BAB II LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
3.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
2.1.1. Pengertian Manajemen SDM
Setiap organisasi atau perusahaan pada umumnya mempunyai
tujuan-tujuan tertentu, dimana tujuan tersebut dibuat sedemikian rupa
sehingga tujuan tersebut dapat dicapai dengan baik. Untuk mencapai
tujuan tersebut umumnya perusahaan memperkerjakan orang-orang
sebagai
karyawan
perusahaan
yang
nantinya
diharapkan
dapat
mendukung dan membantu perusahaan untuk maju. Oleh sebab itu
diperlukan pengaturan atau disebut juga manajemen sumber daya
manusia yang terpadu sehingga pembagian kerja antara karyawan yang
satu dengan yang lainnya terbagi dengan baik dan rapi. Jadi sumber daya
manusia dapat diartikan pula sebagai seluruh kegiatan yang berhubungan
dengan pegawai. Berikut ini pengertian dari pada manajemen sumber
daya manusia menurut beberapa ahli.
Manajemen menurut S.P Hasibuan mengemukakan, “Manajemen
adalah ilmu dan seni mengatur pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu” (Malayu 2007:17).
Menurut Frans Sadikin menyebutkan bahwa “Manajemen adalah
proses untuk menciptakan, memelihara, dan mengoperasikan organisasi
5
perusahaan dengan tujuan tertentu melalui upaya manusia yang
sistematis, terkoordinasi dan kooperatif” (Malayu 2007:17)
Menurut G.R Terry mengemukakan, “Manajemen adalah suatu
proses
yang
khas,
yang
terdiri
dari
tindakan
perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya”
(Malayu 2007:17)
Manajemen
adalah
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
pengguna sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar tercapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. (T.Handoko, 2005:8)
Manajemen
adalah
seni
dan
ilmu
dalam
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap
orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. (H.B.Siswanto,
2006:1).
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen
sumber daya manusia adalah suatu perencanaan, pengorganisasian,
pengembangan atau pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia
untuk mencapai tujuan organisasi, individu dan social. Berusaha
menggunakan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan secara
maksimum melalui pelatihan dan pengarahan, sehingga dapat menjamin
6
pelaksanaan tugas yang lebih efektif dan juga berusaha untuk
memberikan kepuasan kepada karyawan dan menciptakan kerjasama
yang baik dan terciptanya loyalitas diantara para karyawan. Dengan
demikian diharapkan potensi yang ada pada karyawan dapat tersalurkan
dengan baik sehingga tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan dapat
tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Setelah memberikan pengertian tentang manajemen, penulis juga
akan membahas sedikit mengenai personalia. Dimana personalia ini
merupakan cabang dari manajemen hanya perbedaannya jika manajemen
menitik beratkan perhatiannya pada soal-soal manusia dalam hubungan
kerja dengan tidak melupakan factor-faktor produksi yang lainnya.
Dalam Manajemen personalia merupakan sarana yang paling ampuh
untuk
meningkatkan
kinerja
dan
produktivitas
organisasi
yang
menitikberatkan kepada factor produksi tenaga kerja. Manajemen
personalia sebagai sarana yang paling ampuh untuk meningkatkan
kinerja dan daya hasil organisasi.
2.1.2. Fungsi Manajerial dan Fungsi Operasional Manajemen
Sumber Daya Manusia
Menurut pendapat Edwin B.Filipo, dalam bukunya “ Manajemen
personalia’’ edisi 6 jilid 1, 2007, ada beberapa fungsi manajerial dan juga
fungsi operasional.
7
Fungsi manajerial merupakan suatu fungsi dalam hal manajemen
atau pengaturan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu
organisasi atau perusahaan. Fungsi ini merupakan kebalikan dari pada
fungsi operasional.
Fungsi operasional merupakan fungsi yang menjalankan operasi
atau kegiatan suatu organisasi atau perusahaan, dengan fungsi ini
diharapkan segala
sesuatu
yang
telah dirumuskan akan
dapat
direalisasikan.
1. Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia, menurut Edwin.
