1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hotel merupakan suatu bentuk akomodasi yang dikelolah secara komersil, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan menginap, makan dan minum. ( Ni wayan Suwithi, 2008: 14) Industri perhotelan merupakan industry jasa “laborintensive” dan “people based industry”. Yang artinya banyak sekali melibatkan tenaga kerja yang kompeten dan professional dan karyawan merupakan asset Utama. ( Ni wayan Suwithi, 2008 : 459) Industry perhotelan semakin berorientasi pada masyarakat luas, untuk itu diperlukan strategi yang tepat, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membentuk Sumber Daya Manusia yang mampu bekerja secara bersama-sama, selain itu perusahaa sangat penting untuk memberikan kondisi lingkungan yang membuat karyawan atau anggota nyaman saat bekerja sehingga dapat menciptakan kelompok kerja yang solid dan memiliki semangat kerja yang tinggi, dimana pada akhirnya akan membentuk sikap perilaku karyawan atau anggota sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai. Dalam mewujudkan tercapainya tujuan perusahaan perlu didukung oleh semua pihak dalam organisasi, pihak-pihak yang dimaksud adalah para manager atau pimpinan organisasi dan para bawahan atau karyawan. Dengan demikian 2 perusahaan harus mampu menciptakan suasana sinkron dan kondusif, dimana pimpinan organisasi mampu bekerjasama dengan karyawan serta mengarahkan tujuan organisasi secara efektif sehingga para karyawan merasakan bahwa tujuan tersebut merupakan tujuan mereka atau tujuan bersama. Ketika perusahaan didirikan, harapan yang ingin dicapai adalah mendapatkan kesuksesan dalam setiap langkah dan tindakan yang dilakukan sehingga pada akhirnya akan tetap bertahan ( survive ) dalam jangka waktu lama. Akan tetapi saat ini perubahan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan cepat berubah dan tidak dapat diprediksi. Persaingan dan perubahan yang begitu cepat terjadi menuntut upaya-upaya terobosan perusahaan secara proaktif mengkonsolidasikan diri dalam rangka penguatan keunggulan bersaing. Untuk dapat unggul dalam bersaing dan tetap bertahan, maka perusahaan harus adaptif dan lebih fleksibel. Hal ini seringkali menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan dalam perusahaan itu sendiri. Perubahan tidak akan berjalan lancar apabila tidak adanya niat baik, hubungan antar manusia ( human relation ) dari orang-orang yang ada didalam perusahaan, baik itu pada tingkat manajer maupun para karyawan. Hubungan antar manusia ( human relation ) adalah komunikasi antar pribadi yang manusiawi, berarti komunikasi yang telah memasuki tahap psikologis yang komunikator dan komunikan saling memahami pikiran, perasaan dan melakukan tindakan bersama. Ini juga berarti bahwa apabila kita hendak menciptakan suatu komunikasi yang penuh dengan keakraban yang didahului oleh pertukaran informasi tentang identitas dan masalah pribadi yang bersifat sosial. 3 Interaksi karyawan dalam lingkungan perusahaan/organisasi/instansi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan yang mana akan menimbulkan tingkat kepuasan kerja karyawan, situasi lingkungan perusahaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya antara karyawan yang satu dengan yang lain tidak terlepas dari interaksi satu sama lainnya demi kelancaran dan keharmonisan kerja. Dengan sarana hubungan yang nyaman akan lebih betah dan senang dalam menyelesaikan tugas. Hubungan antar manusia ( human relation ) dalam perusahaan merupakan hal yang penting karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan. Dengan demikian yang terpenting dalam mewujudkan human relation adalah bagaimana kita memahami hakekat manusia dan kemanusiaan serta bagaimana kita mampu menerima orang lain di luar diri kita dengan apa adanya agar tercipta suasana kerja yang harmonis dan baik yang dapat meningkatkan semangat kerja yang akan mempengaruhi juga hasil pekerjaannya. Maka dari itu, disinilah fungsi dan peranan seorang pimpinan dalam membangun hubungan yang baik antar karyawan maupun karyawan dan agar tercipta sebuah tim. Membangun hubungan yang baik atau menciptakan human Relation antara atasan dan bawahan perlu diciptakan