EVALUASI KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

advertisement
EVALUASI KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
INKLUSIF TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KOJA
JAKARTA UTARA
(Studi Pada SDN Tugu Utara 11)
Oleh :
Azizah Febrianti Fasha, Dra.Nina Widowati, M.Si
Departemen Administrasi Publik
Falkultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email: [email protected]
ABSTRACT
In Indonesia, everyone has the right to education including children with
disabilities. Indonesian Government established a regulation related to this
matter which is Inclusive Education Policy. Inclusive Education is an education
system that gives everyone access to education including children with special
needs. Inclusive Education Policy is also applied in the capital city of Indonesia,
the Special Capital Region of Jakarta. In Jakarta, inclusive education is regulated
through governor regulation which is Governor Regulation Number 116 of 2007
on The Implementasion of Inclusive Education. In its implementation, there are
still some problems therefore the evaluation about this policy is needed. This
paper describes the evaluation of inclusive education policy at one of public
primary schools in Jakarta which is Tugu Utara 11 Public Primary School. Data
collection techniques of this research were observation, interview, and literature
review. Collected data were analyzed by qualitative descriptive method. This
research used the theory from William N. Dunn, Criteria for Evaluating Policy
Performance which are Effectiveness, Efficiency, Adequacy, Equity, and
Responsiveness as the main theory.Based on the evaluation, the implementation of
inclusive education on the research site is still not optimal. The paper concludes
with a consideration of possible acts for improvements in the implementation of
inclusive education that need to be kept in mind.
Keywords : Children with special needs, Inclusive education, Policy Evaluation,
Public Primary School, Jakarta
PENDAHULUAN
disabilitas
A. LATAR BELAKANG
khusus di bidang pendidikan dan untuk
Penyandang
disabilitas
atau
anak
berkebutuhan
atau
menyelenggarakan education for all
secara lebih luas anak berkebutuhan
yang demokratis dan berkeadilan serta
khusus, tentu perlu diperhatikan oleh
tidak diskriminatif juga terlihat pada
pemerintah
penerapan pendidikan inklusif.
sebagaimana
masyarakat
Indonesia pada umumnya. Pemerintah
Negara
Indonesia
tujuannya
adalah
yang
salah
satu
untuk
melindungi
Pendidikan
sebagai
inklusif
sistem
pendidikan
diartikan
penyelenggaraan
yang
memberikan
segenap bangsa Indonesia, seperti yang
kesempatan kepada semua peserta didik
termuat dalam Pembukaan Undang-
yang memiliki kelainan dan memiliki
Undang Dasar 1945, dituntut untuk
potensi
memperhatikan
para
istimewa untuk mengikuti pendidikan
anak
atau pembelajaran dalam lingkungan
penyandang
hak-hak
disabilitas
atau
berkebutuhan khusus.
Salah
satu
kecerdasan
dan/atau
bakat
pendidikan secara bersama-sama dengan
hak
yang
perlu
peserta didik pada umumnya. Tujuan
diperhatikan oleh Pemerintah yaitu hak
pendidikan inklusif seperti yang termuat
untuk mendidik dirinya (The Right to
di dalam Pasal 2 Peraturan Menteri
Educated
Oneself).
Pendidikan Nasional Republik Indonesia
diartikan
bahwa
Hak
ini
setiap
dapat
anak
Nomor
70
Tahun
2009
tentang
berkebutuhan khusus mempunyai hak
Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik
untuk memperoleh pendidikan seperti
yang Memiliki Kelainan dan Memiliki
anak pada umumnya. Hal ini juga
Potensi
sejalan dengan amanat Undang-Undang
Istimewa adalah untuk memberikan
Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 1 dan 2 yang
kesempatan yang seluas-luasnya kepada
menyebutkan bahwa setiap warga negara
semua peserta didik yang memiliki
berhak mengikuti pendidikan dan setiap
kelainan fisik, emosional, mental, dan
warga
sosial, atau memiliki potensi kecerdasan
negara
wajib
mengikuti
Kecerdasan
dan/atau
membiayainya.
memperoleh pendidikan yang bermutu
satu
upaya
dengan
istimewa
Bakat
pendidikan dasar dan pemerintah wajib
Salah
bakat
dan/atau
kebutuhan
untuk
pemerintah
untuk
memberikan
sesuai
dan
kesempatan
kepada
penyandang
kemampuannya. Tujuan yang kedua
adalah
untuk
penyelenggaraan
mewujudkan
pendidikan
yang
pelaksanaannya masih banyak hal yang
perlu diperbaiki. Permasalahan yang ada
menghargai keanekaragaman, dan tidak
pada
diskriminatif bagi semua peserta didik.
