program kampanye marketing public relations

advertisement
PROGRAM KAMPANYE MARKETING PUBLIC RELATIONS
“HOTEL BLUE SKY PANDURATA BOUTIQUE JAKARTA”
KEPADA PELANGGAN
SKRIPSI
Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh:
DITA KUSUMA HAPSARI
44207110001
PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2009
Universitas Mercu Buana
Fakultas Ilmu Komunikasi
Program Studi Public Relations
Dita Kusuma Hapsari
44207110001
”Program Kampanye Marketing Public Relations Hotel Blue Sky Pandurata
Boutique Jakarta Kepada Pelanggan.”
Bibliografi : x bab, 86 halaman, 18 lampiran, 18 buku (tahun 1985 – tahun 2008)
ABSTRAK
Marketing Public Relations sebagai pengembang dari fungsi perpaduan
pemasaran dan public relations, cukup efektif jika digabungkan demi terciptanya
corporate identity and corporate image. Oleh karena itu, marketing public
relations akan menghasilkan dampak positif yaitu kekuatan untuk meyakinkan
suatu produk atau jasanya kepada pelanggan, sebagai target publiknya. Dalam
menerapkan program kampanye demi pencapaian suatu target, seorang marketing
public relations haruslah memiliki strategi agar tujuan dari marketing public
relations dapat tercapai dengan baik.
Program kampanye marketing public relations dapat dikatakan suatu
kegiatan yang dilakukan sebagai bentuk penyampaian informasi kepada publik
untuk merangsang pembelian dan meluaskan pemasaran. Salah satu perusahaan
yang melakukan program kampanye marketing public relations adalah Hotel Blue
Sky Pandurata Boutique Jakarta, sebuah perusahaan bidang jasa perhotelan yang
baru saja diresmikan dan berkembang.
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai
program kampanye marketing public relations sehingga timbul permasalahan
yang dihadapi, bagaimana pelaksanaan program kampanye yang dilakukan,
evaluasi atau hasil yang diperoleh.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif studi kasus. Penelitian
yang hanya memaparkan situasi dan peristiwa. Penelitian yang tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi, melainkan
hanya menuliskan variabel demi variabel, dengan pendekatan kualitatif. Seperti
yang terjadi di Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta, hotel yang baru saja
diresmikan ini melihat dari pangsa pasar, situasi dimana perusahaan tersebut harus
membuat suatu program kampanye marketing public relations untuk menarik
pelanggan baru.
Hasil penelitian program kampanye marketing public relations Hotel
Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta meliputi program promo rate secara berkala,
pemasangan spanduk promo rate di depan hotel, menyebarkan flyer dan brosur ke
perusahaan – perusahaan, join promo sehingga menarik minat masyarakat untuk
datang ke hotel tersebut sampai sejauh ini masih berjalan sesuai rencana yang
telah disusun.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini, yang berjudul “Program Kampanye Marketing Public Relations Hotel
Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini karena penulis telah terjun ke
tempat penelitian langsung. Penulis juga mengambil materi dan menyusun skripsi
ini, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan tersebut, sebut saja
Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta.
Tanpa dukungan dan bimbingan dari orang – orang sekitar, penulis tidak
akan sanggup menjalankan sendiri. Untuk itu, disini penulis ingin mengucapkan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
penyelesaian skripsi ini :
1. Bapak Juwono Tri Atmodjo, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing yang
memberikan saran, kritik dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi.
2. Ibu Marhaeni Fajar Kurniawati, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan
Hubungan
Masyarakat
Fakultas
Ilmu
Komunikasi
Universitas
Mercubuana.
3. Bapak Ainur R. Mustamar selaku General Manager dan Ibu Husniyati
selaku Personnel & Training Manager Hotel Blue Sky Pandurata
Boutique Jakarta.
vi
4. Ibu Ida M. Oezer selaku Sales & Marketing Manager dan Ibu Meikendyah
Baby Pardewi selaku Corporate Public Relations Hotel Blue Sky
Pandurata Boutique Jakarta.
5. Ibu Cicilia selaku Secretary General Manager Hotel Blue Sky Pandurata
Boutique Jakarta yang telah memberikan dukungan, nasehat, doa dan juga
membantu memberikan kelengkapan data – data.
6. Kedua Orang Tua dan keluarga saya yang telah memberikan banyak
dukungan moril maupun materiil yang tak terhingga (Love you all).
7. Fx. Suryo yang selalu setia menemani, memberi dukungan, semangat serta
nasehat yang tulus dan baik kepada penulis.
8. Teman – teman saya (Anju, Nofi, Toni, Nita, Icha, Adhisty, Dwi) dan
seluruh Angkatan XI – Menteng.
9. Terimakasih juga kepada segenap dosen khususnya Pak Firsan dan Pak
Mawi staff TU FIKOM Universitas Mercu Buana serta staff TU lainnya,
yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam penyelesaian
skripsi ini, yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu persatu, kiranya
Tuhan yang akan membalas budi baik mereka. Amien.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk
ilmu pengetahuan bagi yang membacanya.
Jakarta, 30 Agustus 2009
Dita Kusuma Hapsari
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI ........................................... ii
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI .............................................................. iii
PENGESAHAN REVISI SKRIPSI ................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
1.2
Perumusan Masalah ............................................................. 10
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 10
1.3.1
Tujuan Penelitian ..................................................... 10
1.3.2
Manfaat Penelitian ................................................... 11
1.3.2.1
Manfaat Akademis ................................... 11
1.3.2.2
Manfaat Praktis ........................................ 11
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Komunikasi ........................................................13
2.2
Pengertian Public Relations ................................................ 19
2.2.1
Definisi Public Relations ....................................... 19
2.2.2
Peran dan Fungsi Public Relations ........................ 21
2.2.3
Marketing Public Relations .................................... 25
viii
2.3
Program Marketing Public Relations ................................. 29
2.4
Kampanye Marketing Public Relations .............................. 34
2.5
2.6
BAB III
2.4.1
Pengertian Kampanye ............................................ 34
2.4.2
Jenis – Jenis Kampanye ......................................... 34
2.4.3
Pengertian Program Kampanye ............................. 35
Promotion (promosi) ........................................................... 36
2.5.1
Pengertian Promosi ................................................ 36
2.5.2
Tahap Perencanaan Promosi .................................. 40
Media Promosi .................................................................... 42
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Sifat Penelitian ................................................................... 45
3.2
Metode Penelitian .............................................................. 46
3.3
Definisi Konsep ................................................................. 47
3.4
Fokus Penelitian ................................................................ 48
3.5
Nara Sumber ....................................................................... 50
3.6
Teknik Pengumpulan Data .................................................. 51
3.6.1
Data Primer ............................................................. 51
3.6.2
Data Sekunder ........................................................ 52
3.7
Analisis Data ....................................................................... 52
3.8
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................. 53
ix
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
4.2
Gambaran Umum Perusahaan ............................................. 54
4.1.1
Sejarah Hotel Blue Sky Pandurata Jakarta ............ 55
4.1.2
Struktur Organisasi & Fungsi ................................ 56
Hasil Penelitian ................................................................... 61
4.2.1
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi ................ 61
4.2.1.1 Perencanaan .............................................. 61
4.2.1.2 Pelaksanaan .............................................. 64
4.2.1.3 Evaluasi .................................................... 69
4.3
BAB V
Pembahasan ......................................................................... 73
KESIMPULAN & SARAN
5.1
Kesimpulan ......................................................................... 84
5.2
Saran ................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Hotel merupakan salah satu bidang jasa penginapan untuk menambah
devisa negara dalam sektor pariwisata, hal ini dapat dibuktikan pada hotel – hotel
berbintang dengan tingkat hunian yang tinggi dengan banyaknya tamu asing yang
datang ke Indonesia. Tidak hanya itu saja, akan tetapi hotel juga merupakan salah
satu faktor komponen dalam industri pariwisata yang mempunyai peranan penting
dimana para wisatawan dapat beristirahat dengan tenang, aman dan nyaman.
Untuk itu, persaingan bisnis di dunia perhotelan sangat meningkat. Banyak
para investor asing yang menanamkan modalnya untuk membangun sebuah hotel
dengan cara mendirikan chain hotel mulai dari tingkat bintang 3 sampai bintang 5.
Strategi tersebut banyak dipakai para investor asing, agar lebih mudah membentuk
citra perusahaan yang sudah lebih dulu dikenal masyarakat atau publik.
Pengembangan citra pariwisata di Indonesia saat ini, tidak terlepas dari
kemampuan para ahli dan pemikir, untuk mencari dan mengembangkan beberapa
pendekatan alternatif di bidang pariwisata khususnya di bidang jasa pelayanan
atau service perhotelan.
Sektor pariwisata di Indonesia, meskipun telah berada pada urutan kedua
penyumbang devisa negara, namun kenyataannya masih belum berkembang
1
2
secara
maksimal.
Pengelolaan
yang
menyangkut
informasi
pariwisata,
pembangunan sarana fisik penunjang dan penataan objek wisata alam, pelayanan
akomodasi rumah makan, tempat hiburan, transportasi, pemandu wisata, faktor
kebersihan lingkungan, faktor sosial ekonomi dan yang paling penting adalah
faktor keamanan masih harus ditingkatkan.
Terlepas dari hal tersebut di atas, pariwisata juga termasuk salah satu
faktor yang terkena dampak krisis ekonomi global. Hal tersebut dapat dilihat dari
jumlah para pendatang, baik turis lokal maupun turis mancanegara yang datang ke
Indonesia cukup drastis pengurangannya.
Seperti halnya, sebuah usaha perhotelan milik keluarga yang awalnya
didirikan di daerah Kalimantan Timur, sebut saja Hotel Blue Sky Balikpapan.
Perusahaan di bidang jasa pehotelan ini cukup banyak diminati publik, dengan
khas roti mantau. Tidak lama setelah itu, PT. Bumi Liputan Jaya, kembali
berusaha dan berupaya mengembangkan bisnis ini, hingga dapat berkembang
pesat. PT. Bumi Liputan Jaya – Blue Sky Group” , telah maju dan sukses
membangun citra positif kepada masyarakat di sekitar Kalimantan Timur,
khususnya Balikpapan hingga sekarang ini selama kurang lebih 36 tahun.
Kesuksesan Hotel di Balikpapan tidak membuat sang pendiri berdiam diri,
akan tetapi PT. Bumi Liputan Jaya selalu mencoba hal – hal yang baru, kali ini
dengan cara bekerjasama dengan Pemprov Kalimantan Timur. Pengelola Blue
Sky Group sendiri melihat bahwa adanya suatu peluang bisnis yang dapat
membuat perusahaan ini menjadi lebih maju lagi. Dengan harapan yang begitu
3
besar, akhirnya Blue Sky Group bekerjasama dengan Pemprov Kaltim di Jakarta,
kemudian mulai mengelola sebuah wisma di daerah Raden Saleh, Jakarta Pusat.
wisma yang bernama wisma Kaltim kemudian dirubah menjadi “Blue Sky
Pandurata Boutique Hotel Jakarta”. Hotel ini awalnya sebuah wisma Kalimantan
Timur yang digunakan untuk penginapan para orang – orang Kalimantan Timur
yang dinas ke Jakarta. 1
Dengan demikian, pihak Blue Sky Group mulai membicarakan lebih
lanjut, untuk pembagian investasinya. Perlu adanya business plan untuk dapat
memberikan acuan kepada para jajaran management untuk bekerja keras
menyamakan visi dan misi perusahaan. Khususnya untuk department Sales dan
Marketing yang didampingi oleh Corporate Public Relations harus melakukan
strategi untuk menyusun budget, dari mulai program kampanye, survei pangsa
pasar atau market segment siapa saja yang akan menjadi sasarannya dan
mengevaluasikan program kampanye.
Oleh karena itu, perlu adanya penyusunan strategi dan upaya yang akan
dilakukan agar terbentuk citra positif untuk memposisikan bisnis hotel ini diantara
competitor atau pesaing disekitarnya. Misalnya, melakukan kegiatan kampanye,
melalui media cetak atau elektonik sebagai penyalurnya. Seperti kegiatan joint
promotion, sponsorship, kegiatan amal atau charity, bakti sosial juga harus
dilakukan agar pertama lebih dikenal masyarakat; kedua membuat masyarakat
percaya bahwa hotel tersebut merupakan salah satu tempat yang nyaman dan
aman untuk disinggahi.
1
Dokumentasi Blue Sky Group
4
Manajer pemasaran dan spesialis humas tidak sellau berbicara dalam
bahasa yang sama. Manajer pemasaran lebih berorientasi pada laba, sementara
praktisi humas memandang tugas mereka adalah menyiapkan dan menyebarkan
komunikasi. Namun perbedaan itu berangsur – angsur menghilang. Banyak
perusahaan membentuk gubungan masyarakat pemasaran (marketing public
relations – MPR) untuk mendukung secara langsung promosi perusahaan atau
produk dan pembentukan citra. Maka MPR, seperti humas financial dan humas
lingkungan, akan melayani kelompok khusus, yaitu departemen pemasaran.2
Bagaimana para pelanggan atau tamu yang datang ke hotel dapat merasa
nyaman dan aman. Hal tersebut merupakan salah satu jalur kerja keras yang harus
dilakukan oleh departemen Sales dan Marketing, juga Corporate Public
Relations. Tugas dan cara kerja seorang Corporate Public Relations dan
Marketing Executive hampir seimbang, sangat tipis sekali perbedaannya.
Keduanya adalah sama – sama mencari client, menjalin hubungan dengan client
baru dan me-maintain client. Hal pertama kali yang harus dilakukan adalah
bagamaina cara hotel mempertahankan konsumen yang telah ada, menarik
pelanggan baru dan potensial bagi pengguna jasa hotel. Hal itulah yang harus
diperhatikan dan ditanamkan untuk menyiasati atau menyusun strategi dengan
cara berkampanye melalui suatu program kampanye marketing public relations
demi membangun citra positif, agar para pelanggan, pengguna jasa hotel tetap
percaya dan setia terhadap Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta.
2
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, PT Prenhallindo, Jakarta, hal. 691
5
Hal yang kedua, mengapa diperlukan peran Corporate Public Relations
dalam mensosialisasikan program kampanye marketing public relations kepada
pelanggan. Jika dilihat dari sisi positif perusahan ini, dalam mensosialisasikan dan
menginformasikan suatu program memang sangat dibutuhkan adanya seorang
Corporate Public Relations, karena seorang Corporate Public Relations
diharapkan dapat membangun hubungan baik dengan internal maupun eksternal
perusahaan.
Peran Corporate Public Relations adalah dapat mengembangkan
komunitas, seperti contohnya membantu program pendidikan komunitas, menjaga
hubungan baik dengan media massa, menjalin kontrak regular dengan para
pembentuk opini publik, baik dari kalangan akademis maupun praktisi,
mengembangkan kepercayaan karyawan internal, menjalin dan tetap menjaga
hubungan baik dengan para investor atau pemegang saham.
Segala keuntungan perusahaan akan terlihat dari banyaknya tamu yang
