BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karyawan merupakan tulang punggung perusahaan, ungkapan itu banyak terdengar
dan memiliki makna yang dalam. Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya
tidak terlepas dari peran karyawan, karena karyawan bukan semata-mata menjadi obyek
dalam mencapai tujuan perusahaan tetapi juga sebagai subyek atau pelaku. Karyawan
dapat menjadi perencana, pelaksana, pengendali yang selalu berperan aktif dalam
mewujudkan tujuan perusahaan. Suatu perusahaan tidak akan bergerak tanpa adanya
karyawan, perusahaan tidak akan produktif apabila karyawan tidak kompeten atau
memiliki prestasi kerja yang rendah.
PT. Sinar Tambang Arthalestari (PT. STAR) adalah pemilik dan produsen Semen
Bima. Pabrik Semen Bima yang dibangun diatas lahan seluas 43 Hektar, dimana
peletakan batu pertama (ground breaking) dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah H.
Bibit Waluyo yang didampingi oleh Bupati Banyumas Mardjoko berlokasi di Desa Tipar
Kidul Kecamatan Ajibarang, Banyumas pada tanggal 8 Oktober 2012 berkomitmen
untuk dapat memenuhi kebutuhan semen nasional secara merata.
Disamping itu PT. Sinar Tambang Arthalestari juga memiliki dan mengelola
tambang Limestone dan Clay untuk kebutuhan sumber daya produksi. Pembangunan
pabrik Semen Bima diawali dengan perencanaan yang matang serta perijinan yang
lengkap sehingga pembangunan pabrik berjalan dengan lancar. PT. Sinar Tambang
1
Arthalestari sudah mengantongi berbagai izin yang berkaitan dengan tata laksana
penambangan maupun pembangunan pabrik, meliputi : rekomendasi teknis usaha
pertambangan atau izin usaha pertambangan (IUP) eksplorasi mineral bukan logam dari
Pengaruh Semangat Kerja..., R. Yohan Prayuda Kusuma, Fakultas Psikologi, UMP, 2016
Gubernur Jateng, IUP eksplorasi dari Bupati Banyumas, serta izin prinsip penanaman
modal dari Badan Koordinasi Penanaman Modal; perubahan izin lokasi pembangunan
pabrik dari BPMPP Kabupaten Banyumas, dan dokumen-dokumen lain yang diperlukan
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang paling menentukan
sukses tidaknya suatu perusahaan. Berbeda dengan sumber daya perusahaan
lainnya,
sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang memiliki mempunyai
pengaruh
yang dominan terhadap faktor produksi yang lain seperti mesin, modal, material, dan
metode. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk mengelola sumber daya manusia
yang dimiliki dengan baik demi kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan. Dengan
demikian
keberhasilan dalam proses operasional perusahaan sangat ditentukan oleh
kualitas sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah karyawan. Kontribusi karyawan
bagi perusahaan sangat dominan, karena karyawan adalah penghasil kerja bagi
perusahaan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan ditentukan oleh
unsur manusia yang
melakukan pekerjaan sehingga perlu adanya balas jasa terhadap karyawan sesuai dengan
sifat dan keadaannya. Seorang karyawan perlu diperlakukan dengan baik agar karyawan
tetap bersemangat dalam bekerja.
Komitmen organisasi merupakan salah satu tingkah laku dalam organisasi yang
banyak
dibicarakan dan diteliti,
antara lain dikarenakan organisasi membutuhkan
karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi agar organisasi dapat terus
bertahan serta meningkatkan jasa dan produk yang dihasilkan. Menurut Greenberg dan
Baron (1990) karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi adalah
karyawan yang lebih stabil dan lebih produktif sehingga pada akhirnya juga lebih
menguntungkan bagi organisasi. Stabil dalam sebuah pekerjaan akan mempengaruhi
kestabilan produktifitas kerja dan hal ini akan menguntungkan perusahaan. Komitmen
karyawan dikenal sebagai pendekatan sikap terhadap organisasi. Karyawan yang
Pengaruh Semangat Kerja..., R. Yohan Prayuda Kusuma, Fakultas Psikologi, UMP, 2016
memiliki komitmen tinggi akan menerima hampir semua tugas dan tanggung jawab
pekerjaan yang diberikan padanya dan merasakan adanya loyalitas dan rasa memiliki
terhadap organisasi.
Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, terdapat fenomena dimana
karyawan tidak menunjukkan adanya rasa memiliki terhadap organisasi dari 12 karyawan
3 karyawan menunjukkan tidak adanya rasa memiliki terhadap organisasi seperti tidak
terlaksananya job desc, kurang menaati aturan yang ada, dan lain-lain. Karyawan juga
sering tidak mengikuti setiap kegiatan seperti briefing, outbond, dan lain-lain, yang
dilakukan
oleh
organisasi.
Karyawan
dengan
komitmen
yang
tinggi akan
ikut
memperhatikan nasib organisasi mereka. Pada karyawan yang memiliki komitmen
tinggi, hanya sedikit alasan untuk keluar dari organisasi dan berkeinginan untuk
bergabung dengan organisasi lain, sedangkan karyawan dengan komitmen rendah akan
bekerja tidak maksimal, bahkan akan meninggalkan organisasi tersebut atau perusahaan
tersebut. Anggota yang memiliki komitmen terhadap organisasinya akan lebih dapat
bertahan sebagai bagian dari organisasi dibandingkan anggota yang tidak memiliki
komitmen terhadap organisasi (Allen dan Meyer, 1991).
Berdasarkan
fenomena-fenomena
yang
ditampilkan
ketika
melakukan
studi
pendahuluan dapat ditemukan beberapa fenomena komitmen organisasi, dalam hal ini
dipengaruhi oleh semangat kerja. Fenomena pendukung semangat kerja diantara lain
masuk kerja tidak tepat waktu, menyalahgunakan jam istirahat sehingga waktu yang
ditentukan oleh perusahaan untuk beristirahat menjadi lebih lama dari ketentuannya. Hal
tersebut mempengaruhi kinerja karyawan terhadap perusahaan, di bagian produksi
karyawan tersebut bekerja.
Semangat kerja pada hakekatnya merupakan pengejawantahan perwujudan dari
moral yang tinggi, bahkan ada yang mengidentifikasikan atau menerjemahkan secara
Pengaruh Semangat Kerja..., R. Yohan Prayuda Kusuma, Fakultas Psikologi, UMP, 2016
bebas bahwa moral kerja yang tinggi adalah semangat kerja. Setiap perusahaan
mempunyai tujuan yang ingin dicapai, dan untuk mencapai tujuannya, maka perusahaan
perlu
melakukan
aktivitasnya
karyawannya,
untuk
aktivitas.
Pada
mencapai
umumnya
tujuan
setiap
hendaknya
perusahaan dalam melakukan
memperhatikan
semangat
kerja
karena semangat kerja karyawan merupakan modal utama dalam
merencanakan, menganalisis, mengarahkan serta menggerakkan faktor-faktor yang ada
dalam perusahaan.
Manajemen perusahaan perlu melakukan pembinaan dan pengembangan mengenai
semangat kerja karyawan secara efektif dan efisien demi kelancaran proses kegiatan
dalam suatu perusahaan. Chaplin (2006) berpendapat morale (moril) adalah sikap atau
semangat yang ditandai secara khas oleh adanya kepercayaan diri, motivasi yang kuat
untuk meneruskan sesuatu usaha, kegembiraan dan perusahaan yang baik. Sedangkan
Hasibuan (2005) mengatakan semangat kerja sebagai keinginan dan kesungguhan
seseorang mengerjakan pekerjaanya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai
prestasi kerja yang maksimal.
