peningkatan kemampuan menulis laporan melalui model

advertisement
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
JURNALISTIK PADA SISWA SD
Agus Darmuki, M.Pd
Dosen Prodi PBSI IKIP PGRI Bojonegoro dan
Guru SDN Wotsogo 3 Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban.
[email protected]
ABSTRAK:
Kegiatan pembelajaran menulis laporan seringkali menjadi momok yang
menakutkan bagi siswa. Semuanya terjadi karena kemampuan siswa dalam
menggali imajinasi sangatlah terbatas. Karena mengalami kesulitan dalam
mengikuti pembelajaran maka siswa menjadi enggan untuk konsentrasi dan
serius mengikuti kegiatan pembelajaran. Diperparah dengan metode guru
yang membosankan dalam menyampaikan materi, bahkan guru mengajarkannya sebagai bentuk menggugurkan tugasnya menyampaikan materi tentang
menulis laporan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
menulis laporan pada siswa SD melalui model pembelajaran berbasis proyek
jurnalistik. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan subyek penelitian siswa kelas V SDN Wotsogo 3, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus.
Pada setiap siklus dilakukan tindakan meliputi tahap perencanaan proyek,
pelaksanaan proyek, pembuatan produk, dan kesimpulan proyek. Pada awalnya kemampuan menulis laporan masih rendah. Setelah diterapkan model
pembelajaran berbasis proyek, hasil pengamatan dari kolaborator terhadap
hasil belajar menulis laporan menunjukan peningkatan yang signifikan. Nilai
rata-rata pada kondisi awal adalah 6.10 meningkat menjadi 7.35 di akhir siklus I, di akhir siklus II rata-rata nilai meningkat menjadi 7.79.
Kata Kunci:Menulis laporan, pembelajaran berbasis proyek, jurnalistik
Learning activities report writing is often a frightening specter for students .
It all happens because of the ability of students to dig the imagination is very
limited. Because of difficulties in following learning activities, the students
are reluctant to follow the learning activities. Compounded by the method of
boring teacher in presenting the material, the teacher even taught as a form
of aborting job in delivering materials on writing reports. This study aims to
improve learning outcomes writing a report on elementary students through
project -based learning model of journalism. Type of research is a classroom
action research, with the subject of fifth grade students of SDN Wotsogo 3,
District Jatirogo, Tuban. Research procedures performed consisted of two
cycles. At each cycle of the action includes the step of project planning,
project execution, manufacturing product, and project conclusion. At first,
the students’ ability to write reports is low. Once implemented project-based
learning model, the observations of collaborators to write the report on
learning outcomes improved significantly. The average value of the original
38
Agus Darmuki, Peningkatan Kemampuan Menulis 39
forest is 6:10 to 7:35 at the end of the increased first cycle, at the end of the
second cycle the average value increased to 7.79.
Keywords : Writing reports, project based learning, journalism
A. PENDAHULUAN
Menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung, tidak melalui tatap muka
dengan orang lain. Dalam kegiatan menulis ini,
penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur kata, dan kosakata.Keterampilan
menulis tidak datang secara otomatis, namun
harus melalui latihan dan praktik yang banyak
dan teratur.
Keterampilan menulis menjadi salah satu
kompetensi berbahasa yang terintegrasi dengan tiga kompetensi lain, yaitu membaca, menyimak dan berbicara. Oleh karena itu, untuk
melatih dan meningkatkan kemampuan menulis pada siswa diperlukan model pembelajaran
yang mengintegrasikan keempat keterampilan
tersebut dalam satu kegiatan pembelajaran.
Pada siswa sekolah dasar (SD) keterampilan menulis menjadi keterampilan yang paling
sulit dikuasai, termasuk menulis laporan. Hal ini
terjadi lantaran model pembelajaran yang digunakan hanya mengenalkan konsep yang abstrak
pada siswa, kurangnya penyediaan waktu untuk
latihan, serta kelemahan individu anak dalam
belajar.