dan dibina dalam suatu organisasi sedemikian rupa sehingga tercipta suatu team work yang telah ditentukan untuk menggugah gairah kerja dengan semangat kerjasama yang produktif serta berbahagia hati. Dimana kita ketahui bersama bahwa Human Relation adalah komunikasi persuasif seseorang dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam 4 semua bidang kehidupan sehingga menimbulkan kepuasan hati di kedua belah pihak yang dapak menimbulkan kinerja yang baik. Prinsip-prinsip dalam Human Relation adalah Adanya loyalitas. Adanya loyalitas yang dimaksud disini adalah kesetiaan antara atasan dan bawahan. Misalnya: - Seorang atasan tidak menganggap remeh bawahan. - Seorang karyawan tidak menjelek-jelekan atasannya kepada orang lain. - Tidak menceritakan rahasia organisasi atau perusahaan terhadap orang lain. - Memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap organisasiTidak menganggap bawahan sebagai mesin karena bawahan juga ingin dihargai, diakui kemampuan dan kemauannya dapat dikembangkan secara teratur sampai tingkat yang maksimal. - Pimpinan mengakui dan menghargai pelaksanaan tugas dengan baik oleh bawahan. Bentuk penghargaannya dapat berupa: kenaikan pangkat, kenaikan gaji, hadiah, surat penghargaan atau kombinasi dari beberapa hal tersebut. Bila pegawai hotel terjalin dalam suatu team work yang kompak,dengan melaksanakan pekerjaan dengan penuh gairah, memiliki sikap inovatif yang tinggi dan memiliki kinerja yang baik juga hal ini tentu akan menimbulkan kepuasan bagi para tamu hotel. Kepuasan para tamu sebagian besar ditentukan oleh seluruh karyawan hotel dari pucuk pimpinan sampai dengan para petugas di lapangan. Kepuasan yang dirasakan oleh tamu tentu juga akan dirasakan oleh seluruh pegawai 5 Sebagaimana diketahui bersama bahwa kunci keberhasilan industri hotel ditentukan oleh kepuasan para tamu. Hotel sebagai industri jasa pelayanan sangat mengharapkan tamu-tamunya akan kembali lagi setelah menginap. Kesan yang diciptakan oleh karyawan hotel pada dasarnya dapat memberikan kepuasan kepada tamu tersebut. Tidak saja para karyawan yang langsung berhubungan dengan tamu yang harus memberikan pelayanan yang terbaik melainkan juga karyawan yang secara tidak langsung berhubungan dengan tamu juga harus memberikan pelayanan yang sama Apabila tamu merasa puas dan nyaman secara tidak langsung ini dapat membangun citra yang baik terhadap perusahaan yang dapat berdampak terhadap minat masyarakat untuk tetap berkunjung dan memberikan kepercayaan kepada perusahaan yang dimana dapat memberikan keuntungan dan kemajuan terhadap perusahaan. Pada Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi dalam Cangara (2010 :19) yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia ( human communication) bahwa: “komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan(1) membangun hubungan antarsesama manusia, (2) melalui pertukaran informasi;(3)untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta(4)berusaha mengubah sikap dan tingkah laku orang itu. Di negara-negara yang sudah maju human relations semakin mendapat perhatian para manager dalam organisasi apapun, karena semakin dirasakan pentingnya dalam rangka memecahkan berbagai masalah yang menyangkut faktor manusia dalam managemen. 6 Benturan –benturan psikologi dan konflik-konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi sering terjadi, bukan saja antara manajer dengan karyawan, tetapi juga antara karyawan dengan karyawan, yang benarbenar mengganggu jalannya roda organisasi dalam mencapai tujuannya. Human relation juga dirasakan pentingnya oleh para manajer untuk menghilangkan “luka-luka” akibat salah komunikasi (miss-communication) dan salah interpretasi (miss-interpretation) yang terjadi antara manajer beserta karyawannnya dengan publik di luar organisasi. Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. Ada juga orang-orang menerjemahkannnya menjadi “ hubungan manusia” dan “ hubungan antarmanusia”, yang sebenarnya tidak terlalu salah karena, yang berhubungan satu sama lain adalah manusia, hanya merupakan penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain, tetapi hubungan antara orang – orang yang berkomunikasi itu mengandung unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam. Ciri hakiki human relations bukan “ human dalam pengertian wujud manusia (human being), melainkan dalam makna proses rokhaniah yang tertuju kepada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku dan lain-lain aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia. Karna itu, terjemahan yang paling mendekati makna dan maksud relations adalah hubungan manusiawi atau hubungan insani. Hubungan human relation antar manusia merupakan hal yang penting dalam kelancaran suatu kegiatan apapun, terutama dalam suatu organisasi ataupun pekerjaan. Karena suatu hubungan antara manusia yang baik akan menciptakan 7 suatu keharmonisan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Manusia merupakan individu yang berbeda-beda, maka secara langsung atau tidak langsung akan menciptakan permasalahan besar maupun kecil. Maka diperlukan penguasaan Human Relations yang baik untuk memecahkan masalah yang ada. Seiring berjalannya waktu, Human Relations sangat penting fungsinya dalam kehidupan masa kini terutama untuk seorang pimpinan di hotel yang tugasnya mengawasi para bawahannya sehingga bisa menciptakan hubungan yang harmonis dengan para karyawan maupun dengan para tamu hotel. Terutama sebagai pimpinan menguasai ilmu hubungan antar manusia khususnya dalam industri perhotelan, akan dapat memotivasi dan mempermudah kinerjanya untuk berinteraksi dengan tamu-tamu hotel, kolega, pimpinan maupun bawahannya sehingga standar operational procedur bisa berjalan dengan baik. Kunci aktivitas Human Relation adalah motivasi. Memotivasikan karyawan untuk bekerja giat berdasarkan kebutuhan mereka secara memuaskan, yakni kebutuhan akan upah yang cukup bagi keperluan hidup keluarganya, kemajuan dirinya sendiri dan lain sebaginya. Untuk memuaskan hati seluruh karyawan seorang demi seorang tidak mudah, ini memang tidak dapat disangkal. Kebahagiaan seorang karyawan yang mendapat kenaikan gaji mungkin menyebabkan beberapa teman sejawatnya tidak merasa senang. Akan tetapi lingkungan dan suasana yang bisa membantu seluruh karyawan memperoleh kabahagiaan akan dapat diciptakan dan diadakan. Dalam hal ini seorang pemimpin kelompok harus berfikir secara situasional dalam rangka mencapai tujuannya. 8 Seseorang memasuki suaru organisasi, karena ia berfikir organisasi akan dapat membantu dia mencapai tujuannnya. Demikian pula para karyawan, mereka mempunyai organisasi, mereka anggota organisasi kekaryaaan dimana bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemimpin organisasi tersebut dapat mengkoordinasikan aktifitas - aktifitas para karyawan dan mengkoperasikan hasrat - hasrat mereka untuk bekerja bersama-sama. Pimpinan memegang peranan penting dalam memberikan motivasi kepada karyawannya dengan harapan agar operational dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan adanya penerapan human relation. Keith Davids dalam bukunya yang berjudul Human Bahavior at Work; Human Relation and Organization Behaviour,mengemukakan empat macam kelebihan sifar-sifat yang perlu dimiliki oleh pemimpin: a. Inteligensia (intelligence) Dimana pemimpin harus memiliki kecerdasan yang lebih tinggi daripada bawahannnya. b. Kematangan dan keluasan pandangan social (social matury and Breadth) Pemimpin harus lebih matang dan lebih luas dalam halhal yang bertalian dengan kemasyarakatan. c. Mempunyai Motivasi dan keinginan berprestasi yang diharapkan selalu mempunyai dorongan yang besar untuk dapat menyelesaikan sesuatu. d. Mempunyai kemampuan mengadakan hubungan antarmanusia (human Relation). 