Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA melalui Media Lingkungan

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Pengertian belajar
Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi belajar. Menurut Jamal
Ma’mur (2010:63) mengatakan belajar adalah proses membangun makna atau
pemahaman oleh pembelajar terhadap pengalaman dan informasi yang disaring
dengan pandangan, pikiran pengetahuan yang dimiliki dan perasaan. Selaras
dengan pendapat diatas, Syaiful Bahri dan Aswan (2010:10-11) menyatakan
bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.
Artinya , tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek
organisme atau pribadi.Dengan demikian, siswa harus aktif untuk mencari
informasi, pengalaman, maupun keterampilan tersebut, dalam rangka membangun
sebuah makna dari hasil proses belajar.
Sedangkan Martinis Yamin (2007:7) mengemukakan belajar adalah
proses perubahan perilaku yang diakibatkan oleh interaksi dengan lingkungan.
Merujuk pendapat Abdillah (dalam Aunurrahman, 2009: 35) mengatakan bahwa
belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan
tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek aspek
kognitif, psikomotorik,afektif untuk memperoleh tujuan tertentu.
Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
merupakan usaha yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk menambah
pengetahuan dan ketrampilan yang dapat dipergunakan untuk diri sendiri maupun
lingkungannya. Dalam belajar membutuhkan interaksi dari individu yang belajar
dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut bisa berupa lingkungan formal dan
non formal. Sebagai contoh lingkungan formal adalah sekolah. Sedangkan
lingkungan non formal bisa berupa lingkungan sekitar dan interaksi dengan orang
lain. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan peningkatan
6
7
pengetahuan, keterampilan serta perubahan perilaku, maka sebenarnya belum
mengalami proses belajar. Faktor yang dapat mempengaruhi belajar yaitu factor
intern dan ekstern. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, psikologis dan
kelelahan. Sedangkan faktor ekstern meliputi faktor keluarga, sekolah dan
masyarakat
2.1.2 Hasil Belajar
Menurut Slameto (2003:2) “Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.Menurut Uno (2008:191) menyatakan bahwa belajar adalah
proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau
gerakan). Syaiful Bahri dan Aswan (2010:10-11) menyatakan bahwa belajar
adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan
kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,
keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau
pribadi. Menurut Gredler (dalam Syafaruddin dan Irwan Nasution, 2005:59)
bahwa belajar merupakan faktor yang luas dibentuk oleh pertumbuhan,
perkembangan tingkah laku itu merupakan hasil dari efek kumulatif dari belajar.
Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan
usaha yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk menambah pengetahuan
dan keterampilan yang dapat dipergunakan untuk diri sendiri maupun
lingkungannya. Dalam belajar membutuhkan interaksi dari individu yang belajar
dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut bisa berupa lingkungan formal dan
non formal. Sebagai contoh lingkungan formal adalah sekolah. Sedangkan
lingkungan non formal bisa berupa lingkungan sekitar dan interaksi dengan orang
lain.
Berdasarkan uraian tentang definisi hasil belajar, pada intinya hasil belajar
merupakan dampak yang telah diperoleh dari belajar atau berinteraksi dengan
lingkungan, dampak tersebut dapat berupa perubahan tingkah laku yang pastinya
adalah kearah positif. Hasil belajar pada suatu tes biasanya diungkapkan dalam
8
bentuk angka ataupun huruf yang mempunyai maksud simbol dalam mengartikan
tingkat perubahan pada diri seseorang, siswa. Kelompok belajar menjadi salah
satu faktor pendukung kegiatan belajar seseorang. Dengan demikian kita sebagai
seorang guru tentunya telah memahami perlunya kegiatan pembelajaran dengan
memanfaatkan kelompok belajar yang ada di sekolah sebagai sarana peningkatan
hasil belajar siswa.
2.1.3 Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA di sekolah diharapkan memberi berbagai pengalaman
pada anak yang mengijinkan mereka melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang
relevan, KTSP (2006).
Menurut Trianto (2010:136) menyatakan bahwa IPA adalah suatu
kumpulan teori yang sistematis, penerapanya secara umum terbatas pada gejalagejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan
eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dsb.
Cangkupan yang terdapat dalam IPA meliputi alam semesta keseluruhan,
benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar
angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan
indera.
