Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sistem Pencernaan

advertisement
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Hakikat Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan dan nilai sikap (Winkel, 1983). Belajar merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.
Dengan belajar, perilaku individu akan berubah ke arah yang lebih baik. Berhasil atau
tidaknya tergantung dari faktor – faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor eksternal dan
faktor internal.
a. Faktor eksternal adalah faktor dari luar siswa, yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa
meliputi faktor lingkungan sosial (guru, teman, masyarakat dan keluarga) dan faktor
lingkungan non sosial (gedung, sekolah, rumah, alat belajar, cuaca dan waktu belajar).
b. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri siswa, yaitu keadaan atau kondisi jasmani
dan rohani siswa meliputi aspek fisiologis (kondisi tubuh dan panca indera), dan aspek
psikologis antara lain: intelegensi dalam sikap, misalnya dalam beradaptasi dengan
teman, bakat dan minat dalam belajar serta kemauan besar untuk belajar.
Untuk mendapatkan pengertian yang obyektif tentang belajar di bawah ini
disampaikan tentang pengertian belajar menurut para ahli.
a. Moh Surya (1997) : “Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
b. Gagne (2005) : “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola – pola respons yang baru berbentuk ketrampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
c. Sudjana (2005) : “Belajar adalah proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah
karena adanya respons terhadap suatu situasi”.
d. Gagne (1999) : “Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena
pengalaman”.
7
e. Ruyan (2006) : “Belajar adalah suatu proses perubahan individu melalui interaksi
dengan lingkungannya”.
f.
Slameto (1995) : “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam iteraksi dengan lingkungannya.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha
yang dilakukan seseorang dalam proses perubahan tingkah laku yang merupakan hasil
pengalaman sendiri, latihan dan kemampuan berinteraksi dengan lingkungan sendiri.
2.1.2 Hasil Belajar
Menurut Adi Negro, hasil adalah segala jenis pekerjaan yang berhasil/ sukses dan
prestasi itu menunjukkan kecakapan suatu bangsa.Hasil belajar merupakan perubahan
tingkah laku seseorang dalam belajar. Orang yang belajar akan berubah atau bertambah
perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, ketrampilan motorik atau penguasaan sikap –
sikap (Winaputra: 25). Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan
menggunakan alat pengukur yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes
tertulis, lisan, maupun tes perbuatan (Sudjana, 1991). Hasil belajar merupakan suatu
perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga
membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar (Nasution
dalam Iskandar, 2009). Jadi hasil belajar adalah prestasi yang telah dicapai menurut
kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan
tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dan belajar dengan waktu tertentu,
prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain :
2.1.2.1 Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri. Faktor internal ada 3
bagian yaitu :
a.
Faktor Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang
didiamnya berpikir perasaan.
b.
Faktor Minat
8
Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subjek untuk merasa tertarik
pada bidang tertentu. Siswa yang kurang berminat dalam pelajaran tertentu akan
menghambat dalam belajar.
c.
Faktor Keadaan Fisik dan Psikis
Keadaan fisik menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani,
keadaan alat-alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada
keadaan stabilitas / labilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat
sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya.
2.1.2.2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar siswa
antara lain :
a.
Faktor guru
Guru harus dapat menunjukkan fleksibilitas yang yaitu dengan pendekatan
didaktis dan gaya memimpin kelas yang selalu disesuaikan dengan keadaan,
situasi kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat menunjang tingkat hasil belajar
siswa semaksimal mungkin.
b.
Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga juga mempengaruhi hasil belajar siswa bahkan merupakan
faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di
rumah, keluarga kurang mendukung situasi belajar, seperti kericuhan keluarga,
kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi
berhasil tidaknya belajar.
c.
Faktor sumber-sumber belajar
Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah
tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar dapat berupa media /
alat batu belajar serta bahan buku penunjang. Dengan menggunakan alat bantu
belajar maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi kontrekt, mudah dipahami,
hemat waktu dan tenaga serta hasil yang lebih bermakna. Dengan penggunaan
batu belajar maka prestasi semua siswa akan baik dan meningkat.
