pengaruh penggunaan lembar kerja siswa (lks) berbasis

advertisement
PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA BIOLOGI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mnecapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Faiza El Jannati
NIM. 1110016100008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
i
ii
iii
ABSTRAK
Faiza El Jannati (1110016100008). Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Berbasis Keterampilan Generik Sains Terhadap Hasil Belajar
Biologi Siswa. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Lembar Kerja
Siswa (LKS) berbasis keterampilan generik sains terhadap hasil belajar biologi
siswa. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 60 Jakarta Selatan pada kelas X-2
sebagai kelas eksperimen dan X-3 sebagai kelas kontrol. Metode penelitian yang
digunakan adalah kuasi eksperimen dengan design the nonequivalent control
group design dan teknik pengambilan sampel random sampling. Instrument yang
digunakan berupa tes objektif pilhan ganda sebanyak 30 butir soal. Data hasil tes
dianalisis dengan uji analisis data dengan menggunakan uji-t, pada taraf signifikan
0,05 didapat hasil π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” (1.87) > π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ (1.66) sehingga hipotesis nol (𝐻0 )
ditolak dan hipotesis alternatif (𝐻1 ) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis keterampilan generik sains
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep
Archaebacteria dan Eubacteria.
Kata kunci : Lembar Kerja Siswa (LKS), Keterampilan Generik Sains, Hasil
belajar biologi
iv
ABSTRACT
Faiza El Jannati (1110016100008). The Effectiveness of Student Worksheet
Based Science of Generic Skills of the Biology Student Learning Outcomes.
Skripsi of bology Education Program. Science Education Departement, Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015
The aims of this research was to determine the effectiveness of student worksheet
science based generic skills to result of the learn biology students. The research
was done in sman 60 jakarta selatan, at x.2 class as experiment class and x.3
class as control class on archaebacteria and eubacteria concept. The method of
research used quasi experimental design was the nonequivalent control group
design. The technique of simple random sampling. Instrmenets used in multiple
choice objective test of 30 qeustions. Based on result of data analysis using ttest,at the 0.05 significance level obtained result π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ie 1.87> 𝑑 >
1.66 so that the null hypothesis (𝐻0 ) is rejected and the alternative hypothesis
(𝐻1 ) is accepted. This suggests that use of student work sheet (LKS) based Science
of Generic Skills significantly affect the biology student learning outcomes in the
concept of Archaebcateria dan Eubacteria.
Keyword : Student Work Sheet (LKS), Science of Generic Skills, the of result of
learning biology
v
KATA PENGANTAR
Segala Puji hanya milik Allah SWT dzat yang Maha Agung. yang Maha
pengasih dan Maha penyayang atas segala karuniaNya. Shalawat dan salam
tercurah kepada bagina Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang bendearang, juga kepada keluarga,
sahabat serta umatnya yang senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT.
Skripsi ini dapat terselesaikan bukan semata-mata atas kemampuan
peneliti saja. Atas ridho yang Allah SWT berikan serta ilham dari-Nya yang
membuat penulis mendapatkan ide untuk menulis skripsi yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis keterampilan
generik sains terhadap hasil belajar biologi siswa”
Apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya, disampaikan kepada
semua pihak yang telah berpartisipasi dan memberikan dukungan dalam penelitian
ini. Semoga menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang
baik. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikan kepada:
1.
Prof. Dr, Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3.
Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.
Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, tenaga dan nasehat
yang membangun, serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
vi
5.
Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si, selaku dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6.
Segenap dosen dan staff jurusan pendidikan IPA, khususnya program studi
pendidikan biologi, yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan
di perguruan tinggi ini.
7.
Bapak Drs. Dwi Sartoso, M.M, selaku wakil bidang kurikulum SMA Negeri
60 Jakarta Selatan yang telah memberikan izin sepenuhnya untuk dapat
melakukan penelitian di tempat tersebut.
8.
Ibu Drs. Hj. Umi Harini, M.M, selaku kepala SMA Negeri 60 Jakarta Selatan
yang telah memberikan izin sepenuhnya untuk dapat melakukan penelitian di
tempat tersebut .
9.
Ibu Widiyati Etty Y, S.Pd, Bapak A. Syahrul, Bapak Hartono, Rasyidah
selaku guru SMA Negeri 60 Jakarta Selatan yang telah memberikan
dukungan, memberika do’a, dan semangat.
10. Kepada ayah tercinta H.M. Allakfi, SH dan ibunda Hj. Mas’ain yang telah
memberikan dukungan, motivasi, doa dan berbagai pelajaran yang berharga
diberbagai situasi dan kondisi yang Allah takdirkan. Semoga semua
perjuangan beliau menjadi amal jariyah di sisi Allah SWT dan beliau selalu
diberikan rezeki yang berlimpah serta dalam lindungan Allah SWT. Aamiin
11. Kepada keluarga dan kepada kakak Royhan, Sari, Fedrian Nuril, Nanda Nuril,
yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan doa
12. Teman-teman Biologi angkatan 2010 yang sama-sama saling mendo’akan,
khususnya izkar, mariam, dian, tuti, rista, syifa, dan birril.
Atas semuanya semoga Allah SWT membalas dengan balasan yang lebih
baik. Jaza’kum ahsan al-jaza’.
Jakarta,
April 2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................................iv
ABSTRACT ............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 1
C. Batasan Masalah........................................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN .......................................................................................... 7
A. Kajian Teoretik ......................................................................................... 7
1. Hakikat Lembar Kerja Siswa (LKS) ..................................................... 7
a. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................... 7
b. Jenis – jenis LKS ................................................................................... 8
c. Tujuan dan Fungsi LKS ....................................................................... 9
d. Langkah – langkah Penyusunan LKS ............................................... 10
e. Pengembangan LKS ........................................................................... 13
f. Penilaian LKS ...................................................................................... 14
viii
2. Keterampilan Generik Sains................................................................ 15
a. Pengertian Keterampilan Generik ................................................. 15
b. Keterampilan Generik Pada Materi Kimia dan Fisika .................. 17
3. Hakikat Hasil Belajar ........................................................................ 23
a. Pengertian Belajar ......................................................................... 23
b. Pengertian Hasil Belajar ................................................................ 24
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 26
C. Kerangka Pikir ....................................................................................... 29
D. Pengajuan Hipotesis ............................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 32
B. Metode dan Desain Penelitian................................................................. 32
C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 33
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 33
E. Instrumen Penelitian................................................................................ 34
1. Instrumen Proses Pembelajaran ........................................................ 34
2. Kisi – kisi Instrumen ............................................................................... 37
3. Kalibrasi Instrumen ................................................................................. 41
F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 45
1. Teknik Analisis Keterampilan Generik Sains .................................... 45
2. Teknis Analisis Data Assesmen Kinerja ................................................ 45
3. Teknik Analisis Data Tes Hasil Belajar Aspek Kognitif ..................... 46
a. Uji Normalitas Data ...................................................................... 46
b. Uji Homogenitas ................................................................................. 47
c. Pengujian Hipotesis Statistik ............................................................. 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 50
A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 50
1. Hasil Pretest ........................................................................................ 50
2. Hasil Posttest ....................................................................................... 51
ix
3. Hasil Perhitungan Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan
Generik Sains ...................................................................................... 52
4. Data Lembar Lembar Observasi Aktivasi Siswa ................................ 53
5. Data Angket Respon Siswa ................................................................. 55
B. Hasil Analisis .......................................................................................... 56
1. Uji Prasyarat Analisis ................................................................................ 56
a. Uji Normalitas ................................................................................ 56
b. Uji Homogenitas................................................................................... 57
2. Hasil Uji Hipotesis..................................................................................... 58
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 63
A. Kesimpulan ............................................................................................ 63
B. Saran ........................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 64
LAMPIRAN ......................................................................................................... 67
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Interpretasi Skor ................................................................... 15
Tabel 2.2
Jenis Ketrampilan Generik Terhadap Materi Archaebacteria dan
Eubacteria .......................................................................................... 21
Tabel 2.3
Indikator Keterampilan Generik Sains dengan Indikator
Hasil Belajar ....................................................................................... 22
Tabel 2.4
Keterampilan Generik Sains dengan Indikator Pencapaian
Pembelajaran ..................................................................................... 23
Tabel 3.1
Desain Penelitian .............................................................................. 32
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Validasi Isi LKS Berbasis Keterampilan
Generik Sains ................................................................................... 35
Tabel 3.3
Rekapitulasi Data Hasil Validasi LKS oleh Ahli ............................. 36
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Tes .................................................................... 37
Tabel 3.5
Kisi-kisi Angket Respon Siswa......................................................... 39
Tabel 3.6
Skala Likert Angket .......................................................................... 39
Tabel 3.7
Skala Likert Angket Butir Positif...................................................... 40
Tabel 3.8
Skala Likert Angket Butir Negatif .................................................... 40
Tabel 3.9
Persentase Respon Siswa ................................................................. 41
Tabel 3.10
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ............................................. 42
Tabel 3.11
Interpretasi Tingkat Kesukaran ........................................................ 43
Tabel 3.12
Interpretasi Daya Pembeda Soal ...................................................... 44
Tabel 3.13
Kriteria keterampilan generik sains ................................................. 45
Tabel 3.14
Kategori Presentase .......................................................................... 46
Tabel 4.1
Data Hasil Pretest Kelas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...... 51
Tabel 4.2
Data Hasil Postest Kelas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..... 52
Tabel 4.3
Hasil Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Generik Sains ... 53
Tabel 4.4
Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ........... 54
Tabel 4.5
Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol .................. 54
xi
Tabel 4.6
Persentase Angket Respon Siswa ..................................................... 55
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Lilifors Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................................................ 57
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................................................. 58
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest ........................................... 58
Taebl 4.10
Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest .......................................... 59
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Perangkat Pembelajaran ........................................................... 67
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................................................... 67
2. Instrumen Soal Pretest dan Posttest........................................................... 84
3. Kisi-kisi Instrumen ..................................................................................... 89
4. Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen .......................................... 111
5. Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol..................................................133
6. Jawaban Lembar Kerja Siswa ................................................................. 142
7. Rubrik Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen ............................... 161
8. Rubrik Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol ..................................... 168
9. Angket Respon Siswa ............................................................................. 171
Lampiran B : Hasil Instrumen Penelitian ...................................................... 173
1. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ..............................173
Lampiran C : Analisis Data Hasil Penelitian ................................................ 174
1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................................... 174
a. Uji normalitas ..................................................................................... 174
b. Uji homogenitas .................................................................................. 180
2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................................. 181
a. Uji normalitas ..................................................................................... 185
b. Uji homogenitas .................................................................................. 187
3. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................. 188
a. Uji hipotesis pretest ............................................................................ 188
b. Uji hipotesis posttest ........................................................................... 189
4. Skor LKS Berbasis Keterampilan Generik Sains..................................... 190
5. Rekapitulasi Nilai LKS Berbasis Keterampilan Generik Sains ............... 195
6. Nilai LKS Kelompok Kontrol .................................................................. 196
7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ............................ 197
xiii
8. Lembar Observasi Aktifitas Siswa Kelas Kontrol .................................. 204
9. Rekapitulasi Lembar Observasi Aktifitas Siswa Kelas Eksperimen .......210
10. Rekapitulasi Lembar Observasi Aktifitas Siswa Kelas Kontrol ............. 211
11. Hasil Perhitungan Respon Angket Siswa .................................................... 212
Lampiran D: Surat-surat Penelitian ............................................................... 214
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan yang paling di rasa saat ini adalah mengenai mutu
pendidikan. Masalah tersebut adalah belum adanya peningkatan mutu pendidikan
yang dialami pada pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya bidang
biologi. Hal ini terbukti dengan nilai ulangan harian siswa pada pelajaran biologi
pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria tahun ajaran 2013 pada jenjang
Menengah masih jauh dari harapan.
Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memperbaiki
kegiatan belajar mengajar. Tetapi, harus memperhatikan terlebih dahulu hal-hal
yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Terdapatnya banyak faktor
yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, baik dari diri siswa itu
sendiri maupun faktor dari luar. Salah satu faktor dari luar yang menyebabkan
rendahnya hasil belajar siswa adalah cara guru dalam menyajikan materi
pembalajaran di kelas. 1
Umumnya guru menyajikan materi pembelajaran hanya melalui buku sumber
(paket). Guru juga menyampaikan materi pembelajaran yang terdapat di dalam
buku pembelajaran dalam bentuk ceramah. Pembelajaran hanya berlangsung satu
arah dengan menonaktifkan siswa. Guru juga tidak memberikan kesempatan
kepada siswa melakukan praktikum dikarenakan guru menganggap bahwa
praktikum banyak menyita waktu serta alat yang digunakan terbatas. Hal ini
dapat membosankan siswa karena siswa tidak berperan aktif dalam pembelajaran.
Sehingga materi yang telah disampaikan oleh guru pun hanya bertahan dalam
memori siswa akibat yang mengandalkan proses menghafal tanpa melalui
pengolahan potensi yang ada pada diri siswa.
1
Maulana,Peranan Lembar Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Aritmatika Sosial
Berdasarkan Pendekatan Realistik, (Studi Deskriptif Di Kelas 1-C Sltp Negeri 27 Bandung), h.2
1
Melihat dari permasalahan-permasalahan di atas, salah satu solusi untuk
menjawab permasalahan tersebut adalah dengan menyediakan bahan ajar yang
menarik, mudah dipahami namun dapat mengaktifkan siswa untuk belajar mandiri
dan mampu untuk mengembangkan keterampilan siswa melalui praktikum. salah
satu bahan ajar yang memenuhi kriteria tersebut adalah Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Lembar Kerja Siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk dan
langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. 2 Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
merupakan salah satu alternatif alat bantu pembelajaran yang tepat bagi peserta
didik, karena LKS membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang
konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. 3 Penggunaan
LKS dapat mengoptimalkan sumber daya siswa dan guru dalam proses
pembelajaran. Beberapa keuntungan spesifik dari pemanfaatan LKS dalam
pemebelajaran
adalah
dapat
menumbuhkan
kemandirian
siswa,
dapat
menumbuhkan aktivitas, kreativitas, serta motivasi belajar siswa, menghemat
waktu, dan memberi kesempatan yang lebih banyak bagi guru untuk melakukan
bimbingan individu ataupun kelompok. 4 Berdasarkan pendapat ahli tersebut, LKS
merupakan salah satu bahan ajar yang cocok untuk dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan siswa.
Lembar Kerja Siswa yang baik adalah LKS yang mampu menjadikan
pembelajar mempunyai keinginan untuk beraktivitas sesuai dengan instruksi. 5
LKS juga dikatakan baik apabila LKS yang memudahkan siswa untuk berinteraksi
dengan materi yang diberikan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melatih kemandirian belajar siswa.
2
Poppy, Kamila Devi, dkk, Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Guru SMP,
(Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA,
2009), h. 32
3
Fitra Mayasari, Pendesain LKS Matematika Interaktif Model E-learning Berbasis Web di
kelas X SMA Negeri 3 Palembang, Skripsi 2009, h.1
4
I Gusti Ngurah P, Implementasi Pendekatan Matematika Realistik dengan Metode PQ4R
Berbantuan LKS dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP
Negeri 4 Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. TH
XXXVIII,Desember 2005, h. 782
5
Ibid., h. 781
2
Penyusunan LKS sebaiknya dilakukan sendiri oleh seorang guru, karena
berdasarkan
informasi dengan beberapa siswa SMA, LKS yang beredar di
sekolah kurang sesuai dengan kebutuhan siswa. LKS yang biasa digunakan di
sekolah tidak dibuat sendiri oleh guru. LKS yang hanya berisi materi dan soal
membuat siswa kurang mengerti terhadap materi pembelajaran. LKS yang
digunakan kurang membuat siswa menyukai pembelajaran karena siswa tidak
diajak untuk melakukan eksperimen atau praktikum. LKS tidak sesuainya dengan
keadaan lingkungan sekolah. LKS seperti ini pada akhirnya akan membuat siswa
sulit untuk memahami suatu konsep biologi, akibatnya hasil belajar siswa menjadi
rendah. LKS pada umumnya dibeli bukan dibuat sendiri oleh guru, padahal LKS
sebenarnya bisa dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan agar lebih menarik
dan kontekstual dengan situasi dan kondisi lingkungan sekolah peserta didik. 6
Penyajian LKS dapat dikembangkan dengan berbagai inovasi. Terdapat
berbagai macam inovasi baru yang dapat diterapkan dalam penulisan LKS
diantaranya memadukan LKS dengan memberikan tugas untuk melakukan
eksperimen atau praktikum. Kegiatan eksperimen atau praktikum sangat
diperlukan dalam pembelajaran biologi untuk membantu siswa lebih memahami
konsep-konsep yang telah dipelajari serta menuntun siswa untuk terampil dan
memiliki nilai ilmiah. Karena itu, LKS yang digunakan berbasis Keterampilan
Generik Sains.
Keterampilan Generik Sains adalah keterampilan yang dihasilkan dari
kemampuan intelektual yang dipadukan dengan keterampilan psikomotorik
sehingga menghasilkan sikap yang akan melekat sepanjang hayat. 7 Keterampilan
Generik Sains yang ditingkatkan adalah : keterampilan melakukan pengamatan,
kesadaran akan skala besaran, menghubungkan sebab akibat, pemodelan dan
inferensia logika. Karena itu, Keterampilan Generik Sains memberikan siswa
pengalaman dan memperkaya pengetahuan dengan mengeksplorasi lingkungan
6
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Agar Inovatif, (Yogyakarta: Diva
Press, 2011), h. 204
7
Iwan Permana Suwarna, Mengembangkan Keterampilan Generik pada matakuliah IPBA
(Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa), (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah), Prosiding Seminar
Nasional IPA., h. 3
3
dengan proses pembelajaran yang sesuai, sehinga siswa mampu menerapkan pada
konsep nyata bukan hanya sekedar teori.
Berdasarkan karakteristik untuk meningkatkan keterampilan generik sains,
konsep yang dipilih pada penelitian ini adalah konsep Archaebacteria dan
Eubacteria. Konsep Archaebacteria dan Eubacteria merupakan salah satu konsep
biologi yang memerlukan keterampilan untuk menganalisis melalui kegiatan
praktikum di laboratorium. Praktikum yang dilakukan adalah pengamatan bentukbentuk bakteri. Untuk praktikum pengamatan bentuk-bentuk bakteri, siswa
mengamati, mengklasifikasikan bentuk-bentuk bakteri,
menafsirkan
hasil
pengamatan dan mengkomunikasikan. Melalui kegiatan tersebut siswa mampu
menemukan dan memahami konsep yang ditanamkan oleh guru berdasarkan
konsep yang telah dimiliki, mengembangkan cara berpikir logis, sistematis, kritis,
terbuka, serta dapat menumbuhkan keterampilan dan kecakapan dalam melakukan
kegiatan praktikum.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin menerapkan penggunaan
LKS berbasis Keterampilan Generik Sains untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap hasil belajar biologi siswa. Untuk mendapatkan jawaban yang telah
diuraikan diatas, maka penulis melakukan penelitian dan menuliskan dalam
skripsi yang berjudul :
”Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Keterampilan
Generik Sains Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Archaebacteria
dan Eubacteria”
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi
masalah-masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
1.
Pembelajaran biologi hanya berlangsung satu arah yang berpusat pada guru.
2.
Materi yang disampaikan oleh guru masih menggunakan metode hafalan.
3.
Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa melakukan praktikum
4.
Rendahnya hasil belajar biologi
5.
Archaenacteria dan Eubacteria merupakan materi bersifat prosedur dan
konsep sehingga harus membutuhkan pengetahuan kognitif dan psikomotorik.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi di atas, batasan maslah pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif dan psikomotorik. Ranah
kognitif diukur dengan menggunakan tes hasil belajar biologi. Dan ranah
psikomotorik diukur dengan menggunakan assessment kinerja.
2.
Keterampilan generik sains digunakan pada assessment kinerja adalah
pengamatan langsung, kesadaran skala besaran, hubungan sebab akibat,
pemodelan, inferensi logika.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan LKS berbasis keterampilan
generik sains berpengaruh terhadap hasil belajar siswa?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan LKS
berbasis keterampilan generik sains terhadap hasil belajar biologi siswa pada
konsep Archaebacteria dan Eubacteria
5
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1.
Bagi Peneliti: memberikan informasi tentang perangkat pembelajaran yang
dapat dikembangkan terutama pada pengajaran biologi dan memberikan
informasi tentang pengaruh penggunaan LKS berbasis keterampilan generik
sains terhadap hasil belajar biologi siswa.
2.
Bagi dunia pendidikan : sebagai bahan pertimbangan bahwa kemampuan
afektif, psikomotrik dan kognitif dapat dipadukan untuk mewujudkan
pembelajaran aktif atau pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
(student centered)
6
7
BAB II
KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR
DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoretik
1.
Hakikat Lembar Kerja Siswa
a.
Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mendefinisikan Lembar Kegiatan
Siswa, bahwa Lembar Kegiatan Siswa adalah suatu bentuk lembar kerja yang
berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan terprogram. 1 Pengertian
lain menyebutkan bahwa lembar kegiatan siswa adalah lembaran-lembaran yang
berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. 2 LKS termasuk media cetak
hasil perkembangan teknologi cetak yang berupa buku dan berisi materi visual,
seperti yang diungkapkan oleh Azhar Arsyad. 3
Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya
berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Dan,
tugas tersebut haruslah jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. 4 Dari
beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan satu alat
belajar yang termasuk media cetak yang di dalamnya memuat pedoman bagi siswa
untuk melaksanakan kegiatan yang terprogram. Kegiatan tersebut dapat berupa
pemberian tugas baik tugas teoritis ataupun tugas praktis. Tugas teoritis misalnya
berupa tugas membaca sebuah artikel tertentu, membuat ringkasan dan lain
sebagainya, sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja
lapangan.
1
Trianto, Mengembangkan Model Pembalajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka,2010), h.
212
2
Poppy Kamalia Devi, dkk, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Untuk SMP, (Jakarta:
PPPPTK IPA, 2009), h. 32.
3
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 29
4
Marno, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: DIPTAIS,2012), cet.2., h. 77
8
b. Jenis – jenis LKS
Setiap LKS disusun dengan materi-materi dan tugas tertentu yang dikemas
sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Berdasarkan pada tujuan pembuatan LKS,
LKS terbagi ke dalam beberapa bentuk. Hal ini dikemukakan oleh Muslim
Ibrahim. Menurut Muslim Ibrahim Lembar Kerja LKS dibagi ke dalam dua
macam: 5
1) Lembar kegiatan yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan
keterampilan dan menemukan konsep dalam suatu tema atau sering disebut
dengan lembar kegiatan siswa yang tak berstruktur. LKS ini berperan sebagai
alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran
serta alat bantu mengajar yang dapat digunakan untuk mempercepat
pelajaran, memberi dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit
petunjuk, tertulis atau lisa untuk mengarahkan kerja pada peserta didik.
2) Lembar kegiatan siswa yang dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu
proses belajar mengajar dengan tanpa bimbingan dari guru atau biasa disebut
informasi dan tugas-tugas. Pada LKS ini telah disusun petunjuk dan
pengarahannya, member semangat dan dapat mendorong belajar dan meberi
bimbingan pada setiap siswa.
Terdapat lima jenis LKS yang umumnya digunakan oleh peserta didik. 6
1) LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep
LKS jenis ini memuat apa yang harus diakukan peserta didik, meliputi
melakukan, mengamati, dan menganalisis
2) LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan
berbagai konsep yang telah ditemukan
LKS ini memberikan tugas kepada peserta didik untuk melakukan diskusi,
kemudian meminta mereka untuk berlatih memberikan kebebasan berpendapat
5
Trianto, op. cit., h. 212
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: DIVA
Press,2011),h.209
6
9
3) LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar
LKS jenis ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya terdapat di
dalam buku. Fungsi utama LKS ini adalah membantu peserta didik mengahafal
dan memahami materi pelajaran.
4) LKS yang berfungsi sebagai penguat
Materi pembelajaran yang dikemas didalam LKS ini lebih mengarah pada
pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku
pelajaran. LKS ini cocok untuk pengayaan.
5) LKS yang berfungsi petunjuk praktikum
Salah satu isi dari LKS ini adalah petunjuk pelaksanaan praktikum.
c.
Tujuan dan Fungsi LKS
Tujuan LKS diberikan yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan oleh guru sehingga dapat mengefektifkan pelaksanaan belajar
mengajar pada suatu konsep. 7
Pendapat lain menyatakan tujuan penyusunan LKS dalam Kegiatan
pembelajaran memiliki tujuan tertentu, yaitu : 8
1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi
dengan materi yang diberikan.
2) Menyajikan tugas-tugas yang mengingatkan pengusaan peseta didik terhadap
materi yang diberikan.
3) Melatih kemandirian belajar peserta didik.
4) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.
Lembar Kerja Siswa juga akan memberikan manfaat bagi guru dan siswa.
guru akan lebih terbantu karena memiliki bahan ajar yang sudah disiapkan.
Sedangkan untuk siswa adalah alat bantu yang dapat memudahkan pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran yang didapat. 9
7
Marno, op. cit., cet.2., h. 77
Andi Prastowo, op. cit., h. 206
9
Marno, op. cit., cet.2., h. 78
8
10
d. Langkah-langkah Penyusunan LKS
Keberadaan LKS yang inovatif dan kreatif akan menciptakan proses
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Maka dari itu, sebuah keharusan
bahwa setiap pendidik ataupun calon pendidik agar mampu menyiapkan dan
membuat bahan ajar yang inovatif. Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar
kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau
tidaknya sebuah kompetensi dasar yang dikuasai oleh peserta didik.
Untuk dapat membuat LKS sendiri, maka perlu memahami langkah-langkah
penyusunannya. Berikut langkah-langkah penyusunan LKS : 10
1) Tahap Persiapan
Menyiapkan lembar kerja siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah :
a)
Melakukan Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam menyusun LKS.
Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang
memerlukan bahan ajar LKS. Pada umumnya, dalam menentukan materi, langkah
analisisnya dilakukan dengan cara melihat materi pokok, pengalaman belajar,
serta materi yang diajarkan. Selanjutnya, kita juga harus mencermati kompetensi
yang harus dimiliki oleh peserta didik. Jika semua langkah tersebut telah
dilakukan, maka kita harus bersiap untuk memasuki langkah berikutnya, yaitu
menyusun peta kebutuhan lembar kerja siswa
b) Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS
yang harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKS-nya.
c)
Menentukan judul-judul LKS
Perlu diketahui bahwa judul LKS ditentukan atas kompetensi-kompetensi
dasar, materi-materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam
kurikulum. Jika judul-judul LKS telah ditentukan, maka langkah selanjutnya yaitu
mulai melakukan penulisan.
10
Andi Prastowo, op. cit., h. 212
11
d) Penulisan LKS
Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
merukuskan kompetensi dasar, menentukan alat penilaian, menyusun materi, dan
memperhatikan struktur LKS
2) Langkah – langkah Penulisan
Pertama, merumuskan kompetensi dasar. Untuk merumuskan kompetensi
dasar, dapat kita lakukan dengan menurunkan rumusnya langsung dari kurikulum
yang berlaku. Contohnya, kompetensi dasar yang diturunkan dari kurikulum 2013.
Kedua, menentukan alat penilaian, dimana penilaiannya didasarkan pada
penguasaan kompetensi.
Ketiga, menyusun materi. Materi Lembar Kerja Siswa dapat berupa
informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang
akan dipelajari. Materi dapat diambi dari berbagai sumber, seperti buku, majalah,
internet, jurnal hasil penelitian, dan sebagainya. Keempat, memperhatikan struktur
LKS. Ini adalah langkah terakhir dalam penyusunan sebuah LKS. Ibarat akan
membangun sebuah rumah, maka harus paham benar tentang struktur rumah. Ada
fondasi dibagian dasarnya, kemudian diatasnya ada tembok dan beton, dan
dibagian paling atas adalah atap. Jika sampai bagian-bagian itu salah satunya tidak
ada atau terbalik penyusunannya, maka bangunan rumah tidak mungkin terbentuk.
Hal yang sama juga terjadi dalam penyusunan Lembar Kerja Siswa. Harus
dipahami bahwa struktur LKS terdiri dari enam komponen, yaitu judul, petunjuk
belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung,
tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, serta penilaian. Ketika menulis LKS,
maka paling tidak keenam komponen inti tersebut harus ada. Untuk lebih
memperjelas mengenai langkah-langkah penyusunan LKS yang telah diuraikan
sebelumnya, dapat dilihat dalam bentuk bagan alur sebagai berikut : 11
11
Ibid., h. 214
12
Analisis Kurikulum
Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Menentukan Judul-Judul LKS
Menulis LKS
Merumuskan KD
Menentukan Alat Penilaian
Menyusun Materi
Memperhatikan Struktur Bahan Ajar
Gambar 2.1. Diagram alur langkah-langkah penyusunan LKS
3) Langkah-langkah Mendesain LKS
Lembar Kerja Siswa didesain untuk digunakan peserta didik secara mandiri.
Pendidik hanya berperan sebagai fasilitator; dan peserta didiklah yang diharapkan
berperan secara aktif dalam mempelajari materi yang terdapat dalam LKS.
Apabila desain yang dibuat terlalu rumit bagi peserta didik, maka peserta didik
akan kesulitan dalam memahami materi. Berikut ini batasan umum yang dapat
dijadikan pedoman pada saat menentukan desain LKS : 12
a) Ukuran
Mengggunakan ukuran yang dapat mengakomodasi kebutuhan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Maka, ukuran LKS yang mampu mengakomodasi hal
ini adalah A4 karena dengan A4 peserta didik akan mempunyai cukup ruang
untuk membuat bagan. Apabila kita menentukan ukuran LKS adalah A5,
peserta didik akan kesulitan membuat bagan, karena ruangan yang tersedia
sangat terbatas.
12
Ibid., h. 217
13
b) Kepadatan Halaman
Halaman tidak terlalu dipadati dengan tulisan. Halaman yang terlalu padat
akan mengakibatkan siswa sulit memfokuskan perhatian.
c) Penomoran
Penomoran materi juga tidak boleh dilupakan dalam mendesain LKS.
Sebab, dengan adanya penomoran, dapat membantu peserta didik, terutama
bagi yang kesulitan untuk menentukan mana judul. Hal ini akan
menimbulkan kesulitan bagi peserta didik untuk memahami materi secara
keseluruhan. Karena itu, menggunakan huruf kapital atau penomoran.
d) Kejelasan
Memastikan bahwa materi dan instruksi yang diberikan dalam LKS dapat
dengan jelas dibaca oleh peserta didik. Selengkap apa pun materi yang
disiapkan, tetapi jika peserta didik tidak mampu membacanya dengan jelas,
maka LKS tidak akan memberi hasil yang maksimal. Hal ini tentu saja
mengganggu kenyamanan saat membacanya. Karena itu, pastikan bahwa
cetakan di halaman yang satu tidak menembus ke halaman sebaliknya.
e.
Pengembangan LKS
Mengembangkan LKS yang menarik dan dapat digunakan secara maksimal
oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, ada 4 langkah yang ditempuh
dalam mengembangkan LKS, yaitu penentuan tujuan pembelajaran, pengumpulan
materi, penyusunan elemen, serta pemeriksaan dan penyempurnaan. Berikut ini
rincian dari setiap langkah pengembangan LKS. 13
1) Menentukan Tujuan Pembelajaran
Menentukan tujuan pembelajaranyang akan di-breakdown dalam LKS. Pada
langkah pertama, menentukan desain menurut tujuan pembelajaran yang
diacu. Perhatikan variabel ukuran, kepadatan halaman, penomoran halaman
dan kejelasan.
13
Andi Prastowo, op. cit., h. 221
14
2) Pengumpulan Materi
Menentukan materi dan tugas yang akan dimasukkan ke dalam LKS.
Mengumpulkan bahan atau materi dan buat perincian tugas yang harus
dilaksanakan oleh peserta didik. Bahan yang akan dimuat dalam LKS dapat
dikembangkan sendiri atau memanfaatkan materi yang sudah ada. Dari
materi tersebut, tentukan rincian tugas yang harus dilakukan siswa.
3) Penyusunan Elemen
Pada bagian inilah, saatnya mengintegrasikan desain (hasil dari langkah
pertama) dengan materi dan tugas (sebagai hasil dari langkah kedua).
4) Pemeriksaan dan Penyempurnaan
Apabila telah berhasil menyelesaikan langkah ketiga, tidak berarti dapat
langsung memberikan LKS tersebut kepada peserta didik. Sebelum
memberikannya kepada peserta didik, perlu dilakukan pengecekan terhadap
LKS yang sudah dikembangkan tersebut.
f.
Penilain LKS
Pembuatan Lembar Kerja Siswa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya, yaitu : 14
1) Dari segi penyajian materi yaitu:
a. Judul LKS harus sesuai dengan materinya
b. Materi sesuai dengan perkembangan anak
c. Materi disajikan secara sistematis dan logis
d. Materi disajikan secarasederhana dan jelas
e. Menunjungkan keterlibatan dan kemauan siswa untuk ikut aktif
2) Dari segi tampilan yaitu :
a.
Penyajian sederhana, jelas dan mudah dipahami
b.
Gambar dan grafik sesuai dengan konsepnya
c.
Tata letak gambar, tabel dan pertanyaan harus tepat
14
Poppy Kamalia Devi, op. cit., h. 36
15
d.
Judul, keterangan, instruksi, pertanyaan harus jelas
e.
Mengembangkan minat dan mengajak siswa untuk berpikir.
Apabila telah berhasil melakukan langkah-langkah dalam tahap pembuatan
LKS, tidak berarti dapat langsung memberikan LKS tersebut kepada peserta ddik,
perlu melalukan uji cobakan dengan menggunakan validasi pakar menilai LKS.
Skripsi Susanti Ratna Dewi menyatakan bahwa menilai suatu produk LKS
dapat dilakukan dengan menilai empat aspek yaitu, segi desain, penyajian materi,
penampilan dan pemilihan alat dan bahan. Masing-masing aspek memiliki
indikator-indikator tertentu yang dinilai sehingga memiliki hasil presentase yang
menunjukkan kriteria LKS tersebut. Untuk lebih mudah dipahami maka dapat di
kategori penilaian dalam bentuk tabel 2.1
Tabel 2.1 kriteria Interpretasi Skor 15
No.
Interval skor
Kategori
1.
81-100%
Sangat baik
2.
61-80%
Baik
3.
41-60%
Cukup
4
21-40%
Kurang
5
0-20%
Sangat kurang
Hasil pendapat peneliti maka dapat disimpulkan, bahwa LKS dapat dikategorikan
dengan baik atau tidaknya dapat dilihat melalui empat aspek, diantaranya : segi
desain, konten, penyajian dan memenuhi kemampuan kerja ilmiah.
