April 2004 112 Cut Lina Mutia – Bank Tanah: Antara Cita-Cita Dan Utopia merupakan suatu lembaga atau Badan Menjadi pokok Usaha Milik Negara (BUMN) yang selanjutnya pembentukannya berdasarkan Peraturan pertanyaan mengenai tanah apa yang Pemerintah. akan menjadi obyek pengaturan dan/atau Sebagai institusi yang me- rupakan organisasi kekuasaan seluruh menjalankan suatu roda menjawab penguasaan dalam ruang lingkup bank tanah? rakyat dan menerima mandat dari rakyat untuk adalah analisa Dalam hemat penulis, untuk menjawab pertanyaan ini, maka terlebih pemerintahan, maka negara melalui dahulu aparatur pemerintahannya mempunyai mencermati jenis-jenis hak atas tanah kewajiban untuk melakukan segala hal yang diatur dalam UUPA. Dengan yang bertujuan untuk mewujudkan tata memperhatikan hak-hak atas tanah yang susunan kehidupan masyarakat yang adil diatur dan diakui keberadaannya oleh dan makmur yang salah satunya adalah undang-undang, maka akan terdapat dengan melakukan pengaturan yang baik kejelasan dan/atau kepastian mengenai dan benar terhadap tanah sebagai salah tanah-tanah mana yang akan masuk atau satu elemen yang sangat vital bagi tidak akan masuk dalam pengaturan kehidupan masyarakat. ruang lingkup bank tanah. Dengan harus melihat atau maka Selain itu, dengan mengetahui pemerintah mempunyai kewajiban untuk hak-hak atas tanah, maka kita akan berusaha membentuk lembaga bank memahami tanah yang berfungsi untuk mengatur memberikan perlindungan kepada setiap seluruh penyediaan tanah, baik untuk hak atas tanah yang bersangkutan kepentingan sehingga untuk demikian, kita pembangunan mematangkan maupun tanah sejauh setiap mana subyek hukum hukum atau mempunyai alas hak yang jelas sampai menguasainya yang tujuannya adalah sejauh mana mempertahankan hak atas untuk menikmati nilai tambah yang tanah yang dimilikinya. tumbuh dan berkembang sebagai akibat Secara sistematis hak-hak atas pengaturan dan/atau pengelolaan tanah tanah yang diatur dalam UUPA adalah tersebut untuk nanti pada waktunya sebagai berikut: disalurkan kembali sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan oleh Pasal 1. Hak Bangsa Indonesia atas tanah; 33 UUD 1945 jo pasal-pasal yang 2. Hak Menguasai Negara; terangkum dalam UUPA. 3. Hak-Hak Perorangan atas tanah. Lex Jurnalica /Vol. 1 /No.2 /April 2004 113 Cut Lina Mutia – Bank Tanah: Antara Cita-Cita Dan Utopia Pembahasan selanjutnya, penulis lebih memfokuskan kepada hakhak perorangan yang Perkebunan serta instansi lain yang memungkinkan. kemungkinan Setelah hasil menjadi obyek bank tanah. Hak-hak diketahui, perorangan sorotan mempunyai dasar untuk menetapkan penulis karena lebih memungkinkan status tanah yang akan dikategorikan terjadinya saat sebagai obyek yang termasuk dalam dikategorikan sebagai obyek bank tanah ruang lingkup bank tanah. Dalam hal ini bila dibandingkan dengan hak atas tanah misalnya adalah: lebih menjadi konflik pada yang dikuasai oleh negara. secara pemerintah akan 1. Tanah Negara; Hak-hak perorangan yang dapat dimiliki maka inventarisasi individual 2. Tanah-Tanah HGU, HGB, Hak dengan Pakai, dan Hak Sewa yang tidak berbagai persyaratannya sebagaimana diperpanjang atau diatur dalam UUPA adalah sebagai diperbaharui kembali. berikut: Hal terpenting yang harus 1. Hak Milik; dilakukan pemerintah dalam 