6. LKj IP Tahun 2016

advertisement
Pemerintah Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2016
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jalan Tentara Rakyat Mataram No. 53 Yogyakarta
Telp. (0274) 563014 Faks. (0274) 523524
Website: http://blhdiy.jogjaprov.go.id
1
Kata Pengantar
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY
disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2016, serta
Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan merupakan bentuk akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah
atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan
laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan
(disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi sebagai jabaran dari visi, misi
dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang
ditetapkan. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan inerja
adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara
memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Dalam penyusunan laporan
kinerja ini tak lepas dari kekurangan maupun kesalahan, sehingga kami berharap
adanya saran, kritik dan masukan yang konstruktif guna menyempurnakan
penyusunan laporan di waktu mendatang. Diharapkan penyajian LKj IP ini dapat
menjadi bahan evaluasi untuk lebih meningkatkan kinerja yang berorientasi pada
hasil, baik berupa output maupun outcomes di masa mendatang.
Kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak atas
bantuannya sehingga Laporan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY TA 2016 dapat
terselesaikan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang
membutuhkan.
Yogyakarta, 28 Februari 2017
KEPALA SKPD
Ir. JOKO WURYANTORO, M.Si.
NIP. 19580108 198603 1 011
ii
Ikhtisar Eksekutif
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Lingkungan Hidup DIY ini
merupakan bentuk pertanggungjawaban atas perjanjian kinerja Badan Lingkungan
Hidup DIY yang memuat rencana, capaian, dan realisasi indikator kinerja dari
sasaran strategis. Sasaran dan indikator kinerja termuat dalam Renstra Badan
Lingkungan Hidup DIY Tahun 2012-2017. Untuk mencapai sasaran tersebut,
ditempuh dengan melaksanakan strategi, kebijakan, program dan kegiatan seperti
telah dirumuskan dalam rencana strategis.
Ringkasan prestasi kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY yang dihasilkan di
tahun 2016, dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Sasaran 1: Kualitas Air Meningkat,
dengan indikatornya

Persentase Peningkatan Kualitas Air
capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2016 adalah 14,95 %.
b. Sasaran 2: Kualitas Udara Meningkat,
dengan indikatornya

Persentase Peningkatan Kualitas Udara
capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2016 adalah 9,01 %.
c. Sasaran 3 : Pengelolaan Data dan Informasi Lingkungan Hidup,
dengan indikatornya

Peningkatan akses informasi lingkungan hidup
capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2016 adalah 10 jenis.
Di luar IKU, pencapaian kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY juga
ditunjukkan oleh pencapaian target terkait dengan pencapaian Standar Pelayanan
Minimal (SPM) bidang lingkungan hidup tahun 2016 ini tercapai sesuai target.
Evaluasi
atas
pencapaian kinerja
dan
permasalahan
yang ditemui
pada setiap sasaran menunjukkan beberapa tantangan yang perlu menjadi
perhatian bagi Badan Lingkungan Hidup DIY ke depan. Pertama, perlu
meningkatkan kinerja pembinaan kualitas air sungai, minimal mempertahankan
kondisi saat ini; Kedua, untuk mengurangi emisi perlu peningkatan sara
transportasi public dan pengembangan ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan.
iii
Hasil evaluasi yang disampaikan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
ini penting dipergunakan sebagai pijakan bagi Badan Lingkungan Hidup DIY dalam
perbaikan kinerja di tahun yang akan datang.
iv
Daftar Isi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
IKHTISAR EKSEKUTIF ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................1
I.1 Struktur Organisasi .......................................................................2
I.2 Fungsi dan Tugas .........................................................................3
I.3 Keadaan Pegawai ........................................................................4
I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana .....................................................6
I.5 Keuangan ....................................................................................8
I.6 Sistematika LKJ IP .........................................................................9
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ........................................10
II.1 Perencanaan Strategis .............................................................10
II.1.1 Visi dan Misi ..........................................................................11
II.1.2 Tujuan dan Sasaran ...............................................................12
II.1.3 Strategi ................................................................................14
II.1.3.1 Misi 1 ………………………….…………...………… 14
II.1.3.2 Misi 2 ……………………………………….………… 17
II.1.3.3 Misi 3 ………….……………………………………… 19
II.1.3.4 Misi 4 ………………………………….……………… 20
II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 …………………………...……... 22
II.3 Rencana Anggaran Tahun 2016 ………………………………… 23
II.3.1 Target Belanja Badan Lingkungan Hidup DIY .......................... 23
II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis ………………………. 23
II.4 Instrumen Pendukung …………………….……………………. 24
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................. 27
III.1. Capaian Kinerja Tahun 2016 …………..………………………. 27
III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis …….… 28
III.2.1 Sasaran Kualitas Air Meningkat ……….…………....… 28
III.2.2 Sasaran Kualitas Udara Meningkat …....…………....… 35
III.2.3 Sasaran Pengelolaan Data dan Informasi LH .……....… 39
v
III.3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya ………...………. 40
III.3.1 Evaluasi Kinerja SPM Bidang LH ……...……….…....… 40
III.3.2 Evaluasi Kinerja Kegiatan Pendukung …......….…....… 44
III.4. Akuntabilitas Anggaran …………...…………………………… 46
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 49
LAMPIRAN- LAMPIRAN ………...………………………………………………. 51
vi
Daftar Tabel
Tabel I.3.1 Kondisi Riil Pegawai BLH DIY berdasarkan Jabatan sampai dengan
31 Desember 2016 ……………………………………………………………….……………… 5
Tabel I.3.2 Jumlah Pegawai BLH DIY sampai dengan 31 Desember 2016 dilihat
dari Golongan/Ruang Kepangkatan ……………………………………….…………… 5
Tabel I.3.3 Jumlah Pegawai BLH DIY sampai dengan 31 Desember 2016 dilihat
dari Tingkat Pendidikannya ……………………..…………………………...…………… 6
Tabel I.4.1 Rekapitulasi Aset Tetap Badan Lingkungan Hidup DIY sampai dengan
31 Desember 2016 …………………………………..…………………………..…….……… 8
Tabel II.1 Sasaran Strategis Badan Lingkungan Hidup DIY ..................................... 14
Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ................................................................. 23
Tabel II.3 Target Belanja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2016....................... 24
Tabel II.4 Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis ................................... 24
Tabel III.1 Skala Nilai perangkat Kinerja ………………………………………………...….……….. 28
Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2016 ……………………………………….………….…..……… 29
Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja Peningkatan Kualitas Air ……………..…………. 30
Tabel III.4 Target dan Realisasi Kinerja Peningkatan Kualitas Udara ……….….………. 36
Tabel III.5 Target dan Realisasi Kinerja Peningkatan Pengelolaan Data dan
Informasi Lingkungan Hidup ………………………………………………….…….……… 40
Tabel III.6 Indikator, Nilai SPM Bidang Lingkungan Hidup dan Waktu
Pencapaian Tahun 2009-2016 …………………………………………….………..…….. 43
Tabel III.7 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2016 .….. 47
Tabel III.8 Tingkat Efisiensi Realisasi Belanja Langsung per Program Th. 2016 …… 48
vii
BAB 1
Pendahuluan
Bab 1 Berisi :
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
1.
2.
3.
4.
Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2016 dilaksanakan
Struktur Organisasi
Fungsi dan Tugas
Keadaan Pegawai
Keadaan Sarana dan
Prasarana
5. Keuangan
6. Sistematika LKj IP
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 94
Tahun 2016 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan yang
baik (good governance) di Indonesia.
Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Lingkungan
Hidup DIY Tahun 2016 diharapkan dapat:
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh Badan Lingkungan Hidup DIY
2. Mendorong Badan Lingkungan Hidup DIY di dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan perundangan,
kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat.
3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Badan Lingkungan Hidup DIY
untuk meningkatkan kinerjanya.
4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Badan Lingkungan
Hidup DIY di dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
1
I.1 Struktur Organisasi
Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015
tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Badan Lingkungan Hidup DIY merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan
pemerintahan daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut:
a. Kepala
b. Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris, terdiri dari:
1). Sub Bagian Program, Data dan Teknologi Informasi
2). Sub Bagian Keuangan
3). Sub Bagian Umum
c. Bidang Pengembangan Kapasitas yang dipimpin oleh seorang kepala bidang,
terdiri dari:
1). Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
Lingkungan
2). Sub Bidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan
d. Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan yang dipimpin oleh
seorang kepala bidang dan terdiri dari:
1). Sub Bidang Pengendalian Perusakan Lingkungan
2). Sub Bidang Konservasi Lingkungan
e. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan yang dipimpin oleh seorang
kepala bidang dan terdiri dari:
1). Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Udara
2). Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Air dan Tanah serta
Bahan Berbahaya dan Beracun
f.
Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan yang dipimpin oleh seorang kepala
bidang dan terdiri dari:
1). Sub Bidang Penaatan Lingkungan
2). Sub Bidang Kajian Lingkungan
g. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional merupakan kelompok jabatan dengan keahlian
khusus yaitu Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan.
Ketentuan-ketentuan yang dapat digunakan dalam pembentukan kelompok
jabatan fungsional sebagai berikut:
2

Keputusan Presiden No. 100 Tahun 2004 tentang Tunjangan Jabatan
Fungsional.

Keputusan
Bersama
Menteri
Pendayagunaan
Aparatur
Negara
No.
47/KEP/MENPAAN/8/2002 tentang jabatan Fungsional Pengendali Dampak
Lingkungan dan Angka Kreditnya.

Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No. 145 Tahun 2004 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengendali Dampak
Lingkungan dan Angka Kreditnya.

Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No. 146 Tahun 2004 tentang
Pedoman Kualifikasi Pendidikan Untuk Jabatan Fungsional Pengendali Dampak
Lingkungan.

Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No. 147 Tahun 2004 tentang
Kode Etik Profesi Pengendali Dampak Lingkungan.

Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 62 Tahun 2004 tentang Tata
Cara Permintaan, Pemberian, dan Penghentian Tunjangan Jabatan Fungsional
Pengendali Dampak Lingkungan.
I.2 Fungsi dan Tugas
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 75 Tahun
2015 Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Tanggal 2
September 2015 menetapkan bahwa Badan Lingkungan Hidup DIY mempunyai
tugas untuk melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang lingkungan hidup.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Badan Lingkungan Hidup
DIY mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program di bidang lingkungan hidup;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup;
c. Pengendalian pencemaran dan/kerusakan lingkungan, pemulihan kualitas
lingkungan hidup, konservasi lingkungan;
d. Penyelenggaraan pembinaan pengendalian lingkungan;
e. Penyelenggaraan koordinasi perijinan bidang lingkungan hidup;
f. Penyelenggaraan kajian dan penataan lingkungan;
g. Pembinaan dan pengembangan laboratorium lingkungan hidup;
3
h. Pemberian fasilitasi penyelenggaraan pengendalian lingkungan hidup
Pemerintah Kabupaten/Kota;
i. Pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja di bidang lingkungan hidup;
j. Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan;
k. Pelaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
I.3 Keadaan Pegawai
Kondisi riil pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta
sampai dengan akhir Desember 2016 berjumlah 51 orang pegawai (PNS)
dengan rincian 24 orang pegawai laki-laki dan 27 orang pegawai perempuan.
Kondisi riil pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta yang
menduduki jabatan struktural dan fungsional tertentu seperti pada tabel
sebagai berikut :
Tabel I.3.1.
Kondisi Riil Pegawai BLH DIY berdasarkan Jabatan
sampai dengan 31 Desember 2016
NO
Jabatan
Struktural/Fungsional
Jumlah
Laki-laki
Pendidikan
Perempuan
-
Pendidikan Pasca Sarjana
(S2)
1.
Eselon II
1 orang
2.
Eselon III
4 orang
3.
Eselon IV
6 orang
5 orang
Pendidikan S2 : 5 orang,
Pendidikan S1 : 6 orang
3.
Fungsional Pengendali
Dampak Lingkungan
1 orang
-
Pendidikan S2 : 1 orang
1 orang
Pendidikan S2 : 4 orang,
Pendidikan S1 : 1 orang
Sumber : Data BLH DIY Tahun 2016
Berdasarkan pangkat dan golongan, pegawai Badan Lingkungan Hidup DIY
sampai dengan 31 Desember 2016, seperti pada tabel sebagai berikut :
4
Tabel I.3.2.
Jumlah pegawai BLH DIY sampai dengan 31 Desember 2016
dilihat dari Golongan/Ruang Kepangkatan
Golongan/Ruang
NO
Kepangkatan
Tahun 2015
Laki-laki
Pembina Utama Madya –
1.
IV/d
Tahun 2016
Perem
puan
Laki-laki
0
uan
0
1 orang
Pembina Utama Muda –
Peremp
1 orang
0
0
1 orang
0
2.
IV/c
orang
3.
Pembina Tk. I - IV/b
4 orang
0
4 orang
1
4.
Pembina - IV/a
4 orang
2
2 orang
2
5.
Penata Tk. I - III/d
6 orang
7
4 orang
7
6.
Penata - III/c
3 orang
1
2 orang
1
7.
