Jenderal [Purn.] Luhut Binsar Pandjaitan Menteri

advertisement
Kongres Maritim Indonesia
Jenderal [Purn.] Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
Makassar, 9 Agustus 2017
Kongres Maritim Indonesia
1. Indonesia hari ini dan visi masa depan
2. Kemaritiman
3. Infrastruktur
Indonesia hari ini dan visi masa depan
•
Tingkat kepercayaan kepada Pemerintah yang tinggi, baik dari publik dalam
negeri maupun dari persepsi internasional
• Prospek masa depan Indonesia sangat baik
• Penggunaan anggaran yang lebih produktif dan berdampak langsung
Tingkat Kepercayaan terhadap Pemerintah:
Indonesia #1 di Dunia
[Gallup World Poll]
Indonesia Hari ini dan Masa Depan
Status Investment Grade  bunga pinjaman obligasi
pemerintah lebih murah, sehingga APBN dapat digunakan
untuk alokasi yang lebih produktif
GDP Indonesia 2016: US$ 932.259 billion
GDP Indonesia 2030: US$ 5.4 trillion [#5]
#1 China: US$ 38 T
#2 USA: US$ 23.5 T
#3 India: US$ 19.5 T
#4 Japan: US$ 5.6 T
#6 Russia: US$ 4.7 T
#7 Germany: US$ 4.7 T
#8 Brazil: US$ 4.4 T
#9 Mexico: US$ 3.7 T
#10 UK: US$ 3.6 T
Sumber: Standard & Poor
Sumber: World Economic Forum
Risiko Utang Indonesia Terjaga
• Indonesia dengan defisit
yang rendah, menjadi
salah satu negara dengan
pertumbuhan ekonomi
yang paling tinggi
• Tambahan utang menjadi
lebih kecil dibandingkan
tambahan manfaat
• Inilah yang disebut utang
dikelola dengan baik,
terjaga dan hati-hati
Rata-rata pertumbuhan PDB satu dekade terakhir
Rata-rata defisit satu dekade terakhir
World Economic Outlook –IMF April 2017, CEIC
Perbandingan Tingkat Utang 2016
[Rasio terhadap PDB dan Tingkat per Kapita]
• Indonesia adalah negara yang paling
rendah nilai rasio utang terhadap PDB
dan tingkat per kapita tahun 2016
• Utang pemerintah memang meningkat,
namun perbandingannya dengan
Produk Domestik Bruto [PDB], utang
Indonesia tetap terkendali
• Pemerintah terus melakukan reformasi
perpajakan untuk meningkatkan
penerimaan negara dan menjaga
keberlangsungan keuangan negara.
• Kondisi ini menciptakan ketahanan dan
kesinambungan fiskal
Indonesia berada dalam zona hijau,
dengan rasio utang terhadap PDB <30%
• 3 lembaga pemeringkat kredit internasional menggolongkan
Indonesia sebagai negara ‘layak investasi’ [investment grade]
• Artinya, Indonesia mempunyai kemampuan bayar yang tinggi
dengan risiko gagal bayar yang sangat rendah
The Snow-Ball of Debt
Tantangan Indonesia Saat ini dan Strategi Pengelolaan
Ketimpangan antara Jawa dan Luar Jawa
• Kebutuhan Peningkatan Infrastruktur
Pengembangan SDM dan Penciptaan Lapangan Pekerjaan
•
•
Tantangan: Konsentrasi Ekonomi di Jawa dan Sumatera
Pertumbuhan ekonomi terkait erat dengan pertumbuhan industri
Sumatera
23.0%
8.8%
Jawa
57.4%
Konsentrasi Pertumbuhan Industri [Bank Dunia]
5.6%
2.3%
2.9%
PDB Indonesia 2014 [Sumber: BPS]
Pertumbuhan Ekonomi 2016 per Provinsi
Sulteng: 9,98%
Kepri
5,03%
Sumut
5,18%
Aceh
3,31%
Sumsel
5,03%
Riau
2,23%
Sumbar
5,26%
Babel
4,11%
Jambi
4,37%
Bengkulu
5,30%
Lampung
5,15%
DKI
5,85%
Jabar
5,67%
Banten
5,26%
Kalbar
5,22%
Kalsel Sulbar
4,38% 6,03%
Kaltara
3,75%
Sulut
6,17%
Gorontalo
6,52%
Malut
5,77%
Kalteng
6,36%
Jateng
5,28%
DIY
5,05%
NTB
5,82%
Bali
6,24%
Jatim
5,55%
Kaltim
-0,38%
Papua Barat
4,52%
Papua
9,21%
Sultra Maluku
6,51% 5,76%
NTT
5,18%
Sulsel
7,41%
Nasional: 5,02%
1. Sulawesi Tengah: 9,98%
34. Kalimantan Timur: - 0,38%
Strategi Pembangunan Baru
untuk Mendorong Pertumbuhan Berkeadilan
Strategi
Pembangunan
Indonesia Centric
•
•
Mendorong pertumbuhan di luar Jawa
Mengembangkan dan membangun
infrastruktur di luar Jawa
Peningkatan
Dayasaing
•
•
•
Meningkatkan kualitas SDM
Menciptakan iklim investasi yang kondusif
Mengembangkan konektivitas nasional
Komoditas vs.
