7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan

advertisement
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Sejenis yang Relevan
Penelitian Jenis-jenis Makna Istilah Bidang Ekonomi Makro-Mikro pada
Rubik Ekonomi Majalah Tempo Edisi Bulan Maret 2016 berbeda dengan
penelitian sejenis yang telah ada. Peneliti menemukan penelitian yang relevan. Untuk
membuktikannya, peneliti meninjau skripsi mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. Penelitian sejenis yang relevan tersebut dilakukan oleh Pipit Noviana
Sari. Dengan judul Jenis Makna Kosa Kata Khusus Penyakit pada Rubik “Fokus
Kita” dalam Majalah Dokter Kita Bulan Oktober-November 2014 dan Saran
Implementasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK.Penelitian
tersebut merupakan penelitian yang mendeskripsikan jenis-jenis makna yang terdapat
pada kosa kata khusus pada bidang kesehatan yaitu penyakit dalam majalah Dokter
Kita. Penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif. Tahap penyedian data
meliputi pengumpulan data, pemilihan dan pemilahan dan penataan jenis data yang
dicatat. Teknik lanjutannya yaitu simak bebas libat cakap kemudian mencatat dan
dilanjutkan dengan pengklasifikasian.
Berdasarkan pemaparan dapat disimpulkan bahwa kedua penelitian di atas
memiliki persamaan denganpenelitian ini. Persamaannya yaitu sama-sama meneliti
jenis-jenis makna, menggunakan tahap penelitian, tahap analisis data, dan penyediaan
hasil analisis data yang sama. Adapun perbedaannya penelitian diatas dengan
penelitian ini adalah data dan sumber datanya, data yang dipakai dalam penelitian di
atas merupakan data kosa kata khusus penyakit, namun dalam penelitian ini datanya
7
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
8
berupa istilah yang terdapat dalam ekonomi bidang ekonomi makro dan ekonomi
mikro. Sumber data penelitian di atas menggunakan media massa berupa majalah
Dokter Kita edisi Oktober-November 2014 dan penelitian ini menggunakan majalah
Tempo edisibulan Maret 2016.
B. Istilah
Dalam buku Pedoman Umum Pembentukkan Istilah (Depdiknas, 2012: 66)
istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang yang dengan
cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam
bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Istilah dibedakan menjadi dua yaitu
istilah umum dan istilah khusus. Istilah umum berasal dari bidang tertentu, yang
dipakai secara luas, menjadi unsur kosakata umum. Istilah khusus adalah istilah yang
maknanya terbatas pada bidang tertentu saja. Contoh dalam bidang ekonomi makro
istilah pajak dan dalam bidang ekonomi mikro ada istilah saham.
C. Semantik
Menurut Aminuddin (2008: 15) semantik mengandung pengertian studi
tentang makna. Aminuddin beranggapan bahwa makna merupakan bagian dari bahasa,
sedangkan semantik merupakan bagian dari linguistik. Sedangkan menurut Aslinda
dan Syafyahya (2007: 5) semantik merupakan ilmu yang membicarakan makna atau
arti suatu bahasa. Aslinda dan Syafyahya mengatakan bahwa semantik merupakan
salah satu komponen dari tata bahasa (di samping sintaksis dan morfologi) juga makna
kalimat sangat ditentukan oleh komponen semantik. Sedangkan menurut de Saussure
(dalam Aslinda dan Syafyahya, 2007:5) berpendapat bahwa yang dipelajari dalam
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
9
semantik adalah bagaimana menganalisis makna dalam sebuah kata, jenis makna yang
terdapat dalam suatu kata dan komponen makna yang dikandung oleh sebuah kata.
Dapat disimpulkan bahwa semantik merupakan ilmu yang mempelajari makna dari
suatu bahasa.
D. Makna
1. Pengertian Makna
Makna menurut Palmer (dalam Djajasudarma, 2008: 5) hanya menyangkut
intrabahasa. Sejalan dengan pendapat tersebut, Lyons (dalam Djajasudarma, 2008:5)
menyebutkan bahwa mengkaji atau memberitakan makna suatu kata ialah memahami
kajian kata tersebut yang berkenaan dengan hubungan-hubungan makna yang
membuat kata tersebut berbeda dari kata-kata lain. Makna juga memiliki pengertian
bahwa makna merupakan hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Adapun
pengertian makna dalam pembahasan ini ialah hubungan antara bahasa dengan dunia
luar. dunia luar yang dimaksud adalahdunia luar yang telah disepakati bersama oleh
para pemakai bahasa sehingga dapat saling dimengerti.