Menurut teori perkembangan kognitif Piaget (dalam Trianto, 2010:70)
bahwa anak membangun sendiri skemanya serta membangun konsep-konsep
melalui pengalaman-pengalamannya. Piaget membedakan perkembangan kognitif
seorang anak menjadi empat taraf, yaitu 1) taraf sensorimotor (0-2 th), (2) taraf
pra-operasional (2-7 th), (3) taraf operasional konkret (7-11 th), dan (4) taraf
operasional formal (11-15 th). Walaupun ada perbedaan individual dalam hal
kemajuan perkembangan, tetapi teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa
tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu
berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Perkembangan kognitif sebagian besar
bergantung seberapa jauh anak memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan
lingkungan. Piaget (2008) menyatakan peran guru sebagai fasilitator, bukan
sebagai pemberi informasi. Guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang
9
kondusif bagi siswa-siswanya dan membantu siswa menghubungkan antara apa
yang sudah diketahui siswa dengan apa yang sedang dan akan dipelajari.
Dari uraian di atas, satu prinsip paling penting dalam pendidikan adalah
bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa
agar secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat
memberikan kepada siswa atau peserta didik pemahaman yang lebih tinggi,
dengan catatan siswa sendirilah yang harus membangun pengetahuan mereka
sendiri. Tugas guru bukan lagi sebagai pentransfer pengetahuan dari otaknya
kepada otak siswa. Tugas guru berubah menjadi lebih sebagai fasilitator yang
membantu agar siswa sendiri belajar dan menekuni bahan yaitu dengan
menggunakan ketrampilan proses.
2.1.4 Media
Azhar Arsyad dalam AECT (Association of Education and Communication
Technology, 1977), 2011:3 menyatakan bahwa media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
2.1.4.1 Ciri-ciri Media
Azhar Arsyad(dalam Gerlach & Ely, 2011: 12) mengemukakan bahwa tiga
ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja
yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang
efisien) melakukanya.
a) Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.
b) Ciri Manipulatif (Manipulative Propety)
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa
dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar timelipse recording.
10
c) Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkingkan suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan pengalaman yang relatif
sama mengenai kejadian itu.
Nana Sudjana dalam Hamalik (1986) mengemukakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan
sangat membantu keekfetifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi
pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media
pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan
data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan
memadatkan informasi.
2.1.4.2 Manfaat Media
Menurut Nana Sudjana (dalam Sudjana & rivai, 1992:2) mengemukakan
bahwa
manfaat
media
pembelajaran
dalam
proses
belajar
siswa,
yaitu:Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, bahan pembelajaran dapat
lebih dipahami, metode mengajar akan lebih bervariasi, siswa dapat lebih banyak
melakukan kegiatan.
2.1.5 Sumber Belajar
AECT (dalam Azhar Arsyad, 2011:56) mengemukakan bahwa Sumber
belajar adalah semua sumber baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang
dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara
terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.
Sumber belajar tersebut dapat dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu pesan
(message), orang (people), bahan (equipment), alat (tool and equipment), teknik
11
(technique), dan lingkungan (setting). Pesan adalah segala informasi dalam bentuk
ide/gagasan, fakta, data, yang disampaikan kepada siswa, biasanya pesan-pesan
ini sudah tertuang dalam kurikulum yang berlaku. Orang adalah manusia yang
berperan sebagai pengolah dan penyaji pesan, seperti guru, pembimbing, dan
narasumber lain (resource person) yang dilibatkan dalam kegiatan pambelajaran.
Bahan berkaitan dengan software atau perangkat lunak yang berisi pesan-pesan
pembelajarn, seperti buku teks, modul, majalah, paket belajar, termasuk juga film,
program tevisi, dan kaset audio. Alat adalah perangkat keras (hard ware) yang
digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran, seperti proyektor OHP,
televise, proyektor slide, slide dan pesawat radio. Teknik adalah prosedur yang
digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar, seperti simulasi, diskusi,
demonstrasi, pemecahan masalah. Sumber belajar yang terakhir, yaitu lingkungan
yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan belajar-mengajar.
2.1.6
Lingkungan
Dalam Kamus Umum Indonesia (KUBI), lingkungan diartikan sebagai
bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya, lingkungan adalah
sekalian yang terlingkup di suatu daerah. Dalam literature lain, disebutkan bahwa
lingkungan ini merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan
makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk
hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur dari biotik (makhluk
hidup), abiotik (benda mati), dan budaya manusia. Jalinan hubungan antara
manusia dengan lingkungannya tidak hannya ditentukan dengan jenis dan jumlah
makhluk hidup dan benda mati, melainkan juga oleh budaya manusia itu sendiri.
