10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori-Teori Umum
Dalam teori dasar umum penulis menjadi teori dasar umum
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common).
Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu
communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Para ahli
mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka masingmasing, karena ilmu komunikasi dikembangkan dari ilmuwan yang
berasal dari berbagai disiplin ilmu. Pengertian komunikasi dari
beberapa ahli yang diterjemahkan oleh (Wiryanto, 2008:6), antara
lain;
Trenholm dan Jensen (1996):
“Komunikasi adalah suatu proses dimana sumber
mentransmisikan pesan kepada penerima melalui berbagai
saluran”.
Hoveland (1948):
“Komunikasi adalah proses di mana individu mentransmisikan
stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain”.
Gode (1969):
“Komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan
bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau
beberapa orang”.
Rogers dan Kincaid (1981):
“Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih
membentuk atau melakuakan pertukaran informasi antara satu
10
11
sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang
mendalam”.
Komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang,
jumlahnya sebanyak orang yang mendefinisikannya. Jika dianalisis
dari banyak pengertian tersebut, pada prinsipnya dapat disimpulkan
bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih,
yang mengirim dan menerima pesan yang terdistrosi oleh gangguan
(noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh
tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Sumber
dan penerima pesan bisa disebut sebagai komunikator (sumber) dan
komunikan (penerima) adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan
untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam
komunikasi
adalah
sumber
(pembicara)
sekaligus
penerima
(pendengar yang berinisiatif untuk berkomunikasi)
2.1.1.1
Model komunikasi dua arah
Dalam setiap komunikasi akan menjadi efektif apabilla memiliki
arus komunikasi dua arah atau juga yang biasa disebut dengan
komunikasi interaksional, dimana apabila seorang komunitor dan
komunikan dapat berubah posisinya, komunikator dapat bertukar
menjadi komunikan dan begitu juga sebaliknya, dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses, upaya yang disengaja
dan mempunyai tujuan, menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari
para pelaku yang terlibat, hal yang simbolis, bersifat transaksional, hal
yang menembus faktor ruang dan waktu.
12
Berikut gambar komunikasi dua arah menurut (Berelson, 1968
dalam Hubeis 2012:5)
Gambar 2.1.1.1
Model Komunikasi dua arah
Bernard Berelson (1968)
Sumber : Hubeis, 2012:5
Komunikasi digambarkan selalu melingkar yang menafsirkan
bahwa komunikasi dalam model ini akan terus berlangsung. Model
komunikasi dua arah dapat juga menjadi model universal komunikasi
yang mengandung unsur-unsur dalam setiap tindakan komunikasi,
adanya unsur-unsur noise dalam komunikasi serta media yang
digunakan.
Komunikasi dua arah yang terus menerus adalah untuk
mencegah keterasingan dan untuk membangun hubungan, serta selalu
melakukan evaluasi dan riset terhadap lingkungan untuk menentukan
langkah atau penyesuaian yang dibutuhkan bagi sosial yang harmonis.
13
2.1.1.2
Model Komunikasi dalam Public Relations
Dalam public relations terdapat banyak bentuk dan model
komunikasi yang di pratikan pada kegiatan-kegiatan public relations,
dalam public relations terdapat berbagai macam khlayak yang akan
dihadapi oleh Praktisi PR, khalayak PR itu dari eksternal perusahaan
& Internal perusahaan dan jumlah audiens sedikit sampai banyak,
(Everett M. Rogers, 1986 dalam Wiryanto, 2008:22) membedakan
karakteristik komunikasi sebagai berikut: komunikasi antarpribadi,
komunikasi interaktif dan komunikasi media massa yang berdasarkan
pada faktor-faktor arus informasi, segmentasi khalayak, derajat
interaktif, dan kontrol terhadap arus informasi. Karakteristik
komunikasi tersebut dapat dijelaskan berikut ini.
14
Tabel 2.1.1.2.
Karakteristik Komunikasi
Sifat Saluran
Komunikasi
Komunikasi
Komunikasi
Komunikasi
antarpribadi
Interaktif
Media
Massa
Arus
Informasi
One to few
Many to many
One to many
Individu
Peserta
Komunikasi
Interaktif
Organisasi
Media
Sumber
Khalayak
Segmentasi
Khalayak
Rendah
Tinggi
Tinggi
(massifikasi)
(demassifikasi) (demassifikasi)
Tingkat
Interaktif
Tinggi
Tinggi
Rendah
Arus Balik
Cepat
Bisa cepat,
bisa tunda
Cepat/
Tunda
Asynchronicity
Rendah
Tinggi untuk
Media baru
Rendah/
Tinggi
Emosi Sosial
vs. Task –
Related
Content
Tinggi
Emosionalsosial
Rendah
Rendah
Non-Verbal
Sulit
Bisa untuk
media baru
Media
Visual bisa,
Media
Audio tidak.
