AKIBAT HUKUM TERHADAP EKSEKUSI - E

advertisement
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
AKIBAT HUKUM TERHADAP EKSEKUSI LELANG DENGAN TANPA ADANYA
PUTUSAN PENGADILAN
(Studi di Pengadilan Agama Semarang)
A Hashfi Luthfi*, Ro’fah Setyowati**, Siti Malikatun Badriyah***
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
ABSTRAK
Dalam penulisan ini membahas mengenai masalah eksekusi lelang pada sengketa ekonomi
syariah di Pengadilan Agama Semarang. Penulisan hukum ini berusaha untuk mengetahui tentang
bagaimana pelaksanaan eksekusi lelang hak tanggungan pada sengketa ekonomi syariah, hambatan apa
saja yang dihadapi oleh Pengadilan Agama Semarang dan bagaimana penanggulangan terhadap
hambatan-hambatan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh jawaban atas
permasalahn yang ada bahwa eksekusi lelang pada sengketa ekonomi syariah dengan tanpa adanya
putusan pengadilan dapat dilakukan parate eksekusi melalui balai lelang swasta atau dapat eksekusi
berdasarkan title eksekutorial dengan mengajukan permohonan kepada Pengadilan Agama. Eksekusi
lelang melalui pelelangan umum cenderung lebih mudah dan tidak memakan banyak biaya daripada
eksekusi dengan pertolongan hakim karena tidak memerlukan adanya perintah dari Ketua Pengadilan.
Akan tetapi dalam hal adanya perlawanan debitor balai lelang swasta ataupun KPKNL tidak memiliki
kewenangan untuk melakukan eksekusi pengosongan atas objek lelang yang sudah dibeli oleh peserta
lelang. Hal tersebut terjadi karena Pengadilan menganggap bahwa terhadap Objek Lelang yang dijual oleh
Balai Lelang Swasta tidak terdapat peletakkan sita (beslag) oleh badan Peradilan. Sementara prosedur
hukum untuk melakukan eksekusi pengosongan mewajibkan harus adanya penetapan sita terlebih dahulu
oleh Pengadilan. Hambatan yang dihadapi Pengadilan Agama Semarang dalam pelaksanaan eksekusi
lelang Hak Tanggungan adalah karna adanya perlawanan dari pihak tereksekusi yang mencoba
menghalangi proses lelang dengan cara premanisme dan adanya perlawanan dari pihak ketiga.
Kata kunci : Ekonomi Syariah; Eksekusi Lelang; Pengadilan Agama
* Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum UNDIP
** Penulis Kedua, Penulis Koresponden
*** Penulis Ketiga
168
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
I. Pendahuluan
terdapat pada Pasal 6 Undang-undang nomor 4
A. Latar Belakang
tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas
Tujuan pihak-pihak yang berperkara
menyerahkan
perkara-perkaranya
Tanah Beserta Benda-benda yang Berkaitan
kepada
dengan Tanah, untuk mudahnya disebut UUHT.
pengadilan tidak sebatas untuk menyelesaikan
Dalam hal ini Pengadilan Agama Semarang
perkara mereka secara tuntas dengan adanya
berdasarkan data yang terdapat di Direktorat
putusan pengadilan. Namun tujuan akhir mereka
Pranata dan Tatalaksana Perkara Perdata
adalah agar segala hak-haknya yang dirugikan
Agama menjadi satu-satunya Pengadilan Agama
oleh pihak lain dapat dipulihkan melalui putusan
di wilayah Jawa Tengah yang menerima
pengadilan/hakim. Dan pemulihan tersebut akan
eksekusi
tercapai
Pengadilan. Mekanisme permohonan eksekusi
apabila
putusan
dapat
dilaksanakan/dapat dieksekusi.
lelang
tanpa
adanya
putusan
lelang hak tanggungan pada pengadilan agama
Persoalan eksekusi ini semakin penting
masih menggunakan hukum acara yang berlaku
untuk dikaji mengingat ekonomi syariah yang
di peradilan umum. Pertama, argumentasi itu
menarik semakin banyak orang menggelutinya.
didasarkan pada Pasal 54 UU Peradilan Agama
Alhasil, potensi sengketanya pun makin besar.
yang tegas-tegas menyatakan hukum acara
Ekonomi syariah adalah kegiatan usaha yang
yang berlaku di peradilan umum dipakai di
dilaksanakan
prinsip-prinsip
lingkungan peradilan kecuali yang secara
syariah. Kini sudah ada bank syariah, reasuransi
khusus telah diatur dalam UU Peradilan Agama.
syariah, reksadana syariah, obligasi syariah,
Kedua, sebagian besar payung hukum eksekusi
sekuritas
lelang
berdasarkan
syariah,
pembiayaan
syariah,
hak
tanggungan
memang
masih
pegadaian syariah dan lain-lain. Jenis-jenis
berpatokan pada hukum yang dipakai di
bisnis syariah ini sudah diakomodasi dalam UU
peradilan umum. Seperti UU No. 4 Tahun 1996
No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU
tentang Hak Tanggungan.
No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
Adanya pelaksanaan eksekusi Hak
Terakhir diubah dengan UU No. 50 Tahun 2009.