Lingkungan sebagi sumber belajar dapat dimaknai sebagai segala sesuatu yang ad
di sekitar atau di sekeliling siswa (makhluk hidup lain, benda mati, dan budaya
manusia) yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatn belajar dan
pembelajaran secara lebih optimal ( Aptisom, 2008). Menurut Oemar Hamalik
bahwa lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna
dan atau pengaruh tertentu kepada individu.
12
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan
adalah suatu lingkupan yang didalamnya mencakup semua benda dan keadaan
makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainya
yang ada di sekitar yang memiliki makna dan pengaruh tertentu kepada individu.
2.1.6.1 Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar IPA
Menurut Oemar Hamalik bahwa lingkungan belajar/ pembelajaran /
pendidikan terdiri dari:
1) Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang
dapatdiberdayakan
sebagai
sumber
belajar,
misalnya
perubahan
kenampakan alam (keadaan tanah setelah gunung meletus, banjir dan
tsunamai).
2) Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar
atau
kelompok kecil, misalnya kebudayaan, adat dan kebiasaan,
organisasi sosial.
3) Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi
berpengaruh terhadap individu lainnya misalnya hubungan antar anggota
keluarga.
4) Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat
dijadikan sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung
pengajaran, misalnya nilai, normadan adat istiadat.
Dari semua lingkungan masyarakat yang dapat digunakan dalam proses
pendidikan dan pengajaran secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga
macam, yaitu:
1) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi
manusia dengan kehidupan bermasyarakat, digunakan juga untuk
mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan, misalnya organisasi
sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, struktur pemerintahan dll.
13
2) Lingkungan Alam
Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah
seperti keadaan geografi, juga digunakan untuk bidang studi Ilmu
Pengetahuan Alam, misalnya keadaan geografis, ilim, suhu, sumber daya
alam (air, hutan, tanah dan batuan)
3) Lingkungan Buatan
Lingkungan buatan sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk
tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, misalnya
pemukiman warga, sekolah, bendungan dll.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sumberbelajar adalah
segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung
informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk meningkatkan
efektivitas belajar.
Pendidikan dalam lingkungan ini memberi kesempatan siswa untuk
mengumpulkan data dari kegiatan pengamatan, pembuatan sketsa, pemotretan,
wawancara dan pengukuran. Dalam mengembangkan pembelajaran IPA perlu
diingat bahwa lingkungan siswa sendiri adalah sumber belajar IPA yang sangat
berharga. Melalui lingkungan kelas, sekolah atau rumah akan sangat berarti bagi
siswa untuk berperan aktif dalam memanfaatkan lingkungan mereka. Pendekatan
lingkungan diberikan agar siswa peduli terhadap lingkungan. Secara rinci siswa
memperoleh hal-hal berikut : (1) Peduli akan kualitas lingkungan. (2) Rasa
tanggung jawab atas tingkah laku mereka terhadap lingkungan. (3) Kemauan
untuk menilai pengaruh tingkah laku mereka terhadap lingkungan. (4) Antusias
untuk menyelidiki aspek-aspek lingkungan. (5) Sikap menghargai kebutuhan
adanya kerjasama lokal, nasional dan internasional.
Menurut Depdiknas (2004: 36) bahwa laboratorium lingkungan dapat
bermakna kebun sekolah atau lahan/tanah yang dijadikan alat perantara
keberhasilan proses belajar mengajar agar pembelajaran dapat lebih berakar dalam
pikiran keterampilan dan sikap anak. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari
14
tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar ini lebih bermakna karena para
siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara
alami,
sehingga
lebih
nyata,
lebih
faktual,
dan
kebenarannya
dapat
dipertanggungjawabkan. Menurut Nana Sudjana (2010: 208) mengemukakan
bahwa untuk memanfaatkan lingkungan alam sekitar harus memenuhi beberapa
syarat tertentu diantaranya:a) Dapat menarik perhatian siswa, b) harus sesuai
dengan garis-garis besar program pengajaran, c) dapat mengembangkan
keterampilan anak berinteraksi dengan lingkungan, berhubungan erat dengan
lingkungan siswa, dan dapat mengembangkan pengalaman dan pengetahuan
siswa.
Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan
memiliki manfaat yang besar dalam pembelajaran khususnya IPA. Lingkungan
yang merupakan salah satu objek kajian IPA akan memudahkan siswa dalam
memahami materi pelajaran.