datang, occupancy kamar atau tingkat hunian tamu yang akan terus meningkat dan
tanggapan positif mengenai pelayanan dan penanganan oleh hotel. Akan tetapi,
upaya atau strategi komunikasi yang dilakukan oleh divisi marketing, dalam hal
ini adalah bekerja sama dengan Corporate Public Relations untuk menjalin relasi
dengan pelanggan dan calon pelanggan, adalah dengan melakukan pendekatan
yang intensif, misalnya sosialisasi melalui telepon atau courtesy visit, memberikan
discount khusus untuk harga kamar ataupun makan, entertain client dan
sebagainya. Disinilah peran public relations sangat diperlukan untuk membantu
aktifitas atau kegiatan seorang marketing yang berorientasi pada pengenalan
6
produk, seperti penjualan kamar untuk meningkatkan tingkat hunian kamar agar
naik, restoran, lounge. Hal lain yang dilakukan seorang public relations adalah
men-support marketing untuk menajamkan brand identity dan menjalin relasi
dengan para investor maupun stakeholder internal dan eksternal yang menjadi
konsumennya.
Untuk itu, perlu adanya komunikasi antara public relations dan marketing
agar dapat satu visi dan misi. Bicara mengenai masalah komunikasi adalah suatu
hal yang sangat penting dilakukan di dalam kehidupan sehari-hari, terutama
seorang public relations. Karena ini merupakan aktivitas yang paling mendasar.
Seperti halnya, kita sebagai manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya
(rekan, orang tua, anak, saudara) juga sangat memerlukan komunikasi. Tidak ada
manusia yang tidak sama sekali melakukan komunikasi.
Dapat kita lihat dalam setiap aktivitas manusia tak terlepas dari kegiatan
komunikasi. Pencapaian keinginan dan tujuan manusia merupakan akumulasi dari
komunikasi yang efektif. Bukan hanya secara individu, tetapi secara kelompok
maupun organisatoris, komunikasi mampu memberikan kontribusi dalam
pemenuhan target – target yang ingin dicapai.
Oleh karena itu, komunikasi dapat dikatakan sebagai salah satu sarana
penting dan dapat dikatakan sebagai salah satu penunjang hidup. Adanya proses
interaksi menjadikan seseorang yang dapat mengenal dirinya sendiri maupun
orang lain. Komunikasi juga dapat memberikan pengetahuan, hiburan dan
pemenuhan kebutuhan batiniah bagi seseorang.
7
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dielakkan. Hal ini tidak
hanya dialami oleh manusia sebagai makhluk hidup tetapi juga bagi suatu
organisasi ataupun perusahaan. Dengan melakukan suatu komunikasi yang
terencana dan dilaksanakan dengan baik, maka akan berdampak positif bagi
keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan. Ada 2 cakupan komunikasi yang
terjadi dalam suatu organisasi yaitu komunikasi internal dan eksternal.
Banyak contoh kasus dari perusahaan yang menimpa mereka menjadi
tidak berhasil disebabkan oleh faktor komunikasi yang kurang baik dan tidak
efektif. Melalui kegiatan komunikasi, seorang public relations dalam setiap
kegiatan yang diselenggarakannya, secara umum atau khalayak luas biasanya
diperlukan pembuatan program, implementasi lalu dievaluasikan. Hal ini
bertujuan agar publik yang berkepentingan dengan kegiatan organisasi tersebut
dapat mendengar, dan mengetahui secara terus – menerus kegiatan, acara yang
akan diadakan, atau mengenal informasi terbaru mengenai organisasi atau
perusahaan.
Kegiatan kampanye tidak terlepas dari proses pensosialisasian, edukasi,
persuasi kepada masyarakat. Program kampanye ini juga merupakan salah satu
bentuk kegiatan komunikasi kepada masyarakat untuk menginformasikan suatu
produk atau jasa dengan sasaran keterbukaan terhadap masyarakat.
Disinilah salah satu tugas atau kegiatan seorang public relations adalah
menyelenggarakan kampanye dengan cara menyebarluaskan informasi melalui
berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang
8
pantas untuk diketahui oleh publik. Kemudian menghasilkan publisitas,
membentuk citra untuk memperoleh tanggapan positif secara lebih luas dari
masyarakat.
Tugas public relations juga harus bisa menciptakan berita untuk mencari
publisitas melalui kerja sama dengan pers atau wartawan dengan tujuan
menguntungkan citra positif organisasi atau perusahaan yang diwakilinya. Dengan
melakukan kampanye, public relations bertindak sebagai mediator yaitu
menyampaikan kepentingan serta membina organisasi dengan para anggota dan
juga publiknya. Mengingat pentingnya suatu program kampanye dalam
penyelenggaraan suatu kegiatan, maka semakin banyak perusahaan, organisasi,
dan juga instansi pemerintahan yang menggunakan program ini untuk
menginformasikan kegiatannya atau hal – hal yang bersifat informatif.
Aktivitas utama humas atau public relations, salah satunya adalah
melakukan fungsi – fungsi “Manajemen Komunikasi” antara organisasi atau
lembaga yang diwakilinya dengan publik sebagai khalayak sasarannya.
Khususnya dalam usaha untuk mencapai citra positif, menciptakan kepercayaan,
dan membina hubungan baik dengan stake holder atau audiencenya, dengan kata
lain membangun identitas dan citra (building brand identity and image), apalagi
sebagai perusahaan yang baru memasarkan produknya.
Seperti halnya Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta yang baru saja
beroperasi, pada tanggal 14 Februari 2009, tentunya sedang giat – giatnya
mensosialisasikan,
mengkomunikasikan,
menginformasikan
dengan
cara
9
berkampanye tentang brand image dan produk yang dipasarkannya. Sebagai
perusahaan milik pemerintah provinsi Kalimantan Timur yang termasuk salah satu
dari sekian ribu hotel di seluruh Indonesia, hotel ini merupakan hotel bertaraf
bintang 3 dengan konsep boutique classic, yang berlokasi di daerah Jl. Raden
Saleh No. 12, Jakarta Pusat. Pemerintahan Propinsi Kalimantan Timur yang
kemudian bekerja sama dengan Blue Sky Group untuk pengelolaannya baru saja
diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Timur yaitu Bapak Awang Faroek.
Pengelolaan hotel tersebut telah berhasil mengembangkan sayapnya untuk
membuka cabang jasa pelayanan hotel di Jakarta.
Yang menjadi pokok masalah bagaimana cara “Hotel Blue Sky Pandurata
Boutique Jakarta” ini mensosialisasikan produk dan membentuk citra positif
kepada pelanggan atau customer melalui program kampanye, sedangkan di luar
sana banyak hotel – hotel bintang 3 lainnya yang sudah berjalan bertahun – tahun
bahkan puluhan tahun di lokasi tersebut.
“Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta” ini memiliki masing –
masing divisi untuk mensosialisasikan dan menginformasikan produk hotel
tersebut. Salah satu divisi yang melakukan kegiatan tersebut adalah divisi Sales
dan Marketing. Akan tetapi, hal tersebut tidak begitu saja dilakukan oleh divisi
Sales dan Marketing. Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta ini juga
menggunakan Corporate Public Relations untuk membantu mengkampanyekan
kepada calon pelanggan baru dan juga pelanggan yang sudah lebih dulu datang.
Itu semua dilakukan untuk menarik minat masyarakat atau publik untuk datang ke
hotel tersebut.
10
Oleh karena itu, divisi Sales dan Marketing dileburkan menjadi satu divisi
yaitu Marketing Public Relations. Untuk itulah peran Marketing Public Relations
sangat diharapkan, dengan segala kegiatannya adalah melakukan program
kampanye produk untuk menghasilkan suatu persepsi dan iklim pendapat yang
mendukung majunya perusahaan agar dapat lebih dikenal oleh organisasi –
organisasi yaitu government (pemerintah) dan corporate (swasta), juga para
pelanggan personal. 3
Peneliti memilih program kampanye marketing public relations “Hotel
Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta” karena perusahaan ini perusahaan yang
baru saja diresmikan dan belum pernah diteliti. Peneliti mengadakan penelitian di
Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta pada periode 2009, karena pada
periode tersebut terjadi peresmian hotel baru dan adanya peleburan divisi sales
dan marketing menjadi marketing public relations.
1.2
Perumusan Masalah
Bagaimana program kampanye Marketing Public Relations dalam
mensosialisasikan dan menginformasikan produk Hotel Blue Sky Pandurata
Boutique Jakarta kepada pelanggan?
3
Dokumentasi Blue Sky Pandurata Boutique Hotel Jakarta
11
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengambarkan program
kampanye
Marketing
Public
Relations
dalam
mensosialisasikan
dan
menginformasikan produk Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta kepada
pelanggan yang saja mulai berkembang.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1.3.2.1 Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pengetahuan ilmu komunikasi terutama dalam menginformasikan produk jasa
pelayanan perhotelan, juga bidang kehumasan khususnya dalam tahap awal
menjalin hubungan dengan pelanggan atau calon pelanggan.
1.3.2.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi
perusahaan Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta di masa yang akan datang
dalam menyampaikan informasi kepada karyawan dan para tamu atau pelanggan
hotel, juga dapat menjadi masukan positif, saran, dan referensi bagi marketing
12
public relations dalam mensosialisasikan dan menginformasikan produk dan
menjalin hubungan dengan pelangan atau calon pelanggan jasa hotel.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Komunikasi
Ilmu komunikasi yang semula merupakan fenomena sosial, kemudian
menjadi ilmu yang secara akademik berdisiplin mandiri, dewasa ini dianggap
amat penting sehubungan dengan dampak sosial menjadi kendala bagi manusia
akibat perkembangan teknologi.
Pada awal perkembangannya dapat dirumuskan bahwa ilmu komunikasi
adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari secara sistematis segala segi
pernyataan manusia.4
Salah satu persoalan dalam memberi pengertian atau definisi tentang
komunikasi, yakni banyaknya definisi yang telah dibuat oleh para pakar menurut
bidang ilmunya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya disiplin ilmu yang telah
memberi masukkan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, misalnya psikologi,
sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu manajemen, linguistik, matematika, ilmu
elektronika, dan sebagainya. Jadi, pengertian komunikasi tidak sederhana yang
4
Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi : Sebuah Pengantar Ringkas, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
2002, hal. 11
13
14
kita lihat sebab para pakar member definisi menurut pemahaman dan perspektif
masing – masing.5
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang
artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang
atau lebih.6
Untuk itu, tanpa adanya komunikasi interaksi antar manusia baik individu,
kelompok maupun organisasi tidak mungkin terjadi. Komunikasi itu sendiri
adalah merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan suatu media tertentu dengan tujuan sesuatu “proses”, yang
dimaksudkan adalah sesuatu yang berjalan dan terus berlangsung.
Dengan tidak adanya komunikasi, interaksi antara manusia baik individu,
kelompok maupun organisasi tidak akan mungkin terjadi. Dengan komunikasi,
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari –
hari di dalam kehidupan rumah tangga, di tempat kerja, di pasar, di dalam
masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan
terlibat dalam komunikasi.7
Model komunikasi yang digambarkan oleh Lasswell sifatnya linier atau
satu arah, sehingga tidak terlihat adanya umpan balik (feedback) dari komunikan.
5
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi edisi revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
hal. 17
6 Hafied Cangara, ibid, hal. 18
7 Ami Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2002, hal. 1
15
Sehingga komunikasi seperti kurang efektif karena tidak ada respon (umpan balik)
dari komunikan.8
Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message),
orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator) sedangkan
orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan (communicatee). Untuk
jelasnya, komunikasi berarti sebuah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan.
Semakin peliknya antar manusia dan semakin pentingnya studi terhadap
komunikasi itu, disebabkan teknologi, khususnya teknologi komunikasi yang
semakin lama semakin canggih. Dewasa ini orang – orang semakin gemar
mempelajari ilmu komunikasi, oleh karena jika seseorang salah komunikasinya
(miscommunication), maka orang yang dijadikan sasaran mengalami salah
persepsi
(misperception),
yang
pada
gilirannya
salah
pengertian
(misunderstanding). Dalam hal – hal tertentu salah pengertian ini menimbulkan
salah perilaku (misbehavior), dan apabila komunikasinya berlangsung berskala
nasional, akibatnya bisa fatal.9
Di dalam suatu proses komunikasi, umpan balik merupakan elemen yang
penting, sebab melalui umpan balik komunikator dapat menilai lebih jauh, mana
efektifitas kegiatan komunikasi yang dilakukan. Dimana komponen dasar dari
sebuah komunikasi terbagi 5 bagian, yaitu:
8
Ami Muhammad, ibid, hal. 5
9
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Penerbit PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2003, hal 28 – 29
16
1. Pengirim pesan (communicator)
Individu atau orang yang mengirim pesan, maksudnya disini adalah sebelum
pengirim mengirimkan pesan, si pengirim harus menciptakan pesan yang akan
dikirimkannya. Menciptakan pesan adalah menentukan arti apa yang akan
dikirimkan kemudian menyandikan / encode arti tersebut ke dalam pesan.
2. Pesan (message)
Suatu bentuk informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima, dapat
berupa verbal maupun non verbal.
3. Saluran (channel)
Saluran atau melalui media apa, untuk menyambungkan pesan dari si pengirim
ke si penerima. Channel yang biasa dalam komunikasi adalah gelombang
cahaya dan suara yang dapat dilihat dan didengar.
4. Penerima pesan (receiver)
Individu atau orang yang menganalisis dan menginterpresikan isi pesan yang
diterimanya.
5. Umpan balik (feed back)
Suatu respon terhadap suatu pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si
pengirim.
Pengertian komunikasi ini disempurnakan oleh William J. Seiler dengan
memberikan model komunikasi dua arah yaitu menambahkan “umpan balik” (feed
17
back) setelah efek yaitu jawaban atau respon yang disampaikan komunikan
kepada komunikator atas isi pesan yang disampaikan kepada komunikator
sebelumnya. Menurut Seiler source atau sumber pengirim pesan mempunyai 4
peranan yaitu menentukan arti apa yang akan dikomunikasikan, menyandikan arti
ke dalam bentuk pesan, mengirimkan pesan, mengamati dan bereaksi terhadap
respon dari penerima pesan.10
Salah satu bentuk umpan balik yang diberikan komunikan adalah
berbentuk opini atau pendapat. Maka, bagi perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa pelayanan, masukkan melalui keluhan pelanggan atau opini atau
pendapat dari para pelanggan sangat diperlukan. Karena, hal tersebut sangat
berpengaruh kepada masalah kepercayaan, kualitas pelayanan dan citra
perusahaan. Untuk itu, diperlukanlah seorang public relations yang harus peka
atau cepat tanggap dalam menghadapi respon dari pelanggan.
Komunikasi secara ringkas dapat dilihat berdasarkan :
1. Source credibility (kredibilitas komunikator), trustworthiness (kepercayaan),
competence (kemampuan), expertise (keahlian), dynamism (dinamisme),
physical attractiveness (daya tarik fisik), similarities between the source and
receiver (kesamaan sumber dengan audience), proximity (kedekatan).
10
Ami Muhammad, op.cit. , hal. 17
18
2. Message (pesan)
a. Salient information
Penonjolan pesan, sejauh mana isi pesan dapat memotivasi perhatian
audiences.
b. Effective non verbal cues
Jumlah dan jenis pesan non verbal yang dipersepsi, keseluruhan persepsi
audiences akan pesan – pesan non verbal.
c. Effective verbal cues
Jumlah dan pesan verbal yang dipersepsi, keseluruhan persepsi audiences
akan pesan – pesan verbal.
