PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA BIOLOGI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mnecapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Faiza El Jannati NIM. 1110016100008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 i ii iii ABSTRAK Faiza El Jannati (1110016100008). Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Keterampilan Generik Sains Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis keterampilan generik sains terhadap hasil belajar biologi siswa. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 60 Jakarta Selatan pada kelas X-2 sebagai kelas eksperimen dan X-3 sebagai kelas kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan design the nonequivalent control group design dan teknik pengambilan sampel random sampling. Instrument yang digunakan berupa tes objektif pilhan ganda sebanyak 30 butir soal. Data hasil tes dianalisis dengan uji analisis data dengan menggunakan uji-t, pada taraf signifikan 0,05 didapat hasil π‘βππ‘π’ππ (1.87) > π‘π‘ππππ (1.66) sehingga hipotesis nol (π»0 ) ditolak dan hipotesis alternatif (π»1 ) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis keterampilan generik sains berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Kata kunci : Lembar Kerja Siswa (LKS), Keterampilan Generik Sains, Hasil belajar biologi iv ABSTRACT Faiza El Jannati (1110016100008). The Effectiveness of Student Worksheet Based Science of Generic Skills of the Biology Student Learning Outcomes. Skripsi of bology Education Program. Science Education Departement, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015 The aims of this research was to determine the effectiveness of student worksheet science based generic skills to result of the learn biology students. The research was done in sman 60 jakarta selatan, at x.2 class as experiment class and x.3 class as control class on archaebacteria and eubacteria concept. The method of research used quasi experimental design was the nonequivalent control group design. The technique of simple random sampling. Instrmenets used in multiple choice objective test of 30 qeustions. Based on result of data analysis using ttest,at the 0.05 significance level obtained result π‘βππ‘π’ππ > π‘π‘ππππ ie 1.87> π‘ > 1.66 so that the null hypothesis (π»0 ) is rejected and the alternative hypothesis (π»1 ) is accepted. This suggests that use of student work sheet (LKS) based Science of Generic Skills significantly affect the biology student learning outcomes in the concept of Archaebcateria dan Eubacteria. Keyword : Student Work Sheet (LKS), Science of Generic Skills, the of result of learning biology v KATA PENGANTAR Segala Puji hanya milik Allah SWT dzat yang Maha Agung. yang Maha pengasih dan Maha penyayang atas segala karuniaNya. Shalawat dan salam tercurah kepada bagina Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang bendearang, juga kepada keluarga, sahabat serta umatnya yang senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Skripsi ini dapat terselesaikan bukan semata-mata atas kemampuan peneliti saja. Atas ridho yang Allah SWT berikan serta ilham dari-Nya yang membuat penulis mendapatkan ide untuk menulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis keterampilan generik sains terhadap hasil belajar biologi siswa” Apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya, disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan memberikan dukungan dalam penelitian ini. Semoga menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang baik. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikan kepada: 1. Prof. Dr, Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, tenaga dan nasehat yang membangun, serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. vi 5. Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si, selaku dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Segenap dosen dan staff jurusan pendidikan IPA, khususnya program studi pendidikan biologi, yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan di perguruan tinggi ini. 7. Bapak Drs. Dwi Sartoso, M.M, selaku wakil bidang kurikulum SMA Negeri 60 Jakarta Selatan yang telah memberikan izin sepenuhnya untuk dapat melakukan penelitian di tempat tersebut. 8. Ibu Drs. Hj. Umi Harini, M.M, selaku kepala SMA Negeri 60 Jakarta Selatan yang telah memberikan izin sepenuhnya untuk dapat melakukan penelitian di tempat tersebut . 9. Ibu Widiyati Etty Y, S.Pd, Bapak A. Syahrul, Bapak Hartono, Rasyidah selaku guru SMA Negeri 60 Jakarta Selatan yang telah memberikan dukungan, memberika do’a, dan semangat. 10. Kepada ayah tercinta H.M. Allakfi, SH dan ibunda Hj. Mas’ain yang telah memberikan dukungan, motivasi, doa dan berbagai pelajaran yang berharga diberbagai situasi dan kondisi yang Allah takdirkan. Semoga semua perjuangan beliau menjadi amal jariyah di sisi Allah SWT dan beliau selalu diberikan rezeki yang berlimpah serta dalam lindungan Allah SWT. Aamiin 11. Kepada keluarga dan kepada kakak Royhan, Sari, Fedrian Nuril, Nanda Nuril, yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan doa 12. Teman-teman Biologi angkatan 2010 yang sama-sama saling mendo’akan, khususnya izkar, mariam, dian, tuti, rista, syifa, dan birril. Atas semuanya semoga Allah SWT membalas dengan balasan yang lebih baik. Jaza’kum ahsan al-jaza’. Jakarta, April 2015 Penulis vii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................i SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................... iii ABSTRAK .............................................................................................................iv ABSTRACT ............................................................................................................. v KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .................................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 1 C. Batasan Masalah........................................................................................ 5 D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6 BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN .......................................................................................... 7 A. Kajian Teoretik ......................................................................................... 7 1. Hakikat Lembar Kerja Siswa (LKS) ..................................................... 7 a. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................... 7 b. Jenis – jenis LKS ................................................................................... 8 c. Tujuan dan Fungsi LKS ....................................................................... 9 d. Langkah – langkah Penyusunan LKS ............................................... 10 e. Pengembangan LKS ........................................................................... 13 f. Penilaian LKS ...................................................................................... 14 viii 2. Keterampilan Generik Sains................................................................ 15 a. Pengertian Keterampilan Generik ................................................. 15 b. Keterampilan Generik Pada Materi Kimia dan Fisika .................. 17 3. Hakikat Hasil Belajar ........................................................................ 23 a. Pengertian Belajar ......................................................................... 23 b. Pengertian Hasil Belajar ................................................................ 24 B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 26 C. Kerangka Pikir ....................................................................................... 29 D. Pengajuan Hipotesis ............................................................................... 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 32 A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 32 B. Metode dan Desain Penelitian................................................................. 32 C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 33 D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 33 E. Instrumen Penelitian................................................................................ 34 1. Instrumen Proses Pembelajaran ........................................................ 34 2. Kisi – kisi Instrumen ............................................................................... 37 3. Kalibrasi Instrumen ................................................................................. 41 F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 45 1. Teknik Analisis Keterampilan Generik Sains .................................... 45 2. Teknis Analisis Data Assesmen Kinerja ................................................ 45 3. Teknik Analisis Data Tes Hasil Belajar Aspek Kognitif ..................... 46 a. Uji Normalitas Data ...................................................................... 46 b. Uji Homogenitas ................................................................................. 47 c. Pengujian Hipotesis Statistik ............................................................. 48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 50 A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 50 1. Hasil Pretest ........................................................................................ 50 2. Hasil Posttest ....................................................................................... 51 ix 3. Hasil Perhitungan Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Generik Sains ...................................................................................... 52 4. Data Lembar Lembar Observasi Aktivasi Siswa ................................ 53 5. Data Angket Respon Siswa ................................................................. 55 B. Hasil Analisis .......................................................................................... 56 1. Uji Prasyarat Analisis ................................................................................ 56 a. Uji Normalitas ................................................................................ 56 b. Uji Homogenitas................................................................................... 57 2. Hasil Uji Hipotesis..................................................................................... 58 C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 63 A. Kesimpulan ............................................................................................ 63 B. Saran ........................................................................................................ 63 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 64 LAMPIRAN ......................................................................................................... 67 x DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kriteria Interpretasi Skor ................................................................... 15 Tabel 2.2 Jenis Ketrampilan Generik Terhadap Materi Archaebacteria dan Eubacteria .......................................................................................... 21 Tabel 2.3 Indikator Keterampilan Generik Sains dengan Indikator Hasil Belajar ....................................................................................... 22 Tabel 2.4 Keterampilan Generik Sains dengan Indikator Pencapaian Pembelajaran ..................................................................................... 23 Tabel 3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 32 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Validasi Isi LKS Berbasis Keterampilan Generik Sains ................................................................................... 35 Tabel 3.3 Rekapitulasi Data Hasil Validasi LKS oleh Ahli ............................. 36 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes .................................................................... 37 Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Respon Siswa......................................................... 39 Tabel 3.6 Skala Likert Angket .......................................................................... 39 Tabel 3.7 Skala Likert Angket Butir Positif...................................................... 40 Tabel 3.8 Skala Likert Angket Butir Negatif .................................................... 40 Tabel 3.9 Persentase Respon Siswa ................................................................. 41 Tabel 3.10 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ............................................. 42 Tabel 3.11 Interpretasi Tingkat Kesukaran ........................................................ 43 Tabel 3.12 Interpretasi Daya Pembeda Soal ...................................................... 44 Tabel 3.13 Kriteria keterampilan generik sains ................................................. 45 Tabel 3.14 Kategori Presentase .......................................................................... 46 Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Kelas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...... 51 Tabel 4.2 Data Hasil Postest Kelas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..... 52 Tabel 4.3 Hasil Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Generik Sains ... 53 Tabel 4.4 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ........... 54 Tabel 4.5 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol .................. 54 xi Tabel 4.6 Persentase Angket Respon Siswa ..................................................... 55 Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Lilifors Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................................................ 57 Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................................................. 58 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest ........................................... 58 Taebl 4.10 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest .......................................... 59 xii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A : Perangkat Pembelajaran ........................................................... 67 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................................................... 67 2. Instrumen Soal Pretest dan Posttest........................................................... 84 3. Kisi-kisi Instrumen ..................................................................................... 89 4. Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen .......................................... 111 5. Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol..................................................133 6. Jawaban Lembar Kerja Siswa ................................................................. 142 7. Rubrik Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen ............................... 161 8. Rubrik Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol ..................................... 168 9. Angket Respon Siswa ............................................................................. 171 Lampiran B : Hasil Instrumen Penelitian ...................................................... 173 1. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ..............................173 Lampiran C : Analisis Data Hasil Penelitian ................................................ 174 1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................................... 174 a. Uji normalitas ..................................................................................... 174 b. Uji homogenitas .................................................................................. 180 2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................................. 181 a. Uji normalitas ..................................................................................... 185 b. Uji homogenitas .................................................................................. 187 3. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................. 188 a. Uji hipotesis pretest ............................................................................ 188 b. Uji hipotesis posttest ........................................................................... 189 4. Skor LKS Berbasis Keterampilan Generik Sains..................................... 190 5. Rekapitulasi Nilai LKS Berbasis Keterampilan Generik Sains ............... 195 6. Nilai LKS Kelompok Kontrol .................................................................. 196 7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ............................ 197 xiii 8. Lembar Observasi Aktifitas Siswa Kelas Kontrol .................................. 204 9. Rekapitulasi Lembar Observasi Aktifitas Siswa Kelas Eksperimen .......210 10. Rekapitulasi Lembar Observasi Aktifitas Siswa Kelas Kontrol ............. 211 11. Hasil Perhitungan Respon Angket Siswa .................................................... 212 Lampiran D: Surat-surat Penelitian ............................................................... 214 xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan yang paling di rasa saat ini adalah mengenai mutu pendidikan. Masalah tersebut adalah belum adanya peningkatan mutu pendidikan yang dialami pada pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya bidang biologi. Hal ini terbukti dengan nilai ulangan harian siswa pada pelajaran biologi pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria tahun ajaran 2013 pada jenjang Menengah masih jauh dari harapan. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memperbaiki kegiatan belajar mengajar. Tetapi, harus memperhatikan terlebih dahulu hal-hal yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Terdapatnya banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, baik dari diri siswa itu sendiri maupun faktor dari luar. Salah satu faktor dari luar yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah cara guru dalam menyajikan materi pembalajaran di kelas. 1 Umumnya guru menyajikan materi pembelajaran hanya melalui buku sumber (paket). Guru juga menyampaikan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku pembelajaran dalam bentuk ceramah. Pembelajaran hanya berlangsung satu arah dengan menonaktifkan siswa. Guru juga tidak memberikan kesempatan kepada siswa melakukan praktikum dikarenakan guru menganggap bahwa praktikum banyak menyita waktu serta alat yang digunakan terbatas. Hal ini dapat membosankan siswa karena siswa tidak berperan aktif dalam pembelajaran. Sehingga materi yang telah disampaikan oleh guru pun hanya bertahan dalam memori siswa akibat yang mengandalkan proses menghafal tanpa melalui pengolahan potensi yang ada pada diri siswa. 1 Maulana,Peranan Lembar Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Aritmatika Sosial Berdasarkan Pendekatan Realistik, (Studi Deskriptif Di Kelas 1-C Sltp Negeri 27 Bandung), h.2 1 Melihat dari permasalahan-permasalahan di atas, salah satu solusi untuk menjawab permasalahan tersebut adalah dengan menyediakan bahan ajar yang menarik, mudah dipahami namun dapat mengaktifkan siswa untuk belajar mandiri dan mampu untuk mengembangkan keterampilan siswa melalui praktikum. salah satu bahan ajar yang memenuhi kriteria tersebut adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar Kerja Siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. 2 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan salah satu alternatif alat bantu pembelajaran yang tepat bagi peserta didik, karena LKS membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. 3 Penggunaan LKS dapat mengoptimalkan sumber daya siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Beberapa keuntungan spesifik dari pemanfaatan LKS dalam pemebelajaran adalah dapat menumbuhkan kemandirian siswa, dapat menumbuhkan aktivitas, kreativitas, serta motivasi belajar siswa, menghemat waktu, dan memberi kesempatan yang lebih banyak bagi guru untuk melakukan bimbingan individu ataupun kelompok. 4 Berdasarkan pendapat ahli tersebut, LKS merupakan salah satu bahan ajar yang cocok untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa. Lembar Kerja Siswa yang baik adalah LKS yang mampu menjadikan pembelajar mempunyai keinginan untuk beraktivitas sesuai dengan instruksi. 5 LKS juga dikatakan baik apabila LKS yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemandirian belajar siswa. 2 Poppy, Kamila Devi, dkk, Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Guru SMP, (Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA, 2009), h. 32 3 Fitra Mayasari, Pendesain LKS Matematika Interaktif Model E-learning Berbasis Web di kelas X SMA Negeri 3 Palembang, Skripsi 2009, h.1 4 I Gusti Ngurah P, Implementasi Pendekatan Matematika Realistik dengan Metode PQ4R Berbantuan LKS dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 4 Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. TH XXXVIII,Desember 2005, h. 782 5 Ibid., h. 781 2 Penyusunan LKS sebaiknya dilakukan sendiri oleh seorang guru, karena berdasarkan informasi dengan beberapa siswa SMA, LKS yang beredar di sekolah kurang sesuai dengan kebutuhan siswa. LKS yang biasa digunakan di sekolah tidak dibuat sendiri oleh guru. LKS yang hanya berisi materi dan soal membuat siswa kurang mengerti terhadap materi pembelajaran. LKS yang digunakan kurang membuat siswa menyukai pembelajaran karena siswa tidak diajak untuk melakukan eksperimen atau praktikum. LKS tidak sesuainya dengan keadaan lingkungan sekolah. LKS seperti ini pada akhirnya akan membuat siswa sulit untuk memahami suatu konsep biologi, akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah. LKS pada umumnya dibeli bukan dibuat sendiri oleh guru, padahal LKS sebenarnya bisa dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan agar lebih menarik dan kontekstual dengan situasi dan kondisi lingkungan sekolah peserta didik. 6 Penyajian LKS dapat dikembangkan dengan berbagai inovasi. Terdapat berbagai macam inovasi baru yang dapat diterapkan dalam penulisan LKS diantaranya memadukan LKS dengan memberikan tugas untuk melakukan eksperimen atau praktikum. Kegiatan eksperimen atau praktikum sangat diperlukan dalam pembelajaran biologi untuk membantu siswa lebih memahami konsep-konsep yang telah dipelajari serta menuntun siswa untuk terampil dan memiliki nilai ilmiah. Karena itu, LKS yang digunakan berbasis Keterampilan Generik Sains. Keterampilan Generik Sains adalah keterampilan yang dihasilkan dari kemampuan intelektual yang dipadukan dengan keterampilan psikomotorik sehingga menghasilkan sikap yang akan melekat sepanjang hayat. 7 Keterampilan Generik Sains yang ditingkatkan adalah : keterampilan melakukan pengamatan, kesadaran akan skala besaran, menghubungkan sebab akibat, pemodelan dan inferensia logika. Karena itu, Keterampilan Generik Sains memberikan siswa pengalaman dan memperkaya pengetahuan dengan mengeksplorasi lingkungan 6 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Agar Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), h. 204 7 Iwan Permana Suwarna, Mengembangkan Keterampilan Generik pada matakuliah IPBA (Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa), (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah), Prosiding Seminar Nasional IPA., h. 3 3 dengan proses pembelajaran yang sesuai, sehinga siswa mampu menerapkan pada konsep nyata bukan hanya sekedar teori. Berdasarkan karakteristik untuk meningkatkan keterampilan generik sains, konsep yang dipilih pada penelitian ini adalah konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Konsep Archaebacteria dan Eubacteria merupakan salah satu konsep biologi yang memerlukan keterampilan untuk menganalisis melalui kegiatan praktikum di laboratorium. Praktikum yang dilakukan adalah pengamatan bentukbentuk bakteri. Untuk praktikum pengamatan bentuk-bentuk bakteri, siswa mengamati, mengklasifikasikan bentuk-bentuk bakteri, menafsirkan hasil pengamatan dan mengkomunikasikan. Melalui kegiatan tersebut siswa mampu menemukan dan memahami konsep yang ditanamkan oleh guru berdasarkan konsep yang telah dimiliki, mengembangkan cara berpikir logis, sistematis, kritis, terbuka, serta dapat menumbuhkan keterampilan dan kecakapan dalam melakukan kegiatan praktikum. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin menerapkan penggunaan LKS berbasis Keterampilan Generik Sains untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar biologi siswa. Untuk mendapatkan jawaban yang telah diuraikan diatas, maka penulis melakukan penelitian dan menuliskan dalam skripsi yang berjudul : ”Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Keterampilan Generik Sains Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria” 4 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi masalah-masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Pembelajaran biologi hanya berlangsung satu arah yang berpusat pada guru. 2. Materi yang disampaikan oleh guru masih menggunakan metode hafalan. 3. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa melakukan praktikum 4. Rendahnya hasil belajar biologi 5. Archaenacteria dan Eubacteria merupakan materi bersifat prosedur dan konsep sehingga harus membutuhkan pengetahuan kognitif dan psikomotorik. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi di atas, batasan maslah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif dan psikomotorik. Ranah kognitif diukur dengan menggunakan tes hasil belajar biologi. Dan ranah psikomotorik diukur dengan menggunakan assessment kinerja. 2. Keterampilan generik sains digunakan pada assessment kinerja adalah pengamatan langsung, kesadaran skala besaran, hubungan sebab akibat, pemodelan, inferensi logika. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan LKS berbasis keterampilan generik sains berpengaruh terhadap hasil belajar siswa?” E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan LKS berbasis keterampilan generik sains terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria 5 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti: memberikan informasi tentang perangkat pembelajaran yang dapat dikembangkan terutama pada pengajaran biologi dan memberikan informasi tentang pengaruh penggunaan LKS berbasis keterampilan generik sains terhadap hasil belajar biologi siswa. 2. Bagi dunia pendidikan : sebagai bahan pertimbangan bahwa kemampuan afektif, psikomotrik dan kognitif dapat dipadukan untuk mewujudkan pembelajaran aktif atau pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered) 6 7 BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretik 1. Hakikat Lembar Kerja Siswa a. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mendefinisikan Lembar Kegiatan Siswa, bahwa Lembar Kegiatan Siswa adalah suatu bentuk lembar kerja yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan terprogram. 1 Pengertian lain menyebutkan bahwa lembar kegiatan siswa adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. 2 LKS termasuk media cetak hasil perkembangan teknologi cetak yang berupa buku dan berisi materi visual, seperti yang diungkapkan oleh Azhar Arsyad. 3 Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Dan, tugas tersebut haruslah jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. 4 Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan satu alat belajar yang termasuk media cetak yang di dalamnya memuat pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan yang terprogram. Kegiatan tersebut dapat berupa pemberian tugas baik tugas teoritis ataupun tugas praktis. Tugas teoritis misalnya berupa tugas membaca sebuah artikel tertentu, membuat ringkasan dan lain sebagainya, sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan. 1 Trianto, Mengembangkan Model Pembalajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka,2010), h. 212 2 Poppy Kamalia Devi, dkk, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Untuk SMP, (Jakarta: PPPPTK IPA, 2009), h. 32. 3 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 29 4 Marno, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: DIPTAIS,2012), cet.2., h. 77 8 b. Jenis – jenis LKS Setiap LKS disusun dengan materi-materi dan tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Berdasarkan pada tujuan pembuatan LKS, LKS terbagi ke dalam beberapa bentuk. Hal ini dikemukakan oleh Muslim Ibrahim. Menurut Muslim Ibrahim Lembar Kerja LKS dibagi ke dalam dua macam: 5 1) Lembar kegiatan yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan dan menemukan konsep dalam suatu tema atau sering disebut dengan lembar kegiatan siswa yang tak berstruktur. LKS ini berperan sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran serta alat bantu mengajar yang dapat digunakan untuk mempercepat pelajaran, memberi dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisa untuk mengarahkan kerja pada peserta didik. 2) Lembar kegiatan siswa yang dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu proses belajar mengajar dengan tanpa bimbingan dari guru atau biasa disebut informasi dan tugas-tugas. Pada LKS ini telah disusun petunjuk dan pengarahannya, member semangat dan dapat mendorong belajar dan meberi bimbingan pada setiap siswa. Terdapat lima jenis LKS yang umumnya digunakan oleh peserta didik. 6 1) LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep LKS jenis ini memuat apa yang harus diakukan peserta didik, meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis 2) LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan LKS ini memberikan tugas kepada peserta didik untuk melakukan diskusi, kemudian meminta mereka untuk berlatih memberikan kebebasan berpendapat 5 Trianto, op. cit., h. 212 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: DIVA Press,2011),h.209 6 9 3) LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar LKS jenis ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya terdapat di dalam buku. Fungsi utama LKS ini adalah membantu peserta didik mengahafal dan memahami materi pelajaran. 4) LKS yang berfungsi sebagai penguat Materi pembelajaran yang dikemas didalam LKS ini lebih mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku pelajaran. LKS ini cocok untuk pengayaan. 5) LKS yang berfungsi petunjuk praktikum Salah satu isi dari LKS ini adalah petunjuk pelaksanaan praktikum. c. Tujuan dan Fungsi LKS Tujuan LKS diberikan yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh guru sehingga dapat mengefektifkan pelaksanaan belajar mengajar pada suatu konsep. 7 Pendapat lain menyatakan tujuan penyusunan LKS dalam Kegiatan pembelajaran memiliki tujuan tertentu, yaitu : 8 1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan. 2) Menyajikan tugas-tugas yang mengingatkan pengusaan peseta didik terhadap materi yang diberikan. 3) Melatih kemandirian belajar peserta didik. 4) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik. Lembar Kerja Siswa juga akan memberikan manfaat bagi guru dan siswa. guru akan lebih terbantu karena memiliki bahan ajar yang sudah disiapkan. Sedangkan untuk siswa adalah alat bantu yang dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang didapat. 