Tanggungan, adalah karena adanya kewajiban
Eksekusi
lelang
pada
Pengadilan
dari debitor kepada kreditor yang tidak
Agama tidak selalu berdasarkan putusan dari
terpenuhi, dimana sebelumnya telah dibuat
pengadilan, akan tetapi juga dapat dilakukan
suatu perjanjian antara debitor dan kreditor
berdasarkan ketentuan lelang eksekusi yang
dengan ditanda tanganinya Akta Pemberian Hak
169
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Tanggungan yang dibuat di hadapan Pejabat
Pelaksanaan terhadap eksekusi lelang
Pembuat Akta Tanah (PPAT), dan didaftarkan di
Hak
Tanggungan
di
Pengadilan
Agama
Kantor Pertanahan.1 Suatu keadaan dimana
Semarang masih tergolong baru, berdasarkan
debitor tidak melaksanakan prestasinya sesuai
data yang diperoleh penulis dari Dirjen Badilag
dengan apa yang telah dijanjikannya, karena
MA RI bahwa Pengadilan Agama Semarang
kesalahannya dan ia telah ditegur, maka
menjadi satu-satunya Pengadilan Agama yang
pelaksanaan eksekusi dapat dilakukan.
telah menerima permohonan eksekusi lelang
Khusus mengenai eksekusi dengan
Hak Tanggungan di wilayah Jawa Tengah sejak
pertolongan hakim yang menjadikan Pasal 224
kewenangan tersebut di berikan pada Lembaga
HIR / 258 RBg sebagai dasarnya, dibutuhkan
Peradilan
keterlibatan dan peran dari Pengadilan dimana
Semarang sendiri baru satu kali menerima
debitor diam atau tinggal, dalam hal ini
permohonan eksekusi lelang hak tanggungan
wewenang Ketua Pengadilan setempat.
yang diajukan oleh Bank Permata Unit Syariah.
Agama.3
Pengadilan
Agama
Peneliti melakukan pra riset pada
Permohonan eksekusi lelang tersebut diajukan
Pengadilan Agama semarang dan mendapatkan
sejak tahun 2013 dan sampai saat ini pada 2017
keterangan dari pihak Pengadilan bahwa
pelaksanaan lelang eksekusi oleh Pengadilan
eksekusi penetapan Pengadilan terhadap objek
Agama masih mengalami kendala.4
jaminan Hak Tanggungan sering menimbulkan
B. Permasalahan
keberatan atau perlawanan atas penyitaan yang
Berdasarkan
pada
permasalahan-
diletakkan terhadap objek jaminan, perlawanan
permasalahan tersebut, peneliti ingin melakukan
eksekusi
penelitian dan kajian mengenai “Akibat Hukum
ini
disebabkan
debitor
merasa
dirugikan dengan adanya eksekusi tersebut.
terhadap
Perlawanan
dibitor
ekonomi syariah dengan tanpa adanya putusan
bertujuan untuk menggagalkan pelaksanaan
Pengadilan (Studi Pada Pengadilan Agama
eksekusi oleh Pengadilan Agama sehingga
Semarang)”. Atas dasar pokok pikiran yang
dalam
yang
prakteknya
dilakukan
oleh
Pengadilan
eksekusi
lelang
pada
sengketa
Agama
mendapatkan hambatan dari pihak kreditor.2
DIRJEN BADILAG MARI, “Laporan Tentang
Perkara yang Diterima dan Diputus - L1PA.8 Data Total
Secara
Nasional
Desember
2015”
dalam
http://infoperkara.badilag.net/ . Diakses pada 21 November
2016.
4 Wawancara dengan H. Zainal Abidin, S.Ag.,
selaku Wakil Panitera Pengadilan Agama Semarang pada
pukul 09.30 WIB tanggal 17 Januari 2017.
3
1 Lihat Pasal 11 ayat (2) UU No. 4 Tahun 1996
tentang Hak Tanggungan.
2 Wawancara dengan H. Abdul Wahid, S.H.,
M.Hum., selaku Panitera Pengadilan Agama Semarang pada
pukul. 10.00 WIB tanggal 6 Desember 2016.
170
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
melatarbelakangi penelitian ini serta asumsi-
in the book), melainkan secara empiris sebagai
asumsi yang telah disebutkan diatas, maka
ius operatum (law as what it is in society).6
untuk mempertajam penelaahan dan analisis,
B. Jenis Data
diajukan permasalahan yang mencakup hal-hal
Sementara
kategori
data
terbagi
sebagai berikut:
menjadi dua, yakni data primer dan data
1. Bagaimanakah cakupan eksekusi lelang
sekunder.
pada sengketa ekonomi syariah dengan
1. Data Primer
tanpa adanya putusan pengadilan?
Data primer merupakan data yang
2. Bagaimanakah hambatan yang dialami
Pengadilan
Agama
Semarang
diperoleh langsung dari sumber pertama,
dalam
dalam hal ini data primer diperoleh penulis
pelaksanaan eksekusi lelang dengan tanpa
langsung dari penelitian lapangan melalui
adanya putusan?
wawancara dengan narasumber terkait,
dalam hal ini kepada kepanitraan dan hakim
II. Metode Penelitian
yang memiliki kompetensi dalam menangani
A. Jenis Penelitian
sengketa ekonomi syariah di lingkungan
Jenis penelitian yang digunakan dalam
Pengadilan Agama Semarang, petugas
penulisan ini adalah penelitian yuridis empiris
lelang dan lawyer pada KPKNL Semarang,
karena lebih sesuai dengan fokus bahasan
dan tim Advokat pada SAP Law Office
dalam pembuatan tesis ini. Penelitian yuridis
Sunarto – Agung Pribadi & Partners,
empiris dilakukan dengan cara meneliti di
Adokat, Kurator dan Pengurus. Wawancara
lapangan yang kemudian hasinya menjadi data
merupakan situasi peran antar pribadi
primer, dan didukung dengan bahan-bahan
bertatap-muka, proses tanya jawab secara
pustaka yang merupakan data sekunder.5
lisan antara pihak penanya atau pencari
Hukum tidak lagi dikonsepkan secara filosofis
informasi dengan pihak informan atau
moralistis sebagai ius constituendum (law as
pemberi informasi sebagai narasumber
what ought to be), dan tidak pula secara
menggunakan daftar pertanyaan sebagai
positivistis sebagai ius constitutum (law what it is
pedoman,
dengan
maksud
untuk
memperoleh penjelasan dari informan.
5
Ronny Haditijo Soemitro, Metodologi Penelitian
Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), hlm. 15.
