IDENTIFIKASI LUTUNG JAWA (Trachypithecus auratus) DI JAVAN LANGUR CENTER (JLC) COBAN TALUN, BATU BERDASARKAN SEKUEN Cytochrome-b Rita Rizky Rahmawati, Dwi Listyorini, Abdul Gofur Universitas Negeri Malang Email: [email protected]; [email protected]; [email protected] ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi subspesies Lutung Jawa (T. auratus) berdasarkan sekuen Cyt-b. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan sampel dua ekor Lutung Jawa (T. auratus) dari Javan Langur Center (JLC) yang bernama Andin (♀) dan Bobby (♂). Amplifikasi gen target Cyt-b dari DNA total darah menggunakan primer Forward L15162 5’-CTTCCATGAGGACAAATATC-3’ dan primer Reverse Rmuc1 5’-GTGGAGTATAGGTATGATTGC-3’. Rekonstruksi pohon filogenetik menggunakan software MEGA5 dengan metode maximum likelihood (ML), sedangkan analisis pairwise distance menggunakan model Kimura-2 parameter. Berdasarkan analisis diketahui bahwa Andin dan Bobby berada satu kelompok dengan T. a. auratus, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sampel termasuk dalam T. a. auratus (Lutung Jawa sebaran Jawa bagian Timur). Kata Kunci: Lutung Jawa, Javan Langur Center (JLC), Cytochrome-b Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) merupakan salah satu jenis lutung endemik Indonesia (Wahyono dan Supriatna dalam Fuadi, 2008). Lutung Jawa (T. auratus) hidup secara berkelompok, berkisar antara 6 hingga 30 ekor (Nijman, 2000; Kurniawan, 2012b). Groves (1985) membagi spesies T. auratus menjadi dua subspesies, yaitu T. auratus auratus dan T. auratus mauritius. Subspesies T. auratus auratus dapat ditemukan di Jawa Timur, Pulau Sempu, Bali, dan Lombok, sedangkan subspesies T. auratus mauritius dijumpai terbatas di Jawa Barat dan Banten. Lutung Jawa sebaran Jawa bagian Timur (T. a. auratus) dan sebaran Jawa bagian Barat (T. a. mauritius) memiliki perbedaan dari segi morfologi. Javan Langur Center (JLC) merupakan salah satu lembaga ex-situ yang secara administratif adalah bagian dari Javan Primate Project (Program Konservasi Primata Jawa) – The Aspinall Foundation (TAF) Indonesia Program (Kurniawan, 2012b). Lembaga yang berada di kawasan Coban Talun Batu Jawa Timur ini lebih spesifik dengan programnya untuk merawat dan merehabilitasi Lutung Jawa (T. auratus) yang tersebar di Jawa bagian Timur, yaitu subspesies T. auratus auratus. Data yang tersedia di Javan Langur Center (JLC) hanya data morfometrik masing-masing individu Lutung Jawa (T. auratus) dan data lokasi penangkapan atau penyitaan dari masyarakat. Ketersediaan data berupa karakter tingkah laku dan morfologi belum sepenuhnya mampu menyelesaikan masalah hubungan secara evolusioner dari Lutung Jawa (T. auratus) (Karanth et al., 2008). Metode uji DNA merupakan metode yang paling sering digunakan untuk mengidentifikasi spesimen atau sampel hewan (Tsai et al., 2007). Kemampuan DNA mitokondria dalam memberikan informasi kajian molekuler didukung dengan laju evolusi DNA mitokondria yang sangat cepat, secara garis besar dianggap 5 hingga 10 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan DNA inti pada beberapa spesies mammalia (Liedigk et al., 2009; Vun et al., 2011), hal ini dikarenakan DNA mitokondria memiliki stabilitas paling tinggi dan