Kongres Maritim Indonesia Jenderal [Purn.] Luhut Binsar Pandjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Makassar, 9 Agustus 2017 Kongres Maritim Indonesia 1. Indonesia hari ini dan visi masa depan 2. Kemaritiman 3. Infrastruktur Indonesia hari ini dan visi masa depan • Tingkat kepercayaan kepada Pemerintah yang tinggi, baik dari publik dalam negeri maupun dari persepsi internasional • Prospek masa depan Indonesia sangat baik • Penggunaan anggaran yang lebih produktif dan berdampak langsung Tingkat Kepercayaan terhadap Pemerintah: Indonesia #1 di Dunia [Gallup World Poll] Indonesia Hari ini dan Masa Depan Status Investment Grade bunga pinjaman obligasi pemerintah lebih murah, sehingga APBN dapat digunakan untuk alokasi yang lebih produktif GDP Indonesia 2016: US$ 932.259 billion GDP Indonesia 2030: US$ 5.4 trillion [#5] #1 China: US$ 38 T #2 USA: US$ 23.5 T #3 India: US$ 19.5 T #4 Japan: US$ 5.6 T #6 Russia: US$ 4.7 T #7 Germany: US$ 4.7 T #8 Brazil: US$ 4.4 T #9 Mexico: US$ 3.7 T #10 UK: US$ 3.6 T Sumber: Standard & Poor Sumber: World Economic Forum Risiko Utang Indonesia Terjaga • Indonesia dengan defisit yang rendah, menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi • Tambahan utang menjadi lebih kecil dibandingkan tambahan manfaat • Inilah yang disebut utang dikelola dengan baik, terjaga dan hati-hati Rata-rata pertumbuhan PDB satu dekade terakhir Rata-rata defisit satu dekade terakhir World Economic Outlook –IMF April 2017, CEIC Perbandingan Tingkat Utang 2016 [Rasio terhadap PDB dan Tingkat per Kapita] • Indonesia adalah negara yang paling rendah nilai rasio utang terhadap PDB dan tingkat per kapita tahun 2016 • Utang pemerintah memang meningkat, namun perbandingannya dengan Produk Domestik Bruto [PDB], utang Indonesia tetap terkendali • Pemerintah terus melakukan reformasi perpajakan untuk meningkatkan penerimaan negara dan menjaga keberlangsungan keuangan negara. • Kondisi ini menciptakan ketahanan dan kesinambungan fiskal Indonesia berada dalam zona hijau, dengan rasio utang terhadap PDB <30% • 3 lembaga pemeringkat kredit internasional menggolongkan Indonesia sebagai negara ‘layak investasi’ [investment grade] • Artinya, Indonesia mempunyai kemampuan bayar yang tinggi dengan risiko gagal bayar yang sangat rendah The Snow-Ball of Debt Tantangan Indonesia Saat ini dan Strategi Pengelolaan Ketimpangan antara Jawa dan Luar Jawa • Kebutuhan Peningkatan Infrastruktur Pengembangan SDM dan Penciptaan Lapangan Pekerjaan • • Tantangan: Konsentrasi Ekonomi di Jawa dan Sumatera Pertumbuhan ekonomi terkait erat dengan pertumbuhan industri Sumatera 23.0% 8.8% Jawa 57.4% Konsentrasi Pertumbuhan Industri [Bank Dunia] 5.6% 2.3% 2.9% PDB Indonesia 2014 [Sumber: BPS] Pertumbuhan Ekonomi 2016 per Provinsi Sulteng: 9,98% Kepri 5,03% Sumut 5,18% Aceh 3,31% Sumsel 5,03% Riau 2,23% Sumbar 5,26% Babel 4,11% Jambi 4,37% Bengkulu 5,30% Lampung 5,15% DKI 5,85% Jabar 5,67% Banten 5,26% Kalbar 5,22% Kalsel Sulbar 4,38% 6,03% Kaltara 3,75% Sulut 6,17% Gorontalo 6,52% Malut 5,77% Kalteng 6,36% Jateng 5,28% DIY 5,05% NTB 