Dalam penelitian ini yang akan diperbaiki adalah hasil belajar siswa kelas
V yang masih rendah pada mata pelajaran IPA tentang sistem pencernaan
9
makanan pada manusia. Hal ini dibuktikan dari 20 orang siswa dalam 1 kelas,
hanya 6 orang saja yang mendapatkan nilai diatas KKM atau haya sekitar 30%
yang sudah mencapai KKM (KKM = 70) dan nilai rata – rata kelas adalah 60.
Diharapkan setelah penelitian ini, hasil belajar siswa dan hasil rata – rata kelas
akan mengalami peningkatan.
2.1.3 Teori Belajar
Perbincangan teori seolah sudah menjadi properti kaum akademisi. Setiap
tindakan akademik atau tindakan ilmiah sudah tentu para akademisi harus memaparkan
pernyataan – pernyataan teoretik dan rasional. Guru sebagai akademisi pun harus mampu
memberikan eksplanasi teoretik atas tindak ajar yang dilakukannya (Suprijono, 2009). Jika
guru menguasai teori, maka apapun perubahan yang terjadi misalnya perubahan
kurikulum, guru akan apresiatif. Guru seperti inilah yang dapat bertindak professional atas
profesinya. Jadi, teori sangat penting bagi tindak ajar yang dilaksanakan oleh guru.
Teori merupakan perangkat prinsip – prinsip yang terorganisasi mengenai
peristiwa – peristiwa tertentu dalam lingkungan. Teori diartikan sebagai hubungan
kausalitas dari proposisi – proposisi (Suprijono, 2009). Fungsi teori dalam konteks belajar
adalah untuk memberikan kerangka kerja konseptual untuk suatu informasi belajar,
memberikan rujukan untuk menyusun rancangan pelaksanaan pengajaran, mendiagnosis
masalah – masalah dalam kegiatan belajar mengajar, mengkaji kejadian belajar dalam diri
seseorang dan mengkaji factor eksternal yang memfasilitasi proses belajar. Fungsi teori
belajar sebagai pisau analisis berbagai fakta dan fenomena belajar.
2.1.4 Pengertian IPA
Kata-kata IPA merupakan singkatan kata “Ilmu Pengetahuan Alam”. Kata-kata
“Ilmu Pengetahuan Alam”merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris “Natural
Science” secara singkat sering disebut “Science”.
Natural artinya alamiah berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan
alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science
itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Untuk selanjutnya IPA juga sering disebut sebagai
10
suatu istilah Webte’s : New collegiate Dictionary (1981) menyatakan “natural science is
knowledge concerned with the physical world and its phenomena” yang artinya ilmu
pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya sedangkan di
dalam Purnell’s “ Concise dictionary of Human knowledge acquired bu systematic,
observation and experiment and explained bu means of rules, laws, prinsiples, theories
and hyphotheses” artinya ilmu pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas
yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik serta dijelaskan
dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesishipotesis. Ilmu pengetahuan alam merupakan disiplin ilmu sangat penting. Sementara itu,
Hungerford dan Volk (1990) mendefinisikan IPA sebagai:
a. Proses menguji informasi yang diperoleh melalui metode empiris.
b. Informasi yang diberikan oleh suatu proses yang menggunakan pelatihan yang
dirancang secara logis.
