BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
Teori umum yang digunakan pada penelitian ini adalah teori dasar yang
berkaitan erat dalam penelitian ini sesuai dengan topik skripsi yaitu content analysis
program siaran Radio/Televisi.
2.1.1 Komunikasi
“Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari
bahasa latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama disini maksudnya adalah sama makna”. (Effendy, 2003:9-10).
Menurut Harold Laswel dalam buku suprapto (2011: 6) komunikasi adalah
proses yang menggambarkan siapa (who), mengatakan apa (says what), dengan
cara apa (in what channel), kepada siapa (to whom), dengan efek apa (whit what
effect).
Definisi lain juga dikemukakan Cangara dalam bukunya bahwa “Komunikasi
adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannnya akan tiba
pada saling pengertian yang mendalam”. (Cangara, 2008:19).
9
2.1.2 Proses Komunikasi
Pakar komunikasi lain, Joseph A Devito mengemukakan komunikasi sebagai
transaksi. Transaksi yang dimaksudkannya bahwa komunikasi merupakan suatu
proses dimana komponen-komponennya saling terkait dan bahwa para
komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan.
Dalam setiap proses transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral dengan
elemen lain (Suprapto, 2011 : 5). Sesuai dengan yang dikatakan mulyana dalam
bukunya bahwa “Komunikasi adalah penciptaan makna antara dua orang atau
lebih lewat penggunaan symbol - simbol atau tanda - tanda.Komunikasi disebut
efektif bila makna yang tercipta relatif sesuai dengan yang diinginkan
komunikator”. (Mulyana,2003:49-49).
Dalam setiap transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral dengan
elemen elemen yang lainnya. Artinya, elemen elemen komunikasi saling
bergantung, tidak pernah independen , masing-masing komponen saling mengait
dengan komponen yang lain.
Proses Komunikasi
Gambar 2.1
(Sumber : Tomy Suprapto, Peran Ilmu Komunikasi dan Peran Managemendalam
Komunikasi (Suprapto 2011:7)
Dalam aplikasinya, komunikasi memiliki beberapa langkah proses sebagai
berikut :
1. Langkah pertama, ide/gagasan diciptakan oleh sumber/ komunikator.
2. Langkah kedua, ide yang diciptakan tersebut kemudian dialih bentukan
menjadi lambang lambang komunikasi
3. Langkah ketiga , pesan yang telah diterima di-encoding tersebut
disalurkan melalui saluran/media yang sesuai dengan karakteristik
lambang lambang komunikasi ditujukan kepada komunikan.
4. Langkah keempat, penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan
presepsinya untuk mengartikan maksud dan pesan tersebut.
5. Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil di decoding ,
khalayak akan mengirim kembali pesan ke komunikator ( Suprapto,
2011:7-8).
Untuk lebih memahami proses komunikasi yang terjadi maka penelitian ini
juga menggunakan pendapat para pakar komunikasi yang menjelaskan bahwa
proses komunikasi ditinjau dari dua perspektif yaitu :
1. Proses Komunikasi dalam Prespektif Psikologis
Proses Komunikasi ini terjadi pada komunikator dan komunikan, ketika
seseorang komunikator berniat akan menyampaikan pesan kepada
komunikan, maka
dalam dirinya terjadi suatu proses. Porses
“mengemas” atau “membungkus” pikiran dengan bahasa yang dilakukan
komunikator itu dalam bahasan komunikasi dinamakan encoding .Hasil
encoding berupa pesan itu kemudian ditransmisikan atau dioperkan atau
dikirimkan kepada komunikasi.
Kini giliran komunikan terlibat dalam proses komunikasi intrapersonal.
Proses dalam diri komunikan disebut decoding seolah olah membuka
kemasan atau bungkus pesan yang diterima dari komunikator tadi. Isi
bungkusan tadi adalah pikiran komunikator.Apabila komunikan mengerti
isi pesan atau pemikiran komunikator maka komunikasi terjadi,
sebaliknya bilamana komunikan tidak mengerti maka komunikasi pun
tidak terjadi.
2. Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistis
Proses
ini
berlangsung
ketika
komunikator
mengoperkan
atau
“melemparkan” dengan bibir kalau lisan atau tangan jika tulisan pesannya
sampai
ditangkap
oleh
komunikan.
Penangkapan
pesan
dari
komunikanikator oleh komunikan itu dapat dilakukan dengan indera
telinga atau indera mata, atau indera lainnya ( Onong Uchjana Effendy,
2004 : 31)
berdasarkan
teori yang di kemukakan oleh para ahli, penulis
menyimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu pesan yang di sampaikan
komunikator ke komunikan yang harus mempunyai respon sehingga
komunikasi bisa terjadi dengan baik.
2.1.3 Komunikasi Massa
Banyak ahli mengungkapkan definisi komunikasi massa, namun Definisi
komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yang dikutip
oleh Elvinaro Ardianto, (Lukiati Komala dan Siti Karlinah, 2009:3), yakni,
“Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan
melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass
communication is messages communicated through a mass
medium to a large number of people).”
Seorang ahli lain mendefinisikan komunikasi massa dengan lebih terperinci
yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) yang dikutip oleh Rakhmat dalam
bukunya adalah sebagai berikut :
“Mass communication is the technologically and
institutionally based production and distribution of the most
broadly shared continuous flow of messages in industrial
societies.” (Rahmat, 2003:188)
Pengertian dari definisi komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh
Gerbner bahwa komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang
berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling
luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Rakhmat, 2003:188).
Peneliti komunikasi lainnya yaitu Wright mengemukakan definisinya
tentang komunikasi massa seperti yang dikutip oleh Rakhmat (2003:189) sebagai
berikut :
“This new form can be distinguished from older types by the
following major characteristics: it is directed toward relatively
large, heterogenous, and anonymous audiences; messages are
transmitted publicly, of-ten-times to reach most audience
members simultaneously, and are transient in character; the
communicator tends to be, or to operate within, a complex
organization that may involve great expense” (Rakhmat,
2003:189).
Seperti halnya Gerbner yang mengemukakan bahwa komunikasi massa itu
akan melibatkan lembaga, maka Wright secara khusus mengemukakan bahwa
komunikator bergerak dalam organisasi yang kompleks. Organisasi yang
kompleks itu menyangkut berbagai pihak yang terlibat dalam proses komunikasi
massa, mulai dari menyusun pesan sampai pesan diterima oleh komunikan.
Dari uraian diatas komunikasi massa dapat diartikan dalam dua cara, pertama,
komunikasi oleh media, dan kedua komunikasi untuk massa. Namun ini tidak berarti
komunikasi massa adalah komunikasi untuk setiap orang. William L. Rivers, dkk
menyebutkan salah satu ciri komunikasi massa adalah adanya proses seleksi. Media
tetap cenderung memilih khalayak, di lain pihak khalayak juga menyeleksi media,
baik jenis maupun isi siaran dan berita, serta waktu untuk menikmatinya. Dan karena
media mampu menjangkau khalayak secara luas, jumlah media yang diperlukan
sebenarnya tidak terlalu banyak sehingga kompetisinya selalu berlangsung ketat.