Pemanfaatan lingkungan alam sekitar seperti tanaman mangga, pisang,
jagung, rumput,singkong, dll. Merupakan sumber belajar yang diarahkan agar
siswa dapat mengembangkan dan memadukan antara teori-teori yang mereka
terima dikelas dengan pengamatan langsung di alam. Karena siswa juga merasa
jenuh belajar di kelas yang pembelajarannya hanya mengacu pada teori-teori
dengan penyampaian materi pelajaran dengan metode ceramah. Pada penelitian
ini peneliti menggunakan media lingkungan alam, alasan peneliti menggunakan
lingkungan jenis lingkungan alam adalah sesuai pokok bahasan yang dipilih
peneliti yaitu energi dan perpidahannya, dengan mengamati apa saja yang
termasuk sumber energi dan bagaimana perpindahanya. Siswa dapat mngamati
bagaimana panas dapat berpindah dari tempat satu ke tempat lainya, serta mealui
media apa saja panas dapat berpindah. Siswa juga diajak mengamati sumber daya
alam apa saja yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi Gejala lain yang
dapat dipelajari adalah kerusakan-kerusakan lingkungan alam temasuk faktor
15
penyebabnya seperti erosi, abrasi, penggundulan hutan, tanah longsor dan
sebagainya.
Dengan mempelajari lingkungan alam di harapkan para siswa dapat lebih
memahami materi pelajaran di sekolah serta dapat menumbuhkan cinta alam,
kesadaran untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, turut serta dalam
menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan serta tetap menjaga
kelestarian kemampuan sumber dya alam bagi kehidupan manusia.
2.1.7
Teknik Menggunakan Lingkungan
Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media dan
sumber belajar (Nana Sudjana, 2010:208):
a) Survey, yaitu siswa mengamati lingkungan alam sekitar seperti sumber
daya alam (air, tanah dan batuan) untuk mempelajari manfaatnya sebagai
energi alternatif bagi kehidupan manusia.
b) Kamping atau berkemah, kemah memerlukan waktu yang cukup sebab
siswa harus dapat menghayati bagaiman kehidupan alam seperti iklim,
suasana dll.
c) Karyawisata, kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari objek
tertentu sebagai bagian yang utama dari kegiatan pembelajaran di sekolah.
d) Praktik lapangan, praktek lapangan dilakukan oleh para siswa untuk
memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus.
Proyek lapangan dan pengabdian pada masyarakat, cara ini dilakukan
apabila sekolah, guru dan siswa secara bersama-sama melakukan kegiatan
memberikan bantuan kepada masyarakat, seperti penyuluhan.
e) Mengundang nara sumber, mengundang tokoh masyarakat untuk
memberikan penjelasan mengenai keahliannya dihadapan para siswa,
seperti mengundang dokter untuk menjelaskan berbagai penyakit.
2.1.8 Langkah dan Prosedur Penggunaan lingkungan sebagai suber belajar
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan
lingkungan sebagai media dan sumber belajar (Nana Sudjana, 2010:215) yaitu:
16
1) Langkah persiapan, antara lain:
a) Guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diproleh para siswa
berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
b) Tentukan objek yang akan dipelajari atau dikunjungi.
c) Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan.
d) Mempersiapkan perizinan jika diperlukan.
e) Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar.
2) Langkah pelaksanaan
Pada langkah ini adalah melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai
dengan rencana yang telah dipersiapkan.
3) Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang diambil adalah membahas dan mendiskusikan hasil
belajar dari lingkungan. Setiap kelompok diminta untuk melaporkan hasilnya
untuk dibahas bersama.
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber pembelajaran ini lebih bermakna,
disebabkan siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang
sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenaranya
dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut di atas, dapat dilihat prosedur
pelaksanaanya sebagai berikut:
No
Tahap Pelaksanaan
Kegiatan
1.
Perencanaan
 Guru merumuskan dan mengembangkan
indikator yang akan dicapai
 Guru menyajikan pengalaman belajar yang
bersifat memotivasi, seperti siswa diminta
praktek perpindahan panas secara radiasi
dengan membakar sampah kemudian para
siswa mendekatkan diri ke sumber api
 Guru
mempersiapkan
perlengkapan
17
belajar(kincir angin, balok kayu, sendok,
korek)
 Guru memilih lokasi yang sesuai dengan
materi(sawah, sungai, lapangan dan kelas)
 Guru merencanakan membagi kelompok
belajar siswa
2.