Kontrol Arus
Informasi
Oleh peserta
komunikasi
Peserta
Komunikasi
Kontrol
khalayak
kecil
Kebebasan
Pribadi
Rendah
Biasanya
rendah
Tinggi
Sumber : Wiryanto, 2008:22
Dari karakteristik komunikasi yang diatas adalah karakteristik
yang sering dilakukan oleh praktisi PR.
15
Komunikasi interaktif adalah bentuk komunikasi melalui
media massa yang memiliki arus infomasi bertaraf dua arah dan
segmentasi khalayaknya bersifat demassifikasi.
Demassifikasi berarti arus informasi yang diterima oleh
khalayak bersifat pribadi. Sedangkan media massa seperti siaran
televisi atau radio bersifat massifikasi, karena semua orang dapat
menerima pesan media tersebut.
Asynchronous diartikan sebagai proses komunikasi terus
berlangsung, meskipun pihak penerima tidak berada di tempat, seperti
pengiriman e-mail, SMS atau pemakaian answering machine pada
pesawat telepon.
2.1.2 Pengertian Public Relations
Public relations merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan
menggunakan konsep-konsep komunikasi (Kasali 2005).
Public relations adalah bagian dari ilmu komunikasi, karena di dalam
public relation banyak penerapan dan praktek-praktek ilmu, teori dan prinsipprinsip komunikasi. Dalam praktiknya Public Relations seperti jembatan
yang menjembatani antara perusahaan dengan publik, public relations-lah
yang membentuk dan menjaga baik reputasi dan citra dari sebuah perusahaan,
public relations adalah hal pokok dalam dunia modern yang rumit ini, guna
memuluskan proses komunikasi dan pemahaman. public relations mencakup
riset dan analisis, penyusunan kebijakan, pemograman, komunikasi, dan
umpan balik dari masyarakat yang terkena dampaknya.
16
Banyak pakar yang telah mengemukakan pendapatnya tentang definisi
dan pengertian public relations karena masing-masing mempunyai dasar
pandangan dan pemikiran sendiri, di samping itu dipengaruhi pula oleh factor
temapt dan waktu dikemukan pendapat itu. Berikut pengertian public
relations menurut para ahli yang diterjemahkan oleh (Suhandang, 2012:45),
antara lain;
Cutlip dan Center (1958):
“Public Relations adalah suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran,
serta komunikasi-komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatu
lembaga kepada publiknya, dan pengkomunikasian informasi,
gagasan-gagasan, serta pendapat dari publiknya itu kepada lembaga
tadi, dalam usaha yang jujur untuk menumbuhkan kepentingan
bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian yang harmonis dari
lembaga itu dengan masyarakat”.
Glenn dan Denny Griswold (1948):
“Public Relations merupakan suatu fungsi manajemen yang menilai
sikap public, menyatakan kebijaksanaan dan prosedur (tata laksana)
seseorang atau organisasi atas dasar kepentingan publik, dan
melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan
pengakuan yang baik dari publik”.
Public relations merupakan kegiatan komunikasi timbal balik antara
suatu badan atau perusahaan dengan publiknya, serta menerima tanggapan
dan aspirasi atau selera publiknya. Dengan pengertian demikian maka dalam
perwujudannya sehari-hari public relations tampil sebagai organisasi
manajemen yang menjadi wadah (sarana) untuk kepentingan operasionalnya,
dan secara dinamis public relations bermakna kepentingan operasionalnya,
dan secara dinamis public relations bermakna kegiatan komunikasi dengan
public dalam rangka menciptakan harmonisasi yang menunjang pencapaian
tujuan perusahaan di mana public relations itu berada.