Inklusif di atas membuat peneliti merasa
Penyelenggaraan
pendidikan
Penyelenggaraan
Pendidikan
perlu untuk melakukan penelitian dan
inklusif ini sudah diselenggarakan di
mengevaluasi
beberapa provinsi di Indonesia, salah
kebijakan tersebut. Hal ini dimaksudkan
satunya di Provinsi DKI Jakarta.DKI
untuk
Jakarta merupakan provinsi pertama
kebijakan ini telah sesuai dan mencapai
yang
tujuan awalnya
ditetapkan
sebagai
Provinsi
lebih jauh mengenai
melihat
apakah
pelaksanaan
dan apakah
sudah
Pendidikan Inklusif oleh Kementerian
memberikan manfaat kepada kelompok
Pendidikan
sejak
sasaran (target groups) seperti yang
Pada
diharapkan. Oleh karena itu, peneliti
penyelenggaraan
merumuskan judul penelitian sebagai
tanggal
23
dan
Kebudayaan
November
pelaksanaanya,
2013.
pendidikan inklusif di DKI Jakarta
berikut
bukan tanpa masalah. Hal ini seperti
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif
terlihat pada dimensi pendidik atau guru,
Tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan
baik guru kelas biasa maupun Guru
Koja Jakarta Utara (Studi pada SDN
Pembimbing/Pendidik
Tugu Utara 11).
Khusus;
Evaluasi
Kebijakan
kurikulum dan aturan serta budaya
sekolah yang kurang akomodatif; serta
aksesibilitas sarana prasarana di sekolah
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
evaluasi
kebijakan
(Irwanto et all., 2010). . Hal ini seperti
penyelenggaraan
yang terjadi di Kecamatan Koja, Jakarta
inklusif pada tingkat Sekolah Dasar
Utara.
Negeri di Kecamatan Koja Jakarta
Berdasarkan fenomena di atas,
terlihat
bahwa
penyelenggaraan
Utara (SDN Tugu Utara 11)?
2.
Apakah faktor penghambat utama
pendidikan inklusif merupakan sebuah
penyelenggaraan
kebijakan
inklusif
yang
digulirkan
untuk
pendidikan
pendidikan
pada tingkat Sekolah
memupus diskriminasi di dalam bidang
Dasar Negeri di Kecamatan Koja
pendidikan dalam rangka mewujudkan
Jakarta Utara (SDN Tugu Utara
konsep education for all. Namun pada
11)?
Evaluasi
Publik
menurut
William N Dun dalam arti yang lebih
C. TUJUAN
1. Untuk
kebijakan
dan
spesifik, evaluasi berkenaan dengan
mendeskripsikan evaluasi kebijakan
produksi informasi mengenai nilai atau
penyelenggaraan Pendidikan Inklusi
manfaat hasil kebijakan. (William N
di Kecamatan Koja Jakarta Utara
Dun, 2003: 608). William N Dunn (2003),
(Studi pada SDN Tugu Utara 11)
juga menjelaskan dalam menghasilkan
2. Untuk
mengetahui
mengetahui
dan
informasi mengenai kinerja kebijakan
mendeskripsikan faktor penghambat
juga menggunakan tipe kriteria yang
utama penyelenggaraan pendidikan
berbeda
inklusif pada tingkat Sekolah Dasar
kebijakan. Tipe-tipe kriteria evaluasi
Negeri di Kecamatan Koja (SDN
kebijakan
Tugu Utara 11)
efektivitas,
efisiensi,
perataan,
responsivitas,
D. TEORI
untuk
mengevaluasi
menurut
Dunn
hasil
yaitu:
kecukupan,
dan
ketepatan.Tipe-tipe kriteria ini akan
Evaluasi Kebijakan Publik
TIPE
PERTANYAAN
KRITERIA
Efektivitas
Efisiensi
Kecukupan
dijelaskan lebih lanjut pada tabel berikut
Apakah hasil yang diinginkan telah dicapai?