Pelaksanaan
 Guru menjelaskan bagaimana memanfaatkan
lingkungan alam sebagai sumber belajar
 Guru mengajak siswa menuju lokasi yang
telah
direncanakan
sebelumnya
yang
disesuaikan dengan materi, pada penelitian
kali ini peneliti memilih sawah sebagai lokasi
yang tepat, dimana angin cukup banyak
bertiup di persawahan, aliran air sungai,
lapangan
sekolah
sebagai
tempat
ketersedianya sinarmatahari yang cukup
 Guru
membahas
pembagian
kelompok
belajar siswa
 Guru
menyampaikan
materi
dengan
memanfaatkan lingkungan sebagaisumber
belajar
 Siswa melakukan pengamatan lingkungan
berkaitan dengan materi
 Siswa memperhatikan penjelasan guru
 Guru dan siswa melakukan tanya jawab
 Guru
memberikan
berdasarkan
materi
lembar
yang
kegiatan
ada
pada
lingkungan
3.
Tindak lanjut
 Siswa mendiskusikan lembar kegiatan dalam
kelompok
18
 Siswa melaporkan hasil diskusi
 Guru dan siswa melakukan pembahasan hasil
diskusi
2.1.9
Keuntungan Penggunaan Lingkungan Dalam Proses Belajar
Keuntungan yang dapat diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan
dalam proses belajar antara lain (Nana Sudjana, 2010:208):
a) Kegiatan belajar lebih menarik
b) Hakikat belajar lebih bermakna
c) Bahan yang dipelajari lebih faktual
d) Kegiatan belajar lebih komprehensi
e) Sumber belajar menjadi lebih kaya
f) Siswa dapat menghayati aspek-aspek kehidupan
2.1.10 Kelemahan Penggunaan Lingkungan Dalam Proses Belajar
Kekurangan yang sering terjadi dalam pelaksanaanya dalam penggunaan
lingkungan dalam proses belajar ( Nana Sudjana, 2010:208):
a) Kegiatan terkesan main-main karena kurang dipersiapkan
b) Memerlukan waktu yang lama
c) Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya dilakukan di dalam
kelas
Hal hal diatas dapat terjadi saat pembelajaran berlangsung jika guru tidak
mempersiapkanya dengan baik, untuk mengatasi kelemahan tersebut saat
pemanfaatan lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar, berikut beberapa hal
yang perlu diperhatikan:
a) Mempersiapkan rencana dengan matang sebelum kegiatan dilaksanakan,
misalnya menentukan tujuan belajar yang diharapkan dimiliki siswa,
menentukan cara bagaimana siswa mempelajarinya, menentukan apa yang
harus dipelajarinya.
b) Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajarinya lingkungan
memerlukan waktu yang lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di
19
kelas. Kesan ini keliru sebab kunjungan ke lingkungan sekitar cukup dilakukan
beberapa menit, selanjutnya
dapat dilanjutkan kembali ke kelas untuk
membahas lebih lanjut apa yang telah dipelajarinya. Tetapi terlepas dari semua
itu guru juga harus membatasi waktu agar kegiatan berlangsung sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
c) Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya dilakukan di dalam
kelas. Ia lupa bahwa tugas tugas belajar siswa dapat dilakukan di luar jam kelas
atau pelajaran baik secara individual maupun kelompok dan satu diantaranya
dapat dilakukan dengan mempelajari keadaan lingkungannya.
2.2 Kajian hasil penelitian yang relevan
Kusrini (2010) Guru SD Gandu 1 kecamatan Bogorejo kabupaten Blora,
dengan judul penelitian “Upaya peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran ipa
dengan penggunaan alam sekitar siswa kelas IV mengemukakan pemanfaatan
lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV “ hal ini terbukti pada kondisi
awal penelitanya, hasil belajar siswa rata-rata sebesar 60,4. Rata-rata pada siklus 1
sebesar 63,1. Rata-rata belajar siswa pada silkus 2 sebesar 75,4. Pemanfaatan
lingkungan alam bisa disajikan sebagai cara alternatif bagi guru untuk mendidik
siswa. Hal ini akan mengurangi rasa kejenuhan belajar di kelas yang proses
pembelajaranya hanya mengacu pada teori-teori dengan materi pelajaran dan
metode ceramah.
Paulus Hendro Wibowo (2009) dalam skripsinya “Peningkatan ketuntasan
hasil belajar mata pelajaran IPA melaui pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah
sebagai sumber belajar siswa kelas VI SDN 01 Sugihan kecamatan Tengaran
tahun ajaran 2009/2010 “ menegaskan lingkungan merupakan salah satu sumber
belajar yang amat penting dan memiliki nilai- nilai yang sangat berharga dalam
proses pembelajaran siswa, pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai
sumber belajar sangat sederhana karena hanya membutuhkan lingkungan sekitar
sekolah saja.