9 7 Marno, op. cit., cet.2., h. 77 Andi Prastowo, op. cit., h. 206 9 Marno, op. cit., cet.2., h. 78 8 10 d. Langkah-langkah Penyusunan LKS Keberadaan LKS yang inovatif dan kreatif akan menciptakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Maka dari itu, sebuah keharusan bahwa setiap pendidik ataupun calon pendidik agar mampu menyiapkan dan membuat bahan ajar yang inovatif. Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya sebuah kompetensi dasar yang dikuasai oleh peserta didik. Untuk dapat membuat LKS sendiri, maka perlu memahami langkah-langkah penyusunannya. Berikut langkah-langkah penyusunan LKS : 10 1) Tahap Persiapan Menyiapkan lembar kerja siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah : a) Melakukan Analisis Kurikulum Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam menyusun LKS. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Pada umumnya, dalam menentukan materi, langkah analisisnya dilakukan dengan cara melihat materi pokok, pengalaman belajar, serta materi yang diajarkan. Selanjutnya, kita juga harus mencermati kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik. Jika semua langkah tersebut telah dilakukan, maka kita harus bersiap untuk memasuki langkah berikutnya, yaitu menyusun peta kebutuhan lembar kerja siswa b) Menyusun Peta Kebutuhan LKS Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKS-nya. c) Menentukan judul-judul LKS Perlu diketahui bahwa judul LKS ditentukan atas kompetensi-kompetensi dasar, materi-materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Jika judul-judul LKS telah ditentukan, maka langkah selanjutnya yaitu mulai melakukan penulisan. 10 Andi Prastowo, op. cit., h. 212 11 d) Penulisan LKS Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: merukuskan kompetensi dasar, menentukan alat penilaian, menyusun materi, dan memperhatikan struktur LKS 2) Langkah – langkah Penulisan Pertama, merumuskan kompetensi dasar. Untuk merumuskan kompetensi dasar, dapat kita lakukan dengan menurunkan rumusnya langsung dari kurikulum yang berlaku. Contohnya, kompetensi dasar yang diturunkan dari kurikulum 2013. Kedua, menentukan alat penilaian, dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi. Ketiga, menyusun materi. Materi Lembar Kerja Siswa dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambi dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian, dan sebagainya. Keempat, memperhatikan struktur LKS. Ini adalah langkah terakhir dalam penyusunan sebuah LKS. Ibarat akan membangun sebuah rumah, maka harus paham benar tentang struktur rumah. Ada fondasi dibagian dasarnya, kemudian diatasnya ada tembok dan beton, dan dibagian paling atas adalah atap. Jika sampai bagian-bagian itu salah satunya tidak ada atau terbalik penyusunannya, maka bangunan rumah tidak mungkin terbentuk. Hal yang sama juga terjadi dalam penyusunan Lembar Kerja Siswa. Harus dipahami bahwa struktur LKS terdiri dari enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, serta penilaian. Ketika menulis LKS, maka paling tidak keenam komponen inti tersebut harus ada. Untuk lebih memperjelas mengenai langkah-langkah penyusunan LKS yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dilihat dalam bentuk bagan alur sebagai berikut : 11 11 Ibid., h. 214 12 Analisis Kurikulum Menyusun Peta Kebutuhan LKS Menentukan Judul-Judul LKS Menulis LKS Merumuskan KD Menentukan Alat Penilaian Menyusun Materi Memperhatikan Struktur Bahan Ajar Gambar 2.1. Diagram alur langkah-langkah penyusunan LKS 3) Langkah-langkah Mendesain LKS Lembar Kerja Siswa didesain untuk digunakan peserta didik secara mandiri. Pendidik hanya berperan sebagai fasilitator; dan peserta didiklah yang diharapkan berperan secara aktif dalam mempelajari materi yang terdapat dalam LKS. Apabila desain yang dibuat terlalu rumit bagi peserta didik, maka peserta didik akan kesulitan dalam memahami materi. Berikut ini batasan umum yang dapat dijadikan pedoman pada saat menentukan desain LKS : 12 a) Ukuran Mengggunakan ukuran yang dapat mengakomodasi kebutuhan pembelajaran yang telah ditetapkan. Maka, ukuran LKS yang mampu mengakomodasi hal ini adalah A4 karena dengan A4 peserta didik akan mempunyai cukup ruang untuk membuat bagan. Apabila kita menentukan ukuran LKS adalah A5, peserta didik akan kesulitan membuat bagan, karena ruangan yang tersedia sangat terbatas. 12 Ibid., h. 217 13 b) Kepadatan Halaman Halaman tidak terlalu dipadati dengan tulisan. Halaman yang terlalu padat akan mengakibatkan siswa sulit memfokuskan perhatian. c) Penomoran Penomoran materi juga tidak boleh dilupakan dalam mendesain LKS. Sebab, dengan adanya penomoran, dapat membantu peserta didik, terutama bagi yang kesulitan untuk menentukan mana judul. Hal ini akan menimbulkan kesulitan bagi peserta didik untuk memahami materi secara keseluruhan. Karena itu, menggunakan huruf kapital atau penomoran. d) Kejelasan Memastikan bahwa materi dan instruksi yang diberikan dalam LKS dapat dengan jelas dibaca oleh peserta didik. Selengkap apa pun materi yang disiapkan, tetapi jika peserta didik tidak mampu membacanya dengan jelas, maka LKS tidak akan memberi hasil yang maksimal. Hal ini tentu saja mengganggu kenyamanan saat membacanya. Karena itu, pastikan bahwa cetakan di halaman yang satu tidak menembus ke halaman sebaliknya. e. Pengembangan LKS Mengembangkan LKS yang menarik dan dapat digunakan secara maksimal oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, ada 4 langkah yang ditempuh dalam mengembangkan LKS, yaitu penentuan tujuan pembelajaran, pengumpulan materi, penyusunan elemen, serta pemeriksaan dan penyempurnaan. Berikut ini rincian dari setiap langkah pengembangan LKS. 13 1) Menentukan Tujuan Pembelajaran Menentukan tujuan pembelajaranyang akan di-breakdown dalam LKS. Pada langkah pertama, menentukan desain menurut tujuan pembelajaran yang diacu. Perhatikan variabel ukuran, kepadatan halaman, penomoran halaman dan kejelasan. 13 Andi Prastowo, op. cit., h. 221 14 2) Pengumpulan Materi Menentukan materi dan tugas yang akan dimasukkan ke dalam LKS. Mengumpulkan bahan atau materi dan buat perincian tugas yang harus dilaksanakan oleh peserta didik. Bahan yang akan dimuat dalam LKS dapat dikembangkan sendiri atau memanfaatkan materi yang sudah ada. Dari materi tersebut, tentukan rincian tugas yang harus dilakukan siswa. 3) Penyusunan Elemen Pada bagian inilah, saatnya mengintegrasikan desain (hasil dari langkah pertama) dengan materi dan tugas (sebagai hasil dari langkah kedua). 4) Pemeriksaan dan Penyempurnaan Apabila telah berhasil menyelesaikan langkah ketiga, tidak berarti dapat langsung memberikan LKS tersebut kepada peserta didik. Sebelum memberikannya kepada peserta didik, perlu dilakukan pengecekan terhadap LKS yang sudah dikembangkan tersebut. f. Penilain LKS Pembuatan Lembar Kerja Siswa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya, yaitu : 14 1) Dari segi penyajian materi yaitu: a. Judul LKS harus sesuai dengan materinya b. Materi sesuai dengan perkembangan anak c. Materi disajikan secara sistematis dan logis d. Materi disajikan secarasederhana dan jelas e. Menunjungkan keterlibatan dan kemauan siswa untuk ikut aktif 2) Dari segi tampilan yaitu : a. Penyajian sederhana, jelas dan mudah dipahami b. Gambar dan grafik sesuai dengan konsepnya c. Tata letak gambar, tabel dan pertanyaan harus tepat 14 Poppy Kamalia Devi, op. cit., h. 36 15 d. Judul, keterangan, instruksi, pertanyaan harus jelas e. Mengembangkan minat dan mengajak siswa untuk berpikir. Apabila telah berhasil melakukan langkah-langkah dalam tahap pembuatan LKS, tidak berarti dapat langsung memberikan LKS tersebut kepada peserta ddik, perlu melalukan uji cobakan dengan menggunakan validasi pakar menilai LKS. Skripsi Susanti Ratna Dewi menyatakan bahwa menilai suatu produk LKS dapat dilakukan dengan menilai empat aspek yaitu, segi desain, penyajian materi, penampilan dan pemilihan alat dan bahan. Masing-masing aspek memiliki indikator-indikator tertentu yang dinilai sehingga memiliki hasil presentase yang menunjukkan kriteria LKS tersebut. Untuk lebih mudah dipahami maka dapat di kategori penilaian dalam bentuk tabel 2.1 Tabel 2.1 kriteria Interpretasi Skor 15 No. Interval skor Kategori 1. 81-100% Sangat baik 2. 61-80% Baik 3. 41-60% Cukup 4 21-40% Kurang 5 0-20% Sangat kurang Hasil pendapat peneliti maka dapat disimpulkan, bahwa LKS dapat dikategorikan dengan baik atau tidaknya dapat dilihat melalui empat aspek, diantaranya : segi desain, konten, penyajian dan memenuhi kemampuan kerja ilmiah. 2. Keterampilan Generik Sains a. Pengertian Keterampilan Generik Keterampilan Generik sebagai keterampilan yang dihasilkan dari kemampuan intelektual yang dipadukan dengan keterampilan psikomotorik sehingga menghasilkan sikap yang akan melekat sepanjang hayat. 16 15 Susanti Ratna Dewi, Analisis dan Pengembangan LKS Eksperimen Berbasis Lingkungan Pada Konsep Laju Reaksi. Skripsi pada sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Jakarta,2012) hal. 43, tidak diterbitkan 16 Iwan Permana Suwarna, Mengembangkan Keterampilan Generik pada Matakuliah IPBA, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2011)., h. 3 16 “In Australia and internationally, generic skill are known by a number of term including core skill, key skills, essensial skill, basic skill and workplace know-how.” 17 Hal tersebut sesuai dengan tulisan Callan yang menyatakan “In their interviews, teachers used several phrases to define generic skills, including soft skills, people skills, transferable skills, work skills, core skills, mayer competencies and core competencies. 18 Pada kutipan di atas menjelaskan bahwa dibeberapa Negara Keterampilan Generik dikenal dengan beberapa istilah. Salah satunya adalah keterampilan inti. Kemampuan Generik merupakan kemampuan yang dapat diterapkan pada berbagai bidang dan untuk memperolehnya diperlukan waktu yang lama. 19 Kemampuan merupakan hasil interaksi kompleks antara pengetahuan dengan keterampilan sehingga untuk menguasainya diperlukan interaksi yang berulang kali dan waktu yang relatif lama. 20 Generic Skills as those skills that students need to become successful learners and successful practitioners in their fields of study and work and in other aspects of their life and are an important outcome of university education. 21 Dengan demikian, belajar seumur hidup dan kerja yang bergantung pada keterampilan generik berkembang dengan baik. Kemampuan Generik Sains merupakan kemampuan yang dapat digunakan untuk mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan masalah dalam sains. Oleh karena itu kemampuan generik sains merupakan kemampuan yang digunakan secara umum dalam berbagai kerja ilmiah, dan dapat dijadikan sebagai landasan dalam melakukan kegiatan laboratorium. 22 17 Jennifer Gibb, Generic skills in Vocation Eduacation and Training, Research Readings, (Australia National Centre for Vocational Education Research Ltd,2004), h. 8 18 Victor J Callan, Generic skill. Understanding Vocational Education and Training Teacher and Student Attitudes, (Australia :National Centre for Vocational Education Research Ltd, 2003), h. 17 19 Taufik Rahman, dkk, Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan Generik (P3BKG) dan Profil Pencapaiannya,(Studi Deskriptif pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan Calon Guru Biologi), h. 194. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA vol, II No.2,Juli 2008 20 Ibid., h. 193 21 Reena George, Fostering Generik Skil Through Participatory Learning Strategis, IJFPSS, vol. 1,No.1, pp 14-15,sep 2011, h. 15 22 Ni Made Pujiani, Liliasari dan Dhani herdiwijaya, Pembekalan Keterampilan Laboratorium Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains, Prosiding Seminar Nasional. f-178 17 Pengembangan keterampilan generik sains siswa melalui kegiatan praktikum dapat dilakukan dengan melatih siswa untuk terampil dalam mengamati, mengukur, serta menarik kesimpulan terhadap suatu objek tertentu. Berbagai keterampilan yang dikembangkan selama praktikum akan membantu siswa dalam mempersiapkan diri di jenjang yang lebih tinggi. Keterampilan Generik Sains adalah kemampuan dasar yang bersifat umum, fleksibel, dan berorientasi sebagai bekal mempelajari ilmu pengetahuan yang lebih tinggi atau melayani tugas-tugas bidang ilmu/ pekerjaan yang lebih luas, yaitu tidak hanya sesuai bidang keahliannya tetapi juga bidang lain. 23 Dengan demikian definisi-definisi tersebut, walupun dinyatakan secara berbeda namun sama-sama memiliki unsur-unsur pokok yang menjadi ciri dari batasan keterampilan. Unsur-unsur itu adalah : 1) Di dalam keterampilan terdapat beberapa tujuan yang berhubungan dengan lingkungan yang diinginkan. 2) Di dalam keterampilan terkandung keharusan bahwa pelaksanaan tugas atau pemenuhan tujuan akhir tersebut dilaksanakan dengan kepastian yang maksimum. Berdasarkan aspek-aspek yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa “Generic Skill is a personal attributes and values which should be acquired by all graduates regardless of their discipline or field of study. In other words, they should represent the central achievements of higher education as a process”. b. Keterampilan Generik Pada Materi Kimia dan Fisika Keterampilan Generik yang dapat dikembangkan melalui pengajaran fisika ada Sembilan (9) : 24 (1) pengamatan langsung; (2) pengamatan tak langsung; (3) kesadaran tentang skala besaran; (4) bahasa simbolik; (5) kerangka logika taat23 Saptorini, Peningkatan Ketampilan Generik Sains Bagi Mahasiswa Melalui Perkuliahan Praktikum Kimia Analisis Instrumen Berbasis Inkuiri. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 1, 2008, h. 190-191 24 Iwan Permana Suwarna, Mengembangkan Keterampilan Generik pada Matakuliah IPBA, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2011)., h. 4 18 asas; (6) inferensi logika, (7) hukum sebab akibat; (8) pemodelan matematika; (9) membangun konsep. Makna dari setiap Keterampilan Generik Sains tersebut dijelaskan Brotosiswoyo, manusia memiliki alat indera, tetapi untuk ilmu fisika yang terutama pada benda mati, pengelihatan dan pendengaran merupakan dua indera yang paling banyak dipakai. Hal tersebut dikatakan mengamati objek secara langsung dan pengamatan dinamanakan langsung, alat pengamatan indera yang langsung. 25 digunakan Dalam manusia melakukan memiliki keterabatasan. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut manusia melengkapi diri dengan berbagai peralatan. Misalnya listrik adalah salah satu objek yang ada tetapi tidak dapat di lihat, di dengar atau di cium. Karena itu menggunakan alat Ampere-meter. Ini dikenal sebagai pengamatan tak langsung. Kesadaran akan skala besaran, merupakan skala ruang ukuran, objek yang digarap terentang dari yang sangat besar Jagad Raya), sampai sangat kecil (elektron). 26 Untuk memperjelas gejala alam yang dipelajari oleh setiap rumpun ilmu diperlukan bahasa simbolik yang merupakan alat untuk mengungkapkan sejumlah hukum atau perangai alam. 27 Misalnya gerak benda secara mekanika hanya dapat diungkapkan dengan bentuk persamaan diferensial. Pengamatan panjang tentang gejala alam yang dijelaskan melalui banyak hukum-hukum, orang akan menyadari keganjilan dari sifat taat assasnya secara logika. Untuk membuat hubungan hukum-hukum itu agar taat assas, maka perlu ditemukan teori baru yang menunjukkan kerangka logika taat assas. 28 Logika sangat berperan dalam melahirkan hukum-hukum sains. Banyak fakta yang tak dapat diamati langsung dapat ditemukan melalui inferensia logika dari konsekuensi-konsekuensi logis yang dilahirkan semata-mata inferensi logika. Tanpa melihat bagaimana makna konkret sesunggunya. 25 B. Suparto Brotosiswoyo, Pekerti Mipa - Hakikat Pembelajaran Fisika. (Jakarta : PEKERTI bidang MIPA, 2000), h. 6 26 Ibid., h. 11 27 Ibid., h. 12 28 Ibid., h. 14 19 Rangkaian hubungan antara berbagai faktor dari gejala yang diamati diyakini sains selalu membentuk hubungan yang dikenal sebagai hukum sebab akibat. Untuk menjelaskan hubungan-hubungan yang diamati diperlukan bantuan pemodelan matematik yaitu rumus-rumus yang melukiskan hukum- hukum alam. 29 Dalam fisika misalnya model Newton, tetapi mekanika yang sama dapat diungkpakan dengan model Hamilton. Tidak semua fenomena alam dapat difahami dengan bahasa sehari-hari, karena itu diperlukan bahasa khusus ini yang dapat disebut konsep. Jadi belajar sains memerlukan kemampuan untuk membangun konsep, agar bisa ditelaah lebih lanjut untuk memerlukan pemahaman yang lebih lanjut, konsep-konsep inilah diuji keterterapannya. Pengembangan keterampilan generik sains dapat dilakukan dengan adanya praktikum sehingga dapat melatih keterampilan siswa. Sehingga pada saat ini para ahli belum ada yang merumuskan secara rinci dan lengkap tentang kemampuan-kemapuan generik khususnya pada bidang biologi. Yang ada adalah pada bidang kimia dan fisika. Keterampilan generik yang dikembangkan oleh Taufik Rahman yang diadaptasi oleh Brotosiswoyo tahun 2001, berikut adalah keterampilan generik biologi. 30 1) Pengamatan (Observasi) Observasi adalah suatu teknik pembelajaran yang dapat berdampak pada pengembangan ilmu pengetahuan (Biologi). Proses pengamatan terjadi melalui panca indera (pengelihatan, penciuman, perabaan, pengecapan dan pendengaran). Pengamatan dalam keterampilan generik ini dibagi menjadi dua bagian yang diantaranya adalah pengamatan langsung dan tak langsung. Pengamatan langsung yaitu dengan kegiatan mengamati objek dengan menggunakan panca indera baik menggunakan alat maupun dengan tidak menggunakan alat. Contohnya mengamati langsung sel xylem dengan menggunakan mikroskop. 29 Ibid., h. 16 Taufik Rahman, Pengembangan Program Pembelajaran Praktikum Unutk Meningkatkan Kemampuan Generik Calon Guru Biologi, Disertasi Pada Pasca Sarjana (S3) Pendidikan UPI Bandung, Bandung 2008,.h. 54, tidak dipublikasikan 30 20 Pengamatan tidak langsung adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan gejala dan perilaku alam yang tidak dapat diamati secara langsung tetapi efeknya dapat diketahui dan memerlukan alat tertentu untuk dapat mendeteksinya. Contohnya pengukuran suhu badan yang hanya akan diketahui dengan menggunakan thermometer, tekanan darah yang dapat diukur menggunakan tensi meter. 2) Kesadaran tentang skala besaran Kesadaran mengenai skala besaran adalah mengenai pemahaman akan perbandingan ukuran benda yang sesungguhnya dengan ukuran benda tiruannya. Dalam objek biologi terdapat objek-objek yang ukurannya sangat kecil seperti sel, gen, bakteri, virus. 3) Bahasa simbolik Bahasa simbolik berfungsi untuk menggambarkan symbol dalam pembelajaran sains, misalnya dalam mengenal lambang unsur, terdapatnya symbol (P) untuk parentum, dan (F) untuk filium 4) Kerangka logika Kerangka logika adalah suatu kemampuan untuk berfikir sistematis oleh seseorang. Contoh dalam ilmu biologi adalah mengenai sistem klasifikasi makhluk hidup di mana pada sistem klasifikasi tersebut mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan karakteristik mulai dari tingkat tertinggi sampai terendah. 5) Inferensi Inferensi logika adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengambil suatu kesimpulan atau garis besar dari suatu rujukan. 6) Hubungan sebab akibat Kemampuan Generik ragam sebab akibat, terdapatnya sebab akibat dan hukum sebab akibat, hubungan antara sebab akibat dalam hukum sebab akibat memiliki nilai kepastian yang tinggi dan jika dilakukan pengulangan akan hasil yang sama. 7) Pemodelan Pembelajaran sains sangatlah luas, sehingga banyak objek yang tidak dapat dipelajari langsung dari objek aslinya. Maka dari itu diperlukannya model (benda 21 tiruan). Model dapat berbentuk benda dua dimensi (gambar, tabel, grafik dan bagan) atau tiga dimensi berupa torso. 8) Abstraksi Abstraksi adalah suatu kegiatan yang menggambarkan hal-hal abstrak ke dalam bentuk nyata. contohnya rantai respirasi dan pembentukan ATP, prosesnya diabstraksikan ke dalam bentuk gambar. Berdasarkan penjelasan mengenai makna keterampilan generik sains. Maka tidak semua Keterampilan Generik dapat dikembangkan. 31 Sehingga jenis keterampilan generik sains yang dibuat dan sesuai dengan subkonsep, setiap subkonsep bisa > 1 jenis Keterampilan Generik dan dapat diukur juga dari kemampuan kognitif. Berikut Tabel 2.2. Jenis Keterampilan Generik terhadap materi bakteri. Tabel 2.2 Jenis Keterampilan Generik Terhadap Materi Archaebacteria dan Eubacteria Jenis Ketarampilan Generik Sains Pengamatan langsung Subkonsep Achaebacteria dan Eubacteria Ciri-ciri Archaebateria dan Eubacteria Hubungan Sebab Akibat Pemodelan Klasfikasi Archaebacteria dan Inferensi Eubacteria Pengamatan langsung Struktur sel bakteri Kesadaran akan skala besaran Pengamatan langsung Kelompok bakteri berdasarkan bentuk- Pemodelan bentuk sel yang hidup berkoloni, Inferensi habitat, cara memperoleh makanan dan kebutuhan oksigen 31 Pemodelan Reproduksi bakteri Pemodelan Peranan bakteri dalam kehidupan Inferensi sehari-hari Dwi Nur Apriani, dkk, Pembelajaran Learning Cyle 7E terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Generik Sains Siswa, chem in edu 2 (1), 2012 22 Tabel 2.3 Indikator Keterampilan Generik Sains dengan Indikator Hasil Belajar Indikator keterampilan Generik Sains Pengamatan langsung : Mengumpulkan fakta-fakta hasil a. Mendeskripsikan ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria, serta pengelompokan Archaebacteria percobaan Dapat Indikator Hasil Belajar mengunakan indera dalam b. Mengamati bentuk-bentuk sel melakukan percobaan Eubacteria yang membentuk koloni Kesadaran akan skala besaran dan pemanfaatan bakteri Dapat mengetahui kepekaan yang tinggi terhadap skala numerik sebagai c. Dapat menghitung perbesaran mikroskop ukuran skala mikroskopis ataupun makroskopis a. Dapat Pemodelan Mengungkapkan fenomena dalam bentuk sketsa, gambar dan tabel melakukukan prosedur langkah kerja b. Menjelaskan perkembangbiakan bakteri c. Mengidentifikasi peran bakteri laporan hasil dalam kehidupan Hubungan Sebab akibat Dapat Membuat hipotesis Menentukan variabel terikat dan bebas a. Menyajikan pengamatan bakteri b. Menyajikan laporan Inferensi pemanfaatan Dapat menarik kesimpulan dalam kehidupan c. Peran bakteri sehari-hari tentang serta peran bakteri dalam kehidupan 23 Tabel 2.4 Keterampilan Generik Sains dengan Indikator Pencapaian Pembelajaran Keterampilan Generik Sains Indikator Pencapaian Pembelajaran Pengamatan Langsung Mengumpulkan percobaan fakta-fakta berdasarkan hasil indera pengelihatan Dapat mengunakan indera ketika melakukan percobaan Kesadaran akan skala besaran Dapat mengetahui kepekaan yang tinggi terhadap skala numerik sebagai ukuran skala mikroskopis ataupun makroskopis Sebab akibat Membuat hipotesis Menentukan variabel terikat dan bebas Pemodelan Mengungkapkan fenomena dalam bentuk tabel atau charta Inferensia logika 3. Hakikat Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Menarik kesimpulan Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yag menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. 32 Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi dalam diri yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku. 33 Belajar memberikan dua definisi, yaitu : Pertama, belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan 32 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2009), cet I., h. 39 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT.Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 61 33 24 dan tingkah laku. Kedua, penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. 34 Kemampuan manusia untuk belajar merupakan ciri penting yang membedakan manusia dengan makhluk lain, kemampuan belajar itu member manfaat bagi individu dan juga masyarakat untuk menempatkan diri dalam makhluk yang berbudaya. Dengan belajar seseorang mampu mengubah perilaku, dan membawa pada perubahan individu yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan itu diperoleh dengan melalui usaha, menetap dalam waktu yang lama dan meruapakan hasil dari pengalaman. Berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam : 35 1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Belajar merupakan kegiatan yang membawa manusia pada perkembangan pribadi yang seutuhnya, meliputi perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan pendapat tentang belajar peneliti mengambil kesimpulan bahwa belajar merupakan proses siswa membangun pemahaman sendiri untuk berfikir, berbuat dan berinteraksi secara lancar sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. b. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu bentuk yang diperoleh dari adanya proses belajar. Ketika proses belajar itu dilakukan, maka pada akhirnya rangkaian proses 34 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2003), cet.4., h. 13 35 Muhibin Syah, op. cit., h. 130 25 tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk perubahan yang nampak pada diri siswa sebagai hasil belajar. Belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar, sehingga pengertian hasil belajar dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi guru dan dari sisi siwa. Dari sisi guru mengajar diakhiri oleh proses evaluasi belajar dan dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya panggal dan puncak proses belajar. 36 Proses belajar dapat melibatkan 3 ranah, yaitu : ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Pada belajar kognitif, prosesnya mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan berpikir (cognitive), pada belajar afektif mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan (afective), sedang belajar psikomotorik memberikan hasil belajar berupa keterampilan (psychomotoric). 37 Proses belajar merupakan proses yang unik dan kompleks. Keunikan itu disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar, tidak pada orang lain, dan setiap individu menampilkan perilaku belajar yang berbeda. Perbedaan penampilan itu disebabkan karena setiap individu mempunyai karakteristik individualnya yang khas, seperti minat intelegensi, perhatian, bakat dan sebagainya. Proses belajar mengajar di kelas mempunyai tujuan yang bersifat transaksional, artinya diketahui secara jelas dan operasional oleh guru dan peserta didik. Semua usaha di kerahkan semaksimal mungkin agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, suatu proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa dapat memahami dan menerapkan makna dari apa yang telah dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu indikator keberhasilan siswa dapat dinyatakan dari hasil belajarnya. Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal, peristiwa dimulai dari adanya perubahan kognitif atau pengetahuan untuk kemudian berpengaruh pada perilaku. Dan perilaku belajar seseorang yang dipelajari dapat diketahui 36 Dimyati dan Mudjono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2006), h. 250-251 37 Purwanto, op. cit., cet 1., h. 43 26 melalui tes yang pada akhirnya dimunculkan nilai belajar dalam bentuk rill atau non rill. Tujuan pendidikan dapat dimasukkan ke dalam salah satu tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. 38 Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang mengusai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Secara garis besar tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler. Selain itu juga dapat digunakan oleh guru-guru dan para pengawas pendidikan untuk mengukur atau menilai sampai dimana keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar dan metode-metode mengajar yang digunakan. 39 Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya,yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods). Belajar dilakukan untuk mengusahaka adanya perubahan perilaku paa individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Dalam konteks demikian maka hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh perubahan tingkah lau sebagai hasil pengalaman individu dalam interkasinya dengan lingkungan sekitar. B. Hasil Penelitian yang Relavan Sunyono, Dalam penelitian ini digunakan desain “one group pretest-postest design”. Produk LKS ini diuji dengan N-gain. Model LKS ini dikembangkan dalam bentuk LKS eksperimen yang alur penyajiannya berorientasi pada 4 (empat) keterampilan yang dimunculkan, yaitu bahasa simbolik, pemodelan 38 Ibid., h. 43 Loeloek Endah Poerwati & Sofan Amri, Kurikulum 2013, (Jakarta : PT. Prestasi pustakaraya, 2013), h. 222 39 27 tematik hukum sebab akibat, dan membangun konsep. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ; 1) tingkat ketebacaan dan keterlaksanaan LKS yang dikembangkan memiliki kategori tinggi, artinya sebagian besar siswa mampu menyerap pesan yang terkandung dalam LKS dan kegiatan siswa mudah dilaksanakan dengan langkah-langkah dalam LKS; 2) Peningkatan keterampilan generik sains siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan LKS yang disusun berada pada kategori sedang. Peningkatan tertinggi pada indikator bahasa simbolik dan peningkatan terendah pada indikator pemodelan tematik. 40 Taufik Rahman, Nuryani Y. Rustaman, Nana Syaodih Sukmadinata, Anna Poedjiadi. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif. Instrumen yang digunakan berupa tes esai berkaitan dengan kemampuan generik (tes LP4). Di samping itu dilakukan pula observasi performance praktikum. Data penelitian berupa data keterampilan generik rerata UTS dan UAS yang meliputi kemampuan generik pemodelan, inferensi logika, sebab akibat dan bahasa simbolik. Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan Generik (P3BKG) berdampak positif terhadap pencapaian kemampuan generik pelaksanaan praktikum maupun performance praktik. Pencapaian kemampuan generik tersebut meliputi pengamatan langsung pada kategori sangat tingi; pemodelan, inferensi, sebab akibat pada kategori tingi, dan bahasa simbolik pada kategori sedang mendekati rendah. Rendahnya bahasa simbolik tersebut terutama karena kurangnya mahasiswa menguasai konsep perhitungan kimia. Adapun performance praktiknya tergolong kategori tinggi. 41 Tina Yuni Astuti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan generik sains siswa yang diajar melalui metode praktikum dengan metode demostrasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen, dengan mengambil sampel menggunakan teknik purposive sampling. Kelas eksperimen I diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan metode 40 Sunyono, Pengembangan Model Lembar Kerja Siswa Berorientasi Keterampilan Generik Sains Pada Materi Kesetimbangan Kimia, (Solo : Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia II, 2010), h. 464-465 41 Taufik Rahman, dkk, Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan Generik (P3BKG) dan Profil Pencapaiannya, (Studi Deskriptif pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan Calon Guru Biologi), h. 200. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA vol, II No.2,Juli 2008 28 praktikum dan kelas eksperimen II dengan pembelajaran menggunakan metode demostrasi. Bedasarkan pengujian hipotesis statistik dengan uji-t (∝ = 0.05) diperoleh t-hitung (3.79) > t-tabel (2.02). oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan generik sains antara siswa yang diajarkan melalui metode praktikum dengan metode demostrasi. Ketereampilan generik sains siswa yang diajarkan melalui metode praktikum lebih unggul dibandingkan dengan metode demostrasi. 42 Supardi Yasa, Ni Ngh. Madri Antari, Sumantri. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan pemahaman konsep IPA antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis kemampuan generik sains dan kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan rancangan nonequivalent posttest only control group design. Populasi penelitian adalah siswa SD kelas V terdiri atas 5 kelas. Sampel diambil dengan cara group random sampling. Data yang diperlukan dalam penelitian adalah data pemahaman konsep IPA siswa, yang dikumpulkan dengan tes pemahaman konsep IPA. Tes pemahaman konsep IPA berbentuk pilihan ganda. Data dianalisis dengan menggunakan statistic inferensial uji-t. Semua pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis data, diperoleh bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis kemampuan generik sains dan kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran IPA (t =7,3; p<0,05). Skor rata-rata pemahaman konsep IPA kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis kemampuan generik sains (M = 83,7) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran STAD (M = 75,00). 43 42 Tina Yuni Astuti, Perbedaan Keterampilan Generik Sains Siswa Yang Diajar Melalui Metode Praktikum Dengan Metode Demostrasi. Skripsi (Jakarta : Program Studi Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,2013), hal ii 43 I Md. Supardi Yasa,dkk, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Kemampuan Generik Sains Terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa SD Kelas V Di Kelurahan Banyuasri. Jurnal Chemica Vol 1, 2012 29 Ramlawati, Liliasari, dan Ana Ratna Wulan. Desain penelitian Embedded Experimental. Komponen utaman APE meliputi: pengetahuan sebelum kuis, jurnal praktikum, lembar kerja mahasiswa, laporan praktikum. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model APE keterampilan generik sains mahasiswa dapat meningkat secara signifikan. Indikator KGS yang meningkat signifikan adalah pemodelan, bahasa simbolik dan abstraksi pada kategori tinggi. Pada kelompok tengah model APE dapat meningkatkan indikator kesadaran tentang skala, pemodelan dan pengamatan langsung pada kategori sedang. Sedangkan pada mahasiswa kelompok bawah, model APE tidak dapat meningkatkan indikator KGS secara berarti, kecuali pada indikator bahasa simbolik dan tilikan ruang pada kategori sedang. 44 Nurrohman, Agus Suyatna, Chandra Ertikanto. Produk lembar kerja siswa (LKS) yang dikembangkan memiliki kualitas kemenarikan, kemudahan dan kebermanfaatan serta LKS yang dikembangkan terbukti efektif digunakan sebagai media pembelajaran dilihat dari presentase siswa yang tuntas tujuan pembelejaran yaitu 81.25% pada pemakaian di kelas VIII MTsAlfatah Natar. 45 C. Kerangka Pikir Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap melainkan suatu hal yang dinamis, sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus menerus, perubahan dapat dilakukan dalam hal metode mengajar, buku-bku, alatalat laboratorium, maupun materi-materi pelajaran, karena pendidikan juga merupakan proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mendpatkan pengajaran yang efektif dan efisien. Pada proses pendidikan banyak sekali mata pelajaran yang diajarkan, salah satunya adalah pendidikan ilmu pengetahuan alam (IPA). IPA itu sendiri memiliki cabang ilmu pengetahuan lain salah satunya adalah ilmu 44 Ramlawati, Liliasari dan Ana Ratna Wulan, Pengembangan Model Assesmen Portofolio Elektronik (APE) untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Mahasiswa, (Universitas Negeri Makassar : Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, 2012). Jurnal Chemica Vol. 13 Nomor 1 Juni 2012, 31-41 45 Nurrohman, Agus Suyatna, Chandra Ertikanto, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Keterampilan Generik Sains (KGS) Materi Tekanan, Jurnal Pembelajaran Fisika Vol. 2 No. 3, 2014 30 biologi. Ilmu biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang Archaebacteria dan Eubacteria, sistem pernapasan, sistem pecernaan, sistem ekskresi, ekosistem, yang semuanya merupakan peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Masalah pendidikan yang paling dirasa saat ini adalah mengenai kualitas pendidikan. Hal ini terbukti dengan prestasi belajar siswa pada jenjang pendidikan menengah atas masih jauh dari harapan khususnya pada pelajaran biologi. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar biologi siswa diantaranya adalah cara guru dalam menyajikan materi pembelajaran di kelas masih konvensional. Hal ini membuat siswa merasa jenuh dan bosan karena pembelajaran akhirnya bersifat teacher centered. Dalam hal membantu proses pembelajaran, banyak guru yang menggunakan LKS. Namun LKS yang dimiliki hanyalah LKS yang berisikan teori dan soal-soal yang membuat siswa kurang berminat untuk mempelajarinya. Faktor lainnya menyebabkan rendahnya hasil belajar biologi siswa adalah pembelajaran biologi umumnya dilakukan tanpa proses keterampilan. Proses pembelajaran biologi siswa masih bersifat mengahafal. Padahal pembalajaran yang memberi hasil paling baik adalah melalui belajar penemuan, karena siswa sendiri yang berperan aktif dalam pembelajaran dan mengkonstruk pengetahuan berdasarkan pengalaman yang mereka miliki. LKS yang umumnya digunakan oleh beberapa sekolah kurang membantu dalam melatih keterampilan dengan melakukan praktikum. Semua hal tersebut membuat hasil belajar biologi siswa menjadi rendah. Sehingga dibutuhkan suatu perangkat pembelajaran yang membantu siswa untuk melakukan proses melatih keterampilan dengan melakukan praktikum. Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Keterampilan Generik Sains diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. LKS ini dapat membantu siswa dalam melatih keterampilan yang dimiliki dengan bimbingan dari guru melalui pearantara LKS. LKS ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar. Selain itu penggunaan LKS ini dapat mengubah pola pembelajaran dari teacher centered menjadi student centered sehingga siswa yang 31 akan lebih aktif dalam proses pembelajaran dan pada akhirnya hasil belajar biologi siswa pun akan meningkat. Berdasarkan landasan teori dan hasil-hasil penelitian yang relavan, maka diduga LKS berbasis Keterampilan Generik Sains dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. D. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan kerangka pikir, maka peneliti mengajukan Hipotesis sebagai berikut : H0 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis keterampilan generik sains terhadap hasil belajar siswa biologi H1 : Terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis keterampilan generik sains terhadap hasil belajar siswa biologi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan bertempat di SMA Negeri 60 Jakarta. Adapun penelitian ini dilakukan pada semester ganjil pada tanggal 03 November tahun ajaran 2014/2015. B. Metode dan Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Metode ini memiliki kelompok kontrol namun tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 Penelitian ini menggunakan dua kelas penelitian, kelas pertama adalah kelompok kontrol, yaitu menggunakan metode ceramah dan tidak diberikan perlakuan LKS berbasis keterampilan generik sains dan kelas kedua adalah kelompok eksperimen, yaitu diberikan perlakuan LKS berbasis keterampilan generik sains. Rancangan penelitian yang digunakan adalah the nonequivalent control group design, dalam desain ini digunakan dua kelompok subjek, satu diantaranya diberikan perlakuan. Desain penelitiannya digambarkan pada Tabel 3.1. Sebagai berikut 2 : Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelas Pretest Perlakuan Posttest E OΔ± XΔ± Oβ K OΔ± - Oβ 1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2013), cet-16, h. 114 2 Ibid., h. 116 32 Keterangan : E: kelas eksperimen ( kelompok yang diberi perlakuan dengan LKS berbasis keterampilan generik sains) K: kelas kontrol (kelompok yang tidak diberi perlakuan dengan LKS berbasis keterampilan generik sains) OΔ±: pretest (tes awal yang sama pada kedua kelompok) Oβ: posttest (tes akhir yang sama pada kedua kelompok) XΔ± : perlakuan dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan generik sains Xβ : perlakuan dengan tidak menggunakan LKS berbasis keterampilan generik sains C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 60 Jakarta yang terdaftar dalam semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Populasi terjangkau yaitu siswa SMAN 60 Jakarta kelas X semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.3 Sampel yang dipilih dalam penelitian ini yaitu kelas X SMAN 60 Jakarta. Sampel adalah sebagian bagian dari populasi. 4 Dalam penelitian ini, penentuan sampel dilakukan dengan mengambil dua kelas. D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini diperoleh data berupa skor hasil belajar biologi siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar biologi siswa. Adapun urutan pengumpulan data dilakukan sebagai berikut: 3 Ibid., h. 124 S.Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Jakarta: PT. Rineka Cipta,2007), cet-6, h. 4 121 33 1. Dilakukan observasi untuk menentukan kelas-kelas yang akan dijadikan kelompok subjek penelitian serta menentukan kelas-kelas eksperimen yaitu yang akan diberi perlakuan dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan generik sains 2. Diberikan tes kemampuan awal (pretest) tentang konsep archaebacteria dan eubacteria di dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3. Diberikan treatment (perlakuan) kepada kelas yang dijadikan subjek penelitian pada pembahasan archaebacteria dan eubacteria, dengan perlakuan pemberian LKS berbasis keterampilan generik sains. 4. Diberikan tes kemampuan akhir (posttest) tentang archaebacteria dan eubacteria di kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal-soal yang sama. 5. Hasil tes yang diperoleh dari kedua kelompok perlakuan, yaitu: kelompok atau kelas kontrol yang diajar tanpa menggunakan LKS berbasis keterampilan generik sains dan kelompok atau kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan generik sains, untuk selanjutnya data yang telah diperoleh dianalisis dan dipersiapkan untuk membuat laporan penelitian. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. 5 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Instrumen Proses Pembelajaran Instrumen yang digunakan selama proses pembelajaran adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS) berbasis keterampilan generik sains untuk kelas eksperimen. LKS disusun melalui beberapa tahap yaitu, pertama melakukan analisis kurikulum 2013, bertujuan untuk menentukan materi-materi yang membutuhkan 5 Sugiyono, op. cit., h. 147 34 LKS yang tidak membutuhkan. Berdasarkan analisis diperoleh salah satu materi yang membutuhkan LKS adalah materi tentang Archaebacteria dan Eubacteria. Kedua, menyusun peta kebutuhan LKS, bertujuan untuk mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan sekuensi LKS. Ketiga, menentukan judul-judul LKS. Keempat, membuat LKS. Melakukan validasi desain LKS sebelum melakukan uji coba atau penggunaan instrumen. Validasi desain LKS pada penelitian ini diukur dengan validasi isi, yaitu melalui pengecekan dan pertimbangan dari dosen dan guru biologi. Berdasarkan pada tahap pengecekan dan penyempurnaan LKS, dilihat pada Tabel 3.2 berupa kisi-kisi instrumen validasi isi LKS berbasis Keterampilan Generik Sains : Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Isi LKS Berbasis Keterampilan Generik Sains No. 1. Variabel Kesesuaian desain Indikator a. Ukuran dengan b. Kepadatan tujuan No. Pernyataan Jumlah 1,2 2 3,4,5 3 10,18,19,20,21, 8 halaman pembelajaran c. Kejelasan 22,23,24 2. a. Kesesuaian bahasan topik dengan b. Struktur LKS berbasis KGS Kesesuaian materi tujuan 12,13,14 3 11 1 15,16 17 2 1 6,7 8,9 2 2 pembelajaran 3. Kesesuaian elemen dengan a. Rincian tugas b. Latihan tujuan pembelajaran 4. Kejelasan penyampaian a. Bahasa yang digunakan b. Pemilihan gambar dan daftar pustaka Jumlah soal 35 24 Validasi pertama dosen biologi meminta peneliti merevisi LKS pada bagian bahasa yang digunakan. Setelah dilakukan revisi, LKS draft I dilakukan kembali validasi oleh guru biologi. Sementara itu validasi kedua guru biologi tidak ada yang harus diperbaiki. Penilaian dilakukan menggunakan lembar validasi LKS yang terdiri dari empat aspek, yaitu kesesuaian desain dengan tujuan pembelajaran, kesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian elemen dengan tujuan pembelajaran, dan kejelasan penyampaian. Dari keempat aspek tersebut secara umum diperoleh persentase rata-rata 93.75% yang berarti hasil penilaian dari validator untuk LKS memiliki kriteria valid. Rekapitulasi data hasil validasi LKS oleh ahli terlihat pada Tabel 3.3 Tabel 3.3 Rekapitulasi Data Hasil Validasi LKS oleh Ahli No. 1. Variabel Kesesuaian desain dengan Indikator a. Ukuran b. Kepadatan halaman c. Kejelasan Rata-rata % 100% Kriteria Sangat Baik tujuan pembelajaran 2. Kesesuaian materi dengan tujuan a. Kesesuaian bahasan topik b. Struktur LKS berbasis KGS 100% c. Rincian tugas d. Latihan 100% Sangat baik pembelajaran 3. Kesesuaian elemen dengan Sangat Baik tujuan pembelajaran 4. Kejelasan penyampaian a. Bahasa yang digunakan b. Pemilihan gambar dan daftar pustaka Rata – rata 36 75% Baik 93.75% Sangat Baik 2. Kisi-kisi Instrumen Instrumen dalam penelitian terdiri atas tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes hasil belajar biologi siswa, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diberikan. Tes hasil belajar ini dalam bentuk tes objektif atau dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal dengan 5 pilihan. Jika jawaban benar maka diberikan nilai 1 dan jika jawaban salah maka diberi nilai 0. Data yang digunakan untuk hasil belajar soswa ranah kognitif adalah nilai hasil tes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Soal yang diberikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. Soal tes hasil belajar biologi diberikan sebelum dan setelah siswa mempelajari materi Achaebacteria dan Eubacteria dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan generik sains pada kelas eksperimen dan menggunakan LKS yang tidak berbasis keterampilan generik sains pada kelas kontrol. Adapun kisi-kisi instrumen tes terlihat pada Tabel 3.4 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Sub konsep Ciri-ciri archaebateria dan Eubacteria Klasifikasi archebacteria dan eubacteria Struktur tubuh bakteri Reproduksi bakteri Pengelompokkan bakteri Peranan bakteri pada kehidupan seharihari Jumlah Aspek kognitif C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah Soal yang Digunakan 1 4 11 5 6 8 9 - 7 - 15 16 17 19 18 - 5 21 - 23 24 25 29 5 - - 43 - - 3 30 32 41 42 34 35 37 38 6 44 - 45 - - 49 50 4 4 4 7 6 5 4 30 37 Instrumen nontes dilakukan dengan menggunakan penilaian kinerja dan angket respon siswa. Penilaian kinjerja merupakan penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagimana yang terjadi. 6 Jadi penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan kriteria tertentu. Penelitian ini penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa. Lembar observasi aktifitas siswa dilakukan dengan mengamati siswa selama pembelajaran dan memberikan penilaian pada akhir pertemuan oleh dua orang obesever yaitu pihak sekolah atau bidang studi di sekolah yang bersangkutan. Lembar observasi aktifitas siswa untuk arah vertikel menunjukkan perincian aspek yang akan diukur yang terdiri dari beberapa aspek tahap pembelajaran dan langkah pembelajaran keterampilan generik sains. Sedangkan untuk arah horizontal menunjukkan banyaknya skor yang dapat dicapai, skor tersebut antara satu sampai empat. Penilaian aspek keterampilan generik sains dimulai dari rentangan nilai satu sampai empat. Siswa dinilai secara berkelompok. Jika semua orang dari anggota kelompok melakukan semua aktifitas dengan sistematis maka mendapat nilai 4 (sangat baik). Jika hanya empat orang dari anggota kelompok melakukan semua aktifitas namun tidak sistematis maka mendapat nilai 3 (baik). Jika hanya dua orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, namun hanya ada beberapa yang terlaksana maka mendapat nilai 2 (cukup). Jika tidak ada orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, dan tidak terlaksana sama sekali, maka mendapat nilai 1 (kurang baik). Angket yang digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk mengethui respon siswa terhadap pembelajaran biologi dalam menggunakan lembar kerja siswa berbasis keterampilan generik sains pada konsep arcahebacteria dan eubacteria. Model angket yang digunakan adlah angket skala Likert yang 6 Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT. Prestasi Pustaka, 2010), h. 238 38 berbantuk ratting-scale. Adapun kisi-kisi intrusmen nontes angket respon siswa dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Respon Siswa No. Indikator Butir Butir Jumlah pertanyaan pertanyaan 1. Pembelajaran biologi sebelum positif (+) negatif (-) 1,3,5 2,4 5 6,9,10 7,8 5 12,14,15 11,13 5 16,17,18 19,20 5 12 8 20 menggunakan lembar kerja siswa 2. Implementasi lembar kerja siswa berbasis keterampilan generik sains 3. Komponen lembar kerja siswa berbasis keterampilan generik sains 4. Keterampilan generik sains yang terdapat dalam lembar kerja siswa Jumlah Instrumen nontes pada penelitian yang berupa angket. Skala yang digunakan pada lembar angket adalah skala Likert. Jawaban dari setiap item pada lembar angket aktivasi siswa yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi yang diberi skor pada Tabel 3.6 berikut: 7 Tabel 3.6 Skala Likert Angket 7 No. Skor Jawaban 1. 5 Sangat Baik 2. 4 Baik 3. 3 Cukup 4. 2 Kurang 5. 1 Sangat Kurang Sugiyono, op. cit., h. 135 39 Analisis data angket dilakukan melalui tahap pengumpulan data dari angket. Pernyataan dalam angket terbagi menjadi dua, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Menganalisis data angket yang menggunakan skala Likert dengan gradasi dari positif sampai sangat negatif dilakukan dengan cara memberikan skor pada setiap jawaban. Memberi skor untuk pernyataan positif adalah pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Skala Likert Angket Butir Positif Skor Jawaban 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Cukup 4 Setuju 5 Sangat Setuju Sementara itu untuk pernyataan negatif teknik pemberian skor pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Skala Likert Angket Butir Negatif Skor Jawaban 5 Sangat Tidak Setuju 4 Tidak Setuju 3 Cukup 2 Setuju 1 Sangat Setuju Selanjutnya data dari hasil perolehan skor diubah dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus: 8 Skor ideal = jumlah item x skor maksimal Angka persentase = ππ’πππβ π πππ π¦πππ ππππππππβ π πππ πππππ x 100% Kemudian persentase yang diperoleh, dikategorikan sesuai dengan interpretasi pada Tabel 3.9. 8 Ibid., h. 137 40 Tabel 3.9 Persentase Respon Siswa. 9 3. Persentase Kriteria 81% - 100% Baik Sekali 61% - 80% Baik 41% - 60% Cukup 21% - 40% Kurang 0% - 20% Sangat Kurang Kalibrasi Instrumen Menghitung kalibrasi instrument dalam penelitian ini penulis menggunakan program Anates yang dikembangkan oleh Karno TO dan Wibisono. Berikut langkah-langkah penggunaan anates: telah dibuka program anates, kemudian klik jalankan anates pilihan ganda, klik buat file baru, kemudian telah ditentukan jumlah subjek/siswa, telah ditentukan jumlah butir soal, telah ditentukan jumlah pilihan jawabab 1-5, kemudian ditulis nama/kode subjek pada kolom yang telah disediakan, ditulis kunci jawaban soal pada kolom yang telah disediakan, ditulis kunci jawaban subjek pada kolom yang telah disediakan, kemudian kembali ke menu utama, klik penyekoran, klik olah otomatis dan simpan data Mengetahui apakah soal-soal tersebut memenuhi syarat soal yang baik, maka dilakukan pengujian validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal. Berikut penjelasan kalibrasi instrumen. 1. Validitas dan Reliabilitas Validasi yang digunakan adalah validitas butir soal. Menurut Sugiyono, valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus korelasi product moment, yaitu: 10 rxy = 9 N (∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y ) {N ∑ X 2 }{ − (∑ X ) 2 N ∑ Y − (∑ Y ) 2 } Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), cet-9., h. 44 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2007), h.72 10 41 Keterangan: r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = jumlah siswa uji coba X = nilai-nilai item Y = nilai-nilai item ∑ XY = jumlah perkalian nilai-nilai X dan Y ∑ X = jumlah nilai-nilai X ∑Y = jumlah nilai-nilai Y Adapaun kriteria penafsiaran indeks validitas dapat dilihat pada Tabel 3.10 Tabel 3.10 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r. 11 Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.800 – 1.00 Sangat tinggi 0.600 – 0.800 Tinggi 0.400 – 0.600 Cukup 0.200 – 0.400 Rendah 0.00 – 0.200 Sangat rendah Berdasarkan hasil ujicoba instrumen yang dilakukan dikelas XI IPA, dari 50 butir soal diperoleh 30 butir soal yang valid dan 20 butir soal yang tidak valid. Soal yang valid tersebut akan digunakan sebagai instumen tes untuk ranah kognitif. Hasil perhitungan menggunakan program ANATES dapat dilihat pada lampiran 2B. Menentukan reliabilitas tes bentuk uraian dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Alpha, yaitu : 12 π11 = οΏ½ π π−1 οΏ½ οΏ½1 − 11 ∑ ππ ππ π π‘ 2 οΏ½ Ibid., h. 75 Sofyan, Feronika, Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006). h. 113 12 42 Keterangan: r 11 = reliabilitas instrumen ππ ππ = jumlah varians butir ππ = proposi jawaban salah untuk butir nomor i ππ π π‘ k 2 = proposi jawaban benar untuk butir nomor i = varians total = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Hasil perhitungan diperoleh bahwa nilai reabilitas tes ini adalah 0.87. Nilai ini termasuk kategori sangat tinggi. Karena itu, dapat disimpulkan instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelelitian ini. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program ANATES dapat dilihat pada lampiran 2B. 2. Uji Taraf Kesukaran Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal 13. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu soal digunakan rumus : P = B/JS P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai tingkat kesukaran dilihat pada Tabel 3.11. Tabel 3.11 Interpretasi Tingkat Kesukaran. 14 Nilai p Tingkat Kesukaran 0.00 < π ≤ 0.30 Sukar 0.30 < π ≤ 0.70 Sedang 0.70 < π < 1.00 Mudah 13 Suharsimi Arikunto, op. cit.,h.208 Ibid., h. 210 14 43 Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil perhitungan dilakukan dengan menggunakan program ANATES pada 50 soal yang diujicobakan diperoleh bahwa terdapat 2 soal kategori mudah, 8 soal kategori sukar, 34 soal katefori sedang, 6 soal kategori sangat sukar. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2B. 3. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. 15 Berikut ini rumus mencari daya pembeda soal: 16 D= Keterangan: J BA BB − = PA − PB jA J B = jumlah peserta didik JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu salah PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda soal dilihat pada Tabel 3.12. Tabel 3.12 Interpretasi Daya Pembeda Soal. 17 Nilai dp Interpretasi Daya Pembeda Soal 0,71 - 1,00 Sangat Baik 0,41 — 0,70 Baik 0,20 — 0,40 Cukup 0,00 — 0,20 Buruk Negatif Sangat Buruk 15 Ibid., h. 211 Ibid., h. 213 17 Ibid., h. 218 16 44 Daya pembeda yang diperoleh dari perhitungan Anates dapat diperoleh bahwa terdapat 11 butir soal yang memiliki daya pembeda jelek, 16 butir soal cukup, 19 butir soal baik, 4 butir soal baik sekali. Hasil perhitungan ANATES dapat dilihat pada lampiran 2B. F. Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Keterampilan Generik Sains Setiap aspek keterampilan generik sains mendapat rentangan skor yaitu, 4 sampai 0. Untuk mengetahui persentase ketercapaian keterampilan generik sains, digunakan rumus berikut ini: Skor maximum = jumlah responden x skor maximum KGS Persentase KGS = π πππ π ππ π€π ππππ π ππ‘πππ πΎπΊπ π πππ πππ₯πππ’π X 100% Persentase keterampilan generik sains siswa dikelompokkan dalam tiga kriteria. Kriteria keterampilan generik sains dapat dilihat pada Tabel 3.13 Tabel 3.13 Kriteria Keterampilan Generik Sains. 18 2. Rentang % Kriteria > 80 Tinggi 60-80 Sedang < 60 Rendah Teknik analisis data penilaian kinerja Penilaian kinerja dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui Keterampilan Generik Sains (KGS) siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Analisis pada assessment kinerja dilakukan dengan cara menjumlahkan semua indikator 18 Tina Yuni Astuti, Perbedaan Keterampilan Generik Sains Siswa Yang Diajar Melalui Metode Praktikum Dengan Metode Demostrasi. Skripsi (Jakarta : Program Studi Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,2013), h. 47 45 pada setiap aspek keterampilan generik sains, menghitung presentase setiap indikator, dan menghitung persentase keterampilan generik sains terlampir. Kriteria keterlaksanaan terlihat pada Tabel 3.14. 19 Tabel 3.14 Kategori Presentase 3. % Kategori Keterlaksanaan Interpretasi 0-20 Sangat Jelek 21-40 Jelek 41-60 Cukup 61-80 Baik 81-100 Sangat Baik Teknik analisis data tes hasil belajar aspek kognitif Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis supaya hasilnya dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Dalam pengolahan dan penganalisaan data tersebut digunakan statistik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan data tersebut adalah : a. Uji Normalitas Data Uji ini berfungsi untuk mengetahui apakah data keadaan awal populasi terdistrubusi normal atau tidak. Uji normalitas yang akan digunakan adalah rumus Liliefors, dengan rumus: 20 Lo = |F (Zi) – S(Zi)| Keterangan : 19 20 Lo = Harga mutlak terbesar F (Zi) = Peluang angka baku S (Zi) = Proporsi angka baku Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2005), h. 44 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito,2005), h. 466 46 Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: 1) Kolom X Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar 2) Kolom Zi Zi = ππ = Xi−X SD Keterangan : Zi = Skor Baku Xi = Skor data ke i X = Nilai rata-rata SD = Standar Deviasi 3) Kolom F(Zi) Nilai Zi dikonsultasikan pada daftar tabel (Tabel Z) 4) Kolom S(Zi) Kolom ini dicantumkan nilai yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut: π (ππ) = No.Res Jml.Res 5) Kolom |F (Zi) – S(Zi)| Merupakan harga mutlak dari selisih F(Zi) dan S(Zi) 6) Ditentukan nilai πΏ0 dengan harga terbesar dari harga mutlak selisih dan dibandingkan dengan πΏπππππ dari tabel liliefors. Dengan kriteria : πΏβππ‘π’ππ < πΏπππππ : data berdistribusi normal πΏβππ‘π’ππ > πΏπππππ : data berdistribusi tidak normal πΏπππππ atau nilai kritis untuk uji liliefors dengan n > 30 dan taraf nyata πΌ = 0,05 adalah πΏπππππ = 0,886 √π 7) Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka nilai πΏ0 dikonsultasikan ke dalam tabel nilai kritis L dengan 47 taraf signifikasi πΌ = 0,05. Kriteria pengujian populasi ini dianggap berdistribusi normal jika harga πΏ0 lebih kecil dari πΏπππππ (angka kritis) b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji, dengan langkah-langkah sebagai berikut 21 : 1) Telah ditentukan varians 2) Telah dihitung nilai F: 22 Varians Terbesar S12 F= = Varians Terkecil S22 3) Telah dihitung Ftabel dengan rumus: F tabel = F (α; db1, db2) dengan db1 = db varians terbesar/db pembilang = (n1-1) dan db2 = db varians terkecil/db penyebut = (n2-1). 4) Telah ditentukan kriteria pengujian H 0 yaitu: a) Jika F hitung < F tabel , maka H 0 diterima (data memiliki varians homogen). b) Jika F hitung > F tabel , maka H 0 ditolak (data tidak memiliki varians homogen). c. Pengujian Hipotesis Statistik Jika uji normalitas dan uji homogenitas telah terpenuhi maka dapat dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus t-tes. Adapun langkah-langkah untuk pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 1) Ditentukan hipotesis statistik H0 : µ 1 < µ 2 H1 : µ 1 > µ 2 21 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2013), h. 272 Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT. Refika Aditama,2010), h. 160 22 48 Keterangan: µ 1 : Nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa yang telah diajarkan dengan LKS berbasis keterampilan generik sains µ 2 : Nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa yang telah diajarkan secara konvensional tanpa LKS 2) Dihitung statistik uji a) Uji t untuk data yang terdistribusi normal dan homogen, menggunakan statistik parametrik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut: 23 Untuk n1 = n2 , dengan db = n1 + n2 − 2 t= X1 −X2 2 2 dimana s s sgabοΏ½ 1 + 2 n1 n2 sgab = οΏ½ ( n1 − 1)s21 + ( n2 −1) s22 (n1 +n2 )−2 Keterangan: t =harga uji statistik. X1 = rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen. X2 = rata-rata hasil belajar kelompok kontrol. S12 = varian data pada kelompok eksperimen. S22 = varian data pada kelompok kontrol. n1 = jumlah sampel kelas eksperimen. n2 = jumlah sampel kelas kontrol 3) Telah ditentukan statistik tabel : taraf α = 0.05, db = 34+34-2 = 66 4) Telah ditentukan kriteria pengujian a) Jika t hitung < t tabel maka H 0 diterima b) Jika t hitung > t tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima 23 Sugioyono, op. cit., h. 181 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Peneilitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Hasil data yang diperoleh berupa data hasil tes (pretest dan posttest) . Data hasil observasi pada masing-masing aspek keterampilan generik sains siswa yang disajikan dalam bentuk tabel dan angket respon siswa. Data hasil tes evaluasi menggunakan tes pilihan ganda yang diberikan kepada 68 siswa, yang terdiri dari 34 siswa kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan, yaitu menggunakan LKS berbasis KGS dan 34 siswa kelompok kontrol tidak menggunakan lembar kerja siswa berbasis keterampilan generik sains. Data lainnya didapat dari hasil observasi aktivitas siswa dan angket respon siswa. 1. Hasil Pretest Dilakukan pretest terhadap kelas eksperimen (X-IPA 2) dan kelas kontrol (X-IPA 3). Dimana data hasil pretest adalah mengukur tes kognitif untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang konsep Arcahebacteria dan Eubacteria. Berdasarkan perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai data dari nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. Dari kedua data tersebut terlihat bahwa, nilai terendah di masingmasing kelas yaitu kedua kelas mendapat nilai 27. Sedangkan nilai tertinggi 60, dengan rata-rata yang didapat tidak berbeda. Hal ini dapat dikatakan persentase jenjang kognitif awal perolehan pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan yang sama. 50 Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Kelas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. 