5,82% Bali 6,24% Jatim 5,55% Kaltim -0,38% Papua Barat 4,52% Papua 9,21% Sultra Maluku 6,51% 5,76% NTT 5,18% Sulsel 7,41% Nasional: 5,02% 1. Sulawesi Tengah: 9,98% 34. Kalimantan Timur: - 0,38% Strategi Pembangunan Baru untuk Mendorong Pertumbuhan Berkeadilan Strategi Pembangunan Indonesia Centric • • Mendorong pertumbuhan di luar Jawa Mengembangkan dan membangun infrastruktur di luar Jawa Peningkatan Dayasaing • • • Meningkatkan kualitas SDM Menciptakan iklim investasi yang kondusif Mengembangkan konektivitas nasional Komoditas vs. Nilai Tambah • • • Melarang ekspor bahan mentah Mengembangkan UMKM Menyediakan insentif Kualitas Alokasi Belanja Pemerintah Lebih Produktif Rp Triliun Subsidi Energi 2009 – 2014: Rp 1.486 T Pembangunan Jalan Tol di Indonesia 1973 – 2017 [km] Joko Widodo 568 Susilo Bambang Yudhoyono 212 Megawati Soekarnoputri 34 Abdurrahman Wahid 5.5 B.J. Habibie 7.2 Suharto 490 Pemanfaatan Dana Desa Infrastruktur Meter Jalan 50.378.782 Jembatan 412.199 Unit Embung 628 Air Bersih 15.948 Pasar 1.557 Polindes 2.448 PAUD 9.727 Posyandu 5.485 Perahu 1.068 Drainase 49.558 Sumur 11.626 Irigasi 10.609 Peningkatan Akses dan Layanan Kesehatan Peningkatan Akses dan Layanan Pendidikan Bonus Demografi dan Tingkat Pendidikan “Bonus Demografi” Usia Kerja ~ 70% Universitas Diploma I,II,III SMK SMA SMP Anak-anak 25% Orangtua 5% SD atau tidak tamat SD 4.60% 3.20% 1.80% • ~ 50% penduduk Indonesia berpendidikan SD atau tidak tamat SD 2.70% 2.20% 1.60% • ~ 5% lulusan Pendidikan Tinggi 7.80% 6.20% 5.50% 14.60% 12.70% 10.30% 18.90% 20.20% 17.70% 2010 51.50% 55.50% 63.00% 2006 2001 Kemaritiman • Potensi ekonomi Maritim luar biasa • Fungsi laut sebagai pemersatu NKRI • Pembangunan dengan konsep nilai tambah Peristiwa Penting Perkembangan Indonesia sebagai Negara Maritim Konvensi Maritim Nasional I Sumpah Palapa 1336 1945 Sumpah Pemuda 1957 Nawacita Poros Maritim UNCLOS [1982]: Indonesia sebagai Negara Kepulauan Proklamasi Kemerdekaan 1928 Departemen Eksplorasi Kelautan dan Perikanan 1963 1982 1985 Wawasan Nusantara Deklarasi Djoeanda 1996 2000 2005 2014 Asas Cabotage Konvensi Benua Maritim “Sebagai negara maritim; samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera, dan memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan semuanya, sehingga 'Jalesveva Jayamahe', di laut justru kita jaya, sebagai semboyan kita di masa lalu bisa kembali” [Kutipan Pidato Pelantikan Presiden Jokowi, 20 Oktober 2014] Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2017: 7 Pilar Kebijakan Kelautan Indonesia Potensi Ekonomi Maritim Sumberdaya Non Konvensional Hutan Mangrove 15% 1% US$ 8 Sumberdaya US$ 120 Pulau-Pulau Kecil 9% Perikanan Tangkap 1% US$ 200 US$ 12 US$ 210 US$ 100 US$ 200 Industri Jasa Maritim 15% Akuakultur 16% Industri Pengolahan Ikan 7% US$ 180 US$ 30 US$ 60 US$ 210 Billion/year Transportasi Laut 2% Wisata Bahari 4% Industri Bioteknologi 14% Pertambangan dan Energi 16% Potensi Ekonomi Maritim Indonesia US$ 1,33 triliun per tahun BPS, 2015 Eksplorasi Ikan Lautdalam Indonesia Jepang [2003 – 2004] Kerjasama KKP – BPPT – Jepang Ditemukan 370+ spesies pada kedalaman hingga ~237 meter. +|- 10% belum pernah ditemukan sebelumnya Keanekaragaman Hayati Laut Indonesia Potensi besar untuk obat-obatan, kosmetik, dll. hasil kerjasama riset Indonesia – Amerika di perairan utara Sulawesi 2010 Potensi Migas di Laut [Dalam] Sumberdaya Migas di darat sudah sangat sedikit Deepwater Area Posisi Geostrategis Indonesia • Posisi geostrategis berpotensi menjadikan Indonesia negara utama maritim dunia • Perdagangan dunia 70% di kawasan Asia Pasifik, 45% melalui ALKI • Indonesia harus meningkatkan kualitas dan kinerja pelabuhan-pelabuhan Tanjung Priok Tanjung Perak Batam Indonesia Port Klang Tanjung Pelepas Port of Singapore Target Indonesia Kedalaman rata-rata pelabuhan di Indonesia: 8 meter [500 TEUs Peti Kemas] Untuk menurunkan biaya logitik 50%, diperlukan pelabuhan dengan kedalaman 12 meter [3.000 TEUs] Meningkatkan Efisiensi Pelabuhan untuk Menurunkan Biaya Logistik Efisiensi pelabuhan dan Biaya BBM yang kompetitif akan menurunkan biaya angkutan laut secara signifikan 13.4% 100% 90% 2. Biaya Bahan Bakar: Saat ini harga BBM kapal ~30% lebih tinggi dibandingkan singapura. Perlu dievaluasi dengan Pertamina untuk penurunan harga serta membuka pasar untuk penyedia BBM yang baru. 13.7% 80% 27.7% 70% 60% 50% 1. Tingginya Biaya Pelabuhan: Sistem operasi yang tidak efisien, pungli yang masih tinggi. 45.2% 3. Biaya Modal: Terkait dengan tingkat suku bunga yang tidak kompetitif. Perlu menjaga stabilitas makro dan inflasi untuk menurunkan suku bunga 40% 30% 20% 10% 0% Pelabuhan BBM Operasi Modal Sumber: analisis perusahaan public di bidang pelayaran Pembangunan Infrastruktur Konektivitas • 5 Pelabuhan Laut dalam: Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, Bitung • 19 Feeder Ports • 100 sub-feeder ports • 15 Bandara baru • Pengembangan 9 Bandara Kargo • Pengembangan 25 bandara di daerah terluar dan daerah rawan bencana Pengembangan Kawasan Pertumbuhan Kebijakan: Membangun pusat pertumbuhan ekonomi berbasis gas di kawasan timur dan di kawasan perbatasan Indonesia 1. Pengembangan kawasan 2. Pengembangan industri turunan 3. Kajian Lingkungan 4. Kapasitas Nasional 5. Penyiapan SDM Masela Natuna Program Tol Laut • Memastikan kehadiran Negara dalam hal ketersediaan [availability], keterjangkauan [accessibility], dan kemampuan [affordability] terhadap bahan-bahan pokok di pulau-pulau terluar, terpencil, dan terbelakang • Pemerintah menyediakan subsidi biaya transportasi dan biaya logistik • Menggunakan transportasi multimodaa, yaitu: laut, udara, darat, dan sungai • Sinergi BUMN menyediakan Pusat Logistik “Rumah Kita” di ~30 daerah terpencil Evaluasi dan Tindaklanjut 1. Disparitas harga berkurang cukup signifikan 2. Muatan, khususnya muatan balik, tidak optimal 3. Belum menjangkau hingga pulau terpencil, termasuk pulau terluar di wilayah barat 4. Waktu perjalanan terlalu lama 5. Kurang alat bongkar muat Gerakan Indonesia Bersih • • • • • • Indonesia penghasil sampah plastik #2 [setelah Tiongkok] dengan jumlah sampah plastik 0,48 – 1,29 juta ton/tahun 80% sampah plastik laut berasal dari darat Sampah plastik mengganggu kesehatan dan industri pariwisata Inpres No. 