Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro AKIBAT HUKUM TERHADAP EKSEKUSI LELANG DENGAN TANPA ADANYA PUTUSAN PENGADILAN (Studi di Pengadilan Agama Semarang) A Hashfi Luthfi*, Ro’fah Setyowati**, Siti Malikatun Badriyah*** Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro ABSTRAK Dalam penulisan ini membahas mengenai masalah eksekusi lelang pada sengketa ekonomi syariah di Pengadilan Agama Semarang. Penulisan hukum ini berusaha untuk mengetahui tentang bagaimana pelaksanaan eksekusi lelang hak tanggungan pada sengketa ekonomi syariah, hambatan apa saja yang dihadapi oleh Pengadilan Agama Semarang dan bagaimana penanggulangan terhadap hambatan-hambatan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh jawaban atas permasalahn yang ada bahwa eksekusi lelang pada sengketa ekonomi syariah dengan tanpa adanya putusan pengadilan dapat dilakukan parate eksekusi melalui balai lelang swasta atau dapat eksekusi berdasarkan title eksekutorial dengan mengajukan permohonan kepada Pengadilan Agama. Eksekusi lelang melalui pelelangan umum cenderung lebih mudah dan tidak memakan banyak biaya daripada eksekusi dengan pertolongan hakim karena tidak memerlukan adanya perintah dari Ketua Pengadilan. Akan tetapi dalam hal adanya perlawanan debitor balai lelang swasta ataupun KPKNL tidak memiliki kewenangan untuk melakukan eksekusi pengosongan atas objek lelang yang sudah dibeli oleh peserta lelang. Hal tersebut terjadi karena Pengadilan menganggap bahwa terhadap Objek Lelang yang dijual oleh Balai Lelang Swasta tidak terdapat peletakkan sita (beslag) oleh badan Peradilan. Sementara prosedur hukum untuk melakukan eksekusi pengosongan mewajibkan harus adanya penetapan sita terlebih dahulu oleh Pengadilan. Hambatan yang dihadapi Pengadilan Agama Semarang dalam pelaksanaan eksekusi lelang Hak Tanggungan adalah karna adanya perlawanan dari pihak tereksekusi yang mencoba menghalangi proses lelang dengan cara premanisme dan adanya perlawanan dari pihak ketiga. Kata kunci : Ekonomi Syariah; Eksekusi Lelang; Pengadilan Agama * Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum UNDIP ** Penulis Kedua, Penulis Koresponden *** Penulis Ketiga 168 Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro I. Pendahuluan terdapat pada Pasal 6 Undang-undang nomor 4 A. Latar Belakang tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tujuan pihak-pihak yang berperkara menyerahkan perkara-perkaranya Tanah Beserta Benda-benda yang Berkaitan kepada dengan Tanah, untuk mudahnya disebut UUHT. pengadilan tidak sebatas untuk menyelesaikan Dalam hal ini Pengadilan Agama Semarang perkara mereka secara tuntas dengan adanya berdasarkan data yang terdapat di Direktorat putusan pengadilan. Namun tujuan akhir mereka Pranata dan Tatalaksana Perkara Perdata adalah agar segala hak-haknya yang dirugikan Agama menjadi satu-satunya Pengadilan Agama oleh pihak lain dapat dipulihkan melalui putusan di wilayah Jawa Tengah yang menerima pengadilan/hakim. Dan pemulihan tersebut akan eksekusi tercapai Pengadilan. Mekanisme permohonan eksekusi apabila putusan dapat dilaksanakan/dapat dieksekusi. lelang tanpa adanya putusan lelang hak tanggungan pada pengadilan agama Persoalan eksekusi ini semakin penting masih menggunakan hukum acara yang berlaku untuk dikaji mengingat ekonomi syariah yang di peradilan umum. Pertama, argumentasi itu menarik semakin banyak orang menggelutinya. didasarkan pada Pasal 54 UU Peradilan Agama Alhasil, potensi sengketanya pun makin besar. yang tegas-tegas menyatakan hukum acara Ekonomi syariah adalah kegiatan usaha yang yang berlaku di peradilan umum dipakai di dilaksanakan prinsip-prinsip lingkungan peradilan kecuali yang secara syariah. Kini sudah ada bank syariah, reasuransi khusus telah diatur dalam UU Peradilan Agama. syariah, reksadana syariah, obligasi syariah, Kedua, sebagian besar payung hukum eksekusi sekuritas lelang berdasarkan syariah, pembiayaan syariah, hak tanggungan memang masih pegadaian syariah dan lain-lain. Jenis-jenis berpatokan pada hukum yang dipakai di bisnis syariah ini sudah diakomodasi dalam UU peradilan umum. Seperti UU No. 4 Tahun 1996 No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU tentang Hak Tanggungan. No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Adanya pelaksanaan eksekusi Hak Terakhir diubah dengan UU No. 50 Tahun 2009. Tanggungan, adalah karena adanya kewajiban Eksekusi lelang pada Pengadilan dari debitor kepada kreditor yang tidak Agama tidak selalu berdasarkan putusan dari terpenuhi, dimana sebelumnya telah dibuat pengadilan, akan tetapi juga dapat dilakukan suatu perjanjian antara debitor dan kreditor berdasarkan ketentuan lelang eksekusi yang