2. Keterampilan Generik Sains
a. Pengertian Keterampilan Generik
Keterampilan Generik sebagai keterampilan yang dihasilkan dari kemampuan
intelektual yang dipadukan dengan keterampilan psikomotorik sehingga
menghasilkan sikap yang akan melekat sepanjang hayat. 16
15
Susanti Ratna Dewi, Analisis dan Pengembangan LKS Eksperimen Berbasis Lingkungan
Pada Konsep Laju Reaksi. Skripsi pada sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Jakarta,2012)
hal. 43, tidak diterbitkan
16
Iwan Permana Suwarna, Mengembangkan Keterampilan Generik pada Matakuliah IPBA,
(Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2011)., h. 3
16
“In Australia and internationally, generic skill are known by a number of
term including core skill, key skills, essensial skill, basic skill and workplace
know-how.” 17 Hal tersebut sesuai dengan tulisan Callan yang menyatakan “In
their interviews, teachers used several phrases to define generic skills, including
soft skills, people skills, transferable skills, work skills, core skills, mayer
competencies and core competencies. 18 Pada kutipan di atas menjelaskan bahwa
dibeberapa Negara Keterampilan Generik dikenal dengan beberapa istilah. Salah
satunya adalah keterampilan inti. Kemampuan Generik merupakan kemampuan
yang dapat diterapkan pada berbagai bidang dan untuk memperolehnya diperlukan
waktu yang lama. 19 Kemampuan merupakan hasil interaksi kompleks antara
pengetahuan dengan keterampilan sehingga untuk menguasainya diperlukan
interaksi yang berulang kali dan waktu yang relatif lama. 20
Generic Skills as those skills that students need to become successful learners
and successful practitioners in their fields of study and work and in other aspects
of their life and are an important outcome of university education. 21 Dengan
demikian, belajar seumur hidup dan kerja yang bergantung pada keterampilan
generik berkembang dengan baik.
Kemampuan Generik Sains merupakan kemampuan yang dapat digunakan
untuk mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan masalah dalam sains.
Oleh karena itu kemampuan generik sains merupakan kemampuan yang
digunakan secara umum dalam berbagai kerja ilmiah, dan dapat dijadikan sebagai
landasan dalam melakukan kegiatan laboratorium. 22
17
Jennifer Gibb, Generic skills in Vocation Eduacation and Training, Research Readings,
(Australia National Centre for Vocational Education Research Ltd,2004), h. 8
18
Victor J Callan, Generic skill. Understanding Vocational Education and Training Teacher
and Student Attitudes, (Australia :National Centre for Vocational Education Research Ltd, 2003),
h. 17
19
Taufik Rahman, dkk, Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan Generik
(P3BKG) dan Profil Pencapaiannya,(Studi Deskriptif pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan Calon
Guru Biologi), h. 194. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA vol, II No.2,Juli 2008
20
Ibid., h. 193
21
Reena George, Fostering Generik Skil Through Participatory Learning Strategis, IJFPSS,
vol. 1,No.1, pp 14-15,sep 2011, h. 15
22
Ni Made Pujiani, Liliasari dan Dhani herdiwijaya, Pembekalan Keterampilan Laboratorium
Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains, Prosiding Seminar Nasional. f-178
17
Pengembangan keterampilan generik sains siswa melalui kegiatan praktikum
dapat dilakukan dengan melatih siswa untuk terampil dalam mengamati,
mengukur, serta menarik kesimpulan terhadap suatu objek tertentu. Berbagai
keterampilan yang dikembangkan selama praktikum akan membantu siswa dalam
mempersiapkan diri di jenjang yang lebih tinggi.
Keterampilan Generik Sains adalah kemampuan dasar yang bersifat umum,
fleksibel, dan berorientasi sebagai bekal mempelajari ilmu pengetahuan yang
lebih tinggi atau melayani tugas-tugas bidang ilmu/ pekerjaan yang lebih luas,
yaitu tidak hanya sesuai bidang keahliannya tetapi juga bidang lain. 23 Dengan
demikian definisi-definisi tersebut, walupun dinyatakan secara berbeda namun
sama-sama memiliki unsur-unsur pokok yang menjadi ciri dari batasan
keterampilan. Unsur-unsur itu adalah :
1) Di dalam keterampilan terdapat beberapa tujuan yang berhubungan dengan
lingkungan yang diinginkan.
2) Di dalam keterampilan terkandung keharusan bahwa pelaksanaan tugas atau
pemenuhan tujuan akhir tersebut dilaksanakan dengan kepastian yang
maksimum.
Berdasarkan aspek-aspek yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan
bahwa “Generic Skill is a personal attributes and values which should be
acquired by all graduates regardless of their discipline or field of study. In other
words, they should represent the central achievements of higher education as a
process”.
b. Keterampilan Generik Pada Materi Kimia dan Fisika
Keterampilan Generik yang dapat dikembangkan melalui pengajaran fisika
ada Sembilan (9) : 24 (1) pengamatan langsung; (2) pengamatan tak langsung; (3)
kesadaran tentang skala besaran; (4) bahasa simbolik; (5) kerangka logika taat23
Saptorini, Peningkatan Ketampilan Generik Sains Bagi Mahasiswa Melalui Perkuliahan
Praktikum Kimia Analisis Instrumen Berbasis Inkuiri. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2,
No. 1, 2008, h. 190-191
24
Iwan Permana Suwarna, Mengembangkan Keterampilan Generik pada Matakuliah IPBA,
(Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2011)., h. 4
18
asas; (6) inferensi logika, (7) hukum sebab akibat; (8) pemodelan matematika; (9)
membangun konsep.
Makna dari setiap Keterampilan Generik Sains tersebut dijelaskan
Brotosiswoyo, manusia memiliki alat indera, tetapi untuk ilmu fisika yang
terutama pada benda mati, pengelihatan dan pendengaran merupakan dua indera
yang paling banyak dipakai. Hal tersebut dikatakan mengamati objek secara
langsung
dan
pengamatan
dinamanakan
langsung,
alat
pengamatan
indera
yang
langsung. 25
digunakan
Dalam
manusia
melakukan
memiliki
keterabatasan. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut manusia melengkapi diri
dengan berbagai peralatan. Misalnya listrik adalah salah satu objek yang ada
tetapi tidak dapat di lihat, di dengar atau di cium. Karena itu menggunakan alat
Ampere-meter. Ini dikenal sebagai pengamatan tak langsung.
Kesadaran akan skala besaran, merupakan skala ruang ukuran, objek yang
digarap terentang dari
yang sangat besar Jagad Raya), sampai sangat kecil
(elektron). 26 Untuk memperjelas gejala alam yang dipelajari oleh setiap rumpun
ilmu diperlukan bahasa simbolik yang merupakan alat untuk mengungkapkan
sejumlah hukum atau perangai alam. 27 Misalnya gerak benda secara mekanika
hanya dapat diungkapkan dengan bentuk persamaan diferensial.
Pengamatan panjang tentang gejala alam yang dijelaskan melalui banyak
hukum-hukum, orang akan menyadari keganjilan dari sifat taat assasnya secara
logika. Untuk membuat hubungan hukum-hukum itu agar taat assas, maka perlu
ditemukan teori baru yang menunjukkan kerangka logika taat assas. 28 Logika
sangat berperan dalam melahirkan hukum-hukum sains. Banyak fakta yang tak
dapat diamati langsung dapat ditemukan melalui inferensia logika dari
konsekuensi-konsekuensi logis yang dilahirkan semata-mata inferensi logika.
Tanpa melihat bagaimana makna konkret sesunggunya.
25
B. Suparto Brotosiswoyo, Pekerti Mipa - Hakikat Pembelajaran Fisika. (Jakarta :
PEKERTI bidang MIPA, 2000), h. 6
26
Ibid., h. 11
27
Ibid., h. 12
28
Ibid., h. 14
19
Rangkaian hubungan antara berbagai faktor dari gejala yang diamati diyakini
sains selalu membentuk hubungan yang dikenal sebagai hukum sebab akibat.
Untuk menjelaskan hubungan-hubungan yang diamati diperlukan bantuan
pemodelan matematik yaitu rumus-rumus yang melukiskan hukum- hukum
alam. 29 Dalam fisika misalnya model Newton, tetapi mekanika yang sama dapat
diungkpakan dengan model Hamilton.
Tidak semua fenomena alam dapat difahami dengan bahasa sehari-hari,
karena itu diperlukan bahasa khusus ini yang dapat disebut konsep. Jadi belajar
sains memerlukan kemampuan untuk membangun konsep, agar bisa ditelaah lebih
lanjut untuk memerlukan pemahaman yang lebih lanjut, konsep-konsep inilah
diuji keterterapannya. Pengembangan keterampilan generik sains dapat dilakukan
dengan adanya praktikum sehingga dapat melatih keterampilan siswa. Sehingga
pada saat ini para ahli belum ada yang merumuskan secara rinci dan lengkap
tentang kemampuan-kemapuan generik khususnya pada bidang biologi. Yang ada
adalah pada bidang kimia dan fisika. Keterampilan generik yang dikembangkan
oleh Taufik Rahman yang diadaptasi oleh Brotosiswoyo tahun 2001, berikut
adalah keterampilan generik biologi. 30
1) Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah suatu teknik pembelajaran yang dapat berdampak pada
pengembangan ilmu pengetahuan (Biologi). Proses pengamatan terjadi melalui
panca indera (pengelihatan, penciuman, perabaan, pengecapan dan pendengaran).
Pengamatan dalam keterampilan generik ini dibagi menjadi dua bagian yang
diantaranya adalah pengamatan langsung dan tak langsung.
Pengamatan langsung yaitu dengan kegiatan mengamati objek dengan
menggunakan panca indera baik menggunakan alat maupun dengan tidak
menggunakan alat. Contohnya mengamati langsung sel xylem dengan
menggunakan mikroskop.
29
Ibid., h. 16
Taufik Rahman, Pengembangan Program Pembelajaran Praktikum Unutk Meningkatkan
Kemampuan Generik Calon Guru Biologi, Disertasi Pada Pasca Sarjana (S3) Pendidikan UPI
Bandung, Bandung 2008,.h. 54, tidak dipublikasikan
30
20
Pengamatan tidak langsung adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mendapatkan gejala dan perilaku alam yang tidak dapat diamati secara langsung
tetapi efeknya dapat diketahui dan memerlukan alat tertentu untuk dapat
mendeteksinya. Contohnya pengukuran suhu badan yang hanya akan diketahui
dengan
menggunakan
thermometer,
tekanan
darah
yang
dapat
diukur
menggunakan tensi meter.
2) Kesadaran tentang skala besaran
Kesadaran mengenai skala besaran adalah mengenai pemahaman akan
perbandingan ukuran benda yang sesungguhnya dengan ukuran benda tiruannya.
Dalam objek biologi terdapat objek-objek yang ukurannya sangat kecil seperti sel,
gen, bakteri, virus.
3) Bahasa simbolik
Bahasa simbolik berfungsi untuk menggambarkan symbol dalam pembelajaran
sains, misalnya dalam mengenal lambang unsur, terdapatnya symbol (P) untuk
parentum, dan (F) untuk filium
4) Kerangka logika
Kerangka logika adalah suatu kemampuan untuk berfikir sistematis oleh
seseorang. Contoh dalam ilmu biologi adalah mengenai sistem klasifikasi
makhluk hidup di mana pada sistem klasifikasi tersebut mengelompokkan
makhluk hidup berdasarkan karakteristik mulai dari tingkat tertinggi sampai
terendah.
5) Inferensi
Inferensi logika adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengambil suatu
kesimpulan atau garis besar dari suatu rujukan.
6) Hubungan sebab akibat
Kemampuan Generik ragam sebab akibat, terdapatnya sebab akibat dan hukum
sebab akibat, hubungan antara sebab akibat dalam hukum sebab akibat memiliki
nilai kepastian yang tinggi dan jika dilakukan pengulangan akan hasil yang sama.
7) Pemodelan
Pembelajaran sains sangatlah luas, sehingga banyak objek yang tidak dapat
dipelajari langsung dari objek aslinya. Maka dari itu diperlukannya model (benda
21
tiruan). Model dapat berbentuk benda dua dimensi (gambar, tabel, grafik dan
bagan) atau tiga dimensi berupa torso.
8) Abstraksi
Abstraksi adalah suatu kegiatan yang menggambarkan hal-hal abstrak ke dalam
bentuk nyata. contohnya rantai respirasi dan pembentukan ATP, prosesnya
diabstraksikan ke dalam bentuk gambar.
Berdasarkan penjelasan mengenai makna keterampilan generik sains. Maka
tidak semua Keterampilan Generik dapat dikembangkan. 31 Sehingga jenis
keterampilan generik sains yang dibuat dan sesuai dengan subkonsep, setiap
subkonsep bisa > 1 jenis Keterampilan Generik dan dapat diukur juga dari
kemampuan kognitif. Berikut Tabel 2.2. Jenis Keterampilan Generik terhadap
materi bakteri.
Tabel 2.2 Jenis Keterampilan Generik Terhadap Materi
Archaebacteria dan Eubacteria
Jenis Ketarampilan Generik Sains
Pengamatan langsung
Subkonsep Achaebacteria dan
Eubacteria
Ciri-ciri Archaebateria dan Eubacteria
Hubungan Sebab Akibat
Pemodelan
Klasfikasi Archaebacteria dan
Inferensi
Eubacteria
Pengamatan langsung
Struktur sel bakteri
Kesadaran akan skala besaran
Pengamatan langsung
Kelompok bakteri berdasarkan bentuk-
Pemodelan
bentuk sel yang hidup berkoloni,
Inferensi
habitat, cara memperoleh makanan dan
kebutuhan oksigen
31
Pemodelan
Reproduksi bakteri
Pemodelan
Peranan bakteri dalam kehidupan
Inferensi
sehari-hari
Dwi Nur Apriani, dkk, Pembelajaran Learning Cyle 7E terhadap Hasil Belajar dan
Keterampilan Generik Sains Siswa, chem in edu 2 (1), 2012
22
Tabel 2.3 Indikator Keterampilan Generik Sains dengan Indikator Hasil Belajar
Indikator keterampilan Generik
Sains
Pengamatan langsung :
Mengumpulkan
fakta-fakta
hasil
a. Mendeskripsikan
ciri-ciri
Archaebacteria dan Eubacteria, serta
pengelompokan Archaebacteria
percobaan
Dapat
Indikator Hasil Belajar
mengunakan
indera
dalam
b. Mengamati
bentuk-bentuk
sel
melakukan percobaan
Eubacteria yang membentuk koloni
Kesadaran akan skala besaran
dan pemanfaatan bakteri
Dapat
mengetahui
kepekaan
yang
tinggi terhadap skala numerik sebagai
c. Dapat
menghitung
perbesaran
mikroskop
ukuran skala mikroskopis ataupun
makroskopis
a. Dapat
Pemodelan
Mengungkapkan
fenomena
dalam
bentuk sketsa, gambar dan tabel
melakukukan
prosedur
langkah kerja
b. Menjelaskan
perkembangbiakan
bakteri
c. Mengidentifikasi
peran
bakteri
laporan
hasil
dalam kehidupan
Hubungan Sebab akibat
Dapat Membuat hipotesis
Menentukan variabel terikat dan bebas
a. Menyajikan
pengamatan bakteri
b. Menyajikan
laporan
Inferensi
pemanfaatan
Dapat menarik kesimpulan
dalam kehidupan
c. Peran
bakteri
sehari-hari
tentang
serta peran bakteri
dalam
kehidupan
23
Tabel 2.4 Keterampilan Generik Sains dengan Indikator Pencapaian Pembelajaran
Keterampilan Generik Sains
Indikator Pencapaian
Pembelajaran
Pengamatan Langsung
Mengumpulkan
percobaan
fakta-fakta
berdasarkan
hasil
indera
pengelihatan
Dapat
mengunakan
indera
ketika
melakukan percobaan
Kesadaran akan skala besaran
Dapat mengetahui kepekaan yang
tinggi terhadap skala numerik sebagai
ukuran skala mikroskopis ataupun
makroskopis
Sebab akibat
Membuat hipotesis
Menentukan variabel terikat dan bebas
Pemodelan
Mengungkapkan
fenomena
dalam
bentuk tabel atau charta
Inferensia logika
3.
Hakikat Hasil Belajar
a.
Pengertian Belajar
Menarik kesimpulan
Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan
lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah
aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yag
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan
sikap. 32 Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi dalam diri
yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku. 33
Belajar memberikan dua definisi, yaitu : Pertama, belajar ialah suatu
proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan
32
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2009), cet I., h. 39
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT.Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 61
33
24
dan tingkah laku. Kedua, penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
diperoleh dari instruksi. 34 Kemampuan manusia untuk belajar merupakan ciri
penting yang membedakan manusia dengan makhluk lain, kemampuan belajar itu
member manfaat bagi individu dan juga masyarakat untuk menempatkan diri
dalam makhluk yang berbudaya. Dengan belajar seseorang mampu mengubah
perilaku, dan membawa pada perubahan individu yang memiliki pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Perubahan itu diperoleh dengan melalui usaha, menetap
dalam waktu yang lama dan meruapakan hasil dari pengalaman. Berhasil baik
atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3
macam : 35
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan
rohani siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar
siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Belajar merupakan kegiatan yang membawa manusia pada perkembangan
pribadi
yang
seutuhnya,
meliputi
perkembangan
kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik. Berdasarkan pendapat tentang belajar peneliti mengambil
kesimpulan bahwa belajar merupakan proses siswa membangun pemahaman
sendiri untuk berfikir, berbuat dan berinteraksi secara lancar sebagai hasil dari
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu bentuk yang diperoleh dari adanya proses
belajar. Ketika proses belajar itu dilakukan, maka pada akhirnya rangkaian proses
34
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta,2003), cet.4., h. 13
35
Muhibin Syah, op. cit., h. 130
25
tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk perubahan yang nampak pada diri siswa
sebagai hasil belajar.
Belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar, sehingga pengertian hasil belajar dapat dipandang dari dua sisi yaitu
sisi guru dan dari sisi siwa. Dari sisi guru mengajar diakhiri oleh proses evaluasi
belajar dan dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya panggal dan
puncak proses belajar. 36
Proses belajar dapat melibatkan 3 ranah, yaitu : ranah kognitif, ranah afektif,
dan ranah psikomotorik. Pada belajar kognitif, prosesnya mengakibatkan
perubahan dalam aspek kemampuan berpikir (cognitive), pada belajar afektif
mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan (afective), sedang
belajar
psikomotorik
memberikan
hasil
belajar
berupa
keterampilan
(psychomotoric). 37 Proses belajar merupakan proses yang unik dan kompleks.
Keunikan itu disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang
belajar, tidak pada orang lain, dan setiap individu menampilkan perilaku belajar
yang berbeda. Perbedaan penampilan itu disebabkan karena setiap individu
mempunyai karakteristik individualnya yang khas, seperti minat intelegensi,
perhatian, bakat dan sebagainya.
Proses belajar mengajar di kelas mempunyai tujuan yang bersifat
transaksional, artinya diketahui secara jelas dan operasional oleh guru dan peserta
didik. Semua usaha di kerahkan semaksimal mungkin agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Selain itu, suatu proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil
apabila siswa dapat memahami dan menerapkan makna dari apa yang telah
dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu indikator keberhasilan siswa
dapat dinyatakan dari hasil belajarnya.
Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal, peristiwa dimulai
dari adanya perubahan kognitif atau pengetahuan untuk kemudian berpengaruh
pada perilaku. Dan perilaku belajar seseorang yang dipelajari dapat diketahui
36
Dimyati dan Mudjono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2006), h.
250-251
37
Purwanto, op. cit., cet 1., h. 43
26
melalui tes yang pada akhirnya dimunculkan nilai belajar dalam bentuk rill atau
non rill.
Tujuan pendidikan dapat dimasukkan ke dalam salah satu tiga ranah, yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik. 38 Hasil belajar seringkali digunakan sebagai
ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang mengusai bahan yang sudah
diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian
pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Secara
garis besar tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mendapatkan data
pembuktian yang akan menunjukkan sampai mana tingkat kemampuan dan
keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler. Selain itu juga
dapat digunakan oleh guru-guru dan para pengawas pendidikan untuk mengukur
atau menilai sampai dimana keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar,
kegiatan-kegiatan belajar dan metode-metode mengajar yang digunakan. 39
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya,yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk
pada suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara
fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya
kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods).
Belajar dilakukan untuk mengusahaka adanya perubahan perilaku paa individu
yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil
belajar. Dalam konteks demikian maka hasil belajar merupakan serangkaian
kegiatan untuk memperoleh perubahan tingkah lau sebagai hasil pengalaman
individu dalam interkasinya dengan lingkungan sekitar.
B. Hasil Penelitian yang Relavan
Sunyono, Dalam penelitian ini digunakan desain “one group pretest-postest
design”. Produk LKS ini diuji dengan N-gain. Model LKS ini dikembangkan
dalam bentuk LKS eksperimen yang alur penyajiannya berorientasi pada 4
(empat) keterampilan yang dimunculkan, yaitu bahasa simbolik, pemodelan
38
Ibid., h. 43
Loeloek Endah Poerwati & Sofan Amri, Kurikulum 2013, (Jakarta : PT. Prestasi
pustakaraya, 2013), h. 222
39
27
tematik hukum sebab akibat, dan membangun konsep. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ; 1) tingkat ketebacaan dan keterlaksanaan LKS yang
dikembangkan memiliki kategori tinggi, artinya sebagian besar siswa mampu
menyerap pesan yang terkandung dalam LKS dan kegiatan siswa mudah
dilaksanakan dengan langkah-langkah dalam LKS; 2) Peningkatan keterampilan
generik sains siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan LKS yang disusun
berada pada kategori sedang. Peningkatan tertinggi pada indikator bahasa
simbolik dan peningkatan terendah pada indikator pemodelan tematik. 40
Taufik Rahman, Nuryani Y. Rustaman, Nana Syaodih Sukmadinata, Anna
Poedjiadi. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif. Instrumen yang
digunakan berupa tes esai berkaitan dengan kemampuan generik (tes LP4). Di
samping itu dilakukan pula observasi performance praktikum. Data penelitian
berupa data keterampilan generik rerata UTS dan UAS yang meliputi kemampuan
generik pemodelan, inferensi logika, sebab akibat dan bahasa simbolik. Program
Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan Generik (P3BKG) berdampak
positif terhadap pencapaian kemampuan generik pelaksanaan praktikum maupun
performance praktik. Pencapaian kemampuan generik tersebut
meliputi
pengamatan langsung pada kategori sangat tingi; pemodelan, inferensi, sebab
akibat pada kategori tingi, dan bahasa simbolik pada kategori sedang mendekati
rendah. Rendahnya bahasa simbolik tersebut terutama karena kurangnya
mahasiswa menguasai
konsep
perhitungan
kimia.
Adapun
performance
praktiknya tergolong kategori tinggi. 41
Tina Yuni Astuti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
keterampilan generik sains siswa yang diajar melalui metode praktikum dengan
metode demostrasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen,
dengan mengambil sampel menggunakan teknik purposive sampling. Kelas
eksperimen I diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan metode
40
Sunyono, Pengembangan Model Lembar Kerja Siswa Berorientasi Keterampilan Generik
Sains Pada Materi Kesetimbangan Kimia, (Solo : Prosiding Seminar Nasional Kimia dan
Pendidikan Kimia II, 2010), h. 464-465
41
Taufik Rahman, dkk, Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan Generik
(P3BKG) dan Profil Pencapaiannya, (Studi Deskriptif pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan Calon
Guru Biologi), h. 200. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA vol, II No.2,Juli 2008
28
praktikum dan kelas eksperimen II dengan pembelajaran menggunakan metode
demostrasi. Bedasarkan pengujian hipotesis statistik dengan uji-t (∝ = 0.05)
diperoleh t-hitung (3.79) > t-tabel (2.02). oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan generik sains antara siswa yang
diajarkan melalui metode praktikum dengan metode demostrasi. Ketereampilan
generik sains siswa yang diajarkan melalui metode praktikum lebih unggul
dibandingkan dengan metode demostrasi. 42
Supardi Yasa, Ni Ngh. Madri Antari, Sumantri. Penelitian ini bertujuan
menganalisis perbedaan pemahaman konsep IPA antara kelompok siswa yang
belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis
kemampuan generik sains dan kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan
model pembelajaran STAD. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan
rancangan nonequivalent posttest only control group design. Populasi penelitian
adalah siswa SD kelas V terdiri atas 5 kelas. Sampel diambil dengan cara group
random sampling. Data yang diperlukan dalam penelitian adalah data pemahaman
konsep IPA siswa, yang dikumpulkan dengan tes pemahaman konsep IPA. Tes
pemahaman konsep IPA berbentuk pilihan ganda. Data dianalisis dengan
menggunakan statistic inferensial uji-t. Semua pengujian hipotesis dilakukan pada
taraf signifikansi 5%.
Hasil analisis data, diperoleh bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep
yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis kemampuan generik sains dan kelompok
siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran STAD dalam
pembelajaran IPA (t =7,3; p<0,05). Skor rata-rata pemahaman konsep IPA
kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbasis kemampuan generik sains (M = 83,7) lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran STAD (M = 75,00). 43
42
Tina Yuni Astuti, Perbedaan Keterampilan Generik Sains Siswa Yang Diajar Melalui
Metode Praktikum Dengan Metode Demostrasi. Skripsi (Jakarta : Program Studi Biologi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,2013), hal ii
43
I Md. Supardi Yasa,dkk, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis
Kemampuan Generik Sains Terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa SD Kelas V Di Kelurahan
Banyuasri. Jurnal Chemica Vol 1, 2012
29
Ramlawati, Liliasari, dan Ana Ratna Wulan. Desain penelitian Embedded
Experimental.
Komponen utaman APE meliputi: pengetahuan sebelum kuis,
jurnal praktikum, lembar kerja mahasiswa, laporan praktikum. Hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model APE keterampilan generik
sains mahasiswa dapat meningkat secara signifikan. Indikator KGS yang
meningkat signifikan adalah pemodelan, bahasa simbolik dan abstraksi pada
kategori tinggi. Pada kelompok tengah model APE dapat meningkatkan indikator
kesadaran tentang skala, pemodelan dan pengamatan langsung pada kategori
sedang. Sedangkan pada mahasiswa kelompok bawah, model APE tidak dapat
meningkatkan indikator KGS secara berarti, kecuali pada indikator bahasa
simbolik dan tilikan ruang pada kategori sedang. 44
Nurrohman, Agus Suyatna, Chandra Ertikanto. Produk lembar kerja siswa
(LKS) yang dikembangkan memiliki kualitas kemenarikan, kemudahan dan
kebermanfaatan serta LKS yang dikembangkan terbukti efektif digunakan sebagai
media pembelajaran dilihat dari presentase siswa yang tuntas tujuan pembelejaran
yaitu 81.25% pada pemakaian di kelas VIII MTsAlfatah Natar. 45
C. Kerangka Pikir
Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap melainkan suatu hal yang
dinamis, sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus
menerus, perubahan dapat dilakukan dalam hal metode mengajar, buku-bku, alatalat laboratorium, maupun materi-materi pelajaran, karena pendidikan juga
merupakan proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mendpatkan pengajaran
yang efektif dan efisien. Pada proses pendidikan banyak sekali mata pelajaran
yang diajarkan, salah satunya adalah pendidikan ilmu pengetahuan alam (IPA).
IPA itu sendiri memiliki cabang ilmu pengetahuan lain salah satunya adalah ilmu
44
Ramlawati, Liliasari dan Ana Ratna Wulan, Pengembangan Model Assesmen Portofolio
Elektronik (APE) untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Mahasiswa, (Universitas
Negeri Makassar : Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, 2012). Jurnal Chemica Vol. 13 Nomor 1
Juni 2012, 31-41
45
Nurrohman, Agus Suyatna, Chandra Ertikanto, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berbasis Keterampilan Generik Sains (KGS) Materi Tekanan, Jurnal Pembelajaran Fisika Vol. 2
No. 3, 2014
30
biologi. Ilmu biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang
mempelajari tentang Archaebacteria dan Eubacteria, sistem pernapasan, sistem
pecernaan, sistem ekskresi, ekosistem, yang semuanya merupakan peristiwa yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Masalah pendidikan yang paling dirasa saat ini adalah mengenai kualitas
pendidikan. Hal ini terbukti dengan prestasi belajar siswa pada jenjang pendidikan
menengah atas masih jauh dari harapan khususnya pada pelajaran biologi. Banyak
faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar biologi siswa diantaranya
adalah cara guru dalam menyajikan materi pembelajaran di kelas masih
konvensional. Hal ini membuat siswa merasa jenuh dan bosan karena
pembelajaran akhirnya bersifat teacher centered. Dalam hal membantu proses
pembelajaran, banyak guru yang menggunakan LKS. Namun LKS yang dimiliki
hanyalah LKS yang berisikan teori dan soal-soal yang membuat siswa kurang
berminat untuk mempelajarinya. Faktor lainnya menyebabkan rendahnya hasil
belajar biologi siswa adalah pembelajaran biologi umumnya dilakukan tanpa
proses keterampilan.
Proses pembelajaran biologi siswa masih bersifat mengahafal. Padahal
pembalajaran yang memberi hasil paling baik adalah melalui belajar penemuan,
karena siswa sendiri yang berperan aktif dalam pembelajaran dan mengkonstruk
pengetahuan berdasarkan pengalaman yang mereka miliki. LKS yang umumnya
digunakan oleh beberapa sekolah kurang membantu dalam melatih keterampilan
dengan melakukan praktikum. Semua hal tersebut membuat hasil belajar biologi
siswa menjadi rendah. Sehingga dibutuhkan suatu perangkat pembelajaran yang
membantu siswa untuk melakukan proses melatih keterampilan dengan
melakukan praktikum.
Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Keterampilan Generik Sains diharapkan
dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. LKS ini dapat membantu siswa dalam
melatih keterampilan yang dimiliki dengan bimbingan dari guru melalui
pearantara LKS. LKS ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga siswa
lebih tertarik untuk belajar. Selain itu penggunaan LKS ini dapat mengubah pola
pembelajaran dari teacher centered menjadi student centered sehingga siswa yang
31
akan lebih aktif dalam proses pembelajaran dan pada akhirnya hasil belajar
biologi siswa pun akan meningkat. Berdasarkan landasan teori dan hasil-hasil
penelitian yang relavan, maka diduga LKS berbasis Keterampilan Generik Sains
dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir, maka peneliti mengajukan Hipotesis sebagai
berikut :
H0
: Tidak terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis keterampilan generik
sains terhadap hasil belajar siswa biologi
H1
: Terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis keterampilan generik sains
terhadap hasil belajar siswa biologi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan bertempat di SMA Negeri 60 Jakarta. Adapun penelitian
ini dilakukan pada semester ganjil pada tanggal 03 November tahun ajaran
2014/2015.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi
experiment). Metode ini memiliki kelompok kontrol namun tidak berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. 1
Penelitian ini menggunakan dua kelas penelitian, kelas pertama adalah
kelompok kontrol, yaitu menggunakan metode ceramah dan tidak diberikan
perlakuan LKS berbasis keterampilan generik sains dan kelas kedua adalah
kelompok eksperimen, yaitu diberikan perlakuan LKS berbasis keterampilan
generik sains.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah the nonequivalent control
group design, dalam desain ini digunakan dua kelompok subjek, satu diantaranya
diberikan perlakuan. Desain penelitiannya digambarkan pada Tabel 3.1. Sebagai
berikut 2 :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas
Pretest
Perlakuan
Posttest
E
OΔ±
XΔ±
Oβ‚‚
K
OΔ±
-
Oβ‚‚
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta,2013), cet-16, h. 114
2
Ibid., h. 116
32
Keterangan :
E: kelas eksperimen ( kelompok yang diberi perlakuan dengan LKS berbasis
keterampilan generik sains)
K: kelas kontrol (kelompok yang tidak diberi perlakuan dengan LKS berbasis
keterampilan generik sains)
OΔ±: pretest (tes awal yang sama pada kedua kelompok)
Oβ‚‚: posttest (tes akhir yang sama pada kedua kelompok)
XΔ± : perlakuan dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan generik sains
Xβ‚‚ : perlakuan dengan tidak menggunakan LKS berbasis keterampilan generik
sains
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 60 Jakarta
yang terdaftar dalam semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Populasi terjangkau
yaitu siswa SMAN 60 Jakarta kelas X semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling.
simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.3
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini yaitu kelas X SMAN 60 Jakarta. Sampel
adalah sebagian bagian dari populasi. 4 Dalam penelitian ini, penentuan sampel
dilakukan dengan mengambil dua kelas.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini diperoleh data berupa skor hasil belajar biologi siswa yang
diperoleh melalui tes hasil belajar biologi siswa. Adapun urutan pengumpulan
data dilakukan sebagai berikut:
3
Ibid., h. 124
S.Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Jakarta: PT. Rineka Cipta,2007), cet-6, h.
4
121
33
1.
Dilakukan observasi untuk menentukan kelas-kelas yang akan dijadikan
kelompok subjek penelitian serta menentukan kelas-kelas eksperimen yaitu
yang akan diberi perlakuan dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan
generik sains
2.
Diberikan tes kemampuan awal (pretest) tentang konsep archaebacteria dan
eubacteria di dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.
Diberikan treatment (perlakuan) kepada kelas yang dijadikan subjek
penelitian pada pembahasan archaebacteria dan eubacteria, dengan perlakuan
pemberian LKS berbasis keterampilan generik sains.
4.
Diberikan tes kemampuan akhir (posttest) tentang archaebacteria dan
eubacteria di kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
soal-soal yang sama.
5.
Hasil tes yang diperoleh dari kedua kelompok perlakuan, yaitu: kelompok
atau kelas kontrol yang diajar tanpa menggunakan LKS berbasis keterampilan
generik sains dan kelompok atau kelas eksperimen yang diajar dengan
menggunakan LKS berbasis keterampilan generik sains, untuk selanjutnya
data yang telah diperoleh dianalisis dan dipersiapkan untuk membuat laporan
penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. 5 Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Instrumen Proses Pembelajaran
Instrumen yang digunakan selama proses pembelajaran adalah rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS) berbasis
keterampilan generik sains untuk kelas eksperimen. LKS disusun melalui
beberapa tahap yaitu, pertama melakukan analisis kurikulum 2013, bertujuan
untuk
menentukan
materi-materi
yang membutuhkan
5
Sugiyono, op. cit., h. 147
34
LKS
yang tidak
membutuhkan.
Berdasarkan
analisis
diperoleh
salah
satu
materi
yang
membutuhkan LKS adalah materi tentang Archaebacteria dan Eubacteria. Kedua,
menyusun peta kebutuhan LKS, bertujuan untuk mengetahui jumlah LKS yang
harus ditulis dan sekuensi LKS. Ketiga, menentukan judul-judul LKS. Keempat,
membuat LKS.
Melakukan validasi desain LKS sebelum melakukan uji coba atau
penggunaan instrumen. Validasi desain LKS pada penelitian ini diukur dengan
validasi isi, yaitu melalui pengecekan dan pertimbangan dari dosen dan guru
biologi. Berdasarkan pada tahap pengecekan dan penyempurnaan LKS, dilihat
pada Tabel 3.2 berupa kisi-kisi instrumen validasi isi LKS berbasis Keterampilan
Generik Sains :
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Isi LKS Berbasis
Keterampilan Generik Sains
No.
1.
Variabel
Kesesuaian
desain
Indikator
a. Ukuran
dengan b. Kepadatan
tujuan
No. Pernyataan
Jumlah
1,2
2
3,4,5
3
10,18,19,20,21,
8
halaman
pembelajaran
c. Kejelasan
22,23,24
2.
a. Kesesuaian
bahasan topik
dengan
b. Struktur LKS
berbasis KGS
Kesesuaian
materi
tujuan
12,13,14
3
11
1
15,16
17
2
1
6,7
8,9
2
2
pembelajaran
3.