Nilai Tambah
•
•
•
Melarang ekspor bahan mentah
Mengembangkan UMKM
Menyediakan insentif
Kualitas Alokasi Belanja Pemerintah
Lebih Produktif
Rp Triliun
Subsidi Energi
2009 – 2014:
Rp 1.486 T
Pembangunan Jalan Tol di Indonesia 1973 – 2017 [km]
Joko Widodo
568
Susilo Bambang Yudhoyono
212
Megawati Soekarnoputri
34
Abdurrahman Wahid
5.5
B.J. Habibie
7.2
Suharto
490
Pemanfaatan Dana Desa
Infrastruktur
Meter
Jalan
50.378.782
Jembatan
412.199
Unit
Embung
628
Air Bersih
15.948
Pasar
1.557
Polindes
2.448
PAUD
9.727
Posyandu
5.485
Perahu
1.068
Drainase
49.558
Sumur
11.626
Irigasi
10.609
Peningkatan Akses dan Layanan Kesehatan
Peningkatan Akses dan Layanan Pendidikan
Bonus Demografi dan Tingkat Pendidikan
“Bonus Demografi”
Usia Kerja
~ 70%
Universitas
Diploma I,II,III
SMK
SMA
SMP
Anak-anak 25%
Orangtua 5%
SD atau tidak tamat SD
4.60%
3.20%
1.80%
• ~ 50% penduduk
Indonesia berpendidikan
SD atau tidak tamat SD
2.70%
2.20%
1.60%
• ~ 5% lulusan Pendidikan
Tinggi
7.80%
6.20%
5.50%
14.60%
12.70%
10.30%
18.90%
20.20%
17.70%
2010
51.50%
55.50%
63.00%
2006
2001
Kemaritiman
• Potensi ekonomi Maritim luar biasa
• Fungsi laut sebagai pemersatu NKRI
• Pembangunan dengan konsep nilai tambah
Peristiwa Penting Perkembangan
Indonesia sebagai Negara Maritim
Konvensi Maritim
Nasional I
Sumpah
Palapa
1336
1945
Sumpah Pemuda
1957
Nawacita
Poros Maritim
UNCLOS [1982]: Indonesia
sebagai Negara Kepulauan
Proklamasi
Kemerdekaan
1928
Departemen Eksplorasi
Kelautan dan Perikanan
1963
1982
1985
Wawasan Nusantara
Deklarasi Djoeanda
1996
2000
2005
2014
Asas Cabotage
Konvensi Benua Maritim
“Sebagai negara maritim; samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama
memunggungi laut, memunggungi samudera, dan memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan semuanya,
sehingga 'Jalesveva Jayamahe', di laut justru kita jaya, sebagai semboyan kita di masa lalu bisa kembali”
[Kutipan Pidato Pelantikan Presiden Jokowi, 20 Oktober 2014]
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2017:
7 Pilar Kebijakan Kelautan Indonesia
Potensi Ekonomi Maritim
Sumberdaya Non
Konvensional
Hutan Mangrove 15%
1%
US$ 8
Sumberdaya
US$ 120
Pulau-Pulau Kecil
9%
Perikanan Tangkap
1%
US$ 200
US$ 12
US$ 210
US$ 100
US$ 200
Industri Jasa Maritim
15%
Akuakultur
16%
Industri Pengolahan
Ikan
7%
US$ 180
US$ 30
US$ 60
US$ 210
Billion/year
Transportasi Laut
2%
Wisata Bahari
4%
Industri Bioteknologi
14%
Pertambangan dan Energi
16%
Potensi Ekonomi Maritim Indonesia US$ 1,33 triliun per tahun
BPS, 2015
Eksplorasi Ikan Lautdalam
Indonesia Jepang [2003 – 2004]
Kerjasama KKP – BPPT – Jepang
Ditemukan 370+ spesies pada kedalaman
hingga ~237 meter. +|- 10% belum pernah
ditemukan sebelumnya
Keanekaragaman Hayati Laut Indonesia
Potensi besar untuk obat-obatan, kosmetik, dll.