Penata Muda Tk.I - III/b
6 orang
12
5 orang
12
8.
Penata Muda - III/a
3 orang
6
2 orang
5
9.
Pengatur Tk.I - II/d
0 orang
0
1 orang
0
10.
Pengatur – II/c
1 orang
0
- orang
0
11.
Pengatur Muda Tk.I – II/b
0 orang
0
- orang
0
12.
Pengatur Muda – II/a
0 orang
13.
Juru Tk. I – I/d
0 orang
0
- orang
0
14.
Juru – I/c
1 orang
0
1 orang
0
15.
Juru Muda Tk. I – I/b
0 orang
0
- orang
0
16.
Juru Muda – I/a
1 orang
0
1 orang
0
JUMLAH
30 orang
28
23 orang
28
0
0
- orang
Berdasarkan kualifikasi pendidikan, pegawai Badan Lingkungan Hidup
Daerah Istimewa Yogyakarta terhitung sampai dengan 31 Desember 2016
seperti pada tabel sebagai berikut :
5
Tabel I.3.3.
Jumlah pegawai BLH DIY sampai dengan 31 Desember 2016
dilihat dari tingkat pendidikannya
No
1.
2.
3.
3.
4.
5.
6.
Uraian
Pendidikan Pasca Sarjana
(S2)
Pendidikan Sarjana (S1)
Pendidikan Sarjana non
Gelar / D4
Pendidikan Sarjana Muda/
D3
Pendidikan SLTA
Pendidikan SLTP
Pendidikan SD
Jumlah
Tahun 2015
Laki-laki
Perempu
an
9 orang
4
Tahun 2016
Laki-laki
Perempu
an
6 orang
3
10 orang
3 orang
18
0
8 orang
2
18
0
0 orang
0
1 orang
0
6 orang
0 orang
2 orang
30 orang
6
0
0
28
6 orang
0 orang
2 orang
25 orang
5
0
0
26
Kondisi jumlah ideal pegawai dibandingkan dengan beban pekerjaan masih
terdapat kekurangan, apabila dilihat dari formasi kebutuhan pegawai BLH DIY
sejumlah 80 formasi, sedangkan kondisi riil jumlah pegawai sebanyak 51 orang
sehingga ada kekurangan sejumlah 29 pegawai. Untuk mengantisipasi hal itu,
maka BLH merekrut pegawai non PNS sebanyak 27 orang untuk melaksanakan
pekerjaan. Dengan jumlah personil yang ada, baik PNS maupun non PNS, maka
semua beban pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi
jabatan masing-masing.
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas kemampuan teknis bidang
lingkungan hidup, BLH DIY telah mengikut sertakan sejumlah pegawai dalam
diklat umum maupun teknis seperti kursus AMDAL, Audit Lingkungan,
Laboratorium dan PPNS/PPLHD.
I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana
Kelengkapan sarana dan prasarana kerja berupa aset tetap maupun aset
lainnya, merupakan salah satu faktor pendukung tercapainya target kinerja
kegiatan yang telah direncanakan. Aset tetap Badan Lingkungan Hidup Daerah
6
Istimewa Yogyakarta terhitung sampai dengan 31 Desember 2016, sejumlah
Rp. 8.919.801.327,00 secara rinci seperti pada tabel berikut :
Tabel I.4.1. :
Rekapitulasi Aset Tetap Badan Lingkungan Hidup DIY
Sampai dengan 31 Desember 2016
Jumlah (Rp)
NO
Uraian
Tahun 2015
Tahun 2016
6.229.591.691,42
8.919.801.327
Tanah
1.392.000.000
1.392.000.000
2.
Peralatan dan Mesin
6.125.231.435
6.946.974.435
3.
Gedung dan Bangunan
2.290.332.993
2.505.742.893
4.
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
95.375.000
1.524.619.000
5.
Aset Tetap Lainnya
145.023.750
156.197.050
6.
Konstruksi Dalam Pengerjaan
0
0
5.
Akumulasi Penyusutan
(3.605.732.051,58)
(3.605.732.051,58)
Aset Lainnya
4.367.823.600
4.462.253.600
1.
Aset Tidak Berwujud
3.588.239.100
3.682.669.100
2.
Aset Lain-lain
779.584.500
779.584.500
10.623.693.191,42
13.382.054.927
A
Aset Tetap
1.
B.
Jumlah Aset
Jumlah sarana dan prasarana saat ini di BLH DIY belum memadai terkait
dengan Laboratorium Lingkungan yang mulai tahun 2017 sudah operasional.
Kondisi laboratorium saat ini sangat terbatas dalam hal ketersediaan ruang,
sehingga menggunakan fasilitas ruang lain dengan memaksimalkan fungsinya.
7
I.5 Keuangan
Jumlah anggaran yang dikelola Badan Lingkungan Hidup DIY pada TA
2016 berdasarkan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA-SKPD)
Tahun 2016 Rp. 18.370.427.235,00, dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
16.812.845.930,00 atau 92,52%. Anggaran belanja Badan Lingkungan Hidup
DIY tahun 2016 terdiri anggaran tidak langsung sebesar Rp. 3.629.670.109,00
dan belanja langsung sebesar Rp. 14.740.757.126,00, realisasinya sebagai
berikut :
a. Belanja Tidak Langsung
Anggaran Belanja Tidak Langsung berupa Belanja Pegawai, ditetapkan
sebesar Rp 3.629.670.109,00, realisasinya sebesar Rp 3.355.329.200,00
atau 92,44 % sehingga kurang dari anggaran sebesar Rp 274.340.909,00,.
b. Belanja Langsung
Anggaran Belanja Langsung yang terbagi kedalam 9 (Sembilan) Program
dan 45 (Empat puluh lima) kegiatan, ditetapkan sebesar Rp
14.740.757.126,00, realisasinya Rp 13.457.516.730,00,- atau 91,29%
sehingga kurang dari anggaran sebesar Rp 1.283.240.396,00. Adanya
deviasi anggaran disebabkan karena adanya effisiensi anggaran dan sisa
pengadaan.
I.6 Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP)
Badan
Lingkungan Hidup DIY tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Ringkasan Eksekutif memuat:
1. Pada bagian ini disajikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam
rencana strategis serta sejauh mana instansi pemerintah mencapai tujuan
dan sasaran utama tersebut serta kendala-kendala yang dihadapi dalam
pencapaiannya;
2. Disebutkan pula langkah-langkah apa yang telah dilakukan untuk
mengatasi kendala tersebut dan langkah antisipatif untuk menanggulangi
kendala yang mungkin akan terjadi pada tahun mendatang
8
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini memuat tentang alasan disusun LKj IP/manfaat LKj IP,
Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup DIY, Potensi
yang menjadi ruang lingkup OPD dan Sistematika penulisan LKj IP
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Pada bagian ini disajikan gambaran singkat mengenai rencana strategis,
rencana kinerja tahunan dan perjanjian kinerja. Pada awal bab disajikan
gambaran secara singkat sasaran utama yang ingin diraih instansi pada tahun
yang bersangkutan serta bagaimana kaitannya dengan capaian visi dan misi
instansi
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pada bagian ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi, dan
analisis akuntabilitas kinerja. Termasuk didalamnya menguraikan secara
sistematis
pembandingan
data
kinerja
secara
memadai,
keberhasilan/kegagalan, dan permasalahan yang dihadapi serta langkahlangkah antisipatif yang akan diambil
Disajikan pula akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan rencana dan
realisasi anggaran bagi pelaksanaan tupoksi atau tugas-tugas lainnya dalam
rangka mencapai sasaran/tujuan organisasi yang telah ditetapkan, termasuk
analisis tentang capaian indikator kinerja dan efisiensi
BAB IV PENUTUP
Pada
bagian
ini
dikemukakan
simpulan
secara
umum
tentang
keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan
dengan kinerja instansi yang bersangkutan serta strategi pemecahan masalah
LAMPIRAN
9
BAB 2
Perencanaan
Bab 2 Berisi :
1. Perencanaan
Strategis
2. Perjanjian Kinerja
Tahun 2016
3. Rencana Anggaran
Tahun 2016
4. Instrumen
Pendukung
& Perjanjian Kinerja
II.1 Perencanaan Strategis
Pembangunan
yang
telah
dilaksanakan
Pemerintah Daerah DIY selama empat tahun terakhir
menunjukkan tingkat keberhasilan yang baik. Evaluasi
Pembangunan yang dilakukan pada tahun 2014
menunjukkan adanya beberapa indikator target
sasaran yang capaiannya telah melampaui target yang
ditetapkan pada akhir RPJMD.
Hasil evaluasi tersebut ditindaklanjuti dengan dilakukannya perubahan
terhadap RPJMD 2012-2017 berdasarkan amanat Peraturan Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 8 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 dan Peraturan Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Perubahan Target
Pencapaian Sasaran Tahunan Rencana Jangka Menengah, Kebijakan Umum dan
Program Pembangunan Serta Indikator Kinerja Utama Gubernur Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-2017.
Selaras dengan perubahan RPJMD 2012-2017 menimbulkan konsekuensi
logis adanya tindak lanjut dalam Perubahan Renstra Badan Lingkungan Hidup DIY
Tahun 2012-2017, yang telah ditetapkan dalam SK Kepala Badan Lingkungan Hidup
DIY Nomor : 188/504 Tentang Perubahan Kedua Terhadap Rencana Strategis Badan
Lingkungan Hidup DIY Tahun 2012 - 2017 Tanggal 19 Januari 2015. Perubahan
perlu dilakukan untuk melakukan rasionalisasi terkait target kinerja sasaran,
program dan kegiatan pendukung sasaran Badan Lingkungan Hidup DIY sebagai
penjabaran sasaran dan indikator Gubernur dalam perubahan RPJMD. Hasil
perubahan RPJMD DIY Tahun 2012-2017 akan digunakan sebagai panduan dalam
menentukan program kegiatan dalam rencana kerja sampai dengan tahun akhir
10
RPJMD. Perubahan yang dilakukan tercantum dalam Renstra Badan Lingkungan
Hidup DIY
II.1.1 Visi dan Misi
Visi
Bertitik tolak dari dasar filosofi pembangunan daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta Hamemayu Hayuning Bawana, SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY
melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam lima
tahun kedepan, tahapan dalam rencana pembangunan jangka panjang, dan
aspek-aspek
potensial
yang
berkembang
selama
ini
serta
mempertimbangkan isu-isu lingkungan hidup strategis dan perkembangan
pengelolaan lingkungan hidup global yang cukup pesat perlu diwujudkan
suatu kondisi dinamis masyarakat yang maju, namun tetap menjunjung tinggi
nilai-nilai budaya yang adiluhung. Dengan memperhatikan visi yang hendak
dicapai dalam RPJMD DIY tahun 2012 – 2017, maka rumusan visi Badan
Lingkungan Hidup DIY yang ingin dicapai selama lima tahun mendatang
adalah sebagai berikut:
“Sebagai Institusi Yang Handal Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk
Mewujudkan Masyarakat DIY Berbudaya dan Berwawasan Lingkungan”
Misi
Sesuai Visi Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY yang akan dicapai selama
kurun waktu 5 (lima) tahun, maka misi yang ditetapkan dalam Rentra BLH
DIY tahun 2012-2017 adalah sebagai berikut :
1.
Meningkatkan profesionalisme, akuntabilitas dan kapasitas Badan
Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi badan;
2.
Meningkatan kualitas lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya
alam melalui sinergi sitas lintas pemangku kepentingan serta
mengembangan budaya kearifan lokal;
3.
Menguatkan kapasitas, kepedulian dan partisipasi lintas pemangku
kepentingan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang berkeadilan gender;
11
4.
Memantapkan
sarana
prasarana
dan
akses
informasi
dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara adil, merata dan
berkualitas.
II.1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan
Mengacu pada Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka Tujuan Jangka
menengah salama 5 tahun anggaran adalah :
a.
Mengoptimalkan tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup dalam
melaksanakan program dan kegiatan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, dengan :
- Memfasilitasi upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan
wawasan sumber daya manusia BLH DIY dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
- Peningkatan sarana prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi badan secara profesional dengan
menyesuaikan kemajuan pengetahuan, ketrampilan dan teknologi
yang ada
b.
Meningkatkan
sinergisitas,
intensitas,
dan
efektifitas
dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh
lintas pemangku kepentingan, dengan :
- Mengembangkan budaya kearifan lokal dalam bidang lingkungan
Hidup
- Mendorong kerjasama yang efektif, efisien dan berkeadilan lintas
pemangku kepentingan dalam bidang lingkungan hidup
- Mendorong dan fasilitasi upaya peningkatan kualitas lingkungan
hidup dan perlindungan sumber daya alam yang dilakukan oleh
Pemerintah
c.