Seberapa banyak usaha diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan?
Seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan memecahkan
masalah?
Perataan/
Apakah biaya dan manfaat didistribusikan dengan merata
Kesamaan
kepada kelompok-kelompok yang berbeda?
Responsivitas
Ketepatan
Apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan, preferensi
atau nilai kelompok-kelompok tertentu?
Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar-benar berguna
atau bernilai?
Sumber: William N Dunn, 2003
Dasar di Kecamatan Koja Jakarta Utara.
Dalam melakukan penelitian ini, situs
E. METODE
Pada
penelitian
evaluasi
penelitian yang akan diambil oleh peneliti
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif ini
adalah pada Seksi dinas Pendidikan
peneliti
menggunakan
Dasar Kecamatan Koja dan Sekolah
kualitatif
bersifat
penelitian
deskriptif
yang
Dasar Negeri (SDN) Tugu Utara 11.
kemudian mengerucut lagi kepada jenis
Pemilihan SDN Tugu Utara 11 sebagai
penelitian kualitatif studi kasus. Studi
studi dikarenakan dari beberapa sekolah
kasus
yang
merupakan
mendalam
tentang
penelitian
yang
individu,
satu
menyelenggarakan
pendidikan
inklusif di Kecamatan Koja, sekolah ini
kelompok, satu organisasi, satu program
merupakan
kegiatan, dan sebagainya dalam waktu
menyelenggarakan pendidikan inklusif
tertentu. Tujuannya untuk memperoleh
dan masih menyelenggarakan pendidikan
deskripsi yang utuh dan mendalam dari
inklusif hingga saat ini.
sebuah entitas. Penelitian studi kasus
Dalam
penelitian
memusatkan perhatian pada satu objek
konsep
keluasan
tertentu yang diangkat sebagai sebuah
rentangan informasi yang diperlukan
kasus untuk dikaji secara mendalam
sesuai fokus penelitian, oleh karenanya
sehingga mampu membongkar realitas di
informan
balik fenomena. Sebab, yang kasat mata
mengikuti data-data yang ditemukan di
hakikatnya bukan sesuatu yang riel
lapangan saat melakukan penelitian,
(realitas). Itu hanya pantulan dari yang
sehingga
ada di dalam. Kemudian secara umum,
sebelumnya secara menyeluruh. Yang
menurut
bisa
tempat
penelitiannya,
atau
akan
tidak
dilakukan
pertama
kualitatif
dan
terus
dapat
adalah
yang
dikenal
kecukupan
berkembang
dipastikan
menetapkan
penelitian
informan awal, yang kemudian darinya
kualitatif dibagi menjadi dua jenis, yaitu
akan terus menyebar sesuai dengan
metode penelitian lapangan (penelitian
penuntasan pencarian data.
kancah)
dan
metode
lapangan
sekolah
metode
penelitian
kepustakaan.
Penelitian
Pengambilan sampel informan awal
ini
menjaring
informasi secara mendalam dari berbagai
Penyelenggaraan
sumber yang terpercaya mengenai hal-
Pendidikan Inklusif Tingkat Sekolah
hal yang berkaitan dengan penelitian.