hasil kerjasama riset Indonesia – Amerika di perairan utara Sulawesi 2010
Potensi Migas di Laut [Dalam]
Sumberdaya Migas di darat sudah sangat sedikit
Deepwater Area
Posisi Geostrategis Indonesia
• Posisi geostrategis berpotensi menjadikan Indonesia negara utama maritim dunia
• Perdagangan dunia 70% di kawasan Asia Pasifik, 45% melalui ALKI
• Indonesia harus meningkatkan kualitas dan kinerja pelabuhan-pelabuhan
Tanjung Priok
Tanjung Perak
Batam
Indonesia
Port Klang
Tanjung Pelepas
Port of Singapore
Target Indonesia
Kedalaman rata-rata pelabuhan di Indonesia: 8 meter [500 TEUs Peti Kemas]
Untuk menurunkan biaya logitik 50%, diperlukan pelabuhan dengan kedalaman 12 meter [3.000 TEUs]
Meningkatkan Efisiensi Pelabuhan
untuk Menurunkan Biaya Logistik
Efisiensi pelabuhan dan Biaya BBM yang kompetitif akan
menurunkan biaya angkutan laut secara signifikan
13.4%
100%
90%
2. Biaya Bahan Bakar: Saat ini harga BBM
kapal ~30% lebih tinggi dibandingkan
singapura. Perlu dievaluasi dengan Pertamina
untuk penurunan harga serta membuka pasar
untuk penyedia BBM yang baru.
13.7%
80%
27.7%
70%
60%
50%
1. Tingginya Biaya Pelabuhan: Sistem operasi
yang tidak efisien, pungli yang masih tinggi.
45.2%
3. Biaya Modal: Terkait dengan tingkat suku
bunga yang tidak kompetitif. Perlu menjaga
stabilitas makro dan inflasi untuk menurunkan
suku bunga
40%
30%
20%
10%
0%
Pelabuhan
BBM
Operasi
Modal
Sumber: analisis perusahaan public di bidang pelayaran
Pembangunan Infrastruktur Konektivitas
• 5 Pelabuhan Laut dalam:
Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung
Perak, Makassar, Bitung
• 19 Feeder Ports
• 100 sub-feeder ports
• 15 Bandara baru
• Pengembangan 9 Bandara Kargo
• Pengembangan 25 bandara di daerah
terluar dan daerah rawan bencana
Pengembangan Kawasan Pertumbuhan
Kebijakan: Membangun pusat
pertumbuhan ekonomi berbasis
gas di kawasan timur dan di
kawasan perbatasan Indonesia
1. Pengembangan kawasan
2. Pengembangan industri turunan
3. Kajian Lingkungan
4. Kapasitas Nasional
5. Penyiapan SDM
Masela
Natuna
Program Tol Laut
• Memastikan kehadiran Negara dalam hal ketersediaan [availability], keterjangkauan
[accessibility], dan kemampuan [affordability] terhadap bahan-bahan pokok di pulau-pulau
terluar, terpencil, dan terbelakang
• Pemerintah menyediakan subsidi biaya transportasi dan biaya logistik
• Menggunakan transportasi multimodaa, yaitu: laut, udara, darat, dan sungai
• Sinergi BUMN menyediakan Pusat Logistik “Rumah Kita” di ~30 daerah terpencil
Evaluasi dan Tindaklanjut
1. Disparitas harga berkurang cukup
signifikan
2. Muatan, khususnya muatan balik, tidak
optimal
3. Belum menjangkau hingga pulau terpencil,
termasuk pulau terluar di wilayah barat
4. Waktu perjalanan terlalu lama
5. Kurang alat bongkar muat
Gerakan Indonesia Bersih
•
•
•
•
•
•
Indonesia penghasil sampah plastik #2 [setelah Tiongkok]
dengan jumlah sampah plastik 0,48 – 1,29 juta ton/tahun
80% sampah plastik laut berasal dari darat
Sampah plastik mengganggu kesehatan dan industri pariwisata
Inpres No. 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi
Mental  Kemenko Maritim sebagai Koordinator Program
Indonesia Bersih
Pemanfaatan sampah plastik untuk pelapisan jalan [kerjasama
dengan India]
Mendapat dukungan dunia internasional
Rencana Aksi Nasional
1. Peningkatan kesadaran pemangku
kepentingan
2. Pengendalain sampah plastik
terestrial dan pesisir
3. Pengendalian sampah laut
4. Mekanisme pendanaan dan
penguatan kelembagaan
Daya Saing Pariwisata Indonesia yang Rendah
Dipengaruhi oleh Buruknya Tatakelola Sampah
No.