dengan ditanda tanganinya Akta Pemberian Hak 169 Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Tanggungan yang dibuat di hadapan Pejabat Pelaksanaan terhadap eksekusi lelang Pembuat Akta Tanah (PPAT), dan didaftarkan di Hak Tanggungan di Pengadilan Agama Kantor Pertanahan.1 Suatu keadaan dimana Semarang masih tergolong baru, berdasarkan debitor tidak melaksanakan prestasinya sesuai data yang diperoleh penulis dari Dirjen Badilag dengan apa yang telah dijanjikannya, karena MA RI bahwa Pengadilan Agama Semarang kesalahannya dan ia telah ditegur, maka menjadi satu-satunya Pengadilan Agama yang pelaksanaan eksekusi dapat dilakukan. telah menerima permohonan eksekusi lelang Khusus mengenai eksekusi dengan Hak Tanggungan di wilayah Jawa Tengah sejak pertolongan hakim yang menjadikan Pasal 224 kewenangan tersebut di berikan pada Lembaga HIR / 258 RBg sebagai dasarnya, dibutuhkan Peradilan keterlibatan dan peran dari Pengadilan dimana Semarang sendiri baru satu kali menerima debitor diam atau tinggal, dalam hal ini permohonan eksekusi lelang hak tanggungan wewenang Ketua Pengadilan setempat. yang diajukan oleh Bank Permata Unit Syariah. Agama.3 Pengadilan Agama Peneliti melakukan pra riset pada Permohonan eksekusi lelang tersebut diajukan Pengadilan Agama semarang dan mendapatkan sejak tahun 2013 dan sampai saat ini pada 2017 keterangan dari pihak Pengadilan bahwa pelaksanaan lelang eksekusi oleh Pengadilan eksekusi penetapan Pengadilan terhadap objek Agama masih mengalami kendala.4 jaminan Hak Tanggungan sering menimbulkan B. Permasalahan keberatan atau perlawanan atas penyitaan yang Berdasarkan pada permasalahan- diletakkan terhadap objek jaminan, perlawanan permasalahan tersebut, peneliti ingin melakukan eksekusi penelitian dan kajian mengenai “Akibat Hukum ini disebabkan debitor merasa dirugikan dengan adanya eksekusi tersebut. terhadap Perlawanan dibitor ekonomi syariah dengan tanpa adanya putusan bertujuan untuk menggagalkan pelaksanaan Pengadilan (Studi Pada Pengadilan Agama eksekusi oleh Pengadilan Agama sehingga Semarang)”. Atas dasar pokok pikiran yang dalam yang prakteknya dilakukan oleh Pengadilan eksekusi lelang pada sengketa Agama mendapatkan hambatan dari pihak kreditor.2 DIRJEN BADILAG MARI, “Laporan Tentang Perkara yang Diterima dan Diputus - L1PA.8 Data Total Secara Nasional Desember 2015” dalam http://infoperkara.badilag.net/ . Diakses pada 21 November 2016. 4 Wawancara dengan H. Zainal Abidin, S.Ag., selaku Wakil Panitera Pengadilan Agama Semarang pada pukul 09.30 WIB tanggal 17 Januari 2017. 3 1 Lihat Pasal 11 ayat (2) UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan. 2 Wawancara dengan H. Abdul Wahid, S.H., M.Hum., selaku Panitera Pengadilan Agama Semarang pada pukul. 10.00 WIB tanggal 6 Desember 2016. 170 Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro melatarbelakangi penelitian ini serta asumsi- in the book), melainkan secara empiris sebagai asumsi yang telah disebutkan diatas, maka ius operatum (law as what it is in society).6 untuk mempertajam penelaahan dan analisis, B. Jenis Data diajukan permasalahan yang mencakup hal-hal Sementara kategori data terbagi sebagai berikut: menjadi dua, yakni data primer dan data 1. Bagaimanakah cakupan eksekusi lelang sekunder. pada sengketa ekonomi syariah dengan 1. Data Primer tanpa adanya putusan pengadilan? Data primer merupakan data yang 2. Bagaimanakah hambatan yang dialami Pengadilan Agama Semarang diperoleh langsung dari sumber pertama, dalam dalam hal ini data primer diperoleh penulis pelaksanaan eksekusi lelang dengan tanpa langsung dari penelitian lapangan melalui adanya putusan? wawancara dengan narasumber terkait, dalam hal ini kepada kepanitraan dan hakim II. Metode Penelitian yang memiliki kompetensi dalam menangani A. Jenis Penelitian sengketa ekonomi syariah di lingkungan Jenis penelitian yang digunakan dalam Pengadilan Agama Semarang, petugas penulisan ini adalah penelitian yuridis empiris lelang dan lawyer pada KPKNL Semarang, karena lebih sesuai dengan fokus bahasan dan tim Advokat pada SAP Law Office dalam pembuatan tesis ini. Penelitian yuridis Sunarto – Agung Pribadi & Partners, empiris dilakukan dengan cara meneliti di Adokat, Kurator dan Pengurus. Wawancara lapangan yang kemudian hasinya menjadi data merupakan situasi peran antar pribadi primer, dan didukung dengan bahan-bahan bertatap-muka, proses tanya jawab secara pustaka yang merupakan data sekunder.5 lisan antara pihak penanya atau pencari Hukum tidak lagi dikonsepkan secara filosofis informasi dengan pihak informan atau moralistis sebagai ius constituendum (law as pemberi informasi sebagai narasumber what ought to be), dan tidak pula secara menggunakan daftar pertanyaan sebagai positivistis sebagai ius constitutum (law what it is pedoman, dengan maksud untuk memperoleh penjelasan dari informan. 