BAB II LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1. Pengertian Manajemen SDM Setiap organisasi atau perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan-tujuan tertentu, dimana tujuan tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga tujuan tersebut dapat dicapai dengan baik. Untuk mencapai tujuan tersebut umumnya perusahaan memperkerjakan orang-orang sebagai karyawan perusahaan yang nantinya diharapkan dapat mendukung dan membantu perusahaan untuk maju. Oleh sebab itu diperlukan pengaturan atau disebut juga manajemen sumber daya manusia yang terpadu sehingga pembagian kerja antara karyawan yang satu dengan yang lainnya terbagi dengan baik dan rapi. Jadi sumber daya manusia dapat diartikan pula sebagai seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pegawai. Berikut ini pengertian dari pada manajemen sumber daya manusia menurut beberapa ahli. Manajemen menurut S.P Hasibuan mengemukakan, “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu” (Malayu 2007:17). Menurut Frans Sadikin menyebutkan bahwa “Manajemen adalah proses untuk menciptakan, memelihara, dan mengoperasikan organisasi 5 perusahaan dengan tujuan tertentu melalui upaya manusia yang sistematis, terkoordinasi dan kooperatif” (Malayu 2007:17) Menurut G.R Terry mengemukakan, “Manajemen adalah suatu proses yang khas, yang terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya” (Malayu 2007:17) Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. (T.Handoko, 2005:8) Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. (H.B.Siswanto, 2006:1). Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, pengembangan atau pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi, individu dan social. Berusaha menggunakan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan secara maksimum melalui pelatihan dan pengarahan, sehingga dapat menjamin 6 pelaksanaan tugas yang lebih efektif dan juga berusaha untuk memberikan kepuasan kepada karyawan dan menciptakan kerjasama yang baik dan terciptanya loyalitas diantara para karyawan. Dengan demikian diharapkan potensi yang ada pada karyawan dapat tersalurkan dengan baik sehingga tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Setelah memberikan pengertian tentang manajemen, penulis juga akan membahas sedikit mengenai personalia. Dimana personalia ini merupakan cabang dari manajemen hanya perbedaannya jika manajemen menitik beratkan perhatiannya pada soal-soal manusia dalam hubungan kerja dengan tidak melupakan factor-faktor produksi yang lainnya. Dalam Manajemen personalia merupakan sarana yang paling ampuh untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas organisasi yang menitikberatkan kepada factor produksi tenaga kerja. Manajemen personalia sebagai sarana yang paling ampuh untuk meningkatkan kinerja dan daya hasil organisasi. 2.1.2. Fungsi Manajerial dan Fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut pendapat Edwin B.Filipo, dalam bukunya “ Manajemen personalia’’ edisi 6 jilid 1, 2007, ada beberapa fungsi manajerial dan juga fungsi operasional. 7 Fungsi manajerial merupakan suatu fungsi dalam hal manajemen atau pengaturan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Fungsi ini merupakan kebalikan dari pada fungsi operasional. Fungsi operasional merupakan fungsi yang menjalankan operasi atau kegiatan suatu organisasi atau perusahaan, dengan fungsi ini diharapkan segala sesuatu yang telah dirumuskan akan dapat direalisasikan. 1. Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia, menurut Edwin. B.Filipo antara lain: a. Perencanaan (planning) Penentuan suatu program personalia yang akan membantu terciptanya sasaran atau tujuan yang telah disusun oleh perusahaan. b. Pengorganisasian (organizing) Perencanaan suatu struktur hubungan antara pekerja personalia dan factor-faktor fisik yang ada dalam perusahaan guna membantu tercapainya sasaran atau tujuan perusahaan. 