d. Two way communication
Isi pesan dari audiences sebagai respons melalui berbagai media / event.
3. Receiver (penerima pesan)
a. Opinion Leaders
Pertama, posisi opinion leader, posisi formal atau non formal dari
pengaruh opinion leader pada audiens lain. Kedua, terpaan pesan langsung
atau satu tahap, dua tahap atau banyak tahap.
19
b. Group influence
Kedekatan antar anggota atau member cohesiveness, kebersamaan,
keuntungan bersama, interaksi tatap muka dan pengaruhnya pada anggota
lain, nilai dan norma bersama, tingkat konformitas antar anggota.
c. Selective exposure
Sejauhmana sikap atau perilaku audien sulit untuk dirubah.
Audiens participation (feedback, partisipasi audiences pada event,
pertanyaan audiences, pengiriman email, telepon sebagai member
organisasi dan sebagainya.
2.2
Pengertian Public Relations
2.2.1 Definisi Public Relations
Public Relations menurut Frank Jefkins adalah semua bentuk komunikasi
yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan
semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan – tujuan specifik yang
berlandaskan pada saling pengertian.11
Public Relations adalah usaha untuk menciptakan suatu pembentukan citra
baru atau iklim pendapat umum yang menyenangkan, atau mencoba memoles
11
Frank Jefkins, Public Relations edisi kelima direvisi oleh Daniel Yadin, Penerbit Erlangga, hal.9
20
citra (image) yang sudah ada kepada publik atau pelanggan guna mendapatkan
citra yang positif juga kepuasan dari pelanggan.
Public Relations dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan istilah
hubungan masyarakat atau disingkat dengan “Humas”, merupakan salah satu
bagian dari tiga bagian besar ilmu komunikasi yaitu jurnalistik, hubungan
masyarakat dan periklanan. Humas atau public relations secara umum diartikan
sebagai kegiatan yang dilakukan oleh suatu lembaga atau organisasi dan badan
usaha melalui para petugas Public Relations Officer (PRO).
Hal ini menjelaskan bahwa humas merupakan jembatan komunikasi antara
manajemen dan karyawan untuk itu humas perlu menciptakan komunikasi yang
efektif agar tidak terjadi ketimpangan atau kesalahan informasi yang
menyebabkan kesalahpahaman antara karyawan dan manajemen.
Humas
atau
public
relations
merupakan
kebijaksanaan
untuk
berkomunikasi secara sistematis dengan lingkungan usaha. Komunikasi diarahkan
untuk menjelaskan sasaran organisasi sehingga mudah diterima oleh pihak intern
maupun ekstern dari organisasi itu sendiri. Untuk itulah berbagai disiplin ilmu
perlu dimanfaatkan.
Humas atau public relations merupakan fungsi manajemen untuk
mencapai target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang
jelas dan rinci, mencari fakta, merencanakan, mengkonsumsikan, hingga
mengevaluasikan hasil – hasil apa yang telah dicapainya.
21
Humas dapat berperan dalam melakukan komunikasi timbal balik (two
ways communication) dengan tujuan menciptakan saling pengertian (mutual
understanding), saling menghargai (mutual appreciation), saling mempercayai
(mutual confidence), menciptakan goodwill, memperoleh
dukungan (public
support) demi tercapainya citra yang positif bagi suatu perusahaan (corporate
image).12
Jadi, humas juga dapat dijabarkan sebagai suatu rangkaian kampanye atau
program terpadu dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan
teratur. Kegiatan humas sama sekali tidak bisa dilakukan secara sembarangan atau
dadakan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa niat baik dan kiprah
organisasi yang bersangkutan senantiasa dimengerti oleh pihak – pihak lain yang
berkepentingan (atau lazim disebut khalayak atau publiknya).13
2.2.2 Peran dan Fungsi Public Relations
Pada umumnya, aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi
berkaitan dengan usaha mengembangkan potensi dan memimpin suatu tim atau
sekelompok orang dalam satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang
12
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations &Media Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada,
Hal. 37
13
Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan serta aplikasinya di Indonesia, Penerbit Bumi
Aksara 2005, hal. 2
22
ada untuk mencapai tujuan tertentu dalam organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya (pre determine objective).14
Peran Humas dalam konteks ilmu komunikasi sebagai suatu metode dan
teknik komunikasi atau lembaga – lembaga yang berperan sebagai penunjang
manajemen dan aktivitas organisasi dan demi terciptanya tujuan bersama dalam
suatu organisasi.
Perkembangan profesionalisme public relations yang berkaitan dengan
perkembangan peranan public relations, baik dalam suatu organisasi atau
perusahaan, merupakan salah satu kunci untuk pengembangan peranan praktisi
Public Relations Officer ( pejabat humas) dan pencapaian profesionalisme dalam
public relations.
Ada 4 kategori peranan public relations dalam suatu organisasi (Dozier &
Broom, 1995) :
1. Penasehat Ahli (Expert Prescriber)
Seorang praktisi public relations yang berpengalaman dan memiliki
kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian
masalah hubungan dengan publiknya (public relationship).
14
Rosady Ruslan, op.cit hal. 1
23
2. Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator)
Praktisi public relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk
membantu pihak manajemen dalam hal unuk mendengar apa yang diinginkan
dan diharapkan oleh publiknya. Sehingga dengan komunikator timbal balik
tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai,
mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Facilitator)
Peranan public relations dalam proses pemecahan persoalan public relations
ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu pimpinan organisasi, baik sebagai penasihat (adviser) hingga
mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau
krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan professional.
4. Teknisi Komunikasi (Communication Technican)
Peranan communication technican ini menjadikan praktisi public relations
sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis
komunikasi atau dikenal dengan method of communication in organization,
maksudnya disini adalah sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari
masing – masing bagian atau tingkatan (level), yaitu secara teknis komunikasi,
baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan
dengan bawahan akan dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan
akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku
pada arus dan media komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi antar
24
karyawan satu departemen dengan lainnya (employee relations and
communication media model).
Jadi, dari keempat peranan public relations tersebut, dapat terlihat mana
yang berperan dan berfungsi pada tingkat manajerial skill, ketrampilan hubungan
antar individu (human relations skill) dan ketrampilan teknis (tehnical skill) dalam
manajemen humas.15
Jika dikaitkan dengan pemahaman Manajemen Humas (Manajemen of
Public Relations), apabila ditinjau dari segi selain fungsi manajemen dan proses
dalam kegiatan komunikasi (yang merupakan faktor utama yang dapat
menentukan dalam fungsi kehumasan dari lembaga yang diwakilinya), pada
umumnya manajemen humas melalui fungsi atau jika dilihat dari beberapa
tahapan – tahapan:
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Pengkomunikasian (communicating)
4. Pengawasan (controlling)
5. Penilaian (evaluating)16
15
Rosady Ruslan, ibid, hal. 22
16
Rosady Ruslan , ibid, hal. 25
25
Kegiatan terpadu humas dan periklanan itu sering disebut sebagai
“pendidikan pasar” (market education). Ini merupakan contoh nyata betapa humas
mampu mendukung strategi pemasaran.17
2.2.3 Marketing Public Relations
Marketing Public Relations dengan fokus pada upaya membangkitkan
minat pihak ketiga agar mau menceritakan tentang kebaikan merek perusahaan
agar terbentuk kesan yang positif dari pelanggan. Hal tersebut diwujudkan dengan
upaya memberikan kualitas pelayanan yang prima, teknik promosi penjualan
produk yang memadukan kekuatan publishing atau suatu bentuk kegiatan
publikasi public relations dengan pendekatan media komunikasi dalam
menginformasikan produknya.
Menurut Philip Kotler yang pertama kali memunculkan konsep Mega
Marketing yang merupakan perpaduan antara kekuatan public relations dan
marketing public relations. Secara umum, pengertian Marketing Public Relations
merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian program –
program yang dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui
pengkomunikasikan informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan – kesan
yang postif.18
17
Linggar Anggoro, op.cit, hal. 3
18
Rosady Ruslan, ibid, hal. 245
26
Marketing Public Relations adalah bagian dari kegiatan pemasaran,
penanggung jawab tertingginya adalah manajer pemasaran, dan objektif dari
kegiatan marketing public relations adalah mendukung objektif di bidang
pemasaran. Marketing Public Relations juga berada di bawah manajer pemasaran,
tergantung dari strukturnya, bisa berada di bawah direktur pemasaran langsung,
direktur utama, presiden, atau Chief Executive Officer (CEO).
Adapun ruang lingkup pekerjaan Marketing Public Relations adalah:
1. Memposisikan perusahaan sebagai “leader” atau “expert”.
2. Membangun kepercayaan (confidence)
3. Memperkenalkan produk baru
4. Menghapus, memunculkan kembali (relaunch) produk – produk yang sudah
dewasa (mature).
5. Mengkomunikasikan keuntungan – keuntungan produk lama.
Pengertian konsep Marketing Public Relations tersebut secara garis
besarnya terdapat tiga taktik (Three Ways Strategy) untuk melaksanakan program
dalam mencapai tujuan (goals), yaitu : bahwa Public Relations merupakan potensi
untuk menyandang suatu taktik pull strategy (menarik), sedangkan kedua adalah
power (kekuatan) sebagai penyandang, push strategy (untuk mendorong) dalam
27
hal pemasaran, dan taktik ketiga, pass strategy sebagai upaya mempengaruhi atau
menciptakan opini publik yang menguntungkan.19
Peranan Marketing Public Relations merupakan perpaduan antara
pelaksanaan program dan strategi pemasaran dengan aktivitas program kerja
Humas (work of program Public Relations) dalam upaya meluaskan pemasaran
demi mencapai kepuasan konsumennya.
Fungsi dari pemasaran itu sendiri yaitu product, price, placement dan
promotion yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan pemasaran, seperti
misalnya:
1. Mengadakan riset pasar untuk mendapatkan informasi bisnis yang sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
2. Menciptakan produk yang sesuai dari hasil riset pasar tersebut.
3. Menentukan harga produk yang rasional dan kompetitif.
4. Menentukan dan memilih target konsumen atau pelanggan.
5. Merencanakan dan melaksanakan kampanye promosi produk yang akan
diluncurkan, serta mampu bersaing di marketplace dan cukup menarik dalam
kualitas produk yang akan ditawarkan kepada pelanggan nantinya.
Pengembangan dari fungsi pemasaran (marketing) dan public relations
yang kemudian mencapai titik temu, dikenal dengan istilah marketing public
19
Rosady Ruslan, ibid, hal. 246
28
relations, hal ini cukup efektif dalam membangun brand awareness (pengenalan
merek), dan brand knowledge (pengetahuan merek). Pengembangan tersebut
sangat berpotensi memasuki dan mendukung bauran pemasaran (marketing mix)
khususnya unsur promosi. Jadi, marketing public relations akan lebih efisien
digunakan untuk mencapai publisitas dalam proses publikasi, jika dibandingkan
dengan iklan komersial.
Marketing Public Relations juga mengandung kekuatan membujuk dan
mendidik publiknya ditambah kecanggihan media elektroniknya juga memberikan
manfaat bagi marketing public relations seperti misalnya:
1. Dapat lebih efektif dan efisien dalam penggunaan biaya publikasi.
2. Dapat saling melengkapi dengan promosi periklanan.
3. Dapat
meningkatkan
kredibilitas
(kepercayaan)
dari
pesan
yang
disampaikan melalui jalur public relations, sehingga dapat menembus
situasi yang relatif sulit dijangkau oleh iklan dan memiliki kemampuan
menjembatani kesenjangan informasi jika disampaikan melalui teknik
periklanan.
4. Kampanye melalui iklan mempunyai keterbatasan ruang, waktu dan biaya
yang relatif mahal. Sedangkan kampanye melalui public relations tidak
membeli space media agar dapat dimuat atau ditayangkan. Pesan atau
informasinya diolah dan dikemas sedemikian rupa ke dalam bentuk suatu
berita (news) artikel sponsor (advertorial) atau feature sehingga mampu
menarik perhatian pelanggan.
29
2.3
Program Marketing Public Relations
“Marketing Public Relations programs today are targeted to well defined
market segments and are strategically planned to reach their market.” (Kotler,
1993:268).
(Pada saat ini program Marketing Public Relations adalah mendefinisikan
segmen pasar dan secara strategis merencanakan penguasaan pasar).20
Seperti dijelaskan, bahwa public relations menyelenggarakan komunikasi
timbal balik (two way communications). Untuk itu, aktivitas public relations
sehari –
hari
adalah melakukan komunikasi
timbal
balik
(two
way
communications) antara perusahaan atau suatu lembaga dengan pihak publik yang
bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya
suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi barang atau pelayanan jasa,
demi kemajuan perusahaan atau citra positif bagi lembaga bersangkutan. Jadi,
program kegiatan public relations sangat erat hubungannya dengan pembentukan
opini publik dan perubahan sikap dari masyarakat.
Bentuk kegiatan internal Public Relations:
1. Hubungan dengan publik karyawan (employee relations)
2. Hubungan manusiawi (human relations)
3. Hubungan dengan publik buruh (labour relations)
4. Hubungan dengan publik pemegang saham (stockholder relations)
20
Rosady Ruslan, ibid, hal. 255
30
Sedangkan eksternal relations adalah kegiatan yang dilakukan oleh Public
Relations kepada publik eksternal yakni masyarakat diluar perusahaan stakeholder
eksternal yang memerlukan informasi atau penerangan dari perusahaan mengenai
aktivitas publisitas yang dilakukan, seperti di bawah ini:
Bentuk kegiatan eksternal Public Relations:
1. Hubungan dengan pers (press relations)
2. Hubungan dengan pihak pemerintah (government relations)
3. Hubungan dengan publik pelanggan (customer relations)
4. Hubungan dengan masyarakat (community relations)
5. Hubungan dengan pihak pengedar (supplier relations)
6. Hubungan dengan pihak pendidikan (educational relations)21
Menurut Scott Cutlip dan Allan Center, kegiatan Public Relations
mencakup:
1. Relasi dengan pihak yang menjadi publik atau konstituen organisasi.
2. Cara dan sarana yang digunakan untuk mencapai relasi yang favourable.
3. Kualitas atau status relasi tersebut.
Menurut H. Fayol beberapa kegiatan dan sasaran Public Relations, adalah:
1. Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate identity and
image).
a. Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.
21
Danan Djaja, Peranan Humas dalam perusahaan, Alumni, Bandung, 1985, hal 26 – 28
31
b. Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai
pihak.
2. Menghadapi krisis (facing of crisis)
Menangani keluhan dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk
manajemen krisis dan Public Relations Recovery of Image yang bertugas
memperbaiki lost of image and damage.
3. Mempromosikan aspek kemasyarakatan (promotion publik cause).
a. Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik
b. Mendukung kegiatan kampanye sosial anti merokok, serta menghindari
obat – obatan terlarang, dan sebagainya.22
Pada dasarnya tujuan umum dari program kerja dan berbagai akititas
public relations atau humas di lapangan adalah cara menciptakan hubungan
harmonis antara organisasi atau perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya
atau stakeholder, sasaran publik yang terkait. Hasil yang diharapkan adalah
