mengembangkan motif candi badut dalam penciptaan karya lukis

advertisement
MENGEMBANGKAN MOTIF CANDI BADUT DALAM
PENCIPTAAN KARYA LUKIS GAYA PRIBADI
ARTIKEL
OLEH
INDRA LUKMANA
NIM 107251407167
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SENI DAN DESAIN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
DESEMBER 2012
MENGEMBANGKAN MOTIF CANDI BADUT DALAM PENCIPTAAN
KARYA LUKIS GAYA PRIBADI
Indra lukmana
NIM.107251407167
Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Jurusan Seni Dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang
Pembimbing Drs. Triyono Widodo, M.Sn, Fenny Rochbeind, S. Pd, M. Sn
ABSTRAK : Mengembangkan adalah mengolah motif Candi Badut menjadi
objek lukisan. Motif Candi Badut dikembangkan menjadi salah satu objek
penciptaan karya lukis. Motif yang dikembangkan yaitu motif kalamakara, motif
kalanaga, dan motif manusia. Gaya pribadi merupakan karakteristik pencipta pada
karya dan memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakan dengan karya orang lain,
dari segi teknik penciptaan maupun non teknik. Karakteristik gaya pribadi antara
lain teknik lelehan, teknik cipratan, penggunaan warna gelap, detail karya, konsep
karya, penggunaan objek ikan arwana/koi, latar belakang kehidupan pencipta, dan
lingkungan hidup pencipta. Dalam penciptaan karya lukis ini menampilkan 7
karya lukis dengan media estetik berupa garis, warna, tekstur, bentuk dan ruang
sebagai simbolisasi dari konsep, media fisik berupa kanvas, triplek, dan
hardboard, cat acrylic, pigmen warna serta alat yang variatif. Menggunakan tiga
teknik yaitu teknik leleh, cipratan, dan detail garis untuk cahaya, gelap terang, dan
penegasan bentuk. Proses penciptaan dengan pencarian ide gagasan, menentukan
konsep, perancangan awal berupa sketsa, proses berkarya dengan teknik dan gaya
pribadi pencipta, finishing karya dan pameran.
Kata Kunci : Mengembangkan, Motif Candi Badut, Penciptaan Lukisan, Gaya
Pribadi.
PENDAHULUAN
Seni lukis di pilih oleh pencipta sebagai media berkreasi dalam penyampaian
ide-ide gagasannya karena konsentrasi penjurusan yang didalami oleh pencipta
adalah seni lukis. Dalam mencipta karya seni lukis, pencipta memiliki gaya
pribadi yang karakteristiknya antara lain, selalu menggunakan objek ikan
arwana/koi pada setiap karyanya. Candi Badut dipilih Pencipta sebagai salah satu
objek penciptaan karya seni lukis. (1) mencari ide, pencipta mengambil motif
Candi Badut di antaranya motif kalamakara, kalanaga, dan motif manusia. Ide
atau gagasan ini muncul sebagai wujud kekaguman terhadap karya seni masa lalu
yang begitu indah, serta keprihatinan pada kondisi candi. (2) mewujudkan ide-ide
di atas menjadi sebuah konsep yang lebih detail.(3) proses berkarya.
Untuk mengetahui cara dan proses penciptaan maka rumusan masalah dari
penciptaan ini adalah (1) Bagaimana mengembangkan motif Candi Badut dalam
penciptaan karya (2) Bagaimana proses penciptaan karya lukis gaya pribadi
dengan mengembangkan motif Candi Badut
Kegunaan dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan
dan pengalaman dalam dunia seni, Mengetahui motif Candi Badut yang di
1
2
kembangkan dalam penciptaan karya. Mengetahui proses penciptaan karya lukis
gaya pribadi dengan mengembangkan motif Candi Badut. Memberikan
pengalaman dan referensi untuk penciptaan yang berikutnya.
METODE
Objek merupakan wujud atau visualisasi dari bentuk yang ditampilkan dalam
sebuah karya seni khususnya seni lukis. Objek yang di ambil adalah motif kala,
kalanaga, dan manusia. Tema dalam penciptaan karya lukis ini adalah “luntur”.
Tema ini menjadi pedoman dari lahirnya 7 (tujuh) buah karya lukis, yang
merupakan hal yang dapat mewakili perasaan dan gejolak pencipta dalam
pengalaman terkait dengan sejarah kebudayaan dan lingkungan masyarakat.