1 Data 2. Kelas Kelas Eksperimen Kontrol Nilai Minimum 27 27 Nilai Maximum 60 60 Mean 43.47 41.00 Median 43.95 38.18 Modus 45.88 28.21 Standar Deviasi 10.62 11.85 Hasil Posttest Data hasil posttest merupakan data yang diambil setelah pelaksaan pembelajaran. Kelas eksperimen dilakukan pembelajaran menggunakan LKS berbasis KGS. Sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan LKS tidak berbasis KGS. Berdasarkan perhitungan statistika, maka didapat beberapa nilai data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 Banyak data masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 34 siswa yang dijadikan sampel. Dari kedua data tersebut terlihat bahwa nilai terendah pada kedua kelas sebesar 54, sedangkan nilai tertinggi pada kedua kelas adalah 90, tetapi nilai rata-rata (mean) untuk kelas eksperimen sebesar 71.06, sedangkan nilai rata-rata (mean) kelas kontrol sebesar 67.29. Kemudian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh pihak sekolah sebesar 60. Berdasarkan data tersebut dapat dipahami bahwa, peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan peningkatan yang terjadi pada kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar siswa dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa berbasis Keterampilan Generik Sains. 1 Lampiran 1C, h. 174 51 Tabel 4.2 Data Hasil Posttest Kelas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. 2 Data 3. Nilai minimum Kelas Eksperimen 54 Kelas Kontrol 54 Nilai maximum 90 90 Mean 71.06 67.29 Median 72.30 64.81 Modus 74.50 56.78 Standar Deviasi 8.991 10.05 Hasil Perhitungan Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Generik Sains Lembar Kerja Siswa berbasis Keterampilan Generik Sains siswa pada konsep Arcahebacteria dan Eubacteria yang diukur pada penelitian ini dibagi menjadi lima aspek, yaitu pengamatan langsung, kesadaran akan skala besaran, hubungan sebab akibat, pemodelan dan inferensia logika. Distribusi hasil persentase yang diperoleh siswa dalam LKS berbasis KGS dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Menunjukkan persentase masing-masing keterampilan siswa pada penggunaan lembar kerja siswa berbasis keterampilan generik sains yang rerata pencapaian nilainya tergolong tinggi (83.2%). Dari kelima keterampilan generik sains tersebut dapat dilihat bahwa, pencapaian indikator keterampilan generik sains dengan kriteria paling tinggi yang dimiliki siswa adalah keterampilan pengamatan langsung (91%) , hubungan sebab akibat (85%) dan inferensia logika (87%), tetapi pada indikator kesadaran akan skala besaran (79%) dan pemodelan (74%) masih dalam kriteria sedang. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman siswa tentang perbandingan ukuran benda yang 2 Lampiran 2C, h. 181 52 sesungguhnya dengan ukuran benda tiruannya, serta siswa kurang dapat mengungkapkan fenomena dalam bentuk sketsa, gambar dan tabel. Tabel 4.3 Hasil Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Generik Sains. 3 Keterampilan Pertemuan Pertemuan Jumlah Rata-rata Kriteria Generik Sains I II Pengamatan 91 91 182 91 Tinggi 79 - 79 79 Sedang 85 85 170 85 Tinggi Pemodelan 69 78 147 74 Sedang Inferensia 84 89 173 87 Tinggi 83.2 Tinggi langsung Kesadaran akan skala besaran Hubungan sebab akibat logika Rata – rata 4. Data Lembar Lembar Observasi Aktivasi Siswa Hasil observasi direkapitulasi dan dijumlahkan skor observer untuk setiap tahapan pembelajaran. Skor yang diperoleh kemudian dihitung persentasenya dan dikonversi menjadi data kualitatif. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5. Tabel 4.4, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata lembar observasi aktifitas siswa kelas eksperimen memperoleh persentase sebesar 92.8% (Sangat Baik). Artinya langkah pembelajaran generik sains telah melibatkan siswa dalam kegiatan belajar. Sehingga siswa dapat berperan aktif dalam menggali keterampilan dan memperkaya pemahan terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Kemudian LKS yang digunakan siswa dapat membimbing dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga siswa lebih mengerti dan mengerjakan LKS dengan baik dan benar. 3 Lampiran 4C, h. 190-194 53 Tabel 4.4 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen. 4 Tahapan Pembelajaran I II Rata-rata Persentase % Interpretasi Modeling 100 100 100 100% Sangat Baik Pelatihan 100 87.5 93.7 93.7% Sangat Baik Scaffolding 98.6 95.8 97.2 97.2% Sangat Baik Artikulasi 91.6 83.3 87.4 87.4% Sangat Baik Refleksi 87.4 81.2 84.3 84.3% Sangat Baik Eksplorasi 95.8 93.7 94.7 94.7% Sangat Baik Rata-rata 92.8% Sangat Baik Tabel 4.5, menunjukkan nilai rata-rata lembar observasi aktifitas siswa kelas kontrol memperoleh persentase sebesar 79.7% (Baik). Hal ini menunjukkan bahwa langkah pembelajaran generik sains telah melibatkan siswa dalam kegiatan belajar. Sehingga siswa dapat berperan aktif dalam menggali keterampilan dan memperkaya pemahan terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Namun, LKS yang digunakan siswa tidak dapat membimbing dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga siswa lebih kurang mengerti dalam mengerjakan LKS. Tabel 4.5 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 5 Tahapan Pembelajaran Modeling I II Rata-rata 100 100 100 100% Sangat Baik Pelatihan 87.5 66.6 77 77% Baik Scaffolding 62.4 63.8 63.1 63.1% Cukup Artikulasi 70.8 83.3 77 77% Sangat Baik Refleksi 77 79.1 78 78% Sangat Baik Eksplorasi 85.4 81.2 83.3 83.3% Sangat Baik Rata-rata % 79.7% 4 Lampiran 9C, h. 210 Lampiran 10C, h. 211 5 54 Persentase Interpretasi Sangat Baik 5. Data Angket Respon Siswa Hasil data angket direkapitulasi dan dijumlahkan skor masing-masing siswa untuk setiap indikator. Skor yang diperoleh kemudian dihitung persentasenya dan dikonversi menjadi data kualitatif. Hasil perhitungan dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini : Tabel 4.6 Persentase Angket Respon Siswa. 6 No. 1. Indikator Angket Pembelajaran Persentase Kesimpulan biologi sebelum 63% Cukup 76% Baik 78% Baik 77% Baik 73.5% Baik menggunakan lembar kerja siswa 2. Implementasi lembar kerja siswa berbasis keterampilan generik sains 3. Komponen lembar kerja siswa berbasis keterampilan generik sains 4. Keterampilan generik sains yang terdapat dalam LKS Rata-rata Tabel 4.6, menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran biologi sebelum menggunakan lembar kerja siswa (LKS) memperolehpersentase sebesar 63% (cukup). Setelah implemantasi Implementasi lembar kerja siswa berbasis keterampilan generik sains, persentase respon siswa meningkat menjadi 76% (baik). Hal ini menunjukkan bahwa, siswa cenderung lebih menyenangi pembelajaran dengan penggunaan lembar kerja siswa dibandingkan dengan buku pelajaran. Komponen Lembar Kerja Siswa berbasis Keterampilan Generik Sains sudah baik. Hal ini ditunjukkan oleh persentase pada indikator ketiga sebesar 78% (baik). Selain itu, keterampilan generik sains yang terdapat dalam lembar kerja siswa juga mendapat respon yang baik dari siswa. persentase respon siswa sebesar 77% (baik). Jadi berdasarkan data keseluruhan respon siswa, dapat dinyatakan 6 Lampiran 11C, h. 212 55 bahwa penerapan LKS berbasis keterampilan pada pembelajaran biologi konsep Archaebacteria dan Eubacteria lebih diterima siswa dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan buku pelajaran. B. Hasil Analisis 1. Uji Prasyarat Analisis Dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas. Berikut adalah hasil uji prasyarat yang dilakukan dalam penelitian ini : a. Uji normalitas Penelitian ini, uji normalitas diperoleh dengan menggunakan uji Lilifors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak, dengan melihat ketentuan bahwa data terdistribusi normal jika memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Perhitungan lengkap uji normalitas kedua data dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah rekapitulasi hasil pengujian normalitas data pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Menunjukkan keempat data terdistribusi normal. Nilai Lhitung data pretest pada kelompok eksperimen sebesar 0.133 sedangkan posttest sebesar 0.109 dan Ltabel pada taraf signifikasi 5% (a = 0.05) adalah sebesar 0.151, terlihat bahwa data pretest 0.133 < 0.152 (Lhitung < Ltabel) dan data posttest 0.109 < 0.151 (Lhitung < Ltabel) pada kelompok eksperimen. Hal ini menunjukkan data pretest dan posttest untuk kelompok eksperimen terdistribusi normal. Hasil Lhitung untuk data pretest kelompok kontrol 0.126, sedangkan posttest sebesar 0.144. Ltabel pada taraf signifikasi 5% (a= 0.05) untuk kelas kontrol adalah sebebsar 0.151, terlihat bahwa data pretest 0. 126 < 0.152 (Lhitung < Ltabel) dan data posttest 0.144< 0.151 (Lhitung < Ltabel). Hal ini menunjukkan bahwa data pretest dan data posttest untuk kelompok kontrol terdistribusi normal. 56 Tabel 4.7 Rekapitulasi hasil uji normalitas Lilifors pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol. 7 Statistik b. Pretest Posttest Lhitung Kelompok eksperimen 0.133 Kelompok kontrol 0.126 Kelompok Kelompok eksperimen kontrol 0.109 0.144 Ltabel 0.151 0.151 0.151 0.151 Keputusan Normal Normal Normal Normal Uji Homogenitas Setelah kedua kelompok penelitian tersebut dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki varians yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji Fisher (Uji F). Kedua kelompok dinyatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel. Perhitungan secara lengkap untuk uji homogenitas kedua kelas dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil pengujian homogenitas pada kelompok eksperimen dan kontrol pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Menunjukkan data pretest untuk kelompok eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen pada taraf signifikansi 5% (a = 0.05), db1 =33 dan db2 = 33 dengan nilai Fhitung sebesar 1.24. Perolehan ini menunjukkan bahwa kelompok eksperimen maupun kontrol berasal dari populasi yang homogen karena memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel, sedangkan data posttest untuk kelompok eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen pada taraf signifikansi 5% (a = 0.05), db1 = 33 dan db2 = 33 dengan nilai Fhitung sebesar 1.58. Perolehan ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kontrol berasal dari populasi yang homogen karena memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel. Sehingga dapat dinyatakan bahwa hasil pretest dan posttest pada kelompok 7 Lampiran 1C & 2C, h. 174-185 57 eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan siswa yang sama pada saat pretest maupun posttest. Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil uji homogenitas data pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol. 8 Statistik Pretest Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol 112.923 140.484 101.644 Nilai Varians 2. Posttest 161.001 Nilai Fhitung 1.24 1.58 Nilai Ftabel 1.76 1.76 Keputusan Homogen Homogen Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik diperoleh bahwa data yang terstribusi normal dan kemampuan siswa pada kedua kelompok yang homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis tes statistik parametrik. Perhitungan untuk menentukan nilai thitung disajikan pada lampiran. Untuk lebih jelasnya tentang hasil perhitungan pretest, penulis sajikan dalam bentuk Tabel. 4.9 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest. 9 Statistik Pretest π‘βππ‘π’ππ 0.90 Keputusan π»0 diterima π‘π‘ππππ 1.66 Nilai π»0 dapat dilihat pada hasil perhitungan uji hipotesis dengan taraf signifikansi 5%. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan uji hipotesis, yaitu Jika t hitung > t tabel , maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dari tabel 4.9diatas, 8 9 Lampiran 1C & 2C , h. 180-187 Lampiran 3C, h. 188 58 pengujian hipotesis pretest terlihat bahwa π‘βππ‘π’ππ berada di daerah penerimaan π»0 artinya tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Kemudian hasil perhitungan posttest, penulis sajikan dalam bentuk Tabel 4.10 Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest. 10 Statistik Posttest π‘βππ‘π’ππ 1.87 Keputusan π»0 ditolak π‘π‘ππππ 1.66 Dari Tabel 4.10, menunjukkan hasil pengujian hipotesis posttest menunjukan bahwa t hitung berada didaerah penolakan π»0 pada taraf signifikansi 5%. Artinya terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. C. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan generik sains sebagai kelas eksperimen dengan yang tidak menggunakan LKS berbasis sebagai kelas kontrol. Berdasarkan data hasil pretest yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda. Hal ini dapat dikatakan bahwa kemampuan awal kelas eskperimen dan kelas kontrol sama. Posttest yang telah dilakukan, memberikan nilai kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama-sama mengalami perubahan. Namun, kelas eksperimen menghasilkan nilai lebih unggul dibandingkan dengan nilai kelas kontrol. Nilai lebih unggul tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata 10 Lampiran 3C, h.189 59 (mean) siswa kelas eksperimen yang menggunakan LKS berbasis KGS dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan LKS tidak berbasis KGS. Kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata sebesar 71.06 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai 67.29. Mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilakukan uji-t dengan taraf signifikasi 5% dan db 66 terhadap rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari uji-t yang dilakukan di dapatkan hasil nilai π‘βππ‘π’ππ = 1.87 sedangkan π‘π‘ππππ = 1.66, sehingga π»1 dapat diterima karena nilai π‘βππ‘π’ππ > π‘π‘ππππ , dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis keterampilan generik sains terhadap hasil belajar siswa pada konsep Archaebcateria dan Eubacteria. Lembar kerja siswa berbasis keterampilan generik sains yang digunakan dalam pembelajaran telah memberikan dampak yang cukup baik, karena rerata pencapaian nilainya tergolong tinggi (83.2). Dari kelima keterampilan generik sains tersebut dapat dilihat bahwa, pencapaian indikator keterampilan generik sains dengan kriteria paling tinggi yang dimiliki siswa adalah keterampilan pengamatan langsung (91%) , hubungan sebab akibat (85%) dan inferensia logika (87%), namun pada indikator kesadaran akan skala besaran (79%) dan pemodelan (74%) masih dalam kriteria sedang. Hal ini dapat disebabkan karena siswa kurangnya pemahaman mengenai perbandingan ukuran benda yang sesungguhnya dengan ukuran benda tiruannya, serta siswa kurang dapat mengungkapkan fenomena dalam bentuk sketsa, gambar dan tabel. Data hasil belajar tersebut didukung dengan hasil lembar observasi aktifitas siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menunjukkan bahwa langkah pembelajaran generik sains pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Pada kelas eksperimen memperoleh persentase sebesar 92.8% (Sangat Baik), sedangkan pada kelas kontrol memperoleh persentase 79.7% (Baik). Langkah pembelajaran generik sains telah melibatkan siswa dalam kegiatan belajar. Sehingga siswa dapat berperan aktif dalam menggali keterampilan dan memperkaya pemahan terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Kemudian LKS yang digunakan siswa dapat membimbing dalam pelaksanaan pembelajaran, 60 sehingga siswa lebih mengerti dan mengerjakan LKS dengan baik dan benar. Akan tetapi pada kelas kontrol, LKS yang digunakan siswa tidak dapat membimbing dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga siswa kurang mengerti dalam mengerjakan LKS. Pada kegiatan praktikum, siswa diberi kebebasan untuk menemukan sendiri materi yang akan dipelajari dengan mengamati suatu objek secara langsung, menggambarkan hasil pengamatan objek, menjelaskan karakteristik objek, kemudian memberikan kesimpulan dari hasil kegiatan praktikum. Data lain yang mendukung adalah data hasil angket respon siswa yang menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran penggunaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis keterampilan generik sains (KGS) pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria memperoleh persentase sebesar 73.5% (baik). Jadi dapat dinyatakan bahwa penggunaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis keterampilan generik sains (KGS) konsep archaebacteria dan eubacteria dapat diterima oleh siswa. kelebihan utama dari Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis keterampilan generik sains ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan erat dengan materi yang dipraktikumkan. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Sunyono yang berjudul “Pengembangan Model Lembar Kerja Siswa Berorientasi Keterampilan Generik Sains Pada Materi Kesetimbangan Kimia”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa LKS yang dikembangkan dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan tidak lagi cenderung mengandalkan guru sebagai satu-satunya sumber informasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas. 11 Kemudian hal tersebut juga sejalan oleh penelitian Tina Yuni Astuti, yang berjudul “Perbedaan Keterampilan Generik Sains Siswa yang Diajar Melalui Metode Praktikum Dengan Metode Demonstrasi Pada Konsep Jamur”. Hasil penelitian menyatakan berdasarkan pengujian hipotesis statistik uji-t yang diperoleh π‘βππ‘π’ππ (3.79) > π‘π‘ππππ (2.02) dengan kesimpulan bahwa keterampilan 11 Sunyono, Pengembangan Model Lembar Kerja Siswa Berorientasi Keterampilan Generik Sains Pada Materi Kestembingan Kimia, Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia (Solo : Universitas Lampung, 2010), h.467 61 generik sains siswa yang diajarkan melalui praktikum lebih unggul dibandingkan dengan metode demonstrasi. 12 Hal ini didukung oleh Nurrohman, Agus Suyatna, Chandra Ertikanto. Dalam jurnal yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Keterampilan Generik Sains (KGS) Materi Tekanan“ bahwa penelitian ini adalah kegiatan yang ada pada LKS secara langsung dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, memudahkan siswa dalam melakukan percobaan kerena LKS sudah tersusun secara runtut, memudahkan siswa dalam merumuskan kesimpulan. Dan hasil belajar siswa yang diberi perlakuan menggunakan LKS dapat menuntaskan tujuan pembelajaran. 13 Walapun terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penggunaan LKS berbasis KGS yang masih tergolong dalam kriteria sedang, harus tetap dilatih dengan KGS. Kemampuan merupakan hasil interaksi kompleks antara pengetahuan dengan keterampilan sehingga untuk menguasainya diperlukan interaksi yang berulang kali dan waktu yang relatif lama. 14 Sehingga diperlukan ketelitian dan kesabaran untuk melatih keterampilan tersebut. Peran guru dalam memberikan praktikum pengalaman belajar kepada siswa dengan penggunaan dan mengisi lembar kerja siswa metode sangat besar peranannya bagi peningkatan keterampilan generik sains. Hasil perbandingan posttest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa dalam menggunakan LKS berbasis KGS. 12 Tina Yuni Astuti. Perbedaan Keterampilan Generik Sains Siswa Yang Diajar Melalui Metode Praktikum Dengan Metode Demostrasi. Skripsi (Jakarta : Program Studi Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,2013), hal ii 13 Nurrohman, Agus Suyatna, Chandra Ertikanto, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Keterampilan Generik Sains (KGS) Materi Tekanan, (Pendidikan Fisika FKIP unila, h. 64 14 Taufik Rahman, dkk, Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan Generik (P3BKG) dan Profil Pencapaiannya,(Studi Deskriptif pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan Calon Guru Biologi), h. 194. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA vol, II No.2,Juli 2008 62 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis keterampilan generik sains pada konsep archaebacteria dan eubacteria. Hal tersebut didasarkan pada hasil posttest melalui uji t dengan nilai π‘βππ‘π’ππ = 1.87 dan π‘π‘ππππ = 1.66, sehingga π»0 ditolak karena nilai π‘βππ‘π’ππ >π‘π‘ππππ . Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dimana kelas ekspeimen memiliki hasil belajar yang lebih unggul dibanidngkan dengan kelas kontrol B. Saran Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, penulis mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang adalah sebagai berikut : 1. Untuk memastikan pengaruh LKS terhadap hasil belajar siswa, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengunakan LKS ini ditempat yang berbeda. 2. Komponen Lembar Kerja Siswa berbasis Keterampilan Generik Sains, sebaiknya di uji validatas terlebih dahulu ke sekolah yang bersangkutan agar LKS yang dibuat sesuai dengan keadaan sekolah dan peserta didik. 3. Pemberian angket setelah pembelajaran menggunakan LKS untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui persepsi anak terhadap pembelajaran dengan menggunakan LKS. 4. Guru harus lebih teliti dalam memilih isi materi yang akan disajikan dalan LKS, materi yang dipilih harus bersifat kontekstual agar dapat membuat siswa tertarik dan termotivasi untuk belajar. 63 64 DAFTAR PUSTAKA Anwar, Muhammad, dkk. 2012. Desain Lembaran Kerja Mahasiswa Berbasis Pembelajaran Aktif-Kooperatif untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Mahasiswa (Penerapan pada Topik Mekanisme Reaksi). Jurnal Chemica Vol. 13 Nomor 1 Juni 2012, 1 -13 Arikunto, Suharsimi, 2007. Manejemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi, 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara Arsyad, Azhar, 2011. Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Astuti, Tina Yuni. 2013. Perbedaan Keterampilan Generik Sains Siswa Yang Diajar Melalui Metode Praktikum Dengan Metode Demostrasi. Skripsi Program Studi Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. Tidak dipublikasikan Brotosiswoyo, 2011. Pekerti Mipa-Hakikat Pembelajaran Fisika. Jakarta : PEKERTI – MIPA Callan, Victor J, 2003. Generic skill. Understanding Vocational Education and Training Teacher and Student Attitudes. Australia :National Centre for Vocational Education Research Ltd Dimyati, dan Mudjono, 2006, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta Dwi, Nur Apriani. 2012. Pembelajaran Learning Cyle 7E Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Generik Sains Siswa. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang. chem in edu 2 (1) George, Reena, 2011. Fostering Generic Skills Through Participatory Learning Stategies. IJFPSS, Vol.1, No.1, pp. 14-16 Gibb, Jennifer, 2004. Generic skills in Vocation Eduacation and Training, Research Readings. Australia National Centre for Vocational Education Research Ltd I Md Supardi Yasa, Madri Antari, Sumantri. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Kemampuan Generik Sains Terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa SD Kelas V Di Kelurahan Banyuasri. Banyuasri : Universitas Pendidikan Ganesha Siangaraja 65 Kamila Devi, Poppy. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Guru SMP, Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA Loeloek Endah Poerwati & Sofan Amri, 2013, Kurikulum 2013. Jakarta : PT. Prestasi pustakaraya Marno, 2012, Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: DIPTAIS Maulana, Peranan Lembar Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Aritmatika Sosial Berdasarkan Pendekatan Realistik. Bandung : Studi Deskriptif Di Kelas 1-C Sltp Negeri 27 Mayasari, Fitra, 2009. Pendesain LKS Matematika Interaktif Model E-Learning Berbasis Web di kelas X SMA Negeri 3 Palembang. Palembang Ngurah P,I Gusti, 2005, Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Dengan Metode PQ4R Berbantuan LKS dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 4 Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. Ni Made Pujiani, Liliasari dan Dhani herdiwijaya, Pembekalan Keterampilan Laboratorium Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains, Prosiding Seminar Nasional. Nurrohman, Agus Suyatna, Chandra Ertikanto, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Keterampilan Generik Sains (KGS) Materi Tekanan, Pendidikan Fisika FKIP unila, h. 55 Prastowo, Andi. 2011. Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta : DIVA press Purwanto, 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar Rahman, Taufik. 2008. Pengembangan Program Pembelajaran Praktikum Unutk Meningkatkan Kemampuan Generik Calon Guru Biologi, Bandung : Disertasi Pada Pasca Sarjana (S3) Pendidikan UPI Bandung, tidak dipublikasikan Rahman, Taufik, Nuryani, Rustaman, Nana Syaodih Sukmadinata, Anna Poedjiadi. 2008. “Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan Generik (P3BKG) Dan Profil Pencapaiannya”.Bandung : FPMIPA UPI. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA vol, II No.2,Juli 2008 Ramlawati, Liliasari, Ana Ratna Wulan, Pengembangan Model Assesmen Portofolio Elektronik (APE) untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Mahasiswa, (Universitas Negeri Makassar : Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, 2012). Jurnal Chemica Vol. 13 Nomor 1 Juni 2012,31-41 66 Ratna Dewi, Susanti. 2012. Analisis dan Pengembangan LKS Eksperimen Berbasis Lingkungan Pada Konsep Laju Reaksi. Jakarta : Skripsi sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. S. Margono, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakara: PT.Rineka Cipta Saptorini, 2008. Peningkatan Ketampilan Generik Sains Bagi Mahasiswa Melalui Perkuliahan Praktikum Kimia Analisis Instrumen Berbasis Inkuiri. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 1. Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sofyan, Tonih Feronika. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta Sunyono. 2010. Produksi Model LKS Dan Media Animasi Berorientasi Keterampilan Generik Sains Pada Materi Kimia Kelas X SMA. Bandar lampung : Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia_Solo. Jurnal penelitian pendidikan. Susetyo, Budi. 2010. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama Suwarna, Iwan Permana. 2011. Mengembangkan Keterampilan Generik Pada Matakuliah IPBA. Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu Triantro, 2010. Mengembangkan Model Pembalajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka 67 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan Alokasi Waktu : SMAN 60 Jakarta : IPA (Biologi) : X (Sepuluh)/ 1 : 1 Pertemuan : 3 x 45 menit A. Kompetensi Inti 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archabacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-ciri bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis 4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis C. Indikator 1. Melakukan pengamatan ciri-ciri dan bentuk sel eubacteria 2. Menggolongkan archaebateria dan eubacteria berdasarkan ciri-cirinya 3. Menjelaskan struktur tubuh, reproduksi dan pengelompokkan bakteri 4. Menjelaskan perbedaan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif 5. Mengolah data berdasarkan hasil pengamatan bakteri 6. Membuat laporan hasil pengamatan bakteri 68 D. Tujuan pembelajaran 1. Siswa dapat melakukan pengamatan ciri-ciri dan bentuk Archaebacteria dan Eubacteria 2. Siswa dapat menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciricirinya 3. Siswa dapat Menjelaskan struktur tubuh, reproduksi dan pengelompokkan bakteri 4. Siswa dapat menjelaskan perbedaan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif 5. Siswa dapat mengolah data berdasarkan hasil pengamatan bakteri 6. Siswa dapat Membuat laporan hasil pengamatan bakteri E. Materi 1. Archaebacteria Archaebacteria dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu : a. Metanogen : hidup di lingkungan anaerobik, memperoleh makanan dengan membusukkan sisa-sisa bahan organic, meghasilkan gas metana, contoh : Methanopyrus dan Methanobacterium b. Halofil : hidup di lingkungan berkadar garam tinggi. Contoh Halococcus. c. Termoasidofil : hidup bersuhu tinggi dan bersifat asam, umumnya autotrof dan mengoksidasi sulfur. Contoh Sulfolobu 2. Ciri-ciri Umum bakteri Ciri – ciri bakteri yaitu : Organisme uniselluler ( tubuhnya terdiri atas satu sel saja), prokariot (tidak memiliki membran inti sel ), Umumnya tidak memiliki klorofil, Memiliki panjang tubuh sekitar 1 - 10 mikrometer dan lebar antara 0.5 – 1 mikrometer, hidup bebas atau parasit, dinding sel tersusun atas peptidoglikan (ikatan polisakarida dan protein), membrane sel tersusun dari fosfolipid dan protein, ada yang bergerak dengan flagel, di lingkungan buruk dapat membentuk endospora 3. Struktur sel bakteri a. Struktur Dasar Bakteri : 1) Dinding sel : tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram 69 positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis). 2) Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein. Di bagian dalam membran plasma terdapat lekukan-lekukan yang disebut mesosom. 3) Mesosom : daerah bagian dalam membran plasma yang mengalami lipatan. Fungsinya diduga sebagai organel respirasi sel. berarti mesosom menggantikan peranan organel mitikondria pada sel eukariotik. Namun keberadaan mesosom itu sendiri masih diperdebatkan sampai sekarang. 4) Sitoplasma adalah cairan sel. di dalam sitoplasma terdapat organel-organel dari sel seperti ribosom, mitokondria, retikulum endoplasma, dan lain sebagainya. 5) Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma berbentuk bulat-bulat kecil, tersusun atas protein dan RNA. Fungsinya untuk sintesa protein 6) Granula untuk menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan. b. Struktur tambahan bakteri : 1) Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air. 2) Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Bentuknya mirip cambuk 3) Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus. 4) Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis. 5) Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis. 70 6) Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif yang terbentuk jika kondisi lingkungan tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. 4. Bentuk bakteri : Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) 5. Bakteri gram positif dan gram negative a. Bakteri Gram Positif : Bakteri Gram positif biasanya adalah dalam nuansa gelap, mereka memiliki warna biru tua dan gelap nuansa ungu ketika mereka menjalani proses mengejan. b. Bakteri Gram Negatif : Sebuah bakteri gram negatif tidak memiliki dinding sel, tetapi membran dan jalur protein konstituennya yang mengalami interaksi tertentu. Selama proses melelahkan, warna mereka berubah menjadi kemerahan atau dalam nuansa merah muda. Jika semakin parah mungkin sangat berbahaya bagi pasien. 6. Reproduksi bakteri a. Reproduksi secara Aseksual : Bakteri dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri (pembelahan biner) pada lingkungan yang tepat atau sesuai. Reproduksi bakteri dapat berlangsung dengan sangat cepat. Pada keadaan optimal, beberapa jenis bakteri dapat membelah setiap 20 menit. Anda bisa menghitung jumlah bakteri hasil reproduksi dalam waktu 1 jam atau 1 hari, dengan rumus 2n (n jumlah pembelahan). Pada kondisi yang kurang menguntungkan, sel-sel bakteri dapat mempertahankan diri dengan pembentukan spora (endospora). Endospora artinya spora yang terbentuk di dalam bakteri. Akan tetapi, ada pula jenis bakteri yang akan mati karena perubahan faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini adalah cahaya matahari 71 yang terus-menerus, kenaikan suhu, kekeringan, dan adanya zat-zat penghambat dan pembunuh bakteri, seperti antibiotika dan desinfektan. b. Reproduksi secara Seksual : Perkembangbiakan parasekual bakteri dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi. 1) Transformasi, adalah pemindahan potongan materi genetik atau DNA dari luar ke sel bakteri penerima. Dalam proses ini, tidak terjadi kontak langsung antara bakteri pemberi DNA dan penerima. Contoh : Streptococcus pneumonia, Bacillus, Haemopphilus, Neisseria dan Pseudomonas. 