eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2017, 5 (2) 401– 413 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017 PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MEREK CELCIUS DI JALAN GATOT SUBROTO SAMARINDA Nur Wahid1 Abstrak Celcius merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang Fashion pria, di mana tingkat persaingan bisnis ini cukup ketat. Untuk menarik minat konsumen, perusahan dituntut mampu melakukan pemasaran yang tepat sasaran, sehingga perusahaan dapat mengetahui apa saja yang menjadi daya tarik untuk meningkatkan keputusan pembelian.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis pengaruh baik secara simultan maupun parsial faktor-faktor bauran pemasaran yang terdiri dari produk (X1), harga (X2), tempat (X3), dan promosi (X4) terhadap keputusan pembelian (Y) produk Celcius di Samarinda, serta untuk mengetahui variabel bauran mana yang paling berpengaruh. Pengambilan data dilakukan dengan pengumpulan data primer melalui kuisioner, sedangkan metode analisis menggunakan analisis regresi linier berganda.Hasil analisis dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Services Solution) versi 20 menunjukkan bahwa produk, tempat dan promosi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.Hasil uji simultan (Uji F) menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel produk, harga, tempat, dan promosi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian di jalan Gatot Subroto Samarinda.Hasil uji parsial (Uji T) menunjukkan bahwa hanya variabel harga yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sedangkan variabel produk, promosi dan tempat tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk celcius di Jalan Gatot Subroto Samarinda.Saran utama bagi outlet celcius adalah terus berinovasi dengan harga yang di tawarkan agar kedepannya harga barang di Celcius lebih dapat bersaing dengan produk Fashion pria lainnya. Kata kunci: Bauran Pemasaran, Keputusan Pembelian Pendahuluan Proses pembelian dimulai ketika seseorang menyadari kebutuhannya. Orang tersebut mulai menyadari perbedaan keadannya sekarang dengan keadaan yang diinginkan. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sebagai sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap objek setiap orang berbeda. Selain itu, konsumen berasal dari berbagai segmen, sehingga apa yang diinginkan dan dibutuhkan juga berbeda. Upaya konsumen untuk melakukan suatu 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected] eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017 :401-413 pembelian juga disebabkan perkembangan arus informasi sehingga konsumen dapat menyerap informasi serta pengetahuan tentang keberadaan suatu produk dengan cepat. Dengan keadaan seperti ini pelaku usaha dituntut untuk semakin tanggap terhadap keinginan konsumen serta dapat mengkomunikasikan dan menyajikan produknya secara tepat. Jika pelaku usaha tidak tanggap terhadap keinginan konsumen maka penjualan cenderung akan menurun dikarenakan calon konsumen buta akan keberadaan produk. Saat pelaku usaha telah tanggap terhahadap keinginan konsumen, maka pelaku usaha telah siap bersaing dengan pelaku usaha lain yang sejenis. Untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat, maka perusahaan tumbuh dan berkembang perlu memperhatikan efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya yang dimilikinya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perusahaan harus mempunyai strategi agar dapat mengimplementasikan pasar sasarannya dengan tepat. Konsep pemasaran menyebutkan bahwa profit merupakan pencerminan usaha perusahaan melalui keinginan dan kebutuhan para konsumen. Perusahaan diharuskan mampu menerapkan strategi yang dapat mempertahankan bahkan mengembangkan perusahaannya. Strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran pemasaran (Kotler, 2004:81). Keberhasilan suatu perusahaaan dalam memasarkan produknya ditentukan oleh strategi yang sesuaikan dengan situasi dan kondisi pasar. Perusahaan dituntut mempunyai strategi pemasaran yang lebih kompetitif yang mampu menganalisis situasi, menentukan sasaran pemasaran yang tepat, seleksi dan analisis target pasar, serta mampu merancang strategi pemasaran yang dapat beradaptasi dengan dinamika bisnis yang menuntut adanya suatu persaingan yang kompetitif, sehingga mampu mencapai target yang telah ditentukan perusahaan. Bisnis pakaian merupakan salah satu bisnis dengan prospek yang menjanjikan. Pakaian merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi dan tidak dapat diganti