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental Kemenko Maritim sebagai Koordinator Program Indonesia Bersih Pemanfaatan sampah plastik untuk pelapisan jalan [kerjasama dengan India] Mendapat dukungan dunia internasional Rencana Aksi Nasional 1. Peningkatan kesadaran pemangku kepentingan 2. Pengendalain sampah plastik terestrial dan pesisir 3. Pengendalian sampah laut 4. Mekanisme pendanaan dan penguatan kelembagaan Daya Saing Pariwisata Indonesia yang Rendah Dipengaruhi oleh Buruknya Tatakelola Sampah No. Sub Index / Pillar Travel and Tourism Competitiveness Index 2015 I ENABLING ENVIRONMENT 1 Business Environment 2 Safety and Security Singapore Malaysia Thailand Indonesia Philippines Vietnam 11 5 1 8 25 40 10 42 35 74 38 132 50 80 63 83 74 90 60 128 75 73 66 75 3 Health and Hygiene 61 73 89 109 91 83 4 5 Human Resources and Labour Market ICT Readiness TRAVEL AND TOURISM POLICY AND ENABLING CONDITION Prioritization of Travel and Tourism International Openness Price Competitiveness Environmental Sustainability INFRASTRUCTURE Air Transport Infrsatructure Ground and Port Infrastructure Tourist Service Infrastructure NATURAL AND CULTURAL RESOURCES Natural Resources Cultural Resources and Business Travel 3 10 30 54 29 60 53 85 42 86 55 97 1 24 49 9 17 112 4 1 116 51 5 6 2 34 40 69 22 56 46 6 119 41 21 35 68 24 26 27 40 49 36 116 37 17 71 21 21 16 34 15 55 3 134 75 39 77 101 17 19 25 27 29 24 112 82 67 93 82 56 49 62 119 89 22 132 94 68 87 105 33 40 33 II 6 7 8 9 III 10 11 12 IV 13 14 Sumber: Travel and Tourism Competitiveness Index 10 Destinasi Pariwisata Strategis Kepulauan Seribu Wakatobi Morotai Lake Toba Tanjung Kelayang • Improving infrastructure, environment, promotion, and local people participation • “Single Destination, Single Management” Tanjung Lesung • Target: 20 million international tourists in 2019 Borobudur Bromo – Tengger – Semeru Mandalika Labuhan Bajo Kawasan Industri di Luar Jawa Kuala Tanjung Alumina, CPO Sei Mangkei CPO Processing Ketapang Alumina Landak Rubber, CPO Palu Rattan, Rubber, Cacao, Smelter Bitung Agroindustry, Logistics Buli Ferronickel, Stainless Steel Smelter Tanggamus Maritime, Logistics Jorong Downstream Minerals [Bauxite], CPO Batulicin Iron, Steel Konawe Bantaeng Ferronickel, Ferronickel, [downstream] Stainless [downstream] Stainless Steel Smelter Steel Smelter Gulf of Bintuni Oil & Gas, Fertilizer Morowali Ferronickel, [downstream] Stainless Steel Smelter Kawasan Industri Morowali 2.000 ha Port Power Plant Ferro Nickel Smelter Manufacturing Processing Zone Production Research Residential 45% industrial 24% power plant and processing 28% residential Pengembangan Kawasan Industri Morowali 1. Investasi mencapai Rp 78 triliun, yang digunakan untuk membangun industri sekaligus infrastruktur penunjang. Adapun infrastruktur lain yang dibangun termasuk pelabuhan, bandara, dan rumah sakit 2. Proyek terdiri dari: • Smelter 1 (sudah ekspor): Berkapasitas 300 