terciptanya citra positif (good image), kemauan baik (good will), saling
menghargai
(mutual
appreciation),
saling
timbul
pengertian
(mutual
understanding), toleransi (tolerance) antara kedua belah pihak.
Tujuan dari proses perencanaan program kerja untuk mengelola berbagai
aktivitas public relations atau humas tersebut dapat diwujudkan jika terorganisasi
dengan baik melalui manajemen humas yang dikelola secara professional dan
dapat dipertanggungjawabkan hasil atau sasarannya.
22
Danan Djaja, ibid, hal. 23
32
Setiap tahap dari proses kerja public relations adalah sangat penting agar
terlaksananya suatu progam public relations yang efektif. Untuk jelasnya,
program public relations dirancang berdasarkan penelitian, perencanaan dan
evaluasi yang serius.
Menurut Cutlip, Center & Broom (2000) perencanaan program public
relations harus didasarkan kepada analisis lingkungan situasi dan kondisi sebagai
berikut:
1. A searching look backward, yaitu penelusuran masa lampau atau sejarah
organisasi untuk menetapkan faktor – faktor yang memegang peranan penting
dalam situasi yang sedang terjadi.
2. A deep look inside, yaitu penelaahan terhadap fakta – fakta dan pendapat
yang dipertimbangkan, dipandang dari sudut tujuan organisasi dan
kemampuan internal organisasi.
3. A wide look around, yaitu melihat kecenderungan – kecenderungan yang ada
pada berbagai aspek (politik, sosial dan ekonomi) di sekeliling kita, serta
situasi dan kondisi saat ini untuk rencana mendatang.
4. A long, long looks ahead,
(jauh memandang ke depan), tujuan dan
pelaksanaan program organisasi ditentukan berdasarkan misi organisasi yang
cukup realistik dan kemudahan dalam mencapai tujuan.
Terdapat dua program public relations yang bersifat mendasar yaitu
program public relations yang bersifat preventif dan program yang bersifat
remedial. Program yang bersifat preventif ialah suatu program yang direncanakan
untuk mencegah terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan oleh organisasi,
33
sedangkan program remedial sehubungan dengan perbaikan situasi dan kondisi
yang terjadi pasca krisis.23
Akan tetapi, suatu program humas, baik itu yang berjangka panjang
maupun jangka pendek harus direncanakan dengan cermat dan hati – hati,
sehingga memperoleh hasil yang nyata sehingga dapat memuaskan kedua belah
pihak.
Dalam merencanakan program humas, praktisi humas harus mengetahui
siapa khalayak bersangkutan terlibat atau terpengaruh oleh isu yang muncul atau
situasi bermasalah. Praktisi humas harus mengetahui siapa mereka, dimana
mereka berada, apa kaitan mereka dengan organisasi atau perusahaan, apa kaitan
mereka dengan masalah yang muncul.
Frank
Jefkins
mengidentifikasi
perusahaan yaitu:
a. Masyarkat luas
b. Calon pegawai atau anggota
c. Para pegawai atau anggota
d. Pemasok
e. Masyarakat keuangan
f. Distributor
g. Konsumen
h. Pemimpin pendapat umum24
23
Rosady Ruslan, op.cit, hal. 157-158
adanya
delapan
khalayak
utama
34
2.4
Kampanye Marketing Public Relations
2.4.1 Pengertian Kampanye
Pengertian atau istilah kampanye yang disamakan dengan propaganda, dan
secara operasional keduanya adalah sama – sama melakukan kegiatan komunikasi
yang terencana untuk mencapai tujuan tertentu dan berupaya mempengaruhi
khalayak sebagai suatu target sasarannya.
2.4.2 Jenis – Jenis Kampanye
Aktivitas komunikasi dalam berkampanye biasanya berkaitan dengan
suatu kepentingan dan tujuannya apa, siapa khalayak sasarannya, dalam rangka
kegiatan apa, untuk membujuk atau memotivasi khalayak. Seperti misalnya jenis
program kampanye yang dilaksanakan secara prinsip merupakan kegiatan yang
bertitik tolak untk memotivasi atau membujuk dan mencapai tujuan tertentu.
Menurut Charles U. Larson, bukunya berjudul Persuasion, Reception and
Responsibility yang telah membagi jenis – jenis kampanye kegiatan menjual
produk, kandidat dan idea tau gagasan perubahan sosial, yaitu:
1. Product – Oriented Campaigns
Kegiatan kampanye berorientasi kepada produk dan biasanya dilakukan dalam
kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran suatu peluncuran produk
24
Frank Jefkins, Public Relations, edisi keempat, Pitman Publishing Co, 1992, edisi bahasa
Indonesia oleh Haris Munandar, hal. 72
35
baru. Sedangkan kampanye public relations bertujuan untuk membangun citra
positif perusahaan melalui program kepedulian dan tanggung jawab sosial.
2. Candidate – Oriented Campaigns
Kegiatan kampanye yang berorientasi bagi calon (kandidat) untuk kepentingan
kampanye politik (political campaign), misalnya kampanye pemilu.
3. Ideological or Cause – Oriented Campaigns
Kampanye ini berorientasi yang bertujuan bersifat khusus dan berdimensi
perubahan sosial (social change campaigns), misalnya kegiatan kampanye
sosial bersifat khusus non komersial, misal kampanye anti narkoba, keluarga
berencana, bayar pajak, dan lain – lain.
2.4.3 Pengertian Program Kampanye
Fungsi dan tugas public relations menurut Scott M. Cuttlip dan Allen H.
Centre bahwa program kerja dalam suatu kampanye adalah :
To divise and implement programs that will gain wide and favourable
interpretations of an organizing policies and operations. Artinya, merencanakan
dan melaksanakan program – program yang dapat menumbuhkan penafsiran yang
menyenangkan terhadap suatu kebijakan dan mengenal operasional organisasi.
Sebelum melakukan suatu program kampanye dan penggiatan aktivitas
public relations, terlebih dahulu pihak perusahaan, organisasi atau lembaga harus
36
membangun kredibilitas dan citra perusahaan (corporate credibility and image)
yang positif kepada masyarakat.
2.5
Promotion (promosi)
2.5.1 Pengertian Promosi
Promosi merupakan suatu kegiatan yang prinsipil seperti misalnya
menyiarkan berita, artikel feature bisnis, artikel feature pelayanan masyarakat,
publisitas keuangan, publisitas barang produksi, produksi, publisitas bergambar,
bahan latar belakang redaksional, dan publikasi darurat (emergency publicity).
Setiap fungsi dan tugas public relations adalah menyelenggarakan
program kegiatan, baik melalui segi promosi maupun publikasi dalam
menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau
kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik.
Kemudian, menghasilkan publisitas untuk memperoleh tanggapan positif dari
masyarakat luas atau publik.
Ada perbedaan antara promosi dan publikasi bahwa fungsionalisasi public
relations yang dikaitkan dengan publikasi jika dibandingkan dengan promosi
dalam bidang marketing, secara prinsip kelihatan sama, yaitu bertujuan
mmeperkenalkan dengan menyebarluaskan informasi tentang produk, organisasi
atau perusahaan dan aktivitas kepada publik sasarannya melalui berbagai sarana
umum atau media komunikasi dan media massa.
37
Perbedaan promosi pada marketing (promotion activities), yaitu berupaya
membujuk dengan mendekatkan produk dan jasa kepada konsumen yang pada
akhirnya akan terjadi transaksi jual beli. Public Relations (kehumasan) berfungsi
mendekatkan atau menarik (pull strategy) konsumen, khalayak sasaran (target
audience), masyarakat umum ke arah organisasi atau perusahaan yang
diwakilinya, yakni berupaya mempengaruhi persepsi dan opini masyarakat atau
publik sasaran yang positif (citra baik), melalui teknik dan kiat – kiat public
relations tertentu, membujuk, mempengaruhi (pass startegy) secara efektif,
kognitif, dan behavior khalayak sasarannya sesuai dengan keinginan atau yang
direncanakan oleh seorang public relations.
Publikasi public relations lebih berorientasi pada perusahaan secara utuh
(corporate orientasi), sedangkan marketing department dalam melakukan
promosinya lebih menekankan product orientation. Publikasi atau publisitas
merupakan alat penting, baik di dalam bauran promosi (promotion mix) maupun
dalam bauran public relations (public relations mix) karena publikasi atau
publisitas merupakan salah satu relasi komponen yang cukup berperan banyak
untuk menunjang keberhasilan dalam promosi dan publikasi, khususnya dalam
kampanye public relations (Public Relations campaign).
Publisitas
juga merupakan sebuah
seni
dalam
membuat media
menceritakan sebuah kisah baru mengenai perusahaan anda tanpa perlu membayar
orang – orang dari media bersangkutan.
38
Ada beberapa jenis publisitas yang paling umum yaitu berita tentang
kepentingan daerah atau nasional, yang disiapkan dan disebarkan pada media –
media berita oleh bagian publikasi. Ada 2 kategori publisitas berita, yakni berita
spontan (spontaneous news) dan berita terencana (planned news):
1. Publisitas berita spontan berasal dari peristiwa – peristiwa yang tidak
direncanakan lebih dulu, seperti munculnya serangan musuh secara tiba – tiba,
kecelakaan, ledakan, banjir, atau angin puyuh.
2. Publisitas berita terencana berasal dari perkembangan sehari – hari dan
peristiwa dalam organisasi yang mungkin bernilai berita dan menyangkut
kepentingan umum.
Salah satu bentuk kegiatan dari komunikasi yang menarik dapat
dituangkan melalui publisitas. Bentuk – bentuk publisitas :
1. Pure publicity (publikasi umum)
Pemanfaatan ruang untuk publikasi dalam peliputan peristiwa biasa yang
mempunyai nilai berita.
2. Paid publicity (publikasi yang dibayar)
Penyampaian publikasi dalam bentuk berita atau sejenisnya dalam media
massa dengan cara membayar atau menyewa waktu siaran atau ruangan dalam
media elektronik atau cetak.
39
3. Free paid publicity (publikasi yang menuggangi)
Kegiatan publikasi yang berkepentingan, tiadk banyak usaha tetapi sudah
dapat perhatian dari media massa.
4. Tie in publicity (publikasi yang luar biasa)
Kegiatan publikasi yang mempergunakan suatu peristiwa penting yang
menggambarkan masyarakat luas atau sewaktu yang berkembang popular di
kalangan masyarakat.
Program kampanye, seperti promosi dapat diukur tingkat efektifitasnya
dengan cara mengaitkan dengan tujuan penyusunan program promosi tersebut.
Menurut Rossiter dan Percy (1998) program promosi yang efektif adalah promosi
yang dikaitkan dengan tujuan promosi yang ingin dicapai. Tujuan promosi dapat
berupa:
1. Brand awareness, yaitu memperkenalkan dan memberikan pemahaman
tentang suatu produk kepada target market.
2. Category need, yaitu menimbulkan persepsi pembeli terhadap suatu
kebutuhan.
3. Brand purchase intention, yaitu mendorong konsumen dalam melakukan
pemilihan terhadap suatu produk.
40
4. Purchase facilitation, yaitu upaya member dukungan atau memfasilitasi
konsumen dalam proses melakukan pembelian.25
2.5.2 Tahap Perencanaan Promosi
Untuk
memaksimalkan
promosi
perlu
adanya
tahapan,
untuk
memperlancar agar publikasi dapat berjalan lancar sesuai yang dikehendaki oleh
organisasi atau perusahaan.
Sebelum membahas tahapan perencanaan kegiatan promosi, ada empat
alasan mengapa seorang public relations harus merencanakan suatu program :
1. Untuk menetapkan target – target operasi public relations yang nantinya
akan menjadi tolok ukur atas segenap hasil yang diperoleh.
2. Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang
diperlukan.
3. Untuk menyusun skala prioritas guna menemukan jumlah program dan
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan segenap program public
relations yang telah diprioritaskan.
4. Untuk menentukan kemungkinan pencapaian tujuan – tujuan tertentu
sesuai dengan ketersediaan staf pendukung atau personil yang mencukupi,
25
Freddy Rangkuti, Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus, PT Gramedia Pustaka
Utama, hal. 151
41
dukungan dari berbagai peralatan fisik seperti alat – alat kantor, mesin
cetak, kamera, kendaraan, dan sebagainya.
Suatu program promosi akan dikatakan berhasil apabila program tersebut
digabungkan dengan program publikasi. Menurut Scoot Ward, Wakil Direktur
Widmeyer – Beker Group, ada enam langkah agar suatu program promosi dan
publikasi dapat berhasil yang dikembangkan oleh:
a. Bertanyalah! Apakah saya memerlukan media promosi? Bila ya, mengapa?
Media promosi hanyalah sarana, bukan tujuan akhir. Tetaplah fokus pada
sasaran yang ingin dicapai.
b. Tetapkan sasaran anda. Secara specific, apa yang ingin Anda capai?
c. Tentukan audiences anda. Apakah Anda ingin menarik minat para mahasiswa?
Ahli Hukum? Ahli bangunan? Pria? Wanita?
d. Seleksi media yang dipergunakan. Fokuslah pada media yang paling efektif
untuk mendapatkan audiences yang ditargetkan.
e. Tetapkan pesan yang ingin disampaikan. Selama berpromosi, tetapkan fokus
pada pesan yang ingin disampaikan. Tajam, jelas dan konsisten.
f. Tentukan fokus – fokus pemberitaannya. Carilah keunikan dan keistimewaan
event yang perlu diberitakan. Lengkapi dengan cerita yang menjelaskan pesan
42
yang ingin disampaikan. Bertanyalah pada diri Anda: Menceritakan apakah
ini? Dan mengapa demikian?26
2.6
Media Promosi
Untuk mendukung jalannya promosi, maka perlu adanya media
penghubung yang menjembatani antara pihak perusahaan dengan publik. Media
promosi yang digunakan saat ini, dapat melalui media publikasi yang merupakan
salah satu alat pemasaran dan banyak dipergunakan. Hal ini cukup efektif untuk
menarik perhatian atau menghadapi tantangan pemasaran.
Media berita menjadi faktor utama dalam humas, yang mengontrol arus
publisitas melalui saluran – saluran komunikasi umum, yang amat penting.
Pemilihan media massa yang sesuai esensial untuk persiapan dan penyebaran
siaran berita (news release). Contoh media yang dapat mendukung publisitas agar
berhasil, adalah sebagai berikut:
a. Surat kabar yang merupakan media publisitas utama. Dapat menghimbau
kepentingan khusus yang menyajikan kesempatan untuk menghasilkan
publisitas mengenai subjek tersebut.
b. Majalah yang merupakan media penting yang menghasilkan gagasan feature,
dan publisitas bergambar.
26
Leonard H. Hoyle, Jr, Event Marketing, Seri Manajemen Event No.2 (Penerbit PPM), hal. 59
43
c. Publisitas melalui radio dan televisi yang telah berkembang.
Pada dasarnya, seorang praktisi humas harus memiliki pengetahuan yang
baik mengenai media massa karena pemilihan media massa yang tepat akan
menentukan keberhasilan penyebaran pesan kepada sasaran publik. Hal yang
pertama kali harus diketahui adalah memahami jenis media massa dan sifat dari
masing – masing media tersebut, misalnya media televisi, radio sebagai media
elektronik, tetapi mempunyai ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa
cetak seperti surat kabar dan majalah.
Program promosi merupakan saluran primer bagi komunikasi pesan
(messages) kepada calon pembeli. Agar efektif, jelaslah eksekutif pemasaran
harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai siapa calon pembeli produknya,
keinginan apa yang dapat dipenuhi melalui penggunaan produk itu, apa yang
diketahui calon pembeli tentang merek produknya, bagaimana sikap mereka
terhadapnya, dan apa citra yang terdapat dalam pikiran mereka.
Untuk memperoleh informasi ini diperlukan riset dan perencanaan riset,
dibantu oleh pemahaman mengenai perilaku konsumen dan model – model yang
tepat tentang proses pembelian. Riset ini digunakan untuk mendapatkan umpan
balik dari calon pembeli mengenai dampak dari pesan yang disampaikan itu juga
esensial, apabila kita hendak mengetahui rantai – rantai yang lemah dalam proses
ini, sehingga dapat diperbaiki komunikasinya dalam kampanye berikutnya.27
27
Rewoldt, Scott, Warshaw, Strategi Promosi Pemasaran, Penerbit PT. Rineka Cipta, hal. 3-4
44
Metode promosi dengan menggunakan alat – alat promosi yang penting
yang dapat dipakai untuk membangun suatu program penjualan yang efektif:
1. Iklan
Iklan meliputi setiap bentuk yang dibayar dari presentasi non-personal dan
promosi dari gagasan, barang – barang, atau jasa – jasa oleh suatu sponsor
yang diketahui.
2. Kewiraniagaan (personal selling)
Kewiraniagaan adalah unsur terpenting kedua bagi eksekutif untuk
menentukan perpaduan promosinya dalam mendapatkan pesanan.
3. Promosi konsumen
Promosi ini bertujuan untuk mendapatkan dampak yang cepat di tempat