Pada karyawan PT. Sinar Tambang Arthalestari yang sudah bekerja akan
mengalami perubahan semangat kerja seiring berjalannya waktu seperti tidak tepat waktu
masuk kerja, menyalahgunakan waktu istirahat sehingga lebih lama waktu istirahatnya,
dan lain-lain. Masalah semangat kerja merupakan masalah yang sangat mendasar sebagai
konsekuensi dari sebuah perusahaan, pada masalah semangat kerja bisa dilat dari
rendahnya tingkat kedisiplinan karyawan, dilihat dari banyaknya karyawan yang datang
terlambat, pulang sebelum waktunya, datang ke kantor hanya duduk-duduk saja dan
tidak berada di ruangan dalam rangka memberikan pelayanan dan melaksanakan
pekerjan sesuai dengan deskripsi kerja karyawan masing- masing.
Pengaruh Semangat Kerja..., R. Yohan Prayuda Kusuma, Fakultas Psikologi, UMP, 2016
Semangat kerja yang baik menurut Moekijat dalam ursa majorsy (2007) dapat
dihubungkan dengan motif dan hasil kerja yang baik. Sedangkan semangat kerja yang
rendah biasanya dihubungkan dengan kekecewaan, keengganan, kekurangan akan
dorongan serta hasil kerja yang kurang baik. Sebab turunnya semangat kerja banyak
sekali diantaranya bisa jadi karena upah yang terlalu rendah, insentif yang kurang
terarah, serta lingkungan kerja yang buruk. Turunnya semangat kerja yang dimiliki
seseorang akan berdampak pada keterlibatannya terhadap pekerjaan dan organisasinya.
Semangat kerja yang rendah diasumsikan dapat menurunkan loyalitas karyawan terhadap
organisasinya.
PT. Sinar Tambang Arthalestari terus berusaha untuk meningkatkan semangat
kerja karyawannya agar karyawan dapat memenuhi job desc dari tiap jabatan yang
dipegang dengan cara berbagai pelatihan dan outbond, dengan demikian ketika semangat
kerja karyawan tinggi akan berpengaruh dengan dan komitmen organisasi karyawan
semakin membaik, karena dalam berbagai kasus pada perusahaan lain banyaknya
karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang berkurang dapat mengakibatkan
perusahaan mengalami kerugian karena kinerja karyawan yang buruk, akibat dari tidak
terpenuhinya job desc dari tiap karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang
buruk sehingga banyak pekerjaan yang tidak terlaksana oleh karyawan.
Karyawan PT. Sinar Tambang Arthalestari
dihadapkan dengan berbagai aspek
kondisi, aspek lingkungan, aspek upah, aspek rekan kerja. Oleh sebab itu penting bagi
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan karyawan dan menciptakan kenyamanan kerja
sehingga sangat dapat menumbuhkan dan menjaga semangat kerja. Hal ini berdampak
karyawan dapat bekerja lebih baik karena mereka nyaman akan pekerjaannya sehingga
mereka dapat loyal terhadap perusahaannya yakni PT. Sinar Tambang Arthalestari.
Pengaruh Semangat Kerja..., R. Yohan Prayuda Kusuma, Fakultas Psikologi, UMP, 2016
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan dalam penelitian ini dapat di
rumuskan sebagai berikut : Apakah ada pengaruh semangat kerja terhadap komitmen
organisasi pada karyawan PT. Sinar Tambang Arthalestari Kecamatan Ajibarang
Kabupaten Banyumas ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, dapat dirumuskan bahwa penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh semangat kerja
terhadap komitmen organisasi
karyawan PT. Sinar Tambang Arthalestari Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas .
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
memberikan sumbangan untuk perkembangan teori-teori psikologi dan juga untuk
membantu
penelitian-penelitian
selanjutnya
yang
berhubungan
dengan
psikologi
industri khususnya semangat kerja dan komitmen organisasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan
kinerja karyawan yang akan berdampak baik pada perusahaan.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
dibidang psikologi industri.
Pengaruh Semangat Kerja..., R. Yohan Prayuda Kusuma, Fakultas Psikologi, UMP, 2016
Download