2) Konjugasi, yaitu pertukaran materi genetik dengan cara membentuk bangunan/ jembatan/selubung untuk menyalurkan materi genetiknya, atau reproduksi bakteri yang belum diketahui jenis kelaminnya. 3) Transduksi, adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima dengan perantaraan virus. Dalam hal ini, protein virus yang berfungsi sebagai cangkang digunakan untuk pembungkus dan membawa DNA bakteri pemberi menuju sel penerima. 72 F. Strategi dan Metode Pembelajan Strategi : Kemampuan Genrik Sains Metode : Eksperimen, Tanya jawab G. Langkah-langkah Pembelajaran Langkah Kegiatan guru pembelajaran Pendahuluan (45 menit) Tahap ο· Guru menyampaikan Modeling salam, menanyakan kabar dan mengkondisikan siswa ο· Meminta ketua kelas untuk memimpin do’a ο· Mengabsen kehadiran siswa ο· Guru meminta siswa untuk membuat kelompok 1-6 orang dan guru memberikan LKS pada masingmasing siswa ο· Menyampaikan indikator pembelajaran ο· Guru bertanya kepada siswa siapa yang pertama kali menemukan bakteri? ο· Guru menceritakan awal penemuan bakteri ο· Guru memulai dengan mendemonstrasikan alat kerja untuk Kegiatan Siswa Nilai karakter ο· Siswa menjawab salam, menjawab kabar baik dan tertib ο· Siswa berdo’a ο· Siswa mendengarkan guru mengabsen ο· Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang indikator pembelajaran ο· Siswa membentuk kelompok 1-6 orang dan masing–masing siswa mendapatkan LKS Agama, moral, disiplin, rasa ingin tahu, disiplin, tanggung jawab, peduli ο· Siswa menyiapkan diri untuk belajar ο· Siswa menjawab pertanyaan guru ο· Siswa mendengarkan penjelasan guru ο· Siswa melihat demonstrasi guru cara mengamati sel bakteri 73 ο· pengamatan sel bakteri Guru menyebutkan fungsi dan cara kerja alat penggunaan mikroskop Kegitan Inti (80 menit) Pelatihan ο· Setelah guru mendemonstrasikan dan menjelaskan alat kerja untuk pengamatan sel bakteri, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba melakukan nya Scaffolding ο· Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang perbedaan archaebakteria dan eubacteria Merumuskan masalah ο Guru meminta peserta didik untuk menulis jawaban pertanyaan gambar pada archaebacteri dan eubacteria dalam LKS ο Guru meminta siswa untuk merumuskan masalah tentang pengamatan sel bakteri dalam ο· Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai fungsi dan cara kerja penggunaan mikroskop ο· Siswa melatih dirinya dalam menggunakan alat kerja untuk pengamatan sel bakteri Keberanian, bijaksana, disiplin, kerja sama dan bertanggung jawab ο· Siswa menjawab pertanyaan guru perbedaan archaebacteria dan eubacteria Keberanian, bijaksana, disiplin, kerja sama dan bertanggung jawab ο· Siswa menulis jawaban perntayaan tentang gambar yang terdapat dalam LKS ο· Siswa merumuskan masalah tentang pengamatan sel bakteri dalam LKS 74 LKS Mengumpulkan data ο· Guru meminta siswa untuk mencari dan mengumpulkan literature tentang archaebateria, Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan literature bagaimana struktur sel bakteri, bentuk-bentuk bakteri, Bakteri gram positif dan gram negative, Cara hidup bakteri, Reproduksi bakteri, Klasifikasi bakteri Mengamati ο· Guru meminta siswa melakukan pengamatan sel bakteri pada media agar-agar ο· Mengamati struktur serta bagian pada bakteri dan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS Artikulasi ο· Siswa mencari dan mengumpulkan literature tentang arcahebacteri dan eubacteria : struktur sel bakteri, bentukbentuk bakteri, Bakteri gram positif dan gram negative, Cara hidup bakteri, Reproduksi bakteri, Klasifikasi bakteri ο· Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan pengamatan sel bakteri ο· Siswa mengamati sel bakteri pada media agar-agar yang berbeda dan mengisi LKS Mengasosiasi ο· Guru meminta perwakilan pada setiap kelompok dengan pertanyaan yang berbeda didepan kelas. Diantaranya untuk menyebutkan ο· Siswa menjawab pertanyaan guru dengan pertanyaan yang berbeda pada setiap kelompok didepan kelas Keberanian, bijaksana, disiplin, kerja sama dan bertanggung jawab 75 sel bakteri apa saja yang didapat pada hasil pengataman, menyebutkan cara reproduksi bakteri, apa perbedaan bakteri positif dan negative dengan jawaban yang telah dikerjakan di dalam LKS Refleksi Mengkomunikasi ο· ο· Guru meminta siswa untuk mengkomunikasikan hasil percobaan yang didapat Guru menyuruh siswa untuk membuat laporan hasil pengamatan bakteri yang terdapat dalam LKS Penutup (10 menit) Eksplorasi ο· Guru meminta siswa untuk memberikan hasil kesimpulan materi yang telah dipelajari dan menulis dalam LKS ο· Guru meminta siswa mengumpulkan tugas tersebut. ο· Guru meminta siswa untuk merapikan alat dan bahan praktikum ο· Guru meminta peserta didik berdo’a sebelum pulang Keberanian, bijaksana, ο· Siswa disiplin, mengkomunikasikan hasil percobaan yang kerja sama dan didapat bertanggung ο· Setiap siswa membuat jawab laporan hasil pengamatan bakteri dengan mengisi LKS ο· Siswa memberikan hasil kesimpulan materi yang telah dipelajari dan menuliskannya dalam LKS ο· Siswa mengumpulkan LKS ο· Siswa merapikan alat dan bahan praktikum yang telah dipakai ο· Siswa berdo’a sebelum pulang Disiplin, tanggung jawab, agama 76 H. Teknik dan Bentuk Instrumen Teknik Tes tertulis Tes untuk kerja Portofolio Instrument Pretest dan Posttest Lembar observasi dan rubrik Lembar kerja siswa berbasis generik sains dan rubrik I. 1. Sumber Belajar Karmana, oman. 2013. Biologi Untuk Kelas X SMA. Grafindo Media Pratama 2. Noor, meiry f. 2012. Penuntun dan Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah 3. Pujiayanto,Sri. 2014. Menjelajah Dunia Biologi. Jakarta : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri 4. Widayati, sri,dkk. 2009. Biologi Sma/Ma Kelas X. Jakarta : Pusat perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional 5. Internet, power point, LCD, LAPTOP Guru Bidang Studi Jakarta, 03 November 2014 Peneliti Widyati Etty Y, S.Pd NIP. 196206281985012001 Faiza El Jannati NIM. 1110016100008 77 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan Alokasi Waktu : SMAN 60 Jakarta : IPA (Biologi) : X (Sepuluh)/ 1 : 2 Pertemuan : 3 x 45 menit A. Kompetensi Inti 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archabacteria dan Eubacteria bedasarkan ciri-ciri bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis 4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan bedasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis C. Indikator 1. Melakukan pengamatan kegiatan dan produk yang memanfaatkan bakteri 2. Membuat laporan tertulis hasil percobaan pemanfaatan bakteri D. Tujuan pembelajaran 1. Siswa dapat melakukan peran bakteri dalam kehidupan 2. Siswa dapat menggali teori pemanfaatan bakteri 3. Siswa dapat membuat hipotesis pemanfaatan bakteri 4. Siswa dapat membuat kesimpulan hasil peran bakteri dalam kehidupan 5. Siswa dapat membuat laporan hasil peran bakteri dalam kehidupan 78 E. Materi 1. Peran bakteri dalam kehidupan sehari-hari : bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun yang merugikan, yaitu : a. Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut : 1) Pembusukan/penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia coli. 2) Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya : a) Acetobacter pada pembuatan asam cuka b) Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt c) Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco d) Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt. 3) Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum. 4) Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter yang berperan dalam proses nitrifikasi mengikat Nitrogen bebas di udara dalam bentuk akhir ion nitrat yang dibutuhkan tanaman. 5) Penghasil antibiotik contohnya adalah a) Bacillus polymyxa penghasil antibiotik untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif b) Bacillus subtilis penghasil antibiotik untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif c) Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan TBC 6) Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. F. Metode Pembelajan Strategi : Kemampuan Genrik Sains Metode : Eksperimen, Tanya Jawab G. Langkah-langkah Pembelajaran Langkah Kegiatan guru Kegiatan siswa pembelajaran Nilai karakter Pendahuluan (40 menit) Pemodelan ο· Guru salam, kabar menyampaikan menanyakan dan mengkondisikan siswa ο· Meminta ketua kelas ο· Siswa menjawab Melakukan salam, menjawab do’a kabar baik dan sebelum tertib ο· Siswa berdo’a dan sesudah pembelajar 79 untuk memimpin do’a ο· ο· Siswa an, santun, Mengabsen kehadiran mendengarkan disiplin, siswa guru mengabsen peduli ο· Siswa ο· Guru meminta peserta membentuk didik untuk membuat kelompok kelompok yang terdiri dari 1-6 orang. ο· Pemusatan perhatian dan memotivasi siswa ο· melihat gambar yang ditayangkan dengan gambar nata de soya melalui power point ο· Apersepsi: ο Apakah dapat bakteri bermanfaat ο· Siswa menjawab pertanyaan guru bagi manusia? ο· Guru menjelaskan tujuan pembelajaran ο· Siswa mendengarkan penjelasan yang akan dicapai guru tentang tujuan pembelajaran ο· Guru menayangkan ο· Siswa melihat vedio cara pembuatan demonstrasi cara nata pembuatan de menjelasan soya dan mengenai nata de soya dan siswa fungsi dan cara kerja mendengarkan pembuatan penjelasan soya nata de guru mengenai fungsi dan cara kerja 80 pembuatan nata de soya Kegiatan Inti (85 menit) Pelatihan ο· Setelah guru mendemonstrasikan Bertanggun ο· Siswa melatih g jawab, dalam jujur, teliti, dan menjelaskan alat dirinya kerja untuk pembuatan menggunakan nata alat kerja untuk lingkungan, de soya, guru pembuatan memberikan kesempatan kepada peduli nata gotong royong, de soya rasa siswa untuk mencoba ingin tahu melakukan nya dengan bahan utama (kacang kedelai) yang dipanaskan, sudah sehingga siswa bisa melanjutkannya Scaffolding Merumuskan masalah ο· Guru meminta siswa untuk merumuskan masalah pembuatan tentang nata de ο· Siswa Keberanian, bijaksana, merumuskan masalah tentang disiplin, pembuatan nata kerja sama de soya di tulis dan soya dalam LKS bertanggun dalam LKS g jawab Mengumpulkan Data ο· Guru meminta siswa mencari informasi ο· Siswa mencari dan manfaat dan kerugian mengumpulkan nata literatur tentang de pemanfaat soya dan bakteri manfaat dan 81 dibidang lain kerugian nata de soya serta pemanfaatan bakteri dibidang lain Mengamati ο· Guru meminta siswa untuk mengamati ο· Siswa mengamati pembuatan nata de soya pembuatan nata sebelum dan sesudah de soya pembuatan nata de soya mencatat dan mencatatnya dalam hasilnya dalam LKS LKS sebelum di inkubasi. dan Setelah di Inkubasi 12 jam siswa memberikan laporan kepada guru dengan mengisi LKS Artikulasi Mengasosiasi ο· Guru ο· Siswa menjawab Keberanian, meminta perwakilan siswa untuk menjawab pertanyaan yang berbeda pada tiap kelompok tentang hasil pembuatan nata de soya Refleksi Mengkomunikasi pertanyaan guru bijaksana, disiplin, dengan pertanyaan yang kerja sama berbeda pada dan setiap kelompok bertanggun didepan kelas g jawab 82 ο· ο· Guru meminta siswa ο· Siswa Keberanian, untuk mengkomunikasi mengkomunikasikan kan hasil bijaksana, hasil percobaan yang percobaan yang disiplin, didapat didapat kerja sama dan Guru menyuruh siswa untuk membuat laporan hasil pengamatan pembuatan soya ο· Setiap siswa bertanggun membuat laporan g jawab sementara nata yang hasil de pengamatan nata terdapat de soya. Setelah dalam LKS di Inkubasi jam 12 siswa memberikan laporan kepada guru dengan mengisi LKS Penutup (10 menit) Eksplorasi ο· Guru meminta siswa untuk memberikan hasil kesimpulan materi yang dipelajari ο· telah dan tanggung kesimpulan yang jawab, materi telah dipelajari agama dan menulis menuliskannya kesimpulan didalam LKS dalam LKS Guru meminta siswa ο· Siswa mengumpulkan tugas tersebut. ο· ο· Siswa membuat Disiplin, mengumpulkan LKS Guru meminta kembali ο· Siswa siswa untuk mendengarkan di 83 mempelajari materi lagi. ο· pengarahan saran guru Guru meminta peserta ο· Siswa didik berdo’a sebelum berdo’a sebelum pulang pulang H. Penilaian Teknik Instrument Tes tertulis Pretest dan Posttest Tes untuk kerja Lembar observasi dan rubrik Lembar kerja siswa berbasis generik sains dan rubrik Portofolio I. Sumber Belajar 1. Noor, meiry f. 2012. Penuntun dan Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah 2. Oman Karmana. 2007. CERDAS BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA. Jakarta : Erlangga 3. Syamsuri Istamar,dkk. 2007. BIOLOGI UNTUK SMA KELAS X. Jakarta : Erlangga 4. Internet, power point, LCD, LAPTOP Guru Bidang Studi Jakarta, 10 November 2014 Peneliti Widyati Etty Y, S.Pd Faiza El Jannati NIP. 196206281985012001 NIM. 1110016100008 84 Instrumen Soal Pretest dan Post Test 1. Berikut yang bukan ciri-ciri Archaebacteria, adalah….. a. Memiliki RNA polymerase sederhana b. Cara hidupnya hanya bersifat heterotrof c. Penyusun dinding sel terdiri dari lipid dan selulosa d. Memiliki RNA polymerase kompleks 4. e. Organism eukariotik 2. Arcahebacteri merupakan organisme b. Dinding sel mengandung peptidoglikan c. Intron tidak ada d. Bersel satu e. RNA polymerase terdiri dari beberapa jenis Ada beberapa bakteri yang bersifat fotoautotrof, bakteri ini memiliki… a. Klorosom c. Kapsul d. Vakuola b. Klorofil e. Fimbriae 5. Untuk melihat struktur bakteri harus prokariot, karena a. Memiliki membran inti b. Mengandung lipid menggunakan mikroskop. c. Tidak mengandung lipid dikarenakan d. Menghasilkan ATP Ukuran sebenarnya dari bakteri adalah : e. Tidak memiliki membran inti a. 8 x 0,5 – 1 mikron d. 5x0.5 –1 mikron bakteri Hal berukuran ini kecil. b. 10 x 0,5 – 1 mikron e. 5x 0.5 – 2 mikron 3. Perhatikan penyataan berikut! 1) Bakteri dapat hidup di dalam tubuh c. 10 x 0.5 – 2 mikron 6. Gambar bakteri diatas yang terdapat pada hasil pengamatan merupakan sel bakteri 2) Bakteri memiliki dinding sel tersusun berbentuk coccus dengan perbesaran? atas peptidoglikan organisme maupun diluar lingkungan 3) Bakteri dapat dilihat oleh mata jika terdapat dalam makanan 4) Bakteri tidak dapat menghambat a. 0 kali d. 100 kali b. 50 kali e. 400 kali pertumbuhan c. 40 kali 5) Bakteri dapat dilihat oleh mata jika 7. Arcahebacteri disebut sebagai bakteri kuno, hidup parasit dalam tubuh hewan karena Pernyataan yang tepat sebagai alasan pada a. Karena organism eukariot & prokariot ciri-ciri bakteri adalah b. Karena organism eukariot a. 5 saja c. 1 dan 2 e. 3 dan 5 c. Karena organism prokariot b. 2 dan 5 d. 3 dan 4 d. Karena bukan organism eukariot 4. Diantara karakteristik berikut ini yang e. Karena bukan organism prokariot manakah dimiliki bersama oleh 8. Cyanobacteria dikelompokkan dalaam archaebacteria dan eubacteria? eubacteria karena a. Memiliki intron a. Berklorofil dan dapat berfotosintesis 85 b. Dapat b. Eukariotik dan besifat autotrof d. Prokariotik dan membrane baik bila berada dalam lingkungan sel yang kaya akan bahan organik mengandung hidrokarbon e. Prokariotik dan dinding sel mengandung d. Proses hidupnya akan berjalan dengan baik bila berada dalam lingkungan pepridoglikan seorang dari c. Proses hidupnya akan berjalan dengan peptidoglikan Saat energy senyawa anorganik c. Dinding sel tipis dan tidak mengandung 9. memperoleh peneliti melakukan yang suhunya rendah uji e. Memerlukan oksigen bebas untuk respirasi menemukan bakteri tersebut berwarna 12. Perhatikan tabel berikut! ungu. Dari hasil penelitian tersebut dapat pewarnaan terhadap Actinomycetes, ia No. Nama Bakteri Hasil Pewarnaan 1. Azotobacter Merah termasuk … 2. Eubacterium Violet a. Bakteri Gram Positif 3. Arachnia Violet b. Bakteri Gram Negatif 4. P. aeruginosa Merah disimpulkan bahwa Actinomycetes c. Bakteri ungu Berdasarkan tabel diatas, bakteri manakah d. Bakteri fotosintetik yang berada dalam satu kelompok? e. Bakteri Kemoautotrof a. Bakteri 1,2 merupakan Gram negative 10. Pada kelompok proteobacteria, bakteri b. Bakteri 2, 4 merupakan Gram positif yang dapat bersimbiosis pada akar kacang- c. Bakteri 2, 3 merupakan Gram negative kacangan membentuk d. Bakteri 3, 4 merupakan Gram positif bintik akar dan berperan untuk memfiksasi e. Bakteri 1, 4 merupakan Gram positif (Legiminoceae) nitrogen. Hal tersebut dapat dilakukan oleh 13. Saat bakteri.. seorang peneliti melakukan pengamatan, bahwa Bakteri mengandung a. Chromatium sp plasmid, yaitu : b. Salmonella thyposa a. RNA hasil transkripsi c. Rhizobium sp b. RNA hasil translasi d. Streptomyces sp c. DNA replikasi e. Mycoplasma pneumonia d. DNA nonkromosom sirkuler 11. Pernyataan berikut dibawah ini yang mendukung pernyataan bakteri 14. Berikut merupakan struktur bakteri, yang tergolong kemosintesis adalah a. Dapat memperoleh senyawa organic energy e. DNA kromosom sirkuler telah ditemukan seorang ahli ilmuwan, dari sesuai pengamatan. Manakah yang 86 berfungsi membantu menempel pada Gambar koloni Nama koloni a sesama anggota koloni Spirochaeta b Monobacillus a. 1 c. 3 b. 2 d. 7 c e. 8 Monobacillus 15. Bakteri dapat diwarnai dengan pewarnaan d Streptobacillus gram, hal ini dikarenakan dinding sel bakteri mengandung.. a. Selulosa e Diplococcus c. Kitin d. Protein b. Peptidoglikan e. Glikan 16. Penyataan yang merupakan 19. Bakteri dibawah ini mempunyai jumlah dan mengenai struktur dan fungsinya pada bakteri adalah.. a. Dinding sel berfungsi dalam repduksi letaknya flagelnya di dua kelompok yang masing-masing di ujung tubuhnya merupakan sel b. Sitoplasma untuk fotosintesis c. Ribosom untuk melindungi sel d. Membran plasma untuk pertukaran zat e. Granula penyimpanan menghasilkan energy mengatur a. Monotrik d. Peritrik b. Atrik e. Amfitrik c. Lopotrik 20. Berikan nama bakteri berdasarkan jumlah untuk dan letak flagelnya dengan urutan yang benar pada gambar dibawah ini! 17. Pada struktur bakteri ada yang memiliki kemampuanlokomosi/melakukan gerakan karena struktur bakteri memiliki.. (1) (2) a. Flagella c. Endospora d. Kapsul a. Monotrik dan Amfitrik b. Atrik dan peritrik b. Klorosom e. Pilli c. Peritrik dan atrik 18. Pasangan yang tepat gambar koloni bakteri d. Amfitrik dan monotrik dengan nama koloni bakteri berikut e. Lopotrik dan amfitrik adalah… 21. Vibrio cholerae merupakan bakteri penyebab penyakit kolera pada manusia. Penamaan bakteri tersebut berhubungan dengan … 87 a. bentuk bakteri yang seperti tanda baca 4) Perpindahan materi genetik dan sitoplasma. Urutan tahapan terjadinya koma b. Jenis wabah kolera yang disebabkannya di Mesir c. sifat hidupnya yang merugikan manusia konjugasi adalah a. 1-3-2-4 c. 4-1-3-2 b. 2-4-1-3 d. 3-1-4-2 e. 1-4-2-3 d. kebutuhannya terhadap oksigen yang 25. Berikut tahapan dalam pembelahan binner 1) Terbentuk dua kopi DNA identik bersifat anaerob fakultatif e. jenis metabolismenya yang bersifat 2) Terbentuk dinding sel pemisah 3) Replikasi DNA fermentatif 22. Perhatikan gambar berikut ! Perhatikan gambar berikut ! 4) Pembagian sitoplasma Urutan tahapan pembelahan binner yang benar adalah.. (1) (2) (3) a. 3-1-4-2 c. 2-4-1-3 d. 1-3-2-4 b. 3-2-4-1 e. 4-2-3-1 26. Proses transformasi pada bakteri terjadi jika a. Plasmid dari bakteri satu pindah ke (4) bakteri lain (5) Bakteri Bacillus anthracis berbentuk seperti gambar nomor…. b. Sitoplasma dari bakteri satu pindah ke a. 1 b.2 c. 3 d.4 e. 5 23. Bakteri dapat hidup pada berbagai macam c. Spora dari bakteri yang satu pindah ke habitat. Jika keadaan tidak sesuai dengan d. Kromosom dari bakteri yang satu pindah bakteri tersebut, maka bakteri akan bakteri lain bakteri lain ke bakteri lain e. Mesosom dari bakteri yang satu pindah membentuk ke bakteri lain a. Kapsid dan kloroplas 27. Pada b. Endospora dan kapsid pemeriksaan air minum untuk c. Flagella dan selaput lender memeriksa ada dan tidaknya pencemaran d. Selaput lendir dan endospora oleh tinja manusia digunakan tolak ukur e. Flagella dan endospora kehadiran salah satu bakteri usus yang 24. Berikut ini adalah tahapan dalam konjugasi manusia yaitu.. 1) Rekombinan DNA a. Salmonella tyhposa d. Streptomyces sp 2) Terbentuk saluran konjugasi 3) Bakteri penerima pembelahan binner bukan pathogen tetapi keluar bersama tinja DNA melakukan b. Vibrio cholera e. Escherichia coli c. Balantidium coli 88 28. Tabel berikut, merupakan nama bakteri e. Gejala yang dialami termasuk dengan peranannya. Manakah Pasangan disebabkan oleh bakteri Treponema yang benar…. pallidum Nama Bakteri a. Bacillus Peranan Penghasil thuringiensis biosida paku Azolla pinnata dapat dimanfaatkan (insektisida alam) untuk menyuburkan sawah karena Nitrosomonas b. Nitrosomonas Dapat membebaskan Penghasil asam cuka botulinum d. Anabaena dapat berfotosintesis b. Azolla dapat mengubah nitrogen menjadi ammonia Membentuk senyawa nitrit dan nitrat e. Acetobacter a. Anabaena menghasilkan glukosa nitrogen ke udara c. Clostridium 30. Simbiosis antara Anabaena azollae dan c. Anabaena dapat membuat nitrogen bebas dari udara Penghasil alcohol d. Anabaena dapat mengikat nitrogen dalam tanah 29. Seorang anak remaja mengalami gejala diawali demam lebih dari seminggu. Perut terasa sakit. Mulanya seperti orang mau flu,Tidak disertai gejala batuk pilek. Demamnya sukar turun walau minum obat dan disertai nyeri kepala hebat. Perut terasa tidak enak, dan tidak bisa buang air beberapa hari. Pernyataan hipotesis yang benar menurut diagnose tersebut adalah a. Gejala yang dialami disebabkan karena penyakit maag b. Gejala yang dialami termasuk disebabkan oleh bakteri Salmonella thyposa c. Gelaja yang dialami tidak disebabkan oleh virus Treponema pallidum d. Gejala yang dialami tidak disebabkan oleh virus Salmonella thyposa e. Azolla dapat bebas dari udara memfiksasi nitrogen Lampiran 2A KISI-KISI INSTUMEN PENELITIAN Jenjang Sekolah : SMAN 60 Jakarta Mata Pelajaran : Biologi Alokasi waktu : 90 menit Jumlah soal : 50 Bentuk soal : Tes Objektif Pilhan Ganda Kompetensi Inti : KI-3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu meng-gunakan metode, sesuai kaidah keilmuan. 89 Kompetensi Dasar : 3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archabacteria dan Eubacteria bedasarkan ciri-ciri bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis 4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan bedasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis Subkonsep Indikator Ciri-ciri archaebateria dan Eubacteria Menyebutkan ciriciri archaebacteria dan eubacteria Menyebutkan ciriciri kelompok archaebacteria Soal 1. Berikut ini yang bukan ciri-ciri yang Archaebacteria, adalah a. Memiliki RNA polymerase sederhana b. Cara hidupnya hanya bersifat heterotrof c. Penyusun dinding sel terdiri dari lipid dan selulosa d. Memiliki RNA polymerase kompleks e. Organism eukariotik 2. Halobacterium termasuk archaebateria, karena hidup lingkungan… a. Salinitas rendah b. Salinitas tinggi c. Bersifat asam d. Bersifat basa 90 Jawaban A di B Aspek Kognitif C1 C1 Menjelaskan ciri-ciri bakteri Menguraikan ciriciri archaebacteria Menyimpulkan pernyataan yang tepat mengenai ciriciri bakteri e. Bersuhu tinggi 3. Karena adanya beberapa bakteri yang bersifat fotoautotrof, maka B bakteri dengan sifat ini memiliki.. a. Klorosom d. Vakuola b. Klorofil e. Fimbriae c. Kapsul 4. Arcahebacteri merupakan organisme prokariot, karena E a. Memiliki membran inti b. Mengandung lipid c. Tidak mengandung lipid d. Menghasilkan ATP e. Tidak memiliki membran inti 5. Perhatikan penyataan berikut! C 1. Bakteri dapat hidup di dalam tubuh organism maupun diluar lingkungan 2. Bakteri memiliki dinding sel tersusun atas peptidoglikan 3. Bakteri dapat dilihat oleh mata jika terdapat dalam makanan 4. Bakteri tidak dapat menghambat pertumbuhan 5. Bakteri dapat dilihat oleh mata jika hidup parasit dalam tubuh hewan Pernyataan yang tepat sebagai alasan pada ciri-ciri bakteri adalah a. 5 saja c. 1 dan 2 e. 3 dan 4 b. 2 dan 5 d. 3 dan 5 91 C2 C2 C3 Menganalisis ciriciri pada archebateria dan eubacteria Menganalisis pengamatan bakteri Menyebutkan ciriciri bakteri pada ukuran bakteri 6. Diantara karakteristik berikut ini yang manakah dimiliki bersama D oleh archaebacteria dan eubacteria? a. Memiliki intron b. Dinding sel mengandung peptidoglikan c. Intron tidak ada d. Bersel satu e. RNA polymerase terdiri dari beberapa jenis 7. Untuk membuktikan bahwa suatu bakteri hidup, yang paling D baik dilakukan adalah a. Mengamati gerakan bakteri b. Memeriksa adanya DNA dan RNA c. Mengamati aktivitas metabolism d. Pewarnaan bakteri e. Membiakan bakteri pada medium 8. Untuk melihat struktur bakteri harus menggunakan mikroskop. B Hal ini dikarenakan bakteri berukuran kecil. Ukuran sebenarnya dari bakteri adalah : a. 8 x 0,5 – 1 mikron d. 5 x 0.5 – 1 mikron b. 10 x 0,5 – 1 mikron e. 5 x 0.5 – 2 mikron c. 10 x 0.5 – 2 mikron 92 C4 C4 C5 Menghitung jumlah sel bakteri Memperjelas ciri-ciri bakteri pada praktikum pengamatan bakteri Menjelaskan arti dari archaebcateria Klasfikasi archaebacteria Menyebutkan jenis bakteri C 9. Gambar bakteri diatas yang terdapat pada hasil pengamatan merupakan sel bakteri berbentuk coccus dengan perbesaran? a. 0 kali d. 100 kali b. 50 kali e. 400 kali c. 40 kali 10. Untuk memperjelas bahwa suatu bakteri itu hidup, maka yang A paling baik dilakukan adalah a. Melakukan pewarnaan bakteri b. Mengamati gerakan bakteri c. Memeriksa adanya DNA dan RNA d. Mengamati aktivitas metabolism e. Mengamati protein 11. Arcahebacteri disebut sebagai bakteri kuno, karena C a. Karena termasuk golongan organism eukariot dan prokariot b.Karena termasuk golongan organism eukariot c. Karena termasuk golongan organism prokariot d.Karena bukan termasuk golongan organism eukariot e. Karena bukan termasuk golongan organism prokariot 12. Berikut ini yang bukan merupakan tipe flagella pada bakteri E adalah … 93 C5 C6 C2 C1 dan eubacteria Menyebutkan ciri pewarnaan gram positif Menyimpulkan fungsi Cyanobacteria Menjelaskan golongan bakteri pada cyanobacteria Mengklasifikasikan a. Lofotrik d. amfitrik b. Monotrik e. politrik c. Atrik 13. Bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan peptodoglikan yang tebal disebut … a. Gram positif b.Gram negative c. Heterotrof d.Aerob e. Anaerob 14. Selubung lendir pada Cyanobacteria berfungsi untuk a. Melindungi diri dari lingkungan asam b.Menjaga bentuk sel agar tetap c. Melakukan respirasi dan fotosintesis d.Mencegah sel dari kekeringan dan memudahkan bergerak e. Memudahkan proses reproduksi dan metabolisme 15. Cyanobacteria dikelompokkan dalaam eubacteria karena a. Berklorofil dan dapat berfotosintesis b. Eukariotik dan besifat autotrof c. Dinding sel tipis dan tidak mengandung peptidoglikan d. Prokariotik dan membrane sel mengandung hidrokarbon e. Prokariotik dan dinding sel mengandung pepridoglikan 16. Saat seorang peneliti melakukan uji pewarnaan terhadap 94 A C1 D C3 E C2 A C3 bakteri Menyelidiki spesies bakteri pada kelompok proteobacteria Menimbang klasifikasi bakteri Actinomycetes, ia menemukan bakteri tersebut berwarna ungu. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Actinomycetes termasuk … a. bakteri Gram positif b. bakteri gram negative c. bakteri ungu d. bakteri fotosintetik e. bakteri kemoautotrof 17. Pada kelompok proteobacteria, bakteri yang dapat bersimbiosis C pada akar kacang-kacangan (Legiminoceae) membentuk bintik akar dan berperan untuk memfiksasi nitrogen. Hal tersebut dapat dilakukan oleh bakteri.. a. Chromatium sp b.Salmonella thyposa c. Rhizobium sp d.Streptomyces sp e. Mycoplasma pneumonia 18. Pernyataan berikut dibawah ini yang mendukung pernyataan B bakteri tergolong kemosintesis adalah a. Dapat memperoleh energy dari senyawa organic b.Dapat memperoleh energy dari senyawa anorganik c. Proses hidupnya akan berjalan dengan baik bila berada dalam lingkungan yang kaya akan bahan organic 95 C4 C5 Memilih jenis bakteri Gram yang berada dalam satu golongan Mengkatagorikan golongan bakteri pada cyanobacteria d. Proses hidupnya akan berjalan dengan baik bila berada dalam lingkungan yang suhunya rendah e. Memerlukan oksigen bebas untuk respirasi 19. Perhatikan tabel berikut! C No. Nama Bakteri Hasil Pewarnaan 1. Azotobacter Merah 2. Eubacterium Violet 3. Arachnia Violet 4. P. aeruginosa Merah Berdasarkan tabel diatas, bakteri manakah yang berada dalam satu kelompok? a. Bakteri 1 dan 2 merupakan Gram negatif b. Bakteri 2 dan 4 merupakan Gram positif c. Bakteri 2 dan 3 merupakan Gram negatif d. Bakteri 3 dan 4 merupakan Gram positif e. Bakteri 1 dan 4 merupakan Gram positif 20. Berikut adalah tipe-tipe bakteri B 1) Gram positif 2) Gram negative 3) Heterotrof 4) Autotrof 5) Fotosintetik 96 C5 C6 Struktur tubuh bakteri Menyebutkan struktur bakteri Menyebutkan fungsi pada struktur bakteri Menyelidiki struktur 6) Kemosintetik Cyanobakteria termasuk kategori golongan bakteri a. 1,3 dan 5 b. 2,4 dan 5 c. 2,3 dan 6 d. 3,5 dan 6 e. 1,4 dan 6 21. Saat seorang peneliti melakukan pengamatan, bahwa Bakteri D mengandung plasmid, yaitu : a. RNA hasil transkripsi b. RNA hasil translasi c. DNA replikasi d. DNA nonkromosom sirkuler e. DNA kromosom sirkuler 22. Saat seorang peneliti melakukan pengamatan, mengatakan D bahwa struktur bakteri memiliki mesosom, yang berfungsi untuk a. Sintesis makanan b. Sintesis protein c. Menyimpan cadangan makanan d. Menghasilkan energy e. Melindungi sel 23. Berikut merupakan struktur bakteri, yang telah ditemukan D 97 C1 C1 C3 beserta fungsinya pada bakteri Menganalisis struktur bakteri Menimbang struktur bakteri dan fungsinya seorang ahli ilmuwan, sesuai pengamatan Manakah yang berfungsi membantu menempel pada sesama anggota koloni a. 1 b. 2 c. 3 d.7 e. 8 24. Bakteri dapat diwarnai dengan pewarnaan gram, hal ini D dikarenakan dinding sel bakteri mengandung.. a. Selulosa b. Peptidoglikan c. Kitin d. Protein e. Glikan 25. Penyataan yang merupakan mengenai struktur dan fungsinya D pada bakteri adalah.. a. Dinding sel berfungsi dalam repduksi sel b. Sitoplasma untuk fotosintesis 98 C4 C5 Menimbang reproduksi bakteri Menimbang struktur dan fungsi pada bakteri c. Ribosom untuk melindungi sel d. Membran plasma untuk mengatur pertukaran zat e. Granula penyimpanan untuk menghasilkan energi 26. Lihat gambar berikut! A B C5 B C5 B Pernyataan yang benar adalah a. A dan B tidak mampu bereplikasi b. A dan B mampu bereplikasi c. Hanya A yang mampu bereplikasi d. Hanya B yang mampu bereplikasi e. A = plasmid 27. Simak pernyataan berikut : 1. Alat pelekat pada sel inang 2. Pengikat antarsel bakteri untuk membentuk koloni 3. Mempertahankan diri terhadap lingkungan buruk 4. Saluran penghubung untuk transfer DNA saat konjugasi 5. Meningkatkan resistensi terhadap sistem pertahanan inang Kapsul pada bakteri berfungsi untuk a. 1 dan 3 d. 2 dan 5 b. 1 dan 4 e. 3 dan 5 c. 2 dan 4 99 Menghubungkan strukur dan fungsinya Kelompok bakteri berdasarkan bentuk-bentuk sel koloni, habitat, cara memperoleh Memasangkan gambar dengan nama koloni 28. Simak pernyataan berikut : A 1. Alat pelekat pada sel inang 2. Pengikat antarsel bakteri untuk membentuk koloni 3. Mempertahankan diri terhadap lingkungan buruk 4. Saluran penghubung untuk transfer DNA saat konjugasi 5. Meningkatkan resistensi terhadap sistem pertahanan inang pili pada bakteri berfungsi untuk a. 1 dan 3 d. 2 dan 5 b. 1 dan 4 e. 3 dan 5 c. 2 dan 4 29. Pada struktur bakteri ada yang memiliki kemampuan A lokomosi/melakukan gerakan karena struktur bakteri memiliki.. a. Flagella b. Klorosom c. Endospora d. Kapsul e. Pili 30. Perhatiakan tabel dibawah ini! D 31. Bentuk sel koloni Nama koloni 1) Spirochaeta 100 C5 C6 C1 makanan dan kebutuhan oksigen 2) Monobacillus 3) Monobacillus 4) Streptobacillus 5) Diplococcus Berdasarkan tabel diatas, manakah pasangan yang tepat pada gambar koloni bakteri dengan nama koloni bakteri berikut adalah a) 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 Menganalisis cara memperoleh nutrisi 31. Organisme fotoautotrof menggunakan A a. cahaya sebagai sumber energi dan CO2 sebagai sumber 101 C1 suatu bakteri Mengurutkan jumlah dan letak flagelnya Mengkatagorikan jenis koloni karbon b. cahaya sebagai sumber energi dan metana sebagai sumber karbon c. nitrogen sebagai sumber energi dan CO2 sebagai sumber karbon d. CO2 sebagai sumber energi dan sumber karbon e. H2 S sebagai sumber energi dan CO2 sebagai sumber karbon 32. Bakteri dibawah ini mempunyai jumlah dan letaknya flagelnya B di dua kelompok yang masing-masing di ujung tubuhnya merupakan a. Monotrik b. Atrik c. Lopotrik d. Peritrik e. Amfitrik 33. Bakteri yang bulat bergerombol seperti buah anggur termasuk C bakteri jenis koloni… a. Sarcina b. Streptococcus c. Staphylococcus 102 C2 C2 Mengurutkan jumlah dan letak flagelnya Mengkaitkan bentuk bakteri dengan penamaannya d. Monococcus e. Diplococcus 34. Berikan nama bakteri berdasarkan jumlah dan letak flagelnya B dengan urutan yang benar pada gambar dibawah ini! (1) (2) a. Monotrik dan Amfitrik b. Atrik dan peritrik c. Peritrik dan atrik d. Amfitrik dan monotrik e. Lopotrik dan amfitrik 35. Vibrio cholerae merupakan bakteri penyebab penyakit kolera A pada manusia. Penamaan bakteri tersebut berhubungan dengan.. a. bentuk bakteri yang seperti tanda baca koma b. Jenis wabah kolera yang disebabkannya di Mesir c. sifat hidupnya yang merugikan manusia d. kebutuhannya terhadap oksigen yang bersifat anaerob fakultatif e. jenis metabolismenya yang bersifat fermentatif 103 C3 C4 Menganalisis koloni bakteri jenis Menganalisis bentuk bakteri 36. Jenis koloni bakteri bentuk batang a. Spiral, vibrio, monobasil b. Monobasil, diplobasil, vibrio c. Spiral, spiroseta, vibrio d. Tetracoccus, monococcus, sarcina e. Diplobasil, monobacasil, streptobasil E C4 37. Perhatikan gambar berikut ! A C5 (1) (2) (3) (4) (5) Ketika seorang peneliti, menemukan bakteri, diduga bakteri tersebut adalah Bakteri Bacillus anthracis. Sesuai dengan namanya bakteri tersebut berbentuk pada nomor.. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 104 Menghubungkan struktur bakteri dengan habitat Menganalisis bentuk bakteri Reproduksi bakteri Meninjau cara reproduksi bakteri 38. Bakteri dapat hidup pada berbagai macam habitat. Jika keadaan D tidak sesuai dengan bakteri tersebut, maka bakteri akan membentuk a. Kapsid dan kloroplas b. Endospora dan kapsid c. Flagella dan selaput lender d. Selaput lendir dan endospora e. Flagella dan endospora 39. Bacillus antarachis adalah penyebab penyakit antrax pada C hewan ternak dan jika dilihat dengan penggunaan mikroskop, bakteri tersebut berbentuk.. a. Bulat b. Kotak c. Batang d. Koma e. Spiral 40. Bakteri memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi A secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual pada bakteri terjadi melalui.. a. Konjugasi b. Pembelahan binner c. Perkawinan bakteri jantan dan betina d. Pertukaran materi genetik 105 C6 C4 C1 Mengurutkan tahapan konjugasi Mengurutkan tahapan reproduksi bakteri pada pembelahan binner e. Perkawinan yang bersifat hermaprodit 41. Berikut ini adalah tahapan dalam konjugasi 1) Rekombinan DNA 2) Terbentuk saluran konjugasi 3) Bakteri penerima DNA melakukan pembelahan binner 4) Perpindahan materi genetic dan sitoplasma Urutan tahapan terjadinya konjugasi adalah a. 1-3-2-4 b. 2-4-1-3 c. 3-1-4-2 d. 4-1-3-2 e. 1-4-2-3 42. Berikut tahapan dalam pembelahan binner 1) Terbentuk dua kopi DNA identik 2) Terbentuk dinding sel pemisah 3) Replikasi DNA 4) Pembagian sitoplasma Urutan tahapan pembelahan binner yang benar adalah.. a. 3-1-4-2 b. 3-2-4-1 c. 2-4-1-3 d. 1-3-2-4 e. 4-2-3-1 106 B C3 A C3 Merangkum cara reproduksi bakteri Peranan bakteri dalam kehidupan sehari-hari Menyelidiki kerugian pada bakteri Menentukan bakteri dengan peranannya 43. Proses transformasi pada bakteri terjadi jika D a. Plasmid dari bakteri satu pindah ke bakteri lain b. Sitoplasma dari bakteri satu pindah ke bakteri lain c. Spora dari bakteri yang satu pindah ke bakteri lain d. Kromosom dari bakteri yang satu pindah ke bakteri lain e. Mesosom dari bakteri yang satu pindah ke bakteri lain 44. Pada pemeriksaan air minum untuk memeriksa ada dan E tidaknya pencemaran oleh tinja manusia digunakan tolak ukur kehadiran salah satu bakteri usus yang bukan pathogen tetapi keluar bersama tinja manusia yaitu.. a. Salmonella tyhposa b. Vibrio cholera c. Balantidium coli d. Streptomyces sp e. Escherichia coli 45. Tabel berikut, merupakan nama bakteri dengan peranannya. A Manakah Pasangan yang benar nama bakteri Peranan a. Bacillus Penghasil biosida thuringiensis (insektisida alam) b. Nitrosomonas Dapat membebaskan nitrogen ke udara 107 C5 C3 C3 c. d. Menentukan jenis bakteri berdasarkan peranannya Menghubungkan keuntungan bakteri pada kehidupan Clostridium botulinum Anabaena Penghasil asam cuka Membentuk senyawa nitrit dan nitrat e. Acetobacter sp. Penghasil alcohol 46. Kelompok bakteri metanogen dapat hidup di saluran pencernaan C sapi dan bersifat menguntungkan karena … a. mampu hidup dalam kondisi konsentrasi garam yang tinggi sehingga dapat membantu sapi memecah selulosa pada rumput yang dimakannya. b. mampu hidup di lingkungan yang asam dan panas sehingga membantu sapi memecah selulosa pada rumput yang ia makan. c. tidak membutuhkan oksigen sebagai akseptor dan mampu memecah selulosa dalam perut sapi d. merupakan bakteri yang berbentuk bulat sehingga dapat membantu sapi memecah selulosa e. memiliki bentuk batang, sehingga dapat membantu sapi memecah selulosa pada rumput yang dimakannya. 47. Bakteri Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter adalah E bakteri nitrifikasi yang menguntungkan karena a. Menyerap zat asam dalam tanah 108 C6 C6 Menyebutkan struktur bakteri dengan ciri-ciri bakteri Merumuskan peran merugikan pada bakteri b. Menyerap zat-zat organic dalam tanah c. Mengikat nitrogen bebas dari udara d. Mengubah senyawa bebas dari udara e. Mengubah senyawa ammonia menjadi nitrat 48. Bakteri nitrat merupakan bakteri autotrof karena C a. Tanpa oksigen b. Dari zat organic c. Dari zat anorganik d. Tanpa cahaya e. Cahaya sebagai sumber energi 49. Seorang anak remaja mengalami gejala diawali demam lebih B dari seminggu. Perut terasa sakit. Mulanya seperti orang mau flu,Tidak disertai gejala batuk pilek. Demamnya sukar turun walau minum obat dan disertai nyeri kepala hebat. Perut terasa tidak enak, dan tidak bisa buang air beberapa hari. Pernyataan hipotesis yang benar menurut diagnose tersebut adalah a. Gejala yang dialami disebabkan karena penyakit maag b. Gejala yang dialami termasuk disebabkan oleh bakteri Salmonella thyposa c. Gelaja yang dialami tidak disebabkan oleh virus Treponema pallidum d. Gejala yang dialami tidak disebabkan oleh virus Salmonella thyposa 109 C2 C6 Menguhubungkan peranan pada cynobacteria e. Gejala yang dialami termasuk disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum 50. Simbiosis antara Anabaena azollae dan paku Azolla pinnata C dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan sawah karena a. Anabaena dapat berfotosintesis menghasilkan glukosa b. Azolla dapat mengubah nitrogen menjadi ammonia c. Anabaena dapat membuat nitrogen bebas dari udara d. Anabaena dapat mengikat nitrogen dalam tanah e. Azolla dapat memfiksasi nitrogen bebas dari udara 110 C6 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 BAKTERI Eksperimen I A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat melakukan pengamatan ciri-ciri dan bentuk Archaebacteria dan Eubacteria 2. Siswa dapat menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-cirinya 3. Siswa dapat Menjelaskan struktur tubuh, reproduksi dan pengelompokkan bakteri. 4. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri bakteri gram positif dan bakteri gram negatif 5. Siswa dapat mengolah data berdasarkan hasil pengamatan bakteri 6. Siswa dapat membuat laporan hasil pengamatan bakteri B. Teori Bakteri adalah makhluk hidup terkecil yang memiliki struktur seluler, yakni berupa makhluk hidup uniseluler. Bakteri hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop sehingga bakteri disebut mikroorganisme. Pada umumnya, sel bakteri berbentuk bulat dengan diameter sekitar 0,5 mikron. Ketentuan ukuran bakteri dapat berbeda-beda, bergantung pada usia bakteri. Bakteri dapat ditemukan di beberapa lingkungan, seperti tanah, debu, air dan udara serta di dalam hewan dan tumbuhan. Selain itu, bakteri juga dapat ditemukan ditempat yang panas pada suhu 60ΛC atau lebih. Pada umumnya bakteri tidak memiliki klorofil. Akan tetapi ada beberapa jenis yang memiliki klorofil sehingga dikatakan bersifat heterotrof. Bakteri juga termasuk organism prokariot artinya tidak memiliki membran inti. Beberapa spesies bakteri dapat menghasilkan spora tunggal yang di dalam sel. Spora tersebut dinamakan endospora. Adanya endospora bakteri tersebut mampu hidup dilingkungan yang kurang menguntungkan atau dikatakan bakteri besifat pathogen. Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 111 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 Amati gambar-gambar dibawah ini! 1. 2. 3. KGS – Pemodelan Setalah mengamati gambar diatas, cobalah kalian analisis setiap gambargambar tersebut! 1) Apakah semua gambar-gambar tersebut termasuk eubacteria? Berikan alasan! 2) Buatlah tabel perbedaan dan persamaan secara umum pada gambar diatas! Untuk membuktikan jawaban gambar-gambar tersebut, mari kita melakukan pengamatan bakteri dengan lingkngan sekitar kita Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 112 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 C. Rumusan Masalah ο Apakah lingkungan sebagai tempat isolasi bakteri mempengaruhi keragaman bentuk bakteri? D. Hipotesis KGS –Hubungan Sebab Akibat Dari rumusan masalah diatas, maka buatlah dugaan sementara sebab akibat yang akan terjadi : E. Variabel Tentukan variabel kontrol dan variabel bebas a) Variabel terikat : …………………………….. b) Variabel bebas : ………………………………. F. Alat dan bahan - 1 bubuk agar - Pipet tetes - Mikroskop - Almunium foil - Tusuk gigi - Kaca objek - Biru metilen - Kaca penutup - Pembakar spirtus - 4 cawan petri Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 113 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 G. Apa saja langkah kerja yang harus dilakukan? a) Pembuatan Agar Lempeng 1. Isi gelas beker dengan air sebanyak 450 ml 2. Letakkan di ats kaki tiga yang sudah diberi kasa asbes 3. Letakkan pembakar spirtus di bawah kaki tiga dan nyalakan 4. Setelah air mendidih, masukkan setengah bungkus bubuk agar dan aduk perlahan 5. Tambahkan 30 gr gula dan bumbu penyedap rasa lalu aduk rata 6. Tungkan agar ke dalam 4 cawan petri yang telah disterilisasi kira-kira seper tiga dari tinggi cawan petri 7. Tutup dan biarkan, jangan dibuka sampai agar menjadi dingin dan mengeras 8. Tutup pinggiran cawan petri dengan solatip supaya tidak ada udara masuk b) Membuat Kultur Bakteri I. Flora Udara 1. Buka kertas almunium foil yang membungkus cawan petri yang telah disterilkan 2. Buka penutup cawan petri, biarkan terbuka selama 5 menit 3. Setelah 5 menit, tutup kembali cawan petri dekat dengan api. Sentuhkan pinggir cawan yang telah tertutup dengan api. Lalu bungkus kembali dengan almunium foil. 4. Berikan label di atas kertas almunium foil. Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi 5. Tarulah hasil korekan di atas kaca objek 6. Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas pembakar spirtus jangan sampai gosong 7. Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup 8. Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri didalam mikroskop. Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 114 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 II. Flora Mulut 1. Buka kertas almunium foil yang membungkus cawan petri yang telah disterilkan 2. Bukalah satu sisi cawan petri secara perlahan (jangan dibuka sepenuhnya) 3. Tiuplah media agar dengan udara mulut. Saat membuka penutup cawan maupun saat menyentuh media lingkungan di sekitarnya harus dalam keadaan steril dengan didekatkan ke pembakar spirtus. 4. Lalu bungkuslah kembali cawan petri dengan almunium foil dan berikan label di atas kertas almunium foil. Simpan cawan petri pada suhu kamar dan biarkan selama 2-3 hari 5. Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi 6. Tarulah hasil korekan di atas kaca objek 7. Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas pembakar spirtus jangan sampai gosong 8. Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup 9. Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri didalam mikroskop III. Flora Air Ledeng 1. Masukkan 1 ml air ke dalam cawan petri 2. Setelah itu simpan untuk diinkubasi dalam kondisi ruang selama 2-3 hari 3. Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi 4. Tarulah hasil korekan di atas kaca objek 5. Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas pembakar spirtus jangan sampai gosong 6. Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup 7. Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri didalam mikroskop Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 115 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 IV. Flora Minuman Probiotik 1. Ambilah 1 ml minuman probiotik, lalu diencerkan sampai mencapai 10 ml 2. Minuman probiotik yang telah diencerkan, diambil sebanyak 1 ml untuk dimasukkan ke dalam cawan petri. Simpan cawan petri pada suhu kamar dan biarkan selama 2-3 hari 3. Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi 4. Tarulah hasil korekan di atas kaca objek 5. Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas pembakar spirtus jangan sampai gosong 6. Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup 7. Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri didalam mikroskop H. Hasil pengamatan KGS – Pengamatan Langsung Dari percobaan yang telah dilakukan, gambarkan hasil pengamatan anda dengan memberikan deskripsi morfologi berdasarkan : bentuk (coccus, spiral, bacil); susunan (tunggal, sepasang, rantai, tetrad); ukuran relative seperti panjang (panjang, pendek, sedang) Tabel 1. Hasil Pengamatan I. Flora….. Gambar Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 116 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 Perbesaran Deskripsi II. Flora…… Gambar Perbesaran Deskripsi Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 117 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 III. Flora…… Gambar Perbesaran Deskripsi IV. Flora….. Gambar Perbesaran Deskripsi Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 118 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 I. Pembahasan Setelah,melakukan pengamatan, Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! KGS – Pengamatan Langsung 1. Setelah kamu mengamati bentuk-bentuk bakteri berdasarkan tempat isolasinya. Sebutkan bentuk bakteri apa saja yang kamu dapat! Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 119 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 KGS – Pengamatan Langsung 2. Dari bentuk-bentuk tersebut, adakah perbedaan bentuk sel bakteri jika tempat isolasinya berbeda? Berikan alasan! KGS – Pemodelan 3. Kemudian, setelah kamu ketahui bentuk bakteri dan tempat isolasinya. Hal tersebut dapat terlihat bahwa bakteri hidup dimanamana. Bakteri memiliki cara perkembangbiakan, yaitu dengan cara Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 120 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 aseksual dan seksual. Kemudian,buatlah dengan gambar charta cara perkembanganbiakan aseksual dengan pembelahan binner, sedangkan seksual dengan cara konjugasi berdasarkan kajian pustaka! Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 121 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 KGS – Pemodelan 4. Gambar berikut merupakan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif, buatlah tabel perbedaan, berdasarkan gambar dibawah ini! Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 122 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 KGS – Kesadaran akan skala besaran 5. Tuliskan perbesaran yang kamu gunakan dalam mengamati bentuk bakteri dengan perhitungan matematika! I. Kesimpulan KGS – Inferensi Diskusikan hasil pengamatanmu dan tuliskan kesimpulan dibawah ini. Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 123 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 Hari/Tanggal Paraf Guru Nilai Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 124 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 BAKTERI Eksperimen II A. Tujuan Pembelajaran 1) 2) 3) 4) 5) Siswa dapat melakukan peran bakteri dalam kehidupan Siswa dapat menggali teori Siswa dapat membuat hipotesis Siswa dapat membuat prosedur langkah kerja Siswa dapat membuat kesimpulan hasil peran bakteri dalam kehidupan 6) Siswa dapat membuat laporan hasil peran bakteri dalam kehidupan B. Teori Nata de coco merupakan jenis makanan berserat yang dihasilkan Acetobacter xylium dalam media cair dan substratnya. Bakteri golongan Acetobacter, yang mempunyai ciri – ciri antara lain : ”sel bulat panjang sampai batang (seperti kapsul), tidak mempunyai endospora, sel – selnya bersifat gram negatif, bekerja secara aerob tetapi dalam kadar yang kecil (Pelczar dan Chan,1988). Bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh dan berkembang membentuk nata (krim) karena adanya kandungan air sebanyak 91,23%, protein 0,29%, lemak 0,15%, karbohidrat 7,27%, serta abu 1,06% di dalam air kelapa. Selain itu, terdapat juga Bakteri Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan sel. Bakteri Acetobacter xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian. Adapun tahap – tahap pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum dalam kondisi normal. Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan lebar 0,6 mikron, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini bisa membentuk rantai pendek dengan satuan 6 – 8 sel. Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 125 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel dan koloninya. Sifat yang paling menonjol dari bakteri ini adalah memiliki kemampuan mempolimerisasi glukosa hingga menjadi selulosa. Selanjutnya, selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Faktor – faktor dominan yang mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperatur, dan ketersediaan oksigen Sumber http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29390/4/Chapter%20II.pdf http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/assets/media/berita/misgiyarta-natadeCoco.pdf Setalah membaca artikel diatas, cobalah kalian analisis pada artikel tersebut! 1) Bakteri apa yang dihasilkan dalam pembuatan nata de coco? 2) Bagaimana bentuk bakteri yang dihasilkan dalam pembuatan nata de coco? Bakteri Acetobacter xylinum adalah bakteri untuk pembuatan nata de coco dan nata de soya, oleh karena itu bakteri tidak hanya merugikan tapi juga menguntungkan dalam pembuatan makanan, untuk membuktikan keuntungan bakteri tersebut, mari kita coba melakukan pembuatan nata de soya Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 126 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 ο Apakah jumlah stater berpengaruh terhadap kualitas C. Rumusan Masalah nata de soya? KGS –Hubungan Sebab Akibat D. Hipotesis E. Variabel Tentukan variabel kontrol dan variabel bebas a) Variabel terikat : …………………………….. b) Variabel bebas : ………………………………. F. Alat dan Bahan - Gula pasir - Panci - Stater 1 sendok - Susu skim - Kain kering - Stater 3 sendok - Kacang kedelai - Blender - Label - Stater - Stater 5 sendok Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 127 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 G. Cara kerja 1. Bersihkan kedelai dan rendam selama 8 jam 2. Rebuslah kedelai selama 15 menit. Amatilah warna, tekstur, bau dan rasanya 3. Dinginkan kedelai dan lepaskan kulit arinya dengan cara diremas-remas 4. Blender kedelai hingga lembut dan campur dengan air panas (1liter/1 ons kedelai) 5. Saringlah hasil campuran 6. Rebuslah hasil saringan selama 15-30 menit dan tambahkan susu skim atau gula secukupnya kemudian aduk hingga rata 7. Dinginkan sebentar kemudian masukkan stater 1 sendok, 3 sendok, 5 sendok dengan media yang berbeda 8. Inkubasikan pada suhu kamar selama 12 jam 9. Setelah itu akan terbentuk nata de soya, simpanlah ke gelas plastik 10. Amatilah warna, tekstur, baud an rasanya. Bandingkan dengan kedelai sebelum menjadi nata de soya 11. Buatlah laporan sederhana dari hasil praktikum. Hasil laporan dipresentasikan dan dikumpulkan kepada guru kelas H. Hasil pengamatan KGS – Pengamatan Langsung Tabel. Hasil Pengamatan No Perihal 1. Warna 2. Tekstur 3. Rasa Kedelai Nata de soya Nata de soya Nata de soya 1 Stater 3 Stater 5 Stater Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 128 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 KGS – Pemodelan I. Pembahasan Jawablah pembahasan ini dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan berikut 1) Setelah anda melakukan pembuatan hasil manfaat bakteri (nata de soya), maka dapat diketahui bahwa tidak semua bakteri merugikan melainkan terdapat manfaatnya. Carilah informasi 5 peran bakteri menguntungkan dan merugikan dibidang industry, kedokteran dan kesuburan tanah dengan bentuk tabel! Jawaban: Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 129 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 KGS – Pemodelan 2) Gambar dibawah ini merupakan peranan dari bakteri, Jelaskan perbedaan pada ke dua gambar tersebut dengan menggunakan tabel! Treponema pallidum http://textbookofbacteriology.net/pathogen esis_3.html Streptococcus pneumoniaea http://germs-control.com/en/votresante/les-bacteries-et-les-maladies/ Jawaban: Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 130 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 KGS – Inferensi Logika J. Kesimpulan Tulislah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan Hari/Tanggal Paraf Guru Nilai Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 131 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 DAFTAR PUSTAKA ο Karmana, oman. 2013. Biologi Untuk Kelas X SMA. Grafindo Media Pratama ο Noor, meiry f. 2012. Penuntun dan Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah ο Pujiayanto,Sri. 2014. Menjelajah Dunia Biologi. Jakarta : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri ο Widayati, sri,dkk. 2009. Biologi Sma/Ma Kelas X. Jakarta : Pusat perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 132 133 LEMBAR KERJA SISWA KELAS KONTROL BAKTERI Eksperimen I A. Tujuan Pembelajaran 1. siswa Siswa dapat melakukan pengamatan ciri-ciri dan bentuk Archaebacteria dan Eubacteria 2. Siswa dapat menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-cirinya 3. Siswa dapat Menjelaskan struktur tubuh, reproduksi dan pengelompokkan bakteri. 4. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri bakteri gram positif dan bakteri gram negatif 5. Siswa dapat mengolah data berdasarkan hasil pengamatan bakteri 6. Siswa dapat membuat laporan hasil pengamatan bakteri B. Alat dan bahan - Jeli biasa - Pipet tetes -Mikroskop - Tusuk gigi - Kaca objek - Cawan petri dan penutupnya - Metelin blue - Kaca penutup -Pembakar spirtus C. Apa yang harus anda lakukan? a) Pembuatan Agar Lempeng 1. Isi gelas beker dengan air sebanyak 450 ml 2. Letakkan di ats kaki tiga yang sudah diberi kasa asbes 3. Letakkan pembakar spirtus di bawah kaki tiga dan nyalakan 4. Setelah air mendidih, masukkan setengah bungkus bubuk agar dan aduk perlahan 5. Tambahkan 30 gr gula dan aduk rata 6. Tungkan agar ke dalam 3 cawan petri yang telah disterilisasi kira-kira sepertiga dari tinggi cawan petri 7. Tutup dan biarkan, jangan dibuka sampai agar menjadi dingin dan mengeras 134 8. Tutup pinggiran cawan petri dengan solatip supaya tidak ada udara masuk b) Membuat Kultur Bakteri I. Flora Udara 1. Buka kertas almunium foil yang membungkus cawan petri yang telah disterilkan 2. Buka penutup cawan petri, biarkan terbuka selama 5 menit 3. Setelah 5 menit, tutup kembali cawan petri dekat dengan api. Sentuhkan pinggir cawan yang telah tertutup dengan api. Lalu bungkus kembali dengan almunium foil. 4. Berikan label di atas kertas almunium foil. Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi 5. Tarulah hasil korekan di atas kaca objek 6. Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas pembakar spirtus jangan sampai gosong 7. Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup 8. Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri didalam mikroskop. II. 1. Flora Mulut Buka kertas almunium foil yang membungkus cawan petri yang telah disterilkan 2. Bukalah satu sisi cawan petri secara perlahan (jangan dibuka sepenuhnya) 3. Tiuplah media agar dengan udara mulut. Saat membuka penutup cawan maupun saat menyentuh media lingkungan di sekitarnya harus dalam keadaan steril dengan didekatkan ke pembakar spirtus. 4. Lalu bungkuslah kembali cawan petri dengan almunium foil dan berikan label di atas kertas almunium foil. Simpan cawan petri pada suhu kamar dan biarkan selama 2-3 hari 5. Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi 6. Tarulah hasil korekan di atas kaca objek 135 7. Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas pembakar spirtus jangan sampai gosong 8. Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup 9. Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri didalam mikroskop III. Flora Air Ledeng 1. Masukkan 1 ml air ke dalam cawan petri 2. Setelah itu simpan untuk diinkubasi dalam kondisi ruang selama 2-3 hari 3. Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi 4. Tarulah hasil korekan di atas kaca objek 5. Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas pembakar spirtus jangan sampai gosong 6. Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup 7. Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri didalam mikroskop IV. Flora Minuman Probiotik 1. Ambilah 1 ml minuman probiotik, lalu diencerkan sampai mencapai 10 ml 2. Minuman probiotik yang telah diencerkan, diambil sebanyak 1 ml untuk dimasukkan ke dalam cawan petri. Simpan cawan petri pada suhu kamar dan biarkan selama 2-3 hari 3. Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi 4. Tarulah hasil korekan di atas kaca objek 5. Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas pembakar spirtus jangan sampai gosong 6. Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup 7. Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri didalam mikroskop 136 D. Hasil pengamatan Tabel. Hasil Pengamatan Bakteri No. 1. 2. 3. 4. E. Pembahasan Gambar sel bakteri Flora 137 F. Kesimpulan Hari/Tanggal Paraf Guru Nilai 138 BAKTERI Eksperimen II A. Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat melakukan peran bakteri dalam kehidupan 2) Siswa dapat mendiskusikan permasalahan - permasalahan yang berkaitan dengan peran bakteri dalam kehidupan 3) Siswa dapat membuat kesimpulan hasil peran bakteri dalam kehidupan 4) Siswa dapat membuat laporan hasil peran bakteri dalam kehidupan B. Alat dan Bahan - Gula pasir - Panci - stater 1 sendok - Susu skim - Kain kering - stater 3 sendok - Kacang kedelai - Blender - stater 5 sendok C. Cara kerja 1. Bersihkan kedelai dan rendam selama 8 jam 2. Rebuslah kedelai selama 15 menit. Amatilah warna, tekstur, bau dan rasanya 3. Dinginkan kedelai dan lepaskan kulit arinya dengan cara diremasremas 4. Blender kedelai hingga lembut dan campur dengan air panas (1liter/1 ons kedelai) 5. Saringlah hasil campuran 6. Rebuslah hasil saringan selama 15-30 menit dan tambahkan susu skim atau gula secukupnya kemudian aduk hingga rata 7. Dinginkan sebentar kemudian masukkan starter 1 sendok, 3 sendok, 5 sendok dengan media yang berbeda 8. Inkubasikan pada suhu kamar selama 12 jam 9. Setelah itu akan terbentuk nata de soya, simpanlah ke gelas plastik 139 10. Amatilah warna, tekstur, bau dan rasanya. Bandingkan dengan kedelai sebelum menjadi nata de soya 11. Buatlah laporan sederhana dari hasil praktikum. Hasil laporan dipresentasikan dan dikumpulkan kepada guru kelas D. Hasil pengamatan Tabel 1. Hasil Pengamatan No. Perihal 1. Warna 2. Tekstur 3. Rasa E. Pembahasan Kedelai Nata de soya 1 stater Nata de soya 3 stater Nata de soya 5 stater 140 F. Kesimpulan Hari/Tanggal Paraf Guru Nilai 141 DAFTAR PUSTAKA ο Karmana, oman. 2013. Biologi Untuk Kelas X SMA. Grafindo Media Pratama ο Noor, meiry f. 2012. Penuntun dan Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah ο Pujiayanto,Sri. 2014. Menjelajah Dunia Biologi. Jakarta : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri ο Widayati, sri,dkk. 2009. Biologi Sma/Ma Kelas X. Jakarta : Pusat perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 BAKTERI Eksperimen I A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat melakukan pengamatan ciri-ciri dan bentuk Archaebacteria dan Eubacteria 2. Siswa dapat menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciricirinya 3. Siswa dapat Menjelaskan struktur tubuh, reproduksi dan pengelompokkan bakteri. 4. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri bakteri gram positif dan bakteri gram negatif 5. Siswa dapat mengolah data berdasarkan hasil pengamatan bakteri 6. Siswa dapat Membuat laporan hasil pengamatan bakteri B. Teori Bakteri adalah makhluk hidup terkecil yang memiliki struktur seluler, yakni berupa makhluk hidup uniseluler. Bakteri hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop sehingga bakteri disebut mikroorganisme. Pada umumnya, sel bakteri berbentuk bulat dengan diameter sekitar 0,5 mikron. Ketentuan ukuran bakteri dapat berbeda-beda, bergantung pada usia bakteri. Bakteri dapat ditemukan di beberapa lingkungan, seperti tanah, debu, air dan udara serta di dalam hewan dan tumbuhan. Selain itu, bakteri juga dapat ditemukan ditempat yang panas pada suhu 60ΛC atau lebih. Pada umumnya bakteri tidak memiliki klorofil. Akan tetapi ada beberapa jenis yang memiliki klorofil sehingga dikatakan bersifat heterotrof. Bakteri juga termasuk organism prokariot artinya tidak memiliki membran inti. Beberapa spesies bakteri dapat menghasilkan spora tunggal yang di dalam sel. Spora tersebut dinamakan endospora. Adanya endospora bakteri tersebut mampu hidup dilingkungan yang kurang menguntungkan atau dikatakan bakteri besifat pathogen. Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 142 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 Amati gambar-gambar dibawah ini 1. 2. 3. KGS – Pemodelan Setalah mengamati gambar diatas, cobalah kalian analisis setiap gambargambar tersebut! 1) Apakah semua gambar-gambar tersebut termasuk eubacteria? Berikan alasan! Tidak, karena tidak semua gambar tersebut termasuk jenis eubacteria. Yang termasuk eubacteria terdapat pada nomor 1 dan 4 2) Buatlah tabel perbedaan dan persamaan secara umum pada gambar diatas! No. 1. 2. 