Kebijakan
terfokus
untuk
pada
evaluasi
ini
dimaksudkan
Metode
pengambilan
dilakukan
secara
sampel
purposive
ini
atau
Peserta
Kelainan
Didik
Yang
Memiliki
dan
Memiliki
Potensi
purposive sampling. Purposive sampling
Kecerdasan Dan/Atau Bakat Istimewa,
merupakan
Peraturan
teknik
sampling
yang
Gubernur
Nomor
digunakan oleh peneliti jika memiliki
Tahun
pertimbangan-pertimbangan
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif,
tertentu
2007
116
dalam pengambilan sampelnya (Idrus,
dan
2009: 96). Namun, jika belum cukup,
119/SE/2016
maka
Penyelenggara Pendidikan Inklusif.
untuk
memperluas
informasi
Surat
Tentang
Edaran
Nomor
Tentang
Sekolah
dipilih teknik bola salju atau snow ball
Berdasarkan
temuan
peneliti
sampling. Teknik pengumpulan data
lapangan
dilakukan melalui observasi, wawancara,
kebijakan telah mengetahui inti dari
dan studi dokumentasi.
regulasi
aktor-aktor
yang
mengatur
di
pelaksana
tentang
pendidikan inklusif. Namun tidak
semua dapat menyebutkan secara
PEMBAHASAN
A. Evaluasi
Penyelenggaraan
spesifik
terkait
dengan
regulasi
Pendidikan Inklusif Pada SDN
tersebut. Sedangkan terkait dengan
Tuhu Utara 11 Kecamatan Koja
petunjuk
1. Efektivitas (Effectiveness)
pelaksanaan
Terealisasi dengan baiknya suatu
sampai saat ini masih belum ada,
kebijakan
sejauh ini hanya berupa surat edaran
berkaitan
erat
dengan
diketahuinya regulasi yang mengatur
teknis
dan
pendidikan
petunjuk
inklusif
yang sifatnya situasional.
tentang kebijakan tersebut oleh aktoraktor pelaksana kebijakan karena di
2. Efisiensi (Efficiency)
dalam regulasi tersebutlah terdapat
Efisiensi menurut Dunn berkenaan
tujuan dan hasil yang diharapkan dari
dengan jumlah usaha yang diperlukan
suatu
untuk
kebijakan.
Kebijakan
menghasilkan
tingkat
pendidikan inklusif di DKI Jakarta
efektivitas tertentu, terfokus pada
sendiri
sumber daya dan optimalisasi. Usaha-
memiliki payung
hukum,
yaitu : Peraturan Menteri Pendidikan
usaha
pada
penyelenggaraan
Nasional Nomor 70 Tahun 2009
pendidikan inklusif terkait dengan
Tentang Pendidikan Inklusif Bagi
sumber daya manusia, sosialisasi, dan
pendanaan. Sumber daya manusia
belajar mengajar yakni penerapan
pada pendidikan inklusif terfokus
kurikulum dan pembelajaran serta
pada kesiapan guru atau tenaga
pengoptimalisasian
pendidik dalam menyelenggarakan
sarana dan prasarana masih kurang
proses
yang
cukup. Hal ini dikarenakan belum ada
seluas-luasnya
modifikasi kurikulum yang dilakukan
belajar
memberikan
mengajar
akses
fasilitas
kepada semua peserta didik, baik
dan
peserta didik reguler maupun peserta
kebutuhan
didik berkebutuhan khusus.
khusus secara mendalam. Penerapan
Berdasarkan Peraturan Gubernur DKI
tindakan
Jakarta Nomor 116 Tahun 2007
berkebutuhan khusus hanya sebatas
Tentang Penyelenggaraan Pendidikan
pada observasi di permukaan guru
Inklusif ditetapkan bahwa di setiap
kelas masing-masing. Namun hal ini
sekolah penyelenggara pendidikan
dirasa
inklusif harus ada guru pembimbing
mengakomodasi
khusus
berkebutuhan
(GPK)
yang
dapat
diterapkan
sesuai
atau
siswa
berkebutuhan
kelas
masih
dengan
untuk
siswa
kurang
cukup
kebutuhan
siswa
khusus
dikarenakan
memberikan program pembelajaran
modifikasi yang dilakukan hanya
bagi
berdasarkan
peserta
didik
berkebutuhan
pengetahuan
dan
khusus. Namun, pada temuan di
kreativitas guru kelas yang latar
lapangan sudah setahun ini tidak
belakangnya
tersedia GPK di SDN Tugu Utara 11.
pendidik ahli siswa berkebutuhan
Kondisi ini menjadikan proses belajar
khusus.