Kesesuaian
elemen dengan
a. Rincian tugas
b. Latihan
tujuan
pembelajaran
4.
Kejelasan
penyampaian
a. Bahasa yang
digunakan
b. Pemilihan gambar
dan daftar pustaka
Jumlah soal
35
24
Validasi pertama dosen biologi meminta peneliti merevisi LKS pada bagian
bahasa yang digunakan. Setelah dilakukan revisi, LKS draft I dilakukan kembali
validasi oleh guru biologi. Sementara itu validasi kedua guru biologi tidak ada
yang harus diperbaiki. Penilaian dilakukan menggunakan lembar validasi LKS
yang terdiri dari empat aspek, yaitu kesesuaian desain dengan tujuan
pembelajaran, kesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian elemen
dengan tujuan pembelajaran, dan kejelasan penyampaian. Dari keempat aspek
tersebut secara umum diperoleh persentase rata-rata 93.75% yang berarti hasil
penilaian dari validator untuk LKS memiliki kriteria valid. Rekapitulasi data hasil
validasi LKS oleh ahli terlihat pada Tabel 3.3
Tabel 3.3 Rekapitulasi Data Hasil Validasi LKS oleh Ahli
No.
1.
Variabel
Kesesuaian
desain dengan
Indikator
a. Ukuran
b. Kepadatan halaman
c. Kejelasan
Rata-rata
%
100%
Kriteria
Sangat
Baik
tujuan
pembelajaran
2.
Kesesuaian
materi dengan
tujuan
a. Kesesuaian bahasan
topik
b. Struktur LKS berbasis
KGS
100%
c. Rincian tugas
d. Latihan
100%
Sangat
baik
pembelajaran
3.
Kesesuaian
elemen dengan
Sangat
Baik
tujuan
pembelajaran
4.
Kejelasan
penyampaian
a. Bahasa yang digunakan
b. Pemilihan gambar dan
daftar pustaka
Rata – rata
36
75%
Baik
93.75%
Sangat
Baik
2.
Kisi-kisi Instrumen
Instrumen dalam penelitian terdiri atas tes dan nontes. Instrumen tes berupa
tes hasil belajar biologi siswa, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana siswa menguasai materi yang telah diberikan. Tes hasil belajar ini dalam
bentuk tes objektif atau dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal dengan 5
pilihan. Jika jawaban benar maka diberikan nilai 1 dan jika jawaban salah maka
diberi nilai 0.
Data yang digunakan untuk hasil belajar soswa ranah kognitif adalah nilai
hasil tes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Soal yang diberikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. Soal tes hasil belajar biologi diberikan
sebelum dan setelah siswa mempelajari materi Achaebacteria dan Eubacteria
dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan generik sains pada kelas
eksperimen dan menggunakan LKS yang tidak berbasis keterampilan generik
sains pada kelas kontrol. Adapun kisi-kisi instrumen tes terlihat pada Tabel 3.4
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes
Sub
konsep
Ciri-ciri
archaebateria dan
Eubacteria
Klasifikasi
archebacteria dan
eubacteria
Struktur tubuh
bakteri
Reproduksi bakteri
Pengelompokkan
bakteri
Peranan bakteri pada
kehidupan seharihari
Jumlah
Aspek kognitif
C1
C2
C3
C4
C5
C6
Jumlah Soal
yang
Digunakan
1
4
11
5
6
8
9
-
7
-
15
16
17
19
18
-
5
21
-
23
24
25
29
5
-
-
43
-
-
3
30
32
41
42
34
35
37
38
6
44
-
45
-
-
49
50
4
4
4
7
6
5
4
30
37
Instrumen nontes dilakukan dengan menggunakan penilaian kinerja dan
angket respon siswa. Penilaian kinjerja merupakan penilaian berdasarkan hasil
pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagimana yang terjadi. 6 Jadi
penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
kriteria tertentu.
Penelitian ini penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi aktifitas siswa. Lembar observasi aktifitas siswa dilakukan dengan
mengamati siswa selama pembelajaran dan memberikan penilaian pada akhir
pertemuan oleh dua orang obesever yaitu pihak sekolah atau bidang studi di
sekolah yang bersangkutan.
Lembar observasi aktifitas siswa untuk arah vertikel menunjukkan
perincian aspek yang akan diukur yang terdiri dari beberapa aspek tahap
pembelajaran dan langkah pembelajaran keterampilan generik sains. Sedangkan
untuk arah horizontal menunjukkan banyaknya skor yang dapat dicapai, skor
tersebut antara satu sampai empat. Penilaian aspek keterampilan generik sains
dimulai dari rentangan nilai satu sampai empat. Siswa dinilai secara berkelompok.
Jika semua orang dari anggota kelompok melakukan semua aktifitas dengan
sistematis maka mendapat nilai 4 (sangat baik). Jika hanya empat orang dari
anggota kelompok melakukan semua aktifitas namun tidak sistematis maka
mendapat nilai 3 (baik). Jika hanya dua orang dari anggota kelompok melakukan
aktifitas, namun hanya ada beberapa yang terlaksana maka mendapat nilai 2
(cukup). Jika tidak ada orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, dan
tidak terlaksana sama sekali, maka mendapat nilai 1 (kurang baik).
Angket yang digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk mengethui
respon siswa terhadap pembelajaran biologi dalam menggunakan lembar kerja
siswa berbasis keterampilan generik sains pada konsep arcahebacteria dan
eubacteria. Model angket yang digunakan adlah angket skala Likert yang
6
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT. Prestasi Pustaka,
2010), h. 238
38
berbantuk ratting-scale. Adapun kisi-kisi intrusmen nontes angket respon siswa
dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Respon Siswa
No.
Indikator
Butir
Butir
Jumlah
pertanyaan pertanyaan
1.
Pembelajaran
biologi
sebelum
positif (+)
negatif (-)
1,3,5
2,4
5
6,9,10
7,8
5
12,14,15
11,13
5
16,17,18
19,20
5
12
8
20
menggunakan lembar kerja siswa
2.
Implementasi lembar kerja siswa
berbasis
keterampilan
generik
sains
3.
Komponen lembar kerja siswa
berbasis
keterampilan
generik
sains
4.
Keterampilan generik sains yang
terdapat dalam lembar kerja siswa
Jumlah
Instrumen nontes pada penelitian yang berupa angket. Skala yang
digunakan pada lembar angket adalah skala Likert. Jawaban dari setiap item pada
lembar angket aktivasi siswa yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi
yang diberi skor pada Tabel 3.6 berikut: 7
Tabel 3.6 Skala Likert Angket
7
No.
Skor
Jawaban
1.
5
Sangat Baik
2.
4
Baik
3.
3
Cukup
4.
2
Kurang
5.
1
Sangat Kurang
Sugiyono, op. cit., h. 135
39
Analisis data angket dilakukan melalui tahap pengumpulan data dari
angket. Pernyataan dalam angket terbagi menjadi dua, yaitu pernyataan positif dan
pernyataan negatif. Menganalisis data angket yang menggunakan skala Likert
dengan gradasi dari positif sampai sangat negatif dilakukan dengan cara
memberikan skor pada setiap jawaban. Memberi skor untuk pernyataan positif
adalah pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Skala Likert Angket Butir Positif
Skor
Jawaban
1
Sangat Tidak Setuju
2
Tidak Setuju
3
Cukup
4
Setuju
5
Sangat Setuju
Sementara itu untuk pernyataan negatif teknik pemberian skor pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Skala Likert Angket Butir Negatif
Skor
Jawaban
5
Sangat Tidak Setuju
4
Tidak Setuju
3
Cukup
2
Setuju
1
Sangat Setuju
Selanjutnya data dari hasil perolehan skor diubah dalam bentuk persentase
dengan menggunakan rumus: 8
Skor ideal = jumlah item x skor maksimal
Angka persentase =
π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘π‘’π‘Ÿπ‘œπ‘™π‘’β„Ž
π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘–π‘‘π‘’π‘Žπ‘™
x 100%
Kemudian persentase yang diperoleh, dikategorikan sesuai dengan
interpretasi pada Tabel 3.9.
8
Ibid., h. 137
40
Tabel 3.9 Persentase Respon Siswa. 9
3.
Persentase
Kriteria
81% - 100%
Baik Sekali
61% - 80%
Baik
41% - 60%
Cukup
21% - 40%
Kurang
0% - 20%
Sangat Kurang
Kalibrasi Instrumen
Menghitung kalibrasi instrument dalam penelitian ini penulis menggunakan
program Anates yang dikembangkan oleh Karno TO dan Wibisono. Berikut
langkah-langkah penggunaan anates: telah dibuka program anates, kemudian klik
jalankan anates pilihan ganda, klik buat file baru, kemudian telah ditentukan
jumlah subjek/siswa, telah ditentukan jumlah butir soal, telah ditentukan jumlah
pilihan jawabab 1-5, kemudian ditulis nama/kode subjek pada kolom yang telah
disediakan, ditulis kunci jawaban soal pada kolom yang telah disediakan, ditulis
kunci jawaban subjek pada kolom yang telah disediakan, kemudian kembali ke
menu utama, klik penyekoran, klik olah otomatis dan simpan data
Mengetahui apakah soal-soal tersebut memenuhi syarat soal yang baik,
maka dilakukan pengujian validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda
soal. Berikut penjelasan kalibrasi instrumen.
1. Validitas dan Reliabilitas
Validasi yang digunakan adalah validitas butir soal. Menurut Sugiyono,
valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang
seharusnya diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus
korelasi product moment, yaitu: 10
rxy =
9
N (∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X
2
}{
− (∑ X ) 2 N ∑ Y − (∑ Y ) 2
}
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), cet-9., h. 44
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2007), h.72
10
41
Keterangan:
r xy
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N
= jumlah siswa uji coba
X
= nilai-nilai item
Y
= nilai-nilai item
∑ XY = jumlah perkalian nilai-nilai X dan Y
∑ X = jumlah nilai-nilai X
∑Y
= jumlah nilai-nilai Y
Adapaun kriteria penafsiaran indeks validitas dapat dilihat pada Tabel 3.10
Tabel 3.10 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r. 11
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0.800 – 1.00
Sangat tinggi
0.600 – 0.800
Tinggi
0.400 – 0.600
Cukup
0.200 – 0.400
Rendah
0.00 – 0.200
Sangat rendah
Berdasarkan hasil ujicoba instrumen yang dilakukan dikelas XI IPA, dari 50
butir soal diperoleh 30 butir soal yang valid dan 20 butir soal yang tidak valid.
Soal yang valid tersebut akan digunakan sebagai instumen tes untuk ranah
kognitif. Hasil perhitungan menggunakan program ANATES dapat dilihat pada
lampiran 2B.
Menentukan reliabilitas tes bentuk uraian dalam penelitian ini dengan
menggunakan rumus Alpha, yaitu : 12
π‘Ÿ11 = οΏ½
π‘˜
π‘˜−1
οΏ½ οΏ½1 −
11
∑ 𝑝𝑖 π‘žπ‘–
𝑠𝑑 2
οΏ½
Ibid., h. 75
Sofyan, Feronika, Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006). h. 113
12
42
Keterangan:
r 11
= reliabilitas instrumen
𝑝𝑖 π‘žπ‘–
= jumlah varians butir
π‘žπ‘–
= proposi jawaban salah untuk butir nomor i
𝑝𝑖
𝑠𝑑
k
2
= proposi jawaban benar untuk butir nomor i
= varians total
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Hasil perhitungan diperoleh bahwa nilai reabilitas tes ini adalah 0.87. Nilai
ini termasuk kategori sangat tinggi. Karena itu, dapat disimpulkan instrumen ini
layak untuk digunakan dalam penelelitian ini. Perhitungan dilakukan dengan
menggunakan program ANATES dapat dilihat pada lampiran 2B.
2. Uji Taraf Kesukaran
Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya
suatu soal 13. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar. Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu soal digunakan rumus :
P = B/JS
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai tingkat kesukaran dilihat
pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Interpretasi Tingkat Kesukaran. 14
Nilai p
Tingkat Kesukaran
0.00 < 𝑃 ≤ 0.30
Sukar
0.30 < 𝑃 ≤ 0.70
Sedang
0.70 < 𝑃 < 1.00
Mudah
13
Suharsimi Arikunto, op. cit.,h.208
Ibid., h. 210
14
43
Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil perhitungan
dilakukan dengan menggunakan program ANATES pada 50 soal yang
diujicobakan diperoleh bahwa terdapat 2 soal kategori mudah, 8 soal kategori
sukar, 34 soal katefori sedang, 6 soal kategori sangat sukar. Hasil perhitungan
dapat dilihat pada lampiran 2B.
3. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. 15 Berikut ini rumus mencari daya pembeda soal: 16
D=
Keterangan:
J
BA BB
−
= PA − PB
jA J B
= jumlah peserta didik
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu salah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda soal dilihat pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12 Interpretasi Daya Pembeda Soal. 17
Nilai dp
Interpretasi Daya Pembeda
Soal
0,71 - 1,00
Sangat Baik
0,41 — 0,70
Baik
0,20 — 0,40
Cukup
0,00 — 0,20
Buruk
Negatif
Sangat Buruk
15
Ibid., h. 211
Ibid., h. 213
17
Ibid., h. 218
16
44
Daya pembeda yang diperoleh dari perhitungan Anates dapat diperoleh
bahwa terdapat 11 butir soal yang memiliki daya pembeda jelek, 16 butir soal
cukup, 19 butir soal baik, 4 butir soal baik sekali. Hasil perhitungan ANATES
dapat dilihat pada lampiran 2B.
F. Teknik Analisis Data
1.
Teknik Analisis Keterampilan Generik Sains
Setiap aspek keterampilan generik sains mendapat rentangan skor yaitu, 4
sampai 0. Untuk mengetahui persentase ketercapaian keterampilan generik
sains, digunakan rumus berikut ini:
Skor maximum = jumlah responden x skor maximum KGS
Persentase KGS =
π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž π‘π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘ π‘’π‘‘π‘–π‘Žπ‘ 𝐾𝐺𝑆
π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘šπ‘Žπ‘₯π‘–π‘šπ‘’π‘š
X 100%
Persentase keterampilan generik sains siswa dikelompokkan dalam tiga
kriteria. Kriteria keterampilan generik sains dapat dilihat pada Tabel 3.13
Tabel 3.13 Kriteria Keterampilan Generik Sains. 18
2.
Rentang %
Kriteria
> 80
Tinggi
60-80
Sedang
< 60
Rendah
Teknik analisis data penilaian kinerja
Penilaian kinerja dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi.
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui Keterampilan Generik Sains
(KGS) siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Analisis pada
assessment kinerja dilakukan dengan cara menjumlahkan semua indikator
18
Tina Yuni Astuti, Perbedaan Keterampilan Generik Sains Siswa Yang Diajar Melalui
Metode Praktikum Dengan Metode Demostrasi. Skripsi (Jakarta : Program Studi Biologi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,2013), h. 47
45
pada setiap aspek keterampilan generik sains, menghitung presentase setiap
indikator, dan menghitung persentase keterampilan generik sains terlampir.
Kriteria keterlaksanaan terlihat pada Tabel 3.14. 19
Tabel 3.14 Kategori Presentase
3.
% Kategori Keterlaksanaan
Interpretasi
0-20
Sangat Jelek
21-40
Jelek
41-60
Cukup
61-80
Baik
81-100
Sangat Baik
Teknik analisis data tes hasil belajar aspek kognitif
Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan
dianalisis supaya hasilnya dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan
penelitian dan menguji hipotesis. Dalam pengolahan dan penganalisaan data
tersebut digunakan statistik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam
penggunaan statistik untuk pengolahan data tersebut adalah :
a.
Uji Normalitas Data
Uji ini berfungsi untuk mengetahui apakah data keadaan awal populasi
terdistrubusi normal atau tidak. Uji normalitas yang akan digunakan adalah rumus
Liliefors, dengan rumus: 20
Lo = |F (Zi) – S(Zi)|
Keterangan :
19
20
Lo
= Harga mutlak terbesar
F (Zi)
= Peluang angka baku
S (Zi)
= Proporsi angka baku
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2005), h. 44
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito,2005), h. 466
46
Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
1) Kolom X
Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar
2) Kolom Zi
Zi = 𝑍𝑖 =
Xi−X
SD
Keterangan :
Zi
= Skor Baku
Xi
= Skor data ke i
X
= Nilai rata-rata
SD
= Standar Deviasi
3) Kolom F(Zi)
Nilai Zi dikonsultasikan pada daftar tabel (Tabel Z)
4) Kolom S(Zi)
Kolom ini dicantumkan nilai yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:
𝑆 (𝑍𝑖) =
No.Res
Jml.Res
5) Kolom |F (Zi) – S(Zi)|
Merupakan harga mutlak dari selisih F(Zi) dan S(Zi)
6) Ditentukan nilai 𝐿0 dengan harga terbesar dari harga mutlak selisih dan
dibandingkan dengan πΏπ‘‡π‘Žπ‘π‘’π‘™ dari tabel liliefors. Dengan kriteria :
πΏβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” < πΏπ‘‡π‘Žπ‘π‘’π‘™ : data berdistribusi normal
πΏβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > πΏπ‘‡π‘Žπ‘π‘’π‘™ : data berdistribusi tidak normal
πΏπ‘‡π‘Žπ‘π‘’π‘™ atau nilai kritis untuk uji liliefors dengan n > 30 dan taraf nyata
𝛼 = 0,05 adalah πΏπ‘‡π‘Žπ‘π‘’π‘™ =
0,886
√𝑛
7) Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal, maka nilai 𝐿0 dikonsultasikan ke dalam tabel nilai kritis L dengan
47
taraf signifikasi 𝛼 = 0,05. Kriteria pengujian populasi ini dianggap
berdistribusi normal jika harga 𝐿0 lebih kecil dari πΏπ‘‡π‘Žπ‘π‘’π‘™ (angka kritis)
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
sampel berasal dari populasi yang sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas
yang digunakan adalah uji, dengan langkah-langkah sebagai berikut 21 :
1) Telah ditentukan varians
2) Telah dihitung nilai F: 22
Varians Terbesar S12
F=
=
Varians Terkecil S22
3) Telah dihitung Ftabel dengan rumus:
F tabel = F (α; db1, db2) dengan db1 = db varians terbesar/db pembilang = (n1-1)
dan db2 = db varians terkecil/db penyebut = (n2-1).
4) Telah ditentukan kriteria pengujian H 0 yaitu:
a)
Jika F hitung < F tabel , maka H 0 diterima (data memiliki varians homogen).
b) Jika F hitung > F tabel , maka H 0 ditolak (data tidak memiliki varians homogen).
c.
Pengujian Hipotesis Statistik
Jika uji normalitas dan uji homogenitas telah terpenuhi maka dapat
dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus t-tes. Adapun langkah-langkah
untuk pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1) Ditentukan hipotesis statistik
H0 : µ 1 < µ 2
H1 : µ 1 > µ 2
21
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2013), h. 272
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT. Refika
Aditama,2010), h. 160
22
48
Keterangan:
µ 1 : Nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa yang telah diajarkan dengan
LKS berbasis keterampilan generik sains
µ 2 : Nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa yang telah diajarkan secara
konvensional tanpa LKS
2) Dihitung statistik uji
a)
Uji t untuk data yang terdistribusi normal dan homogen, menggunakan
statistik parametrik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut: 23
Untuk n1 = n2 , dengan db = n1 + n2 − 2
t=
X1 −X2
2
2
dimana
s
s
sgabοΏ½ 1 + 2
n1 n2
sgab = οΏ½
( n1 − 1)s21 + ( n2 −1) s22
(n1 +n2 )−2
Keterangan:
t =harga uji statistik.
X1
= rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen.
X2
= rata-rata hasil belajar kelompok kontrol.
S12
= varian data pada kelompok eksperimen.
S22
= varian data pada kelompok kontrol.
n1
= jumlah sampel kelas eksperimen.
n2
= jumlah sampel kelas kontrol
3) Telah ditentukan statistik tabel : taraf α = 0.05, db = 34+34-2 = 66
4) Telah ditentukan kriteria pengujian
a)
Jika t hitung < t tabel maka H 0 diterima
b) Jika t hitung > t tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima
23
Sugioyono, op. cit., h. 181
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Peneilitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini untuk menjawab permasalahan
dalam penelitian. Hasil data yang diperoleh berupa data hasil tes (pretest dan
posttest) . Data hasil observasi pada masing-masing aspek keterampilan generik
sains siswa yang disajikan dalam bentuk tabel dan angket respon siswa. Data hasil
tes evaluasi menggunakan tes pilihan ganda yang diberikan kepada 68 siswa, yang
terdiri dari 34 siswa kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan, yaitu
menggunakan LKS berbasis KGS dan 34 siswa kelompok kontrol tidak
menggunakan lembar kerja siswa berbasis keterampilan generik sains. Data
lainnya didapat dari hasil observasi aktivitas siswa dan angket respon siswa.
1.
Hasil Pretest
Dilakukan pretest terhadap kelas eksperimen (X-IPA 2) dan kelas kontrol
(X-IPA 3). Dimana data hasil pretest adalah
mengukur tes kognitif untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa tentang konsep Arcahebacteria dan
Eubacteria. Berdasarkan perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai data
dari nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditunjukkan pada
Tabel 4.1. Dari kedua data tersebut terlihat bahwa, nilai terendah di masingmasing kelas yaitu kedua kelas mendapat nilai 27. Sedangkan nilai tertinggi 60,
dengan rata-rata yang didapat tidak berbeda. Hal ini dapat dikatakan persentase
jenjang kognitif awal perolehan pretest antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol memiliki kemampuan yang sama.
50
Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Kelas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. 1
Data
2.
Kelas
Kelas
Eksperimen
Kontrol
Nilai Minimum
27
27
Nilai Maximum
60
60
Mean
43.47
41.00
Median
43.95
38.18
Modus
45.88
28.21
Standar Deviasi
10.62
11.85
Hasil Posttest
Data hasil posttest merupakan data yang diambil setelah pelaksaan
pembelajaran. Kelas eksperimen dilakukan
pembelajaran menggunakan LKS
berbasis KGS. Sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan LKS tidak berbasis
KGS. Berdasarkan perhitungan statistika, maka didapat beberapa nilai data dari
nilai posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.2
Banyak data masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 34
siswa yang dijadikan sampel. Dari kedua data tersebut terlihat bahwa nilai
terendah pada kedua kelas sebesar 54, sedangkan nilai tertinggi pada kedua kelas
adalah 90, tetapi nilai rata-rata (mean) untuk kelas eksperimen sebesar 71.06,
sedangkan nilai rata-rata (mean) kelas kontrol sebesar 67.29. Kemudian Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh pihak sekolah sebesar 60.
Berdasarkan data tersebut dapat dipahami bahwa, peningkatan yang terjadi pada
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan peningkatan yang terjadi pada kelas
kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar siswa
dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa berbasis Keterampilan Generik Sains.
1
Lampiran 1C, h. 174
51
Tabel 4.2 Data Hasil Posttest Kelas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. 2
Data
3.
Nilai minimum
Kelas
Eksperimen
54
Kelas
Kontrol
54
Nilai maximum
90
90
Mean
71.06
67.29
Median
72.30
64.81
Modus
74.50
56.78
Standar Deviasi
8.991
10.05
Hasil Perhitungan Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Generik Sains
Lembar Kerja Siswa berbasis Keterampilan Generik Sains siswa pada
konsep Arcahebacteria dan Eubacteria yang diukur pada penelitian ini dibagi
menjadi lima aspek, yaitu pengamatan langsung, kesadaran akan skala besaran,
hubungan sebab akibat, pemodelan dan
inferensia logika. Distribusi hasil
persentase yang diperoleh siswa dalam LKS berbasis KGS dapat dilihat pada
Tabel 4.3.
Tabel 4.3.
Menunjukkan persentase masing-masing keterampilan siswa
pada penggunaan lembar kerja siswa berbasis keterampilan generik sains yang
rerata pencapaian nilainya tergolong tinggi (83.2%). Dari kelima keterampilan
generik sains tersebut dapat dilihat bahwa, pencapaian indikator keterampilan
generik sains dengan kriteria paling tinggi yang dimiliki siswa adalah
keterampilan pengamatan langsung (91%) , hubungan sebab akibat (85%) dan
inferensia logika (87%), tetapi pada indikator kesadaran akan skala besaran
(79%) dan pemodelan (74%) masih dalam kriteria sedang. Hal ini dikarenakan
kurangnya pemahaman siswa tentang perbandingan ukuran benda yang
2
Lampiran 2C, h. 181
52
sesungguhnya dengan ukuran benda tiruannya, serta siswa kurang dapat
mengungkapkan fenomena dalam bentuk sketsa, gambar dan tabel.
Tabel 4.3 Hasil Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Generik Sains. 3
Keterampilan
Pertemuan Pertemuan Jumlah Rata-rata
Kriteria
Generik Sains
I
II
Pengamatan
91
91
182
91
Tinggi
79
-
79
79
Sedang
85
85
170
85
Tinggi
Pemodelan
69
78
147
74
Sedang
Inferensia
84
89
173
87
Tinggi
83.2
Tinggi
langsung
Kesadaran akan
skala besaran
Hubungan sebab
akibat
logika
Rata – rata
4.
Data Lembar Lembar Observasi Aktivasi Siswa
Hasil observasi direkapitulasi dan dijumlahkan skor observer untuk setiap
tahapan pembelajaran. Skor yang diperoleh kemudian dihitung persentasenya dan
dikonversi menjadi data kualitatif. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.4
dan Tabel 4.5.
Tabel 4.4, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata lembar observasi aktifitas siswa
kelas eksperimen memperoleh persentase sebesar 92.8% (Sangat Baik). Artinya
langkah pembelajaran generik sains telah melibatkan siswa dalam kegiatan
belajar. Sehingga siswa dapat berperan aktif dalam menggali keterampilan dan
memperkaya pemahan terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Kemudian LKS
yang digunakan siswa dapat membimbing dalam pelaksanaan pembelajaran,
sehingga siswa lebih mengerti dan mengerjakan LKS dengan baik dan benar.
3
Lampiran 4C, h. 190-194
53
Tabel 4.4 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen. 4
Tahapan
Pembelajaran
I
II
Rata-rata
Persentase
%
Interpretasi
Modeling
100
100
100
100%
Sangat Baik
Pelatihan
100
87.5
93.7
93.7%
Sangat Baik
Scaffolding
98.6
95.8
97.2
97.2%
Sangat Baik
Artikulasi
91.6
83.3
87.4
87.4%
Sangat Baik
Refleksi
87.4
81.2
84.3
84.3%
Sangat Baik
Eksplorasi
95.8
93.7
94.7
94.7%
Sangat Baik
Rata-rata
92.8%
Sangat Baik
Tabel 4.5, menunjukkan nilai rata-rata lembar observasi aktifitas siswa kelas
kontrol memperoleh persentase sebesar 79.7% (Baik). Hal ini menunjukkan
bahwa langkah pembelajaran generik sains telah melibatkan siswa dalam kegiatan
belajar. Sehingga siswa dapat berperan aktif dalam menggali keterampilan dan
memperkaya pemahan terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Namun, LKS
yang digunakan siswa tidak dapat membimbing dalam pelaksanaan pembelajaran,
sehingga siswa lebih kurang mengerti dalam mengerjakan LKS.
Tabel 4.5 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 5
Tahapan
Pembelajaran
Modeling
I
II
Rata-rata
100
100
100
100%
Sangat Baik
Pelatihan
87.5
66.6
77
77%
Baik
Scaffolding
62.4
63.8
63.1
63.1%
Cukup
Artikulasi
70.8
83.3
77
77%
Sangat Baik
Refleksi
77
79.1
78
78%
Sangat Baik
Eksplorasi
85.4
81.2
83.3
83.3%
Sangat Baik
Rata-rata %
79.7%
4
Lampiran 9C, h. 210
Lampiran 10C, h. 211
5
54
Persentase Interpretasi
Sangat Baik
5.
Data Angket Respon Siswa
Hasil data angket direkapitulasi dan dijumlahkan skor masing-masing siswa
untuk setiap indikator. Skor yang diperoleh kemudian dihitung persentasenya dan
dikonversi menjadi data kualitatif. Hasil perhitungan dilihat pada Tabel 4.6
berikut ini :
Tabel 4.6 Persentase Angket Respon Siswa. 6
No.
1.
Indikator Angket
Pembelajaran
Persentase Kesimpulan
biologi
sebelum
63%
Cukup
76%
Baik
78%
Baik
77%
Baik
73.5%
Baik
menggunakan lembar kerja siswa
2.
Implementasi lembar kerja siswa
berbasis keterampilan generik sains
3.
Komponen
lembar
kerja
siswa
berbasis keterampilan generik sains
4.
Keterampilan generik sains yang
terdapat dalam LKS
Rata-rata
Tabel 4.6, menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran biologi
sebelum menggunakan lembar kerja siswa (LKS) memperolehpersentase sebesar
63% (cukup). Setelah implemantasi Implementasi lembar kerja siswa berbasis
keterampilan generik sains, persentase respon siswa meningkat menjadi 76%
(baik). Hal ini menunjukkan bahwa, siswa cenderung lebih menyenangi
pembelajaran dengan penggunaan lembar kerja siswa dibandingkan dengan buku
pelajaran.
Komponen Lembar Kerja Siswa berbasis Keterampilan Generik Sains sudah
baik. Hal ini ditunjukkan oleh persentase pada indikator ketiga sebesar 78%
(baik). Selain itu, keterampilan generik sains yang terdapat dalam lembar kerja
siswa juga mendapat respon yang baik dari siswa. persentase respon siswa sebesar
77% (baik). Jadi berdasarkan data keseluruhan respon siswa, dapat dinyatakan
6
Lampiran 11C, h. 212
55
bahwa penerapan LKS berbasis keterampilan pada pembelajaran biologi konsep
Archaebacteria dan Eubacteria lebih diterima siswa dibandingkan dengan
pembelajaran yang menggunakan buku pelajaran.
B. Hasil Analisis
1.
Uji Prasyarat Analisis
Dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan uji
prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas. Berikut adalah hasil uji
prasyarat yang dilakukan dalam penelitian ini :
a.
Uji normalitas
Penelitian ini, uji normalitas diperoleh dengan menggunakan uji Lilifors.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau
tidak, dengan melihat ketentuan bahwa data terdistribusi normal jika memenuhi
kriteria Lhitung < Ltabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan
tertentu.
Perhitungan lengkap uji normalitas kedua data dapat dilihat pada lampiran.
Berikut adalah rekapitulasi hasil pengujian normalitas data pretest dan posttest
pada kelompok eksperimen dan kontrol pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Menunjukkan keempat data terdistribusi normal. Nilai Lhitung
data pretest pada kelompok eksperimen sebesar 0.133 sedangkan posttest sebesar
0.109 dan Ltabel pada taraf signifikasi 5% (a = 0.05) adalah sebesar 0.151, terlihat
bahwa data pretest 0.133 < 0.152 (Lhitung < Ltabel) dan data posttest 0.109 <
0.151 (Lhitung < Ltabel) pada kelompok eksperimen. Hal ini menunjukkan data
pretest dan posttest untuk kelompok eksperimen terdistribusi normal.
Hasil
Lhitung untuk data pretest kelompok kontrol 0.126, sedangkan posttest sebesar
0.144. Ltabel pada taraf signifikasi 5% (a= 0.05) untuk kelas kontrol adalah
sebebsar 0.151, terlihat bahwa data pretest 0. 126 < 0.152 (Lhitung < Ltabel) dan
data posttest 0.144< 0.151 (Lhitung < Ltabel). Hal ini menunjukkan bahwa data
pretest dan data posttest untuk kelompok kontrol terdistribusi normal.
56
Tabel 4.7 Rekapitulasi hasil uji normalitas Lilifors pretest dan posttest
kelompok eksperimen dan kontrol. 7
Statistik
b.
Pretest
Posttest
Lhitung
Kelompok
eksperimen
0.133
Kelompok
kontrol
0.126
Kelompok Kelompok
eksperimen
kontrol
0.109
0.144
Ltabel
0.151
0.151
0.151
0.151
Keputusan
Normal
Normal
Normal
Normal
Uji Homogenitas
Setelah kedua kelompok penelitian tersebut dinyatakan berdistribusi
normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk
mengetahui apakah kedua kelas memiliki varians yang homogen atau tidak.
Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan
Uji Fisher (Uji F). Kedua kelompok dinyatakan homogen apabila Fhitung <
Ftabel.
Perhitungan secara lengkap untuk uji homogenitas kedua kelas dapat
dilihat pada lampiran. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil pengujian homogenitas
pada kelompok eksperimen dan kontrol pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Menunjukkan data pretest untuk kelompok eksperimen dan
kontrol memiliki varians yang homogen pada taraf signifikansi 5% (a = 0.05), db1
=33 dan db2 = 33 dengan nilai Fhitung sebesar 1.24. Perolehan ini menunjukkan
bahwa kelompok eksperimen maupun kontrol berasal dari populasi yang homogen
karena memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel, sedangkan data posttest untuk
kelompok eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen pada taraf
signifikansi 5% (a = 0.05), db1 = 33 dan db2 = 33 dengan nilai Fhitung sebesar
1.58.
Perolehan ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kontrol berasal
dari populasi yang homogen karena memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa hasil pretest dan posttest pada kelompok
7
Lampiran 1C & 2C, h. 174-185
57
eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan siswa yang sama pada
saat pretest maupun posttest.
Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil uji homogenitas data pretest dan posttest
kelompok eksperimen dan kontrol. 8
Statistik
Pretest
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
Eksperimen
Kontrol
112.923
140.484
101.644
Nilai Varians
2.
Posttest
161.001
Nilai Fhitung
1.24
1.58
Nilai Ftabel
1.76
1.76
Keputusan
Homogen
Homogen
Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik diperoleh bahwa data yang
terstribusi normal dan kemampuan siswa pada kedua kelompok yang homogen.
Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan
analisis tes statistik parametrik. Perhitungan untuk menentukan nilai thitung
disajikan pada lampiran. Untuk lebih jelasnya tentang hasil perhitungan pretest,
penulis sajikan dalam bentuk Tabel. 4.9
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest. 9
Statistik
Pretest
π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”
0.90
Keputusan
𝐻0 diterima
π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
1.66
Nilai 𝐻0 dapat dilihat pada hasil perhitungan uji hipotesis dengan taraf
signifikansi 5%. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan uji hipotesis,
yaitu Jika t hitung > t tabel , maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dari tabel 4.9diatas,
8
9
Lampiran 1C & 2C , h. 180-187
Lampiran 3C, h. 188
58
pengujian hipotesis pretest terlihat bahwa π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” berada di daerah penerimaan 𝐻0
artinya tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen maupun
kelas kontrol. Kemudian hasil perhitungan posttest, penulis sajikan dalam bentuk
Tabel 4.10
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest. 10
Statistik
Posttest
π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”
1.87
Keputusan
𝐻0 ditolak
π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
1.66
Dari Tabel 4.10, menunjukkan hasil pengujian hipotesis posttest
menunjukan bahwa t hitung berada didaerah penolakan 𝐻0 pada taraf signifikansi
5%. Artinya terdapat perbedaan nilai rata-rata
antara kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
pengaruh hasil belajar siswa antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan
LKS berbasis keterampilan generik sains sebagai kelas eksperimen dengan yang
tidak menggunakan LKS berbasis sebagai kelas kontrol. Berdasarkan data hasil
pretest yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda. Hal
ini dapat dikatakan bahwa kemampuan awal kelas eskperimen dan kelas kontrol
sama.