dengan yang lain, karena jika tidak dipenuhi maka akan menimbulkan permasalahan atau kesulitan dalam hidup. Pakaian yang merupakan salah satu kebutuhan primer yang selalu mengikuti arus perkembangan zaman. Dengan mengikuti trend masa kini yang menjadikan pakaian Nampak tidak kaku, nyaman dipakai dan sedap dipandang mata. Selain itu bagi sebagian orang pakaian dapat juga merupakan barang yang menunjukan keberadaan atau tingkat sosial dan ekonomi orang tersebut. Celcius adalah salah satu brand yang dimiliki oleh PT Aditya Mandiri Sejahtera. Selain itu ada pula brand seperti Mississippi, Iwan, Flies, Queenland dan Rubby. Celcius adalah merek yang didedikasikan untuk pria. Dengan perkembangan “toko laki-laki” di banyak pasar ritel, PT Aditya Mandiri Sejahtera mulai mengembangkan konsep toko ini sejak Juni 2004, dengan pembukaan toko pertama di kota Manado. Konsep toko ini memiliki dua target segmen, pertama 402 Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Wahid) adalah remaja laki-laki dengan rentang usia tua antara 15 sampai 24 tahun, yang jatuh dalam kategori remaja celcius, dan yang kedua adalah orang orang muda dan orang orang yang berjiwa muda, dalam rentang usia dari 25 sampai 35 tahun, diklasifikasikan dalam kategori pria Celcius. Di Samarinda terdapat 2 outlet Celcius, yaitu di Samarinda Central Plaza dan di jalan Gatot Subroto yang dimana peneliti berfokus kepada outlet celcius di jalan Gatot Subroto. Produk Celcius disediakan dalam beberapa kategori, mulai dari kaos, celana jeans, jaket, topi, dompet, kaca mata, ikat pinggang, dan beberapa aksesoris yang mendukung penampilan seorang pria. Celcius merupakan salah satu merek yang cukup terkenal di kalangan anak muda dan pria berjiwa muda. Namun merek ini memiliki beberapa masalah yang dihadapi. Outlet celcius jalan Gatot Subroto dibuka pada bulan Juli 2015, pada awal pembukaannya hingga bulan Desember penjualan di outlet ini cukup menjanjikan dan bahkan sempat memperoleh penjualan yang tertinggi di Kaltim pada bulan Oktober 2015. Berikut merupakan data penjualan outlet Celcius jalan Gatot Subroto Saat launching mulai bulan Juli: Omset 1500 1000 500 0 Omset Sumber: Celcius 2016 Penurunan jumlah penjualan mulai sering dirasakan pada bulan Februari tahun 2016. Beberapa masalah yang penulis identifikasi sebagai penyebab fluktuasi penjualan sejak pembukaan outlet ini adalah diskon yang selalu berubah ubah setiap periode waktu tertentu. Masalah lainnya adalah variasi produk baru yang dirasakan sangat lama yang membuat pelanggan yang datang untuk berbelanja hanya menemui produk yang sama dengan yang mereka lihat pada kunjungan sebelumnya. Informasi hal-hal terkait diskon dan potongan harga masih dirasa kurang sampai ke telinga calon pembeli. Selain itu letak produk celcius yang berada di lantai dua juga diperkirakan membuat konsumen enggan untuk sekedar melihat lihat. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dan masalah yang penulis telah identifikasi di lapangan, maka penulis tertarik ingin mengetahui lebih jauh dengan 403 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017 :401-413 cara melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Produk Celcius Samarinda” Teori dan Konsep Pengertian pemasaran Memahami pemasaran tetapi tidak mengetahui dan menerapkannya dengan benar, hal itu saja tidak cukup bagi perusahaan agar berhasil mecapai tujuannya. Perusahaan perlu mengukur dan merencanakan dengan baik agar produk bisa sampai ke konsumen dengan tepat dan dapat pula memuaskan konsumen, oleh sebab itu peranan manajemen pemasaran menajdi faktor pendukung keberhasilan tujuan suatu perusahaan. Definisi pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) adalah kegiatan mengatur lembaga, dan proses untuk membuat, berkomunikasi, memberikan, dan bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada umumnya (Kotler dan Keller, 2012:5). Definisi tersebut menjelaskan bahwa pemasaran merupakan proses social yang melibatkan individu atau kelompok untuk mendapatkan kebutuhan atau keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Kotler dan Keller (2002:15) pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.. Banyak orang mengira bahwa pemasaran hanya sekedar penjualan atau periklanan. Sekarang, pemasaran harus dipahami tidak dalam pengertian lama, tetapi dalam pengertian baru yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan. Jika pemasar memahami kebutuhan pelanggan dengan baik, mengembangkan produk yang mempunyai nilai superior, menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan produknya dengan efektif, produk-produk ini akan terjual dengan mudah. Jadi, Definisi pemasaran adalah semua keinginan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keingan melalui proses pertukaran. Proses pertukaran melibatkan kerja, penjual harus mencari pembeli, menemukan dan memenuhi kebutuhan mereka, merancang produksi yang tepat, menentukan harga yang tepat, menyimpan dan mengangkutnya, mempromosikan produk tersebut, menegosiasikan dan sebagainya, semua kegiatan ini merupakan nilai dari pemasaran. Pengertian Manajemen Pemasaran Marketing adalah dari kata market yang artinya pasar. pasar disini bukan dalam pengertian konkrit tetapi lebih ditujukkan pada pengertian abstrak. Menurut Kotler dan Keller (2012:5) manajemen pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan melalui penciptaan, memberikan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Menurut Saladin (2007:3), manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan dan pengendalian program yang dirancang untuk 404 Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Wahid) menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksut untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Lebih lanjut Kotler (2012:10) menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan programprogram yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai sasaran perusahaan. Berdasarakan pengertian di atas dapat disimpulkan manajemen pemasaran adalah proses analisis, perencanaan, dan pengendalian yang mencakup barangbarang dan jasa serta gagasan/ide yang tergabung pada pertukaran, dengan tujuan menghasilkan keputusan bagi pihak-pihak yang terlibat seperti konsumen/pembeli. Jadi dalam pengelolaan manajemen pemasaran mereka perlu menentukan pasar sasaran dan mengembangkan strategi untuk menghasilkan sesuatu yang memuaskan perusahaan. Pengertian Bauran Pemasaran Pada dasarnya bauran pemasaran merupakan variable-variabel yang dipakai perusahaan dalam kegiatan pemasarannya. Banyak pendapat dari para ahli yang menegaskan hal tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Keller dalam Hurriyati, (2008:48), bauran pemasaran jasa adalah sekumpulan alat pemasaran (marketing mix) yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Kotler dan Keller (2012:25) mengklasifikan berbagai kegiatan pemasaran dalam alat pemasaran campuran dari empat jenis yang luas terdiri dari 4P, yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), promosi (promotion). Produk menurut Kotler dan Keller (2012:5) mengemukakan bahwa segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut Kotler (2009), Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan. Indikator dari produk antara lain ragam, kualitas, desain, fitur, nama merek dan kemasan. Harga menurut Tjiptono (2009:151) merupakan suatu moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Menurut Kotler (2009) Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Harga memiliki indikator seperti daftar harga, diskon, potongan harga, periode pembayaran, dan persyaratan kredit. Tujuan Penetapan Harga, pada prinsipnya penetapan harga mempunyai tujuan yang tidak terlepas dari perusahaan secara keseluruhan. Adapun tujuan penetapan harga menurut Harini (2008: 55) adalah sebagai berikut : a) Penetapan harga untuk mencapai penghasilan atas investasi. Biasanya besar keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan presentasenya dan untuk mencapainya diperlukan penetapan harga tertentu dari barang yang dihasilkannya. b) Penetapan harga untuk kestabilan harga. Hal ini biasanya dilakukan untuk perusahaan yang kebetulan memegang kendali atas harga. Usaha pengendalian 405 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017 :401-413 harga diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya perang harga, khususnya bila menghadapi permintaan yang sedang menurun. c) Penetapan harga untuk mempertahankan atau meningkatkan bagiannya dalam pasar. Apabila perusahaan mendapatkan bagian pasar dengan luas tertentu, maka ia harus berusaha mempertahankannya atau justru mengembangkannya. Untuk itu kebijaksanaan dalam penetapan harga jangan sampai merugikan usaha mempertahankan atau mengembangkan bagian pasar tersebut. d) Penetapan harga untuk menghadapi atau mencegah persaingan. Apabila perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan mengetahui pada harga berapa ia akan menetapkan penjualan. Ini berarti bahwa ia belum memiliki tujuan dalam menetapkan harga coba-coba tersebut. e) Penetapan harga untuk memaksimir laba. Tujuan ini