Kondisi awal kemampuan menulis laporan
pada siswa kelas V SDN Wotsogo 3 Kecamatan
Jatirogo Kabupaten Tuban, yang tercermin pada
rata-rata nilai ulangan harian Bahasa Indonesia
cukup rendah. Nilai tersebut yang dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai
rata-rata dari KD menulis laporan adalah 6.10.
Nilai tersebut masih di bawah nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang seharusnya
7.00.
Melihat hasil belajar tersebut, guru harus
berusaha untuk menyajikan pembelajaran yang
berkualitas. Kemampuan berbahasa Indonesia
pada siswa merupakan salah satu kunci meraih
keberhasilan dalam memahami semua mata
pelajaran yang ada. Mengingat penting dan
makin meluasnya penggunaan bahasa Indonesia, maka pembelajaran Bahasa Indonesia di
tingkat SD harus dapat memenuhi kebutuhan
siswa sebagai alat komunikasi, bukan sekedar
pembelajaran bahasa sebagai pengetahuan kebahasaan.
Sesuai kurikulum tahun 2013, seluruh
40
Jurnal Acarya Vol. 2, No.2 Agustus 2013
pembelajaran di SD dilaksanakan dengan menjadikan siswa sebagai pusat. Pembelajaran dilakukan secara integratif dengan memadukan
seluruh aspek dasar kompetensi siswa. Peningkatan hasil belajar diupayakan dilakukan dengan model pembelajaran kolabaratif, sehingga
siswa berlatih bekerja sama dengan teman sebaya. Melalui model ini, diharapkan empat
kompetensi berbahasa siswa akan terasah secara
bersama-sama. Di samping itu, akan tumbuh kecerdasan sosial yaitu tertanamnya sikap saling
menghargai, menghormati, dan kerjasama.
Salah satu model pembelajaran yang dapat
digunakan adalah model pembelajaran berbasis
proyek(MPBP). Pembelajaran berbasis proyek
merupakan pembelajaran yang berpusat pada
proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada
masalah, unit pembelajaran bermakna dengan
memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau
lapangan. Pada pembelajaran berbasis proyek
kegiatan pembelajarannya berlangsung secara
kolaboratif dalam kelompok yang heterogen.
Proyek yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah proyek jurnalistik. Kegiatan
jurnalistik memugkinkan siswa untuk mengasah
empat keterampilan berbahasa secara terintegrasi, dengan hasil berupa laporan tertulis sebagai produk pelaksanaan proyek. Untuk itu, dalam penelitian ini model pembelajaran berbasis
proyek selanjutnya disebut model pembelajaran
berbasis proyek jurnalistik.
Berdasarkan latar belakang tersebut,
masalah yang akan diselesaikan dalam PTK ini
dapat dirumuskan:apakah model pembelajaran
berbasis proyek jurnalistik dapat meningkatkan
hasil kemampuan menulis laporan bagi Siswa
Kelas V SDN Wotsogo 3 Kabupaten Tuban?
B. LANDASAN TEORI
Menulis merupakan salah satu dari empat
keterampilan berbahasa. Didalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil
yang benar-benar baik. Menulis bukan hanya
menyalin, tetapi juga mengekspresikan pikiran
dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan. Menurut Nurgiyantoro (2010:296), keg-
iatan menulis merupakan bentuk atau wujud
kemampuan atau keterampilan berbahasa yang
paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah mendengarkan, berbicara, dan membaca.
Dibandingkan dengan ketiga keterampilan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih
sulit dikuasai, bahkan oleh penutur ahli bahasa
yang bersangkutan sekalipun. Hal tersebut disebabkan kemampuan menulis menghendaki
penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang menjadi isi
karangan.
Senada dengan pendapat tersebut, Akhadiah (2004:2) berpendapat bahwa kemampuan
menulis merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan
keterampilan.
Menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Adapun laporan adalah tulisan yang berisi
hasil pengamatan terhadap sebuah tempat atau
suatu pekerjaan yang berisi hal-hal penting yang
berkaitan langsung dengan tanggung jawab yang
dibebankan pada si pembuat laporan (Warsidi
Edi dan Farika, 2008: 62). Dengan demikian,
menulis laporan merupakan kegiatan menyampaikan hasil pengamatan atau suatu pekerjaan
menggunakan bahasa tulis.
Di tingkat SD kegiatan menulis laporan
tentu masih sederhana, disesuaikan dengan tingkat perkembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor siswa. Menulis laporan di SD hanya
terdiri dari menulis laporan hasil kunjungan dan
hasil wawancara, yang berisi: a) judul laporan;
b) tujuan; c) waktu pelaksanaan; d) hasil yang
diperoleh. Langkah-langkah membuat laporan
meliputi: menentukan tema, menyusun daftar
pertanyaan, melakukan wawancara (reportase)
dan observasi (pengamatan), serta penulisan
laporan. Penulisan laporan diawali dengan membuat catatan hasil wawancara dan pengamatan
sebagai konsep awal, dilanjutkan perbaikan dengan bimbingan guru dan masukan dari teman,
terakhir penulisan laporan final dengan memperhatikan penggunaan ejaan.
Salah satu usaha yang dilakukan guru untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar-
Agus Darmuki, Peningkatan Kemampuan Menulis 41
mengajar adalah pemilihan metode yang tepat.
Ketepatan guru dalam memilih metode pembelajaran atau memilih model akan berpengaruh
terhadap keberhasilan belajar siswa. Sagala
(2005:174) menyatakan bahwa mengajar harus
dapat menggunakan model-model dan pendekatan mengajar yang dapat menjamin pembelajaran berhasil sesuai yang direncanakan. Metode
mengajar dapat berfungsi optimal, jika diselaraskan dengan materi pelajaran, siswa, dan
tujuan pengajaran serta keterampilan menggunakannya.
Hadirnya model pembelajaran hendaknya
mengacu pola pikir di atas. Masalahnya model
manakah yang tepat agar pembelajaran dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Keterampilan
memilih itu menjadi sangat penting karena tidak
ada satu model yang dapat diterapkan untuk
berbagai kegiatan pembelajaran dalam berbagai
situasi dan kondisi.
Hal ini dipertegas oleh dahlan (1990:19)
sesungguhnya tidak ada satu model mengajarpun yang paling cocok untuk semua situasi, dan
sebaliknya tidak satu situasi mengajarpun yang
paling cocok dihampiri oleh semua metode
mengajar.
Model pembelajaran yang sesuai dengan
kegiatan menulis laporan yang dipilih adalah
model pembelajaran berbasis proyek (MPBP).
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang mengacu pada
filosofis konstruktivisme, yang menyatakan
bahwa pengetahuan merupakan hasil konstruksi
kognitif melalui suatu aktivitas siswa, sehingga
siswa dapat mengonstruksi pengetahuannya
sendiri dan bermakna melalui pengalaman yang
nyata (Liu, 2007). Pengalaman nyata dan refleksi terhadap pengalaman langsung diri sendiri merupakan kunci untuk belajar bermakna.
Langkah-langkah dalam penerapan MPBP yang
diterapkan dalam penelitian ini mengacu pada
langkah-langkah yang diadaptasi dari Mergendoller, et al., (2006), yang meliputi: 1) perencanaan proyek (project planning), 2) pelaksanaan
proyek (project launch), 3) penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk (guided inquiry
and productcreation), dan 4) kesimpulan proyek
(project conclution).
Dalam MPBP, guru berperan sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator,
pembimbing, dan evaluator. Sebagai motivator
guru harus mampu membangkitkan motivasi
siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan
bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat
memecahkan permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari (Yamin, 2007).