Untuk meraih khalayak sebanyak mungkin, media harus berusaha membidik sasaran
tertentu(William L. Rivers, Jay W. Jensen, Theodore Peterson, 2004 : 19)
2.1.3.1 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi Komunikasi Massa menurut Alexis S. Tan yang ditulis oleh Nurudin
dalam bukunya Pengantar Komunikasi Massa, mengatakan Fungsi komunikasi
bisa beroperasi dalam empat hal yaitu :
1. Memberi Informasi
2. Mendidik
3. Mempersuasi
4. Menyenangkan, Memuaskan kebutuhan Komunikan. (Nurudin, 2009 :
65)
2.1.3.2 Teori – Teori Komunikasi Massa
Komunikasi Massa memiliki Beberapa Teori untuk Mempelajari Media
Massa yaitu :
1. Hypodermic Needle Theory
2. Cultivation Theory
3. Cultural Imperialism Theory
4. Media Equation Theory
5. Spiral Of Silence Theory
6. Technological Determinism Theory
7. Diffusion of Innovation Theory
8. Uses and Gratifications Theory
9. Agenda Setting Theory
10. Media Critical Theory. (Nurudin, 2009 : 165-199)
2.1.3.3 Ciri – Ciri Komunikasi Massa
1.
Komunikator dalam komunikasi massa melembaga. Bukan hanya
satu orang, artinya gabungan macam unsur dan bekerja satu sama
lain dalam sebuah lemaga (sekelompok orang, media).( Nurudin,
2007 : 19 )
2.
Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen. Sifatnya
beragam. Artinya komunikan televisi beragam macamnya,
berbeda dari gender, pendidikan, umur, status, dll.
3.
Pesannya bersifat umum. Pesannya tidak ditunjukan satu orang
atau sekelompok masyarakat tertentu.
4.
Berlangsung satu arah. Komunikasi yang hanya berjalan satu arah
akan memberikan konseksuensi umpan balik (feedback) yang
sifatnya tertunda atau tidak langsung (deleyed feedback).
Misalnya membaca koran.
5.
Menimbulakan keserempakan. Khalayak dapat menikmati media
massa tersebut hampir bersamaan. Misalnya menonton piala
dunia.
6.
Mengandalkan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud
berupa pemancar untuk media elektronik (mekanik atau
elektronik).
7.
Dikontrol
oleh
gatekeeper.
Orang
yang
berperan
dalam
penyebaran informasi melalui media massa.
2.1.4 Media Massa
Menurut
Hafied Cangara (2006 : 122) dalam buku pengantar ilmu
komunikasi , media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan
dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat
komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi.
Pengertian lain, media massa itu adalah alat-alat dalam komunikasi yang
bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan
heterogen. (Nurudin, 2007 : 9)
Istilah media massa merujuk pada alat atau cara terorganisasi untuk
berkomunikasi secara terbuka dan jarak jauh kepada banyak orang (khalayak)
dalam jarak waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar alat semata-mata,
melainkan juga institusionalisasi dalam masyarakat sehingga terjadi proses
pengaturan terhadap alat itu oleh warga masyarakat melalui kekuasaan yang ada
maupun melalui kesepakatan-kesepakatan lain. ( Soyomukti,2010 : 198)
Menurut Barber dalam jurnalnya yang berjudul ‘New Ideas and Fertility
Limitation: The Role of Mass Media. media massa mengubah perilaku baik
dengan memberikan informasi baru atau pilihan (sejenis perubahan struktural)
dan dengan membentuk identitas diri konsumen (sejenis perubahan ideasional)
Berikut ini beberapa contoh media massa dari paradigma paradigma baru
Surat Kabar
Majalah
Alat Komunikasi
Massa
Tabloid
Intenest
Televisi
Radio
Gambar 2.2
(sumber Nurudin, 2007:13)
Dalam paradigma baru, yakni surat kabar, majalah, tabloid, radio dan
internet, merupakan perkembangan teknologi komunikasi massa yang kian cepat.
Perubahan tersebut akan membawa konsekuensi perubahan ciri yang melekat
pada media massa tersebut.
2.1.6 Jenis-Jenis Media Massa :
Menurut buku pengantar ilmu komunikasi (Soyomukti, 2010 : 200) terdapat
jenis-jenis media massa, yaitu :
1. Media cetak, yang contohnya adalah surat kabar. Yang memiliki cirri-ciri
sebagai berikut :
a.
Pesan yang disampaikan memuat unsure reproduksi utama:
Symbol verbal gambar dan warna
b.
