RANGKUMAN MATERI SKL 3 STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN 3 3. Memahami saling ketergantungan antar makhluk hidup serta cara-cara makhluk hidup menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kemampuan yang Diuji 3.1 Menentukan berbagai bentuk Interaksi yang terjadi antara makhluk hidup dan lingkungannya (rantai makanan, komunitas, simbiosis, dan ekosistem) 3.2 Menjelaskan bentuk dan fungsi alat tubuh makhluk hidup untuk penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Indikator 3.1.1 Siswa dapat menentukan contoh bentuk hubungan antara dua makhluk hidup (salah satu simbiosis). 3.1.2 Siswa dapat menentukan rantai makanan yang cocok dalam komunitas/ekosistem tertentu. 3.1.3 Siswa dapat menentukan peran makhluk hidup tertentu dalam suatu ekosistem. 3.1.4 Siswa dapat menjelaskan fungsi bentuk/keadaan tubuh hewan/tumbuhan tertentu bagi kelangsungan hidupnya. 3.1.5 Siswa dapat mengidentifikasi bentuk adaptasi pada hewan/tumbuhan tertentu untuk kelangsungan hidupnya. 1 A. Berbagai Bentuk Interaksi yang Terjadi antara Makhluk Hidup dan Lingkungannya Bentuk interaksi yang terjadi antara makhluk hidup dan lingkungannya, yaitu rantai makanan, komunitas, simbiosis, dan ekosistem. 1. Rantai Makanan dan Jaring-jaring Makanan Hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup dapat berupa hubungan makan dan dimakan. Hubungan ini akan membentuk rantai makanan dan jaring-jaring makanan. a. Rantai makanan Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antarmakluk hidup. Pada rantai makanan terdiri dari produsen, konsumen dan pengurai atau dekomposer. 1) Produsen adalah penghasil makanan bagi makhluk hidup lainnya, yaitu tumbuhan hijau. 2) Konsumen adalah hewan pemakan tumbuhan atau pemakan hewan lain. Konsumen ada tiga macam, yaitu: a) Konsumen tingkat I adalah hewan yang memakan tumbuhan biasanya berupa herbivora, b) Konsumen tingkat II adalah hewan yang makanannya berupa daging biasanya berupa karnivora atau hewan yang memakan hewan konsumen tingkat I , c) Konsumen III adalah hewan yang memakan hewan konsumen tingkat II. 3) Pengurai adalah makhluk hidup yang menguraikan kembali zat-zat yang semula terdapat dalam tubuh hewan dan tumbuhan yang telah mati. Pengurai membantu proses penyuburan tanah. Misalnya, bakteri dan jamur. Rantai makanan di sawah Keterangan: 1. Produsen 2. Konsumen 1 3. Konsumen 2 4. Konsumen 3 2 Proses rantai makanannya, yaitu padi dimakan belalang, belalang dimakan ayam, ayam dimakan ular, ular dimakan burung elang. b. Jaring-jaring makanan Sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan satu dan yang lainnya membentuk jaring-jaring makanan. Contoh jaring-jaring makanan dapat dilihat pada gambar berikut. Pada jaring-jaring makanan tersebut terdapat beberapa rantai makanan di antaranya adalah sebagai berikut. padi → tikus → elang → pengurai padi → tikus → musang → elang →jamur padi → burung → musang → elang → jamur padi → burung → elang → jamur Jaring-jaring makanan 2. Simbiosis Makhluk hidup diciptakan Sang Pencipta untuk saling membutuhkan satu sama lainnya. Makhluk hidup saling membutuhkan karena makhluk hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Saling membutuhkan ini menyebabkan terjadinya simbiosis. Simbosis adalah hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup. Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion. Simbiosis ada yang disebut simbiosis mutualisme, komensalisme dan parasitisme. a. Simbosis Mutualisme Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang bersifat saling menguntungkan. Contoh simbosis mutualisme, yaitu sebagai berikut. 2) Simbiosis antara seekor kerbau dengan burung jalak. 3) Simbosis antara kupu-kupu atau lebah dengan bunga sepatu. Kupu-kupu dan lebah membutuhkan nektar yang terdapat pada bunga sebagai makanannya, sedangkan bunga membutuhkan kupu-kupu atau lebah untuk membantu terjadinya proses penyerbukan. 4) Ikan remora dan ikan hiu 5) Jenis jamur tertentu dan jenis alga tertentu membentuk likenes. 