Meningkatkan kapasitas, kesadaran, partisipasi, dan kepedulian serta
tingkat ketaatan para pemangku kepentingan dalam upaya pelestarian
fungsi lingkungan hidup, dengan :
- Mendorong advokasi kepada para pemangku kepentingan dalam
bidang lingkungan hidup dan sumber daya alam
12
- Memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap para pemangku
kepentingan akan kewajiban di dalam pengelolaan lingkungan
- Mengembangkan jejaring kerja lintas pemangku kepentingan dalam
bidang lingkungan hidup dan sumber daya alam
- Mendorong dan memfasilitasi peranserta berbagai kelompok
masyarakat
untuk
berperan
aktif
dalam
perlindungan
dan
pengelolaan lingkungan
d.
Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana serta piranti keras dan
lunak untuk pengelolaan data dan informasi bidang lingkungan hidup,
dengan :
- Mendorong penyusunan berbagai peraturan hukum dalam bidang
lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya alam
- Peningkatan kuantitas maupun kualitas berbagai demplot fasilitas
pengelolaan lingkungan hidup dan mendorong pengembangan dan
replikasinya sampai di tingkat masyarakat
- Mengembangan sistem dan akses data informasi lingkungan hidup
Sasaran Strategis
Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran strategis
yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun adalah
sebagai berikut:
Tabel II.1 Sasaran Strategis Badan Lingkungan Hidup DIY
NO.
SASAR
INDIKA
SATU
KONDI
AN
TOR
AN
SI
STRATE
KINERJA
AWAL
GIS
2012
Tahun
TARGET
AKHIR
201
201
3
4
2015
2016
2017
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
Kualit
Persentas
%
3,74
3,74
7,48
11,21
14,95
18,69
as Air
e
Menin
Peningkat
gkat
an
%
2,26
2,25
4,51
6,76
9,01
11,26
Kualitas
Air
2
Kualit
Persentas
13
as
e
Udara
Peningkat
Menin
an
gkat
Kualitas
Udara
3.
Pengel
Peningkat
olaan
an Akses
Data
Informasi
dan
Lingkunga
jenis
8
8
8
9
10
11
Inform n Hidup
asi
Lingku
ngan
Hidup
Sumber : Data BLH DIY Tahun 2016
II.1.3 Strategi
Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah
selanjutnya perlu ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai.
Cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan strategi organisasi
untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
meliputi penetapan strategi, kebijakan, program dan kegiatan.
II.1.3.1 Misi 1
 Strategi
Meningkatkan profesionalisme, akuntabilitas dan kapasitas
Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan
1. Pengembangan potensi sumber daya manusia Badan
Lingkungan Hidup
2. Penambahan jumlah sumber daya manusia serta
sarana dan prasarana untuk meningkatkan kinerja
Badan Lingkungan Hidup.
3. Peningkatan peran Badan Lingkungan Hidup dalam
mengoptimal kan peran para pemangku kepentingan
14
dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup
dan sumber daya alam.
4. Peningkatan jejaring kerja lintas sektor dan lintas
pemangku kepentingan dalam mengoptimalkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan.
5. Peningkatan peran BLH DIY dalam mengoptimalkan
peran pemangku kepentingan dalam upaya
pengendalian pencemaran air sungai.
 Kebijakan
1.
2.
3.
4.
Meningkatkan kapasitas SDM para pegawai
Meningkatkan sarana dan prasarana operasional badan
Meningkatkan jumlah personil yang diperlukan
Meningkatkan jejaring kerja dalam mengoptimalkan
pelaksanaan tugas dan fungsi badan
5. Mengikuti kemajuan dan perkembangan metode,
teknik,
peralatan
dan
pengetahuan
dalam
melaksanakan tugas dan fungsi badan
 Program
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
4. Program
Peningkatan
Pengembangan
Sistem
Pelaporan Capaian
 Kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1) Pelayanan Jasa Surat Menyurat
2) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan
Listrik
3) Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan
Kendaraaan Dinas/Operasional
4) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
5) Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
6) Penyediaan Alat Tulis Kantor
15
7) Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan
8) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor
9) Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
10) Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan
Perundang-undangan
11) Penyediaan Makanan dan Minuman
12) Rapat-rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Luar
Daerah
13) Penyediaan
Jasa
keamanan
Kantor/
Gedung/Tempat Kerja
14) Pengelolaan Arsip Dinamis
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1) Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional
2) Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
3) Pengadaan Mebeleur
4) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
5) Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Kendaraan
Dinas/Operasional
6) Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung
Kantor
7) Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
Kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1) Pendidikan dan Pelatihan Formal
2) Pengembangan ISO
4. Program
Peningkatan
Pengembangan
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut :,
1) Penyusunan Laporan Kinerja SKPD
2) Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Sistem
16
3) Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta
Pengembangan Data dan Informasi
4) Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program
Kegiatan SKPD
II.1.3.2 Misi 2
 Strategi
Meningkatan kualitas lingkungan hidup dan perlindungan
sumber daya alam melalui sinergisitas lintas pemangku
kepentingan serta mengembangkan budaya kearifan lokal
1. Pengoptimalan pemanfatan potensi SDM untuk
meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan
dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup dan
sumber daya alam
2. Peningkatan kerjasama dengan para pemangku
kepentingan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan
sumber daya alam
3. Fasilitasi pembentukan kampung hijau dan mendorong
kader lingkungan hidup lokal sebagai motivator
4. Mendorong dan fasilitasi konservasi air tanah di daerah
resapan
5. Peningkatan kerjasama pengelolaan Taman KEHATI
dengan Kabupaten
6. Peningkatan peran para pemangku kepentingan dalam
pengendalian pencemaran udara
7. Rehabilitasi kerusakan lahan berbasis masyarakat
8. Peningkatan efektifitas penegakan hukum terhadap
pelanggaran regulasi di bidang lingkungan hidup dan
sumber daya alam
 Kebijakan
1. Meningkatkan kualitas lingkungan melalui Program
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Hidup.
2. Meningkatkan peranserta para pemangku kepentingan
dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan
hidup.
17
3. Meningkatkan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
di Kawasan Perkotaan.
4. Mendorong pemanfaatan lingkungan hidup yang
harmoni dengan daya dukung dan daya tampungnya
5. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam secara
bijaksana
6. Meningkatkan efektifitas perlindungan sumber daya
alam dan fungsi lingkungan
7. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara
berkelanjutan
8. Meningkatkan efektivitas kerjasama antar pemangku
kepentingan dalam pengendalian pencemaran air
sungai
9. Meningkatkan efektivitas kerjasama antar pemangku
kepentingan dalam pengendalian polusi.
10. Meningkatkan
peran
serta
para
pemangku
kepentingan dalam pengendalian perubahan iklim
global dan penanggulangan dampak gas rumah kaca.
11. Meningkatkan
sinergisitas
dan
memperjelas
pembagian peran para pemangku kepentingan dalam
pengendalian pencemaran udara ambien
 Program
1. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Hidup.
2. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya
Alam.
3. Program Peningkatan Pengendalian Polusi
 Kegiatan
a. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup.
1. Pengkajian Dampak Lingkungan
2. Pembinaan Teknis Pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL
dan DPL
3. Penegakan Hukum Lingkungan
4. Penyusunan SPM bidang Lingkungan Hidup
18
5. Peningkatan Kepedulian LH
6. Pengembangan Kapasitas SDM dan kelembagaan
LH
7. Peningkatan Kapasitas Laboratorium Penguji
Lingkungan
8. Pengawasan Tingkat Ketaatan perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup
9. Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah
Cair
b. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya
Alam.
1) Konservasi Sumberdaya Air dan Keanekaragaman
Hayati
2) Pengendalian Kerusakan Lingkungan
c. Program Peningkatan Pengendalian Polusi
1) Pengendalian Pencemaran Udara
II.1.3.3 Misi 3
 Strategi
Menguatkan kapasitas, kepedulian dan partisipasi lintas pemangku
kepentingan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang berkeadilan gender adalah :
1. Pengembangan kebijakan operasional untuk memanfaatkan
kearifan lokal dalam pengelolaan lingkungan
2. Peningkatan sarana dan prasarana lingkungan untuk
mewujudkan DIY sebagai tujuan wisata dan pusat pendidikan
terkemuka
3. Fasilitasi Pembentukan Kelompok pengelola sampah mandiri di
tingkat komunitas.
4. Meningkatkan pengelolaan sampah dengan konsep 3R
(Reduce, Reuse, Recycle) berbasis masyarakat.
5. Pembinaan dan penaatan hukum lingkungan bagi para pelaku
usaha/kegiatan.
6. Peningkatan pembinaan kepada para pelaku penambangan
dan mengintensifkan monitoring pelaksanaan dokumen
lingkungan (UKL/UPL/AMDAL/RKL/RPL)
19
 Kebijakan
1. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan
kelembagaan dalam pengelolaan lingkungan
2. Mengembangkan dan meningkatkan sistem hukum lingkungan
untuk menjamin terlaksananya supremasi hukum
3. Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat pengelola
sampah.
4. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan
kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sampah
5. Pemberian stimulan pembangunan sumur resapan air hujan
(SPAH) bagi masyarakat yang tinggal di daerah resapan air
hujan.
6. Peningkatan pembinaan bagi kelompok masyarakat peduli
lingkungan.
 Program
1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
2. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
 Kegiatan
1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
1) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
persampahan
2. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
1) Penataan RTH
II.1.3.4 Misi 4
 Strategi
Memantapkan sarana prasarana dan akses informasi dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara adil,
merata dan berkualitas
1. Peningkatan peran mitra kerja untuk mengatasi keterbatasan
basis data.
2. Peningkatan perangkat keras dan lunak dalam pengelolaan
lingkungan hidup
20
3. Peningkatan pengelolaan data dan informasi lingkungan hiudp
4. Peningkatan kemudahan akses informasi kepada publik secara
lebih luas
5. Peningkatan penggunaan berbagai media publikasi dalam
penyampaian data dan informasi lingkungan hidup.
6. Peningkatan peraturan perundangan terkait lingkungan hidup
7. Peningkatan instrumen pendukung pengelolaan dan
perlindungan lingkungan hidup
 Kebijakan
1. Mengembangkan sistem dan aksesibilitas informasi lingkungan
2. Peningkatan pengadaan piranti keras dan lunak yang diperlukan
untuk pengelolaan data dan informasi
3. Meningkatkan pengelolaan data dan informasi berbasis sistem
informasi geografis dan menyesuaikan dengan kemajuan
teknologi informasi
4. Meningkatkan kemudahan akses data dan informasi lingkungan
5. Meningkatkan pengunaan berbagai media publikasi yang
memungkinkan untuk penyampaian data dan informasi
lingkungan hidup.
6. Meningkatkan kerjasama, sharing dan integrasi data informasi
lingkungan untuk mendukung evaluasi dan perencanaan
lingkungan hidup.
 Program
Peningkatan Akses Informasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Hidup
 Kegiatan
1. Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang
Lingkungan
2. Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan
3. Penguatan jejaring informasi lingkungan pusat dan daerah
4. Penyusunan dan Penerbitan Buletin Kalpataru
5. Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah
6. Penyampaian informasi lingkungan hidup
21
II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi
yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai
dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen
penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah
atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta
sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat sasaran strategis,
indikator kinerja, beserta target kinerja dan anggaran.
Dalam penyusunan perjanjian kinerja instansi mengacu pada Renstra,
RKT, IKU, dan anggaran atau DPA. Perjanjian Kinerja pada tabel berikut
merupakan Perjanjian Kinerja tahun 2016:
Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016
NO
1
1
2
3.
SASARAN
INDIKATOR
SATUA
TARGET
STRATEGIS
KINERJA
N
TAHUNAN
2
3
4
5
%
9,01
Kualitas
Persentase
Udara
Meningkat
TRIWULAN
TARGET
6
7
Triwulan I
-
Peningkatan
Triwulan II
4,55 %
Kualitas Air
Triwulan III
4,55 %
Triwulan IV
9,01 %
Triwulan I
-
%
14,95
Kualitas Air
Persentase
Meningkat
Peningkatan
Triwulan II
4,98%
Kualitas
Triwulan III
9,96%
Udara
Triwulan IV
14,95%
Triwulan I
-
Pengelolaa
Peningkatan
jenis
10
n Data dan
Akses
Triwulan II
-
Informasi
Informasi
Triwulan III
-
Lingkungan
Lingkungan
Triwulan IV
10 jenis
Hidup
Hidup
Sumber : Data BLH DIY Tahun 2016
22
II.3 Rencana Anggaran Tahun 2016
Pada Tahun Anggaran 2016 Badan Lingkungan Hidup DIY melaksanakan
kegiatan dengan anggaran murni sebesar Rp 19.234.260.004,00. Melalui
mekanisme perubahan APBD 2016 menjadi Rp. 18.370.472.235,00 dengan
rincian Belanja Tidak Langsung Rp 3.629.670.109,00 dan Belanja Langsung Rp
14.740.757.126,00. Adapun realisasi anggaran sebesar Rp 16.812.845.930,00
(91,52%) dengan rincian untuk belanja tidak langsung Rp 3.355.329.200,00
(92,44%) belanja langsung sebesar Rp 13.457.516.730,00 (91,29%)
II.3.1 Target Belanja Badan Lingkungan Hidup DIY
Tabel II.3 Target Belanja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2016
Uraian
Target
Prosentase
Belanja Tidak Langsung
Rp. 14.740.757.126,-
80,24 %
Belanja Langsung
Rp. 3.629.670.109,-
19,76 %
Jumlah
Rp. 18.370.472.235,-
100 %
II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis
Anggaran belanja langsung Tahun 2016 Badan Lingkungan Hidup DIY
yang dialokasikan untuk pencapaian sasaran strategis adalah sebagai
berikut:
Tabel II.4 Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis
No.