pembelian, barangkali bersama dengan satu atau lebih sasaran yang
mendasarinya, seperti hadiah, perlombaan, penawaran kombinasi.
4. Metode yang bertujuan merangsang iklan
5. Pameran dan eksibisi
6. Resiprositas
7. Jaminan dan Servis
8. Penawaran Kompetitif.28
28
Rewoldt, Scott, Warshaw, ibid, hal. 12,18,35
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Sifat Penelitian
Adapun sifat penelitian yang digunakan oleh penulis adalah bersifat
deskriptif, yakni penelitian dengan cara mengumpulkan data yang berupa kata –
kata, gambar, dan bukan angka – angka. Hal itu disebabkan oleh adanya
penerapan
metode
kualitatif.
Selain
itu,
semua
yang
dikumpulkan
berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.29 Penelitian ini
bersifat deskriptif yang mana memberikan gambaran atau deskriptif keadaan yang
didasarkan pada program kampanye marketing public relations dalam
mensosialisasikan dan menginformasikan produk Hotel Blue Sky Pandurata
Boutique Jakarta kepada pelangan.
Dalam penelitian deskriptif menurut Rosady Ruslan adalah penelitian yang
relatif sederhana yang tidak memerlukan landasan teoritis rumit atau pengajuan
hipotesis tertentu. Dapat meneliti pada hanya satu variable, dan termasuk
penelitian mengenai gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih.30 Tujuan
penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan secara
29
Lexy J. Moleong : Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2008, hal. 11
30
Rosady Ruslan : Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, hal. 12
45
46
sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan
antara fenomena yang diselidiki.31
Penelitian deskriptif ini hanya memaparkan situasi atas peristiwa.
Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis
atau membuat prediksi. Peneliti bertindak sebagai pengamat hanya membuat
kategori perilaku, mengamati gejala dan berat pada observasi dan suasana
alamiah, mencatatnya dalam buku observasinya.
3.2
Metode Penelitian
Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian kualitatif -
studi kasus merupakan strategi penelitian untuk mengembangkan analisis
mendalam dengan pokok maslah “apa/apakah”, “bagaimana” atau “mengapa”
tentang satu kasus atau kasus majemuk dari fenomena kontemporer dengan
pendekatan atau metode penelitian kualitatif. Secara umum strategi bahwa studi
kasus lebih cocok apabila pokok maslah dengan petanyaan “What” (apa/apakah),
“how” (bagaimana), “why” (mengapa), atas fenomena kontemporer dalam
konteks kehidupan nyata.
31
Moh. Nasir : Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1998, hal. 63
47
3.3
Definisi Konsep
Berdasarkan judul penelitian “Program Kampanye Marketing Public
Relations “Hotel Blue Sky pandurata Boutique Jakarta” kepada Pelanggan” ada 4
(empat) konsep utama dalam penelitian ini, yaitu :
1. Program adalah suatu kegiatan yang terencana dirancang untuk mengadakan
suatu acara atau kegiatan untuk menginformasikan dan mensosialisasikan
produk jasa hotel.
2. Kampanye adalah kegiatan terencana pada sasaran dan tujuan spesifik dengan
berbagai cara untuk menginformasikan dan mensosialisasikan produk jasa
hotel.
3. Marketing Public Relations merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan
dan
pengevaluasian
program
–
program
kepada
konsumen
melalui
komunikasian informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan – kesan positif
yang ditimbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya
sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para
konsumennya.
4. Program kampanye Marketing Public Relations merupakan kegiatan terencana,
terorganisasi, dan terkontrol untuk memberikan informasi tentang produk jasa
hotel kepada pelanggan.
48
3.4
Fokus Penelitian
Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti dari Hotel Blue Sky
Pandurata Boutique Jakarta, hotel ini sebagai perusahaan jasa perhotelan yang
relatif baru beroperasi, sehingga sedang gencar melakukan program kampanye
serta aktivitas untuk mengenalkan produknya dan memperoleh pelanggan baru,
maka fokus penelitian dalam penelitian ini adalah :
1.
Program kampanye yang dilakukan oleh divisi marketing Hotel Blue Sky
Pandurata
Boutique
Jakarta
dalam
menginformasikan
dan
memperkenalkan produk hotel seperti fasilitas kamar, ruang meeting,
restoran, lounge dan fasilitas pendukung seperti room service, massage
service, laundry, free wi-fi setiap ruangan kepada pelanggan. Hal trsebut
dilakukan juga dengan adanya publisitas, event – event, promosi dan
sebagainya.
2.
Pelaksanaan program kampanye marketing public relations dalam
menginformasikan dan memperkenalkan produk Hotel Blue Sky
Pandurata Boutique Jakarta melalui kegiatan joint promo.
3.
Evaluasi hasil program kampanye yang dilakukan divisi marketing public
relations setiap selesai menyelesaikan program atau kegiatannya.
Menurut Cutlip – Center – Broom, seorang praktisi humas professional
dalam melaksanakan programnya harus terdiri atas empat langkah kegiatan yang
sering juga disebut dengan empat langkah pemecahan masalah humas. Untuk itu,
49
keempat langkah ini merupakan proses yang harus dijalankan setiap praktisi
humas professional. Keempat langkah itu adalah :32
1. Menentukan masalah (defining the problem)
Langkah pertama ini meliputi kegiatan untuk meneliti dan mengawasi
pengetahuan, pendapat, sikap dan tingkah laku khalayak yaitu pihak – pihak
yang berkepentingan atau terpengaruh oleh tindakan dan kebijakan organisasi
atau perusahaan. Intinya, langkah pertama ini merupakan kegiatan inteligen
untuk mengumpulkan informasi atau data yang menjadi dasar berpijak
praktisi humas guna mengambil langkah selanjutnya. Dalam kegiatan
penentuan masalah ini praktisi humas harus menjawab pertanyaan “Apa yang
terjadi saat ini?”
2. Perencanaan dan penyusunan program (planning and programming)
Masalah yang telah ditentukan pada langkah pertama digunakan untuk
menyusun program, tujuan, tindakan dan strategi komunikasi. Langkah kedua
mencakup tindakan untuk memasukkan temuan yang diperoleh pada langkah
pertama kedalam kebijakan dan program organisasi. Langkah kedua ini juga
merupakan proses menjawab pertanyaan: “Berdasarkan situasi yang telah
dipelajari maka apa yang harus kita ubah, perbuat dan katakan?”
32
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations, Eight Edition,
Prentice Hall Internatioal, Inc. 2000, hal. 340.
50
3. Melakukan tindakan dan berkomunikasi (taking action and communication)
Langkah ketiga mencakup kegiatan melaksanakan tindakan dan melakukan
komunikasi yang sejak awal dirancang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Pertanyaan yang harus diajukan pada tahap ini adalah: “Siapa yang harus
melakukan dan mengatakannya, kapan, dimana dan bagaimana caranya?”
4. Evaluasi program (evaluating the program)
Langkah terakhir ini mencakup penilaian atau evaluasi atas persiapan,
pelaksanaan dan hasil – hasil program. Program dapat dilanjutkan atau
dihentikan
setelah
menjawab
pertanyaan:
“Bagaimana
kita
telah
melakukannya?” Penyesuaian dan perbaikan terhadap tindakan atau
komunikasi yang telah dilaksanakan dapat dilakukan berdasarkan umpan
balik yang diterima.
3.5
Nara Sumber
Penulis mengambil beberapa orang sebagai nara sumber dan melakukan
wawancara secara mendalam (in depth interview) sebagai key informan. Yang
menjadi nara sumber dalam penelitian ini adalah orang yang cukup kompeten
yaitu pihak internal perusahaan, divisi Sales & Marketing dan Corporate Public
Relations, yaitu :
1.
Nara sumber internal (2 orang)
yaitu Ibu Ida Oezer selaku Sales &
Marketing Manager dan Ibu Meikendiah Baby Pardewi selaku Corporate
51
Public Relations. Mereka dipilih karena mereka yang memang
merencanakan program, kemudian terjun langsung ke lapangan, bertemu
langsung dengan para pelanggan dan melaksanakan strategi dengan para
tamu atau pelanggan.
2.
Sedangkan dari pihak eksternal yaitu Bapak Joni Iskandar dari BRI dan
Ibu Marpolina Rikin dari PT. Intikom. Nara sumber eksternal sengaja
dipilih karena beliau adalah pelanggan Blue Sky Pandurata Boutique Hotel
Jakarta.
3.6
Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Data Primer
Data primer digunakan untuk memperoleh gambaran garis besar program
Marketing Public Relations dari divisi Sales & Marketing yang didapat
berdasarkan wawancara, yaitu informasi atau keterangan yang diperoleh secara
tatap muka atau secara langsung kepada nara sumber untuk segala hal yang ingin
diketahui berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dengan mengajukan
pertanyaan kepada nara sumber dan menjadi data primer bagi penelitian. Teknik
wawancara yang dilakukan penulis menggunakan wawancara terpimpin, yaitu
wawancara yang dilakukan dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.
Waktu wawancara dilaksanakan pada sore hari setelah jam kerja selesai
dengan pertimbangan, orang yang diwawancarai mempunyai cukup banyak waktu
52
luang, sehingga aktifitas nara sumber tidak terganggu yang ditujukan agar dapat
meminimalisir emosi nara sumber. 33
3.6.2 Data Sekunder
Data sekunder digunakan untuk mendukung data primer dalam
melengkapi penulisan, yaitu dengan melakukan studi kepustakaan untuk
melengkapi kerangka pemikiran dengan mempelajari materi dari artikel, buku,
literature dan modul – modul perkuliahan public relations untuk menghimpun
data penting seperti teori – teori, pendapat dan uraian pembahasan penelitian.
3.7
Analisa Data
Analisa data merupakan suatu proses penyederhanaan data didalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Setelah semua data diperoleh
melalui teknik pengumpulan data, maka data tersebut dihimpun untuk dipelajari
dan dikategorikan berdasarkan dimensi program kampanye marketing public
relations dalam menginformasikan dan memperkenalkan produk kepada
pelanggan, sekaligus mempublikasikan yang dilakukan oleh divisi Sales &
Marketing.
33
Data hasil wawancara terbuka
53
Kemudian data tersebut di deskripsikan dan dijabarkan secara kualitatif
yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu sejauhmana peran marketing public
relations dalam penyusunan program kampanye marketing public relations Hotel
Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta kepada pelanggan.
3.8
Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data
Tehnik pemeriksaan keabsahan data yang dipakai yaitu tekhnik triangulasi
nara sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini, data
wawancara memakai sumber yang berbeda, data tersebut tidak bisa diratakan
seperti dalam penelitian kualitatif tetapi di deskripsikan, dikategorikan, mana
pandangan yang sama, yang berbeda dan mana yang specifik dari tiga hasil
wawancara tersebut.
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Perusahaan
PT. Bumi Liputan Jaya merupakan perusahaan bidang hospitality yang
memiliki daftar pengalaman yang cukup panjang khususnya pada sektor
perhotelan dan bisnis restoran. PT. Bumi Liputan Jaya memulai usaha bidang
layanan jasa perhotelan dan restoran sejak tahun 1973 di Balikpapan, Kalimantan
Timur dimana pada saat itu status tingkat layanannya bintang 1.
Namun pada saat ini fasilitas layanan hotel yang dimiliki PT. Bumi
Liputan Jaya melalui Blue Sky Hotel sudah mampu mencapai tingkat bintang 4.
Tentunya untuk mencapai hal ini banyak tantangan yang harus dilalui,
namun dengan tantangan yang mampu diubah menjadi suatu kesempatan itulah
justru Blue Sky Hotel Group pada tahun 2004 telah resmi bersertifikat dan
predikat ISO 9001 – 2000 tingkat pertama di Kalimantan Timur dari lembaga
sertifikasi International – URS. 34
Memasuki era globalisasi, persaingan di berbagai bidang semakin nyata
saja. Keberhasilan kinerja public relations sebagai item penting organisasi /
34
Company Profile PT Bumi Liputan Jaya - Blue Sky Group
54
55
perusahaan yang bertugas menciptakan dan mempertahankan nilai dan image
positif organisasi, semakin tinggi.
Salah satu cara yang ditempuh oleh Hotel Blue Sky Group adalah dengan
berusaha memarketkan program public relations dengan maksimal dan efektif.
Dengan strategi ini diharapkan Hotel Blue Sky Group pun mampu
memberi nilai tambah tersendiri dibanding para kompetitornya. Dengan strategi
ini pula terbangun semacam jaringan kemudahan layanan dalam satu kota dimana
sebagai contoh pengguna jasa, yang baru saja diresmikan oleh Blue Sky Group
adalah Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta dapat dengan mudah diakses
oleh semua lapisan masyarakat.
4.1.1 Sejarah Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta
Pada Tahun 1990, Pertama kali Hotel Blue Sky berdiri di Balikpapan
Kalimantan Timur. Blue Sky Hotel dibawah manajemen PT. Bumi Liputan Jaya
yang berlokasi di Kalimantan Timur.
Pada tahun 2009, Blue Sky mengembangkan sayapnya untuk mendirikan
Hotel Blue Sky di Jakarta, tepatnya pada tanggal 14 Februari 2009 Hotel Blue Sky
Pandurata Boutique Jakarta diresmikan oleh Bapak H. Awang Farouk Ishak
selaku Gubernur Kalimantan Timur.
Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta ini berlokasi di Jalan Raden
Saleh No. 12, Jakarta 10330. Telepon 021-390 5205, Fax. 021-390 5206.
56
Kepemilikan dari Blue Sky Pandurata adalah Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur dimana asset perusahaan dipercayakan oleh Perusahaan Daerah
atau Perusda Kalimantan Timur dan pengelolaannya dipercayai oleh PT. Bumi
Liputan Jaya “Blue Sky Group“. Karena milik Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur, sebelumnya gedung ini bernama Grand Pandurata, yang arti kata
Pandurata sendiri adalah nama sebuah bunga “Bunga Anggrek Hitam” yang hanya
ada dan tumbuh di kepulauan Kalimantan, lalu karena keunikkan dari gedung dan
interior yang dimilikinya maka kata boutique ditambahkan menjadi boutique
Hotel. 35
Bisnis atau usaha dari PT. Bumi Liputan Jaya antara lain di bidang
Perhotelan, Lounge, Restaurant, Perumahan yang mulai tersebar di beberapa kota
besar, Bapak Linan Kurniahu adalah Chief Executive Officer (CEO) PT. Bumi
Liputan Jaya tersebut.
4.1.2 Struktur Organisasi dan Fungsi
Adanya penyusunan struktur organisasi adalah sangat penting di dalam
suatu organisasi atau perusahaan, karena organisasi merupakan wadah atau tempat
untuk mengkoordinir dan mendelegasikan tugas dan tanggung jawab terhadap
suatu pekerjaan demi tercapainya suatu tujuan.
35
Company Profile Blue Sky Pandurata Boutique Hotel Jakarta
57
Distribusi dari wewenang dan tanggung jawab dapat tercermin dalam
struktur organisasi. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi kerja dan memudahkan pengontrolan aktivitas kerja.
Struktur organisasi yang baik akan menghasilkan hubungan kerja dari
suatu perusahaan yang tercermin dalam struktur organisasinya. Oleh karena itulah,
Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta juga memiliki struktur organisasi di
setiap divisinya masing – masing. Seperti dibawah ini, merupakan struktur
organisasi divisi Sales dan Marketing :
GENERAL
MANAGER
EXECUTIVE SECRETARY
SALES & MARKETING
MANAGER
SALES EXECUTIVE
MARKETING PUBLIC
RELATIONS
SALES
ADMINISTRATION
Pembagian wewenang dan tanggung jawab adalah hal sangat penting
karena merupakan suatu rincian yang menunjukkan posisi, fungsi dan tugas yang
harus dikerjakan oleh personil di dalam suatu perusahaan atau organisasi.
58
Tujuan dari pembagian wewenang dan tanggung jawab tersebut adalah :
1. Membatasi wewenang antara yang satu dengan yang lain, sehingga arus
informasi dapat berjalan lancar dan mengikuti prosedur yang telah ada.
2. Untuk memperjelas garis tugas dan tanggung jawab serta hak dan kewajiban
suatu bagian sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
3. Untuk menghindari kesimpangsiuran pekerjaan yang telah ditugaskan.
Struktur organisasi Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta, khususnya
divisi Sales dan Marketing adalah sebagai berikut :
1. Sales & Marketing Manager