2. Hak Guna Usaha; melakukan penentuan status adalah 3. Hak Guna Bangunan; bahwa 4. Hak Pakai; dilakukan secara seksama dan harus 5. Hak Sewa. menghindari pendekatan secara represif Dengan memperhatikan oleh tidak penentuan yang status menunjukkan kesewenang- pengertian, fungsi dan tujuan bank wenangan sebagai penguasa. tanah, maka yang selanjutnya harus Pendekatan dilakukan oleh secara persuasif adalah dengan selalu memperhatikan hak-hak persediaan setiap subyek hukum yang mempunyai tanah yang ada di seluruh wilayah hubungan hukum denagn suatu hak atas Negara Kesatuan Republik Indonesia. tanah harus dikedepankan. melakukan pemerintah tersebut inventarisasi Inventarisasi ini harus Dalam hal penentuan status hak melibatkan instansi-instansi terkait yang milik selama dengan pemerintah harus lebih berhati-hati lagi tanah, karena biar bagaimanapun juga hak misalnya: Badan Pertanahan Nasional, milik merupakan hak turun temurun, Notaris/PPAT dan juga instansi lain terkuat seperti: dipunyai ini pengurusan berhubungan atau pengaturan Departemen Pertanian dan menjadi dan obyek terpenuh orang atas Lex Jurnalica /Vol. 1 /No.2 /April 2004 bank yang tanah, dapat tanah dengan 114 Cut Lina Mutia – Bank Tanah: Antara Cita-Cita Dan Utopia mengingat ketentuan Pasal 6 UUPA. oleh pemerintah. Selain itu juga, hal lain Kesediaan dan/atau kerelaan pemilik yang dapat dilakukan adalah penertiban harus benar-benar dihargai. Yang harus terhadap tanah-tanah absentee, sehingga diperhatikan oleh pemerintah adalah dengan bahwa para penumpulan penguasaan tanah oleh pemilik tanah yang bersifat individual individu atau golongan tertentu dan juga atau pribadi tersebut memahami bahwa dapat dihindari indikasi menjadikan di dalam haknya tersebut terkandung tanah unsur investasi. Apabila hal ini diterapkan sejauhmana kesadaran kebersamaan atau ke- masyarakatan. demikian dapat semata-mata dihindari sebagai obyek maka akan terasa sekali sebuah manfaat Harus diberi kesadaran bahwa hak atas tanah apapun yang ada pada dari lembaga yang bernama bank tanah itu. seseorang tidaklah dapat dibenarkan Berdasarkan uraian yang penulis bahwa tanahnya itu akan dipergunakan kemukakan diatas, maka secara teoritis (atau tidak dipergunakan) semata-mata bank untuk kepentingan pribadinya, apalagi menyelesaikan kalau hal itu menimbulkan kerugian yang banyak terjadi dalam kehidupan bagi masyarakat. masyarakat sehari-hari atau dengan kata Penggunaan dapat berperan sengketa untuk pertanahan harus lain pembentukan bank tanah dapat disesuaikan dengan keadaannya dan meminimalisasikan sengketa tanah yang sifat terjadi . daripada bermanfaat tanah tanah haknya bagi sehingga kesejahteraan pe- Selanjutnya adalah kembali miliknya dan bermanfaat pula bagi kepada political will dari para pemegang masyarakat kebijakan demikian dan negara. tidak seseorang berarti akan Meskipun kepentingan terdesak di mengkonkritkan negara ini untuk pembentukan bank karena tanah, setidaknya wacana pembentukan bagaimanapun juga UUPA memberikan bank tanah ini harus dijadikan bahan perlindungan pertimbangan dengan tetap mem- perhatikan kepentingan perseorangan. Penentuan pemikiran yang komprehensif untuk kemudian dicoba diterapkan. Karena menjadi kategori obyek bank tanah akan bagaimanapun pemerintahan yang baik menjadi