Posttest yang telah dilakukan, memberikan nilai kemampuan kognitif
siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama-sama mengalami perubahan.
Namun, kelas eksperimen menghasilkan nilai lebih unggul dibandingkan dengan
nilai kelas kontrol. Nilai lebih unggul tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata
10
Lampiran 3C, h.189
59
(mean) siswa kelas eksperimen yang menggunakan LKS berbasis KGS
dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan LKS tidak berbasis
KGS. Kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata sebesar 71.06 sedangkan kelas
kontrol memperoleh nilai 67.29.
Mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol, dilakukan uji-t dengan taraf signifikasi 5% dan db 66 terhadap
rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari uji-t yang dilakukan di
dapatkan hasil nilai π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 1.87 sedangkan π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = 1.66, sehingga 𝐻1 dapat
diterima karena nilai π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ , dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis keterampilan generik sains
terhadap hasil belajar siswa pada konsep Archaebcateria dan Eubacteria.
Lembar kerja siswa berbasis keterampilan generik sains yang digunakan
dalam pembelajaran telah memberikan dampak yang cukup baik, karena rerata
pencapaian nilainya tergolong tinggi (83.2). Dari kelima keterampilan generik
sains tersebut dapat dilihat bahwa, pencapaian indikator keterampilan generik
sains dengan kriteria paling tinggi yang dimiliki siswa adalah keterampilan
pengamatan langsung (91%) , hubungan sebab akibat (85%) dan inferensia logika
(87%), namun
pada indikator kesadaran akan
skala besaran (79%) dan
pemodelan (74%) masih dalam kriteria sedang. Hal ini dapat disebabkan karena
siswa kurangnya pemahaman mengenai perbandingan ukuran benda yang
sesungguhnya dengan ukuran benda tiruannya, serta siswa kurang dapat
mengungkapkan fenomena dalam bentuk sketsa, gambar dan tabel.
Data hasil belajar tersebut didukung dengan hasil lembar observasi aktifitas
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menunjukkan bahwa langkah
pembelajaran generik sains pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Pada
kelas eksperimen memperoleh persentase sebesar 92.8% (Sangat Baik),
sedangkan pada kelas kontrol memperoleh persentase 79.7% (Baik). Langkah
pembelajaran generik sains telah melibatkan siswa dalam kegiatan belajar.
Sehingga siswa dapat berperan aktif dalam menggali keterampilan dan
memperkaya pemahan terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Kemudian LKS
yang digunakan siswa dapat membimbing dalam pelaksanaan pembelajaran,
60
sehingga siswa lebih mengerti dan mengerjakan LKS dengan baik dan benar.
Akan tetapi pada kelas kontrol, LKS yang digunakan siswa tidak dapat
membimbing dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga siswa kurang mengerti
dalam mengerjakan LKS. Pada kegiatan praktikum, siswa diberi kebebasan untuk
menemukan sendiri materi yang akan dipelajari dengan mengamati suatu objek
secara langsung, menggambarkan hasil pengamatan objek, menjelaskan
karakteristik objek, kemudian memberikan kesimpulan dari hasil kegiatan
praktikum.
Data lain yang mendukung adalah data hasil angket respon siswa yang
menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran penggunaan lembar
kerja siswa (LKS) berbasis keterampilan generik sains (KGS) pada konsep
Archaebacteria dan Eubacteria memperoleh persentase sebesar 73.5% (baik). Jadi
dapat dinyatakan bahwa penggunaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis
keterampilan generik sains (KGS) konsep archaebacteria dan eubacteria dapat
diterima oleh siswa. kelebihan utama dari Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis
keterampilan generik sains ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
erat dengan materi yang dipraktikumkan. Hal tersebut sejalan dengan hasil
penelitian Sunyono yang berjudul “Pengembangan Model Lembar Kerja Siswa
Berorientasi Keterampilan Generik Sains Pada Materi Kesetimbangan Kimia”.
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa LKS yang dikembangkan dapat membuat
siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan tidak lagi cenderung
mengandalkan guru sebagai satu-satunya sumber informasi dalam kegiatan
pembelajaran di kelas. 11
Kemudian hal tersebut juga sejalan oleh penelitian Tina Yuni Astuti, yang
berjudul “Perbedaan Keterampilan Generik Sains Siswa yang Diajar Melalui
Metode Praktikum Dengan Metode Demonstrasi Pada Konsep Jamur”. Hasil
penelitian menyatakan berdasarkan pengujian hipotesis statistik uji-t yang
diperoleh π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” (3.79) > π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ (2.02) dengan kesimpulan bahwa keterampilan
11
Sunyono, Pengembangan Model Lembar Kerja Siswa Berorientasi Keterampilan Generik
Sains Pada Materi Kestembingan Kimia, Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan
Kimia (Solo : Universitas Lampung, 2010), h.467
61
generik sains siswa yang diajarkan melalui praktikum lebih unggul dibandingkan
dengan metode demonstrasi. 12
Hal ini didukung oleh Nurrohman, Agus Suyatna, Chandra Ertikanto.
Dalam jurnal yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis
Keterampilan Generik Sains (KGS) Materi Tekanan“ bahwa penelitian ini adalah
kegiatan yang ada pada LKS secara langsung dapat melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran, memudahkan siswa dalam melakukan percobaan kerena
LKS sudah tersusun secara runtut, memudahkan siswa dalam merumuskan
kesimpulan. Dan hasil belajar siswa yang diberi perlakuan menggunakan LKS
dapat menuntaskan tujuan pembelajaran. 13 Walapun terdapat perbedaan hasil
belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penggunaan LKS
berbasis KGS yang masih tergolong dalam kriteria sedang, harus tetap dilatih
dengan KGS. Kemampuan merupakan hasil interaksi kompleks antara
pengetahuan dengan keterampilan sehingga untuk menguasainya diperlukan
interaksi yang berulang kali dan waktu yang relatif lama. 14 Sehingga diperlukan
ketelitian dan kesabaran untuk melatih keterampilan tersebut. Peran guru dalam
memberikan
praktikum
pengalaman belajar kepada siswa dengan penggunaan
dan mengisi lembar kerja siswa
metode
sangat besar peranannya bagi
peningkatan keterampilan generik sains. Hasil perbandingan posttest antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol, dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen
lebih unggul dibandingkan kelas kontrol. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar
siswa dalam menggunakan LKS berbasis KGS.
12
Tina Yuni Astuti. Perbedaan Keterampilan Generik Sains Siswa Yang Diajar Melalui
Metode Praktikum Dengan Metode Demostrasi. Skripsi (Jakarta : Program Studi Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,2013), hal ii
13
Nurrohman, Agus Suyatna, Chandra Ertikanto, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berbasis Keterampilan Generik Sains (KGS) Materi Tekanan, (Pendidikan Fisika FKIP unila, h.
64
14
Taufik Rahman, dkk, Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan Generik
(P3BKG) dan Profil Pencapaiannya,(Studi Deskriptif pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan Calon
Guru Biologi), h. 194. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA vol, II No.2,Juli 2008
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis keterampilan
generik sains pada konsep archaebacteria dan eubacteria. Hal tersebut didasarkan
pada hasil posttest melalui uji t dengan nilai π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 1.87 dan π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = 1.66,
sehingga 𝐻0 ditolak karena nilai π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” >π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ . Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Dimana kelas ekspeimen memiliki hasil belajar yang lebih unggul dibanidngkan
dengan kelas kontrol
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, penulis mengajukan
beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang adalah sebagai berikut :
1.
Untuk memastikan pengaruh LKS terhadap hasil belajar siswa, maka perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengunakan LKS ini ditempat yang
berbeda.
2.
Komponen Lembar Kerja Siswa berbasis Keterampilan Generik Sains,
sebaiknya di uji validatas terlebih dahulu ke sekolah yang bersangkutan agar
LKS yang dibuat sesuai dengan keadaan sekolah dan peserta didik.
3.
Pemberian angket setelah pembelajaran menggunakan LKS untuk penelitian
selanjutnya perlu dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui persepsi
anak terhadap pembelajaran dengan menggunakan LKS.
4.
Guru harus lebih teliti dalam memilih isi materi yang akan disajikan dalan
LKS, materi yang dipilih harus bersifat kontekstual agar dapat membuat
siswa tertarik dan termotivasi untuk belajar.
63
64
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Muhammad, dkk. 2012. Desain Lembaran Kerja Mahasiswa Berbasis
Pembelajaran Aktif-Kooperatif untuk Meningkatkan Keterampilan
Generik Sains Mahasiswa (Penerapan pada Topik Mekanisme Reaksi).
Jurnal Chemica Vol. 13 Nomor 1 Juni 2012, 1 -13
Arikunto, Suharsimi, 2007. Manejemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi, 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara
Arsyad, Azhar, 2011. Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Astuti, Tina Yuni. 2013. Perbedaan Keterampilan Generik Sains Siswa Yang
Diajar Melalui Metode Praktikum Dengan Metode Demostrasi. Skripsi
Program Studi Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah. Tidak dipublikasikan
Brotosiswoyo, 2011. Pekerti Mipa-Hakikat Pembelajaran Fisika. Jakarta :
PEKERTI – MIPA
Callan, Victor J, 2003. Generic skill. Understanding Vocational Education and
Training Teacher and Student Attitudes. Australia :National Centre for
Vocational Education Research Ltd
Dimyati, dan Mudjono, 2006, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Dwi, Nur Apriani. 2012. Pembelajaran Learning Cyle 7E Terhadap Hasil Belajar
dan Keterampilan Generik Sains Siswa. Semarang: Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Negeri Semarang. chem in edu 2 (1)
George, Reena, 2011. Fostering Generic Skills Through Participatory Learning
Stategies. IJFPSS, Vol.1, No.1, pp. 14-16
Gibb, Jennifer, 2004. Generic skills in Vocation Eduacation and Training,
Research Readings. Australia National Centre for Vocational Education
Research Ltd
I Md Supardi Yasa, Madri Antari, Sumantri. 2012. Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Kemampuan Generik Sains
Terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa SD Kelas V Di Kelurahan
Banyuasri. Banyuasri : Universitas Pendidikan Ganesha Siangaraja
65
Kamila Devi, Poppy. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Guru
SMP, Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan IPA
Loeloek Endah Poerwati & Sofan Amri, 2013, Kurikulum 2013. Jakarta : PT.
Prestasi pustakaraya
Marno, 2012, Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: DIPTAIS
Maulana, Peranan Lembar Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Aritmatika
Sosial Berdasarkan Pendekatan Realistik. Bandung : Studi Deskriptif Di
Kelas 1-C Sltp Negeri 27
Mayasari, Fitra, 2009. Pendesain LKS Matematika Interaktif Model E-Learning
Berbasis Web di kelas X SMA Negeri 3 Palembang. Palembang
Ngurah P,I Gusti, 2005, Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Dengan
Metode PQ4R Berbantuan LKS dalam Meningkatkan Motivasi dan
Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 4 Singaraja, Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja.
Ni Made Pujiani, Liliasari dan Dhani herdiwijaya, Pembekalan Keterampilan
Laboratorium Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains,
Prosiding Seminar Nasional.
Nurrohman, Agus Suyatna, Chandra Ertikanto, Pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Berbasis Keterampilan Generik Sains (KGS) Materi
Tekanan, Pendidikan Fisika FKIP unila, h. 55
Prastowo, Andi. 2011. Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta : DIVA press
Purwanto, 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Rahman, Taufik. 2008. Pengembangan Program Pembelajaran Praktikum Unutk
Meningkatkan Kemampuan Generik Calon Guru Biologi, Bandung :
Disertasi Pada Pasca Sarjana (S3) Pendidikan UPI Bandung, tidak
dipublikasikan
Rahman, Taufik, Nuryani, Rustaman, Nana Syaodih Sukmadinata, Anna
Poedjiadi. 2008. “Program Pembelajaran Praktikum Berbasis
Kemampuan Generik (P3BKG) Dan Profil Pencapaiannya”.Bandung :
FPMIPA UPI. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA vol, II No.2,Juli 2008
Ramlawati, Liliasari, Ana Ratna Wulan, Pengembangan Model Assesmen
Portofolio Elektronik (APE) untuk Meningkatkan Keterampilan Generik
Sains Mahasiswa, (Universitas Negeri Makassar : Sekolah Pascasarjana
UPI Bandung, 2012). Jurnal Chemica Vol. 13 Nomor 1 Juni 2012,31-41
66
Ratna Dewi, Susanti. 2012. Analisis dan Pengembangan LKS Eksperimen
Berbasis Lingkungan Pada Konsep Laju Reaksi. Jakarta : Skripsi sarjana
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
S. Margono, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakara: PT.Rineka Cipta
Saptorini, 2008. Peningkatan Ketampilan Generik Sains Bagi Mahasiswa Melalui
Perkuliahan Praktikum Kimia Analisis Instrumen Berbasis Inkuiri.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 1.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Sofyan, Tonih Feronika. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta
Sunyono. 2010. Produksi Model LKS Dan Media Animasi Berorientasi
Keterampilan Generik Sains Pada Materi Kimia Kelas X SMA. Bandar
lampung : Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan
Kimia_Solo. Jurnal penelitian pendidikan.
Susetyo, Budi. 2010. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT.
Refika Aditama
Suwarna, Iwan Permana. 2011. Mengembangkan Keterampilan Generik Pada
Matakuliah IPBA.
Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu
Triantro, 2010. Mengembangkan Model Pembalajaran Tematik. Jakarta: Prestasi
Pustaka
67
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Pertemuan
Alokasi Waktu
: SMAN 60 Jakarta
: IPA (Biologi)
: X (Sepuluh)/ 1
: 1 Pertemuan
: 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archabacteria dan
Eubacteria berdasarkan ciri-ciri bentuk melalui pengamatan secara teliti dan
sistematis
4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria
dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan
tertulis
C. Indikator
1. Melakukan pengamatan ciri-ciri dan bentuk sel eubacteria
2. Menggolongkan archaebateria dan eubacteria berdasarkan ciri-cirinya
3. Menjelaskan struktur tubuh, reproduksi dan pengelompokkan bakteri
4. Menjelaskan perbedaan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
5. Mengolah data berdasarkan hasil pengamatan bakteri
6. Membuat laporan hasil pengamatan bakteri
68
D. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan pengamatan ciri-ciri dan bentuk Archaebacteria dan
Eubacteria
2. Siswa dapat menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciricirinya
3. Siswa dapat Menjelaskan struktur tubuh, reproduksi dan pengelompokkan
bakteri
4. Siswa dapat menjelaskan perbedaan bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif
5. Siswa dapat mengolah data berdasarkan hasil pengamatan bakteri
6. Siswa dapat Membuat laporan hasil pengamatan bakteri
E. Materi
1. Archaebacteria
Archaebacteria dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Metanogen : hidup di lingkungan anaerobik, memperoleh makanan dengan
membusukkan sisa-sisa bahan organic, meghasilkan gas metana, contoh :
Methanopyrus dan Methanobacterium
b. Halofil : hidup di lingkungan berkadar garam tinggi. Contoh Halococcus.
c. Termoasidofil : hidup bersuhu tinggi dan bersifat asam, umumnya autotrof
dan mengoksidasi sulfur. Contoh Sulfolobu
2. Ciri-ciri Umum bakteri
Ciri – ciri bakteri yaitu : Organisme uniselluler ( tubuhnya terdiri atas satu sel
saja), prokariot (tidak memiliki membran inti sel ), Umumnya tidak memiliki
klorofil, Memiliki panjang tubuh sekitar 1 - 10 mikrometer dan lebar antara 0.5
– 1 mikrometer, hidup bebas atau parasit, dinding sel tersusun atas
peptidoglikan (ikatan polisakarida dan protein), membrane sel tersusun dari
fosfolipid dan protein, ada yang bergerak dengan flagel, di lingkungan buruk
dapat membentuk endospora
3. Struktur sel bakteri
a. Struktur Dasar Bakteri :
1) Dinding sel : tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan
polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram
69
positif
bila
peptidoglikannya
tebal
dan
bakteri
gram
negatif
bila
peptidoglikannya tipis).
2) Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun
atas lapisan fosfolipid dan protein. Di bagian dalam membran plasma terdapat
lekukan-lekukan yang disebut mesosom.
3) Mesosom : daerah bagian dalam membran plasma yang mengalami lipatan.
Fungsinya
diduga
sebagai
organel
respirasi
sel.
berarti
mesosom
menggantikan peranan organel mitikondria pada sel eukariotik. Namun
keberadaan mesosom itu sendiri masih diperdebatkan sampai sekarang.
4) Sitoplasma adalah cairan sel. di dalam sitoplasma terdapat organel-organel
dari sel seperti ribosom, mitokondria, retikulum endoplasma, dan lain
sebagainya.
5) Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma berbentuk bulat-bulat
kecil, tersusun atas protein dan RNA. Fungsinya untuk sintesa protein
6) Granula untuk menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.
b. Struktur tambahan bakteri :
1) Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri
tertentu, bila lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut
lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2) Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang
menonjol dari dinding sel. Bentuknya mirip cambuk
3) Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang
menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek,
kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat
pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih
pendek daripada pilus.
4) Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan
mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis.
Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
5) Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
70
6) Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram
positif yang terbentuk jika kondisi lingkungan tidak menguntungkan bagi
kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik,
dan ribosom.
4. Bentuk bakteri : Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang
(basil),dan spiral (spirilia)
5. Bakteri gram positif dan gram negative
a. Bakteri Gram Positif : Bakteri Gram positif biasanya adalah dalam nuansa
gelap, mereka memiliki warna biru tua dan gelap nuansa ungu ketika mereka
menjalani proses mengejan.
b. Bakteri Gram Negatif : Sebuah bakteri gram negatif tidak memiliki dinding sel,
tetapi membran dan jalur protein konstituennya yang mengalami interaksi
tertentu. Selama proses melelahkan, warna mereka berubah menjadi kemerahan
atau dalam nuansa merah muda. Jika semakin parah mungkin sangat berbahaya
bagi pasien.
6. Reproduksi bakteri
a. Reproduksi secara Aseksual : Bakteri dapat berkembang biak secara aseksual
dengan membelah diri (pembelahan biner) pada lingkungan yang tepat atau
sesuai. Reproduksi bakteri dapat berlangsung dengan sangat cepat. Pada
keadaan optimal, beberapa jenis bakteri dapat membelah setiap 20 menit. Anda
bisa
menghitung
jumlah
bakteri
hasil
reproduksi dalam waktu 1 jam atau 1 hari,
dengan rumus 2n (n jumlah pembelahan). Pada
kondisi yang kurang menguntungkan, sel-sel
bakteri dapat mempertahankan diri dengan
pembentukan spora (endospora). Endospora
artinya spora yang terbentuk di dalam bakteri.
Akan tetapi, ada pula jenis bakteri yang akan
mati karena perubahan faktor lingkungan.
Faktor lingkungan ini adalah cahaya matahari
71
yang terus-menerus, kenaikan suhu, kekeringan, dan adanya zat-zat
penghambat dan pembunuh bakteri, seperti antibiotika dan desinfektan.
b. Reproduksi secara Seksual : Perkembangbiakan parasekual bakteri dapat
terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.
1) Transformasi, adalah pemindahan potongan materi genetik atau DNA dari luar
ke sel bakteri penerima. Dalam proses ini, tidak terjadi kontak langsung antara
bakteri pemberi DNA dan penerima. Contoh : Streptococcus pneumonia,
Bacillus, Haemopphilus, Neisseria dan Pseudomonas.
2) Konjugasi, yaitu pertukaran materi genetik dengan cara membentuk bangunan/
jembatan/selubung untuk menyalurkan materi genetiknya, atau reproduksi
bakteri yang belum diketahui jenis kelaminnya.
3) Transduksi, adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima dengan
perantaraan virus. Dalam hal ini, protein virus yang berfungsi sebagai
cangkang digunakan untuk pembungkus dan membawa DNA bakteri pemberi
menuju sel penerima.
72
F. Strategi dan Metode Pembelajan
Strategi : Kemampuan Genrik Sains
Metode : Eksperimen, Tanya jawab
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah
Kegiatan guru
pembelajaran
Pendahuluan (45 menit)
Tahap
ο‚· Guru menyampaikan
Modeling
salam, menanyakan
kabar
dan
mengkondisikan
siswa
ο‚· Meminta ketua kelas
untuk
memimpin
do’a
ο‚· Mengabsen kehadiran
siswa
ο‚· Guru meminta siswa
untuk
membuat
kelompok 1-6 orang
dan guru memberikan
LKS pada masingmasing siswa
ο‚· Menyampaikan
indikator
pembelajaran
ο‚· Guru
bertanya
kepada siswa siapa
yang pertama kali
menemukan bakteri?
ο‚· Guru menceritakan
awal
penemuan
bakteri
ο‚· Guru
memulai
dengan
mendemonstrasikan
alat
kerja
untuk
Kegiatan Siswa
Nilai
karakter
ο‚· Siswa
menjawab
salam,
menjawab
kabar baik dan tertib
ο‚· Siswa berdo’a
ο‚· Siswa mendengarkan
guru mengabsen
ο‚· Siswa mendengarkan
penjelasan
guru
tentang
indikator
pembelajaran
ο‚· Siswa
membentuk
kelompok 1-6 orang
dan masing–masing
siswa mendapatkan
LKS
Agama,
moral,
disiplin,
rasa ingin
tahu,
disiplin,
tanggung
jawab,
peduli
ο‚· Siswa
menyiapkan
diri untuk belajar
ο‚· Siswa
menjawab
pertanyaan guru
ο‚· Siswa mendengarkan
penjelasan guru
ο‚· Siswa
melihat
demonstrasi guru cara
mengamati sel bakteri
73
ο‚·
pengamatan
sel
bakteri
Guru menyebutkan
fungsi dan cara kerja
alat
penggunaan
mikroskop
Kegitan Inti (80 menit)
Pelatihan
ο‚· Setelah
guru
mendemonstrasikan
dan menjelaskan alat
kerja
untuk
pengamatan
sel
bakteri,
guru
memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk mencoba
melakukan nya
Scaffolding
ο‚· Guru
memberikan
pertanyaan
kepada
siswa
tentang
perbedaan
archaebakteria
dan
eubacteria
Merumuskan masalah
οƒ˜ Guru
meminta
peserta
didik
untuk
menulis
jawaban
pertanyaan
gambar
pada
archaebacteri dan
eubacteria dalam
LKS
οƒ˜ Guru
meminta
siswa
untuk
merumuskan
masalah tentang
pengamatan
sel
bakteri
dalam
ο‚· Siswa mendengarkan
penjelasan
guru
mengenai fungsi dan
cara kerja penggunaan
mikroskop
ο‚· Siswa melatih dirinya
dalam menggunakan
alat
kerja
untuk
pengamatan
sel
bakteri
Keberanian,
bijaksana,
disiplin,
kerja sama
dan
bertanggung
jawab
ο‚· Siswa
menjawab
pertanyaan
guru
perbedaan
archaebacteria
dan
eubacteria
Keberanian,
bijaksana,
disiplin,
kerja sama
dan
bertanggung
jawab
ο‚· Siswa
menulis
jawaban perntayaan
tentang gambar yang
terdapat dalam LKS
ο‚· Siswa merumuskan
masalah
tentang
pengamatan
sel
bakteri dalam LKS
74
LKS
Mengumpulkan data
ο‚· Guru meminta siswa
untuk mencari dan
mengumpulkan
literature
tentang
archaebateria, Guru
meminta
peserta
didik
untuk
mengumpulkan
literature bagaimana
struktur sel bakteri,
bentuk-bentuk
bakteri, Bakteri gram
positif dan gram
negative, Cara hidup
bakteri, Reproduksi
bakteri, Klasifikasi
bakteri
Mengamati
ο‚· Guru meminta siswa
melakukan
pengamatan
sel
bakteri pada media
agar-agar
ο‚· Mengamati struktur
serta bagian pada
bakteri
dan
menjawab pertanyaan
yang terdapat dalam
LKS
Artikulasi
ο‚· Siswa mencari dan
mengumpulkan
literature tentang
arcahebacteri dan
eubacteria : struktur
sel bakteri, bentukbentuk
bakteri,
Bakteri gram positif
dan gram negative,
Cara hidup bakteri,
Reproduksi bakteri,
Klasifikasi bakteri
ο‚· Siswa
menyiapkan
alat dan bahan untuk
melakukan
pengamatan
sel
bakteri
ο‚· Siswa mengamati sel
bakteri pada media
agar-agar
yang
berbeda dan mengisi
LKS
Mengasosiasi
ο‚·
Guru
meminta
perwakilan
pada
setiap
kelompok
dengan
pertanyaan
yang berbeda didepan
kelas.
Diantaranya
untuk menyebutkan
ο‚· Siswa
menjawab
pertanyaan
guru
dengan
pertanyaan
yang berbeda pada
setiap
kelompok
didepan kelas
Keberanian,
bijaksana,
disiplin,
kerja sama
dan
bertanggung
jawab
75
sel bakteri apa saja
yang didapat pada
hasil
pengataman,
menyebutkan
cara
reproduksi bakteri,
apa perbedaan bakteri
positif dan negative
dengan jawaban yang
telah dikerjakan di
dalam LKS
Refleksi
Mengkomunikasi
ο‚·
ο‚·
Guru meminta siswa
untuk
mengkomunikasikan
hasil percobaan yang
didapat
Guru
menyuruh
siswa untuk membuat
laporan
hasil
pengamatan bakteri
yang terdapat dalam
LKS
Penutup (10 menit)
Eksplorasi
ο‚· Guru meminta siswa
untuk
memberikan
hasil
kesimpulan
materi yang telah
dipelajari
dan
menulis dalam LKS
ο‚· Guru meminta siswa
mengumpulkan tugas
tersebut.
ο‚· Guru meminta siswa
untuk merapikan alat
dan bahan praktikum
ο‚·
Guru
meminta
peserta didik berdo’a
sebelum pulang
Keberanian,
bijaksana,
ο‚· Siswa
disiplin,
mengkomunikasikan
hasil percobaan yang kerja sama
dan
didapat
bertanggung
ο‚· Setiap siswa membuat jawab
laporan
hasil
pengamatan bakteri
dengan mengisi LKS
ο‚· Siswa memberikan
hasil
kesimpulan
materi yang telah
dipelajari
dan
menuliskannya
dalam LKS
ο‚· Siswa
mengumpulkan LKS
ο‚· Siswa
merapikan
alat
dan
bahan
praktikum
yang
telah dipakai
ο‚· Siswa
berdo’a
sebelum pulang
Disiplin,
tanggung
jawab,
agama
76
H. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik
Tes tertulis
Tes untuk kerja
Portofolio
Instrument
Pretest dan Posttest
Lembar observasi dan rubrik
Lembar kerja siswa berbasis generik sains dan rubrik
I.
1.
Sumber Belajar
Karmana, oman. 2013. Biologi Untuk Kelas X SMA. Grafindo Media Pratama
2.
Noor, meiry f. 2012. Penuntun dan Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar.
Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
3.
Pujiayanto,Sri. 2014. Menjelajah Dunia Biologi. Jakarta : PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
4.
Widayati, sri,dkk. 2009. Biologi Sma/Ma Kelas X. Jakarta : Pusat perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
5.
Internet, power point, LCD, LAPTOP
Guru Bidang Studi
Jakarta, 03 November 2014
Peneliti
Widyati Etty Y, S.Pd
NIP. 196206281985012001
Faiza El Jannati
NIM. 1110016100008
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Pertemuan
Alokasi Waktu
: SMAN 60 Jakarta
: IPA (Biologi)
: X (Sepuluh)/ 1
: 2 Pertemuan
: 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
3.
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archabacteria dan
Eubacteria bedasarkan ciri-ciri bentuk melalui pengamatan secara teliti dan
sistematis
4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria
dalam kehidupan bedasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan
tertulis
C. Indikator
1. Melakukan pengamatan kegiatan dan produk yang memanfaatkan bakteri
2. Membuat laporan tertulis hasil percobaan pemanfaatan bakteri
D. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan peran bakteri dalam kehidupan
2. Siswa dapat menggali teori pemanfaatan bakteri
3. Siswa dapat membuat hipotesis pemanfaatan bakteri
4. Siswa dapat membuat kesimpulan hasil peran bakteri dalam kehidupan
5. Siswa dapat membuat laporan hasil peran bakteri dalam kehidupan
78
E. Materi
1. Peran bakteri dalam kehidupan sehari-hari : bakteri mempunyai peranan yang
menguntungkan maupun yang merugikan, yaitu :
a. Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
1) Pembusukan/penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia coli.
2) Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya :
a) Acetobacter pada pembuatan asam cuka
b) Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt
c) Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco
d) Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.
3) Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu
Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman
kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.
4) Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter yang
berperan dalam proses nitrifikasi mengikat Nitrogen bebas di udara dalam
bentuk akhir ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
5) Penghasil antibiotik contohnya adalah
a) Bacillus polymyxa penghasil antibiotik untuk pengobatan infeksi bakteri gram
negatif
b) Bacillus subtilis penghasil antibiotik untuk pengobatan infeksi bakteri gram
positif
c) Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan TBC
6) Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga
menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas.
F. Metode Pembelajan
Strategi : Kemampuan Genrik Sains
Metode : Eksperimen, Tanya Jawab
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah
Kegiatan guru
Kegiatan siswa
pembelajaran
Nilai
karakter
Pendahuluan (40 menit)
Pemodelan
ο‚·
Guru
salam,
kabar
menyampaikan
menanyakan
dan
mengkondisikan siswa
ο‚·
Meminta ketua kelas
ο‚· Siswa menjawab Melakukan
salam, menjawab do’a
kabar baik dan sebelum
tertib
ο‚· Siswa berdo’a
dan sesudah
pembelajar
79
untuk memimpin do’a
ο‚·
ο‚· Siswa
an, santun,
Mengabsen kehadiran
mendengarkan
disiplin,
siswa
guru mengabsen
peduli
ο‚· Siswa
ο‚·
Guru meminta peserta
membentuk
didik untuk membuat
kelompok
kelompok yang terdiri
dari 1-6 orang.
ο‚·
Pemusatan
perhatian
dan memotivasi siswa
ο‚· melihat
gambar
yang ditayangkan
dengan gambar nata de
soya
melalui
power
point
ο‚·
Apersepsi:
οƒ˜ Apakah
dapat
bakteri
bermanfaat
ο‚· Siswa menjawab
pertanyaan guru
bagi manusia?
ο‚·
Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran
ο‚· Siswa
mendengarkan
penjelasan
yang akan dicapai
guru
tentang
tujuan
pembelajaran
ο‚·
Guru
menayangkan
ο‚· Siswa
melihat
vedio cara pembuatan
demonstrasi cara
nata
pembuatan
de
menjelasan
soya
dan
mengenai
nata
de soya dan siswa
fungsi dan cara kerja
mendengarkan
pembuatan
penjelasan
soya
nata
de
guru
mengenai fungsi
dan
cara
kerja
80
pembuatan
nata
de soya
Kegiatan Inti (85 menit)
Pelatihan
ο‚· Setelah
guru
mendemonstrasikan
Bertanggun
ο‚· Siswa
melatih g
jawab,
dalam jujur, teliti,
dan menjelaskan alat
dirinya
kerja untuk pembuatan
menggunakan
nata
alat kerja untuk lingkungan,
de
soya,
guru
pembuatan
memberikan
kesempatan
kepada
peduli
nata gotong
royong,
de soya
rasa
siswa untuk mencoba
ingin
tahu
melakukan nya dengan
bahan utama (kacang
kedelai)
yang
dipanaskan,
sudah
sehingga
siswa
bisa
melanjutkannya
Scaffolding
Merumuskan masalah
ο‚·
Guru meminta siswa
untuk
merumuskan
masalah
pembuatan
tentang
nata
de
ο‚· Siswa
Keberanian,
bijaksana,
merumuskan
masalah
tentang disiplin,
pembuatan
nata kerja sama
de soya di tulis dan
soya dalam LKS
bertanggun
dalam LKS
g jawab
Mengumpulkan Data
ο‚·
Guru meminta siswa
mencari
informasi
ο‚· Siswa mencari
dan
manfaat dan kerugian
mengumpulkan
nata
literatur tentang
de
pemanfaat
soya
dan
bakteri
manfaat
dan
81
dibidang lain
kerugian
nata
de soya serta
pemanfaatan
bakteri
dibidang lain
Mengamati
ο‚· Guru meminta siswa
untuk
mengamati
ο‚· Siswa
mengamati
pembuatan nata de soya
pembuatan nata
sebelum dan sesudah
de soya
pembuatan nata de soya
mencatat
dan mencatatnya dalam
hasilnya dalam
LKS
LKS
sebelum
di
inkubasi.
dan
Setelah
di
Inkubasi
12
jam
siswa
memberikan
laporan kepada
guru
dengan
mengisi LKS
Artikulasi
Mengasosiasi
ο‚· Guru
ο‚· Siswa menjawab Keberanian,
meminta
perwakilan siswa untuk
menjawab
pertanyaan
yang berbeda pada tiap
kelompok tentang hasil
pembuatan nata de soya
Refleksi
Mengkomunikasi
pertanyaan
guru bijaksana,
disiplin,
dengan
pertanyaan yang kerja sama
berbeda
pada dan
setiap kelompok bertanggun
didepan kelas
g jawab
82
ο‚·
ο‚·
Guru meminta siswa
ο‚· Siswa
Keberanian,
untuk
mengkomunikasi
mengkomunikasikan
kan
hasil bijaksana,
hasil percobaan yang
percobaan
yang disiplin,
didapat
didapat
kerja sama
dan
Guru menyuruh siswa
untuk
membuat
laporan
hasil
pengamatan
pembuatan
soya
ο‚· Setiap
siswa bertanggun
membuat laporan g jawab
sementara
nata
yang
hasil
de
pengamatan nata
terdapat
de soya. Setelah
dalam LKS
di
Inkubasi
jam
12
siswa
memberikan
laporan
kepada
guru
dengan
mengisi LKS
Penutup (10 menit)
Eksplorasi
ο‚·
Guru meminta siswa
untuk
memberikan
hasil
kesimpulan
materi
yang
dipelajari
ο‚·
telah
dan
tanggung
kesimpulan
yang jawab,
materi
telah dipelajari agama
dan
menulis
menuliskannya
kesimpulan
didalam LKS
dalam LKS
Guru meminta siswa ο‚· Siswa
mengumpulkan
tugas
tersebut.
ο‚·
ο‚· Siswa membuat Disiplin,
mengumpulkan
LKS
Guru meminta kembali ο‚· Siswa
siswa
untuk
mendengarkan
di
83
mempelajari
materi
lagi.