2. Jenis-Jenis Makna
Menurut Abdul Chaer (2013: 60-78) makna mempunyai jenis atau tipe yang
dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut padang. Berdasarkan jenis
semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal,
berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata/leksem dapa dibedakan adanya
makna referensial dan makna nonreferensial, berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada
sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna konotatif,
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
10
berdasarkan ketetapan maknanya dikenal adanya makna kata dan makna istilah atau
makna umum dan makna khusus. Lalu berdasarkan kriteria lain atau sudut pandang
lain dapat disebutkan adanya makna asosiatif, makna kolokatif, makna reflektif,
makna idiomik, dan sebagainya. Sedangkan Menurut Mansoer Pateda (2010: 96-132)
terdapat 29 jenis makna yaitu makna afektif, makna denotatif, makna deskriptif,
makna ekstensi, makna emotif, makna gereflekter, makna gramatikal, makna
ideasional, makna intensi, makna khusus, makna kiasan, makna kognitif, makna
kolokasi, makna konotatif, makna konseptual, makna konstruksi, makna kontekstual,
makna leksikal, makna lokusi, makna luas, makna piktorial, makna proposisional,
makna pusat, makna referensial, makna sempit, makna stilistika, makna tekstual,
makna
tematis
dan
makna
umum.
Dari
jenis-jenis
makna
yang
sudah
disebutkanpenulis mengelompokan menjadi beberapa jenis makna. Jenis makna yang
dikelompokan merupakan jenis makna yang memiliki fungsi ataupun maksud yang
sama sehingga penulis menggabungkan jenis makna yang sama ke dalam suatu
kelompok.
Dari paparan di atas peneliti mengelompokkan jenis-jenis makna yang sudah
peneliti rangkum menjadi 14 jenis makna yang sudah peneliti kelompokkan, berikut
14 jenis-jenis makna:
a.
Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang
sesuai dengan hasil observasi alat indra, atau makna yang sungguh-sungguh nyata
dalam kehidupan kita (Chaer 2013: 60). Makna leksikal juga bisa dikatakan makna
kata ketika kata itu berdiri sendiri, entah dalam bentuk leksem atau bentuk
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
11
berimbuhan yang maknanya kurang lebih tetap, seperti yang dapat dibaca di dalam
kamus bahasa tertentu (Pateda 2010: 119). Misalnya, kata tikus makna leksikalnya
adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat menyebabkan penyakit tifus. Makna ini
tampak jelas dalam kalimat tikus itu mati diterkam kucing, atau dalam kalimat panen
kali ini gagal akibat serangan hama tikus. Kata tikus pada dua kalimat tersebut jelas
merujuk pada binatang tikus, bukan kepada yang lain. Tetapi dalam kalimat yang
menjadi tikus di gudang kami ternyata berkepala hitam bukanlah dalam makna
leksikal karena tidak merujuk pada binatang tikus melainkan pada seorang manusia,
yang perbuatannya memang mirip dengan perbuatan tikus.
b.
Makna Khusus
Makna khusus adalah makna kata atau istilah yang pemakaiannya terbatas
pada bidang tertentu. Makna khusus juga disebut makna terbatas. Makna ini terbatas
dalam bidang atau kegiatan tertentu. Salah satu cara untuk mendapatkan makna
khusus, yakni menambah kata, baik di depan atau di belakang (Pateda, 2010: 106107). Contohnya bagi dokter atau yang bekerja di rumah sakit, makna istilah operasi
selalu dikhususkan pada upaya menyelamatkan nyawa orang dengan jalan mengoprasi
sebagian anggota tubuh pasien. Itu sebabnya muncul urutan istilah operasi jantung,
operasi sesar, dan operasi tumor.
c.
Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai
rasa, tambahan-tambahan sikap sosial, sikap pribadi sikap dari suatu zaman, dan
kriteria-kriteria. Makna konotatif dapat disebut dengan makna tambahan atau makna
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
12
kiasan. Makna konotatif juga dapat berubah dari waktu ke waktu. Sebuah kata disebut
mempunyai makna konotatif apabila kata itu mempunyai „nilai rasa‟, baik positif
maupun negatif, jika tidak memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi
(Chaer, 2013: 65). Misalnya kata perempuan dan wanita, kata perempuan mempunyai
nilai positif karena penggunaan kata perumpuan biasanya digunakan dalam
penggunaan situasi formal, namun kata wanita biasanya digunakan pada hal yang
bernilai negatif, seperti wanita malam. Makna konotatif juga lebih berhubungan
dengan nilai rasa pemakai bahasa, apakah perasaan senang, jengkel, gembira atau jijik
(Pateda, 2010: 112-113).
d.
Makna Luas
Makna luas menunjukkan bahwa makna yang terkandung pada sebuah kata
lebih luas dari yang dipertimbangkan. Semua kata yang tergolong kata yang
berkonsep, dapat dikatakan memiliki makna luas. Makna luas juga dapat ditambahkan
kata atau kalimat yang lain sebagai penjelasnya sehingga menjadi makna khusus atau
makna sempit. Dikatakan demikian sebab apa yang diinformasikan dalam kata
tersebut belum jelas bagi pendengar apalagi bagi pembaca. Kata itu akan jelas sekali
maknanya setelah pendengar atau pembaca mengikuti rangkaian kalimat berikutnya
(Pateda, 2010: 120).
e.