Sasaran
Anggaran
Prosentase
Keterangan
1
2
3
4
5
1
Kualitas Air
Rp
Meningkat
9.453.313.920,-
51,46%
Sasaran kualitas air
didukung program/
kegiatan :
-
Pengendalian
Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
(10 kegiatan)
-
Pengembangan Kinerja
Pengelolaan
persampahan (1
kegiatan)
-
2
Kualitas Udara
Rp
7,94%
Perlindungan dan
Konservasi SDA (2
kegiatan)
Sasaran kualitas udara
23
Meningkat
didukung program/
kegiatan :
1.458.621.006,-
-
Program Peningkatan
Pengendalian Polusi (2
kegiatan)
3
Pengelolaan Data
Rp
dan Informasi
722.204.000,-
3,93%
Lingkungan Hidup
Program Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau
(RTH)-(1 kegiatan)
Program/kegiatan yang
mendukung capaian
Sasaran pengelolaan data
dan informasi LH adalah :
Program Peningkatan
Kualitas dan Akses
Informasi SDA dan LH (2
kegiatan)
 Sumber : Data BLH DIY Tahun 2016
II.4 Instrumen Pendukung
Instrumen pendukung penerapan SAKIP di SKPD dan untuk menunjang
kelancaran tugas Badan Lingkungan Hidup DIY di dukung dengan beberapa
perangkat Sistem Informasi yaitu Website BLH DIY, Sistem Informasi
Lingkungan (SIL), SIPKD, Web Monev E-Sakip, Database BLH DIY, sebagai
berikut :
1. Web Site SKPD untuk menginformasikan kegiatan Badan Lingkungan Hidup
DIY dengan alamat www.blh.jogjaprov.go.id.
2. Sistem Informasi Lingkungan (SIL) Badan Lingkungan Hidup DIY, dengan
alamat http://sil.jogjaprov.go.id.
24
3. Sistem Informasi SLHD Badan Lingkungan Hidup DIY, memuat data dan
informasikan status lingkungan hidup daerah di DIY, dengan alamat :
www.slhddiy.com
4. Web Site Keanekaragaman hayati untuk menginformasikan kegiatan
Konservasi keanekaragaman hayati Badan Lingkungan Hidup DIY dengan
alamat www.kehati.jogjaprov.go.id.
25
5. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD), Monev APBD DIY,
E-SAKIP dan Jogjaplan
26
BAB 3
Akuntabilitas Kinerja
III.1. Capaian Kinerja Tahun 2016
Bab 3 Berisi :
1. Capaian Kinerja
Tahun 2016
2. Evaluasi dan
Analisis Capaian
Kinerja Sasaran
Strategis
3. Evaluasi dan
Analisis Capaian
Kinerja Lainnya
4. Akuntabilitas
Anggaran
Badan Lingkungan Hidup DIY telah melaksanakan
penilaian kinerja dengan mengacu pada Perjanjian
Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY tahun 2016 yang
telah disepakati. Penilaian ini dilakukan oleh tim
pengelola kinerja untuk mengevaluasi dan mengukur
dalam rangka pengumpulan data kinerja yang hasilnya
akan
memberikan
gambaran
keberhasilan
dan
kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari
hasil
pengumpulan
data
selanjutnya
dilakukan
kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan
tingkat capaian kinerja yaitu:
Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja
No.
Interval Nilai Realisasi
Kriteria Penilaian Realisasi
Kinerja
Kinerja
Kode
1.
91 ≤ 100
Sangat Baik
Hijau Tua
2.
76 ≤ 90
Tinggi
Hijau Muda
3.
66 ≤ 75
Sedang
Kuning Tua
4.
51 ≤ 65
Rendah
Kuning Muda
5.
≤ 50
Sangat Rendah
Merah
 Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan
oleh Badan Lingkungan Hidup DIY dilakukan dengan membandingkan antara
target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran
keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Badan Lingkungan Hidup DIY
beserta target dan capaian realisasinya dirinci sebagai berikut:
27
Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2016
N
SASARAN
O.
STRATEGIS
1
2
1
INDIKATOR KINERJA
SATU
AN
3
Kualitas Air
Persentase
Meningkat
Peningkatan
4
TARGET
PERSE
SI
NTASE
6
7
8
100%
Sangat
5
%
14,95
14,95
2
Persentase
Udara
Peningkatan
Meningkat
3
baik
tua)
%
9,01
9,01
100%
Peningkatan
Data dan
Akses Informasi
Informasi
Lingkungan Hidup
Sangat
baik
(hijau
Kualitas Udara
Pengelolaan
A/
KODE
(hijau
Kualitas Air
Kualitas
KRITERI
REALISA
tua)
Jenis
10
10
100%
Sangat
baik
(hijau
tua)
Lingkungan
Hidup
Dari tabel di atas, terdapat 3 (tiga) indikator yang terbagi ke dalam 3
(tiga) sasaran strategis. Pada tahun 2016, 3 (tiga) indikator telah memenuhi
target yang ditetapkan atau sebesar 100% dari total indikator. Hal ini
menunjukkan bahwa semua indikator kinerja telah memenuhi klasifikasi
sangat baik berdasarkan Permendagri Nomer 54 Tahun 2010.
III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis
Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis Badan
Lingkungan Hidup DIY yang dicerminkan dalam capaian Indikator Kinerja.
Adapun evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja menurut sasaran
stategis diuraikan sebagai berikut:
III.2.1. Sasaran Kualitas Air Meningkat
Tolok ukur capaian sasaran kualitas air meningkat terdiri dari 1
(satu) indikator yaitu indikator: Persentase Peningkatan Kualitas Air,
yang dihitung berdasarkan rata-rata peningkatan kualitas air
(parameter BOD, COD, dan Bakteri Koli) dikalikan seratus persen.
28
Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja (*)
No
Indikator
Capaian
2015
1
1
2
Persentase
2016
Target
Realisasi
Target
Capaian s/d
%
Akhir
2016
Realisasi*
Renstra
terhadap
(2017)
2017 (%)
3
4
5
6
7
8
98,75%
14,95
14,95
100
18,69
79,99
Peningkatan
Kualitas Air
(*)
Angka persentase peningkatan kualitas air pada tahun 2016 dihitung
berdasarkan hasil pemantauan 10 sungai, yaitu sungai Winongo, Code,
Gajahwong, Kuning, Konteng, Tambakbayan, Bedog, Oyo, Belik, dan Bulus.
Parameter kunci yang digunakan untuk menilai kualitas air adalah parameter
Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD) dan Bakteri
Koli (Fecal Coliform). Realisasi capaian BOD sebesar 8,0 mg/l dari target yang
ditetapkan < 9 mg/l, tercapai 100%. Nilai realisasi capaian parameter COD ratarata 17,3 mg/l dari target < 45 mg/l, tercapai 100% dan realisasi capaian Bakteri
Koli rata-rata 132.666,7 MPN/100 ml dari target yang ditetapkan <175.000
MPN/100 ml, tercapai 100%. Sehingga capaian 3 parameter BOD, COD dan
Bakteri Koli dirata-rata, hasilnya 100 %. Target capaian persentase peningkatan
kualitas air sebesar 14,95% dapat teralisasi sebesar 14,95% (atau capaian target
sebesar 100%). Apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra BLH DIY
tahun 2017 sebesar 18,69 %, maka capaiannya adalah 79,99%.
Realisasi kinerja indikator persentase peningkatan kualitas air pada tahun
2016 lebih baik daripada tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2015 hanya
tercapai 98,75%. Peningkatan capaian kinerja ini didukung oleh keberhasilan
dalam pelaksanaan Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Hidup melalui kegiatan Pengendalian Pencemaran Air, Tanah dan
B3 dengan anggaran APBD. Selain itu, juga didukung dengan kegiatan yang
bersumber dari dana keistimewaan, yaitu Mertikali yang banyak melibatkan
masyarakat sekitar sungai, telah berjalan selama dua tahun sampai dengan
tahun 2016 ini. Kegiatan di bidang lingkungan tidak dapat berdiri sendiri karena
lingkungan saling terkait dan terpengaruh oleh kegiatan-kegiatan lainnya.
29
Demikian halnya dalam pengendalian pencemaran air ini, adanya kegiatan dari
sektor lain sangat mendukung dalam upaya peningkatan kualitas air. Kegiatan
Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha/kegiatan yang berpotensi
menyebabkan timbulnya pencemaran air sungai merupakan faktor yang sangat
mendukung dalam kegiatan peningkatan kualitas air. Hasil pembinaan ini
adalah timbulnya kesadaran dari para pelaku usaha untuk mengolah limbahnya
sebelum dibuang ke lingkungan hingga mencapai baku mutu yang ditetapkan.
Selain itu, terlaksananya monitoring kualitas air secara periodik merupakan hal
penting dalam penyediaan database sekaligus evaluasi kualitas air sungai.
Faktor pendukung lainnya adalah terbangunnya IPAL komunal di daerah
permukiman wilayah sungai yang dibangun tidak hanya dari BLH DIY saja tetapi
dari sektor lain, misalnya Dinas PU. Kegiatan pembinaan pengelolaan sampah
domestik di daerah permukiman sekitar sungai juga berdampak signifikan
terhadap pengurangan volume sampah di sekitar sungai sebagai penyumbang
kandungan bakteri koli. Dan kegiatan-kegiatan dalam program pengendalian
dan kerusakan lingkungan, seperti reklamasi lahan dan pembangunan
wanadesa berdampak pada peningkatan kualitas Daerah aliran Sungai yang
secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kualitas air sungai.
Beberapa contoh pelaksanaan kegiatan tahun 2016 yang mendukung
keberhasilan tercapainya sasaran peningkatan kualitas air adalah sebagai
berikut :
1. Pemantauan Kualitas Air Sungai
Pemantauan kualitas air sungai dilaksanakan tiga periode selama satu
tahun, yaitu bulan Februari, Mei dan September 2016 yang mewakili
musim penghujan dan kemarau pada 10 sungai di wilayah DIY yang
meliputi 22 titik lokasi pengambilan sampel. Dalam pemantauan
bekerjasama dengan Laboratorium Penguji yaitu PIPBPJK Dinas PU-ESDM
DIY.
Secara umum, hasil pemantauan menunjukkan hasil rata-rata BOD,
COD dan Koli Tinja dibawah target maksimal dalam RPJMD DIY.
30
Gambar 3.1. Pengujian Parameter Kualitas Air Sungai di Kali Kuning
2. Pengendalian Pencemaran Air, Tanah dan B3
Salah satu kegiatan pengendalian air, tanah dan limbah B3 adalah
bantuan IPAL Komunal diberikan kepada kelompok warga yang kesulitan
dalam pengolahan limbah domestik rumah tangga terutama di daerah
padat penduduk. Tujuan dari pelaksanaan pembangunan jaringan air
limbah IPAL Komunal Domestik adalah :

untuk mengurangi laju penurunan kualitas lingkungan hidup khususnya
kualitas air sungai yang menjadi tempat pembuangan akhir limbah
termasuk air limbah domestik.

menunjang kebutuhan prasarana dan sarana Air Limbah untuk
permukiman yang padat dan yang tidak dilintasi / dilewati Instalasi
Perpipaan Limbah Terpusat
Dengan adanya IPAL komunal ini diharapkan kualitas air buangan limbah
domestik dapat lebih baik sehingga mengurangi pencemaran air sungai.
Dalam proses pembangunan IPAL komunal, diperlukan peranserta
masyarakat, khususnya rumah tangga yang nantinya akan menyambungkan
saluran septictank nya ke jaringan IPAL komunal. Penyambungan jaringan
IPAL komunal ini merupakan tahap kedua, sedangkan tahap pertama telah
dilakukan pada tahun 2015. Lokasi pembangunan IPAL adalah di Kabupaten
Bantul dan Sleman, tepatnya berada di lokasi :
a.
Dusun Grojogan, Wirokerten, Banguntapan, Bantul
b.
Dusun Banyumeneng Ambarketawang Gamping Sleman
31
Gambar 3.2. Sambungan IPAL Komunal
Selain IPAL komunal yang dibangun BLH DIY, instansi lain seperti PU DIY
(Satker) juga telah membangun IPAL komunal sebelumnya. IPAL komunal
yang ada di sekitar sungai kurang lebih ada 40 unit, dan masih berfungsi
dengan baik. Pembinaan dilakukan secara koordinatif dengan instansi
terkait dalam Program Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP).
Pembinaan
juga
dilakukan
terhadap
perusahaan-perusahaan
yang
menghasilkan limbah B3 di DIY. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
pemahaman pelaku usaha/kegiatan terkait kewajiban pengelolaan limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dalam rangka meningkatkan kualitas
lingkungan, serta permasalahan pengelolaan limbah B3 dan perizinan
pengelolaan limbah B3 di Kabupaten/Kota.
3. Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Lingkungan Hidup
Proses Pengawasan dan Pentaatan hukum ini merupakan proses
pembinaan yang orientasinya pada penegakan hukum Non Yustisia. Apabila
hasil dari proses ini tidak ada perubahan yang signifikan berkaitan dengan
ketaatan perusahaan, maka selanjutnya akan diteruskan dengan proses
Penegakan Hukum Pro Yustisia (Penuntutan melalui pengadilan).
Pengawasan pada tahun anggaran 2016 dilakukan terhadap usaha
dan atau kegiatan di DIY dengan sasaran sebanyak 122 usaha / kegiatan
(kunjungan pengawasan ada yang dilakukan 1 kali dan ada yang dilakukan 2
kali dalam satu tahun).
32
Evaluasi penaatan dibagi dalam 2 kategori, yaitu :
1. Taat (Biru)
Kegiatan/Usaha dinyatakan TAAT jika 4 aspek yang menjadi kewajiban
Usaha / Kegiatan (Dokumen Lingkungan, Pengendalian Pencemaran
Udara, Pengendalian Pencemaran Air, dan Pengelolaan Limbah B3)
sudah memenuhi ketentuan yang berlaku (Taat semua)
2. Tidak Taat (Merah)
Kegiatan / Usaha dinyatakan TIDAK TAAT jika salah satu kewajiban
Usaha / Kegiatan dari 4 aspek yang menjadi kewajiban perusahaan
(Dokumen Lingkungan, Pengendalian Pencemaran Udara, Pengendalian
Pencemaran Air, dan Pengelolaan Limbah B3) dilanggar.
Dari 122 usaha dan atau kegiatan yang menjadi sasaran pengawasan
Penaatan Lingkungan 2016, yang menjadi permasalahan yang sering di
temukan adalah antara lain adalah belum memiliki dokumen lingkungan,
memiliki dokumen tetapi sudah tidak sesuai dengan kenyataan faktual
sekarang, tidak melaporkan pelaksanaan dokumen LH setiap 6 bulan sekali,
belum memenuhi BMAL (Phospat, amoniak, minyak lemak, Coliform), dan
belum melakukan pengelolaan limbah B3 dengan benar.
4. Pengelolaan Sampah Mandiri
Kegiatan pengelolaan sampah mandiri bertujuan untuk mengurangi
timbulan sampah dari rumah tangga yang dibuang ke TPA. Adapun
kaitannya dengan pengendalian pencemaran air sungai adalah dengan
terkelolanya samapah pada masing-masing keluarga, maka samapah yang
dibuang ke lingkungan semakin berkurang termasuk yang dibuang ke
sungai. Oleh karenanya, di masyarakat di wilayah sempadan sungai
menjadi sasaran utama dalam pengelolaan sampah. Pada tahun 2016,
terbentuk 20 kelompok pengelola sampah mandiri di Kabupaten/Kota di
DIY. Pembinaan, monitoring dan evaluasi terus dilakukan agar pengelolaan
sampah di masyarakat tetap berlangsung. Selain itu, juga dilakukan
peningkatan kapasitas sumberdaya manusianya, agar pengelolaan sampah
dapat dilakukan secara tepat. Pembentukan Bank Sampah sangat didorong
agar
pengelolaan
sampah
lebih
maksimal.
Adanya
keterbatasan
sumberdaya manusia dalam pendampingan pengelolaan Bank Sampah
mendorong dilakukannya penyusunan Panduan Pengelolaan Bank Sampah.
33
Hal ini dimaksudkan agar dapat sebagai pedoman dalam pengelolaan Bank
Sampah di masyarakat.
5. Reklamasi Lahan dan Wanadesa
Reklamasi
lahan
dan
Wanadesa
dilaksanakan
dalam
upaya
meningkatkan pengendalian kerusakan hutan dan lahan, kualitas
lingkungan, pengendalian erosi, menciptakan iklim mikro dan perbaikan
tata air di sekitarnya. Dampak positif dari kegiatan wanadesa adalah
meningkatnya kualitas DAS sebagai pemasok material ke sungai. Kegiatan
Wanadesa telah dimulai pada tahun 2014 dan masih berjalan pada tahun
2016, meliputi kegiatan penanaman pohon yang bernilai konservasi,
pemeliharaan dan monitoring. Sedangkan untuk reklamasi lahan
merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun.
Pelaksanaan kegiatan Wanadesa periode tahun 2016 dilakukan di 13
wilayah desa dengan total sebanyak 16 lokasi penanaman. Kegiatan ini
diawali dengan sosialisasi pengenalan untuk masing-masing desa dan rapat
kerja.
Rapat
Kerja/Workshop
Wanadesa,
dilaksanakan
melibatkan
masyarakat dan aparat desa yang telah dan akan menerima kegiatan
wanadesa. Rapat Kerja/Workshop dimaksudkan sebagai sinkronisasi antara
BLH DIY dengan Desa penerima. Kemudian dilakukan pembuatan
rancangan teknis perencanaan pembangunan wanadesa 2016, serta
pendampingan selama tahap pembuatan lubang tanam, pengadaan pupuk
dan bibit tanaman, hingga dilakukan kegiatan penanaman. Kegiatan
penanaman vegetasi, dilakukan saat musim penghujan sudah tiba. Hal
ini untuk meminimalisir jumlah bibit yang mati serta memastikan bibit
tanaman cukup air hingga mampu beradaptasi dengan lingkungan
baru.
34
Gambar III.3. Penanaman pohon pada kegiatan Wanadesa tahun 2016.
Untuk mendukung upaya Reklamasi dan pemulihan lahan akibat
kerusakan lingkungan maka Badan Lingkungan Hidup DIY pada tahun 2016
telah melakukan Kajian Kerusakan dan Desain Reklamasi Kerusakan Lahan
sebagai dasar perencanaan dalam menyusun program/kegiatan untuk lima
tahun ke depan (2017-2022). Dari hasil kajian ini diharapkan kegiatan
reklamasi lahan akan semakin optimal dan tepat sasaran.
III.2.2. Sasaran Kualitas Udara Meningkat
Tolok ukur capaian sasaran Kualitas Udara Meningkat terdiri dari 1
(satu) indikator yaitu : Persentase Peningkatan Kualitas Udara, dihitung
berdasarkan rata-rata peningkatan kualitas udara (parameter CO dan HC)
dikalikan seratus persen. Adapun realisasinya dapat dilihat dalam tabel
sebagai berikut :
Tabel III.4 Target dan Realisasi Kinerja (*)
No
Indikator*
Capaian
2015
1
2.
2
Persentase
2016
Target
3
4
100%
9,01
Realisasi
Target
Capaian s/d
%
Akhir
2016
Realisasi*
Renstra
terhadap
(2017)
2017 (%)
7
8
11,26
80,02%
5
6
9,01
100%
Peningkatan
Kualitas
Udara (*)
35
Angka persentase peningkatan kualitas udara pada tahun 2016
mendasarkan hasil uji pemantauan udara ambien yang dilakukan BLH DIY
dengan obyek pemantauan selama II (dua) periode yaitu Februari-April 2016
dan Agustus-September 2016. Pemantauan udara ambien dilakukan pada
roadside sebanyak 30 titik, dan di sekitar industri sebanyak 20 titik, serta
dengan sistem grid di sebanyak 25 titik. Dari hasil pengujian menunjukkan
realisasi capaian parameter Carbon Monoksida (CO) dengan nilai rata-rata
951,37 µg/m3 (0,00095137 ppm) dari target yang ditetapkan <8.000 µg/m3,
tercapai 100%. Realisasi capaian parameter Hidro Carbon (HC) dengan nilai
rata-rata 19,99 µg/m3 dari target yang ditetapkan <130 µg/m3, tercapai
100%. Capaian 2 (dua) parameter CO dan HC dirata-rata hasilnya 100%
(Capaian indikator peningkatan kualitas udara tercapai sebesar 9,01%
sampai dengan akhir tahun 2016). Hasil persentase peningkatan kualitas
udara dikategorikan sangat baik karena telah memenuhi target yang
ditetapkan sebesar 9,01 %. Apabila dibandingkan dengan target akhir
Renstra BLH DIY terhadap capaian RPJMD 2017 telah mncapai 80,02%, yaitu
dari target Renstra sebesar 11,26% tercapai sebesar 9,01%.
Adapun program/kegiatan BLH DIY TA 2016 yang mendukung
tercapainya target sasaran peningkatan kualitas udara adalah Program
Peningkatan Pengendalian Polusi ada 2 (dua) kegiatan dan kegiatan
Pengendalian Pencemaran Udara. Adapun pelaksanaan kegiatan secara
ringkas dapat disampaikan sebagai berikut :
1. Pengendalian Pencemaran Udara
Untuk mengetahui adanya pencemaran udara pada suatu wilayah,
salah satunya dengan mengukur kualitas udara ambien. Untuk itu,
dilakukan pemantauan kualitas udara dengan metode aktif dan pasif
(Grid) pada titik-titik yang dianggap mewakili kondisi kualitas udara di
DIY. Pengukuran kualitas udara dilakukan dalam dua periode. Periode I
dilaksanakan pada bulan Februari dan April 2016, sedangkan periode II
diukur pada bulan Agustus dan September 2016. Pemantauan dan
analisa laboratorium kualitas udara ambien dilaksanakan bekerjasama
dengan Laboratorium Penguji Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Dinas Nakertrans DIY. Sasaran pemantauan kualitas udara ambien
Periode I adalah di Roadside sejumlah 30 titik dan sekitar industri ada 20
36
titik (4 industri). Pada periode II, pemantauan dilakukan di roadside
sebanyak 24 titik, dan dengan sistem Grid (pasif) sebanyak 25 titik.
Lokasi pemantauan Grid di Bantul, Sleman dan Kota Yogyakarta. Jadi
dalam satu tahun titik pemantauan kualitas udara sebanyak 99 titik.
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara secara umum hampir
semua parameter kualitas udara ambien masih memenuhi bakumutu,
namun tetap perlu kewaspadaan terhadap kemungkinan kenaikan
konsentrasi. Dengan demikian, kondisi kualitas udara di DIY pada tahun
2016 masih masuk kategori sehat dengan parameter PM10 yang paling
dominan. Dominasi parameter PM10 ini relevan dengan kondisi
parameter kebisingan yang sebagian besar telah melebihi baku mutu.
Sehingga, dapat diasumsikan bahwa sumber pencemar udara, di D.I.
Yogyakarta berasal dari polusi kendaraan bermotor dan tidak menutup
kemungkinan berasal dari pembangunan hotel-hotel di kawasan
Perkotaan Yogyakarta.
Pemantauan kualitas udara dalam ruangan juga dilaksanakan
karena berkaitan dengan udara ambien. Pelaksanaan pemantauan
kualitas udara dalam ruangan pada bulan Oktober 2016 di kantor-kantor
pelayanan Kabupaten/Kota se DIY yang diwakili 10 lokasi, dengan
parameter kebisingan, debu, NO2, CO dan SO2.
Hasil pengukuran gas SO2, NO2, CO, kebisingan, dan debu di 10 titik
terukur semuanya masih menunjukkan dibawah Nilai Ambang
Batasmenurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri, artinya kondisi udara dalam ruang
tersebut masih sangat mendukung untuk karyawan dapat bekerja
secara aman nyaman dan produktif, tanpa ada gangguan kesehatan
untuk bekerja terus-menerus selama 8 jam sehari.
37
Gambar III.4. Pemantauan kualitas udara dalam ruangan
2. Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor
Uji
petik
meningkatkan
emisi
kendaraan
kesadaran
dan
bermotor
kepedulian
dimaksudkan
masyarakat
untuk
terhadp
pengendalian pencemaran udara yang bersumber dari emisi kendaraan
bermotor pribadi. Pelaksanaan uji petik emisi ini mendasarkan pada
Pergub DIY No. 39 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang
Sumber Bergerak Kendaraan Bermotor. Parameter yang diukur adalah
CO dan HC untuk kendaraan berbahan bakar Bensin, dan Opasitas untuk
yang berbahan bakar solar.
Uji petik dilaksanakan pada bulan April 2016 di 5 (lima) lokasi
Kabupaten/Kota se DIY, yaitu Halaman Gedung Pyramid Jalan
Parangtritis Kabupaten Bantul, Halaman Kampus LPP Kota Yogyakarta,
Kampus UII Jalan Kaliurang Km 14, 5 Kabupaten Sleman, SMKN 1
Pengasih Kabupaten Kulonprogo, Rest Area Bunder Kabupaten
Gunungkidul. Dalam pelaksanaan kegiatan uji emisi kendaraan
bermotor
bekerjasama
BLH/KLH/Kapedal
dengan
Kabupaten/Kota
Polres
dan
Kabupaten/Kota,
Dinas
P3EJ,
Perhubungan
Kabupaten/Kota.
Dari hasil uji petik diperoleh sebanyak 2626 kendaraan bermotor.
