View/Open - Repository | UNHAS

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Hotel merupakan suatu bentuk akomodasi yang dikelolah secara komersil,
disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan menginap, makan dan
minum. ( Ni wayan Suwithi, 2008: 14)
Industri perhotelan merupakan industry jasa “laborintensive” dan “people
based industry”. Yang artinya banyak sekali melibatkan tenaga kerja yang
kompeten dan professional dan karyawan merupakan asset Utama. ( Ni wayan
Suwithi, 2008 : 459)
Industry perhotelan semakin berorientasi pada masyarakat luas, untuk itu
diperlukan strategi yang tepat, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan
membentuk Sumber Daya Manusia yang mampu bekerja secara bersama-sama,
selain itu perusahaa sangat penting untuk memberikan kondisi lingkungan yang
membuat karyawan atau anggota nyaman saat bekerja sehingga dapat
menciptakan kelompok kerja yang solid dan memiliki semangat kerja yang tinggi,
dimana pada akhirnya akan membentuk sikap perilaku karyawan atau anggota
sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai.
Dalam mewujudkan tercapainya tujuan perusahaan perlu didukung oleh
semua pihak dalam organisasi, pihak-pihak yang dimaksud adalah para manager
atau pimpinan organisasi dan para bawahan atau karyawan. Dengan demikian
2
perusahaan harus mampu menciptakan suasana sinkron dan kondusif, dimana
pimpinan organisasi mampu bekerjasama dengan karyawan serta mengarahkan
tujuan organisasi secara efektif sehingga para karyawan merasakan bahwa tujuan
tersebut merupakan tujuan mereka atau tujuan bersama.
Ketika
perusahaan
didirikan,
harapan
yang
ingin
dicapai
adalah
mendapatkan kesuksesan dalam setiap langkah dan tindakan yang dilakukan
sehingga pada akhirnya akan tetap bertahan ( survive ) dalam jangka waktu lama.
Akan tetapi saat ini perubahan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan
cepat berubah dan tidak dapat diprediksi.
Persaingan dan perubahan yang begitu cepat terjadi menuntut upaya-upaya
terobosan perusahaan secara proaktif mengkonsolidasikan diri dalam rangka
penguatan keunggulan bersaing. Untuk dapat unggul dalam bersaing dan tetap
bertahan, maka perusahaan harus adaptif dan lebih fleksibel. Hal ini seringkali
menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan dalam perusahaan itu sendiri.
Perubahan tidak akan berjalan lancar apabila tidak adanya niat baik, hubungan
antar manusia ( human relation ) dari orang-orang yang ada didalam perusahaan,
baik itu pada tingkat manajer maupun para karyawan.
Hubungan antar manusia ( human relation ) adalah komunikasi antar pribadi
yang manusiawi, berarti komunikasi yang telah memasuki tahap psikologis yang
komunikator dan komunikan saling memahami pikiran, perasaan dan melakukan
tindakan bersama. Ini juga berarti bahwa apabila kita hendak menciptakan suatu
komunikasi yang penuh dengan keakraban yang didahului oleh pertukaran
informasi tentang identitas dan masalah pribadi yang bersifat sosial.
3
Interaksi
karyawan
dalam
lingkungan
perusahaan/organisasi/instansi
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan yang mana akan menimbulkan tingkat
kepuasan kerja karyawan, situasi lingkungan perusahaan dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya antara karyawan yang satu dengan yang lain tidak terlepas
dari interaksi satu sama lainnya demi kelancaran dan keharmonisan kerja. Dengan
sarana hubungan yang nyaman akan lebih betah dan senang dalam menyelesaikan
tugas. Hubungan antar manusia ( human relation ) dalam perusahaan merupakan
hal yang penting karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama
karyawan maupun karyawan dengan pimpinan.
Dengan demikian yang terpenting dalam mewujudkan human relation
adalah bagaimana kita memahami hakekat manusia dan kemanusiaan serta
bagaimana kita mampu menerima orang lain di luar diri kita dengan apa adanya
agar tercipta suasana kerja yang harmonis dan baik yang dapat meningkatkan
semangat kerja yang akan mempengaruhi juga hasil pekerjaannya.