B.Filipo antara lain:
a. Perencanaan (planning)
Penentuan suatu program personalia yang akan membantu
terciptanya sasaran atau tujuan yang telah disusun oleh perusahaan.
b. Pengorganisasian (organizing)
Perencanaan suatu struktur hubungan antara pekerja personalia dan
factor-faktor fisik yang ada dalam perusahaan guna membantu tercapainya
sasaran atau tujuan perusahaan.
8
c. Pengarahan (directing)
Suatu fungsi manajerial yang bertujuan untuk mengarahkan atau
memotivasi sumber daya manusia yang ada agar bersedia bekerja secara
efektif bagi perusahaan.
d.
Pengendalian (controlling)
Suatu fungsi pengamatan atau tindakan dan perbandingannya
dengan rencana dan perbaikan atas setiap penyimpangan yang mungkin
terjadi, atau pada saat-saat tertentu dilakukan penyusunan kembali
rencana-rencana penyesuaiannya terhadap penyimpangan yang tidak dapat
diubah, fungsi pengendalian juga berhubungan erat dengan fungsi
pengaturan kegiatan agar sesuai dengan rencana personalia yang
sebelumnya telah dirumuskan berdasarkan analisa terhadap sasaran dasar
organisasi.
2.Fungsi-Fungsi Operasional menurut pendapat Edwin B.Filipo antara lain:
a. Pengadaan tenaga kerja (procument)
Suatu usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari
personalia yang diperlukan untuk menyelesaikan sasaran organisasi. Halhal yang dilakukan dalam kaitan hal ini adalah penentuan sumber daya
manusia yang dibutuhkan serta perekrutannya, juga dalam hal seleksi dan
penempatan harus bersandar pada tugas yang tercantum pada rancangan
pekerjaan yang ditentukan sebelumnya, agar tidak terjadi kesalahan
9
prosedur dalam kaitannya antara procurement dengan profesionalisme
yang bersedia dalam organisasi.
b. Pengembangan (development)
Suatu usaha meningkatkan keterampilan melalui pelatihan yang
perlu untuk prestasi kerja yang tepat, ini merupakan suatu kegiatan yang
amat penting dan akan terus tumbuh karena teknologi, reorganisasi
pekerjaan, dan tugas manajemen yang semakin rumit.
c. Kompensasi (compensation)
Fungsi yang dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai dan
layak kepada personalia untuk sumbangan mereka kepada organisasi
dengan kompensasi diharapkan karyawan dapat memenuhi kehidupannya
sehingga dapat memberikan produktivitas tinggi pada perusahaan dalam
usahanya memperoleh laba maksimal.
d. Integrasi (integration)
Usaha untuk menghasilkan suatu rekonsiliasi yang layak atas
kepentingan
perorangan,
masyarakat
dan
organisasi
yang
sudah
ditetapkan.
e. Pemeliharaan (maintenance)
Suatu usaha mempertahankan dan meningkatkan kondisi fisik dan
mental serta sikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja
produktig untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
10
f. Pemutusan hubungan kerja (separation)
Jika fungsi operasional pertama manajemen personalia adalah
untuk mendapatkan karyawan, maka logis bila fungsi operasional terakhir
dari manajemen personalia yaitu memutuskan hubungan kerja dan
mengembalikan orang-orang tersebut kepada masyarakat, organisasi
bertanggung jawab melaksanakan proses pemutusan hubungan kerja sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan dan menjamin bahwa warga
masyarakat yang dikembalikan itu berada dalam keadaan sebaik mungkin.
Selanjutnya mengenai peran manajemen sumber daya manusia dari
beberapa buku, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Mengelola sumber daya manusia yang ada didalam organisasi atau
perusahaan secara efektif sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
2. Menjaga berbagai kepentingan didalam organisasi atau perusahaan, mulai
dari kepentingan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
3. Sebagai pembantu, pemberi saran dan rekomendasi serta konsultasi kepada
para manajer fungsional lainnya, khusus dalam masalah sumber daya
manusia.