Luntur dapat diartikan pula seperti meleleh atau mencairnya benda dari terlihat
bentuknya hingga tak berbentuk, dari diagungkannya Candi Badut pada masa
awal pembuatannya, namun seiring waktu seakan keagungan dan kesucian candi
memudar dan luntur.
Karakteristik merupakan ciri khas atau keunikan tersendiri dari suatu karya
seni. Karakteristik juga merupakan pembeda dari suatu karya seni jika
dibandingkan dengan karya seni yang lain. Dalam penciptaan karya seni lukis ini
memiliki karakteristik: Teknik Lelehan, Teknik Cipratan,Warna Cenderung
Gelap, Goresan Ekspresif, Ikan Arwana dan Koi, Detail Karya, dan Karakteristik
non teknik pencipta pada konsep setiap karya, penerapan media estetik, dan
makna/simbol.
Alat yang digunakan antara lain: Kuas artist brush 0401, Kuas etrna 2” 54,2
mm, 3” 76,2 mm, 5” 127 mm, Kuas eternal A02F no. 8, 10, dan 12, Sisir rambut,
Sikat gigi. Bahan yang digunakan: Kayu spanram, Kain kanvas, Triplek,
Hardboard, Aquaprof , Lem kayu, Cat tembok putih, Cat acrylic maries, kappie
dan pigmen warna.
Media secara umum ini adalah alat untuk mengalihkan atau untuk mencapai
sesuatu, perantara. Dalam penciptaan karya lukis ini menggunakan media yang
mampu menjadi perantara untuk mengkomunikasikan isi pesan dari konsep karya
pencipta, yaitu penggunaan motif Candi Badut sebagai objek karya dan
penggunaan kombinasi warna sebagai simbolisasi ide konsep pencipta.
Metode merupakan cara yang dipakai dalam proses penciptaan karya seni.
Dalam penciptaan karya seni lukis ini pencipta menggunakan metode dengan
menggabungkan tiga teknik yaitu (1) pertama pada pembuatan latar belakang
objek pencipta menggunakan teknik meleleh/mencair. Pelaksaan ini dengan cara
menguaskan pigmen warna dengan campuran air yang banyak pada kanvas.
Kanvas dalam posisi berdiri agar cat yang cair tadi mengalir dan membentuk
tekstur. (2)Teknik yang kedua yaitu teknik cipratan. Menggunakan sisir dan sikat
gigi agar hasil cipratan berukuran halus dan kecil, berikutnya menggunakan kuas
ukuran besar dengan cat yang cair yang kemudian di cipratkan pada kanvas untuk
memperoleh hasil cipratan ukuran lebih besar. (3) Teknik yang ketiga
3
menggunakan kuas ukuran kecil dengan ujung yang runcing dan berserat halus
untuk membuat goresan-goresan tipis pada objek. Berfungsi untuk memberikan
efek gelap terang dan pencahayaan, serta efek tiga dimensi. Teknik ini dilakukan
pada bagian tertentu pada objek.
PROGRAM PENCIPTAAN
1. Sketsa
Pada penciptaan karya seni lukis yang berjumlah tujuh buah ini terdapat
rancangan awal/ sketsa yaitu:
Sketsa karya 1:
Sketsa karya 2:
Sketsa karya 3:
Sketsa karya 4:
4
Sketsa karya 5:
Sketsa karya 6:
Sketsa karya 7:
2.
Proses visualisasi
Dalam proses berkarya seni juga terdapat runtutan/tahapan dari awal hingga
menjadi karya seni lukis yang siap dipamerkan. Tahapannya terbagi menjadi tiga
tahapan. Tahapan pertama adalah pembuatan latar belakang objek dan pembuatan
objek secara kasar. Caranya yaitu menggunakan teknik meleleh/mencair dengan
campuran air pada cat cukup banyak. Tahapan yang kedua menggunakan teknik
cipratan/percikan. Dimana cat cair dicipratkan menggunakan kuas, sisir, maupun
sikat gigi. Dan untuk tahapan yang terakhir merupakan proses terakhir, yaitu
proses pemberian kesan gelap terang, pencahayaan, penegasan objek dan dital
objek.