Relatif nyaman, mudah dibawa kemana-mana
c.
Insur umpan balik yangada juga bersifat verbal
d.
Sumber kehidupan industry media cetak adalah iklan dan
penjualan
2. Media audio, misalnya adalaha radio. Yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut
:
a.
Unsur reproduksi adalah suara
b.
Secara ralatif bisa dibawa kemana-mana
c.
Tidak bisa dinikmati berulang-ulang alias tidak dapat didengar
kembali
d.
Pesan bersifat serempak
e.
Proses komunikasinya menggunakan unsur umpan balik, baik
verbal mapun nonverbal
3. Media audio-visual misalnya Televisi. Yang memiliki cirri-ciri sebagai
berikut :
a.
Unsur reproduksinya bersifat verbal, gambar, warna, suara dan
gerakan.
b.
Tidak portable karena tidak bisa dibawa kemana-mana
c.
Pesan tidak bisa diulang karena tampilan pesan sekilas sehingga
cepat berlalu.
d.
Bersifat serempak
e.
Umpan balik : verbal dan nonverbal
2.1.7 Televisi
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang digunakan untuk
memancarkan dan menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang monokrom
(“hitam putih”) maupun warna, biasanya dilengkapi oleh suara.“Televisi” juga
dapat diartikan sebagai kotak televisi, rangkaian televisi atau pancaran
televisi.Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, “jauh”) dari
bahasa Yunani dan visio (“penglihatan”) dari bahasa Latin.Sehingga televisi
dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak
jauh.Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan
ini mampu mengubah peradaban dunia.Di Indonesia ‘televisi’ secara tidak formal
disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
Pengertian televise menurut Effendy dalam buku kamus komunikasi, adalah
media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara,
baik melalui kawat maupun secara elektronikmagnetik tanpa kawat.(Effendy
2003 : 361)
Menurut Bridgement dalam jurnalnya
yang dikutip dari Gerbner
“Pendekatan Indikator Budaya secara luas digunakan untuk menjelaskan
pengaruh program televisi pada persepsi tentang realitas. Ini mengemukakan
bahwa media massa, terutama televisi, media yang paling luas, melalui
pengulangan pola, berfungsi sebagai sumber kuat persepsi.
2.1.8 Program televisi
Menurut kamus WJS Purwodarminto, pengertian program adalah acara,
sementara kamus Webster International volume 2 lebih merinci lagi, yakni
program adalah suatu jadwal (schedule) atau perencanaan untuk ditindaklanjuti
dengan penyusunan “butir” siaran yang berlaangsung sepanjang siaran itu berada
di udara.(Soenarto, 2007 : 1)
Pengertian program Televisi Kata “program” itu sendiri berasal dari bahasa
inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undangundang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi
menggunakan istilah “siaran” yang didefenisikan sebagai pesan atau rangkaian
pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk.
Dengan demikian pengertian program adalah segala hal yang ditampilkan
stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiencenya. Program atau acara
yang disajikan adalah faktor membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran
yang dipancarkan stasiun penyiaran televisi atau radio.
2.1.9 Jenis Program Televisi
Stasiun televisi menyajikan berbagai jenis program yang jumblahnya
sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja dapat di
jadikan program untuk ditayangkan di televisi selama tayangan tersebut disukai
audience.
Dari berbagai macam program yang disajikan stasiun penyiaran jenisjenis program terbagi menjadi dua yaitu :
1. Program acara berita ( news program)
Yaitu program yang berisikan tayangan liputan berita-berita peristiwa
terkini dan juga informasi lainnya seperti berita olahraga, budaya, politik, lalu
lintas, kriminal, dan juga perkiraan cuaca yang dimana semua itu untuk di
sampaikan kepada audiens.
