Macrocephalon maleo

advertisement
Maleo Hampir Punah
Satu lagi jenis satwa nasional yang terancam punah, yaitu burung maleo. Jenis burung ini
termasuk satwa liar yang endemik atau hanya hidup di satu lokasi tertentu saja, di Taman
Nasional Bogani Nani Wartabone, Sulawesi. Menurunnya populasi maleo selama 20 tahun
terakhir ini terhitung cukup drastis, dalam beberapa dekade, sekitar 25.000 ekor berkurang
menjadi 14.000 ekor. Selain karena banyak diburu, aktivitas pengumpulan telur oleh
masyarakat adalah penyebab utama yang menyebabkan menghilangnya maleo dari sejumlah
tempat di Sulawesi. Kini maleo masuk dalam kategori terancam punah.
Maleo Senkawor atau Maleo, yang dalam nama ilmiahnya Macrocephalon maleo adalah
sejenis burung gosong berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55cm, dan merupakan satusatunya burung di dalam genus tunggal Macrocephalon. Burung ini memiliki bulu berwarna
hitam, kulit sekitar mata berwarna kuning, iris mata merah kecoklatan, kaki abu-abu, paruh
jingga, dan bulu sisi bawah berwarna merah muda keputihan. Di atas kepalanya terdapat
tanduk atau jambul keras berwarna hitam. Jantan dan betina serupa. Biasanya betina
berukuran lebih kecil dan berwarna lebih kelam dibanding burung jantan.
Maleo bersarang di daerah pasir yang terbuka, daerah sekitar pantai gunung berapi, dan
daerah-daerah yang hangat dari panas bumi untuk menetaskan telurnya yang berukuran
besar, mencapai lima kali lebih besar dari telur ayam. Setelah menetas, anak maleo menggali
jalan keluar dari dalam tanah dan bersembunyi ke dalam hutan. Anak maleo ini sudah dapat
terbang, dan harus mencari makan sendiri dan menghindari hewan pemangsa, seperti ular,
kadal, kucing, babi hutan, dan burung elang. Maleo Senkawor adalah monogami spesies.
Pakan burung ini terdiri dari aneka biji-bijian, buah, semut, kumbang, serta berbagai jenis
hewan kecil.
Daya tarik burung maleo justru pada telurnya, yang ukurannya lima kali lebih besar dari telur
ayam. Inilah yang menyebabkan telur burung maleo banyak diburu orang. Sehingga
kelestariannya terancam. Telur burung maleo memang memiliki nilai ekonomis, yang lebih
tinggi dibandingkan telur ayam, karena bentuknya yang lebih besar. Harganya di pasar gelap
bisa mencapai 50 ribu rupiah per butir. Burung maleo sebenarnya dapat bertelur dua kali
dalam sebulan. Namun setiap bertelur, hanya satu telur yang dihasilkan.
Download