5
a. proses 1
Persiapan alat bahan
Teknik blok dengan kuas besar
Proses setengah teknik pertama
Proses terakhir teknik pertama
b. proses 2
proses kedua, awal teknik cipratan
pertengahan teknik cipratan
6
c. proses 3
proses ketiga, awal pemberian detail
pemberian detail
3.
Hasil pengembangan
Hasil pengembangan motif Kala, motif Kalanaga, dan motif manusia pada
candi Badut dalam penciptaan karya lukis ini antara lain:
Motif pada candi
Pengembangan yang dilakukan
Bentuk fisik
a. Wujud motif
utuh.
b. Detail motif.
c. Warna motif abuabu (warna batu).
d. Motif berupa
relief, tampak
depan.
Fungsi
a. Sebagai motif hias
pada candi.
b. Memiliki nilai sejarah
Bentuk fisik
a. Adanya pemenggalan bagian
motif dengan tujuan
memunculkan kesan estetik.
b. Penggambaran motif tidak
detail, hanya mengambil garis
besar bentuk motif.
c. Penggunaan warna pada motif
menyesuaikan dengan konsep
karya berdasarkan psikologi
warna.
d. Perubahan sudut penggambaran
motif tidak hanya tampak
depan, bisa dari samping,
atas/bawah. Bertujuan
menampilkan efek tiga dimensi.
Fungsi
a. Berupa objek lukisan sebagai
media estetik.
b. Memiliki nilai keindahan
Hasil Penciptaan
1. Karya 1
Judul : “ hilang harganya ”
Ukuran: 120cm x 100cm
Media : acrylic dan pigmen pada hardboard
Tahun : 2012
Foto :
7
Gambar 4.17 Karya 1
Konsep: Penjelasan judul dengan perwujudan karya:
Dari visualisasi karya menjelaskan judul yaitu kala akan memiliki makna
jika bentuknya utuh, namun jika ada bagian yang hilang maka nilai atau
maknanya jelas akan hilang. Begitu pula pada ikan arwana, ikan sebagai lambang
kemakmuran, ikan dengan nilai komersial tinggi jika bentuk ikan yang utuh. Bila
cacat atau hanya separuh seperti pada gambar, jelas nilai komersialnya dan makna
kemakmurannya akan hilang.
Persamaan kedua objek tersebut terletak pada keutuhannya. Semuanya akan
berharga jika utuh. Nilai-nilai yang terkandung pada masing-masing objek akan
tinggi, dan hilang harganya atau nilainya jika tidak utuh.
2. Karya 2
Judul : “ Mereka Berharga ”
Ukuran: 50cm x 80cm
Media : acrylic dan pigmen pada triplek
Tahun : 2012
Foto :
8
Penjelasan judul dengan perwujudan karya:
Dari visualisasi karya mejelaskan judul yaitu lunturnya rasa peduli
masyarakat terhadap warisan bangsa sendiri. Kenapa aset bangsa? Karena Kala
sebagai salah satu motif pada candi yang memiliki nilai sejarah yang tinggi dan
sebagai penanda sejarah. demi menjaga aset bangsa dibutuhkan kesabaran,
keteraturan, kedisiplinan, dan waktu dalam merawat agar aset bangsa ini tidak
hilang. perwujudannya berupa kepedulian, pelestarian, dan penghargaan. Sama
halnya dengan ikan koi, koi bisa menjadi aset dengan nominal yang tidak ternilai
harganya, namun untuk mencapainya dibutuhkan juga keteraturan, kedisiplinan,
kesabaran, dan waktu untuk merawatnya hingga menjadi sangat berharga.
Jika tidak ada kedisiplinan, kesabaran, keteraturan, dan waktu keduanya tidak
akan memiliki harga dan nilai yang tinggi.
3. Karya 3
Judul : “ komunikasi ”
Ukuran: 80cm x 90cm
Media : acrylic dan pigmen pada triplek
Tahun : 2012
Foto :
Penjelasan judul dengan perwujudan karya:
Dari visualisasi karya mejelaskan judul yaitu kalanaga adalah simbol dari
penjaga, pada mitologi Cina, naga merupakan simbol dari keberhasilan. Ikan koi
simbol dari kemakmuran. naga metamorfosis dari ikan koi, seperti kupu-kupu
metamorfosis dari ulat. Ikan koi diartikan manusia yang melakukan proses
perbaikan, melakukan perjalanan ke arah yang lebih baik (keberhasilan). Koi yang
nampak hanya kepalanya di artikan tidak semua usaha manusia bisa berjalan
lancar, pasti ada gagalnya juga. Warna hijau simbol harapan, kehidupan. Hitam
simbol negatif, gagal, kalah dan berduka.
