BAB IV PENUTUP Keanekaragaman hayati meliputi keanekaragaman ekosistem, spesies, dan genetik dalam suatu spesies baik yang alami maupun yang telah dibudidayakan. Kekayaan keanekaragaman ekosistem, spesies, dan genetik yang terdapat/tersebar di berbagai daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan modal dasar dan pendukung utama keberhasilan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, yaitu : 1. Berperan sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat (pangan, sandang, papan, dan obat-obatan) 2. Merupakan penjaga keseimbangan tatanan ekosistem bagi kelestarian fungsi lingkungan hidup 3. Pendukung utama kelangsungan/kelestarian bagi kehidupan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Untuk melestarikan nilai kekayaan tersebut di atas, diperlukan program aksi yang disusun berdasarkan profil (data dan informasi) mengenai kondisi keberadaan, nilai manfaat, kegiatan pemanfaatan, pengetahuan tradisional terkait setempat, dan potensi pengembangan nilai tambah serta bentuk pemanfaatan keanekaragaman hayati berkelanjutan di masing-masing daerah. Profil keanekaragaman hayati suatu daerah merupakan gambaran mengenai kondisi keanekaragaman hayati yang terdapat atau dimiliki oleh daerah bersangkutan. Manfaat dan nilai penting penyusunan profil tersebut pada suatu daerah bagi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten/Kota setempat meliputi : 1. Tersedianya data dasar dan informasi mengenai kondisi, nilai manfaat, dan potensi pengembangan nilai tambah serta bentuk pemanfaatan keanekaragaman hayati berkelanjutan di suatu wilayah Kabupaten/Kota; 2. Pendukung perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan penyusunan strategi serta perencanaan (rencana aksi) untuk mewujudkan kelestarian keanekaragaman hayati daerah, pengembangan nilai tambah/bentuk pemanfaatan berkelanjutan dari komponennya, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat; 162 3. Peningkatan kinerja dan posisi tawar Pemerintah Daerah setempat apabila terdapat pihak yang ingin mengakses/memanfaatkan keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Kota Surabaya memiliki keanekaragaman hayati khas cukup tinggi terutama beberapa varian jenis burung dan mangrove. Walaupun jumlah takson flora dan fauna pada berbagai kategori yang tercatat di Surabaya cukup banyak, namun eksplorasi terhadap jenis liar yang belum ditemukan dan belum teridentifikasi perlu terus dilakukan baik pada tingkat gen, jenis, dan ekosistemnya. Demikian pula terhadap tumbuhan budidaya pada tingkat kultivar (varietas budidaya). Inventarisasi dan evaluasi keanekaragaman hayati melalui penelitian perlu terus ditingkatkan dengan tujuan untuk lebih mengetahui dan dapat memanfaatkan potensi keanekaragaman hayati, baik darat maupun perairan dan lain-lain yang sangat diperlukan dalam pengelolaan dan pelestariannya. Kegiatan penelitian flora dan fauna di Surabaya masih terbatas pada penelitian murni belum banyak sampai pada penelitian terapan. Penelitian kedepan terhadap flora dan fauna sudah harus beralih pada penelitian terapan tetapi penelitian potensi juga diperlukan karena dengan mengetahui potensi akan dapat dikelola yang selanjutnya akan memberikan manfaat langsung pada masyarakat. Pengintegrasian pelestarian sumberdaya spesies, populasi (jenis) dan genetik melalui peningkatan kapasitas manusia agar memiliki apresiasi dan kesadaran akan nilai dan kebermaknaan keanekaragaman hayati sangat diharapkan, misalnya membangun kepedulian kehati dimulai sejak di Sekolah Dasar dan Lanjutan Pertama. 163