PEMIKIRAN KECIL TENTANG KONTRIBUSI STRATEGIS IPTEK UNTUK MEWUJUDKAN POROS MARITIM DUNIA OLEH - MUH. DIMYATI DEPUTI SUMBER DAYA IPTEK, KEMENRISTEK DAN DIKTI Jakarta, 10 Desember 2014 Jakarta, 18 Desember 2014 LATAR BELAKANG 2 TRANSPORTASI, PELABUHAN, DAN PENDUKUNGNYA? 3 BIOTA LAUT, IKAN, DAN TAMBANGNYA? 4 SDM, GUGUSAN PULAU, DAN KEAMANANNYA? 5 PEMAHAMAN POROS MARITIM DUNIA PERTAMA, poros maritim dapat dilihat sebagai sebuah visi atau cita-cita mengenai Indonesia yang ingin dibangun. Dalam konteks ini, gagasan poros maritim merupakan sebuah seruan besar untuk kembali ke jati diri Indonesia atau identitas nasional sebagai sebuah negara kepulauan, yang diharapkan akan mewujud dalam bentuk Indonesia sebagai kekuatan maritim yang bersatu (unity), sejahtera (prosperity), dan berwibawa (dignity). KEDUA, poros maritim juga dapat dipahami sebagai sebuah doktrin, yang memberi arahan mengenai tujuan bersama (a sense of common purpose). Sebagai doktrin, Jokowi mengajak bangsa Indonesia melihat dirinya sebagai ”Poros Maritim Dunia, kekuatan di Antara Dua Samudra”. Doktrin ini menekankan realitas geografis, geostrategis, dan geoekonomi Indonesia yang masa depannya tergantung, dan pada saat bersamaan ikut mempengaruhi, dinamika di Samudra Hindia-Samudra Pasifik. 6 PEMAHAMAN POROS MARITIM DUNIA KETIGA, gagasan poros maritim Jokowi tidak berhenti pada level abstraksi dan konseptualisasi. Gagasan itu menjadi operasional ketika platform Jokowi juga memuat sejumlah agenda konkret yang ingin diwujudkan dalam pemerintahannya ke depan. Misalnya, rencana pembangunan ”tol laut” untuk menjamin konektivitas antarpulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, pembangunan pelabuhan, perbaikan transportasi laut, serta fokus pada keamanan maritim, mencerminkan keseriusan dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Dengan kata lain, gagasan poros maritim juga bagian penting dari agenda pembangunan nasional. Catatan: terminologi “maritim” berurusan dengan permukaan laut utamanya transportasi (kapal, pelabuhan, lingkungan), sedangkan “kelautan (lebih luas)” lebih fokus kepada substansi sumber daya laut seperti ikan, biota lain, terumbu karang dan sebagainya, dan “kepulauan” adalah gugusan beberapa buah pulau; kumpulan pulau. MOTIVASI PERWUJUDAN NEGARA MARITIM Bangsa Indonesia harus menjadi bangsa besar dengan menguasai teknologi pembuatan kapal laut serta mampu menguasai dan mengembangkan teknologi dirgantara…….. Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya, bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekedar menjadi jongos-jongos di kapal, bukan. Tetapi bangsa pelaut dalam arti kata cakrawala samudera. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri. (Ir. Soekarno) o Indonesia harus mampu menghubungkan pulau atau daerah terpencil dengan pesawat asli produksi Indonesia. o Indonesia harus menguasai dua teknologi utama yakni maritim dan dirgantara, apabila ingin menjadi bangsa yang besar. (B.J. Habibie) INDONESIA NEGARA KEPULAUAN 1. Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri 17.504 pulau, dengan garis pantai 104 ribu km, & luas laut 5,8 juta km2 , 60% penduduknya di Pesisir. 2. Tercatat 40% barang dan jasa perdagangan diangkut melalui laut. 3. Potensi ekonomi di sektor kelautan, mempunyai nilai lebih dari USD 1,2 triliun per tahun Potensi minyak & gas Indo.70% di laut. 4. Indonesia dikenal sebagai Megabiodiversity memiliki keanekaragaman hayati laut sangat besar. 