P U T U S A N - Pengadilan Tinggi Medan

advertisement
PUTUSAN
Nomor : 296 / PDT / 2015 / PT.MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata pada Pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara antara :
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), sebuah badan
hukum berbentuk Yayasan yang didirikan
berdasarkan
hukum
Negara
Republik
Indonesia yang didasari Akta Notaris Dr.
Irawan Soerodjo, SH, M.Si, Nomor 186 tanggal
19 Oktober 2011, berkedudukan di Jalan
Diponegoro No. 74, Menteng, Jakarta Pusat,
dan selanjutnya sesuai dengan Pasal 13
Anggaran Dasar tersebut dalam hal ini diwakili
oleh ALVON KURNIA PALMA, selaku Badan
Pengurus untuk bertindak atas nama Yayasan
Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) ;
Dalam
hal
ini
diwakili
oleh
1.
SURYA
ADINATA, SH, M.Kn, 2. YURIKA N, SH, 3.
ANGGUN RIZAL PRIBADI, SH, 4. ISMAIL
HASAN KOTO, SH, 5. JUPENRIS SIDAURUK,
SH,
6.
JULIADI,
SH,
7.
SEPTIAN
F.
CHANIAGO, 8. RENI LORENSA, SH, 8.
INDRA
KURNIA
SINULINGGA,
ARMADA
SIHITE,
SH,
9.
SITORUS,
SH,
10.
MAS
SH,
9.
MARGANDA
ANGGA
WICAKSANA, SH, 11. ANDRY SYAFRIZAL
TANJUNG, SH, 12. AIDIL A. ADITYA, SH, 13.
IRVAN SAPUTRA, SH, 14. MUHAMMAD
ARRASYID RIDHO, SH, 15. IVAN DUNA
HUSADA,
SH,
16.
M.
ALINAFIAH
MATONDANG, SH, M.Hum, 17.RAJA LIOLA
GURUSINGA, SH, 18. YUSNA WULAN SARI
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 1 dari 29
TANJUNG, SH, 19. RUTH OKTAVIA P, SH
dan 20. MEILISA BANGUN, SH, kesemuanya
adalah
Warga
Negara
Indonesia
yang
berprofesi sebagai Advokat, Pengacara Publik,
dan Pengabdi Bantuan Hukum yang tergabung
dalam
YAYASAN
LEMBAGA
BANTUAN
HUKUM INDONESIA - LEMBAGA BANTUAN
HUKUM MEDAN (YLBHI - LBH Medan) yang
beralamat di Jalan Hindu Nomor : 12 Medan
20111, Telp. (061) 451 5340, Fax. (061) 458
9749,
E-mail
[email protected],
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal
04 Juli 2014 Selanjutnya disebut sebagai
PENGGUGAT sekarang PEMBANDING ;
L A W A N
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA, beralamat di Jalan
Komodor Laut Yos Sudarso No. 284, Medan
20115, telp. (061) 6615155, Fax : (061)
6613789,
E-mail
:
[email protected],
disebut
Selanjutnya
sebagai TERGUGAT
sekarang
TERBANDING ;
Pengadilan Tinggi tersebut ;
Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan
dengan perkara ini ;
TENTANG DUDUK PERKARANYA :
Mengutip serta memperhatikan surat gugatan Penggugat tanggal 23
Juli 2014 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Medan
pada
tanggal
23
Juli
2014
dalam
Register
Perkara
Nomor.361/Pdt.G/2014/PN.Mdn telah mengajukan gugatan sebagai berikut:
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 2 dari 29
Adapun dasar-dasar dan alasan-alasan diajukannya gugatan ini adalah
sebagai berikut:
I.
KEDUDUKAN DAN KEPENTINGAN HUKUM PENGGUGAT
1. Bahwa Penggugat merupakan suatu lembaga swadaya masyarakat
(Non
Government
Organisation)
yang
memiliki
kedudukan
dan
kepentingan hukum dalam mengajukan hak gugatnya sebagai salah
satu organisasi yang konsern terhadap penegakan hokum yang mana
dalam melaksanakan kegiatannya Penggugat selalu membela hak-hak
masyarakat melalui langkah-langkah hukum;
2. Bahwa Penggugat sebagai badan hukum yang berbentuk Yayasan
berdasarkan Pasal 1 Akta Nomor 186 tanggal 19 Oktober 2011 yang
dibuat oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., yang dalam
menjalankan kegiatannya bertujuan untuk kepentingan publik yang
didasari
dengan
ketentuan
yang
diatur
dalam
Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga yaitu :
Pasal 3 Ayat 2 : “salah satu maksud dan tujuan dari YLBHI adalah
“menumbuhkan, mengembangkan dan memajukan pengertian dan
penghormatan terhadap nilai-nilai negara hukum dan martabat serta
hak-hak asasi manusia pada umumnya dan meninggikan kesadaran
hukum dalam masyarakat pada khususnya, baik kepada pejabat
maupun warga negara biasa, agar supaya mereka sadar akan hak-hak
dan kewajiban sebagai subyek hukum”;
Pasal 3 Ayat 3 : “berperan aktif dalam proses pembentukan hukum,
penegakan hukum dan pembaruan hukum sesuai dengan konstitusi
yang berlaku dan Deklarasi Umum Hak-hak Asasi Manusia (Universal
Declaration of Human Rights)”;
Pasal 18 : “Ketua mewakili Yayasan di dalam maupun di luar pengadilan
tentang segala hal dan segala kejadian dengan hak untuk dan atas
nama Yayasan”;
3. Bahwa sejak berdirinya Penggugat pada tahun 1970, Penggugat telah
diakui secara luas dan nyata dalam melaksanakan kegiatannya dengan
mewujudkan tegaknya hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia,
maka untuk itu Penggugat memiliki hak gugat dalam perkara aquo;
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 3 dari 29
II. FAKTA HUKUM
II.I
LATAR BELAKANG
4. Bahwa berdasarkan Pasal 2 Undang-undang Nomor 30 tahun 2009
tentang ketenagalistrikan yang berbunyi:
(1) Pembangunan ketenagalistrikan menganut asas:
a. manfaat;
b. efisiensi berkeadilan;
c. berkelanjutan;
d. optimalisasi ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya energi;
e. mengandalkan pada kemampuan sendiri;
f. kaidah usaha yang sehat;
g. keamanan dan keselamatan;
h. kelestarian fungsi lingkungan; dan
i. otonomi daerah.
