1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Kawasan Danau Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Batudaa yang terletak di Kabupaten Gorontalo yang berbatasan langsung dengan Danau Limboto di sebelah utara, kota Gorontalo di sebelah timur, Batudaa pantai di sebelah selatan serta kec. Tabongo sebelah barat. Di lihat secara geografis Kecamatan Batudaa berada pada 0, 300 LU, 1,00 LS, 1210 BT, 123,30 BB. Kecamatan Batudaa merupakan Kecamatan yang memiliki 8 Desa, Dari 8 Desa hanya 7 Desa yang berda di Kawasan Danau Limboto yang menjadi titik pengambilan sampel yaitu, titik 1 Desa Payunga, titik II Desa Ilohungayo, titik III Desa Pilobuhuta, titik IV Desa Huntu, titik V Desa Bua, titik VI Desa Barakati, dan titik VII Desa Iluta. Keanekaragaman yang terdapat di Kawasan Danau Limboto Barat yang beranekaragam seperti, perkebunan, persawahan dan tumbuhan bawah yang terdapat di setiap Kawasan Danau. Testur tanah berupa tanah berlumpur hitam, dan berlumpur berpasir, namun sebagian besar tekstur tanah di lokasi penelitian berupa substrat yang berlumpur hitam dan berpasir. Sehingga memungkinkan terdapat berbagai jenis tumbuhan bawah yang hidup di di tempat yang lembab. Kawasan Danau ini terdapat banyak tumbuhan, baik tumbuhan semai, semak, dan berbagai macam tumbuhan lain. 2 Gambaran lokasi penelitian pengambilan sampel tumbuhan bawah yang disajikan melalui peta yang dibuat dengan menggunakan arcgis yakni dengan cara memindahkan titik koordinat yang di peroleh dengan mengunakan GPS ke aplikasi ArcGIS yang merupakan paket perangkat lunak sistem informasi geografis (SIG), setelah itu di lanjutkan dengan Digitasi On Screen untuk menentukan titik pengambilan sampel sehingga diperoleh petah lokasi pengambilan sampel di Kawasan Barat Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo (Lampiran 1). 4.2 Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kawasan Barat Danau Limboto Kacamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo di Desa Payunga, Desa Ilohungayo, Desa Pilobuhuta, Desa Huntu, Desa Bua, Desa Barakati, dan Desa Iluta, diperoleh 29 spesies tumbuhan bawah dari masing-masing desa (Tabe I): Tabel I. Spesies ditemukan di lokasi pengambilan sampel. Lokasi Spesies Nama Lokal Perawakan Desa Payunga Stachytarpheta jamaicensis Cassia tora L. Eclipta alba Tridax procumbens Eleusin indica Cyperus esculentus Iresine herbstii Fimbristylis miliceae Sesbania sesban Panicum repens L. Bergia ammannioides Ipomea fistulosa Acalypha australis Phyllanthus niruri Synedrella nodiflora Pecut Kuda Ketepeng Kecil Urang Aring Songgolangit Bilulang Teki Enak Miyana Mangkuk Babawangan Jayanti Lampuyangan Tilangan Kangkung Racun Anting-Anting Meniran Hijau Gletang Warak Semak Semak Semak Herbal Herbal Herbal Herbal Herbal Semak Herbal Semak Semak Herbal Herbal Herbal Desa Ilohungayo 3 Desa Pilobuhuta Begonia hirtella Anredera sp Begonia Rumput kandang Herbal Herbal Lokasi Spesies Nama Lokal Perawakan Desa Huntu Mimosa pudica Ageratum conyzoides Wedelia trilobata Pluchea indica Hyptis capitata Borreria laevis Euphorbia hirta Catharanthus roseus Colocasia esculenta Physalis angulata Amaranthus spinosus Chromolaena odorata Putri Malu Bandotan Wedelia Beluntas Godong puser Kancing Ungu Patikan Kerbau Tapak Dara Talas Ciplukan Bayam Duri Kirinyuh Herbal Herbal Herbal Semak Semak Herbal Herbal Herbal Semak Herbal Herbal Semak Desa Bua Desa Barakati Desa Iluta Tabel II. Parameter lingkungan dari masing-masing Desa Desa Payunga Desa Ilohungayo Desa Pilobuhuta Desa Huntu Desa Bua Desa Barakati Desa Iluta Suhu (0C) 43 41 40 37 36 38 35 pH (%) 7.6 7.5 7.4 7.6 7.2 7.4 7.2 4.3 Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian di Kawasan Danau Limboto Kecamatan Batudaa terdapat 7 titik pengambilan sampel yaitu di titik 1 Desa Payunga terdapat 12 spesies tumbuhan bawah yaitu Stachytarpheta jamaicensis, Cassia tora L, Eclipta alba, Tridax procumbens, Eleusin indica, Cyperus esculentus, Iresine herbstii, Fimbristylis miliceae, Sesbania sesban, Panicum repens L, Bergia ammannioides, dan Ipomea fistulosa, titik II Desa 4 Ilohungayo terdapat 3 spesies yaitu Acalypha australis, Phyllanthus niruri dan Synedrella nodiflora, titik III Desa Pilobuhuta terdapat 2 spesies yaitu Begonia hirtella dan Anredera sp, titik IV Desa Huntu terdapat 3 spesi yaitu Mimosa pudica, Ageratum conyzoides, dan Wedelia trilobata, titik V Desa Bua 4 spesies yaitu Pluchea indica, Hyptis capitata, Borreria laevis, dan Euphorbia hirta, titik VI Desa Barakati 3 spesies yaitu Catharanthus roseus, Colocasia esculenta,dan Physalis angulata, dan titik VII Desa Iluta 2 spesies Amaranthus spinosus, dan Chromolaena odorata. Dari 29 spesies tumbuhan bawah yang di temukan dari 7 titik pengambilan sampel tergolong ke dalam 17 famili (Tabel III) Tabel III. Spesies tumbuhan bawah yang tergolong ke dalam 17 Fami. Spesies Amaranthus spinosus dan Iresine herbstii Catharanthus roseus Colocasia esculenta Pluchea indica, Chromolaena odorata, Wedelia trilobata, Ageratum conyzoides, Synedrella nodiflora, Tridax procumbens, dan Eclipta alba Begonia hirtella Anredera sp Ipomea fistulosa Cyperus esculentus dan Fimbristylis miliceae Bergia ammannioides Acalypha australis, Phyllanthus niruri dan Euphorbia hirta Mimosa pudica dan Cassia tora L. Hyptis capitata Sesbania sesban Borreria laevis Eleusin indica dan Panicum repens L. Physalis angulata Stachytarpheta jamaicensis Famili Amaranthaceae Apocynaceae Araceae Asteraceae Begoniaceae Basellaceae Convolvulaceae Cyperaceae Elatinaceae Euphorbiaceae Fabaceae Lamiaceae Papilionaceae Passifloraceae Poaceae Solanaceae Verbenaceae Berdasarkan penelitian bilah dilihat dari spesies tumbuhan bawah yang lebih banyak jumlah spesies ditemukan pada lokasi penelitian adalah Panicum 5 repens L yang tergolong dalam famili poaceae. Spesies ini banyak tumbuh karena spesies ini bisa tumbuh di mana saja. Seperti dijelaskan oleh Aththorick (2005). Suku poaceae merupakan tumbuhan sederhana sehinga mudah hidup pada berbagai tife habitat. Berdasarkan sifat-sifat yang di miliki oleh spesies Cyperus esculentus dan Fimbristylis miliceae yang tergolong dalam famili cyperaceae yang memiliki jumlah spesies tertingi kedua yaitu memiliki ekologis yang hampir sama dengan famili poaceae tetapi karena sifat hidupnya yang berumpun menyebabkan penyebaranya tidak merata. Famaili poaceae dan cyperaceae memiliki daya adaptasi yang tinggi, distri busi luas yang mampu tumbuh pada lahan kering maupun tergenang (Rukmana, 1999). Tumbuhan bawah dari famili Asteraceae ini banyak ditemukan karena dapat berkembangbiak melalui biji, mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, misalnya sedikit air sampai tempat basah dan kebutuhan akan cahaya, temperatur, air dan ruang tumbuh terpenuhi sesuai dengan kebutuhannya, sehingga tumbuhan ini dapat berkembang cepat. Lapisan tanah merupakan media yang paling memungkinkan untuk berkecambah. Selain itu lapisan tanah permukaan juga merupakan media yang memungkinkan untuk perkecambahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Reader dan Buck (2000), yang menyatakan bahwa gulma dari famili Asteraceae ini banyak ditemukan, karena dapat berkembangbiak melalui biji, mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, misalnya sedikit air sampai dan tempat basah. 