Sub Index / Pillar
Travel and Tourism Competitiveness Index 2015
I
ENABLING ENVIRONMENT
1 Business Environment
2 Safety and Security
Singapore
Malaysia
Thailand
Indonesia
Philippines
Vietnam
11
5
1
8
25
40
10
42
35
74
38
132
50
80
63
83
74
90
60
128
75
73
66
75
3
Health and Hygiene
61
73
89
109
91
83
4
5
Human Resources and Labour Market
ICT Readiness
TRAVEL AND TOURISM POLICY AND
ENABLING CONDITION
Prioritization of Travel and Tourism
International Openness
Price Competitiveness
Environmental Sustainability
INFRASTRUCTURE
Air Transport Infrsatructure
Ground and Port Infrastructure
Tourist Service Infrastructure
NATURAL AND CULTURAL RESOURCES
Natural Resources
Cultural Resources and Business Travel
3
10
30
54
29
60
53
85
42
86
55
97
1
24
49
9
17
112
4
1
116
51
5
6
2
34
40
69
22
56
46
6
119
41
21
35
68
24
26
27
40
49
36
116
37
17
71
21
21
16
34
15
55
3
134
75
39
77
101
17
19
25
27
29
24
112
82
67
93
82
56
49
62
119
89
22
132
94
68
87
105
33
40
33
II
6
7
8
9
III
10
11
12
IV
13
14
Sumber: Travel and Tourism Competitiveness Index
10 Destinasi Pariwisata Strategis
Kepulauan Seribu
Wakatobi
Morotai
Lake Toba
Tanjung Kelayang
• Improving infrastructure,
environment, promotion, and
local people participation
• “Single Destination, Single
Management”
Tanjung Lesung
• Target: 20 million
international tourists in 2019
Borobudur
Bromo – Tengger – Semeru
Mandalika
Labuhan Bajo
Kawasan Industri di Luar Jawa
Kuala Tanjung
Alumina, CPO
Sei Mangkei
CPO Processing
Ketapang
Alumina
Landak
Rubber,
CPO
Palu
Rattan, Rubber,
Cacao, Smelter
Bitung
Agroindustry,
Logistics
Buli
Ferronickel,
Stainless
Steel Smelter
Tanggamus
Maritime,
Logistics
Jorong
Downstream
Minerals
[Bauxite], CPO
Batulicin
Iron, Steel
Konawe
Bantaeng
Ferronickel,
Ferronickel,
[downstream] Stainless
[downstream] Stainless
Steel Smelter
Steel Smelter
Gulf of Bintuni
Oil & Gas,
Fertilizer
Morowali
Ferronickel,
[downstream] Stainless
Steel Smelter
Kawasan Industri Morowali
2.000 ha
Port
Power Plant
Ferro Nickel Smelter
Manufacturing
Processing Zone
Production
Research
Residential
45%
industrial
24% power
plant and
processing
28%
residential
Pengembangan Kawasan Industri Morowali
1. Investasi mencapai Rp 78 triliun, yang digunakan untuk membangun industri sekaligus infrastruktur penunjang. Adapun
infrastruktur lain yang dibangun termasuk pelabuhan, bandara, dan rumah sakit
2. Proyek terdiri dari:
• Smelter 1 (sudah ekspor): Berkapasitas 300 ribu ton per tahun (beroperasi sejak januari 2015), yang dilengkapi
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 2x65 MW. Smelter ini akan terintegrasi dengan pabrik stainless steel
berkapasitas 1 juta ton per tahun yang akan beroperasi November 2016.
