I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Dewasa ini udang merupakan komoditi ekspor non migas di bidang perikanan yang semakin meningkat permintaannya, baik di pasaran dalam negeri maupun luar negeri. Ekspor produksi udang Indonesia pemah mencapai 50% dari seluruh ekspor perikanan pada tahun 2002 dan menempati urutan lima besar dalam komoditas ekspor non migas. Karena selain rasanya yang enak, udang juga memiliki kandungan gizi yang tinggi. Peningkatan permintaan terhadap udang yang semakin tinggi menyebabkan meningkatnya eksploitasi. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satu cara yang dapat dilakukan dengan usaha budidaya udang di tambak. ; > Udang windu (Penaeus monodon) merupakan salah satu udang laut yang banyak dibudidayakan oleh petani ikan. Salah satu faktor suksesnya budidaya udang windu terletak pada efesiensi pemanfaatan pakan yang diberikan. Besamya biaya produksi dalam penyediaan pakan yang berkualitas telah dilakukan beberapa penelitian untuk menanggulanginya, salah satunya dengan menggunakan antibiotik sebagai bahan aditif dalam pakan pada pemeliharaan temak termasuk akuakultur. Samadi (2002) menyatakan penggunaan antibiotik atau antimikrobial sebagai bahan aditif akhir - akhir ini mengalami penurunan dan bahkan di beberapa negara telah melarang penggunaan antibiotic sebagai bahan aditif dalam pakan temak. Hal ini disebabkan karena dua faktor utama, Pertama, kemungkinan hadimya residu dari antibiotik yang akan menjadi racun bagi konsumen. Kedua, antibiotik dapat menciptakan mikroorganisme resisten dalam tubuh manusia atau temak (temtama bakteri-bakteri patogen seperti Salmonella, E. coli dan Clostridium petfringem ) . Probiotik mempakan makanan tambahan bempa sel-sel mikroba hidup, yang memiliki pengamh menguntungkan bagi hewan inang yang mengkonsumsinya melalui penyeimbangan flora mikroba intestinalnya (Fuller 1987). Selanjutnya Verschere et al, (2000) menyatakan bahwa probiotik sebagai penambah mikroba hidup yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi 2 komunitas mikroba lingkungan hidupnya. Pendapat lain oleh Salminen et al, (1999) bahwa probiotik merupakan segala bentuk preparasi sel mikroba atau komponen sel mikroba yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi kesehatan dan kehidupan inang. Skrining bakteri menggunakan teknik sekuens 16S rDNA merupakan suatu teknik modem dalam mengidentifikasi suatu spesies organisme. Teknik ini dilakukan dengan menganalisa stmktur atau susunan basa DNA yang terdapat di daerah 16S rDNA. Seiring semakin berkembangnya dunia bioteknologi, usaha untuk menentukan jenis spesifik bakteri yang bersifat probiotik pada udang secara tepat dan efisien sangat diperlukan, untuk dimanfaatkan sebagai efesiensi pemanfaatan pakan pada udang baik dari segi membantu daya cema udang maupun enzim yang dihasilkan bakteri itu sendiri. Saat ini, banyak ahli taksonomi mikrobiologi menerima bahwa studi molekuler, temtama analisa asam nukleat mempakan metode terbaik dan terpercaya untuk menandakan spesies dan menentukan hubungan antara organisme yang berbeda. Analisis sekuensing DNA mewakili referensi terakhir untuk mengenali subtipe dalam satu spesies atau skrining mikroba. Idealnya, perbandingan di antara strain-strain dalam suatu spesies dapat diketahui melalui DNA (Lusiano, 2007). '"' " '' ' Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang karakteristik molekuler bakteri probiotik yang terdapat pada usus udang windu {Penaeus monodon) berbasis teknik 16S ribosomal DNA. 1.2. Perumusan Masalah Dalam proses Ipengembangan usaha budidaya laut, permasalahan yang selalu timbul adalah kualitas pakan yang diberikan, baik pada tingkat pembenihan maupun pada tahap pembesaran. Hal ini temtama disebabkan karena belum teratasinya permasalahan pakan yang tidak saja menyebabkan lambatnya pertumbuhan ikan atau udang, pemborosan pakan serta ongkos produksi yang tinggi, namun juga menumnkan mutu komoditas sehingga harga ikan atau udang di pasaran menjadi rendah. Probiotik tergolong dalam makanan fungsional, dimana bahan makanan ini mengandung komponen - komponen yang dapat meningkatkan kesehatan 3 temak dan mengefesiensikan pakan dengan cara manipulasi komposisi bakteri yang ada dalam pakan udang. Untuk itu perlu diketahui karairteristik bakteri probiotik yang terdapat pada udang windu, temtama dalam penemuan spesies bam atau galur bakteri lokal sehingga dapat memperkaya isolat balcteri asli Indonesia. Salah satu teknologi terkini yang mampu mengidentifikasi spesies bakteri probiotik adalah dengan mengetahui stmktur DNA, yakni dengan teknik sekuens 16S rDNA, teknik ini mempakan teknik yang relatif baru yang belakangan sering diterapkan karena bisa dibandingkan dengan basis data di Gen Bank untuk mengetahui kemiripan homologi DNA dengan bakteri yang sejenis. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies bakteri probiotik serta karakteristik molekulemya yang diisolat dari usus udang windu (Penaeus monodon). Dimana bakteri tertentu dapat dijadikan bahan perbaikan kualitas pakan pada udang sehingga bisa dikembeingkan oleh industri pakan sebagai pakan yang berkualitas tinggi. Skrining bakteri probiotik asli Indonesia ini juga bertujuan dalam memperkaya khazanah gen dan basis data di Gen Bank. Sedangkan untuk manfaatnya dapat dijadikan sebagai acuan penelitian lanjutan terhadap uji efesiensi pakan terhadap udang atau ikan. < ,