11
2.1.3. Pemeliharaan sumber daya manusia
a. Pengertian fungsi pemeliharaan sumber daya manusia
Menurut Edwin B.Filipo, dalam bukunya “Manajemen personalia”,
jilid 1 edisi ke enam, Erlangga Jakarta, menjelaskan:
“
Fungsi
pemeliharaan
karyawan
adalah
usaha
untuk
mengabadikan angkatan kerja yang mempunyai kemampuan dan mampu
untuk bekerja melalui metode komunikasi dan pemeliharaan keadaan
jasmani serta kesehatan dan keselamatan kerja”
Menurut Drs Malayu S.P.Hasibuan dalam bukunya “Manajemen
sumber daya manusia dasar dan kunci keberhasilan”, CV Haji Masagung
2005, menjelaskan:
“Fungsi pemeliharaan sumber daya manusia adalah usaha
mempertahankan dan atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan sikap
karyawan agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk menunjang
tercapainya tujuan perusahaan”
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi pemeliharaan
sumber daya manusia adalah setiap usaha yang dilakukan oleh perusahaan,
untuk mempertahankan semangat dan loyalitas karyawan agar tetap mau
bekerja kepada perusahaan, memiliki kondisi fisik dan mental yang
tangguh sehingga dapat bekerja secara produktif.
12
b. Tujuan pelaksanaan fungsi pemeliharaan sumber daya manusia.
Menurut Drs Malayu SP Hasibuan, dalam bukunya “Manajemen
sumber daya manusia dasar dan kunci keberhasilan”, CV Hasibuan 2006,
disebutkan bahwa tujuan dari pemeliharaan sumber daya manusia adalah
sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan .
b. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan.
c. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turnover karyawan.
d. Memberikan ketenangan, keamanan dan kesehatan karyawan.
e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.
f. Memperbaiki kondisi fisik, mental dan sikap karyawan
g. Mengurangi
kondisi
serta
meningkatkan
harmonis.
h. Mengefektifkan pengadaan kerja.
13
suasana
yang
C.Asas-asas fungsi pemeliharaan sumber daya manusia
Asas adalah hukum dasar yang mencerminkan syarat atau batasan
yang
harus dipenuhi agar hakikat dari apa yang dikehendaki dapat
tercapai.
Ada beberapa asas penting yang harus dipenuhi didalam
pelaksanaan fungsi pemeliharaan sumber daya manusia ini harus menjadi
pertimbangan yang utama.
Menurut Drs Malayu SP Hasibuan, dalam bukunya “Manajemen
sumber daya manusia dan kunci keberhasilan “CV Haji Masagung 2005,
asas-asas fungsi pemeliharaan sumber daya manusia adalah sebagai berikt:
1. Asas manfaat dan efisiensi
Maksudnya, apapun yang kita lakukan didalam pelaksanaan
fungsi pemeliharaan
sumber daya manusia
ini,
harus
memberikan manfaat yang optimal kepada perusahaan serta
dilaksanakan dengan cara yang efektif dan efisien.
2. Asas kebutuhan
Maksudnya, apapun yang kita lakukan didalam pelaksanaan
fungsi pemeliharaan sumber daya manusia ini, harus mengacu
kepada usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan kerja
karyawan.
14
3. Asas keadilan dan kelayakan
Maksudnya, apapun yang kita lakukan didalam pelaksanaan
fungsi
pemeliharaan
sumber
daya
manusia
ini
harus
mencerminkan keadilan dan kelayakan sehingga dapat diterima
oleh semua pihak.
4. Asas peraturan legal
Maksudnya, apapun yang kita lakukan didalam pelaksanaan
fungsi pemeliharaan sumber daya manusia ini, harus mengacu
pada undang-undang serta peraturan yang ada.
5. Asas kemampuan perusahaan
Maksudnya, apapun yang kita lakukan didalam pelaksanaan
fungsi pemeliharaan sumber daya manusia ini, harus sesuai
dengan kemampuan perusahaan untuk melakukannya.
3.2 kepemimpinan
Masalah sentral dari pada kepemimpinan adalah hubungan seorang
pemimpinan atau sekelompok orang lain yang disebut bawahan, dimana
hubungan tersebut timbul karena adanya suatu kepentingan bersama.