5 Ronny Haditijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), hlm. 15. Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2005), hlm. 73. 171 6 Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro 2. Data Sekunder syariah tanpa adanya putusan di pengadilan Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui agama semarang. bahan-bahan D. Metode Analisis Data kepustakaan atau studi dokumentasi dari bahan-bahan seperti Setelah data primer dan data sekunder Undang-Undang, telah terkumpul, langkah selanjutnya akan literature, buku-buku lain yang berhubungan dikelompokan secara sistematis dan disesuaikan dengan penelitian ini yang terdiri dari bahan dengan permasalahan yang diambil. Data yang hukum primer, bahan hukum sekunder, dan telah terkumpul dan dikelompokan dianalisis bahan hukum tersier. dengan menggunakan metode analisa kualitatif C. Spesifikasi Penelitian (qualitative data analysis). Metode analisa Penelitian ini bersifat deskriptif analitis. kualitatif ini merupakan metode untuk Deskriptif yaitu menganalisa dan menyajikan menghasilkan data deskriptif, yaitu analisis fakta secara sistematis sehingga dapat lebih terhadap data-data yang dinyatakan oleh mudah disimpulkan. responden secara tertulis atau lisan serta Penelitian deskriptif ini menggunakan metode tingkah laku yang nyata, dan menganalisa survei lapangan.7 Sedangkan analitis dilakukan bahan-bahan hukum.8 Analisis data kualitatif dengan terhadap adalah suatu metode analisis data yang tidak permasalahan yang telah dikemukakan di muka berdasarkan angka-angka tetapi data yang telah dengan menggunakan peraturan Perundang- didapat dirangkai dengan kata-kata dan kalimat. Undangan yang berlaku, pendapat para ahli, dan Dengan menggunakan metode kualitatif, penulis teori-teori ilmu hukum yang berkaitan dengan bertujuan untuk memahami atau mengerti gejala eksekusi lelang tanpa adanya putusan dari yang ditelitinya. untuk dipahami dan adanya suatu analisa pengadilan. Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan gambaran secara rinci, menyeluruh, dan sistematis III. Pembahasan mengenai A. Cakupan eksekusi lelang pada sengketa kenyataan yang terjadi, yaitu mengenai akibat ekonomi syariah dengan tanpa adanya hukum eksekusi lelang pada sengketa ekonomi Putusan Pengadilan 7 Altherton & Klemmack (Irawan Soehartono), Metode Penelitian Sosial – Suatu Tehnik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999), hlm. 63. 8 Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad. Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010). hlm. 192. 172 Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 1.Eksekusi lelang eksekutorial di Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro berdasarkan title Pengadilan Agama Semarang Pengadilan debitor, jika debitor tidak hadir maka dibuatkan berita acara pemberian teguran. Agama dalam - Kreditor mengajukan permohonan serta mengajukan melakanakan eksekusi Hak Tanggungan aanmaning pada dasarnya telah diatur dalam Pasal 224 permohonan sita eksekusi atas obyek HIR/258 RBg, dalam hal menjalankanya jika yang dijadikan jaminan kepada Ketua tidak dilaksanakan secara sukarela maka Pengadilan pelaksanaanya dijalankan atas perintah dan tinggal. di bawah pimpinan ketua pengadilan Agama di dalam wilayah mana debitor tinggal. Agama - Selanjutnya kreditor permohonan lelang dimana debitor mengajukan eksekusi atau Dari hasil wawancara yang telah penjualan dimuka umum kepada Ketua penulis lakukan di Pengadilan Agama Pengadilan Agama dengan disertakan Semarang, penulis memperoleh keterangan perincian hutang debitur terhitung sejak dari Bapak Abdul Wahid selaku panietra tunggakan sampai diajukan eksekusi. Pengadilan Agama Semarang tentang - Ketua Pengadilan mengeluarkan prosedur pelaksanaan eksekusi lelang hak penetapan yang isinya perintah kepada tanggungan dengan tahapan sebagai berikut Panitera atau Jurusita agar dengan :9 perantaraan - Adanya permohonan dari kreditor kepada melaksanakan penjualan umum (lelang Ketua Pengadilan Agama Semarang eksekusi) atas objek hak tanggungan. - Permohonan tersebut dilampiri dengan Perintah Eksekusi dibuat dalam bentuk sertifikat Hak Tanggungan, perjanjian Penetapan tertulis. Dalam penetapan kredit, foto copy KTP debitor yang perintah dilampirkan sebagai bukti tempat tinggal dicantumkan bahwa hasil bersih dari untuk pemanggilan. penjualan lelang diserahkan kepada - Ketua Pengadilan Agama mengeluarkan penetapan somasi guna memanggil Wawancara dengan H. Abdul Wahid, S.H., M.Hum., selaku Panitera Pengadilan Agama Semarang pada pukul. 