4. Karya 4
Judul : “ memudar ”
Ukuran: 50cm x 100cm
Media : acrylic pada kanvas
Tahun : 2012
Foto :
9
Penjelasan judul dengan perwujudan karya:
Dari visualisasi karya mejelaskan judul yaitu memudar, sedikit demi
sedikit menghilang, dari sesuatu yang jelas semakin lama semakin tidak jelas. Koi
melambangkan hilangnya perhatian manusia pada nilai nilai sejarah. Dahulu pada
saat awal di bangun, candi Badut disucikan, di agungkan dan di jadikan tempat
pemujaan dengan fungsi penolak wabah penyakit. Kini candi hanya sebagai
tontonan bahkan perlakuan-perlakuan masyarakat yang kurang baik sering kali
terjadi seperti coretan-coretan pada candi. Kalanaga yang tergambar di antara
batu-batu seakan-akan tenggelam dalam genangan air yang semakin
menghilangkan wujudnya, semakin lama semakin hilang keagungannya, semakin
hilang kesuciannya.
5. Karya 5
Judul : “ baik dan buruk ”
Ukuran: 50cm x 80cm
Media : acrylic pada kanvas
Tahun : 2012
Foto :
Penjelasan judul dengan perwujudan karya:
Dari visualisasi karya menjelaskan judul yaitu ikan arwana merupakan
ikan pemangsa, ikan predator, sifat dasarnya ganas dan hidup sendiri. Dengan
bentuk fisik yang memanjang dan bergigi tajam. Dalam lingkaran rantai makanan
arwana menjadi hewan pada tingkatan tangga atas, namun meskipun pemangsa,
ikan arwana juga bisa di mangsa oleh pemangsa yang lebih besar. Dalam
psikologi warna, warna arwana yang merah keunguan simbol sombong dan
serakah. Latar belakang hitam makna kehancuran.
Begitu juga dalam kehidupan manusia. Tidak jarang manusia yang serakah dan
mengambil atau merebut rejeki, karir, maupun kesenangan orang lain. Seperti para
koruptor. Mereka identik dengan predator dalam lingkungan sosial. Jika manusia
tetap serakah, bukan kebahagiaan yang datang melainkan kehancuran.
6. Karya 6
Judul : “ antara ada dan tiada ”
Ukuran: 90cm x 100cm
Media : acrylic, pigmen pada triplek
Tahun : 2012
Foto :
10
Penjelasan judul dengan perwujudan karya:
Dari visualisasi karya mejelaskan judul yaitu kala, merupakan simbol
waktu. Dalam waktu ada sebuah kegiatan, proses, usaha. Tidak mungkin manusia
dalam kehidupannya hanya diam saja tanpa ada kegiatan, proses, maupun usaha.
Semua manusia ingin mencapai cita-citanya dalam arti lain kemakmuran.
Sembilan koi melambangkan kesuksesan dan kemakmuran. untuk mencapainya
dibutuhkan sebuah proses, usaha, dan kegiatan. Kedua objek ini sama-sama
memiliki kunci utama yaitu proses, usaha, dan kegiatan. Kesemuanya
percuma/sia-sia jika tidak ada do’a dan niat. Kunci utama ini bergantung pada
waktu. Empat koi tergambar jelas simbol dari sebuah proses, usaha mencapai
kemakmuran atau kesuksesan. Dan 5 koi transparan merupakan wujud dari do’a
dan niat. Dimana do’a dan niat ini tidak nampak/kasat mata. Namun pengaruhnya
sangat luar biasa terhadap usaha mencapai kemakmuran.
Warna biru simbol ketenangan, kedamaian. Jika manusia telah mencapai
kemakmuran, rasa tenang dan damai pasti tercipta dari manusia itu sendiri.