Pemimpin yang efektif terlihat tidak mempunyai sifat-sifat yang berbeda
dengan pemimpin yang tidak efektif sehingga para ahli perilaku
manajemen tidak lagi meneliti persyaratan (criteria) seorang pemimpin
15
yang efektif. Para ahli lebih memilih meneliti hal-hal yang dilakukan oleh
pemimpin yang efektif, seperti cara mendelegasikan tugas, mengambil
keputusan, melakukan komunikasi dan memotivasi bawahan. Seorang
pemimpin memang harus memiliki kualitas dan criteria tertentu untuk
memimpin.
Seseorang yang dilatih dengan kepemimpinan yang tepat akan bisa
menjadi pemimpin yang efektif. Perilaku pemimpin ini disebut juga gaya
kepemimpinan (Style of leadership). Berbagai gaya kepemimpinan telah
diteliti dan ditemukan, ternyata setiap pemimpin mempunyai gaya
kepemimpinan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Karena
itulah, suatu gaya kepemimpinan tidak dapat dinilai lebih baik atau buruk
dari gaya kepemimpinan yang lainnya.
Para ahli coba mengelompokan gaya kepemimpinan dengan
menggunakan suatu dasar tertentu. Dasar yang sering dipergunakan adalah
atas dasar tugas yang harus dilakukan oleh pemimpin atau kewajiban yang
diemban oleh pimpinan untuk pengembangan dan pemenuhan harapan
para bawahan.
Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal itu sebagian besar
ditentukan oleh kepemimpinan. Seorang pemimpinlah yang bertanggung
jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan dan itu merupakan
suatu ungkapan yang mendudukan posisi pemimpin dalam suatu
16
organisasi pada posisi yang terpenting dan akan selalu mempertanggung
jawabkan kepemimpinannya.
1) Pengertian Pemimpin.
Pemimpin adalah orang yang membina dan menggerakan
seseorang atau kelompok orang lain agar mereka bersedia, komitmen dan
setia melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya didalam mencapai
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. (I Gusti Ngurah
Gorda, 2006:157).
Pemimpin merupakan orang yang menerangkan prinsip dan teknik
yang memastikan motivasi, disiplin dan produktivitas jika bekerja sama
dengan orang lain, tugas dan situasi agar dapat mencapai sasaran
perusahaan. (Dale Timple dikutip Husain Umar, 2005:31).
Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral
dan semangat kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama
tingkat prestasi suatu organisasi. (T.Hani Handoko, 2005:293).
Dengan demikian dapat dikatakan pemimpin adalah orang yang
membina dan menggerakan seseorang atau sekelompok orang lain dengan
prinsip dan teknik yang memastikan motivasi, disiplin dan produktivitas
sehingga dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja agar tercapai
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
17
2) Pengertian Kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah sifat, karakter, atau cara seseorang dalam
upaya membina dan menggerakan seseorang atau sekelompok orang agar
mereka bersedia, komitmen dan setia untuk melaksanakan kegiatan sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan perusahaan
yang telah ditetapkan sebelumnya. (I Gusti Ngurah Gorda, 2006:157).
Kepemimpinan adalah suatu proses penggunaan pengaruh positif
terhadap orang lain untuk melakukan usaha lebih banyak dalam sejumlah
tugas atau mengubah perilakunya (Kenneth N.Wexley dan Gary A Yuki,
2007:189).
Kepemimpinan kadangkala diartikan sebagai pelaksanaan otoritas
dan pembuatan keputusan. Kepemimpinan diartikan juga suatu inisiatif
untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam
rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama. Lebih jauh
lagi dirumuskan bahwa kepemimpinan itu adalah aktivitas untuk
mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi.
(Miftah Thoha, 2008:5)
Dari
pengertian
kepemimpinan
mempengaruhi
adalah
perilaku
beberapa
sifat/
ahli
tersebut
dapat
karakter/
kegiatan
pimpinan
untuk
karyawan
secara
positif,
sekelompok
dikatakan
membimbing dan mengarahkannya agar bekerja dengan efisien dan efektif
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
18
3) Fungsi Kepemimpinan.