10.00 WIB tanggal 9 Februari 2017. 173 eksekusi Lelang lelang Negara tersebut Panitera. - Pelaksanaan lelang 9 Kantor Permohonan lelang oleh Panitera Pengadilan Agama kepada Kepala Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 KPKNL yang Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro wilayah kerjanya meliputi objek Hak Tanggungan. Penentuan tanggal lelang untuk mendapatkan haknya. pelaksanaan Dalam hal ini yang bertindak selaku lelang oleh KPKNL. penjual lelang adalah Ketua Pengadilan Pengumuman lelang oleh Pengadilan Agama untuk kepentingan kreditor, sehingga Agama. yang berhak menentukan syarat-syarat lelang Adanya uang jaminan dari peserta adalah Ketua Pengadilan Agama selaku lelang yang disetorkan ke bendahara pemohon KPKNL. dilaksanakan harus didahului pengumuman Pelaksanaan lelang. sebayak 2 (dua) kali berturut-turut dengan Pengesahan pembeli. tenggang waktu 15 hari melalui surat kabar. Pembayaran harga lelang oleh pemenang lelang. Penyerahan dokumen kepemilikan tanah. Setelah lelang selesai maka pejabat lelang membuat berita acara lelang yang disebut risalah lelang yang ditanda tangani oleh pejabat lelang, penjual, dan pembeli. Lelang eksekusi Hak Tanggungan dapat dilaksanakan apabila barang yang dilelang tersebut harus sudah dilepaskan dari kekuasaan termohon dalam hal ini debitor. Hal pemenang ini untuk menghindari adanya permasalahan yang mungkin dapat terjadi di kemudian hari dengan pihak ketiga atau pembeli. Hal tersebut juga dimaksudkan sebagai upaya untuk melindungi pihak 174 lelang. Sebelum saat Sebelum pelelangan pengumuman lelang dikeluarkan debitor masih diberi kesempatan untuk melunasi utang, biaya dan bunga (Pasal 20 ayat (5) UUHT dan Penjelasannya). Berdasarkan Pengadilan Agama analisa penulis, Semarang dalam melaksanakan eksekusi Hak Tanggungan telah diatur dalam Pasal 224 HIR/258 RBg yaitu kewenangan untuk menetapkan sita eksekusi atas tanah-tanah yang telah dijamin dengan Hak Tanggungan di wilayah hukum dimana debitor tinggal. Selain ketentuan tersebut berdasarkan Pasal 6 UndangUndang Hak Tanggungan menyatakan bahwa apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro serta mengambil pelunasan piutangnya dari Undang-Undang hasil ini (KUHP), Lelang Eksekusi Barang Rampasan, pada Lelang Eksekusi Barang Temuan, Lelang penjualan cenderung tersebut. lebih Eksekusi mudah dari pertolongan hakim berdasarkan Pasal 224 Hukum Acara Pidana Eksekusi Fidusia, Lelang Eksekusi Gadai. HIR/258 Rbg karena tidak memerlukan Dari penelitian yang dilakukan penulis adanya perintah dari Ketua Pengadilan pada Agama untuk melakukan penjualan obyek keterangan tentang proses pelaksanaan Hak Tanggungan melalui pelelangan umum. lelang eksekusi objek hak tanggungan pada Kreditor pemegang Hak Tanggungan dapat Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan langsung mengajukan penjualan obyek Hak Lelang (KPKNL) Semarang meliputi kegiatan Tanggungan yang bersangkutan. sebelum lelang, pelaksanaan lelang dan 2.Eksekusi lelang Hak Tanggungan atas kegiatan setelah lelang dengan tahapan yang kekuasaan sendiri (Parate Executie) di akan digambarkan dengan sebuah bagan KPKNL Semarang sebagai berikut:10 Pengertian lelang eksekusi KPKNL Semarang diperoleh telah disebutkan dalam Pasal 1 ayat (4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 yaitu : “Lelang Eksekusi adalah lelang untuk melaksanakan putusan atau penetapan pengadilan, dokumen-dokumen lain yang dipersamakan dengan itu, dan/ atau melaksanakan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan”, antara lain Lelang Eksekusi Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN), Lelang Eksekusi Pengadilan, Lelang Eksekusi Pajak, Lelang Eksekusi Harta Pailit, Lelang Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan (UUHT), Lelang Eksekusi dikuasai/tidak dikuasai Bea Cukai, Lelang Eksekusi Barang Sitaan Pasal 45 Kitab 10 Wawancara dengan Pejabat Lelang Bapak Dani dan data diambil dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Semarang pada tanggal 13 Februari 2017. 