7. Karya 7
Judul : “ aku apa kamu ”
Ukuran: 70cm x 70cm
Media : acrylic pada kanvas
Tahun : 2012
Foto :
Penjelasan judul dengan perwujudan karya:
Dari visualisasi karya mejelaskan judul yaitu penggambaran objek yang
sama-sama kuat, karakter visual kala yang kokoh, keras, mata yang melotot
namun dengan warna abu-abu simbol kesabaran, rendah hati. Arwana dengan
warna merah simbol kuat, berani, agresif dan sifat dasar ikan arwana jenis ikan
yang kuat, gesit, cepat dan sigap dalam memangsa buruannya memiliki makna
sebagai manusia hendaknya memiliki sifat seperti kala dan arwana. untuk
mencapai hal yang di inginkan manusia harus kuat, bekerja keras, gesit dalam
mengambil kesempatan, dan tetap semangat dalam menghadapi cobaan dengan
kesabaran dan rendah hati. Semakin besar sesuatu yang ingin manusia capai,
semakin besar pula cobaan yang akan mengujinya.
RANGKUMAN DAN TELAAH DARI REFLEKSI DIRI DAN PENILAIAN
DIRI
Dalam penciptaan karya seni lukis dengan mengembangkan motif candi
Badut ini dalam tema luntur ini pencipta mampu menghasilkan tujuh (7)karya seni
lukis yang orisinil. Dalam jangka waktu tiga (3) bulan. Karya-karya pencipta
merupakan hasil kreatif yang menggunakan tiga teknik, yaitu teknik meleleh,
teknik cipratan, dan teknik detail dengan kuas kecil.
11
Hasil karya pencipta yang berupa benda seni yaitu lukisan mampu berdiri
sendiri sebagai karya seni yang objektif. Serta penggunaan objek dan warna yang
merupakan media estetik yang paling menonjol berkaitan dengan isi pesan yang
ingin pencipta sampaikan mampu ditelusuri sebagai karya seni yang subyektif.
Dari dua hal tersebut, karya-karya hasil kreatifitas pencipta mampu
memenuhi tiga fungsi pokok seni sekaligus, yaitu fungsi personal, fungsi sosial,
serta fungsi fisik. Karya-karya ini pada akhirnya mampu memberikan pengalaman
kepada pengamat baik dari segi visualisasi yaitu wujud dan teknik yang
digunakan, segi isi pesan yang ingin pencipta sampaikan, maupun segi
kepribadian cara berfikir serta sudut pandang dari pencipta.
Fungsi personal adalah untuk kepuasan batin, curahan hati, dan ungkapan
emosi. Fungsi sosial adalah sebagai sebuah media komunikasi melalui karya
mengenai pandangan-pandangan pencipta tentang sebuah ide. Fungsi fisik adalah
sebagai benda estetik.
DAFTAR RUJUKAN
Darmaprawira, S. 1989. Warna Sebagai Salah Satu Seni Dan Desain. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi.
Indrawati, L. 2004. Nirmana (organisasi Visual). Malang: Universitas Negeri
Malang.
Kwek, J, S. 2006. Mitologi Cina Dan Kisah Alkitab. Yogyakarta: Andi.
Rochbeind, F. 2003. Tesis, Lingkaran Kehidupan. Yogyakara: Institut Seni
Indonesia Yogyakarta.
Rhonda. 1997. Masterpieces Of Chinese Art. Twickenham: Tiger Books
International PLC.
Soedarso, SP. 2000. Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. Jakarta: CV.
Studio.
Soedarso, SP. 1990. Tinjauan Seni. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia.
Soepratno, B. 2004. Ornamen Ukir Kayu Jawa Timur 1. Semarang: Effhar.
Sony, D, K. 2007. Estetika. Bandung: Rekayasa Sains.
Sony, D, K. 2007. Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains.
Sony, D, K. 2004. Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.
Sumardjo, J. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB.
Sumarwahyudi. 2011. Filsafat Ilmu Seni. Malang: Pustaka Kaiswaran.
Sumarwahyudi. 2009. Pengetahuan Seni Rupa. Malang: Universitas Negeri
Malang.
12
Susanto, M. 2002. Istilah Dalam Seni. Yogyakarta: Pustaka.
Suwarno. 2000. Sejarah Seni Rupa Indonesia.Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,
Tesis, Disertasi, Makalah, Laporan Penelitian: edisi Kelima. Malang.
Widodo, T. 1992. Dasar-Dasar Seni Lukis (Buku 1). Malang: Universitas Negeri
Malang.
Download