1 ISOLASI GEN ACYLTRANSFERASE (AT3) DARI Capsicum frutescense cv. Cakra Hijau Habibi, M.1, Sulasmi, E.S.2, & Listyorini, D.2 1 Mahasiswa S1 jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang 2 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang 65145, Indonesia Koresponden : [email protected] [email protected] Abstrak Cabai merupakan salah satu tanaman yang telah banyak dimanfaatkan dan dibudidayakan masyarakat Indonesia. Terdapat tiga spesies cabai yang ditemukan di Indonesia, yaitu Capsicum annuum L., Capsicum frutescens L., dan Capsicum violaceum H.B.K. Capsicum frutescens merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi disebabkan karena rasa pedas dan kandungan karotenoidnya. Capsicum frutescens mempunyai beberapa kultivar, salah satunya adalah Capsicum frutescens cv. Cakra Hijau. Kultivar ini tahan terhadap hama dan penyakit serta mempunyai rasa yang pedas. Rasa pedas pada tanaman cabai dikarenakan adanya senyawa kapsaisin. Selain memberikan rasa pedas, kapsaisin juga berfungsi untuk pertahanan tanaman cabai, antiartritis, analgesik, dan antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi gen Acyltransferase (AT3) sebagai gen pengkode enzim CS (Capsaicin synthase). Gen AT3 diisolasi menggunakan metode PCR dengan primer forward 5’-ATG GCT TTT GCA TTA CCA TCA-3’ dan reverse 5’CCT TCA CAA TTA TTC GCC CA-3’. Data dianalisis dengan menggunakan DNA baser, BLAST, dan ClustalW. Dari penelitian ini diperoleh sekuen parsial sepanjang 404 basa dari gen AT3. Hasil alignment dengan gen AT3 dari Capsicum frutescens cv. Shuanla dan Capsicum frutescens cv. BG2814.6 menunjukkan bahwa gen AT3 yang teramplifikasi adalah pada bagian tengah. Sebanyak 1917 basa dari bagian upstream dan 1435 downstream masih belum teramplifikasi, sehingga diperlukan design primer untuk mendapatkan gen AT3 secara utuh. Kata Kunci : Capsicum frutescens cv. Cakra Hijau, Kapsaisin, gen AT3 Pendahuluan Cabai merupakan salah satu tanaman yang telah banyak dimanfaatkan dan dibudidayakan masyarakat Indonesia. Terdapat tiga spesies cabai yang ditemukan di Indonesia, yaitu Capsicum annuum L., Capsicum frutescens L., dan Capsicum violaceum H.B.K.(Backer et al., 1965) Capsicum annuum L. dan Capsicum frutescens L. merupakan spesies cabai yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia (Djarwaningsih, 2005). Cabai rawit (Capsicum frutescens) merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi disebabkan karena rasa pedas dan kandungan karotenoidnya (Sukrasno et al., 1997). Capsicum frutescens mempunyai beberapa kultivar, seperti Sky line, White chilli, Bara, Cakra putih, dan Cakra hijau. Cakra hijau merupakan kultivar unggul. Kultivar ini tahan terhadap hama dan penyakit, mempunyai rasa yang pedas, dapat dipanen pada umur ±80 hari, dan berpotensi menghasilkan 12.000 kg/ha buah cabai (Rukmana, 1996:18). 