Membuat sales forecast

Mengkoordinir semua metode untuk maintain dan volume pertumbuhan
bisnis, termasuk periklanan, personal selling, publisitas, hubungan
masyarakat dan lain – lain.

Merekomendasikan ke General Manager untuk lokal dan internal
advertising campaigns : media, seleksi, pemilihan waktu dll

Mensupervisi dan mengurusi semua administrasi semua staff di Sales

Membuat laporan mengenai aktivitas sales ke General Manager termasuk
semua lead business selama sebulan

Melakukan sales meeting seminggu sekali yang dihadiri oleh General
Manager, Front Office Manager dan Public Relations serta sales team.
59

Koordinasi dengan Front Office dan Housekeeping Departmen dalam
menangani reservasi kamar , permintaan dan keluhan tamu.

Mengorganisir dan mempromosikan , bekerjasama dengan Food &
Beverage Department untuk special events seperti Sepak Bola, turnamen ,
pameran , pesta , Food Festival dan lain – lain.

Mempersiapkan dan melaksanakan (dengan Public Relations) campaigns
mengenail fasilitas hotel, promosi mengenai special event, dan lain – lain.

Melakukan review terhadap kenaikan semua internal promotion seperti :
hotel sign, poster, tent card, brosur dan lain – lain secara up to date dan
konsisten sesuai standard dari management.

Melakukan riset pasar untuk menentukan bentuk bisnis , pengaruhnya ,
siapa klien hotel dan lain – lain.

Melakukan perjalanan (sales trip)
untuk mempromosikan hotel serta
mencari lead bisnis.
2. Sales & Marketing Executive / Marketing Public Relations

Membantu membuat marketing plan bersama dengan Sales & Marketing
Manager (termasuk corporate account)

Menyimpan semua data terdahulu, saat ini dan potensial customer’s
berikut profile dari mereka.

Melakukan sales call secara teratur dan terencana

Mempersiapkan agenda bulanan untuk me-record semua sales dan
aktivitas lain di bulan sebelumnya

Memastikan bahwa semua customer’s baik kredibilitasnya.
60

Menyimpan arsip dari setiap account-nya.

Menyimpan arsip dari daily sales

Membuat laporan bulanan mengenai production dari setiap account nya

Familiar dengan system hotel computer beserta aplikasinya

Mengetahui informasi dari departemen lain terutama di Front Office,
Housekeeping, Food & Beverage, Banquet dan lain – lain.

Mengamati persaingan harga dan lain – lain dari hotel competitor.

Melakukan promosi sesering mungkin ke klien dengan melakukan
entertaint ke mereka , mengunjungi mereka , melakukan presentasi dan
lain – lain.

Menjamin bahwa semua guest complaint ditangani dengan serius dan
dipecahkan bersama dengan department terkait.

Melakukan negosiasi harga dengan klien dan membuat kontraknya setelah
terjadi kesepakatan.
3. Sales Administrations

Membantu Sales & Martketing Manager untuk mengorganisasikan system
filling di departemennya.

Memastikan stock stationary tersimpan dan terdata.

Mengatur dan menerima semua telepon yang masuk ke departemen serta
mencatat pesannya.

Menangani semua pengetikan dan membuat notulen meeting.

Menjaga kebersihan kantor.

Membantu mempersiapkan sales materials seperti brosur, sales kit dan lain
– lain.
61

Bersedia menyambut tamu saat datang dan memberikan informasi yang
diperlukan.
4.2

Bersedia menangani semua sales inquiries.

Menyimpan semua data dan informasi mengenai produk hotel. 36
Hasil Penelitian
4.2.1 Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi
4.2.1.1 Perencanaan
Pada bagian ini penulis ingin mencoba memaparkan hasil penelitian
mengenai apa saja, siapa saja, program apa saja, hasil apa yang diperoleh, kendala
yang dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya.
Berbicara tentang program kampanye marketing public relations, seperti
dibahas sebelumnya pada bab ini, merupakan salah satu cara atau strategi
marketing public relations untuk mengukur sampai sejauhmana mereka dapat
berhasil membuat suatu program kampanye dalam mensosialisasikan dan
menginformasikan Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta kepada para
pelanggan.
Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta khususnya divisi marketing
telah membuat marketing plan lebih dulu untuk menghadapi segala masalah yang
akan terjadi atau resiko dalam mempromosikan hotel kepada pelanggan. Hal
tersebut dilakukan, karena untuk menjaga agar tidak terjadi hal – hal yang dapat
36
Company Profile Blue Sky Pandurata Boutique Hotel Jakarta
62
merugikan perusahaan. Dibawah ini merupakan hasil wawancara in depth
interview dengan beberapa nara sumber internal berkaitan dengan program
kampanye yang dilakukan oleh Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta.
Ibu Ida mengemukakan sedikit masalah yang dihadapi oleh Hotel Blue
Sky
Pandurata
Boutique
Jakarta
dalam
melakukan
kampanye
untuk
mensosialisasikan dan menginformasikan produk hotel ini adalah :
Menurut saya, masalah program kampanye yang dihadapi oleh Hotel Blue Sky
Pandurata Boutique Jakarta saat ini hanya mengenai promosi hotel kami yang
baru saja pre-opening dan untuk mengenalkan produk hotel baru tersebut
kepada seluruh masyarakat baik masyarakat sekitar maupun masyarakat luas
dari segala penjuru. 37
Berbeda dengan pendapat Ibu Meiken yang lebih menyoroti tentang tenaga
yang melaksanakan sosialisasi dan menginformasikan produk pada pelangan,
berikut pernyataannya :
Kalo menurut saya, masalah yang dihadapi hotel saat ini, sepertinya terlihat
baik – baik saja, hanya saja tenaga kerja yang kurang menjadi kurang efektif
dalam mempromosikan produk hotel tersebut. 38
Setiap perusahaan pastilah memiliki masalah yang berbeda – beda. Untuk
itu, disinilah seorang marketing public relations dalam melaksanakan tugas harus
sangat berhati – hati dalam membuat suatu keputusan pembuatan program
promosi kepada pelanggan. Masalah miss communication juga dapat membuat a
thing become a big thing, maksudnya sesuatu yang kecil bisa menjadi besar jika
tidak ditangani dengan cepat. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan
37
Hasil wawancara dengan Ibu Ida – Sales & arketing Manager (Internal)
38
Hasil wawancara dengan Ibu Meiken – Corporate PR (pihak internal)
63
kebutuhan paling mendasar untuk mengungkapkan sebuah pendapat, opini atau
persepsi publik terhadap produk yang kita tawaran. Untuk itu, suatu promosi akan
berhasil apabila kita dapat mengkomunikasikan program kampanye tersebut
dengan baik dan jelas kepada pelanggan. Hal lain adalah masalah kurangnya
tenaga kerja divisi marketing khususnya, dapat menyebabkan kurang efektif dan
efisien dalam menginformasikan produknya. Masalah biaya promosi, jika promosi
tidak didukung dengan media komunikasinya, ini akan menghambat para
marketing public relations untuk dapat menginformasikan Hotel Blue Sky
Pandurata Boutique Jakarta kepada calon pelanggan maupun pelanggannya.
Dalam pembuatan suatu program, seorang marketing public relations
sudah seharusnya mengatahui siapa saja yang menjadi sasarannya. Hal ini
dimaksudkan untuk membuat margin atau market segment untuk membentuk dan
sekaliagus membangun citra yang positif bagi perusahaan.
Adapun sasaran atau pangsa pasar yang dilirik oleh marketing public
relations Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta ini adalah para pejabat
pemerintahan, seluruh instansi pemerintahan dan corporate (perusahaan swasta)
di seluruh Indonesia dan tamu – tamu walk in baik domestic maupun foreign.
Jika hal ini ditanyakan mengapa marketing public relations Hotel Blue
Sky Pandurata Boutique Jakarta lebih fokus menuju pada segment pemerintahan,
itu karena para instansi pemerintah saat ini lebih sering mengadakan konsinyering
– konsinyering, seminar, workshop yang budgetnya harus dikeluarkan setiap
tahunnya. Untuk itulah banyak juga hotel – hotel berbintang lainnya lebih banyak
64
mengejar instansi pemerintah untuk mengadakan acara atau program kegiatannya
di hotel mereka.
Menurut pandangan Ibu Ida selaku mengenai sasaran atau market segmen
yang diburu oleh Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta, seperti dibawah ini
diungkapkan :
Sasaran pelanggan yang kita fokus saat ini adalah market segmen
pemerintahan (government), dibanding yang lainnya. Kita lebih fokus kesana
saat ini, mengingat demand orang – orang pemerintahan lebih banyak yang
mencari tempat untuk bekerja di hotel. 39
Menurut pengamatan Ibu Meiken :
Beliau juga mengungkapkan bahwa sasaran yang diambil kebanyakan dari
government (pemerintah) dan corporate sepertinya, mengingat hotel ini
merupakan hotel bisnis. 40
4.2.1.2 Pelaksanaan
Beberapa program kampanye yang dilakukan oleh marketing public
relations Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta dalam hal promosi, selain
datang door to door ke instansi pemerintah dan corporate, mereka juga
melakukan promosi melalui pembuatan brosur, flyer, spanduk juga melalui media
elektronik dan cetak. Ada juga program yang lebih menarik lagi, seperti 50%
discount rate untuk orang – orang yang memiliki KTP Kaltim.
39
Hasil wawancara dengan Ibu Ida – Sales & Marketing Manager (internal)
40
Hasil wawancara dengan Ibu Meiken – Corporate PR (Internal)
65
Pembuatan flyer dengan cara “Joint Promo” dengan beberapa perusahaan
yaitu untuk School Holiday Package yang digandeng dengan PT. Taman Impian
Jaya Ancol, Seaworld, Gondola dan sekarang ini sedang menggandeng PT. Batik
Danar Hadi – Raden Saleh untuk Paket Ramadhan dengan cara mengadakan paket
kerjasama diskon untuk setiap pembelian batik di Danar Hadi, Raden Saleh atau
dengan maksudnya menginap di Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta bisa
mendapatkan diskon khusus dari Batik Danar Hadi.
Menurut pandangan Ibu Ida mengenai program yang dilakukan oleh divisi
marketing Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta ini, seperti yang
dikemukakan dibawah ini :
Program yang dilakukan marketing saat ini adalah menjual paket dengan cara
joint promo dengan berbagai perusahaan. Seperti contohnya: Taman Impian
Jaya Ancol, Seaworld, Gondola dan Danar Hadi. 41
Tidak jauh seperti yang diungkapkan oleh Ibu Ida, Ibu Meiken sendiri pun
menyetujui bahwa program kampanye yang dilakukan saat ini adalah menjual
paket dengan cara joint promo:
Sama seperti yang dikatakan Ibu Ida. Program marketing yang dilakukan saat
ini adalah menjual paket dengan cara joint promo dengan berbagai perusahaan
maupun public berupa flyer ataupun brosur. 42
Disinilah marketing public relations Hotel Blue Sky Pandurata Boutique
Jakarta melihat challenge untuk ke depannya dapat membantu mensosialisasikan
41
Hasil wawancara dengan Ibu Ida – Sales & Marketing Manager (Internal)
42
Hasil wawancara dengan Ibu Meiken – Corporate PR (Internal)
66
dan menginformasikan hotel tersebut, selain melalui media elektronik (radio,
internet website) dan media cetak (majalah, koran).
Mengingat perusahaan ini masih tergolong baru, jadi tingkat kesulitan
dalam mempromosikannya masih sedikit harus diasah, karena masih baru mulai
menjalin hubungan dengan para media massa khususnya, untuk membantu
mensosialisasikan dan menginformasikan produk Hotel Blue Sky Pandurata
Boutique Jakarta.
Hal lain yang dapat membantu adalah dalam bentuk kerjasama, seperti
yang disebutkan di atas, dengan cara joint promo dengan bebrapa perusahaan. Di
bawah ini merupakan beberapa contoh jenis program kampanye yang dilakukan
marketing public relations Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta
Contoh School Holiday Package untuk joint promo dengan Ancol :
67
Melalui program joint promo tersebut, maka harapan marketing public
relations disini adalah mencoba menyampaikan informasi kepada masyarakat atau
publik mengenai Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta. Sehingga para calon
pelanggan atau pelanggan lebih aware, mengetahui bahwa adanya hotel yang
berdiri di tengah kota Jakarta di jaman krisis global saat ini.
Hal ini juga dimaksudkan untuk membentuk opini publik agar para
pelanggan tertarik dan juga untuk memperoleh hasil yang memuaskan bagi divisi
marketing. Jika dilihat dari tingkat keberhasilan suatu program, school holiday
package ini sedikit berhasil dengan pertimbangannya, hotel ini merupakan hotel
baru dan yang kedua, hotel ini berkonsep sebagai hotel pure bisnis, mengingat
fasilitas yang dimiliki hanya ruangan meeting, restaurant dan executive lounge.
68
Program promo rate 50% discount digunakan oleh divisi marketing untuk
menarik para penduduk yang memiliki KTP Kaltim, seperti yang disampaikan
oleh Bapak Gubernur Kaltim Awang Faroek pada saat berpidato peresmian Hotel
Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta.
Selain itu, ada juga beberapa kegiatan seperti bakti sosial bencana
Situgintung, yang adalah untuk mengingatkan para penduduk bahwa Hotel Blue
Sky Pandurata Boutique Jakarta mempunyai kepeduliaan terhadap musibah yang
menimpa mereka saat itu. Gambar dibawah ini diambil oleh tim kepedulian dari
Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta, sebagai berikut :
69
Gambar 1.
Gambar 2.
4.2.1.3 Evaluasi
Komunikasi yang efektif harus dilakukan oleh seorang marketing public
relations dengan seiring, sejalan dalam mensosialisasikan dan menginformasikan
produk hotel tersebut. Hal ini juga merupakan salah satu cara mengatasi masalah
70
program marketing agar dapat dimengerti oleh para pelanggan khususnya kaum
awam.
Penambahan tenaga kerja dengan melihat kompeten, latar belakang
pengalaman di bidang marketing public relations. Sehingga tidak menghambat
jalannya tugas dan tanggung jawab seorang marketing public relations dalam
mempromosikan produknya.
Tabel di bawah ini merupakan salah satu contoh program yang akan dan
telah dilaksanakan 3 bulan ke depan untuk diadakannya program kampanye
marketing public realtions agar menarik para pelanggan, sebagai berikut :
TACTICS
IMPLEMENTATION
SCHEDUL
E
P.I.C.

March
2009
Sales &
Marketing
Manager
PRODUCT
1. Special Rate
Superior Room :
Rp.295.000,-/++ incl.
Breakfast for 1(one)
person.
2. Holliday School Package
 Superior Room /2RN’s
: Rp.888.000,-/Net
 Superior Room /1RN’s
: Rp.777.000,-/Net
 Buffet Breakfast
 Dufan entrance pass
 Ancol entrance pass
 Transportation (Drop
Only)
 Newspaper
 Welcome Drink


Room
allotment
during promotion
season;
Breakdown Sales
per items product;
Arrange & provide
vehicles;
(done)
Sales &
Marketing
Manager
71
PROMOTION
1. Above the line promotion



Vertical Banner
Fax
&
Email
: 1000
campaign
sheets
Radio Spot :
 SMART
Balikpapan;
 BEST
Balikpapan.
FM



FM
 Newspaper / Local
Media East Kalimantan :
 KALTIM POS
 TRIBUN KALTIM
 SAMARINDA POST
 METRO
BALIKPAPAN




Prepare Design &
Wording Banner;
Prepare
fax
or
email campaign
design;
Sales Blitz
1. Jkt. Airport . :
Submit
Hotel
&
image
Promotion adlibs;
Print ad design;
Arrange
advertising budget
& programs;

3. S.B.U. Outlet :

:
Preparation :
- Hotel
Brochures;
- Tariff Sheet;
- Calendar
of event;
- Package
Rate.
(done)
(done)
May 2009
Sales Trip


March
2009
April 2009
2. Bpp. Airport :
4. Company
(done)
Collaboration with
Balikpapan Sales
Team
Arrange time &
duration radio spot
per day/month;
2. Bellow the line promotion

March
2009

Sales &
Marketing
Manager
Balikpapan,
Samarinda,
Tenggarong,
Bontang, Sangata,
Tanah Grogot;
(done)
Sales &
Marketing
72

Chef Table

3. Entertainment
 Piano/ist
 Singer
 Ent. Program
Preparation :
- Time Frame
Schedulled
;
- Company
Data Base;
- Official
Letter;
- Letter
of
agreement
.
March
2009
(done)
Feb 2009
(done)
Prepatration :







4. PR & Publicities
Invitation;
Company List;
Company
Data
Sheet;
Event
Program
(Chef Table).
Provide YAMAHA
Piano,
Acoustic
Pianist
&
lady
singer;
Arrange
entertainment
budget
&
programs;
Connect them to
hotel calendar of
event.
Arrange :
Feb 2009

(done)


Press Conference /
Release (Jakarta &
East
Kalimantan
media);
Campaign
material;
Campaign
Program;
Sumber : Review Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta
73
4.3
Pembahasan
Perencanaan marketing public relations sangat penting untuk tercapainya
sinergi antara fungsi pemasaran dan public relations yang telah diterapkan oleh
Blue Sky Hotel. Seperti juga semua corporate strategic planning, perencanaan
marketing public relations harus dimulai dengan :

Penentuan corporate’s mission : objective juga ditetapkan.