Dari 2626 kendaraan bermotor yang diuji baik roda 2 maupun roda 4,
persentase yang lulus uji mencapai 78,93 % telah memenuhi baku mutu
yang dipersyaratkan yaitu sesuai dengan Pergub No. 39 Tahun 2010
tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Sumber Bergerak Kendaraan
Bermotor dan sisanya sebesar (21,07 %) dinyatakan tidak lulus.
38
Gambar III.5. Aktifitas Uji petik emisi gas buang kendaraan bermotor
Upaya memperbaiki kualitas udara ambien dilaksanakan dengan
penanaman pohon perindang di perkotaan, penyadaran publik melalui uji
emisi kendaraan bermotor serta pembinaan kepada pelaku usaha yang
potensial menimbulkan pencemaran udara dan potensi perusakan lapisan
ozon. Dengan terpenuhinya target peningkatan kualitas udara maka kualitas
udara di DIY masih kondusif bagi masyarakat. Namun demikian, dengan
meningkatnya jumlah penguna kendaraan bermotor di DIY tanpa ada upaya
pembatasan dan rekayasa lalulintas
maka kecenderungan penurunan
kualitas udara pada tahun-tahun mendatang kemungkinan besar akan
terjadi.
III.2.3. Sasaran Pengelolaan Data dan Informasi Lingkungan Hidup
Tolok ukur capaian sasaran Pengelolaan Data dan Informasi Lingkungan
Hidup terdiri dari 1 (satu) indikator yaitu indikator Peningkatan Akses
Informasi Lingkungan Hidup. Persentase peningkatan akses informasi
lingkungan hidup dihitung berdasarkan peningkatan jenis data secara
akumulatif per tahun, realisasi capaian seperti pada tabel III.5.
Tabel III.5 Target dan Realisasi Kinerja (*)
No
Indikator*
Capaian
2015
1
3
2016
Target
2
3
4
Peningkatan
9
10
Realisasi
5
Target
%
Akhir
2016
Realisasi*
Renstra
terhadap
(2017)
2017 (%)
7
8
11
90,9
6
10
Capaian s/d
100
Akses
Informasi
Lingkungan
Hidup (*)
39
Target indikator kinerja Persentase Peningkatan akses Informasi Lingkungan
Hidup dalam RPJMD DIY Tahun 2012 – 2017, sampai dengan akhir periode
2017 sebanyak 11 jenis data. Pada tahun 2016 target peningkatan akses
informasi sebesar 10 jenis data, terealisasi 10 jenis data, sehingga capaian
realisasi 100%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebanyak 9
jenis data, maka realisasi tahun 2016 mengalami kenaikan 1 (satu) jenis data,
yaitu data Dokumen Perusahaan AMDAL/UKL-UPL/DPL. Adapun 10 jenis data
yang dapat diakses sebagai berikut :
1. Data Pemantauan Kualitas Air
2. Data kualitas udara ambien
3. Data kualitas air laut
4. Data kualitas air sumur
5. Data kualitas tanah
6. Data kualitas limbah padat
7. Data kualitas limbah cair
8. Data sumber pencemar
9. Data uji emisi kendaraan bermotor
10. Data dokumen perusahaan AMDAL/UKL-UPL/DPL
Capaian indikator persentase peningkatan akses informasi lingkungan hidup
sampai tahun 2016 terhadap target akhir RPJMD pada tahun 2017 adalah
90,9%.
Faktor pendukung keberhasilan tercapainya target sasaran pengelolaan
data dan informasi lingkungan hidup adalah meningkatnya pengelolaan data
dan informasi melalui Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup.
III.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya
III.3.1. Evaluasi Kinerja SPM Bidang Lingkungan Hidup
Sesuai dengan
ketentuan dalam Pasal 12 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 8 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
40
Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota, bahwa penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang bersifat wajib berpedoman pada standar pelayanan
minimal yang dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah.
Namun sebenarnya pada tahun 2016, urusan pemerintahan di bidang
lingkungan hidup merupakan salah satu kewenangan wajib pemerintahan
daerah tidak wajib berpedoman pada standar pelayanan minimal bidang
lingkungan hidup yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pengelolaan lingkungan hidup, melainkan
tetap wajib berdasarkan Permendagri. Sementara itu, Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/
Kota dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008
Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan
Hidup Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/ Kota sudah tidak berlaku lagi.
Namun demikian, karena kebijakan kemendagri masih mewajibkan SPM
urusan lingkungan hidup, maka ketentuan dalam Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup masih diadopsi. Pemerintah Provinsi mempunyai tiga jenis
pelayanan dasar bidang lingkungan hidup yaitu:
1. Pelayanan Informasi Status Mutu Air;
2. Pelayanan Informasi Status Mutu Udara;
3. Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau perusakan LH.
Adapun indikator dan nilai SPM serta batas waktu pencapaian SPM
bidang lingkungan hidup secara nasional untuk tiga jenis pelayanan dasar
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan
Hidup Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/ Kota, untuk Pemerintah
Provinsi adalah: Pelayanan Informasi Status Mutu Air, Pelayanan Informasi
Status Mutu Udara Ambien serta Pelayanan Tindak Lanjut Pengaduan
Masyarakat Adanya Dugaan Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan
Hidup dapat dilihat pada tabel III.6. Sedangkan untuk capaian pada tahun
2016 ini disamakan dengan capaian SPM tahun 2015.
41
Tabel III.6 Indikator, Nilai SPM Bidang LH dan Waktu Pencapaian
Tahun 2009-2016
Indikator dan Nilai SPM Bidang LH
Pelayanan Tindak Lanjut
Pelayanan
Pelayanan
Pengaduan Masyarakat
Tahun
Informasi
Informasi
Adanya Dugaan
Status Mutu Air
Status Mutu Udara
Pencemaran Dan/Atau
(%)
Ambien (%)
Perusakan Lingkungan
Hidup (%)
2009
20
20
60
2010
40
40
70
2011
60
60
80
2012
80
80
90
2013
100
100
100
2014
100
100
100
2015
100
100
100
2016
100
100
100
Sumber : Data BLH DIY tahun 2016
Adapun realisasi pelaksanaan untuk masing-masing jenis pelayanan
SPM bidang lingkungan hidup setiap tahun mulai tahun 2009-2016 adalah
sebagai berikut :
1. Jenis Pelayanan Informasi Status Mutu Air
Pada tahun 2016 realisasi capaian SPM bidang lingkungan hidup Daerah
DIY untuk jenis pelayanan informasi status mutu air adalah 100 % dan
target capaian 100 %, jadi untuk jenis pelayanan ini tercapai. Ada 11
sungai yang telah dipantau yaitu Oyo, Opak, Kuning, Tambakbayan,
Gadjahwong, Belik, Code, Winongo, Bedog, Kontheng. dan Sungai Bulus.
Jumlah titik pantau sebanyak 60 titik pemantauan. Adapun rumusan
penghitungan target capaiannya adalah sebagai berikut:
1. Jumlah Sungai yang telah ditetapkan kelas airnya = 11 sungai
2. Jumlah sungai yang dipantau status mutu airnya = 11 sungai
3. Jumlah sungai yang diinformasikan mutu airnya = 11 sungai
11
4. Realisasi capaian SPM =
x 100 % = 100 %
11
2. Jenis Pelayanan Informasi Status Mutu Udara
Realisasi SPM bidang lingkungan hidup Daerah DIY untuk jenis
pelayanan informasi status mutu udara ambien adalah 100 % sedangkan
42
target capaiannya 100 %, sehingga untuk jenis pelayanan ini dapat
tercapai.
Dari lima kabupaten/kota yang berada di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta, semuanya telah dipantau kualitas udaranya dengan jumlah
titik pemantauan sebanyak 50 titik oleh Badan Lingkungan Hidup DIY, yaitu:
1. Kabupaten Sleman,
2. Kabupaten Bantul,
3. Kabupaten Kulonprogo,
4. Kota Yogyakarta, dan
5. Kabupaten Gunungkidul.
Adapun perhitungan persentase realisasi capaiannya adalah sebagai
berikut:
=
 Kab/ Kota yang dipantau kualitas udara ambien
 Kabupaten/ Kota
x 100 %
Waktu Pemantauan Kualitas Udara Ambien dilaksanakan dalam dua
periode yaitu periode I pada bulan Maret 2016 dengan lokasi pemantauan
road side dan kawasan sekitar industri, dan periode II pada bulan
September 2016 dengan lokasi pemantauan sekitar road side dan
permukiman. Sumber pencemar utama di DIY adalah dari kendaraan
bermotor. Adapun metode yang digunakan dalam pemantauan kualitas
udara ambien adalah metode aktif dan pasif. Pengambilan sampel bekerja
sama dengan Laboratorium Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Dinas
Nakertrans DIY.
3. Jenis Pelayanan Tindaklanjut pengaduan masyarakat adanya dugaan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
Pada tahun 2016 realisasi capaian SPM bidang lingkungan hidup Daerah
DIY untuk jenis pelayanan pelayanan tindak dugaan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup lanjut pengaduan masyarakat adalah 100 %
sedangkan untuk target daerah 100 %, sehingga untuk jenis pelayanan ini
tercapai. Dari 1 kasus yang telah masuk pengaduannya, seluruhnya telah
tertangani oleh BLH DIY. Adapun perhitungan target capaiannya adalah:
43
 Pengaduan yang ditindaklanjuti
=
x 100 %
 Pengaduan yang masuk
III.3.2. Evaluasi Kinerja Kegiatan Pendukung
Capaian kinerja indikator bidang lingkungan hidup didukung juga oleh
keberhasilan
peran
serta
masyarakat/kelompok
dalam
pengelolaan
lingkungan hidup yang berwujud prestasi pada tingkat provinsi maupun
nasional. Kategori kejuaraan yang diikuti oleh kelompok binaan BLH DIY
adalah sebagai berikut :
1. Kalpataru
Pada tahun 2016, DIY memperoleh penghargaan Kalpataru Nasional
berupa
Plakat
Nominasi
Kalpataru
Nasional
kategori
Pengabdi
Lingkungan, yaitu Bapak Mateus Brotosugondo, S.Pd, dari kecamatan
Ponjong Kabupaten Gunungkidul. Keberhasilan kegiatan yang dilakukan
adalah berhasil memberdayakan anak didik dan masyarakat dalam
penghijauan telaga dan bukit, serta mengubah perilaku masyarakat di
lingkungan sekitar untuk cinta lingkungan, hidup bersih dan sehat.
Gambar 4.2. Penyerahan Plakat Nominasi Kalpataru Nasional Kategori
Pengabdi Lingkungan kepada Bapak Mateus Brotosugondo secara
simbolis pada acara Hari Lingkungan Hidup Tahun 2016.
2. Adiwiyata
Pembinaan
sekolah-sekolah
di
DIY
menjadi
sekolah
yang
berwawasan lingkungan telah berhasil mendapatkan prestasi berupa
Penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri Mandiri 5 (lima) besar seIndonesia yang diraih oleh SMP Negeri I Pandak Kabupaten Bantul.
44
Gambar 4.1. Penyerahan Tropi Sekolah Adiwiyata Mandiri secara simbolis
pada Hari Lingkungan Hidup
3. Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri
Kelompok Peran serta masyarakat dalam upaya mengatasi
permasalahan sampah, salah satunya melalui pembinaan kelompokkelompok pengelola sampah yang tergabung dalam Jejaring Pengelola
Sampah Mandiri (JPSM) tingkat Provinsi maupun Kabupaten. Adapun
Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) yang telah dibina adalah
sebagai berikut :
a. K3S (Kelompok Kerja Kelola Sampah) Jatikuning, Ngoro - oro, Patuk,
Gunungkidul
b. Gardu Action (Garbage Care And Education) Mancingan, Parangtritis,
Kretek, Bantul
c. Bank Sampah “Wirolaras” RW 8, Wirogunan, Mergangsan,
Yogyakarta
d. KPSM "Sadar Sampah" Susukan III, Margokaton, Seyegan, Sleman
e. Bank Sampah “Karang Asri” Karang Tengah RT. 05, Karangtengah,
Imogiri, Bantul
f. Bank Sampah "Cipta Mandiri" Perum Griya Taman Asri, RW 35
Panasan, Donoharjo, Ngaglik, Sleman
g. Kelompok Pengelola Shodaqoh Sampah "Haksa Muda" Kepek I,
Kepek, Wonosari, Gunungkidul
h. Bank Sampah “Ngudi Resik” RW 8, Suryodiningratan,Mantrijeron,
Yogyakarta
i. Bank Sampah “Uwuh Harjo” Ngrajun, Banjarharjo, Kalibawang, Kulon
Progo
45
III.4 Akuntabilitas Anggaran
Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2016 sebesar
91,29 %. dari total anggaran yang dialokasikan. Realisasi anggaran untuk
program/kegiatan utama sebesar 95,02 %, sedangkan realisasi untuk
program/kegiatan pendukung sebesar 90,55%. Jika dilihat dari realisasi
anggaran
per
sasaran,
penyerapan
anggaran
terbesar
pada
program/kegiatan di sasaran Pengelolaan Data dan Informasi Lingkungan
Hidup (96,92%). Sedangkan penyerapan terkecil pada program/kegiatan di
sasaran Kualitas Air Meningkat (91,212%).
