Abstraksi Zamasi,Efendi. 2012. Pemahaman Tentang Sumpah Berdasarkan Injil Matius 5:33-37 Dan Relevansinya Dalam Kehidupan Orang Percaya. Skripsi. Prodi Teologi Sekolah Tinggi Theologi Aletheia Lawang. Kata Kunci: Sumpah dan Relevansinya Dalam Kehidupan Orang Percaya, Matius 5:33-37 Manusia pada umumnya suka mempertanyakan hal-hal yang sifatnya samar-samar. Misalkan berkaitan dengan sumpah. Pertanyaan yang seringkali muncul bolehkah orang percaya bersumpah? mengapa orang percaya harus bersumpah? dan apakah sumpah itu penting dalam hidup orang percaya? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering membingungkan banyak orang. Ada beberapa kelompok yang berpendapat bahwa orang Kristen boleh bersumpah ada juga yang berpendapat bahwa orang percaya tidak boleh bersumpah (misalnya aliran Quaker). Terlepas dari itu semua orang percaya yang sependapat bahwa sumpah tidak dilarang, ini juga menjadi bumerang dimana penggunaan sumpah yang tidak sesuai pada tempatnya. Adakalanya setiap perkataan dipandang lebih terpercaya jika mengambil sumpah. Begitu juga sebaliknya ada orang yang merasa tidak percaya pada pernyataan yang disampaikan oleh seseorang jika tidak diyakinkan dengan sumpah, bahkan tidak sedikit orang bersumpah untuk menutupi kebohongan. Sumpah dalam Alkitab begitu banyak dibahas, dan sumpah itu dilakukan dengan khidmat dan sifatnya sakral. Dilakukan dengan khidmat artinya tidak sembarangan, dilakukan dengan serius dan sungguh-sungguh. Sebab pada saat bersumpah memanggil Allah sebagai saksi dari apa yang dikatakan. Dengan demikian sumpah suatu perhatian khusus yang penting untuk dibahas dan diajarkan. Supaya orang Kristen memiliki konsep yang benar berkaitan dengan penggunaan sumpah sebab, pada zaman Yesus banyak penyimpangan-penyimpangan terhadap pengambilan sumpah. Bahkan penyimpanganpenyimpangan tersebut terus berlangsung sampai saat ini hal itu bisa terjadi mungkin tidak memiliki pemahaman yang benar terhadap sumpah. Bisa juga karena faktor kebiasaan dan itu menjadi tradisi. Dalam Matius 5:33-37, Yesus hendak meluruskan penafsiran orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat berkaitan dengan pengambilan sumpah. Sebab pada zaman itu ada banyak penyalahgunaan terhadap sumpah. Hipotesis skripsi ini adalah bahwa Yesus tidak bermaksud untuk melarang orang Kristen bersumpah, tetapi Yesus jelas menentang dan melarang sumpah palsu atau bersumpah sembarangan. Sumpah palsu adalah sumpah yang tidak ditepati, sumpah sembarangan adalah sumpah yang diambil dalam hal-hal yang kurang penting, yang sia-sia, yang bersifat menipu dan lain sebagainya. Tindakan seperti ini tidak dibenarkan oleh Yesus. Tuhan Yesus menekankan kejujuran dan integritas dalam kehidupan seorang murid. Seorang murid yang sejati harus menjunjung tinggi kebenaran, serta menghidupi kebenaran. Kebenaran itu bukan berdasarkan standar manusia melainkan berdasarkan standar Allah. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata hendaklah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di Sorga adalah sempurna (Matius 5:48). Jadi melalui skripsi ini, penulis berharap semoga bisa menjawab pergumulan kita orang percaya khususnya dalam hal bersumpah.