Kode (Etik) Internasional Pemasaran Pengganti Air

advertisement
Kode (Etik) Internasional Pemasaran
Pengganti Air Susu Ibu (ASI)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Jenewa
1981
©ISBN 92 4 154160 1
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 1981
Terbitan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dilindungi hak cipta sesuai dengan
ketentuan Protokol 2 Konvensi Hak Cipta Internasional. Untuk hak memperbanyak
atau menerjemahkan terbitan WHO, baik sebagian maupun seluruhnya, pengajuan
permohonan hendaknya ditujukan ke The Office of Publications, World Health
Organization, Jenewa, Swis. Organisasi Kesehatan Dunia menyambut baik
permohonan- permohonan semacam itu.
Jabatan, organisasi dan penyajian materi dalam terbitan ini sama sekali tidak
mencerminkan pendapat sekretariat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai
status legal suatu negara, wilayah hukum setiap negara, wilayah, kota atau daerah
atau kekuasaannya, atau mengenai penentuan batas - batas suatu wilayah.
ISI
Pengantar
Kode (Etik) Internasional Pemasaran Makanan Pengganti Air Susu Ibu (ASI)
Lampiran 1 Resolusi Dewan Eksekutif pada persidangan ke Enam Puluh Tujuh dan
ke Tiga Puluh Empat Majelis Kesehatan Dunia mengenai Kode (Etik) Internasional
Makanan pengganti Air Susu Ibu
Lampiran 2 Resolusi ke Tiga Puluh Tiga Majelis Kesehatan Dunia mengenai
pemberian makanan anak dan bayi.
Lampiran 3 Petikan dari pernyataan pengantar oleh Perwakilan Dewan Eksekutif
persidangan ke Tiga Puluh Empat Dewan Kesehatan Dunia mengenai pokok-pokok
draf kode (etik) internasional pemasaran makanan pengganti Air Susu Ibu (ASI).
Pengantar
ORGANISASI KESEHATAN DUNIA (WHO) dan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa –
Bangsa (UNICEF) selama beberapa tahun telah menekankan arti penting pelestarian
praktek- praktek pemberian Air Susu Ibu (ASI) -- dan menghidupkan kembali
praktek-praktek pemberian ASI di wilayah di mana pemberian ASI menunjukkan
penurunan – sebagai cara untuk meningkatkan kesehatan dan nutrisi bayi dan anakanak. Upaya-upaya untuk mempromosikan pemberian ASI dan untuk memecahkan
masalah yang mungkin menghambatnya menjadi bagian dari keseluruhan program
nutrisi dan kesehatan ibu dan anak dari kedua organisasi tersebut dan menjadi elemen
utama dari perawatan kesehatan primer, sebagai sarana untuk mencapai kesehatan
untuk semua pada tahun 2000.
Berbagai faktor mempengaruhi prevalensi dan masa pemberian ASI. Persidangan
Dewan Kesehatan Dunia ke Dua puluh tujuh, tahun 1974, mencatat adanya penurunan
dalam pemberian ASI di beberapa bagian kawasan di dunia, yang berkaitan dengan
faktor sosial budaya dan faktor sosial dan kultural dan faktor lainnya, termasuk
promosi makanan pengganti ASI pabrikan, dan mendesak “Negara-negara anggota
untuk mengkaji kembali kegiatan-kegiatan promosi penjualan makanan bayi untuk
memperkenalkan upaya-upaya perbaikan, termasuk kode etik pengiklanan dan
legislasi bila mana dipandang perlu”.1
Masalah ini diangkat kembali ke permukaan pada Persidangan Dewan Kesehatan
Dunia ke Tiga Puluh Tiga pada bulan Mei 1978. Di antara rekomendasinya adalah
bahwa Negara-negara anggota hendaknya memberikan prioritas pada pencegahan
malnutrisi di kalangan bayi dan anak-anak, di antaranya dengan mendukung dan
mempromosikan pemberian ASI, melakukan tindakan sosial dan legislatif untuk
memfasilitasi pemberian ASI dengan bekerja dengan para ibu, dan mengatur
“promosi penjualan makanan bayi yang tidak patut yang dapat digunakan untuk
menggantikan air susu ibu.”2
Kepentingan dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan pemberian makanan
anak-anak dan bayi tentang arti penting pemberian ASI untuk membantu masalahmasalah, tentunya, sudah meluas tidak hanya di lingkungan WHO dan UNICEF.
Pemerintah, organisasi non - pemerintah, ikatan- ikatan profesi, ilmuwan, dan
pabrikan pembuat makanan bayi juga telah meminta agar dilakukan aksi dalam skala
global sebagai salah satu langkah menuju peningkatan kesehatan bayi dan anak-anak.
Pada penghujung tahun 1978, WHO dan UNICEF mengumumkan niatnya untuk
menyelenggarakan pertemuan bersama mengenai pemberian makanan bagi bayi dan
anak-anak, di dalam program-program mereka, untuk mencoba memanfaatkan
pendapat yang sangat berdasar itu dengan sebaik-baiknya. Setelah melalui
1
Resolusi WHA 27, 43 (Handbook of Resolutions and Decisions of the World Health Assembly and the
Executive Board, Volume II, Edisi ke empat, Jenewa, 1981, halaman 58)
2
Resolusi WHA 31.47 (Handbook of Resolutions and Decisions of the World Health Assembly and the
Executive Board, Volume II, Edisi ke empat, Jenewa, 1981, halaman 62)
pertimbangan yang seksama mengenai bagaimana memastikan partisipasi yang tinggi,
pertemuan diselenggarakan di Jenewa dari tanggal 9 sampai 12 Oktober 1979, dan
dihadiri oleh sekitar 150 perwakilan dari kalangan pemerintahan, organisasiorganisasi di bawah sistem Perserikatan Bangsa- Bangsa, dan badan-badan antar
pemerintah yang lain, organisasi non-pemerintah, kalangan industri makanan bayi,
dan para ahli dalam disiplin ilmu terkait. Diskusi-diskusi diselenggarakan di bawah
lima tema: dorongan dan dukungan pemberian ASI; promosi dan dukungan praktekpraktek pemberian makanan (sapih) pelengkap pada saat yang sesuai dan tepat waktu
dengan menggunakan sumber-sumber makanan setempat; pemantapan komunikasi,
edukasi dan informasi (KIE) mengenai pemberian makanan bayi dan anak-anak;
promosi status kesehatan dan sosial perempuan dalam hubungannya dengan
pemberian makanan dan kesehatan bayi dan anak-anak; dan pemasaran & distribusi
makanan pengganti ASI.
Sidang Kesehatan Dunia ke Tiga Puluh Tiga, pada bulan Mei 1980, memberikan
dukungan penuh pernyataan dan rekomendasi yang disepakati dengan konsensus pada
pertemuan bersama WHO/UNICEF ini dan secara khusus menyebutkan dalam
rekomendasi, bahwa “hendaknya ada kode etik internasional pemasaran formula bayi
dan produk-produk lain yang digunakan sebagai pengganti ASI”, dan meminta
Direktur Jenderal untuk mempersiapkan kode etik semacam itu, “dalam konsultasi
dengan Negara-negara Anggota dan semua pihak terkait.”3
Untuk mengembangkan suatu Kode etik internasional pemasaran makanan pengganti
ASI sesuai dengan permintaan Majelis Kesehatan, sejumlah konsultasi yang panjang
dan melelahkan dengan sejumlah pihak diselenggarakan. Negara-negara anggota
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kelompok –kelompok dan perorangan yang
telah diwakili dalam Pertemuan Oktober 1979 diminta untuk memberikan
komentarnya mengenai draf kode etik itu, dan pertemuan berikutnya diselenggarakan
pada bulan Februari dan Maret dan kemudian diselenggarakan lagi pada bulan
Agustus dan September 1980. WHO dan UNICEF menempatkan diri mereka sendiri
dalam semua pembagian kelompok dalam upaya untuk mendorong dialog yang
berkelanjutan dalam bentuk dan isi dari draf kode etik itu, dan mempertahankan
poin-poin yang telah disepakati dengan konsensus dalam pertemuan Oktober 1979,
sebagai muatan minimumnya.