Program acara berita atau news program dibagi kedalam dua jenis yaitu :
a. Hard news : segala berita atau informasi yang penting dan menarik yang
baru saja terjadi atau sedang terjadi yang harus disiarkan langsung karena
sifatnya berita tersebut ialah harus segera diketehui oleh audiens.
b. Soft news : segala informasi atau berita peristiwa yang penting dan
menarik serta ringan beritanya dan berita tersebut tidak harus segera
disampaikan atau dityangkan kepada audiens.
2. Program acara non berita ( artistic program )
Yaitu program acara yang berisikan program hiburan yang tujuannya
untuk menghibur audiens.Kategori program hiburan tersebut seperti program
drama, game show, entertainment, reality show, infotaiment, music program, talk
show, film documenter.
3. Program olahraga
Yaitu program acara yang berisikan tentang olahraga baik sepakbola,
basket, tinju, badminton ataupun turnamen-turnamen olahraga besar seperti
olimpiade, piala dunia, piala euro ataupun liga-liga besar didunia.
2.2 Teori Khusus
Teori Khusus yang berhubungan dengan topic dan judul yang dibahas,
yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah Teori kepuasan.
2.2.1 Teori Kepuasan (The Expectancy Disconfirmation Model)
Teori ini mengemukakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumen
merupakan dampak dari perbandingan antara harapan konsumen sebelum
pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh konsumen dari produk yang
dibeli tersebut. (Ujang Sumarwan,2004:322).
Dalam hal ini produk yang dikatakan adalah program acara “Liga Italia
Seri A”. Bagaimana harapan konsumen sebelum menonton program acara
tersebut, dan apa yang sesungguhnya diperoleh konsumen setelah menonoton
program acara tersebut.
Ketika konsumen membeli atau menggunakan suatu produk, maka ia
memiliki harapan tentang bagaimana produk yang ia beli dapat berfungsi dan
komsumen merasa puas. Namun ada pula produk yang tidak sesuai harapan atau
lebih buruk dan akan menyebabkan kekecewaan sehingga konsumen merasa
tidak puas.
2.2.2 Teori Uses and Grafications
Pertama kali dikenalkan oleh Harbert Blumer dan Elihu Katz (1974).
Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk
memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media
adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi.(Dedy Nur Hidayat,2006 : 192)
Pencetus dari teori uses and gratifications adalah Elihu Katz, Jay G.
Blumlerm dan Michael Gurevitch menurut mereka uses and gratifications
meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan
harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain , yang membawa
pada pola terpaan media yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan
kebutuhan dan akibat-akibat lain.
Pendekatan ini secara kontras membandingkan efek dari media dan bukan
‘apa yang media lakukan pada pemirsanya’ (kritik akan teori jarum hipodermik,
dimana pemirsa merupakan obejk pasif yang hanya menerima apa yang diberi
media).
Sebagaimana yang diketahui, bahwa kebutuhan manusia yang memiliki
motif yang berbeda – beda. Dengan kata lain, setiap orang memiliki latar
belakang, pengalaman dan lingkungan yang berbeda. Perbedaan ini, tentunya
berpengaruh pula kepada pemilihan konsumsi akan sebuah media.
Katz,
Blumler, Gurevitch mencoba merumuskan asumsi dasar dari teori ini , yaitu :
Khalayak dianggap aktif, dimana penggunaan media massa diasumsikan
memiliki tujuan. Point kedua ialah, dalam proses komunikasi massa banyak
inisiatif yang mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak
pada anggota khalayak. Point ketiga, media massa harus bersaing dengan sumber
– sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Dimana kebutuhannya ialah
untuk memuaskan kebutuhan manusia, hal ini bergantung kepada khalayak yang
bersangkutan. Point keempat, banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan
dari data yang diberikan anggota khalayak. Point kelima adalah Nilai
pertimbangan seputar keperluan audiens tentang media secara spesifik.