Jika dikaitkan antara kinerja pencapaian sasaran dengan penyerapan
anggaran, pencapaian sasaran yang relatif baik dan diikuti dengan
penyerapan anggaran kurang dari 100% menunjukkan bahwa dana yang
disediakan untuk pencapaian sasaran pembangunan tahun 2016 telah
mencukupi.
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2016 yang dialokasikan
untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran disajikan
pada tabel berikut:
Tabel III.7 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2016
Kinerja
N
o
Sasaran
Target
1
1.
2
3
Realisa
si
Anggaran
%
Reali
%
Target
Realisasi
Reali
sasi
4
5
sasi
6
7
8
Air
14,95
14,95
100
9.453.344.725
8.622.608.879
91,212
Udara
9,01
9,01
100
1.458.621.006
1.385.813.813
95,0
Pengelolaan Data
10
10
100
722.204.000
699.983.202
96,92
Kualitas
Meningkat
2.
Kualitas
Meningkat
3.
dan Informasi
Lingkungan Hidup
46
Kinerja
N
Sasaran
o
Target
Anggaran
%
Realisa
Reali
si
%
Target
Realisasi
Reali
sasi
Jumlah
Total Belanja Langsung
sasi
11.634.169.73
10.708.405.89
1
4
14.740.757.12
13.457.516.73
6
0
Tabel III.8 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Program Tahun 2016
(yang mendukung capaian sasaran strategis)
Anggaran*
N
Program
o
Target
Realisasi
%
Keter
Devia
angan
si
1
2
1.
Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
Persampahan
Program
Pengendalian
2.
3
4
5
288.975.000
288.945.000
0,02
3.765.182.050
3.570.288.392
5,18
5.399.187.675
4.763.375.487
11,78
6
Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Hidup
3.
Program
Perlindungan
dan
lelang
Konservasi Sumber Daya Alam
4.
Program Peningkatan Kualitas
Sisa
722.204.000
699.983.202
3,08
971.944.106
922.054.118
5,14
dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan
Hidup
5.
Program Peningkatan
Pengendalian Polusi
6. Program Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
Jumlah
486.676.900
463.759.695
4,71
11.634.169.731
10.708.405.894
29,88
Total Belanja Langsung
14.740.757.126
13.457.516.730
91,29
* anggaran setelah APBD perubahan
47
Analisa Efisiensi
(Hanya untuk indikator kinerja sasaran yang capaiannya ≥100%)
No
Sasaran
Indikator
1
2
3
1.
Kualitas Air
Persentase
Meningkat
Peningkatan
% Capaian Kinerja
% Penyerapan
Tingkat
(≥100%)
Anggaran
Efisiensi
4
5
6
100
91,21
8,79%
100
95,0
5%
100
96,92
3,08%
Kualitas Air
2.
3.
Kualitas
Persentase
Udara
Peningkatan
Meningkat
Kualitas Udara
Pengelolaan
Peningkatan
Data
dan Akses
Informasi
Informasi
Lingkungan
Lingkungan
Hidup
Hidup
Program-program prioritas pada tabel III.5 merupakan program pendukung
sasaran kinerja BLH DIY. Besarnya anggaran program prioritas setelah perubahan
sebesar Rp 11.634.169.731,00 dengan realisasi Rp 10.708.405.894,00 atau 29,88%.
Sedangkan jumlah keseluruhan belanja langsung Rp 14.740.757.126,00. Sasaran
indikator kualitas air meningkat telah mencapai target kinerja sebesar 100%
dengan serapan anggaran sebesar 91,21 %, sehingga terdapat efisiensi anggaran
sebesar Rp 830.735.846,00 (8,79%). Sasaran indikator kualitas udara meningkat
telah mencapai target kinerja sebesar 100% dengan serapan anggaran sebesar
95%, sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp 72.807.193,00 (5%). Dan
untuk sasaran indikator Pengelolaan Data dan Informasi Lingkungan Hidup mencapai
target kinerja sebesar 100% dengan serapan anggaran sebesar 96,92%, sehingga
terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp 22.220.798,00 ( 3,08%).
48
BAB 4
Penutup
Bab 4 Berisi :
1. Kesimpulan
2. Saran
Penyelenggaraan kegiatan di Badan Lingkungan Hidup
DIY pada Tahun Anggaran 2016 merupakan tahun ke 4
dari Rencana strategis Badan Lingkungan Hidup Tahun
2012-2017. Keberhasilan yang dicapai berkat kerja
sama dan partisipasi semua pihak dan diharapkan
dapat dipertahankan serta ditingkatkan. Sementara
itu, untuk target-target yang belum tercapai perlu
diantisipasi dan didukung oleh berbagai pihak.
Hasil laporan kinerja Badan Lingkungan Hidup tahun 2016 dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.
Dari analisis 3 sasaran, terdapat 3 indikator kinerja utama yang dipilih sebagai
tolak ukur. Pada tahun 2016,
3 indikator telah memenuhi target yang
ditetapkan atau sebesar 100 % dari total indikator.
2.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Lingkungan Hidup telah memenuhi
target. Capaian pelayanan masing-masing komponen sebagai berikut :
a. Pelayanan informasi status mutu air sebesar 100%
b. Pelayanan informasi status mutu udara ambient sebesar 100%
c. Pelayanan tindaklanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau perusakan LH sebesar 100%.
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi dapat dirumuskan saran-saran sebagai berikut:
1.
Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap usaha/kegiatan yang
berpotensi menyebabkan timbulnya pencemaran air sungai.
2.
Meningkatkan terbangunnya IPAL Komunal permukiman di wilayah sungai.
49
3.
Meningkatkan kualitas lingkungan secara umum di wilayah Daerah Aliran
Sungai (DAS).
4.
Meningkatkan publikasi dan akses informasi lingkungan hidup ke masyarakat.
50
LAMPIRAN:
Lampiran 1. Struktur Organisasi
Lampiran 2. Perencanaan Strategis (matriks Renstra lima tahun)
Lampiran 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Lampiran 4. Tanggapan/Tindak Lanjut Evaluasi LKJ IP Tahun Sebelumnya
Lampiran 5. Penghargaan yang pernah diterima
51
LAMPIRAN 1. :
PERATURAN DAERAH DAERAH DIY
NOMOR
: 7 Tahun 2008
TANGAL : 15 Agustus 2008
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA
KEPALA BADAN
SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
BIDANG PENGENDALIAN
PENCEMARAN
LINGKUNGAN
SUB BIDANG
PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA
SUB BIDANG
PENGEDALIAN
PENCEMARAN
AIR DAN B3
SUB.BAGIAN PROGRAM,
DATA DAN TEKNOLOGI
INFORMASI
BIDANG PENGENDALIAN
PERUSAKAN DAN KONSERVASI
LINGKUNGAN
SUB BIDANG
PENGENDALAIN
PERUSAKAN
LINGKUNGAN
SUB.BIDANG
KONSERVASI
LINGKUNGAN
SUB BAGIAN UMUM
BIDANG PENGEMBANGAN
KAPASITAS
SUB BIDANG
PENGEMBANGAN SDM
DAN KELEMBGAAN
LINGKUNGAN
SUB BIDANG
PENGEMBANGAN
LABORATORIUM
LINGKUNGAN
SUB BAGIAN KEUANGAN
BIDANG PENAATAN DAN
KAJIAN LINGKUNGAN
SUB BIDANG PENAATAN
LINGKUNGAN
SUB BIDANG KAJIAN
LINGKUNGAN
Yogyakarta, 15 Agustus 2008
GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TTD
HAMENGKU BUWONO X
Lampiran 2.
Tabel 5.1 : RENCANA STRATEGIK TAHUN 2012 - 2017
Instansi : Badan Lingkungan Hidup DIY
Visi
: Sebagai Institusi Yang Handal Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk Mewujudkan Masyarakat DIY Berbudaya dan Berwawasan Lingkungan
Tujuan
Sasaran
Kebijakan Kode
(1)
(2)
(3)
Menjaga
kelestaria
n
lingkunga
n dan
kesesuaia
n Tata
Ruang.
Kualitas
lingkung
an hidup
meningk
at
Persentas
e
Peningkat
an
Kualitas
Lingkunga
n.
(4 )
Program dan Kegiatan
(5)
Lama
Perubahan
Data
Capaian
Pada
Tahun
Awal
Perencan
aan
(6)
(7 )
(8)
Indikator Kinerja Program (outcome)
dan Kegiatan (output)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Target
Rp (ribuan)
Target
Rp (ribuan)
Target
Rp (ribuan)
Target
(9)
( 10 )
( 11 )
( 12 )
(13 )
( 14 )
( 15 )
Rp (ribuan)
( 19 )
( 20 )
8.000
8.000
10.000
10.000
10.000
DIY
200.000
12 bulan
200.000
200.000
210.000
210.000
210.000
DIY
Penyediaan Jasa Pemeliharaan
dan Perizinan Kendaraan
Dinas/Operasional
8.000
8 unit
12.000
16.000
16.000
18.000
18.000
DIY
Penyediaan Jasa Administrasi
Keuangan
Penyediaan Jasa Kepersihan
Kantor
Penyediaan Alat Tulis Kantor
25.200
12 bulan
29.400
35.000
35.000
40.000
40.000
DIY
70.000
12 bulan
80.000
90.000
93.000
93.000
93.000
DIY
24.927
72 jenis
27.500
37.245
37.245
37.392
37.392
DIY
Penyediaan Barang Cetakan
Dan Penggandaan
19.760
15 jenis
25.000
25.000
25.000
25.000
25.000
DIY
Penyediaan Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan Bangunan
Kantor
8.500
18 jenis
10.000
13.000
14.000
17.000
17.000
DIY
Penyediaan Peralatan Rumah
Tangga
Penyediaan Bahan Bacaan Dan
Peraturan Perundang-Undangan
6.630
37 jenis
10.000
13.000
16.000
25.000
25.000
DIY
5.830
3 SKH
10.000
12.000
12.465
20.000
20.000
DIY
27.495
3.500 Orang
35.000
40.000
40.000
50.000
50.000
DIY
400.000
1 tahun
400.000
400.000
425.000
435.000
435.000
DIY
758.094
100%
814.000
Penyediaan Makanan Dan
Minuman
Rapat-Rapat Koordinasi Dan
Konsultasi Ke Luar Daerah
Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur
Meningkatnya
Sarana dan
Prasarana Aparatur
yang mendukung
kelancaran tugas
dan fungsi SKPD
Tetap
100%
100%
925.000
100%
948.125
100%
Target
( 18 )
550 buah
Penyediaan Jasa Surat
Menyurat
Penyediaan Jasa Komunikasi,
Sumberdaya Air dan Listrik
933.710
Rp (ribuan)
6.500
100%
100%
( 17 )
846.900
Tetap
889.245
( 16 )
100%
980.392
971.828
100%
Lokasi
100%
Terwujudnya
administrasi
perkantoran yang
mendukung
kelancaran tugas
dan fungsi SKPD
100%
Rp (ribuan) Target
Kondisi Kinerja pada
Akhir periode Renstra
SKPD
802.842
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
100%
Tahun 2017
100%
980.392
971.828
Tujuan
(1)
Sasaran
(2)
Kebijakan Kode
(3)
(4 )
Program dan Kegiatan
(5)
Lama
Perubahan
Data
Capaian
Pada
Tahun
Awal
Perencan
aan
(6)
(7 )
(8)
Indikator Kinerja Program (outcome)
dan Kegiatan (output)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Target
Rp (ribuan)
Target
Rp (ribuan)
Target
Rp (ribuan)
Target
(9)
( 10 )
( 11 )
( 12 )
(13 )
( 14 )
( 15 )
Pengadaan Peralatan Gedung
Kantor
Pengadaan Mebeleur
76.094
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Gedung Kantor
Rp (ribuan) Target
( 16 )
( 17 )
Target
Rp (ribuan)
( 18 )
( 19 )
( 20 )
80.000
50.000
1 Paket
50.000
65.000
65.000
81.000
12 bulan
90.000
105.000
128.125
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Kendaraan Dinas/Operasional
290.000
8 unit
310.000
325.000
325.000
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Perlengkapan Gedung Kantor
66.000
19 jenis
75.000
100.000
195.000
1 Paket
209.000
240.000
110.000
100%
110.000
100.000
1 Paket
40.000
45.500
106.000
106.000
106.000
DIY
10.000
1 Paket
10.000
10.000
15.275
21.339
21.339
DIY
0
DIY
Terwujudnya
peningkatan
manajemen