6) Bunga dengan kupu-kupu. 3 Simbosis Mutualisme kerbau dengan burung jalak b. Simbosis Komensalisme Simbiosis komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang menguntungkan salah satu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lain. Contoh simbosis komensalisme, yaitu sebagai berikut. 1) Ikan hiu dengan ikan remora, 2) Tumbuhan paku atau anggrek dengan pohon besar, 3) Anemon laut dengan ikan badut. 4) Tumbuhan pakis dengan anggrek dan tumbuhan inangnya. Simbosis komensalisme ikan badut dengan anemon laut c. Simbosis Parasitisme Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang mengakibatkan makhluk hidup yang satu mendapatkan keuntungan, sedangkan makhluk hidup lainnya mengalami kerugian. Contoh simbosis parasitisme, yaitu sebagai berikut. 1) Hubungan antara tanaman jeruk dengan benalu, 2) Bunga raflesia arnoldi dengan inangnya, 3) Kutu dengan hewan tempat ia tinggal. 4) Tanaman benalu dengan inangnya. 5) Tali putri dengan inangnya, 6) Cacing perut dan cacing tambang yang hidup di dalam usus manusia. 4 Simbosis paratisme tanaman benalu dengan inangnya d. Simbosis Amensalisme Simbiosis Amensalisme, yaitu saat satu pihak dirugikan dan pihak lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan. Kompetisi, di mana kedua pihak saling merugikan, biasanya terjadi melalui kompetisi dalam memperebutkan makanan. e. Simbosis netralisme Simbiosis netralisme, dimana kedua pihak tidak saling diuntungkan maupun dirugikan. Interaksi antar kedua spesies tidak menyebabkan keuntungan maupun kerugian bagi keduanya. 3. Hubungan Antar Mahkluk Hidup dengan Lingkungannnya Pengertian-pengertian hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya, yaitu sebagai berikut a. Habitat, merupakan tempat hidup mahkluk hidup tertentu. b. Ekosistem, merupakan tempat berlangsungnya hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungan. c. Populasi merupakan sekumpulan makhluk hidup sesama jenisnya yang tinggal pada tempat tertentu dan pada kurun waktu tertentu, d. Komunitas, merupakan sekumpulan makhluk hidup yang berbeda jenis hidup bersama pada tempat dan kurun waktu tertentu, e. Ekosistem alami, merupakan ekosistem yang terbentuk secara alami atau peristiwa alam, misalnya ekosistem sungai, ekosistem laut, hutan, danau, dan kutup, f. Ekosistem buatan, merupakan ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia, misalnya ekosistem sawah, ladang, kebun, kolam dan akuarium. g. Lingkungan biotik merupakan lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Misalnya, hewan, tumbuhan, dan manusia. 5 h. Lingkungan abiotik adalah lingkungan yang terdiri atas benda-benda tak hidup. Misalnya, air, batu, pasir, udara, cahaya matahari, dan tanah. 1. Hubungan antara Hewan dan Tumbuhan Hewan dan tumbuhan terdapat hubungan yang saling membutuhkan. Hewan membutuhkan tumbuhan dan tumbuhan pun membutuhkan hewan. Contohnya, hewan kambing membutuhkan tumbuhan seperti rumput-rumputan untuk makanannya. Pada saat kambing bernapas membutuhkan udara bersih seperti oksigen. Oksigen dihasilkan oleh tumbuhan pada saat fotosintesis. Pada proses fotosintesis, tumbuhan membutuhkan gas karbon dioksida yang dihasilkan dari pernapasan hewan, tumbuhan, dan alam. Kesuburan tumbuhan memerlukan zat-zat mineral yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Zat-zat mineral berasal dari penguraian kotoran kambing atau bangkai hewan yang mati. 2. Pengaruh Perubahan Lingkungan terhadap Makhluk Hidup Ekosistem akan baik jika terjadi hubungan yang seimbang antara makhluk hidup dan lingkungannya. Sebaliknya, ekosistem akan rusak jika keseimbangan antara makhluk hidup dan lingkungan dirusak atau diganggu. Berikut uraian contoh perubahan ekosistem di hutan dan sungai. a. Perubahan Ekosistem di Hutan Perubahan ekosistem hutan dapat terjadi oleh beberapa sebab, misalnya kebakaran hutan dan penebangan pohon secara liar sehingga dapat merusak ekosistem, hewan akan kehilangan tempat tinggal, ancaman kekeringan, banjir, erosi, dan longsor. b. Perubahan Ekosistem di Sungai Air sungai di perkotaan, umumnya, berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau tidak