Pada bulan Januari 1981, Dewan Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
dalam persidangan ke enam puluh tujuh, mempertimbangkan draf kode etik ke
empat, mengesahkannya, dan secara bulat naskah resolusi itu direkomendasikan 4 ke
Majelis Kesehatan Dunia ke Tiga Puluh Empat yang nantinya akan mengadopsi kode
etik itu dalam bentuk rekomendasi, bukannya peraturan. 5 Pada bulan Mei 1981,
Majelis Kesehatan Dunia membuka perdebatan mengenai isu itu setelah
diperkenalkan / diajukan oleh perwakilan dari Dewan Eksekutif .6 Majelis Kesehatan
3
Periksa Resolusi WHA 33.32, direproduksi dalam Lampiran 2
Periksa Resolusi EB 67.R12, direproduksi dalam Lampiran 1
5
Implikasi hukum dari pengadopsian Kode etik ini sebagai rekomendasi atau sebagai regulasi
dibicarakan dalam sebuah laporan tentang kode etik oleh Direktur Jenderal WHO ke sidang Majelis
Kesehatan Dunia yang ke Tiga Puluh Empat; laporan ini dimuat dalam dokumen WHA 34/
1981/REC/1, Lampiran 3.
6
Periksa Lampiran 3 untuk petikan dari penyertaan pengantar oleh perwakilan dari Dewan Eksekutif.
4
mengadopsi kode etik itu, sebagaimana diusulkan, pada tanggal 21 Mei dengan
komposisi 118 suara setuju dan satu suara menentang, dengan tiga suara abstain.7
Negara-negara Anggota Organisasi Kesehatan Dunia:
Menegaskan bahwa hak setiap anak dan perempuan hamil dan perempuan menyusui
untuk dipenuhi gizinya secara cukup, sebagai sarana untuk mencapai dan memelihara
kesehatan;
Mengakui bahwa kekurangan gizi pada bayi merupakan bagian dari suatu masalah
yang lebih luas dari buruknya pendidikan, kemiskinan dan ketidakadilan sosial;
Mengakui bahwa kesehatan bayi dan anak-anak tidak dapat dipisahkan dari kesehatan
dan gizi perempuan, status sosial ekonomi mereka, dan peran- peran mereka sebagai
ibu;
Menyadari bahwa pemberian ASI merupakan suatu cara pemberian makanan bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak ada duanya; bahwa pemberian ASI
membentuk dasar emosional dan biologis yang unik bagi kesehatan ibu dan anak;
bahwa sifat-sifat anti infeksi dari ASI membantu melindungi bayi dari penyakit; dan
bahwa ada hubungan penting antara pemberian ASI dan pengaturan jarak anak;
Mengakui bahwa dorongan dan perlindungan pemberian ASI merupakan bagian
penting dari upaya-upaya kesehatan, gizi, dan upaya sosial lainnya diperlukan untuk
mendorong perkembangan dan pertumbuhan bayi dan anak yang sehat; dan bahwa
pemberian ASI merupakan aspek penting dari perawatan kesehatan yang utama;
Mempertimbangkan bahwa, ketika ibu tidak memberikan ASI, atau hanya menyusui
secara parsial, terdapat pasar yang sah (legitimate) untuk formula bayi dan ramuan –
ramuan yang menjadi dasar bagi pembuatannya; dan bahwa produk-produk ini
hendaknya dapat diakses oleh mereka yang memerlukan formula dan ramuan tersebut
melalui sistem distribusi komersial dan nonkomersial; dan bahwa barang- barang
dimaksud hendaknya tidak dipasarkan atau didistribusikan sedemikian rupa sehingga
dapat mengganggu perlindungan dan promosi pemberian ASI;
Lebih jauh mengakui bahwa praktek-praktek pemberian ASI yang tidak patut
menyebabkan terjadinya malnutrisi, morbiditas dan mortalitas di semua negara, dan
bahwa praktek-praktek yang tidak patut dalam pemasaran makanan pengganti dan
produk-produk terkait dapat memberikan andil pada masalah-masalah kesehatan
masyarakat yang utama;
Meyakini bahwa sungguh penting bagi bayi untuk menerima makanan pelengkap
yang tepat, biasanya ketika mereka mencapai umur empat sampai enam bulan, dan
bahwa setiap upaya hendaknya dilakukan untuk menggunakan makanan yang tersedia
secara lokal, dan kendatipun meyakini bahwa, makanan pelengkap (tambahan)
semacam itu tidak digunakan sebagai pengganti ASI;
7
Periksa Lampiran I untuk naskah resolusi WHA 34.22 yang dijadikan sarana mengadopsi Kode etik
ini. Untuk dokumen verbal dari diskusi pada persidangan pleno ke lima belas, pada 21 Mei 1981,
periksa dokumen WHA 34/1981/REC/2.
Menghargai bahwa terdapat sejumlah faktor sosial dan faktor ekonomi yang
mempengaruhi pemberian ASI, dan oleh karenanya, pemerintah hendaknya
mengembangkan dukungan sosial untuk melindungi, memfasilitasi dan mendorong
pemberian ASI, dan bahwa mereka hendaknya menciptakan suatu lingkungan yang
mendukung pemberian ASI, memberikan dukungan pada komunitas dan keluarga
secara tepat dan melindungi ibu dari faktor-faktor menghambat pemberian ASI;
Menegaskan bahwa sistem perawatan kesehatan dan profesional kesehatan dan
pekerja kesehatan yang melayani mereka, memiliki peranan yang sangat penting
untuk dimainkan dalam memberikan bimbingan praktek-praktek pemberian makan,
mendorong dan memfasilitasi pemberian ASI, dan memberikan advis yang objektif
dan konsisten kepada para ibu dan keluarga mengenai keunggulan nilai-nilai
pemberian ASI, atau bilamana dipandang perlu, mengenai penggunaan formula bayi
yang tepat, baik yang dibuat secara industri pabrikan maupun dipersiapkan di rumah;
Menegaskan lebih jauh bahwa sistem pendidikan dan pelayanan –pelayanan sosial
lainnya hendaknya dilibatkan dalam perlindungan dan promosi pemberian ASI, dan
mengenai penggunaan makanan tambahan (pelengkap) yang tepat;
Menyadari bahwa keluarga, komunitas, organisasi perempuan dan lembaga-lembaga
nonpemerintah lainnya memiliki peranan khusus yang dapat dimainkan dalam
perlindungan dan promosi pemberian ASI dan dalam memastikan bahwa dukungandukungan yang dibutuhkan oleh perempuan hamil dan ibu bayi dan anak-anak,
apakah menyusui ataupun tidak;
Menegaskan perlunya kerja sama pemerintah, organisasi-organisasi di bawah sistem
Perserikatan Bangsa –Bangsa, organisasi non – pemerintah, para pakar dari berbagai
bidang keilmuan terkait, kelompok-kelompok konsumen, dan industri dalam kegiatankegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan gizi ibu, bayi dan anakanak (balita);
Mengakui bahwa pemerintah hendaknya mengambil berbagai upaya kesehatan, gizi,
dan upaya-upaya sosial lainnya, untuk mempromosikan pertumbuhan dan
perkembangan kesehatan bayi dan anak-anak (balita) dan bahwa Kode Etik ini hanya
berkenaan dengan salah satu aspek upaya-upaya tersebut;
Mempertimbangkan bahwa pabrikan dan distributor makanan pengganti ASI memiliki
peranan konstruktif dan penting untuk dimainkan dalam hubungannya dengan
pemberian makanan bayi, dan dalam mempromosikan tujuan –tujuan dari Kode etik
ini dan pelaksanaannya yang tepat;
Menegaskan bahwa pemerintah dihimbau untuk mengambil langkah-langkah yang
dipandang perlu dalam kerangka kerja di bidang legislatif dan sosial dan tujuan –
tujuan pembangunannya secara keseluruhan untuk memberikan efek terhadap prinsipprinsip dan tujuan Kode Etik ini, termasuk pemberlakuan Undang-undang , peraturan
dan upaya –upaya lain yang tepat;
Percaya bahwa, dengan mengingat pertimbangan- pertimbangan di muka, dan
mengingat kerentanan bayi pada awal-awal bulan kehidupannya, dan risiko-risiko
yang terkandung dalam praktek-praktek pemberian makanan yang tidak tepat,
termasuk penggunaan makanan pengganti ASI yang tidak perlu dan tidak tepat,
pemasaran makanan pengganti ASI memerlukan perlakuan khusus, yang menjadikan
praktek-praktek pemasaran yang umum tidak cocok untuk produk-produk ini;
MAKA:
Negara-negara Anggota, dengan ini, menyetujui
direkomendasikan sebagai dasar bagi aksi.
pasal-pasal
berikut
yang
Pasal 1. Tujuan Kode Etik
Tujuan Kode (etik) ini adalah untuk memberikan kontribusi bagi tersedianya nutrisi
yang aman dan memadai bagi bayi, dengan melakukan perlindungan dan promosi
pemberian ASI, dan dengan memastikan bahwa makanan pengganti ASI digunakan
secara tepat, ketika hal itu dipandang perlu, berdasarkan informasi yang memadai dan
melalui pemasaran dan distribusi yang tepat.