Dalam teori uses and gratifications ditekankan bahwa audience aktif
untuk menentukan media mana yang harus dipilih untuk memuaskan
kebutuhannya. keberadaan institusi media sebagai sumber informasi tidak lagi
dominan. Audiens-lah yang menggerakkan media massa untuk memenuhi
kebutuhan/kepentingan mereka. Maksudnya bahwa audiens punya otoritas
personal untuk menentukan akan mengkonsumsi media apa, sesuai dengan
motivasinya.
Hal ini terjadi karena banyaknya alternatif pemuas bagi audiens untuk
memenuhi kebutuhannya. Tidak hanya dari media massa, namun juga sumbersumber lain dalam lingkungan sosialnya. Richard T. La Piere dalam bukunya
yang berjudul Theory of Social Control, berpendapat bahwa lingkungan inti
seprti rumah/keluarga, gereja dan jaringan persahabatan, lebih memengaruhi
nilai-nilai, sikap dan perilaku individu ketimbang media. Orang-orang berpaling
ke media untuk memperoleh apa yang mereka cari, bukannya menyediakan diri
untuk dipengaruhi.
Audiens bergerak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya
saja. Motivasi yang berbeda satu orang dan lainnya, menyebabkan audiens
cenderung
memilih
media
yang
paling
dapat
memenuhi
kebutuhannya.Kewenangan untuk memilih inilah yang disebut sebagai otoritas
audiens dalam memenuhi berbagai motivasi/kebutuhannya.
Ada tiga fungsi penting dalam teori uses and gratifications yang
mempengaruhi bagaimana atau alasan audiens menggunakan media. (John
Vivian,2008:477), yaitu
1. Fungsi Mengawasi
Dalam masyarakat modern, pengawasan dan kewaspadaan
disediakan oleh media massa, yang dapat mengawasi dan
memantau lingkungan global dan lokal untuk mendapatkan
informasi yang membantu orang menentukan kepuasan untuk
mendapatkan hidup yang lebih baik.
2. Fungsi Sosialisasi
Mencari informasi adalah sifat alami setiap manusia yang
membantu mereka bisa di terima orang lain di masyarakat. Fungsi
sosialisasi ini adalah proses yang tidak akan berhenti dan selalu
berhubungan dengan media. Pada dasarnya, untuk bersosialisasi
dengan orang lain, kita pastinya membutuhkan informasi tentang
apa yang akan kita sosialisasikan dengan orang lain.
3. Fungsi Diversi
Fungsi diversi atau pengalihan berfungsi untuk pengalihan diri
seseorang dari kemajuan sehari-hari melalui media massa, missal
dengan menonton acara televisi, sinetron, berita, acara olah raga.
Philip Palmgreen menyatakan bahwa kepuasan yang anda cari media
ditentukan oleh sikap anda terhadap media tersebut, keyakinan anda tentang
media tertentu apa yang dapat memuaskan anda, dan penilaian anda tentang
meterian tersebut. Ketika anda memperoleh pengalaman dengan sebuah program,
kepuasan yang anda dapatkan selanjutnya akan mempengaruhi keyakinan anda,
juga menguatkan pola penggunaan anda. (Stephen W. Littlejhon, 2009:426)
Model palmgreen terdiri dari dua modelYaitu ,
1.
kepuasan yang dicari (Gratification Sought), merupakan kepuasan
yang dibayangkan akan diterima seseorang jika ia menggunakan
media massa tertentu.
2.
kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained), merupakan
kepuasan yang diperoleh seseorang setelah ia menggunakan media
massa tersebut.
2.2.3 Kerangka Teori
Beberapa teori digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini guna
mendukung pembahasan yang akan dilakukan, dan teori tersebut dapat
dirangkum dalam sebuah kerangka teori sebagai berikut :
Teori
Teori Umum
Definisi Teori
Teori Turunan
Yang Dipakai
Teori Komunikasi
Definisi
Komunikasi
Teori Khusus
Definisi Teori
Teori Kepuasan
Teori Uses and
Grafications
1. Proses
Komunikasi
2. Komunikasi
Massa.