biasanya menjadi anutan setiap usaha bisnis. Kelihatannya usaha mencari untung mempunyai konotasi yang kurang enak seolah-olah menindas konsumen. Padahal sesungguhnya hal yang wajar saja. Setiap usaha untuk bertahan hidup memerlukan laba. Memang secara teoritis harga bisa berkembang tanpa batas. Jadi harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan atau ditukarkan kekonsumen untuk mendapatkan atau memiliki suatu barang yang memiliki manfaat serta penggunaannya. Tempat atau saluran distribusi menurut Kotler (2009) meliputi kegiatan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Indikator dari tempat antara lain saluran, cakupan, pemilahan, lokasi, persediaaan, transportasi, dan logistik. Menurut Suharno dan Sutarso (2009:21) saluran distribusi itu sendiri mempunyai arti usaha usaha pemasar untuk menjamin ketersediaan produk bagi pasar sasaran pada saat dibutuhkan. Pemasar perlu menjamin bahwa produk yang ditawarkan akan tersedia di saat konsumen membutuhkan dimanapun kapanpun dan berapapun. Aktivitas terpenting dari distribusi adalah menjaga kemudahan dan kenyamanan dalam memperoleh produk yang diinginkan pasar sasaran. Jadi saluran distribusi itu sendiri terdiri dari berbagai lembaga atau badan yang saling tergantung dan saling berhubungan yang berfungsi sebagai salah satu sistem atau jaringan yang bersama-sama menghasilkan dan mendistribusikan sebuah produk kepada pengguna akhir. Promosi menurut Kotler (2009) berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan untuk membelinya. Indikator dari promosi antara lain iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat. Alma (2009:247) mengatakan bahwa promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Menurut Suharno dan Sutarso (2009:21) promosi adalah adalah aktivitas komunikasi pemasaran mengenai produk dan mempersuasi pasar sasaran untuk membelinya. Aktivitas promosi banyak menyangkut bagaimana mengkomunikasikan dan mempersuasi pelanggan. Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen. Suatu kegiatan promosi jika dilaksanakan dengan baik dapat mempengaruhi konsumen mengenai di mana dan bagaimana konsumen 406 Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Wahid) membelanjakan pendapatannya. Keuntungan bagi produsen adalah promosi dapat menghindarkan persaingan berdasarkan harga, karena konsumen membeli barang lebih dikarenakan tertarik dengan mereknya. Metode Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif di mana penelitian ini mencoba untuk mengadakan penelitian ilmiah yang sistematis, menggambarkan fakta-fakta dari hasil penelitian dalam bentuk data berupa angka hasil perhitungan atau pengukuran. Menurut Basuki (2006) penelitian metode deskriptif adalah penelitian yang dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik. Definisi Operasional Tabel Definisi Operasional Variabel Sub Variabel Indikator a. Ragam a.Produk b. Desain c. Merek a. Daftar harga b.Harga b. Diskon c. Syarat pembayaran Variabel X Independen a. Lokasi (Marketing Mix) c.Tempat (display produk b. Persediaan dan tata letak) c. Pemilahan (display) produk a. Iklan b. Promosi penjualan d.Promosi c. Hubungan masyarakat a.Pengenalan masalah Konsumen menyesuaikan kebutuhan pembelian produk dengan kebutuhan sehari hari Konsumen mencari Variabel Y b.Penggalian informasi informasi tentang Dependen produk yang akan (Keputusan dibeli Pembelian) c.Evaluasi alternative Konsumen membandingkan dengan produk lain d.Keputusan pembelian Konsumen melakukan konsumen pembelian produk 407 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017 :401-413 e.Prilaku pembelian paska Konsumen merasa puas atau tidak puas terhadap keputusan pembelian produk tersebut Sumber: Data Diolah 2016 Populasi dan Sampling Dalam menentukan populasi dalam penulisan ini adalah para konsumen yang datang pada saat membeli produk di Celcius kota Samarinda, dimana untuk saat ini masih belum diketahui pasti jumlahnya. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 96,04, dan dibulatkan menjadi 100 responden. Selanjutnya dalam penelitian ini nanti akan menggunakan metode Accidental sampling yaitu siapa saja yang ditemui secara kebetulan oleh peneliti maka dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2003:67). Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, diperlukan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: a) Studi kepustakaan b) Studi lapangan Teknik Analisis Data Adapun teknik analisis data yang akan digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Tahap-tahap dalam analisis ini adalah sebagai berikut: a) Uji validitas dan reabilitas b) Uji asumsi klasik c) Analisis regrsi linear berganda Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Dari setiap item pertanyaan diperoleh lebih besar dari 0,195 (nilai r table untuk n=100), maka item pertanyaan pada penelitian di atas adalah valid dan dengan demikian data yang diperoleh layak digunakan untuk analisis selanjutnya. Dari hasil analisis reliabiliti didapat nilai Alpha pada variabel x1 sebesar 0,779, variabel x2 sebesar 0,817, variabel x3 sebesar 0,767, variabel x4 sebesar 0,814. Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) =100, didapat sebesar 0,195. Karena nilainya lebih dari 0,195 maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir pernyataan pada variabel x tersebut ialah reliabel. Sedangkan hasil analisis pada variabel y di dapat nilai Alpha sebesar 0,799.Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) =100, didapat sebesar 0,195. Karena nilainya lebih dari 0,195 maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir pernyataan pada variabel y tersebut ialah reliabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini ialah reliabel. 408 Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Wahid) Dari hasil di autokorelasi kita lihat pada Normal Probability Plot, data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal. Dari hasil output di atas di dapat DW yang dihasilkan dari model regresi adalah 1.814. sedangkan dari table DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 100, serta k = 4 (k adalah jumlah variable independen) diperoleh nilai dL sebesar 1,5922 dan DU sebesar 1,7582. Karena inilah DW (1.814) terletak antara Du dan (4-dU), maka menghasilkan kesimpulan yang berarti tidak ada auto korelasi. Pada penelitian ini dilakukan uji multikoleniaritas dengan melihat nilai inflation factor (VIF) pada model regresi. Menurut Santoso (2001), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.Dari hasil uji multikolinearitas dapat diketahui nilai variance inflantion factor (VIF), yaitu X1= 1,394, X2 =1,910, X3=1,585, X4=1,323 dan semuanya lebih kecil dari 10. Sehingga bisa disimpulkan bahwa antarvariabel independen tidak terjadi persoalan multikolinearitas. Dari pengolahan data diperoleh koefisien Determinasi (R Square) sebesar 0.339. Hal ini dapat dijelaskan bahwa variabel Y dipengaruhi sebesar 33,9% oleh variabel Y, sedangkan sisanya dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel yang lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini yaitu sebesar (100% - 33,9%= 66,1%) Dari hasil uji Anova diperoleh nilai Sig.Fhitung sebesar 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara Produk (X1), Harga (X2), Tempat (display dan tata letak) (X3), promosi (X4) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel Produk menghasilkan Sig.t hitung sebesar 0,061> 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel Harga menghasilkan nilai Sig.t hitung sebesar 0,020< 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel Tempat (display dan tata letak) menghasilkan nilai Sig.t hitung sebesar 0,050 = 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial tempat tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel promosi menghasilkan nilai Sig.t hitung sebesar 0,470> 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Pembahasan Pengaruh produk terhadap keputusan pembelian Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa variabel produk secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini tidak sejalan dengan yang dikatakana Belch dalam Morrisan (2010) bahwa “Consumers look beyond the reality of the product and is ingredients”. Berdasarkan pernyataan tersebut maka didalam memutuskan pembelian konsumen juga akan mempertimbangkan aspek – aspek seperti 409 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017 :401-413 kualitas, merek, kemasan dan bahkan perusahaan yang berada dibelakang suatu produk. Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Wantini (2012), yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial antara variabel produk terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan fakta yang ada di lapangan, tanggapan responden tentang produk mayoritas menyatakan setuju dibutir pernyataan pertama, kedua maupun ketiga. Namun dari hasil SPSS menunjukan tidak adanya pengaruh secara signifikan dari variabel produk terhadap keputusan pembelian. Artinya responden setuju bahwa produk Celcius adalah produk yang bagus dan berkualitas, akan tetapi hal tersebut bukan merupakan hal yang penting di dalam pengambilan keputusan pembelian atau mempengaruhi konsumen. Menurut hasil observasi di lapangan, peneliti menemukan bahwa bukan produknya, bukan fisik barangnya, tetapi image yang di kedepankan. Sebagian besar konsumen adalah pelanggan lama atau lebih dari 1 tahun yang dimana mementingkan brand dalam berpenampilan. Itulah mengapa produk tidak berpengaruh signifikan karena konsumen melihat bahwa produk celcius telah memilik nama yang cukup besar di bidang fashion sehingga konsumen tidak kawatir tentang produk celcius karena telah terjamin mutu dan kualitasnya. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa variabel harga secara parsial harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Tjiptono (2008) di dalam peranan harga salah satunya yaitu “Harga memainkan peran penting bagi konsumen dalam penjualan ritel, ada segmen pembeli yang sangat sensitif terhadap faktor harga. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wantini (2012), dimana terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial antara variabel harga terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan fakta dilapangan, tanggapan responden tentang harga mayoritas menyatakan setuju dibutir pertama, kedua dan ketiga. Fakta ini membuktikan bahwa responden menyetujui bahwa harga dapat menarik minat responden untuk membeli produk Celcius tersebut. Pada dasarnya harga produk Celcius tidak terhitung dalam kategori murah, contoh saja kaos keluaran terbaru harga yang dipatok biasanya Rp 129.000,00 – Rp 199.000,00 tergantung motif/model. Sedangkan untuk kemeja sendiri dipatok mulai dari Rp 299.000,00 – Rp 459.000,00 tergantung motif/model. Tapi jika konsumen belanja barang yang sama di tempat lain, paling mahal untuk kaos Rp 150.000,00 tergantung motif/model dan Rp 180.000,00 untuk kemeja tergantung motif dan model. Lalu kemudahan transaksi juga dirasakan konsumen baik secara tunai dan non tunai. Oleh karena itu dapat disimpulan bahwa variabel harga yang ditawarkan celcius sesuai dengan kualitas yang didapat. Hal tersebut menjadi pertimbangan penting dalam keputusan pembelian. Hasil ini sesuai dengan pendapat Tjiptono, (2008) di dalam peranan harga salah satunya yaitu “harga memainkan peranan penting bagi konsumen dalam penjualan ritel, ada segmen pembeli yang sangat 410 Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Wahid) sensitive terhadap faktor harga (menjadikan harga satu-satunya pertimbangan membeli produk)” (hlm. 471). Harga merupakan determinan utama permintaan” (hlm. 167), berdasarkan hokum permintaan, besar kecilnya harga memengaruhi kuantitas produk yang dibeli konsumen. Pengaruh tempat terhadap keputusan pembelian Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa variabel tempat secara parsial tempat tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini tidak sejalan dengan yang dikemukakan oleh Swastha (2002) lokasi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produknya dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen. Dalam penelitian yang telah dilakukan, tempat (display dan tata letak) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dengan kata lain responden tidak melihat tempat sebagai pertimbangan dalam hal keputusan pembelian. Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wantini (2012) yang menyebutkan ada pengaruh yang positif dan signifkan secara parsial antara variabel tempat terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan fakta yang ada di lapangan, tanggapan responden tentang tempat mayoritas menyatakan setuju dibutir pertanyaan pertama dan ketiga. Tetapi dibutir pertanyaan kedua mayoritas menyatakan netral. Fakta ini membuktikan bahwa respond tidak terlalu memperhatikan tempat sebagai pertimbangan keputusan pembelian. Menurut hasil observasi peneliti, tempat tidak berpengaruh signifikan karena konsumen rata – rata telah memiliki kendaraan pribadi yang memungkinkan konsumen bisa berbelanja kapan pun dan dimana pun. Lalu sebagian customer adalah pelanggan lebih dari satu tahun. Pelanggan tersebut juga bukan termasuk impulse buying, tetapi pembelian yang direncanakan. Jadi, konsumen akan tetap belanja meskipun tempatnya jauh ataupun sulit di jangkau sekalipun. Berdasarkan penelitian ini, Tempat merupakan variabel yang menempati urutan ke dua di bawah variabel harga yang menempati urutan pertama sebagai variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Celcius. Hal tersebut menunjukan bahwa variabel tempat tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian Berdasarkan hasil anlisis