1 2 Rasa pedas pada tanaman cabai dikarenakan adanya senyawa kapsaisin. Kapsaisin hanya ditemukan pada genus Capsicum. Kapsaisin juga berfungsi dalam bidang pengobatan dan farmasi sebagai antiartritis dan analgesik (Mori et al., 2006), selain itu Kapsaisin juga berfungsi sebagai pengatur distribusi lemak dalam tubuh (Leung, 2008), antibakteri (Xu et al., 2005), dan anti-kanker (Lee et al., 2000). Biosintesis kapsaisin melibatkan beberapa enzim. Capsaicin Synthase (CS) merupakan enzim tahap akhir yang mempunyai peranan penting dalam biosintesis kapsaisin dengan mengkondensasi vanillylamin dengan acyl moieties dan selanjutnya akan membentuk kapsaisin (Lang et al., 2006). Enzim CS juga berfungsi sebagai regulator pembentukan kapsaisin (Prasad et al., 2006). Stewart et al. (2005) mengusulkan gen AT3 sebagai gen yang mengkode CS. Pernyataan ini didukung oleh Lee et al. (2005) dengan beberapa alasan, yaitu gen AT3 terekspresi di plasenta dan gen ini tersegregasi pada lokus C, sementara itu Kim et al. (2009) melaporkan bahwa gen AT3 terlokalisasi dengan lokus Pun1 dan delesi 2,3 kb dari gen AT3 menyebabkan cabai tidak pedas. Isolasi gen AT3 telah dilakukan pada kultivar Capsicum annuum (Stewart et al., 2007) dan beberapa Capsicum frutescens (Lee et al., 2004). Sejauh ini belum ada laporan mengenai gen AT3 C. frutescens dari Indonesia, data gen ini juga belum terekam di Gene Bank. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi gen AT3 dari Capsicum frutescens cv. Cakra Hijau. Bahan dan Metode Tanaman Capsicum frutescens cv. Cakra Hijau diperoleh dari BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Karangploso, Malang. Isolasi DNA total dari daun dilakukan dengan menggunakan kit isolasi DNA tumbuhan (Nucleospin® II, MachereyNagel, germany). Primer yang digunakan adalah primer forward 5’-ATG GCT TTT GCA TTA CCA TCA-3’ dan reverse 5’ –CCT TCA CAA TTA TTC GCC CA-3’. PCR dilakukan dengan pre-denaturasi pada 94oC selama 5 menit, denaturasi 94oC selama1 menit, annealing 53oC selama 1 menit, polimerisasi 72oC selama 2 menit, dan polimerisasi akhir 72oC selama 10 menit; dalam 30 siklus. Produk PCR dielektroforesis dengan menggunakan gel agarose 1% untuk mengetahui hasilnya. Sekuensing dilakukan di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Jakarta dengan Big Dye Transluminator melalui mesin ABI 3130 Genetic analyzer. Hasil sekuensing dianalisis dengan menggunakan software Bioedit, Peaktrace, DNA Baser, BLAST, dan ClustalX. Hasil dan Pembahasan Isolasi gen AT3 dari Capsicum frutescens cv. Cakra Hijau menggunakan teknik PCR dengan sepasang primer menghasilkan sekuen sepanjang 404 basa. Gen target yang teramplifikasi adalah pada bagian “tengah” gen AT3 merujuk C. frutescens (Kode akses: HM854860.1 dan AY819026.1). Sekuen DNA dari gen AT3 Capsicum frutescens cv. Cakra Hijau yang diperoleh disajikan pada gambar 1. 3 10 20 30 40 50 60 70 5’....|....| ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| TACCATCATC ACTTGTTTCA GTTTGTNACA AATCTTTTAT CAAACCTTCC TCTCTCACCC CCTCTACACT 80 90 100 110 120 130 140 ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| TAGATTTCAC AAGCTATCTT TCATCGATCA ATCTTTAAGT AATATGTATA TCCCTTGTGC ATTTTTTTAC 150 160 170 180 190 200 210 ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| CCTAAAGTAC AACAAAGACT AGAAGACTCC AAAAATTCTG ATGAGCTTTC CCATATAGCC CACTTGCTAC 220 230 240 250 260 270 280 ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| AAACATCTCT ATCACAAACT CTAGTCTCTT ACTATCCTTA TGCTGGAAAG TTGAAGGACA ATGCTACTGT 290 300 310 320 330 340 350 ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| TGACTGTAAC GATATGGGAG CTGAGTTCTT GAGTGTTCGA ATAAAATGTT CCATGTCTGA AATTCTTGAT 360 370 380 390 400 ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| ....