Pasal 2. Cakupan Kode Etik
Kode (etik) ini berlaku untuk pemasaran, dan praktek-praktek yang berkaitan
dengannya, dari produk-produk berikut: pengganti ASI, termasuk formula bayi;
produk-produk susu, makanan dan minuman lainnya termasuk makanan pelengkap
dalam botol, ketika dipasarkan atau bila tidak, direpresentasikan sebagi cocok, dengan
atau tanpa modifikasi, untuk digunakan sebagai pengganti sebagian ASI atau
seluruhnya; atau seluruh ASI;
botol dan “dot” untuk memberi makan. Hal tersebut
juga berlaku atas kualitas dan ketersediaan, dan terhadap informasi yang berkaitan
dengan penggunaannya.
Pasal 3 Definisi
“ Makanan pengganti ASI” adalah setiap makanan yang dipasarkan atau sebaliknya,
direpresentasikan sebagai pengganti ASI secara parsial atau total, apakah cocok atau
tidak untuk keperluan itu.
Makanan pelengkap” adalah setiap makanan, apakah dibuat secara pabrikan atau
secara lokal, yang cocok sebagai pelengkap ASI atau formula bayi, ketika salah
satunya menjadi tidak cukup untuk memenuhi persyaratan nutrisi bayi. Makanan
seperti itu juga secara umum disebut “ makanan suplemen ASI” atau “makanan
penyapihan” (weaning food).
“Kemasan” adalah segala bentuk kemasan produk untuk penjualan sebagai unit
eceran normal, termasuk kertas pembungkus;
“Distributor” adalah seseorang, perusahaan atau badan lainnya dalam sektor publik
dan sektor swasta yang terlibat dalam usaha pemasaran (apakah secara langsung
ataupun tidak langsung) pada tingkat grosir atau eceran dari suatu produk yang
tercakup dalam Kode (etik) ini. Suatu “distributor utama” adalah agen penjualan,
perwakilan,distributor nasional atau pialang dari sebuah perusahaan
“ Sistem Perawatan Kesehatan” adalah lembaga / instansi pemerintah dan non pemerintah atau lembaga-lembaga swasta yang terlibat langsung maupun tidak
langsung dalam perawatan kesehatan untuk itu, bayi dan perempuan hamil; dan
lembaga-lembaga perawatan anak atau nursery. Sistem ini juga mencakup pekerja
kesehatan yang berpraktek swasta. Untuk maksud-maksud dalam Kode etik ini, sistem
perawatan kesehatan tidak mencakup apotek atau out-let (gerai) penjualan yang
mapan.
“ Pekerja kesehatan” adalah seseorang yang bekerja dalam salah satu komponen
suatu sistem perawatan, apakah profesional atau non-profesi, termasuk pekerja
sukarela yang tidak dibayar.
“Formula bayi” adalah pengganti ASI yang diformulasikan secara industri sesuai
dengan standar Codex Alimentarius yang berlaku, untuk memenuhi persyaratan
nutrisi normal bayi sampai berumur antara empat dan enam bulan, dan disesuaikan
dengan karakteristik fisiologis mereka. Formula bayi mungkin juga dipersiapkan di
rumah, dalam hal mana formula itu dideskripsikan sebagai “dibuat di rumah
“Label “ adalah setiap tag, cap, merek, gambar atau sesuatu yang sifatnya deskriptif,
yang ditulis, dicetak, dan distensil, diterakan, di huruf/cetak timbul, atau dibuat cetak
tekan pada, atau ditempelkan pada , suatu pengemas (periksa penjelasan di atas) dari
setiap produk yang termasuk dalam Kode (etik ini)
Pabrikan adalah perusahaan atau badan (hukum) lain di sektor publik ataupun
sektor swasta yang melakukan usaha atau fungsi (apakah secara langsung atau
melalui agen atau melalui suatu badan (hukum) yang diawasi oleh, atau di bawah
kontrak dengannya) membuat produk yang tercakup dalam Kode etik ini.
Pemasaran” adalah promosi produk, pendistribusian, penjualan, iklan, pelayanan
humas produk dan pelayanan informasi.
“Personil Pemasaran” adalah setiap orang yang fungsi - tugasnya meliputi
pemasaran suatu produk atau produk-produk yang tercakup dalam Kode (etik) ini.
Sampel adalah produk yang diberikan tanpa biaya dalam jumlah tunggal atau jumlah
yang kecil.
Pasokan (Barang) adalah jumlah produk yang disediakan untuk periode tertentu,
secara gratis atau murah, untuk tujuan-tujuan sosial, termasuk yang diserahkan ke
keluarga-keluarga yang membutuhkan.
Pasal 4. Informasi dan Edukasi
4.1. Pemerintah hendaknya memiliki tanggung jawab untuk menjamin bahwa
informasi yang objektif dan konsisten mengenai pemberian makanan bayi dan anak
(balita) untuk digunakan oleh keluarga dan mereka yang terlibat di bidang nutrisi bayi
dan anak (balita) diberikan. Tanggung jawab ini hendaknya mencakup perencanaan,
penyediaan, perancangan dan penyebarluasan informasi, atau pengawasannya.
Pasal 4.2 Bahan-bahan informasi dan edukasi, apakah tertulis, audio, atau visual, yang
berkaitan dengan pemberian makanan kepada bayi dan dimaksudkan untuk
menjangkau perempuan hamil dan ibu dari anak (balita) hendaknya mencakup
informasi yang jelas mengenai hal-hal berikut: (a) Manfaat dan keunggulan
pemberian ASI; (b) nutrisi maternal, persiapan untuk dan mempertahankan pemberian
ASI; (c) akibat negatif dari pemberian makanan botol secara parsial terhadap
pemberian ASI; (d). kesulitan untuk mengubah keputusan untuk tidak memberikan
ASI; dan (e) bila dibutuhkan, pemakaian susu formula yang benar bagi bayi, apakah
yang dibuat pabrik industri atau yang dibuat di rumah. Ketika bahan-bahan informasi
itu mengandung informasi tentang penggunaan formula bayi, materi-materi tersebut
hendaknya menjelaskan implikasi sosial dan finansial dari penggunaannya; bahaya
kesehatan dari metode pemberian makanan atau makanan yang tidak sesuai, dan, pada
khususnya, gangguan kesehatan dari penggunaan formula dan BMS lain yang tidak
tepat. Materi-materi semacam itu hendaknya tidak menggunakan gambar atau teks
apapun yang mengidealkan penggunaan BMS dilarang.
Pasal 4.3. Donasi bahan-bahan atau peralatan untuk kepentingan edukasi dan
informasi oleh pabrikan atau distributor hendaknya dibuat bila ada permintaan dan
dengan persetujuan tertulis dari badan pemerintah yang berwenang atau sesuai dengan
panduan yang disediakan oleh pemerintah untuk keperluan ini. Peralatan atau bahanbahan semacam itu boleh memuat nama atau logo perusahaan yang memberikan
sumbangan, namun tidak boleh mengacu pada satu produk barang yang termasuk
dalam cakupan Kode (etik) ini, dan hendaknya didistribusikan melalui sistem
perawatan kesehatan .
Pasal 5. Masyarakat Umum dan Ibu
5.1. Iklan atau bentuk promosi lain dari produk yang berada dalam cakupan Kode
(etik) ini yang ditujukan untuk masyarakat umum hendaknya dilarang.
5.2. Pabrikan atau distributor hendaknya tidak memberikan, baik secara langsung
ataupun tidak langsung, sampel produk dalam cakupan Kode (etik) ini kepada
perempuan hamil, ibu atau anggota keluarganya.
5.3. Sesuai dengan paragraf 1 dan 2 Pasal ini , hendaknya tidak ada iklan titik titik iklan penjualan, pemberian sampel, atau sarana-sarana promosi lainnya untuk
iming-iming penjualan secara langsung kepada konsumen di tingkat eceran seperti:
gerai/ tampilan khusus, kupon atau premi diskon, penjualan khusus, loss-leaders dan
tie-in sales untuk produk-produk yang tercakup dalam Kode (etik) ini. Ketentuanketentuan ini hendaknya tidak membatasi dibuatnya kebijakan penentuan harga dan
praktek-praktek yang dimaksudkan untuk menyediakan produk-produk dengan harga
murah dalam jangka panjang.