program, SDM
aparatur untuk
mendukung
kelancaran tugas
dan fungsi SKPD
Tetap
100%
Pendidikan dan Pelatihan
Formal
Bimbingan Teknis Implementasi
Peraturan Perundang-undangan
Pengembangan ISO SKPD
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Penyusunan Laporan Kinerja
SKPD
Penyusunan Laporan Keuangan
SKPD
Penyusunan Rencana Program
Kegiatan SKPD serta
Pengembangan Data dan
Informasi
Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan Program Kegiatan
SKPD
Terwujudnya
penata usahaan
keuangan dan
manajemen
pencapaian kinerja
program yang
mendukung
kelancaran tugas
dan fungsi SKPD
Tetap
100%
100%
115.500
90.000
Rp (ribuan)
100%
60.000
90.000
DIY
65.000
65.000
DIY
135.000
135.000
DIY
341.828
341.828
DIY
100.000
100.000
100.000
DIY
240.000
240.000
240.000
DIY
121.275
90.000
Lokasi
10 jenis
Rehabilitasi Sedang/Berat
Gedung Kantor
Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
90.000
Kondisi Kinerja pada
Akhir periode Renstra
SKPD
Tahun 2017
100%
100%
1 dokumen
60.000
100%
90.000
15.944
2 dokumen
15.000
15.000
19.725
21.000
21.000
DIY
35.000
2 dokumen
35.000
35.000
35.000
36.500
36.500
DIY
63.000
3 dokumen
25.000
25.000
25.000
26.686
26.686
DIY
13.350
1 dokumen
15.000
19.500
19.500
20.000
20.000
DIY
94.500
100%
99.225
0
127.339
127.294
100%
0
127.339
100%
104.186
100%
104.186
Tujuan
Sasaran
Kebijakan Kode
Program dan Kegiatan
Lama
(1)
(2)
(3)
(4 )
(5)
Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
Persampahan
(6)
Sumber pencemar
lingkungan yang
dibina
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Perubahan
Data
Capaian
Pada
Tahun
Awal
Perencan
aan
Target
Rp (ribuan)
(7 )
(8)
(9)
( 10 )
Indikator Kinerja Program (outcome)
dan Kegiatan (output)
Jumlah
Penambahan
Kelompok
Pengelola Sampah
Mandiri
Tahun 2013
20
20
kelompok kelompo
k
419.616
Pengembangan Teknologi
Pengelolaan Persampahan
279.564
Peningkatan Peran Serta
Masyarakat Dalam Pengelolaan
Persampahan
140.052
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Target
Rp (ribuan)
Target
Rp (ribuan)
Target
( 11 )
( 12 )
(13 )
( 14 )
( 15 )
30 kelompok
645.000
40
kelompok
660.000
Tahun 2017
Rp (ribuan) Target
( 16 )
50
kelompok
675.000
( 17 )
60
kelompo
k
Kondisi Kinerja pada
Akhir periode Renstra
SKPD
Rp (ribuan)
Target
Rp (ribuan)
( 18 )
( 19 )
( 20 )
700.000
60
kelompok
Lokasi
700.000
DIY
385.000
385.000
385.000
400.000
400.000
DIY
5 kali, 50
orang
260.000
275.000
290.000
300.000
300.000
DIY
4.497.604
6,29%
4.646.000
Koordinasi Penilaian Kota
Sehat/Adipura
Koordinasi Penilaian Langit Biru
80.000
5 kab/kota
99.980
Pengawasan Pelaksanaan
Kebijakan Bidang Lingkungan
Hidup
Pengkajian Dampak Lingkungan
Program Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Hidup
Koordinasi Pengelolaan
Prokasih/Superkasih
Ekspose Hasil Pengelolaan LH
Peningkatan
Persentase
kualitas lingkungan Peningkatan
kualitas air
2%
3,14%
9,43%
4.700.000
12,58%
4.800.000
15,72%
4.900.000
15,72%
4.900.000
85.000
85.000
4.700.000
85.000
85.000
85.000
DIY
80 Orang
250.000
250.000
-
250.000
250.000
250.000
DIY
79.875
100
perusahaan
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
DIY
144.475
5 dokumen
150.000
150.000
150.000
175.000
175.000
DIY
77.395
5 kab/kota
400.000
400.000
400.000
400.000
400.000
DIY
50.000
65.000
65.000
70.000
70.000
70.000
DIY
120000
120.000
120.000
120.000
120.000
DIY
Pemantauan Kualitas Udara
Ambien
Pemantapan Program Adiwiyata
100.000
2 kali/@30
orang
300 Sampel
99.838
5 Sekolah
140000
140.000
140.000
140.000
140.000
DIY
Pemantauan Kualitas Air
229.330
50 titik
250000
250.000
250.000
250.000
250.000
DIY
30
Usaha/Kegiata
n
70.000
7 kasus
100000
100.000
116.000
125.000
125.000
DIY
100000
100.000
100.000
115.000
115.000
DIY
Pembinaan Teknis Pelaksanaan
A M D A L, U K L-U P L, Dan D P
L
Penegakan Hukum Lingkungan
Hidup
Penerapan Eko Efisiensi
93.500
79.758
5 Kali
100000
100.000
100.000
100.000
100.000
DIY
Pengembangan Kelembagan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kawasan Sungai
55.000
10 lokasi
65000
65.000
65.000
80.000
80.000
DIY
1.075.893
1 Paket
350000
350.000
350.000
350.000
350.000
DIY
75.000
2 Kali
150000
150.000
150.000
150.000
150.000
DIY
700.000
2 dokumen
250000
250.000
250.000
250.000
250.000
DIY
Pengembangan Sarana Dan
Prasarana Laboratorium
Lingkungan Hidup
Peningkatan Kapasitas
Laboratorium Penguji
Lingkungan
Penyusunan Peraturan LH
Tujuan
(1)
Sasaran
(2)
Kebijakan Kode
(3)
(4 )
Program dan Kegiatan
(5)
Lama
Perubahan
Data
Capaian
Pada
Tahun
Awal
Perencan
aan
(6)
(7 )
(8)
Indikator Kinerja Program (outcome)
dan Kegiatan (output)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Target
Rp (ribuan)
Target
Rp (ribuan)
Target
Rp (ribuan)
Target
(9)
( 10 )
( 11 )
( 12 )
(13 )
( 14 )
( 15 )
Peringatan Hari Penting Terkait
Lingkungan Hidup
Pondok Pesantren Berwawasan
Lingkungan Hidup
Kondisi Kinerja pada
Akhir periode Renstra
SKPD
Tahun 2017
Rp (ribuan) Target
( 16 )
( 17 )
Rp (ribuan)
Target
Rp (ribuan)
( 18 )
( 19 )
( 20 )
Lokasi
200.000
1 Kali
250000
250.000
250.000
250.000
250.000
DIY
65.880
5 Pontren
80000
80.000
80.000
80.000
80.000
DIY
Pembinaan Pelaksanaan
Pedoman Pengelolaan
Laboratorium Di Lingkungan
Pendidikan SMA/SMK Dan PT
43.410
10 SMA
80000
80.000
80.000
90.000
90.000
DIY
Pengendalian Pencemaran Air
293.000
5 kab/kota
725000
725.000
725.000
725.000
725.000
DIY
Pengendalian B3 Dan Limbah B3
43.005
5 kab/kota
60000
60.000
80.000
80.000
80.000
DIY
Penyusunan SPM Bidang
Lingkungan Hidup
Peningkatan Peran Masyarakat
Dalam Pengnedalian LH
49.809
1 Kali 30
Orang
50000
50.000
50.000
50.000
50.000
DIY
0
54.000
54.000
54.000
54.000
DIY
Pengendalian Pencemaran
Tanah
Pembentukan Kader LH
86.700
30 Sampel
100000
100.000
125.000
125.000
125.000
DIY
0
-
-
-
-
DIY
0 1 kali 78 orang
216000
216.000
250.000
276.000
276.000
DIY
4 kali 10 orang
130000
130.000
130.000
130.000
130.000
DIY
1 Paket
280000
280.000
280.000
280.000
280.000
DIY
1.677.275
18 Ha
1.900.000
659.785
20 Kali 30
Orang
700.000
750.000
750.000
750.000
750.000
DIY
Pengendalian Kerusakan Hutan
Dan Lahan
Peningkatan Konservasi Daerah
Tangkapan Air dan SumberSumber Air
Pengendalian Dan Pengawasan
Pemanfaatan SDA
242.607
40 Sampel
254.000
304.000
360.000
360.000
360.000
DIY
143.370
3.500 batang
150.000
200.000
200.000
250.000
250.000
DIY
206.517
4.500
batang/9 Ha
215.000
265.000
265.000
265.000
265.000
DIY
Pengelolaan Keanekaragaman
Hayati dan Ekosistem
168.995
1 Paket
250.000
300.000
300.000
300.000
300.000
DIY
Peningkatan Peran Serta
Mayarakat Dalam Perlindungan
dan Konservasi SDA
138.050
5 kab/kota
200.000
200.000
200.000
250.000
250.000
DIY
55.760
550.000
Pengembangan Kapasitas Kader
lingkungan hidup
Pengendalian Sistem
Manajemen Mutu Laboratorium
Fasilitasi / Pengembangan
Teknologi Berwawasan
Lingkungan
Program Perlindungan dan
LuasLahan yang
Luas Lahan Yang
Konservasi Sumber Daya Alam TerkonservasiTerha Terkonservasi
dap Luasan Total
Lahan
Konservasi Sumber Daya Air
Dan Pengendalian Kerusakan
Sumber-Sumber Air
3 Ha
9 Ha
27 Ha
2.200.000
36 Ha
2.300.000
45 Ha
2.500.000
45 Ha
2.500.000
Tujuan
(1)
Sasaran
(2)
Kebijakan Kode
(3)
Program dan Kegiatan
(4 )
(5)
Pengendalian Kerusakan Pesisir,
Pantai dan Laut
Program Peningkatan Kualitas
dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan
Hidup
Lama
Perubahan
Data
Capaian
Pada
Tahun
Awal
Perencan
aan
(6)
(7 )
(8)
Indikator Kinerja Program (outcome)
dan Kegiatan (output)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2013
Target
Rp (ribuan)
(9)
( 10 )
Tahun 2014
Tahun 2015
Target
Rp (ribuan)
Target
Rp (ribuan)
Target
( 11 )
( 12 )
(13 )
( 14 )
( 15 )
117.950
2.500 batang
131.000
700.424
20%
866.000
Peningkatan Edukasi dan
Komunikasi Masyarakat di
Bidang Lingkungan
Pengembangan Data dan
Informasi Lingkungan
Penguatan Jejaring Informasi
Lingkungan Pusat dan Daerah
49.971
1 Kali
131.000
135.000
29.231 1 kali 40 orang
150.000
150.000
45.924 1 kali 40 orang
50.000
Penyusunan dan Penerbitan
Buletin Kalpataru
64.173 2 kali 1000 eks
Penyusunan Laporan Status
Lingkungan Hidup Daerah
67.064
Persentase
peningkatan akses
inforamasi sumber
daya air dan
lingkungan hidup
Jenis data dan
informasi
lingkungan hidup
yang dapat
diakses
10%
15%
Tahun 2016
25%
900.000
Rp (ribuan) Target
( 16 )
181.000
Tahun 2017
( 17 )
225.000
30%
1.000.000
Kondisi Kinerja pada
Akhir periode Renstra
SKPD
Rp (ribuan)
Target
Rp (ribuan)
( 18 )
( 19 )
( 20 )
325.000
35%
1.100.000
325.000
35%
Lokasi
DIY
1.100.000
175.000
200.000
200.000
DIY
150.000
150.000
150.000
DIY
75.000
75.000
100.000
100.000
DIY
65.000
65.000
75.000
75.000
75.000
DIY
35 set
70.000
75.000
75.000
100.000
100.000
DIY
339.059
1 Paket
400.000
475.000
DIY
269.028
5%
955.000
Pengujian Emisi Kendaraan
Bermotor
Pengujian Emisi/Polusi Udara
Akibat Aktivitas Produksi
72.625 2.000 Sampel
100.000
125.000
125.000
145.000
145.000
DIY
59.950
46 Sampel
80.000
100.000
135.000
160.000
160.000
DIY
Pengujian Kadar Polusi Limbah
Padat dan Limbah Cair
67.740
10 Sampel
75.000
125.000
150.000
200.000
200.000
DIY
Penyuluhan dan Pengendalian
Polusi dan Pencemaran
68.713
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
DIY
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
DIY
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
DIY
150.000
150.000
175.000
175.000
175.000
DIY
Penyusunan KLHS
Program Peningkatan
Pengendalian Polusi
Program Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
Penataan RTH
Jumlah
Peningkatan
penaatan
lingkungan bagi
kegiatan usaha
Persentase
pemenuhan
penyediaan ruang
terbuka hijau (RTH)
di kawasan
perkotaan
Persentase
Peningkatan
kualitas udara
Pemenuhan
Penyediaan
Ruang Terbuka
Hijau di Kawasan
Perkotaan
2%
7%
3%
11,67%
900.000
400.000
7%
822.000
450.000
9%
46,67%
1.135.000
873.000
475.000
12%
58,33%
1.230.000
919.000
12%
58,33%
1.230.000
2.223.453
23,33%
769.000
2.223.453
5 kab/kota
769.000
822.000
873.000
919.000
919.000
11.641.900
12.356.245
12.885.335
13.532.745
13.532.745
11.585.630
35%
1.050.000
919.000
DIY
1
Download