Menurut I Gusti Ngurah Gorda (2005:154), fungsi kepemimpinan
dalam hubungannya dengan peningkatan aktivitas dan efisiensi perusahaan
yaitu:
a) Fungsi kepemimpinan sebagai innovator
Sebagai innovator, pemimpin mampu mengadakan berbagai
inovasi-inovasi baik yang menyangkut pengembangan produk,
system manajemen yang efektif dan efisien, maupun dibidang
konseptual yang keseluruhannya dilaksanakan dalam upaya
mempertahankan dan meningkatkan kinerja perusahaan.
b) Fungsi kepemimpinan sebagai communicator.
Sebagai
komunikator,
maka
pimpinan
harus
mampu
menyampaikan maksud dan tujuan komunikasi yang dilakukan
secara baik kepada seseorang dan sekelompok karyawan
sehingga timbul pengertian dikalangan mereka.
c) Fungsi kepemimpinan sebagai motivator.
Sebagai motivator, pemimpin merumuskan dan melaksanakan
berbagai
kebijaksanaan
yang
mengarah
kepada
upaya
mendorong karyawan untuk melaksanakan sesuatu kegiatan
tertentu sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya yang
19
mampu
memberikan
sumbangan
terhadap
keberhasilan
pencapaian tujuan perusahaan.
d) Fungsi kepemimpinan sebagai controller.
Sebagai
pengendali,
pemimpin
melaksanakan
fungsi
pengawasan terhadap berbagai aktivitas perusahaan agar
terhindar dari penyimpangan baik terhadap pemakaian sumber
daya maupun didalam pelaksanaan rencana dan atau program
kerja perusahaan sehingga pencapaian tujuan menjadi efektif
dan efisien.
3.3 Sifat Kepemimpinan
Menggerakan orang-orang bawahannya untuk bersama-sama
bekerja menuju satu tujuan, yang diinginkan oleh semua pihak, dan yang
dianggap penting untuk mereka. Dan seorang pemimpin harus menyadari
sepenuhnya bahwa yang dihadapinya adalah manusia-manusia yang
mempunyai karakter dan latar belakang yang berbeda.
Seorang pemimpin harus memberikan contoh kepada bawahannya,
bagaimana seharusnya bekerja dan tentunya disiplin dalam bekerja. Oleh
karena itu seorang pemimpin harus berusaha bagaimana menciptakan
suasana lingkungan bekerja yang nyaman agar para bawahannya
mempunyai gairah untuk bekerja lebih lagi, tanpa memikirkan sampai
20
kapan mereka akan menyelesaikan pekerjaannya karena mereka tahu
pemimpin mereka mengerti akan mereka. Kepemimpinan merupakan hal
yang utama dalam menjalankan suatu organisasi, dimana seorang
pemimpin harus dapat memimpin dengan baik sesuai dengan kondisi yang
ada didalam suatu organisasi. Untuk dapat bekerjasama tersebut ada
beberapa sifat yang harus diketahui pula sifat-sifat yang dimiliki seorang
pemimpin. Seperti yang dikemukakan oleh Terry ( Wahjosumidjo : 2006 )
ada beberapa sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
antara lain sebagai berikut:
1. Energic
Bahwa seorang leader harus memiliki kekuatan yang penuh
semangat, karena ia menghadapi bidang aktifitas rohani dan jasmani yang
memakan waktu yang lebih lama lama dari jam kerja.
2. Emotional stability
Seorang
pemimpin
tidak
boleh
berprasangka
buruk
atau
berprasangka negative terhadap langkah yang diambil bawahannya dan
tidak boleh lekas marah tetapi ia harus mempunyai kepercayaan pada diri
sendiri yang kuat.
21
3. Knowledge of Human Reletion
Seorang pemimpin dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang
luas tentang manusia dan hubungan antar manusia, karena pekerjaan
seorang pemimpin erat sekali dengan bawahannya.