c. Kombinasi antara proses berpikir kritis yang menghasilkan produk informasi yang
sahih.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam bentuk kumpulan konsep,
prinsip, teori dan hukum. IPA dapat dipandang sebagai produk yaitu sebagai ilmu
pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah, dan dapat juga dipandang sebagai
proses yaitu sebagai pola berpikir atau metode berpikirnya. Oleh karena itu anak-anak
perlu diberi kesempatan untuk berlatih keterampilan-keterampilan proses IPA sebab
diharapkan mereka dapat berpikir dan memiliki sikap ilmiah. Tetapi untuk pengajaran IPA
dan keterampilan proses IPA dan keterampilan proses IPA untuk anak-anak hendaknya
disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitifnya. Menurut Paolo dan Marten (dalam
Carin 1993 : 5) IPA untuk anak-anak didefinisikan sebagai berikut :
a. Mengamati apa yang terjadi
b. Mencoba memahami apa yang diamati
c. Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi.
d. Menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan
tersebut benar
11
2.1.5
Metode Pembelajaran Students Explanation and Facilitator
Model pembelajaran Students Explanation and Facilitator adalah model
pembelajaran di mana siswa mempresentasikan ide atau pendapat siswa kepada siswa
lainnya. Melalui metode pembelajaran ini memberikan kebebasan pada siswa untuk
menuangkan ide, gagasan, atau pendapat tentang suatu permasalahan yang berhubungan
dengan pemahaman konsep maupun penerapan dalam kehidupan sehari – hari
(Depdiknas, 2006). Metode pembelajaran kooperatif Student Explanation and Facilitator
merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur
khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan
untuk meningkatkan penguasaan akademik.
Metode Student Explanation and Facilitator merupakan suatu metode dimana
siswa mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya. Langkah-langkah
pembelajaran
dengan
metode Student
Explanation
and
Facilitator
yaitu
guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyajikan materi, memberikan
kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya baik melalui bagan atau peta
konsep maupun yang lainnya, guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa, guru
menjelaskan semua materi yang disajikan pada saat itu dan penutup. Menurut Warrock
(dalam Safitri, 2012) disebutkan bahwa “Metode pembelajaran Student Explanation and
Facilitator merupakan model pembelajaran dimana siswa atau peserta didik belajar
mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model
pembelajaran ini efektif untuk sendiri.”
Suprijono (2009) menerapkan model pembelajaran Student Explanation and
Facilitator harus memperhatikan beberapa langkah-langkah atau sintak sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai atau KD
b. Guru mendemonstrasikan atau menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya,
misalnya melalui bagan atau peta konsep. Hal ini bisa dilakukan secara bergiliran
d. Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa
e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat ini
f. Penutup.
12
Metode pembelajaran ini akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan
apabila siswa secara aktif ikut serta dalam merancang materi pembelajaran yang akan
dipresentasikan. Siswa akan lebih bisa mengerti dan mampu memahaminya untuk
mengungkapkan ide, selain itu juga dapat mengajak peserta didik mandiri dalam
mengembangkan potensi mengungkapkan gagasan berpendapat.
Dalam setiap pelaksanaan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru,
tentunya memiliki kelebihan dan beragam kelemahan. Menurut Prasetya (2005) akan
dipaparkan beberapa kelebihan metode pembelajaran Student Explanation and Facilitator
yaitu sebagai berikut:
a. Siswa diajak untuk dapat menjelaskan kepada siswa lain,
b. Mendorong tumbuhnya keberanian siswa mengutarakan pendapat secara terbuka.
c. Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berpikir kritis siswa secara
optimal.
d. Melatih siswa aktif dan kreatif dalam menghadapi setiap permasalahan.
e. Mendorong tumbuhnya rasa tenggang rasa, mau mendengarkan dan menghargai
pendapat orang lain.
f.
Mendorong tumbuhnya sikap demonstrasi.
g. Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat secara
obyektif, rasional, guna menemukan suatu kebanaran dalam kerja sama kelompok.
h. Melatih siswa untuk dapat bersikap mandiri dalam menghadapi setiap masalah
i.
Melatih kepemimpinan siswa.
j.
Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi, pendapat, dan
pengalaman antar mereka
Selanjutnya
akan
dipaparkan
beberapa
kelemahan
tentang metode
pembelajaran Student Explanation and Facilitator yaitu sebagai berikut:
a. Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil.
b. Timbulnya rasa yang kurang sehat antar siswa satu dengan siswa lainnya.
c. Peserta didik yang malas mungkin akan menyerahkan tugasnya kepada siswa yang
pandai.
d. Penilaian individu sulit karena tersembunyi dibalik kelompoknya.
e. Metode ini memerlukan persiapan yang agak rumit dibandingkan metode ceramah.
13
f.
Apabila terjadi persaingan yang negatif, maka hasilnya akan memburuk.
g. Peserta didik yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompoknya.
Diharapkan dengan penggunaan metode Students Explanation and Facilitator ini
dapat ikut membantu meningkatakan hasil belajar siswa dan meningkatkan keaktifan siswa
dalam belajar di kelas. Jadi, guru tidak monoton hanya menggunakan metode ceramah,
tanya jawab saja. Dengan metode ini diharapkan siswa akan lebih tertarik dan tidak jenuh
dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
2.1.6. Alat Peraga
Salah satu tujuan pengajaran IPA adalah agar siswa memahami konsep-konsep
IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari (Depdikbud, 1994 : 61) apabila
dalam proses belajar mengajar IPA guru tidak menggunakan alat peraga, maka sulit bagi
siswa untuk menyerap konsep-konsep pelajaran yang disampaikan guru sehingga
berdampak pada kurangnya tingkat keberhasilan siswa dalam belajar.
Fungsi dari alat peraga ialah menyosialisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat
atau sukar dilihat, sehingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau
meningkatkan persepsi seseorang (R.M Soelarko, 1995 : 6). Alat peraga dalam mengajar
memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciutkan proses belajar mengajar
di kemukakan oleh Nana Sudjana dalam bukunya. Dasar-dasar proses belajar mengajar
(2002 : 99-100);
a. penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi
tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan
situasi belajar mengajar yang efektif.
b. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dengan tujuan dan isi
pelajaran.
c. Alat peraga dalam pengajaran penggunaan integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
d. Alat peraga dalam pengajaran bahan semata-mata alat hiburan atau bukan sekedar
pelengkap.
e. Alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar
mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
14
Penggunaan alat peraga dalam pengerjaan diutamakan untuk mempertinggi mutu
belajar mengajar.
Dalam menggunakan
alat peraga hendaknya guru memperhatikan sejumlah
prinsip tertentu agar penggunaan alat peraga tersebut dapat mencapai hasil yang baik.
Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut (Sudjana, 2002 : 104.105)
a. Menentukan jenis alat peraga dengan tepat, artinya sebaiknya guru memilih terlebih
dahulu alat peraga manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang
hendak diajarkan.
b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat artinya perlu diperhitungkan
tingkat kemampuan / kematangan anak didik.
c. Menyajikan alat peraga dengan tepat menempatkan dan memperhatikan alat peraga
pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat. R.M Soelarko dalam buku Audio Visual
media komunikasi Ilmiah pendidikan penerangan (1995 : 6)
Menggolongkan macam-macam alat peraga berdasarkan pada bahan yang
dipakai :
a. Gambar 2A (lukisan), dalam IPA misalnya 200 logie (gambar-gambar hewan), Botanie
(gambar pohon, bunga, daun dan buah) dan gambar tentang ilmu bumi (gambar
gunung, laut, danau, hutan)
b. Benda-benda dalam yang diawetkan, misalnya daun kering yang di press, bunga,
serangga misalnya kupu-kupu, jangkrik, belalang.
c. Model, fantom, dan manikkan. Yang disebut modal adalah bentuk tiruan dalam skala
kecil. Atom atau menikkin adalah modal anatomi dari bagian-bagian tubuh manusia itu
sendiri misal rangka manusia.
Penggunaan alat peraga dalam penelitian ini memiliki peran penting untuk
membuat siswa lebih tertarik dalam pembelajaran. Peneliti memilih media pembelajaran
atau alat peraga yang sesuai untuk materi system pencernaan makanan pada manusia
yaitu dengan menggunakan alat KIT IPA dan video pembelajaran. Jadi, suasana
pembelajaran di kelas akan lebih attraktif.