175 Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Prosedur Lelang KPKNL Semarang Mulai (Pra Lelang) Mengajukan Surat Permohonan (Pelaksanaan Lelang) Tawar menawar penentuan pemenang lelang Penandatanga nan Kerjasama Peserta lelang menyetorkan uang jaminan Penerimaan Dokumen Pengumuman lelang oleh penjual Pengecekan Aspek Hukum KPKNL menetapkan jadwal lelang Peninjauan dan Penilaian Aset Penjelasan dan Pemasaran Aset (Sesudah Lelang) Pembayaran Serah terima barang dokumen asli Penyetoran ke kas Negara Pemenang lelang SELESAI Sumber : Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Semarang Dalam Penjelasan Umum angka 9 untuk menegaskan adanya kekuatan UUHT disebutkan bahwa salah satu ciri khas eksekutorial pada sertifikat hak tanggungan, hak tanggungan adalah mudah dan pasti sehingga jika debitor cidera janji maka eksekusinya jika debitor cidera janji. Lebih sertifikat hak tanggungan dieksekusi seperti lanjut tersebut halnya putusan pengadilan yang telah menyatakan bahwa eksekusi hak tanggungan memperoleh kekuatan hukum tetap, melalui dilakukan parate tata cara dan dengan menggunakan lembaga executie sebagaimana dimaksud dalam parate executie sesuai hukum acara perdata Pasal 224 HIR dan 258 Rbg. Penjelasan yang berlaku. Penjelasan berdasarkan Umum lembaga Pasal 14 ayat (2) dan ayat (3) juga Pada hak tanggungan, menurut Pasal menyatakan bahwa irah-irah yang terdapat 11 ayat (2) huruf e UUHT juga ditegaskan pada sertifikat hak tanggungan dimaksudkan bahwa 176 dalam Akta Pemberian Hak Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Tanggungan (APHT) dicantumkan janji-janji, (parate antara lain janji pemegang hak tanggungan eksekusi tidak mendasarkan pada Pasal 224 pertama untuk menjual objek hak tanggungan HIR dan 258 Rbg seperti yang disebutkan atas kekuasaan sendiri jika debitor cidera oleh Penjelasan Umum angka 9 dan janji. Sebagai suatu hak yang diperjanjikan, Penjelasan Pasal 14 dan 26 UUHT. Jadi maka keberadaanya baru ada jika secara parate eksekusi itu dilaksanakan tanpa fiat tegas disepakati bersama oleh debitor dan eksekusi kreditor dalam APHT. Suatu janji baru ada Pengadilan. Hal ini sesuai dengan hak yang dan mengikat jika telah tercapai kesepakatan diberikan antara kreditor pertama sebagaimana yang diatur kedua belah pihak yang memperjanjikan. Apabila eksekusi). atau oleh Pelaksanaan penetapan parate dari undang-undang Ketua kepada dalam Pasal 6 UUHT. sudah Sedang eksekusi menurut Pasal 224 didaftarkan ke Kantor Pertanahan, maka HIR dan 258 Rbg bukanlah parate eksekusi, secara otomatis janji-janji yang tercantum di karena eksekusi berdasarkan Pasal tersebut dalamnya (termasuk janji untuk menjual atas harus meminta fiat eksekusi kepada Ketua kekuasaan sendiri) ikut didaftar sehingga Pengadilan. Eksekusi menurut Pasal 224 HIR mempunyai kekuatan mengikat bagi para dan 258 Rbg ditujukan pada grosse akta pihak dan pihak ketiga. Sehingga bila debitor hipotik dan surat hutang yang mempunyai wanprestasi kekuatan dilakukan APHT maka melalui tersebut penjualannya harus pelelangan umum. eksekutorial. Jadi eksekusi berdasarkan kedua Pasal tersebut harus Ketentuan harus dijual di muka umum itu meminta dimaksudkan memberikan dilaksanakan atau dipimpin oleh Ketua perlindungan kepada debitor dari kenakalan Pengadilan, sedangkan parate eksekusi kreditor, yakni guna menghindari terjadinya dilakukan sendiri oleh kreditor tanpa meminta penjualan jaminan yang merugikan debitor. fiat eksekusi kepada Ketua Pengadilan. untuk fiat eksekusi kepada dan Dengan demikian jika debitor benar- Pelaksanaan lelang eksekusi melalui benar wanprestasi maka pemegang hak KPKNL merupakan tindak lanjut dari Pasal 6 tanggungan pertama dapat melaksanakan UUHT, dimana pemegang Hak Tanggungan janji tersebut dengan menjual lelang objek mempunyai hak untuk menjual obyek Hak hak tanggungan atas kekuasaan sendiri Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui 177 Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro pelelangan umum. Hal ini juga diperkuat Pada prakteknya eksekusi lelang Hak adanya Peraturan Menteri Keuangan Nomor Tanggungan di Pengadilan Agama Semarang 27/PMK.06/2016 Petunjuk tidak selalu berjalan dengan baik. Adanya Pelaksanaan Lelang dimana terhadap debitor hambatan dalam melaksanakn eksekusi Hak wanprestasi dapat langsung mengajukan Tanggungan yang dihadapi oleh Pengadilan permohonan Agama Semarang, diantaranya adalah: tentang lelang kepada KPKNL. Sedangkan menurut pasal 11 ayat (2) UU No. 4 Tahun 1996, untuk dapat menggunakan 1.Perlawanan pihak tereksekusi Pihak debitor acapkali memberikan wewenang menjual obyek hak tanggungan perlawanan atas kekuasaan sendiri tanpa persetujuan eksekusi, hal ini disebabkan debitor dari debitor diperlukan janji dari debitor. merasa Dimana janji tersebut dicantumkan dalam eksekusi tersebut. Perlawanan debitor APHT. Meskipun Pasal 11 ayat (2) mengatur bisa diajukan sebelum adanya penetapan demikian, kreditor dengan dasar Pasal 6 eksekusi dengan UUHT tetap dapat melaksanakan wewenang perlawanan ke untuk menjual obyek hak tanggungan, apabila dalam proses eksekusi telah dengan kata lain baik dicantumkan atau tidak menyalahi janji tersebut dalam APHT, pemegang hak undangan yang berlaku. Akan tetapi tanggungan seperti kasus di atas yang telah pertama