6 Tumbuhan yang termasuk famili Amaranthaceae terdapat di kawasan danau karena tumbuhan ini mempunyai banyak biji yang menyebar di areal lahan. Didukung dengan tanah yang basah pada saat musim hujan pada saat penelitian. Hal tersebut menyebabkan famili tersebut dapat menyebar ke seluruh areal. Hal ini didukung oleh pendapat Sastroutomo dan Sutikno (1999), yang menyatakan bahwa famili Amaranthaceae mempunyai biji yang banyak, mudah menyebar, serta dapat tumbuh pada tanah yang basah. Dari ketuju lokasi yang menjadi titik pengambilan sampel memiliki karakteristik yang berbeda di lihat dari faktor tanah dan pengunaan lahan yaitu di titik 1 Desa Payunga memilik substar tanah pasir berlumpur dan terdapat pengunan lahan persawahan, titik II Desa Ilohungayo memiliki tanah pasir berlumpur terdapat pengunaan lahan yang di gunakan untuk perkebunan, titik III Desa Pilobuhuta tanah berlumpur berpasir terdapat pengunaan lahan yang di gunakan untuk perkebunan, titik IV Desa Huntu tanah berlumpur berpasir terdapat pengunaan lahan yang di gunakan untuk perkebunan, titik V Desa Bua tanah berlumpur berpasir terdapat pengunaan lahan yang di gunakan untuk perkebunan, titik VI Desa Barakati tanah berlumpur terdapat pengunaan lahan yang di gunakan untuk perkebunan, dan jenis substrat di titik VII Desa Iluta tanah pasir berlumpur terdapat pengunaan lahan yang di gunakan untuk perkebunan. Dari ke 29 spesies tumbuhan yang di temukan di 7 lokasi titik pengambilan sampel yang ada di Kawasan Danau Limboto tumbuhanya di di buat herbarium dan di bawah ke leb botani untuk di oven setelah kering tumbuhan 7 tersebut di atur di atas kertas herbarium kemudian di berikan nama spesies dan klasifikasi (Lampiran 5). Berikut ini merupakan identifikasi 29 spesies tumbuhan bawah dengan melihat ciri-ciri morfologi setiap spesies yaitu: 1. Pecut Kuda (Stachytarpheta jamaicensis) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Stachytarpheta jamaicensis memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar tungang, batang berkayu dan arah pertumbuhan batang tegak, bentuknya bulat dan bercabang, memiliki warna hijau keputihputihan. Daun tunggal berbentuk bulat telur, ujung daun runcing dan tepi daunya beringgit serta pangkal daunya meruncing, pertulangan menyirip, permukaan daun kasar dan berwarna hijau. Bentuk bunga kecil, terdapat pada tandan bunga yang berbentuk seperti pecut, memiliki mahkota bentuk tabung dan berwarna ungu ke biruan. (Gambar 30) Klasifikasi Kingdom : Plantae a b c Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Lamiales Family : Verbenaceae Genus : Stachytarpheta Spesies : Stachytarpheta jamaicensis d 8 Gambar 30. (a) perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d)Bentuk Daun Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Verbenaceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, dengan benang sari dan (atau) putik sehingga termasuk dalam kunci determinasi (1b). Tidak memiliki alat pembelit (2b). daun tidak berbentuk jarum (3b). Tumbuhan yang tidak menyerupai bangsa rumput (4b). Memiliki bentuk daun yang jelas (6b). Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau menyerupainya (7b). Tumbuhan yang tidak memanjat dan tidak memiliki akar udara, daun tidak silindris (41b). Daun berhadapan (43a). daun tunggal (44b). bentuk pertulangan menyirip (45b). Tumbuhan yang tidak memiliki duru maupun duri tempel (48b). Kelopak mudah terlihat bertaju lima atau berbentuk piringan (59a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson,) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Stachytarpheta jamaicensis. 2. Ketepeng Kecil (Cassia tora L) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Cassia tora L memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar tunggang, memiliki batang yang berkayu dengan bentuk batang bulat dan mempunyai sistem percabangan simpodial. Daun berbentuk bulat telur, ujung daunnya tumpul dengan pangkal daun runcing serta tepi daun rata. Bunga merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam tandan bertangkai panjang dan tegak yang terletak di ujung cabang dengan mahkota 9 bunga yang berwarna kuning terang. Buah berupa polong-polongan yang gepeng berwarna hitam berbentuk segitiga lancip dan berbentuk pipih (Gambar 31). Klasifikasi Kingdom : Plantae a b c Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Genus : Cassia Spesies : Cassia tora L. d Gambar 31. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Fabaceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu merupakan tumbuhan yang memiliki benang sari lebih banyak, dengan kepala sari yang berpori atau berongga dan termasuk dalam kunci determinasi (1a). Memiliki daun majemuk, dan memiliki ovarium tunggal (2b). Kelopak luar terletak di atas, biji biasanya berasal dari radikula (4b). daun menyirip dengan tiga helaian (5a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan 10 dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Cassia tora L. 3. Urang Aring (Eclipta alba) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Eclipta alba memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar tungang, memiliki batang tegak atau berbaring, batang bulat berwarna hijau kecoklat-coklatan dan berambuat agak kasar berwarna putih, Daunnya berwarna hijau bentuk bundar telur memanjang, tepi daun bergerigi atau hampir rata, kedua permukaannya berambut, bunga majemuk berbentuk bongkol warna putih kecil-kecil di ketiak daun dan di ujung batang, kelopak bentuk corong berwarna hijau, buahnya bulat telur, pipih berwarna hitam keras dan berbulu dengan biji bentuk jarum berwarna hitam (Gambar 32). Klasifikasi Kingdom : Plantae a b Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Eclipta Spesies : Eclipta alba c d Gambar 32. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun 11 (e) Bentuk Bunga Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Asteraceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu merupakan tumbuhan yang memiliki bentuk daun tidak seperti jarum atau seperti sisik (1a). Bentuk daun tidak melingkar, halus, tidak berduri dan memiliki kelopak bunga (2b). Bunga memiliki bakal biji dan dilindungi oleh kelopak bunga (3a). Tumbuh-tumbuhan yang tidak menyerupai bangsa rumput, memiliki bunga yang tidak berbentuk bulir-bulir (4b). Bakal biji basal, dan memiliki kelopak bunga (5a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Eclipta alba. 4. Songgolangit (Tridax procumbens) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Tridax procumbens memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar serabut, Bentuk batang bulat dan permukaan batangnya berbulu, arah tumbuh batang tegak lurus. Warna batang hijau kecoklatan. Daun tak lengkap, warna daun hijau tua, merupakan daun majemuk. memiliki bunga majemuk berbatas dengan tipe anak payung menggarpu. tangkai bunga berbulu. Bunga pitanya di bagian tepi berwarna putih dan bentuknya bintang. Bunga tabungnya berwarna kuning terang di bagian tengah dan berbentuk bongkol (Gambar 33). 