9 Seorang pemimpin harus selalu lebih mengetahui terhadap bawahannya sebab dalam kehidupan organisasi diperlukan adanya kerjasama atau saling ketergantungan antara anggota-anggota kelompok pemimpin perlu berorientasi kepada bawahan. (Wahjosumidjo; 1994: 46) Fungsi Human Relation dalam management ialah memotivasi karyawan, membangkitkan motif mereka. Menggugah daya gerak mereka untuk bekerja lebih giat. Jadi jika dalam memotivasi para karyawan akan menggunakan katakata, maka kata kata itu harus positif, mengandung kebijaksanaan, menimbulkan sikap optimis; bukan kata-kata negative yang menjatuhkan mental. Davids dalam Effendy ( 2005: 140) mengemukakan bahwa dipandang dari sudut pimpinan yang bertanggung jawab untuk memimpin suatu kelompok, hubungan manusiawi adalah interaksi orang – orang yang menuju suatu situasi kerja yang memotivasikan mereka untuk bekerjasama secara produktif dengan perasaan puas, baik ekonomi, psikologi, maupun social. Dengan cara demikian diharapkan dapat memberikan pengertian dan kesadaran kepada para bawahan sehingga mereka mau dan suka mengikuti apa yang menjadi kehendak pemimpin. Tugas memberi motivasi memang tidak mudah. Pada umumnya pegawaipegawai mempunyai latar belakang, pengalaman, harapan, keinginan, ambisi, dan lain-lain yang berbeda. Mereka melihat peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian dari berbagai sudut pandang yang berlainan, dan reaksi-reaksi mereka terhadap pekerjaan, terhadap pegawai satu sama lain, dan terhadap pekerjaan, terhadap pegawai satu sama lain, dan terhadap lingkungan mereka. 10 Seorang pegawai yang termotivasi baik, akan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap keefektifan organisasinya. Jika seorang pegawai termotivasi dengan baik, maka akan menunjukkan suatu perusahann yang berjalan efektif dan hal ini merupakan kunci sukses bagi seorang atasan dalam membina perusahaan yang dipimpinnya. Pendekatan Human Relation yang baik dan efektif dapat memberi pengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan. Teknik pendekatan human relation yang kurang tepat yang digunakan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain dapat mengakibatkan menurunnya kinerja seseorang. Hal ini dapat terjadi karena kegairahan kerja berhubungan erat dengan implikasi yang diterima sebagai hasil dari suatu komunikasi. Terlepas dari hal yang tidak dapat diabaikan ialah hubungan antara atasan dan bawahan dan karyawan dan karyawan dalam meningkatkan motivasi kerja. Dengan komunikasi maka human relation yang berlangsung efektif sehingga hubungan diantara mereka dapat terbentuk. Dengan terciptanya human relation yang baik dan harmonis antara atasan dan bawahan maka suasana kerja akan lebih berwarna, lebih mudah menjalin keakraban, dan adanya perasaan senang untuk menjalankan tugas serta yang lebih penting bagi timbulnya rasa memiliki atas perusahaan yang tinggi. Akhirnya dalam memotivasi, seorang pimpinan harus mengembangkan kecakapan member perintah. Ia harus mengetahui bagaimana memerintah orangorang tanpa menimbulkan perlawanan atau kebencian dan ia harus dapat memeroleh ketaatan tanpa menghilangkan prakarsa dan daya cipta ( kreativitas). 11 Dari uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Penerapan Human Relation dalam Meningkatkan Motivasi kerja Karyawan pada Valentino Boutique Hotel Makassar. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Penerapan Human Relation dalam meningkatkan Motivasi kerja karyawan pada Valentino Boutique Hotel Makassar ? 2. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada proses human relation dalam meningkatkan motivasi kerja pada Valentino Boutique Hotel Makassar ? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui Penerapan human relations dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai Valentino Boutique Hotel Makassar. b. Untuk mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh pada human relations untuk meningkatkan motivasi kerja pada Valentino Boutique Hotel Makassar. 2. Kegunaan Penelitian a. Dari hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi Valentino Boutique Hotel dalam upaya meningkatkan motivasi kerja karyawan. 