Penyakit yang terjadi pada spesies elang jawa• (Spizaetus bartelsi) di penangkaran. Selain itu akan dilakukan perbandingan kasus kejadian penyakit dengan spesies elang yang lain. Hasil yang diperoleh diharapkan menjadi tambahan data yang penting dalam upaya pelestarian dan pengembangan populasi elang jawa. Adapun aspek yang diamati dalam studi kasus ini adalah : kasus kejadian penyakit, gejala klinis penyakit, dietlmakanan, kandang, manajemen pengelolaan hewan dan pengobatan yang pemah diberikan terhadap hewan pada saat hewan sakit atau diduga menderita penyakit. Elang jawa merupakan satwa endemik Indonesia yang sampai kini keberadaannya mendekati ambang kepunahan. Data terbaru populasi yang berada di kebun binatang Ragunan berjumlah 2 ekor saja, sedangkan di taman burung TMII berjumlah I ekor. Di alam saat ini populasi yang ada menurut hasil survey Sozer dan Nijman (1995), berdasarkan jumlah burung per bagian hutan(per daerah) didapat 81- 108 pasang. Sebagai tambahan, diperkirakan terdapat 23-31 pasang burung yang belum disurvai dengan penyebaran mulai dari Taman Nasional Meru Betiri sampai dengan Taman 'Nasional Gunung Gede Pangrango. Di Jawa Barat, sebagian besar catatan perjumpaan terbaru berasal dari daerah sempit sekitar Bogor : G. Gede Pangrango, Puncak Pass Dan G. Salak, dan diperkirakan populasi terbesar di dunia terdapat di Taman Nasional G. Halimun. Pengamatan pada elang jawa yang terdapat di penangkaran ex-situ dengan sampel pada kebun binatang Ragunan dan taman burung TMII, menunjukkan kasus banyak terjadi di lokasi penangkaran ex-situ kebun binatang Ragunan. Sedangkan di taman burung menurut data klinik dan laboratoriumnya tidak menunjukkan terjadinya kasus penyakit. Kasus yang teljadi menurut pengamatan terjadi pada elang jawa yang masih berada di kandang karantina hewan. Adapun symptom penyakit yang terlihat anoreksia, nafsu makan menurun, memar di kepala dan kematian tanpa gejala klinis yang jelas sebelumnya. Memar di kepala pada burung adalah akibat benturan pada kandang yang terbuat dari kawat. Anoreksia dan nafsu makan menurun dimungkinkan akibat stres dan malnutrisi. Beberapa penyakit dan kematian yang terjadi pada beberapa burung elang lain menunjukkan tanda-tanda klinis yang tidak jelas sebelumnya. Hepatitis yang terjadi pada spesies elang ular dada putih tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas sebelumnya. Burung pemangsa merupakan burung yang memiliki kerawanan stres yang tinggi dan sangat dipengaruhi manajemen pengelolaannya. Kematian elang jawa merupakan yang tertinggi apabiIa dibandingkan dengan kematian burung elang lainnya di penangkaran. HasiI studi menunjukkan kasus penyakit yang umum ditemui pada spesies elang jawa di penangkaran adalah aspergiuosis. Selain itu tingkat kematian di kandang karantina elang jawa merupakan yang tertinggi apabila dibandingkan dengan kematian burung elang lainnya di penangkaran Kasus kejadian penyakit yang teramati banyak dijumpai pada burung-burung yang berada di kandang penangkaran. Tidak dijumpainya kasus penyakit di penangkaran bukan berarti pula tidak terjadi kasus kesakitan pada burung elang, karena terdapat penyakit yang tidak terlihat dengan jelas symtomnya tetapi dapat dengan tiba-tiba menyebabkan kematian pada burung. Sumber : Repository IPB