17
Di dalam buku petunjuk teknis partisipasi pada event pariwisata yang
dikeluarkan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menjelaskan
bahwa pentingnya Public Relations dalam Event kepariwisataan (2005;43)
“Aktivitas kehumasan harus mampu meningkatkan reputasi
produk/jasa yang anda jual dimata masyarakat. Pengaruh dari suatu
kegiatan kehumasan yang baik yang dilakukan sebelum
penyelenggaraan event/pameran yang dapat menarik pengunjung
untuk mendatangi booth / stan anda.
Dalam hal ini kegiatan kehumasan tidak sama dengan iklan. Iklan
membujuk orang untuk membeli atau melakukan suatu tindakan
setelah mereka membaca/melihatnya, sementara kegiatan kehumasan
lebih kepada upaya untuk mencoba memperluas wawasan,
pengetahuan dan pemahaman, kepercayaan dan nama baik dari
produk/jasa yang anda miliki.“
2.1.2.1
Fungsi Public Relations
Fungsi PR dapat digambarkan sebagai pengontrol publik,
mengarahkan apa yang dipikirkan atau dilakukan oleh orang lain
dalam rangka memuaskan kebutuhan organisasi, merespon publik,
mereaksi pengembangan, masalah, mencapai hubungan yang saling
menguntungkan antara publiknya melalui hubungan harmonis
(Hubeis, 2012:148)
Terdapat empat fungsi penting public relations menurut
Harold Burson, PR Reporter (Tips & Taktik), dalam (Wilcox,
2006:24), yakni :
“Sensor terhadap Perubahan Sosial: Profesional public
relations menangkap suara di tengah-tengah masyarakat yang
memberikan petunjuk terhadap kebaikan atau keburukan bagi
organisasi, serta membantu manajemen berjaga-jaga terhadap
serangan gencar dan dampak dari isu tersebut.
Nurani Perusahaan: Henry David Thoreau menulis: “Cukup
beralasan bahwa sebuah badan hukum tidak memilki hati
nurani”. Kata-kata itu bertuah dan merupakan kata-kata yang
senantiasa diingat oleh professional public relations. Ciri ini
menjadi dasar penyusunan uraian tugas pejabat public
relations.
18
Komunikator. Banyak beranggapan bahwa komunikasi adalah peran
utama public relations. Kemungkinan besar, mereka berpandangan
demikian karena mereka membuang banyak waktu untuk menguasai
kecakapan komunikasi dan sedikit sekali waktu untuk mengasah
kemampuan sosial mereka. Komunikasi bukanlah peran utama,
komunikasi adalah salah satu dari keempat peran penting public
relations.
Monitor Perusahaan: Fungsi ini membuat kebijakan dan program
perusahaan cocok dengan harapan masyarakat. Semangat kalangan
penguasa harus melingkupi pekerjaan praktisi public relations. Dan
ini mungkin yang menjadi alasan paling kuat bagi pejabat public
relations senior untuk melapor ke manajemen tingkat pusat”.
Di dalam buku petunjuk teknis partisipasi pada event
pariwisata yang dikeluarkan oleh Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata menjelaskan Fungsi Public Relations dalam Event
kepariwisataan
disebutkan
bahwa
membangun
kesadaran,
meningkatkan citra instansi/daerah anda, mendidik konsumen dan
merubah opini masyarakat. (2005;44)
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa pentingnya peranan
praktisi public relations dalam event kepariwisataan.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Strategi Public Relations
Sebelum membuat rencana perlu juga menyusun strategi, berikut
beberapa definisi dari para ahli yang diterjemahakan dalam (Oliver, 2007:2),
yakni :
J.L Thompson (1995) :
“Strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir: hasil akhir
menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. Ada strategi yang luas
untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif untuk masingmasing aktivitas. Sementara itu, strategi fungsional mendorong secara
langsung strategi kompetitif ”
19
Bennett (1996) :
“Arah yang dipilih organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya”
Baik dan efektifnya dan strategi begitu penting dalam PR tidak terjadi
begitu saja. Inti dari setiap kampanye PR adalah penelitian, perencanaan, dan
strategi.
Strategi public relations adalah cara seorang PR sukses menjalankan
kegiatan-kegiatan PR, dimana kegiatan-kegiatan PR pun banyak macamnya,
beberapa diantaranya adalah publisitas dan menjaga hubungan baik dengan
para Stakeholders, dengan melakukan strategi-strategi di atas akan
berpengaruh terhadap kesuksesan kegiatan, menurut (Oliver, 2007:2), yakni :
“Keputusan public relations melibatkan situasi yang kompleks pada
tingkat korporasi, unit bisnis, atau tingkat stakeholders lainnya yang
mungkin mempengaruhi atau dipengaruhi oleh banyak pihak dalam
organisasi”
Berikut pengertian strategi public relations menurut Keith Butterick,
Pengantar public relations (2012:149):
“Strategi PR adalah pendekatan menyeluruh bagi sebuah kampanye
atau program dan penjelasan rasional di belakang program taktis dan
akan didikte dan ditentukan oleh persoalan yang muncul dari analisis
dan penelitian.”