5.4. Pabrikan dan distributor hendaknya tidak mendistribusikan hadiah-hadiah barang
atau alat-alat rumah tangga (utensil) yang mungkin mempromosikan pengganti ASI
atau pemberian makanan botol kepada perempuan hamil, atau ibu dari bayi dan anak
(balita).
5.5
Personil pemasaran, dalam kapasitas bisnisnya, hendaknya tidak melakukan
kontak langsung atau tidak langsung dalam bentuk apapun juga dengan perempuan
hamil atau dengan ibu dari bayi atau anak (balita).
Pasal 6. Sistem Perawatan Kesehatan
6.1. Pihak yang berwewenang di bidang kesehatan di Negara-negara Anggota
hendaknya melakukan upaya-upaya untuk mendorong dan melindungi pemberian ASI
dan mempromosikan prinsip-prinsip dari Kode (etik) itu dan hendaknya memberikan
informasi dan advis yang tepat kepada para pekerja kesehatan, termasuk informasi
yang dinyatakan dalam Pasal 4.2.
6.2. Fasilitas-fasilitas kesehatan hendaknya tidak digunakan untuk tujuan-tujuan
promosi formula bayi atau produk-produk lainnya yang berada dalam lingkup Kode
(etik) ini. Kendatipun demikian, hal ini tidak menghalangi penyebaran informasi
kepada profesional kesehatan sebagaimana dinyatakan dalam pasal 7.2.
6.3
Fasilitas sistem perawatan kesehatan hendaknya tidak digunakan untuk
tampilan/ gerai produk dalam cakupan kode (etik) ini, plakat atau poster yang
berkaitan dengan produk semacam itu, atau untuk pendistribusian bahan-bahan yang
diberikan oleh suatu pabrikan atau distributor selain yang ditetapkan dalam Pasal 4.3.
6.4
Penggunaan sistem pelayanan kesehatan oleh “professional service representatives”, “mothercraft nurses” atau personil semacam itu yang disediakan atau dibayar
oleh distributor atau pabrikan selain yang ditetapkan dalam Pasal 4.3 hendaknya tidak
diizinkan.
6.5 Pemberian makanan dengan formula bayi, apakah yang dibuat di pabrik atau
dipersiapkan di rumah, hendaknya hanya didemonstrasikan oleh pekerja kesehatan,
atau pekerja komunitas lainnya bila dipandang perlu; dan hanya kepada para ibu atau
anggota keluarga yang perlu menggunakannya; dan informasi hendaknya mencakup
keterangan yang jelas mengenai bahaya yang timbul bila tidak digunakan secara tepat.
6.6 Donasi/ sumbangan barang-barang produk gratis atau murah atau produk lain
untuk lembaga-lembaga atau organisasi sebagaimana tercakup dalam Kode (etik) ini,
apakah untuk penggunaan dalam lembaga atau untuk didistribusikan di luar organisasi
tersebut, boleh dilakukan. Barang-barang semacam itu hanya digunakan atau
disalurkan bagi bayi-bayi yang harus diberi makan BMS. Bila barang-barang ini
digunakan atau distribusikan di luar institusi, hal tersebut hendaknya hanya dilakukan
oleh lembaga/ organisasi terkait. Sumbangan-sumbangan barang gratis atau penjualan
dengan harga murah itu hendaknya tidak digunakan oleh pabrikan atau distributor
sebagai bujukan / imin-iming penjualan
6.7. Ketika barang-barang berupa formula bayi atau produk lain yang tercakup dalam
Kode (etik ) ini disalurkan di luar suatu lembaga, lembaga atau organisasi tersebut
hendaknya mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa barang-barang
tersebut dapat diteruskan sepanjang bayi-bayi terkait memerlukannya. Donor, serta
lembaga atau organisasi terkait, hendaknya senantiasa mengingat tanggung jawab ini.
6.8. Bahan-bahan dan peralatan, selain yang dimaksud dalam Pasal 4.3., yang
disumbangkan ke suatu sistem perawatan kesehatan boleh membawa nama atau logo,
namun hendaknya tidak merujuk pada produk kepemilikan dalam cakupan Kode
(etik) ini.
Pasal 7. Pekerja Kesehatan
7.1. Pekerja kesehatan hendaknya mendorong dan melindungi pemberian ASI; dan
mereka yang terkait dengan nutrisi bayi dan ibu hendaknya berupaya agar mereka
terbiasa dengan tanggung jawabnya sesuai dengan Kode (etik ini), termasuk informasi
yang diuraikan dalam Pasal 4.2.
7.2 Informasi yang diberikan oleh pabrikan dan distributor kepada profesional
kesehatan mengenai produk-produk yang tercakup dalam Kode (etik ini) hendaknya
dibatasi pada hal-hal ilmiah dan berdasarkan pada fakta, dan informasi semacam itu
hendaknya tidak mengimplikasikan atau menciptakan kepercayaan bahwa pemberian
makanan botol setara atau lebih unggul di banding pemberian ASI. Informasi tersebut
harus mencakup semua informasi yang dijelaskan dalam Pasal 4.2.
7.3. Iming-iming material atau finansial untuk mempromosikan produk-produk di
bawah cakupan Kode (etik) hendaknya tidak ditawarkan ke pekerja kesehatan atau
keluarganya, dan pekerja kesehatan atau anggota keluarganya juga hendaknya tidak
menerima iming-iming tersebut.
7.4. Sampel formula bayi atau produk lain yang berada di bawah cakupan Kode (etik)
ini, atau sampel peralatan rumah tangga untuk membuat atau menyiapkan, hendaknya
tidak diberikan kepada pekerja kesehatan, kecuali untuk keperluan evaluasi atau riset
profesi anak di tingkat kelembagaan. Pekerja kesehatan hendaknya tidak meneruskan
sampel-sampel ini ke perempuan hamil, ibu dari bayi dan anak-anak (balita), atau para
anggota keluarganya.
7.5. Perusahaan atau distributor produk-produk yang masuk tercakup dalam Kode
(etik) ini, hendaknya mengungkapkan kepada lembaga tempat pekerja kesehatan
penerima terafilisasi, semua kontribusi yang diberikan terhadap pekerja atau atas
nama dirinya, bantuan bea siswa, studi tur, riset hibah, kehadiran dalam konferensi
profesi, dan sejenisnya. Penerima hendaknya juga mengungkapkan hal yang sama
secara terbuka.
Pasal 8. Pihak-pihak yang dipekerjakan oleh pabrikan dan distributor
8.1. Dalam sistem insentif penjualan bagi personil pemasaran, volume penjualan
produk yang tercakup dalam Kode (etik) ini hendaknya tidak dimasukkan dalam
penghitungan bonus, dan batasan kuota hendaknya tidak dikenakan kepada penjualan
produk-produk ini. Hal ini hendaknya tidak dipahami sebagai pencegahan terhadap
pembayaran bonus berdasarkan penjualan secara keseluruhan oleh perusahaan dari
produk-produk lain yang dipasarkan oleh perusahaan tersebut.
8.2. Personil yang dipekerjakan dalam pemasaran produk yang berada dalam cakupan
Kode (etik) ini, hendaknya tidak menjalankan fungsi-fungsi pendidikan, sebagai
bagian dari tanggung jawab tugas pekerjaannya, yang berhubungan dengan
perempuan hamil atau ibu bayi dan anak-anak (balita). Hal ini hendaknya tidak
dipahami sebagai upaya untuk mencegah personil semacam itu agar tidak digunakan
oleh sistem perawatan kesehatan untuk melaksanakan tugas-tugas yang lain di bawah
permohonan dan persetujuan tertulis dari otoritas pemerintah terkait.
Pasal 9. Pembuatan Label
9.1 Label hendaknya dirancang untuk memberikan informasi yang diperlukan
mengenai penggunaan produk itu secara tepat, dan agar tidak mengendurkan
semangat pemberian ASI.