kekuasaan/wewenang mempunyai untuk dapat terhadap dirugikan dikemukakan pelaksanaan dengan adanya mengajukan Pengadilan peraturan sebelumnya Agama Perundang- intimindasi melakukan tindakan yang demikian itu. terhadap peserta lelang menjadi salah Pencantuman janji hanya akan memberikan satu alternative yang di pandang efektif rasa untuk menggagalkan proses lelang. mantap kepada pemegang Hak Tanggungan dari pada tidak dicantumkan jaji yang dimaksud dalam APHT. 2.Perlawanan pihak ketiga Kaitanya dengan perlawanan pihak ketiga dalam hal ini yang sering terjadi B. Hambatan dalam pelaksanaan eksekusi adalah ketika lelang sudah dilaksanakan, Lelang dengan tanpa adanya putusan di secara tiba-tiba ada pihak ketiga yang Pengadilan Agama Seamarang mengajukan keberatan yang menyatakan bahwa barang/objek yang akan dilelang 178 Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro itu adalah miliknya. Permasalah hukum hukum luar biasa dan oleh karenanya seperti ini yang paling sering dijumpai pada azasnya tidak menangguhkan dalam prakteknya.11 eksekusi. Seharusnya terhadap pihak ketiga yang merasa keberatan Yahya dengan bahwa harahap12 salah satu syarat agar pelaksanaan eksekusi tersebut dapat perlawanan mengajukan gugatan perlawanan pihak sebagai alasan untuk menunda eksekusi, ketiga (denden verzet) secara resmi harus melalui yang dijalankan/dilaksanakan. Kalau eksekusi didaftarkan kepada Pengadilan Agama sudah dijalankan, tidak ada relevansinya yang bersangkutan dengan melampirkan untuk bukti kepemilikan atas objek yang dengan Putusan MA tanggal 31 Agustus dilelang. 1977 No. 697 K/Sip/1974, ditegaskan surat perlawanan Pada dasarnya pihak ketiga dapat mengajukan perlawanan dapat menjelaskan diajukan dipertimbangkan sebelum menunda eksekusi. eksekusi Senada tentang formalitas pengajuan perlawanan terhadap terhadap eksekusi harus diajukan eksekusi suatu putusan. Berdasarkan sebelum penjualan lelang dijalankan ketentuan Pasal 195 ayat (6) HIR / Pasal (sebelum eksekusi dijalankan). Kalau 206 Rbg ayat (6), maka satu-satunya eksekusi sudah dijalankan, upaya yang syarat agar dapat diterima pihak orang dapat diajukan pihak ketiga untuk lain (pihak ketiga) untuk mengajukan membatalkan eksekusi harus melalui perlawanan gugatan. Begitu juga dalam Putusan MA tersebut adalah bahwa barang yang akan dieksekusi adalah No. 786 miliknya. Oleh karena itu, bila alasan ditegaskan : pengajuan perlawanan adalah di luar hak - derden K/Pdt/1988 verzet antara atas lain eksekusi milik, misalnya hak sewa, hak pakai, dan berdasarkan alasan sebagai pemilik sebagainya tidak dapat mengajukan perlawanan diperkenankan tersebut. dibenarkan asal diajukan sebelum eksekusi selesai; Perlawanan pihak ketiga adalah upaya 11 Wawancara dengan Yayuk, S.H. sebagai Seksi Hukum dan Informasi, Pejabat Lelang dan Lawyer di KPKNL Semarang pukul 11.00 WIB tanggal 14 Februari 2017. 12 M. Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, (Jakarta: PT. Gramedia. 2008), hlm. 27 179 Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 - Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro sehubungan dengan itu, oleh karena Pihak ketiga yang akan dieksekusi perlawanan diajukan pada saat sita yang mengaku sebagai miliknya eksekusi diajukan, (pemegang hak milik, HGU, Negeri diperintahkan Pengadilan untuk HGB, mengankat sita eksekusi. dapat - tanah; atau adalah pihak Tereksekusi sendiri apabila dia ketiga; sudah melaksanakan putusan itu Pihak ketiga tersebut adalah pemilik dengan suka rela atau dalam hal dari itu cara-cara melakukan penyitaan pemegang hak milik, hak guna tersebut dilakukan yidak sesuai usaha, hak guna bangunan, hak dengan hukum yang berlaku. objek eksekusi, baik pakai, termasuk penanggung Hak - Tanggungan dan hak sewa; - Pengajuan setelah gugatan eksekusi dilakukan sudah Debitor/tereksekuai mengajukan tidak hadir; selesai Sita Eksekusi bagi tergugat; :14 Perlawanan harus diajukan sebelum eksekusi); Alasan perlawanan adalah untuk menunda eksekusi; - Pihak-pihak yang dapat melakukan perlawanan adalah : 13 14 dan sita eksekusi bagi pihak terhadap penjualan lelang dijalankan (sebelum - Sita conservatoir, sita revindicatoir, dapat perlawanan eksekusi dengan formalitas Objek perlawanan dapat berupa : Putusan verstek bagi tergugat yang dijalankan; - Hak Penyewa yang objeknya bukan dengan formalitas :13 tereksekusi termasuk Tanggungan, dan hak sewa; mengajukan gugatan terhadap eksekusi Pihak Pakai, penanggungan Debitor/tereksekuai - Hak ketiga; - Waktu pengajuan perlawanan adalah sebelum penjualan lelang dijalankan (sebelum eksekusi dijalankan). Dengan demikian dapat penulis simpulkan, tereksekusi dalam hal ini pelawan dapat mengajukan melakukan gugatan ataupun perdata atau perlawanan terhadap lelang eksekusi dengan Ibid. Ibid.hlm. 28. 