8 c. Pengarahan (directing) Suatu fungsi manajerial yang bertujuan untuk mengarahkan atau memotivasi sumber daya manusia yang ada agar bersedia bekerja secara efektif bagi perusahaan. d. Pengendalian (controlling) Suatu fungsi pengamatan atau tindakan dan perbandingannya dengan rencana dan perbaikan atas setiap penyimpangan yang mungkin terjadi, atau pada saat-saat tertentu dilakukan penyusunan kembali rencana-rencana penyesuaiannya terhadap penyimpangan yang tidak dapat diubah, fungsi pengendalian juga berhubungan erat dengan fungsi pengaturan kegiatan agar sesuai dengan rencana personalia yang sebelumnya telah dirumuskan berdasarkan analisa terhadap sasaran dasar organisasi. 2.Fungsi-Fungsi Operasional menurut pendapat Edwin B.Filipo antara lain: a. Pengadaan tenaga kerja (procument) Suatu usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari personalia yang diperlukan untuk menyelesaikan sasaran organisasi. Halhal yang dilakukan dalam kaitan hal ini adalah penentuan sumber daya manusia yang dibutuhkan serta perekrutannya, juga dalam hal seleksi dan penempatan harus bersandar pada tugas yang tercantum pada rancangan pekerjaan yang ditentukan sebelumnya, agar tidak terjadi kesalahan 9 prosedur dalam kaitannya antara procurement dengan profesionalisme yang bersedia dalam organisasi. b. Pengembangan (development) Suatu usaha meningkatkan keterampilan melalui pelatihan yang perlu untuk prestasi kerja yang tepat, ini merupakan suatu kegiatan yang amat penting dan akan terus tumbuh karena teknologi, reorganisasi pekerjaan, dan tugas manajemen yang semakin rumit. c. Kompensasi (compensation) Fungsi yang dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai dan layak kepada personalia untuk sumbangan mereka kepada organisasi dengan kompensasi diharapkan karyawan dapat memenuhi kehidupannya sehingga dapat memberikan produktivitas tinggi pada perusahaan dalam usahanya memperoleh laba maksimal. d. Integrasi (integration) Usaha untuk menghasilkan suatu rekonsiliasi yang layak atas kepentingan perorangan, masyarakat dan organisasi yang sudah ditetapkan. e. Pemeliharaan (maintenance) Suatu usaha mempertahankan dan meningkatkan kondisi fisik dan mental serta sikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja produktig untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan. 10 f. Pemutusan hubungan kerja (separation) Jika fungsi operasional pertama manajemen personalia adalah untuk mendapatkan karyawan, maka logis bila fungsi operasional terakhir dari manajemen personalia yaitu memutuskan hubungan kerja dan mengembalikan orang-orang tersebut kepada masyarakat, organisasi bertanggung jawab melaksanakan proses pemutusan hubungan kerja sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dan menjamin bahwa warga masyarakat yang dikembalikan itu berada dalam keadaan sebaik mungkin. Selanjutnya mengenai peran manajemen sumber daya manusia dari beberapa buku, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Mengelola sumber daya manusia yang ada didalam organisasi atau perusahaan secara efektif sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. 2. Menjaga berbagai kepentingan didalam organisasi atau perusahaan, mulai dari kepentingan perusahaan, karyawan dan masyarakat. 3. Sebagai pembantu, pemberi saran dan rekomendasi serta konsultasi kepada para manajer fungsional lainnya, khusus dalam masalah sumber daya manusia. 11 2.1.3. Pemeliharaan sumber daya manusia a. Pengertian fungsi pemeliharaan sumber daya manusia Menurut Edwin B.Filipo, dalam bukunya “Manajemen personalia”, jilid 1 edisi ke enam, Erlangga Jakarta, menjelaskan: “ Fungsi pemeliharaan karyawan adalah usaha untuk mengabadikan angkatan kerja yang mempunyai kemampuan dan mampu untuk bekerja melalui metode komunikasi dan pemeliharaan keadaan jasmani serta kesehatan dan keselamatan kerja” Menurut Drs Malayu S.P.Hasibuan dalam bukunya “Manajemen sumber daya manusia dasar dan kunci keberhasilan”, CV Haji Masagung 2005, menjelaskan: “Fungsi pemeliharaan sumber daya manusia adalah usaha mempertahankan dan atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan sikap karyawan agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan” Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi pemeliharaan sumber daya manusia adalah setiap usaha yang dilakukan oleh perusahaan, untuk mempertahankan semangat dan loyalitas karyawan agar tetap mau bekerja kepada perusahaan, memiliki kondisi fisik dan mental yang tangguh sehingga dapat bekerja secara produktif. 