5. Total Pelabuhan dan Terminal : 2154, terdiri 111 pelabuhan komersial, 1129 pelabuhan non komersial, serta lebih dari 914 Terminal Khusus, dan Jumlah Industri Galangan Kapal ± 250 Perusahaan. INDONESIA NEGARA KEPULAUAN Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 1982, telah menetapkan tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) sebagai alur pelayaran dan penerbangan oleh kapal atau pesawat udara internasional. Ketiga ALKI tersebut dilalui 45% dari total nilai perdagangan dunia atau mencapai sekitar 1.500 dolar AS. POLA KONEKTIFITAS NASIONAL DALAM MP3EI Namun konektifitas lautnya masih memprihatinkan perlu didukung dengan feeder darat (Kereta Api orang/barang), laut (kapal barang/orang), dan udara (pesawat kecil orang/barang) SEBARAN PELABUHAN BERDASAR HIRARKI (DEPHUB) Perlu diprioritaskan percepatan penanganan kepada pelabuhan-pelabuhan Hub Internasional (yang diprioritaskan menjadi International dan National Hub) agar dapat digunakan untuk melabuh kapal-kapal barang-jasa yang bertonase besar, agar bisa mensubtitusi pelabuhan International Hub di “Singapore”. KONSEP PENGEMBANGAN POROS MARITIM KONSEP LAYANAN RUTE TAHAP AWAL PENGEMBANGAN PELABUHAN FEEDER (SUMBER: DEPHUB) KONSEP PENGEMBANGAN POROS MARITIM PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG RENCANA STRUKTUR RUANG NASIONAL (SUMBER: DEPHUB) POTRET SDM DAN IPTEK 15 POTRET SDM PENDIDIKAN TINGGI INDONESIA Perbandingan Komposisi SDM Sumber: KP3EI, 2013 Dalam rangka memperkuat SDM Iptek bangsa, selain penguasaan teknologi, peningkatan kualitas SDM menjadi syarat mutlak untuk peningkatan daya saing dan percepatan proses industrialisasi. Jika dibandingkan Negara-negara OECD maupun Malaysia, kondisi tingkat pendidikan SDM di Indonesia masih sangat jauh tertinggal dari komposisi yang ideal. Jumlah SDM dengan pendidikan tinggi-menengah di Indonesia hanya mencapai kurang dari 30% (yang menempuh pendidikan tinggi masih sekitar 7,20%). Rasio peneliti Indonesia pada tahun 2014 sebesar 551 orang per 1 juta penduduk lebih rendah dibandingkan dengan Turki sebesar 1.730, Cina 1.285, Jepang 7.021, Malaysia 2.384, Singapura 7.199, dan Brazil 1203 peneliti per satu juta penduduk (http://data.uis.unesco.org pada tanggal 11 Juli 2014) POTRET PENDUDUK INDONESIA BONUS DEMOGRAFI Hasil proyeksi penduduk tahun 2010-2035 menunjukkan bahwa Indonesia kini tengah memasuki era bonus demografi dg puncaknya pada 2028-2030. Angka beban tanggungan pada saat puncak bonus demografi tercatat sebesar 46,9, yang artinya untuk setiap 100 penduduk usia produktif (15- 64 tahun) menanggung beban sebanyak 46,9 atau sekitar 47 penduduk usia non- produktif (kurang dari 15 tahun dan 65 tahun ke atas). POTRET BUDAYA PENGGUNAAN ENERGI INDONESIA Konsumsi Energi Indonesia (juta SBM) Elastisitas Energi Antar Negara (1998-2003) Penggunaan energy masih bergantung pada penggunaan tenaga fosil, sehingga kedepan akan diancam oleh kelangkaan (krisis) energy. Apalagi minyak hanya bertahan sampai 2029. Angka elastisitas energy Indonesia masih tinggi (artinya masih BOROS). PERKEMBANGAN IPTEK-INOVASI INDONESIA Sumber teknologi yang digunakan anak bangsa ini masih didominasi oleh produkproduk luar negeri (58%). Artinya apabila kita ingin mandiri teknologi, kita masih harus kerja ekstra keras. Untuk itu perlu pilih-pilih teknologi mana yang bisa digarap dan menjadi andalan anak bangsa. Sumber Teknologi di Industri Manufaktur RENDAHNYA KEMAMPUAN TEKNOLOGI INDONESIA Kemampuan teknologi Indonesia masih sangat rendah dibanding