Maka dari itu, disinilah fungsi dan peranan seorang pimpinan dalam
membangun hubungan yang baik antar karyawan maupun karyawan dan agar
tercipta sebuah tim.
Membangun hubungan yang baik atau menciptakan human Relation antara
atasan dan bawahan perlu diciptakan dan dibina dalam suatu organisasi
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu team work yang telah ditentukan untuk
menggugah gairah kerja dengan semangat kerjasama yang produktif serta
berbahagia hati. Dimana kita ketahui bersama bahwa Human Relation adalah
komunikasi persuasif seseorang dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam
4
semua bidang kehidupan sehingga menimbulkan kepuasan hati di kedua belah
pihak yang dapak menimbulkan kinerja yang baik.
Prinsip-prinsip dalam Human Relation adalah Adanya loyalitas. Adanya
loyalitas yang dimaksud disini adalah kesetiaan antara atasan dan bawahan.
Misalnya:
-
Seorang atasan tidak menganggap remeh bawahan.
-
Seorang karyawan tidak menjelek-jelekan atasannya kepada orang lain.
-
Tidak menceritakan rahasia organisasi atau perusahaan terhadap orang lain.
-
Memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap organisasiTidak menganggap
bawahan sebagai mesin karena bawahan juga ingin dihargai, diakui
kemampuan dan kemauannya dapat dikembangkan secara teratur sampai
tingkat yang maksimal.
-
Pimpinan mengakui dan menghargai pelaksanaan tugas dengan baik oleh
bawahan. Bentuk penghargaannya dapat berupa: kenaikan pangkat, kenaikan
gaji, hadiah, surat penghargaan atau kombinasi dari beberapa hal tersebut.
Bila pegawai hotel terjalin dalam suatu team work yang kompak,dengan
melaksanakan pekerjaan dengan penuh gairah, memiliki sikap inovatif yang tinggi
dan memiliki kinerja yang baik juga hal ini tentu akan menimbulkan kepuasan
bagi para tamu hotel. Kepuasan para tamu sebagian besar ditentukan oleh seluruh
karyawan hotel dari pucuk pimpinan sampai dengan para petugas di lapangan.
Kepuasan yang dirasakan oleh tamu tentu juga akan dirasakan oleh seluruh
pegawai
5
Sebagaimana diketahui bersama bahwa kunci keberhasilan industri hotel
ditentukan oleh kepuasan para tamu. Hotel sebagai industri jasa pelayanan sangat
mengharapkan tamu-tamunya akan kembali lagi setelah menginap. Kesan yang
diciptakan oleh karyawan hotel pada dasarnya dapat memberikan kepuasan
kepada tamu tersebut. Tidak saja para karyawan yang langsung berhubungan
dengan tamu yang harus memberikan pelayanan yang terbaik melainkan juga
karyawan yang secara tidak langsung berhubungan dengan tamu juga harus
memberikan pelayanan yang sama
Apabila tamu merasa puas dan nyaman secara tidak langsung ini dapat
membangun citra yang baik terhadap perusahaan yang dapat berdampak terhadap
minat masyarakat untuk tetap berkunjung dan memberikan kepercayaan kepada
perusahaan yang dimana dapat memberikan keuntungan dan kemajuan terhadap
perusahaan.
Pada Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi dalam
Cangara (2010 :19) yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi
antarmanusia ( human communication) bahwa:
“komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan(1) membangun hubungan
antarsesama manusia, (2) melalui pertukaran informasi;(3)untuk menguatkan
sikap dan tingkah laku orang lain; serta(4)berusaha mengubah sikap dan tingkah
laku orang itu.
Di negara-negara yang sudah maju human relations semakin mendapat
perhatian para manager dalam organisasi apapun, karena semakin dirasakan
pentingnya dalam rangka memecahkan berbagai masalah yang menyangkut faktor
manusia dalam managemen.