9.2 Pabrikan dan penyalur formula bayi hendaknya memastikan bahwa masingmasing kaleng/ kotak memiliki pesan yang jelas, terang, dan mudah dibaca dan
dipahami yang dicetak di kotak/kalengnya, atau pada label yang tidak dengan mudah
terpisah dari kaleng itu, dalam bahasa yang sesuai, yang mencakup poin-poin berikut;
(a) kata ”Pengumuman Penting” atau padanannya; (b) pernyataan mengenai
keunggulan pemberian ASI; (c) pernyataan bahwa produk itu hendaknya digunakan
hanya berdasarkan advis pekerja kesehatan tentang pentingnya penggunaan dan
metode penggunaan yang tepat; (d) instruksi pembuatan/ penyiapan yang tepat, dan
sebuah peringatan terhadap gangguan kesehatan bila tidak disiapkan atau tidak
dilakukan sesuai petunjuk. Baik kemasan maupun labelnya hendaknya tidak
mencantumkan gambar bayi atau gambar lain atau teks yang bisa mengidealkan
penggunaan formula bayi. Kendatipun demikian, mereka boleh mencantumkan grafik
untuk memudahkan identifikasi produk sebagai pengganti ASI dan untuk
mengilustrasikan metode pembuatan/penyiapannya. Istilah-istilah “humanized”,
“maternalized” atau istilah-istilah sejenis hendaknya tidak digunakan. Sisipan yang
memberikan informasi tambahan mengenai produk dan penggunaannya yang tepat,
tunduk pada syarat-syarat di atas, boleh dimasukkan dalam paket atau unit ecerannya.
Ketika label memberikan instruksi untuk memodifikasi suatu produk menjadi formula
bayi, hal di atas hendaknya berlaku.
9.3 Produk-produk yang berada dalam cakupan Kode (etik) ini, yang dipasarkan
untuk pemberian makanan bayi, yang tidak memenuhi persyaratan formula bayi,
namun dapat dimodifikasi untuk melakukan hal itu, hendaknya mencantumkan dalam
labelnya sebuah peringatan bahwa produk yang tidak dimodifikasi hendaknya tidak
menjadi sumber satu-satunya gizi bagi bayi. Karena susu kental manis tidak cocok
untuk makanan bayi, dan juga tidak cocok untuk sebagai bahan ramuan utama
formula bayi, maka labelnya harus tidak mengandung instruksi mengenai cara
memodifikasinya untuk keperluan tersebut.
9.4.
Label produk makanan yang berada dalam cakupan Kode (etik) ini hendaknya
juga menyatakan poin-poin berikut: (a) ramuan yang digunakan; (b) komposisi /
analisis produk; (c) persyaratan mengenai kondisi penyimpanan (d) nomor batch
dan tanggal kedaluwarsa, dengan mempertimbangkan kondisi iklim dan penyimpanan
di negara terkait.
Pasal 10 Mutu
10.1. Mutu produk merupakan elemen yang sangat penting bagi perlindungan
kesehatan bayi dan oleh karena itu, hendaknya ada standar yang sangat diakui.
10.2. Produk-produk makanan yang berada di dalam cakupan Kode (ini), ketika di
jual atau didistribusikan, hendaknya memenuhi standar berlaku
yang
direkomendasikan oleh Komisi Codex Alimentarius dan juga Codex Kode (etik)
Praktek-praktek Higienis untuk Makanan bagi Bayi dan Anak.
Pasal 11 Pelaksanaan dan Pemantauan
11.1. Pemerintah hendaknya mengambil tindakan untuk memberikan efek kepada
prinsip-prinsip dan tujuan Kode (etik) ini, karena sesuai dengan kerangka kerja
legislatif dan kerangka kerja sosialnya, termasuk pengadopsian legislasi nasional,
regulasi atau upaya-upaya lain yang sesuai. Untuk maksud ini, pemerintah hendaknya
mengupayakan, bilamana perlu, kerja sama dengan WHO, UNICEF atau badan-badan
lain di bawah sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kebijakan dan upaya –upaya
nasional, termasuk peraturan dan perundang-undangan, yang diadopsi untuk
memberikan efek pada prinsip-prinsip dan tujuan dari Kode (etik) ini, hendaknya
secara terbuka dinyatakan dalam, dan hendaknya diterapkan dengan berdasar pada
landasan yang sama bagi semua pihak yang terlibat dalam pabrikasi dan pemasaran
produk dalam cakupan Kode (etik) ini.
11.2. Pemantauan pelaksanaan Kode (etik) ini tergantung pada pemerintah yang
bertindak secara individual dan secara kolektif melalui Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), sebagaimana ditetapkan dalam paragraf 6 dan 7 dari Pasal ini. Pabrikan dan
distributor produk yang berada dalam cakupan Kode (etik) ini, dan organisasiorganisasi non-pemerintah yang terkait, kelompok- kelompok profesi, dan organisasiorganisasi konsumen hendaknya bekerja sama dengan pemerintah untuk mencapai
tujuan ini.
11.3 Lepas dari segala upaya yang diambil untuk melaksanakan Kode (etik) ini,
pabrikan dan penyalur produk yang berada dalam cakupan Kode (etik) ini hendaknya
memandang dirinya sebagai bertanggung jawab atas pemantauan praktek- praktek
pemasarannya sesuai dengan prinsip- prinsip dan tujuan Peraturan ini, dan untuk
mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa perilaku mereka di segala
tingkatan sesuai dengan prinsip-prinsip dan tujuan tersebut.
11.4 Organisasi nonpemerintah, kelompok profesi, lembaga dan individu yang
terkait hendaknya memiliki tanggung jawab untuk menarik perhatian para pabrikan
atau penyalur ke kegiatan- kegiatan yang tidak cocok dengan prinsip-prinsip dan
tujuan Peraturan ini, sehingga tindakan yang tepat dapat diambil. Otoritas pemerintah
yang berwewenang hendaknya juga diberi informasi.
11.5. Pembuat produk dan distributor utama dari produk-produk yang berada dalam
cakupan Kode (etik) ini hendaknya menilai (mengukur) masing-masing anggota
personil pemasaran berdasarkan Kode (etik) dan dari tanggung jawab mereka.
11.6. Sesuai dengan Pasal 62 Konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
Negara-negara Anggota secara tahunan akan mengomunikasikan informasi tentang
tindakan-tindakan yang telah diambil untuk memberikan efek terhadap prinsip-prinsip
dan tujuan Kode (etik) ini kepada Direktur Jenderal.
11.7. Direktur Jenderal akan melaporkan pada tahun –tahun genap ke Majelis
Kesehatan Dunia (WHA) mengenai status pelaksanaan Kode (etik) ini; dan
berdasarkan permintaan, akan memberikan dukungan teknis bagi Negara-negara
anggota guna mempersiapkan perangkat peraturan dan perundang-undangan, atau
melakukan tindakan-tindakan lain yang tepat dalam pelaksanaan dan mendorong lebih
jauh (realisasi) prinsip-prinsip dan tujuan Kode (etik) ini.
Lampiran 1
Resolusi Dewan Eksekutif dalam Persidangan ke Enam Puluh Tujuh dan Persidangan
Majelis Kesehatan Dunia ke Tiga Puluh Empat mengenai Kode (etik) Internasional
Pemasaran Makanan Pengganti Air Susu Ibu (ASI)
Resolusi EB 67.R12
Draf Majelis Kesehatan Dunia tentang Kode (etik) Internasional tentang
Pemasaran Makanan Pengganti ASI
Dewan Eksekutif,
Setelah mempertimbangkan laporan Direktur Jenderal mengenai Draf Kode (etik)
Internasional mengenai Pemasaran Makanan Pengganti ASI;
1.
2.
3.