4. Emphaty
Seorang pemimpin dituntut supaya adanya kesanggupan untuk
melihat suatu subyek dan dapat memahami pendapat orang lain baik
berupa haknya, kepercayaan atau pendiriannya
5. Objectivity
Syarat ini menghendaki agar tidak tertindas atas dasar emosinya,
tetapi atas dasar fakta dan alas an rasional serta dapat dimengerti oleh
orang lain.
6. Personal Motivation
Dimaksudkan agar seorang pemimpin mempunyai keinginan yang
kuat dari dalam dirinya sendiri untuk mengisi jabatan itu.
7. Communicative Skill
22
Adalah kecakapan untuk berkomunikasi, dimaksudkan agar
sanggup menyamai keinginan dan perintahnya dengan cara-cara yang
baik sehingga dapat dimengerti oleh bawahannya.
8. Teaching Ability
Syarat seorang pemimpin agar adanya kesanggupan untuk
mengajar dalam hal ini agar pemimpin dapat memajukan pengetahuan
dan kecakapan diri bawahannya agar mereka benar-benar dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik dan harus dapat memberikan
contoh-contoh yang dapat ditiru oleh bawahannya.
9. Social Skill
Menghendaki pemimpin agar mempunyai pengetahuan dan
kecakapan dalam hubungan social agar tejamin kepercayaan dan
kesetiaan dari bawahannya.
10. Technical Competence
Syarat ini menuntut agar pemimpin mempunyai kecakapan teknis
dibidang
perencanaan,
penyusunan
organisasi,
pendelegasian
wewenang, cara-cara pembuatan keputusan baik dibidang teknis
pengawasan semuanya diperlukan sekali oleh setiap pemimpin dalam
melaksanakan tugasnya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
23
3.4 Gaya Kepemimpinan
3.4.1
Pengertian Gaya Kepemimpinan
Didalam
memimpin
seorang
pemimpin
harus
dapat
mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan organisasi dan
memerlukan gaya kepemimpinan yang tepat dan sesuai dengan kondisi
yang sedang dihadapi. Gaya kepemimpinan yang diartikan oleh para
ahli manajemen tidak sama, tetapi makna yang terkandung bertujuan
untuk mendorong motivasi kerja karyawan agar dapat mencapai tujuan
organisasi yang baik dan Gaya kepemimpinan adalah suatu pola yang
dirancang untuk memadukan kepentingan-kepentingan organisasi dan
personalia guna mengejar beberapa sasaran.
Menurut Heidjrachman & Suad (2005:224) mengartikan gaya
kepemimpinan adalah sebagai berikut:
“ Gaya Kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang
dirancang untuk menginteraksikan tujuan organisasi dengan tujuan
individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
“ Gaya Kepemimpinan adalah perilaku (tingkah laku) pada
saat itu berusaha mempengaruhi perilaku orang-orang yang
dikelolanya” (Agus 2005:98)
24
“ Gaya Kepemimpinan ialah cara memimpin membawa
diri sebagai pemimpin, cara laber lagak dan tampil menggunakan
kekuasaannya” (Beru 2006:8)
3.5 Tipe-tipe Gaya Kepemimpinan
Ada beberapa tipe kepemimpinan menurut Sudarwan (2007:62)
a. Pemimpin Otoriter
Sebagai tindakan menurut kemauan sendiri, setiap produk
pemikiran dipandang benar, keras, tanggung jawab penuh terhadap
organisasi, pemimpin otokratik berasumsi bahwa maju mundurnya
organisasi tergantung pada dirinya. Ciri-ciri Pemimpin otoriter
adalah ini ingin berkuasa sendiri dan tidak mau melimpahkan
wewenang terhadap bawahan atau orang lain dan para bawahan
harus patuh, taat dan menuruti segala perintah.