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian
Hukum, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2005), hlm. 73.
171
6
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
2. Data Sekunder
syariah tanpa adanya putusan di pengadilan
Sumber data sekunder merupakan data
yang
diperoleh
melalui
agama semarang.
bahan-bahan
D. Metode Analisis Data
kepustakaan atau studi dokumentasi dari
bahan-bahan
seperti
Setelah data primer dan data sekunder
Undang-Undang,
telah terkumpul, langkah selanjutnya akan
literature, buku-buku lain yang berhubungan
dikelompokan secara sistematis dan disesuaikan
dengan penelitian ini yang terdiri dari bahan
dengan permasalahan yang diambil. Data yang
hukum primer, bahan hukum sekunder, dan
telah terkumpul dan dikelompokan dianalisis
bahan hukum tersier.
dengan menggunakan metode analisa kualitatif
C. Spesifikasi Penelitian
(qualitative data analysis). Metode analisa
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis.
kualitatif
ini
merupakan
metode
untuk
Deskriptif yaitu menganalisa dan menyajikan
menghasilkan data deskriptif, yaitu analisis
fakta secara sistematis sehingga dapat lebih
terhadap data-data yang dinyatakan oleh
mudah
disimpulkan.
responden secara tertulis atau lisan serta
Penelitian deskriptif ini menggunakan metode
tingkah laku yang nyata, dan menganalisa
survei lapangan.7 Sedangkan analitis dilakukan
bahan-bahan hukum.8 Analisis data kualitatif
dengan
terhadap
adalah suatu metode analisis data yang tidak
permasalahan yang telah dikemukakan di muka
berdasarkan angka-angka tetapi data yang telah
dengan menggunakan peraturan Perundang-
didapat dirangkai dengan kata-kata dan kalimat.
Undangan yang berlaku, pendapat para ahli, dan
Dengan menggunakan metode kualitatif, penulis
teori-teori ilmu hukum yang berkaitan dengan
bertujuan untuk memahami atau mengerti gejala
eksekusi lelang tanpa adanya putusan dari
yang ditelitinya.
untuk dipahami dan
adanya
suatu
analisa
pengadilan. Dengan demikian, penelitian ini
dapat memberikan gambaran secara rinci,
menyeluruh,
dan
sistematis
III. Pembahasan
mengenai
A. Cakupan eksekusi lelang pada sengketa
kenyataan yang terjadi, yaitu mengenai akibat
ekonomi syariah dengan tanpa adanya
hukum eksekusi lelang pada sengketa ekonomi
Putusan Pengadilan
7
Altherton & Klemmack (Irawan Soehartono),
Metode Penelitian Sosial – Suatu Tehnik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1999), hlm. 63.
8 Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad. Dualisme
Penelitian Hukum Normatif dan Empiris. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010). hlm. 192.
172
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
1.Eksekusi
lelang
eksekutorial
di
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
berdasarkan
title
Pengadilan
Agama
Semarang
Pengadilan
debitor, jika debitor tidak hadir maka
dibuatkan
berita
acara
pemberian
teguran.
Agama
dalam
- Kreditor
mengajukan
permohonan
serta
mengajukan
melakanakan eksekusi Hak Tanggungan
aanmaning
pada dasarnya telah diatur dalam Pasal 224
permohonan sita eksekusi atas obyek
HIR/258 RBg, dalam hal menjalankanya jika
yang dijadikan jaminan kepada Ketua
tidak dilaksanakan secara sukarela maka
Pengadilan
pelaksanaanya dijalankan atas perintah dan
tinggal.
di bawah pimpinan ketua pengadilan Agama
di dalam wilayah mana debitor tinggal.
Agama
- Selanjutnya
kreditor
permohonan
lelang
dimana
debitor
mengajukan
eksekusi
atau
Dari hasil wawancara yang telah
penjualan dimuka umum kepada Ketua
penulis lakukan di Pengadilan Agama
Pengadilan Agama dengan disertakan
Semarang, penulis memperoleh keterangan
perincian hutang debitur terhitung sejak
dari Bapak Abdul Wahid selaku panietra
tunggakan sampai diajukan eksekusi.
Pengadilan
Agama
Semarang
tentang
- Ketua
Pengadilan
mengeluarkan
prosedur pelaksanaan eksekusi lelang hak
penetapan yang isinya perintah kepada
tanggungan dengan tahapan sebagai berikut
Panitera atau Jurusita agar dengan
:9
perantaraan
- Adanya permohonan dari kreditor kepada
melaksanakan penjualan umum (lelang
Ketua Pengadilan Agama Semarang
eksekusi) atas objek hak tanggungan.
- Permohonan tersebut dilampiri dengan
Perintah Eksekusi dibuat dalam bentuk
sertifikat Hak Tanggungan, perjanjian
Penetapan tertulis. Dalam penetapan
kredit, foto copy KTP debitor yang
perintah
dilampirkan sebagai bukti tempat tinggal
dicantumkan bahwa hasil bersih dari
untuk pemanggilan.
penjualan lelang diserahkan kepada
- Ketua Pengadilan Agama mengeluarkan
penetapan somasi guna memanggil
Wawancara dengan H. Abdul Wahid, S.H.,
M.Hum., selaku Panitera Pengadilan Agama Semarang pada
pukul. 10.00 WIB tanggal 9 Februari 2017.
173
eksekusi
Lelang
lelang
Negara
tersebut
Panitera.
- Pelaksanaan lelang

9
Kantor
Permohonan lelang oleh Panitera
Pengadilan Agama kepada Kepala
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
KPKNL
yang
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
wilayah
kerjanya
meliputi objek Hak Tanggungan.