6
Benturan –benturan psikologi dan konflik-konflik antara kepentingan
pribadi dengan kepentingan organisasi sering terjadi, bukan saja antara manajer
dengan karyawan, tetapi juga antara karyawan dengan karyawan, yang benarbenar mengganggu jalannya roda organisasi dalam mencapai tujuannya.
Human relation juga dirasakan pentingnya oleh para manajer untuk
menghilangkan “luka-luka” akibat salah komunikasi (miss-communication) dan
salah interpretasi (miss-interpretation) yang terjadi antara manajer beserta
karyawannnya dengan publik di luar organisasi.
Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. Ada juga
orang-orang menerjemahkannnya menjadi “ hubungan manusia” dan “ hubungan
antarmanusia”, yang sebenarnya tidak terlalu salah karena, yang berhubungan satu
sama lain adalah manusia, hanya merupakan penyampaian suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain, tetapi hubungan antara orang – orang yang
berkomunikasi itu mengandung unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam.
Ciri hakiki human relations bukan “ human dalam pengertian wujud
manusia (human being), melainkan dalam makna proses rokhaniah yang tertuju
kepada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap,
tingkah laku dan lain-lain aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia. Karna
itu, terjemahan yang paling mendekati makna dan maksud relations adalah
hubungan manusiawi atau hubungan insani.
Hubungan human relation antar manusia merupakan hal yang penting dalam
kelancaran suatu kegiatan apapun, terutama dalam suatu organisasi ataupun
pekerjaan. Karena suatu hubungan antara manusia yang baik akan menciptakan
7
suatu keharmonisan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Manusia
merupakan individu yang berbeda-beda, maka secara langsung atau tidak
langsung akan menciptakan permasalahan besar maupun kecil. Maka diperlukan
penguasaan Human Relations yang baik untuk memecahkan masalah yang ada.
Seiring berjalannya waktu, Human Relations sangat penting fungsinya dalam
kehidupan masa kini terutama untuk seorang pimpinan di hotel yang tugasnya
mengawasi para bawahannya sehingga bisa menciptakan hubungan yang
harmonis dengan para karyawan maupun dengan para tamu hotel. Terutama
sebagai pimpinan menguasai ilmu hubungan antar manusia khususnya dalam
industri perhotelan, akan dapat memotivasi dan mempermudah kinerjanya untuk
berinteraksi dengan tamu-tamu hotel, kolega, pimpinan maupun bawahannya
sehingga standar operational procedur bisa berjalan dengan baik.
Kunci aktivitas Human Relation adalah motivasi. Memotivasikan karyawan
untuk bekerja giat berdasarkan kebutuhan mereka secara memuaskan, yakni
kebutuhan akan upah yang cukup bagi keperluan hidup keluarganya, kemajuan
dirinya sendiri dan lain sebaginya.
Untuk memuaskan hati seluruh karyawan seorang demi seorang tidak
mudah, ini memang tidak dapat disangkal. Kebahagiaan seorang karyawan yang
mendapat kenaikan gaji mungkin menyebabkan beberapa teman sejawatnya tidak
merasa senang. Akan tetapi lingkungan dan suasana yang bisa membantu seluruh
karyawan memperoleh kabahagiaan akan dapat diciptakan dan diadakan. Dalam
hal ini seorang pemimpin kelompok harus berfikir secara situasional dalam rangka
mencapai tujuannya.
8
Seseorang memasuki suaru organisasi, karena ia berfikir organisasi akan
dapat membantu dia mencapai tujuannnya. Demikian pula para karyawan, mereka
mempunyai organisasi, mereka anggota organisasi kekaryaaan dimana bekerja
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pemimpin organisasi tersebut dapat mengkoordinasikan aktifitas - aktifitas
para karyawan dan mengkoperasikan hasrat - hasrat mereka untuk bekerja
bersama-sama.
Pimpinan memegang peranan penting dalam memberikan motivasi kepada
karyawannya dengan harapan agar operational dapat berjalan dengan baik, maka
diperlukan adanya penerapan human relation.