12 b. Sebagai bahan masukan maupun pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu komunikasi pada khususnya. D. Kerangka Konseptual Masalah utama yang sering nampak di jagad ini khususnya yang sering dihadapi oleh kalangan pimpinan perusahaan, lembaga, pemerintahan, maupun organisasi-organisasi lainnya, yaitu menyangkut prinsip utama dasar-dasar yang memungkinkan orang/manusia untuk tergerak melaksanakan pekerjaannya dengan senang hati. Bahwa human Relation sebagai suatu aktifitas itu tidak mudah dilaksanakan, adalah benar. Kesukaran utama dalam kegiatan human relations ini dikarenakan pelik dan jelimetnya rohani manusia. Jika seseorang ingin sukses dalam kehidupannya, human Relation adalah salah satu cara untuk dapat dipergunakan; lebih –lebih bagi seorang pemimpin , pemimpin dalam organisasi apapun dan dalam bidang apapun. Dalam hubungan ini ia seyogyanya memahami ilmu komunikasi dan ilmu jiwa, meskipun hanya ala kadarnya. Akan lebih baik lagi apabila ia mempelajarinya secara mendalam. Dengan demikian ia akan disenangi, disegani, dan dihormati, baik oleh orangorang yang berada di organisasinya atau bidangnya, maupun diluar organisasinya dan diluar bidangnya. Komunikasi yang berlangsung dalam kegiatan human relation adalah komunikasi antar personal ( interpersonal Communication). Karena komunikasi bentuk ini sifatnya diologis, maka prosesnya secara timbal balik ( two way traffic 13 reciprocal communication). Ini berarti bahwa komunikator, dalam hal ini si manager mengetahui efek komunikasinya pada saat itu juga. Umpan balik atau feed back terjadi pada ketika itu. Dalam penerapan Human Relation erat juga hubungannya dengan motivasi dimana dikatakan bahwa hubungan manusiawi adalah interaksi orang-orang yang menuju satu situasi kerja yang memotivasikan mereka untuk bekerjasama secara produktif dengan perasaan puas , baik ekonomis, psikologis, maupun social. Menurut Stanley Vance dalam Sudarwan Danim ( 2004:15) mengenai motivasi manusia: “perasaan atau keinginan seseorang yang berada atau bekerja pada kondisi tertentu untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang menguntungkan dilihat dari perspektif pribadi dan terutama organisasi” Menurut Wahjosumidjo dalam kepemimpinan dan motivasi, (1994 :174) mengatakan bahwa : apabila dalam kehidupan suatu organisasi diadakan secara cermat, didalam organisasi akan terjadi hal sebagai berikut : 1. Proses interaksi kerja sama antara pemimpin dengan bawahan, kolega maupun dengan atasan pemimpin itu sendiri. 2. Proses interaks iitu terjadi anatara bawahan (oranglain yang diperhatikan, diarahkan, dibina, dikembangkan, tetapi juga kemungkinan juga dipaksakan agar prilaku tersebut sesuai dengan keinginan yang diharapkan oleh pemimpin. 14 3. Prilaku yang ditampilkan oleh bawahan berjalan sesuai dengan system nilai atau aturan ketentuan yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan. 4. Berbagai prilaku yang terjadi dan ditampilkan oleh para bawahan mempunyai latar belakang dorongan yang berbeda-beda Dikatakan mempunyai peranan yang penting bagi unsur pimpinan, sebab seorang pemimpin dikatakan berhasil dalam menggerakkan orang lain, apabila mampu menciptakan motivasi yang tepat bagi bawahan. Keith Davids mengemukakan bahwa tanpa kepemimpinan organisasi hanya merupakan kelompok manusia yang kacau, tidak teratur, dan tidak akan dapat melahirkan perilaku bertujuan. (Sudarwan Danim, 2004: 18) Pada pokoknya ada 3 cara melaksanakan kepemimpinan yakni: 1. Kepemimpinan Otoriter Ialah kepemimpinan berdasarkan mulak. Seorang pemimpin otoriter memimpin tingkah laku pengikutnya dengan mengarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Kepemimpinan Demokratis Yakni setiap kelompok mempunyai kebebasan untuk menyatakan, akan tetap wajib tunduk kepada keputusan mayoritas anggota kelompok.Fungsinya untuk menuntun dan mengkoordinasikan proses pengambilan suatu keputusan. 3. Kepemimpinan Laissez Faire 15 Adalah pemimpin menjalankan peranannnya secara pasif sebagai penonton saja, ia menyarankan segala usaha untuk menentukan jalannya dan kegiatannya sepenuhnya kepada anggota – anggota kelompok.Ia hanya menyerahkan bahan-bahan dan alat-alat yang diperlukan untuk pekerjaan itu dan tidak mengambil inisiatif apapun meskipun ia berada di tengah-tengah kelompok. ( Sunyoto, 1994:166) Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi manusia dalam bekerja antara lain bahwa manusia mempunyai seperangkat kebutuhan, mulai dari kebutuhan yang paling dasar sampai kepada taraf kebutuhan yang paling tinggi, aktualisasi diri. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang adalah gaya kepemimpinan. Dengan demikian kepemimpinan dapat pula berarti kemampuan memberi motivas kepada bawahan Dalam motivasi kerja dapat diukur sebagai berikut : 1. Meningkat; motivasi kerja meningkat apabila bawahan memiliki disiplin dan loyalitas kerja yang tinggi, mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan serta menghasilkan kualitas hasil pekerjaan yang sangat memuaskan bagi atasan dan kemajuan perusahaan 2. Menurun : motivasi kerja menurun apabila bawahan kurang memiliki disiplin kerja, kurang mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan serta kualitas hasil pekerjaan yang kurang memuaskan bagi atasan. Berdasarkan pemaparan diatas punulis dapat simpulkan bahwa human relation sangat berhubungan erat dengan motivasi, karena dengan penerapan 16 human relations, maka komunikasi pimpinan dengan bawahan dapat berjalan dengan baik, sehingga menimbulkan motivasi kerja yang baik pula. Bagan kerangka konseptual yang dituangkan data variable yaitu sebagai berikut: PIMPINAN PENERAPAN HUMAN RELATIONS Gaya Kepemimpinan - Komunikasi Motivasi – kebutuhan - Fisiologi - Keselamatan - Sosial - Penghargaan - Aktualisasi Diri - Motivasi Kerja GAMBAR 1 BAGAN KERANGKA KONSEPTUAL 17 E. Definisi Operational Definisi operational adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dan kata-kata yang menggambarkan prilaku atau gejalah yang dapat diamati dan dapat diuji dan ditentukan kebenarannnya oleh orang lain. Penekanan pengertian definisi ialah pada kata “ dapat diobservasi’ .Apabila seseorang peneliti melakukan suatu observasi terhadap suatu gejala atau obyek , maka peneliti lain juga dapat malakukan hal yang sama, yaitu mengidentifikasi apa yang telah didefinisikan oleh peneliti pertama. 1. Pemimpin Adalah Kepala / manager yang membawahi beberapa bawahan / karyawan yang dapat memberikan motivasi menuju tujuan-tujuan tertentu baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 2. Human Relations : Tindakan atau Komunikasi Persuasif yang dilakukan atasan untuk menggugah gairah kerja. 3. Gaya Kepemimpinan: Corak /tipe kepemimpinan yang dibawakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi para karyawannya. 4. Motivasi : Pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. 5. Motivasi kerja ialah Kemauan dan kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan. 18 F. Metode Penelitian dan waktu penelitian Untuk mengumpulkan data maka dalam penelitian ini digunakan metode sebagai berikut. 1. Waktu dan lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Valentino Boutique Hotel . Adapun waktu penelitian berlangsung selama 2 (dua) bulan. Bulan Maret sampai dengan Mei 2011. 2. Tipe Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah Metode Deskriptif yaitu penulis menggambarkan / melukiskan keadaan objek penelitian berdasarkan objek penelitian berdasarkan fakta yang ada. 3. Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Wawancara , yaitu data yang diperoleh dengan observasi, wawancara, dengan menggunakan pedoman wawancara. Observasi, yaitu penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti. Wawancara, yaitu penulis melakukan wawancara dan Tanya jawab dengan beberapa informan yang dianggap dapat memberikan informasi sesuai yang diteliti 2. Data Observasi , yaitu data yang diperoleh dari berbagai literatur atau bahan-bahan yang dianggap dapat mendukung penyelesaian penelitian dan penyususnan skripsi ini berupa bahan bacaan bukubuku , serta dokumen – dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian ini. 19 4. Teknik Penentuan Informan a. Informan penelitian ini adalah karyawan yang berada di Valentino Boutique Hotel Makassar,Adapun informan yang akan diwawancarai adalah: - General Manager Valentino Boutique Hotel Makassar - Human Resource Manager Valentino Boutique Hotel Makassar - Front Office Manager Valentino Boutique Hotel Makassar - Executive Housekeeper Valentino Boutique Hotel Makassar - Food and Beverage Manager Valentino Boutique Hotel Makassar 5. - Chief Security Valentino Boutique Hotel Makassar - 1 orang Receptionsist - 1 orang Waiter - 1 orang Roomboy - 1 orang Security Teknik Analisis data Dalam penelitian ini, teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dan bersifat deskriptif dengan cara menguraikan data yang diperoleh dari lapangan baik melalui observasi , wawancara, maupun studi pustaka dalam memberi gambar.