• Smelter 2 (sudah beroperasi sejak Januari 2016): Berkapasitas 600 ribu ton per tahun. Perusahaan ini juga membangkit
PLTU berkapasitas 2x150 megawatt (MW).
• Dalam tahap pembangunan Smelter 3 dan stainless steel berkapasitas 1 juta per tahun. Fasilitas ini dilengkapi PLTU
2x150 MW, yang sampai saat ini sudah rampung.
• Rencana investasi baru berupa pabrik carbon steel dan power plant dengan total investasi US$ 1.7 miliar
3. Proyek ini sejak 2010-2017 sudah memberi pendapatan pajak dan royalti sebesar Rp 1.7 trilyun dan ekspor lebih dari US$ 1
miliar
4. Total pekerja adalah sebesar 11.000 orang dengan Tenaga kerja asing (China) saat ini di bawah 20% dari total pekerja, akan
diturunkan ke bawah 10% bila pembangunan fasilitas pabrik sudah selesai.
Infrastruktur
•
• Kondisi infrastruktur Indonesia perlu ditingkatkan
Proyek-proyek Strategis Nasional dan Skenario Pembiayaan
• Upaya Menarik Investasi Internasional
Indeks Infrastruktur 2016
• Krisis ekonomi 1998/1999 mengharuskan Indonesia mengelola dampak krisis agar perekonomian stabil dan
memastikan lembaga keuangan sehat dan kuat
• Akibatnya, selama 20 tahun pembangunan infrastruktur tertunda sehingga pembangunan infrastruktur menjadi
kebutuhan saat ini
Ketersediaan
infrastruktur Indonesia
lebih rendah
daripada rata-rata
Proyek Strategis Nasional
• 243 Proyek dan 2 Program
• Total investasi: US$ 305 miliar
Kalimantan
23 Proyek
US$ 43 miliar
Sulawesi
25 Proyek
US$ 13 miliar
Jalan: 74
Air bersih &
Sanitasi: 9
Kereta Api: 23
Bendungan: 55
Pelabuhan: 10
Papua
13 Proyek
US$ 33 miliar
Bandara: 7
Kawasan: 30
Sumatera
61 Proyek
US$ 44 miliar
Jawa
95 Proyek
US$ 73 miliar
Bali & Nusa
Tenggara
ICT: 4
Perumahan: 3
Smelter: 6
Kawasan
Berikat: 3
Energi: 12
Listrik
35 GW
15 Proyek
US$ 0.8 miliar
Luar Jawa: US$ 133,8 miliar [137 Proyek] , Jawa: US$ 73 miliar
Irigasi: 7
Pesawat Terbang
Nasional
Cakupan nasional: 11 Proyek dan 2 Programs [US$ 98 miliar]
KPPIP, Maret 2017
Perlu Menambah Armada Kapal Nasional
Armada kapal Indonesia kurang berperan
dalam pengangkutan kargo internasional
Jumlah kapal penumpang sedikit
Kargo Domestik
Armada Nasional
Internasional
360 Juta Ton
1,3 Juta Ton
99.65 %
0.35 %
Kapal Ikan
19.458
Kapal Penumpang: 1.298
Penumpang
Kargo Internasional
Armada Nasional
Internasional
61 Juta Ton
540 Juta Ton
10 %
90 %
Sumber: INSA, Pelindo II, data 2013
Kapal Barang
20.609
Bulk Carrier
Ferry
Petikemas Ro-Ro
LCT
Tanker
Tongkang
General Cargo
Tunda
Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara [NCICD]
Laju penurunan muka tanah
Pluit, Muara Baru 360 m [PUPR]
Skema Opsi-opsi Pembangunan dan Pembiayaan
2015
2018
2022
2025
Skenario 1
2028
Review
Land Subsidence
90 T
Updated Masterplan
NCICD 2016
M
D
= 69 T
116 T
43 T
D
2040
116 T (Opsional)
O
Skenario 2
Usulan PMU NCICD
2017
2030
A+
= Selisih investasi jika land subsidence melambat
Skenario 1 : jika land subsidence dapat diperlambat tahun 2028, hanya
membutuhkan tahap D-M