Penentuan
tanggal
lelang
untuk
mendapatkan
haknya.
pelaksanaan
Dalam hal ini yang bertindak selaku
lelang oleh KPKNL.
penjual lelang adalah Ketua Pengadilan
Pengumuman lelang oleh Pengadilan
Agama untuk kepentingan kreditor, sehingga
Agama.
yang berhak menentukan syarat-syarat lelang
Adanya uang jaminan dari peserta
adalah Ketua Pengadilan Agama selaku
lelang yang disetorkan ke bendahara
pemohon
KPKNL.
dilaksanakan harus didahului pengumuman

Pelaksanaan lelang.
sebayak 2 (dua) kali berturut-turut dengan

Pengesahan pembeli.
tenggang waktu 15 hari melalui surat kabar.

Pembayaran


harga
lelang
oleh
pemenang lelang.

Penyerahan dokumen kepemilikan
tanah.

Setelah lelang selesai maka pejabat
lelang membuat berita acara lelang
yang disebut risalah lelang yang
ditanda tangani oleh pejabat lelang,
penjual, dan pembeli.
Lelang eksekusi Hak Tanggungan
dapat dilaksanakan apabila barang yang
dilelang tersebut harus sudah dilepaskan dari
kekuasaan termohon dalam hal ini debitor.
Hal
pemenang
ini
untuk
menghindari
adanya
permasalahan yang mungkin dapat terjadi di
kemudian hari dengan pihak ketiga atau
pembeli. Hal tersebut juga dimaksudkan
sebagai upaya untuk melindungi pihak
174
lelang.
Sebelum
saat
Sebelum
pelelangan
pengumuman
lelang
dikeluarkan debitor masih diberi kesempatan
untuk melunasi utang, biaya dan bunga
(Pasal
20
ayat
(5)
UUHT
dan
Penjelasannya).
Berdasarkan
Pengadilan
Agama
analisa
penulis,
Semarang
dalam
melaksanakan eksekusi Hak Tanggungan
telah diatur dalam Pasal 224 HIR/258 RBg
yaitu kewenangan untuk menetapkan sita
eksekusi atas tanah-tanah yang telah dijamin
dengan Hak Tanggungan di wilayah hukum
dimana debitor tinggal. Selain ketentuan
tersebut berdasarkan Pasal 6 UndangUndang
Hak
Tanggungan
menyatakan
bahwa apabila debitor cidera janji, pemegang
Hak Tanggungan pertama mempunyai hak
untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas
kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
serta mengambil pelunasan piutangnya dari
Undang-Undang
hasil
ini
(KUHP), Lelang Eksekusi Barang Rampasan,
pada
Lelang Eksekusi Barang Temuan, Lelang
penjualan
cenderung
tersebut.
lebih
Eksekusi
mudah
dari
pertolongan hakim berdasarkan Pasal 224
Hukum
Acara
Pidana
Eksekusi Fidusia, Lelang Eksekusi Gadai.
HIR/258 Rbg karena tidak memerlukan
Dari penelitian yang dilakukan penulis
adanya perintah dari Ketua Pengadilan
pada
Agama untuk melakukan penjualan obyek
keterangan tentang proses pelaksanaan
Hak Tanggungan melalui pelelangan umum.
lelang eksekusi objek hak tanggungan pada
Kreditor pemegang Hak Tanggungan dapat
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
langsung mengajukan penjualan obyek Hak
Lelang (KPKNL) Semarang meliputi kegiatan
Tanggungan yang bersangkutan.
sebelum lelang, pelaksanaan lelang dan
2.Eksekusi lelang Hak Tanggungan atas
kegiatan setelah lelang dengan tahapan yang
kekuasaan sendiri (Parate Executie) di
akan digambarkan dengan sebuah bagan
KPKNL Semarang
sebagai berikut:10
Pengertian
lelang
eksekusi
KPKNL
Semarang
diperoleh
telah
disebutkan dalam Pasal 1 ayat (4) Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016
yaitu : “Lelang Eksekusi adalah lelang untuk
melaksanakan putusan atau penetapan
pengadilan, dokumen-dokumen lain yang
dipersamakan
dengan
itu,
dan/
atau
melaksanakan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan”, antara lain Lelang
Eksekusi Panitia Urusan Piutang Negara
(PUPN), Lelang Eksekusi Pengadilan, Lelang
Eksekusi Pajak, Lelang Eksekusi Harta Pailit,
Lelang Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang
Hak Tanggungan (UUHT), Lelang Eksekusi
dikuasai/tidak dikuasai Bea Cukai, Lelang
Eksekusi Barang Sitaan Pasal 45 Kitab
10
Wawancara dengan Pejabat Lelang Bapak Dani
dan data diambil dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara
dan Lelang Semarang pada tanggal 13 Februari 2017.
175
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Prosedur Lelang KPKNL Semarang
Mulai
(Pra Lelang)
Mengajukan
Surat
Permohonan
(Pelaksanaan
Lelang) Tawar
menawar
penentuan
pemenang
lelang
Penandatanga
nan Kerjasama
Peserta lelang
menyetorkan
uang jaminan
Penerimaan
Dokumen
Pengumuman
lelang oleh
penjual
Pengecekan
Aspek Hukum
KPKNL
menetapkan
jadwal lelang
Peninjauan
dan Penilaian
Aset
Penjelasan dan
Pemasaran Aset
(Sesudah Lelang)
Pembayaran
Serah terima
barang
dokumen
asli
Penyetoran
ke kas
Negara
Pemenang
lelang
SELESAI
Sumber : Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Semarang
Dalam Penjelasan Umum angka 9
untuk
menegaskan
adanya
kekuatan
UUHT disebutkan bahwa salah satu ciri khas
eksekutorial pada sertifikat hak tanggungan,
hak tanggungan adalah mudah dan pasti
sehingga jika debitor cidera janji maka
eksekusinya jika debitor cidera janji. Lebih
sertifikat hak tanggungan dieksekusi seperti
lanjut
tersebut
halnya putusan pengadilan yang telah
menyatakan bahwa eksekusi hak tanggungan
memperoleh kekuatan hukum tetap, melalui
dilakukan
parate
tata cara dan dengan menggunakan lembaga
executie sebagaimana dimaksud dalam
parate executie sesuai hukum acara perdata
Pasal 224 HIR dan 258 Rbg. Penjelasan
yang berlaku.