Makna Kias
Kiasan ini digunakan sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Oleh karena itu,
semua bentuk bahasa (baik kata, frase, maupun kalimat) yang tidak merujuk pada arti
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
13
sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut mempunyai arti
kiasan. Jadi, bentuk-bentuk seperti putri malam dalam arti „bulan‟, raja siang yang
berarti „matahari‟, daki dunia dalam arti „harta uang‟, membanting tulang dalam arti
„bekerja keras‟, semua memiliki arti kiasan. Antara bentuk ujaran dengan makna yang
diacu ada hubungan kiasan, perbandingan atau persamaan. Gadis cantik disamakan
dengan bunga; matahari yang menyinari bumi pada siang hari disamakan dengan raja
dan sebagainya (Chaer 2013: 60-78). Menurut Pateda makna kiasan tidak sesuai lagi
dengan konsep yang terdapat di dalam kata tersebut. Makna kiasan sudah bergeser
dari makna sebenarnya
f.
Makna Gramatikal
Pateda (2010: 103) menyebut makna gramatika adalah makna yang muncul
sebagai akibat berfungsinya kata dalam kalimat. Makna gramatikal disebut juga
makna konstektual atau makna situasional. Selain itu bisa juga disebut makna
struktural karena proses dan satuan-satuan gramatikal selalu berkenaan dengan
struktur ketatabahasaan. Makna gramatikal itu bermacam-macam. Setiap bahasa
mempunyai sarana atau alat gramtikal tertentu untuk menyatakan makna-makna
gramatikal itu. Untuk menyatakan makna „jamak‟ bahasa Indonesia menggunakan
proses reduplikasi seperti kata buku yang bermakna „sebuah buku‟ menjadi buku-buku
yang bermakna „banyak buku‟. Dalam bahasa Inggris untuk menyatakan „jamak‟
digunakan penambahan morfem {s} atau bentuk khusus. Misalnya book „sebuah
buku‟ menjadi books yang bermakna „banyak buku‟; kata woman bermakna „seorang
wanita‟ menjadi womens yang bermakna „banyak wanita‟. Penyimpangan makna dan
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
14
bentuk-bentuk gramatikal yang sama lazim juga terjadi dalam berbagai bahasa. Dalam
bahasa Indonesia misalnya, bentuk-bentuk kesedihan, ketakutan, kegembiraan dan
kesenangan memiliki makna gramatikal yang sama, yaitu hal yang disebut kata
dasarnya. Tetapi bentuk atau kata kemaluan yang bentuk gramatikalnya sama dengan
deretan kata di atas, memiliki makna yang lain. Contoh lain, kata menyedihkan,
menakutkan, dan mengalahkan memiliki makna gramatikal yang sama yaitu
„membuat jadi yang disebut kata dasarnya‟. Tetapi kata memenangkan dan
menggalakan yang dibentuk dari kelas kata dan imbuhan yang sama dengan ketiga
kata di atas, tidak memiliki makna seperti ketiga kata tersebut; sebab bukan
bermakna‟membuat menjadi menang‟ dan „membuat galak‟ melainkan bermakna
„memperoleh kemenangan‟ dan „menggiatkan‟. (Chaer 2013: 60-63).
g.
Makna Nonreferensial
Perbedaan makna referensial dan makna nonreferensial berdasarkan ada atau
tidaknya referen dari kata-kata itu. Bila kata-kata itu mempunyai referen, yaitu suatu
di luar bahasa yang diacu oleh kata itu, maka kata tersebut disebut kata bermakna
referensial. Apabila makna itu tidak mempunyai referen maka kata itu disebut kata
bermakna nonreferensial. Kata meja dan kursi termasuk kata bermakna referensial
karena keduanya mempunyai referen, yaitu jenis perabotan rumah tangga yang disebut
„meja‟ dan „kursi‟. Sebaliknya kata karena dan kata tetapi tidak mempunyai referen.
Jadi, kata karena dan kata tetapi termasuk kata yang bermakna nonreferensial. Katakata yang termasuk kategori kata penuh, seperti sudah disebutkan, termasuk kata-kata
yang bermakna referensial; sedangkan kata tugas, seperti preposisi dan konjungsi,
termasuk kata-kata yang bermakna nonrefrensial (Chaer 2013: 63).
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
15
h. Makna Lokusi, ilokusi dan perlokusi
Dalam kajian tindak tutur (speech act) dikenal adanya makna lokusi, makna
ilokusi, dan makna perlokusi. Yang dimaksud dengan makna lokusi adalah makna
yang dikatakan dalam ujaran, makna harfiah, atau makna apa adanya. Sedangkan yang
dimaksud makna ilokusi adalah makna yang dipahami oleh pendengar. Sebaliknya,
yang dimaksud makna perlokusi adalah makna yang diinginkan oleh penutur.