(2)
Pembangunan
ketenagalistrikan
bertujuan
untuk
menjamin
ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang
baik,
dan
harga
yang
wajar
dalam
rangka
meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan;
5. Bahwa didalam Undang-undang Nomor 30 tahun 2009 tantang
ketenagalistrikan pada pasal 29 ayat 1 huruf (a-e) menjelaskan
hakkonsumen untuk mendapat pelayanan yang baik, mendapat tenaga
listrik secara terus-menerus dengan mutu dan keandalan yang baik,
memperoleh tenaga listrik yang menjadi haknya dengan harga yang
wajar, mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan
tenaga listrik dan mendapat ganti rugi apabila terjadi pemadaman yang
diakibatkan
kesalahan
dan/atau
kelalaian
pengoperasian
oleh
pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik sesuai syarat yang
diatur dalam perjanjian jual beli tenaga listrik;
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 4 dari 29
6. Bahwa didalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 1989 tentang
Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik, pada Pasal 26 ayat (2)
”Masyarakat yang telah mendapat tenaga listrik secara terus menerus
dengan mutu keandalan yang baik”;
7. Bahwa selain itu didalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 pada
Pasal 4 huruf (h) menyatakan ”Hak konsumen adalah hak untuk
mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau
tidak sebagaimana mestinya”, selanjutnya pada Pasal 19 ayat (1)
menyatakan ”Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi
atas kerusakan, pencemaran dan/atau kerugian konsumen akibat
mengkonsumsi
barang
dan/atau
jasa
yang
dihasilkan
atau
diperdagangkan”, kemudian pada ayat (2)-nya juga menyebutkan :
”ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang
sejenis atau setara nilainya atau perawatan kesehatan dan/atau
pemberian
santunan
yang
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku”.
8. Bahwa kemudian merujuk lagi pada ketentuan pada Pasal 4 huruf a
Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen
menyatakan
:
”Hak
konsumen
hak
atas
kenyamanankeamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa” ; selanjutnya pada huruf c menyatakan ”hak konsumen
adalah hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi
dan jaminan barang dan/atau jasa”;
Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 menyatakan
: ”setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha
melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara
konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di
lingkungan peradilan umum”. Selanjutnya ayat (2) menyatakan :
”penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan
atau diluar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang
bersengketa”;
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 5 dari 29
9. Bahwa berdasarkan peraturan-peraturan seperti tersebut diatas telah
jelas menerangkan bahwa Tergugat sebagai perpanjangan tangan dari
Negara yang merupakan pelaksana utama usaha penyediaan tenaga
listrik yang tetap memegang hak untuk mendapatkan prioritas utama
(first right of refusal) dalam penyediaan tenaga listrik untuk Kepentingan
Umum;
10.
Bahwa oleh karena listrik telah menjadi kebutuhan pokok bagi
seluruh masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya seharihari baik untuk menghasilkan sesuatu yang ingin dicapai oleh
masyarakat,
untuk
memperhatikan
itu
sudah
ketersediaan
sepatutnya
listrik
yang
pemerintah
dibutuhkan
harus
masyarakat
tersebut sebagaimana kewajiban penjual kepada pembeli.
11.
Bahwa
selanjutnya
karena
listrik
merupakan
sesuatu
yang
menyangkut hajat hidup orang banyak yang memiliki sifat fungsi sosial,
maka pemeliharaan ketersediaan listrik merupakan prioritas utama bagi
Tergugat sebagai perpanjangan tangan Negara dalam pemenuhan
tenaga listrik tersebut sesuai dengan amanat peraturan perundangundangan yang berlaku. Dan karena itu pula apabila Tergugat dalam
melaksanakan kegiatannya tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan seperti tersebut diatas maka perbuatan Tergugat dapat
dikualifisir sebagai perbuatan melawan hukum;
KONDISI PEMADAMAN LISTRIK DI PROVINSI SUMATERA UTARA
12. Bahwa
Penggugat
maraknya
mengajukan
pemadaman
listrik
gugatan
yang
ini
disebabkan
dilakukan
Tergugat
karena
yang
menimbulkan kekesalan bahkan sebagai bentuk kemarahan masyarakat
khususnya masyarakat Sumatera Utara kepada Tergugat sebagaimana
yang diberitakan melalui media massa, diantaranya :
Berita online pada portal berita
http://www.tribunnews.com/regional/2014/02/21/warga-medankecewa-dengan-layanan-pln pada tanggal 21 Februari 2014
dengan judul “WARGA MEDAN KECEWA DENGAN LAYANAN
PLN”.
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 6 dari 29
Berita online pada portal berita
http://www.antaranews.com/berita/421613/ylki-pln-sumut-takpeduli-pemadaman-listrik pada tanggal 1 Maret 2014 dengan judul
“ YLKI: PLN SUMUT TAK PEDULI PEMADAMAN LISTRIK”.
Berita online pada portal berita
http://www.beritasatu.com/nasional/169494-belum-ada-kepastiankapan-sumut-bebas-pemadaman-listrik.html pada tanggal 4 Maret
2014 dengan judul “BELUM ADA KEPASTIAN KAPAN SUMUT
BEBAS PEMADAMAN LISTRIK”.
Berita online pada portal berita
http://www.antaralampung.com/berita/272193/mencari-benangkusut-pemadaman-listrik pada tanggal 9 Maret 2014 dengan judul “
MENCARI BENANG KUSUT PEMADAMAN LISTRIK”.
Berita online pada portal berita
http://seputaraceh.com/read/21070/2014/03/09/pln-10-maretpemadaman-listrik-di-medan-teratasi pada tanggal 9 Maret 2014
dengan judul “PEMADAMAN LISTRIK TERATASI”.
Berita online pada portal berita
http://finance.detik.com/read/2014/03/09/153448/2520244/1034/pln
-janji-mulai-besok-pemadaman-listrik-di-sumut-turun-signifikan
pada tanggal 9 Maret 2014 dengan judul “PLN JANJI MULAI
BESOK PEMADAMAN LISTRIK DI SUMUT TURUN SIGNIFIKAN”.
Berita Online pada Portal berita,
http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/03/23/n2wc56pemadaman-listrik-di-medan-seperti-kisah-sinetron
tanggal
23
Maret 2014 dengan judul “PEMADAMAN LISTRIK DI MEDAN
SEPERTI KISAH SINETRON”.
Berita online pada portal berita
http://www.merdeka.com/uang/bos-pln-pastikan-tidak-akan-adapemadaman-listrik-lagi-di-medan.html tanggal 1 April 2014 dengan
judul “ BOS PLN PASTIKAN TIDAK AKAN ADA PEMADAMAN
LISTRIK LAGI DI MEDAN”.
Berita online pada portal berita
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=ar
ticle&id=323809:pemadaman-listrik-terusPutusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 7 dari 29
berlanjut&catid=14:medan&Itemid=27 pada tanggal 5 Mei 2014
dengan judul “PEMADAMAN LISTRIK TERUS BERLANJUT”.
Berita online pada portal berita
http://daerah.sindonews.com/read/861091/24/pemadaman-listrikdi-sumut-berlanjut-hingga-akhir-juni tanggal 7 Mei 2014 dengan
judul “ PEMADAMAN LISTRIK DI SUMUT BERLANJUT HINGGA
AKHIR JUNI”.
Berita online pada portal berita
http://news.okezone.com/read/2014/06/24/340/1003656/pln-haruspublikasikan-jadwal-pemadaman-listrik pada tanggal 24 Juni 2014
dengan
judul
“
PLN
HARUS
PUBLIKASIKAN
JADWAL
PEMADAMAN LISTRIK”.