Negara sekitar. Bahkan trendnya turun dari 63,3% (2006) menjadi 55,5% (2011). DUKUNGAN IPTEK STRATEGI PENGEMBANGAN IPTEK HENDAKNYA MEMPERTIMBANGKAN FILOSOFI NEGARA KEPULAUAN, KEINGINAN KELUAR DARI JEBAKAN STATUS NEGARA DENGAN PERTUMBUHAN MENENGAH 21 PRINSIP PENGELOLAAN NEGARA KEPULAUAN Sebagai Negara Kepulauan Pemerintah harus memastikan seluruh warga negaranya “dapat berinteraksi (bahkan berjalan kaki) secara bebas dari Sabang sampai Merauke, serta dari Rote hingga Talaud” sebagai bagian untuk menggapai kesejahteraan hidupnya. Negara harus hadir menyediakan Fasilitas (Wahana Komunikasi, Wahana Transportasi, seperti Pesawat, Kapal, Kereta/Bus artinya kemampuan iptek dan inovasi) untuk memastikan warga negaranya bisa “bertinteraksi (berjalan kaki) bebas” ke semua pelosok negeri. JADI….Negara harus mampu mengelola atau mengurus dan memanfaatkan resources yang dimilikinya untuk sebesar-besarnya bagi kepentingan dan kesejahteraan rakyatnya ESCAPING FROM MIDDLE INCOME TRAP Per capita 2000 2005 2010 2015 2025 2035 2045 $44.50049.000 Prediction target of income percapita HIGH INCOME $12.616 UPPER MIDDLE INCOME $4.086 Russia $ 13.000 Spain $ 31.990 South Korea $ 22.420 Taiwan $ 19.980 2025 $14.25015.500 LOWER MIDDLE INCOME 2010 $ 2.500 $1.036 LOW INCOME 2005 $ 1.203 Innovationdriven stage 50% 20% INNOVATION DRIVEN: Efficiency enhancers Difficult to improve income percapita?? EFFICIENCY DRIVEN: India Indonesia Philipines Vietnam $ $ $ $ 1.510 3.592 2.470 1.400 • Higher education and training • Goods market efficiency • Labor market efficiency • Financial market development • Technological readiness • Market size FACTOR DRIVEN: 2000 $ 657 Innovation and sophistication 30% factors • Business sophistication • R&D Innovation Brazil $ 12.590 China $ 5.450 Malaysia $ 9.980 Mexico $ 10.050 South Africa $ 8.070 Thailand $ 4.970 2012 $ 3.592 COMPETITIVENESS 2045 • Institutions • Infrastructure • Macroeconomic environment • Health and Primary education Sumber: Economist Pocket World in Figures 2014, WEF-GCR 2013 10 % 50% 40% Efficiencydriven stage 5 Basic recuirement % 35% 60% Factor-driven stage STRATEGI PERWUJUDAN POROS MARITIM Pertama, kesiapan sumber daya manusia. Hal ini perlu dimulai dengan melakukan pengarusutamaan wawasan bahari ke dalam proses pendidikan. Indonesia juga perlu menyiapkan keahlian di berbagai bidang kelautan, mulai dari yang bersifat teknis, teknologi, sampai ahli-ahli strategi dan hukum laut internasional. Pada level yang lebih strategis, bangsa Indonesia juga perlu memperkuat kesadaran lingkungan maritim (maritime domain awareness/MDA). Kedua, wawasan bahari dan MDA perlu ditopang oleh, dan dituangkan dalam dokumen Negara untuk melakukan penguatan infrastruktur maritim. Fokus pada pembangunan infrastruktur ini sudah tertuang dalam rencana kerja agenda pembangunan Jokowi-Jusuf Kalla. Ketiga, pembangunan maritim perlu biaya yang besar, ketersediaan teknologi yang cukup, dan waktu yang panjang. Sulit rasanya membayangkan semua itu dapat dilakukan oleh Indonesia secara mandiri, jadi harus membangun kerjasama. JAKSTRAGRAM PENINGKATAN EFEKTIFITAS DUKUNGAN IPTEK 1. Pengembangan Potensi Ekonomi Maritim Di Koridor Ekonomi - Membangun pusat-pusat partumbuhan di setiap pulau, dengan pengembangan klaster industri berbasis sumber daya unggulan (komoditi dan /atau sektor) berbais maritim. Iptek tertentu perlu mendukung undustri berbasis sumberdaya unggulan ini. 2. Penguatan Konektivitas Nasional (locally integrated, internationally