jumlah kopi yang paling tinggi dibandingkan DNA inti. Sekuen gen dari DNA mitokondria dapat diperoleh pada jaringan, feses, rambut dan sebagainya (Liu et al., 2008). Tsai et al. (2007) menjelaskan bahwa, untuk mengidentifikasi hewan dapat dilakukan melalui sequencing dari gen Cytochrome-b (Cyt-b) DNA mitokondria, sehingga metode genetik ini telah digunakan untuk mengkaji identitas spesies dari ikan air tawar, kerang putih, harimau, dan primata atau untuk mengetahui habitat asli Cetacea. Panjang gen Cyt-b mencapai 1.140bp (Castresana, 2001). Gen Cyt-b dari DNA mitokondria telah ditemukan sebagai indikator yang kuat untuk identifikasi spesies dengan teknik analisis DNA, selain itu juga digunakan untuk kajian evolusi molekuler (Barlett and Davidson dalam Prusak et al., 2005). Gen Cyt-b terbukti lebih akurat dalam menyelesaikan masalah hubungan filogeni mammalia dan dapat membedakan tingkat spesies (Farias et al., 2001). Gen ini memiliki lebih banyak variasi sekuen jika dibandingkan dengan gen lainnya pada DNA mitokondria. METODE Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lutung Jawa (T. auratus) yang berada di pusat rehabilitasi Javan Langur Center (JLC). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel darah yang diambil dari Lutung Jawa (T. auratus) bernama Bobby (♂) dan Andin (♀). Kedua sampel berada dalam tahap dewasa dengan umur masing-masing adalah 11 tahun untuk Andin dan 5 tahun untuk Bobby. Isolasi whole DNA menggunakan protokol Roche Isolation Mini Kit dengan beberapa modifikasi. Pengecekan konsentrasi DNA dilakukan dengan menggunakan NanoDrop Spechtrophotometer (ND-2000). Untuk mengamplifikasi gen target Cyt-b dilakukan PCR dengan menggunakan primer Forward L15162 5’-CTTCCATGAGGACAAATATC-3’ dan primer Reverse Rmuc1 5’-GTGGAGTATAGGTATGATTGC-3’ (Muslih, 2011). Hasil amplifikasi gen Cyt-b kemudian disequencing dengan mesin sekuensing DNA dan dilakukan di Eijkman Institute for Molecular Biology, Jakarta. Optimasi pembacaan kromatogram hasil sequencing menggunakan software Peak Trace, kemudian sekuen yang telah diperoleh dianalisis menggunakan DNA Baser untuk mendapatkan consensus sequence. Membandingkan hasil consensus sequence dengan sekuen Cyt-b referensi dari National Center for Biotechnology Information (NCBI) menggunakan program Basic Local Alignment Search Tool (BLAST) untuk memastikan apakah sekuen yang diperoleh adalah benar gen target. Analisis selanjutnya menggunakan Clustal X . Alignment Andin, Bobby, T. a. auratus, T. a. auratus aaC, dan T. a. auratus aaF (analisis data) berdasarkan nilai tertinggi hasil BLAST kedua sampel dengan spesies referensi. Rekonstruksi pohon filogenetik dilakukan dengan software MEGA 5 menggunakan metode Maximum Likelihood (ML), sedangkan analisis pairwise distance menggunakan model Kimura-2 parameter (standar pairwise distance Cyt-b 2%). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengecekan secara kualitatif hasil amplifikasi gen Cyt-b sampel Lutung Jawa (T. auratus) Andin dan Bobby menggunakan primer forward dan primer reverse diperoleh fragmen DNA dengan panjang ±500 bp. Optimasi pembacaan hasil sequencing dilakukan dengan menggunakan software Peak Trace. Analisis dengan DNA Baser menghasilkan sekuen konsensus sepanjang 488 bp untuk Andin dan 503 bp untuk Bobby dari total sekuen gen Cyt-b sepanjang 1.140 bp (Castresana, 2001). Sekuen konsensus masing-masing sampel diidentifikasi menggunakan software Basic Local Alignment Search Tool (BLAST) untuk memastikan bahwa sekuen yang diperoleh adalah sekuen Cyt-b yang menjadi target. Hasil analisis menunjukkan bahwa posisi sekuen Cyt-b Andin berada pada urutan basa ke 1 hingga 450, sedangkan Bobby berada pada urutan basa ke 1 hingga 500 dari sekuen Cyt-b spesies referensi. Nilai query Andin dan Bobby adalah 100% yang menunjukkan bahwa sekuen yang diperoleh dari kedua sampel adalah benar sekuen Cyt-b. Hasil alignment menggunakan software Clustal X menunjukkan bahwa, sekuen Cyt-b dari kedua sampel memiliki kemiripan yang tinggi dengan referensi dari NCBI, yaitu T. a. auratus, T. a. auratus haplotype aaC, dan T. a. auratus haplotype aaF. Berdasarkan hasil analisis pohon filogenetik diketahui bahwa Andin dan Bobby berada satu kelompok dengan T. a. auratus dan terpisah dari T. a. mauritius, T. germaini, T. cristatus, dan T. johnii (out-group) (Gambar 1). Andin terletak satu clade dengan T. a. auratus haplotype aaF, sedangkan Bobby terletak satu clade dengan T. a. auratus dan T. a. auratus haplotype aaC. Berdasarkan analisis pairwise distance kedua sampel menunjukkan nilai yang sangat rendah, yaitu 0,5% (< 2%) yang mengindikasikan bahwa kedua sampel termasuk dalam 1 spesies (intraspesies) (Gambar 2). Nilai pairwise distance antara Andin, Bobby, dan kelompok T. a. auratus adalah 0% hingga 1,7% (kurang dari 2%), mengindikasikan bahwa kedua sampel memiliki hubungan yang sangat dekat dengan T. a. auratus (Vun et al., 2011). Apabila masing-masing individu memiliki jarak genetik (pairwise distance) berdasarkan variasi sekuen Cyt-b kurang dari 2%, maka mengindikasikan intraspesies. Berdasarkan analisis pohon filogenetik dan nilai pairwise distance, dapat disimpulkan bahwa Andin dan Bobby termasuk dalam subspesies T. a. auratus (Lutung Jawa sebaran Jawa bagian Timur). Hal ini didukung oleh ciri-ciri morfologi kedua sampel. Andin dan Bobby memiliki warna rambut hitam keperakan, raut wajah yang lebar, dan tidak terlalu membentuk sudut yang jelas pada tiap lekukan wajah (Brandon-Jones, 2004). T. cristatus cbM 35 T. cristatus cbO T. cristatus cmS 44 T. cristatus cbK T. cristatus cnQ 19 33 T. cristatus csH 93 T. germaini gA T. germaini gH 23 78 T. germaini gD 95 97 T. germaini gF T. a. auratus aaM T. a. auratus aaQ 92 T. a. auratus aaO T. a. auratus 66 90 T. a. auratus aaC BOBBY ANDIN 72 T. a. auratus aaF T. a. mauritius amB T. johnii 0.1 Gambar 1. Analisis Sekuen Cyt-b pada Andin, Bobby, dan Anggota Trachypithecus Lainnya. Gambar 2. Pairwise Distance pada Trachypithecus Lainnya Andin, Bobby, dan Anggota PENUTUP Kesimpulan Hasil analisis genetik menggunakan fragmen Cyt-b didapatkan bahwa Andin dan Bobby termasuk dalam subspesies T. a. auratus (Lutung Jawa sebaran Jawa bagian Timur). Andin terletak satu clade dengan T. a. auratus haplotype aaF, sedangkan Bobby terletak satu clade dengan T. a. auratus dan T. a. auratus haplotype aaC. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang diajukan dirumuskan sebagai berikut. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk verifikasi Andin dan Bobby menggunakan sekuen gen 16S. Untuk melengkapi data molekuler Lutung Jawa (T. auratus) di Javan Langur Center (JLC), maka perlu dilakukan identifikasi subspesies untuk Symon (♂), Lina (♀), Wira (♂), dan Miko (♀). DAFTAR RUJUKAN Brandon-Jones, Douglas. 2004. A Taxonomic Revision of the Langurs and Leaf Monkeys (Primates: Colobinae) of South Asia. Zoo’s Print Journal, 19 (8): 1552-1594. Castresana, Jose. 2001. Cytochrome-b Phylogeny and the Taxonomy of Great Apes and Mammals. Molecular Biology Evolution, 18 (4): 465-471. Farias, Izeni P., Orti, Guillermo., Sampaio, Iracilda., Schneider, Horacio., & Meyer, Axel. 2001. The Cytochrome b Gene as a Phylogenetic Marker: the Limits of Resolution for Analyzing Relationships Among Cichlid Fishes. Molecular Evolution, 53: 89-103. Fuadi, Zainal. 2008. Perbandingan Aktivitas Harian Lutung Jawa (Trachyphitecus auratus) di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Petungsewu dan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Hyang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Sains dan Teknologi UIN. Groves, C.P & Weitzel, V. 1985. The Nomenclature and Taxonomy of the Colobine Monkeys of Java. International Journal of Primatology, 6 (4): 399-409. Karanth, Praveen K., Singh, Lalji., Collura, Randall V., & Stewart, Caro-Beth. 2008. Molecular Phylogeny and Biogeography of Langurs and Leaf Monkeys of South Asia (Primates: Colobinae). Molecular Phylogenetics and Evolution, 46: 683-694. Kurniawan, Iwan. 2012b. Profil Program Rehabilitasi Lutung Jawa (Trachypithecus auratus). Malang: JLC Press. Liedigk, Rasmus., Thinh, Van Ngoc., Nadler, Tilo., Walter, Lutz., & Roos, Christian. 2009. Evolutionary History and Phylogenetic Position of the Indochinese Grey Langur (Trachypithecus crepusculus). Vietnamese Journal of Primatology, 3: 1-8. Liu, Wenting., Huang, Chengming., Roos, Christian., Zhou, Qihai., Li, Youbang., & Wei, Fuwen. 2008. Identification of the Species, Origin, and Sex of Smuggled Douc Langur (Pygathrix sp.) Remais.Vietnamese Journal of Primatology, (2): 63-69. Muslih, Miftakhul. 2011. Kekerabatan Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) berdasarkan Sekuen Gen Cyt-b di Javan Langur Center (JLC). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM. Nijman, Vincent. 2000. Geographic Distribution of Ebony Leaf Monkey Trachypithecus auratus (E. Geoffroy Saint-Hilaire, 1812) (Mammalia: Primates: Cercopithecidae). Contributions to Zoology, 69 (3). Prusak, Beata., Grzybowski, Tomasz., & Bednarek, Jaroslaw. 2005. Cytochrome b Gene (cytb) in Analysis of Anonymous Biological Traces and its Application in Veterinary Diagnostic and Animal Conservation. Animal Science Papers and Reports, 23 (4): 229-236. Tsai, Li-Chin., Huang, Mei-Tzu., Hsiao, Chung-Ting., Lin, Chun-Yen Apollo., Chen, Szu-Jung., Lee, James Chun-I., & Hsieh, Hsing-Mei. 2007. Species Identification of Animal Specimens by Cytochrome b Gene. Forensic Science Journal, 6 (1): 63-6. Vun, V.F., Mahani, M.C., Lakim, M., Ampeng, A., & Md-Zain, B.M. 2011. Phylogenetic Relationships of Leaf Monkeys (Presbytis; Colobinae) based on Cytochrome-b and 12S rRNA Genes. Genetic and Molecular Research, 10 (1): 368-381.