Berita online pada portal berita
http://karyanews.com/2014/07/01/sebagian-kawasan-di-medanalami-pemadaman-listrik-di-bulan-ramadhan-pln-sumut-tidakpunya-orang-orang-yang-beragama/ pada tanggal 1 Juli 2014
dengan judul “ SEBAGIAN KAWASAN DI MEDAN ALAMI
PEMADAMAN LISTRIK DI BULAN RAMADHAN *PLN SUMUT
TIDAK PUNYA ORANG-ORANG YANG BERAGAMA*”.
Berita online pada portal berita
http://harianandalas.com/kanal-berita-utama/kinerja-plnmengecewakan pada tanggal 1 Juli 2014 dengan judul “KINERJA
PLN MENGECEWAKAN”.
13. Bahwa pemadaman listrik yang dialami masyarakat Sumatera Utara
yang juga sebagai konsumen atas pembelian tenaga listrik pada
Tergugat diawali sejak bulan Januari 2014. Bahwa pemadamanpemadaman listrik yang dilakukan Tergugat menghilangkan rasa
kenyamanan terhadap Penggugat sebagai konsumen. Pemadaman
terus berlanjut meskipun ada protes dari masyarakat konsumen;
14. Bahwa bahkan pada bulan-bulan terakhir ini atau setidak-tidaknya
sampai gugatan ini diajukan pemadaman listrik oleh Tergugat semakin
sering dilakukan yang mana hal ini sangat menggagu kekhusukan
ibadah masyarakat Kota Medan yang sedang menjalankan Ibadah
Ramadhan;
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 8 dari 29
15. Bahwa pemadaman listrik bergilir di Kota Medan akibat pemeliharaan
pembangkit listrik dan terlambatnya pembangunan pembangkit baru erat
kaitannya dengan korupsi ditubuh Tergugat yang dibuktikan dengan
beberapa pejabat penting Tergugat telah terbukti divonis bersalah
melakukan korupsi oleh Pengadilan Tipikor Medan;
16. Bahwa sebagai bentuk kekesalan dan kekecewaan bahkan bentuk
kemarahan masyarakat atas pemadaman listrik yang dilakukan
Tergugat menimbulkan aksi yang dilakukan masyarakat untuk menuntut
agar pemadaman tidak terjadi lagi tetapi Tergugat tidak meresponnya
dan pemadaman tetap terjadi;
17. Bahwa
untuk
mengingatkan
Tergugat
agar
tidak
melakukan
pemadaman listrik kembali, Penggugat sebelumnya telah mengirimkan
somasi secara terbuka kepada Tergugat sebanyak 2 (dua) kali yakni
somasi tanggal 13 Maret 2014 dan somasi tanggal 18 Maret 2014;
18. Bahwa atas somasi tersebut, Tergugat menjawabnya dengan alasan
bahwa pemadaman listrik terpaksa dilakukan karena kurangnya
kemampuan cadangan (daya) listrik ketika beban puncak terjadi dan
juga disebabkan oleh pemeliharaan pembangkit listrik;
19. Bahwa sesuai dengan alasan Tergugat seperti tersebut diatas
semestinya
Tergugat
berkoordinasi
dengan
Pemerintah
Daerah
(pemerintah propinsi/kabupaten/kota) terkait untuk segera membangun
transmisi dan mendesak pihak perusahaan terkait untuk segera
membangun transmisi yang dibutuhkan sesuai dengan amanat UU No.
30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
20. Bahwa sesuai pula dengan Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2011
tentang Tarif Tenaga Listrik yang disediakan oleh PT. PLN (Persero)
menyebutkan
bahwa
kewajiban
untuk
meningkatkan
dan
mengumumkan tingkat mutu pelayanan pada setiap awal triwulan.
Indikator
yang
digunakan
gangguan, Kecepatan
rendah, Kesalahan
adalah:
pelayanan
pembacaan
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Lama
perubahan
meter,
dan/
gangguan, Jumlah
daya
atau
waktu
tegangan
koreksi
Halaman 9 dari 29
kesalahan rekening. Jika hal tersebut tidak dapat dipenuhi, maka
Perusahaan Perseroan PT. Perusahaan Listrik Negara wajib :
memberikan pengurangan tagihan listrik kepada konsumen yang
bersangkutan, yang diperhitungkan dalam tagihan listrik pada bulan
berikutnya;
21. Bahwa sebagai satu-satunya perusahaan penyedia layanan listrik
tentunya Tergugat mempunyai perencanaan yang baik untuk dapat
mengestimasi kedepan terhadap kenaikan permintaan daya listrik
konsumen khusus di wilayah tempat tinggal Penggugat dan melakukan
Perawatan atau pemeliharaan peralatan listrik yang baik tetapi hal ini
tidak terasakan dan tidak terlihat oleh Penggugat;
22. Bahwa selama kurun waktu seringnya terjadi padamnya listrik, muncul
rasa ketidak-puasan diantara Penggugat sebagai konsumen listrik.
Banyak keluhan-keluhan yang disampaikan, baik itu melalui media cetak
maupun elektronik, hingga pada akhirnya muncul luapan emosi dari
beberapa konsumen di beberapa tempat;
23. Bahwa
selain
banyaknya
keluhan
masyarakat
akibat
seringnya
pemadaman listrik, Tergugat pun tetap menerapkan denda bagi
konsumen (masyarakat) yang telat membayar listrik bahkan tak segansegan mencabut meteran listrik di rumah konsumen yang menunggak
dan menerapkan biaya yang besar untuk pemasangan kembali. Hal
tersebut tentunya pula sangat kontras dengan keadaan apalagi
Tergugat hanya berdiam diri saja ketika konsumen mengalami kerugian
atas pemadaman listrik tersebut. Sehingga tindakan Tergugat yang
hanya mementingkan diri sediri yang tidak mengutamakan kepentingan
orang banyak dan lebih besar kerugian yang ditimbulkan Tergugat
terhadap masyarakat maka sangat logis dan berdasar hukum jika
Penggugat meminta agar Tergugat bertanggungjawab atas pemadaman
listrik ini.
III.
SIFAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM TERGUGAT
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 10 dari 29
1. TERGUGAT TELAH LALAI DALAM MENJALANI FUNGSI PELAYANAN
PUBLIK SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU.
Bahwa pemadaman listrik yang dilakukan Tergugat merupakan suatu
perbuatan
yang
mengabaikan
peraturan
perundang-undangan
yangberlaku ataupun merupakan suatu perbuatan yang melanggar
ketentuan perundang-undangan sebagai berikut:
Pasal 2 Undang-undang nomor 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan
yang berbunyi:
(1) Pembangunan ketenagalistrikan menganut asas:
a. manfaat;
b. efisiensi berkeadilan;
c. berkelanjutan;
d. optimalisasi ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya energi;
e. mengandalkan pada kemampuan sendiri;
f. kaidah usaha yang sehat;
g. keamanan dan keselamatan;
h. kelestarian fungsi lingkungan; dan
i. otonomi daerah.