b. Pemimpin Demokratis
Tipe pemimpin yang demokratis berusaha untuk lebih
banyak melibatkan anggota kelompoknya dalam memacu tujuantujuan inti dari demokratis adalah keterbukaan dan keinginan
memposisikan pekerjaan dari, oleh dan untuk bersama. Tugas dan
tanggung jawab di bagi-bagi menurut kemampuannya masingmasing. Ciri-ciri pemimpin demokratis adalah dalam menjalankan
25
pimpinan yang demokrasi ini selalu minta bantuan dan saran dari
bawahannya, dan akan selalu mengajak mereka secara bersamasama memecahkan persoalan yang berhubungan dengan pekerjaan
mereka.
c. Pemimpin Permisif
Pemimpin permisif tidak mempunyai pendirian yang kuat,
sikapnya serba boleh. Ciri-ciri pemimpin permisif ini biasanya
terlalu banyak mengambil muka dengan dalih untuk mengenakan
individu yang dihadapinya. Orang yang termaksud pemimpin tipe
ini sebenarnya bukanlah pemimpin, hanya karena diangkat oleh
atasannya sehingga dalam melaksanakannya ia tidak berwibawa
sama sekali. Dimana bawahan tidak mempunyai pegangan yang
jelas dan tidak konsisten.
Dalam memimpin biasanya seorang pemimpin tidak hanya
menggunakan satu tipe kepemimpinan saja, dimana dalam setiap
kondisi organisasi yang terkadang berubah. Maka Penggunaan
tipe-tipe kepemimpinan akan berubah sesuai dengan situasi yang
dihadapi oleh pimpinan. Seorang pemimpin harus dapat melihat
situasi dan kondisi, agar dapat mendukung penyelesaian masalah
dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat. Dan yang
terpenting adalah meningkatkan efektifitas kepemimpinannya,
karena pemimpin yang efektif akan memberikan semangat
26
tersendiri untuk bawahannya untuk bekerja sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
3.6 Motivasi
2.6.1. Pengertian motivasi
Motivasi merupakan bagaimana cara mendorong gairah kerja
bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua
kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan
dengan baik. Dengan adanya motivasi maka produktivitas perusahaan
dapat meningkat sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan bagi
perusahaan.
Motivasi itu sendiri dapat diartikan yaitu kesediaan melakukan
usaha tingkat tinggi guna mencapai sasaran organisasi, yang dikondisikan
oleh kemampuan usaha tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah individu.
Definisi Motivasi menurut Hasibuan ( 2005:96 ) adalah sebagai
berikut:
“
Motivasi
adalah
pemberian
daya
penggerak
yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja
sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya
untuk mencapai kepuasan “
27
“ Motivasi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang
manajer dengan cara memberikan inspirasi, semangat, dan dorongan
kepada orang lain “ (M. Manullang, 2006:194)
“
Motivasi
merupakan
suatu
proses
untuk
mencoba
mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan
“ (Suad 2006:197)
“ Tiap tingkatan dalam hirarki itu harus secara substansial
terpuaskan sebelum hirarki berikutnya menjadi aktif dan setelah
kebutuhan substansi terpenuhi kebutuhan tersebut tidak lagi bisa
memotivasi perilaku “(Maslow 2005:94)
Berdasarkan definisi diatas, bahwa jelas motivasi merupakan
hal penting bagi karyawan dimana tujuan perusahaan dapat tercapai.
Karyawan merasa bersemangat dalam melakukan pekerjaannya dan
dapat mendorong karyawan agar bekerja lebih giat dan lebih baik lagi
untuk perusahaan.
2.6.2. Tujuan Motivasi Kerja
Menurut Malayu dalam buku “Organisasi Dan Motivasi”
(2005:97). Tujuan motivasi yaitu terdiri dari:
a. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan.
b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
c. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
28
d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan.
e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi
karyawan.
f. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
h. Meningkatkan kreativitas dan aspirasi karyawan.
i. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
j. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugastugasnya.
k. Meningkatkan afisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
Meskipun secara umum motivasi merupakan upaya yang dilakukan
guna mencapai setiap sasaran organisasi, tetapi motivasi juga dapat
menjadi suatu proses untuk memuaskan kebutuhan. Seseorang dapat
termotivasi dalam bekerja, tentu saja dapat memotivasi juga untuk
mendukung memenuhi kebutuhannya.