Keith Davids dalam bukunya yang berjudul Human Bahavior at Work;
Human Relation and Organization Behaviour,mengemukakan empat macam
kelebihan sifar-sifat yang perlu dimiliki oleh pemimpin:
a. Inteligensia (intelligence)
Dimana pemimpin harus memiliki kecerdasan yang lebih tinggi daripada
bawahannnya.
b. Kematangan dan keluasan pandangan social (social matury and Breadth)
Pemimpin harus lebih matang dan lebih luas dalam halhal yang bertalian
dengan kemasyarakatan.
c. Mempunyai Motivasi dan keinginan berprestasi yang diharapkan selalu
mempunyai dorongan yang besar untuk dapat menyelesaikan sesuatu.
d. Mempunyai kemampuan mengadakan hubungan antarmanusia (human
Relation).
9
Seorang pemimpin harus selalu lebih mengetahui terhadap bawahannya
sebab dalam kehidupan organisasi diperlukan adanya kerjasama atau saling
ketergantungan antara anggota-anggota kelompok pemimpin perlu berorientasi
kepada bawahan. (Wahjosumidjo; 1994: 46)
Fungsi Human Relation dalam management ialah memotivasi karyawan,
membangkitkan motif mereka. Menggugah daya gerak mereka untuk bekerja
lebih giat. Jadi jika dalam memotivasi para karyawan akan menggunakan katakata, maka kata kata itu harus positif, mengandung kebijaksanaan, menimbulkan
sikap optimis; bukan kata-kata negative yang menjatuhkan mental. Davids dalam
Effendy ( 2005: 140) mengemukakan bahwa dipandang dari sudut pimpinan yang
bertanggung jawab untuk memimpin suatu kelompok, hubungan manusiawi
adalah interaksi orang – orang yang menuju suatu situasi kerja yang
memotivasikan mereka untuk bekerjasama secara produktif dengan perasaan puas,
baik ekonomi, psikologi, maupun social. Dengan cara demikian diharapkan dapat
memberikan pengertian dan kesadaran kepada para bawahan sehingga mereka
mau dan suka mengikuti apa yang menjadi kehendak pemimpin.
Tugas memberi motivasi memang tidak mudah. Pada umumnya pegawaipegawai mempunyai latar belakang, pengalaman, harapan, keinginan, ambisi, dan
lain-lain yang berbeda. Mereka melihat peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian
dari berbagai sudut pandang yang berlainan, dan reaksi-reaksi mereka terhadap
pekerjaan, terhadap pegawai satu sama lain, dan terhadap pekerjaan, terhadap
pegawai satu sama lain, dan terhadap lingkungan mereka.
10
Seorang pegawai yang termotivasi baik, akan memberikan kontribusi yang
lebih besar terhadap keefektifan organisasinya. Jika seorang pegawai termotivasi
dengan baik, maka akan menunjukkan suatu perusahann yang berjalan efektif dan
hal ini merupakan kunci sukses bagi seorang atasan dalam membina perusahaan
yang dipimpinnya.
Pendekatan Human Relation yang baik dan efektif dapat memberi pengaruh
positif terhadap motivasi kerja karyawan. Teknik pendekatan human relation yang
kurang tepat yang digunakan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain
dapat mengakibatkan menurunnya kinerja seseorang. Hal ini dapat terjadi karena
kegairahan kerja berhubungan erat dengan implikasi yang diterima sebagai hasil
dari suatu komunikasi.
Terlepas dari hal yang tidak dapat diabaikan ialah hubungan antara atasan
dan bawahan dan karyawan dan karyawan dalam meningkatkan motivasi kerja.
Dengan komunikasi maka human relation yang berlangsung efektif sehingga
hubungan diantara mereka dapat terbentuk. Dengan terciptanya human relation
yang baik dan harmonis antara atasan dan bawahan maka suasana kerja akan lebih
berwarna, lebih mudah menjalin keakraban, dan adanya perasaan senang untuk
menjalankan tugas serta yang lebih penting bagi timbulnya rasa memiliki atas
perusahaan yang tinggi.