mengajar hanya diserahkan kepada
Fasilitas atau sarana prasarana khusus
guru reguler yang memiliki riwayat
yang disediakan oleh SDN Tugu
pendidikan umum bukan ahli di
Utara
bidang pendidikan anak berkebutuhan
penyelenggaran pendidikan inklusif
khusustujuan.
sudah cukup memadai. Hal ini terlihat
11
bukan
dalam
merupakan
menunjang
dengan adanya ruang yang disediakan
3. Kecukupan (Adequency)
sebagai ruang sumber dan juga alat-
Proses pemenuhan kebutuhan bagi
alat peraga pelatih perkembangan
siswa berkebutuhan khusus di SDN
siswa
Tugu Utara 11 terkait dengan proses
berbagai
berkebutuhan
bidang
khusus
seperti
di
alat-alat
peraga untuk melatih perkembangan
Responsivitas pada penyelenggaraan
motorik siswa.
pendidikan inklusif berkaitan dengan
respon
4. Perataan (Equity)
dimensi data dan informasi, serta
kesempatan
untuk
memperoleh pendidikan inklusif di
sekolah penyelenggara. Pada SDN
Tugu Utara 11 calon peserta didik
baru dapat memperoleh informasi
terkait dengan penerimaan baik siswa
reguler maupun siswa berkebutuhan
khusus secara terbuka ketika mereka
datang mengunjungi SDN Tugu Utara
11. Calon peserta didik baru akan
disambut dengan banner tata cara
pendaftaran atau dengan bertanya
langsung kepada pihak sekolah, yang
nantinya
akan
pendaftaran
diarahkan
secara
kepada
online
pada
perataan
untuk
dalam
PPDB
kesempatan
mewujudkan
rangka
yang
sama
pada
dan
umumnya.
Kemudian juga terkait dengan sistem
dukungan. Pada temuan di lapangan
responsivitas dari warga sekolah dan
masyarakat pada umumnya sudah
cukup
baik
dengan
ditandainya
dengan penerimaan mereka terhadap
siswa
berkebutuhan khusus pada
sekolah-sekolah
penyelenggara
pendidikan inklusif.
Kemudian
terkait
dengan
sistem
dukungan atau respon dari Dinas
masih kurang optimal dikarenakan
terbatasnya jumlah pengawas jika
dibandingkan dengan jumlah sekolah
inklusif
di
setiap
wilayah
kota
administrasi.
6. Ketepatan (Appropriatness)
website
secara online merupakan upaya yang
dilakukan
sekolah
pada
website PPDB DKI Jakarta.
Pendaftaran
warga
masyarakat
Perataan/kesamaan berkaitan dengan
perataan
dari
memberi
kepada
seluruh calon peserta didik untuk
mendaftar ke sekolah yang dituju,
baik siswa reguler maupun siswa
berkebutuhan khusus.
Suatu
kebijakan
dikatakan
apabila tujuan dari kebijakan tersebut
sudah
tercapai
kebutuhan
Berdasarkan
lapangan,
sesuai
masyarakat
temuan
dengan
sasaran.
peneliti
di
penyelenggaraan
pendidikan inklusif di SDN Tugu
Utara 11 sudah memenuhi kebutuhan
masyarakat sasaran namun masih
belum sepenuhnya maksimal.
5. Responsivitas (Responsiveness)
tepat
Matriks Penelitian
Sumber : Olahan peneliti
diperlukan
B. Faktor
Penghambat
Penyelenggaraan
Utama
Pendidikan
untuk
melaksanakan
program
pendidikan
sekolah
untuk
khusus
siswa
di
dengan
Inklusif di SDN Tugu Utara 11
kebutuhan khusus. Oleh karena itu,
Kebijakan
peran dari Guru Pembimbing Khusus
Pendidikan
Inklusif
tingkat sekolah dasar di Kecamatan
sangat
Koja Jakarta Utara terkhususnya di
penyelenggaraan pendidikan inklusif
SDN Tugu Utara 11 masih memiliki
di sekolah.