12 Klasifikasi Kingdom : Plantae a b c Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Tridax Spesies : Tridax procumbens d e Gambar 33. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun (e) Bentuk Bunga Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Asteraceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu merupakan tumbuhan yang memiliki bentuk daun tidak seperti jarum atau seperti sisik (1a). Bentuk daun tidak melingkar, halus, tidak berduri dan memiliki kelopak bunga (2b). Bunga memiliki bakal biji dan dilindungi oleh kelopak bunga (3a). Tumbuh-tumbuhan yang tidak menyerupai bangsa rumput, memiliki bunga yang tidak berbentuk bulir-bulir (4b). Bakal biji basal, dan memiliki kelopak bunga (5a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari 13 lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Tridax procumbens. 5. Bilulang (Eleusin indica) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Eleusin indica memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar tungang, memiliki bentuk batang gepeng dengan warnah hijau mudah sampai hijau tuah, Daun berpelepah dan duduk langsung pada batang berbentuk pita dan pada pangkal daun terdapat rambut-rambut kasar berwarnah putih. memiliki bunga tegak berbentuk bulir yang tersusun di ujung dengan buliran yang rata dan licin (Gambar 34). Klasifikasi Kingdom: Plantae a b c Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Eleusin Spesies : Eleusin indica d e Gambar 34. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun (e) Bentuk Bunga Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 14 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Poaceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu bunga sejati dengan benang sari atau putik dan termasuk dalam kunci determinasi (1b). Tidak memiliki alat pembelit (2b). Daun yang dimiliki tidak berbentuk jarum tetapi berbentuk helaian (3b). Tumbuhan ini termasuk ke dalam bangsa rumput, tidak berduri dan memiliki pelepah pada pangkal batangnya (4a). Batang berbentuk pipih dan berbuku-buku (5a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Eleusin indica. 6. Teki Enak (Cyperus esculentus) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Cyperus esculentus memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar serabut dan umbi sebesar kelereng yang berwarna coklat kehitaman, memiliki batang bergaris putih, daun tumbuh pada pangkal batang dengan warna hijau berupa lembaran yang tipis dan ujung daun tajam. Dan memiliki bunga keluar sepanjang tahun dalam karangan bunga di ujung batang. Memiliki warna bunga putih (Gambar 35). Klasifikasi Kingdom : Plantae a Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Cyperales Famili : Cyperaceae Genus : Cyperus Spesies : Cyperus esculentus 15 b c d e Gambar 35. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun (e) Bentuk Bunga Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Cyperaceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu tumbuhan yang tidak berbentuk pohon, tidak memiliki duri, tidak memiliki bunga yang berbentuk malai dan bukan tumbuhan berkayu (1b). Merupakan tumbuhan epifit, yang tidak dapat hidup di air (2b). Dapat dibedakan antara batang dan daunnya (10b). Kepala sari berbentuk tipis, memiliki bulu, rambut dan sisik tetapi terkadang tidak memiliki sama sekali (11a). Bunga kecil berbentuk silindrik dilengkapi dengan bracts (12a). Daun biasanya diatur pada tiga sisi berbentuk silindrik, batang biasanya terbungkus dengan pelepah dan memiliki ruas, bunga memiliki dua bulir, berbentuk silindrik (13b). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Cyperus esculentus. 7. Miyana Mangkuk (Iresine herbstii) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Iresine herbstii memiliki ciri morfologi yaitu memiliki perakaran serabut, memiliki batang berwarna hijau dan bercoreng putih, arah pertumbuhan batang lurus ke atas dengan beberapa 16 percabangan. Daun tumbuh pada bagian batang berbentuk oval dan, ujung daun meruncing dengan tepi daun rata, tidak berambut, permukaan daun halus dan berwarna hijau bercoreng putih (Gambar 36). Klasifikasi Kingdom : Plantae a b c Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales Famili : Amaranthaceae Genus : Iresine Spesies : Iresine herbstii d Gambar 36. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Amaranthaceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu tumbuhan teresterial yang merupakan tumbuhan yang hidup atau terkait pada tanah atau permukaan tanah (1b). Tidak memiliki cabang ramping panjang dan membelit yang di sesuaikan untuk memenjat (3b). Tidak memiliki stipula (4b). Bukan habitus pohon dan tidak memiliki getah (7b). Putik mengandung bakal biji tunggal (18a). Bukan merupakan bunga yang memiliki dua jenis kelamin (jantan dan betina) yang masi 17 berfungsi (19b). Daun tidak memiliki stipula dan tidak bersatu di sekitar batang (20b). Kadang-kadang warna tidak mencolok, buah tidak terdapat pada mahkota bunga (21b). Warna daun sama (22b). memiliki benagsari 5 biasanya ada beberapa benang sari tambahan (23a). Daun mahkota berlekatan dan mahkota bunganya transparan (24a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Iresine herbstii. 8. Babawangan (Fimbristylis miliceae) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Fimbristylis miliceae memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar serabut, bentuk batang langsing. Daunya tumbuh pada pangkal batang dengan warna hijau berupa lembaran yang tipis dan ujung daun tajam. Dan bunga keluar sepanjang tahun dalam karangan bunga di ujung batang. Karangan bunga tersusun berwarna coklat kemerahan dan buah kecil (Gambar 37). Klasifikasi Kingdom : Plantae a Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Cyperales Famili : Cyperaceae Genus : Fimbristylis Spesies : Fimbristylis miliceae 18 b c d e Gambar 37. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun (e) Bentuk Bunga Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Cyperaceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu dimana merupakan tumbuhan yang tidak berbentuk pohon, tidak memiliki duri, tidak memiliki bunga yang berbentuk malai dan bukan tumbuhan berkayu (1b). Merupakan tumbuhan epifit, yang tidak dapat hidup di air (2b). Dapat dibedakan antara batang dan daunnya (10b). Hiasan bunga berbentuk tipis, memiliki bulu, rambut tetapi terkadang tidak memiliki sama sekali (11a). Bunga kecil berbentuk silindrik (12a). Daun biasanya diatur pada tiga sisi berbentuk silindrik, batang biasanya terbungkus dengan pelepah dan memiliki ruas, bunga memiliki dua bulir, berbentuk silindrik (13b). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Fimbristylis miliceae. 19 9. Jayanti (Sesbania sesban) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Sesbania sesban memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar tungang, batang tegak dengan tinggi batang 2-6 m. Daun berupa daun majemuk menyirip, dengan 9-35 pasang anak daun berbentuk garis sampai memanjang, bertangkai pendek, ujung bulat, tepi rata. Bunga dalam tandan, warnanya kuning. Buahnya buah polong, tumbuh menggantung, berbentuk garis (Gambar 38). Klasifikasi Kingdom : Plantae a b c Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Papilionales Famili : Papilionaceae Genus : Sesbania Spesies : Sesbania sesban d Gambar 38. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Papilionaceae yang mengacu pada kunci determinasi (stenis, 2008), yaitu Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-sedikitnya dengan benang sari dan atau putik (1b). Tidak ada 20 alat pembelit (2b). Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas tersebut di atas (3b). Tumbuhan-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput, daun atau bunga berlainan dengan yang di terangkan di atas (4b). Dengan daun yang jelas (6b). Bukan tumbuhan-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupainya (7b). Tumbuhan-tumbuhan memanjat atau membelit (9a). Tumbuhan-tumbuhan tidak memanjat dengan akar udara, daun tidak silindris (41b). Tumbuhan tidak demikian (42b). Daun tersebar (43b). Daun majemuk (54a). Daun menyirip ganjil atau berbilangan 3, buah tidak berduri tepel (55b). Benang sari sebanyakbanyaknya 10, bakal buah 1, buah polong atau buah buni (57b). Daun lain, tajuk bunga lepas, zigomorf, jarang kuning, benag sari 10, buah polong (58b). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Sesbania sesban. 10. Lampuyangan (Panicum repens L.) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Panicum repens L memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar rimpang, menjalar di bawah permukaan tanah. Daun berukuran 4-30 cm x 3-9 mm berbentuk garis dengan kaki lebar dan ujung runcing. Bunga majemuk berupa malai agak jarang. Senang tumbuh di tempat yang lembab dan tidak menyukai kekeringan. Menghasilkan daun yang sedikit(Gambar 39). 21 Klasifikasi Kingdom : Plantae a b Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Panicum Spesies : Panicum repens L. c d Gambar 39. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Graminae atau Poaceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu merupakan tumbuhan yang memiliki bunga sejati dengan benang sari atau putik dan termasuk dalam kunci determinasi (1b). Tidak memiliki alat pembelit (2b). Memiliki daun berbentuk jarum tetapi berbentuk helaian (3b). Tumbuhan ini termasuk ke dalam bangsa rumput, tidak berduri dan memiliki pelepah pada pangkal batangnya (4a). Batang berbentuk pipih dan berbuku-buku (5a) Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Panicum repens L. 22 11. Tilangan (Bergia ammannioides) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Bergia ammannioides memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar tungang, batang berkayau berwarna merah. Daun berbentuk bulat telur, tepi bergerigi halus bagian atas permukan daun berambut halus, memiliki bunga yang keluar dari ketiak daun dan memiliki kelopok bunga berjumlah 5 berbentuk bulat telur hinga lonjong berwarnah putih. Benang sari berjumlah 10. Buah berbentuk kapsul dan berbiji banyak, bentuk biji berurat jala, dan berwarnah coklat mudah (Gambar 40). Klasifikasi Kingdom : Plantae a b Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Elatinales Famili : Elatinaceae Genus : Bergia Spesies : Bergia ammannioides c c Gambar 40. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 23 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu terdapat kelopak dan mahkota (1b). Memiliki benang sari lebih dari dua (2b). Memiliki daun yang tumbuh berhadapan (4b). Kepala putik tidak memiliki celah(7b). memiliki batang yang berbuluh, Tumbuhan yang dapat tumbuh di air atau lumpur basa (10a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Bergia ammannioides. 12. Kangkung Racun (Ipomea fistulosa) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Ipomea fistulosa memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar tungang, memiliki batang berwarna hijau atau hijau kecoklatan. Getah berwarna susu dan agak kental. Daun berbentuk hati atau agak bulat telur dan berwarna hijau. Memiliki bunga muncul dari ketiak daun, mahkota bunganya berwarna lembayung atau ungu muda dengan bagian pangkal membentuk tabung. Putik tumbuh di bagian tengah, di kelilingi benang sarinya, buah berbentuk membulat. Biji berukuran kecil dan berwarna coklat kekuningan (Gambar 41). Klasifikasi Kingdom :Plantae a Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Solanales Famili : Convolvulaceae Genus :Ipomoea Spesies : Ipomea fistulosa 24 b c d Gambar 41. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Convolvulaceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu merupakan Benang sari lebih dari dua yang termasuk dalam kunci determinasi (1b). Kepala sari bersatu, daun tidak beraroma (2b). Tidak memiliki urat daun paralel (3b). Tumbuhan berbunga, kelopak tidak bersatu (4b). Benang sari lebih dari dua (5b). Jumlah benang sari lebih atau kurang dari kelopak (13b). Bentuk bunga simetri atau sama , benang sari bersatu (21b). Buah tidak berbentuk polong (22b). Kepala putik tidak memiliki celah (23b). Warna daun sama, kepala putik biasanya dua (25a). Bentuk bunga biseksual (26b). Daun berwarna hijau (27b). Tumbuhan semak, tidak memiliki bulu (28b). Bukan tumbuhan herba yang memiliki getah kental (29b). Putik bersel satu sampai empat (33b). Benang sari tidak bersatu dalam tabung (37b). Bunga tidak dalam spiral, kelopak tidak memiliki pelengkap (38b). Bunga terletak pada ketiak daun (40b). Setiap putik memiliki satu sampai dua bakal biji (42a). Bentuk bunga besar (43b). Tumbuhan semak (44a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi 25 lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Ipomea fistulosa. 13. Anting-Anting (Acalypha australis) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Acalypha australis memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar serabut, dan memiliki batang tegak bulat, berambut halus serta berwarna hijau. Daun tunggal berbentuk belah ketupat berwarna hijau dan berujung runcing serta tepi bergerigi terletak menyebar di sepanjang pohon dan batang. Bunga majemuk berbentuk bulir, keluar dari ketiak daun dan ujung cabang. Buah berbentuk bulat, warna hitam. Biji berbentuk bulat panjang berwarna coklat (Gambar 42). Klasifikasi Kingdom : Plantae a b c Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Acalypha Spesies : Acalypha australis d e Gambar 42. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun (e) Bentuk Bunga Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 26 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Euphorbiceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu hidup di daerah kering, batang tidak memiliki ruas, dan benang sari lebih dari dua (1b). Bentuk daun kecil (2b). Daun tidak memiliki sulur dan tidak memiliki urat daun (3b). Bukan tumbuhan semak, bukan bunga terbuka dan memiliki stipula (4a). Benang sari lebih dari dua (5a). Bakal biji sedkit (6b). Daun tidak memiliki kelenjar aromatik (7b). Batang memiliki percabangan (8a). Pelindung putik berada di pucuk (10b). Bentuk daun kecil, dan tdak memiliki rambut-rambut (12b). Batang memiliki getah (13a). benang sari tidak bersatu (21b). Buah tidak berbentuk polong (22b). Kepala sari memiliki celah membujur (23b). bentuk daun bervariasi (25a). Bunga berkelamin tunggal (26a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Acalypha australis. 14. Meniran Hijau (Phyllanthus niruri) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Phyllanthus niruri memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar serabut dan memiliki batang berwarna hijau pucat. Daun manjemuk berwarnah hijau dan terletak berseling. Setiap ibu tangkai majemuk terdapat 14-24 anak daun. Anak daun berbentuk bulat telur hingga lonjong, bagian ujungnya tumpul, pangkalnya membulat, dan bertepi rata. Bunga berwarna hijau pucat yang terkadang bercoreng merah. Buah berbentuk bulat pipi, kecil. Dan memiliki biji keras dan berwarna coklat (Gambar 43). 27 Klasifikasi Kingdom : Plantae a b c Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Phyllanthus Spesies : Phyllanthus niruri d e Gambar 43. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun (e) Bentuk Buah Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Euphorbiceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu hidup di daerah kering, batang tidak memiliki ruas, dan benang sari lebih dari dua (1b). Bentuk daun kecil (2b). Daun tidak memiliki sulur dan tidak memiliki urat daun (3b). Bukan tumbuhan semak, bukan bunga terbuka dan memiliki stipula (4a). Benang sari lebih dari dua (5a). Bakal biji sedkit (6b). Daun tidak memiliki kelenjar aromatik (7b). Batang memiliki percabangan (8a). Pelindung putik berada di pucuk (10b). Bentuk daun kecil, dan tdak memiliki rambut-rambut (12b). Batang memiliki getah (13a). benang sari tidak bersatu (21b). Buah tidak berbentuk 28 polong (22b). Kepala sari memiliki celah membujur (23b). bentuk daun bervariasi (25a). Bunga berkelamin tunggal (26a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Phyllanthus niruri 15. Gletang Warak (Synedrella nodiflora) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Synedrella nodiflora memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar serabut. Dan memiliki batang tegak atau berbaring pada pangkalnya. Daun-daun berhadapan dengan bentuk daun bundar telur, tepi daun bergerigi lemah, dan berambut di kedua permukaannya. Bunga majemuk dalam bongkol kecil, bentuk bunga cakram serupa tabung memiliki 6–18 buah, berwarna kuning muda dengan taju kuning cerah (Gambar 44) Klasifikasi Kingdom : Plantae a Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Synedrella Spesies : Synedrella nodiflora 29 b c d Gambar 44. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Asteraceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu tumbuhan ini memiliki bentuk daun tidak seperti jarum atau seperti sisik (1a). Bentuk daun tidak melingkar, halus, tidak berduri dan memiliki kelopak bunga (2b). Bunga memiliki bakal biji dan dilindungi oleh kelopak bunga (3a). Tumbuh-tumbuhan yang tidak menyerupai bangsa rumput, memiliki bunga yang tidak berbentuk bulir-bulir (4b). Bakal biji basal, dan memiliki kelopak bunga (5a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Synedrella nodiflora 16. Begonia (Begonia hirtella) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Begonia hirtella memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar serabut, memiliki batang tegak, dan di lihat dari bentuk daun menyerupai bentuk hati, oval dan bintang. Teksturnya ada yang kasar, mengkilap, keriting maupun bergelombang dan memiliki warna daun hijau. Bunga tanaman ini juga mampu menghasilkan biji walaupun biasanya antara 30 benang sari dan ovum tidak matang secara bersama dan bunganya mudah rontok sehingga jarang (Gambar 45). Klasifikasi Kingdom : Plantae a b c Division : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Order : Violales Famili : Begoniaceae Genus : Begonia Spesies : Begonia hirtella d e Gambar 45. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun (e) Bentuk Bung Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Begoniaceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu Tanaman yang hidup di darat (1b). Termasuk tumbuhan herbal yang hidup parasit (4b). Tanaman hidup bebas (13b). Bunga biasanya tidak berkumpul (18b). Letak daun miring dan terdapat kurang lebih tiga benagsari (19a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku 31 (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Begonia hirtella 17. Rumput Kandang (Anredera sp) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Anredera sp memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar serabut yang keluar dari batang, memiliki batang berupa batang menjalar didalam tanah atau sebagaian diatas permukaan tanah dan dapat menghasilkan tanaman baru dari ruas-ruasnya dengan tumbuh tunas dan akar sehingga terbentuk tanaman baru. memiliki bentuk daun menyerupai bentuk hati dan berwarnah hijau (Gambar 46). Klasifikasi Kingdom : Plantae a b c Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales Famili : Basellaceae Genus : Anredera Spesies : Anredera sp d Gambar 46. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 32 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Basellaceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu tumbuhan darat (1b). Tumbuhan herbal memanjat atau parasit (4b). Tumbuhan yang hidup liar (13b). Bunga biasanya hanya melekat pada pangkal batang (18b). Bentuk daun tidak miring (19b). putik lebih besar (20a). Kepalasari 3 bakalbiji banyak (21a). Daun tidak memiliki pelepah (22a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Anredera sp 18. Putri Malu (Mimosa pudica L.) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Mimosa pudica L memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar tungang, batang berbentuk segi empat dengan durih menempel tumbuh rapat tiap sisinya dan berwarna coklat kemerahan. Daun manjemuk menyirip genap, bentuk anak daunya berbentuk lonjang atau bulat telur, dengan warna hijau dan tepinya merah keunguan. Memiliki bunga yang keluar dari ketiak daun tergolong bunga majemuk dengan warna mahkota merah muda atau merah ke unguan. Bentuk bunga majemuk membulat dengan tangkai yang cukup panajang. Buah polong mengelompok pada tangkai karangan bunga dan berambut kasar atau berduri (Gambar 47). 