Misalnya, kalau seseorang bertanya kepada tukang afdruk foto di pinggir jalan, “Bang,
tiga kali empat, berapa?”. Makna secara lokusi kalimat tersebut adalah keingin tahuan
si penutur tentang tiga kali empat. Namun, makna perlokusi, makna yang diinginkan
si penutur adalah bahwa si penutur ingin tahu berapa biaya mencetak foto ukuran tiga
kali empat sentimeter. Apabila si pendengar, yaitu tukang afdruk foto itu memiliki
makna ilokusi yang sama dengan makna perlokusi dari si penanya, tentu dia akan
menjawab, misalnya “dua ribu” atau “tiga ribu”. Tetapi kalau makna ilokusinya sama
dengan makna lokusi dari ujaran “tiga kali empat berapa”, dia pasti akan menjawab
“dua belas”, bukan jawab yang lain. Dalam kajian tindak tutur, sebuah ujaran
sekaligus dapat bermakna lokusi, ilokusi, dan perlokusi (Chaer 2013: 60-78).
i.
Makna Ideasional
Makna ideasional adalah makna yang muncul sebagai akibat penggunaan kata
yang berkonsep. Kata yang dapat dicari konsepnya atau ide yang terkandung di dalam
satuan kata-kata baik bentuk dasar ataupun turunan. Dengan makna ideasional yang
terkandung di dalamnya dapat dilihat paham yang terkandung di dalam makna sebuah
kata. Dalam hubungan dengan makna ideasional kata ada baiknya dibedakan antara
konsep kata dan makna ideasional kata. Konsep kata merupakan makna inti,
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
16
sedangkan makna ideasional merupakan konsekuensi atau hal yang diharapkan yang
berlaku di dalam sebuah kata (Pateda, 2010: 104-105). Misalnya kata partisipasi
mengandung makna ideasional
j.
Makna Kontekstual
Makna kontekstual muncul akibat hubungan antara ujaran dengan konteks.
Sudah diketahui konteks berwujud dalam banyak hal. Konteks yang dimaksud yaitu
(i) konteks orang, termasuk di sini hal yang berkaitan dengan jenis kelamin,
kedudukan pembicara, usia pembicara/pendengar, latar belakang sosial ekonomi
pembicara/pendengar, (ii) konteks situasi, misalnya situasi aman, situasi ribut. (iii)
konteks tujuan, (iv) konteks formal, (v) konteks suasana hati, (vi) konteks waktu, (vii)
konteks tempat, (viii) konteks objek, (ix) konteks alat kelengkapan, (x) konteks
kebahasaan, maksudnya apakah memenuhi kaidah bahasa yang digunakan oleh kedua
belah pihak; dan (xi) konteks bahasa (Pateda, 2010: 116).
k.
Makna Piktorial
Makna piktorial adalah makna yang muncul akibat bayangan pendengar atau
pembaca terhadap kata yang didengar atau dibaca. Perasaan yang muncul segera
setelah mendengar atau membaca suatu ekspresi yang menjijikan atau perasaan benci/
perasaan yang tidak diinginkan. Perasaan dapat pula berupa perasaan gembira,
misalnya kata kakus. Kata kakus jika dibaca atau diucapkan maka seseorang akan
terbayang baunya, warna kotoran, bentu kotoran. Semua yang terbayang pendengar
atau pembaca merasa jijik ataupun mual. Makna kata kakus dengan segala bayangan
ada di dalam otak kita (Pateda, 2010: 122).
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
17
l.
Makna Pusat
Makna pusat atau makna inti adalah makna yang dimiliki setiap kata meskipun
kata tersebut tidak berada di dalam konteks kalimat. Dalam BI kata buku dan kata
meja termasuk kategori nomina, untuk ditentukan makna pusat harus menentukan dari
sudut manakah kita lihat. Dari bentuknya, bahan bakunya, kegunaannya, atau
penjualan. Jika orang memandang buku dari segi bentuknya maka pusat kata buku
yaitu benda yang berbentuk segi empat. Jika orang memandang dari segi penjualan,
maka makna kata buku, yakni benda yang diperjual belikan. Jika orang memandang
dari segi bahan bakunya, maka makna kata buku, yakni terbuat dari kertas atau dari
kayu pohon (Pateda, 2010: 124).
m. Makna Tekstual
Makna tekstual adalah makna yang timbul setelah seseorang membaca teks
secara keseluruhan. Makna tekstual tidak diperoleh melalui makna setiap kata, atau
makna setiap kalimat. Tetapi makna dapat ditemukan setelah seseorang membaca
keseluruhan teks. Makna tekstual juga dapat dilihat melalui kesimpulan dari teks yang
dibaca keseluruhan. Dengan demikian makna tekstual lebih berhubungan dengan
bahasa tertulis. Makna tekstual lebih berhubungan dengan amanat, pesan, boleh juga
tema yang ingin disampaikan melalui teks (Pateda, 2010: 130).
n. Makna Tematis
Makna tematis akan dipahami setelah dikomunikasikan oleh pembicara atau
penulis. Baik dipahami melalui urutan kata-kata, fokus pembicaraan maupun
penekanan pembicaraan. Biasanya makna tematis dapat dilakukan dengan adanya
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
18
komunikasi dan pemahaman yang baik antara pembicara dan penulis. Misalnya
kalimat, “Ali anak dokter Bagus meninggal kemarin,” belum jelas siapa yang
meninggal. Kalau kalimat itu diubah menjadi, “Ali, anak dokter Bagus, meninggal
kemarin,”. Maka makna yang diinformasikan, yakni anak dokter Bagus meninggal
kemarin (Pateda, 2010: 130-131).