MENDUKUNG secara utuh Draf Kode (etik) Internasional yang dibuat
oleh Direktur Jenderal;
Melanjutkan Draf Kode (etik) Internasional ke Majelis Kesehatan Dunia
ke Tiga Puluh Empat;
Merekomendasikan ke Majelis Kesehatan Dunia ke Tiga Puluh Empat
pengadopsian resolusi berikut:
28 Januari 1981
[ Naskah yang direkomendasikan oleh Dewan Eksekutif yang diadopsi Majelis
Kesehatan Dunia ke Tiga Puluh Empat, pada tanggal 21 Mei 1981, sebagai resolusi
WHA 34.22, direproduksi di balik halaman ini]
Resolusi WHA 34.22
Kode (etik) Internasional Pemasaran Makanan Pengganti ASI
Majelis Kesehatan Dunia ke Tiga Puluh Empat,
Mengakui arti penting nutrisi bayi dan anak-anak (balita) yang kuat bagi
perkembangan dan kesehatan anak dan orang dewasa di masa mendatang;
Mengingat bahwa pemberian ASI adalah satu-satunya metode alami pemberian
makanan kepada bayi dan bahwa pemberian ASI harus secara aktif dilindungi dan
dipromosikan di semua negara;
Meyakini bahwa pemerintahan Negara-negara anggota memiliki tanggung jawab
penting dan peranan utama yang mesti dimainkan dalam perlindungan dan promosi
pemberian ASI sebagai sarana peningkatan kesehatan bayi dan anak (balita);
Menyadari adanya efek langsung dan efek tak langsung dari praktek-praktek
pemasaran bagi pengganti ASI pada bayi dan anak-anak (balita);
Meyakini bahwa perlindungan dan promosi pemberian makanan bayi, termasuk
peraturan pemasaran makanan pengganti ASI, mempengaruhi kesehatan bayi dan
anak-anak (balita) secara langsung dan nyata, dan merupakan masalah yang menjadi
perhatian langsung WHO;
Setelah mempertimbangkan draf Kode (etik) Internasional mengenai Pemasaran
Makanan Pengganti ASI yang dibuat oleh Direktur Jenderal dan diajukan ke Dewan
Eksekutifnya;
Menyatakan terima kasih kepada Direktur Jenderal dan Direktur Eksekutif Dana
Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa atas langkah-langkah yang mereka ambil
dalam menjamin konsultasi tertutup dengan Negara-negara Anggota dan dengan
semua pihak yang terkait dalam proses penyiapan draf Kode (etik) Internasional ;
Setelah mempertimbangkan rekomendasi yang dibuat setelah itu oleh Dewan
Eksekutif dalam persidangan ke enam puluh tujuh;
Menegaskan resolusi WHA 33.32, termasuk dukungan atas keseluruhan pernyataan
dan rekomendasi yang dibuat oleh Pertemuan Bersama WHO/UNICEF mengenai
Pemberian Makanan untuk Bayi dan Anak-anak (balita) yang diselenggarakan pada
tanggal 9-12 Oktober 1979;
Menekankan bahwa pengadopsian dan kepatuhan terhadap Kode (etik) Internasional
Pemasaran Makanan Pengganti ASI merupakan persiapan minimum dan hanya salah
satu dari beberapa aksi penting yang diminta dalam upaya untuk melindungi praktekpraktek kesehatan dalam hal pemberian makanan bagi bayi dan anak-anak (balita);
1.
MENGADOPSI , dalam pengertian Pasal 23 dari konstitusi, Kode (etik)
Internasional Pemasaran Makanan Pengganti ASI yang dicantumkan dalam
Lampiran resolusi saat ini;
2.
MENDESAK negara-negara anggota:
(1)
(2)
(3)
(4)
memberikan dukungan penuh dan bulat bagi pelaksanaan rekomendasi
yang telah dibuat oleh Pertemuan Bersama UNICEF/WHO tentang
Pemberian Makanan Bayi dan Anak-anak (balita) dan ketentuanketentuan dalam Kode (etik) Internasional dalam keseluruhannya
sebagai pernyataan kemauan kolektif dari keanggotaan Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO);
menerjemahkan Kode (etik) Internasional ke dalam legislasi,
perundang-undangan, dan upaya-upaya lainnya;
untuk melibatkan semua sektor sosial dan ekonomi untuk terkait dan
semua pihak terkait untuk dalam pelaksanaan Kode (etik) internasional
dan pelaksanaan ketentuan-ketentuannya;
memantau kepatuhan terhadap Kode (etik) ini;
3.
MEMUTUSKAN bahwa tindak lanjut dan penelaahan kembali implementasi
resolusi ini hendaknya dilakukan oleh panitia regional, Dewan Eksekutif dan
Majelis Kesehatan dengan semangat WHA 33.32;
4.
MEMINTA Komisi Codex Alimentarius untuk memberikan pertimbangan
penuh, dalam kerangka kerja mandat operasionalnya, terhadap aksi yang
mungkin akan diambil untuk meningkatkan standar mutu makanan bayi, dan
guna mendukung dan mempromosikan pelaksanaan Kode (etik) Internasional;
5.
MEMINTA Direktur Jenderal:
(1)
untuk memberikan dukungan yang mungkin bagi negara- negara
anggota, sebagaimana dan saat diminta, bagi pelaksanaan Kode (etik)
Internasional, dan secara khusus dalam penyiapan legislasi nasional
dan upaya-upaya lain yang terkait dengan hal tersebut, sesuai dengan
sub-paragraf pelaksanaan (6(6)) resolusi WHA 33.32;
(2)
menggunakan memanfaat kantornya untuk mengupayakan kerja sama
yang berkelanjutan dengan semua pihak terkait dalam pelaksanaan
dan pemantauan kode (etik) Internasional di tingkat negara, kawasan,
dan global;
(3)
melaporkan ke Majelis Kesehatan Dunia ke Tiga Puluh Enam
mengenai status tingkat pemenuhan implementasi Kode (etik) di
tingkat negara, kawasan dan global;
(4)
berdasarkan kesimpulan-kesimpulan laporan status, untuk membuat
proposal, bila dipandang perlu, untuk merevisi naskah Kode (etik ) ini
dan untuk upaya-upaya yang diperlukan agar penerapannya efektif.
21 Mei 1981
Lampiran 2
Resolusi Majelis Kesehatan Dunia ke Tiga Puluh Tiga mengenai
Pemberian Makanan Bayi dan Anak-anak (balita)
Resolusi WHA 33.32 Pemberian Makanan Bayi dan Anak-anak
Majelis Kesehatan Dunia ke Tiga Puluh Tiga,
Mengingat resolusi WHA 27.43 dan WHA 31.47 yang secara khusus menegaskan
kembali bahwa pemberian ASI ideal bagi perkembangan fisik dan psikososial anak
yang harmonis, bahwa tindakan mendesak diperlukan oleh pemerintah dan Direktur
Jenderal dalam rangka untuk mengintensifkan kegiatan- kegiatan promosi pemberian
ASI dan pengembangan berbagai aksi yang berkaitan dengan pembuatan dan
pemanfaatan makanan “penyapih” yang berdasarkan pada makanan setempat, dan
bahwa kebutuhan yang mendesak bagi negara-negara anggota untuk menelaah
kembali kegiatan-kegiatan promosi penjualan makanan bayi dan memperkenalkan
upaya-upaya remedial yang tepat untuk , termasuk kode etik periklanan dan legislasi,
serta mengambil langkah-langkah sosial suportif yang tepat bagi ibu yang bekerja
jauh dari rumah mereka selama masa menyusui;
Mengingat lebih jauh resolusi WHA 31.55 dan WHA 34.42 yang menekankan pada
kesehatan ibu dan anak sebagai komponen penting dari perawatan kesehatan yang
utama, yang penting bagi pencapaian kesehatan untuk semua sebelum / pada tahun
2000;
Mengakui bahwa ada hubungan yang erat antara pemberian makanan pada bayi dan
anak-anak dengan hubungan pembangunan sosial dan ekonomi, dan bahwa tindakan
mendesak oleh pemerintah diperlukan untuk mempromosikan kesehatan dan gizi ibu,
anak dan bayi, antara lain, melalui pendidikan, pelatihan, dan informasi di bidang ini;
Mencatat bahwa Pertemuan Bersama WHO/UNICEF mengenai Pemberian Makanan
Bayi dan Anak yang diselenggarakan pada tanggal 9-12 Oktober 1979, dan dihadiri
oleh perwakilan dari pemerintahan, Sistem di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa dan
lembaga-lembaga teknis, organisasi-organisasi non- pemerintah yang aktif di bidang
tersebut, industri makanan bayi dan para pakar yang bekerja di bidang tersebut;
1.
MENDUKUNG sepenuhnya pernyataan dan rekomendasi yang dibuat oleh
pertemuan bersama WHO/UNICEF, yakni mengenai upaya mendorong dan
mendukung pemberian ASI; promosi dan dukungan bagi praktek-praktek
“penyapihan” yang tepat; penguatan pendidikan, pelatihan dan informasi; promosi
kesehatan dan status perempuan dalam hubungannya dengan pemberian makanan
kepada bayi dan anak; serta pemasaran dan distribusi makanan pengganti ASI.
Pernyataan dan rekomendasi –rekomendasi ini juga menjelaskan kewajiban mereka
yang bertanggung jawab bidang pelayanan kesehatan, personil kesehatan, otoritas
nasional, organisasi perempuan dan organisasi non-pemerintah, badan- badan di
bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan industri pembuat makanan bayi; dan
menekankan arti penting untuk memiliki kebijakan gizi dan makanan yang koheren
bagi sebuah negara, dan perlunya perempuan hamil dan perempuan menyusui
dipenuhi gizinya. Pertemuan Bersama itu juga merekomendasikan bahwa
“Hendaknya ada suatu kode (etik) internasional pemasaran formula bayi dan produkproduk lain yang digunakan sebagai pengganti ASI. Kode etik ini hendaknya
didukung oleh negara pengekspor dan pengimpor dan ditaati oleh pabrikan. WHO
dan UNICEG diminta untuk mengorganisasikan proses persiapannya, dengan
keterlibatan pihak-pihak terkait; dalam upaya mencapai suatu kesimpulan segera.”