(2)
Pembangunan
ketenagalistrikan
bertujuan
untuk
menjamin
ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang
baik,
dan
harga
yang
wajar
dalam
rangka
meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Pasal 29 ayat 1 huru a-e Undang-undang Nomor 30 tahun 2009 tantang
ketenagalistrikan yang berbunyi:
(1) Konsumen berhak untuk:
a. mendapat pelayanan yang baik;
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 11 dari 29
b. mendapat tenaga listrik secara terus-menerus dengan mutu dan keandalan
yang baik;
c. memperoleh tenaga listrik yang menjadi haknya dengan harga yang wajar;
d. mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan tenaga listrik;
dan
e. mendapat ganti rugi apabila terjadi pemadaman yang diakibatkan kesalahan
dan/atau
kelalaian pengoperasian oleh pemegang izin usaha penyediaan tenaga
listrik sesuai
syarat yang diatur dalam perjanjian jual beli tenaga listrik.
Pasal 26 ayat (2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 1989 tentang
Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik, pada ”Masyarakat yang telah
mendapat tenaga listrik mendapat tenaga listrik secara terus menerus dengan
mutu keandalan yang baik”.
Pasal
4
huruf
(h)
Undang-Undang
Nomor
8
Tahun
1999
tentang
PERLINDUNGAN KONSUMEN yang berbunyi:
”Hak konsumen adalah hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi
dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai
dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya”,
selanjutnya pada Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang PERLINDUNGAN KONSUMEN yang bernunyi:
”Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang
dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan”,
pada ayat (2) nya disebutkan : ”ganti rugi sebagimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang
sejenis atau setara nilainya atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian
santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku”.
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 12 dari 29
Pasal 4 huruf a Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen yang bernunyi:
”Hak konsumen hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa” ; selanjutnya pada huruf c menyatakan
”hak konsumen adalah hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa”
Pasal 45 ayat (1), Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 yang berbunyi :
”setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui
lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku
usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum”.
Selanjutnya ayat (2) menyatakan : ”penyelesaian sengketa konsumen dapat
ditempuh melalui pengadilan atau diluar pengadilan berdasarkan pilihan
sukarela para pihak yang bersengketa”.
Pasal 26 ayat (2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 1989 tentang
Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik, yang bernunyi
”Masyarakat yang telah mendapat tenaga listrik mendapat tenaga listrik secara
terus menerus dengan mutu keandalan yang baik”.
Pasal 28, undang-undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan,
yang berbunyi:
“Pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik wajib:
a. menyediakan tenaga listrik yang memenuhi standar mutu dan keandalan
yang berlaku;
b. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada konsumen dan
masyarakat;
c. memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan; dan
d. mengutamakan produk dan potensi dalam negeri.”
Pasal 7 Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang PERLINDUNGAN
KONSUMEN, yang berbunyi:
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 13 dari 29
“Kewajiban pelaku usaha adalah :
a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
b. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi
penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;
c. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur
serta tidak
d. diskriminatif;
e. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan
f. berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang
berlaku;
g. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau
mencoba barang
h. dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi
atas barang yang dibuat
i.
dan/atau yang diperdagangkan;
j.
memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas
kerugian akibat
k. penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa
yang diperdagangkan;
l.
memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila
barang dan/atau jasa
m. yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.”
24. Bahwa Tergugat tidak melaksanakan kewajibannya sebagai Pemegang
izin usaha penyediaan tenaga listrik selaku pihak yang melayani publik
dalam pemenuhan kebutuhan atas listrik
25. Tergugat telah melakukan pemadaman secara sepihak dan sewenangwenang sehingga perbuatannya telah merugikan konsumen (masyarakat)
di Provinsi Sematera Utara sebagaimana telah dihimpun oleh beberapa
media massa baik di Medan maupun media massa nasional, baik kerugian
materiil maupun kerugian imateriil;
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 14 dari 29
26. Bahwa Tergugat telah melakukan pemadaman sejak bulan Januari 2014
dan telah berjanji akan menghentikan pemadaman pada awal bulan Maret
2014, namun ternyata hingga bulan Juli 2014 pun masih terjadi
pemadaman yang justru lebih parah;
27. Bahwa Tergugat kemudian menjanjikan akan menghentikan pemadaman
pada tanggal 09 Maret 2014 karena perbaikan yang sedang dilaksanakan
oleh Tergugat diperkirakan akan selesai pada tanggal tersebut. Hal
tersebut merupakan komitmen Tergugat yang tidak konsisten yang juga
merupakan wujud dari ketidakseriusan Tergugat dalam menjalankan
tugasnya padahal sudah secara tegas diamanatkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
28. Bahwa selain itu Tergugat juga sangat jarang melakukan pemberitahuan
sebelum melakukan pemadaman di wilayah yang akan dipadamkan. Hal
tersebut
menunjukkan
adanya
ketidak-profesionalan
dalam
memperlakukan konsumen (masyarakat pengguna listrik) dan juga
merupakan cerminan ketidaksiapan Tergugat untuk memastikan tidak akan
adanya pemadaman serta mencerminkan ketidakmampuan Tergugat
dalam menjaga pasokan listrik yang dibutuhkan konsumen (masyarakat);
29. Bahwa
dari
uraian
tindakan-tindakan
maupun
perbuatan-perbuatan
Tergugat seperti tersebut diatas maka perbuatan Tergugat telah memenuhi
rumusan Pasal 1365 KUH Perdata menyebutkan bahwa “Tiap perbuatan
melawan hukum yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan
orang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut'.”
30. Bahwa berdasarkan uraian diatas, terang dan jelas menunjukkan bahwa
Tergugat telah lalai dalam melakukan tugas dan kewajibannya dalam hal
melakukan pemenuhan hak-hak warga negara khususnya warga Provinsi
Sumatera Utara untuk menikmati pelayanan listrik yang layak, maka untuk
itu cukup beralasan bagi Ketua Pengadilan Negeri Medan untuk menerima
dan mengabulkan gugatan ini serta sudah sepatutnya pula menyatakan
bahwa putusan dalam perkara ini dapat dijalankan dengan serta merta
walaupun ada walaupun ada upaya hukum verzet, banding, dan kasasi;
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 15 dari 29
31. Bahwa gugatan Penggugat ini diajukan oleh karena perbuatan melawan
hukum yang dilakukan oleh Tergugat, maka beralasan dan berdasarkan
hukumlah Penggugat mohon kepada Majelis Hakim untuk membebankan
segala biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Tergugat;
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Penggugat memohon kepada
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menjatuhkan
putusan sebagai berikut :
Primair :
1. Menerima gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Tergugat telah melakukan PERBUATAN MELAWAN HUKUM
karena
lalai
dalam
menjaga
ketersediaan
listrik
sehingga
terjadi
pemadaman listrik bergilir di Provinsi Sumatera Utara selama hampir 7
(tujuh bulan);
3. Menghukum Tergugat untuk membebaskan abodemen 3 (tiga) bulan
kedepan pasca putusan perkara aquo dibacakan oleh Majelis Hakim, bagi
seluruh masyarakat Sumatera Utara sebagai konpensasi atas kerugian
yang diderita selama proses pemadaman berlangsung;
4. Menghukum Tergugat untuk :
a. Segera melakukan langkah konkrit untuk melakukan pemberian
informasi yang pasti tidak akan adalagi pemadaman yang disebabkan
karena
alasan
pemeliharaan
dan
keterlambatan
pembangunan
pembangkit baru;
b. Meminta maaf kepada seluruh konsumen (masyarakat) di Sumatera
Utara atas tindakannya melakukan pemadaman selama hampir 7 (tujuh)
bulan, yang dilakukan di tiga media massa Lokal.