|....| ....3’ CATCCTCATG CATCTCTTGC AGAGAGCATA GTTTTGCCCA AGGATTTGCC TTGG Gambar 1. Partial sequence Gen AT3 Capsicum frutescens cv. Cakra Hijau yang berhasil diisolasi Analisis sekuen dengan menggunakan program BLAST dibandingkan dengan gen AT3 dari Capsicum frutescens cv. Shuanla (Gambar 2A) dan Capsicum frutescens cv. BG2814.6 (Gambar 2B) menunjukkan query coverage 24% dan 10% berturut-turut dengan indeks similaritas masing-masing 99%. Berdasarkan hal tersebut maka sekuen yang diperoleh adalah benar gen AT3. A) B) Gambar 2 Hasil BLAST gen target dengan a) gen AT3 C. frutescens cv. Shuanla, b) gen AT3 C. frutescens cv. BG2814.6 4 Sekuen DNA dari gen AT3 Capsicum frutescens cv. Cakra Hijau dianalisis dengan menggunakan program ClustalX untuk membuat alignment asam aminonya dengan asam amino gen AT3 Capsicum frutescens cv. Shuanla dan Capsicum frutescens cv. BG2814.6. Hasil alignment asam amino dari ketiga spesies tersebut menunjukkan bahwa gen AT3 Capsicum frutescens cv. Cakra Hijau berada pada 43 sampai 139 dari sekuen asam amino gen AT3 Capsicum frutescens cv. Shuanla dan Capsicum frutescens cv. BG2814.6. (Gambar 3). C. frutescens cv. Cakra Hijau C. frutescens cv. Shuanla C. frutescens BG2814.6 Clustal Consensus C. frutescens cv. Cakra Hijau C. frutescens cv. Shuanla C. frutescens BG2814.6 Clustal Consensus C. frutescens cv. Cakra Hijau C. frutescens cv. Shuanla C. frutescens BG2814.6 Clustal Consensus C. frutescens cv. Cakra Hijau C. frutescens cv. Shuanla C. frutescens BG2814.6 Clustal Consensus C. frutescens cv. Cakra Hijau C. frutescens cv. Shuanla C. frutescens BG2814.6 Clustal Consensus C. frutescens cv. Cakra Hijau C. frutescens cv. Shuanla C. frutescens BG2814.6 Clustal Consensus C. frutescens cv. Cakra Hijau C. frutescens cv. Shuanla C. frutescens BG2814.6 Clustal Consensus 10 20 30 40 ....|....|....|....|....|....|....|....| ---------------------------------------MAFALPSSLVSVCDKSFIKPSSLTPSKLRFHKLSFIDQSL MAFALPSSLVSICDKSFIKPSSLTPSTLRFHKLSFIDQSL 50 60 70 80 ....|....|....|....|....|....|....|....| --MYIPCAFFYPKVQQRLEDSKNSDELSHIAHLLQTSLSQ SNMYIPCAFFYPKVQQRLEDSKNSDELSHIAHLLQTSLSQ SNMYIPCAFFYPKVQQRLEDSKNSDELSHIAHLLQTSLSQ ************************************** 90 100 110 120 ....|....|....|....|....|....|....|....| TLVSYYPYAGKLKDNATVDCNDMGAEFLSVRIKCSMSEIL TLVSYYPYAGKLKDNATVDCNDMGAEFLSVRIKCSMSEIL TLVSYYPYAGKLKDNATVDCNDMGAEFLSVRIKCSMSEIL **************************************** 130 140 150 160 ....|....|....|....|....|....|....|....| DHPHASLAESIVLPKDLPW--------------------DHPHASLAESIVLPKDLPWANNCEGGNLLVVQVSKFDCGG DHPHASLAESIVLPKDLPWANNCEGGNLLVVQVSKFDCGG ******************* 170 180 190 200 ....|....|....|....|....