BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Tandelilin (2010), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana
atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang. Secara umum, investasi
dibedakan menjadi investasi langsung dan tidak langsung, invetasi langsung
adalah investasi dimana investor langsung memperoleh hak atas surat berharga
atau kekayaan. sebagai contoh: pembelian saham, obligasi, sejumlah kekayaan riil
atau mata uang langka dengan maksud untuk memelihara nilai atau memperoleh
penghasilan. sedangkan Investasi tidak langsung adalah investasi yang dilakukan
dalam suatu portofolio atau kelompok surat berharga atau kekayaan, contohnya
reksadana.
Reksadana adalah portofolio/kumpulan surat berharga yang
dikeluarkan oleh berbagai perusahaan, sehingga investor memiliki hak atas
sebagian portofolio dan bukannya saham dari suatu perusahaan tertentu.
Sebagai salah satu instrumen investasi yang banyak beredar dalam industri
keuangan, reksadana merupakan salah satu pilihan masyarakat untuk berinvestasi.
Investasi reksadana merupakan investasi yang disebarkan (diversifikasi) pada
berbagai alat investasi yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang,
seperti Saham, Obligasi, dan Commercial Paper. Reksadana merupakan salah satu
alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan
pemodal yang tidak memiliki waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas
investasi mereka (Darmadji, 2001:147). Reksadana juga merupakan sarana
1
investasi yang sederhana dimana setiap orang dengan tujuan investasi jangka
panjang yang sama mengumpulkan dana mereka.
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27
telah diberikan definisi “Reksadana adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio efek oleh manajer investasi". Reksadana di Indonesia, pertama
kali diperkenalkan pada tanggal 7 September 1995 ketika BAPEPAM-LK
memberikan pernyataan efektif atas sebuah reksadana Perseroan bersifat tertutup,
yakni BDNI Reksadana. Selanjutnya jumlah reksadana mengalami peningkatan
jumlah yang cukup signifikan. Bila pada akhir Bulan Desember 2005 tercatat ada
28 reksadana saham yang beredar di Indonesia, maka pada Bulan Desember 2008
tercatat 75 reksadana yang tercatat di BAPEPAM -LK, jumlah ini terus meningkat
mencapai 96 reksadana pada periode Desember 2012 (infovesta.com, 31
Desember 2012).
Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan suatu tolak ukur dalam memantau
reksadana. NAB per saham/unit penyertaan adalah nilai wajar asset investasi
dikurangi biaya operasional dibagi jumlah unit penyertaan beredar. Nilai wajar
merupakan nilai pasar dari instrumen investasi keuangan berupa saham, obligasi,
surat berharga pasar uang serta deposito ditambah deviden saham.
Bagi para investor sebelum mereka menginvestasikan dananya ke
reksadana mereka harus melakukan research terlebih dahulu sehingga hasil yang
didapatkan dari kegiatan investasinya dapat maksimal. Bagi para investor dalam
menganalisa
kinerja
reksadana
dapat
menggunakan
beberapa
metoda
2
pengevaluasian kinerja yang telah diterima luas seperi indeks Sharpe, indeks
Jensen dan indeks Treynor.
Ketiga model tersebut mempunyai perbedaan dalam merepresentasikan
kinerja optimal sebuah portofolio. Indeks Treynor dan Jensen mendasarkan
penelitiannya pada garis pasar sekuritas (Security Market Line) sedangkan Indeks
Sharpe melandaskan perhitungannya pada garis pasar modal (Capital Market
Line). Perbedaan cara pengukuran dapat menimbulkan hasil perhitungan yang
berbeda. Hal tersebut dapat berdampak keputusan atau rekomendasi yang diambil
oleh investor juga dapat berbeda.
Berbagai faktor yang mempengaruhi harga pasar tersebut, menyebabkan
instrumen investasi berfluktuasi sesuai kondisi pasar sehingga tidak bisa
diprediksi. Namun dalam perjalan yang panjang ada pola-pola tertentu yang
sering berulang membentuk tren yang dapat dimanfaatkan investor untuk
memperoleh keuntungan optimal atas keputusan investasi yang dibuat. Metoda
yang digunakan untuk mempelajari pola tersebut adalah persistensi kinerja.
Persistensi kinerja mengacu pada kecenderungan organisasi untuk
memperoleh hasil yang sama dalam periode berturut-turut. Filip (2011)
menetapkan dua jenis kecenderungan ini: persistence winner yang terjadi ketika
organisasi mengulang hasil yang baik dan persistence losser berarti mencapai
hasil buruk di periode berikutnya. Pada penelitian Filip (2011) ditemukan bahwa
persistensi kinerja reksadana adalah penting untuk Manajer Investasi serta
investor karena beberapa alasan, antara lain:
3
1. Para investor dapat mengenali persistensi kinerja sebagai faktor kunci
untuk keputusan investasi.
