1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya manusia mempunyai potensi kreatif sejak awal ia
diciptakan. Potensi kreatif ini dapat kita lihat melalui keajaiban alamiah
seorang bayi dalam mengeksplorasi apapun yang ada disekitarnya.
Berdasarkan realita tersebut maka pendidikanlah yang mengemban tugas
untuk dapat mengembangkan potensi kreatif yang dimiliki manusia tersebut.
Diakui atau tidak, memang pada dasarnya setiap manusia mempunyai
kreatif. Hanya saja dalam perjalanan hidupnya ada yang mendapatkan
kesempatan untuk mengembangkan potensi kreatifnya, ada pula yang
kehilangan potensi kreatifnya karena tidak mendapat kesempatan ataupun
tidak menemukan lingkungan yang memfasilitasi berkembanganya potensi
kreatif tersebut.
Potensi alami yang dimilikinya, maka anak akan senantiasa
membutuhkan aktifitas yang sarat dengan ide-ide kreatif. Mereka perlu
mendapatkan pembinaan yang tepat yang memungkinkan mereka untuk dapat
mengembangkan kemampuan dan potensinya tersebut dapat berguna bagi
dirinya, keluarga dan masyarakat luas dan umumnya.
Dalam mengembangkan kreativitas hendaknya dilakukan sejak dini
(golden age), sebab pada masa ini individu memiliki peluang yang sangat
besar untuk dapat mengembangkan potensinya tersebut. Oleh Karena itu
kreativitas perlu dirangsang perkembangannya sejak masa kanak-kanak.
1
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Danti Widyaningsih, FKIP UMP, 2014
2
Sampai pada usia empat tahun seorang anak telah mencapai separuh dari
kecerdasannya. Rangsangan yang diberikan pada tahun-tahun pertama
kehidupannya akan memberikan hasil yang paling besar dalam peningkatan
potensinya.
Bermain merupakan suatu dorongan fitrah yang merupakan
pembawaan manusia dan tidak terbatas oleh usia. Bermain mempunyai arti
yang sangat penting bagi anak, kegiatan bermain merupakan ungkapan jiwa
yang benar, menyenangkan dimana didalamnya ada semacam rekreasi jiwa
yang cenderung pada kebebasan dan spontanitas yang digambarkan secara
jujur. Bermain adalah hak asasi yang memiliki nilai utama yang hakiki bagi
anak pada masa pra sekolah. Kegiatan bermain pada anak usia dini adalah
sesuatu yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya baik
secara fisik maupun psikis. Dalam bermain anak memiliki kesempatan untuk
mengekspresikan sesuatu yang ia rasakan dan pikirkan. Dengan bermain anak
dapat mengembangkan otot halus dan kasar, meningkatkan penalaran dan
mengenal lingkungannya, mengembangkan daya imajinasi, fantasi dan
kreativitas anak pun terasah.
Anak-anak pada dasarnya adalah individu yang kreatif. Mereka
memiliki ciri-ciri yang oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri-ciri
individu yang kreatif. Misalnya, rasa ingin tahu yang besar, sering bertanya,
imajinasi yang tinggi, minat yang banyak, tidak takut salah, berani
menghadapi resiko, bebas dalam berfikir, senang akan hal-hal yang baru, dan
sebagainya.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Danti Widyaningsih, FKIP UMP, 2014
3
Dalam hal ini, orang tua dan guru perlu bekerja sama dengan
memahami kreativitas anak-anak dengan bersikap luwes dan kreatif pula.
Kreativitas
yang
dimiliki
anak
seharusnya
mendapatkan
perhatian,
bimbingan, serta stimulasi yang tepat agar dapat berkembang dengan optimal.
Sekarang ini, dunia pendidikan anak terutama untuk anak usia dini sangat
membutuhkan guru yang kreatif. Pandai saja tidak cukup, tetapi juga harus
cerdas dalam mengembangkan keterampilan dan bahan ajar yang betul-betul
sesuai dengan peserta didik.
Sebenarnya, pendidik tidak hanya bergantung pada buku atau bahan
ajar dan alat peraga yang telah ada atau tersedia. Alam semesta sesungguhnya
merupakan
sumber
belajar
yang
tidak
ada
habisnya.
Bagaimana
memanfaatkan dan memberdayakan alam semesta sebagai sumber belajar
yang sangat bergantung pada kreativitas guru dan memotivasi, menstimulasi
serta merancang kegiatan pembelajaran bagi peserta didik.
Menurut Supriadi (1994: 15) mengutarakan kreativitas adalah
kemampuan seorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah
ada. Selanjutnya ia menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan
berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam
kemampuan berpikir, di tandai oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi, dan
intregasi antara setiap tahap perkembangan.
Berkenaan dengan pengembangan kreativitas di sekolah, Kurikulum
Berbasis Kopetensi menegaskan bahwa setiap siswa memiliki potensi untuk
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Danti Widyaningsih, FKIP UMP, 2014
4
berbeda. Perbedaan siswa terlihat dalam pola pikir, daya imajinasi, fantasi,
dan hasil karya. Akibatnya kegiatan belajar mengajar perlu dipilih dan
dirancang agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi secara
berkesinambungan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kreativitas
siswa.