E. Ilmu Ekonomi
1. Pengertian
Menurut Samuelson (dalam Putong, 2002: 15) ilmu ekonomi adalah suatu
studi bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa
penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi
dapat dipergunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang
dan jasa dan mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi, sekarang dan dimasa
datang, kepada berbagai orang dan golongan masyarakat (Putong, 2002: 15).Selain
Samuelson, pakar ekonom Ekelund dan Tollison (dalam Alam, 2013: 4) juga
mengatakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara individu dan
masyarakat yang mempunyai keinginan yang tidak terbatas memilih untuk
mengalokasikan sumberdaya yang terbatas demi memenuhi keinginan mereka. Ilmu
ekonomi menurut Sudarman (1980: 1) merupakan cabang ilmu sosial yang menaruh
perhatian pada masalah bagaimana seharusnya memanfaatkan sumber daya yang
terbatas jumlahnya untuk memuaskan kebutuhan manusia yang beraneka ragam.
Menurut Joesron dan Fathorrozi (2002: 2) ilmu yang mempelajari bagaimana
manusia melakukan tindakan pemilihan terhadap berbagai alternatif yang mungkin ini
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
19
disebut dengan ilmu ekonomi. Selanjutnya, ilmu ekonomi dibagi menjadi tiga
kelompok, yakni:
a. Ilmu ekonomi deskriptif, yang bertugas mengumpulkan keterangan-keterangan
factual tentang suatu masalah;
b. Teori ekonomi, yang bertugas menjelaskan mekanisme kegiatan ekonomi. Teori
ekonomi ini dibagi menjadi dua, yakni:
1) Teori Ekonomi Mikro
2) Teori Ekonomi Makro
c. Ilmu ekonomi terapan yaitu ilmu yang menggunakan kesimpulan-kesimpulan yang
diperoleh dari teori ekonomi untuk menjelaskan keterangan-keterangan atau
masalah-masalah yang dikumpulkan oleh ekonomi deskriptif.
F. Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro
1.
Ekonomi Makro
a.
Pengertian
Ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari
bagaimana mekanisme perekonomian secara keseluruhan bekerja. Ekonomi makro
mempelajari
kekuatan-kekuatan
dan
kecenderungan-kecenderungan
yang
memengaruhi perekonomian secara keseluruhuhan. Ini mencangkup struktur, kinerja,
perilaku,
dan
pengambilan
keputusan
ekonomi
secara
keseluruhan
dalam
perekonomian nasional, regional, serta global (Alam, 2013: 60). Menurut Putong
(2003: 145) ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang khusus
mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Menurut
Gilarso ekonomi makro membahas hal-hal seperti hasil produksi nasional total,
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
20
tingkat kesempatan kerja, tingkat harga, jumlah uang beredar, investasi total, ekspor
total, pendapatan nasional, laju inflasi, dan sebagainya (Gilarso, 2001: 12). Dari
pengertian-pengertian di atas bisa disimpulkan bahwa ekonomi makro merupakan
cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari perekonomian secara luas.
b. Ruang Lingkup
Menurut Alam (2013: 61) ada beberapa data ekonomi makro yang dapat
digunakan sebagai acuan antara lain: (1) neraca perdagangan dan neraca pembayaran,
(2) pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan perkapita, (3)
Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran, (4) Keadaan perubahan harga-harga atau
inflasi, dan (5) Kesetabilan kurs mata uang dalam negeri. Sedangkan menurut
(Putong, 2001: 17), dalam aspek ekonomi makro analisisnya antara lain: (1)
pendapatan
nasional,(2)neraca
pembayaran,
(3)kesempatan
kerja,
(4)inflasi,
(5)investasi. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa ada 6 aspek data yaitu: (1)
neraca perdagangan dan neraca pembayaran, (2) pendapatan nasional, pertumbuhan
ekonomi, dan pendapatan perkapita, (3) penggunaan tenaga kerja dan pengangguran,
(4) keadaan perubahan harga-harga atau inflasi, (5) kesetabilan kurs mata uang dalam
negeri, dan (6) investasi.
c. Indikator Kegiatan Ekonomi Makro
1) Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Neraca perdagangan merupakan ikhtisar yang menunjukkan selisih antara niali
transaksi ekspor dan impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Neraca
perdagangan suatu negara yang positif, menunjukkan negara itu mengalami ekspor
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
21
yang nilai moneternya melebihi impor. Surplus dapat menjadi indikator bahwa jumlah
aliran dana masuk lebih besar dari jumlah aliran yang keluar. Neraca pembayaran
merupakan suatu ikhtisar yang menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan dari
negara-negara lain ke dalam negeri dan dari dalam negeri ke negara lain dalam satu
tahun tertentu. Neraca pembayaran bermasalah apabila neraca pembayaran mengalami
defisit. Artinya, pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri.