Akhirnya dalam memotivasi, seorang pimpinan harus mengembangkan
kecakapan member perintah. Ia harus mengetahui bagaimana memerintah orangorang tanpa menimbulkan perlawanan atau kebencian dan ia harus dapat
memeroleh ketaatan tanpa menghilangkan prakarsa dan daya cipta ( kreativitas).
11
Dari uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
Penerapan Human Relation dalam Meningkatkan Motivasi kerja Karyawan pada
Valentino Boutique Hotel Makassar.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat ditarik perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Penerapan Human Relation dalam meningkatkan Motivasi kerja
karyawan pada Valentino Boutique Hotel Makassar ?
2. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada proses human relation dalam
meningkatkan motivasi kerja pada Valentino Boutique Hotel Makassar ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a.
Untuk mengetahui Penerapan human relations dalam meningkatkan
motivasi kerja pegawai Valentino Boutique Hotel Makassar.
b.
Untuk mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh pada human
relations untuk meningkatkan motivasi kerja pada Valentino Boutique
Hotel Makassar.
2.
Kegunaan Penelitian
a. Dari hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan masukan
bagi Valentino Boutique Hotel dalam upaya meningkatkan
motivasi kerja karyawan.
12
b. Sebagai bahan masukan maupun pertimbangan dalam penelitian
selanjutnya dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan ilmu komunikasi pada khususnya.
D.
Kerangka Konseptual
Masalah utama yang sering nampak di jagad ini khususnya yang sering
dihadapi oleh kalangan pimpinan perusahaan, lembaga, pemerintahan, maupun
organisasi-organisasi lainnya, yaitu menyangkut prinsip utama dasar-dasar yang
memungkinkan orang/manusia untuk tergerak melaksanakan pekerjaannya dengan
senang hati.
Bahwa human Relation sebagai suatu aktifitas itu tidak mudah
dilaksanakan, adalah benar. Kesukaran utama dalam kegiatan human relations ini
dikarenakan pelik dan jelimetnya rohani manusia.
Jika seseorang ingin sukses dalam kehidupannya, human Relation adalah
salah satu cara untuk dapat dipergunakan; lebih –lebih bagi seorang pemimpin ,
pemimpin dalam organisasi apapun dan dalam bidang apapun. Dalam hubungan
ini ia seyogyanya memahami ilmu komunikasi dan ilmu jiwa, meskipun hanya ala
kadarnya. Akan lebih baik lagi apabila ia mempelajarinya secara mendalam.
Dengan demikian ia akan disenangi, disegani, dan dihormati, baik oleh orangorang yang berada di organisasinya atau bidangnya, maupun diluar organisasinya
dan diluar bidangnya.
Komunikasi yang berlangsung dalam kegiatan human relation adalah
komunikasi antar personal ( interpersonal Communication). Karena komunikasi
bentuk ini sifatnya diologis, maka prosesnya secara timbal balik ( two way traffic
13
reciprocal communication). Ini berarti bahwa komunikator, dalam hal ini si
manager mengetahui efek komunikasinya pada saat itu juga. Umpan balik atau
feed back terjadi pada ketika itu.
Dalam penerapan Human Relation erat juga hubungannya dengan motivasi
dimana dikatakan bahwa hubungan manusiawi adalah interaksi orang-orang yang
menuju satu situasi kerja yang memotivasikan mereka untuk bekerjasama secara
produktif dengan perasaan puas , baik ekonomis, psikologis, maupun social.
Menurut Stanley Vance dalam Sudarwan Danim ( 2004:15) mengenai
motivasi manusia:
“perasaan atau keinginan seseorang yang berada atau bekerja pada kondisi
tertentu untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang menguntungkan
dilihat dari perspektif pribadi dan terutama organisasi”
Menurut Wahjosumidjo dalam kepemimpinan dan motivasi, (1994 :174)
mengatakan bahwa :
apabila dalam kehidupan suatu organisasi diadakan secara cermat,
didalam organisasi akan terjadi hal sebagai berikut :
1. Proses interaksi kerja sama antara pemimpin dengan bawahan, kolega
maupun dengan atasan pemimpin itu sendiri.