33 Klasifikasi Kingdom : Plantae a b c Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Genus : Mimosa Spesies : Mimosa pudica d e Gambar 47. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun (e) Bentuk Bunga Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Fabaceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu merupakan tumbuhan yang memiliki benang sari lebih banyak, dengan kepala sari yang berpori atau berongga dan termasuk dalam kunci determinasi (1a). Memiliki daun majemuk, dan memiliki ovarium tunggal (2b). Kelopak luar terletak di atas, biji biasanya berasal dari radikula (4b). daun menyirip dengan tiga helaian (5a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Mimosa pudica L. 34 19. Bandotan (Ageratum conyzoides) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Ageratum conyzoides memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar serabut, batang bulat dengan banyak cabang memiliki batang berwarna cokelat keunguan. Daun berwarna hijau dan berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi, permukaan daunya berambut halus, memiliki bunga berupa bonggol yang terletak di ujung batang. Bunga bunga majemuk, dengan mahkota bunga berwarna putih atau putih ke unguan (Gambar 48). Klasifikasi Kingdom : Plantae a b c Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Ageratum Spesies : Ageratum conyzoides d e Gambar 48. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun (e) Bentuk Bunga Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 35 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Asteraceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu tumbuhan ini memiliki bentuk daun tidak seperti jarum atau seperti sisik (1a). Bentuk daun tidak melingkar, halus, tidak berduri dan memiliki kelopak bunga (2b). Bunga memiliki bakal biji dan dilindungi oleh kelopak bunga (3a). Tumbuh-tumbuhan yang tidak menyerupai bangsa rumput, memiliki bunga yang tidak berbentuk bulir-bulir (4b). Bakal biji basal, dan memiliki kelopak bunga (5a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Ageratum conyzoides. 20. Wedelia (Wedelia trilobata) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Wedelia trilobata memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar tungang, dan memiliki batang bulat berwarna hijau. Daun berwarna hijau, berbentuk oval, dengan tepi daun halus, dan letaknya berhadapan. Permukaan daunya kasar. memiliki bunga berupa bonggol yang terletak di ujung batang. Bunga termasuk bunga majemuk, dengan mahkota bunga berwarna kuning (Gambar 49). Klasifikasi Kingdom : Plantae a Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Wedelia Spesies : Wedelia trilobata 36 b c d e Gambar 49. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun (e) Bentuk Bunga Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Asteraceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu tumbuhan ini memiliki bentuk daun tidak seperti jarum atau seperti sisik (1a). Bentuk daun tidak melingkar, halus, tidak berduri dan memiliki kelopak bunga (2b). Bunga memiliki bakal biji dan dilindungi oleh kelopak bunga (3a). Tumbuh-tumbuhan yang tidak menyerupai bangsa rumput, memiliki bunga yang tidak berbentuk bulir-bulir (4b). Bakal biji basal, dan memiliki kelopak bunga (5a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Wedelia trilobata. 37 21. Beluntas (Pluchea indica L.) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Pluchea indica L memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar tungang, dan memiliki tumbuh tegak, tinggi bisa mencapai 2 m. Batang berambut halus. Daun bulat telur, ujung lancip dan berwarna hijau muda, letak berseling dan berbau khas. Bunga majemuk bentuk malai, keluar dari ketiak daun, bercabang-cabang, warna putih kekuningan. Buah kecil, keras berwarna coklat, dan biji coklat keputih-putihan (Gambar 50). Klasifikasi Kingdom : Plantae a b c Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Pluchea Spesies : Pluchea indica d Gambar 50. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 38 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Asteraceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu tumbuhan ini memiliki bentuk daun tidak seperti jarum atau seperti sisik (1a). Bentuk daun tidak melingkar, halus, tidak berduri dan memiliki kelopak bunga (2b). Bunga memiliki bakal biji dan dilindungi oleh kelopak bunga (3a). Tumbuh-tumbuhan yang tidak menyerupai bangsa rumput, memiliki bunga yang tidak berbentuk bulir-bulir (4b). Bakal biji basal, dan memiliki kelopak bunga (5a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Pluchea indica L. 22. Godong puser (Hyptis capitata) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Hyptis capitata memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar tungang, batang tumbuh tegak berbentuk segi empat berwarna hijau bercorak lembayung, pada buku-buku batang dan cabang daun duduk berhadapan. Bentuk daun bulat telur, tepinya beringgit dengan tajuk agak tumpul mengarah ke depan, ujung daun agak runcing dan pangkal daun agak lancip dan tangkainya pendek. Bunga berbentuk lonceng muncul dari ketiak daun, memiliki kelopka berwarna hijau dan berambut. Biji berbentuk kecil dan berwarna coklat kehitam-hitaman (Gambar 51). 39 Klasifikasi Kingdom : Plantae a b c Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Lamiales Famili : Lamiaceae Genus : Hyptis Spesies : Hyptis capitata d e Gambar 51. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun (e) Bentuk Bunga Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Lamiaceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu memiliki benang sari yang banyak dan pada kepala sari terdapat pori-pori atau rongga sehingga termasuk dalam kunci determinasi (1b). Benang sari memiki septa atu pembatas (6b). Memiliki pelindung putik dengan bakal biji empat atau lebih (14a). Bakal biji terletak dalam putik (15b). Tumbuhan berkayu atau herba (18b). Buah tidak berbentuk polong (19b). Putik mempunyai empat septa atau pembatas, buah biasanya empat, memiliki dua kelopak dan mahkota (21a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan 40 dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Hyptis capitata 23. Kancing Ungu (Borreria laevis) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Borreria laevis memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar tunggang, batang yang tegak berwarna ungu, dan pada buku-bukunya tumbuh dua helai daun yang berhadapan berbentuk bulat panjang lanset bagian pangkal melebar dan ujung runcing, bunga mempunyai dua kelopak berambut halus, mahkota berbentuk seperti lonceng dengan 4 daun tajuk, dan kepala bunga kecil terdapat di ketiak daun dan di ujung batang. Buah berbentuk lonjong dan berambut di bagian atas (Gambar 52). Klasifikasi Kingdom : Plantae a b c Divisio : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Violales Famili : Passifloraceae Genus : Borreria Spesies : Borreria laevis d e Gambar 52. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun (e) Bentuk Bunga Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 41 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Passifloraceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu tumbuhan yang memiliki kelopak dan benang sari yang sangat bayak di dalam tabung (1b). Tangkai batang yang menempel pada batang (7b). Tanaman yang hidup bebas dan memiliki klorofil (11b). Memiliki kelopak dan benangsari masing-masing kurang dari 10 (12b). Benang sari tidak menyebar (13b). Daun tidak lengkap (14b) Kepala sari memiliki celah membujur (15a). Tanaman ini memiliki tangkai dengan bunga di ujung tangkai terdapat benag sari yang berkumpul. Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Borreria laevis 24. Patikan Kerbau (Euphorbia hirta L.) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Euphorbia hirta L memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar tungang, batang bercabang tidak beraturan kesegalah arah, setiap ruas agak mengelembung, berbatang lunak berwarna coklat kehijauan dan jika di potong akan mengeluarkan getah berwarna putih. Daun berwarna hijau, berbentuk bulat telur dengan ujung meruncing, tepi bergerigi, dan permukaan kasar. Daun bertangkai pendek, dan letaknya duduk berhadapan, Bunga keluar dari pangkal tangkai daun. Bunga terletak dalam tongkol yang terdiri atas rangkain bunga. Buah kecil-kecil berwarna merah muda dan buah berisi biji kecil-kecil (Gambar 53). 42 Klasifikasi Kingdom : Plantae a b c Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Euphorbia Spesies : Euphorbia hirta d e Gambar 53. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun (e) Bentuk Bunga Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Euphorbiceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu tumbuhan hidup di daerah kering, batang tidak memiliki ruas, dan benang sari lebih dari dua (1b). Bentuk daun kecil (2b). Daun tidak memiliki sulur dan tidak memiliki urat daun (3b). Bukan tumbuhan semak, bukan bunga terbuka dan memiliki stipula (4a). Benang sari lebih dari dua (5a). Bakal biji sedkit (6b). Daun tidak memiliki kelenjar aromatik (7b). Batang memiliki percabangan (8a). Pelindung putik berada di pucuk (10b). Bentuk daun kecil, dan tdak memiliki rambut-rambut (12b). 43 Batang memiliki getah (13a). benang sari tidak bersatu (21b). Buah tidak berbentuk polong (22b). Kepala sari memiliki celah membujur (23b). bentuk daun bervariasi (25a). Bunga berkelamin tunggal (26a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Euphorbia hirta L 25. Tapak Dara (Catharanthus roseus) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Catharanthus roseus memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar tungang, memiliki batang berkayu berbentuk bulat dengan diameter yang berukuran kecil, beruas, dan bercabang serta berambut. Daunnya berwarna hijau, berbentuk bulat telur, dan berdaun tunggal. Bunganya yang indah menyerupai terompet, dan permukaannya berbulu halus(Gambar 54). Klasifikasi Kingdom : Plantae a Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Gentianales Famili : Apocynaceae Genus : Catharanthus Spesies : Catharanthus roseus 44 b c d Gambar 54. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Apocynaceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu memiliki benang sari lebih dari satu yang termasuk dalam kunci determinasi (1b). Kelopak atau putik bersatu, daun tidak beraroama (3b). Bukan bunga terbuka, kelopak biasanya bersatu (4b). Benang sari lebih banyak dari kelopak (5b). Benang sari lebih atau kurang dari kelopak (13b). Benang sari tidak bersatu dalam dua tabung (21b). Bentuk daun tunggal, buah tidak berbentuk polong (22b). Kepala putik memiliki celah atau pori dan berisi benang sari (23b). Warna daun biasanya berlawanan (25b). Tidak berbentuk semak (46a). Biasanya memiliki getah, buah biasanya dua, dengan biji yang halus atau kecil (47a). Putik dilindungi oleh kelopak (48a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Catharanthus roseus. 45 26. Talas (Colocasia esculenta) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Colocasia esculenta memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar serabut, batang tidak tampak karena terbenam di dalam tanah. Daun bertangkai panjang dengan bentuk bulat menjantung atau terkadang segitiga menjantung. Daun berwarna hijau dengan bagian bawah daun berwarna hijua pucat. Memiliki tangkai daun yang melekat pada pangkal daun agak ke tengah, tangkai daun berwarna hijau. Setiap tumbuhan talas berdaun 2-5 lembar. Bunga berupa tongkol berseludang dengan warna kuning pucat. Tangkai bunga keluar dari ketiak daun (Gambar 55). Klasifikasi a b c Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Alismatales Famili : Araceae Genus : Colocasia Spesies : Colocasia esculenta d Gambar 55. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 46 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili araceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu merupakan tumbuhan yang tidak berbentuk pohon, tidak memiliki duri, tidak memiliki bunga yang berbentuk malai dan bukan tumbuhan berkayu (1b). Merupakan tumbuhan epifit, yang tidak dapat hidup di air (2b). Dapat dibedakan antara batang dan daunnya (10b). Bunga terdapat di atas atau pada ujung tongkol (12b). Bukan tumbuhan berhabitus pohon, atau semak, tidak memiliki akar tunggang, tidak memiliki bentuk daun yang tajam dan bergerigi (14b). Bentuk bunga sederhana, memiliki batang yang berdaging, bunga terbungkus dalam kuncup, memiliki urat daun (15a). Bentuk daun batang bervariasi (16b). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Colocasia esculenta 27. Ciplukan (Physalis angulata) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Physalis angulata memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar serabut, memiliki batang tegak. Daun berbentuk bulan telur dengan ujungnya yang meruncing. Tepi daun terkadang rata terkadang tidak. Bunga terdapat di ketiak daun, dengan tangkai tegak berwarna keunguan dan dengan ujung bunga yang mengangguk. Kelopak bunga berbagi lima. Buah terdapat dalam bungkus kelopak yang menggelembung berbentuk telur berujung meruncing berwarna hijau muda kekuningan, dengan rusuk keunguan. Buah buni di dalamnya berbentuk bulat memanjang dengan warna kekuningan (Gambar 56) 47 Klasifikasi a Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Physalis Spesies : Physalis angulata a b c d Gambar 56. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Solanaceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu hidup di daerah kering, batang tidak memiliki ruas, dan benang sari lebih dari dua (1b). Bentuk daun kecil (2b). Daun tidak memiliki sulur dan tidak memiliki urat daun (3b). Bukan tumbuhan semak, bukan bunga terbuka dan memiliki stipula (4a). Benang sari lebih dari dua (5a). Bakal biji sedkit (6b). Daun tidak memiliki kelenjar aromatik (7b). Batang memiliki percabangan (8a). Pelindung putik berada di pucuk (10b). Bentuk daun kecil, dan tdak memiliki rambut-rambut (12b). Batang memiliki getah (13a). benang sari tidak bersatu (21b). Buah tidak berbentuk polong (22b). 48 Kepala sari memiliki celah membujur (23b). bentuk daun bervariasi (25a). Bunga berkelamin tunggal (26a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Physalis angulata 28. Bayam Duri (Amaranthus spinosus) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Amaranthus spinosus memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar serabut, batang berwarna merah dan pada ruasruasnya tumbuh duri. Daun berbentuk lonjong meruncing, berwarna hijau bercoreng merah, ukuran daunya sangat kecil, memiliki bunga yang sangat kecil berwarna putih terletak dalam bulir dan bunganya keluar dari ujung batang dan beberapa jenis keluar dari ketiak daun. Dan memiliki biji yang kecil (Gambar 57). Klasifikasi Kingdom : Plantae a Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales Famili : Amaranthaceae Genus : Amaranthus Spesies : Amaranthus spinosus 49 b c d e Gambar 57. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun (e) Bentuk Bunga Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili amaranthaceae yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu tumbuhan teresterial yang merupakan tumbuhan yang hidup atau terkait pada tanah atau permukaan tanah (1b). Tidak memiliki cabang ramping panjang dan membelit yang di sesuaikan untuk memenjat (3b). Tidak memiliki stipula (4b). Bukan habitus pohon dan tidak memiliki getah (7b). Putik mengandung bakal biji tunggal (18a). Bukan merupakan bunga yang memiliki dua jenis kelamin (jantan dan betina) yang masi berfungsi (19b). Daun tidak memiliki stipula dan tidak bersatu di sekitar batang (20b). Kadang-kadang warna tidak mencolok, buah tidak terdapat pada mahkota bunga (21b). Warna daun sama (22b). memiliki benagsari 5 biasanya ada beberapa benang sari tambahan (23a). Daun mahkota berlekatan dan mahkota bunganya transparan (24a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Amaranthus spinosus 50 29. Kirinyuh (Chromolaena odorata) Berdasarkan hasil pengamatan spesies Chromolaena odorata memiliki ciri morfologi yaitu memiliki akar berupa akar tunggang, memiliki batang berbentuk bulat, arah tumbuh batang tegak lurus, percabangan pada batang merupakan cabang monopodial, pada permukaan batang memiliki permukaan berbulu atau berambut, memiliki bentuk daun segitiga runcing. Bentuk pangkal daun romping atau rata. Bentuk tepi daun yaitu toreh dan bergerigi, warna daun hijau tua. Jenis daun memiliki permukaan dau yang berbulu halus dan rapat (Gambar 58). Klasifikasi Kingdom : Plantae a b c Diviso : Magnoliohyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Chromolaena Spesies : Chromolaena odorata c Gambar 58. (a) Perawakan (b) Bentuk Akar (c) Bentuk Batang (d) Bentuk Daun Sumber : Dokumentasi Peneliti 2013 51 Dari hasil identifikasi spesies ini termasuk dalam famili Asterceae, yang mengacu pada kunci determinasi (Culen, 2006), yaitu merupakan tumbuhan yang memiliki bentuk daun tidak seperti jarum atau seperti sisik yang termasuk dalm kunci determinasi (1a). Bentuk daun tidak melingkar, halus, tidak berduri dan memiliki kelopak bunga (2b). Bunga memiliki bakal biji dan dilindungi oleh kelopak bunga (3a). Tumbuh-tumbuhan yang tidak menyerupai bangsa rumput, memiliki bunga yang tidak berbentuk bulir-bulir (4b) Bakal biji basal, dan memiliki kelopak bunga (5a). Setelah di identifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan buku (Ensiklopedia Flora, Flora, Jhonson) dan referensi lainya sehinga diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Chromolaena odorata 4.3 Kondisi Parameter Lingkungan di Kecamatan Batudaa Hasil pengukuran kondisi parameter lingkungan yang terdapat di Kecamatan batudaa yang berdasarkan delapan stasiun yaitu titik 1 Desa Payunga, titik II Desa Ilohungayo, titik III Desa Pilobuhuta, titik IV Desa Huntu, titik V Desa Bua, titik VI Desa Barakati, dan titik VII Desa Ilut yang dapat di lihat pada diagram dibawah, untuk suhu yang diperoleh pada titik I 43 0C, titik II 41 0C, titik III 40 0C, titik IV 37 0C, titik V 36 0C, sedangkan titik VI 38 OC. Dan titik VII 35 O C. Derajat keasaman (pH) tanah pada titik I 7.6 %, titik II 7.5 %, titik III 7.4 %, titik IV 7.6 %, titik V 7,2 %, titik VI 7,4 % , dan titik VII 7,2% (Lampiran 1). 52 Suhu (0C) 50 40 30 20 10 0 Suhu (0C) Gambar 61:: Diagram perbandingan Suhu stasiun I, II, III, IV, V, VI, dan stasiun VII pH (%) 7,6 7,5 7,4 7,3 7,2 7,1 7 pH (%) Gambar 62: Diagram perbandingan pH tanah stasiun I, II, III, IV, V, VI, dan stasiun VII Parameter lingkungan sangat berpera berperan n dalam proses pertumbuhan tumbuhan bawah adalah suhu yang merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat digunakan sebagai indikator unt untuk uk mementukan perubahan ekologi, faktor lingkungan seperti cahaya, kelembaban, dan pH tanah, dari masing-masing masing jenis pada lokasi Kawasan Danau Limboto terdapat keanekaragaman n tumbuhan bawah 53 memperlihatkan tingkatan keanekaragaman yang tinggi berdasarkan komposisinya. Perbedaan bentang lahan, tanah, faktor iklim serta perbandingan keanekaragaman spesies tumbuhan bawah, memperlihatkan banyak perbedaan, baik dalam kekayaan jenisnya maupun pertumbuhannya. Suhu yang berada pada titik I 43 0C, titik II 41 0C, titik III 40 0C, titik IV 37 0C, titik V 36 0C, sedangkan titik VI 38 OC. Dan titik VII 35 OC. berarti suhu yang dimiliki oleh Kawasan Danau Limboto baik untuk pertumbuhan tumbuhan bawah. Suhu yang diukur relatif tinggi karena pengukuran suhu dilakukan pada siang hari. Menurut Risa (2007) menyatakan bahwa tumbuhan memerlukan Suhu yang sesuai sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan berkisaran suhu optimal bagi spesies tumbuhan adalah 28-30oC, sedangkan untuk fotosintesis tumbuhan bawah membutukan suhu optimum berkisar antara 25-35 oC dan pada saat cahaya jenuh dan tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari untuk proses fotosintesis. Menurut Risa (2007) Derajat keasaman (pH) juga menpengaruhi pertumbuhan tumbuhan bawah karena adanya pH tanah yang dapat mengatur kelarutan nutrient dalam tanah. Derajat keasaman (pH) pada titik I 7.6 %, titik II 7.5 %, titik III 7.4 %, titik IV 7.6 %, titik V 7,2 %, titik VI 7,4 % , dan titik VII 7,2% Parameter lingkungan yang terdapat pada lokasi penelitian di Kawasan Barat Danau Limboto Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo disimpulkan cukup baik untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan bawah. 54