hambatan. Faktor penghambat utama
Pada SDN Tugu Utara 11 saat ini
dari penyelenggaraan kebijakan ini
tidak tersedia Guru Pembimbing
yaitu ada pada ketersediaan Guru
Khusus hal ini menjadi penghambat
Pembimbing
Khusus
(GPK).
utama
Berdasarkan
Peraturan
Gubernur
mengajar di sekolah untuk siswa
DKI Jakarta Nomor 116 Tahun 2007
berkebutuhan khusus dilaksanakan
tentang Penyelenggaraan Pendidikan
tanpa adanya peran guru ahli yang
Inklusif Guru Pembimbing Khusus
memiliki wawasan mumpuni untuk
adalah
menangani
guru
yang
bertugas
vital
karena
di
salam
kegiatan
dan
belajar
mendidik
mendampingi sekolah penyelenggara
berkebutuhan
pendidikan inklusi dan memiliki
mengakibatkan pelaksanaan belajar
kompetensi
mengajar untuk siswa berkebutuhan
dalam
menangani
peserta didik berkebutuhan khusus.
Guru
Pembimbing
Khusus
khusus.
siswa
Hal
khusus masih jauh dari harapan.
ini
KESIMPULAN
tujuan dan hasil yang diharapkan,
1. Kebijakan tentang Penyelenggaraan
diperlukan regulasi mendetail berupa
Pendidikan Inklusif di SDN Tugu
petunjuk
Utara 11 tidak mendukung. Hal
pelaksanaan dalam rangka penerapan
tersebut dapat dibuktikan dengan
kebijakan yang tepat sasaran di
lebih banyaknya indikator yang tidak
lapangan. Adanya petunjuk teknis
mendukung,
dan
yaitu
:
efektivitas,
teknis
petunjuk
dan
petunjuk
pelaksanaan
dapat
efisiensi, kecukupan, dan ketepatan.
menjadi pedoman dan membantu
Indikator yang mendukung adalah
para aktor pelaksana di sekolah
perataan dan responsivitas. Seperti
dalam rangka pencapaian tujuan
tergambar pada matriks berikut
yang
2. Berdasarkan
pembahasan
hasil
penelitian, faktor penghambat utama
dari
penyelenggaraan
diharapkan
dari
dibuatnya
kebijakan pendidikan inklusif ini.
2. Dibuatnya
regulasi khusus
yang
pendidikan
mengatur tentang Guru Pembimbing
inklusif tingkat sekolah dasar di
Khusus (GPK) di setiap sekolah
Kecamatan Koja Jakarta Utara (Studi
inklusif. GPK merupakan salah satu
Pada SDN Tugu Utara 11) adalah
syarat yang harus dipenuhi sekolah
faktor sumber daya manusia Guru
penyelenggara pendidikan inklusif
Pembimbing Khusus (GPK).
sesuai dengan
Di
Peraturan Gubernur
SDN Tugu Utara 11 pada tahun
DKI Jakarta Nomor 116 Tahun 2007
ajaran
2016/2017
tersedia
tentang Penyelenggaraan Pendidikan
tenaga
ahli
dalam
Inklusif. Adanya regulasi khusus
menyelenggarakan kegiatan belajar
yang mengatur tentang salah satu
mengajar. Hal ini menjadi kesulitan
poin penting di dalam keberjalanan
tersendiri terutama dalam pendidikan
pendidikan inklusif yakni GPK tentu
dan
akan
tidak
GPK
perkembangan
dari
siswa
membantu
proses
berkebutuhan khusus yang ada di
keberlangsungan proses belajar dan
sekolah.
mengajar
di
sekolah-sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif.
SARAN
1. Agar
kebijakan
penyelenggaraan
pendidikan inklusif dapat mencapai
DAFTAR PUSTAKA
Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis
Kebijakan
Publik.
Yogyakarta:
Gadjah
Mada University Press.
Hidayat, Asep AS dan Suwandi, A. 2013.
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Tunanetra. Jakarta: Luxima.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian
Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Nomor 116 Tahun 2007
tentang
Inklusif.
Penyelenggaraan
Pendidikan
Download