2. Proses interaks iitu terjadi anatara bawahan (oranglain yang
diperhatikan,
diarahkan,
dibina,
dikembangkan,
tetapi
juga
kemungkinan juga dipaksakan agar prilaku tersebut sesuai dengan
keinginan yang diharapkan oleh pemimpin.
14
3. Prilaku yang ditampilkan oleh bawahan berjalan sesuai dengan system
nilai atau aturan ketentuan yang berlaku dalam organisasi yang
bersangkutan.
4. Berbagai prilaku yang terjadi dan ditampilkan oleh para bawahan
mempunyai latar belakang dorongan yang berbeda-beda
Dikatakan mempunyai peranan yang penting bagi unsur pimpinan,
sebab seorang pemimpin dikatakan berhasil dalam menggerakkan orang lain,
apabila mampu menciptakan motivasi yang tepat bagi bawahan. Keith Davids
mengemukakan bahwa tanpa kepemimpinan organisasi hanya merupakan
kelompok manusia yang kacau, tidak teratur, dan tidak akan dapat melahirkan
perilaku bertujuan. (Sudarwan Danim, 2004: 18) Pada pokoknya ada 3 cara
melaksanakan kepemimpinan yakni:
1. Kepemimpinan Otoriter
Ialah kepemimpinan berdasarkan mulak. Seorang pemimpin otoriter
memimpin tingkah laku pengikutnya dengan mengarahkan kepada tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.
Kepemimpinan Demokratis
Yakni setiap kelompok mempunyai kebebasan untuk menyatakan, akan
tetap
wajib
tunduk
kepada
keputusan
mayoritas
anggota
kelompok.Fungsinya untuk menuntun dan mengkoordinasikan proses
pengambilan suatu keputusan.
3. Kepemimpinan Laissez Faire
15
Adalah pemimpin menjalankan peranannnya secara pasif sebagai
penonton saja, ia menyarankan segala usaha untuk menentukan jalannya dan
kegiatannya sepenuhnya kepada anggota – anggota kelompok.Ia hanya
menyerahkan bahan-bahan dan alat-alat yang diperlukan untuk pekerjaan itu
dan tidak mengambil inisiatif apapun meskipun ia berada di tengah-tengah
kelompok. ( Sunyoto, 1994:166)
Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi manusia dalam bekerja antara
lain bahwa manusia mempunyai seperangkat kebutuhan, mulai dari
kebutuhan yang paling dasar sampai kepada taraf kebutuhan yang paling
tinggi, aktualisasi diri. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi kerja
seseorang adalah gaya kepemimpinan. Dengan demikian kepemimpinan
dapat pula berarti kemampuan memberi motivas kepada bawahan
Dalam motivasi kerja dapat diukur sebagai berikut :
1. Meningkat; motivasi kerja meningkat apabila bawahan memiliki disiplin
dan loyalitas kerja yang tinggi, mempunyai tanggung jawab yang besar
terhadap pekerjaan serta menghasilkan kualitas hasil pekerjaan yang
sangat memuaskan bagi atasan dan kemajuan perusahaan
2. Menurun : motivasi kerja menurun apabila bawahan kurang memiliki
disiplin kerja, kurang mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap
pekerjaan serta kualitas hasil pekerjaan yang kurang memuaskan bagi
atasan.
Berdasarkan pemaparan diatas punulis dapat simpulkan bahwa human
relation sangat berhubungan erat dengan motivasi, karena dengan penerapan
16
human relations, maka komunikasi pimpinan dengan bawahan dapat berjalan
dengan baik, sehingga menimbulkan motivasi kerja yang baik pula.