disimpulkan bahwa variabel promosi secara parsial promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini tak sejalan dengan yang diungkapkan Shimp (2003) salah satu fungsi dari iklan sebagai alat komunikasi pemasaran yaitu persuading (mempersuasi) yang dimaksut dengan mempersuasi yaitu mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan atau dikomunikasikan. Dalam penelitian ini, promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini menunjukan bahwa ternyata responden tidak terlalu memperhatikan promosi sebagai salah satu pertimbangan dalam keputusan pembelian, 411 eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017 :401-413 Hal ini juga tak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wantini (2012) yang mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial antara variabel tempat terhadap keputusan pembelian. Fakta yang ada di lapangan menunjukan mayoritas responden menyatakan netral pada butir pertama dan ketiga, dan responden menyatakan setuju pada butir pernyataan kedua. Fakta ini membuktikan bahwa responden tidak terlalu memperhatikan promosi sebagai pertimbangan keputusan pembelian. Menurut hasil observasi peneliti, promosi tidak berpengaruh signifikan karena tanpa promosipun konsumen akan tetap datang yang mana sebagian besar konsumen celcius sudah menjadi pelanggan lebih dari satu tahun. Variabel promosi mempunyai koefisien regresi sebesar 0,073 menempati peringkat keempat yang sudah jelas tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Penutup Berdasarkan analisa yang telah dijelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk merek celcius di jalan Gatot Subroto Samarinda dapat disimpulkan sebagai berikut: Dari hasil uji F ( Uji serentak ) nilai signifikansi F hitung lebih kecil dari Alpha, hal ini menunjukkan bahwa variabel bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat/saluran distribusi dan promosi secara serentak (simultan) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dikarenakan nilai koefisien determinasi rendah dan hipotesis diterima dan secara uji T (Uji parsial) variabel produk, tempat dan promosi tidak berpengaruh hanya variabel harga saja yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian sehingga hipotesis ditolak. Diketahui bahwa variabel harga paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Celcius di jalan Gatot Subroto Samarinda karena nilai harga lebih kecil dari Alpha. Disarankan kepada outlet Celcius untuk tetap menjaga variabel harga terutama pada Marketing Mix yang telah dilakukan agar dapat tercipta keputusan pembelian konsumen yang berkelanjutan. Disarankan kepada outlet Celcius untuk terus berinovasi pada Marketing Mix dalam hal harga agar dapat menarik minat konsumen sehingga tercipta keputusan pembelian oleh konsumen. Daftar Pustaka Alma, Buchari. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Amirullah, 2005. Pengantar Bisnis, Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu. Harini, 2008. Makroekonomi Pengantar. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Imam Hardjanto, Amirullah. 2005, Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu Kotler, Philip. 2000, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT. Prenhallindo. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2003. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi kesembilan. Jilid 1. Jakarta: Indeks. 412 Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Wahid) Morissan. 2010. Periklanan “Komunikasi Pemasaran Terpadu”. Jakarta: Kencana Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. Swastha dan Irawan. 2003. “Manajemen Pemasaran Modern”, edisi kedua cetakan ke sebelas. Yogyakarta : Liberty Offset. Tjiptono, Gregorius Chandra, Dadi Adriana. 2008. Pemasaran Strategi. Jogjakarta: Andi Offset; Stanton, William, J. 2003, Prinsip Pemasaran, Jilid 1, terjemahan Y. Lamarto, Edisi kesepuluh, cetakan kesepuluh, Erlangga, Jakarta. Lupiyadi. 2004. “Manajemen Pemasaran Jasa : Teori dan Praktek, PT Salemba Empat, Jakarta Ferdinand. 2006. “Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Arikunto, 2002. “Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek”. Edisi Revisi Kelima. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Rangkuti. 2003. “Measuring Customer Satisfaction”. Cetakan kedua, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Wantini. Saiz. 2013. “pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian emping mlinjo di kelurahan ngadirejo kecamatan kartasura”: https://app.box.com/s/0ua0jskxme69306qkreg (diakses 2 april 2016) 413