ο‚·
pengarahan saran
guru
Guru meminta peserta ο‚· Siswa
didik berdo’a sebelum
berdo’a
sebelum pulang
pulang
H. Penilaian
Teknik
Instrument
Tes tertulis
Pretest dan Posttest
Tes untuk kerja
Lembar observasi dan rubrik
Lembar kerja siswa berbasis generik sains dan rubrik
Portofolio
I. Sumber Belajar
1. Noor, meiry f. 2012. Penuntun dan Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar.
Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
2. Oman Karmana. 2007. CERDAS BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA. Jakarta :
Erlangga
3. Syamsuri Istamar,dkk. 2007. BIOLOGI UNTUK SMA KELAS X. Jakarta :
Erlangga
4. Internet, power point, LCD, LAPTOP
Guru Bidang Studi
Jakarta, 10 November 2014
Peneliti
Widyati Etty Y, S.Pd
Faiza El Jannati
NIP. 196206281985012001
NIM. 1110016100008
84
Instrumen Soal Pretest dan Post Test
1. Berikut yang bukan ciri-ciri Archaebacteria,
adalah…..
a. Memiliki RNA polymerase sederhana
b. Cara hidupnya hanya bersifat heterotrof
c. Penyusun dinding sel terdiri dari lipid dan
selulosa
d. Memiliki RNA polymerase kompleks
4.
e. Organism eukariotik
2. Arcahebacteri
merupakan
organisme
b. Dinding sel mengandung peptidoglikan
c. Intron tidak ada
d. Bersel satu
e. RNA polymerase terdiri dari beberapa
jenis
Ada beberapa bakteri yang bersifat
fotoautotrof, bakteri ini memiliki…
a. Klorosom
c. Kapsul
d. Vakuola
b. Klorofil
e. Fimbriae
5. Untuk melihat struktur bakteri harus
prokariot, karena
a. Memiliki membran inti
b. Mengandung lipid
menggunakan
mikroskop.
c. Tidak mengandung lipid
dikarenakan
d. Menghasilkan ATP
Ukuran sebenarnya dari bakteri adalah :
e. Tidak memiliki membran inti
a. 8 x 0,5 – 1 mikron d. 5x0.5 –1 mikron
bakteri
Hal
berukuran
ini
kecil.
b. 10 x 0,5 – 1 mikron e. 5x 0.5 – 2 mikron
3. Perhatikan penyataan berikut!
1) Bakteri dapat hidup di dalam tubuh
c. 10 x 0.5 – 2 mikron
6. Gambar bakteri diatas yang terdapat pada
hasil pengamatan merupakan sel bakteri
2) Bakteri memiliki dinding sel tersusun
berbentuk coccus dengan perbesaran?
atas peptidoglikan
organisme maupun diluar lingkungan
3) Bakteri dapat dilihat oleh mata jika
terdapat dalam makanan
4) Bakteri
tidak
dapat
menghambat
a. 0 kali
d. 100 kali
b. 50 kali
e. 400 kali
pertumbuhan
c. 40 kali
5) Bakteri dapat dilihat oleh mata jika
7. Arcahebacteri disebut sebagai bakteri kuno,
hidup parasit dalam tubuh hewan
karena
Pernyataan yang tepat sebagai alasan pada
a. Karena organism eukariot & prokariot
ciri-ciri bakteri adalah
b. Karena organism eukariot
a. 5 saja c. 1 dan 2
e. 3 dan 5
c. Karena organism prokariot
b. 2 dan 5 d. 3 dan 4
d. Karena bukan organism eukariot
4. Diantara karakteristik berikut ini yang
e. Karena bukan organism prokariot
manakah
dimiliki
bersama
oleh
8. Cyanobacteria
dikelompokkan
dalaam
archaebacteria dan eubacteria?
eubacteria karena
a. Memiliki intron
a. Berklorofil dan dapat berfotosintesis
85
b. Dapat
b. Eukariotik dan besifat autotrof
d. Prokariotik
dan
membrane
baik bila berada dalam lingkungan
sel
yang kaya akan bahan organik
mengandung hidrokarbon
e. Prokariotik dan dinding sel mengandung
d. Proses hidupnya akan berjalan dengan
baik bila berada dalam lingkungan
pepridoglikan
seorang
dari
c. Proses hidupnya akan berjalan dengan
peptidoglikan
Saat
energy
senyawa anorganik
c. Dinding sel tipis dan tidak mengandung
9.
memperoleh
peneliti
melakukan
yang suhunya rendah
uji
e. Memerlukan oksigen bebas untuk
respirasi
menemukan bakteri tersebut berwarna
12. Perhatikan tabel berikut!
ungu. Dari hasil penelitian tersebut dapat
pewarnaan
terhadap
Actinomycetes,
ia
No.
Nama Bakteri
Hasil Pewarnaan
1.
Azotobacter
Merah
termasuk …
2.
Eubacterium
Violet
a. Bakteri Gram Positif
3.
Arachnia
Violet
b. Bakteri Gram Negatif
4.
P. aeruginosa
Merah
disimpulkan
bahwa
Actinomycetes
c. Bakteri ungu
Berdasarkan tabel diatas, bakteri manakah
d. Bakteri fotosintetik
yang berada dalam satu kelompok?
e. Bakteri Kemoautotrof
a. Bakteri 1,2 merupakan Gram negative
10. Pada kelompok proteobacteria, bakteri
b. Bakteri 2, 4 merupakan Gram positif
yang dapat bersimbiosis pada akar kacang-
c. Bakteri 2, 3 merupakan Gram negative
kacangan
membentuk
d. Bakteri 3, 4 merupakan Gram positif
bintik akar dan berperan untuk memfiksasi
e. Bakteri 1, 4 merupakan Gram positif
(Legiminoceae)
nitrogen. Hal tersebut dapat dilakukan oleh 13. Saat
bakteri..
seorang
peneliti
melakukan
pengamatan, bahwa Bakteri mengandung
a. Chromatium sp
plasmid, yaitu :
b. Salmonella thyposa
a. RNA hasil transkripsi
c. Rhizobium sp
b. RNA hasil translasi
d. Streptomyces sp
c. DNA replikasi
e. Mycoplasma pneumonia
d. DNA nonkromosom sirkuler
11. Pernyataan berikut dibawah ini yang
mendukung
pernyataan
bakteri 14. Berikut merupakan struktur bakteri, yang
tergolong kemosintesis adalah
a. Dapat
memperoleh
senyawa organic
energy
e. DNA kromosom sirkuler
telah ditemukan seorang ahli ilmuwan,
dari
sesuai
pengamatan.
Manakah
yang
86
berfungsi
membantu
menempel
pada
Gambar koloni
Nama koloni
a
sesama anggota koloni
Spirochaeta
b
Monobacillus
a. 1
c. 3
b. 2
d. 7
c
e. 8
Monobacillus
15. Bakteri dapat diwarnai dengan pewarnaan
d
Streptobacillus
gram, hal ini dikarenakan dinding sel
bakteri mengandung..
a. Selulosa
e
Diplococcus
c. Kitin d. Protein
b. Peptidoglikan e. Glikan
16. Penyataan
yang
merupakan
19. Bakteri dibawah ini mempunyai jumlah dan
mengenai
struktur dan fungsinya pada bakteri adalah..
a.
Dinding sel berfungsi dalam repduksi
letaknya flagelnya di dua kelompok yang
masing-masing
di
ujung
tubuhnya
merupakan
sel
b.
Sitoplasma untuk fotosintesis
c.
Ribosom untuk melindungi sel
d.
Membran
plasma
untuk
pertukaran zat
e.
Granula
penyimpanan
menghasilkan energy
mengatur
a. Monotrik
d. Peritrik
b. Atrik
e. Amfitrik
c. Lopotrik
20. Berikan nama bakteri berdasarkan jumlah
untuk
dan letak flagelnya dengan urutan yang
benar pada gambar dibawah ini!
17. Pada struktur bakteri ada yang memiliki
kemampuanlokomosi/melakukan
gerakan
karena struktur bakteri memiliki..
(1)
(2)
a. Flagella
c. Endospora d. Kapsul
a. Monotrik dan Amfitrik
b. Atrik dan peritrik
b. Klorosom e. Pilli
c. Peritrik dan atrik
18. Pasangan yang tepat gambar koloni bakteri
d. Amfitrik dan monotrik
dengan nama koloni bakteri berikut
e. Lopotrik dan amfitrik
adalah…
21. Vibrio cholerae merupakan
bakteri
penyebab penyakit kolera pada manusia.
Penamaan bakteri tersebut berhubungan
dengan …
87
a. bentuk bakteri yang seperti tanda baca
4) Perpindahan
materi
genetik
dan
sitoplasma. Urutan tahapan terjadinya
koma
b. Jenis wabah kolera yang disebabkannya
di Mesir
c. sifat hidupnya yang merugikan manusia
konjugasi adalah
a. 1-3-2-4
c. 4-1-3-2
b. 2-4-1-3
d. 3-1-4-2
e. 1-4-2-3
d. kebutuhannya terhadap oksigen yang 25. Berikut tahapan dalam pembelahan binner
1) Terbentuk dua kopi DNA identik
bersifat anaerob fakultatif
e. jenis
metabolismenya
yang
bersifat
2) Terbentuk dinding sel pemisah
3) Replikasi DNA
fermentatif
22. Perhatikan gambar berikut ! Perhatikan
gambar berikut !
4) Pembagian sitoplasma
Urutan tahapan pembelahan binner yang
benar adalah..
(1)
(2)
(3)
a. 3-1-4-2
c. 2-4-1-3 d. 1-3-2-4
b. 3-2-4-1
e. 4-2-3-1
26. Proses transformasi pada bakteri terjadi jika
a. Plasmid dari bakteri satu pindah ke
(4)
bakteri lain
(5)
Bakteri Bacillus anthracis berbentuk seperti
gambar nomor….
b. Sitoplasma dari bakteri satu pindah ke
a. 1
b.2
c. 3
d.4 e. 5
23. Bakteri dapat hidup pada berbagai macam
c. Spora dari bakteri yang satu pindah ke
habitat. Jika keadaan tidak sesuai dengan
d. Kromosom dari bakteri yang satu pindah
bakteri
tersebut,
maka
bakteri
akan
bakteri lain
bakteri lain
ke bakteri lain
e. Mesosom dari bakteri yang satu pindah
membentuk
ke bakteri lain
a. Kapsid dan kloroplas
27. Pada
b. Endospora dan kapsid
pemeriksaan
air
minum
untuk
c. Flagella dan selaput lender
memeriksa ada dan tidaknya pencemaran
d. Selaput lendir dan endospora
oleh tinja manusia digunakan tolak ukur
e. Flagella dan endospora
kehadiran salah satu bakteri usus yang
24. Berikut ini adalah tahapan dalam konjugasi
manusia yaitu..
1) Rekombinan DNA
a. Salmonella tyhposa d. Streptomyces sp
2) Terbentuk saluran konjugasi
3) Bakteri
penerima
pembelahan binner
bukan pathogen tetapi keluar bersama tinja
DNA
melakukan
b. Vibrio cholera e. Escherichia coli
c. Balantidium coli
88
28. Tabel berikut, merupakan nama bakteri
e. Gejala
yang
dialami
termasuk
dengan peranannya. Manakah Pasangan
disebabkan oleh bakteri Treponema
yang benar….
pallidum
Nama Bakteri
a. Bacillus
Peranan
Penghasil
thuringiensis
biosida
paku Azolla pinnata dapat dimanfaatkan
(insektisida alam)
untuk menyuburkan sawah karena
Nitrosomonas
b. Nitrosomonas
Dapat
membebaskan
Penghasil asam cuka
botulinum
d. Anabaena
dapat
berfotosintesis
b. Azolla
dapat
mengubah
nitrogen
menjadi ammonia
Membentuk
senyawa
nitrit dan nitrat
e. Acetobacter
a. Anabaena
menghasilkan glukosa
nitrogen ke udara
c. Clostridium
30. Simbiosis antara Anabaena azollae dan
c. Anabaena dapat membuat nitrogen
bebas dari udara
Penghasil alcohol
d. Anabaena dapat mengikat nitrogen
dalam tanah
29. Seorang anak remaja mengalami gejala
diawali demam lebih dari seminggu. Perut
terasa sakit. Mulanya seperti orang mau
flu,Tidak
disertai
gejala
batuk
pilek.
Demamnya sukar turun walau minum obat
dan disertai nyeri kepala hebat. Perut terasa
tidak enak, dan tidak bisa buang air
beberapa hari. Pernyataan hipotesis yang
benar menurut diagnose tersebut adalah
a. Gejala yang dialami disebabkan karena
penyakit maag
b. Gejala
yang
dialami
termasuk
disebabkan oleh bakteri Salmonella
thyposa
c. Gelaja yang dialami tidak disebabkan
oleh virus Treponema pallidum
d. Gejala yang dialami tidak disebabkan
oleh virus Salmonella thyposa
e. Azolla
dapat
bebas dari udara
memfiksasi
nitrogen
Lampiran 2A
KISI-KISI INSTUMEN PENELITIAN
Jenjang Sekolah
: SMAN 60 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Alokasi waktu
: 90 menit
Jumlah soal
: 50
Bentuk soal
: Tes Objektif Pilhan Ganda
Kompetensi Inti
:
KI-3
: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI-4
: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu meng-gunakan metode, sesuai kaidah keilmuan.
89
Kompetensi Dasar
:
3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archabacteria dan Eubacteria bedasarkan ciri-ciri bentuk melalui pengamatan
secara teliti dan sistematis
4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan bedasarkan hasil pengamatan dalam
bentuk laporan tertulis
Subkonsep
Indikator
Ciri-ciri
archaebateria dan
Eubacteria
Menyebutkan ciriciri archaebacteria
dan eubacteria
Menyebutkan ciriciri kelompok
archaebacteria
Soal
1. Berikut ini yang bukan ciri-ciri yang Archaebacteria, adalah
a. Memiliki RNA polymerase sederhana
b. Cara hidupnya hanya bersifat heterotrof
c. Penyusun dinding sel terdiri dari lipid dan selulosa
d. Memiliki RNA polymerase kompleks
e. Organism eukariotik
2. Halobacterium termasuk archaebateria, karena hidup
lingkungan…
a. Salinitas rendah
b. Salinitas tinggi
c. Bersifat asam
d. Bersifat basa
90
Jawaban
A
di B
Aspek
Kognitif
C1
C1
Menjelaskan ciri-ciri
bakteri
Menguraikan ciriciri archaebacteria
Menyimpulkan
pernyataan yang
tepat mengenai ciriciri bakteri
e. Bersuhu tinggi
3. Karena adanya beberapa bakteri yang bersifat fotoautotrof, maka B
bakteri dengan sifat ini memiliki..
a. Klorosom
d. Vakuola
b. Klorofil
e. Fimbriae
c. Kapsul
4. Arcahebacteri merupakan organisme prokariot, karena
E
a. Memiliki membran inti
b. Mengandung lipid
c. Tidak mengandung lipid
d. Menghasilkan ATP
e. Tidak memiliki membran inti
5. Perhatikan penyataan berikut!
C
1. Bakteri dapat hidup di dalam tubuh organism maupun diluar
lingkungan
2. Bakteri memiliki dinding sel tersusun atas peptidoglikan
3. Bakteri dapat dilihat oleh mata jika terdapat dalam makanan
4. Bakteri tidak dapat menghambat pertumbuhan
5. Bakteri dapat dilihat oleh mata jika hidup parasit dalam tubuh
hewan
Pernyataan yang tepat sebagai alasan pada ciri-ciri bakteri adalah
a. 5 saja
c. 1 dan 2
e. 3 dan 4
b. 2 dan 5
d. 3 dan 5
91
C2
C2
C3
Menganalisis ciriciri pada
archebateria dan
eubacteria
Menganalisis
pengamatan bakteri
Menyebutkan ciriciri bakteri pada
ukuran bakteri
6. Diantara karakteristik berikut ini yang manakah dimiliki bersama D
oleh archaebacteria dan eubacteria?
a. Memiliki intron
b. Dinding sel mengandung peptidoglikan
c. Intron tidak ada
d. Bersel satu
e. RNA polymerase terdiri dari beberapa jenis
7. Untuk membuktikan bahwa suatu bakteri hidup, yang paling D
baik dilakukan adalah
a. Mengamati gerakan bakteri
b. Memeriksa adanya DNA dan RNA
c. Mengamati aktivitas metabolism
d. Pewarnaan bakteri
e. Membiakan bakteri pada medium
8. Untuk melihat struktur bakteri harus menggunakan mikroskop. B
Hal ini dikarenakan bakteri berukuran kecil. Ukuran sebenarnya
dari bakteri adalah :
a. 8 x 0,5 – 1 mikron
d. 5 x 0.5 – 1 mikron
b. 10 x 0,5 – 1 mikron
e. 5 x 0.5 – 2 mikron
c. 10 x 0.5 – 2 mikron
92
C4
C4
C5
Menghitung jumlah
sel bakteri
Memperjelas ciri-ciri
bakteri pada
praktikum
pengamatan bakteri
Menjelaskan arti dari
archaebcateria
Klasfikasi
archaebacteria
Menyebutkan jenis
bakteri
C
9.
Gambar bakteri diatas yang
terdapat
pada
hasil
pengamatan
merupakan sel bakteri berbentuk coccus
dengan perbesaran?
a.
0 kali
d. 100 kali
b.
50 kali
e. 400 kali
c.
40 kali
10. Untuk memperjelas bahwa suatu bakteri itu hidup, maka yang A
paling baik dilakukan adalah
a. Melakukan pewarnaan bakteri
b. Mengamati gerakan bakteri
c. Memeriksa adanya DNA dan RNA
d. Mengamati aktivitas metabolism
e. Mengamati protein
11. Arcahebacteri disebut sebagai bakteri kuno, karena
C
a. Karena termasuk golongan organism eukariot dan prokariot
b.Karena termasuk golongan organism eukariot
c. Karena termasuk golongan organism prokariot
d.Karena bukan termasuk golongan organism eukariot
e. Karena bukan termasuk golongan organism prokariot
12. Berikut ini yang bukan merupakan tipe flagella pada bakteri E
adalah …
93
C5
C6
C2
C1
dan eubacteria
Menyebutkan ciri
pewarnaan gram
positif
Menyimpulkan
fungsi Cyanobacteria
Menjelaskan
golongan bakteri
pada cyanobacteria
Mengklasifikasikan
a. Lofotrik
d.
amfitrik
b. Monotrik e.
politrik
c. Atrik
13. Bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan
peptodoglikan yang tebal disebut …
a. Gram positif
b.Gram negative
c. Heterotrof
d.Aerob
e. Anaerob
14. Selubung lendir pada Cyanobacteria berfungsi untuk
a. Melindungi diri dari lingkungan asam
b.Menjaga bentuk sel agar tetap
c. Melakukan respirasi dan fotosintesis
d.Mencegah sel dari kekeringan dan memudahkan bergerak
e. Memudahkan proses reproduksi dan metabolisme
15. Cyanobacteria dikelompokkan dalaam eubacteria karena
a. Berklorofil dan dapat berfotosintesis
b. Eukariotik dan besifat autotrof
c. Dinding sel tipis dan tidak mengandung peptidoglikan
d. Prokariotik dan membrane sel mengandung hidrokarbon
e. Prokariotik dan dinding sel mengandung pepridoglikan
16. Saat seorang peneliti melakukan uji pewarnaan terhadap
94
A
C1
D
C3
E
C2
A
C3
bakteri
Menyelidiki spesies
bakteri pada
kelompok
proteobacteria
Menimbang
klasifikasi bakteri
Actinomycetes, ia menemukan bakteri tersebut berwarna ungu.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Actinomycetes termasuk …
a. bakteri Gram positif
b. bakteri gram negative
c. bakteri ungu
d. bakteri fotosintetik
e. bakteri kemoautotrof
17. Pada kelompok proteobacteria, bakteri yang dapat bersimbiosis C
pada akar kacang-kacangan (Legiminoceae) membentuk bintik
akar dan berperan untuk memfiksasi nitrogen. Hal tersebut
dapat dilakukan oleh bakteri..
a. Chromatium sp
b.Salmonella thyposa
c. Rhizobium sp
d.Streptomyces sp
e. Mycoplasma pneumonia
18. Pernyataan berikut dibawah ini yang mendukung pernyataan B
bakteri tergolong kemosintesis adalah
a. Dapat memperoleh energy dari senyawa organic
b.Dapat memperoleh energy dari senyawa anorganik
c. Proses hidupnya akan berjalan dengan baik bila berada
dalam lingkungan yang kaya akan bahan organic
95
C4
C5
Memilih jenis
bakteri Gram yang
berada dalam satu
golongan
Mengkatagorikan
golongan bakteri
pada cyanobacteria
d. Proses hidupnya akan berjalan dengan baik bila berada
dalam lingkungan yang suhunya rendah
e. Memerlukan oksigen bebas untuk respirasi
19. Perhatikan tabel berikut!
C
No. Nama Bakteri
Hasil Pewarnaan
1.
Azotobacter
Merah
2.
Eubacterium
Violet
3.
Arachnia
Violet
4.
P. aeruginosa
Merah
Berdasarkan tabel diatas, bakteri manakah yang berada dalam
satu kelompok?
a. Bakteri 1 dan 2 merupakan Gram negatif
b. Bakteri 2 dan 4 merupakan Gram positif
c. Bakteri 2 dan 3 merupakan Gram negatif
d. Bakteri 3 dan 4 merupakan Gram positif
e. Bakteri 1 dan 4 merupakan Gram positif
20. Berikut adalah tipe-tipe bakteri
B
1) Gram positif
2) Gram negative
3) Heterotrof
4) Autotrof
5) Fotosintetik
96
C5
C6
Struktur tubuh
bakteri
Menyebutkan
struktur bakteri
Menyebutkan fungsi
pada struktur bakteri
Menyelidiki struktur
6) Kemosintetik
Cyanobakteria termasuk kategori golongan bakteri
a. 1,3 dan 5
b. 2,4 dan 5
c. 2,3 dan 6
d. 3,5 dan 6
e. 1,4 dan 6
21. Saat seorang peneliti melakukan pengamatan, bahwa Bakteri D
mengandung plasmid, yaitu :
a. RNA hasil transkripsi
b. RNA hasil translasi
c. DNA replikasi
d. DNA nonkromosom sirkuler
e. DNA kromosom sirkuler
22. Saat seorang peneliti melakukan pengamatan, mengatakan D
bahwa struktur bakteri memiliki mesosom, yang berfungsi
untuk
a. Sintesis makanan
b. Sintesis protein
c. Menyimpan cadangan makanan
d. Menghasilkan energy
e. Melindungi sel
23. Berikut merupakan struktur bakteri, yang telah ditemukan D
97
C1
C1
C3
beserta fungsinya
pada bakteri
Menganalisis
struktur bakteri
Menimbang struktur
bakteri dan
fungsinya
seorang ahli ilmuwan, sesuai pengamatan
Manakah yang berfungsi membantu menempel pada sesama anggota
koloni
a. 1 b. 2 c. 3 d.7 e. 8
24. Bakteri dapat diwarnai dengan pewarnaan gram, hal ini D
dikarenakan dinding sel bakteri mengandung..
a. Selulosa
b. Peptidoglikan
c. Kitin
d. Protein
e. Glikan
25. Penyataan yang merupakan mengenai struktur dan fungsinya D
pada bakteri adalah..
a. Dinding sel berfungsi dalam repduksi sel
b. Sitoplasma untuk fotosintesis
98
C4
C5
Menimbang
reproduksi bakteri
Menimbang struktur
dan fungsi pada
bakteri
c. Ribosom untuk melindungi sel
d. Membran plasma untuk mengatur pertukaran zat
e. Granula penyimpanan untuk menghasilkan energi
26. Lihat gambar berikut!
A
B
C5
B
C5
B
Pernyataan yang benar adalah
a. A dan B tidak mampu bereplikasi
b. A dan B mampu bereplikasi
c. Hanya A yang mampu bereplikasi
d. Hanya B yang mampu bereplikasi
e. A = plasmid
27. Simak pernyataan berikut :
1. Alat pelekat pada sel inang
2. Pengikat antarsel bakteri untuk membentuk koloni
3. Mempertahankan diri terhadap lingkungan buruk
4. Saluran penghubung untuk transfer DNA saat konjugasi
5. Meningkatkan resistensi terhadap sistem pertahanan inang
Kapsul pada bakteri berfungsi untuk
a. 1 dan 3
d. 2 dan 5
b. 1 dan 4
e. 3 dan 5
c. 2 dan 4
99
Menghubungkan
strukur dan
fungsinya
Kelompok
bakteri
berdasarkan
bentuk-bentuk sel
koloni, habitat,
cara memperoleh
Memasangkan
gambar dengan
nama koloni
28. Simak pernyataan berikut :
A
1. Alat pelekat pada sel inang
2. Pengikat antarsel bakteri untuk membentuk koloni
3. Mempertahankan diri terhadap lingkungan buruk
4. Saluran penghubung untuk transfer DNA saat konjugasi
5. Meningkatkan resistensi terhadap sistem pertahanan inang
pili pada bakteri berfungsi untuk
a. 1 dan 3
d. 2 dan 5
b. 1 dan 4
e. 3 dan 5
c. 2 dan 4
29. Pada struktur bakteri ada yang memiliki kemampuan A
lokomosi/melakukan gerakan karena struktur bakteri memiliki..
a. Flagella
b. Klorosom
c. Endospora
d. Kapsul
e. Pili
30. Perhatiakan tabel dibawah ini!
D
31.
Bentuk sel koloni Nama koloni
1)
Spirochaeta
100
C5
C6
C1
makanan dan
kebutuhan
oksigen
2)
Monobacillus
3)
Monobacillus
4)
Streptobacillus
5)
Diplococcus
Berdasarkan tabel diatas, manakah pasangan yang tepat pada gambar
koloni bakteri dengan nama koloni bakteri berikut adalah
a) 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
Menganalisis cara
memperoleh nutrisi
31.
Organisme fotoautotrof menggunakan
A
a. cahaya sebagai sumber energi dan CO2 sebagai sumber
101
C1
suatu bakteri
Mengurutkan jumlah
dan letak flagelnya
Mengkatagorikan
jenis koloni
karbon
b. cahaya sebagai sumber energi dan metana sebagai sumber
karbon
c. nitrogen sebagai sumber energi dan CO2 sebagai sumber
karbon
d. CO2 sebagai sumber energi dan sumber karbon
e. H2 S sebagai sumber energi dan CO2 sebagai sumber karbon
32. Bakteri dibawah ini mempunyai jumlah dan letaknya flagelnya B
di dua kelompok yang masing-masing di ujung tubuhnya
merupakan
a. Monotrik
b. Atrik
c. Lopotrik
d. Peritrik
e. Amfitrik
33. Bakteri yang bulat bergerombol seperti buah anggur termasuk C
bakteri jenis koloni…
a. Sarcina
b. Streptococcus
c. Staphylococcus
102
C2
C2
Mengurutkan jumlah
dan letak flagelnya
Mengkaitkan bentuk
bakteri
dengan
penamaannya
d. Monococcus
e. Diplococcus
34. Berikan nama bakteri berdasarkan jumlah dan letak flagelnya B
dengan urutan yang benar pada gambar dibawah ini!
(1)
(2)
a. Monotrik dan Amfitrik
b. Atrik dan peritrik
c. Peritrik dan atrik
d. Amfitrik dan monotrik
e. Lopotrik dan amfitrik
35. Vibrio cholerae merupakan bakteri penyebab penyakit kolera A
pada manusia. Penamaan bakteri tersebut berhubungan dengan..
a. bentuk bakteri yang seperti tanda baca koma
b. Jenis wabah kolera yang disebabkannya di Mesir
c. sifat hidupnya yang merugikan manusia
d. kebutuhannya terhadap oksigen yang bersifat anaerob
fakultatif
e. jenis metabolismenya yang bersifat fermentatif
103
C3
C4
Menganalisis
koloni bakteri
jenis
Menganalisis bentuk
bakteri
36. Jenis koloni bakteri bentuk batang
a. Spiral, vibrio, monobasil
b. Monobasil, diplobasil, vibrio
c. Spiral, spiroseta, vibrio
d. Tetracoccus, monococcus, sarcina
e. Diplobasil, monobacasil, streptobasil
E
C4
37. Perhatikan gambar berikut !
A
C5
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Ketika seorang peneliti, menemukan bakteri, diduga bakteri tersebut
adalah Bakteri Bacillus anthracis. Sesuai dengan namanya bakteri
tersebut berbentuk pada nomor..
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
104
Menghubungkan
struktur bakteri
dengan habitat
Menganalisis bentuk
bakteri
Reproduksi
bakteri
Meninjau cara
reproduksi bakteri
38. Bakteri dapat hidup pada berbagai macam habitat. Jika keadaan D
tidak sesuai dengan bakteri tersebut, maka bakteri akan
membentuk
a. Kapsid dan kloroplas
b. Endospora dan kapsid
c. Flagella dan selaput lender
d. Selaput lendir dan endospora
e. Flagella dan endospora
39. Bacillus antarachis adalah penyebab penyakit antrax pada C
hewan ternak dan jika dilihat dengan penggunaan mikroskop,
bakteri tersebut berbentuk..
a. Bulat
b. Kotak
c. Batang
d. Koma
e. Spiral
40. Bakteri memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi A
secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual pada bakteri
terjadi melalui..
a. Konjugasi
b. Pembelahan binner
c. Perkawinan bakteri jantan dan betina
d. Pertukaran materi genetik
105
C6
C4
C1
Mengurutkan
tahapan konjugasi
Mengurutkan
tahapan reproduksi
bakteri pada
pembelahan binner
e. Perkawinan yang bersifat hermaprodit
41. Berikut ini adalah tahapan dalam konjugasi
1) Rekombinan DNA
2) Terbentuk saluran konjugasi
3) Bakteri penerima DNA melakukan pembelahan binner
4) Perpindahan materi genetic dan sitoplasma
Urutan tahapan terjadinya konjugasi adalah
a. 1-3-2-4
b. 2-4-1-3
c. 3-1-4-2
d. 4-1-3-2
e. 1-4-2-3
42. Berikut tahapan dalam pembelahan binner
1) Terbentuk dua kopi DNA identik
2) Terbentuk dinding sel pemisah
3) Replikasi DNA
4) Pembagian sitoplasma
Urutan tahapan pembelahan binner yang benar adalah..
a. 3-1-4-2
b. 3-2-4-1
c. 2-4-1-3
d. 1-3-2-4
e. 4-2-3-1
106
B
C3
A
C3
Merangkum cara
reproduksi bakteri
Peranan bakteri
dalam kehidupan
sehari-hari
Menyelidiki
kerugian pada
bakteri
Menentukan bakteri
dengan peranannya
43. Proses transformasi pada bakteri terjadi jika
D
a. Plasmid dari bakteri satu pindah ke bakteri lain
b. Sitoplasma dari bakteri satu pindah ke bakteri lain
c. Spora dari bakteri yang satu pindah ke bakteri lain
d. Kromosom dari bakteri yang satu pindah ke bakteri lain
e. Mesosom dari bakteri yang satu pindah ke bakteri lain
44. Pada pemeriksaan air minum untuk memeriksa ada dan E
tidaknya pencemaran oleh tinja manusia digunakan tolak ukur
kehadiran salah satu bakteri usus yang bukan pathogen tetapi
keluar bersama tinja manusia yaitu..
a. Salmonella tyhposa
b. Vibrio cholera
c. Balantidium coli
d. Streptomyces sp
e. Escherichia coli
45. Tabel berikut, merupakan nama bakteri dengan peranannya. A
Manakah Pasangan yang benar
nama bakteri
Peranan
a.
Bacillus
Penghasil
biosida
thuringiensis
(insektisida alam)
b.
Nitrosomonas
Dapat membebaskan
nitrogen ke udara
107
C5
C3
C3
c.
d.
Menentukan jenis
bakteri berdasarkan
peranannya
Menghubungkan
keuntungan bakteri
pada kehidupan
Clostridium
botulinum
Anabaena
Penghasil asam cuka
Membentuk senyawa
nitrit dan nitrat
e.
Acetobacter sp.
Penghasil alcohol
46. Kelompok bakteri metanogen dapat hidup di saluran pencernaan C
sapi dan bersifat menguntungkan karena …
a. mampu hidup dalam kondisi konsentrasi garam yang tinggi
sehingga dapat membantu sapi memecah selulosa pada
rumput yang dimakannya.
b. mampu hidup di lingkungan yang asam dan panas sehingga
membantu sapi memecah selulosa pada rumput yang ia
makan.
c. tidak membutuhkan oksigen sebagai akseptor dan mampu
memecah selulosa dalam perut sapi
d. merupakan bakteri yang berbentuk bulat sehingga dapat
membantu sapi memecah selulosa
e. memiliki bentuk batang, sehingga dapat membantu sapi
memecah selulosa pada rumput yang dimakannya.
47. Bakteri Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter adalah E
bakteri nitrifikasi yang menguntungkan karena
a. Menyerap zat asam dalam tanah
108
C6
C6
Menyebutkan
struktur bakteri
dengan ciri-ciri
bakteri
Merumuskan peran
merugikan pada
bakteri
b. Menyerap zat-zat organic dalam tanah
c. Mengikat nitrogen bebas dari udara
d. Mengubah senyawa bebas dari udara
e. Mengubah senyawa ammonia menjadi nitrat
48. Bakteri nitrat merupakan bakteri autotrof karena
C
a. Tanpa oksigen
b. Dari zat organic
c. Dari zat anorganik
d. Tanpa cahaya
e. Cahaya sebagai sumber energi
49. Seorang anak remaja mengalami gejala diawali demam lebih B
dari seminggu. Perut terasa sakit. Mulanya seperti orang mau
flu,Tidak disertai gejala batuk pilek. Demamnya sukar turun
walau minum obat dan disertai nyeri kepala hebat. Perut terasa
tidak enak, dan tidak bisa buang air beberapa hari. Pernyataan
hipotesis yang benar menurut diagnose tersebut adalah
a. Gejala yang dialami disebabkan karena penyakit maag
b. Gejala yang dialami termasuk disebabkan oleh bakteri
Salmonella thyposa
c. Gelaja yang dialami tidak disebabkan oleh virus Treponema
pallidum
d. Gejala yang dialami tidak disebabkan oleh virus Salmonella
thyposa
109
C2
C6
Menguhubungkan
peranan pada
cynobacteria
e. Gejala yang dialami termasuk disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum
50. Simbiosis antara Anabaena azollae dan paku Azolla pinnata C
dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan sawah karena
a. Anabaena dapat berfotosintesis menghasilkan glukosa
b. Azolla dapat mengubah nitrogen menjadi ammonia
c. Anabaena dapat membuat nitrogen bebas dari udara
d. Anabaena dapat mengikat nitrogen dalam tanah
e. Azolla dapat memfiksasi nitrogen bebas dari udara
110
C6
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
BAKTERI
Eksperimen I
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan pengamatan ciri-ciri dan bentuk Archaebacteria
dan Eubacteria
2. Siswa dapat menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan
ciri-cirinya
3. Siswa dapat Menjelaskan struktur tubuh, reproduksi dan pengelompokkan
bakteri.
4. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif
5. Siswa dapat mengolah data berdasarkan hasil pengamatan bakteri
6. Siswa dapat membuat laporan hasil pengamatan bakteri
B. Teori
Bakteri adalah makhluk hidup terkecil yang memiliki struktur seluler,
yakni berupa makhluk hidup uniseluler. Bakteri hanya dapat dilihat
dengan bantuan mikroskop sehingga bakteri disebut mikroorganisme.