connected) - mengurangi transaction cost, mewujudkan sinergi antar pusat pertumbuhan, mewujudkan akses pelayanan yang merata, meliputi : Konektivitas intra dan inter pusat pertumbuhan (tol laut kapal perintis antar pusat pertumbuhan), Konektivitas international (gate perdagangan dan wisatawan ditetapkan sebagai pintu masuk negara Indonesia 2 atau 3 gate), Konektivitas lokal untuk pembangunan inklusif (akses, infra-struktur dan kualitas pelayanan dasar yang merata di seluruh Indonesia- ditetapkan simpul- simpul pelabuhan utama dan komersial), dan Kecukupan listrik, komunikasi, sarpras transportasi (akses jalan dan kendaraan –kereta dan mobil angkutan- ke feeder pendukung). Peran iptek harus lebih banyak mendukung perwujudan konektifitas nasional ini. 25 JAKSTRAGRAM PENINGKATAN EFEKTIFITAS DUKUNGAN IPTEK 3. Pengembangan Tata Kelola Sumberdaya Maritim (Kelautan), yang mengedepankan kemudahan pengelolaan berkelanjutan atas sumberdaya kelautan untuk kesejahteraan bangsa Indonesia (meningkatkan penyerapan tenaga kerja, partumbuhan ekonomi nasional, dan pemerataan pembangunan), 4. Reformasi Birokrasi Yang Menangani Regulasi Dan Perijinan Transportasi, terutama kapal, mulai dari gross akte, ijin ber-layar, sampai kepada penanganan kapal asing keluar dan masuk pelabuhan Indonesia (CIQP = Custom, Immigration, Quarantine, Port Clearance). Proses perizinan masih memakan waktu lama dan banyak punglinya. Hal ini bisa diatasi dengan semua perizinan online dan dilakukan di satu atap (one stop service). Iptek dapat mendukung online system. 5. Pemberantasan Illegal Fishing Yang Merugikan Negara dan mengambil hak nelayan nasional dalam memperoleh hasil tangkapan ikan di laut, mengaktifkan BAKORKAMLA secara efektif. Iptek dapat berpe-ran signifikan dalam teknologi penangkapan, dan pengamanan asset lau nasional, dan sebagainya. 6. Penguatan Kemampuan SDM Dan Iptek Nasional- Meningkatkan kemampuan SDM dan Iptek nasional untuk mendukung pengembangan program utama di bidang kemaritiman (transportasi maritim, energi laut, perikanan, hasil tambang, keamanan, sekolah/pendidikan Maritim, dsb). 26 PENUTUP Poros maritim dunia sebagai visi, cita-cita, doktrin dari sebuah bangsa besar untuk menuju Indonesia yang maju dan sejahtera harus ditindaklanjuti dalam sebuah platform dan program yang kongkritefisien-berkelanjutan. Dalam mengelola Negara kepulauan, Negara harus berani hadir dan mengedepankan ke-Indonesiaannya melalui teknologi yang dihasilkan oleh anak bangsa sendiri, bukan (selalu) membeli barang dan teknologi yang berorientasi murah harganya dari luar negeri (tapi bekas pakai). Membangun poros maritim diperlukan waktu yang tidak sebentar, untuk itu Indonesia perlu memulainya dengan mengerahkan seluruh sumberdaya, termasuk bekerjasama berbagai pihak. Dalam konteks ini, Iptek dapat memberikan kontribusi strategis paling tidak dalam bidang pengembangan ekonomi maritim, penguatan konektifitas maritim nasional, pemberantasan illegal fishing, serta penguatan kemampuan SDM dan Iptek Nasional. TERIMA KASIH Data Yang Dipresentasikan Dirujuk Dari Berbagai Sumber 28 LAMPIRAN BEBERAPA CONTOH KESIAPAN LPNK KEMENRISTEK 29 KESIAPAN INDUSTRI GALANGAN KAPAL NASIONAL TEKNOLOGI ENERGI UNTUK KELISTRIKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL Peningkatan Peran EBT berbasis Teknologi Smart Micro-Grid Untuk Kelistrikan di Daerah • Produksi energi listrik PLTS hingga saat ini setara BBM (126.833 kWh: 3 kWh/l) = 42.277,5 liter, • Bila VRB bekerja normal, maka produksi energi PV sekitar 2.500 kWh/hari ~ setara 833 liter solar (asumsi Peak Sun Hour (PSH) 5 jam/hari), • Optimasi VRB Unit masih berlangsung. 