Penjelasan
berdasarkan
Umum
lembaga
Pasal 14 ayat (2) dan ayat (3) juga
Pada hak tanggungan, menurut Pasal
menyatakan bahwa irah-irah yang terdapat
11 ayat (2) huruf e UUHT juga ditegaskan
pada sertifikat hak tanggungan dimaksudkan
bahwa
176
dalam
Akta
Pemberian
Hak
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Tanggungan (APHT) dicantumkan janji-janji,
(parate
antara lain janji pemegang hak tanggungan
eksekusi tidak mendasarkan pada Pasal 224
pertama untuk menjual objek hak tanggungan
HIR dan 258 Rbg seperti yang disebutkan
atas kekuasaan sendiri jika debitor cidera
oleh Penjelasan Umum angka 9 dan
janji. Sebagai suatu hak yang diperjanjikan,
Penjelasan Pasal 14 dan 26 UUHT. Jadi
maka keberadaanya baru ada jika secara
parate eksekusi itu dilaksanakan tanpa fiat
tegas disepakati bersama oleh debitor dan
eksekusi
kreditor dalam APHT. Suatu janji baru ada
Pengadilan. Hal ini sesuai dengan hak yang
dan mengikat jika telah tercapai kesepakatan
diberikan
antara
kreditor pertama sebagaimana yang diatur
kedua
belah
pihak
yang
memperjanjikan.
Apabila
eksekusi).
atau
oleh
Pelaksanaan
penetapan
parate
dari
undang-undang
Ketua
kepada
dalam Pasal 6 UUHT.
sudah
Sedang eksekusi menurut Pasal 224
didaftarkan ke Kantor Pertanahan, maka
HIR dan 258 Rbg bukanlah parate eksekusi,
secara otomatis janji-janji yang tercantum di
karena eksekusi berdasarkan Pasal tersebut
dalamnya (termasuk janji untuk menjual atas
harus meminta fiat eksekusi kepada Ketua
kekuasaan sendiri) ikut didaftar sehingga
Pengadilan. Eksekusi menurut Pasal 224 HIR
mempunyai kekuatan mengikat bagi para
dan 258 Rbg ditujukan pada grosse akta
pihak dan pihak ketiga. Sehingga bila debitor
hipotik dan surat hutang yang mempunyai
wanprestasi
kekuatan
dilakukan
APHT
maka
melalui
tersebut
penjualannya
harus
pelelangan
umum.
eksekutorial.
Jadi
eksekusi
berdasarkan kedua Pasal tersebut harus
Ketentuan harus dijual di muka umum itu
meminta
dimaksudkan
memberikan
dilaksanakan atau dipimpin oleh Ketua
perlindungan kepada debitor dari kenakalan
Pengadilan, sedangkan parate eksekusi
kreditor, yakni guna menghindari terjadinya
dilakukan sendiri oleh kreditor tanpa meminta
penjualan jaminan yang merugikan debitor.
fiat eksekusi kepada Ketua Pengadilan.
untuk
fiat
eksekusi
kepada
dan
Dengan demikian jika debitor benar-
Pelaksanaan lelang eksekusi melalui
benar wanprestasi maka pemegang hak
KPKNL merupakan tindak lanjut dari Pasal 6
tanggungan pertama dapat melaksanakan
UUHT, dimana pemegang Hak Tanggungan
janji tersebut dengan menjual lelang objek
mempunyai hak untuk menjual obyek Hak
hak tanggungan atas kekuasaan sendiri
Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui
177
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
pelelangan umum. Hal ini juga diperkuat
Pada prakteknya eksekusi lelang Hak
adanya Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Tanggungan di Pengadilan Agama Semarang
27/PMK.06/2016
Petunjuk
tidak selalu berjalan dengan baik. Adanya
Pelaksanaan Lelang dimana terhadap debitor
hambatan dalam melaksanakn eksekusi Hak
wanprestasi dapat langsung mengajukan
Tanggungan yang dihadapi oleh Pengadilan
permohonan
Agama Semarang, diantaranya adalah:
tentang
lelang
kepada
KPKNL.
Sedangkan menurut pasal 11 ayat (2) UU No.
4 Tahun 1996, untuk dapat menggunakan
1.Perlawanan pihak tereksekusi
Pihak debitor acapkali memberikan
wewenang menjual obyek hak tanggungan
perlawanan
atas kekuasaan sendiri tanpa persetujuan
eksekusi, hal ini disebabkan debitor
dari debitor diperlukan janji dari debitor.
merasa
Dimana janji tersebut dicantumkan dalam
eksekusi tersebut. Perlawanan debitor
APHT. Meskipun Pasal 11 ayat (2) mengatur
bisa diajukan sebelum adanya penetapan
demikian, kreditor dengan dasar Pasal 6
eksekusi
dengan
UUHT tetap dapat melaksanakan wewenang
perlawanan
ke
untuk menjual obyek hak tanggungan,
apabila dalam proses eksekusi telah
dengan kata lain baik dicantumkan atau tidak
menyalahi
janji tersebut dalam APHT, pemegang hak
undangan yang berlaku. Akan tetapi
tanggungan
seperti kasus di atas yang telah
pertama
kekuasaan/wewenang
mempunyai
untuk
dapat
terhadap
dirugikan
dikemukakan
pelaksanaan
dengan
adanya
mengajukan
Pengadilan
peraturan
sebelumnya
Agama
Perundang-
intimindasi
melakukan tindakan yang demikian itu.
terhadap peserta lelang menjadi salah
Pencantuman janji hanya akan memberikan
satu alternative yang di pandang efektif
rasa
untuk menggagalkan proses lelang.
mantap
kepada
pemegang
Hak
Tanggungan dari pada tidak dicantumkan jaji
yang dimaksud dalam APHT.
