HAK ASASI MANUSIA DAN PEKERJAAN SOSIAL Oleh: Eva Nuriyah Hidayat10 Abstrak Hak asasi manusia dan pekerjaan sosial merupakan suatu hal yang saling berkaitan, dimana pekerjaan sosial di dalam prakteknya mendasarkan etika pada hak asasi manusia. Dalam praktek pekerjaan sosial, permasalahan yang muncul adalah hak asasi manusia yang seperti apa yang dapat diterapkan sebagai etika praktek pekerjaan sosial. Oleh karena itu mahasiswa perlu dibekali dasar-dasar hak asasi manusia yang sesuai dengan sistem sosial masyarakat. 10 Disampaikan dalam Seminar “Social Work Students Sensitized Orientation on Human Rights”, yang diselenggarakan Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UNPAD bekerja sama dengan Ikatan Pendidikan Pekerjaan Sosial Indonesia, pada tanggal 13 Desember 2012 di Gedung D Lt II FISIP UNPAD Jatinangor. 69 A. Pendahuluan Manusia sempurna dari Manusia juga hadir ke dunia dengan adalah makhluk aspek penciptaan mengemban paling sampai setelah kematiannya manusia harus tetap dihormati, dengan segala hak yang rohani (sebagian menyebutnya menambah dimilikinya. Sebagian hak-haknya merupakan unsur nafsani), merupakan makhluk tertinggi hak asasi (Hak Asasi Manusia-HAM)15. Inilah ciptaan Allah yang merupakan citra ArRahman). khalifah Tuhan pun menanggungnya. Karena itu terdiri atas unsur lahir dan batin, jasmani dan (Suratir sebagai Tuhan yang dengan segala kelebihannya dan kedudukannya11. Ia adalah makhluk yang Rahman12 amanah, yang disebut hak asasi manusia yaitu hak- Sebelum hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia kelahirannya telah didahului oleh perjanjian dalam kandungan dan merupakan pemberian primordial dengan Tuhan13, sehingga ia Tuhan. terlahir dengan berkeimanan dengan fitrah suci yang dengan bekal akal budi dan hati Istilah hak asasi manusia bukan nuraninya potensial berlaku lurus14. hanya istilah masyarakat yang barat dipergunakan saja. Ide oleh untuk memperjuangkan hak dan martabat, hak 11 Mengenai hal ini banyak ayat Al Qur-an ataupun Hadits Rasul yang bisa dirujuk. Salah satu yang terkenal adalah, “Sesungguhnya manusia diciptakan dalam sebaik-baik kejadian”. Qur-an S. At- Tien: 5. 12 Dalam Teologi Kristiani juga ada pandangan ini. Magnis Suseno misalnya menyebut “Manusia diciptakan oleh Allah menurut CitraNya” atau “Bahwa manusia diciptakan menurut citra Allah”. Lihat Franz Magnis Suseno. Kuasa & Moral. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001. h. 14-15 13 Istilah perjanjian primordial adalah istilah yang ditemkan Prof Nurcholish Madjid, untuk menyebut perjanjian perjanjain Tuhan dengan segenap Roh sebagaimana dilukiskan dalam Qur-an, Surat Al A’raf (7) ayat 172-173. 14 Kesucian asal itu bersemayam dalam hati nurani (nurani, artinya bersifat cahaya terang), yang mendorongnya untuk senantiasa mencari, berpihak dan berbuat baik dan benar. Jadi setiap pribadi mempunyai potensi untuk benar(Qur-an S. Al Ahzab/33:4). Maka, untuk hidupnya, manusia dibekali akal pikiran, kemudian agama, dan terbebani kewajiban terus menerus mencari dan memilih jalan hidup yang lurus, benar dan baik. Karena itu diwajibkan mengerjakan shalat, yang didalamnya harus membaca al Fatihah. Dalam surat itu ada doa yang harus dihayati dengan sepenuh hati dann diaminkan, yaitu doa memohon jalan yang lurus. Mencari, menemukan, memahami dan mengikuti jalan yang lurus adalah perjalanan yang untuk hidup, hak memperoleh keadilan, hak memperoleh kemerdekaan, hak memperoleh persamaan dan hak untuk memperoleh perlindungan merupakan hak-hak yang tidak hanya diperjuangkan oleh semua bangsa. Von Senger menyatakan bahwa di berbagai belahan dunia dan di berbagai kultur di dunia ini, istilah hak asasi manusia dikenal oleh tidak kenal berhenti. Maka shalat yang mencakup doa tersebut juga tidak berhenti, terus menerus sepanjang hayat (Surat Al Fatihah: ayat 7). 