Program PR yang ideal seharusnya berdasarkan pada struktur RACE
yang berakronim R untuk Research atau Riset, A untuk Action atau Aksi, C
untuk Communication atau Komunikasi dan E untuk Evaluation atau
Evaluasi (Butterick, 2012:149), jika diimplementasikan kedalam kegiatan
publisitas dan menjaga hubungan baik itu mengartikan bahwa seorang
praktisi PR memahami dan mengerti bagaimana menyusun kegiatan atau
kampanye PR yang sukses.
20
Strategi Public Relations mencakup kedalam tiga bidang (Oliver,
2007:3), yakni :
“Strategi komunikasi bisnis, yang meliputi permasalahan pemerintah
atau public dan reputasi korporasi.
Strategi internal atau sumber daya manusia, yang meliputi karyawan,
manajer, direktur, dan pemegang saham.
Strategi komunikasi pemasaran yang terintegrasi”.
Strategi Public Relations dilakukan berdasarkan kegiatan dan aktivitas
PR yang dilakukan, berikut kegiatan atau aktivitas PR (Hubeis, 2012: 152),
yakni:
“Komunikasi: Pertukaran ide, pendapat atau pesan melalui visual,
lisan atau tulisan.
Publisitas: dieseminasi pesan yang terencana melalui media tertentu,
tanpa
bayaran,
untuk
meningkatkan
minat
terhadap
perusahaan/organisasi.
Promosi: aktivitas mengkreasi atau menstimulasi perhatian terhadap
produk, orang, organisasi, atau kasus.
Press agentry: melalui soft news stories.
Intergrated Marketing: fungsi PR pendukung pemasaran dan tujuan
beriklan sebuah organisasi.
Manajemen Issue: identifikasi, memonitor aksi public, atau reaksi
publik terhadap organisasi.
Manajemen krisis: menghadapi krisis, bencana, atau kegiatan negatif
yang tidak terencana dan memaksimalkan ekses positif yang dapat
diraih.
Public Information Officer: sebagai penghubung antara lembaga
pemerintah dan media.
Public Affairs/Lobbyist: bekerja mewakili perusahaan untuk
menghadapi politisi, perangkat pemerintah yang berperan menentukan
kebijakan, dan undang-undang untuk mempertahankan status quo atau
mengubahnya.
Financial Relations: menghadapi dan mengkomunikasikan informasi
kepada pemegang saham atau masyarakat pemodal.
Community Relations: memantapkan dan meningkatkan hubungan
antara organisasi dan masyarakat.
Internal Relations: memantapkan dan meningkatkan hubungan
dengan orang-orang yag berada dan memiliki hubungan di dalam
organisasi.
Industry Relations: memantapkan dan meningkatkan hubungan
dengan grup minoritas dan individual.
Media Relations: memantapkan dan meningkatkan dengan media.
21
Publicity Diplomacy: memantapkan dan meningkatkan hubungan
untuk membuka jalur perdagangan, pariwisata dan kerjasama antar
Negara.
Event Management: menyiapkan, merencanakan, melakukan kegiatan
yang bermanfaat dalam suatu waktu.
Sponsorship: menawarkan atau menerima bantuan dana dengan
imbalan public exposure.
Cause/Relationship Marketing: memantapkan dan meningkatkan
hubungan dengan konsumen.
Fund Raising: memantapkan dan meningkatkan hubungan atas nama
sektor nonprofit untuk mendorong terkumpulnya dana serta bantuan”.
Penulis akan memfokuskan pada kegiatan atau aktivitas PR pada
bagian Publisitas dan menjaga hubungan baik dengan stakeholders atau
Public Affairs, Public Diplomacy, Community Relations, Internal Relations
dan kegiatan Relations lainnya.