2.Perlawanan pihak ketiga
Kaitanya dengan perlawanan pihak
ketiga dalam hal ini yang sering terjadi
B. Hambatan dalam pelaksanaan eksekusi
adalah ketika lelang sudah dilaksanakan,
Lelang dengan tanpa adanya putusan di
secara tiba-tiba ada pihak ketiga yang
Pengadilan Agama Seamarang
mengajukan keberatan yang menyatakan
bahwa barang/objek yang akan dilelang
178
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
itu adalah miliknya. Permasalah hukum
hukum luar biasa dan oleh karenanya
seperti ini yang paling sering dijumpai
pada azasnya tidak menangguhkan
dalam prakteknya.11
eksekusi.
Seharusnya terhadap pihak ketiga
yang
merasa
keberatan
Yahya
dengan
bahwa
harahap12
salah
satu
syarat
agar
pelaksanaan eksekusi tersebut dapat
perlawanan
mengajukan gugatan perlawanan pihak
sebagai alasan untuk menunda eksekusi,
ketiga (denden verzet) secara resmi
harus
melalui
yang
dijalankan/dilaksanakan. Kalau eksekusi
didaftarkan kepada Pengadilan Agama
sudah dijalankan, tidak ada relevansinya
yang bersangkutan dengan melampirkan
untuk
bukti kepemilikan atas objek yang
dengan Putusan MA tanggal 31 Agustus
dilelang.
1977 No. 697 K/Sip/1974, ditegaskan
surat
perlawanan
Pada dasarnya pihak ketiga dapat
mengajukan
perlawanan
dapat
menjelaskan
diajukan
dipertimbangkan
sebelum
menunda
eksekusi.
eksekusi
Senada
tentang formalitas pengajuan perlawanan
terhadap
terhadap
eksekusi
harus
diajukan
eksekusi suatu putusan. Berdasarkan
sebelum penjualan lelang dijalankan
ketentuan Pasal 195 ayat (6) HIR / Pasal
(sebelum eksekusi dijalankan). Kalau
206 Rbg ayat (6), maka satu-satunya
eksekusi sudah dijalankan, upaya yang
syarat agar dapat diterima pihak orang
dapat diajukan pihak ketiga untuk
lain (pihak ketiga) untuk mengajukan
membatalkan eksekusi harus melalui
perlawanan
gugatan. Begitu juga dalam Putusan MA
tersebut
adalah
bahwa
barang yang akan dieksekusi adalah
No.
786
miliknya. Oleh karena itu, bila alasan
ditegaskan :
pengajuan perlawanan adalah di luar hak
-
derden
K/Pdt/1988
verzet
antara
atas
lain
eksekusi
milik, misalnya hak sewa, hak pakai, dan
berdasarkan alasan sebagai pemilik
sebagainya
tidak
dapat
mengajukan
perlawanan
diperkenankan
tersebut.
dibenarkan asal diajukan
sebelum eksekusi selesai;
Perlawanan pihak ketiga adalah upaya
11
Wawancara dengan Yayuk, S.H. sebagai Seksi
Hukum dan Informasi, Pejabat Lelang dan Lawyer di KPKNL
Semarang pukul 11.00 WIB tanggal 14 Februari 2017.
12 M. Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan
Eksekusi Bidang Perdata, (Jakarta: PT. Gramedia. 2008),
hlm. 27
179
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
-
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
sehubungan dengan itu, oleh karena
 Pihak ketiga yang akan dieksekusi
perlawanan diajukan pada saat sita
yang mengaku sebagai miliknya
eksekusi
diajukan,
(pemegang hak milik, HGU,
Negeri
diperintahkan
Pengadilan
untuk
HGB,
mengankat sita eksekusi.
dapat
-
tanah; atau
adalah
pihak
 Tereksekusi sendiri apabila dia
ketiga;
sudah melaksanakan putusan itu
Pihak ketiga tersebut adalah pemilik
dengan suka rela atau dalam hal
dari
itu
cara-cara melakukan penyitaan
pemegang hak milik, hak guna
tersebut dilakukan yidak sesuai
usaha, hak guna bangunan, hak
dengan hukum yang berlaku.
objek
eksekusi,
baik
pakai, termasuk penanggung Hak
-
Tanggungan dan hak sewa;
-
Pengajuan
setelah
gugatan
eksekusi
dilakukan
sudah
Debitor/tereksekuai
mengajukan
tidak hadir;
selesai
 Sita Eksekusi bagi tergugat;
:14
Perlawanan harus diajukan sebelum
eksekusi);
Alasan perlawanan adalah untuk
menunda eksekusi;
-
Pihak-pihak yang dapat melakukan
perlawanan adalah :
13
14
dan sita eksekusi bagi pihak
terhadap
penjualan lelang dijalankan (sebelum
-
 Sita conservatoir, sita revindicatoir,
dapat
perlawanan
eksekusi dengan formalitas
Objek perlawanan dapat berupa :
 Putusan verstek bagi tergugat yang
dijalankan;
-
Hak
 Penyewa yang objeknya bukan
dengan formalitas :13
tereksekusi
termasuk
Tanggungan, dan hak sewa;
mengajukan gugatan terhadap eksekusi
Pihak
Pakai,
penanggungan
Debitor/tereksekuai
-
Hak
ketiga;
-
Waktu pengajuan perlawanan adalah
sebelum penjualan lelang dijalankan
(sebelum eksekusi dijalankan).
Dengan demikian dapat penulis
simpulkan, tereksekusi dalam hal ini
pelawan
dapat
mengajukan
melakukan
gugatan
ataupun
perdata
atau
perlawanan terhadap lelang eksekusi
dengan
Ibid.