|....|....|....| ---------------------------------------IAISVCFSHKIGDGCSLLNFLNDWSSVTRDHTTTALVPSP IAISVCFSHKIGDGCSLLNFLNDWSSVTRDHTTTTLVPSP 210 220 230 240 ....|....|....|....|....|....|....|....| ---------------------------------------RFVGDSVFSTKKYGSLITPQILSDLNECVQKRLIFPTDKL RFVGDSVFSTKKYGSLITPQILSDLNECVQKRLIFPTDKL 250 260 270 ....|....|....|....|....|....|....| ----------------------------------DALRAKVILPSSIIVCLTVFLKRIIFNSLLETYFT DALRAKVILPSSIIVCLTVFLKRLIFNSLLET--- Gambar 4.4 Hasil alignment asam amino gen AT3 C. frutescens cv. Cakra Hijau dengan gen AT3 dari C. frutescens cv. Shuanla dan C. annuum cv. Hot. Kesimpulan Gen AT3 (Acyltransferase) dari Capsicum frutescens cv. Cakra hijau sepanjang 404 basa yang mengkode 97 asam amino berhasil diisolasi dengan metode PCR menggunakan sepasang primer. Sekuen yang diperoleh adalah bagian tengah gen AT3. Masih perlu dilakukan isolasi bagian up-stream dan down-stream gen ini untuk memperoleh sekuen utuhnya.. 5 Kepustakaan Backer, C. A. & Bakhuizen Van Den Brink Jr. 1965. Flora of Java Vol II. Netherland : N.V.P Noordhoff Djarwaningsih, Tutie. 2005. Capsicum spp. (Cabai): Asal, persebaran dan Nilai Ekonomi. Biodiversitas 6 : 292-196 Lang, Y.Q., Kisaka, H., Sugiyama, R., Nomura, K., Morita, A., Watanabe, T., Tanaka, Y., Yazawa, S., Miwa, T. 2009. Functional loss of pAMT results in biosynthesis capsinoids, capsaicioids analog, in Capsicum annuum cv. CH-19 sweet. Plant Journal 59 : 953-961 Lee YS., Nam DH., and Kim JA. 2000. Induction of apoptosis by capsaicin in A172 human glublastoma cells. Cancer Lett. 161 : 121-130 Lee CJ, Yoo EY, Shin J, Lee J, Hwang HS, Kim BD. 2005. Non-pungent Capsicum contain a deletion in the capsaicinoid synthetase gene, wich allow early detection of pungency with SCAR markers. Mol. Cells 19:262-267 Mori, A., Lehmann, S., O’kelly, J., Kumagai, T., Desmond, J.C., Pervan, M., McBride, W.H., Kizaki, M. & Koefler, H.P. 2006. Capsaicin, a component of red peppers, inhibits the growth of Androgen-independent, p53 mutant prostate cancer cells. Cancer Res. 66(6): 3222-3229 Prasad Narasimha B. C. 2006. Characterization of Capsaicin Synthase And Identification of its Gene (csy1) For Pungency Factor Capsaicin In Pepper. 2006. India. Central food and Technological Research Institute. Rukmana, Rahmat. 2002. Usaha Tani Cabai Rawit. Kanisius: Yogyakarta. Stewart, C., Kang, B. C., Liu, K., Mazourek, M., Moore, S. L., Yoo, E. Y., Kim, B. D., Paran, I., Jahn, M. M. 2005. The Pun1 Gene for Pungency in Pepper Encodes a Putative Acyltransferase. The Plant Journal 42, 675-688 Stewart, Charles. Mazourek, M. Stellari, M. O’Connel, Mary. Jahn, Molly. 2007. Genetic Control of Pungency in Capsicum chinense via the Pun1 Locus. Journal of Experimental Botany 58, 979-991. Sukrasno, Kusmadiyarni. S., Tarini. S., Sugiarso N.C., Kandungan Kapsaisin dan Dihidrokapsaisin pada berbagai Buah Capsicum. JMS 2 : 28-34 Xu, H.K., Kim, Y.C., Lee, J.W., Kim, I.S., Yoo, K.C., and Higashio, H. 2002. Change of Some Constituents along with the fruit maturity in Capsicum species. Journal Kor. Soc. Hort. Sci. 43, 39-42.