2. Penelitian pada persistensi kinerja membantu untuk mengevaluasi
efisiensi solusi dan kebijakan sumber daya manusia yang diterapkan
oleh reksadana.
3. Analisis kinerja reksadana bisa mengungkapkan penyebab utama
terjadinya persistensi kinerja, yang pada gilirannya dapat dijelaskan
oleh kecenderungan pasar atau keterampilan manajer investasi dalam
mengelola portofolio saham.
Telah banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menguji konsistensi
peringkat dari model pengukuran Indeks Sharpe, Indeks Treynor dan Jensen
sebagai pengukur kinerja reksadana. Sebagai contoh studi yang dilakukan oleh
Damayanti (2003), periode amatan yang dilakukan April 2000 - Desember 2001
untuk reksadana saham dan campuran. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
adanya konsistensi untuk ketiga model pengukuran tersebut.
Studi yang dilakukan Tony (2008) periode amatan Mei 2005 sampai April
2007 untuk reksadana pendapatan tetap. Hasil dari penelitian tersebut adalah
bahwa terjadi konsistensi untuk tiga model pengukuran tersebut.
Studi yang dilakukan oleh Nugroho (2008), periode amatan Januari 2003
sampai Desember 2007 untuk reksadana pendapatan tetap. Hasil yang didapat
bahwa untuk periode waktu 4 tahun berikutnya tidak terjadi konsistensi.
Salah satu faktor yang paling penting bagi investor sebelum melakukan
investasi adalah bagaimana kinerja dari reksadana tersebut baik untuk masa
4
sekarang ataupun masa depan. Jika suatu reksadana yang terbukti mempunyai
kinerja baik dimasa akan datang, bahkan kinerja tersebut diharapkan dapat
meningkat maka hal itu yang dikatakan sebagai persistensi kinerja. Cadhart
(1997), mendefinisikan pesistensi sebagai “a positive relation between kinerja
rangking in an initial rangking periode and the subsequent period ”. Dengan
mempertimbangkan persistensi kinerja reksadana, maka investor dapat memilih
reksadana yang tepat untuk investasinya.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang berusaha dijawab melalui penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat persistensi kinerja pada reksadana saham di Indonesia.
2. Apakah terdapat persistensi kinerja pada reksadana pendapatan tetap di
Indonesia
1.3 Tujuan Penelitian
1. Memberikan bukti empiris bahwa terdapat persistensi kinerja pada
reksadana saham dipasar Indonesia.
2. Memberikan bukti empiris bahwa terdapat persistensi kinerja pada
reksadana pendapatan tetap dipasar Indonesia
1.4 Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan untuk maksimalkan penelitian, maka
penulis membatasi penelitian berdasarkan hal berikut:
1. Analisa dilakukan pada reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap
selama periode penelitian, yaitu Januari 2005 - Desember 2008.
5
2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nilai Aktiva Bersih dari
reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap setiap akhir bulan yang
mempunyai data lengkap selama periode penelitian.
3. Investasi bebas risiko yang digunakan adalah Sertifikat Bank Indonesia.
4. Model pengukuran kinerja reksadana menggunakan rate of return dan
Sharpe Indeks.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, yaitu:
1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris
terkait persistensi kinerja pada reksadana saham dan reksadana pendapatan
tetap sehingga memberikan kontribusi dalam pengembangan teori serta
menambah referensi terhadap penelitian di masa mendatang.
2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam
memilih reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap yang akan
digunakan untuk berinvestasi.
1.6 Sistematika Penulisan
Laporan ini akan disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang hal-hal pokok yang
berhubungan dengan penulisan thesis, meliputi: latar belakang masalah,
perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
6
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini mengenai tinjauan pustaka tentang landasan teori yang menjadi dasar
penulisan thesis yaitu teori normatif dan penelitian-penelitian sebelumnya yang
meliputi: teori persistensi kinerja, kerangka teoritis, dan pengembangan hipotesis
penelitian.
Bab 3 : METODA PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metoda-metoda penelitian yang digunakan dalam penulisan
thesis, meliputi: kerangka pemikiran, populasi dan prosedur penentuan sampel,
jenis dan sumber data, model penelitian, definisi dan operasional variabel, serta
metoda analisis.
Bab 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang analisis data, temuan empiris yang diperoleh dalam
penelitian, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.
Bab 5 : PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan,
keterbatasan penelitian serta saran bagi penelitian selanjutnya.
7
Download