Kompetensi dasar tentang menulis laporan yang terdapat dalam silabus mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas V, Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut: “Menulis laporan pengamatan / kunjungan
berdasar tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikan penggunaan
ejaan”. KD tersebut sangat dekat dengan kegiatan jurnalistik.
Trianton (2012) memaknai kegiatan jurnalistik sebagai kegiatan penyiapan, penulisan,
penyuntingan, dan penyampaian berita kepada
khalayak melalui saluran media tertentu. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai
pada penyebarannya kepada masyarakat. Dalam dunia jurnalistik, ada tahap reportase yang
diartikan sebagai proses pengumpulan data dan
fakta suatu peristiwa yang digunakan untuk
penulisan berita. Objek pengumpulan data dapat
berupa manusia, makhluk hidup selain manusia,
buku-buku, tempat bersejarah, dan sebagainya.
Fakta mengandung unsur 5W + 1 H. What: apa;
who: siapa; where: dimana; when: kapan; why:
mengapa; how: bagaimana. Oleh karena itu dalam membuat daftar pertanyaan untuk wawancara dan pengamatan, setidaknya mengandung
unsur-unsur tersebut.
Berita yang dimuat di surat kabar (koran)
merupakan salah satu contoh karya jurnalistik, yang merupakan laporan hasil wawancara
maupun pengamatan dari wartawan. Koran bekas dapat dijadikan media belajar bagi siswa
dalam pembelajaran menulis laporan. Dengan
membaca berita di koran, siswa mengamati cara
wartawan menuliskan berita berdasarkan hasil
reportase, serta penggunaan ejaan yang tepat.
42
Jurnal Acarya Vol. 2, No.2 Agustus 2013
C. METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
di SDN Wotsogo 3 yang terletak di Jalan Jombok, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban.
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN
Wotsogo 3 yang berjumlah 21 siswa.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang
ditandai oleh adanya siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis. Adapun alat
pengumpulan data berupa perangkat tes tertulis
yang terdiri dari: kisi-kisi, butir soal, pedoman
penskoran, dan pedoman penilaian. Sumber data
yang berupa nilai kondisi awal, nilai akhir siklus
I, dan akhir siklus II dianalisis secara deskriptif komparatif. Pada tiap siklusnya terdapat tindakan peneliti yang terdiri dari empat tahapan,
yaitu: perencanaan proyek, pelaksanaan proyek,
pembutan produk, dan kesimpulan proyek.
D. PEMBAHASAN
Secara umum pembelajaran berbasis
proyek menempuh tiga tahap yaitu perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, dan evaluasi
proyek. Kegiatan perencanaan meliputi: identifikasi masalah riil, menemukan alternatif dan
merumuskan strategi pemecahan masalah, dan
melakukan perencanaan. Tahap pelaksanaan meliputi pembimbingan pada siswa dalam penyelesaian tugas, dalam melakukan pengujian produk
(evaluasi), presentasi antar kelompok. Tahap
evaluasi meliputi penilaian proses dan produk
yang meliputi: kemajuan belajar proyek, proses
aktual dari pemecahan masalah, kemajuan kenerja tim dan individual, buku catatan dan catatan penelitian, dan refleksi. Sedangkan penilaian
produk seperti dalam hal: hasil kerja dan presentasi, tugas-tugas non tulis, laporan proyek. Namun dalam penelitian ini, pelaksanaan pembelajaran diintegrasikan dengan langkah-langkah
PTK.
1.
Rencana Tindakan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan adalah : (1) Memilih teman sejawat sebagai kolaborator; (2) Guru peneliti dan
kolaborator berdiskusi tentang persiapan penelitian; (3) Menyiapkan lembar observasi terhadap
aktivitas pembelajaran; (4) Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kegiatan pembelajaran siklus I dan II; (5) Menyusun
alat penilaian.