sedap, terutama di musim kemarau karena air sungai di perkotaan terkena pencemaran yang berasal dari sampah, limbah pabrik dan limbah rumah tangga. Akibatnya sungai sudah tercemar, yaitu menyebabkan ikan-ikan yang ada di dalamnya tidak mendapatkan gas oksigen, ikan-ikan akan mati dan ekosistem di sungai rusak. B. Bentuk dan Fungsi Alat Tubuh Makhluk Hidup untuk Penyesuaian Diri Terhadap Lingkungannya 1. Macam-macam Adaptasi Tujuan hewan beradaptasi dengan lingkungannya adalah untuk mencari makanan dan melindungi diri. Kemampuan manyesuaikan diri terhadap lingkungannya disebut adaptasi. Ada tiga cara adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu: 6 a. Adaptasi morfologi, merupakan penyesuaian bentuk tubuh terhadap lingkungannya. Pada hewan ditandai dengan perbedaan bentuk paruh, bentuk kaki, bentuk gigi, bentuk mulut, dan bentuk tubuh. b. Adaptasi fisiologi, merupakan proses yang didasari pada metabolisme tubuh terhadap atau proses aktifitas alat-alat tubuh. Misalnya orang yang bermukim di daerah dataran tinggi hemoglobin yang tinggi, dan adanya amilase yang tinggi pada pencernaan hewan pemakan tepung. c. Adaptasi tingkah laku, merupakan adaptasi dalam bentuk tingkah laku, misalnya kerbau berkubang bila suhu udara panas, kuda nil berendam di air bila suhu udara panas, dan gurita menyamar seperti batu karang. 2. Penyesuaian Diri Hewan dengan Lingkungan untuk Mencari Makanan a. Hewan Serangga Bedasarkan jenis makanan yang dimakannya, jenis mulut serangga dibedakan menjadi empat, yaitu: No. 1. Tipe Mulut Mulut pengisap Serangga Ciri-ciri Tipe Mulut a. Bentuknya seperti belalai Kupu-kupu yang dapat digulung dan dijulurkan b. Kupu-kupu menggunakan mulut pengisap untuk mengisap madu dari bunga. 2. Mulut penusuk penghisap 3. Mulut menggigit dan menjilat dan c. Mulut penusuk dan Nyamuk penghisap pada serangga memiliki ciri bentuk yang tajam dan panjang. d. Contoh serangga yang memiliki mulut penusuk dan penghisap adalah nyamuk. e. Nyamuk menggunakan mulutnya untuk menusuk kulit manusia kemudian menghisap darah. Jadi, selain mulutnya berfungsi sebagai penusuk juga berfungsi sebagai pengisap. f. terdapat lidah yang Lebah panjang dan berguna untuk menyerap makanan berupa nektar dari bunga 7 4. Mulut penjilat 5. Mulut penggigit pengunyah g. terdapat alat penyerap Lalat yang mirip spons (gabus). h. untuk menyerap makanan terutama yang berbentuk cair dan i. berfungsi untuk menggigit Belalang dan jangkri dan pengunyah makanan yang ditangkapnya b. Hewan Burung Bentuk adaptasi paruh burung untuk mendapatkan makanan antara lain: No. 1. Bentuk Paruh Burung Burung elang memiliki paruh yang besar Burung elang, rajawali, serta garuda dan runcing untuk merobek mangsanya. Ujung paruhnya berbentuk seperti kait yang tajam. Bentuk paruh tersebut sesuai untuk burung pemakan daging. 2. Burung bangau memiliki paruh panjang dan Burung bangau besar. Bentuk tersebut memudahkannya untuk mencari ikan di rawa-rawa atau daerah lumpur. 8 3. Burung pipit memiliki paruh yang pendek Burung Pipit dan kuat. Bentuk paruh tersebut sesuai untuk memecah biji-bijian. 4. Bebek memiliki paruh berbentuk pipih dan Bebek lebar. Bentuk ini sesuai untuk mencari makanan di dalam lumpur. Bebek biasanya mencari makanan berupa cacing dan ikan di dalam lumpur. 5. Paruh runcing agak panjang untuk Pelatuk memahat kayu pohon dan menangkap serangga di dalamnya. 6. Paruh panjang dan berkantong besar pada Pelikan bagian bawah untuk menyimpan ikan. 7. Paruh pendek, tebal, dan runcing. Ayam 9 Bentuk adaptasi kaki burung untuk mendapatkan makanan antara lain: No. 1. Bentuk Kaki Burung Kaki elang memiliki empat jari. Setiap jari me miliki Elang dan rajawali kuku yang sangat kuat. Bentuk kaki seperti ini sesuai untuk mencengkeram mangsanya. Selain itu, bentuk tersebut sesuai untuk bertengger di po hon. Burung elang digolongkan ke dalam burung pencengkeram. 2. Kaki burung gelatik memiliki empat jari dan Pipit ukurannya kecil. Bentuk kaki seperti itu memudahkan gelatik untuk bertengger pada batang padi. Burung gelatik digolongkan ke dalam burung petengger. 