Ada lima tipe umum dari kebutuhan yang dapat memotivasi
seseorang dalam bekerja menurut Maslow (2005:95):
29
1. Kebutuhan fisiologi
Kebutuhan fisik manusia yang paling dasar, termaksud
pangan, air, dan seks. Dalam rancangan organisasi, ini
direfleksiakan
sebagai
kebutuhan
untuk
menjamin
kelangsungan hidup.
2. Kebutuhan keamanan
Kebutuhan untuk keselamatan dan jaminan lingkungan
fisik, serta emosional dan kebebasan dari ancaman yaitu
kebebasan dari kekerasan dan untuk terciptanya masyarakat
yang tertib. Dalam sebuah organisasi tempat kerja, kebutuhan
keselamatan merefleksikan kebutuhan akan keselamatan kerja,
tunjangan tambahan, dan jaminan kerja.
3. Kebutuhan penerimaan
Kebutuhan ini merefleksikan hasrat untuk diterima sesama
dan
mempunyai
ikatan
pertemanan.
Dalam
organisasi,
kebutuhan ini mempengaruhi hubungan baik dengan rekan
sekerja, partisipasi dalam kelompok kerja, dan hubungan
positing dengan penyelia.
30
4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan penghargaan merefleksikan motivasi untuk
pengakuan peningkatan tanggung jawab, status yang tinggi,
dan penghargaan bagi kontribusi pada organisasi.
5. Kebutuhan aktualisasi diri
Hal ini menekankan pada potensi, peningkatan potensi
seseorang, dan menjadi seseorang yang lebih baik lagi.
Kebutuhan aktualisasi diri dapat dijumpai pada organisasi yang
memberikan peluang untuk tumbuh, kreatif, dan memperoleh
pelatihan untuk penugasan dan peningkatan yang menantang.
Oleh karena itu suatu kebutuhan dapat memotivasi
seseorang untuk bekerja dengan baik agar apa yang diinginkan
atau dibutuhkan dapat terpenuhi dengan baik. Bekerja dengan
baik untuk suatu pekerjaan maka seseorang dapat mendapatkan
hasil yang diinginkan karena ia sudah memberikan hal yang
terbaik untuk pekerjaan tersebut.
3.7 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja.
Djoko
Santosa
(2008:53)
dalam
bukunya
“Teori-teori
kepemimpinan” mengemukakan bahwa kepemimpinan mempunyai
peranan sentral dalam kehidupan berorganisasi, dimana terjadi
31
interaksi kerjasama antara dua orang atau lebih dalam mencapai
tujuan. Kepemimpinan mempunyai peran penting dalam jalannya suatu
perusahaan yang berperan sebagai penggerak segala sumber daya
manusia dan sumber daya yang lainnya yang ada didalam perusahaan,
karena kepemimpinan merupakan upaya mempengaruhi orang lain
untuk mancapai satu tujuan perusahaan.
Salah satu faktor yang paling penting untuk menentukan
keberhasilan suatu faktor adalah kepemimpinan, berhasil tidaknya
seorang pemimpin dalam memotivasi sumber daya manusianya untuk
meningkatkan efektivitas kerja perusahaan, bergantung pada besar
kecilnya dorongan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan yang
dapat memotivasi kepada bawahannya agar lebih baik dan semangat
dalam menjalankan pekerjaannya sesuai dengan tujuan perusahaan.
Bukan hanya itu saja seorang pemimpin harus dapat menciptakan
suatu kondisi kerja yang baik guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Seorang
pemimpin
yang
baik
dalam
menerapkan
gaya
kepemimpinannya pada perusahaan, dapat melihat keinginan pada
bawahannya terlebih dahulu, yang kemudian dapat memberikan tugas
atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan para pekerjanya,
sehinnga tercipta suasana harmonis antara atasan dengan bawahan
dalam suatu perusahaan, dengan terciptanya suasana kerja yang
harmonis maka akan memberikan motivasi pada karyawan dan dapat
32
tercapainya tujuan perusahaan semaksimal mungkin yang telah
ditetapkan.
33
Download