2.
MENGAKUI pekerjaan penting yang telah dilaksanakan oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF yang berkenaan dengan pelaksanaan
rekomendasi ini dan pekerjaan-pekerjaan persiapan yang dilaksanakan dalam
memformulasikan draf kode (etik) internasional pemasaran makanan pengganti ASI;
3.
MENDESAK negara- negara yang belum melaksanakan hal tersebut untuk
mengkaji dan melaksanakan resolusi WHA 27.43 dan WHA 32.42;
4.
MENDESAK berbagai organisasi perempuan untuk menyelenggarakan
kampanye penyebarluasan informasi secara luas dalam mendukung kebiasankebiasaan sehat dan pemberian ASI.
5.
MEMINTA Direktur Jenderal:
(1)
Untuk bekerja sama dengan Negara-negara anggota guna melakukan
supervisi atau merancang supervisi atas kualitas makanan bayi selama
masa produksi di negara terkait, serta selama pengimporan dan
pemasarannya;
(2)
Untuk mempromosikan dan memberikan dukungan pertukaran
informasi di bidang hukum, peraturan dan upaya-upaya lainnya yang
berkaitan dengan pemasaran pengganti ASI;
6.
LEBIH LANJUT MEMINTA Direktur Jenderal untuk mengintensifkan
kegiatan- kegiatannya untuk mempromosikan implementasi rekomendasi pertemuan
Bersama WHO/UNICEF dan, khususnya:
(1)
( 1) melanjutkan upaya-upaya untuk mempromosikan pemberian ASI
serta praktek-praktek penyapihan dan pemberian makanan tambahan
baik sebagai prasyarat bagi perkembangan dan pertumbuhan anak
yang sehat;
(2)
mengintensifkan koordinasi dengan lembaga/ badan internasional dan
bilateral untuk memobilisasikan sumber-sumber daya yang diperlukan
untuk promosi dan dukungan bagi kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan penyiapan makanan penyapih berbasis produk setempat di
negara-negara yang membutuhkan dukungan-dukungan semacam itu,
dan menghimpun dan menyebarluaskan informasi mengenai metodemetode pemberian makanan tambahan dan praktek-praktek penyapihan
yang berhasil dipergunakan di berbagai latar budaya yang berbeda;
(3)
untuk mengintensifkan kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan
kesehatan, pelatihan dan informasi mengenai pemberian makanan pada
bayi dan anak-anak, khususnya melalui penyiapan pelatihan dan
manual lain bagi pekerja perawatan kesehatan yang utama di berbagai
negara dan kawasan yang berbeda;
(4)
mempersiapkan kode (etik) internasional tentang pemasaran makanan
pengganti ASI dalam konsultasi dengan negara-negara Anggota dan
semua pihak terkait lainnya, termasuk pakar-pakar dan ilmuwan yang
kerja samanya mungkin dipandang sangat penting, dengan mengingat:
(5)
(a)
bahwa pemasaran makanan pengganti ASI dan makanan
penyapih hendaknya dipandang dalam kerangka permasalahan
pemberian makanan bagi bayi dan anak secara keseluruhan;
(b)
tujuan Kode (etik) hendaknya memberikan kontribusi bagi
penyediaan nutrisi yang memadai dan aman bagi bayi dan
anak-anak dan menjamin, berdasarkan informasi yang cukup,
pemanfaatan makanan pengganti ASI yang tepat bila
diperlukan;
(c)
Kode (etik) hendaknya didasarkan pada pengetahuan mengenai
nutrisi bayi yang ada;
(d)
Kode (etik) hendaknya diatur, antara lain, berdasarkan prinsipprinsip berikut:
(i)
produksi, penyimpanan, dan distribusi, serta periklanan
produk-produk makanan bayi hendaknya tunduk pada
peraturan atau perundang-undangan nasional; atau upayaupaya lain yang tepat bagi negara terkait;
(ii)
informasi yang relevan mengenai pemberian makanan
bayi hendaknya diberikan oleh sistem perawatan
kesehatan negara di mana produk itu dikonsumsi.
(iii)
Produk-produk hendaknya memenuhi standar mutu dan
penyajian
internasional, khususnya standar yang
dikembangkan oleh Komisi Codex Alimentarius, dan
label produk tersebut hendaknya
secara jelas
menginformasikan kepada publik mengenai keunggulan
pemberian ASI;
menyerahkan kode (etik) ke Dewan Eksekutif untuk dipertimbangkan
dalam persidangan ke enam puluh tujuh dan meneruskan beserta
rekomendasinya ke Majelis Kesehatan Dunia ke tiga puluh empat,
bersama dengan proposal mengenai promosi dan implementasinya
sebagai peraturan dalam pengertian pasal 22 dan 23 Konstitusi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau sebagai rekomendasi dalam
pengertian Pasal 23, yang menguraikan implikasi hukum dan implikasi
lain dari masing-masing pilihan.
(6)
Untuk menelaah kembali legislasi yang ada di beberapa negara untuk
menjadikan mampu dan mendorong pemberian ASI, khususnya oleh
para ibu yang bekerja, dan untuk memperkuat kapasitas organisasi
bekerja sama sesuai dengan permintaan Negara Anggota dalam
mengembangkan legislasi semacam itu;
(7)
Menyerahkan ke Majelis Kesehatan Dunia ke Tiga Puluh Empat, pada
tahun 1981, dan tahun-tahun genap setelah itu, laporan mengenai
langkah-langkah yang telah diambil oleh WHO untuk mempromosikan
pemberian ASI dan meningkatkan pemberian makanan pada bayi dan
anak-anak, beserta dengan evaluasi mengenai efek dari segala upaya
yang telah dilakukan oleh WHO dan negara –negara anggota.
23 Mei 1980
Lampiran 3
Petikan dari Pernyataan Pengantar oleh Perwakilan dari Dewan Eksekutif ke
Majelis Kesehatan Dunia ke Tiga Puluh mengenai pokok –pokok Draf Kode
(etik) Internasional Pemasaran Makanan Pengganti ASI1
Topik “pemberian makanan pada bayi dan anak” telah dikaji dan didiskusikan secara
ekstensif pada bulan Mei 1980 pada Majelis Kesehatan Dunia dan topik ini juga telah
didiskusikan secara ekstensif pada pagi ini. Delegasi juga akan me-recall resolusi
WHA 33.32 Majelis Kesehatan mengenai hal ini, yang diadopsi secara bulat dan,
yang di antaranya, meminta Direktur Jenderal untuk “mempersiapkan suatu kode
“etik” internasional untuk pemasaran makanan pengganti ASI dalam konsultasi
dengan negara-negara anggota dan dengan pihak lain terkait.” Kebutuhan atas kode
(etik) semacam itu dan prinsip-prinsip hendaknya mendasari pengembangan kode itu
disetujui secara bulat pada Majelis Kesehatan tahun lalu.”2 Oleh karena itu, menurut
hemat kami, tidaklah ada perlunya pada hari ini,untuk di bahas dan dikaji kembali.
Ada dua pokok permasalahan di hadapan komite pada hari ini: pertama, isi dari kode
(etik) ini; dan kedua, pertanyaan mengenai apakah kode (etik) itu hendaknya diadopsi
sebagai peraturan dalam pengertian Pasal 21 dan pasal 22 konstitusi WHO atau
sebagai rekomendasi dalam pengertian 23.
Proposal yang berada di hadapan Komite dalam dokumen A34/8 adalah draf ke
empat kode (etik); Proposal ini merupakah hasil proses konsultasi yang panjang yang
diselenggarakan dengan negara-negara anggota dan pihak-pihak terkait lainnya,
dengan kerja sama yang erat dengan UNICEF. Beberapa masalah, bila ada, di
hadapan Dewan Eksekutif dan Majelis Kesehatan telah menjadi objek konsultasi
yang sangat intensif, sama intensifnya dengan konsultasi mengenai draf kode (etik) itu.