Kegiatan publisitas yang sukses membutuhkan riset mengenai apa
saja Tools atau alat yang tepat mensukseskan kegiatan atau kampanye PR,
jika sudah melakukan riset lalu melakukan aksi rencana-rencana yang telah
disusun dilakukan, agar kegiatan atau kampanye PR dapat sukses dibutuhkan
komunikasi kepada publik mengenai informasi dan daya tarik kegiatan atau
kampanye PR tersebut lalu yang terakhir melakukan evaluasi terhadap
kegiatan publisitas yang sudah dilakukan agar kedepannya apabila ada
kegiatan atau kampanye PR yang serupa dapat menjadi lebih baik lagi.
Menjaga hubungan baik dengan stakeholders adalah kegiatan
memantapkan dan meningkatkan hubungan antara organisasi dengan
stakeholders.
Kegiatan menjaga hubungan baik dengan stakeholders membutuhkan
riset seperti siapa saja publik yang terlibat kedalam kegiatan ini sehingga
kedepannya menjadikan para stakeholders yang telah dipilih sebagai prioritas
utama dalam menjalin hubungan baik, lalu setelah melakukan riset lakukan
22
aksi untuk aksi dalam menjaga hubungan baik dengan stakeholders sebaiknya
dilakukan berkelangsungan karena hubungan yang baik dapat berimbas
terhadap reputasi dan citra perusahaan, organisasi atau perorangan setelah
melakukan aksi lakukan komunikasi yang baik walaupun setelah melakukan
kegiatan atau kampanye PR karena kedepannya demi kelancaran kegiatan
atau kampanye PR perusahaan, organisasi atau perorangan, lalu evaluasi
kegiatan-kegiatan menjaga hubungan baik dengan stakeholders cenderung
menaikan reputasi atau sebaliknya menurunkan reputasi kegiatan atau
kampanye public relations yang dilakukan.
2.2.2 Tools untuk menjalankan strategi public relations
Penulis
telah
memfokuskan
untuk
membahas
strategi
publisitas dan menjaga hubungan baik dengan stakeholders. Sebelum
menentukan tools atau alat yang tepat dalam kegiatan publikasi dan
kegiatan menjaga hubungan baik, harus dilakukan analisis terlebih
dahulu.
Ketika mengidentifikasi strategi yang akan diikuti perusahaan,
kita perlu memahami dan sadar akan lingkungan di mana mereka
beroperasi dan inilah mengapa penelitian yang dilakukan sebelum
kampanye dimulai, begitu penting (Butterick, 2012:149)
Ada dua tipe analisis yang sering dilakukan tidak hanya pada
bidang ilmu komunikasi tetapi juga pada bidang ilmu lain yakni
Analisis SWOT dan Analisis PEST (Butterick, 2012:149).
23
Analisis SWOT merupakan akronim dari Strength, Weakness,
Opportunities, Threaths, Analisis mengenai kekuatan, kelemahan,
kesempatan dan ancaman yang teridentifikasi.
Analisis PEST merupakan akronim Politik, Ekonomi, Sosial
dan Teknologi, Analisis ini mengenai analisa lingkungan luar kegiatan
atau kampanye PR yang mempengaruhi kelancaran dan kesuksesan
kegiatan atau kampanye PR.
Dari kedua analisis ini akan membantu seorang praktisi PR
untuk menentukan tools apa yang tepat dengan kegiatan, aktivitas atau
strategi PR yang telah direncanakan.
2.2.2.1 Publikasi
Terdapat Bauran Public Relations menurut Thomas L. Harris
dalam buku Marketer’s Guide to Public Relations, yang dijelaskan
dalam buku (Ruslan, 2005:13) sebagai berikut:
“Publication (Publikasi dan publisitas). Setiap fungsi dan
tugas public relations adalah menyelenggarakan publikasi atau
menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang
aktivitas atau kegiatan perusahaan atau menghasilkan
publisitas untuk memperoleh tanggapan positif secara lebih
luas dari masyarakat.
Event (Penyusunan program acara). Merancang acara tertentu
atau lebih dikenal dengan peristiwa khusus (special events)
yang dipilih dalam jangka waktu, tempat, dan objek tertentu
yang khusus sifatnya untuk mempengaruhi opini public. Event
itu terbagi menjadi tiga, yakni: callender event, special event,
moment event”.
Dalam kegiatan Publisitas terdiri dari tujuh unsur yang harus
dilengkapi yakni terdiri dari, (Suhandang, 2012:27)
1. Sumber, yaitu segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.
Baik itu berupa data, fakta, maupun peristiwa yang terjadi.