3. Ciri-ciri Persamaan Jumlah sel Organel sel (mitokondria, reticulum endoplasma, lisosom) Gerak Inti Perbedaan Cara hidup Archaebacteria Eubacteria Unisel Tidak ada Unisel Tidak ada Tidak aktif Prokariotik Tidak aktif Prokariotik Heterotrof Zat penyusun dinding sel Komposisi RNA Selulosa dan lipid Heterotrof dan autotrof Selulosa / as. amino Memiliki RNA polymerase yang sederhana Memiliki RNA polymerase yang kompleks Untuk membuktikan jawaban gambar-gambar tersebut, mari kita melakukan pengamatan bakteri dengan lingkngan sekitar kita Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 143 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 C. Rumusan Masalah ο Apakah lingkungan sebagai tempat isolasi bakteri mempengaruhi keragaman bentuk bakteri? KGS –Hubungan Sebab Akibat D. Hipotesis ο Hβ¦: Lingkungan sebagai tempat isolasi tidak terdapat pengaruh terhadap keragaman bentuk bakteri ο HΔ± : Lingkungan sebagai tempat isolasi terdapat pengaruh terhadap keragaman bentuk bakteri KGS –Sebab Akibat E. Variabel Tentukan variabel kontrol dan variabel bebas a) Variabel kontrol : Keragaman bentuk bakteri b) Variabel bebas : Lingkungan sebagai tempat isolasi F. Alat dan bahan - 1 bubuk agar - Pipet tetes - Mikroskop - Almunium foil - Tusuk gigi - Kaca objek - 4 cawan petri - Biru metilen - Kaca penutup - Pembakar spirtus Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 144 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 G. Apa saja langkah kerja yang harus dilakukan? a) Pembuatan Agar Lempeng 1. Isi gelas beker dengan air sebanyak 450 ml 2. Letakkan di ats kaki tiga yang sudah diberi kasa asbes 3. Letakkan pembakar spirtus di bawah kaki tiga dan nyalakan 4. Setelah air mendidih, masukkan setengah bungkus bubuk agar dan aduk perlahan 5. Tambahkan 30 gr gula dan bumbu penyedap rasa lalu aduk rata 6. Tungkan agar ke dalam 4 cawan petri yang telah disterilisasi kira-kira seper tiga dari tinggi cawan petri 7. Tutup dan biarkan, jangan dibuka sampai agar menjadi dingin dan mengeras 8. Tutup pinggiran cawan petri dengan solatip supaya tidak ada udara masuk b) Membuat Kultur Bakteri I. Flora Udara 1. Buka kertas almunium foil yang membungkus cawan petri yang telah disterilkan 2. Buka penutup cawan petri, biarkan terbuka selama 5 menit 3. Setelah 5 menit, tutup kembali cawan petri dekat dengan api. Sentuhkan pinggir cawan yang telah tertutup dengan api. Lalu bungkus kembali dengan almunium foil. 4. Berikan label di atas kertas almunium foil. Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi 5. Tarulah hasil korekan di atas kaca objek 6. Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas pembakar spirtus jangan sampai gosong Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 145 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 7. Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup 8. Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri didalam mikroskop. II. 1. Flora Mulut Buka kertas almunium foil yang membungkus cawan petri yang telah disterilkan 2. Bukalah satu sisi cawan petri secara perlahan (jangan dibuka sepenuhnya) 3. Tiuplah media agar dengan udara mulut. Saat membuka penutup cawan maupun saat menyentuh media lingkungan di sekitarnya harus dalam keadaan steril dengan didekatkan ke pembakar spirtus. 4. Lalu bungkuslah kembali cawan petri dengan almunium foil dan berikan label di atas kertas almunium foil. Simpan cawan petri pada suhu kamar dan biarkan selama 2-3 hari 5. Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi 6. Tarulah hasil korekan di atas kaca objek 7. Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas pembakar spirtus jangan sampai gosong 8. Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup 9. Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri didalam mikroskop III. Flora Air Ledeng 1. Masukkan 1 ml air ke dalam cawan petri 2. Setelah itu simpan untuk diinkubasi dalam kondisi ruang selama 2-3 hari 3. Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi 4. Tarulah hasil korekan di atas kaca objek 5. Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas pembakar spirtus jangan sampai gosong 6. Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 146 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 7. Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri didalam mikroskop. IV. Flora Minuman Probiotik 1. Ambilah 1 ml minuman probiotik, lalu diencerkan sampai mencapai 10 ml 2. Minuman probiotik yang telah diencerkan, diambil sebanyak 1 ml untuk dimasukkan ke dalam cawan petri. Simpan cawan petri pada suhu kamar dan biarkan selama 2-3 hari 3. Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi 4. Tarulah hasil korekan di atas kaca objek 5. Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas pembakar spirtus jangan sampai gosong 6. Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup 7. Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri didalam mikroskop H. Hasil pengamatan Dari percobaan yang telah dilakukan, gambarkan hasil pengamatan anda dengan memberikan deskripsi morfologi berdasarkan : bentuk (coccus, spiral, bacil); susunan (tunggal, sepasang, rantai, tetrad); ukuran relative seperti panjang (panjang, pendek, sedang) KGS – Pengamatan Langsung Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 147 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 No 1 Bentuk Bakteri Coccus / Bulat Gambar Deskripsi Bentuk Sel Bakteri yang Membentuk Koloni Monococcus (bentuk bola tunggal) Diplococcus (bentuk bola berkoloni dua-dua) Sarcina (bentuk bola berkoloni membentuk kubus) Streptococcus (bentuk bola berkoloni membentuk rantai) Staphylococcus (bentuk bola berkoloni membentuk buah anggur) 2 Spiral Spirillum (Berupa lengkung lebih dari setengah lingkaran) Comma (bentuk lengkung setengah lingkaran, koma) Spirochaeta (bentuk lengkung seperti kumparan) Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 148 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 3 Bacil / batang Monobacillus (bentuk batang tunggal) Diplobacillus ( bakteri bentuk batang yang berpasangan) Streptobacillus (bentuk batang berkoloni membentuk rantai) I. Pembahasan Setelah,melakukan pengamatan, Jawablah pertanyaanpertanyaan dibawah ini! KGS – Pengamatan Langsung 1. Setelah kamu mengamati bentuk-bentuk bakteri berdasarkan tempat isolasinya. Sebutkan bentuk bakteri apa saja yang kamu dapat! Pada flora udara : bulat (monococcus, diplococcus, sarcina, Streptococcus, staphylococcus) Pada flora mulut : bulat (monococcus, diplococcus, sarcina, streptococcus, staphylococcus) Pada flora air ledeng : bulat (monococcus, diplococcus, sarcina, streptococcus, staphylococcus) Pada flora minuman probiotik : batang (monobacillus, diplobacillus, Streptobacillus) Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 149 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 KGS – Pengamatan Langsung 2. Dari bentuk-bentuk tersebut, adakah perbedaan bentuk sel bakteri jika tempat isolasinya berbeda? Berikan alasan! Ada , karena bakteri memiliki bentuk dan susunan sel, dinding sel Dan pembentukan endospora, maka lingkungan sebagai tempat Isolasi mempengaruhi ketahanan bentuk nya. KGS – Pemodelan 3. Kemudian, setelah kamu ketahui bentuk bakteri dan tempat isolasinya. Hal tersebut dapat terlihat bahwa bakteri hidup dimana-mana. Bakteri memiliki cara perkembangbiakan, yaitu dengan cara aseksual dan seksual. Kemudian,buatlah dengan gambar charta cara perkembanganbiakan aseksul dengan pembelahan binner, sedangkan seksual dengan cara konjugasi berdasarkan kajian pustaka! Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 150 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 Aseksual Pembelahan Binner Seksual Pembelahan Konjugasi KGS – Pemodelan 4. Gambar berikut merupakan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif, buatlah tabel perbedaan, berdasarkan gambar dibawah ini! Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 151 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 Pembeda Bakteri gram positif Bakteri gram negatif Lapisan dinding Lebih tebal Lebih tipis Lebih sensitif Lebih tahan Lebih tahan Kurang tahan Kompleks Relatif sederhana sel ketahanan terhadap penisilin ketahanan terhadap perlakuan fisik kebutuhan nutrient KGS – Kesadaran akan skala besaran 5. Tuliskan perbesaran yang kamu gunakan dalam mengamati bentuk bakteri dengan perhitungan matematika! Perbesaran 5x10 = 50 kali, Perbesaran 10x10 = 100 kali, Perbesaran 4x10 = 40 kali H. Kesimpulan Diskusikan hasil KGS – Inferensi pengamatanmu dan tuliskan kesimpulan dibawah ini. Pada hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat untuk mengamati bentuk sel bakteri dapat menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 50 kali. 100 kali dan 40 kali, kemudian bahan yang digunakan untuk mengamati bakteri yaitu menggunakan agar-agar dengan flora yang berbeda diantaranya, flora udara, flora mulut, flora air ledeng dan flora minuman probiotik. Pada pengamatan, terdapat perbedaan bentuk sel bakteri yang membentuk koloni pada lingkungan sebagai isolasinya. Pada flora udara terdapat bentuk sel Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 152 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 bakteri bulat yang membentuk sel koloni diantaranya, monococcus, diplococcus, sarcina, Monococcus, Diplococcus, Sarcina, Streptococcus dan Staphylococcus. Kemudian pada flora mulut juga terdapat bentuk sel bakteri bulat yang membentuk sel koloni diantaranya, monococcus, diplococcus, sarcina, Monococcus, Diplococcus, Sarcina, Streptococcus dan Staphylococcus. Pada flora air ledeng juga terdapat bentuk sel bakteri bulat yang membentuk sel koloni diantaranya, monococcus, diplococcus, sarcina, Monococcus, Diplococcus, Sarcina, Streptococcus dan Staphylococcus. Lalu pada flora minuman probiotik terdapat bentuk sel bakteri batang yang membentuk sel koloni diantaranya, diplobacillus. Kemudian bakteri juga dapat bereproduksi. Cara perkembangbiakan bakteri dapat berupa pembelahan binner dan konjugasi. Pembelahan binner yaitu dengan cara aseksual diawali dengan melekatnya DNA pada suatu tempat dibagian dalam membrane sel – DNA menggandakan diri melalui proses replikasi menjadi dua salinan DNA yang identik – membran sel melekuk dan memisahkan sel anak dengan sel induk (pembelahan ini diikuti pembagian sitoplasma) – terbentuk dinding pemisah diantara dua sel anak bakteri dan dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Sedangankan konjugasi yaitu dengan cara seksual yang dapat melakukan pemindahan materi genetik diantara dua sel bakteri melalui jembatan sitoplasma dan biasanya dilakukan oleh bakteri gram negatif. Hari/Tanggal Paraf Guru Nilai Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 153 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 BAKTERI Eksperimen II A. Tujuan Pembelajaran 1) 2) 3) 4) 5) Siswa dapat melakukan peran bakteri dalam kehidupan Siswa dapat menggali teori Siswa dapat membuat hipotesis Siswa dapat membuat prosedur langkah kerja Siswa dapat membuat kesimpulan hasil peran bakteri dalam kehidupan 6) Siswa dapat membuat laporan hasil peran bakteri dalam kehidupan B. Teori Nata de coco merupakan jenis makanan berserat yang dihasilkan Acetobacter xylium dalam media cair dan substratnya. Bakteri golongan Acetobacter, yang mempunyai ciri – ciri antara lain : ”sel bulat panjang sampai batang (seperti kapsul), tidak mempunyai endospora, sel – selnya bersifat gram negatif, bekerja secara aerob tetapi dalam kadar yang kecil (Pelczar dan Chan,1988). Bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh dan berkembang membentuk nata (krim) karena adanya kandungan air sebanyak 91,23%, protein 0,29%, lemak 0,15%, karbohidrat 7,27%, serta abu 1,06% di dalam air kelapa. Selain itu, terdapat juga Bakteri Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan sel. Bakteri Acetobacter xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian. Adapun tahap – tahap pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum dalam kondisi normal. Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan lebar 0,6 mikron, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini bisa membentuk rantai pendek dengan satuan 6 – 8 sel. Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 154 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel dan koloninya. Sifat yang paling menonjol dari bakteri ini adalah memiliki kemampuan mempolimerisasi glukosa hingga menjadi selulosa. Selanjutnya, selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Faktor – faktor dominan yang mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperatur, dan ketersediaan oksigen Sumber http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29390/4/Chapter%20II.pdf http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/assets/media/berita/misgiyarta-natadeCoco.pdf Setalah membaca artikel diatas, cobalah kalian analisis pada artikel tersebut! 1) Bakteri apa yang dihasilkan dalam pembuatan nata de coco? Bakteri Acetobacter xylinum 2) Bagaimana bentuk bakteri yang dihasilkan dalam pembuatan nata de coco? Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan lebar 0,6 mikron, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini bisa membentuk rantai pendek dengan satuan 6 – 8 sel. Bakteri Acetobacter xylinum adalah bakteri untuk pembuatan nata de coco dan nata de soya, oleh karena itu bakteri tidak hanya merugikan tapi juga menguntungkan dalam pembuatan makanan, untuk membuktikan keuntungan bakteri tersebut, mari kita coba melakukan pembuatan nata de soya Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 155 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 C. Rumusan Masalah ο Apakah jumlah stater berpengaruh terhadap kualitas nata de soya? D. Hipotesis KGS –Hubungan Sebab Akibat ο Ho : jumlah stater tidak terdapat pengaruh terhadap kualitas nata de soya ο HΔ± : jumlah stater berpengaruh terhadap kualitas nata de soya E. Variabel Tentukan variabel kontrol dan variabel bebas a) Variabel kontrol : Kualitas nata de soya b) Variabel bebas : Jumlah stater F. Alat dan Bahan - Gula pasir - Panci - stater 1 sendok - Susu skim - Kain kering - stater 3 sendok - Kacang kedelai - Blender - Label - 3 gelas plastik - stater 5 sendok Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 156 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 G. Cara kerja 1. Bersihkan kedelai dan rendam selama 8 jam 2. Rebuslah kedelai selama 15 menit. Amatilah warna, tekstur, bau dan rasanya 3. Dinginkan kedelai dan lepaskan kulit arinya dengan cara diremas-remas 4. Blender kedelai hingga lembut dan campur dengan air panas (1liter/1 ons kedelai) 5. Saringlah hasil campuran 6. Rebuslah hasil saringan selama 15-30 menit dan tambahkan susu skim atau gula secukupnya kemudian aduk hingga rata 7. Dinginkan sebentar kemudian masukkan starter 1 sendok, 3 sendok, 5 sendok dengan media yang berbeda 8. Inkubasikan pada suhu kamar selama 12 jam 9. Setelah itu akan terbentuk nata de soya, simpanlah ke gelas plastik 10. Amatilah warna, tekstur, bau dan rasanya. Bandingkan dengan kedelai sebelum menjadi nata de soya 11. Buatlah laporan sederhana dari hasil praktikum. Hasil laporan dipresentasikan dan dikumpulkan kepada guru kelas H. Hasil pengamatan KGS – Pengamatan Langsung Tabel 4. Hasil Pengamatan No 1. Perihal Warna Kedelai kuning keruh Nata de soya Nata de soya Nata de soya 1 stater 3 Stater 5 Stater Putih Putih Putih kekuningan kekuningan kekuningan 2. Tekstur Agak lembut Lembut Lembut Lembut 3. Rasa Kacang Manis Manis Agak Asam Kedelai Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 157 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 KGS – Pemodelan I. Pembahasan Jawablah pembahasan ini dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan berikut 1) Setelah anda melakukan pembuatan hasil manfaat bakteri (nata de soya), maka dapat diketahui bahwa tidak semua bakteri merugikan melainkan terdapat manfaatnya. Carilah informasi 5 peran bakteri menguntungkan dan merugikan dibidang industry, kedokteran dan kesuburan tanah dengan bentuk pemodelan! Jawaban: Bidang Industri Nata de coco Yoghurt Mentega Keju Cokelat Bidang kedoketeran Antibiotik streptomisin Antibiotik Aeromisin Antibiotik Terotrisin Antibiotik Basitrosin Antibiotik Polimixin Bidang kesuburan tanah Menyuburkan tanah Menyuburkan tanah Menyuburkan tanah bersimbiosis dengan akar tanaman Bakteri nitrifikasi yang mengubah amoniak menjadi nitrit Bakteri nitrifikasi yang mengubah nitrit menjadi nitrat Jenis Bakteri Acetobacter xylinum Lactobacillus bulgaricus Streptococcus termophylus Lactobacillus casei Candida crussei Jenis bakteri Streptomyces griceus Streptomyces aureofasiens Bacillus brevis Bacillus basitrasin Bacillus polymixa Jenis bakteri Azotobacter vinelandi Clostridium pasteurianum Rhizobium leguminosarum Nitrosomonas eurobea Nitrobacter sp. KGS – Pemodelan 2) Gambar dibawah ini merupakan peranan dari bakteri, Jelaskan perbedaan pada ke dua gambar tersebut dengan menggunakan tabel! Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 158 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 Treponema pallidum http://textbookofbacteriology.net/pathogen esis_3.html Streptococcus pneumoniaea http://germs-control.com/en/votresante/les-bacteries-et-les-maladies/ Jawaban: No. Perbedaan 1. 2. Bentuk Ciri-cirinya 3. Peran Treponema pallidum Streptococcus pneumoniaea Spiroseta Spiral halus dan lentur streptokokus bulat yang berkelompok memanjang seperti rantai penyebab penyakit kelamin (sifillis) penyebab penyakit pneumonia KGS – Inferensi Logika J. Kesimpulan Tulislah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan Bakteri banyak terdapat di sekitar kita, baik dilingkungan maupun pada tubuh kita sendiri. Bakteri ada yang hidup bebas dan ada yang hidup sebagai parasit dalam tubuh manusia. Akan tetapi terdapat bakteri yang menguntungan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya dapat membuat nata de soya melalui proses fermentasi Hari/Tanggal Paraf Guru Nilai Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 159 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 DAFTAR PUSTAKA ο Karmana, oman. 2013. Biologi Untuk Kelas X SMA. Grafindo Media Pratama ο Noor, meiry f. 2012. Penuntun dan Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah ο Pujiayanto,Sri. 2014. Menjelajah Dunia Biologi. Jakarta : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri ο Widayati, sri,dkk. 2009. Biologi Sma/Ma Kelas X. Jakarta : Pusat perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 160 Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri 2015 Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 161 161 Lampiran 7A RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS No. Keterampilan Kriteria Skor Pengamatan Siswa dapat mengamati objek secara 4 langsung langsung dengan menggunakan alat generik sains 1. indera. Siswa dapat membuat preparat, dapat menemukan bentuk sel bakteri dan menggambarkan bentuk sel bakteri yang menjadi koloni, dapat menyebutkan yang karakteristik didapat, perbedaan bakteri memberikan bentuk jika alasan tempat isolasinya berbeda, mendapatkan hasil pengamatan nata de soya dengan tepat dan benar Siswa dapat mengamati objek secara langsung dengan menggunakan alat indera. Siswa dapat membuat preparat, dapat menemukan bentuk sel bakteri namun kurang tepat menggambarkan bentuk sel bakteri yang menjadi koloni, kurang tepat menyebutkan yang karakteristik didapat, kurang bakteri tepat memberikan alasan perbedaan bentuk jika tempat isolasinya berbeda, mendapatkan hasil pengamatan nata de 3 162 soya dengan kurang tepat Siswa dapat mengamati objek secara 2 langsung dengan menggunakan alat indera. Siswa dapat membuat preparat, dapat menemukan bentuk sel bakteri, namun tidak dapat menggambarkan bentuk sel bakteri yang menjadi koloni, jawaban salah menyebutkan yang karakteristik didapat, bakteri jawaban salah memberikan alasan perbedaan bentuk jika tempat isolasinya berbeda, mendapatkan hasil pengamatan nata de soya dengan tidak tepat dan tidak benar Siswa dapat Siswa dapat mengamati objek secara langsung 1 dengan menggunakan alat indera. Siswa dapat membuat preparat namun tidak mengerjakan LKS, tidak mencatat hasil pengamatan nata de soya Siswa tidak melakukan pengamatan 0 dan tidak mengerjakan LKS 2. Kesadaran skala Siswa dapat mengetahui kepekaan besaran yang tinggi terhadap skala numerik sebagai ukuran skala mikroskopis ataupun makroskopis dengan perbesaran yang berbeda ukuran dan keduanya menggunakan pergitungan matematik dengan 4 163 Siswa dapat mengetahui kepekaan 3 yang tinggi terhadap skala numeric sebagai ukuran skala mikroskopis ataupun makroskopis dengan perbesaran yang ukuran, hanya berbeda satu perbesaran menggunakan dengan yang pergitungan matematik Siswa dapat mengetahui kepekaan 2 yang tinggi terhadap skala numeric, mengetahui ukuran skala mikroskopis ataupun makroskopis dengan perbesaran yang ukuran menggunakan matematik berbeda dengan namun pergitungan hanya satu perbesaran yang hasil perhitungannya benar Siswa dapat mengetahui kepekaan 1 yang tinggi terhadap skala numeric, namun tidak mengetahui ukuran skala mikroskopis dengan ukuran ataupun perbesaran makroskopis yang menggunakan berbeda dengan pergitungan matematik yang salah Siswa tidak dapat mengetahui 0 kepekaan yang tinggi terhadap skala numerik, dan tidak mengetahui ukuran skala mikroskopis ataupun makroskopis 3 Hubungan Sebab Siswa dapat membuat hipotesis 4 164 Akibat meruapakan suatu penyataan (bukan pertanyaan) yang mencerminkan pengamatan, hipotesis yang dibuat sesuai dengan rumusan masalah, hipotesis yang dibuat dapat diuji dengan melakukan percobaan dan dapat menentukan 2 variabel : variabel terikat dan variabel bebas dalam rumusan masalah Siswa dapat membuat hipotesis 3 meruapakan suatu penyataan (bukan pertanyaan) yang mencerminkan pengamatan, hipotesis yang dibuat kurang sesuai dengan rumusan masalah, hipotesis yang dibuat dapat diuji dengan melakukan percobaan dan dapat menentukan 2 variabel : variabel terikat dalam rumusan masalah Siswa dapat membuat hipotesis 2 meruapakan suatu penyataan (bukan pertanyaan) yang mencerminkan pengamatan, hipotesis yang dibuat tidak sesuai dengan rumusan masalah, hipotesis yang tidak dibuat dapat diuji dengan melakukan percobaan dan dapat menentukan 2 variabel : variabel terikat dan variabel bebas dalam rumusan masalah Siswa dapat pertanyaan membuat yang hipotesis mencerminkan 1 165 pengamatan, hipotesis yang dibuat tidak sesuai dengan rumusan masalah, hipotesis yang dibuat tidak dapat diuji dengan melakukan percobaan dan hanya dapat menentukan 1 variabel : variabel terikat atau variabel bebas dalam rumusan masalah Siswa tidak dapat membuat hipotesis 0 meruapakan suatu penyataan (bukan pertanyaan) yang pengamatan dan mencerminkan tidak dapat menentukan ke dua variabel : variabel terikat dan variabel bebas dalam rumusan masalah 4. Pemodelan Siswa dengan dapat melakukan bentuk feomena tabel dalam menggambarkan cara perkembangbiakan charta, 4 mampu bakteri dengan membedakan klasifikasi bakteri dalam bentuk tabel, mampu menyebutkan peran peranan bakteri dengan tepat dan benar Siswa dapat melakukan feomena dengan bentuk tabel, namun kurang tepat dalam menggambarkan cara perkembangbiakan charta, kurang bakteri dengan tepat dalam membedakan klasifikasi bakteri dalam bentuk tabel, kurang tepat menyebutkan peranan bakteri dalam 3 166 bentuk tabel Siswa tidak dapat melakukan feomena dengan bentuk tabel menggambarkan bakteri namun benar dalam jawaban membedakan dalam cara perkembangbiakan benar, 2 klasifikasi bakteri namun tidak dalam bentuk tabel, jawaban benar dalam menyebutkan peranan bakteri namun tidak dalam bentuk tabel Siswa mengerjakan soal LKS dan tidak dapat melakukan 1 feomena dengan bentuk charta atau tabel dan semua jawaban salah Siswa tidak melakukan praktikum dan 0 tidak mengerjakan LKS 5. Inferensi logika Siswa dapat menarikan kesimpulan 4 berdasarkan apa yang telah didapat dari informasi yang mereka peroleh sehingga dapat menggali teori yang berisi tentang bakteri dengan bahasa yang mudah dimengerti Siswa dapat menarikan kesimpulan 3 berdasarkan apa yang telah didapat dari informasi yang mereka peroleh sehingga dapat menggali teori yang berisi tentang bakteri namun bahasanya sulit dimengerti Siswa dapat menarikan kesimpulan 2 167 berdasarkan apa yang telah didapat dari informasi yang mereka peroleh sehingga dapat menggali teori namun kurang sesuai tentang bakteri dan bahasanya sulit dimengerti Siswa dapat menarikan kesimpulan 1 berdasarkan apa yang telah didapat dari informasi yang mereka peroleh sehingga dapat menggali teori namun tidak berisi tentang bakteri dan bahasanya sulit dimengerti Siswa tidak dapat menarikan kesimpulan berdasarkan apa yang telah didapat dari informasi yang mereka peroleh 0 168 Lampiran 8A RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELAS KONTROL No. Aspek 1. Hasil Pengamatan Kriteria Skor Siswa menggambarkan bentuk sel bakteri 10 yang didapat, memberikan keterangan flora sesuai dengan hasil yang didapat, memberikan keterangan nama sel bakteri yang membentuk koloni sesuai gambar yang didapat, menuliskan hasil pengamatan nata de soya. Semua hasil pengamatan dapat dijawab dengan tepat dan benar Siswa menggambarkan bentuk sel bakteri 8 yang didapat, memberikan keterangan flora sesuai dengan hasil yang didapat, memberikan keterangan nama sel bakteri yang membentuk koloni sesuai gambar yang didapat, menuliskan hasil pengamatan nata de soya. Semua hasil pengamatan dapat dijawab namun jawaban kurang tepat dan kurang benar Siswa menggambarkan bentuk sel bakteri 6 yang didapat, memberikan keterangan flora sesuai dengan hasil yang didapat, memberikan keterangan nama sel bakteri yang membentuk koloni sesuai gambar yang didapat, menuliskan hasil pengamatan nata de soya. Semua hasil pengamatan dapat dijawab namun jawaban tidak tepat dan tidak benar Siswa menggambarkan bentuk sel bakteri 2 yang didapat, tidak memberikan keterangan flora sesuai dengan hasil yang didapat, memberikan keterangan nama sel bakteri yang membentuk koloni sesuai gambar yang didapat, menuliskan hasil pengamatan nata de soya. Semua hasil pengamatan dapat dijawab namun jawaban tidak tepat dan tidak benar Siswa tidak menggambarkan bentuk sel 0 bakteri yang didapat, tidak memberikan keterangan flora sesuai dengan hasil yang didapat, memberikan keterangan nama sel 169 2. Pembahasan bakteri yang membentuk koloni sesuai gambar yang didapat, tidak menuliskan hasil pengamatan nata de soya. Semua hasil pengamatan tidak dapat dijawab dengan tepat dan benar Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian sel pada bakteri, dapat menjelaskan cara perkembangbiakan bakteri secara seksual (konjugasi) dan aseksual (pembelahan binner), dapat menyebutkan perbedaan gram positif dengan gram negatif, dapat menyebutkan peranan pada bakteri. Semua hasil pembahasan dapat dijawab dengan tepat dan benar dalam bentuk paragraph 10 Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian sel pada bakteri, dapat menjelaskan cara perkembangbiakan bakteri secara seksual (konjugasi) dan aseksual (pembelahan binner), dapat menyebutkan perbedaan gram positif dengan gram negatif, dapat menyebutkan peranan pada bakteri. Semua hasil pembahasan dapat dijawab dengan tepat dan benar namun tidak dalam bentuk paragraph 8 Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian sel pada bakteri, dapat menjelaskan cara perkembangbiakan bakteri secara seksual (konjugasi) dan aseksual (pembelahan binner), kurang mampu menyebutkan perbedaan gram positif dengan gram negative, kurang mampu menyebutkan peranan pada bakteri, Semua hasil pembahasan dapat dijawab tidak dalam bentuk paragraph 6 Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian sel pada bakteri, dapat menjelaskan cara perkembangbiakan bakteri secara seksual (konjugasi) dan aseksual (pembelahan binner), dapat menyebutkan perbedaan gram positif dengan gram negatif, dapat menyebutkan peranan pada bakteri. Semua hasil pembahasan dapat dijawab namun semua jawaban salah dan jawaban tidak dalam bentuk paragraph 2 170 3. Kesimpulan Siswa tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam pembahasan Siswa mampu membuat generalisasi berdasarkan hasil pengamatan dan hasil pembahasan. Kesimpulan tidak mengandung pendapat pribadi Siswa mampu membuat generalisasi berdasarkan hasil pengamatan, namun kurang sesuai dengan hasil pembahasan. Kesimpulan tidak mengandung pendapat pribadi Siswa mampu membuat generalisasi berdasarkan hasil pengamatan, namun tidak sesuai dengan hasil pembahasan. Kesimpulan tidak mengandung pendapat pribadi Siswa kurang mampu membuat generalisasi berdasarkan hasil pengamatan, tidak sesuai dengan hasil pembahasan. Kesimpulan sedikit mengandung pendapat pribadi Siswa tidak mampu membuat generalisasi berdasarkan hasil pengamatan, tidak sesuai dengan hasil pembahasan. Kesimpulan mengandung pendapat pribadi 0 10 8 6 2 0 171 Lampiran 9A ANGKET RESPON SISWA KONSEP ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA Nama : Dalam rangka pengembangan pembelajaran biologi di kelas, saya mohon tanggapan adik terhadap proses pembelajaran menggunakan LKS materi archaebacteria dan eubacteria yang telah dilaksanakan. Jawablah dengan sejujurnya karena hal ini tidak akan berpengaruh terhadap nilai matematika adik. Petunjuk 1. Angket ini terdapat 20 pernyataan. Pertimbangkanlah baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan lembar kerja siswa yang baru saja kamu pelajari. Berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu. 2. Berilah tanda check (√) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu untuk setiap pernyataan yang diberikan Keterangan Pilihan Jawaban STS : Sangat tidak setuju, TS :Tidak setuju, S : Setuju dan SS : Sangat setuju No Pernyataan 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan bahasa yang mudah dipahami LKS menggunakan kalimat yang tidak menimbulkan makna ganda Petunjuk kerja LKS jelas, sehingga mempermudah saya dalam mengisi LKS Pemilihan jenis huruf, ukuran serta spasi yang digunakan mempermudah saya dalam membaca LKS Pada awal pembelajaran menggunakan LKS ini, ada sesuatu yang menarik bagi saya Gaya penyajian LKS membosankan 2. 3. 4. 5. 6. Pilihan Jawaban SS S TS STS 172 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 16. 17. 18. 19. 20. Pada setiap halaman terdapat kata atau kalimat yang tidak saya pahami Dalam pembelajaran ini saya selalu mengisi sesuai petunjuk LKS Variasi kegiatan, tugas, soal latihan dan lain-lain membantu untuk mengembangkan keterampilan saya Ketika belajar saya selalu memeriksa kembali hasil pekerjaan yang saya peroleh dan membuat kesimpulan sesuai dengan masalah yang ditanyakan Dari setiap kegiatan yang ada dalam LKS ini saya dapat mengamati bentuk bakteri dan membuat pemanfaatan bakteri, menggunakan mikroskop, membuat hubungan sebab akibat, membuat pemodelan, dan membuat inferensia atau menyimpulkan sesuai hasil pengamatan dan kajian pustaka Saya dapat menghubungkan isi LKS ini dengan hal-hal yang telah saya lihat, saya lakukan, atau saya pikirkan dalam kehidupan sehari-hari LKS yang diberikan sudah berbasis keterampilan generik siswa (Pengamatan langsung, hubungan sebab akibat, pemodelan, kesadaran akan skala besaran dan inferensi) Setelah mempelajari archaebacteria dan eubacteria menggunakan LKS ini saya percaya bahwa saya akan berhasil dalam tes Isi LKS ini sangat bermanfaat bagi saya Tidak ada materi dalam LKS ini yang saya pahami Saya senang mempelajari biologi khususnya pada konsep archaebacteria dan eubacteria dengan menggunakan LKS ini Isi LKS ini sesuai dengan minat saya Lampiran B 173 174 Lampiran 1 C Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Pretest Kelas Ekperimen Tabel Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen Xi Fi 27 30 37 40 43 46 50 60 JUMLAH XiFi F(Xi-X)2 Zi F(z) S(z) F(z)-S(z) IF(z)-S(z)I 54 542.56 -1.55 0.0606 0.058824 0.002 0.002 180 1088.74 -1.27 0.102 0.235294 -0.133 0.133 111 125.606 -0.61 0.2709 0.323529 -0.053 0.053 160 48.18 -0.33 0.3707 0.441176 -0.070 0.070 129 0.66 -0.04 0.484 0.529412 -0.045 0.045 184 25.59 0.24 0.5948 0.588235 0.007 0.007 300 255.80 0.61 0.7291 0.823529 -0.094 0.094 360 1639.33 1.56 0.9406 1 -0.059 0.059 1478 3726.47 2 6 3 4 3 4 6 6 34 1. Rata – rata nilai pretest kelas eksperimen π₯Μ = Ζ©ππ.