500 kWp PV System 500 kW VRB Storage System Kemitraan : BPPT – PEMKAB SUMBA BARAT DAYA – PT. PLN SASARAN : Smart PLTD Status Pengujian 2014 (Januari-Juni) Mendukung program pemerintah dalam penerapan energi terbarukan, Menurunkan pemakaian BBM – PLTD setempat, Mendukung program Sumba Iconic Island 2025 dalam meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, Meningkatkan kualitas daya listrik pada jaringan PLN, Menurunkan energi listrik losses baik teknis dan non teknis, Meningkatkan kualitas SDM bidang Smart MicroGrid. SISTEM KENDALI KESIAPAN BPPT KESIAPAN LAPAN KESIAPAN LAPAN KESIAPAN LAPAN TEKNOLOGI ENERGI Microturbine Cogeneration Application Project (MCTAP) Aplikasi Microturbine di Hotel Borobudur Kapasitas daya microturbine terpasang 65 kW terhubung paralel dengan suplai PLN. Thermal energi yang bisa didaur-ulang sekitar 89 kW. Total effisiensi meningkat hingga 62 %, dari effisiensi listrik hanya sekitar 25 %. Wind Hybrid Power Generation (WHyPGen) Revitalisasi PLT Hibrid di Nusa Penida, Bali PLTD Jungut Batu, 3 unit PLTD Instaled 750 KW Mampu 310 KW Pusat Beban terletak di Nusa Lembongan Tower Interkoneksi 20 KV Sistem Informasi Manajemen Energi (SIME) Wind Turbine (9 unit) & Solar Cell (2 unit) Installed 795 KW PLTD PLN (9 unit) & Sewa (2 unit) Installed 6.530 KW ; Mampu 4.750 KW Saat Ini PLTD milik PLN Hanya sebagai cadangan Seluruh beban dipikul oleh PLTD Sewa Mitra Kerja: GEF, UNDP, PLN, EBTKE – ESDM, Pemda, Hotel Borobudur FAKTA ILLEGAL FISHING DAN POSISI ALKI Bayangkan, kejahatan illegal fishing yang dilakukan oleh ribuan kapal asing terus saja marak terjadi. Data Badan Pemeriksa Keuangan (2013) menunjukkan, potensi pendapatan sektor perikanan laut kita jika tanpa illegal fishing mencapai Rp. 365 triliun per tahun. Namun, akibat illegal fishing, menurut hitungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (2011), pendapatan tersebut hanya berkisar Rp. 65 triliun per tahun. Jadi ratusan triliun rupiah devisa negara hilang setiap tahun. Di samping itu, kita juga belum pandai memanfaatkan letak geografis Indonesia. Padahal, Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 1982, telah menetapkan tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) sebagai alur pelayaran dan penerbangan oleh kapal atau pesawat udara internasional. Ketiga ALKI tersebut dilalui 45% dari total nilai perdagangan dunia atau mencapai sekitar 1.500 dolar AS. Sayangnya, posisi geografis yang penting itu belum kita manfaatkan dengan baik. Terbukti, kita belum punya pelabuhan-pelabuhan transit bagi kapal niaga internasional yang berlalu lalang di 3 ALKI tadi. TEKNOLOGI DI BIDANG BAHAN BAKAR Coal Upgrading untuk Peningkatan Kinerja PLTU Peran BPPT : Pengkaji Teknologi Solusi Teknologi Intermediasi Latar Belakang : Sebagian besar PLTU tidak berkinerja maksimal karena rendahnya kualitas batubara (nilai kalor < 4200 kkal/kg) Kemandirian Bangsa Batch Sacale Pilot Plant STD di BPPT ± 120 kg/jam Solusi : Peningkatan kinerja PLTU dengan peningkatan nilai kalor batubara Capaian : Teknologi : Steam Tube Dryer Program Mendatang : 1. Intermediasi Pemanfaatan Teknologi Coal Upgrading pada PLTU dan Tambang Batubara 2. Disain Enjiniring 1. Jasa Pengujian Coal Up Grading 2. Jasa Konsultansi ke Pengguna Mitra : 1. Tsukishima Kikai Co. Ltd. (Jepang) 2. PT. Bukit Asam