Kreativitas anak tidak dapat tumbuh sendiri melainkan harus ada
pembimbing agar bakat kreativitasnya bisa tumbuh dan berkembang. Guru
mempunyai peran yang sangat penting dalam membimbing anak untuk
mengembangkan kreativitas, hal ini dapat dilakukan melalui metode
membuat kain songket dengan tali ravia. Melalui pembelajaran Seni dan
Keterampilan anak dapat menghasilkan berbagai macam karya yang kreatif
dengan memanfaatkan bahan – bahan yang tidak memakan biaya yang
terdapat di lingkungan sekolah dan tempat tinggal.
Pada kenyatannya, setelah penulis melekukan observasi di TK
Aisyiyah 3 Purwokerto, menunjukan bahwa rangsangan bagi tumbuhnya
kreativitas kuranglah memadai atau kurang mempertajam peningkatan
kreativitas.Kegiatan pembelajaran yang ada tampaknya belum secara
maksimal mampu mengembangkan kesadaran anak tentang kepercayaan diri,
eksperimen, fleksibilitas, orisinalitas, atau motivasi yang merupakan bagian
dari kesadaran kreatif. Sebagian besar anak tetap takut untuk mengungkapkan
diri, sebagian yang lain tetap tampak kesulitan bahkan sekedar mengikuti apa
yang dicontohkan guru.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Danti Widyaningsih, FKIP UMP, 2014
5
Berdasarkan pengamatan kegiatan pembelajaran di kelompok B TK
Aisyiyah 3 Purwokerto menunjukan bahwa dari 20 anak baru 4 anak atau 20%
anak yang berkembang sangat baik, 2 anak atau 10% berkembang sesuai
harapan, 6 anak atau 30% anak mulai berkembang, sedangkan 8 anak atau
40% anak belum berkembang dalam kreativitas menyulam. Kreativitas anak
didik masih kurang dikarenakan rendahnya kreativitas anak terhadap materi
yang diajarkan karena motivasi belajar anak rendah. Misalnya, anak tidak
memperhatikan guru ketika guru sedang menerangkan tentang kerapihan
dalam membuat kain songket, keberanian dalam membentuk atau menghias
sulaman kain songket, dan kurangnya motivasi dari orang tua untuk
mengembangkan kreasi dan imajinasi anak.
Dari
beberapa
kelemahan
dan
kekurangan
anak
dalam
mengembangkan kreativitasnya dikarenakan beberapa hal sebagai berikut,
guru kurang siap dalam menyampaikan materi, guru kurang memanfaatkan
alat-alat medianya, guru kurang kreatif dalam memilih bahan ajar atau media
pembelajaran, orang tua kurang memotivasi anak dalam belajar, dan banyak
guru yang terpancing untuk menempatkan diri sebagai subyek, sehingga anak
didik tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk mengembangkan diri
sesuai dengan keinginan, fokus perhatian dan bakat dasar yang dimiliki.
Akibatnya, pembelajaran menjadi kurang menarik atau hanya berpengaruh
terhadap aspek-aspek perkembangan tertentu saja.
Dari permasalahan itulah peneliti mengambil tindakan untuk
memperbaiki sistem pembelajaran untuk membangkitkan semangat belajar
anak. Keadaan tersebut apabila dibiarkan terus menerus maka pembelajaran
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Danti Widyaningsih, FKIP UMP, 2014
6
anak usia dini akan kehilangan kesempatan emas dalam membentuk individu
yang sesuai dengan harapan, yaitu individu yang tidak hanya cerdas, tetapi
juga kreatif, sehingga mampu menghadapi tantangan kehidupan di masa
mendatang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah dengan Metode
membuat kain songket ravia dapat meningkatkan kreativitas anak pada
kelompok B TK Aisyiyah 3 PurwokertoSemester Genap Tahun Ajaran 20132014?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas anak
melalui metode membuat kain songket ravia pada kelompok B TK Aisyiyah 3
Purwokerto Semester Genap Tahun Ajaran 2013-2014.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa
pihak yaitu:
a. Bagi siswa
Dapat meningkatkan kreativitas pada anak melalui membuat kain
songket dengan media ravia. Tercipta suasana yang menarik dan
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Danti Widyaningsih, FKIP UMP, 2014
7
menyenangkan sehingga situasi tersebut diharapkan bisa memberi
kontribusi terhadap hasil belajar.
b. Bagi Guru
Penelitian Tindakan Kelas bermanfaat untuk dapat berlatih
menerapkan pengembangan kreativitas
pada anak melalui metode
membuat kain songket dengan media ravia dalam suatu kegiatan
pembelajaran dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan.
c. Bagi Sekolah
Penelitian Tindakan Kelas bermanfaat bagi sekolah untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Taman Kanak-kanak Aisyiyah
Bustanul Athfal Dukuhwaluh karena adanya peningkatan kreativitas
dalam diri guru.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Danti Widyaningsih, FKIP UMP, 2014
Download