15 70 Hak asasi manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijungjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia). semua manusia, meskipun penamaannya Indonesia tidaklah berbeda dengan atau istilahnya berbeda.16 negara-negara Asia dan Afrika lainnya yang pernah mengalami kemajuan budaya, namun tidak mengalaminya pada periode yang sama dengan B. Hak Asasi Manusia di Indonesia negara-negara barat dalam mengembangkan gagasan demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Indonesia HAM. Oleh karenanya, negara-negara Asia bukanlah suatu wacana yang asing dalam pembentukan bangsa. Jauh kemerdekaan, para founding fathers memperjuangkan harkat dan dan Afrika, terkadang memiliki persepsi yang sebelum berbeda, telah para pejuang yang antara negara dan masyarakat, manusia dan sesama manusia dan hak-hak masyarakat RA. Kartini dalam surat-suratnya, Ki Hajar dan pengalaman berbeda tersebut terkait dengan hubungan martabat manusia ke arah yang lebih baik, misalnya Dewantara, dikarenakan yang yang diperlawankan dengan hak-hak individualistis. memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Titik tolak Bangsa Indonesia Hak dalam Asasi Manusia dengan yang memperjuangkan Hak Asasi Manusia adalah berkesesuaian Pasal berdasarkan pemahaman bahwa bangsa Universal Declaration of Human Right yang Indonesia lahir dan memperjuangkan hak menekankan pada dua aspek yang harus dasar ini, terutama hak untuk merdeka. Dan selalu hal ini tidak hanya terbatas pada hak atas terdapat prinsip-prinsip yang sangat terkait kebebasan politik namun juga kebebasan dengan dari kemelaratan, kebodohan, ketidakadilan individu, namun pada sisi lain, terdapat sosial dan keterbelakangan ekonomi. pernyataan terkait dengan kewajiban bagi diseimbangkan. hak-hak 29 Pada dasar dan satu dari sisi, kebebasan individu terhadap masyarakat dan negara. Konsep Indonesia mengenai HAM Implementasi muncul dari dasar filsafat negara, Pancasila, terutama dari sila keduanya secara adanya hak individual dan kewajibannya terhadap masyarakat. Tanpa adanya keseimbangan, kemudian terefleksi juga di dalam 4 sila yang menuntut hubungan yang saling seimbang antara hak- yakni kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini lainnya HAM hak komunitas secara keseluruhan tidaklah bersama-sama dapat mensiratkan gagasan mengenai harkat dan dikesampingkan, hal menciptakan ketidakstabilan martabat manusia baik sebagai anggota anarki, masyarakat dan individu. terutama bagi ini dan dapat bahkan negara-negara berkembang. Di Indonesia, seperti di banyak negara berkembang lainnya, hak-hak individu 16 Von Senger. H. 1993. “From the Limited to The Universal Consept of Human Rights: Two Periods of Human Rights” in Schmale, Human Rights and Cultural Diversity. Hlm: 47. adalah seimbang dengan hak dari masyarakat. Budaya Indonesia berdasarkan 71 hukum kebiasaan para leluhurnya, selalu mengedepankan hak dan Sejalan kepentingan dengan pandangan ini, Indonesia mendukung penuh kebijakan yang masyarakat dan bangsa. Namun demikian, temuat hal ini dilakukan tanpa meminimalkan hak- mempromosikan hak dari dalam konteks kerjasama internasional. Saat kelompok-kelompok ini telah terdapat beragam kovensi-konvensi, dan kepentingan-kepentingan individu-individu dan minoritas. Kepentingan terakhir yang diperhitungkan dari kelompok disebutkan atas dalam sama prinsip dalam mengukur Piagam dan deklarasi-deklarasi selalu dasar di PBB yang perlindungan HAM dan pengertian yang mengimplementasikan kerjasama internasional dan yang musyawarah mufakat, yang terkandung di dikembangkan oleh PBB sejak tahun 1945. dalam sistem politik dan bentuk demokrasi Indonesia Bangsa Indonesia. representasi dari pemulaan budaya universal Indonesia tidak sejak 1991 ini merupakan terciptanya kerjasama internasional dalam isu HAM. yang telah disepakati oleh negara-negara Indonesia hal atas HAM yang merupakan dasar bagi bermaksud mengusulkan konsep alternatif HAM, selain PBB. melihat merupakan Namun demikian, kerjasama mensyaratkan penghargaan anggota Komisi HAM PBB, dan mengakui internasional, peran penting yang dapat dimainkan