Siklus Generik Pinjaman Luar Negeri

advertisement
Rapat Koordinasi dan Evaluasi Tahunan Antara PMU – PIU
Tahun 2015
EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PINJAMAN
ISLAMIC DEVELOPMENT BANK
Kementerian Keuangan
Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Direktorat Pinjaman dan Hibah
The Acacia Hotel, 22 Desember 2015
DJPPR
DJPU
1
LANDASAN HUKUM PINJAMAN LUAR NEGERI
UU No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Pasal 2:
Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan
uang, dan melakukan pinjaman;
Pasal 23:
Pemerintah dapat menerima hibah/pinjaman dari
pemerintah/lembaga asing dengan persetujuan DPR.
UU No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Pasal 38 ayat 1:
Menteri Keuangan dapat menunjuk pejabat yang diberi kuasa atas
nama Menteri Keuangan untuk mengadakan utang negara atau
menerima hibah yang berasal dari dalam negeri ataupun dari luar
negeri sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Undangundang APBN.
DJPPR
DJPU
2
LANDASAN HUKUM PINJAMAN LUAR NEGERI (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2011 perubahan atas PP Nomor 2
tahun 2006 tentang Tatacara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan
Penerimaan Hibah :
Pengelolaan Pinjaman Luar Negeri dan Hibah, antara lain meliputi
kegiatan penilaian usulan proyek, persiapan negosiasi, negosiasi
Perjanjian Pinjaman Luar Negeri, pengefektifan Perjanjian Pinjaman Luar
Negeri, evaluasi dan monitoring proyek yang dibiayai Pinjaman Luar
Negeri dan Hibah.
DJPPR
DJPU
3
Tugas Pokok dan Fungsi Kemenkeu
Sesuai Ketentuan PMK Nomor 184/MK.01/2010 tentang Tugas Pokok dan Fungsi
Kementrian Keuangan RI
Tugas Pokok
Fungsi
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pinjaman dan
hibah






Kegiatan yang
dilakukan
DJPPR
DJPU
Penyiapan rumusan pelaksanaan kebijakan pinjaman dan hibah
Evaluasi terhadap analisis kelayakan biaya pinjaman
Penyiapan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka persiapan dan pelaksanaan
perjanjian pinjaman dan hibah
Pelaksanaan analisis terhadap draft perjanjian pinjaman dan hibah
Penyiapan pelaksanaan kegiatan negosiasi dan penatausahaan perjanjian pinjaman dan
hibah
Penyiapan dan pelaksanaan seleksi pemberi pinjaman dalam negeri
Diantaranya :

Bersama Bappenas melakukan pembahasan kegiatan yang direncanakan akan dibiayai
dengan pinjaman dan/atau hibah;

Berkoordinasi dengan Bappenas dan calon pemberi pinjaman dan/atau hibah menyusun
dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan (sesuai sistem dan kesepakatan
dengan frequent lender) sebagai acuan kerja dan kesepakatan awal/indikatif, termasuk
penyusunan perjanjian payung dengan berbagai negara dalam hubungan bilateral;

Melakukan negosiasi dengan lender, menyelesaikan penandatanganan loan atau grant
agreement hingga pengaktifan pinjaman, termasuk pemenuhan condition precedent
efektifnya pinjaman.

Sebagai sentral untul melakukan kontak/komunikasi dengan pemberi pinjaman dan/atau
hibah, baik sejak inisiasi hingga masa pelaksanaan kegiatan termasuk diantaranya
terlibat dalam pembahasan review, perubahan alokasi pinjaman, amandemen dan
extention, hingga completion dan closing pinjaman.

Melakukan seleksi pemberi pinjaman komersial termasuk pinjaman dalam negeri yang
terutama digunakan untuk pembiayaan Alutsista dan Alutpolri.

Menjadi counterpart dalam pembahsan terkait Debt Swap dan memproses Agreement
termasuk pemenuhan condition precedent-nya dalam dal telah terjadi kesepakatan.
4
Siklus Generik Pinjaman Luar Negeri : Pinjaman Kegiatan
Perencanaan
Negosiasi Penandatanganan
dan Pengefektifan
Persiapan Negosiasi:
Usulan Kegiatan
K/L Menyiapkan
usulan ke
Bappenas dan
menyiapkan
pemenuhan
readiness criteria
 Penelahanan dokumen
perjanjian
Penelaahan terms and
conditions pinjaman
Pelaksanaan Rapat
interkem
Negosiasi
Bappenas menilai
kelayakan dan
kesiapan proyek
dan menyusun.
Rangkaian Proses:
 Blue Book
 Green Book
 Daftar Kegiatan
DJPPR Terlibat
dalam proses ini
untuk melakukan
check and Balance
DJPPR
DJPU
Pelaksanaan Negosiasi
Penatapan hasil
Negosiasi
Penganggaran
Penyusunan
RKAK/L dan RKABUN
Penyampaian
Nota Keuangan
dan RUU APBN ke
DPR
Persetujuan DPR
Pelaksanaan
K/L
melaksanakan
pengadaan dan
membuat kontrak
K/L
melaksanakan
pencairan dana
pinjaman
Penandatanganan dan
Pengaktifan :
Signing
Legal Opinion
Evidence of Authority
Registrasi Loan
Pembayaran fee, dll
Penuangan dalam
DIPA
Closing date dan
Closing Account
Completion
report
5
Karakteristik Pinjaman IDB
 Sharia Compliances
 Borrower Driven