Pada umumnya, sel bakteri berbentuk bulat dengan diameter sekitar
0,5 mikron. Ketentuan ukuran bakteri dapat berbeda-beda, bergantung
pada usia bakteri. Bakteri dapat ditemukan di beberapa lingkungan,
seperti tanah, debu, air dan udara serta di dalam hewan dan tumbuhan.
Selain itu, bakteri juga dapat ditemukan ditempat yang panas pada suhu
60˚C atau lebih. Pada umumnya bakteri tidak memiliki klorofil. Akan
tetapi ada beberapa jenis yang memiliki klorofil sehingga dikatakan
bersifat heterotrof. Bakteri juga termasuk organism prokariot artinya
tidak
memiliki
membran
inti.
Beberapa
spesies
bakteri
dapat
menghasilkan spora tunggal yang di dalam sel. Spora tersebut
dinamakan endospora. Adanya endospora bakteri tersebut mampu hidup
dilingkungan yang kurang menguntungkan atau dikatakan bakteri besifat
pathogen.
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 111
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
Amati gambar-gambar dibawah ini!
1.
2.
3.
KGS – Pemodelan
Setalah mengamati gambar diatas, cobalah kalian analisis setiap gambargambar tersebut!
1) Apakah semua gambar-gambar tersebut termasuk eubacteria? Berikan alasan!
2) Buatlah tabel perbedaan dan persamaan secara umum pada gambar diatas!
Untuk membuktikan jawaban gambar-gambar tersebut, mari kita melakukan
pengamatan bakteri dengan lingkngan sekitar kita
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 112
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
C. Rumusan Masalah
οƒ˜ Apakah lingkungan sebagai tempat
isolasi bakteri mempengaruhi
keragaman bentuk bakteri?
D. Hipotesis
KGS –Hubungan Sebab Akibat
Dari rumusan masalah diatas, maka buatlah dugaan sementara sebab
akibat yang akan terjadi :
E. Variabel
Tentukan variabel kontrol dan variabel bebas
a) Variabel terikat : ……………………………..
b) Variabel bebas : ……………………………….
F. Alat dan bahan
-
1 bubuk agar
- Pipet tetes
- Mikroskop
- Almunium foil
-
Tusuk gigi
- Kaca objek
-
Biru metilen
- Kaca penutup - Pembakar spirtus
- 4 cawan petri
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 113
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
G. Apa saja langkah kerja yang
harus dilakukan?
a) Pembuatan Agar Lempeng
1.
Isi gelas beker dengan air sebanyak 450 ml
2.
Letakkan di ats kaki tiga yang sudah diberi kasa asbes
3.
Letakkan pembakar spirtus di bawah kaki tiga dan nyalakan
4.
Setelah air mendidih, masukkan setengah bungkus bubuk agar dan aduk perlahan
5.
Tambahkan 30 gr gula dan bumbu penyedap rasa lalu aduk rata
6.
Tungkan agar ke dalam 4 cawan petri yang telah disterilisasi kira-kira seper tiga dari
tinggi cawan petri
7.
Tutup dan biarkan, jangan dibuka sampai agar menjadi dingin dan mengeras
8.
Tutup pinggiran cawan petri dengan solatip supaya tidak ada udara masuk
b) Membuat Kultur Bakteri
I.
Flora Udara
1.
Buka kertas almunium foil yang membungkus cawan petri yang telah disterilkan
2.
Buka penutup cawan petri, biarkan terbuka selama 5 menit
3.
Setelah 5 menit, tutup kembali cawan petri dekat dengan api. Sentuhkan pinggir
cawan yang telah tertutup dengan api. Lalu bungkus kembali dengan almunium foil.
4.
Berikan label di atas kertas almunium foil. Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah
(koreklah) koloni bakteri pada permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi
5.
Tarulah hasil korekan di atas kaca objek
6.
Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas pembakar
spirtus jangan sampai gosong
7.
Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup
8.
Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri didalam
mikroskop.
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 114
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
II.
Flora Mulut
1.
Buka kertas almunium foil yang membungkus cawan petri yang telah disterilkan
2.
Bukalah satu sisi cawan petri secara perlahan (jangan dibuka sepenuhnya)
3.
Tiuplah media agar dengan udara mulut. Saat membuka penutup cawan maupun saat
menyentuh media lingkungan di sekitarnya harus dalam keadaan steril dengan
didekatkan ke pembakar spirtus.
4.
Lalu bungkuslah kembali cawan petri dengan almunium foil dan berikan label di atas
kertas almunium foil. Simpan cawan petri pada suhu kamar dan biarkan selama 2-3
hari
5.
Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada permukaan jeli
dengan menggunakan tusuk gigi
6.
Tarulah hasil korekan di atas kaca objek
7.
Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas pembakar
spirtus jangan sampai gosong
8.
Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup
9.
Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri didalam
mikroskop
III.
Flora Air Ledeng
1.
Masukkan 1 ml air ke dalam cawan petri
2.
Setelah itu simpan untuk diinkubasi dalam kondisi ruang selama 2-3 hari
3.
Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada permukaan jeli
dengan menggunakan tusuk gigi
4.
Tarulah hasil korekan di atas kaca objek
5.
Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas pembakar
spirtus jangan sampai gosong
6.
Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup
7.
Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri didalam
mikroskop
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 115
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
IV.
Flora Minuman Probiotik
1.
Ambilah 1 ml minuman probiotik, lalu diencerkan sampai mencapai 10 ml
2.
Minuman probiotik yang telah diencerkan, diambil sebanyak 1 ml untuk dimasukkan
ke dalam cawan petri. Simpan cawan petri pada suhu kamar dan biarkan selama 2-3
hari
3.
Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada permukaan jeli
dengan menggunakan tusuk gigi
4.
Tarulah hasil korekan di atas kaca objek
5.
Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas pembakar
spirtus jangan sampai gosong
6.
Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup
7.
Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri didalam
mikroskop
H. Hasil pengamatan
KGS – Pengamatan Langsung
Dari percobaan yang telah dilakukan, gambarkan hasil pengamatan anda dengan
memberikan deskripsi morfologi berdasarkan : bentuk (coccus, spiral, bacil); susunan
(tunggal, sepasang, rantai, tetrad); ukuran relative seperti panjang (panjang, pendek,
sedang)
Tabel 1. Hasil Pengamatan
I.
Flora…..
Gambar
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 116
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
Perbesaran
Deskripsi
II. Flora……
Gambar
Perbesaran
Deskripsi
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 117
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
III.
Flora……
Gambar
Perbesaran
Deskripsi
IV.
Flora…..
Gambar
Perbesaran
Deskripsi
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 118
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
I. Pembahasan
Setelah,melakukan pengamatan, Jawablah pertanyaan-pertanyaan
dibawah ini!
KGS – Pengamatan Langsung
1. Setelah kamu mengamati bentuk-bentuk bakteri berdasarkan
tempat isolasinya. Sebutkan bentuk bakteri apa saja yang kamu
dapat!
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 119
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
KGS – Pengamatan Langsung
2. Dari bentuk-bentuk tersebut, adakah perbedaan bentuk sel
bakteri jika tempat isolasinya berbeda? Berikan alasan!
KGS – Pemodelan
3. Kemudian, setelah kamu ketahui bentuk bakteri dan tempat
isolasinya. Hal tersebut dapat terlihat bahwa bakteri hidup dimanamana. Bakteri memiliki cara perkembangbiakan, yaitu dengan cara
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 120
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
aseksual dan seksual. Kemudian,buatlah dengan gambar charta cara
perkembanganbiakan aseksual dengan pembelahan binner, sedangkan
seksual dengan cara konjugasi berdasarkan kajian pustaka!
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 121
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
KGS – Pemodelan
4. Gambar berikut merupakan bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif, buatlah tabel perbedaan, berdasarkan gambar dibawah ini!
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 122
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
KGS – Kesadaran akan skala besaran
5. Tuliskan perbesaran yang kamu gunakan dalam mengamati bentuk
bakteri dengan perhitungan matematika!
I. Kesimpulan
KGS – Inferensi
Diskusikan hasil pengamatanmu dan tuliskan kesimpulan dibawah ini.
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 123
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
Hari/Tanggal
Paraf Guru
Nilai
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 124
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
BAKTERI
Eksperimen II
A. Tujuan Pembelajaran
1)
2)
3)
4)
5)
Siswa dapat melakukan peran bakteri dalam kehidupan
Siswa dapat menggali teori
Siswa dapat membuat hipotesis
Siswa dapat membuat prosedur langkah kerja
Siswa dapat membuat kesimpulan hasil peran bakteri dalam
kehidupan
6) Siswa dapat membuat laporan hasil peran bakteri dalam
kehidupan
B. Teori
Nata de coco merupakan jenis makanan berserat yang dihasilkan Acetobacter
xylium dalam media cair dan substratnya. Bakteri golongan Acetobacter, yang
mempunyai ciri – ciri antara lain : ”sel bulat panjang sampai batang (seperti
kapsul), tidak mempunyai endospora, sel – selnya bersifat gram negatif, bekerja
secara aerob tetapi dalam kadar yang kecil (Pelczar dan Chan,1988). Bakteri
Acetobacter xylinum dapat tumbuh dan berkembang membentuk nata (krim)
karena adanya kandungan air sebanyak 91,23%, protein 0,29%, lemak 0,15%,
karbohidrat 7,27%, serta abu 1,06% di dalam air kelapa. Selain itu, terdapat juga
Bakteri Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan sel. Bakteri Acetobacter
xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase
pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat,
fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian. Adapun tahap
– tahap pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum dalam kondisi normal.
Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang
mempunyai panjang 2 mikron dan lebar 0,6 mikron, dengan permukaan dinding
yang berlendir. Bakteri ini bisa membentuk rantai pendek dengan satuan 6 – 8 sel.
Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 125
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah
tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel dan koloninya.
Sifat yang paling menonjol dari bakteri ini adalah memiliki kemampuan
mempolimerisasi glukosa hingga menjadi selulosa. Selanjutnya, selulosa tersebut
membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Faktor – faktor dominan yang
mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan
nutrisi, derajat keasaman, temperatur, dan ketersediaan oksigen
Sumber http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29390/4/Chapter%20II.pdf
http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/assets/media/berita/misgiyarta-natadeCoco.pdf
Setalah membaca artikel diatas, cobalah kalian analisis pada artikel tersebut!
1) Bakteri apa yang dihasilkan dalam pembuatan nata de coco?
2) Bagaimana bentuk bakteri yang dihasilkan dalam pembuatan nata de coco?
Bakteri Acetobacter xylinum adalah bakteri untuk pembuatan nata de coco dan nata
de soya, oleh karena itu bakteri tidak hanya merugikan tapi juga menguntungkan
dalam pembuatan makanan, untuk membuktikan keuntungan bakteri tersebut, mari
kita coba melakukan pembuatan nata de soya
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 126
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
οƒ˜ Apakah jumlah stater
berpengaruh terhadap kualitas
C. Rumusan Masalah
nata de soya?
KGS –Hubungan Sebab Akibat
D. Hipotesis
E. Variabel
Tentukan variabel kontrol dan variabel bebas
a) Variabel terikat : ……………………………..
b) Variabel bebas : ……………………………….
F. Alat dan Bahan
-
Gula pasir
- Panci
- Stater 1 sendok
-
Susu skim
- Kain kering - Stater 3 sendok
-
Kacang kedelai
- Blender
-
Label
- Stater
- Stater 5 sendok
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 127
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
G. Cara kerja
1.
Bersihkan kedelai dan rendam selama 8 jam
2.
Rebuslah kedelai selama 15 menit. Amatilah warna, tekstur, bau dan rasanya
3.
Dinginkan kedelai dan lepaskan kulit arinya dengan cara diremas-remas
4.
Blender kedelai hingga lembut dan campur dengan air panas (1liter/1 ons kedelai)
5.
Saringlah hasil campuran
6.
Rebuslah hasil saringan selama 15-30 menit dan tambahkan susu skim atau gula
secukupnya kemudian aduk hingga rata
7.
Dinginkan sebentar kemudian masukkan stater 1 sendok, 3 sendok, 5 sendok
dengan media yang berbeda
8.
Inkubasikan pada suhu kamar selama 12 jam
9.
Setelah itu akan terbentuk nata de soya, simpanlah ke gelas plastik
10. Amatilah warna, tekstur, baud an rasanya. Bandingkan dengan kedelai sebelum
menjadi nata de soya
11. Buatlah laporan sederhana dari hasil praktikum. Hasil laporan dipresentasikan dan
dikumpulkan kepada guru kelas
H. Hasil pengamatan
KGS – Pengamatan Langsung
Tabel. Hasil Pengamatan
No
Perihal
1.
Warna
2.
Tekstur
3.
Rasa
Kedelai
Nata de soya
Nata de soya
Nata de soya
1 Stater
3 Stater
5 Stater
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 128
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
KGS – Pemodelan
I.
Pembahasan
Jawablah pembahasan ini dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan berikut
1) Setelah anda melakukan pembuatan hasil manfaat bakteri (nata de
soya), maka dapat diketahui bahwa tidak semua bakteri merugikan
melainkan terdapat manfaatnya. Carilah informasi 5 peran bakteri
menguntungkan dan merugikan dibidang industry, kedokteran dan
kesuburan tanah dengan bentuk tabel!
Jawaban:
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 129
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
KGS – Pemodelan
2) Gambar dibawah ini merupakan peranan dari bakteri, Jelaskan
perbedaan pada ke dua gambar tersebut dengan menggunakan tabel!
Treponema pallidum
http://textbookofbacteriology.net/pathogen
esis_3.html
Streptococcus pneumoniaea
http://germs-control.com/en/votresante/les-bacteries-et-les-maladies/
Jawaban:
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 130
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
KGS – Inferensi Logika
J. Kesimpulan
Tulislah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan
Hari/Tanggal
Paraf Guru
Nilai
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 131
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
DAFTAR PUSTAKA
οƒ˜ Karmana, oman. 2013. Biologi Untuk Kelas
X SMA. Grafindo Media Pratama
οƒ˜ Noor, meiry f. 2012. Penuntun dan Laporan
Praktikum Mikrobiologi Dasar. Jakarta :
UIN Syarif Hidayatullah
οƒ˜ Pujiayanto,Sri. 2014. Menjelajah Dunia
Biologi. Jakarta : PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
οƒ˜ Widayati, sri,dkk. 2009. Biologi Sma/Ma
Kelas X. Jakarta : Pusat perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 132
133
LEMBAR KERJA SISWA KELAS KONTROL
BAKTERI
Eksperimen I
A. Tujuan Pembelajaran
1. siswa Siswa dapat melakukan pengamatan ciri-ciri dan bentuk
Archaebacteria dan Eubacteria
2. Siswa dapat menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan
ciri-cirinya
3. Siswa dapat Menjelaskan struktur tubuh, reproduksi dan pengelompokkan
bakteri.
4. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif
5. Siswa dapat mengolah data berdasarkan hasil pengamatan bakteri
6. Siswa dapat membuat laporan hasil pengamatan bakteri
B. Alat dan bahan
- Jeli
biasa
- Pipet tetes
-Mikroskop
- Tusuk gigi
- Kaca objek
- Cawan petri dan penutupnya
- Metelin blue
- Kaca penutup
-Pembakar spirtus
C. Apa yang harus anda lakukan?
a) Pembuatan Agar Lempeng
1.
Isi gelas beker dengan air sebanyak 450 ml
2.
Letakkan di ats kaki tiga yang sudah diberi kasa asbes
3.
Letakkan pembakar spirtus di bawah kaki tiga dan nyalakan
4.
Setelah air mendidih, masukkan setengah bungkus bubuk agar dan aduk
perlahan
5.
Tambahkan 30 gr gula dan aduk rata
6.
Tungkan agar ke dalam 3 cawan petri yang telah disterilisasi kira-kira
sepertiga dari tinggi cawan petri
7.
Tutup dan biarkan, jangan dibuka sampai agar menjadi dingin dan mengeras
134
8.
Tutup pinggiran cawan petri dengan solatip supaya tidak ada udara masuk
b) Membuat Kultur Bakteri
I.
Flora Udara
1.
Buka kertas almunium foil yang membungkus cawan petri yang telah
disterilkan
2.
Buka penutup cawan petri, biarkan terbuka selama 5 menit
3.
Setelah 5 menit, tutup kembali cawan petri dekat dengan api. Sentuhkan
pinggir cawan yang telah tertutup dengan api. Lalu bungkus kembali dengan
almunium foil.
4.
Berikan label di atas kertas almunium foil. Setelah dibiarkan 2-3 hari,
Ambillah
(koreklah)
koloni
bakteri
pada
permukaan
jeli
dengan
menggunakan tusuk gigi
5.
Tarulah hasil korekan di atas kaca objek
6.
Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas
pembakar spirtus jangan sampai gosong
7.
Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup
8.
Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri
didalam mikroskop.
II.
1.
Flora Mulut
Buka kertas almunium foil yang membungkus cawan petri yang telah
disterilkan
2.
Bukalah satu sisi cawan petri secara perlahan (jangan dibuka sepenuhnya)
3.
Tiuplah media agar dengan udara mulut. Saat membuka penutup cawan
maupun saat menyentuh media lingkungan di sekitarnya harus dalam keadaan
steril dengan didekatkan ke pembakar spirtus.
4.
Lalu bungkuslah kembali cawan petri dengan almunium foil dan berikan label
di atas kertas almunium foil. Simpan cawan petri pada suhu kamar dan
biarkan selama 2-3 hari
5.
Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada
permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi
6.
Tarulah hasil korekan di atas kaca objek
135
7.
Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas
pembakar spirtus jangan sampai gosong
8.
Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup
9.
Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri
didalam mikroskop
III.
Flora Air Ledeng
1.
Masukkan 1 ml air ke dalam cawan petri
2.
Setelah itu simpan untuk diinkubasi dalam kondisi ruang selama 2-3 hari
3.
Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada
permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi
4.
Tarulah hasil korekan di atas kaca objek
5.
Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas
pembakar spirtus jangan sampai gosong
6.
Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup
7.
Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri
didalam mikroskop
IV.
Flora Minuman Probiotik
1.
Ambilah 1 ml minuman probiotik, lalu diencerkan sampai mencapai 10 ml
2.
Minuman probiotik yang telah diencerkan, diambil sebanyak 1 ml untuk
dimasukkan ke dalam cawan petri. Simpan cawan petri pada suhu kamar dan
biarkan selama 2-3 hari
3.
Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada
permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi
4.
Tarulah hasil korekan di atas kaca objek
5.
Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas
pembakar spirtus jangan sampai gosong
6.
Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup
7.
Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri
didalam mikroskop
136
D. Hasil pengamatan
Tabel. Hasil Pengamatan Bakteri
No.
1.
2.
3.
4.
E. Pembahasan
Gambar sel bakteri
Flora
137
F. Kesimpulan
Hari/Tanggal
Paraf Guru
Nilai
138
BAKTERI
Eksperimen II
A. Tujuan Pembelajaran
1) Siswa dapat melakukan peran bakteri dalam kehidupan
2) Siswa dapat mendiskusikan permasalahan - permasalahan yang
berkaitan dengan peran bakteri dalam kehidupan
3) Siswa dapat membuat kesimpulan hasil peran bakteri dalam
kehidupan
4) Siswa dapat membuat laporan hasil peran bakteri dalam
kehidupan
B. Alat dan Bahan
-
Gula pasir
- Panci
- stater 1 sendok
-
Susu skim
- Kain kering - stater 3 sendok
-
Kacang kedelai
- Blender
- stater 5 sendok
C. Cara kerja
1.
Bersihkan kedelai dan rendam selama 8 jam
2.
Rebuslah kedelai selama 15 menit. Amatilah warna, tekstur, bau dan
rasanya
3.
Dinginkan kedelai dan lepaskan kulit arinya dengan cara diremasremas
4.
Blender kedelai hingga lembut dan campur dengan air panas (1liter/1
ons kedelai)
5.
Saringlah hasil campuran
6.
Rebuslah hasil saringan selama 15-30 menit dan tambahkan susu
skim atau gula secukupnya kemudian aduk hingga rata
7.
Dinginkan sebentar kemudian masukkan starter 1 sendok, 3 sendok, 5
sendok dengan media yang berbeda
8.
Inkubasikan pada suhu kamar selama 12 jam
9.
Setelah itu akan terbentuk nata de soya, simpanlah ke gelas plastik
139
10. Amatilah warna, tekstur, bau dan rasanya. Bandingkan dengan kedelai
sebelum menjadi nata de soya
11. Buatlah laporan sederhana dari hasil praktikum. Hasil laporan
dipresentasikan dan dikumpulkan kepada guru kelas
D. Hasil pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan
No.
Perihal
1.
Warna
2.
Tekstur
3.
Rasa
E. Pembahasan
Kedelai
Nata de soya
1 stater
Nata de soya
3 stater
Nata de soya
5 stater
140
F. Kesimpulan
Hari/Tanggal
Paraf Guru
Nilai
141
DAFTAR PUSTAKA
οƒ˜ Karmana, oman. 2013. Biologi Untuk Kelas
X SMA. Grafindo Media Pratama
οƒ˜ Noor, meiry f. 2012. Penuntun dan Laporan
Praktikum Mikrobiologi Dasar. Jakarta :
UIN Syarif Hidayatullah
οƒ˜ Pujiayanto,Sri. 2014. Menjelajah Dunia
Biologi. Jakarta : PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
οƒ˜ Widayati, sri,dkk. 2009. Biologi Sma/Ma
Kelas X. Jakarta : Pusat perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
BAKTERI
Eksperimen I
A.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan pengamatan ciri-ciri dan bentuk Archaebacteria dan
Eubacteria
2. Siswa dapat menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciricirinya
3. Siswa dapat Menjelaskan struktur tubuh, reproduksi dan pengelompokkan
bakteri.
4. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif
5. Siswa dapat mengolah data berdasarkan hasil pengamatan bakteri
6. Siswa dapat Membuat laporan hasil pengamatan bakteri
B. Teori
Bakteri adalah makhluk hidup terkecil yang memiliki struktur seluler,
yakni berupa makhluk hidup uniseluler. Bakteri hanya dapat dilihat
dengan bantuan mikroskop sehingga bakteri disebut mikroorganisme.
Pada umumnya, sel bakteri berbentuk bulat dengan diameter sekitar
0,5
mikron.
Ketentuan
ukuran
bakteri
dapat
berbeda-beda,
bergantung pada usia bakteri. Bakteri dapat ditemukan di beberapa
lingkungan, seperti tanah, debu, air dan udara serta di dalam hewan
dan tumbuhan. Selain itu, bakteri juga dapat ditemukan ditempat
yang panas pada suhu 60˚C atau lebih. Pada umumnya bakteri tidak
memiliki klorofil. Akan tetapi ada beberapa jenis yang memiliki
klorofil sehingga dikatakan bersifat heterotrof. Bakteri juga
termasuk organism prokariot artinya tidak memiliki membran inti.
Beberapa spesies bakteri dapat menghasilkan spora tunggal yang di
dalam sel. Spora tersebut dinamakan endospora. Adanya endospora
bakteri
tersebut
mampu
hidup
dilingkungan
yang
kurang
menguntungkan atau dikatakan bakteri besifat pathogen.
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 142
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
Amati gambar-gambar dibawah ini
1.
2.
3.
KGS – Pemodelan
Setalah mengamati gambar diatas, cobalah kalian analisis setiap gambargambar tersebut!
1) Apakah semua gambar-gambar tersebut termasuk eubacteria? Berikan
alasan!
Tidak, karena tidak semua gambar tersebut termasuk jenis eubacteria. Yang
termasuk eubacteria terdapat pada nomor 1 dan 4
2) Buatlah tabel perbedaan dan persamaan secara umum pada gambar
diatas!
No.
1.
2.
3.
Ciri-ciri
Persamaan
Jumlah sel
Organel sel
(mitokondria, reticulum
endoplasma, lisosom)
Gerak
Inti
Perbedaan
Cara hidup
Archaebacteria
Eubacteria
Unisel
Tidak ada
Unisel
Tidak ada
Tidak aktif
Prokariotik
Tidak aktif
Prokariotik
Heterotrof
Zat penyusun dinding
sel
Komposisi RNA
Selulosa dan lipid
Heterotrof dan
autotrof
Selulosa / as.
amino
Memiliki RNA
polymerase yang
sederhana
Memiliki RNA
polymerase yang
kompleks
Untuk membuktikan jawaban gambar-gambar tersebut, mari kita
melakukan pengamatan bakteri dengan lingkngan sekitar kita
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 143
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
C. Rumusan Masalah
οƒ˜ Apakah lingkungan sebagai tempat
isolasi bakteri mempengaruhi
keragaman bentuk bakteri?
KGS –Hubungan Sebab Akibat
D. Hipotesis
οƒ˜ Hβ—¦: Lingkungan sebagai tempat isolasi tidak terdapat
pengaruh terhadap keragaman bentuk bakteri
οƒ˜ HΔ± : Lingkungan sebagai tempat isolasi terdapat pengaruh
terhadap keragaman bentuk bakteri
KGS –Sebab Akibat
E. Variabel
Tentukan variabel kontrol dan variabel bebas
a) Variabel kontrol : Keragaman bentuk bakteri
b) Variabel bebas : Lingkungan sebagai tempat isolasi
F. Alat dan bahan
-
1 bubuk agar
- Pipet tetes
- Mikroskop - Almunium foil
-
Tusuk gigi
- Kaca objek
- 4 cawan petri
-
Biru metilen
- Kaca penutup
- Pembakar spirtus
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 144
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
G. Apa saja langkah kerja yang
harus dilakukan?
a) Pembuatan Agar Lempeng
1.
Isi gelas beker dengan air sebanyak 450 ml
2.
Letakkan di ats kaki tiga yang sudah diberi kasa asbes
3.
Letakkan pembakar spirtus di bawah kaki tiga dan nyalakan
4.
Setelah air mendidih, masukkan setengah bungkus bubuk agar dan aduk
perlahan
5.
Tambahkan 30 gr gula dan bumbu penyedap rasa lalu aduk rata
6.
Tungkan agar ke dalam 4 cawan petri yang telah disterilisasi kira-kira seper
tiga dari tinggi cawan petri
7.
Tutup dan biarkan, jangan dibuka sampai agar menjadi dingin dan mengeras
8.
Tutup pinggiran cawan petri dengan solatip supaya tidak ada udara masuk
b) Membuat Kultur Bakteri
I.
Flora Udara
1.
Buka kertas almunium foil yang membungkus cawan petri yang telah
disterilkan
2.
Buka penutup cawan petri, biarkan terbuka selama 5 menit
3.
Setelah 5 menit, tutup kembali cawan petri dekat dengan api. Sentuhkan
pinggir cawan yang telah tertutup dengan api. Lalu bungkus kembali dengan
almunium foil.
4.
Berikan label di atas kertas almunium foil. Setelah dibiarkan 2-3 hari,
Ambillah
(koreklah)
koloni
bakteri
pada
permukaan
jeli
dengan
menggunakan tusuk gigi
5.
Tarulah hasil korekan di atas kaca objek
6.
Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas
pembakar spirtus jangan sampai gosong
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 145
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
7.
Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup
8.
Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri
didalam mikroskop.
II.
1.
Flora Mulut
Buka kertas almunium foil yang membungkus cawan petri yang telah
disterilkan
2.
Bukalah satu sisi cawan petri secara perlahan (jangan dibuka sepenuhnya)
3.
Tiuplah media agar dengan udara mulut. Saat membuka penutup cawan
maupun saat menyentuh media lingkungan di sekitarnya harus dalam keadaan
steril dengan didekatkan ke pembakar spirtus.
4.
Lalu bungkuslah kembali cawan petri dengan almunium foil dan berikan label
di atas kertas almunium foil. Simpan cawan petri pada suhu kamar dan
biarkan selama 2-3 hari
5.
Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada
permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi
6.
Tarulah hasil korekan di atas kaca objek
7.
Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas
pembakar spirtus jangan sampai gosong
8.
Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup
9.
Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri
didalam mikroskop
III.
Flora Air Ledeng
1.
Masukkan 1 ml air ke dalam cawan petri
2.
Setelah itu simpan untuk diinkubasi dalam kondisi ruang selama 2-3 hari
3.
Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada
permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi
4.
Tarulah hasil korekan di atas kaca objek
5.
Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas
pembakar spirtus jangan sampai gosong
6.
Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 146
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
7.
Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri
didalam mikroskop.
IV.
Flora Minuman Probiotik
1.
Ambilah 1 ml minuman probiotik, lalu diencerkan sampai mencapai 10 ml
2.
Minuman probiotik yang telah diencerkan, diambil sebanyak 1 ml untuk
dimasukkan ke dalam cawan petri. Simpan cawan petri pada suhu kamar dan
biarkan selama 2-3 hari
3.
Setelah dibiarkan 2-3 hari, Ambillah (koreklah) koloni bakteri pada
permukaan jeli dengan menggunakan tusuk gigi
4.
Tarulah hasil korekan di atas kaca objek
5.
Tetesilah hasil korekan tersebut dengan biru metilen dan bakar diatas
pembakar spirtus jangan sampai gosong
6.
Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup
7.
Amatilah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentul-bentuk bakteri
didalam mikroskop
H. Hasil pengamatan
Dari percobaan yang telah dilakukan, gambarkan hasil pengamatan anda
dengan memberikan deskripsi morfologi berdasarkan : bentuk (coccus, spiral,
bacil); susunan (tunggal, sepasang, rantai, tetrad); ukuran relative seperti panjang
(panjang, pendek, sedang)
KGS – Pengamatan Langsung
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 147
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
No
1
Bentuk
Bakteri
Coccus /
Bulat
Gambar
Deskripsi Bentuk Sel Bakteri
yang Membentuk Koloni
Monococcus
(bentuk bola tunggal)
Diplococcus
(bentuk bola berkoloni dua-dua)
Sarcina
(bentuk bola berkoloni
membentuk kubus)
Streptococcus
(bentuk bola berkoloni
membentuk rantai)
Staphylococcus
(bentuk bola berkoloni
membentuk buah anggur)
2
Spiral
Spirillum
(Berupa lengkung lebih dari
setengah lingkaran)
Comma
(bentuk lengkung setengah
lingkaran, koma)
Spirochaeta
(bentuk lengkung seperti
kumparan)
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 148
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
3
Bacil / batang
Monobacillus
(bentuk batang tunggal)
Diplobacillus
( bakteri bentuk batang yang
berpasangan)
Streptobacillus
(bentuk batang berkoloni
membentuk rantai)
I. Pembahasan
Setelah,melakukan pengamatan, Jawablah pertanyaanpertanyaan dibawah ini!
KGS – Pengamatan Langsung
1. Setelah kamu mengamati bentuk-bentuk bakteri berdasarkan
tempat isolasinya. Sebutkan bentuk bakteri apa saja yang kamu
dapat!
Pada flora udara : bulat (monococcus, diplococcus, sarcina, Streptococcus,
staphylococcus)
Pada flora mulut : bulat (monococcus, diplococcus, sarcina, streptococcus,
staphylococcus)
Pada flora air ledeng : bulat (monococcus, diplococcus, sarcina, streptococcus,
staphylococcus)
Pada flora minuman probiotik : batang (monobacillus, diplobacillus,
Streptobacillus)
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 149
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
KGS – Pengamatan Langsung
2. Dari bentuk-bentuk tersebut, adakah perbedaan bentuk
sel bakteri jika tempat isolasinya berbeda? Berikan alasan!
Ada , karena bakteri memiliki bentuk dan susunan sel, dinding sel
Dan pembentukan endospora, maka lingkungan sebagai tempat
Isolasi mempengaruhi ketahanan bentuk nya.
KGS – Pemodelan
3. Kemudian, setelah kamu ketahui bentuk bakteri dan tempat
isolasinya. Hal tersebut dapat terlihat bahwa bakteri hidup
dimana-mana. Bakteri memiliki cara perkembangbiakan, yaitu
dengan cara aseksual dan seksual. Kemudian,buatlah dengan
gambar charta cara perkembanganbiakan aseksul dengan
pembelahan binner, sedangkan seksual dengan cara konjugasi
berdasarkan kajian pustaka!
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 150
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
Aseksual
Pembelahan Binner
Seksual
Pembelahan Konjugasi
KGS – Pemodelan
4. Gambar berikut merupakan bakteri gram positif dan bakteri
gram negatif, buatlah tabel perbedaan, berdasarkan gambar
dibawah ini!
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 151
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
Pembeda
Bakteri gram positif
Bakteri gram negatif
Lapisan dinding
Lebih tebal
Lebih tipis
Lebih sensitif
Lebih tahan
Lebih tahan
Kurang tahan
Kompleks
Relatif sederhana
sel
ketahanan
terhadap penisilin
ketahanan
terhadap
perlakuan fisik
kebutuhan
nutrient
KGS – Kesadaran akan skala besaran
5. Tuliskan perbesaran yang kamu gunakan dalam mengamati
bentuk bakteri dengan perhitungan matematika!
Perbesaran 5x10 = 50 kali, Perbesaran 10x10 = 100 kali, Perbesaran 4x10 =
40 kali
H.
Kesimpulan
Diskusikan
hasil
KGS – Inferensi
pengamatanmu
dan
tuliskan
kesimpulan
dibawah ini.
Pada hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat
untuk mengamati bentuk sel bakteri dapat menggunakan mikroskop cahaya
dengan perbesaran 50 kali. 100 kali dan 40 kali, kemudian bahan yang digunakan
untuk mengamati bakteri yaitu menggunakan agar-agar dengan flora yang berbeda
diantaranya, flora udara, flora mulut, flora air ledeng dan flora minuman
probiotik.
Pada pengamatan, terdapat perbedaan bentuk sel bakteri yang membentuk
koloni pada lingkungan sebagai isolasinya. Pada flora udara terdapat bentuk sel
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 152
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
bakteri bulat yang membentuk sel koloni diantaranya, monococcus, diplococcus,
sarcina, Monococcus, Diplococcus, Sarcina, Streptococcus dan Staphylococcus.
Kemudian pada flora mulut juga terdapat bentuk sel bakteri bulat yang
membentuk
sel
koloni
diantaranya,
monococcus,
diplococcus,
sarcina,
Monococcus, Diplococcus, Sarcina, Streptococcus dan Staphylococcus. Pada flora
air ledeng juga terdapat bentuk sel bakteri bulat yang membentuk sel koloni
diantaranya, monococcus, diplococcus, sarcina,
Monococcus, Diplococcus,
Sarcina, Streptococcus dan Staphylococcus. Lalu pada flora minuman probiotik
terdapat bentuk sel bakteri batang yang membentuk sel koloni diantaranya,
diplobacillus.
Kemudian bakteri juga dapat bereproduksi. Cara perkembangbiakan
bakteri dapat berupa pembelahan binner dan konjugasi. Pembelahan binner yaitu
dengan cara aseksual diawali dengan melekatnya DNA pada suatu tempat
dibagian dalam membrane sel – DNA menggandakan diri melalui proses replikasi
menjadi dua salinan DNA yang identik – membran sel melekuk dan memisahkan
sel anak dengan sel induk (pembelahan ini diikuti pembagian sitoplasma) –
terbentuk dinding pemisah diantara dua sel anak bakteri dan dapat mengadakan
pembelahan setiap 20 menit sekali. Sedangankan konjugasi yaitu dengan cara
seksual yang dapat melakukan pemindahan materi genetik diantara dua sel bakteri
melalui jembatan sitoplasma dan biasanya dilakukan oleh bakteri gram negatif.