oleh bagi kedaulatan yang setara dari negara- institusi negara dan identitas nasional dari suatu nasional mempromosikan dan dalam rangka melindungi HAM, bangsa. Indonesia oleh karenanya, Indonesia pada tahun 1993 membentuk memegang pandangan bahwa kerjasama Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Oleh internasional, tidak boleh dilakukan atas karenanya dasar Indonesia menerima dan tuduhan yang tidak mendasar, mengakui keabsahan universal dari HAM pengkhotbahan yang hanya berdasar pada dasar kehendak dan kebebasan dasar. Namun sendiri, atau pencampuran demikian, Indonesia menekankan pada perlu (intervensi) terhadap negara lain. Tidak ada dilakukannya pengakuan yang luas terhadap suatu negara atau sekelompok kompleksitas dari isu HAM yang muncul negara memegang peran sebagai hakim dikarenakan kebergamaan yang luas, baik maupun dari sejarah, budaya, sistem nilai, lokasi merupakan hal yang penting dan sensitif. juri atas negara lain, negara- hal ini geographis dan tahap-tahap perkembangan antara negara-negara karenanya, memiliki di dunia. Oleh seluruh negara-negara harus sensitifitas dari C. Pendidikan Hak Asasi Manusia di menghadapi Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial kompleksitas dari Isu HAM yang muncul. HAM meluas 72 menjadi bahan diperbincangkan yang di kian berbagai kalangan masyarakat. Namun yang paling pada berbagai universitas di Fakultas Hukum. mendominasi Khusus di Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial perhatian materi/subtansinya pembahasan berpusat dunia FISIP UNPAD, pendidikan hak asasi manusia akademik, suatu tempat penggodokan calon diberikan kepada mahasiswa dalam judul pemimpin masa depan –sebagai dosen, mata kuliah “Pekerjaan Sosial dan Hak Asasi pengacara, konsultan, legal drafter, legislator, Manusia”. Meskipun mata kuliah tersebut pejabat, notaris, dan lain-lain- yang akan berupa memiliki tempat dan pengaruh tersendiri di dilaksanakan pada tahun ini, namun terdapat kalangan hal-hal masyarakat. di Titik sentral mata kuliah yang pilihan penting dan dari baru substansi permasalahannya meliputi sejarah, teori-teori, perkuliahan yang garis besar matakuliah ini kandungan aturan hukumnya sampai pada terbagi menjadi: pelaksanaannya. Secara 1. tentang HAM, meliputi sejarah, teori-teori, dan aturan- kuliah HAM ini harus sejalan dengan tujuan aturan HAM nasional dan internasional, Pendidikan yang dengan materi ini diharapkan mahasiswa tertuang dalam pasal Pasal 3 UU No. 20 dapat memahami konsep HAM secara Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan utuh. Nasional (UU pengajaran dasar mata Nasional umum, Pengetahuan sebagaimana Sisdiknas). Pasal 3 2. menyatakan, Permasalahan-permasalahan yang melanggar HAM baik lokal, nasional maupun “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” yang internasional. dibahas Permasalahan meliputi kejahatan genosida dan kejahatan kemanusiaan yang ada di masyarakat. Dengan materi ini diharapkan mahasiswa kritis terhadap permasalahan-permasalahan HAM yang dialami baik oleh individu, kelompok maupun masyarakat. 3. Sistem sosial budaya masyarakat dan Hak Asasi Manusia, dengan materi ini Berdasarkan hal itu, pengajaran ini diharapkan mahasiswa memahami secara umum untuk membekali mahasiswa bahwa hak asasi manusia itu tidak ilmu/pengetahuan tentang HAM yang meliputi terlepas dari kultur budaya masyarakat. sejarah, teori-teori (termasuk ham 4. Praktek pekerjaan sosial dan Hak Asasi partikularistik-universal), kandungan aturan Manusia, materi ini meliputi human rights hukumnya sampai pada pelaksanaannya. and human need, etics and human Pengajaran tersebut, saat ini telah diberikan rights, dan beberapa praktek 73 pekerja sosial di lembaga-lembaga nasional menjadi tanggungjawab negara tetapi setiap maupun internasional. Dengan materi- orang, materi tersebut diharapkan mahasiswa organisasi masyarakat, lembaga swadaya dapat lebih memahami praktek pekerjaan masyarakat, perguruan tinggi, juga turut sosial