IDB tidak menerpakan fees atas outstandings pinjaman
 Mark Up Pinjaman merupakan margin atas pinjaman hasil kesepakatan
antara IDB dan Pemerintah
 Service Fee merupakan biaya operasional IDB atas pemberian fasilitas
Loan
 Mark-up & Service Fee diterapkan pada jumlah komitmen yang
disbursed
 Multiplier effects ada di Borrower
DJPPR
DJPU
6
Pro & Cons Pinjaman IDB
Tahun Anggaran Hijriah
IDB
Pelaksanaan Proyek
terlambat (DIPA, Struktur
PMU, Start up Workshop)
Setiap project officer
berbeda dlm menerapkan
aturan
Adanya perbedaan/
timelag perencanaan
proyek
Perbedaan Business Day
(Minggu s.d Kamis)
Komunikasi dengan IDB
kurang efektif
Semua Keputusan ada di
Kantor Pusat (Jeddah)
Proses pelaksanaan
kegiatan terhambat
Anggapan Signing
merupakan End of
Process
Factor Project Officer
DJPPR
DJPU
7
Terms and Conditions
LOAN
• Service fee: 1,25% s.d 2,5% pa (bervariasi)
• Grace period : 5 tahun
• Repayment period: 15 tahun
IST
• Mark-up :
• 11 years USD Swap Rate of LIBOR 6 month + 1.35 % p.a
• Grace period: 4 years
• Repayment period: 11 years
ISA
• Mark-up :
• 11 years USD Swap Rate of LIBOR 6 month + 1.35 % p.a
• Grace period: 4 years
• Repayment period: 11 years
DJPPR
DJPU
8
MCPS Engagement Process
Islamic Development Bank Group
CONCEPT NOTE OF
IDB GROUP MEMBER
CONCEPT NOTE OF SECOND
IDB GROUP MEMBER
COUNTRY PARTNERSHIP
STRATEGY FOR INDONESIA
[2015-2019]:
Supporting Smart, High and
Inclusive Growth
Knowledge
Consultation
Part
Part
Reconnaissance
Mission
RPJMN 2015-2019
DJPPR
DJPU
Policy
Dialogue (led
by the VPO)
National &
Regional
Consultations
9
Study Cases
Studi Kasus:
The Reconstruction
for IAIN Ar-Raniry
Post Earthquake and
Tsunami Disaster
(IND-112/113)
Closing Date
Diperpanjang
Studi Kasus:
The Simeulue
Physical
Infrastructure Phase
II
Studi Kasus:
The Development of
Belawan and Sibolga
Fishing Ports (IND121: Belawan Part)
Dibatalkan
10
DJPPR
DJPU
10
Pinjaman IND-164/ 4 in 1
 Pendanaan kegiatan sebesar USD 163,28 juta, terdiri dari pinjaman
IDB sebesar USD 123,75 juta dan GOI sebesar USD 39.53 juta.
 Executing
Agency:
Kementerian Agama
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Islam,
 Penarikan sebesar USD 65.806/ 0,05% dari total komitmen
(berdasarkan Project Statement as of 10 December 2015)
 Closing Date 31 Desember 2016 (Istisn’a Agreement)?? -> Tolong
diklarifikasikan ke IDB, mengingat first disbursement tanggal
10 November 2014
 Alokasi PLN 2016 sebesar RP. 116,27 Milyar
 Bagimana implementation plan, apakah proyek dapat selesai pada
31 Desember 2016?
DJPPR
DJPU
11
Perubahan Perjanjian Pinjaman Luar Negeri

Menteri Keuangan dapat mengajukan usulan perubahan Perjanjian PLN
kepada Lender dalam hal:




Usulan perubahan Perjanjian PLN dari K/L
Usulan perubahan Perjanjian PLN dari Pemda atau BUMN, terhadap
Perjanjian Penerusan Pinjaman Luar Negeri.
Perubahan Perjanjian PLN dapat berupa:






Menteri Keuangan menganggap perlu untuk dilakukan perubahan;
Perubahan artikel,
Realokasi kategori (reallocation),
Pembatalan pinjaman (cancellation),
Perubahan terkait pembayaran, terms and conditions,
Perpanjangan masa akhir (closing date).
Dalam hal perubahan pada pelaksanaan kegiatan yang telah tercantum
dalam MoM/ Financing Agreement, pengajuan usulan dilakukan setelah
memperhatikan pertimbangan Menteri Perencanaan.
DJPPR
DJPU
12
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan (1)
 Suatu skim pinjaman tidak dapat digunakan dan direlokasi untuk membiayai
scheme pinjaman lain, meskipun terdapat sisa dana dari masing-masing skim
komponen. Harus sesuai dengan tabel cost.
 Ex: Scheme Istisna’a tidak dapat membiayai scheme Installment Sale
 Antisipasi perubahan nilai tukar mata uang dolar. Apabila terjadi perubahan
design dari original scope akibat apresiasi Rupiah, harus disampaikan usulan
perubahan kepada IDB melalui Kementerian Keuangan dan Bappenas untuk
dimintakan approval
 Komponen contingencies (cadangan) hanya dapat digunakan apabila dana
yang tersedia dalam komponen pokok telah habis.
 Semua usulan perubahan memerlukan approval IDB yang prosesnya relatif
lama, sehingga perlu diperhitungkan agar penyelesaian pelaksanaan kegiatan
tepat waktu.
DJPPR
DJPU
13
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan (2)
• Mengingat kegiatan Proyek dibiayai menggunakan Pinjaman Luar Negeri
yang wajib dikembalikan dimasa mendatang ditambah margin, maka
dibutuhkan tanggung jawab serta rasa memiliki yang kuat terhadap kegiatan
ini.
• Pinjaman IDB menggunakan prinsip syariah dengan Pemerintah bertindak
sebagai agent IDB untuk melaksanakan kegiatan. Pemerintah menunjuk
executing agency dan PMU untuk mengimplementasikan kegiatan. Pada
akhir masa kegiatan, status kepemilikan kegiatan kemudian diserahterimakan
dari IDB kepada Pemerintah, setelah dilakukan penandatanganan Final
Acceptance Certificate
• Kegiatan yang dibiayai oleh pinjaman luar negeri adalah kegiatan prioritas
yang tujuannya untuk mensejahterakan rakyat Indonesia
• Perpanjangan closing date akan mengakibatkan penambahan biaya
Pemerintah atas pinjaman, oleh karena itu implementasi kegiatan harus
sesuai dengan jadwal yang disepakati.
DJPPR
DJPU
14
Tantangan Pelaksanan Pinjaman IDB (1)
INTERNAL
 Dana pendamping yang belum dianggarkan di dalam DIPA
 Kesalahan dalam pencatatan DIPA. Contoh: kesalahan dalam
pencantuman
mekanisme
penarikan
Pinjaman
Luar
Negeri
(Reimbursement/PL/RK/LC), pembiayaan kegiatan tidak dialokasikan
sebagai pembiayaan yang bersumber dari luar negeri.
 Lamanya pembentukan struktur organisasi PMU dapat menyebabkan
keterlambatan pelaksanaan kegiatan.
 Nilai HPS tender melewati batas nilai pinjaman
 Manajemen proyek.
Contoh: pergantian pejabat yang mengakibatkan kebijakan berbeda
dengan kebijakan awal kegiatan
 Proses permintaan perpanjangan closing date mendekati closing date
perjanjian pinjaman
DJPPR
DJPU
15
Tantangan Pelaksanan Pinjaman IDB (2)
EKSTERNAL
 IDB menghendaki pengadaan barang dan jasa menggunakan IDB Procurement
Guidelines namun demikian Pemerintah tetap mensyaratkan penggunaan
Perpres Pengadaan Barang dan Jasa
 Perbedaan nilai valuta asing, apabila dollar mengalami apresiasi terhadap
rupiah maka nilai kegiatan bertambah, dan sebaliknya apabila dollar
mengalami depresiasi maka nilai pinjaman berkurang
 Penerbitan NOL dari IDB yang cukup lama.
 Terjadi karena keterbatasan jumlah SDM/ pegawai IDB.
 Adanya perbedaan hari kerja dengan IDB, sehingga komunikasi dengan IDB
hanya dapat dilakukan tiga kali dalam satu minggu, sehingga diperlukan
antisipasi waktu yang lebih efektif terhadap pelaksanaan kegiatan
DJPPR
DJPU
16
Alternatif Solusi
 Perencanaan pelaksanaan kegiatan dan jadwal pelaksanaan
harus efektif.
 Koordinasi intensif dengan Kementerian Keuangan, Bappenas,
PMU dan EA
 Pro aktif dengan pihak IDB khususnya dalam hal permintaan
NOL (melalui email & telephone)
 Re-scoping
Menghitung ulang atau mengurangi kegiatan sesuai dengan
nilai pagu pinjaman
DJPPR
DJPU
17
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
Kementerian Keuangan R.I.
Terima Kasih
18
Download