Hari/Tanggal
Paraf Guru
Nilai
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 153
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
BAKTERI
Eksperimen II
A. Tujuan Pembelajaran
1)
2)
3)
4)
5)
Siswa dapat melakukan peran bakteri dalam kehidupan
Siswa dapat menggali teori
Siswa dapat membuat hipotesis
Siswa dapat membuat prosedur langkah kerja
Siswa dapat membuat kesimpulan hasil peran bakteri dalam
kehidupan
6) Siswa dapat membuat laporan hasil peran bakteri dalam
kehidupan
B. Teori
Nata de coco merupakan jenis makanan berserat yang dihasilkan Acetobacter
xylium dalam media cair dan substratnya. Bakteri golongan Acetobacter, yang
mempunyai ciri – ciri antara lain : ”sel bulat panjang sampai batang (seperti
kapsul), tidak mempunyai endospora, sel – selnya bersifat gram negatif, bekerja
secara aerob tetapi dalam kadar yang kecil (Pelczar dan Chan,1988). Bakteri
Acetobacter xylinum dapat tumbuh dan berkembang membentuk nata (krim)
karena adanya kandungan air sebanyak 91,23%, protein 0,29%, lemak 0,15%,
karbohidrat 7,27%, serta abu 1,06% di dalam air kelapa. Selain itu, terdapat
juga Bakteri Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan sel. Bakteri
Acetobacter xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase
adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase
pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase
kematian. Adapun tahap – tahap pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum
dalam kondisi normal. Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang
pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan lebar 0,6 mikron, dengan
permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini bisa membentuk rantai pendek
dengan satuan 6 – 8 sel. Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen.
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 154
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan
transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang
kokoh menutupi sel dan koloninya. Sifat yang paling menonjol dari bakteri ini
adalah memiliki kemampuan mempolimerisasi glukosa hingga menjadi selulosa.
Selanjutnya, selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata.
Faktor – faktor dominan yang mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan
nata
adalah
ketersediaan
nutrisi,
derajat
keasaman,
temperatur,
dan
ketersediaan oksigen
Sumber http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29390/4/Chapter%20II.pdf
http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/assets/media/berita/misgiyarta-natadeCoco.pdf
Setalah membaca artikel diatas, cobalah kalian analisis pada artikel tersebut!
1) Bakteri apa yang dihasilkan dalam pembuatan nata de coco?
Bakteri Acetobacter xylinum
2) Bagaimana bentuk bakteri yang dihasilkan dalam pembuatan nata de coco?
Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang
mempunyai panjang 2 mikron dan lebar 0,6 mikron, dengan permukaan dinding
yang berlendir. Bakteri ini bisa membentuk rantai pendek dengan satuan 6 – 8 sel.
Bakteri Acetobacter xylinum adalah bakteri untuk pembuatan nata de coco dan nata
de soya, oleh karena itu bakteri tidak hanya merugikan tapi juga menguntungkan
dalam pembuatan makanan, untuk membuktikan keuntungan bakteri tersebut, mari
kita coba melakukan pembuatan nata de soya
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 155
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
C. Rumusan Masalah
οƒ˜ Apakah jumlah stater
berpengaruh terhadap kualitas
nata de soya?
D. Hipotesis
KGS –Hubungan Sebab Akibat
οƒ˜ Ho : jumlah stater tidak terdapat pengaruh terhadap
kualitas nata de soya
οƒ˜ HΔ± : jumlah stater berpengaruh terhadap kualitas nata de
soya
E. Variabel
Tentukan variabel kontrol dan variabel bebas
a) Variabel kontrol : Kualitas nata de soya
b) Variabel bebas : Jumlah stater
F. Alat dan Bahan
- Gula pasir
- Panci
- stater 1 sendok
- Susu skim
- Kain kering - stater 3 sendok
- Kacang kedelai
- Blender
- Label
- 3 gelas plastik
- stater 5 sendok
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 156
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
G. Cara kerja
1. Bersihkan kedelai dan rendam selama 8 jam
2. Rebuslah kedelai selama 15 menit. Amatilah warna, tekstur, bau dan rasanya
3. Dinginkan kedelai dan lepaskan kulit arinya dengan cara diremas-remas
4. Blender kedelai hingga lembut dan campur dengan air panas (1liter/1 ons
kedelai)
5. Saringlah hasil campuran
6. Rebuslah hasil saringan selama 15-30 menit dan tambahkan susu skim atau
gula secukupnya kemudian aduk hingga rata
7. Dinginkan sebentar kemudian masukkan starter 1 sendok, 3 sendok, 5 sendok
dengan media yang berbeda
8. Inkubasikan pada suhu kamar selama 12 jam
9. Setelah itu akan terbentuk nata de soya, simpanlah ke gelas plastik
10. Amatilah warna, tekstur, bau dan rasanya. Bandingkan dengan kedelai
sebelum menjadi nata de soya
11. Buatlah laporan sederhana dari hasil praktikum. Hasil laporan dipresentasikan
dan dikumpulkan kepada guru kelas
H. Hasil pengamatan
KGS – Pengamatan Langsung
Tabel 4. Hasil Pengamatan
No
1.
Perihal
Warna
Kedelai
kuning keruh
Nata de soya
Nata de soya
Nata de soya
1 stater
3 Stater
5 Stater
Putih
Putih
Putih
kekuningan
kekuningan
kekuningan
2.
Tekstur
Agak lembut
Lembut
Lembut
Lembut
3.
Rasa
Kacang
Manis
Manis
Agak Asam
Kedelai
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 157
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
KGS – Pemodelan
I.
Pembahasan
Jawablah pembahasan ini dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan berikut
1) Setelah anda melakukan pembuatan hasil manfaat bakteri (nata de
soya), maka dapat diketahui bahwa tidak semua bakteri merugikan
melainkan terdapat manfaatnya. Carilah informasi 5 peran bakteri
menguntungkan dan merugikan dibidang industry, kedokteran dan
kesuburan tanah dengan bentuk pemodelan!
Jawaban:
Bidang Industri
Nata de coco
Yoghurt
Mentega
Keju
Cokelat
Bidang kedoketeran
Antibiotik streptomisin
Antibiotik Aeromisin
Antibiotik Terotrisin
Antibiotik Basitrosin
Antibiotik Polimixin
Bidang kesuburan tanah
Menyuburkan tanah
Menyuburkan tanah
Menyuburkan tanah bersimbiosis dengan
akar tanaman
Bakteri nitrifikasi yang mengubah
amoniak menjadi nitrit
Bakteri nitrifikasi yang mengubah nitrit
menjadi nitrat
Jenis Bakteri
Acetobacter xylinum
Lactobacillus bulgaricus
Streptococcus termophylus
Lactobacillus casei
Candida crussei
Jenis bakteri
Streptomyces griceus
Streptomyces aureofasiens
Bacillus brevis
Bacillus basitrasin
Bacillus polymixa
Jenis bakteri
Azotobacter vinelandi
Clostridium pasteurianum
Rhizobium leguminosarum
Nitrosomonas eurobea
Nitrobacter sp.
KGS – Pemodelan
2) Gambar dibawah ini merupakan peranan dari bakteri, Jelaskan
perbedaan pada ke dua gambar tersebut dengan menggunakan tabel!
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 158
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
Treponema pallidum
http://textbookofbacteriology.net/pathogen
esis_3.html
Streptococcus pneumoniaea
http://germs-control.com/en/votresante/les-bacteries-et-les-maladies/
Jawaban:
No.
Perbedaan
1.
2.
Bentuk
Ciri-cirinya
3.
Peran
Treponema pallidum
Streptococcus pneumoniaea
Spiroseta
Spiral halus dan lentur
streptokokus
bulat yang berkelompok
memanjang seperti rantai
penyebab penyakit
kelamin (sifillis)
penyebab penyakit
pneumonia
KGS – Inferensi Logika
J. Kesimpulan
Tulislah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan
Bakteri banyak terdapat di sekitar kita, baik dilingkungan maupun pada tubuh
kita sendiri. Bakteri ada yang hidup bebas dan ada yang hidup sebagai parasit dalam
tubuh manusia. Akan tetapi terdapat bakteri yang menguntungan dalam kehidupan
sehari-hari, diantaranya dapat membuat nata de soya melalui proses fermentasi
Hari/Tanggal
Paraf Guru
Nilai
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 159
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
DAFTAR PUSTAKA
οƒ˜ Karmana, oman. 2013. Biologi Untuk Kelas
X SMA. Grafindo Media Pratama
οƒ˜ Noor, meiry f. 2012. Penuntun dan Laporan
Praktikum Mikrobiologi Dasar. Jakarta :
UIN Syarif Hidayatullah
οƒ˜ Pujiayanto,Sri. 2014. Menjelajah Dunia
Biologi. Jakarta : PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
οƒ˜ Widayati, sri,dkk. 2009. Biologi Sma/Ma
Kelas X. Jakarta : Pusat perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 160
Panduan Lembar Kerja Siswa - Bakteri
2015
Faiza El Jannati |UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 161
161
Lampiran 7A
RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS
KETERAMPILAN GENERIK SAINS
No.
Keterampilan
Kriteria
Skor
Pengamatan
Siswa dapat mengamati objek secara
4
langsung
langsung dengan menggunakan alat
generik sains
1.
indera.
Siswa
dapat
membuat
preparat, dapat menemukan bentuk sel
bakteri dan menggambarkan bentuk
sel bakteri yang menjadi koloni, dapat
menyebutkan
yang
karakteristik
didapat,
perbedaan
bakteri
memberikan
bentuk
jika
alasan
tempat
isolasinya berbeda, mendapatkan hasil
pengamatan nata de soya dengan tepat
dan benar
Siswa dapat mengamati objek secara
langsung dengan menggunakan alat
indera.
Siswa
dapat
membuat
preparat, dapat menemukan bentuk sel
bakteri
namun
kurang
tepat
menggambarkan bentuk sel bakteri
yang menjadi koloni, kurang tepat
menyebutkan
yang
karakteristik
didapat,
kurang
bakteri
tepat
memberikan alasan perbedaan bentuk
jika
tempat
isolasinya
berbeda,
mendapatkan hasil pengamatan nata de
3
162
soya dengan kurang tepat
Siswa dapat mengamati objek secara
2
langsung dengan menggunakan alat
indera.
Siswa
dapat
membuat
preparat, dapat menemukan bentuk sel
bakteri,
namun
tidak
dapat
menggambarkan bentuk sel bakteri
yang menjadi koloni, jawaban salah
menyebutkan
yang
karakteristik
didapat,
bakteri
jawaban
salah
memberikan alasan perbedaan bentuk
jika
tempat
isolasinya
berbeda,
mendapatkan hasil pengamatan nata de
soya dengan tidak tepat dan tidak
benar
Siswa dapat Siswa dapat mengamati
objek
secara
langsung
1
dengan
menggunakan alat indera. Siswa dapat
membuat
preparat
namun
tidak
mengerjakan LKS, tidak mencatat
hasil pengamatan nata de soya
Siswa tidak melakukan pengamatan
0
dan tidak mengerjakan LKS
2.
Kesadaran skala
Siswa dapat mengetahui kepekaan
besaran
yang tinggi terhadap skala numerik
sebagai ukuran skala mikroskopis
ataupun
makroskopis
dengan
perbesaran yang berbeda ukuran dan
keduanya
menggunakan
pergitungan matematik
dengan
4
163
Siswa dapat mengetahui kepekaan
3
yang tinggi terhadap skala numeric
sebagai ukuran skala mikroskopis
ataupun
makroskopis
dengan
perbesaran
yang
ukuran,
hanya
berbeda
satu
perbesaran
menggunakan
dengan
yang
pergitungan
matematik
Siswa dapat mengetahui kepekaan
2
yang tinggi terhadap skala numeric,
mengetahui ukuran skala mikroskopis
ataupun
makroskopis
dengan
perbesaran
yang
ukuran
menggunakan
matematik
berbeda
dengan
namun
pergitungan
hanya
satu
perbesaran yang hasil perhitungannya
benar
Siswa dapat mengetahui kepekaan
1
yang tinggi terhadap skala numeric,
namun tidak mengetahui ukuran skala
mikroskopis
dengan
ukuran
ataupun
perbesaran
makroskopis
yang
menggunakan
berbeda
dengan
pergitungan matematik yang salah
Siswa
tidak
dapat
mengetahui
0
kepekaan yang tinggi terhadap skala
numerik, dan tidak mengetahui ukuran
skala
mikroskopis
ataupun
makroskopis
3
Hubungan Sebab
Siswa
dapat
membuat
hipotesis
4
164
Akibat
meruapakan suatu penyataan (bukan
pertanyaan)
yang
mencerminkan
pengamatan, hipotesis yang dibuat
sesuai
dengan
rumusan
masalah,
hipotesis yang dibuat dapat diuji
dengan melakukan percobaan dan
dapat menentukan 2 variabel : variabel
terikat dan variabel bebas dalam
rumusan masalah
Siswa
dapat
membuat
hipotesis
3
meruapakan suatu penyataan (bukan
pertanyaan)
yang
mencerminkan
pengamatan, hipotesis yang dibuat
kurang
sesuai
dengan
rumusan
masalah, hipotesis yang dibuat dapat
diuji dengan melakukan percobaan dan
dapat menentukan 2 variabel : variabel
terikat dalam rumusan masalah
Siswa
dapat
membuat
hipotesis
2
meruapakan suatu penyataan (bukan
pertanyaan)
yang
mencerminkan
pengamatan, hipotesis yang dibuat
tidak sesuai dengan rumusan masalah,
hipotesis yang tidak dibuat dapat diuji
dengan melakukan percobaan dan
dapat menentukan 2 variabel : variabel
terikat dan variabel bebas dalam
rumusan masalah
Siswa
dapat
pertanyaan
membuat
yang
hipotesis
mencerminkan
1
165
pengamatan, hipotesis yang dibuat
tidak sesuai dengan rumusan masalah,
hipotesis yang dibuat tidak dapat diuji
dengan melakukan percobaan dan
hanya dapat menentukan 1 variabel :
variabel terikat atau variabel bebas
dalam rumusan masalah
Siswa tidak dapat membuat hipotesis
0
meruapakan suatu penyataan (bukan
pertanyaan)
yang
pengamatan
dan
mencerminkan
tidak
dapat
menentukan ke dua variabel : variabel
terikat dan variabel bebas dalam
rumusan masalah
4.
Pemodelan
Siswa
dengan
dapat
melakukan
bentuk
feomena
tabel
dalam
menggambarkan
cara
perkembangbiakan
charta,
4
mampu
bakteri
dengan
membedakan
klasifikasi bakteri dalam bentuk tabel,
mampu menyebutkan peran peranan
bakteri dengan tepat dan benar
Siswa
dapat
melakukan
feomena
dengan bentuk tabel, namun kurang
tepat dalam menggambarkan cara
perkembangbiakan
charta,
kurang
bakteri
dengan
tepat
dalam
membedakan klasifikasi bakteri dalam
bentuk
tabel,
kurang
tepat
menyebutkan peranan bakteri dalam
3
166
bentuk tabel
Siswa tidak dapat melakukan feomena
dengan
bentuk
tabel
menggambarkan
bakteri
namun
benar
dalam
jawaban
membedakan
dalam
cara
perkembangbiakan
benar,
2
klasifikasi
bakteri
namun tidak dalam bentuk tabel,
jawaban benar dalam menyebutkan
peranan bakteri namun tidak dalam
bentuk tabel
Siswa mengerjakan soal LKS dan
tidak
dapat
melakukan
1
feomena
dengan bentuk charta atau tabel dan
semua jawaban salah
Siswa tidak melakukan praktikum dan
0
tidak mengerjakan LKS
5.
Inferensi logika
Siswa dapat menarikan kesimpulan
4
berdasarkan apa yang telah didapat
dari informasi yang mereka peroleh
sehingga dapat menggali teori yang
berisi tentang bakteri dengan bahasa
yang mudah dimengerti
Siswa dapat menarikan kesimpulan
3
berdasarkan apa yang telah didapat
dari informasi yang mereka peroleh
sehingga dapat menggali teori yang
berisi
tentang
bakteri
namun
bahasanya sulit dimengerti
Siswa dapat menarikan kesimpulan
2
167
berdasarkan apa yang telah didapat
dari informasi yang mereka peroleh
sehingga dapat menggali teori namun
kurang sesuai tentang bakteri dan
bahasanya sulit dimengerti
Siswa dapat menarikan kesimpulan
1
berdasarkan apa yang telah didapat
dari informasi yang mereka peroleh
sehingga dapat menggali teori namun
tidak
berisi
tentang
bakteri
dan
bahasanya sulit dimengerti
Siswa
tidak
dapat
menarikan
kesimpulan berdasarkan apa yang
telah didapat dari informasi yang
mereka peroleh
0
168
Lampiran 8A
RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
KELAS KONTROL
No. Aspek
1.
Hasil
Pengamatan
Kriteria
Skor
Siswa menggambarkan bentuk sel bakteri
10
yang didapat, memberikan keterangan flora
sesuai dengan hasil yang didapat, memberikan
keterangan nama sel bakteri yang membentuk
koloni sesuai gambar yang didapat,
menuliskan hasil pengamatan nata de soya.
Semua hasil pengamatan dapat dijawab
dengan tepat dan benar
Siswa menggambarkan bentuk sel bakteri
8
yang didapat, memberikan keterangan flora
sesuai dengan hasil yang didapat, memberikan
keterangan nama sel bakteri yang membentuk
koloni sesuai gambar yang didapat,
menuliskan hasil pengamatan nata de soya.
Semua hasil pengamatan dapat dijawab
namun jawaban kurang tepat dan kurang
benar
Siswa menggambarkan bentuk sel bakteri
6
yang didapat, memberikan keterangan flora
sesuai dengan hasil yang didapat, memberikan
keterangan nama sel bakteri yang membentuk
koloni sesuai gambar yang didapat,
menuliskan hasil pengamatan nata de soya.
Semua hasil pengamatan dapat dijawab
namun jawaban tidak tepat dan tidak benar
Siswa menggambarkan bentuk sel bakteri
2
yang didapat, tidak memberikan keterangan
flora sesuai dengan hasil yang didapat,
memberikan keterangan nama sel bakteri
yang membentuk koloni sesuai gambar yang
didapat, menuliskan hasil pengamatan nata de
soya. Semua hasil pengamatan dapat dijawab
namun jawaban tidak tepat dan tidak benar
Siswa tidak menggambarkan bentuk sel
0
bakteri yang didapat, tidak memberikan
keterangan flora sesuai dengan hasil yang
didapat, memberikan keterangan nama sel
169
2.
Pembahasan
bakteri yang membentuk koloni sesuai
gambar yang didapat, tidak menuliskan hasil
pengamatan nata de soya. Semua hasil
pengamatan tidak dapat dijawab dengan tepat
dan benar
Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian sel
pada bakteri, dapat menjelaskan cara
perkembangbiakan bakteri secara seksual
(konjugasi) dan aseksual (pembelahan
binner), dapat menyebutkan perbedaan gram
positif dengan gram negatif, dapat
menyebutkan peranan pada bakteri. Semua
hasil pembahasan dapat dijawab dengan tepat
dan benar dalam bentuk paragraph
10
Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian sel
pada bakteri, dapat menjelaskan cara
perkembangbiakan bakteri secara seksual
(konjugasi) dan aseksual (pembelahan
binner), dapat menyebutkan perbedaan gram
positif dengan gram negatif, dapat
menyebutkan peranan pada bakteri. Semua
hasil pembahasan dapat dijawab dengan tepat
dan benar namun tidak dalam bentuk
paragraph
8
Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian sel
pada bakteri, dapat menjelaskan cara
perkembangbiakan bakteri secara seksual
(konjugasi) dan aseksual (pembelahan
binner), kurang mampu
menyebutkan
perbedaan gram positif dengan gram negative,
kurang mampu menyebutkan peranan pada
bakteri, Semua hasil pembahasan dapat
dijawab tidak dalam bentuk paragraph
6
Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian sel
pada bakteri, dapat menjelaskan cara
perkembangbiakan bakteri secara seksual
(konjugasi) dan aseksual (pembelahan
binner), dapat menyebutkan perbedaan gram
positif dengan gram negatif, dapat
menyebutkan peranan pada bakteri. Semua
hasil pembahasan dapat dijawab namun
semua jawaban salah dan jawaban tidak
dalam bentuk paragraph
2
170
3.
Kesimpulan
Siswa tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat dalam pembahasan
Siswa
mampu
membuat
generalisasi
berdasarkan hasil pengamatan dan hasil
pembahasan. Kesimpulan tidak mengandung
pendapat pribadi
Siswa
mampu
membuat
generalisasi
berdasarkan hasil pengamatan, namun kurang
sesuai dengan hasil pembahasan. Kesimpulan
tidak mengandung pendapat pribadi
Siswa
mampu
membuat
generalisasi
berdasarkan hasil pengamatan, namun tidak
sesuai dengan hasil pembahasan. Kesimpulan
tidak mengandung pendapat pribadi
Siswa kurang mampu membuat generalisasi
berdasarkan hasil pengamatan, tidak sesuai
dengan hasil pembahasan. Kesimpulan sedikit
mengandung pendapat pribadi
Siswa tidak mampu membuat generalisasi
berdasarkan hasil pengamatan, tidak sesuai
dengan hasil pembahasan. Kesimpulan
mengandung pendapat pribadi
0
10
8
6
2
0
171
Lampiran 9A
ANGKET RESPON SISWA
KONSEP ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA
Nama :
Dalam rangka pengembangan pembelajaran biologi di kelas, saya mohon
tanggapan adik terhadap proses pembelajaran menggunakan LKS materi
archaebacteria dan eubacteria yang telah dilaksanakan. Jawablah dengan
sejujurnya karena hal ini tidak akan berpengaruh terhadap nilai matematika adik.
Petunjuk
1. Angket ini terdapat 20 pernyataan. Pertimbangkanlah baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan lembar kerja siswa yang baru saja kamu
pelajari. Berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu.
2. Berilah tanda check (√) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu untuk
setiap pernyataan yang diberikan
Keterangan Pilihan Jawaban
STS : Sangat tidak setuju, TS :Tidak setuju, S : Setuju dan SS : Sangat setuju
No
Pernyataan
1.
Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan
bahasa yang mudah dipahami
LKS menggunakan kalimat yang tidak
menimbulkan makna ganda
Petunjuk
kerja
LKS
jelas,
sehingga
mempermudah saya dalam mengisi LKS
Pemilihan jenis huruf, ukuran serta spasi yang
digunakan mempermudah saya dalam membaca
LKS
Pada awal pembelajaran menggunakan LKS ini,
ada sesuatu yang menarik bagi saya
Gaya penyajian LKS membosankan
2.
3.
4.
5.
6.
Pilihan Jawaban
SS
S
TS
STS
172
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
16.
17.
18.
19.
20.
Pada setiap halaman terdapat kata atau kalimat
yang tidak saya pahami
Dalam pembelajaran ini saya selalu mengisi
sesuai petunjuk LKS
Variasi kegiatan, tugas, soal latihan dan lain-lain
membantu untuk mengembangkan keterampilan
saya
Ketika belajar saya selalu memeriksa kembali
hasil pekerjaan yang saya peroleh dan membuat
kesimpulan sesuai dengan masalah yang
ditanyakan
Dari setiap kegiatan yang ada dalam LKS ini
saya dapat mengamati bentuk bakteri dan
membuat pemanfaatan bakteri, menggunakan
mikroskop, membuat hubungan sebab akibat,
membuat pemodelan, dan membuat inferensia
atau menyimpulkan sesuai hasil pengamatan dan
kajian pustaka
Saya dapat menghubungkan isi LKS ini dengan
hal-hal yang telah saya lihat, saya lakukan, atau
saya pikirkan dalam kehidupan sehari-hari
LKS yang diberikan sudah berbasis keterampilan
generik siswa (Pengamatan langsung, hubungan
sebab akibat, pemodelan, kesadaran akan skala
besaran dan inferensi)
Setelah
mempelajari
archaebacteria
dan
eubacteria menggunakan LKS ini saya percaya
bahwa saya akan berhasil dalam tes
Isi LKS ini sangat bermanfaat bagi saya
Tidak ada materi dalam LKS ini yang
saya pahami
Saya senang mempelajari biologi
khususnya pada konsep archaebacteria dan
eubacteria dengan menggunakan LKS ini
Isi LKS ini sesuai dengan minat saya
Lampiran B
173
174
Lampiran 1 C
Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Pretest Kelas Ekperimen
Tabel Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen
Xi
Fi
27
30
37
40
43
46
50
60
JUMLAH
XiFi
F(Xi-X)2 Zi
F(z)
S(z)
F(z)-S(z) IF(z)-S(z)I
54
542.56 -1.55 0.0606 0.058824
0.002
0.002
180 1088.74 -1.27
0.102 0.235294
-0.133
0.133
111 125.606 -0.61 0.2709 0.323529
-0.053
0.053
160
48.18 -0.33 0.3707 0.441176
-0.070
0.070
129
0.66 -0.04
0.484 0.529412
-0.045
0.045
184
25.59 0.24 0.5948 0.588235
0.007
0.007
300
255.80 0.61 0.7291 0.823529
-0.094
0.094
360 1639.33 1.56 0.9406
1
-0.059
0.059
1478 3726.47
2
6
3
4
3
4
6
6
34
1. Rata – rata nilai pretest kelas eksperimen
π‘₯Μ… =
Ʃ𝑓𝑖.π‘₯𝑖
Ʃ𝑓
=
1478
= 43.47
34
2. Varians pretest kelas eksperimen
𝑠2 =
Ʃ𝑓𝑖(π‘₯𝑖−π‘₯οΏ½ )²
𝑛−1
=
3726.47
33
= 112.923
3. Simpangan baku (standar deviasi)
Ʃ𝑓𝑖(π‘₯𝑖−π‘₯οΏ½ )²
S=οΏ½
4. Ltabel =
𝑛−1
0.886
√𝑛
=
= √112.923 =10.62
0.886
√34
= 0.151
Jadi Lhitung (𝐿0 ) = 0.133 < Ltabel (𝐿0 ) = 0.151, sehingga sampel berdistribusi
normal
175
Lampiran 1 C
Data Hasil Penelitian Pretest Kelas Eksperimen
a) Daftar Distriusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen
Urutan nilai dari yang terkecil hingga yang terbesar
27,27,30,30,30,30,30,30,37,37,37,40,40,40,40,43,43,43,46,46,46,46,50,50,
50,50,50,50,60,60,60,60,60,60
Banyak data
= 34
Nilai tertinggi
= 60
Nilai terendah
= 27
Rentang kelas (R)
= nilai tertinggi-nilai terendah
= 60 – 27 = 33
Banyak interval kelas (K)
= K = 1 + 3.3 Log n
K= 1 + 3.3 Log 34
K = 1 + 3.3 (1.531)
K = 6.05 = 6 (Pembulatan)
Panjang kelas interval (P)
𝑅
=P=𝐾=
33
6
= 5.5 = 6 (Pembulatan)
Tabel Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Nilai Batas Batas Fi
Xi
Fi.Xi fKa
𝑋𝑖 2
bawah atas
27-32 26.5
32.5
8
29.5 870.25
236
8
33-38 32.5
38.5
3
35.5 1260.25 106.5 11
39-44 38.5
44.5
7
41.5 1722.25 290.5 18
45-50 44.5
50.5
10 47.5 2256.25 475
28
51-56 50.5
56.5
0
53.5 2862.25 0
28
57-62 56.5
62.5
6
59.5 3540.25 357
34
1. Median
1
𝑛−𝐹
Menggunakan rumus : Me = Tb + p οΏ½2 𝑓 οΏ½
Keterangan :
Me = median
Tb = tepi bawah
P = panjang kelas
f
= frekuensi kelas median
F = jumlah semua frekuensi diatas kelas median
Letak Me =
34
2
= 17
1
34−7
2
Me = 38.5 + 6 οΏ½
11
οΏ½ = 43.95
fKb
34
26
23
16
6
0
176
2. Modus
𝑏1
Menggunakan rumus : Mo = Tb + p �𝑏1+𝑏2οΏ½
Mo = nilai yang sering muncul
Tb = tepi bawah
P = panjang kelas
B1 = Frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya
B2 = frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya
Kelas modus
3
Mo = 44.5 + 6 οΏ½3+10οΏ½ = 45.88
177
Lampiran 1 C
Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Pretest Kelas Kontrol
Tabel Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol
Xi
27
33
37
40
43
46
50
60
JUMLAH
Fi XiFi
F(Xi-X)2
Zi
F(z)
S(z)
F(z)-S(z) IF(z)-S(z)I
11
297
2156.00 -1.18
0.119 0.058824
0.060
0.060
1
33
64.00 -0.68 0.2483 0.352941
-0.105
0.105
1
37
16 -0.34 0.3669 0.382353
-0.015
0.015
5
200
5.00 -0.08 0.4681 0.529412
-0.061
0.061
1
43
4.00 0.17 0.4325 0.558824
-0.126
0.126
4
184
100.00 0.42 0.6628 0.588235
0.075
0.075
6
300
486.00 0.76 0.7764 0.852941
-0.077
0.077
5
300
1805.00 1.60 0.9452
1
-0.055
0.055
34 1394
4636.00
1. Rata – rata nilai pretest kelas kontrol
π‘₯Μ… =
Ʃ𝑓𝑖.π‘₯𝑖
Ʃ𝑓
=
1394
= 41.00
34
2. Varians pretest kelas kontrol
𝑠2 =
Ʃ𝑓𝑖(π‘₯𝑖−π‘₯οΏ½ )²
𝑛−1
=
4636.00
33
= 140.484
3. Simpangan baku (standar deviasi)
Ʃ𝑓𝑖(π‘₯𝑖−π‘₯οΏ½ )²
S=οΏ½
4. Ltabel =
𝑛−1
0.886
√𝑛
=
= √140.484 = 11.85
0.886
√34
= 0.151
Jadi Lhitung (𝐿0 ) 0.126 < Ltabel (𝐿0 ) 0.151, sehingga sampel berdistribusi
Normal
178
Lampiran 1 C
Data Hasil Penelitian Penelitian Pretest Kelas Kontrol
a) Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol
Urutan nilai dari yang terkecil hingga yang terbesar
27,27,27,27,27,27,27,27,27,27,27,33,37,40,40,40,40,40,43,46,46,46,46,50,
50,50,50,50,50,60,60,60,60,60
Banyak data
= 34
Nilai tertinggi
= 60
Nilai terendah
= 27
Rentang kelas (R)
= nilai tertinggi-nilai terendah
= 60 – 22 = 33
Banyak interval kelas (K)
= K = 1 + 3.3 Log n
K= 1 + 3.3 Log 34
K = 1 + 3.3 (1.531)
K = 6.05 = 6 (Pembulatan)
Panjang kelas interval (P)
𝑅
=P=𝐾=
33
6
= 5.5 = 6 (Pembulatan)
Tabel Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Nilai Batas Batas Fi
Xi
Fi.Xi fKa
𝑋𝑖 2
bawah atas
27-32 26.5
32.5
11 29.5 870.25
324.5 11
33-38 32.5
38.5
2
35.5 1260.25 71
13
39-44 38.5
44.5
6
41.5 1722.25 249
19
45-50 44.5
50.5
10 47.5 2256.25 475
29
51-56 50.5
56.5
0
53.5 2862.25 0
29
57-62 56.5
62.5
5
59.5 3540.25 297.5 34
1. Median
1
𝑛−𝐹
Menggunakan rumus : Me = Tb + p οΏ½2 𝑓 οΏ½
Keterangan :
Me = median
Tb = tepi bawah
P = panjang kelas
f
= frekuensi kelas median
F = jumlah semua frekuensi diatas kelas median
Letak Me =
34
2
= 17
1
𝑛−𝐹
2
Me = Tb + p οΏ½
𝑓
17−13
οΏ½ =38.5 + 6 οΏ½
Kelas median = 38.18
19
οΏ½ = 38.18
fKb
34
23
21
15
5
0
179
2. Modus
𝑏1
Menggunakan rumus : Mo = Tb + p �𝑏1+𝑏2οΏ½
Mo = nilai yang sering muncul
Tb = tepi bawah
P = panjang kelas
B1 = Frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya
B2 = frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya
Kelas modus
𝑏1
4
Mo = Tb + p �𝑏1+𝑏2οΏ½ = 26.5 + 6οΏ½4+10οΏ½=28.21
180
Lampiran 1 C
Uji Homogenitas Data Pretest Kedua Kelas
1.
Perhitungan uji homogenitas yang dilakuakan adalah uji homogenitas varians
yaitu, uji Fisher dengan rumus :
F=
2.
3.
4.
5.
6.
π‘£π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘›π‘  π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘ π‘Žπ‘Ÿ
π‘£π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘›π‘  π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘’π‘π‘–π‘™
𝑠2
= 𝑠2 , 𝑠 2 =
Ʃ𝑓𝑖(π‘₯𝑖−π‘₯οΏ½ )²
𝑛−1
Untuk menguji homogenitas data pretest menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut :
H0 = Data yang memiliki varians homogen
H1 = Data yang tidak memiliki varians homogen
Kriteria pengujian :
a) Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima, yang berarti kedua varians
homogen.
b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak, yang berarti kedua varians tidak
homogen.
Menentukan nilai F hitung
Diketahui varians semua skor pretest kelas eksperimen = 112.923 dan varians
semua skor pretest kelas kontrol = 140.484, maka varians terbesar (𝑆𝑖 2 ) =
140.484 dan varians terkecil (𝑆𝑖 1 ) = 112.923 dengan menggunakan rumus
diatas diperoleh :
𝑠2
140.484
F = 𝑆1 = 112.923 = 1.24, Fhitung = 1.24
Menentukan derajat kebebasan
Db = n-1, dengan varians terbesar sebagai dk pembilang dan varians terkecil
db penyebut
db1= 34-1 = 33
db2= 34-1 = 33
Menentukan F tabel
Untuk db penyebut 33 dan pembilang 33 tidak terdapat pada Ftabel maka
digunakan db pembilang 35 dan db penyebut yang terdakat 35. Adapun
Ftabel dengan db penyebut 35 dan db pembilang 35 pada taraf signifikan 5%
adalah 1.76
Kesimpulan
Karena Fhitung (1.24) < Ftabel (1.76), maka Ho diterima, yang berarti kedua
varians homogen.
