BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dalam memilih instrumen investasi apapun, hal yang paling diminati oleh investor adalah return asset yaitu pengembalian atas investasi. Menghitung return saja sebenarnya tidak cukup untuk mengambil keputusan investasi, resiko juga harus turut diperhitungkan karena dua hal ini bagaikan dua sisi mata uang yang berdampingan. Artinya jika suatu investasi mempunyai return yang tinggi secara otomatis akan mempunyai resiko yang sama besarnya pula. Sedangkan resiko sendiri bisa diartikan sebagai ketidakpastian kondisi dimasa mendatang yang mungkin timbul dan mengakibatkan kerugian pada seorang investor. Bursa efek merupakan sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar di bursa. Efek yang paling sering diperdagangkan adalah saham biasa. Namun juga terdapat sarana investasi lain dengan tingkat resiko yang berbeda yang diperdagangkan di bursa, seperti ORI yakni obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pada pasar sekunder saham biasa dapat dikelompokan berdasarkan beberapa tipe, salah satunya adalah harga saham yang terbentuk dari order buy dan sell para investor. Harga yang telah terbentuk tersebut akan mempengaruhi karakteristik lain seperti volume, nilai, kapitalisasi, frekunsi dan hari perdagangan saham yang akan dipublish oleh BEI setiap 1 tahun didalam fact book BEI. Saat ini terdapat 507 saham yang telah listing di BEI yang mempunyai kisaran harga Rp50,00 sampai Rp380.000,00. Angka ini menandakan tingkat kepercayaan atau apresiasi yang beragam terhadap masing-masing saham yang dinilai dari kinerja perusahaan sendiri maupun kondisi eksternal perusahaan. Sedangkan untuk satuan kuantitas saat ini adalah 1 (lot) atau 100 lembar saham untuk setiap minimal pembelian. Sedangkan pada ORI harga dan jangka waktu telah ditetapkan oleh pemerintah dengan tingkat return yang telah ditetapkan pula. Biasanya jangka waktu terpendek pada ORI adalah 3 tahun. Jika seseorang ingin melakukan investasi pada ORI lebih mudah dibandingkan dengan saham, investor cukup menilai return yang ditawarkan pada ORI tersebut menarik atau tidak untuk dirinya dengan resiko dan jangka waktu yang telah di tanggung, hal ini sangat berbeda dengan instrumen saham. Keputusan memilih saham adalah hal yang sulit untuk masyarakat awam, hal ini dikarenakan setiap saham mempunyai variasi permasalahan yang sangat rumit dan berbeda, maka dari itu investor membutuhkan data historis terhadap pergerakan saham yang beredar di bursa, baik secara individual, kelompok, maupun gabungan. Semakin detail dan terperinci data yang diperoleh, pengambilan keputusan dapat merumuskan kebijakan dengan lebih tepat. Kegiatan mengamati semua pergerakan harga saham di Bursa akan membuat investor kebingungan untuk membuat keputusan investasi, oleh karena itu pergerakan harga saham di bursa memerlukan identifikasi dan penyajian informasi yang bersifat spesifik dan disajikan dalam bentuk sistem 2 tertentu agar dapat menghasilkan informasi yang sederhana dan mudah ditafsirkan oleh pelaku pasar modal. Informasi yang sederhana namun dapat mewakili suatu kondisi tertentu akan menghasilkan peta permasalahan yang disimbolkan dengan angka ataupun istilah tertentu sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk memprediksi situasi yang akan terjadi dimasa mendatang. Bentuk informasi historis yang dipandang sangat tepat untuk menggambarkan pergerakan harga saham dimasa lalu dan dapat dijadikan sebagai dasar memprediksi situasi yaitu indeks harga saham. Indeks harga saham merupakan catatan pergerakan harga saham sejak pertama kali beredar sampai pada saat tertentu. Saat ini PT Bursa Efek Indonesia mempunyai 11 jenis indeks harga saham yang secara continue dipublikasikan melalui media cetak maupun elektronik sebagai referensi pedoman bagi investor untuk melakukan investasi. Macam indeks tersebut adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yaitu indeks yang menggunakan semua emiten yang ada di bursa efek sebagai dasar perhitunganya, Indeks Sektoral yaitu perhitungan indeks menggunakan dasar masing- masing sektor, Indeks LQ 45 yaitu 45 saham yang dipilih berdasarkan likuiditas dan kriteria tertentu, JII( Jakarta Islamic Indeks) yaitu 30 emiten yang yang masuk dalam kriteria syariah dan termasuk saham mempunyai kapitalisasi dan likuiditas tinggi, Indeks Kompas100 yaitu 100 emiten yang dipilih berdasarkan pertimbangan kapitalisasi