12 b. Tujuan pelaksanaan fungsi pemeliharaan sumber daya manusia. Menurut Drs Malayu SP Hasibuan, dalam bukunya “Manajemen sumber daya manusia dasar dan kunci keberhasilan”, CV Hasibuan 2006, disebutkan bahwa tujuan dari pemeliharaan sumber daya manusia adalah sebagai berikut: a. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan . b. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan. c. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turnover karyawan. d. Memberikan ketenangan, keamanan dan kesehatan karyawan. e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya. f. Memperbaiki kondisi fisik, mental dan sikap karyawan g. Mengurangi kondisi serta meningkatkan harmonis. h. Mengefektifkan pengadaan kerja. 13 suasana yang C.Asas-asas fungsi pemeliharaan sumber daya manusia Asas adalah hukum dasar yang mencerminkan syarat atau batasan yang harus dipenuhi agar hakikat dari apa yang dikehendaki dapat tercapai. Ada beberapa asas penting yang harus dipenuhi didalam pelaksanaan fungsi pemeliharaan sumber daya manusia ini harus menjadi pertimbangan yang utama. Menurut Drs Malayu SP Hasibuan, dalam bukunya “Manajemen sumber daya manusia dan kunci keberhasilan “CV Haji Masagung 2005, asas-asas fungsi pemeliharaan sumber daya manusia adalah sebagai berikt: 1. Asas manfaat dan efisiensi Maksudnya, apapun yang kita lakukan didalam pelaksanaan fungsi pemeliharaan sumber daya manusia ini, harus memberikan manfaat yang optimal kepada perusahaan serta dilaksanakan dengan cara yang efektif dan efisien. 2. Asas kebutuhan Maksudnya, apapun yang kita lakukan didalam pelaksanaan fungsi pemeliharaan sumber daya manusia ini, harus mengacu kepada usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan kerja karyawan. 14 3. Asas keadilan dan kelayakan Maksudnya, apapun yang kita lakukan didalam pelaksanaan fungsi pemeliharaan sumber daya manusia ini harus mencerminkan keadilan dan kelayakan sehingga dapat diterima oleh semua pihak. 4. Asas peraturan legal Maksudnya, apapun yang kita lakukan didalam pelaksanaan fungsi pemeliharaan sumber daya manusia ini, harus mengacu pada undang-undang serta peraturan yang ada. 5. Asas kemampuan perusahaan Maksudnya, apapun yang kita lakukan didalam pelaksanaan fungsi pemeliharaan sumber daya manusia ini, harus sesuai dengan kemampuan perusahaan untuk melakukannya. 3.2 kepemimpinan Masalah sentral dari pada kepemimpinan adalah hubungan seorang pemimpinan atau sekelompok orang lain yang disebut bawahan, dimana hubungan tersebut timbul karena adanya suatu kepentingan bersama. Pemimpin yang efektif terlihat tidak mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan pemimpin yang tidak efektif sehingga para ahli perilaku manajemen tidak lagi meneliti persyaratan (criteria) seorang pemimpin 15 yang efektif. Para ahli lebih memilih meneliti hal-hal yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif, seperti cara mendelegasikan tugas, mengambil keputusan, melakukan komunikasi dan memotivasi bawahan. Seorang pemimpin memang harus memiliki kualitas dan criteria tertentu untuk memimpin. Seseorang yang dilatih dengan kepemimpinan yang tepat akan bisa menjadi pemimpin yang efektif. Perilaku pemimpin ini disebut juga gaya kepemimpinan (Style of leadership). Berbagai gaya kepemimpinan telah diteliti dan ditemukan, ternyata setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Karena itulah, suatu gaya kepemimpinan tidak dapat dinilai lebih baik atau buruk dari gaya kepemimpinan yang lainnya. Para ahli coba mengelompokan gaya kepemimpinan dengan menggunakan suatu dasar tertentu. Dasar yang sering dipergunakan adalah atas dasar tugas yang harus dilakukan oleh pemimpin atau kewajiban yang diemban oleh pimpinan untuk pengembangan dan pemenuhan harapan para bawahan. Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal itu sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Seorang pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan dan itu merupakan suatu ungkapan yang mendudukan posisi pemimpin dalam suatu 16 organisasi pada posisi yang terpenting dan akan selalu mempertanggung jawabkan kepemimpinannya. 1) Pengertian Pemimpin. Pemimpin adalah orang yang membina dan menggerakan seseorang atau kelompok orang lain agar mereka bersedia, komitmen dan setia melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya didalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. (I Gusti Ngurah Gorda, 2006:157). Pemimpin merupakan orang yang menerangkan prinsip dan teknik yang memastikan motivasi, disiplin dan produktivitas jika bekerja sama dengan orang lain, tugas dan situasi agar dapat mencapai sasaran perusahaan. (Dale Timple dikutip Husain Umar, 2005:31). Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan semangat kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. (T.Hani Handoko, 2005:293). Dengan demikian dapat dikatakan pemimpin adalah orang yang membina dan menggerakan seseorang atau sekelompok orang lain dengan prinsip dan teknik yang memastikan motivasi, disiplin dan produktivitas sehingga dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja agar tercapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. 17 2) Pengertian Kepemimpinan. Kepemimpinan adalah sifat, karakter, atau cara seseorang dalam upaya membina dan menggerakan seseorang atau sekelompok orang agar mereka bersedia, komitmen dan setia untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. (I Gusti Ngurah Gorda, 2006:157). Kepemimpinan adalah suatu proses penggunaan pengaruh positif terhadap orang lain untuk melakukan usaha lebih banyak dalam sejumlah tugas atau mengubah perilakunya (Kenneth N.Wexley dan Gary A Yuki, 2007:189). Kepemimpinan kadangkala diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan. Kepemimpinan diartikan juga suatu inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama. Lebih jauh lagi dirumuskan bahwa kepemimpinan itu adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi. (Miftah Thoha, 2008:5) Dari pengertian kepemimpinan mempengaruhi adalah perilaku beberapa sifat/ ahli tersebut dapat karakter/ kegiatan pimpinan untuk karyawan secara positif, sekelompok dikatakan membimbing dan mengarahkannya agar bekerja dengan efisien dan efektif sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. 18 3) Fungsi Kepemimpinan. Menurut I Gusti Ngurah Gorda (2005:154), fungsi kepemimpinan dalam hubungannya dengan peningkatan aktivitas dan efisiensi perusahaan yaitu: a) Fungsi kepemimpinan sebagai innovator Sebagai innovator, pemimpin mampu mengadakan berbagai inovasi-inovasi baik yang menyangkut pengembangan produk, system manajemen yang efektif dan efisien, maupun dibidang konseptual yang keseluruhannya dilaksanakan dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan kinerja perusahaan. b) Fungsi kepemimpinan sebagai communicator. Sebagai komunikator, maka pimpinan harus mampu menyampaikan maksud dan tujuan komunikasi yang dilakukan secara baik kepada seseorang dan sekelompok karyawan sehingga timbul pengertian dikalangan mereka. c) Fungsi kepemimpinan sebagai motivator. Sebagai motivator, pemimpin merumuskan dan melaksanakan berbagai kebijaksanaan yang mengarah kepada upaya mendorong karyawan untuk melaksanakan sesuatu kegiatan tertentu sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya yang 19 mampu memberikan sumbangan terhadap keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan. d) Fungsi kepemimpinan sebagai controller. Sebagai pengendali, pemimpin melaksanakan fungsi pengawasan terhadap berbagai aktivitas perusahaan agar terhindar dari penyimpangan baik terhadap pemakaian sumber daya maupun didalam pelaksanaan rencana dan atau program kerja perusahaan sehingga pencapaian tujuan menjadi efektif dan efisien. 