mempunyai serta kesadaran calon dapat bagi pekerja martabat menumbuhkan mahasiswa sosial akan kemanusiaan sehingga sebagai para dalam sosialisasi harkat hak organisasi untuk dan ikut penegakan politik, melakukan hak asasi manusia. pribadi, memberikan pertolongan ataupun intervesi tidak D. melanggar hak-hak asasi manusia. Berkaitan kelompok, dengan sosialisasi Peluang dan Tantangan Bagi Praktek Pekerja Sosial dan Selaku makhluk individual dan penegakan hak asasi manusia telah ada makhluk sosial, ia perlu berproses menuju pengaturannya di dalam Pasal 100 Undang- pencapaian jatidirinya. Dalam proses ini Undang termasuk melalui pendidikannya- ia akan No. 39 Tahun 1999, yang menyatakan sebagai berikut : mengalami berbagai benturan. Ada kalanya ia sanggup mengatasi, ada kalanya ia tak Setiap orang, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau lembaga kemasyarakatan lainnya, berhak berpartisipasi dalam perlindungan, penegakan,dan pemajuan Hak Asasi Manusia. sanggup menghadapinya. Akibatnya banyak fakta berbagai yang dilakukan oleh individu maupun yang telah memegang jabatan. Berbagai bentuk pelanggaran yang diterima oleh korban baik yang dilakukan oleh Setiap orang, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, lembaga studi atau lembaga kemasyarakatan lainnya, baik secara sendiri-sendiri maupun bekerjasama dengan Komnas HAM dapat pula melakukan penelitian, pendidikan, dan penyebarluasan informasi mengenai Hak Asasi Manusia. ketentuan bahwa mengungkap sederhana maupun kejahatan berat. Baik Tahun 1999 menyebutkan, menunjukkan yang pelanggaran oleh manusia, baik pelanggaran Lebih lanjut Pasal 103 UU No. 39 Kedua - di sosialisasi aparat atau bukan, ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) tahun 2008 mencapai jumlah 4900 kasus, dan sampai tahun 2009 data pelanggaran HAM yang dilaporkan ke Komnas HAM ini mengalami peningkatan yaitu mencapai 5300 kasus17. Hal ini cukup memprihatinkan mengingat berbagai bentuk pelanggaran HAM ini tidak atas, dan penegakan hak asasi manusia tidak hanya 17 74 Laporan Komnas HAM 2009. semuanya mendapatkan pelayanan dan Berbagai advokasi yang maksimal. Kondisi tersebut menjadi perlindungan. pelanggaran untuk (dalam berat pemerintah), misalnya dan masih banyak lagi kasus seperti kasus Marsinah, perdagangan anak, dan lain-lain. Sederet perilaku manusia dan lingkungan sosial serta memperhatikan ini kemanusian sosial mendasarkan intervensinya pada teori dengan hal Trisakti, meningkatkan kesejahteraannya. Pekerjaan keadilan manusia Priok (1984), kasus Bulu Kumba, kasus keluarga, kelompok dan masyarakat untuk manusia asasi kejadian di Timor Timur (April 1999), Tanjung serta lingkungannya pada tingkat individu, asasi hak pelanggaran- pembantaian masal pada tahun 1965-1970, perubahan sosial dalam interaksi manusia hak Apalagi (genosida) yang melibatkan para penguasa penyelesaian masalah, pemberdayaan dan mendorong prinsip-prinsip hak yang belum mendapatkan pelayanan dan suatu Pekerjaan sosial sebagai sebagai profesi bantuan pelanggaran asasi manusia di Indonesia masih banyak tantangan bagi profesi pekerjaan sosial. pemberian kasus penanganan di atas belumlah mendapat dan penanganan yang berarti. Secara garis besar faktor masih jalan di tempat. Lembaga-lembaga, budaya masyarakat. baik lembaga negara seperti Komnas HAM maupun lembaga non pemerintah / LSM Berdasarkan definisi tersebut maka hak asasi manusia merupakan dasar moral hanya praktek pekerjaan sosial baik level personal, pelanggaran tanpa adanya community maupun berarti dalam konteks penegakan HAM. advokasinya.18 Hal-hal yang terkait dengan Seperti yang disampaikan ELSAM (2007), HAM ini adalah democracy, justice, feedom, tidak adanya kemajuan penanganan HAM equality and human dignity , menjadi prinsip- adalah karena tidak koheren dan tidak prinsip yang dijunjung oleh pekerja sosial.19 konsistennya instansi-instansi negara dalam Berbicara mengenai hak asasi manusia membuat dalam profesi pekerjaan sosial tentu saja penyebabnya tidak terlepas dari konsep dan praktek kesulitan pekerjaan sosial. Perspektif hak asasi kebijakan yang telah dibuat dan institusi- manusia menjadi hal yang ditekankan dalam institusi yang seharusnya dibentuk untuk pertolongan mengimplementasikan kebijakan di bidang development individu dalam memperoleh mampu mencatat kebijakan. yaitu dalam data-data kemajuan yang Ada dua pemerintah hal sendiri mengimplementasikan HAM, tidak bisa dibentuk karena tidak tujuan dari kesejahteraan sosial. tersedianya sarana pembentukannya. 