pasar, likuiditas dan lainya. Indeks BISNIS27 yaitu 27 indeks yang masuk kedalam kriteria tertentu berdasarkan kerjasama antara PT BEI 3 dengan Harian Bisnis Indonesia, Indeks PEFINDO25 yaitu indeks yang masuk kedalam kriteria tertentu berdasarkan kerjasama antara PT BEI dengan lembaga rating PEFINDO, Indeks SRI- KEHATI yaitu indeks yang masuk kedalam kriteria tertentu berdasarkan kerjasama antara PT BEI dengan yayasan KEHATI, Indeks papan utama yaitu emiten yang masuk kriteria papan utama, Indeks papan pengembang yaitu indeks yang masuk dalam kriteria papan pengembang, Indeks individual yaitu indeks harga saham masing-masing emiten. Indeks LQ 45 adalah salah satu indeks yang sering dijadikan pedoman dan sangat populer dikalangan masyarakat. Maka dari itu untuk emiten yang ingin menduduki posisi didalam indeks ini maka harus mempunyai kinerja yang baik dan menghasilkan return yang tinggi dibandingkan sektor maupun industri sehingga menarik minat investor untuk memperdagangkan sahamnya. Syarat untuk saham bisa masuk kedalam indeks LQ 45 ini adalah telah tercatat di BEI selama 3 bulan, mempunyai aktifitas transaksi dipasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi, mempunyai jumlah hari perdagangan kapitalisasi pasar periode tertentu, keadaan keuangan serta prospek pertumbuhan yang baik di bandingkan dengan emiten lain. Penelitian yang dilakukan oleh Yadaf at al (1999) mengungkapkan bahwa adanya hubungan positif antara frekuensi perdagangan dengan return saham. Saham yang aktif diperdagangkan sudah pasti mempunyai volume perdagangan yang besar dan saham dengan volume yang besar akan menghasilkan return saham yang tinggi (Tahrun Chordia, 2000). penelitian 4 yang dilakukan oleh Gong Meng Chen (2001) menunjukan hal yang sama dengan penelitian Gong Meng Chen yang menyatakan bahwa volume perdagangan positif signifikan terhadap return saham, sedangkan hasil penelitian Cheng F. Lee et al (2001) Menunjukan bahwa volume perdagangan Berpengaruh negatif tidak signifikan menjelaskan return saham. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang masih terdapat perbedaan hasil penelitian, serta dari uraian-uraian yang tertulis diatas maka penulis ingin mengkaji lebih lanjut dengan objek yang berbeda dengan judul FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN INVESTASI JANGKA MENENGAH STUDI KASUS PADA INDEKS LQ 45 DAN OBLIGASI RITEL INDONESIA TAHUN 2011-2013. 1.2 Rumusan Masalah 1 Bagaimana pengaruh kapitalisasi pasar, volume perdagangan, nilai perdagangan, frekuensi perdagangan, jumlah hari perdagangan terhadap return saham indeks LQ 45 tahun 2011-2013? 2 Bagaimana perbandingan antara retun saham indeks LQ45 dan ORI tahun 2011-2013? 1.3 Batasan Masalah 1 Saham perusahaan yang diteliti adalah emiten yang menetap didalam Indeks LQ 45 pada tahun 2011- 2013 . 2 Terdapat 5 faktor yang akan diteliti untuk menilai pengaruhnya terhadap saham yang menetap didalam Indeks LQ 45 Tahun 2011-2013 yakni 5 Frekuensi, Volume, Value, Kapitalisasi, Jumlah hari perdagangan yang didasarkan pada Buku Panduan Indeks Harga Saham BEI. 1.4 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh nilai, volume, frekuensi transaksi, kapitalisasi pasar serta jumlah hari perdagangan terhadap return saham yang menetap didalam Indeks LQ 45 Tahun 2011-2013 secara parsial maupun sumultan. 2. Untuk mengetahahui saham atau ORI yang mempunyai keuntungan yang lebih tinggi jika dilihat dari return investasi. 1.5 Kerangka Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, kerangka penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM PENULISAN Pada bab dua berisi gambaran umum penelitian, Landasan Teori serta metodologi penelitian yang berisi tentang jenis dan sumber, objek penelitian, alat ukur, hipotesisdalam penelitian. BAB III ANALIS DAN PEMBAHASAN 6 Analisis (diskripsi dan inferensiasi),Interpretasi dan Pembahasan penelitian menggunakan uji statistik regresi sederhana dan berganda menggunakan Statistik PASW 18 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran pada bab ini merangkum hal yang menjadi pokok bahasan dalam TA, Sedangkan saran bersifat tentatif yaitu dapat dimunculkan apabila mahasiswa mampu memberikan saran ataupun rekomendasi berdasarkan kesimpulan penulisan. 1.6 Kerangka Pemikiran Trading Volume Trading value LQ 45 Indeks Market Capitalization Trading Frekuensi Day Trading Gambar 1.1 Kerangka berfikir Sumber: Penulis, 2015 7 ORI