Neraca pembayaran yang aktif mengindikasikan bahwa aliran dana masuk dan hak
suatu negara lebih besar dari aliran dana keluar dan kewajibannya terhadap negara
lain.
2) Pendapatan Nasional, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pendapatan Per Kapita
Pendapatan nasional merupakan indikator yang dapat menunjukkan kemajuan
ekonomi suatu negara. Pendapatan nasional yang semakin meningkat akan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang persentasenya melebihi
persentase pertumbuhan penduduk mengakibatkan pertumbuhan pendapatan per
kapita. Atau kata lainpendapatan nasional merupakan kumpulan pendapatan
masyarakat suatu negara. Tinggi rendahnya pendapatan nasional akan memengaruhi
tinggi rendahnya pendapatan per kapita negara yang bersangkutan. Selain itu, jumlah
penduduk juga akan memengaruhi jumlah pendapatan per kapita suatu negara.
3) Penggunaan Tenaga Kerja dan Pengangguran
Pengangguran dalam suatu negara ditunjukkan dengan angka perbedaan antara
angkatan kerja dan penggunaan tenaga kerja yang sesungguhnya. Angkatan kerja
adalah jumlah tenaga kerja dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu.
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
22
Suatu negara dianggap sudah mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
apabila
tingkat
penganggurannya
kurang
dari
4%.
Meningkatnya
tingkat
pengangguran tidak hanya disebabkan oleh penurunan kesempatan tenaga kerja,
namun juga akibat meningkatnya jumlah angkatan kerja. Peningkatan angkatan kerja
mengandung makna bahwa pengangguran kadang-kadang bertambah meskipun pada
saat yang sama kesempatan kerja juga bertambah.
4) Keadaan Perubahan Harga-Harga atau Inflasi
Inflasi adalah suatu gejala ekonomi yang paling tidak diinginkan sebab inflasi
dapat membuat perekonomian tidak stabil. Secara umum, dampak inflasi antara lain
adalah berkurangnya investasi disuatu negara, kenaikan suku bunga, penanaman
modal yang bersifat spekulatif, pelaksanaan pembangunan yang gagal, ketidak
stabilan ekonomi, neraca pembayaran defisit, dan kesejahteraan masyarakat merosot.
Inflasi yang terkendali meupakan salah satu indikator keberhasilan kinerja ekonomi.
Inflasi juga merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor. Faktor yang dimaksud seperti faktor konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
5) Kestabilan Kurs Mata Uang dalam Negeri
Kurs (exchange rate) adalah harga sebuah mata uang dari sutu negara yang
diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya. Kurs memainkan peranan penting
dalam keputusan-keputusan pembelanjaan. Kurs memungkinkan kita menerjemahkan
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
23
harga-harga dari berbagai negara ke dalam satu bahasa yang sama. Nilai kurs sangat
penting saat mengambil keputusan untuk berbelanja atau membeli barang dari luar
negri, karena dengan kurs kita akan menerjemahkan harga-harga barang dari berbagai
macam negara kedalam mata uang negara kita.Misalnya nilai tukar atau kurs terhadap
dollar Amerika Serikat atau sebaliknya. Kesetabilan kurs mata uang merupakan
pertanda keberhasilan ekonomi. Jika kurs tidak menentu, maka hal itu merupakan
pertanda kinerja ekonomi yang tidak baik.
6) Invetasi
Menurut Fitzgeral, investasi adalah suatu aktivitas yang berhubungan dengan
usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal
pada saat sekarang dan dengan barang modal akan dihasilkan aliran produk baru di
masa yang akan datang. Dari definisi ini investasi dikonstruksikan sebagai sebuah
kegiatan untuk: (i) Penarikan sumber dana yang digunakan untuk pembelian barang
modal. (ii) Barang modal itu akan dihasilkan produk baru. Menurut Sunariyah (2003:
4), investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan
biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masamasa yang akan datang.
2. Ekonomi Mikro
a. Pengertian
Teori Mikro ekonomi dapat didefinisikan sebagai: satu bidang studi dalam
ilmu ekonomi yang menganalisis bagian-bagian kecil dari keseluruhankegiatan
ekonomi (Sukirno, 2006: 21). Menurut Alam (2013: 57), ekonomi mikro mempelajari
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
24
perilaku individu dan rumah tangga perusahaan dalam membuat keputusan tentang
alokasi sumber daya yang terbatas.Gilarso mengatakan bahwa dalam ilmu ekonomi
mikro kita mempelajari perilaku sebuah perusahaan atau cabang usaha tertentu dan
memusatkan perhatian pada hal-hal seperti pasar untuk satu jenis barang tertentu,
pendapatan faktor produksi tertentu, teori harga dan alokasi sumber daya ekonomi,
serta distribusi pendapatan di antara para pemilik faktor produksi. Dapat disimpulkan
dari beberapa pengertian di atas bahwa ekonomi mikro merupakan cabang ilmu
ekonomi yang mempelajari bagian-bagian kecil dari perilaku dan kegiatan ekonomi.