Ibid.hlm. 28.
180
terlebih
dahulu
memenuhi
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
formalitas yang telah diuraikan pada
Pengadilan berdasarkan ketentuan Pasal 14
pertimbangan sebelumnya.
UUHT
memiliki
melaksanakan
IV. Simpulan Saran
kewenangan
eksekusi
untuk
pengosongan
terhadap objek lelang tersebut.
A. Simpulan
Hambatan yang dialami Pengadilan Agama
Cakupan eksekusi lelang pada sengketa
Semarang dalam Pelaksanaan Eksekusi Lelang
ekonomi syariah dengan tanpa adanya Putusan
dengan Tanpa Adanya Putusan adalah:
Pengadilan dapat melalui parate eksekusi atau
1. Perlawanan pihak tereksekusi, pihak debitor
eksekusi berdasarkan title eksekutorial.
acapkali memberikan perlawanan terhadap
1. Parate eksekusi dilakukan sendiri oleh
pelaksanaan eksekusi, hal ini disebabkan
kreditor tanpa meminta fiat eksekusi kepada
debitor merasa dirugikan dengan adanya
Ketua Pengadilan yaitu melalui pelelangan
eksekusi tersebut. Perlawanan debitor bisa
umum
pelunasan
diajukan sebelum eksekusi dijalankan. Kalau
piutangnya dari hasil penjualan tersebut.
eksekusi sudah dijalankan, upaya yang
Eksekusi ini lebih mudah dari pada
dapat diajukan pihak tereksekusi untuk
pertolongan hakim karena tidak memerlukan
membatalkan
adanya perintah dari Ketua Pengadilan
gugatan. Akan tetapi debitor memilih
Agama.
memakai jalan pintas sebagaimana kasus
serta
mengambil
eksekusi
harus
melalui
2. Eksekusi berdasarkan title eksekutorial ini
yang telah dikemukakan dalam penelitian ini
titik fokusnya ada dalam tangan Ketua
sebelumnya. Intimindasi terhadap peserta
Pengadilan sebagaimana diatur dalam Pasal
lelang menjadi alternative yang di pandang
224 HIR/258 RBg yaitu kewenangan untuk
efektif untuk menggagalkan proses lelang.
menetapkan sita eksekusi atas tanah-tanah
2. Perlawanan pihak ketiga, Kaitanya dengan
yang dijamin dengan Hak Tanggungan di
perlawanan pihak ketiga dalam hal ini yang
wilayah hukum dimana debitor tinggal. Pada
sering terjadi adalah ketika lelang sudah
faktanya eksekusi ini lebih banyak diajukan
dilaksanakan, secara tiba-tiba ada pihak
oleh kreditur karena apabila terhadap objek
ketiga yang mengajukan keberatan yang
lelang yang terjual tersebut terdapat pihak-
menyatakan bahwa barang/objek yang akan
pihak yang tidak mau menyerahkan objek
dilelang itu adalah miliknya. Permasalah
lelang kepada pemenang lelang, maka
181
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
hukum seperti ini yang paling sering
Amiruddin dan Zainal Asikin. 2012. Pengantar
dijumpai dalam prakteknya.
Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT.
B. Saran
RajaGrafindoPersada.
1. Diperlukan peraturan perundang-undangan
Affandi, Ateng, Wahyu Affandi, 1998. Tentang
yang mengatur tentang sanksi terhadap
melaksanakan Putusan Hakim Perdata,
piahak-pihak yang berupaya menghambat
Bandung: Alumni.
proses hukum acara di Lembaga Peradilan.
2. Perlunya
ada
dari
Ketua
Semarang
dalam
Antonio, Muhammad Syafi’i, 2001. Bank Syariah,
menegakkan hukum agar tercipta supremasi
Dari Teori ke Praktek, Cet-1, Jakarta: Gema
hukum.
Insani Press.
Pengadilan
ketegasan
Afzalurrahman, 1995. Doktrin Ekonomi Islam,
Agama
3. Pelaksanaan
eksekusi
lelang
Hak
Jogjakarta: Dhana Bakti Wakaf.
Ansori,
Abdul
Ghofur.,
2010,
Penyelesaian
Tanggungan demi kelancaran prosesnya
Sengketa
dapat juga memilih alternative lelang secara
Konsep dan UU No. 21 Tahun 2008),
online,
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
hal
ini
dapat
meminimalisir
perbuatan intimindasi dari pihak debitor
Syariah
(Analisis
Ali, M Daud, 1998. Hukum Islam. Jakarta: PT Raja
maupun kuasa hukumnya karena tidak
dapat beertemu secara langsung dengan
Perbankan
Grafindo Persada.
Al-assal, Ahmad
peserta lelang.
Muhammad dan Fathi Ahmad
Abdul Karim, 1980. Sistem Ekonomi Islam,
Prinsip-Prinsip
V. Daftar Pustaka
dan
Tujuan-Tujuanya,
Surabaya: PT. Bina Ilmu.
BUKU
Al Fanjani, Muhammad Syauqi, 1989. Ekonomi
Khakim,
Abdul,
2003,
Ketenagakerjaan
Pengantar
Indonesia
Islam Masa Kini. Bandung : Husaini.
Hukum
berdasarkan
Arto, A. Mukti, 2000. Praktek Perkara Perdata.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003,
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Bisri, Cik Hasan., 2000, Peradilan Agama di
Rajagukguk, HP., 2000, Makalah Peran Serta
Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Pekerja dalam Pengelolaan Perusahaan (Codetermination).
Budiardjo, Miriam., 1998, Dasar-Dasar Ilmu Politik,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
182
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Chapra, M. Umar., 2001, Masa Depan ekonomi,
Marzuki, Peter Mahmud., 2005, Penelitian Hukum,
Sebuah Tinjauan Islam, Jakarta: Gema
Insani Press.
Jakarta: Kencana.