ribu ton per tahun (beroperasi sejak januari 2015), yang dilengkapi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 2x65 MW. Smelter ini akan terintegrasi dengan pabrik stainless steel berkapasitas 1 juta ton per tahun yang akan beroperasi November 2016. • Smelter 2 (sudah beroperasi sejak Januari 2016): Berkapasitas 600 ribu ton per tahun. Perusahaan ini juga membangkit PLTU berkapasitas 2x150 megawatt (MW). • Dalam tahap pembangunan Smelter 3 dan stainless steel berkapasitas 1 juta per tahun. Fasilitas ini dilengkapi PLTU 2x150 MW, yang sampai saat ini sudah rampung. • Rencana investasi baru berupa pabrik carbon steel dan power plant dengan total investasi US$ 1.7 miliar 3. Proyek ini sejak 2010-2017 sudah memberi pendapatan pajak dan royalti sebesar Rp 1.7 trilyun dan ekspor lebih dari US$ 1 miliar 4. Total pekerja adalah sebesar 11.000 orang dengan Tenaga kerja asing (China) saat ini di bawah 20% dari total pekerja, akan diturunkan ke bawah 10% bila pembangunan fasilitas pabrik sudah selesai. Infrastruktur • • Kondisi infrastruktur Indonesia perlu ditingkatkan Proyek-proyek Strategis Nasional dan Skenario Pembiayaan • Upaya Menarik Investasi Internasional Indeks Infrastruktur 2016 • Krisis ekonomi 1998/1999 mengharuskan Indonesia mengelola dampak krisis agar perekonomian stabil dan memastikan lembaga keuangan sehat dan kuat • Akibatnya, selama 20 tahun pembangunan infrastruktur tertunda sehingga pembangunan infrastruktur menjadi kebutuhan saat ini Ketersediaan infrastruktur Indonesia lebih rendah daripada rata-rata Proyek Strategis Nasional • 243 Proyek dan 2 Program • Total investasi: US$ 305 miliar Kalimantan 23 Proyek US$ 43 miliar Sulawesi 25 Proyek US$ 13 miliar Jalan: 74 Air bersih & Sanitasi: 9 Kereta Api: 23 Bendungan: 55 Pelabuhan: 10 Papua 13 Proyek US$ 33 miliar Bandara: 7 Kawasan: 30 Sumatera 61 Proyek US$ 44 miliar Jawa 95 Proyek US$ 73 miliar Bali & Nusa Tenggara ICT: 4 Perumahan: 3 Smelter: 6 Kawasan Berikat: 3 Energi: 12 Listrik 35 GW 15 Proyek US$ 0.8 miliar Luar Jawa: US$ 133,8 miliar [137 Proyek] , Jawa: US$ 73 miliar Irigasi: 7 Pesawat Terbang Nasional Cakupan nasional: 11 Proyek dan 2 Programs [US$ 98 miliar] KPPIP, Maret 2017 Perlu Menambah Armada Kapal Nasional Armada kapal Indonesia kurang berperan dalam pengangkutan kargo internasional Jumlah kapal penumpang sedikit Kargo Domestik Armada Nasional Internasional 360 Juta Ton 1,3 Juta Ton 99.65 % 0.35 % Kapal Ikan 19.458 Kapal Penumpang: 1.298 Penumpang Kargo Internasional Armada Nasional Internasional 61 Juta Ton 540 Juta Ton 10 % 90 % Sumber: INSA, Pelindo II, data 2013 Kapal Barang 20.609 Bulk Carrier Ferry Petikemas Ro-Ro LCT Tanker Tongkang General Cargo Tunda Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara [NCICD] Laju penurunan muka tanah Pluit, Muara Baru 360 m [PUPR] Skema Opsi-opsi Pembangunan dan Pembiayaan 2015 2018 2022 2025 Skenario 1 2028 Review Land Subsidence 90 T Updated Masterplan NCICD 2016 M D = 69 T 116 T 43 T D 2040 116 T (Opsional) O Skenario 2 Usulan PMU NCICD 2017 2030 A+ = Selisih investasi jika