Penentuan masalah riset dan kegiatan pencarian fakta.

Perencanaan dan programming.

Tindakan dan komunikasi : direncanakan implementasi dari rencana program.

Kegiatan dan komunikasi agar dicapai sasaran khusus yang berkaitan dengan
tujuan corporate.
Untuk dapat menjawab dan memenuhi harapan para tamu hotel akan
pelayanan yang baik serta kemudahan-kemudahan dan kenyamanan selama
kunjungan, dan sebagai terapan strategi marketing public relations, Blue Sky
Group telah pula mempersiapkan dan membangun sarana dan prasarana didalam
upaya pemberian total service kepada tamu hotel diantaranya melalui
pengembangan unit – unit usaha yang menjadi salah satu nilai tambah pelayanan
bagi hotel dibawah management Blue Sky Group dengan membuka layanan
dengan konsep jemput bola melalui pembukaan layanan – layanan di Bandar
Udara – Bandar Udara dibeberapa kota besar di Indonesia (Airport Executive
Lounge).
74
Dalam bukunya The Marketer’s Guide to Public Relations, Thomas L
Harris mengatakan, Marketing Public Relations is the process of planning and
evaluating programs, that encourage purchase and customer through credible
communicayion of information on impression that identify companies and their
products with the needs concerns of customers.
Secara umum dapat diartikan, Marketing Public Relations adalah suatu
proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program – program yang
dapat merangsang pembelian dan kepuasan pelanggan melalui komunikasi
mengenai informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan – kesan positif yang
ditimbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan (corporate identity) atau
produknya sesuai dengan kebutuhan, keingian dan kepentingan bagi para
pelanggan.
Prinsip – prinsip public relations yang berupaya membangun citra produk
dan perusahaan banyak diterapkan dalam strategi marketing. Meskipun antara
public relations dan marketing secara filosofis berbeda. Public relations bertujuan
membangun citra (kepada target publik) sedangkan marketing bertujuan menjual
produk (product selling) kepada target market. Perpaduan antara dua elemen
penting organisasi ini melahirkan konsep “Marketing Public Relations”.
Konsep marketing public relations ini diperkenalkan oleh Thomas L.
Harris dalam bukunya The Marketer’s Guide to Public Relations. Menurut Harris
marketing public relations bekerja karena ia member nilai tambah pada produk
melalui kemampuannya yang unik dalam memberikan kredibilitas pada pesan
75
produk (marketing public relations works because it adds value to products
through its unique ability to lend credibility to the product message).43
Dari pengertian – pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
Marketing Public Relations merupakan perpaduan pelaksanaan program dan
strategi pemasaran (marketing strategy implementation) dengan aktivitas program
kerja Public Relations (work program of Public relations). Dalam pelaksanaannya
terdapat tiga strategi penting, yaitu :
1. Pull strategy, Public Relations memiliki dan harus mengembangkan kekuatan
untuk menarik perhatian publik.
2. Push strategy, Public Relations memiliki kekuatan untuk mendorong
berhasilnya pemasaran.
3. Pass strategy, Public Relations memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan
menciptakan opini publik yang menguntungkan.
Jelas, divisi marketing dalam Marketing Public Relations tidaklah dalam
pengertian sempit. Tetapi berkaitan dengan aspek – aspek perluasan pengaruh,
informatif, persuasif, dan edukatif, baik segi perluasan pemasaran ( makes a
marketing) atas suatu produk atau jasa, maupun yang berkaitan dengan perluasan
suatu pengaruh tertentu (makes an influence) dari suatu kekuatan lembaga atau
terkait dengan citra dan identitas suatu perusahaan.
43
Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing, PT. Fajar Interpratama, Januari 2008, hal. 56
76
Jika dilihat dari segi pemasaran, Marketing Public Relations berperan
sebagai salah satu cara mencapai tujuan pemasaran, yaitu :
1. Mengadakan riset pasar, untuk mendapatkan informasi bisnis yang sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya.
2. Menciptakan produk yang sesuai dari hasil riset pasar tersebut.
3. Menentukan harga produk yang rasional dan kompetitif
4. Menentukan dan memilih target konsumen (target audience)
5. Merencanakan dan melaksanakan kampanye pomosi produk (pre – project
selling) yang akan diluncurkan serta mampu bersaing di marketplace dan
cukup menarik (eyes catching) baik segi kemasan, maupun kualitas produk
yang ditawarkan terhadap konsumennya.
6. Komitmen terhadap pelayanan purna jual dan kepuasan pelanggan akan
terpenuhi, yang mengacu kepada “Marketing is the idea of satisfying the
needs of customers by means of the product and the whole cluster of things
associated with creating, delivering and finally consuming it”.
Sementara itu dilihat dari segi komunikasi, Marketing Public Relations
berperan untuk :
1.
Menumbuhkembangkan citra positif perusahaan (corporate image)
terhadap publik eksternal atau masyarakat luas, demi tercapainya saling
pengertian bagi kedua belah pihak.
77
2.
Membina hubungan positif antar karyawan (employee relations) dan
antara karyawan dengan pimpinan atau sebaliknya, sehingga akan tumbuh
corporate culture yang mengacu kepada disiplin dan motivasi kerja serta
profesionalisme tinggi serta memiliki sense of belonging terhadap
perusahaan dengan baik.
Untuk merealisasi tujuan dan peranannya dengan baik, Marketing Public
Relations diwujudkan dengan berbagai program komunikasi seperti yang pernah
dibahas sebelumnya. Mulai dari komunikasi lisan tulisan, komunikasi cetak
(majalah, press release, brosur), sampai komunikasi elektronik melalui radio,
internet maupun televisi.
Terciptanya dan terlaksananya suatu program kampanye biasanya
didasarkan pada keinginan perusahaan utnuk meningkatkan kinerja di berbagai
segi, baik kualitas maupun kuantitas. Seorang praktisi Marketing Public Relations
tidak dapat mendasarkan program kerjanya hanya pada dugaan atau perkiraan saja
karena dapat menyebabkan kehilangan arah dan program Marketing Public
Relations dapat mengalami kegagalan.
Organisasi atau perusahaan dalam bentuknya yang paling maju saat ini
sudah menggunakan public relations sebagai salah satu cara untuk memecahkan
masalah yang dihadapi sehingga public relations sering juga disebut sebagai suatu
kegiatan untuk memecahkan masalah. Akan tetapi, disinilah peran marketing juga
dibutuhkan. Seperti di Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta ini, awalanya
memiliki divisi Sales & Marketing Department dan juga Corporate Public
78
Relations, akan tetapi saat ini dvisi tersebut dileburkan menjadi Marketing Public
Relations.
Penggabungan kerjasama dari kedua divisi tersebut saat ini adalah sebagai
kegiatan Marketing Public Relations. Dimana fungsi Marketing Public Relations
adalah mendukung fungsi pemasaran, merancang peluncuran produk, membangun
interest dan mempengaruhi target publik yang dituju, meningkatkan dan
membangun citra perusahaan (corporate image) yang berdampak positif pada
produk di mata publiknya.
Sebelum penulis membahas terlalu jauh, disini penulis ingin menjelaskan
secara singkat apa yang disebut dengan marketing public relations hotel. Yang
disebut sebagai marketing di dalam sebuah hotel adalah seorang yang
bertanggung jawab atas suatu kegiatan atau program. Program kampanye, seperti
promosi produk hotel, program Corporate Social Responsibility, karena hal ini
dapat mengangkat corporate identity (identitas perusahaan) agar supaya
masyarakat lebih mengenal adanya hotel baru yang berdiri di sekitar tempat
tinggal mereka tidak merugikan lingkungan mereka.
Menurut Cutlip – Center – Broom, seorang praktisi humas professional
dalam melaksanakan programnya harus terdiri atas empat langkah kegiatan yang
sering juga disebut dengan empat langkah pemecahan masalah humas. Untuk itu,
keempat langkah ini merupakan proses yang harus dijalankan setiap praktisi
humas professional. Keempat langkah itu adalah :
79
1.
Menentukan masalah (defining the problem)
Langkah pertama ini meliputi kegiatan untuk meneliti dan mengawasi
pengetahuan, pendapat, sikap dan tingkah laku khalayak yaitu pihak – pihak
yang berkepentingan atau terpengaruh oleh tindakan dan kebijakan
organisasi atau perusahaan. Intinya, langkah pertama ini merupakan kegiatan
inteligen untuk mengumpulkan informasi atau data yang menjadi dasar
berpijak praktisi humas guna mengambil langkah selanjutnya. Dalam
kegiatan penentuan masalah ini praktisi humas harus menjawab pertanyaan
“Apa yang terjadi saat ini?”
2.
Perencanaan dan penyusunan program (planning and programming)
Masalah yang telah ditentukan pada langkah pertama digunakan untuk
menyusun program, tujuan, tindakan dan strategi komunikasi. Langkah
kedua mencakup tindakan untuk memasukkan temuan yang diperoleh pada
langkah pertama kedalam kebijakan dan program organisasi. Langkah kedua
ini juga merupakan proses menjawab pertanyaan: “Berdasarkan situasi yang
telah dipelajari maka apa yang harus kita ubah, perbuat dan katakan?”
3.
Melakukan tindakan dan berkomunikasi (taking action and communication)
Langkah ketiga mencakup kegiatan melaksanakan tindakan dan melakukan
komunikasi yang sejak awal dirancang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Pertanyaan yang harus diajukan pada tahap ini adalah: “Siapa yang harus
melakukan dan mengatakannya, kapan, dimana dan bagaimana caranya?”
80
4.
Evaluasi program (evaluating the program)
Langkah terakhir ini mencakup penilaian atau evaluasi atas persiapan,
pelaksanaan dan hasil – hasil program. Program dapat dilanjutkan atau
dihentikan
setelah
menjawab
pertanyaan:
“Bagaimana
kita
telah
melakukannya?” Penyesuaian dan perbaikan terhadap tindakan atau
komunikasi yang telah dilaksanakan dapat dilakukan berdasarkan umpan
balik yang diterima. 44
Bagi perusahaan yang bergerak dibidang jasa maka salah satu upaya yang
dilakukan untuk mempertahankan nasabahnya adalah dengan memberikan
pelayanan yang terbaik dan kompetitif. Dan upaya peningkatan image atas produk
yang dihasilkan, yang ditujukan kepada publik adalah melalui beberapa program –
program perusahaan baik yang bersifat pemasaran atau marketing maupun bersifat
sosial.
Kehadiran Public Relations sangat membantu proses dalam memperoleh
good will atau kesan positif dari masyarakat luas akan keberadaan sebuah
perusahaan atau instansi yang dinaunginya bik negeri maupun swasta dan begitu
sebaliknya, sehingga keduanya tampak tak dapat dipisahkan dan saling berkaitan.
Ada beberapa masalah yang dihadapi oleh Hotel Blue Sky Pandurata
Boutique Hotel Jakarta saat ini, memang sangat sensitive untuk diperbincangkan.
Akan tetapi, peneliti melihat ada sedikit ketidaknyaman dan kejanggalan pada
44
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations, Eight Edition,
Prentice Hall Internatioal, Inc. 2000, hal. 340.
81
divisi marketing. Seperti halnya komunikasi internal, suatu masalah ekternal yang
seharusnya pihak internal mengetahui masalah tersebut, tetapi pada kenyataannya
tidak tahu. Untuk itu, disini terlihat bahwa memiliki komunikasi yang tidak efektif
atau ketidaklancaran dalam mengkomunikasikan program promosi produk hotel
tersebut. Harus didukung dengan internal memo yang memang sudah disetujui
oleh Department Head.
Hal
lain
yang
menjadi
masalah
dalam
mensosialisasikan
dan
menginformasikan produk adalah kurangnya tenaga kerja pada divisi marketing
khususnya. Hal ini merupakan salah satu masalah yang harus dipertimbangkan
oleh para stakeholder, owner maupun HOD (Head of Departmen). Masalah biaya
promosi juga akan menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk mencapai
kesuksesan sebuah program marketing dan Public Relations. Karena tanpa biaya
estimasi, program marketing tidak akan berjalan mulus sesuai keinginan kita, hal
tersebut akan menjadi patokan (guidance) untuk para marketing untuk menarik
pelanggan.
Sasaran pelanggan seperti yang telah disebutkan diatas adalah orang-orang
dari pemerintahan (government), corporate, media dan lain – lain. Mengapa orang
– orang tersebut yang menjadi sasaran? Karena melalui mereka hotel tersebut
dapat dikenal mouth to mouth tanpa harus terlalu bekerja keras door to door.
Karena dengan demikian, divisi marketing public relations dapat mudah
memaintain saja atau menjaga agar hubungannya dengan relasi dapat berjalan
dengan lancar.
82
Program kampanye yang dilakukan oleh marketing public relations Hotel
Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta saat ini adalah melakukan kerjasama –
kerjasama untuk membuat suatu program. Seperti contohnya, program periode
Januari – Mei adalah program promosi “Special Promo Rate” , program “Join
promo” Juni – Juli adalah “School Holiday Package”, disertai “Business
Package” dan saat ini adalah “Ramadhan Package”.
Promosi ini bekerjasama dengan Batik Danar Hadi Raden Saleh untuk
menyambut bulan suci Ramadhan, periode Agustus – September 2009. Hotel Blue
Sky Pandurata berharap dengan beberapa program yang dilakukan saat ini, akan
membuahkan hasil yang baik untuk ke depannya untuk peningkatkan produknya,
dengan cara memperoleh banyak pelanggan, bertambahnya tingkat hunian
(occupancy) kamar, memiliki banyak relasi dalam bisnis hotel ini.
Jika kita melihat dari kendala mengenai program promosi yang dilakukan
oleh divisi marketing ini adalah mengenai komunikasi yang kurang efektif,
kurangnya tenaga kerja pada divisi marketing public relations, biaya promosi.
Untuk itu cara mengatasinya adalah dengan meminimize komunikasi melalui
verbal, tetapi dengan tulisan atau memo (selain untuk back up data, hal tersebut
juga untuk mengingatkan kita, agar tidak lupa).
Faktor kurangnya tenaga kerja juga akan sangat mempengaruhi gerak kerja
divisi marketing dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Untuk itulah
para stakeholder harus aware terhadap masalah ini. Apalagi kurang didukungnya
83
dana untuk melakukan program promosi. Tanpa adanya itu semua, suatu
perusahaan akan pincang dan tidak akan berjalan sesuai planning.
Bagian yang tajam dari instrumen pemasaran adalah pesan yang
dikomuniakasikan kepada para pelanggan melalui berbagai unsur yang terdapat
dalam program kampanye produk. Begitu pentingnya tahapan program promosi,