3. Kaki bangau memiliki kaki yang panjang. Jari- Bangau jarinya memiliki sedikit selaput. Bentuk seperti ini memudahkan bangau untuk berjalan di atas lumpur ketika mencari makan. 4. Bebek memiliki kaki yang berselaput. Bentuk kaki Bebek dan angsa seperti ini memudahkannya untuk berjalan di atas tanah berlumpur. Selain itu, kaki berselaput berfungsi untuk berenang. Bebek termasuk ke dalam burung perenang. 5. Memiliki tiga jari menghadap ke depan dan satu jari Ayam dan burung unta bagian belakang tidak tumbuh sempurna, untuk berjalan mencari makanan 10 6. Kaki burung pelatuk, yaitu jari terdiri atas empat, Burung pelatuk dengan dua jari berada di depan dan dua jari lainya berada di belakang, berfungsi untuk memanjat pohon. 3. Penyesuaian diri hewan untuk melindungi diri Bentuk adaptasi makluk hidup untuk melindungi diri dari musuhnya antara lain: a. Ular memiliki bisa beracun. b. Kumbang pura-pura mati untuk mengelabuhi musuhnya. c. Trenggiling melingkarkan tubuhnya seperti bola untuk mengelabuhi musuhnya. d. Cicak mengalami autotomi atau memutuskan ekornya untuk menjebak musuhnya. e. Cumi-cumi mengeluarkan cairan tinta pekat untuk menghilangkan jejak. f. Bunglon mengalami perubahan warna kulit (mimikri) untuk menyulitkan musuh dalam mencarinya. g. Kambing, sapi, dan kerbau memiliki tanduk untuk melindungi diri. h. Walang sangit memiliki bau yang menyengat agar musuhnya menghindarinya. i. Kluwing (binatang berkaki seribu) melingkarkan tubuhnya. j. Gurita mengubah dirinya seperti batu karang. k. Kalajengking dan lebah pada ujung ekornya memiliki sengat beracun. l. Kelelawar memiliki indra pendengaran yang tajam. 4. Cara Penyesuaian Diri Tumbuhan Terhadap Lingkungan Tumbuhan memiliki cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar dapat bertahan hidup di lingkungan tersebut. Pada umumnya tumbuhan hidup di tempat yang berbeda-beda. Ada yang hidup di daerah kering ada pula yang hidupnya di air. Oleh karena itu, bentuk penyesuaian dirinya pun berbeda-beda disesuaikan dengan lingkungan tempat hidupnya. Dilihat dari tujuannya, penyesuaian diri tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 11 5. Penyesuaian Diri Tumbuhan untuk Mendapatkan Makanan Penyesuaian diri tumbuhan untuk mendapatkan makanan atau untuk mempermudah mencari bahan fotosintesis antara lain dengan cara: a. pohon kelapa dan pohon sagu menjulang tinggi agar dapat mencapai cahaya matahari, b. beringin memiliki akar gantung untuk mempermudah mencari unsur hara di dalam udara. c. kacang panjang, gadung, dan ubi memiliki akar kait agar bisa tegak dan dapat menjangkau sinar matahari, d. tumbuhan mampu menyimpan cadangan makanan di dalam tubuhnya. e. makin besar suatu tumbuhan, makin banyak akar dan daunnya agar dapat mencukupi kebutuhan hidupnya, f. kaktus memiliki akar yang panjang karena hidup di daerah padang pasir, g. tumbuhan kantong semar untuk memenuhi nitrogen memakan serangga. 6. Penyesuaian Diri Tumbuhan untuk Melindungi Diri Penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya untuk melindungi diri dari perubahan cuaca dan makluk hidup lain yang mengganggu keselamatan hidupnya antara lain dengan cara: a. pohon jati meranggas di musim kemarau untuk mengurangi penguapan. b. mentimun memiliki serabut di batang dan daunnya untuk melindungi dari hewan penggangu. c. mawar, kaktus, randu, bogenville, dan euphorbia memiliki batang berduri untuk melindungi diri dari hewan penggangu. d. pohon cemara di musim panas meruncingkan daunnya untuk mengurangi penguapan. e. teratai berdaun lebar untuk mempermudah penguapan dan memperbanyak penyerapan energi cahaya. f. enceng gondok memiliki tangkai daun menggebung berisi udara agar dapat mengapung. g. buah blimbing di waktu muda terasa pahit agar bisa bertahan sampai tua dan berbiji. h. pohon bambu memiliki cabang-cabang duri dan saling mengait agar tetap berdiri dan tidak tumbang. i. buah kelapa dibungkus dengan tempurung yang kuat untuk melindungi bijinya. j. pohon bakau dan pandan berakar tunjang untuk menopang batangnya agar tidak mudah roboh. ##### 12