land subsidence melambat Skenario 1 : jika land subsidence dapat diperlambat tahun 2028, hanya membutuhkan tahap D-M Skenario 2 : jika land subsidence tidak dapat diperlambat, tahap O perlu dilakukan O Perlu kajian keberlanjutan penurunan tanah untuk memutuskan pilihan skenario = 47 T = Selisih investasi jika land subsidence tidak dapat diperlambat Selisih investasi yang dibutuhkan dengan asumsi : 1- Land subsidence dapat diperlambat, fase D-M akan lebih hemat 69 T dibandingkan fase D-A-O 2- Land subsidence tidak dapat diperlambat, fase D-M-O akan lebih besar 47 T dibandingkan fase D-A-O Pembiayaan Utang dan Anggaran Infrastruktur • • • Masalah infrastruktur dan konektivitas menimbulkan biaya ekonomi tinggi, sehingga murunkan dayasaing nasional Inilah alasan pemerintah mengakselerasi pembangunan infrastruktur demi mengejar ketertinggalan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Ketidakpastian ekonomi global membuat pemerintah mengambil kebijakan fiskal ekspansif untuk mendorong perekonomian tetap tumbuh dan melindungi masyarakat Triliun Proposal Kerjasama Investasi berbasis Pengembangan Wilayah Terpadu • Pemerintah Indonesia menyampaikan proposal secara rinci kepada mitra internasional • Topik kerjasama: – Pengembangan koridor ekonomi terpadu di Sumatra Utara, Sulawesi Utara, Kalimantan Utara, dan Bali – Kerjasama industri berbasis teknologi tinggi [Tsinghua University] – Mitra potensial: RRT Menko Maritim Forum RI – RRT Wamen Perdagangan RRT Tsing San, Delong, IMIP CCCC CDB Proposal Kerjasama Investasi berbasis Pengembangan Wilayah Terpadu Sumatera Utara • Kawasan Industri • Pelabuhan dan Sentra Logistik • Bandara dan Aerocity • Pariwisata dan MICE • Infrastruktur Konektivitas Kalimantan Utara • Sentra Energi dan Mineral • Kawasan Industri • Infrastruktur Konektivitas Bali • Infrstruktur Konektivitas • Pusat Unggulan Industri Teknologi Tinggi Sulawesi Utara • Kawasan Industri • Pelabuhan dan Sentra Logistik • Pariwisata dan MICE • Infrastruktur Konektivitas Topik Khusus • Biodiesel B5 • Teknologi Tinggi Tiongkok Adalah Salah Satu Sumber Investasi Dunia • Tiongkok adalah sumber FDI ke 2 di dunia dengan US$ 217 miliar tahun 2016, tumbuh 25% dibandingkan 2015 • Amerika Serikat, sumber utama FDI dunia, pada 2016 total investasi mereka ke luar negeri turun sebesar 1% 350 322 318 Sumber FDI Dunia [US$ Miliar] 300 250 217 200 174 129 150 145 100 50 United States China 2015 2016 Sumber: IMF dan OECD Japan World Economic Forum Proses Pengambilan Keputusan di Pemerintahan Sidang Kabinet | Rapat Kabinet Terbatas Rapat Koordinasi Antar-Kemenko Kemenko Polhukam o Ratas dapat dilakukan beberapa kali seminggu, hanya dengan menteri terkait, sehingga pembahasan cepat dan fokus. o Pengelolaan negara dilakukan secara terstruktur dan baik. Kemenko PMK Kemenko Ekonomi Kementerian | Lembaga Masalah Pembangunan | Dinamika Politik Keputusan, Kebijakan Perpres | PP, dll. Kemenko Maritim Kongres Maritim Indonesia Jenderal [Purn.] Luhut Binsar Pandjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Makassar, 9 Agustus 2017