c. Memastikan tidak akan adalagi pemadaman listrik secara berturut-turut
seperti yang dilakukannya saat ini;
d. Menjaga ketersediaan pasokan listrik di masa yang akan datang
sehingga tidak ada lagi pemadaman yang berlangsung selama
berbulan-bulan dan terus menerus;
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 16 dari 29
e. Segera
melakukan
langkah-langkah
konkrit
membenahi
sistem
pemberian kompensasi kepada para pelanggan;
f. Memberitahukan kepada konsumen (masyarakat) dengan membuka
akses
informasi
publik
untuk
masyarakat
terkait
waktu
akan
dilakukannya pemadaman dan mengenai ketersediaan pasokan listrik;
5. Menyatakan putusan dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun ada
upaya verset, banding, dan kasasi;
6. Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya-biaya yang timbul
dalam perkara ini.
Subsidiar :
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya
(ex aequo et bono)
Membaca jawaban dari Tergugat tertanggal 04 Pebruari 2013, yang
pada pokoknya sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI.
A. Eksepsi Gugatan PENGGUGAT Salah Alamat (Error in Persona).--------1. Bahwa PT (Persero) Wilayah Sumatera Utara tidak dapat bertindak
sebagai rechtpersoon di forum peradilan perdata, karena PT (Persero)
Wilayah Sumatera Utara adalah merupakan orgaan substratum dari
PT PLN (Persero) sehingga karenanya PT (Persero) Wilayah
Sumatera Utara tersebut tidak mempunyai legitima persona standi
injudicio dan tidak pula mempunyai harta kekayaan tersendiri terpisah
dari kekayaan rechtpersoon-nya yakni PT PLN (Persero) sehingga
dengan demikian TERGUGAT bukan sebagai Subyek Hukum yang
dapat digugat didalam pengadilan, karena kedudukan TERGUGAT
tersebut hanya sebagai unit operasional PT PLN (Persero) yang berada
di daerah Sumatera Utara, sementara domisili PT PLN (Persero)
berkedudukan di Jalan Trunojoyo Blok M I/135, Jakarta Selatan, sesuai
Akta Pendirian No. 169 tahun 1994 oleh Notaris Sutjipto SH, dengan
demikian
apabila
PENGGUGAT
Unit
Operasional
melakukan
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Perbuatan
tersebut
Hukum
dianggap
yang
oleh
merugikan
Halaman 17 dari 29
PENGGUGAT seharusnya gugatan ditujukan kepada PT PLN (Persero)
yang berdomisili di Jakarta Selatan.
2. Bahwa Ketua Mahkamah Agung R.I. telah menerbitkan surat Nomor
: KMA/321/XII/1992 pada tanggal 7 Desember 1992 dan Nomor
KMA/126/IV/1995 pada tanggal 5 April 1995 pada pokoknya
menegaskan bahwa karena yang dihukum untuk membayar ganti
rugi kepada Penggugat bukan merupakan badan hukum (yang
tidak mempunyai harta kekayaan tersendiri), maka putusan tidak
dapat dieksekusi.
3. Bahwa dalam sistem hukum Indonesia, Surat Ketua Mahkamah
Agung R.I. tidak dapat dikesampingkan oleh peradilan setingkat judex
facti.
4. Bahwa berdasarkan kesimpulan di atas, dengan merujuk lebih lanjut
secara persuasif effect pada Surat Ketua Mahkamah Agung R.I.
terurai di atas, maka jelaslah bahwa gugatan PENGGUGAT pada
perkara a quo mengandung cacat (Error In Persona) maka perkara
tersebut haruslah dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Onvantkelijke
Verklaard) ;
B. Eksepsi Gugatan PENGGUGAT Kabur (Obscuur Libel)1. Bahwa
gugatan
PENGGUGAT
juga
sangat
kabur
karena
telahmencampuradukkan antara gugatan Perbuatan Melawan Hukum
dengan Wanprestasi, padahal kedua objek gugatan tersebut memiliki
spesifikasi yang berbeda satu dengan yang lainnya khususnya
menyangkut
Hukum
Acara,
sehingga
gugatan
PENGGUGAT
menimbulkan kekaburan dan tidak jelas (Obscuur Libel). 2. Bahwa dalam gugatannya, PENGGUGAT menuntut atas dasar hukum
“onrechtmatige (overheids) daad” ex Pasal 1365 KUHPerdata, akibat
dari adanya pemadaman bergilir/ penghentian sementara pasokan
energi listrik.-
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 18 dari 29
3. Bahwa objek gugatan incasu sesungguhnya adalah bersifat “individual
interest” yang pelanggaran terhadap “individual interest” tersebut
(incasu pemadaman bergilir/penghentian sementara pasokan energi
listrik) adalah merupakan perbuatan “wanprestatie” karena timbul dari
dasar hukum Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (vide Pasal
1234 jo.1238 KUHPerdata).
4. Bahwa hak konsumen listrik untuk memperoleh pasokan energi listrik
adalah merupakan hak individual atau merupakan kebutuhan/
kepentingan
individual
pelanggan
(individual
interest)
yang
diperoleh secara consensueel overeenkomst/contractus bilateralis
(in casu Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik) dan karenanya
bukan merupakan “kebutuhan/kepentingan dasar bersifat universal
dan langgeng yang dengan sendirinya secara kodrati melekat pada
diri setiap individu”, dan tidak pula merupakan “hak yang diberikan
undang – undang bagi setiap individu”.
5. Bahwa dalam Hukum Perjanjian, pihak yang tidak memenuhi atau tidak
melaksanakan prestasi sebagaimana telah disepakati di dalam surat
perjanjian (in casu Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik), maka
pihak yang tidak memenuhi atau tidak melaksanakan prestasi
dinyatakan sebagai pihak yang “wanprestasi”.-
6. Bahwa Mahkamah Agung telah mengeluarkan putusan MA bernomor
1875 K/Pdt/1984 tanggal 24 April 1986. Dalam putusan MA itu
disebutkan bahwa Penggabungan gugatan perbuatan melawan hukum
dengan perbuatan ingkar janji tidak dapat dibenarkan dalam tertib
beracara dan harus diselesaikan secara tersendiri pula.
7. Bahwa oleh karena gugatan PENGGUGAT kabur dan tidak jelas
(Obscuur Libel), maka mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa
dan memutus perkara ini menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak
dapat diterima (niet onvankelijke verklaard).