Definisi
Kepuasan
Defenisi Uses and
Grafications
Gambar 2.3
Model
Uses
Grafications
and
2.2.4 Kerangka pemikiran
Kerangka pemikiran penelitian ini menunjukan bahwa dalam penelitian
ini menggunakan dua variabel yakni : variabel independen (X) yang terdiri dari
variabel program liga italia seri a, serta variabel dependent (Y) kepuasan
penonton yaitu juventini. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa masing-masing
variabel independent berpengaruh secara serempak terhadap variabel dependen.
Tujuan penelitian, seperti halnya tujuan teori, adalah menjelaskan dan
memprediksikan fenomena.Penjelasan dan prediksi fenomena secara sistematis
digambarkan dengan variabelitas variabel-variabel dependen yang dijelaskan
atau dipengaruhi oleh variabel-variabel independen.Bentuk hubungan antara
variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen, dapat berupa
hubungan kolerasional dan hubungan sebab-akibat.Sesuai dengan fenomena
sosial yang di jelaskan, bentuk hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen dapat bersifat positif atau negative.
Variabel independen (X)
Variabel dependen (Y)
Program siaran liga Italia
(seri a)
Kepuasan penonton
(Juventini)
Gambar 2.4 Bagan Sketsa Hubungan Antar Variabel
2.3 Operasional Konsep
Agar
konsep-konsep
dapat
diteliti
secara
empiris,
mereka
harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel, yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai.Variabel-variabel dalam penelitian ini dioperasionalkan
sebagai berikut :
Operasional Konsep Variable X
Variable
Content
liga italia
Seri A
(X)
Dimensi
Indikator
Sumber
Program liga Italia
Skala pengukuran
seri A menjadi
salah satu sumber
saya untuk
mengetahui
perkembangan
Likert
sepak bola liga
Italia dan dunia
Presenter
Komentator liga
Italia tidak
membosankan dan
telah memenuhi
standart kualitas
Likert
saya sebagai
penonton
Komentator liga
Italia di TVRI bisa
menjelaskan
jalannya
pertandingan dan
Likert
kekuatan setiap
tim untuk
pertandingan liga
italia
Pesan
Program liga Italia
memberikan
motifasi untuk
perkembangan
sepak bola
Indonesia
Likert
Channel
Program liga italia
yang disiarkan
oleh TVRI mudah
Likert
untuk dicari
siarannya
Effect
Tertarik akan club
sepak bola liga
italia
Kejelasan
gambar
Likert
Tayangan program
liga Italia di TVRI
jelas jarang sekali
Likert
mendapatkan
gangguan satelit
Pengemasan
Susunan acara
program liga Italia
acara
Likert
cocok untuk saya
Setting
Dekorasi program
acara Liga Italia
sudah sesuai
dengan acara yang
ditampilkan
Operasional Konsep Variable Y
Likert
Variable
Dimendi
Indikator
Skala Pengukuran
Merasa puas dengan
Kualitas
informasi tentang
Produk
liga Italia yang
Likert
diberikan program
liga Italia di TVRI
Merasa senang
apabila melihat
tayangan liga italia
Likert
Fitur yang ada di
program Liga Italia
Kepuasan
Penonton
(Y)
bisa meningkatkan
Likert
kualitas program
Pertandingan yang
disiarkan oleh
program Liga Italia
TVRI membuat saya
Likert
ingin menonton
program tersebut
Kualitas Program
Liga Italia Selalu
meningkat setiap
Likert
tayang
Dengan adanya
program acara Liga
Italia, anda dapat
mengetahui
Likert
informasi mengenai
dunia sepak bola
Perlunya ada
perubahan dalam
penyajian acara
Likert
program Liga Italia
di TVRI
Host dan
Komentator
membawakan
Likert
program dengan
baik
Secara keseluruhan
penyajian acara
program Liga Italia
memuaskan
Tabel 2.1
Likert
Download