jurnal MANFAAT PENDAFTARAN TANAH SECARA SPORADIK

advertisement
MANFAAT PENDAFTARAN TANAH SECARA SPORADIK
BERDASARKAN PP NO. 24 TAHUN 1997
0leh: Masruhen, SH
Abstrak
Bentuk proses penerbitan sertifikat tanah yang
akan menjamin kepastian hukum bagi pemilik
hak atas tanah baik secara yuridis ataupun segi
kadastralnya
Latar Belakang
Dalam Pasal 19 UUPA No. 5 Tahun 1960 disebutkan bahwa
untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan
pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut
ketentuan-ketentuan
yang
diatur
dalam
peraturan
pemerintah.Peraturan pemerintah yang pertama mengatur Tentag
Pendaftaran tanah di Indonesia adalah Perturan Pemerintah No. 10
tahun 1961. Meskipun PP No. 10/1961 telah dilaksanakan selama
lebih kurang 36 tahun, namun belum memberikan hasil yang
maksimal.
Di Indonesia dari sekitar 55 juta bidang hak tanah yang
memenuhi syarat untuk didaftar, baru sekitar kurang lebih 16.3 juta
bidang yang sudah didaftar dan jumlah bidang tanah yang memenuhi

Mahasiswa Magister Hukum Unisma Malang
syarat untuk didaftar selama pembangunan jangka panjang kedua
diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 75 juta bidang1
Untuk mempermudah dan mengantisipasi meningkatnya
bidang tanah yang akan didaftar, maka pemerintah pada tanggal 8
Juli 1997 telah menetapkan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun
1997, sebagai penyempurnaan Peraturan Pemerintah No. 10 tahun
1961 tentang pendaftaran tanah yang dipandang tidak dapat lagi
sepenuhnya mendukung tercapainya hasil yang maksimal dalam
pelaksanaan pendaftaran tanah, penyempurnaan tersebut meliputi
berbagai hal yang belum jelas antara lain pengertian pendaftaran
tanah itu sendiri, azaz-azaz dan tujuan penyelenggaraannya, selain
itu PP No. 24 tahun 1997 memungkinkan penggunaan alat-alat
canggih seperti computer, pemotretan udara dan Global Positioning
Sistem ( GPS ), yang dalam perturan sebelumnya hal itu belum
terfikirkan, dan yang lebih mengembirakan dalam pasal 32 ayat (1)
PP No. 24 tahun 1997 dijelaskan bahwa peraturan pemerintah ini
lebih memberikan kepastian hukum mengenai kedudukan sertifikat
( tanda bukti hak ) atas tanah yang sudah barang tentu memberikan
kejelasan pula kepada masyarkat mengenai sertifikat itu.
Pada saat ini sering terjadi kasus pada tanah yang sudah
dimiliki masyarakat selama 20 tahun digugat oleh pihak lain, tentu
hal ini bukan hal yang mudah untuk membuktikannya, apalagi tidak
1
Ibit h 791
dapat diberikan alat bukti tertulis. Namun demikian meskipun mereka
tidak dapat membuktikan kepemilikannya yang lengkap atas tanah
yang dikusai selama 20 tahun, melalui PP No. 24 Tahun 1997 masih
dimungkinkan untuk memperoleh hak atas tanahnya, demikian
sesuai dengan pasal 24 peraturan pemerintah tersebut.
Melalui peraturan ini, mereka yang mempunyai kasus
seperti ini diberi waktu selama 5 tahun untuk membuktikan hak
kepemilikannya, ditentukan waktu 5 tahun merupakan hasil putusan
dan pertimbangan waktu 5 tahun merupakan hasil putusan dan
pertimbangan yang cukup matang setelah memperoleh masukan
dari sejumlah pakar yang berkopenten didalamnya. Peraturan baru
ini diharapkan akan dapat menciptakan tertib administrasi dan
hukum berkaitan dengan tanah.
Berdasarkan
Pasal
19
UUPA
dinyatakan
bahwa
Pendaftaran tanah meliputi pengukuran, pemetaan dan pembukuan
tanah; pendaftaran hak-hak atas tanah dan perlarihan hak-hak
tersebut; pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku
sebagai alat pembuktian yang kuat2
Dalam PP No. 24 tahun 1997 tetang pendaftaran tanah
pasal 1 ayat (1) dinyatakan bahwa pendaftaran tanah adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus
menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan,
2
R Subekti dan R Tjitrosudibia, UUPA Pranadya paramita, 2004, h 521
pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data fisik
dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidangbidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian
tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada
haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak
tertentu yang membebaninya.
Ada dua (2) cara melakukan pendaftaran tanah, yakni
pendaftaran tanah secara sistematik dan pendafataran tanah secara
sporadik. Pendaftaran tanah secara sistematik dilakukan secara
serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum
didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa / kelurahan.
Sedangkan pendaftaran tanah secara sporadik adalah pendaftaran
tanah yang meliputi beberapa obyek saja dalam wilayah atau bagian
wilyah suatu desa / kelurahan secara individu atau massal
Pendaftaran tanah secara sporadik adalah pendaftaran
mengenai bidang-bidang tanah atas permintaan pemegang atau
penerima hak yang atas permintaan pemegang atau penerima hak
yang bersangkutan secara individu atau massal3
3
Hadi Setia Tunggal, Pendaftaran tanah, Jakarta, 1999, h 1
Tujuan dan Manfaat Pendaftaran Tanah
Tujuan Pendaftaran Tanah
Pendaftaran tanah bertujuan untuk menjamin kepastian
hukum atas tanah, dengan dilakukan pendaftaran tanah, maka akan
dapat dengan mudah mengetahui status dan kedudukan hukum dari
pada tanah tertentu yang dihadapinya, baik mengenai letak, luas,
batas dan pemilik tanah serta beban-beban lainnya bila ada, seperti
pembebanan hak tanggungan.