selain untuk pembentukan suatu citra yang positif, dilakukan untuk memberikan
identitas perusahaan. Realisasi cara – cara dimana aspek program pemasaran ini
untuk meningkatkan atau menurunkan citra terhadap suatu produk sehingga
memberikan kesan yang diinginkan.
Dengan demikian, progam kampanye produk yang merupakan saluran
komunikasi yang utama terhadap calon pelanggan. Hal ini akan sangat membantu
dalam merencanakan program kampanye yang efektif, jika kita lihat dari teori
komunikasi dan kita hubungkan penerapannya terhadap pengembangan strategi
promosi.
84
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan dan menganalisa mengenai program
marketing public relations dalam mensosialisasikan dan menginformasikan
produk Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Hotel Jakarta yang baru saja buka dan
berkembang. Maka kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan apa yang telah
dibahas adalah sebagai berikut:
Melalui program – program kampanye, seperti promo rate, join promo,
bakti sosial dan lain sebagainya yang dilakukan oleh marketing public relations
bekerjasama sama dengan beberapa perusahaan, diharapkan dapat menarik minat
pelanggan untuk datang dan kembali ke Hotel Blue Sky Pandurata Boutique
Jakarta. Program tersebut juga dapat dibantu dengan adanya flyer, brosur, spanduk
untuk menginformasikan dan mensosialisasikan produk jasa hotel.
Hasil program kampanye dapat dilihat dari jumlah distribusi informasi
pada organisasi dan orang-orang dalam perusahaan yang mengetahui corporate
hotel, produk jasa hotel, jumlah organisasi yang menelpon atau menanyakan
produk hotel, dan secara kuantitatif dievaluasi berdasarkan tingkat hunian tamu
(room occupancy).
Sasaran kegiatan kegiatan marketing public relations Hotel Blue Sky
Pandurata Boutique Jakarta adalah organisasi, baik government (orang – orang
84
85
pemerintahan) dan corporate (para pengusaha, pegawai swasta). Sasaran kegiatan
kampanye ini adalah orang-orang yang ada dalam organisasi, khususnya
pengambil kebijakan dalam penggunaan jasa perhotelan.
Masalah yang dihadapi oleh Hotel Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta
dalam mensosialisasikan dan menginformasikan produknya kepada pelanggan
adalah pengenalan corporate dan variasi jenis produk jasa hotel kepada
pelanggan, baik perusahaan swasta maupun organisasi pemerintah..
Kendala yang dihadapi adalah belum adanya data pelangan, kegiatan
komunikasi untuk menginformasikan produk belum secara konsisten karena
tenaga kerja yang dirasa kurang dan anggaran kampanye produk yang masih
kurang memadai karena baru diresmikan. Cara mengatasi kendala tersebut dengan
melakukan joint promo dan terus melakukan networking dengan orang-orang yang
mengambil kebijakan dalam penggunaan jasa perhotelan, baik pegawai
pemerintah dan swasta di Jakarta dan sekitarnya maupun yang akan ke Jakarta.
5.2
Saran
Peneliti ingin memberikan saran kepada akademis, agar selalu membantu,
membimbing dan memacu para mahasiswa agar lebih semangat dan giat dalam
meneliti tempat perusahaan dengan penelitian yang lebih subyektif. Selain itu juga
dapat berguna bagi yang membacanya.
86
Peneliti juga ingin memberikan saran. yang mungkin dapat berguna bagi
perusahaan agar dapat meningkatkan mutu, kualitas hasil program – program
kampanye lebih concern dan aware terhadap faktor-faktor yang mungkin bisa
disiasati dan ditanggulangi, seperti misalnya adakan training – training agar para
karyawan dibekali product knowledge untuk memberikan informasi kepada calon
pelanggan.
Jika dilihat dari segi program kampanye untuk meningkatkan promosi
mengenai produk hotel sebaiknya lebih didukung dari sisi tenaga kerja yang
berpengalaman dan harus segera diisi, agar dapat maksimal membentuk citra atau
image perusahaan. Hal lain yang lebih penting lagi adalah mengenai budget untuk
biaya promosi agar dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
87
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar. Ilmu Komunikasi : Sebuah Pengantar Ringkas, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta 2002
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Muhammad, Ami. Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2002
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Penerbit PT Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2003
Jefkins, Frank. Public Relations Edisi Kelima Direvisi Oleh Daniel Yadin,
Penerbit Erlangga
Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, PT. Raja
Grafindo Persada
Anggoro, Linggar. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya Di Indonesia,
Penerbit Bumi Aksara 2005
Djaja, Danan. Peranan Humas Dalam Perusahaan, Alumni, Bandung, 1985
Jefkins, Frank. Public Relations Edisi Keempat, Pitman Publishing Co, 1992,
Edisi Bahasa Indonesia oleh Haris Munandar
Rangkuti, Freddy. Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus, PT Gramedia
Pustaka Utama
88
Hoyle, Leonard H. Jr, Event Marketing, Seri Manajemen Event No.2 (Penerbit
PPM)
Rewoldt, Scott, Warshaw, Strategi Promosi Pemasaran, Penerbit PT. Rineka Cipta
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2008
Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relations Dan Komunikasi, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Nasir, Moh. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1998
Anggoro, Linggar. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya Di Indonesia,
Penerbit Bumi Aksara 2005
Kriyantono, Rachmat. Public Relations Writing, PT. Fajar Interpratama, Januari
2008
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations,
Eight Edition, Prentice Hall Internatioal, Inc. 2000
Sumber lain:
Dokumentasi Blue Sky Group
Dokumentasi Blue Sky Pandurata Boutique Hotel Jakarta 2009
Company profile Blue Sky Pandurata Boutique Hotel Jakarta 2009
Saka Abadi, Marketing Public Relations, Jakarta, Lembaga Manajemen UI, 1994
http//www.wikipedia.com
LAMPIRAN
DATA WAWANCARA
(Internal)
1. Ibu Ida M. Oezer sebagai Sales & Marketing Manager
2. Ibu Meikendyah Baby Pardewi selaku Corporate Public Relations
1. Menurut anda, masalah program kampanye yang dihadapi oleh Hotel
Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta dalam menginformasikan dan
mensosialisasikan produk hotel ini ?
Ibu Ida:
Menurut saya, masalah program kampanye yang dihadapi oleh hotel Blue Sky
saat ini hanya mengenai promosi hotel kami yang baru saja pre-opening dan
untuk mengenalkan produk hotel baru tersebut kepada seluruh masyarakat
baik masyarakat sekitar maupun masyarakat luas dari segala penjuru.
Ibu Meiken:
Kalo menurut saya, masalah yang dihadapi hotel saat ini, sepertinya terlihat
baik – baik saja, hanya saja tenaga kerja yang kurang menjadi kurang efektif
dalam mempromosikan produk hotel tersebut.
2. Siapa saja sasaran pelanggan Hotel Blue Sky Pandurata Boutique
Jakarta ?
Ibu Ida:
Sasaran pelanggan yang kita fokus saat ini adalah market segmen
pemerintahan (government), dibanding yang lainnya. Kita lebih fokus kesana
saat ini, mengingat demand orang – orang pemerintahan lebih banyak yang
mencari tempat untuk bekerja di hotel.
Ibu Meiken:
Sasaran yang diambil kebanyakan dari government (pemerintah) dan
corporate sepertinya, mengingat hotel ini merupakan hotel bisnis.
3. Apa saja program yang dilakukan oleh divisi marketing Hotel Blue Sky
Pandurata Boutique Jakarta?
Ibu Ida:
Program yang dilakukan marketing saat ini adalah menjual paket dengan cara
join promo dengan berbagai perusahaan. Salah satu contoh program yang
paling saya ingat untuk menaikkan occupancy: Taman Impian Jaya Ancol dan
Danar Hadi.
Ibu Meiken:
Sama seperti yang dikatakan Ibu Ida. Program marketing yang dilakukan saat
ini adalah menjual paket dengan cara join promo dengan berbagai perusahaan
maupun public berupa flyer ataupun brosur.
4. Strategi yang digunakan dalam penyusunan program kampanye
Marketing Public Relations dalam menginformasikan Hotel Blue Sky
Pandurata Boutique Jakarta ?
Ibu Ida:
Strategi yang saya ambil sekarang ini..adalah berdasarkan marketing plan. Itu
sudah saya beri deadline untuk program / event apa saja yang akan saya
jalankan 1 tahun ke depan.
Ibu Meiken:
Kalau ditanya strategi, dalam penyusunannya saya serahkan kepada divisi
Sales & Marketing, karena disini saya hanya membantu menjalin hubungan,
me-maintain dan memperkenalkan produk hotelnya saja.
5. Melalui media apa saja divisi marketing menginformasikan produk Hotel
Blue Sky Pandurata Boutique Jakarta ?
Ibu Ida:
Media yang kita gunakan untuk menginformasikan ini semua, melalui flyer,
brosur spanduk, banner, kerjasama dengan beberapa media televisi, radio,
majalah dan selain itu juga dengan cara bekerja sama dengan tempat – tempat
rekreasi.
Ibu Meiken:
Media yang digunakan, seperti yang saya ketahui, marketing saat ini baru
menggunakan media cetak saja berupa flyer, brosur, spanduk, logo hotel,
majalah dan koran saja.
6. Kendala, hambatan apa saja yang ditemui dalam implementasi program–
program marketing ?
Ibu Ida:
Kendala? Sampai sejauh ini, saya belum menemukan kendala yang rumit, ya
mungkin..seperti yang tadi saya katakan bahwa saya sedang menjalankan
marketing plan saya untuk mempromosikan produk hotel baru kami.
Ibu Meiken:
Kendala yang dihadapi sampai saat ini belum terlihat, mungkin karena baru
saja. Oh..ada. Seperti yang saya katakana tadi bahwa kurang tenaga kerjanya.
DATA WAWANCARA
(Eksternal)
1. Bapak Joni Iskandar selaku Training Manager of BRI
2. Ibu Marpolina Rikin selaku Secretary of Director PT. Intikom Berlian
Mustika
1. Apa yang Anda ketahui tentang Blue Sky Pandurata Boutique Hotel
Jakarta?
Bapak Joni:
Saya ketahui tentang Hotel Blue Sky Pandurata ini adalah sebuah hotel
bintang 3 yang berkonsep boutique yang kepemilikannya pemprov Kaltim
akan tetapi dikelola oleh management Blue Sky Balikpapan.
Ibu Olin:
Terus terang saya belum tahu apa – apa tentang Hotel Blue Sky Pandurata itu.
Keberadaan hotel itu berdiri pun saya tidak tahu. Saya tahu dari teman saya
awalnya. Kemudian saya melakukan survey ke hotel tersebut lalu saya
tertarik.
2. Darimana Anda tahu mengenai Blue Sky Pandurata Boutique Hotel
Jakarta ?
Bapak Joni:
Saya tahu dari temen saya yang menginap disini, beberapa waktu lalu. Dia
banyak bercerita, bahwa hotel ini cukup menampung untuk kegiatan rapat,
seminar, workshop dan sebagainya. Terus terang saya memang sempat melihat
lokasi hotel ini juga waktu itu, sangat hommy sekali tempatnya, walaupun
fasilitas yang tersedia tidak memiliki kolam renangnya, tetap saja atmosfer
disana terasa nyaman.
Ibu Olin:
Saya tahu dari teman saya awalnya. Kemudian saya melakukan survey ke
hotel tersebut lalu saya tertarik untuk menginap dan merencanakan untuk
mengadakan rapat di hotel tersebut.
3. Bagaimana Blue Sky Pandurata Boutique Hotel menurut pandangan
Anda?
Bapak Joni:
Kalau saya melihat dari sisi pandangan saya, hotel ini kelihatannya akan
berkembang dengan cepat. Jika dilihat dari posisi jalan, hotel ini berdiri
dengan tepat, banyak orang melewati Jl. Raden Saleh ini, atau mungkin karena
ini merupakan jalan utama juga ya? Kemudian jika saya lihat, banyak orang –
orang Kalimantan singgah disini jika ada kegiatan atau rapat di Jakarta. Para
tamu – tamu walk in pun juga banyak berdatangan, baik domestic maupun
international.
Ibu Olin:
Jika saya melihat dari sisi pandangan saya, hotel ini sangat nyaman untuk
tempat tinggal atau relaksasi dan sepertinya banyak juga pengunjung yang
datang ke hotel ini.
4. Apa yang menjadi alasan Anda untuk menginap di Hotel Blue Sky
Pandurata ?
Bapak Joni:
Ya..seperti saya katakan tadi, bahwa hotel ini hommy sekali. Rasa aman dan
nyaman pertama kali saya masuk melewati pintu lobby itu. Jarang sekali lho,
hotel di Jakarta yang beratmosfer seperti di hotel Blue Sky Pandurata ini. Tapi
mungkin juga ini karena konsep boutique yang dipakai oleh management Blue
Sky Balikpapan.
5. Apakah Anda tahu mengenai program – program yang dilakukan oleh
Hotel Blue Sky Pandurata ?
Bapak Joni:
Ya, saya tahu. Seperti brosur, spanduk, flyer. Ini merupakan salah satu bentuk
program promosi dari para marketer Blue Sky Pandurata. Selain itu, saya
melihat di beberapa situs website mengenai berita seputar Blue Sky Pandurata
ini.
Ibu Olin:
Tidak banyak yang saya tahu sebenarnya. Akan tetapi orang marketing public
relations sering courtesy visit ke kantor saya, jadi saya sedikit banyak up to
date juga.
6. Bagaimana kesan – kesan atau pesan Anda terhadap Hotel Blue Sky
Pandurata Jakarta ?
Bapak Joni:
So far..saya sangat puas akan semua yang ada di Hotel Blue Sky Pandurata
ini. Selain temapatnya nyaman, taste makanannya juga lumayan enak. Jadi,
tidak menutup kemungkinan juga bahwa saya akan menjadi pelanggan setia
disini.
Ibu Olin:
Terus terang saya terkesan waktu pertama kali datang karena struktur
bangunan yang unik seperti rumah, interior yang mewah, atmosfer yang
nyaman “feels like home”.
Dhita Kusuma Hapsari
Lahir di Jakarta tanggal 26 Mei 1981, bersekolah di SD St. Fransiskus Asisi,
Menteng Dalam – Tebet hingga SMP, kemudian tamat lalu melanjutkan ke SMK
57 Negeri Jakarta (SMIP Negeri Jakarta) dengan jurusan “Front Office” pada
tahun 1997 – 2000.
Setelah saya lulus SMK, saya melanjutkan ke jenjang Diploma III – Akademi
Pariwisata Jakarta International Hotels, jurusan Rooms Division Management
pada tahun 2000 – 2003.
Awal karir saya dimulai dari saya bekerja di salah satu penerbangan swasta pada
tahun 2003 – 2007 sebagai pramugari, kemudian saya mendarat dan bekerja di
salah satu hotel di Jakarta sebagai GRO (Guest Relations Officer) pada tahun
2007 – 2008. Karir saya tidak berhenti disitu saja, saya ditawarkan untuk pindah
hotel di Anyer sebagai Sales Coordinator pada tahun 2008 – 2009. Akan tetapi,
Januari 2009, saya kembali ditawarkan untuk bekerja di salah satu hotel yang
baru saja dibuka yaitu Blue Sky Pandurata Boutique Hotel Jakarta sebagai
Marketing Public Relations.
Pada tahun 2007, saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Universitas
Mercu Buana Menteng Fakultas Ilmu Komunikasi, jurusan Public Relations,
program kelas karyawan S1.
Saya sangat senang sekali membaca buku – buku dan mencari hal – hal yang baru.
Dan untuk itulah dengan kuliah saya berharap dapat menambah ilmu pengetahuan
saya dan juga dapat membuat saya termotivasi untuk merancang masa depan saya.
Amien.
Download