3.3 Sifat Kepemimpinan Menggerakan orang-orang bawahannya untuk bersama-sama bekerja menuju satu tujuan, yang diinginkan oleh semua pihak, dan yang dianggap penting untuk mereka. Dan seorang pemimpin harus menyadari sepenuhnya bahwa yang dihadapinya adalah manusia-manusia yang mempunyai karakter dan latar belakang yang berbeda. Seorang pemimpin harus memberikan contoh kepada bawahannya, bagaimana seharusnya bekerja dan tentunya disiplin dalam bekerja. Oleh karena itu seorang pemimpin harus berusaha bagaimana menciptakan suasana lingkungan bekerja yang nyaman agar para bawahannya mempunyai gairah untuk bekerja lebih lagi, tanpa memikirkan sampai 20 kapan mereka akan menyelesaikan pekerjaannya karena mereka tahu pemimpin mereka mengerti akan mereka. Kepemimpinan merupakan hal yang utama dalam menjalankan suatu organisasi, dimana seorang pemimpin harus dapat memimpin dengan baik sesuai dengan kondisi yang ada didalam suatu organisasi. Untuk dapat bekerjasama tersebut ada beberapa sifat yang harus diketahui pula sifat-sifat yang dimiliki seorang pemimpin. Seperti yang dikemukakan oleh Terry ( Wahjosumidjo : 2006 ) ada beberapa sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain sebagai berikut: 1. Energic Bahwa seorang leader harus memiliki kekuatan yang penuh semangat, karena ia menghadapi bidang aktifitas rohani dan jasmani yang memakan waktu yang lebih lama lama dari jam kerja. 2. Emotional stability Seorang pemimpin tidak boleh berprasangka buruk atau berprasangka negative terhadap langkah yang diambil bawahannya dan tidak boleh lekas marah tetapi ia harus mempunyai kepercayaan pada diri sendiri yang kuat. 21 3. Knowledge of Human Reletion Seorang pemimpin dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang luas tentang manusia dan hubungan antar manusia, karena pekerjaan seorang pemimpin erat sekali dengan bawahannya. 4. Emphaty Seorang pemimpin dituntut supaya adanya kesanggupan untuk melihat suatu subyek dan dapat memahami pendapat orang lain baik berupa haknya, kepercayaan atau pendiriannya 5. Objectivity Syarat ini menghendaki agar tidak tertindas atas dasar emosinya, tetapi atas dasar fakta dan alas an rasional serta dapat dimengerti oleh orang lain. 6. Personal Motivation Dimaksudkan agar seorang pemimpin mempunyai keinginan yang kuat dari dalam dirinya sendiri untuk mengisi jabatan itu. 7. Communicative Skill 22 Adalah kecakapan untuk berkomunikasi, dimaksudkan agar sanggup menyamai keinginan dan perintahnya dengan cara-cara yang baik sehingga dapat dimengerti oleh bawahannya. 8. Teaching Ability Syarat seorang pemimpin agar adanya kesanggupan untuk mengajar dalam hal ini agar pemimpin dapat memajukan pengetahuan dan kecakapan diri bawahannya agar mereka benar-benar dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan harus dapat memberikan contoh-contoh yang dapat ditiru oleh bawahannya. 9. Social Skill Menghendaki pemimpin agar mempunyai pengetahuan dan kecakapan dalam hubungan social agar tejamin kepercayaan dan kesetiaan dari bawahannya. 10. Technical Competence Syarat ini menuntut agar pemimpin mempunyai kecakapan teknis dibidang perencanaan, penyusunan organisasi, pendelegasian wewenang, cara-cara pembuatan keputusan baik dibidang teknis pengawasan semuanya diperlukan sekali oleh setiap pemimpin dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 23 3.4 Gaya Kepemimpinan 3.4.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan Didalam memimpin seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan organisasi dan memerlukan gaya kepemimpinan yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi. Gaya kepemimpinan yang diartikan oleh para ahli manajemen tidak sama, tetapi makna yang terkandung bertujuan untuk mendorong motivasi kerja karyawan agar dapat mencapai tujuan organisasi yang baik dan Gaya kepemimpinan adalah suatu pola yang dirancang untuk memadukan kepentingan-kepentingan organisasi dan personalia guna mengejar beberapa sasaran. Menurut Heidjrachman & Suad (2005:224) mengartikan gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut: “ Gaya Kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk menginteraksikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. “ Gaya Kepemimpinan adalah perilaku (tingkah laku) pada saat itu berusaha mempengaruhi perilaku orang-orang yang dikelolanya” (Agus 2005:98) 24 “ Gaya Kepemimpinan ialah cara memimpin membawa diri sebagai pemimpin, cara