2. Pelaksanaan Proyek dalam PTK
Siklus 1
Pada tahap pelaksanaan proyek, peneliti
melaksanakan RPP siklus 1, yang terdiri dari
kegiatan menyampaikan apersepsi tentang profesi wartawan dan mengadakan tanya jawab tentang kegiatan wawancara. Guru mengajak siswa
membaca berita yang menarik bagi siswa pada
koran bekas yang sudah dibagikan.
Pada kegiatan inti, guru menyampaikan
tujuan pembelajaran, kemudian menjelaskan
cara menulis laporan hasil wawancara. Guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok
dan membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
pada masing-masing kelompok. Siswa berdiskusi menentukan tema, narasumber, dan menyusun daftar pertanyaan yang sesuai.
Siswa praktik melakukan reportase ke
sumber berita dengan didampingi peneliti dan
kolaborator. Siswa memilih sumber berita yang
berada di lingkungan sekolah, seperti: perpustakaan, kantin, ruang tata usaha, kantor guru, atau
penjual jajanan di lingkungan sekolah.
Siswa mencatat hasil reportase, kemudian
kembali ke kelas untuk membuat konsep awal
tentang laporan hasil reportase bersama kelompoknya. Laporan hasil reportase dibuat oleh
siswa secara mandiri. Guru membimbing siswa
dan memberikan masukan dalam menyusun laporan. Setiap kelompok mempresentasikan salah
satu hasil kerjanya, kelompok lain menanggapi.
Guru memberikan saran perbaikan untuk penyusunan laporan pada kesempatan berikutnya.
Di akhir siklus 1, guru menilai hasil kerja siswa. Nilai tes tertulis diambil dari hasil
pekerjaan siswa dalam menulis laporan hasil
wawancara. Penilaian untuk menulis laporan
terdiri dari 4 aspek, yaitu: kosa kata, organisasi
kalimat, isi gagasan, dan ejaan. Masing-masing
aspek memiliki pedoman penskoran sebagai
berikut: sangat kurang (skor: 7-9), sedang (skor:
10-17), cukup (skor: 18-21), sangat baik (skor:
22-25). Skor maksimal dari keempat aspek ada-
Agus Darmuki, Peningkatan Kemampuan Menulis 43
lah: 4x25= 100. Nilai akhir diperoleh dari skor
perolehan / skor maksimal x 100 %.
Hasil belajar kondisi akhir siklus I dapat
dilihat dalam tabel rentang nilai berikut.
Selesai pembelajaran siklus 1, peneliti
dan kolaborator mengadakan kegiatan refleksi.
Membahas kelebihan dan kekurangan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan,
mengoreksi hasil pekerjaan siswa, serta menyusun rencana untuk kegiatan pembelajaran pada
siklus 2.
Siklus 2
Peneliti mengawali kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dengan membagikan hasil
laporan yang ditulis siswa pada siklus 1. Peneliti memberikan masukan untuk perbaikan
penulisan laporan secara klasikal berdasarkan
temuan yang diperoleh dari mengoreksi pekerjaan siswa. Peneliti memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas, memperdalam kembali penjelasan
tentang penulisan laporan.
Pada kegiatan inti, siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok, kemudian peneliti membagikan potongan berita/artikel yang diambil
dari koran bekas kepada masing-masing kelompok untuk diamati. Ditekankan kepada siswa hal
yang harus dicermati adalah kelengkapan berita
serta penggunaan ejaan. Selanjutnya siswa diminta untuk berdiskusi menentukan tema untuk
menulis laporan yang harus berbeda dari laporan sebelumnya. Siswa berdiskusi menyusun
daftar pertanyaan dan melakukan reportase ke
sumber berita.
Di akhir siklus 2, guru menilai hasil kerja
siswa. Nilai tes tertulis diambil dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis laporan hasil wawan-
cara. Penilaian untuk menulis laporan terdiri dari
4 aspek, yaitu: kosa kata, organisasi kalimat,
isi gagasan, dan ejaan. Tes akhir siklus II berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru
peneliti sejak dari kondisi awal sampai kondisi
akhir siklus I terus mengalami peningkatan pada
rata-rata nilai hasil belajar.