24
2. Komunikator, yaitu orang atau orang-orang yang
menyampaikan pernyataan atau pendapat, gagasan, dan
buah pikirnya.
3. Pesan atau pernyataan, yaitu pendapat atau pesan
komunikator terhadap sumber yang dilihat, didengar, atau
dialaminya. Dengan kata lain, pesan dimaksud merupakan
hasil produksi atau pengolahan terhadap sumber yang
dilakukan oleh otak komunikator.
4. Media, yaitu saran yang dipergunakan untuk menyalurkan
atau menyampaikan pesan tadi.
5. Tujuan, yaitu sasaran yang hendak dicapai oleh oleh
komunikator. Tujuan merupakan cita-cita atau keinginan
komunikator dalam hal menyampaikan pesan atau
pendapatnya itu.
6. Komunikan, yaitu orang, banyak orang, atau lembaga yang
menerima pernyataan atau pesan yang disampaikan
komunikator tadi.
7. Efek atau akibat yang timbul pada diri komunikan atas
tujuan komunikasi yang dilancarkan komunikator itu. ”
Alat yang dibutuhkan melakukan publisitas antara lain adalah
event atau acara khusus, menggunakan media seperti media cetak dan
elektronik.
2.2.2.2 Menjaga hubungan baik
Untuk membantu terselenggaranya kegiatan MICE secara
professional, perlu adanya dukungan dari asosiasi yang secara jelas
dan memberikan petunjuk serta bantuan kepada pemerintah.
Alat yang dibutuhkan untuk menjaga hubungan baik dengan
pemerintah, UKM lokal, Hotel dan Biro perjalanan wisata seperti
melakukan acara Gathering, Penawaran dan memberikan kontribusi
dalam memberikan keuntungan yang sehat kepada Stakeholders.
Untuk terus meningkatkan hubungan baik, perlu melakukan
tindakan seperti pelatihan dan edukasi, semua staf dan stakeholders
25
yang terlibat memerlukan inspeksi dan pengawasan sehingga
meningkatkan mutu pelayanan.
Semua staf dan sukarelawan memerlukan pelatihan untuk
dapat berkontribusi secara efektif pada event. Pelatihan dapat
dilakukan secara formal dan informal.
Pelatihan yang diberikan dimulai dengan mengidentifikasi
adanya kesenjangan antara kebutuhan dan harapan, menurut (Noor,
2007;74) mengatakan kesenjangan ini di dapat dari :
“Penilaian terhadap staf dan sukarelawan (keterampilan dasar
apa yang dibutuhkan oleh staf dan sukarelawan).
Analisa job requirement (keterampilan apa yang dibutuhkan
dalam job description).
Survey pada staf dan sukarelawan (keterampilan dasar apa
yang perlu dibutuhkan). Setiap pelatihan yang akan
diselenggarakan harus efektif dan terstruktur.“
2.2.3 Pariwisata
Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan
wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di
luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan
kegiatan yang menghasilkan upah (Goeldner, 2008:5). Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk
mendapat kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat
juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga untuk
kesehatan, konvensi, keagamaan dan keperluan usaha yang lainnya.
Pariwisata tidak bisa lepas dari elemen-elemennya. Ada empat
perspektif pariwisata yang bisa di identifikasi, (Goeldner, 2008:5) :
26
“Pertama, Wisatawan, wisatawan itu mencari pengalaman fisik dan
spiritual serta kepuasan.
Kedua, Bisnis yang menyediakan pelayanan dan kenyamanan
wisatawan, orang-orang bisnis yang melihat pariwisata sebagai
kesempatan mencari keuntungan dengan cara memasok kebutuhan
dan pelayanan yang dibutuhkan wisatawan.
Ketiga, Pemerintah yang menjadi tempat wisata, politisi melihat
pariwisata sebagai faktor kekayaan dalam perekonomian yurisdiksi
mereka. perspektif mereka terkait dengan pendapatan warga mereka
bisa peroleh dari bisnis ini. politisi juga mempertimbangkan
penerimaan devisa dari pariwisata internasional serta penerimaan
pajak yang dikumpulkan dari pengeluaran wisatawan, baik secara
langsung maupun tidak langsung. pemerintah dapat memainkan peran
penting dalam kebijakan pariwisata, pengembangan, promosi, dan
implementasi.