15
2.2
Hasil Penelitian yang Relevan
Nama Peneliti
Judul
Yeni Saraswati Penerapan
(2009)
Kooperatif
Hasil Penelitian
Pembelajaran - Meningkatkan nilai rata –
Model
Students
Explanation and Facilitator untuk
rata minat belajar siswa
dari 74 menjadi 89.
Meningkatkan Minat Belajar Fisika - Meningkatkan nilai rata –
dan Prestasi Belajar Siswa Kelas
rata
prestasi
belajar
VIII B SMP Negeri 1 Singosari
siswa dari 66 menjadi 76
pada siklus I dan 87 pada
siklus II.
Strategi
Model - Meningkatkan keaktifan
Fira Andie
Penerapan
Susetyono
Students
(2010)
Facilitator dalam Pembelajaran
Explanation
and
siswa dari 26,2% menjadi
68%
Matematika untuk Meningkatkan - Meningkatkan
Keaktifan dan Pemahaman Siswa
pemahaman siswa dari
tentang Keliling dan Luas Persegi
44,8% menjadi 85%
Panjang dan Persegi pada Siswa
Kelas
VII
SMP
Negeri
2
Kartasura.
2.3
Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian pustaka dan landasan teori dari pakar dan beberapa penelitian
yang pernah dilakukan peneliti, dapatlah dibuat kerangka berpikir sebagai berikut : aspek
pengusaan konsep merupakan salah satu hal penting yang harus dikuasai oleh siswa dari
segi knowledgenya. Meskipun aspek yang lain (sikap sosial dan keterampilan sosial) juga
harus dikuasai dari segi valuenya. Dalam penelitian ini tidak mengesampingkan value,
namun knowledge mendapat porsi yang lebih banyak.
Pembelajaran di kelas memerlukan strategi dan metode yang bisa menarik minat
siswa sehingga siswa akan aktif dan tertarik dalam pembelajaran. Maka dari itu fungsi alat
peraga dan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran harus digunakan untuk
menarik perhatian siswa. Dengan begitu proses pembelajaran akan berhasil dengan baik
16
dan mendapat hasil belajar yang baik pula. Uraian diatas , dapat disusun kerangka berpikir
sebagai berikut :
Kondisi
awal
Kondisi
tindakan
Kondisi
akhir
Guru menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab
serta alat peraga seadanya.
Guru :
Sudah menggunakan alat
peraga dan metode SEAF
Hasil belajar mengalami
peningkatan.
Siswa :
- kurang
memperhatikan
pembelajaran
- hasil belajar IPA tentang
pemahaman
dan
organ
pencernaan
makanan
manusia rendah
- kurang tertarik dan kurang
aktif
Langkah – Langkah:
- Menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai.
- Mendemonstasikan
atau
menyajikan garis besar materi.
- Memberi kesempatan kepada
siswa untuk menjelaskan kepada
siswa lainnya melalui bagan atau
konsep.
- Guru
menyimpulkan
ide/
pendapat siswa.
- Guru menerangkan materi..
- penutup
Siklus 1:
- Sudah
tertarik
pada
pembelajaran.
- Hasil belajar siswa masih
rendah
Siklus 2:
- Sangat
tertarik
pada
pembelajaran dan berperan
aktif dalam pembelajaran
- Hasil belajar siswa meningkat
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir dari Metode Students Explanation and Facilitator
17
2.3
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan diartikan sebagai jawaban penelitian sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto,
1992: 62).
Dalam Penelitian Tindakan Kelas yang peneliti lakukan akan mengajukan
hipotesis yaitu proses pembelajaran menggunakan alat peraga dan metode Students
Explanation and Facilitator mampu meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa
tentang sistem organ pencernaan makanan pada manusia.
Download