Karena meningkatnya kemajuan dalam segala bidang, maka
makin bertambah tanah rakyat yang berhubungan dengan kegiatan
ekonomi, sosial budaya dan keperluan lainnya, sehingga berakibat
semakin bertambahnya transaksi berkaitan dengan tanah, misalnya
jual beli, sewa menyewa dan sebagai jaminan.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka makin terasa perlunya
jaminan kepastian hukum dan kepastian hak dalam bidang agraria.
Untuk memenuhi itulah UUPA dalam pasal 19 memerintahkan
kepada pemerintah untuk mengadakan pendaftaran tanah diseluruh
wilayah Republik Indonesia. Dengan tegas pasal 19 itu menyatakan
bahwa pendaftaran tanah tersebut perlu dilakukan untuk menjamin
kepastian Hukum
Dan dalam pasal 3 PP No. 24 tahun 1997 diterangkan bahwa
tujuan dari pendaftaran tanah adalah :
1. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum
kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah
susun, dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah
dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang
bersangkutan.
2. Untuk
menyediakan
informasi
kepada
pihak-pihak
yang
berkepentingan termasuk Pemerintah agar dengan mudah dapat
memperoleh
data
yang
diperlukan
dalam
mengadakan
perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuansatuan rumah susun yang terdaftar.
3. Untuk terselengaranya tertib administrasi pertanahan.
Manfaat Pendataran Tanah
Manfaat
Pokok
pendaftaran
tanah
adalah
untuk
memperoleh alat pembuktian yang kuat tentang sahnya perbuatan
hukum mengenai anah. Tetapi untuk perbuatan hukum tertentu,
pendaftaran tanah mempunyai fungsi lain yaitu untuk memenuhi
sahnya pemuatan hukum itu. Artinya tanpa dilakukan pendaftaran,
perbuatan hukum itu tidak terjadi dengan sah menurut hukum ini
misalnya Pembebanan Hak tanggungan. Sebelum didaftar pada
kantor Pertanahan, maka Pembebanan hak tanggungan itu tidak sah
( belum mengikat secara hukum )
Pendaftaran jual beli, hibah, waris, pembagian hak bersama
dan tukar menukar bukan berfungsi untuk sahnya perbuatan itu,
tetapi untuk memperoleh alat bukti mengenai sahnya perbuatan itu.
Alat bukti itu adalah sertifikat yang didalamnya memuat perbuatan
hukum dan pemegang hak.
Uraian diatas bersumber pada pasal 23, 32 dan pasal 38
UUPA Pasal-pasal itu beturut-turut mengenai hak milik, hak guna
usaha dan hak guna bangunan yang menyatakan dalam ayat 1
bahwa hak-hak tersebut, demikian pula setiap peralihan, hapusnya,
pembebanannya dengan hak-hak lain harus didaftarkan.4
Ayat 2 pasal-pasal tersebut diatas menyatakan bahwa
pendaftaran tanah termasuk ayat 1 merupakan alat pembuktian yang
kuat mengenai hapusnya hak tersebut, serta sahnya peralihan dan
pembebanannya
Disamping sebagai alat bukti hak, maka fungsi sertifikat
terletak pada bidang pembuktian, dengan sertifikat dengan mudah
kita dapat membuktikan :
1. Ditinjau dari segi Yuridis
a. Status hukum tanah yang kita kuasai, apakah hak milik, hak
guna bangunan, hak pakai atau hak pengelolaan.
b. Mencamtumkan dengan jelas siapa pemiliknya
4
R Subekti dan R Tjitrosudibio,op cit, h 523
c. Mencatat semua peristiwa hukum berkaitan dengan peralihan
atas tanah tersebut.
2. Ditinjau dari segi kadastralnya
-
Menerangkan letak, batas dan luas tanah yang dikusai.
-
Hal-hal bersifat yuridis dapat kita ketahui dari salinan buku
tanah ( sertifikat ), sedang bersifat kadastraal bisa dilihat
dari surat ukurnya.
Kesimpulan
Pendaftaran Tanah adalah proses dalam rangka pemberian kepastian
dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 PP No. 24 Tahun 1997, untuk memperoleh
sertifikat tanah.
Saran
Keberhasilan pelaksanaan pendaftaran akan berjalan dengan baik
apabila didukung dengan hal-hal yang baik pula, baik dari pemohon,
aparat atau dari kelengkapan surat-surat,
DAFTAR BACAAN
Hadi Setia tunggal, Pendaftaran tanah beserta peraturan pelaksanaannya,
Harvindo, Jakarta, 1981
INyoman Alit Supatma, Hak Atas Tanah Harus Adil, Majalah Berita
Bulanan Notaris / PPAT dan Hukum Renvooi, Jakarta, 2009
Muchsin, Aspek hukum Sengketa hak Atas Tanah, Varia Peradilan
Majalah
Hukum, Jakarta, 2006
R. Subekti dan R Tjitrosudibio Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
Pranadya Paramita, Jakarta, 2004
Soetomo, Pedoman jual beli tanah Peralihan hak dan Sertifikat, Lembaga
Penerbit unibraw, bandung, 1981
Tim Redaksi CV. Citra mandiri, himpunan Peraturan Perundang-undangan
pertanahan dan petunjuk PPAT Di Indonesia, CV Citra mandiri, jakrta
2004
Download