Manan,
Dewi, Gamala, 2004. Aspek-Aspek Hukum Dalam
Islamic
------------.2008. Penerapan Hukum Acara Perdata
di Lingkungan Peradilan Agama, Jakarta:
Prenada Media.
Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata,
Jakarta: PT. Gramedia.
Martokusumo, Sudikno, 1999. Mengenal Hukum
Huda, Nurul dkk., 2008, Ekonomi Makro Islam,
Teoritis,
1986,
Houder and Stoughton Ltd.
Harahap, M. Yahya., 2008, Ruang Lingkup
Pendekatan
Abdul.,
Economics, Theory and Practice, Cambridge:
Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia, Jakarta: Kencana.
Muhammad
Cet.
2,
Jakarta:
Suatu Pengantar, Yogyakarta : Liberty.
------------.1998. Hukum Acara Perdata Indonesia,
Prenada Media Group.
Yogyakarta: Liberty.
Indroharto., 1994, Asas-Asas Umum Pemerintahan
Mahkamah Agung RI. 1995. Pustaka Peradilan.
yang Baik, dalam Paulus Efendie Lotulung,
Jilid VIII, Jakarta : Proyek Pembinaan Teknis
Himpunan
Yustisial Mahkamah Agung RI.
Makalah
Asas-Asas
Umum
Pemerintahan yang Baik, Bandung: Citra
Mujahidin, Ahmad, 2012. Pembaharuan Hukum
Aditya Bakti.
Kantaprawira,
Acara Peradilan Agama, Bogor: Ghalia
Rusadi.,
Kekuasaan,
1998,
Makalah,
Hukum
Indonesia.
dan
Yogyakarta:
Mulyosudarmo, Suwoto., 1990, Kekuasaan dan
Universitas Islam Indonesia.
Ka’bah, Rifyal, Penyelesaian Sengketa Ekonomi
Tanggung
Jawab
Indonesia,
Suatu
Presiden
Republik
Penelitian
Segi-Segi
Syariah Sebagai Sebuah Kewenangan Baru
Teoritik dan Yuridis Pertanggungjawaban
Peradilan Agama, Varia Peradilan, no. 245,
Kekuasaan, Surabaya: Universitas Airlangga.
Jakarta, April 2006.
ND, Mukti Fajar dan Yulianto Achmad. 2010.
Kansil, CST. 1986. Pengantar Ilmu Hukum dan
Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan
Tata Hukum Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.
Empiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rasyid, Raihan A. 1991. Hukum Acara Peradilan
Karim, Adimarwan Azwar, 2006. Sejarah Pemikiran
Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Press.
183
Agama, Jakarta: CV. Rajawali.
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Satiardja, A. Gunawan., 1990, Dialektika Hukum
-----------1987. Hukum Acara Perdata di Indonesia.
Jakarta: Pradnza Paramita.
dan Moral dalam Pembangunan Masyarakat
Indonesia, Yogyakarta: Kanisius.
-----------1978. Kamus Hukum, Jakarta: Pradnya
Santoso, Listyio Budi. 2009. Kewenangan Peradilan
Agama Dalam Menyelesaikan Sengketa
Paramita.
-----------1997. Hukum Acara Perdata. Jakarta:
Ekonomi Syari’ah. Semarang : Pusataka
Undip.
BPHN.
Suma, Muhammad Amin, 2006. Seputar Ekonomi
Soedawi, Sri, 1980. Hukum Jaminan di Indonesia.
Syariah
Studi
Tentang
Prinsip-Prinsip
Pokok-pokok Hukum Jaminan dan Jaminan
Ekonomi Syariah di Indonesia, Jakarta:
Perorangan, Yogyakarta: Liberty.
Mahkamah Agung.
Soemitro, Ronny Haditijo., 2005, Metodologi
Suyuthi, Wildan, 2004. Sita Eksekusi Praktek
Penelitian Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kejurusitaan Pengadilan, Jakarta: Tatanusa.
Soehartono, Irawan., 1999, Metode Penelitian
Susanti, Retno Wulan dan Iskandar Oerip
Sosial – Suatu Tehnik Penelitian Bidang
kartawinata, 1979. Hukum Acara Perdata
Kesejahteraan Sosial Lainnya, Bandung:
dalam Teori dan Praktik . Bandung: Alumni.
Remaja Rosda Karya.
Sya’labi, Ahmad, 1994. Sejarah dan kebudayaan
Soekanto, Soerjono., 2007. Pengantar Penelitian
Hukum. Jakarta: UI-Press.
------------.
2004.
Faktor-Faktor
Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna.
Tim Penulis P3EI UII Jogyakarta, 2008. Ekonomi
Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Yang
Mempengaruhi Penegakan Hukum Cetakan
Yatim, Badri, 1994. Sejarah Peradaban Islam,
Kelima. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
------------. dan Sri Mamudji. 2001. Penelitian Hukum
Warasih, Esmi., 2005, Pranata Hukum, Sebuah
Normatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Telaah
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad. 2010.
Suryandaru Utama.
Dualisme Penelitian Hukum Normatif &
Sosiologis,
Semarang:
Zaman, Hasanuz., 1984, Ekonomic Function of on
Empiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Islamic
Sunggono, Bambang., 2005, Metodologi Penelitian
State,
Licester:
The
Foundation.
Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo.
Subekti., 1982, Hukum Acara Perdata Indonesia,
Jakarta: Bina Cipta.
PT.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Dasar 1945.
184
Islamic
Jurnal Law Reform
Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang
Peradilan Agama.
Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan.
Undang-undang No. 4 Tahun 2004 tentang
Kekuasaan Kehakiman.
Undang-Undang
No. 3 Tahun 2006 tentang
Peradilan Agama.
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah.
Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman.
Peraturan Mahkamah agung No. 14 Tahun 2016
tentang Tata Cara Penyelesaian Perkara
Ekonomi Syariah.
185
Download