18 Ife, James William. 2001. Human Rights and Social Work. Toward Rights-Based Practice. UK: Cambridge University Press. 19 Schmale.W (ed). 1993. Human Rights and Cultural Diversity, Goldbach, Germany: Keip. dan Jikapun prasarana institusi itu dibentuk, institusi itu tidak bisa bekerja dengan baik karena tidak dukungan dan sarana yang baik. 75 mendapat Penulis mengambil contoh mengenai sejauh manakah peran pekerja sosial dalam hak pengungsi di Indonesia. Di tingkat menghadapi nasional, manusia yang begitu banyak di Indonesia. hak dicantumkan asasi secara pengungsi khusus. tidak Kebijakan, Selain program, pelayanan yang diberikan bagi Berbagai organisasi non pemerintah (NGO) orang termasuk kelompok masyarakat yang perlindungan yang lebih yang murni memperjuangkan HAM seperti dan ELSAM, karena permasalahan Republik Indonesia tentang Badan Koordinasi Penanggulangan Penanganan mengenai Pengungsi penanganan Bencana dimuat terhadap yang secara serta menangani khusus seperti ), masalah pengungsi (UNHCR ) dan lain- yang pengungsi lain-lain, dan lain-lain), masalah perempuan (UNIFEM lain, masih memerlukan profesi pekerjaan meliputi upaya pelayanan dan perlindungan kemanusiaan dan masalah anak (Save the Children, UNICEF, dan aturan pengungsi Kontras, organisasi-organisasi kekhususannya. Dalam Keputusan Presiden Nasional dihadapi, HAM ini sebenarnya masih terbuka lebar. ayat (3) yang menyatakan bahwa setiap perlakuan yang asasi berkiprah di dalam penanganan masalah umum dalam UU No. 39 Tahun 1999 Pasal 5 memperoleh tantangan hak sebenarnya peluang pekerja sosial untuk pengungsi terkait hak asasinya dibuat secara rentan permasalahan sosial. yang timbul akibat konflik yang terjadi di suatu daerah termasuk kegiatan pencegahan, E. Penutup tanggap darurat, penghapusan, pemindahan dan relokasi pengungsi. Pengungsi yang Pendidikan Hak Asasi Manusia bagi dimaksud dalam aturan ini lebih dikenal mahasiswa dengan istilah korban konflik atau korban Sosial merupakan hal yang penting sebagai bencana sosial. Dalam Kepres tersebut dasar belum diatur secara khusus penanganan dan Dengan pelayanan korban mahasiswa dapat lebih memahami praktek Apabila pekerjaan sosial serta dapat menumbuhkan kebijakannya masih belum diatur, bagaimana kesadaran bagi mahasiswa sebagai calon membuat perlindungan terhadap hak-hak pekerja bagi pengungsi. Setelah diberikan sekedar kemanusiaan para pribadi, sehingga dalam bantuan, banyak sekali pengungsi korban memberikan pertolongan ataupun intervesi bencana alam ini diabaikan begitu saja. tidak melanggar hak-hak asasi manusia. pengungsi kemanusiaan bencana bagi alam. Hal ini menjadi tantangan bagi pekerja sosial dalam pertolongan dan menjalankan pemberdayaan. Jurusan moral praktek mata pekerjaan Sudah permasalahan 76 akan dan Kesejahteraan pekerjaan kuliah sosial Peluang praktek Ilmu ini diharapkan harkat martabat tantangan sosial yang hak asasi sosial. praktek menangani manusia di Indonesia masih terbuka lebar, khususnya Schmale.W (ed). 1993. Human Rights and Cultural Diversity, Goldbach, Germany: Keip. Von Senger. H. 1993. “From the Limited to The Universal Consept of Human Rights: Two Periods of Human Rights” in Schmale, Human Rights and Cultural Diversity. dalam organisasi-organisasi non pemerintah. DAFTAR PUSTAKA Ife, James William. 2001. Human Rights and Social Work. Toward Rights-Based Practice. UK: Cambridge University Press. Laporan Komnas HAM 2009. 77