180 terlebih dahulu memenuhi Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro formalitas yang telah diuraikan pada Pengadilan berdasarkan ketentuan Pasal 14 pertimbangan sebelumnya. UUHT memiliki melaksanakan IV. Simpulan Saran kewenangan eksekusi untuk pengosongan terhadap objek lelang tersebut. A. Simpulan Hambatan yang dialami Pengadilan Agama Cakupan eksekusi lelang pada sengketa Semarang dalam Pelaksanaan Eksekusi Lelang ekonomi syariah dengan tanpa adanya Putusan dengan Tanpa Adanya Putusan adalah: Pengadilan dapat melalui parate eksekusi atau 1. Perlawanan pihak tereksekusi, pihak debitor eksekusi berdasarkan title eksekutorial. acapkali memberikan perlawanan terhadap 1. Parate eksekusi dilakukan sendiri oleh pelaksanaan eksekusi, hal ini disebabkan kreditor tanpa meminta fiat eksekusi kepada debitor merasa dirugikan dengan adanya Ketua Pengadilan yaitu melalui pelelangan eksekusi tersebut. Perlawanan debitor bisa umum pelunasan diajukan sebelum eksekusi dijalankan. Kalau piutangnya dari hasil penjualan tersebut. eksekusi sudah dijalankan, upaya yang Eksekusi ini lebih mudah dari pada dapat diajukan pihak tereksekusi untuk pertolongan hakim karena tidak memerlukan membatalkan adanya perintah dari Ketua Pengadilan gugatan. Akan tetapi debitor memilih Agama. memakai jalan pintas sebagaimana kasus serta mengambil eksekusi harus melalui 2. Eksekusi berdasarkan title eksekutorial ini yang telah dikemukakan dalam penelitian ini titik fokusnya ada dalam tangan Ketua sebelumnya. Intimindasi terhadap peserta Pengadilan sebagaimana diatur dalam Pasal lelang menjadi alternative yang di pandang 224 HIR/258 RBg yaitu kewenangan untuk efektif untuk menggagalkan proses lelang. menetapkan sita eksekusi atas tanah-tanah 2. Perlawanan pihak ketiga, Kaitanya dengan yang dijamin dengan Hak Tanggungan di perlawanan pihak ketiga dalam hal ini yang wilayah hukum dimana debitor tinggal. Pada sering terjadi adalah ketika lelang sudah faktanya eksekusi ini lebih banyak diajukan dilaksanakan, secara tiba-tiba ada pihak oleh kreditur karena apabila terhadap objek ketiga yang mengajukan keberatan yang lelang yang terjual tersebut terdapat pihak- menyatakan bahwa barang/objek yang akan pihak yang tidak mau menyerahkan objek dilelang itu adalah miliknya. Permasalah lelang kepada pemenang lelang, maka 181 Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro hukum seperti ini yang paling sering Amiruddin dan Zainal Asikin. 2012. Pengantar dijumpai dalam prakteknya. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT. B. Saran RajaGrafindoPersada. 1. Diperlukan peraturan perundang-undangan Affandi, Ateng, Wahyu Affandi, 1998. Tentang yang mengatur tentang sanksi terhadap melaksanakan Putusan Hakim Perdata, piahak-pihak yang berupaya menghambat Bandung: Alumni. proses hukum acara di Lembaga Peradilan. 2. Perlunya ada dari Ketua Semarang dalam Antonio, Muhammad Syafi’i, 2001. Bank Syariah, menegakkan hukum agar tercipta supremasi Dari Teori ke Praktek, Cet-1, Jakarta: Gema hukum. Insani Press. Pengadilan ketegasan Afzalurrahman, 1995. Doktrin Ekonomi Islam, Agama 3. Pelaksanaan eksekusi lelang Hak Jogjakarta: Dhana Bakti Wakaf. Ansori, Abdul Ghofur., 2010, Penyelesaian Tanggungan demi kelancaran prosesnya Sengketa dapat juga memilih alternative lelang secara Konsep dan UU No. 21 Tahun 2008), online, Yogyakarta: Gajah Mada University Press. hal ini dapat meminimalisir perbuatan intimindasi dari pihak debitor Syariah (Analisis Ali, M Daud, 1998. Hukum Islam. Jakarta: PT Raja maupun kuasa hukumnya karena tidak dapat beertemu secara langsung dengan Perbankan Grafindo Persada. Al-assal, Ahmad peserta lelang. Muhammad dan Fathi Ahmad Abdul Karim, 1980. Sistem Ekonomi Islam, Prinsip-Prinsip V. Daftar Pustaka dan Tujuan-Tujuanya, Surabaya: PT. Bina Ilmu. BUKU Al Fanjani, Muhammad Syauqi, 1989. Ekonomi Khakim, Abdul, 2003, Ketenagakerjaan Pengantar Indonesia Islam Masa Kini. Bandung : Husaini. Hukum berdasarkan Arto, A. Mukti, 2000. Praktek Perkara Perdata. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, Bandung: Citra Aditya Bakti. Bisri, Cik Hasan., 2000, Peradilan Agama di Rajagukguk, HP., 2000, Makalah Peran Serta Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Pekerja dalam Pengelolaan Perusahaan (Codetermination). Budiardjo, Miriam., 1998, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 182 Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Chapra, M. Umar., 2001, Masa Depan ekonomi, Marzuki, Peter Mahmud., 2005, Penelitian Hukum, Sebuah Tinjauan Islam, Jakarta: Gema Insani Press. Jakarta: Kencana. Manan, Dewi, Gamala, 2004. Aspek-Aspek Hukum Dalam Islamic ------------.2008. Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, Jakarta: Prenada Media. Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Jakarta: PT. Gramedia. Martokusumo, Sudikno, 1999. Mengenal Hukum Huda, Nurul dkk., 2008, Ekonomi Makro Islam, Teoritis, 1986, Houder and Stoughton Ltd. Harahap, M. Yahya., 2008, Ruang Lingkup Pendekatan Abdul., Economics, Theory and Practice, Cambridge: Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, Jakarta: Kencana. Muhammad Cet. 2, Jakarta: Suatu Pengantar, Yogyakarta : Liberty. ------------.1998. Hukum Acara Perdata Indonesia, Prenada Media Group. Yogyakarta: Liberty. Indroharto., 1994, Asas-Asas Umum Pemerintahan Mahkamah Agung RI. 1995. Pustaka Peradilan. yang Baik, dalam Paulus Efendie Lotulung, Jilid VIII, Jakarta : Proyek Pembinaan Teknis Himpunan Yustisial Mahkamah Agung RI. Makalah Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik, Bandung: Citra Mujahidin, Ahmad, 2012. Pembaharuan Hukum Aditya Bakti. Kantaprawira, Acara Peradilan Agama, Bogor: Ghalia Rusadi., Kekuasaan, 1998, Makalah, Hukum Indonesia. dan Yogyakarta: Mulyosudarmo, Suwoto., 1990, Kekuasaan dan Universitas Islam Indonesia. Ka’bah, Rifyal, Penyelesaian Sengketa Ekonomi Tanggung Jawab Indonesia, Suatu Presiden Republik Penelitian Segi-Segi Syariah Sebagai Sebuah Kewenangan Baru Teoritik dan Yuridis Pertanggungjawaban Peradilan Agama, Varia Peradilan, no. 245, Kekuasaan, Surabaya: Universitas Airlangga. Jakarta, April 2006. ND, Mukti Fajar dan Yulianto Achmad. 2010. Kansil, CST. 1986. Pengantar Ilmu Hukum dan Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Empiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rasyid, Raihan A. 1991. Hukum Acara Peradilan Karim, Adimarwan Azwar, 2006. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Press. 183 Agama, Jakarta: CV. Rajawali. Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Satiardja, A. Gunawan., 1990, Dialektika Hukum -----------1987. Hukum Acara Perdata di Indonesia. Jakarta: Pradnza Paramita. dan Moral dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Yogyakarta: Kanisius. -----------1978. Kamus Hukum, Jakarta: Pradnya Santoso, Listyio Budi. 2009. Kewenangan Peradilan Agama Dalam Menyelesaikan Sengketa Paramita. -----------1997. Hukum Acara Perdata. Jakarta: Ekonomi Syari’ah. Semarang : Pusataka Undip. BPHN. Suma, Muhammad Amin, 2006. Seputar Ekonomi Soedawi, Sri, 1980. Hukum Jaminan di Indonesia. Syariah Studi Tentang Prinsip-Prinsip Pokok-pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Ekonomi Syariah di Indonesia, Jakarta: Perorangan, Yogyakarta: Liberty. Mahkamah Agung. Soemitro, Ronny Haditijo., 2005, Metodologi Suyuthi, Wildan, 2004. Sita Eksekusi Praktek Penelitian Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia. Kejurusitaan Pengadilan, Jakarta: Tatanusa. Soehartono, Irawan., 1999, Metode Penelitian Susanti, Retno Wulan dan Iskandar Oerip Sosial – Suatu Tehnik Penelitian Bidang kartawinata, 1979. Hukum Acara Perdata Kesejahteraan Sosial Lainnya, Bandung: dalam Teori dan Praktik . Bandung: Alumni. Remaja Rosda Karya. Sya’labi, Ahmad, 1994. Sejarah dan kebudayaan Soekanto, Soerjono., 2007. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press. ------------. 2004. Faktor-Faktor Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna. Tim Penulis P3EI UII Jogyakarta, 2008. Ekonomi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Cetakan Yatim, Badri, 1994. Sejarah Peradaban Islam, Kelima. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Jakarta: Raja Grafindo Persada. ------------. dan Sri Mamudji. 2001. Penelitian Hukum Warasih, Esmi., 2005, Pranata Hukum, Sebuah Normatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Telaah Mukti Fajar dan Yulianto Achmad. 2010. Suryandaru Utama. Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Sosiologis, Semarang: Zaman, Hasanuz., 1984, Ekonomic Function of on Empiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Islamic Sunggono, Bambang., 2005, Metodologi Penelitian State, Licester: The Foundation. Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo. Subekti., 1982, Hukum Acara Perdata Indonesia, Jakarta: Bina Cipta. PT. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang-Undang Dasar 1945. 184 Islamic Jurnal Law Reform Volume 12, Nomor 2, Tahun 2016 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan. Undang-undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman. Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Peraturan Mahkamah agung No. 14 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelesaian Perkara Ekonomi Syariah. 185