20
Dengan metode ini siswa akan mengerti betapa pentingnya lingkungan
disekitarnya, untuk memahami salah satu aspek yang cukup penting dalam
pencapaian tujuan pembelajaran, yaitu pemanfaatan lingkungan sebagai salah satu
sumber belajar (learning resources).
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa
data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam
belajar, baik secara terpisah secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta
didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai ompetensi tertentu.
“Peningkatan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar pada pembelajaran remidial di
SDN Sendangdalem kecamatan Padureso kabupaten Kebumen semester 2 tahun
pelajaran 2010/ 2011”oleh Sardiyono (2011)
menjelaskan pembelajaran IPA
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar siswa pada pembelajaran
remedial sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep
sifat-sifat cahaya dan menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari, ha ini terbukti
dengan peningkatan hasil belajar pada kondisi awal siswa yang tuntas mencapai
KKm hanya 25% , siklus 1 hanya 53,12 % yang tuntas mencapai KKM, pada
siklus 2 terjadi peningkatan 100% siswa tuntas mencapai KKM, KKm=
68.peningkatan hasil belajar ini juga diikuti dengan peningkatan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran.
Ika Erviana dalam skripsinya(2011) “Upaya peningkatan hasil belajar ipa
melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar siswa kelas IV SD
Nglangitan 1 kabupaten Blora semester 2 tahun 2010/2011 dengan menggunakan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA kelas IV pada sub pokok bahasan energi dan
perpindahanya”. Hal ini terbukti siswa mampu menjelaskan perpindahan panas
seara konduksi melalui ujung sendok dipanaskan dan ujung lainya ikut panas,
tidak hanya itu hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus 1
berkurangnya siswa yang memperoleh nilai kurang dari 40 sebesar 55%, pada
siklus 2 adanya peningkatan hasil belajar 100% siswa tuntas mencapai KKM= 66
21
2.3. Kerangka Pikir
Banyak cara yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar
siswanya, diantaranya dalah memilih strategi, pendekatan dan model belajar yang
cocok disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang tertuang dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran dalam suatu silabus mata pelajaran IPA.
Pada penelitian ini “Upaya peningkatan hasil belajar bagi siswa kelas IV
SD Negeri03 Pelem pada mata pelajaran IPA pokok bahasan “Energi dan
Perpindahanya” semester II tahun 2011/2012”, dilakukan guru melalui
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, hal ini dilakukan karena
pembelajaran sebelumnya guru hanya terpaku dengan buku paket dan LKS saja,
untuk itu siswa diajak menemukan sesuatu yang dapat dijadikan sebagai sumber
belajar baru, hal ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari
uraian tersebut dan mendasarkan beberapa kajian teori dan hasil penelitian yang
relevan maka penulis memiliki pendapat atau gagasan. Gagasan penulis
disampaikan berbentuk bagan alur pikir sebagai berikut :
22
Pemanfaatan media
lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar
Proses
pembelajaran
dengan
Proses
pembelajaran
dengan
memanfaatkan media lingkungan
memanfatkan media lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar
sekitar, melibatkan siswa aktif
dengan
dalam
langkah
perencanaan,
pelaksannaan dan tindak lanjut
pemanfatan
sumber
belajar
Hasil meningkat
Gambar 2.3.1
Bagan kerangka pikir
Mulanya tingkat pemahaman siswa masih rendah dalam pelajaran IPA,
khususnya pokok bahasan “energi dan perpindahanya”. Hal yang dialami peserta
didik di SD Negeri 3 Pelem Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan, kesulitan
yang dialami peserta didik pada saat pelajaran IPA berlangsung guru hanya
menjelaskan materi tanpa adanya kegiatan sehingga siswa hanya berimajinasi dan
tidak tahu bagaiman proses yang sebenarnya terjadi, kemudian diadakan tindakan
yaitu penggunaan Lingkungan sebagai sumber belajar, dengan siswa mengalami
secara konkret memperoleh pengetahuan diyakini mereka akan lebih memahami
dan dapat meningkatkan hasil belajar.
23
2.4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan permasalahan diatas maka hipotesis yang diajukan adalah
’’Melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dapat
meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA pokok
bahasan “Energi dan Perpindahanya”di SD Negeri 03 Pelem kecamatan Gabus
Kabupaten Grobogan Semester II tahun pelajaran 2011/2012”.
Download