181
Lampiran 2 C
Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Posttest Kelas Eksperimen
Tabel Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen
Xi
Fi XiFi
F(Xi-X)2
3 159 1304.54
2 112
637.46
3 201 140.8884
3 210
44.54
4 292
2.91
5 380
23.05
6 480
226.72
5 415
418.34
2 172
295.10
1
90
260.73
34 2511 3354.26
53
56
67
70
73
76
80
83
86
90
JUMLAH
Zi
-2.07
-1.77
-0.68
-0.38
-0.08
0.21
0.61
0.91
1.21
1.60
F(z)
0.0192
0.0384
0.2483
0.352
0.4681
0.5832
0.7291
0.8186
0.8869
0.9452
S(z)
0.088235
0.147059
0.235294
0.323529
0.441176
0.588235
0.764706
0.911765
0.970588
1
F(z)-S(z)
-0.069
-0.109
0.013
0.028
0.027
-0.005
-0.036
-0.093
-0.084
-0.055
1. Rata – rata nilai posttest kelas eksperimen
π‘₯Μ… =
Ʃ𝑓𝑖.π‘₯𝑖
Ʃ𝑓
=
2511
= 73.85
34
2. Varians posttest kelas eskperimen
𝑠2 =
Ʃ𝑓𝑖(π‘₯𝑖−π‘₯οΏ½ )²
𝑛−1
=
3354.26
33
=101.644
3. Simpangan baku (standar deviasi)
Ʃ𝑓𝑖(π‘₯𝑖−π‘₯οΏ½ )²
S=οΏ½
4. Ltabel =
𝑛−1
0.886
√𝑛
=
= √101.644 = 10.08
0.886
√34
= 0.151
Jadi πΏβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” 0.109 < πΏπ‘‡π‘Žπ‘π‘’π‘™ 0.151, sehingga data berdistribusi normal
IF(z)-S(z)I
0.069
0.109
0.013
0.028
0.027
0.005
0.036
0.093
0.084
0.055
182
Lampiran 2 C
Data Hasil Penelitian Data Hasil Penelitian Posttest Kelas Eksperimen
a) Daftar Distribusi Frekuensi Prosttest Kelas Eksperimen
Urutan nilai dari yang terkecil hingga yang terbesar
53,53,53,56,56,67,67,67,70,70,70,73,73,73,73,76,76,76,76,76,80,80,80,80,
80,80,83,83,83,83,83,86,86,90
Banyak data
= 34
Nilai tertinggi
= 90
Nilai terendah
= 53
Rentang kelas (R)
= nilai tertinggi-nilai terendah
= 90-53=37
Banyak interval kelas (K)
= K = 1 + 3.3 Log n
K= 1 + 3.3 Log 34
K = 1 + 3.3 (1.531)
K = 6.05 = 6 (Pembulatan)
Panjang kelas interval (P)
𝑅
=P=𝐾=
37
6
= 6.1 = 6 (Pembulatan)
Tabel Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Prosttest Kelas Eksperimen
Nilai
Batas Bata Fi
Xi
Fi.Xi fKa
𝑋𝑖 2
interva bawah s
l
atas
53-58
52.5
58.5 5
55.5 3080.25
277.5 5
59-64
58.5
64.5 3
61.5 3782.25
184.5 8
65-70
64.5
70.5 3
67.5 4556.25
202.5 11
71-76
70.5
76.5 9
73.5 5402.25
661.5 20
77-82
76.5
82.5 6
79.5 6320.25
477
26
83-88
82.5
88.5 7
85.5 7310.25
598.5 33
89-94
88.5
94.5 1
91.5 8372.25
91.5
34
1. Median
1
𝑛−𝐹
Menggunakan rumus : Me = Tb + p οΏ½2 𝑓 οΏ½
Keterangan :
Me = median
Tb = tepi bawah
P = panjang kelas
f
= frekuensi kelas median
F = jumlah semua frekuensi diatas kelas median
Letak Me =
34
2
= 17
fKb
34
29
26
23
14
8
1
183
1
𝑛−𝐹
17−11
Me = Tb + p οΏ½2 𝑓 οΏ½ = 70.5 + 6 οΏ½
20
2. Modus
οΏ½ = 72.30
𝑏1
Menggunakan rumus : Mo = Tb + p �𝑏1+𝑏2οΏ½
Mo = nilai yang sering muncul
Tb = tepi bawah
P = panjang kelas
B1 = Frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya
B2 = frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya
Kelas modus
𝑏1
6
Mo = Tb + p �𝑏1+𝑏2οΏ½ =70.5 + 6οΏ½6+3οΏ½=74.50
184
Lampiran 2 C
Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Posttest Kelas Kontrol
Tabel Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol
Xi
Fi
53
56
60
63
70
76
80
83
86
90
JUMLAH
XiFi
424
112
180
189
210
304
320
249
258
90
2336
8
2
3
3
3
4
4
3
3
1
34
F(Xi-X)2
1973.40
322.88
227.3772
97.67
5.02
212.82
510.23
612.97
897.26
453.44
5313.06
Zi
-1.24
-1.00
-0.69
-0.45
0.10
0.58
0.89
1.13
1.36
1.68
F(z)
0.1075
0.1587
0.2451
0.3264
0.4602
0.719
0.8133
0.8708
0.9131
0.9535
S(z)
F(z)-S(z)
0.088235
0.019
0.294118
-0.135
0.382353
-0.137
0.470588
-0.144
0.558824
-0.099
0.676471
0.043
0.794118
0.019
0.882353
-0.012
0.970588
-0.057
1
-0.047
IF(z)-S(z)I
0.019
0.135
0.137
0.144
0.099
0.043
0.019
0.012
0.057
0.047
1. Rata – rata nilai posttest kelas kontrol
π‘₯Μ… =
Ʃ𝑓𝑖.π‘₯𝑖
Ʃ𝑓
=
2336
= 68.70
34
2. Varians posttest kelas kontrol
𝑠2 =
Ʃ𝑓𝑖(π‘₯𝑖−π‘₯οΏ½ )²
𝑛−1
=
5313.06
33
= 161.001
3. Simpangan baku (standar deviasi)
Ʃ𝑓𝑖(π‘₯𝑖−π‘₯οΏ½ )²
S=οΏ½
4. Ltabel =
𝑛−1
0.886
√𝑛
=
= √161.001 = 12.68
0.886
√34
= 0.151
Jadi Lhitung (𝐿0 ) 0.144 < Ltabel (𝐿0 ) 0.151, sehingga sampel berdistribusi
Normal
185
Lampiran 2 C
Data Hasil Penelitian Data Hasil Penelitian Posttest Kelas Kontrol
a) Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
Urutan nilai dari yang terkecil hingga yang terbesar
53,53,53,53,53,53,53,53,56,56,60,60,60,63,63,63,70,70,70,76,76,76,76,80,
80,80,80,83,83,83,86,86,86,90
Banyak data
= 34
Nilai tertinggi
= 90
Nilai terendah
= 53
Rentang kelas (R)
= nilai tertinggi-nilai terendah
= 90-53=37
Banyak interval kelas (K)
= K = 1 + 3.3 Log n
K= 1 + 3.3 Log 34
K = 1 + 3.3 (1.531)
K = 6.05 = 6 (Pembulatan)
Panjang kelas interval (P)
𝑅
=P=𝐾=
37
6
= 6.1 = 6 (Pembulatan)
Tabel Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol
Nilai
Batas Batas Fi
Xi
Fi.Xi fKa
𝑋𝑖 2
interva bawah atas
l
53-58
52.5
58.5
10 55.5 3080.25 555
10
59-64
58.5
64.5
6
61.5 3782.25 369
16
65-70
64.5
70.5
3
67.5 4556.25 202.5 19
71-76
70.5
76.5
4
73.5 5402.25 294
23
77-82
76.5
82.5
4
79.5 6320.25 318
27
83-88
82.5
88.5
6
85.5 7310.25 513
33
89-94
88.5
94.5
1
91.5 8372.25 91.5
34
1. Median
1
𝑛−𝐹
Menggunakan rumus : Me = Tb + p οΏ½2 𝑓 οΏ½
Keterangan :
Me = median
Tb = tepi bawah
P = panjang kelas
f
= frekuensi kelas median
F = jumlah semua frekuensi diatas kelas median
Letak Me =
34
2
= 17
fKb
34
24
18
15
11
7
1
186
1
𝑛−𝐹
17−16
Me = Tb + p οΏ½2 𝑓 οΏ½ = 64.5 + 6 οΏ½
2. Modus
19
οΏ½ = 64.81
𝑏1
Menggunakan rumus : Mo = Tb + p �𝑏1+𝑏2οΏ½
Mo = nilai yang sering muncul
Tb = tepi bawah
P = panjang kelas
B1 = Frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya
B2 = frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya
Kelas modus
𝑏1
10
Mo = Tb + p �𝑏1+𝑏2οΏ½ = 52.5 + 6οΏ½10+4οΏ½=56.78
Lampiran 2 C
Uji Homogenitas Data Posttest Kedua Kelas
1.
Perhitungan uji homogeneitas yang dilakuakan adalah uji homogenitas
varians yaitu, uji fisher dengan rumus :
F=
2.
3.
4.
5.
6.
π‘£π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘›π‘  π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘ π‘Žπ‘Ÿ
π‘£π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘›π‘  π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘’π‘π‘–π‘™
𝑠2
= 𝑠2 , 𝑠 2 =
Ʃ𝑓𝑖(π‘₯𝑖−π‘₯οΏ½ )²
𝑛−1
Untuk menguji homogenitas data pretest menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut :
H0 = Data yang memiliki varians homogen
H1 = Data yang tidak memiliki varians homogen
Kriteria pengujian :
a) Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima, yang berarti kedua varians
homogen.
b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak, yang berarti kedua varians tidak
homogen.
Menentukan nilai F hitung
Diketahui varians semua skor posttest kelas eksperimen = 101.644 dan
varians semua skor posttest kelas kontrol = 161.001, maka varians terbesar
(𝑆𝑖 2 ) = 161.001 dan varians terkecil (𝑆𝑖 1 ) = 101.644 dengan menggunakan
rumus diatas diperoleh :
𝑠2
161.001
F = 𝑆1 = 101.644 = 1.25, Fhitung = 1.58
Menentukan derajat kebebasan
Db = n-1, dengan varians terbesar sebagai dk pembilang dan varians terkecil
db penyebut
db1= 34-1 = 33
db2= 34-1 = 33
Menentukan F tabel
Untuk db penyebut 33 dan pembilang 33 tidak terdapat pada Ftabel maka
digunakan db pembilang 35 dan db penyebut yang terdakat 35. Adapun
Ftabel dengan dk penyebut 35 dan db pembilang 35 pada taraf signifikan 5%
adalah 1.76
Kesimpulan
Karena Jika Fhitung (1.58) < Ftabel (1.76), maka Ho diterima, yang berarti
kedua varians homogen.
187
188
Lampiran 3C
Perhitungan Uji Hipotesis Pretest
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan langkahlangkah berikut:
1.
2.
3.
Perumusan hipotetsis :
Ho = πœ‡1 ≤ πœ‡2
H1 = πœ‡1 > πœ‡2
Menentukan kriteria pengujian
Terima Ho, jika π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”< π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ , dalam hal lainnya H1 ditolak
Menentukan uji statistik
Uji–t dapat dihitung dengan cara :
t=
t=
t=
π‘₯Μ… 1−π‘₯Μ… 2
π‘†π‘π‘Žπ‘” �𝑛1 +𝑛1
1
2
π‘†π‘”π‘Žπ‘ = οΏ½
π‘†π‘π‘Žπ‘” �𝑛1 +𝑛1
1
2
43.47−41.00
π‘†π‘π‘Žπ‘” �𝑛1 +𝑛1
1
2
34+34−2
66
π‘†π‘”π‘Žπ‘ =√126.7035
2.47
π‘†π‘”π‘Žπ‘ = 11.25
t = 2.72
6.
𝑛1 +𝑛2 −2
3726.459+4635.972
π‘†π‘”π‘Žπ‘ = οΏ½
2.47
5.
(𝑛1−1)𝑆12 +(𝑛2−1)𝑆22
(34−1)112.923+(34−1)140.484
43.47−41.00
t = 11.25 ×0.24
4.
π‘†π‘”π‘Žπ‘ = οΏ½
dimana,
t = 0.90
Menentukan harga π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
𝛼 = 0.05
tabel Untuk db = (𝑛1 + 𝑛2 ) – 2 = (34+34)-2 = 66
dengan cara interpolasi, sebagai berikut :
𝑑(0.05)(60) = 1.671
𝑑(0.05)(120) = 1.658
π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ =
(54x1.671)+(6x1.658)
6+54
= 1.66
Menguji Hipotesis
Karena π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” < π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ , maka maka 𝐻1 ditolak dan 𝐻0 diterima
Memberikan Interpretasi
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat pengaruh penggunaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis
keterampilan generik sains (KGS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep
archaebacteria dan eubacteria
189
Lampiran 3 C
Perhitungan Uji Hipotesis Posttest
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan langkahlangkah berikut:
1.
2.
3.
Perumusan hipotetsis :
Ho = πœ‡1 ≤ πœ‡2
H1 = πœ‡1 > πœ‡2
Menentukan kriteria pengujian
Terima Ho, jika π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”< π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ , dalam hal lainnya H1 ditolak
Menentukan uji statistik
Uji –t dapat dihitung dengan cara :
t=
t=
t=
π‘₯Μ… 1−π‘₯Μ… 2
π‘†π‘π‘Žπ‘” �𝑛1 +𝑛1
1
2
π‘†π‘”π‘Žπ‘ = οΏ½
π‘†π‘π‘Žπ‘” �𝑛1 +𝑛1
1
2
73.85−68.70
1 1
11.45 οΏ½34
+34
66
π‘†π‘”π‘Žπ‘ =√131.3225
5.15
π‘†π‘”π‘Žπ‘ = 11.45
t = 2.78
6.
34+34−2
3354.252+5313.033
π‘†π‘”π‘Žπ‘ = οΏ½
5.15
5.
𝑛1 +𝑛2 −2
(34−1)101.644+(34−1)161.001
π‘₯Μ… 1−π‘₯Μ… 2
t = 11.45 ×0.24
4.
(𝑛1−1)𝑆12 +(𝑛2−1)𝑆22
π‘†π‘”π‘Žπ‘ = οΏ½
dimana,
t = 1.87
Menentukan harga π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
𝛼 = 0.05
tabel Untuk db = (𝑛1 + 𝑛2 ) – 2 = (34+34)-2 = 66
dengan cara interpolasi, sebagai berikut :
𝑑(0.05)(60) = 1.671
𝑑(0.05)(120) = 1.658
π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ =
(54x1.671)+(6x1.658)
6+54
= 1.66
Menguji Hipotesis
Karena π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ , maka 𝐻1 diterima dan 𝐻0 ditolak
Memberikan Interprestasi
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh penggunaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis keterampilan
generik sains (KGS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria
dan eubacteria
190
Lampiran 4C
Skor Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Generik Sains
Nama
AD
AN
AR
AF
BG
DN
DV
GD
GR
HN
HF
IR
Pertemuan I
Pengamatan
langsung
Pengamatan
langsung
Pengamatan
langsung
Pemodelan
Pemodelan
Pemodelan
Hub
sebab
akibat
Kesadaran
akan skala
besaran
Inferensia
logika
Jml
Skor
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
4
2
2
4
3
3
4
2
3
3
29
3
29
3
28
4
33
3
28
3
23
4
33
3
30
3
30
4
33
3
24
3
28
191
IS
JS
JR
KR
MT
MF
RK
RS
NB
NF
NJ
NN
RA
RK
SF
SK
SD
SF
SN
TS
ZA
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
3
3
4
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
1
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
2
2
3
3
1
3
2
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
4
2
4
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
2
3
4
2
4
3
23
4
32
4
32
4
33
3
28
4
33
3
28
3
28
4
33
3
28
3
24
3
30
3
28
4
33
4
33
3
27
3
23
3
29
4
33
3
23
4
33
192
ZI
Jml rata-rata
Skor Max
Rata-rata skor
4
3
3
2
136.0
121.0
124
116.0
95.0
91
2
94.0
93
136
69
2
4
2
3
91.0
113.0
115
107.0
107
114.0
114
85
79
84
25
193
Lampiran 4 C
Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Generik Sains
Nama
AD
AN
AR
AF
BG
DN
DV
GD
GR
HN
HF
IR
IS
JS
JR
KR
Pengamatan
langsung
Pemodelan
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
3
3
4
3
2
4
3
3
4
2
3
2
4
4
4
Pertemuan II
Pemodelan
Hubungan
sebab akibat
3
3
3
4
3
2
4
3
3
4
2
3
2
4
4
4
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
2
4
2
4
4
4
Inferensia logika
Jumlah Skor
4
4
3
4
17
17
16
20
16
13
20
17
16
20
12
18
12
20
20
20
3
3
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
194
MT
MF
RK
RS
NB
NF
NJ
NN
RA
RF
SF
SK
SD
SF
SN
TS
ZA
ZI
Jumlah
Rata-rata Indkator
Skor maksimal
Rata-rata KGS
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
124
124
91%
3
4
3
2
4
2
3
3
3
4
4
3
2
3
4
2
4
2
106
3
4
3
2
4
2
3
3
3
4
4
3
2
3
4
2
4
2
106
106
78%
3
4
3
3
4
3
4
3
4
4
4
3
3
3
4
3
4
3
115
115
136
85%
3
4
3
3
4
3
4
3
4
4
4
4
3
3
4
3
4
3
121
121
89%
15
20
15
13
20
13
17
16
18
20
20
16
13
16
20
13
20
13
Lampiran 5 C
Rekapitulasi Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Generik Sains
Nama
Andhi
Andri
Aprian
Asyraf
Bagas
Danur
Devira
Gerald
Gerry
Hanan
Hanif
Irma
Isya
Jasmine
Jeremy
Kirania
Mathew
Miftah
Raska
resa
Nabila
Naufal
Noni J
Noni N
raissa
Rifki
Safira
Saskia
Sendi
Shafira
Sulthon
Tsania
Zahara
Zahira
Skor Pertemuan I
29
29
28
33
28
23
33
30
30
33
24
28
23
32
32
33
28
33
28
28
33
28
24
30
28
33
33
27
23
29
33
23
33
25
Skor Pertemuan II
17
17
16
20
16
13
20
17
16
20
12
18
12
20
20
20
15
20
15
13
20
13
17
16
18
20
20
16
13
16
20
13
20
13
195
Jumlah
46
46
44
53
44
36
53
47
46
53
36
46
35
52
52
53
43
53
43
41
53
41
41
46
46
53
53
43
36
45
53
36
53
38
Nilai Akhir
8.2
8.2
7.9
9.5
7.9
6.4
9.5
8.4
8.2
9.5
6.4
8.2
6.3
9.3
9.3
9.5
7.7
9.5
7.7
7.3
9.5
7.3
7.3
8.2
8.2
9.5
9.5
7.7
6.4
8.0
9.5
6.4
9.5
6.8
Lampiran 6C
Nilai LKS Kelas Kontrol
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Skor Pertemuan I
22
24
22
22
24
14
18
14
22
14
18
16
22
24
14
22
18
24
16
16
22
18
26
16
16
22
26
16
16
24
22
24
22
24
Skor Pertemuan II
22
26
22
22
22
14
14
14
18
14
14
16
18
16
14
14
14
18
14
16
18
14
18
16
14
16
18
14
16
16
18
24
22
24
196
Nilai
7.3
8.3
7.3
7.3
7.6
4.6
5.3
4.6
6.6
4.6
5.0
5.3
6.6
6.6
4.6
6.0
5.3
7.0
5.0
5.3
6.6
5.3
7.3
5.3
5.0
6.3
7.3
5.0
5.3
6.6
6.6
8.0
7.3
8.0
Lampiran 7 C
Lembar Observasi Keterlaksanaan Aktivitas Siswa
Pertemuan
:1
Kelas
: Eksperimen
Tuliskan nilai pada kolom masing-masing kelompok dengan melihat deskripsi. Berikut penilaian:
1 = Kurang Baik (Jika tidak ada orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, dan tidak terlaksana sama sekali)
2 = Cukup Baik (Jika hanya dua orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, namun hanya ada beberapa yang terlaksana)
3 = Baik (Jika hanya empat orang dari anggota kelompok melakukan semua Aktifitas namun tidak sistematis)
4 = Sangat Baik (Jika semua orang dari anggota kelompok melakukan semua aktifitas dengan sistematis)
Tahapan
Pembelajaran
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi
Kel
1
2
3
4
5
6
4
4
4
4
4
4
Skor
1. Tahap
Modeling
Mendemonstrasi
Siswa melihat demonstrasi guru
cara mengamati sel bakteri dan
Siswa mendengarkan penjelasan
guru mengenai fungsi dan cara
kerja penggunaan mikroskop
197
4
2. Pelatihan
Melatih
3. Scaffolding
Merumuskan
masalah
Mengumpulkan
data
Mengamati
4. Artikulasi
Mengasosiasi
Siswa melatih dirinya dalam
menggunakan alat kerja untuk
pengamatan sel bakteri
Siswa menulis jawaban pertayaan
tentang gambar yang terdapat
dalam LKS dan merumuskan
masalah tentang pengamatan sel
bakteri dalam LKS
Siswa
mencari
dan
mengumpulkan literature tentang
arcahebacteri dan eubacteria :
struktur sel bakteri, bentuk-bentuk
bakteri, Bakteri gram positif dan
gram negative, Cara hidup
bakteri,
Reproduksi
bakteri,
Klasifikasi bakteri
Siswa menyiapkan alat dan bahan
untuk melakukan pengamatan sel
bakteri. Siswa mengamati sel
bakteri pada media agar-agar yang
berbeda dan mengisi LKS
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Siswa menjawab pertanyaan guru
dengan pertanyaan yang berbeda
pada setiap kelompok didepan
kelas
4
3
4
4
4
4
3
198
5. Refleksi
6. Eksplorasi
Mengkomunikasi
Membuat
Kesimpulan
Siswa mengkomunikasikan hasil
percobaan yang didapat
Setiap siswa membuat laporan
hasil pengamatan bakteri dengan
mengisi LKS
Siswa
membuat
kesimpulan
materi yang telah dipelajari dan
menulis kesimpulan di dalam
LKS
Siswa mengumpulkan LKS
Jumlah
4
3
3
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
40
36
38
40
39
40
36
Jakarta,
November 2015
Observer I
Observer II
Rasyidah A.Md.Keb
Salsabila, S.Pd
199
Lampiran 7 C
Lembar Observasi Keterlaksanaan Aktivitas Siswa
Pertemuan
:2
Kelas
: Eksperimen
Tuliskan nilai pada kolom masing-masing kelompok dengan melihat deskripsi. Berikut penilaian:
1 = Kurang Baik (Jika tidak ada orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, dan tidak terlaksana sama sekali)
2 = Cukup Baik (Jika hanya dua orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, namun hanya ada beberapa yang terlaksana)
3 = Baik (Jika hanya empat orang dari anggota kelompok melakukan semua Aktifitas namun tidak sistematis)
4 = Sangat Baik (Jika semua orang dari anggota kelompok melakukan semua aktifitas dengan sistematis)
200
Tahapan
Pembelajaran
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi
Kel
1
2
3
4
5
6
Skor
1. Tahap
Modeling
Mendemonstrasi
Siswa melihat demonstrasi cara
pembuatan nata de soya dan siswa
mendengarkan
penjelasan
guru
mengenai fungsi dan cara kerja
pembuatan nata de soya
4
4
4
4
4
4
4
2. Pelatihan
Melatih
Siswa melatih dirinya
menggunakan alat kerja
pembuatan nata de soya
dalam
untuk
4
3
4
3
4
3
4
3. Scaffolding
Merumuskan
masalah
Siswa merumuskan masalah tentang
pembuatan nata de soya di tulis
dalam LKS
4
4
4
4
4
4
4
Mengumpulkan
data
Siswa mencari dan mengumpulkan
literatur tentang manfaat dan
kerugian nata de soya serta
pemanfaatan bakteri dibidang lain
4
4
4
4
4
4
4
201
Mengamati
4. Artikulasi
Mengasosiasi
5. Refleksi
Mengkomunikasi
6. Eksplorasi
Membuat
Kesimpulan
Siswa mengamati pembuatan nata de
soya dan mencatat hasilnya dalam
LKS sebelum di inkubasi. Setelah di
Inkubasi 12 jam siswa memberikan
laporan kepada guru dengan mengisi
LKS
Siswa menjawab pertanyaan guru
dengan pertanyaan yang berbeda
pada setiap kelompok didepan kelas
4
3
3
4
4
4
3
4
3
4
3
3
3
4
Siswa mengkomunikasikan
percobaan yang didapat
hasil
4
3
4
3
3
3
3
Setiap siswa membuat laporan
sementara hasil pengamatan nata de
soya. Setelah di Inkubasi 12 jam
siswa memberikan laporan kepada
guru dengan mengisi LKS
Siswa membuat kesimpulan materi
yang telah dipelajari dan menulis
kesimpulan di dalam LKS
Siswa mengumpulkan LKS
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
40
34
39
36
37
35
38
Jumlah
202
Observer I
Jakarta, November 2015
Observer II
Rasyidah A.Md.Keb
Salsabila, S.Pd
203
Lampiran 9 C
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Pertemuan
:1
Kelas
: Kontrol
Tuliskan nilai pada kolom masing-masing kelompok dengan melihat deskripsi. Berikut penilaian:
1 = Kurang Baik (Jika tidak ada orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, dan tidak terlaksana sama sekali)
2 = Cukup Baik (Jika hanya dua orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, namun hanya ada beberapa yang terlaksana)
3 = Baik (Jika hanya empat orang dari anggota kelompok melakukan semua Aktifitas namun tidak sistematis)
4 = Sangat Baik (Jika semua orang dari anggota kelompok melakukan semua aktifitas dengan sistematis)
Tahapan
Pembelajaran
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi
Kel
1
2
3
4
5
6
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
3
Skor
1. Modeling
Mendemonstrasi
2. Pelatihan
Melatih
Siswa melihat demonstrasi guru cara
mengamati sel bakteri dan siswa
mendengarkan
penjelasan
guru
mengenai fungsi dan cara kerja
penggunaan mikroskop
Siswa melatih dirinya dalam
menggunakan alat kerja untuk
pengamatan sel bakteri
204
3. Scaffolding
Merumuskan
masalah
Siswa menulis jawaban pertayaan
tentang
gambar
perbedaan
archaebacteria dan eubacteria dan
merumuskan
masalah
tentang
pengamatan sel bakteri
4
2
3
2
2
2
2
Mengumpulkan
data
Siswa mencari dan mengumpulkan
literature tentang arcahebacteri dan
eubacteria : struktur sel bakteri,
bentuk-bentuk bakteri, Bakteri gram
positif dan gram negative, Cara hidup
bakteri,
Reproduksi
bakteri,
Klasifikasi bakteri
4
3
3
2
3
2
3
Mengamati
Siswa menyiapkan alat dan bahan
untuk melakukan pengamatan sel
bakteri. Siswa mengamati sel bakteri
pada media agar-agar yang berbeda
dan mengisi LKS
4
3
3
2
2
3
3
4. Artikulasi
Mengasosiasi
4
3
3
2
3
3
3
5. Refleksi
Mengkomunikasi
Siswa menjawab pertanyaan guru
dengan pertanyaan yang berbeda pada
setiap kelompok didepan kelas
Siswa
mengkomunikasikan
hasil
percobaan yang didapat
Setiap siswa membuat laporan hasil
pengamatan bakteri dengan mengisi
LKS
4
3
4
2
3
4
3
4
4
4
3
2
3
2
205
6. Eksplorasi
Membuat
Kesimpulan
Siswa membuat kesimpulan materi
yang telah dipelajari dan menulis
kesimpulan di dalam LKS
Siswa mengumpulkan LKS
Jumlah
4
3
4
2
3
3
2
4
4
4
4
4
4
4
40
32
36
26
30
32
29
Observer I
Jakarta, November 2015
Observer II
Rasyidah A.Md.Keb
Salsabila, S.Pd
206
Lampiran 9 C
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Pertemuan
:2
Kelas
: Kontrol
Tuliskan nilai pada kolom masing-masing kelompok dengan melihat deskripsi. Berikut penilaian:
1 = Kurang Baik (Jika tidak ada orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, dan tidak terlaksana sama sekali)
2 = Cukup Baik (Jika hanya dua orang dari anggota kelompok melakukan aktifitas, namun hanya ada beberapa yang terlaksana)
3 = Baik (Jika hanya empat orang dari anggota kelompok melakukan semua Aktifitas namun tidak sistematis)
4 = Sangat Baik (Jika semua orang dari anggota kelompok melakukan semua aktifitas dengan sistematis)
Tahapan
Pembelajaran
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi
Kel
1
2
3
4
5
6
4
4
4
4
4
4
Skor
1. Modeling
Mendemonstrasi
Siswa melihat demonstrasi cara
pembuatan nata de soya dan siswa
mendengarkan
penjelasan
guru
mengenai fungsi dan cara kerja
pembuatan nata de soya
207
4
2. Pelatihan
Melatih
Siswa melatih dirinya dalam
menggunakan alat kerja untuk
pembuatan nata de soya
Siswa merumuskan masalah tentang
pembuatan nata de soya di tulis
dalam LKS
4
3
3
2
3
2
3
3. Scaffolding
Merumuskan
masalah
4
2
2
2
2
3
2
Mengumpulkan
data
Siswa mencari dan mengumpulkan
literatur tentang manfaat dan
kerugian nata de soya serta
pemanfaatan bakteri dibidang lain
4
3
3
3
2
3
3
Mengamati
Siswa mengamati pembuatan nata de
soya dan mencatat hasilnya dalam
LKS sebelum di inkubasi. Setelah di
Inkubasi 12 jam siswa memberikan
laporan kepada guru dengan mengisi
LKS
Siswa menjawab pertanyaan guru
dengan pertanyaan yang berbeda
pada setiap kelompok didepan kelas
4
3
3
3
2
2
3
4
4
3
4
4
2
3
Siswa mengkomunikasikan
percobaan yang didapat
4
3
3
3
3
3
3
4. Artikulasi
Mengasosiasi
5. Refleksi
Mengkomunikasi
208
hasil
6. Eksplorasi
Membuat
Kesimpulan
Setiap siswa membuat laporan
sementara hasil pengamatan nata de
soya. Setelah di Inkubasi 12 jam
siswa memberikan laporan kepada
guru dengan mengisi LKS
Siswa membuat kesimpulan materi
yang telah dipelajari dan menulis
kesimpulan di dalam LKS
Siswa mengumpulkan LKS
Jumlah
4
4
3
4
3
3
3
4
3
2
3
3
2
2
4
4
4
4
4
4
4
40
33
30
32
30
28
30
Observer I
Jakarta, November 2015
Observer II
Rasyidah A.Md.Keb
Salsabila, S.Pd
209
Lampiran 8C
Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi AKtifitas Siswa Kelas Eksperimen
Tahapan
Pembelajaran
Modeling
Langkah
Pembelajaran
Mendemonstrasi
Pertemuan
I
100
Pertemuan
II
100
Jumlah
Rata-rata
Persentase
Interpretasi
200
100
100%
Sangat Baik
Pelatihan
Melatih
100
87.5
187.5
93.7
93.7%
Sangat Baik
Scaffolding
Merumuskan masalah
95.8
100
195.8
Mengumpulkan data
100
100
200
97.2
97.2%
Sangat Baik
Mengamati
100
87.5
187.5
Artikulasi
Mengasosiasi
91.6
83.3
174.9
87.4
87.4%
Sangat Baik
Refleksi
Mengkomunikasi
87.4
81.2
168.6
84.3
84.3%
Sangat Baik
Eksplorasi
Membuat kesimpulan
95.8
93.7
189.5
94.7
94.7%
Sangat Baik
Rata-rata %
92.8%
210
Sangat Baik
Lampiran 10C
Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi AKtifitas Siswa Kelas Kontrol
Tahapan
Pembelajaran
Modeling
Langkah
Pembelajaran
Mendemonstrasi
Pertemuan
I
100
Pertemuan
II
100
Jumlah
Rata-rata
Persentase
Interpretasi
200
100
100%
Sangat Baik
Pelatihan
Melatih
87.5
66.6
154.1
77
77%
Baik
Scaffolding
Merumuskan masalah
54.1
54.1
108.2
Mengumpulkan data
66.6
70.8
137.4
63.1
63.1%
Cukup
Mengamati
66.6
66.6
133.2
Artikulasi
Mengasosiasi
70.8
83.3
154.1
77
77%
Baik
Refleksi
Mengkomunikasi
77
79.1
156.1
78
78%
Baik
Eksplorasi
Membuat kesimpulan
85.4
81.2
166.6
83.3
83.3%
Sangat Baik
Rata-rata %
79.7%
211
Baik
Lampiran 9 C
Hasil Perhitungan Respon Angket Siswa
Nama
AD
AN
AP
AS
BS
DN
DV
GD
GR
HN
HF
IR
IS
JS
JM
KR
MW
1
4
4
3
4
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
4
4
Indikator 1
2
3
4
3
4
3
5
4
4
3
4
3
5
3
3
4
3
3
4
3
3
5
3
3
5
3
3
4
3
3
5
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
5
4
4
5
3
4
3
3
3
5
4
4
3
3
4
4
3
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
6
5
4
5
5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
5
5
4
4
Indikator 2
7
8
9
4
3
4
3
4
4
4
3
4
3
5
5
4
4
5
3
3
4
4
5
5
4
3
4
3
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
3
4
3
4
4
5
5
5
4
4
4
207
10
4
3
4
5
5
5
5
4
4
5
4
4
5
4
4
5
4
11
4
4
4
5
4
4
5
4
4
5
3
3
4
3
4
5
4
Indikator 3
12
13
14
4
3
5
4
4
5
5
3
5
5
4
5
5
4
5
4
3
4
5
5
5
5
3
4
4
3
4
5
5
5
5
4
5
4
4
5
5
4
4
4
3
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
15
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
3
5
4
5
4
16
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
5
4
Indikator 4
17 18 19
4
4
3
4
5
4
5
5
4
4
5
5
5
4
4
5
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
3
4
5
4
4
4
4
3
5
5
4
4
5
20
4
3
5
5
4
3
5
5
5
5
4
3
4
4
5
5
4
MF
3
5
3
3
3
5
3
3
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
3
RK
RS
4
3
3
4
3
4
3
3
4
3
4
5
4
4
3
4
5
4
4
4
4
5
5
4
4
3
5
4
4
4
4
5
4
4
3
4
4
3
3
5
NB
NF
NJ
NN
RA
RF
SF
SK
SN
SH
SH
TS
ZA
ZI
4
4
3
3
3
3
5
3
3
4
3
3
4
3
5
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
5
4
4
3
4
3
3
3
4
4
3
3
4
3
5
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
3
5
3
3
4
3
4
5
5
3
4
3
3
3
3
5
5
5
5
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
3
5
3
3
4
5
4
4
4
4
3
5
3
5
4
4
3
4
4
5
3
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
3
5
4
4
4
5
5
3
4
4
4
5
4
5
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
5
4
5
3
4
3
4
4
5
4
4
4
3
4
5
4
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
4
5
5
4
5
5
4
5
3
5
5
4
4
5
4
5
5
5
4
5
5
5
3
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
5
3
5
3
4
4
5
4
3
4
3
4
5
4
118
129
116
115
122
157
131
134
154
146
137
157
132
161
154
157
6.2
6.8
6.1
6.3
6.1
6.4
8.3
6.9
7.1
7.6
8.1
7.7
7.2
8.3
6.9
7.8
8.5
8.1
8.3
4
3
4
5
3
4
5
4
3
3
4
4
5
4
13
8
7.
3
Jumlah
Rata-rata
208
5
4
4
5
4
3
5
3
5
4
4
4
5
5
14
144
8
7.
7.6
8
7.7
140
7.4
Download