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 19 dari 29
C. PENGGUGAT tidak memiliki hak standing.PENGGUGAT bukanlah sebagai pelanggan TERGUGAT karena tidak
memiliki hubungan hukum dengan TERGUGAT yaitu dalam bentuk
Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik. Akibat dari tidak adanya Perjanjian Jual
Beli Tenaga Listrik sehingga tidak dapat menimbulkan hak dan kewajiban
antara PENGGUGAT dan TERGUGAT bahkan melakukan tuntutan
hukum.-
II. DALAM POKOK PERKARA.
A. TENTANG FAKTA HUKUM
1. Bahwa apa yang telah TERGUGAT uraikan dalam Eksepsi mohon
dimasukkan dan menjadi satu kesatuan yang utuh dengan Jawaban dalam
Pokok Perkara ini;-2. Bahwa
TERGUGAT
dengan
tegas
menolak
dalil-dalil
gugatan
PENGGUGAT, kecuali terhadap hal-hal yang secara tegas diakui
kebenarannya oleh TERGUGAT serta tidak merugikan kepentingan hukum
TERGUGAT;3. Bahwa dalam gugatannya, PENGGUGAT menyatakan bahwa TERGUGAT
telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan adanya pemadaman
bergilir di Sumatera Utara;4. Bahwa alasan gugatan PENGGUGAT dalam menentukan gugatan adalah
sering padamnya listrik di daerah Sumatera Utara yang menurut
PENGGUGAT pemadaman listrik tersebut telah menimbulkan kerugian bagi
masyarakat;-5. Bahwa sebelum TERGUGAT menjawab dalil-dalil PENGGUGAT, perlu
terlebih dahulu dijelaskan perkembangan Ketenagalistrikan di Indonesia
yang dilaksanakan oleh Pemerintah sesuai amanat Undang-Undang
Ketenagalistrikan Nomor 30 Tahun 2009;6. Bahwa sesuai dengan landasan pembangunan ketenagalistrikan yang
bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat secara adil dan merata,
maka dalam rangka usaha penyediaan listrik bagi seluruh rakyat Indonesia
baik yang di perkotaan maupun pedesaan, Pemerintah terus melaksanakan
percepatan pelaksanaan pembangunan di bidang ketenagalistrikan yang
meliputi Pembangunan pembangkitan, transmisi, distribusi sesuai dengan
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 20 dari 29
Rencana Umum Kelistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL);
7. Bahwa Pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan elektrifikasi listrik di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk Propinsi
Sumatera Utara dengan melakukan percepatan pembangunan sarana dan
prasarana ketenagalistrikan melalui proyek-proyek Pemerintah yang
dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) dan juga mendorong pihak swasta
untuk ikut terlibat dalam pembangunan ketenagalistrikan melalui IPP,
Excess Power dan juga melakukan sewa mesin-mesin pembangkit;8. Bahwa pembangunan sarana dan prasarana ketenagalistrikan yang
dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) di Wilayah Sumatera Bagian Utara
termasuk di Propinsi Sumatera Utara dilaksanakan oleh unit-unit PLN yaitu
PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan I untuk pembangunan
proyek-proyek transmisi yang berkedudukana di Jalan Dr. Cipto Medan dan
PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II untuk pembangunan
proyek-proyek pembangkitan yang berkedudukan di Jalan Kasuari Medan.-9. Bahwa secara secara garis besar
dapat digambarkan pula mengenai
kegiatan penyaluran dan penjualan energi listrik kepada pelanggan
TERGUGAT adalah sebagai berikut:
1.
Pertama adalah kegiatan pembangkitan tenaga listrik, yaitu kegiatan
memproduksi energi listrik yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara.
2.
Kemudian kegiatan penyaluran yaitu menyalurkan energi listrik dari
pembangkitan ke Gardu Induk Listrik melalui jaringan transmisi yang
dilakukan oleh PT PLN (Persero) Pusat Penyaluran dan Pengatur
Beban Sumatera (P3BS).
3.
Kemudian dari Gardu Induk disalurkan melalui jaringan listrik 20 Kv
dan
selanjutnya
baru
disalurkan
kepada
t
pelanggan
oleh
TERGUGAT.-
10. Dari poin 9 di atas jelas tergambar bahwa tugas pokok TERGUGAT adalah
hanya pendistribusian energi listrik kepada pelanggan secara retail
yang pasokan energinya sangat tergantung dari ketersedian listrik yang
disediakan oleh pembangkitan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara.Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 21 dari 29
11. Bahwa PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan I, PT PLN (Persero)
Unit Induk Pembangunan II, PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara dan PT PLN (Persero) Pusat Penyaluran dan Pengatur
Beban Sumatera (P3BS) bukan merupakan unit yang berada di bawah
kendali dan pengawasan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
(TERGUGAT) melainkan merupakan unit sejajar yang berdiri sendiri dan
langsung berada di bawah kendali PT PLN (Persero) Kantor Pusat yang
berkedukan Jalan Trunojoyo Blok M I/135, Jakarta Selatan.
B. TENTANG FAKTA PERBUATAN MELAWAN HUKUM
12. Bahwa TERGUGAT membantah dalil PENGGUGAT yang menyatakan
TERGUGAT telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum terkait dengan
pemadaman listrik dengan merampas hak konsumen dan kelalaian
melaksanakan kewajiban hukum, dengan alasan sebagai berikut:--------------
a. Bahwa TERGUGAT tidak dapat memungkiri bahwa sampai saat ini
cadangan daya energi listrik yang tersedia di wilayah Sumatera Bagian
Utara termasuk Propinsi Sumatera Utara tidak mencukupi dan
diperparah dengan adanya pemeliharaan atau kerusakan mesin
pembangkit yang berdampak pada terjadinya pemadaman;
b. Bahwa seperti diuraikan sebelumya tidak tercukupinya daya listrik
tersebut diakibatkan oleh keterlambatan beroperasinya pembangkit
dan transmisi sebagaimana telah diuraikan di atas sehingga tidak ada
cadangan apabila terjadi kerusakan atau adanya pemeliharaan
terhadap
mesin-mesin
pembangkit,
sementara
pertumbuhan
pelanggan terus meningkat dan berdasarkan peraturan perundangundangan
yang
berlaku,
TERGUGAT
tidak
boleh
menolak
permohonan-permohonan sambungan baru dan tambah daya yang
diajukan oleh masyarakat;13. Bahwa TERGUGAT menolak dalil PENGGUGAT pada halaman 9 poin 28
karena
selain
usaha-usaha
pembangunan
yang
telah
dilakukan
sebagaimana diuraikan di atas, dalam usaha menghadapi keadaan listrik di
Sumatera Utara tersebut di atas, TERGUGAT yang ditunjuk sebagai
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 22 dari 29
Koordinator
dan Juru Bicara dalam kegiatan Pelaksana Komunikasi
Perusahaan PT PLN (Persero) di wilayah Prpoinsi Sumatera Utara telah
melakukan upaya-upaya seperti membuat pengumuman di media cetak
tentang Informasi Pemadaman, elektronik, spanduk, iklan berjalan,
sosialisasi kepada anggota DPR, juga Sosialisasi kepada Ketua MUI
Provinsi Sumatera Utara, Press Release, menyurati pelanggan industri, dan
di samping itu TERGUGAT juga menghimbau semua masyarakat untuk
melakukan penghematan pemakaian listrik;
14. Bahwa menurut doktrin ilmu hukum, unsur-unsur Perbuatan Melawan
Hukum adalah perbuatan yang :
1. Bertentangan dengan hak subjektif orang lain; 2. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku;
3. Bertentangan dengan azas kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian yang
berlaku dalam masyarakat;
4. Bertentangan dengan tata susila atau kewajiban moral yang berlaku
dalam masyarakat pada umumnya;-
Dr. Rosa Agustina dalam disertasinya berjudul Perbuatan Melawan
Hukum halaman 62 menyebutkan: “Yang dapat digugat berdasarkan
pasal
1365
KUH
Perdata
antara
lain:
1.Pengrusakan
barang
(menimbulkan kerugian materiil); 2.Gangguan (hinder), menimbulkan
kerugian immateriil yaitu mengurangi kenikmatan atas sesuatu;
3.Menyalahgunakan hak orang, menggunakan barang miliknya sendiri
tanpa kepentingan yang patut, tujuannya untuk merugikan orang lain.