π₯π Ζ©π = 1478 = 43.47 34 2. Varians pretest kelas eksperimen π 2 = Ζ©ππ(π₯π−π₯οΏ½ )² π−1 = 3726.47 33 = 112.923 3. Simpangan baku (standar deviasi) Ζ©ππ(π₯π−π₯οΏ½ )² S=οΏ½ 4. Ltabel = π−1 0.886 √π = = √112.923 =10.62 0.886 √34 = 0.151 Jadi Lhitung (πΏ0 ) = 0.133 < Ltabel (πΏ0 ) = 0.151, sehingga sampel berdistribusi normal 175 Lampiran 1 C Data Hasil Penelitian Pretest Kelas Eksperimen a) Daftar Distriusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen Urutan nilai dari yang terkecil hingga yang terbesar 27,27,30,30,30,30,30,30,37,37,37,40,40,40,40,43,43,43,46,46,46,46,50,50, 50,50,50,50,60,60,60,60,60,60 Banyak data = 34 Nilai tertinggi = 60 Nilai terendah = 27 Rentang kelas (R) = nilai tertinggi-nilai terendah = 60 – 27 = 33 Banyak interval kelas (K) = K = 1 + 3.3 Log n K= 1 + 3.3 Log 34 K = 1 + 3.3 (1.531) K = 6.05 = 6 (Pembulatan) Panjang kelas interval (P) π =P=πΎ= 33 6 = 5.5 = 6 (Pembulatan) Tabel Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen Nilai Batas Batas Fi Xi Fi.Xi fKa ππ 2 bawah atas 27-32 26.5 32.5 8 29.5 870.25 236 8 33-38 32.5 38.5 3 35.5 1260.25 106.5 11 39-44 38.5 44.5 7 41.5 1722.25 290.5 18 45-50 44.5 50.5 10 47.5 2256.25 475 28 51-56 50.5 56.5 0 53.5 2862.25 0 28 57-62 56.5 62.5 6 59.5 3540.25 357 34 1. Median 1 π−πΉ Menggunakan rumus : Me = Tb + p οΏ½2 π οΏ½ Keterangan : Me = median Tb = tepi bawah P = panjang kelas f = frekuensi kelas median F = jumlah semua frekuensi diatas kelas median Letak Me = 34 2 = 17 1 34−7 2 Me = 38.5 + 6 οΏ½ 11 οΏ½ = 43.95 fKb 34 26 23 16 6 0 176 2. Modus π1 Menggunakan rumus : Mo = Tb + p οΏ½π1+π2οΏ½ Mo = nilai yang sering muncul Tb = tepi bawah P = panjang kelas B1 = Frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya B2 = frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya Kelas modus 3 Mo = 44.5 + 6 οΏ½3+10οΏ½ = 45.88 177 Lampiran 1 C Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Pretest Kelas Kontrol Tabel Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol Xi 27 33 37 40 43 46 50 60 JUMLAH Fi XiFi F(Xi-X)2 Zi F(z) S(z) F(z)-S(z) IF(z)-S(z)I 11 297 2156.00 -1.18 0.119 0.058824 0.060 0.060 1 33 64.00 -0.68 0.2483 0.352941 -0.105 0.105 1 37 16 -0.34 0.3669 0.382353 -0.015 0.015 5 200 5.00 -0.08 0.4681 0.529412 -0.061 0.061 1 43 4.00 0.17 0.4325 0.558824 -0.126 0.126 4 184 100.00 0.42 0.6628 0.588235 0.075 0.075 6 300 486.00 0.76 0.7764 0.852941 -0.077 0.077 5 300 1805.00 1.60 0.9452 1 -0.055 0.055 34 1394 4636.00 1. Rata – rata nilai pretest kelas kontrol π₯Μ = Ζ©ππ.π₯π Ζ©π = 1394 = 41.00 34 2. Varians pretest kelas kontrol π 2 = Ζ©ππ(π₯π−π₯οΏ½ )² π−1 = 4636.00 33 = 140.484 3. Simpangan baku (standar deviasi) Ζ©ππ(π₯π−π₯οΏ½ )² S=οΏ½ 4. Ltabel = π−1 0.886 √π = = √140.484 = 11.85 0.886 √34 = 0.151 Jadi Lhitung (πΏ0 ) 0.126 < Ltabel (πΏ0 ) 0.151, sehingga sampel berdistribusi Normal 178 Lampiran 1 C Data Hasil Penelitian Penelitian Pretest Kelas Kontrol a) Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol Urutan nilai dari yang terkecil hingga yang terbesar 27,27,27,27,27,27,27,27,27,27,27,33,37,40,40,40,40,40,43,46,46,46,46,50, 50,50,50,50,50,60,60,60,60,60 Banyak data = 34 Nilai tertinggi = 60 Nilai terendah = 27 Rentang kelas (R) = nilai tertinggi-nilai terendah = 60 – 22 = 33 Banyak interval kelas (K) = K = 1 + 3.3 Log n K= 1 + 3.3 Log 34 K = 1 + 3.3 (1.531) K = 6.05 = 6 (Pembulatan) Panjang kelas interval (P) π =P=πΎ= 33 6 = 5.5 = 6 (Pembulatan) Tabel Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen Nilai Batas Batas Fi Xi Fi.Xi fKa ππ 2 bawah atas 27-32 26.5 32.5 11 29.5 870.25 324.5 11 33-38 32.5 38.5 2 35.5 1260.25 71 13 39-44 38.5 44.5 6 41.5 1722.25 249 19 45-50 44.5 50.5 10 47.5 2256.25 475 29 51-56 50.5 56.5 0 53.5 2862.25 0 29 57-62 56.5 62.5 5 59.5 3540.25 297.5 34 1. Median 1 π−πΉ Menggunakan rumus : Me = Tb + p οΏ½2 π οΏ½ Keterangan : Me = median Tb = tepi bawah P = panjang kelas f = frekuensi kelas median F = jumlah semua frekuensi diatas kelas median Letak Me = 34 2 = 17 1 π−πΉ 2 Me = Tb + p οΏ½ π 17−13 οΏ½ =38.5 + 6 οΏ½ Kelas median = 38.18 19 οΏ½ = 38.18 fKb 34 23 21 15 5 0 179 2. Modus π1 Menggunakan rumus : Mo = Tb + p οΏ½π1+π2οΏ½ Mo = nilai yang sering muncul Tb = tepi bawah P = panjang kelas B1 = Frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya B2 = frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya Kelas modus π1 4 Mo = Tb + p οΏ½π1+π2οΏ½ = 26.5 + 6οΏ½4+10οΏ½=28.21 180 Lampiran 1 C Uji Homogenitas Data Pretest Kedua Kelas 1. Perhitungan uji homogenitas yang dilakuakan adalah uji homogenitas varians yaitu, uji Fisher dengan rumus : F= 2. 3. 4. 5. 6. π£ππππππ π‘πππππ ππ π£ππππππ π‘πππππππ π 2 = π 2 , π 2 = Ζ©ππ(π₯π−π₯οΏ½ )² π−1 Untuk menguji homogenitas data pretest menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : H0 = Data yang memiliki varians homogen H1 = Data yang tidak memiliki varians homogen Kriteria pengujian : a) Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima, yang berarti kedua varians homogen. b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak, yang berarti kedua varians tidak homogen. Menentukan nilai F hitung Diketahui varians semua skor pretest kelas eksperimen = 112.923 dan varians semua skor pretest kelas kontrol = 140.484, maka varians terbesar (ππ 2 ) = 140.484 dan varians terkecil (ππ 1 ) = 112.923 dengan menggunakan rumus diatas diperoleh : π 2 140.484 F = π1 = 112.923 = 1.24, Fhitung = 1.24 Menentukan derajat kebebasan Db = n-1, dengan varians terbesar sebagai dk pembilang dan varians terkecil db penyebut db1= 34-1 = 33 db2= 34-1 = 33 Menentukan F tabel Untuk db penyebut 33 dan pembilang 33 tidak terdapat pada Ftabel maka digunakan db pembilang 35 dan db penyebut yang terdakat 35. Adapun Ftabel dengan db penyebut 35 dan db pembilang 35 pada taraf signifikan 5% adalah 1.76 Kesimpulan Karena Fhitung (1.24) < Ftabel (1.76), maka Ho diterima, yang berarti kedua varians homogen. 181 Lampiran 2 C Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Posttest Kelas Eksperimen Tabel Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen Xi Fi XiFi F(Xi-X)2 3 159 1304.54 2 112 637.46 3 201 140.8884 3 210 44.54 4 292 2.91 5 380 23.05 6 480 226.72 5 415 418.34 2 172 295.10 1 90 260.73 34 2511 3354.26 53 56 67 70 73 76 80 83 86 90 JUMLAH Zi -2.07 -1.77 -0.68 -0.38 -0.08 0.21 0.61 0.91 1.21 1.60 F(z) 0.0192 0.0384 0.2483 0.352 0.4681 0.5832 0.7291 0.8186 0.8869 0.9452 S(z) 0.088235 0.147059 0.235294 0.323529 0.441176 0.588235 0.764706 0.911765 0.970588 1 F(z)-S(z) -0.069 -0.109 0.013 0.028 0.027 -0.005 -0.036 -0.093 -0.084 -0.055 1. Rata – rata nilai posttest kelas eksperimen π₯Μ = Ζ©ππ.π₯π Ζ©π = 2511 = 73.85 34 2. Varians posttest kelas eskperimen π 2 = Ζ©ππ(π₯π−π₯οΏ½ )² π−1 = 3354.26 33 =101.644 3. Simpangan baku (standar deviasi) Ζ©ππ(π₯π−π₯οΏ½ )² S=οΏ½ 4. Ltabel = π−1 0.886 √π = = √101.644 = 10.08 0.886 √34 = 0.151 Jadi πΏβππ‘π’ππ 0.109 < πΏπππππ 0.151, sehingga data berdistribusi normal IF(z)-S(z)I 0.069 0.109 0.013 0.028 0.027 0.005 0.036 0.093 0.084 0.055 182 Lampiran 2 C Data Hasil Penelitian Data Hasil Penelitian Posttest Kelas Eksperimen a) Daftar Distribusi Frekuensi Prosttest Kelas Eksperimen Urutan nilai dari yang terkecil hingga yang terbesar 53,53,53,56,56,67,67,67,70,70,70,73,73,73,73,76,76,76,76,76,80,80,80,80, 80,80,83,83,83,83,83,86,86,90 Banyak data = 34 Nilai tertinggi = 90 Nilai terendah = 53 Rentang kelas (R) = nilai tertinggi-nilai terendah = 90-53=37 Banyak interval kelas (K) = K = 1 + 3.3 Log n K= 1 + 3.3 Log 34 K = 1 + 3.3 (1.531) K = 6.05 = 6 (Pembulatan) Panjang kelas interval (P) π =P=πΎ= 37 6 = 6.1 = 6 (Pembulatan) Tabel Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Prosttest Kelas Eksperimen Nilai Batas Bata Fi Xi Fi.Xi fKa ππ 2 interva bawah s l atas 53-58 52.5 58.5 5 55.5 3080.25 277.5 5 59-64 58.5 64.5 3 61.5 3782.25 184.5 8 65-70 64.5 70.5 3 67.5 4556.25 202.5 11 71-76 70.5 76.5 9 73.5 5402.25 661.5 20 77-82 76.5 82.5 6 79.5 6320.25 477 26 83-88 82.5 88.5 7 85.5 7310.25 598.5 33 89-94 88.5 94.5 1 91.5 8372.25 91.5 34 1. Median 1 π−πΉ Menggunakan rumus : Me = Tb + p οΏ½2 π οΏ½ Keterangan : Me = median Tb = tepi bawah P = panjang kelas f = frekuensi kelas median F = jumlah semua frekuensi diatas kelas median Letak Me = 34 2 = 17 fKb 34 29 26 23 14 8 1 183 1 π−πΉ 17−11 Me = Tb + p οΏ½2 π οΏ½ = 70.5 + 6 οΏ½ 20 2. Modus οΏ½ = 72.30 π1 Menggunakan rumus : Mo = Tb + p οΏ½π1+π2οΏ½ Mo = nilai yang sering muncul Tb = tepi bawah P = panjang kelas B1 = Frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya B2 = frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya Kelas modus π1 6 Mo = Tb + p οΏ½π1+π2οΏ½ =70.5 + 6οΏ½6+3οΏ½=74.50 184 Lampiran 2 C Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Posttest Kelas Kontrol Tabel Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol Xi Fi 53 56 60 63 70 76 80 83 86 90 JUMLAH XiFi 424 112 180 189 210 304 320 249 258 90 2336 8 2 3 3 3 4 4 3 3 1 34 F(Xi-X)2 1973.40 322.88 227.3772 97.67 5.02 212.82 510.23 612.97 897.26 453.44 5313.06 Zi -1.24 -1.00 -0.69 -0.45 0.10 0.58 0.89 1.13 1.36 1.68 F(z) 0.1075 0.1587 0.2451 0.3264 0.4602 0.719 0.8133 0.8708 0.9131 0.9535 S(z) F(z)-S(z) 0.088235 0.019 0.294118 -0.135 0.382353 -0.137 0.470588 -0.144 0.558824 -0.099 0.676471 0.043 0.794118 0.019 0.882353 -0.012 0.970588 -0.057 1 -0.047 IF(z)-S(z)I 0.019 0.135 0.137 0.144 0.099 0.043 0.019 0.012 0.057 0.047 1. Rata – rata nilai posttest kelas kontrol π₯Μ = Ζ©ππ.π₯π Ζ©π = 2336 = 68.70 34 2. Varians posttest kelas kontrol π 2 = Ζ©ππ(π₯π−π₯οΏ½ )² π−1 = 5313.06 33 = 161.001 3. Simpangan baku (standar deviasi) Ζ©ππ(π₯π−π₯οΏ½ )² S=οΏ½ 4. Ltabel = π−1 0.886 √π = = √161.001 = 12.68 0.886 √34 = 0.151 Jadi Lhitung (πΏ0 ) 0.144 < Ltabel (πΏ0 ) 0.151, sehingga sampel berdistribusi Normal 185 Lampiran 2 C Data Hasil Penelitian Data Hasil Penelitian Posttest Kelas Kontrol a) Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol Urutan nilai dari yang terkecil hingga yang terbesar 53,53,53,53,53,53,53,53,56,56,60,60,60,63,63,63,70,70,70,76,76,76,76,80, 80,80,80,83,83,83,86,86,86,90 Banyak data = 34 Nilai tertinggi = 90 Nilai terendah = 53 Rentang kelas (R) = nilai tertinggi-nilai terendah = 90-53=37 Banyak interval kelas (K) = K = 1 + 3.3 Log n K= 1 + 3.3 Log 34 K = 1 + 3.3 (1.531) K = 6.05 = 6 (Pembulatan) Panjang kelas interval (P) π =P=πΎ= 37 6 = 6.1 = 6 (Pembulatan) Tabel Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol Nilai Batas Batas Fi Xi Fi.Xi fKa ππ 2 interva bawah atas l 53-58 52.5 58.5 10 55.5 3080.25 555 10 59-64 58.5 64.5 6 61.5 3782.25 369 16 65-70 64.5 70.5 3 67.5 4556.25 202.5 19 71-76 70.5 76.5 4 73.5 5402.25 294 23 77-82 76.5 82.5 4 79.5 6320.25 318 27 83-88 82.5 88.5 6 85.5 7310.25 513 33 89-94 88.5 94.5 1 91.5 8372.25 91.5 34 1. Median 1 π−πΉ Menggunakan rumus : Me = Tb + p οΏ½2 π οΏ½ Keterangan : Me = median Tb = tepi bawah P = panjang kelas f = frekuensi kelas median F = jumlah semua frekuensi diatas kelas median Letak Me = 34 2 = 17 fKb 34 24 18 15 11 7 1 186 1 π−πΉ 17−16 Me = Tb + p οΏ½2 π οΏ½ = 64.5 + 6 οΏ½ 2. Modus 19 οΏ½ = 64.81 π1 Menggunakan rumus : Mo = Tb + p οΏ½π1+π2οΏ½ Mo = nilai yang sering muncul Tb = tepi bawah P = panjang kelas B1 = Frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya B2 = frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya Kelas modus π1 10 Mo = Tb + p οΏ½π1+π2οΏ½ = 52.5 + 6οΏ½10+4οΏ½=56.78 Lampiran 2 C Uji Homogenitas Data Posttest Kedua Kelas 1. Perhitungan uji homogeneitas yang dilakuakan adalah uji homogenitas varians yaitu, uji fisher dengan rumus : F= 2. 3. 4. 5. 6. π£ππππππ π‘πππππ ππ π£ππππππ π‘πππππππ π 2 = π 2 , π 2 = Ζ©ππ(π₯π−π₯οΏ½ )² π−1 Untuk menguji homogenitas data pretest menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : H0 = Data yang memiliki varians homogen H1 = Data yang tidak memiliki varians homogen Kriteria pengujian : a) Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima, yang berarti kedua varians homogen. b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak, yang berarti kedua varians tidak homogen. Menentukan nilai F hitung Diketahui varians semua skor posttest kelas eksperimen = 101.644 dan varians semua skor posttest kelas kontrol = 161.001, maka varians terbesar (ππ 2 ) = 161.001 dan varians terkecil (ππ 1 ) = 101.644 dengan menggunakan rumus diatas diperoleh : π 2 161.001 F = π1 = 101.644 = 1.25, Fhitung = 1.58 Menentukan derajat kebebasan Db = n-1, dengan varians terbesar sebagai dk pembilang dan varians terkecil db penyebut db1= 34-1 = 33 db2= 34-1 = 33 Menentukan F tabel Untuk db penyebut 33 dan pembilang 33 tidak terdapat pada Ftabel maka digunakan db pembilang 35 dan db penyebut yang terdakat 35. Adapun Ftabel dengan dk penyebut 35 dan db pembilang 35 pada taraf signifikan 5% adalah 1.76 Kesimpulan Karena Jika Fhitung (1.58) < Ftabel (1.76), maka Ho diterima, yang berarti kedua varians homogen. 187 188 Lampiran 3C Perhitungan Uji Hipotesis Pretest Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan langkahlangkah berikut: 1. 2. 3. Perumusan hipotetsis : Ho = π1 ≤ π2 H1 = π1 > π2 Menentukan kriteria pengujian Terima Ho, jika π‘βππ‘π’ππ< π‘π‘ππππ , dalam hal lainnya H1 ditolak Menentukan uji statistik Uji–t dapat dihitung dengan cara : t= t= t= π₯Μ 1−π₯Μ 2 ππππ οΏ½π1 +π1 1 2 ππππ = οΏ½ ππππ οΏ½π1 +π1 1 2 43.47−41.00 ππππ οΏ½π1 +π1 1 2 34+34−2 66 ππππ =√126.7035 2.47 ππππ = 11.25 t = 2.72 6. π1 +π2 −2 3726.459+4635.972 ππππ = οΏ½ 2.47 5. (π1−1)π12 +(π2−1)π22 (34−1)112.923+(34−1)140.484 43.47−41.00 t = 11.25 ×0.24 4. ππππ = οΏ½ dimana, t = 0.90 Menentukan harga π‘π‘ππππ πΌ = 0.05 tabel Untuk db = (π1 + π2 ) – 2 = (34+34)-2 = 66 dengan cara interpolasi, sebagai berikut : π‘(0.05)(60) = 1.671 π‘(0.05)(120) = 1.658 π‘π‘ππππ = (54x1.671)+(6x1.658) 6+54 = 1.66 Menguji Hipotesis Karena π‘βππ‘π’ππ < π‘π‘ππππ , maka maka π»1 ditolak dan π»0 diterima Memberikan Interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh penggunaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis keterampilan generik sains (KGS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria 189 Lampiran 3 C Perhitungan Uji Hipotesis Posttest Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan langkahlangkah berikut: 1. 2. 3. Perumusan hipotetsis : Ho = π1 ≤ π2 H1 = π1 > π2 Menentukan kriteria pengujian Terima Ho, jika π‘βππ‘π’ππ< π‘π‘ππππ , dalam hal lainnya H1 ditolak Menentukan uji statistik Uji –t dapat dihitung dengan cara : t= t= t= π₯Μ 1−π₯Μ 2 ππππ οΏ½π1 +π1 1 2 ππππ = οΏ½ ππππ οΏ½π1 +π1 1 2 73.85−68.70 1 1 11.45 οΏ½34 +34 66 ππππ =√131.3225 5.15 ππππ = 11.45 t = 2.78 6. 34+34−2 3354.252+5313.033 ππππ = οΏ½ 5.15 5. π1 +π2 −2 (34−1)101.644+(34−1)161.001 π₯Μ 1−π₯Μ 2 t = 11.45 ×0.24 4. (π1−1)π12 +(π2−1)π22 ππππ = οΏ½ dimana, t = 1.87 Menentukan harga π‘π‘ππππ πΌ = 0.05 tabel Untuk db = (π1 + π2 ) – 2 = (34+34)-2 = 66 dengan cara interpolasi, sebagai berikut : π‘(0.05)(60) = 1.671 π‘(0.05)(120) = 1.658 π‘π‘ππππ = (54x1.671)+(6x1.658) 6+54 = 1.66 Menguji Hipotesis Karena π‘βππ‘π’ππ > π‘π‘ππππ , maka π»1 diterima dan π»0 ditolak Memberikan Interprestasi Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis keterampilan generik sains (KGS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria 190 Lampiran 4C Skor Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Generik Sains Nama AD AN AR AF BG DN DV GD GR HN HF IR Pertemuan I Pengamatan langsung Pengamatan langsung Pengamatan langsung Pemodelan Pemodelan Pemodelan Hub sebab akibat Kesadaran akan skala besaran Inferensia logika Jml Skor 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 3 4 2 3 3 29 3 29 3 28 4 33 3 28 3 23 4 33 3 30 3 30 4 33 3 24 3 28 191 IS JS JR KR MT MF RK RS NB NF NJ NN RA RK SF SK SD SF SN TS ZA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 2 4 3 23 4 32 4 32 4 33 3 28 4 33 3 28 3 28 4 33 3 28 3 24 3 30 3 28 4 33 4 33 3 27 3 23 3 29 4 33 3 23 4 33 192 ZI Jml rata-rata Skor Max Rata-rata skor 4 3 3 2 136.0 121.0 124 116.0 95.0 91 2 94.0 93 136 69 2 4 2 3 91.0 113.0 115 107.0 107 114.0 114 85 79 84 25 193 Lampiran 4 C Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Generik Sains Nama AD AN AR AF BG DN DV GD GR HN HF IR IS JS JR KR Pengamatan langsung Pemodelan 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 2 4 4 4 Pertemuan II Pemodelan Hubungan sebab akibat 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 2 4 4 4 Inferensia logika Jumlah Skor 4 4 3 4 17 17 16 20 16 13 20 17 16 20 12 18 12 20 20 20 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 194 MT MF RK RS NB NF NJ NN RA RF SF SK SD SF SN TS ZA ZI Jumlah Rata-rata Indkator Skor maksimal Rata-rata KGS 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 124 124 91% 3 4 3 2 4 2 3 3 3 4 4 3 2 3 4 2 4 2 106 3 4 3 2 4 2 3 3 3 4 4 3 2 3 4 2 4 2 106 106 78% 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 115 115 136 85% 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 121 121 89% 15 20 15 13 20 13 17 16 18 20 20 16 13 16 20 13 20 13 Lampiran 5 C Rekapitulasi Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Generik Sains Nama Andhi Andri Aprian Asyraf Bagas Danur Devira Gerald Gerry Hanan Hanif Irma Isya Jasmine Jeremy Kirania Mathew Miftah Raska resa Nabila Naufal Noni J Noni N raissa Rifki Safira Saskia Sendi Shafira Sulthon Tsania Zahara Zahira Skor Pertemuan I 29 29 28 33 28 23 33 30 30 33 24 28 23 32 32 33 28 33 28 28 33 28 24 30 28 33 33 27 23 29 33 23 33 25 Skor Pertemuan II 17 17 16 20 16 13 20 17 16 20 12 18 12 20 20 20 15 20 15 13 20 13 17 16 18 20 20 16 13 16 20 13 20 13 195 Jumlah 46 46 44 53 44 36 53 47 46 53 36 46 35 52 52 53 43 53 43 41 53 41 41 46 46 53 53 43 36 45 53 36 53 38 Nilai Akhir 8.2 8.2 7.9 9.5 7.9 6.4 9.5 8.4 8.2 9.5 6.4 8.2 6.3 9.3 9.3 9.5 7.7 9.5 7.7 7.3 9.5 7.3 7.3 8.2 8.2 9.5 9.5 7.7 6.4 8.0 9.5 6.4 9.5 6.8 Lampiran 6C Nilai LKS Kelas Kontrol No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Skor Pertemuan I 22 24 22 22 24 14 18 14 22 14 18 16 22 24 14 22 18 24 16 16 22 18 26 16 16 22 26 16 16 24 22 24 22 24 Skor Pertemuan II 22 26 22 22 22 14 14 14 18 14 14 16 18 16 14 14 14 18 14 16 18 14 18 16 14 16 18 14 16 16 18 24 22 24 196 Nilai 7.3 8.3 7.3 7.3 7.6 4.6 5.3 4.6 6.6 4.6 5.0 5.3 6.6 6.6 4.6 6.0 5.3 7.0 5.0 5.3 6.6 5.3 7.3 5.3 5.0 6.3 7.3 5.0 5.3 6.6 6.6 8.0 7.3 8.0 Lampiran 7 C Lembar Observasi Keterlaksanaan Aktivitas Siswa Pertemuan :1 Kelas : Eksperimen Tuliskan nilai pada kolom masing-masing kelompok dengan melihat deskripsi. Berikut penilaian: 1 = Kurang Baik (Jika tidak ada orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, dan tidak terlaksana sama sekali) 2 = Cukup Baik (Jika hanya dua orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, namun hanya ada beberapa yang terlaksana) 3 = Baik (Jika hanya empat orang dari anggota kelompok melakukan semua Aktifitas namun tidak sistematis) 4 = Sangat Baik (Jika semua orang dari anggota kelompok melakukan semua aktifitas dengan sistematis) Tahapan Pembelajaran Langkah Pembelajaran Deskripsi Kel 1 2 3 4 5 6 4 4 4 4 4 4 Skor 1. Tahap Modeling Mendemonstrasi Siswa melihat demonstrasi guru cara mengamati sel bakteri dan Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai fungsi dan cara kerja penggunaan mikroskop 197 4 2. Pelatihan Melatih 3. Scaffolding Merumuskan masalah Mengumpulkan data Mengamati 4. Artikulasi Mengasosiasi Siswa melatih dirinya dalam menggunakan alat kerja untuk pengamatan sel bakteri Siswa menulis jawaban pertayaan tentang gambar yang terdapat dalam LKS dan merumuskan masalah tentang pengamatan sel bakteri dalam LKS Siswa mencari dan mengumpulkan literature tentang arcahebacteri dan eubacteria : struktur sel bakteri, bentuk-bentuk bakteri, Bakteri gram positif dan gram negative, Cara hidup bakteri, Reproduksi bakteri, Klasifikasi bakteri Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan pengamatan sel bakteri. Siswa mengamati sel bakteri pada media agar-agar yang berbeda dan mengisi LKS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Siswa menjawab pertanyaan guru dengan pertanyaan yang berbeda pada setiap kelompok didepan kelas 4 3 4 4 4 4 3 198 5. Refleksi 6. Eksplorasi Mengkomunikasi Membuat Kesimpulan Siswa mengkomunikasikan hasil percobaan yang didapat Setiap siswa membuat laporan hasil pengamatan bakteri dengan mengisi LKS Siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari dan menulis kesimpulan di dalam LKS Siswa mengumpulkan LKS Jumlah 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 40 36 38 40 39 40 36 Jakarta, November 2015 Observer I Observer II Rasyidah A.Md.Keb Salsabila, S.Pd 199 Lampiran 7 C Lembar Observasi Keterlaksanaan Aktivitas Siswa Pertemuan :2 Kelas : Eksperimen Tuliskan nilai pada kolom masing-masing kelompok dengan melihat deskripsi. Berikut penilaian: 1 = Kurang Baik (Jika tidak ada orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, dan tidak terlaksana sama sekali) 2 = Cukup Baik (Jika hanya dua orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, namun hanya ada beberapa yang terlaksana) 3 = Baik (Jika hanya empat orang dari anggota kelompok melakukan semua Aktifitas namun tidak sistematis) 4 = Sangat Baik (Jika semua orang dari anggota kelompok melakukan semua aktifitas dengan sistematis) 200 Tahapan Pembelajaran Langkah Pembelajaran Deskripsi Kel 1 2 3 4 5 6 Skor 1. Tahap Modeling Mendemonstrasi Siswa melihat demonstrasi cara pembuatan nata de soya dan siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai fungsi dan cara kerja pembuatan nata de soya 4 4 4 4 4 4 4 2. Pelatihan Melatih Siswa melatih dirinya menggunakan alat kerja pembuatan nata de soya dalam untuk 4 3 4 3 4 3 4 3. Scaffolding Merumuskan masalah Siswa merumuskan masalah tentang pembuatan nata de soya di tulis dalam LKS 4 4 4 4 4 4 4 Mengumpulkan data Siswa mencari dan mengumpulkan literatur tentang manfaat dan kerugian nata de soya serta pemanfaatan bakteri dibidang lain 4 4 4 4 4 4 4 201 Mengamati 4. Artikulasi Mengasosiasi 5. Refleksi Mengkomunikasi 6. Eksplorasi Membuat Kesimpulan Siswa mengamati pembuatan nata de soya dan mencatat hasilnya dalam LKS sebelum di inkubasi. Setelah di Inkubasi 12 jam siswa memberikan laporan kepada guru dengan mengisi LKS Siswa menjawab pertanyaan guru dengan pertanyaan yang berbeda pada setiap kelompok didepan kelas 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 Siswa mengkomunikasikan percobaan yang didapat hasil 4 3 4 3 3 3 3 Setiap siswa membuat laporan sementara hasil pengamatan nata de soya. Setelah di Inkubasi 12 jam siswa memberikan laporan kepada guru dengan mengisi LKS Siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari dan menulis kesimpulan di dalam LKS Siswa mengumpulkan LKS 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 40 34 39 36 37 35 38 Jumlah 202 Observer I Jakarta, November 2015 Observer II Rasyidah A.Md.Keb Salsabila, S.Pd 203 Lampiran 9 C Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan :1 Kelas : Kontrol Tuliskan nilai pada kolom masing-masing kelompok dengan melihat deskripsi. Berikut penilaian: 1 = Kurang Baik (Jika tidak ada orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, dan tidak terlaksana sama sekali) 2 = Cukup Baik (Jika hanya dua orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, namun hanya ada beberapa yang terlaksana) 3 = Baik (Jika hanya empat orang dari anggota kelompok melakukan semua Aktifitas namun tidak sistematis) 4 = Sangat Baik (Jika semua orang dari anggota kelompok melakukan semua aktifitas dengan sistematis) Tahapan Pembelajaran Langkah Pembelajaran Deskripsi Kel 1 2 3 4 5 6 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 Skor 1. Modeling Mendemonstrasi 2. Pelatihan Melatih Siswa melihat demonstrasi guru cara mengamati sel bakteri dan siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai fungsi dan cara kerja penggunaan mikroskop Siswa melatih dirinya dalam menggunakan alat kerja untuk pengamatan sel bakteri 204 3. Scaffolding Merumuskan masalah Siswa menulis jawaban pertayaan tentang gambar perbedaan archaebacteria dan eubacteria dan merumuskan masalah tentang pengamatan sel bakteri 4 2 3 2 2 2 2 Mengumpulkan data Siswa mencari dan mengumpulkan literature tentang arcahebacteri dan eubacteria : struktur sel bakteri, bentuk-bentuk bakteri, Bakteri gram positif dan gram negative, Cara hidup bakteri, Reproduksi bakteri, Klasifikasi bakteri 4 3 3 2 3 2 3 Mengamati Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan pengamatan sel bakteri. Siswa mengamati sel bakteri pada media agar-agar yang berbeda dan mengisi LKS 4 3 3 2 2 3 3 4. Artikulasi Mengasosiasi 4 3 3 2 3 3 3 5. Refleksi Mengkomunikasi Siswa menjawab pertanyaan guru dengan pertanyaan yang berbeda pada setiap kelompok didepan kelas Siswa mengkomunikasikan hasil percobaan yang didapat Setiap siswa membuat laporan hasil pengamatan bakteri dengan mengisi LKS 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 2 3 2 205 6. Eksplorasi Membuat Kesimpulan Siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari dan menulis kesimpulan di dalam LKS Siswa mengumpulkan LKS Jumlah 4 3 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 40 32 36 26 30 32 29 Observer I Jakarta, November 2015 Observer II Rasyidah A.Md.Keb Salsabila, S.Pd 206 Lampiran 9 C Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan :2 Kelas : Kontrol Tuliskan nilai pada kolom masing-masing kelompok dengan melihat deskripsi. Berikut penilaian: 1 = Kurang Baik (Jika tidak ada orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, dan tidak terlaksana sama sekali) 2 = Cukup Baik (Jika hanya dua orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, namun hanya ada beberapa yang terlaksana) 3 = Baik (Jika hanya empat orang dari anggota kelompok melakukan semua Aktifitas namun tidak sistematis) 4 = Sangat Baik (Jika semua orang dari anggota kelompok melakukan semua aktifitas dengan sistematis) Tahapan Pembelajaran Langkah Pembelajaran Deskripsi Kel 1 2 3 4 5 6 4 4 4 4 4 4 Skor 1. Modeling Mendemonstrasi Siswa melihat demonstrasi cara pembuatan nata de soya dan siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai fungsi dan cara kerja pembuatan nata de soya 207 4 2. Pelatihan Melatih Siswa melatih dirinya dalam menggunakan alat kerja untuk pembuatan nata de soya Siswa merumuskan masalah tentang pembuatan nata de soya di tulis dalam LKS 4 3 3 2 3 2 3 3. Scaffolding Merumuskan masalah 4 2 2 2 2 3 2 Mengumpulkan data Siswa mencari dan mengumpulkan literatur tentang manfaat dan kerugian nata de soya serta pemanfaatan bakteri dibidang lain 4 3 3 3 2 3 3 Mengamati Siswa mengamati pembuatan nata de soya dan mencatat hasilnya dalam LKS sebelum di inkubasi. Setelah di Inkubasi 12 jam siswa memberikan laporan kepada guru dengan mengisi LKS Siswa menjawab pertanyaan guru dengan pertanyaan yang berbeda pada setiap kelompok didepan kelas 4 3 3 3 2 2 3 4 4 3 4 4 2 3 Siswa mengkomunikasikan percobaan yang didapat 4 3 3 3 3 3 3 4. Artikulasi Mengasosiasi 5. Refleksi Mengkomunikasi 208 hasil 6. Eksplorasi Membuat Kesimpulan Setiap siswa membuat laporan sementara hasil pengamatan nata de soya. Setelah di Inkubasi 12 jam siswa memberikan laporan kepada guru dengan mengisi LKS Siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari dan menulis kesimpulan di dalam LKS Siswa mengumpulkan LKS Jumlah 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 40 33 30 32 30 28 30 Observer I Jakarta, November 2015 Observer II Rasyidah A.Md.Keb Salsabila, S.Pd 209 Lampiran 8C Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi AKtifitas Siswa Kelas Eksperimen Tahapan Pembelajaran Modeling Langkah Pembelajaran Mendemonstrasi Pertemuan I 100 Pertemuan II 100 Jumlah Rata-rata Persentase Interpretasi 200 100 100% Sangat Baik Pelatihan Melatih 100 87.5 187.5 93.7 93.7% Sangat Baik Scaffolding Merumuskan masalah 95.8 100 195.8 Mengumpulkan data 100 100 200 97.2 97.2% Sangat Baik Mengamati 100 87.5 187.5 Artikulasi Mengasosiasi 91.6 83.3 174.9 87.4 87.4% Sangat Baik Refleksi Mengkomunikasi 87.4 81.2 168.6 84.3 84.3% Sangat Baik Eksplorasi Membuat kesimpulan 95.8 93.7 189.5 94.7 94.7% Sangat Baik Rata-rata % 92.8% 210 Sangat Baik Lampiran 10C Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi AKtifitas Siswa Kelas Kontrol Tahapan Pembelajaran Modeling Langkah Pembelajaran Mendemonstrasi Pertemuan I 100 Pertemuan II 100 Jumlah Rata-rata Persentase Interpretasi 200 100 100% Sangat Baik Pelatihan Melatih 87.5 66.6 154.1 77 77% Baik Scaffolding Merumuskan masalah 54.1 54.1 108.2 Mengumpulkan data 66.6 70.8 137.4 63.1 63.1% Cukup Mengamati 66.6 66.6 133.2 Artikulasi Mengasosiasi 70.8 83.3 154.1 77 77% Baik Refleksi Mengkomunikasi 77 79.1 156.1 78 78% Baik Eksplorasi Membuat kesimpulan 85.4 81.2 166.6 83.3 83.3% Sangat Baik Rata-rata % 79.7% 211 Baik Lampiran 9 C Hasil Perhitungan Respon Angket Siswa Nama AD AN AP AS BS DN DV GD GR HN HF IR IS JS JM KR MW 1 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 Indikator 1 2 3 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 5 3 3 4 3 3 4 3 3 5 3 3 5 3 3 4 3 3 5 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 3 3 3 5 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 6 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 Indikator 2 7 8 9 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 5 5 4 4 5 3 3 4 4 5 5 4 3 4 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 207 10 4 3 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 11 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 3 4 3 4 5 4 Indikator 3 12 13 14 4 3 5 4 4 5 5 3 5 5 4 5 5 4 5 4 3 4 5 5 5 5 3 4 4 3 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 15 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 5 4 5 4 16 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 Indikator 4 17 18 19 4 4 3 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 5 20 4 3 5 5 4 3 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 4 MF 3 5 3 3 3 5 3 3 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 3 RK RS 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 3 5 NB NF NJ NN RA RF SF SK SN SH SH TS ZA ZI 4 4 3 3 3 3 5 3 3 4 3 3 4 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 5 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 5 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 5 3 3 4 3 4 5 5 3 4 3 3 3 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 3 5 3 3 4 5 4 4 4 4 3 5 3 5 4 4 3 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 3 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 3 5 3 4 4 5 4 3 4 3 4 5 4 118 129 116 115 122 157 131 134 154 146 137 157 132 161 154 157 6.2 6.8 6.1 6.3 6.1 6.4 8.3 6.9 7.1 7.6 8.1 7.7 7.2 8.3 6.9 7.8 8.5 8.1 8.3 4 3 4 5 3 4 5 4 3 3 4 4 5 4 13 8 7. 3 Jumlah Rata-rata 208 5 4 4 5 4 3 5 3 5 4 4 4 5 5 14 144 8 7. 7.6 8 7.7 140 7.4