adalah efektif hak dilandasi milik lebih status dengan lagi apabila pemerintahan yang selalu Undang-Undang Nomor 56 Prp Tahun memikirkan nasib rakyat yang telah 1960 memberikan mandat kepadanya dan benar-benar diimplementasikan Lex Jurnalica /Vol. 1 /No.2 /April 2004 115 Cut Lina Mutia – Bank Tanah: Antara Cita-Cita Dan Utopia apabila pemerintah benar-benar spekulasi tanah, sehingga dikenakan membentuk bank tanah, maka asas pajak yang sangat tinggi. keterbukaan dan kemudahan akses bagi 3. Belanda setiap masyarakat untuk mengetahui Praktek segala hal yang mengenai bank tanah Belanda harus dibuka lebar-lebar. kegiatan bank tanah yang bersifat Sebagai bahan perbandingan, bank tanah lebih di negara condong pada umum, yaitu bahwa pemerintah berikut ini penulis paparkan secara melakukan kegiatan-kegiatan singkat mengenai konsep bank tanah menyelenggarakan yang telah diterapkan di berbagai negara pematangan dan penyaluran tanah dengan mengutip dari makalah Bapak publik dan tanah privat dengan Soedjarwo Soeromohardjo. ditentukan 1. Guatemala penggunaannya. penyediaan, lebih dahulu Pengelolaan bank tanah di negara ini Gambaran singkat penerapan dilakukan dengan cara negara atau bank tanah diberbagai negara tersebut pemerintah memberikan keringanan dapat dijadikan acuan oleh pemerintah pajak kepada setiap pemilik tanah Indonesia yang menerapkan konsep bank tanah ini. menjual tanahnya kepada dalam rangka mencoba negara, sedangkan apabila tidak menjual kepada negara maka akan dikenakan pajak yang Penutup tinggi. Sebagai penutup, secara singkat Selanjutnya pemerintah mengatur penulis ingin mengemukakan bahwa mengenai dengan pengelolaan tanah tersebut. memperhatikan pengertian, fungsi dan tujuan sebuah bank tanah dalam kaitannya dengan sengketa tanah 2. Jepang yang Pemerintah Jepang menentukan seolah telah inheren dalam kehidupan masyarakat Indonesia, maka suatu kebijakan bahwa orang yang pemberlakuan membeli dijadikan alternatif solusi atas sengketa tanah dan kemudian menjual kembali tanah itu dalam tersebut dikategorikan dibeli, sebagai maka kegiatan tanah dapat tanah. waktu kurang dari 10 tahun sejak tanah bank Terbatasnya ketersediaan tanah dan pemerataan setidaknya pendistribusiannya dapat dilakukan pengaturannya oleh lembaga bank tanah Lex Jurnalica /Vol. 1 /No.2 /April 2004 116 Cut Lina Mutia – Bank Tanah: Antara Cita-Cita Dan Utopia yang dalam operasionalnya nanti mengutamakan asas keterbukaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, dalam kerangka pemikiran yang dilandasi rasa optimisme, setiap masyarakat akan memperoleh kemudahan akses untuk memiliki tanah yang akan digunakan sebagai asset untuk menjalani kehidupannya. DAFTAR PUSTAKA Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1999), hal.18 Maria S.W. Sumardjono, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi & Implementasi, (Jakarta: Kompas, 2000) hal.8 Soedjarwo Soeromihardjo, Pokok “Pokok- Pikiran Konsep Implementasi Bank Tanah Di Indonesia,” Makalah disampaikan dalam pada rangka yang seminar memperingati HUT UUPA ke-33 di Jakarta pada tanggal 28 September 1993. Undang-Undang Nomor 56 Prp Tahun 1960 merupakan Undang- Undang Land Reform Indonesia yang mengatur penetapan batas mengenai maksimum kepemilikan tanah. Lex Jurnalica /Vol. 1 /No.2 /April 2004 117