Keempat, Masyarakat lokal biasanya melihat pariwisata sebagai
faktor budaya dan ketenagakerjaan. yang penting bagi kelompok ini,
misalnya, adalah efek dari interaksi antara sejumlah besar pengunjung
internasional dan warga. efek ini dapat bermanfaat atau berbahaya,
atau keduanya”.
Berikut praktik Public Relations wisata dapat dibagi menjadi tiga
langkah (Wilcox, 2006:252), yakni :
1. Mengstimulasi keinginan masyarakat untuk mengunjungi suatu
tempat.
2. Mengatur perjalanan wisatawan untuk menjangkau tempat
tersebut.
3. Memastikan bahwa para wisatawan merasa nyaman dan terhibur
di tempat tersebut”.
2.2.4 Pengertian MICE
MICE
adalah
sebuah
kepanjangan
dari
Meeting,
Incentive,
Conference, Exhibition. MICE Merupakan sebuah industri pariwisata yang
baru dan telah diterapkan di banyak Negara maju, berikut pengertian MICE,
yakni :
Kesrul (2004) :
“ MICE adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang aktivisnya
merupakan perpaduan antara Leissure dan Business, biasanya
melibatkan sekelompok orang secara bersama-sama ”.
27
Pendit (1999) :
“ Usaha jasa konvensi, perjalanan intensif, dan pameran
merupakan usaha dengan kegiatan member jasa pelayanan
bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan,
usahawan, cendikiawan, dan sebagainya) untuk membahas
masalah-masalah yang berkaitan dengan usaha pariwisata lain,
seperti transportasi, akomodasi, hiburan (entertainment),
perjalanan pra- dan pasca- konferensi (pre- and postconference tours)
Meeting atau Rapat adalah kegiatan perusahaan atau organisasi yang
dilakukan secara berkala untuk memberikan perkembangan lebih baik untuk
perusahaan ataupun organisasi.
Incentive atau Insentif adalah pengupahan yang memberikan imbalan
yang berbeda karena memang prestasi ynag berbeda. Dua orang dengan
jabatan yang sama dapat menerima insentif yang berbeda karena bergantung
dengan prestasi.
Conference atau Konferensi adalah rapat atau pertemuan untuk
berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi
bersama.
Exhibition
atau
pameran
adalah
penyajian
sesuatu
yang
dipertontonkan kepada umum, terutama sekali hasil karya seni, hasil bumi,
kerajinan tangan dan sebagainya.
Dalam jurnal perhotelan dan pariwisata yang berjudul meningkatkan
MICE melalui pendekatan marketing in venus dan horizontal marketing
MICE (Meeting Incentive Tour Convention and Exhibition) (Agustini, 2011,
1 (2), 1-17), dalam aplikasinya membutuhkan sumber daya (resources) yang
berkompeten. MICE manajemen merupakan satu ilmu yang berisikan konsep
teori dan aplikasi dalam mengelola event pariwisata.
28
MICE juga merupakan external public relations yang juga bermanfaat
bagi kepentingan perusahaan atau organisasi. Tujuan utama dari MICE
adalah mengundang public untuk mengenal, melihat dan mengerti akan halhal mengenai kegiatan perusahaan sekaligus menjalankan kunjungan dengan
tujuan yang pasti.
29
2.3
Kerangka Berpikir
Gambar 2.3
Kerangka Berpikir
Komunikasi
Public Relations
Strategi Public
Relations
Tools untuk menjalankan
strategi public relations
(Butterick, 2012:149
Publikasi
(Ruslan, 2005:13)
(Suhandang,
2012:27)
Menjaga
Hubungan Baik
(Noor,
2007:74)
Dari kerangka pemikiran diatas penulis ingin mengetahui apa yang
dilakukan North Sulawesi Tourism Board melakukan strategi public relations
untuk kegiatan publisitas dan menjaga hubungan baik.
Dalam kegiatan publisitas penulis ingin mengetahui tools apa yang
digunakan untuk menyalurkan kegiatan publisitas seperti event, media cetak
atau media elektronik.
Dalam menjaga hubungan baik penulis ingin mengetahui tools yang
digunakan serta upaya dilakukan North Sulawesi Tourism Board untuk
menjaga hubungan baik dengan stakeholders industri MICE (meeting,
30
incentive, conference, exhbition) khususnya Pemerintah, UKM Lokal, Hotel
dan Biro perjalanan wisata.
Download