Skenario 2 : jika land subsidence tidak dapat diperlambat, tahap O perlu dilakukan
O
Perlu kajian
keberlanjutan
penurunan tanah untuk
memutuskan pilihan
skenario
= 47 T
= Selisih investasi jika land subsidence tidak dapat diperlambat
Selisih investasi yang dibutuhkan dengan asumsi :
1- Land subsidence dapat diperlambat, fase D-M akan lebih hemat 69 T
dibandingkan fase D-A-O
2- Land subsidence tidak dapat diperlambat, fase D-M-O akan lebih besar 47 T
dibandingkan fase D-A-O
Pembiayaan Utang dan Anggaran Infrastruktur
•
•
•
Masalah infrastruktur dan
konektivitas menimbulkan biaya
ekonomi tinggi, sehingga murunkan
dayasaing nasional
Inilah alasan pemerintah
mengakselerasi pembangunan
infrastruktur demi mengejar
ketertinggalan dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi
Ketidakpastian ekonomi global
membuat pemerintah mengambil
kebijakan fiskal ekspansif untuk
mendorong perekonomian tetap
tumbuh dan melindungi masyarakat
Triliun
Proposal Kerjasama Investasi
berbasis Pengembangan Wilayah Terpadu
• Pemerintah Indonesia menyampaikan proposal secara rinci kepada mitra internasional
• Topik kerjasama:
– Pengembangan koridor ekonomi terpadu di Sumatra Utara, Sulawesi Utara,
Kalimantan Utara, dan Bali
– Kerjasama industri berbasis teknologi tinggi [Tsinghua University]
– Mitra potensial: RRT
Menko Maritim Forum RI – RRT
Wamen Perdagangan RRT
Tsing San, Delong, IMIP
CCCC
CDB
Proposal Kerjasama Investasi
berbasis Pengembangan Wilayah Terpadu
Sumatera Utara
• Kawasan Industri
• Pelabuhan dan Sentra
Logistik
• Bandara dan Aerocity
• Pariwisata dan MICE
• Infrastruktur Konektivitas
Kalimantan Utara
• Sentra Energi dan Mineral
• Kawasan Industri
• Infrastruktur Konektivitas
Bali
• Infrstruktur Konektivitas
• Pusat Unggulan Industri
Teknologi Tinggi
Sulawesi Utara
• Kawasan Industri
• Pelabuhan dan Sentra Logistik
• Pariwisata dan MICE
• Infrastruktur Konektivitas
Topik Khusus
• Biodiesel B5
• Teknologi Tinggi
Tiongkok Adalah Salah Satu Sumber Investasi Dunia
• Tiongkok adalah sumber FDI ke 2 di dunia dengan US$ 217 miliar tahun 2016, tumbuh 25% dibandingkan 2015
• Amerika Serikat, sumber utama FDI dunia, pada 2016 total investasi mereka ke luar negeri turun sebesar 1%
350
322
318
Sumber FDI Dunia [US$ Miliar]
300
250
217
200
174
129
150
145
100
50
United States
China
2015 2016
Sumber: IMF dan OECD
Japan
World Economic Forum
Proses Pengambilan Keputusan di Pemerintahan
Sidang Kabinet |
Rapat Kabinet Terbatas
Rapat Koordinasi
Antar-Kemenko
Kemenko
Polhukam
o Ratas dapat dilakukan beberapa kali
seminggu, hanya dengan menteri terkait,
sehingga pembahasan cepat dan fokus.
o Pengelolaan negara dilakukan secara
terstruktur dan baik.
Kemenko
PMK
Kemenko
Ekonomi
Kementerian |
Lembaga
Masalah
Pembangunan |
Dinamika Politik
Keputusan,
Kebijakan
Perpres |
PP, dll.
Kemenko
Maritim
Kongres Maritim Indonesia
Jenderal [Purn.] Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
Makassar, 9 Agustus 2017
Download