M. Yahya Harahap, SH dalam bukunya Hukum Acara Perdata: Gugatan,
Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilanhalaman
455 menyebutkan: “Sebaliknya, Pasal 1365 KUH Perdata sebagai dasar
hukum PMH yaitu: tidak menyebutkan bagaimana bentuk ganti ruginya;
juga tidak menyebutkan rincian ganti rugi; dengan demikian dapat
dituntut:
a) ganti rugi nyata (actual loss) yang dapat diperhitungkan secara rinci,
objektif, dan kongkret, yang disebut kerugian materiil;
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 23 dari 29
b) kerugian immateriel berupa ganti rugi pemulihan kepada keadaan
semula atau restoration to original condition (herstel in de
oorspronkelijk toestand, hestel in de vorige toestand).
Dengan demikian jelas bahwa kerugian dalam bentuk idiil (immateriel)
seperti Gangguan Terhadap Ketenangan Hidup adalah dapat
diklasifikasikan sebagai unsur kerugian yang dapat menjadi unsur
kebenaran mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum dan
termasuk dalam pengertian rincian kerugian dimaksudkan
Bahwa
apabila
kaidah
hukum
tersebut
diterapkan
terhadap
dalil
PENGGUGAT dalam gugatannya, maka TERGUGAT sebenarnya telah
melaksanakan kewajiban hukum dalam rangka mengusahakan penyediaan
tenaga listrik bagi masyarakat Sumatera Utara sebagaimana telah diuraikan
di atas;-
15. Bahwa terjadinya pemadaman listrik secara bergilir di wilayah Sumatera
Utara yang disebabkan karena adanya defisit listrik dari pembangkit
bukanlah suatu tindakan Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh
TERGUGAT
sebagaimana
didalilkan
oleh
PENGGUGAT,
karena
TERGUGAT sama sekali tidak memiliki otoritas dan kewenangan mengenai
permasalah ketersediaan daya listrik dari pembangkitan:- -
16. Bahwa TERGUGAT menolak dengan tegas dalil gugatan PENGGUGAT
halaman 6 poin 23 mengenai denda keterlambatan listrik karena
merupakan hal
yang keliru disebabkan denda keterlambatan yang
diterapkan oleh PT PLN (Persero) telah sesuai dengan PERMEN ESDM
No.09 tahun 2011 Pasal 9 Ayat (1) Konsumen diwajibkan membayar
tagihan rekening listrik sesuai masa pembayaran yang ditetapkan oleh
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara dan ayat
(2) Apabila konsumen membayar tagihan rekening listrik melampaui masa
pembayaran sebagaimana dimaksud pad a ayat (1), maka dikenakan Biaya
Keterlambatan Pembayaran Rekening Listrik sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini.
17. Bahwa ketentuan tentang kompensansi saat ini diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 08 Tahun 2011 tanggal 07 Februari 2011 yang kemudian
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 24 dari 29
diatur kembali dalam Peraturan Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral
Nomor 9 Tahun 2011 tanggal 13 Mei 2011 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero)
juncto Peraturan Presiden Nomor: 08 Tahun 2011 tanggal 07 Februari 2011
tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara juncto Keputusan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor: 002.K/DIR/2012 tanggal 19 Januari 2012 tentang Tingkat
Mutu Pelayanan juncto Edaran Direksi Nomor: 004.E/DIR/2012 tanggal 27
Januari 2012 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kompensasi Tingkat Mutu
Pelayanan;
18. Bahwa TERGUGAT menolak dengan tegas tuntutan PENGGUGAT pada
halaman 10 poin 3 mengenai tuntutan “menghukum TERGUGAT untuk
membebaskan abonemen 3 (tiga) bulan ke depan pasca putusan perkara
aquo dibacakan oleh Majelis Hakim, bagi seluruh masyarakat Sumatera
Utara
sebagai
kompensasi
atas kerugian yang
diderita
selama
pemadaman berlangsung” adalah tuntutan yang keliru karena di dalam
ketentuan-ketentuan sebagaimana diuraikan pada point 17 di atas,
Pasal 16 Ayat (1) PERMEN ESDM No.09 tahun 2011 yang menyatakan
bahwa pengurangan tagihan listrik (kompensasi) kepada konsumen
sebesar 10% dari biaya beban atau rekening minimum dan diperhitungkan
dalam tagihan listrik bulan berikutnya apabila realisasi Tingkat Mutu
Pelayanan (TMP) melebihi 10% di atas nilai Tingkat Mutu Pelayanan yang
ditetapkan, terkait dengan indikator sebagai berikut:- Lama gangguan; Jumlah gangguan; Kecepatan pelayanan perubahan
daya tegangan rendah; Kesalahan pembacaan kWh meter; dan
Waktu koreksi kesalahan rekening.-
19. Bahwa TERGUGAT telah merealisasikan pemberian kompensasi kepada
pelanggan TERGUGAT berupa pengurangan tagihan listrik sebesar 10%
dari biaya beban atau rekening minimum akibat dari realisasi Tingkat Mutu
Pelayanan yang melebihi 10% dari nilai Tingkat Mutu Pelayanan yang telah
ditetapkan.