(Gilarso, 2001: 13).
b. Ruang Lingkup
Menurut
Sudarman
teori
ekonomi
mikro
merupakan
pemecahan
(disaggregation) dari variable-variabel ekonomi makro seperti konsumsi, investasi dan
tabungan. Ekonomi mikro menjelaskan komposisi dan alokasi dari produksi total
sedang ekonomi makro itu sendiri menjelaskan tingkat produksi total (1984: 4).
(Putong, 2002: 17) ilmu ekonomi mikro khususnya memperlajari perilaku individu
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Aspek analisis antara lain sebagai
berikut: (1) Analisis biaya/ manfaat, (2) Teori permintaan dan penawaran, (3)
Elastisitas, (4) Model-model pasar, (5) Industri, (6) teori harga, dan (7) teori produksi.
c. Indikator Kegiatan Ekonomi Makro
1) Analisis Biaya
Biaya (cost) adalah segala pengeluaran yang berhubungan dengan hasil yang
diharapkan di masa yang akan datang. Biaya dapat digolongkan dalam dua jenis.
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
25
Pertama, biaya eksplisit yaitu segala biaya yang dikeluarkan dalam rangka
mendapatkan faktor-faktor produksi. Kedua, adalah biaya implisit (tersembunyi),
yaitu semua biaya taksiran yang dimiliki oleh faktor produksi apa bila digunakan.
Selain itu, biaya juga dapat digolongkan menjadi biaya internal, yaitu segala biaya
yang dikeluarkan dalam rangka operasional perusahaandan biaya eksternal, yaitu
biaya yang seharusnya ditanggung oleh perusahaan sebagai akibat operasional
perusahaan yang menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar usaha (Putong,
2003: 111).
2) Permintaan dan Penawaran
a) Permintaan
Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar
tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam
periode tertentu. Masyarakat selaku konsumen harus membeli barang atau jasa
keperluannya di pasar. Keadaan ini mengandaikan bahwa barang atau jasa itu
memiliki tingkat harga tertentu. Adanya berbagai macam harga di pasar selanjutnya
mengandaikan adanya kondisi yang mempengaruhi. Terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi permintaan dari seorang individu atau masyarakat terhadap suatu
barang, diantaranya adalah harga barang yang dimaksud, tingkat pendapatan, jumlah
penduduk, selera dan ramalan/estimasi di masa yang akan datang, dan harga barang
lain/subtiusi. Besar kecilnya perubahan permintaan dideterminasi/ditentukan oleh
besarkecilnya perubahan harga. Dalam hal ini berlaku perbandingan terbalik antara
harga terhadap permintaan dan berbanding lurus dengan penawaran (Putong, 2003:
32-33).
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
26
b) Penawaran
Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu
pasar tertentu, pada periode tertentu dan pada tingkat harga tertentu. Sebagaimana
juga halnya dengan permintaan, maka pada teori penawaran juga dikenal apa yang
dinamakan jumlah barang yang ditawarkan dan penawaran. Penawaran adalah
gabungan seluruh jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual pada pasar tertentu,
periode tertentu, dan berbagai macam tingkat harga tertentu (Putong, 2003: 3238).Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produsen dalam menawarkan
produknya pada suatu pasar di antaranya sebagai berikut: harga barang itu sendiri,
harga barang-barang lain, ongkos dan biaya produksi, tujuan produksi dari
perusahaan, dan teknologi yang digunakan (Putong, 2003: 32-38).Faktor teknologi
akan memengaruhi output barang atau jasa yang akan dihasilkan produsen. Semakin
tinggi teknologi, semakin cepat barang dihasilkan, maka semakin besar pula
penawaran yang terjadi.
3) Elastisitas
Angka pengukur kepekaan dalam ilmu ekonomi disebut sebagai koefisien
elastisitas (dalam hal ini adalah koefisien elastisitas permintaan). Jadi jelasnya
koefisien elastisitas (permintaan) adalah derajat (dalam satuan angka tentunya)
kepekaan dari permintaan suatu barang terhadap perubahan harga barang yang
dimaksud. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yang menyebabkan
terjadinya perbedaan nilai elastisitanya, yaitu sebagai berikut: adanya barang
substitusi, presentase pendapatan yang digunakan/jenis barang, jangka waktu
analisis/perkiraan atau pengetahuan konsumen, dan tersedianya sarana kredit (Putong,
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
27
2003: 47-60). Elastisitas penawaran adalah derajat kepekaan atas peubahan harga
terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan. Dengan mengetahui nilai
elastisitasnya, maka dapat diketahui prilaku produsen dalam menawarkan produk
berhubungan dengan tingkat harga. Produsen juga akan mendapatkan informasi
mengenai barang yang diperjual belikannya di pasar, apakah memungkinkan untuk
menaikkan atau menurunkan harga jual yang dimaksud (Putong, 2003: 47-60).