Frekuensi peningkatan hasil belajar kondisi akhir siklus II dapat dilihat dalam tabel rentang nilai berikut.
Siswa yang bernilai antara 9.1-10.00 ada
0 siswa (0%0), siswa yang bernilai antara 8.19.00 ada 7 siswa (33%), siswa yang bernilai
antara 7.1-8.00 ada 8 siswa (38%), siswa yang
bernilai antara 6.1-7.00 ada 6 sisa (29%), siswa
yang bernilai antara 5.1-6.00 ada 0 siswa (0%),
siswa yang bernilai antara 4.1-5.00 siswa yang
bernilai antara 3.1-4.00 ada 0 siswa(0%), siswa
yang bernilai antara 2.1-3.00 ada 0 siswa(0%)
dan siswa yang bernilai antara 1,1 - 2.00 ada .0
siswa (0%)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
oleh guru peneliti sejak dari kondisi awal, kondisi akhir siklus I dan kondisi akhir siklus II terus mengalami peningkatan pada rata-rata nilai
hasil belajar. Peningkatan tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut.
44
Jurnal Acarya Vol. 2, No.2 Agustus 2013
Model pembelajaran berbasis proyek jurnalistik
dalam menyusun laporan hasil wawancara pada
siklus II juga telah berhasil lebih meningkatkan
lagi hasil belajar siswa. Bila di akhir siklus I
nilai rata-rata subjek penelitian adalah 6,21
Maka di akhir siklus II rata-rata nilai meningkat lagi menjadi 7,79.
menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek jurnalistik yang dilakukan melalui
siklus I dan siklus II mampu meningkatkan
hasil belajar kemampuan menulis laporan hasil
wawancara.
2. Implementasi pembelajaran berbasis proyek
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
kompetensi menulis laporan yang diintegrasi
dengan kompetensi membaca, menyimak dan
berbicara melalui praktek jurnalistik.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Berdasarkan data empirik penelitian ini
DAFTAR RUJUKAN
Akhadiah, Sabarti, dkk. (2004). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
BSNP. (2007). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD / MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Mandikdasmen Direktorat Pembinaan TK dan
SD
Dahlan, M.D. 1990. Model-model Mengajar.
Bandung: Diponegoro
Liu, W. C. (2007). Project-Based Learning And Students’ Motivation. Tersedia
www.google.co.id/project-based-learningjournalfiletype:pdf. Diakses pada tanggal 21
september 2012.
Mergendoller, J.R, et. all (2006). PervasiveManagement of Project Based Learning: Teacher
as Guided andFacilitators. Dalam Evertson,
C.M & Weinstein, C.S.(Ed), HandbookofClassroom Management Reseach, Practice dan
Contemporary Issues.Lawrence Erlbaum As-
sociates Inc. Publisher.
¬¬Nurgiyantoro, Burhan. (2010). PenilaianPembelajaranBahasa. Yogyakarta: PT RosdaJayaputra.
Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Santyasa, I W. (2006). Pembelajaran Inovatif:
Model Kolaboratif, Basis Proyek, dan Orientasi
NOS. Makalah. Disajikan Dalam Seminar Di
Sekolah MenengahAtas (SMA) Negeri 2 Di
Semarapura.
Trianton, Teguh. (2012). Teknik Wawancara
dan Menulis Berita.Makalah. Disajikan dalam
Diklat Jurnalistik Tingkat Lanjut yang diselenggarakan oleh Ekskul Jurnalistik SMK N 1
Purbalingga.
Warsidi, Edi. (2008). Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Depdiknas.
Yamin, M. (2007). Kiat Membelajarkan Siswa.
Jakarta: Gaung Persada Press danCenter for
Learning Innovation (CLI).
Download