Bagan kerangka konseptual yang dituangkan data variable yaitu sebagai berikut:
PIMPINAN
PENERAPAN HUMAN RELATIONS
Gaya Kepemimpinan
-
Komunikasi
Motivasi – kebutuhan
- Fisiologi
- Keselamatan
- Sosial
- Penghargaan
- Aktualisasi Diri
-
Motivasi Kerja
GAMBAR 1
BAGAN KERANGKA KONSEPTUAL
17
E.
Definisi Operational
Definisi operational adalah suatu definisi yang didasarkan pada
karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau
mengubah
konsep-konsep
yang
berupa
konstruk
dan
kata-kata
yang
menggambarkan prilaku atau gejalah yang dapat diamati dan dapat diuji dan
ditentukan kebenarannnya oleh orang lain. Penekanan pengertian definisi ialah
pada kata “ dapat diobservasi’ .Apabila seseorang peneliti melakukan suatu
observasi terhadap suatu gejala atau obyek , maka peneliti lain juga dapat
malakukan hal yang sama, yaitu mengidentifikasi apa yang telah didefinisikan
oleh peneliti pertama.
1. Pemimpin Adalah Kepala / manager yang membawahi beberapa bawahan /
karyawan yang dapat memberikan motivasi menuju tujuan-tujuan tertentu baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Human Relations : Tindakan atau Komunikasi Persuasif yang dilakukan
atasan untuk menggugah gairah kerja.
3. Gaya Kepemimpinan: Corak /tipe kepemimpinan yang dibawakan oleh
seorang pemimpin dalam mempengaruhi para karyawannya.
4. Motivasi : Pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang agar mereka mau bekerjasama bekerja efektif dan terintegrasi
dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
5. Motivasi kerja ialah Kemauan dan kesenangan yang mendalam terhadap
pekerjaan yang dilakukan.
18
F.
Metode Penelitian dan waktu penelitian
Untuk mengumpulkan data maka dalam penelitian ini digunakan
metode sebagai berikut.
1. Waktu dan lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Valentino Boutique Hotel .
Adapun waktu penelitian berlangsung selama 2 (dua) bulan. Bulan
Maret sampai dengan Mei 2011.
2. Tipe Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah Metode Deskriptif yaitu
penulis menggambarkan / melukiskan keadaan objek penelitian
berdasarkan objek penelitian berdasarkan fakta yang ada.
3. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Wawancara , yaitu data yang diperoleh dengan observasi,
wawancara, dengan menggunakan pedoman wawancara.

Observasi, yaitu penulis melakukan pengamatan secara
langsung terhadap obyek yang diteliti.

Wawancara, yaitu penulis melakukan wawancara dan Tanya
jawab dengan beberapa informan yang dianggap dapat
memberikan informasi sesuai yang diteliti
2. Data Observasi , yaitu data yang diperoleh dari berbagai literatur
atau bahan-bahan yang dianggap dapat mendukung penyelesaian
penelitian dan penyususnan skripsi ini berupa bahan bacaan bukubuku , serta dokumen – dokumen lain yang berkaitan dengan
penelitian ini.
19
4. Teknik Penentuan Informan
a. Informan penelitian ini adalah karyawan yang berada di Valentino
Boutique
Hotel
Makassar,Adapun
informan
yang
akan
diwawancarai adalah:
-
General Manager Valentino Boutique Hotel Makassar
-
Human Resource Manager Valentino Boutique Hotel Makassar
-
Front Office Manager Valentino Boutique Hotel Makassar
-
Executive Housekeeper Valentino Boutique Hotel Makassar
-
Food and Beverage Manager Valentino Boutique Hotel
Makassar
5.
-
Chief Security Valentino Boutique Hotel Makassar
-
1 orang Receptionsist
-
1 orang Waiter
-
1 orang Roomboy
-
1 orang Security
Teknik Analisis data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data dilakukan secara
kualitatif dan bersifat deskriptif dengan cara menguraikan data yang
diperoleh dari lapangan baik melalui observasi , wawancara, maupun
studi pustaka dalam memberi gambar.
Download