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 25 dari 29
20. Bahwa pembayaran kompensasi untuk pemakaian listrik Tri Wulan I Tahun
2014
(bulan
Januari,
Februari,
Maret
2014)
telah
mulai
dilaksanakan/diberikan pada rekening tagihan listrik bulan Juni 2014; -
21. Bahwa Bahwa TERGUGAT menolak dengan tegas tuntutan PENGGUGAT
halaman 10 poin 5 mengenai putusan serta merta (uitvoerbaar bij
voorraad), karena menurut Surat Ederan Ketua Mahkamah Agung RI No. 3
Tahun 2000 yang dapat dikabulkan mengenai putusan serta merta adalah :
1). Gugatan didasarkan pada bukti surat autentik/tulis tangan yang tidak
dibantah kebenarannya oleh pihak Lawan; 2) Gugatan hutang-piutang yang
jumlahnya sudah pasti dan tidak dibantah ; 3). Gugatan tentang sewamenyewa tanah,rumah,gudang dan lain-lain, dimana hubungan sewamenyewa telah habis atau Penyewa melalaikan kewajibannya sebagai
penyewa yang baik;
4). Pokok gugatan mengenai tuntutan harta gono-gini
dan putusannya telah inkracht; 5) Dikabulkannya gugatan provisionil
dengan pertimbangan hukum yang tegas dan jelas serta memenuhi pasal
332 Rv ; dan 6) Pokok sengketa mengenai bezitsrecht " , oleh karena itu
maka tuntutan PENGGUGAT yang memintakan putusan serta merta
terhadap perkara aquo adalah sangat tidak tepat dan patut ditolak.-
Berdasarkan uraian yang telah kami kemukakan di atas, dengan ini
mohon kiranya Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
berkenan untuk menjatuhkan putusan dengan amar sebagai berikut :A. DALAM EKSEPSI
1. Mengabulkan Eksepsi TERGUGAT untuk seluruhnya.2. Menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima (niet onvankelijke
verklaard);
B. DALAM POKOK PERKARA
1. Menolak Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;2. Membebani biaya yang timbul dalam perkara ini kepada PENGGUGAT;
Membaca Putusan
Pengadilan Negeri Medan
tanggal
25 Agustus
2015 No.361/Pdt.G/2014/PN.Mdn yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
Dalam Eksepsi ;
--
Menerima Eksepsi Tergugat ;
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 26 dari 29
--
Menyatakan Penggugat tidak memiliki kedudukan hukum mengajukan
gugatan ( tidak memiliki Legal standing) ;
Dalam Pokok Perkara
--
Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ;
--
Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebanyak
Rp.461.000,00 ( empat ratus enam puluh satu ribu rupiah ) ;
Membaca akta pernyataan permohonan banding No.47/2015 yang
dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Medan SUGENG WAHYUDI, SH.MM
yang menyatakan bahwa pada tanggal 15
April
2015
Penggugat /
Pembanding telah mengajukan permohonan banding
terhadap putusan
Pengadilan
2015
Negeri
Medan
361/Pdt.G/2014/PN.Mdn
dan
tanggal
09
permohonan
April
banding
Nomor:
tersebut
telah
diberitahukan / disampaikan secara syah dan seksama kepada pihak
Tergugat / Terbanding pada tanggal 24 April 2015 ;
Membaca risalah pemberitahuan pemeriksaan berkas perkara (Inzage)
Nomor: 361/Pdt.G/2014/PN.Mdn yang dibuat oleh Jurusita Pengganti pada
Pengadilan Negeri Medan yang menyatakan telah memberitahukan kepada
pihak Tergugat
/ Terbanding
pada tanggal
Penggugat/Pembanding pada tanggal 06
berkas perkara
24 April 2015
Mei 2015,
dan kepada
untuk mempelajari
No.361/Pdt.G/2014/PN.Mdn di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Medan sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA
Menimbang, bahwa permohonan banding dari Penggugat / Pembanding
telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi
persyaratan
yang
ditentukan
oleh
Undang-undang,
oleh
karena
itu
permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa setelah majelis Hakim tingkat banding memeriksa
dan meneliti serta mencermati dengan seksama berkas perkara beserta
turunan putusan Pengadilan Negeri Medan 09
April 2015
Nomor:
361/Pdt.G/2014/PN.Mdn. berpendapat bahwa pertimbangan dan pendapat
majelis Hakim tingkat pertama
dalam putusannya yang telah menyatakan
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 27 dari 29
gugatan
Penggugat / Pembanding
tidak dapat
diterima
dengan
pertimbangan yang pada pokoknya Penggugat tidak memiliki legal standing
untuk mengajukan gugatan a quo
oleh karena itu
Pengadilan
Tinggi mengambil alih
pertimbangan – pertimbangan
tersebut
sebagai
telah tepat dan benar menurut hukum,
alasan-alasan dan
hukum majelis Hakim tingkat pertama
pertimbangan
Pengadilan
Tinggi
sendiri
dalam
memutus perkara ini ditingkat banding, sehingga putusan Pengadilan Negeri
Medan tanggal 09
April 2015
Nomor: 361/Pdt.G/2014/PN.Mdn dapat
dipertahankan oleh karena itu harus dikuatkan ;
Menimbang, bahwa oleh karena pihak Penggugat/ Pembanding
tetap
dipihak yang dikalahkan, baik dalam pengadilan tingkat pertama maupun
dalam pengadilan tingkat banding, maka semua biaya perkara dalam kedua
tingkat pengadilan tersebut dibebankan kepadanya ;
Mengingat peraturan hukum dari perundang-undangan yang berlaku,
khususnya
Undang-undang
No.48
tahun
2009
(tentang
Kekuasaan
Kehakiman), Undang-undang Nomor 2 tahun 1986 jo UU No.08 tahun 2004 jo
UU No.49 tahun 2009 (tentang Peradilan Umum) dan RBG ;
MENGADILI
- Menerima permohonan banding dari Penggugat / Pembanding ;
- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 09 April 2015
Nomor: 361/Pdt.G/2014/PN.Mdn yang dimohonkan banding tersebut ;
- Menghukum Penggugat /Pembanding
untuk membayar seluruh biaya
perkara yang timbul dalam kedua tingkat pengadilan, yang di tingkat
banding ditetapkan sebesar Rp.150.000,-(seratus lima puluh ribu
rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan pada hari Selasa
tanggal .01 Desember 2015
oleh kami Hj.WAGIAH ASTUTI,SH selaku Ketua Majelis dengan YANSEN
PASARIBU,SH dan ABDUL FATTAH,SH,MH masing-masing sebagai Hakim
Anggota berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal
08
September 2015 Nomor.296/PDT/2015/PT.MDN untuk memeriksa dan
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 28 dari 29
mengadili perkara ini dalam tingkat banding dan putusan tersebut pada hari
Senin tanggal 07 Desember 2015 diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri Hakim-hakim
Anggota, serta dibantu oleh ROSELINA,SH Panitera Pengganti pada
Pengadilan Tinggi tersebut akan tetapi tanpa dihadiri kedua belah pihak dalam
perkara ini ;
Hakim Anggota :
Hakim Ketua :
Ttd
Ttd
1. YANSEN PASARIBU,SH
Hj.WAGIAH ASTUTI,SH
Ttd
2. ABDUL FATTAH,SH,MH
Panitera Pengganti :
Ttd
ROSELINA,SH
Rincian biaya perkara:
- Meterai
: Rp. 6.000,- Redaksi
: Rp. 5.000,- Pemberkasan : Rp.139.000,Jumlah : Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN
Halaman 29 dari 29
Download