4) Industri (Aplikasi Hukum dan Teori)
a) Aplikasi dalam Bidang Pertanian
Pertanian adalah salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling
tua di dunia yang sedang dilakukan oleh masyarakat. Sektor pertanian adalah sektor
yang paling dasar dalam perekonomian yang merupakan penopang kehidupan
produksi sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian diantaranya mencangkup: subsektor
perkebunan, subsektor perikanan, subsektor peternakan. Hasil dari sektor pertanian
adalah produk yang bersifat tidak tahan lama. Tidak tahan lama yang dimaksud adalah
sangat dibutuhkan tetapi permintaannya bersifat elastis.
b) Aplikasi dalam Bidang Industri
Barang indutri adalah barang yang dihasilkan dari proses pengolahan dengan
menggunakan teknologi yang bertujuan menambah kegunaan (daya guna) dari barang
tersebut. Industri adalah kumpulan dari semua perusahaan yang menghasilkan barang
yang sama. Beberapa hal yang digolongkan dalam idang insudtri adalah sebagai
beikut: industri pengolahan (manufacture), industri pariwisata, industri hiburan,
industri pendidikan, dan lain-lain.
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
28
c) Aplikasi dalam Bidang Informatika
Informatika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari transformasi fakta
berlambang yaitu data maupun informasi pada mesin berbasis komputasi. Informatika
juga mencangkup struktur, sifat, dan interaksi dari beberapa sistem yang dipakai
untukmengumpulkan data. Bidang informatika adalah bidang baru yang dibahas
dalam pengantar ilmu ekonomi mikro oleh penulis. Secara umum bidang informatika
hanyalah bidang yang berhubungan dengan data dan informasi. Data dan informasi
yang dimaksud termasuk teknologi informasinya yaitu berupa komputer (perangkat
keras (hadware) dengan perangkat lunak (software), manajemen dan manusia
(operator), dan komunikasi.
d) Penstabilan Harga Komoditi Pertanian
Komoditi pertanian bersifat khas, yaitu disatu sisi sangat dibutuhkan, tetapi di
sisi lain permintaannya bersifat tidak elastias (harga tidak berpengaruh besar terhadap
permintaan). Oleh karena itu, besar kemungkinan produsen komoditi pertanian di satu
sisi akan banyak mengalami kerugian karena harga tidak berpengaruh besar pada
permintaan, di sisi lain produsen akan bisa semena-mena menaikkan harga
komoditinya (merugikan konsumen) karena elastisitasnya bersifat inelastic sehingga
akan menguntungkan bila menaikkan harga dengan mengurangi penjualan atau
produksi (Putong, 2003: 70-74).
5) Teori Harga
Setiap barang yang memiliki nilai akan mampu ditukar dengan barang lain
secara bebas. Dan ketika nilai yang dimiliki barang tersebut dinyatakan dengan uang,
maka nilai itu disebut dengan harga. Harga suatu barang adalah nilai (tukar) barang
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
29
tersebut dinyatakan atau diukur dengan uang. Jadi, antara nilai dan harga tidak sama:
Nilai (tukar) suatu barang diukur dengan membandingkannya dengan barang lain
(Gilarso, 2001: 70). Nilai barang dinyatakan dalam uang menjadi harga. Harga
ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran (Gilarso, 2001: 76).
6) Teori Produksi
Produksi atau memproduksi adalah menambah kegunaan (nilai guna) suatu
barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau
lebih dari semula. Untuk memproduksi dibutuhkan faktor-faktor produksi yaitu alat
atau sarana untuk melakukan proses produksi. Faktor-faktor produksi yang
dimaksudkan dalam ilmu ekonomi adalah manusia (tenaga kerja=TK), modal (uang
atau alat modal seperti mesin = M), SDA (tanah=T) dan skill (Teknologi=T) (Putong,
2003: 100-101).
7) Model-Model Pasar
Suatu pertemuan antara orang yang mau menjual dan orang yang membeli
suatu barang dan jasa tertentu dengan harga tertentu pula. Pasar juga merupakan
proses hubungan timbal balik antara penjual dan pembeli untuk mencapai kesepakatan
harga dan jumlah suatu barang / jasa yang diperjualbelikan. Alasannya tempat
bertemunya penjual dan pembeli tersebut bisa dimana saja. Macam pasar yang secara
absolut hanya ada dalam teori ekonomi adalah bentuk persaingan murni dan
persaingan sempurna. Secara garis besar, macam-macam pasar ditinjau dari segi
penjualan. Pasar yang dimaksud merupakan pasar persaingan sempurna, monopoli,
monopolistis, dan oligopoli. Bila ditinjau dari sisi pembeli, macam-macam pasar:
monoposoni, oligopsoni, dan pasar persaingan Sempurna (Putong, 2003: 123).
Jenis-Jenis Makna Istilah..., Diah Safitri, FKIP, UMP, 2017
Download