Selama diskusi Dewan Eksekutif mengenai bagian ini pada persidangan ke enam
puluh tujuh, pada bulan Januari 1981, banyak negara anggota menaruh perhatian pada
tujuan dan prinsip- prinsip dan menekankan bahwa, sebagaimana pada draf ini, kode
(etik) ini menjadi persyaratan standar minimum yang dapat diterima mengenai
pemasaran makanan pengganti ASI. Karena sampai saat ini, sebagaimana tercermin
dalam berbagai artikel surat kabar baru-baru ini, ketidakpastian masih saja tetap ada
terutama yang berkenaan dengan isi kode (etik) ini, khususnya mengenai cakupannya,
Saya percaya bahwa akan sungguh bermanfaat untuk membuat beberapa catatan
mengenai hal ini. Kendatipun demikian, saya buru-buru mengingatkan delegasi,
bahwa cakupan kode (etik) ini bukanlah sumber kesulitan selama diskusi dalam
Dewan Eksekutif.
Cakupan draf kode (etik) ditetapkan dalam Pasal 2. Selama empat sampai enam bulan
pertama kehidupan, ASI itu saja biasanya cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
1
Pernyataan Dr. Torbjorn Mork (Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Norwegia), perwakilan dari
Dewan Eksekutif, disampaikan di hadapan komite A pada tanggal 20 Mei 1981. Dokumen Rangkuman
dari diskusi topik ini pada pertemuan ke tigabelas, ke empat belas dan ke limabelas Komite A dimuat
dalam dokumen WHA 34/1981/REC/3.
2
Periksa dokumen WHA 33/1980/REC/1, Lampiran 6: dokumen WHA 33/1980/REC/2, halaman 327;
dan dokumen WHA 33/1980/REC/3, halaman 67-95 dan 200-2004.
bayi normal. ASI mungkin digantikan selama periode ini dengan pengganti ASI yang
dapat dipercaya, termasuk formula bayi. Makanan lainnya, seperti susu sapi, jus buahbuahan, sereal, sayuran, atau cairan lainnya, makanan padat ataupun setengah padat
yang dimaksudkan untuk bayi dan diberikan setelah masa awal, tidak dapat lagi
dianggap sebagai pengganti ASI ( atau sebagai pengganti yang dapat dipercaya).
Makanan-makanan semacam itu hanya pelengkap bagi ASI atau pengganti ASI, dan
oleh karena itu, dirujuk dalam draf kode (etik) sebagai makanan pelengkap. Mereka
juga umumnya disebut “makanan penyapih” atau makanan tambahan ASI.
Produk selain pengganti ASI yang tepercaya, termasuk formula bayi, dicakup dalam
kode (etik) ini hanya ketika mereka “dipasarkan atau dengan cara lain,
direpresentasikan sebagai cocok ... untuk digunakan sebagai bagian pengganti parsial
atau total dari ASI”. Jadi rujukan kode (etik) terhadap produk yang digunakan sebagai
pengganti parsial atau total dari ASI tidak dimaksudkan untuk diberlakukan bagi
makanan pelengkap, kecuali makanan-makanan ini sebenarnya dipasarkan -- sebagai
pengganti ASI, termasuk formula bayi dipasarkan – sebagai cocok untuk pengganti
ASI secara parsial maupun secara total. Sepanjang pembuat produk dan distributor
itu tidak mempromosikan produk-produk itu sebagai cocok untuk menggantikan ASI
secara parsial maupun total, ketentuan kode (etik) mengenai pembatasan-pembatasan
tentang iklan dan kegiatan-kegiatan lain tidak berlaku untuk produk tersebut.
Dewan Eksekutif telah meneliti draf kode (etik) ini dengan sangat seksama.3 Beberapa
anggota dewan telah menunjukkan bahwa mereka mempertimbangkan untuk
menyampaikan amandemen dalam upaya untuk memperkuat kode (etik) itu dan
membuatnya menjadi lebih akurat. Kendatipun demikian, Dewan mempertimbangkan
bahwa pengadopsian kode (etik) ini oleh Majelis Kesehatan Dunia ke Tiga Puluh
Empat merupakan masalah yang sangat mendesak mengingat keadaan yang serius
tengah berlangsung, khususnya di negara sedang berkembang, dan bahwa amandemen
yang disampaikan pada tahapan ini mungkin akan membawa akibat pada ditundanya
pengadopsian kode (etik) ini. Oleh karena itu, dewan, secara bulat,
merekomendasikan ke Majelis Kesehatan Dunia untuk mengadopsi kode (etik) yang
dibuat drafnya baru-baru ini, menyadari bahwa kode itu mungkin perlu direvisi dalam
waktu yang secepatnya dengan mempertimbangkan pengalaman- pengalaman yang
diperoleh dari pelaksanaan berbagai ketentuannya. Hal ini tercermin dalam paragraf
pelaksanaan 5(4) dari resolusi yang direkomendasikan yang terkandung dalam
resolusi EB67.R12.
Pertanyaan utama kedua diajukan ke Dewan Eksekutif adalah apakah Dewan
hendaknya merekomendasikan pengadopsian kode (etik) ini
sebagai sebuah
rekomendasi atau sebuah peraturan. Beberapa anggota Dewan Eksekutif menyatakan
pilihannya yang tegas untuk mengadopsinya sebagai peraturan dalam pengertian Pasal
21 dan 22 Konstitusi WHO. Kendatipun demikian, menjadi jelas bahwa walaupun
tidak terdapat suara tunggal berbeda (dissenting voice), dalam Dewan baik mengenai
perlunya suatu kode (etik) internasional atau mengenai isi ataupun cakupannya,
pendapat tetap terbagi ketika dihadapkan pada pertanyaan mengenai pilihan sebagai
rekomendasi vs peraturan.
3
Periksa dokumen diskusi Dewan yang dimuat dalam dokumen EB67/1981/REC/2, halaman 306-322.
Ditekankan bahwa setiap keputusan mengenai bentuk kode (etik) yang hendaknya
diambil, hendaknya didasarkan pada penghargaan terhadap alternatif mana yang
memiliki peluang yang lebih baik memenuhi tujuan kode (etik) – yakni, untuk
memberikan kontribusi bagi peningkatan kesehatan gizi dan kesehatan bayi dan anakanak. Dewan bersepakat bahwa kekuatan dari suatu rekomendasi bulat dapat menjadi
sedemikian rupa sehingga lebih persuasif dibanding peraturan yang telah
mendapatkan dukungan yang kurang bulat dari negara-negara anggota. Kendatipun
demikian, sudah dipertimbangkan bahwa pelaksanaan kode (etik) ini hendaknya
dimonitor secara ketat sesuai dengan prosedur konstitusional WHO yang ada: bahwa
Majelis (persidangan) di masa mendatang hendaknya melakukan penilaian terhadap
situasi berdasarkan laporan dari Negara-negara anggota; dan bahwa majelis
hendaknya mengambil langkah-langkah yang dipandang perlu demi pelaksanaan
yang efektif.
Setelah secara seksama menimbang-nimbang poin-poin yang diangkat selama diskusi,
Dewan Eksekutif secara bulat mengadopsi resolusi EB67.R.12, yang berisi draf
resolusi yang direkomendasikan untuk diadopsi oleh Majelis Kesehatan Dunia.
Berkaitan dengan ini, Saya ingin meminta perhatian Komite secara khusus terhadap
tanggung jawab yang diuraikan dalam draf resolusi; mereka yang dari Negara
Anggota, komite regional, Direktur Jenderal, Dewan Eksekutif, dan Majelis
Kesehatan sendiri atas tindakan tindak lanjut yang tepat segera setelah kode (etik) ini
diadopsi.
Dalam melaksanakan tanggung jawab, Negara- negara Anggota hendaknya
memanfaatkan organisasi mereka sepenuhnya – di tingkat global, regional dan
negara—dengan meminta dukungan teknisnya dalam mempersiapkan legislasi,
peraturan nasional, atau upaya-upaya lainnya, dan dalam pemantauan penerapan kode
(etik) itu.
.........
Saya kira saya dapat menunjukkan dengan sebaik-baiknya perasaan Dewan, dengan
menutup pengantar saya dengan lega atas konsensus mengenai resolusi ini, karena
resolusi itu, oleh Dewan, direkomendasikan secara bulat ke Majelis Kesehatan Dunia.
Saat ini kita tidak berurusan dengan masalah ekonomi yang hanya penting bagi satu
atau beberapa negara anggota saja. Kita berurusan dengan satu masalah kesehatan
yang sangat penting bagi semua Negara Anggota, dan khususnya bagi negara-negara
berkembang, dan sangat penting bagi anak-anak di dunia, dan itu artinya bagi semua
generasi masa depan.
Download