laber lagak dan tampil menggunakan kekuasaannya” (Beru 2006:8) 3.5 Tipe-tipe Gaya Kepemimpinan Ada beberapa tipe kepemimpinan menurut Sudarwan (2007:62) a. Pemimpin Otoriter Sebagai tindakan menurut kemauan sendiri, setiap produk pemikiran dipandang benar, keras, tanggung jawab penuh terhadap organisasi, pemimpin otokratik berasumsi bahwa maju mundurnya organisasi tergantung pada dirinya. Ciri-ciri Pemimpin otoriter adalah ini ingin berkuasa sendiri dan tidak mau melimpahkan wewenang terhadap bawahan atau orang lain dan para bawahan harus patuh, taat dan menuruti segala perintah. b. Pemimpin Demokratis Tipe pemimpin yang demokratis berusaha untuk lebih banyak melibatkan anggota kelompoknya dalam memacu tujuantujuan inti dari demokratis adalah keterbukaan dan keinginan memposisikan pekerjaan dari, oleh dan untuk bersama. Tugas dan tanggung jawab di bagi-bagi menurut kemampuannya masingmasing. Ciri-ciri pemimpin demokratis adalah dalam menjalankan 25 pimpinan yang demokrasi ini selalu minta bantuan dan saran dari bawahannya, dan akan selalu mengajak mereka secara bersamasama memecahkan persoalan yang berhubungan dengan pekerjaan mereka. c. Pemimpin Permisif Pemimpin permisif tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya serba boleh. Ciri-ciri pemimpin permisif ini biasanya terlalu banyak mengambil muka dengan dalih untuk mengenakan individu yang dihadapinya. Orang yang termaksud pemimpin tipe ini sebenarnya bukanlah pemimpin, hanya karena diangkat oleh atasannya sehingga dalam melaksanakannya ia tidak berwibawa sama sekali. Dimana bawahan tidak mempunyai pegangan yang jelas dan tidak konsisten. Dalam memimpin biasanya seorang pemimpin tidak hanya menggunakan satu tipe kepemimpinan saja, dimana dalam setiap kondisi organisasi yang terkadang berubah. Maka Penggunaan tipe-tipe kepemimpinan akan berubah sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh pimpinan. Seorang pemimpin harus dapat melihat situasi dan kondisi, agar dapat mendukung penyelesaian masalah dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat. Dan yang terpenting adalah meningkatkan efektifitas kepemimpinannya, karena pemimpin yang efektif akan memberikan semangat 26 tersendiri untuk bawahannya untuk bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 3.6 Motivasi 2.6.1. Pengertian motivasi Motivasi merupakan bagaimana cara mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan dengan baik. Dengan adanya motivasi maka produktivitas perusahaan dapat meningkat sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan bagi perusahaan. Motivasi itu sendiri dapat diartikan yaitu kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi guna mencapai sasaran organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah individu. Definisi Motivasi menurut Hasibuan ( 2005:96 ) adalah sebagai berikut: “ Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan “ 27 “ Motivasi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dengan cara memberikan inspirasi, semangat, dan dorongan kepada orang lain “ (M. Manullang, 2006:194) “ Motivasi merupakan suatu proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan “ (Suad 2006:197) “ Tiap tingkatan dalam hirarki itu harus secara substansial terpuaskan sebelum hirarki berikutnya menjadi aktif dan setelah kebutuhan substansi terpenuhi kebutuhan tersebut tidak lagi bisa memotivasi perilaku “(Maslow 2005:94) Berdasarkan definisi diatas, bahwa jelas motivasi merupakan hal penting bagi karyawan dimana tujuan perusahaan dapat tercapai. Karyawan merasa bersemangat dalam melakukan pekerjaannya dan dapat mendorong karyawan agar bekerja lebih giat dan lebih baik lagi untuk perusahaan. 2.6.2. Tujuan Motivasi Kerja Menurut Malayu dalam buku “Organisasi Dan Motivasi” (2005:97). Tujuan motivasi yaitu terdiri dari: a. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan. b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. c. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan. 28 d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan. e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan. f. Mengefektifkan pengadaan karyawan. g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. h. Meningkatkan kreativitas dan aspirasi karyawan. i. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan. j. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugastugasnya. k. Meningkatkan afisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku. Meskipun secara umum motivasi merupakan upaya yang dilakukan guna mencapai setiap sasaran organisasi, tetapi motivasi juga dapat menjadi suatu proses untuk memuaskan kebutuhan. Seseorang dapat termotivasi dalam bekerja, tentu saja dapat memotivasi juga untuk mendukung memenuhi kebutuhannya. Ada lima tipe umum dari kebutuhan yang dapat memotivasi seseorang dalam bekerja menurut Maslow (2005:95): 29 1. Kebutuhan fisiologi Kebutuhan fisik manusia yang paling dasar, termaksud pangan, air, dan seks. Dalam rancangan organisasi, ini direfleksiakan sebagai kebutuhan untuk menjamin kelangsungan hidup. 2. Kebutuhan keamanan Kebutuhan untuk keselamatan dan jaminan lingkungan fisik, serta emosional dan kebebasan dari ancaman yaitu kebebasan dari kekerasan dan untuk terciptanya masyarakat yang tertib. Dalam sebuah organisasi tempat kerja, kebutuhan keselamatan merefleksikan kebutuhan akan keselamatan kerja, tunjangan tambahan, dan jaminan kerja. 3. Kebutuhan penerimaan Kebutuhan ini merefleksikan hasrat untuk diterima sesama dan mempunyai ikatan pertemanan. Dalam organisasi, kebutuhan ini mempengaruhi hubungan baik dengan rekan sekerja, partisipasi dalam kelompok kerja, dan hubungan positing dengan penyelia. 30 4. Kebutuhan Penghargaan Kebutuhan penghargaan merefleksikan motivasi untuk pengakuan peningkatan tanggung jawab, status yang tinggi, dan penghargaan bagi kontribusi pada organisasi. 5. Kebutuhan aktualisasi diri Hal ini menekankan pada potensi, peningkatan potensi seseorang, dan menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Kebutuhan aktualisasi diri dapat dijumpai pada organisasi yang memberikan peluang untuk tumbuh, kreatif, dan memperoleh pelatihan untuk penugasan dan peningkatan yang menantang. Oleh karena itu suatu kebutuhan dapat memotivasi seseorang untuk bekerja dengan baik agar apa yang diinginkan atau dibutuhkan dapat terpenuhi dengan baik. Bekerja dengan baik untuk suatu pekerjaan maka seseorang dapat mendapatkan hasil yang diinginkan karena ia sudah memberikan hal yang terbaik untuk pekerjaan tersebut. 3.7 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja. Djoko Santosa (2008:53) dalam bukunya “Teori-teori kepemimpinan” mengemukakan bahwa kepemimpinan mempunyai peranan sentral dalam kehidupan berorganisasi, dimana terjadi 31 interaksi kerjasama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan mempunyai peran penting dalam jalannya suatu perusahaan yang berperan sebagai penggerak segala sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya yang ada didalam perusahaan, karena kepemimpinan merupakan upaya mempengaruhi orang lain untuk mancapai satu tujuan perusahaan. Salah satu faktor yang paling penting untuk menentukan keberhasilan suatu faktor adalah kepemimpinan, berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam memotivasi sumber daya manusianya untuk meningkatkan efektivitas kerja perusahaan, bergantung pada besar kecilnya dorongan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan yang dapat memotivasi kepada bawahannya agar lebih baik dan semangat dalam menjalankan pekerjaannya sesuai dengan tujuan perusahaan. Bukan hanya itu saja seorang pemimpin harus dapat menciptakan suatu kondisi kerja yang baik guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seorang pemimpin yang baik dalam menerapkan gaya kepemimpinannya pada perusahaan, dapat melihat keinginan pada bawahannya terlebih dahulu, yang kemudian dapat memberikan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan para pekerjanya, sehinnga tercipta suasana harmonis antara atasan dengan bawahan dalam suatu perusahaan, dengan terciptanya suasana kerja yang harmonis maka akan memberikan motivasi pada karyawan dan dapat 32 tercapainya tujuan perusahaan semaksimal mungkin yang telah ditetapkan. 33