laporan pelaksanaan kegiatan sosialisasi hki dan pendaftaran merk

advertisement
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
SOSIALISASI HKI DAN PENDAFTARAN
MERK, BATIK LABEL BAGI PENINGKATAN
DAYA SAING UKM DI ERA PASAR GLOBAL
DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN
KOPERASI DAN UMKM KOTA PEKALONGAN
2016
DAFTAR ISI
Prakata
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
2.
Maksud dan Tujuan
3.
Dasar Pelaksanaan Kegiatan
4.
Indikator Kinerja Kegiatan
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
1.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
2.
Peserta Kegiatan
3.
Metode dan Bentuk Kegiatan
4.
Proses Pendaftaran Merek bagi UKM
5.
Hasil yang Dicapai
BAB III PERMASALAHAN, UPAYA PEMECAHAN, KESIMPULAN, DAN SARAN
1.
Permasalahan
2.
Upaya Pemecahan Masalah
3.
Kesimpulan
4.
Saran
BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN
a.
DASK Kegiatan
b.
Surat Keputusan Kepala Dinas Perindagkop dan UMKM Kota Pekalongan
c.
Sambutan Kepala Dinas Perindagkop dan UMKM Kota Pekalongan
d.
Laporan Ketua Penyelenggara
e.
Daftar Hadir dan Tamu Undangan
f.
Makalah
h.
Foto Dokumentasi
i.
Sertifikat
PRAKATA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pertama-tama marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat, inayah dan ridhoNya sehingga pelaksanaan kegiatan Sosialisasi
HKI dan Pendaftaran Merek, Batik Label bagi Peningkatan Daya Saing UKM di Era Pasar
Global dapat berjalan dengan lancar. Terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang
telah berkenan membantu hingga pelaksanaan kegiatan ini dapat berjalan sesuai dengan yang
kami harapkan, kendati tetap kami akui masih banyak kekurangan.
Kegiatan Sosialisasi HKI dan Pendaftaran Merek, Batik Label bagi Peningkatan Daya
Saing UKM di Era Pasar Global di Kota Pekalongan secara rutin setiap tahun kita laksanakan
untuk membantu UKM dalam mendapatkan Hak Kekayaan Intelektualnya yang sebagian besar
UKM menghendaki merek.
Untuk meningkatkan daya saing UKM di era pasar global maka diperlukan kepemilikan
hak kekayaan intelektual terhadap pelaku usaha yang ada di Kota Pekalongan. Pelaku usaha
dapat memiliki hak kekayaan intelektual terhadap produk usahanya dengan mendaftarkan
merek, paten, desain industri, hak cipta atau rahasia dagang produknya ke Direktorat Jenderal
HKI Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia.
Pada saat ini HKI telah menjadi isu yang sangat penting dan mendapat perhatian baik
dalam nasional maupun internasional. Dimasukannya TRIPs dalam paket Persetujuan WTO di
tahun 1994 menandakan dimulainya era baru perkembangan HKI di seluruh dunia. Dengan
demikian pada saat ini permasalahan HKI tidak dapat dilepaskan dari dunia perdagangan dan
investasi. Pentingnya HKI dalam pembangunan ekonomi dan perdagangan telah memacu
dimulai era baru pembangunan ekonomi yang berdasar ilmu pengetahuan.
Mudah-mudahan dengan kegiatan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak
yang berkompeten khususnya bagi UKM di Kota Pekalongan yang telah difasilitasi pendaftaran
HKI-nya agar legalitas produknya terlindungi sehingga kemampuan daya saing UKM akan
meningkat di pasar global.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pekalongan,
September 2016
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan
Koperasi dan UMKM Kota Pekalongan
ttd,Drs. SUPRIONO, M.M.
Pembina Utama Muda
NIP. 19661008 199203 1010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sejalan dengan pemberlakuan pasar bebas, posisi daya saing suatu produk
diluar negeri dipengaruhi oleh 4 (empat) hal, yaitu : (1) penggunaan tenaga kerja
di bawah umur, (2) tingkat pencemaran lingkungan, (3) demokratisasi dan (4)
penggunaan Hak Kekayaan Intelektual. Produk yang bertentangan dengan
keempat hal tersebut pada gilirannya akan kehilangan daya saing untuk bertahan
dalam persaingan global.
Berkaitan dengan penggunaan Hak Kekayaan Intelektual, kepemilikan Hak
Kekayaan Intelektual sangat penting. Hal ini sangat disarankan pada UKM untuk
segera mendapatkan Hak Kekayaan Intelektualnya agar UKM mendapatkan
perlindungan hukum terhadap hasil karyanya tersebut. Hal tersebut juga untuk
menghindari dipakainya merek tersebut oleh orang lain yang ingin memanfaatkan
peluang dari bisnis UKM yang telah maju. Karena jika hal tersebut terjadi maka
akan menyebabkan UKM pemilik merek yang belum terdaftar bisa mengalami
kerugian dalam usahanya.
Banyaknya merek produk di Kota Pekalongan yang belum terdaftar
mendorong pemerintah untuk memfasilitasi UKM agar mendaftarkan mereknya
melalui sosialisasi HKI yang dilaksanakan Dinas Perindagkop dan UMKM Kota
Pekalongan. Oleh karena itu dalam tahun anggaran 2016 dilaksanakan kegiatan :
“Sosialisasi HKI dan Pendaftaran Merk, Batik Label bagi Peningkatan Daya
Saing UKM di era Pasar Global”
1.2
Maksud, Tujuan dan Sasaran
Kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud mendorong UKM untuk
mendaftarkan HKI dan membantu UKM dalam proses pendaftarannya. Ruang
lingkup “membantu” disini adalah membantu proses administrasi pendaftaran
merek sampai dengan proses pendaftaran ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual Kementrian Hukum dan HAM RI.
Adapun tujuan diselenggarakannya sosialisasi ini antara lain :
➔ Mendorong UKM melalui sosialisasi HKI ke UKM di Kota Pekalongan agar
mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektualnya terutama hak merek yang
sebagian besar diajukan UKM di Kota Pekalongan
➔ Membantu UKM dalam mengurus proses pendaftaran merek terutama dalam
pembuatan berkas pendaftarannya
➔ Memberikan stimulan biaya pendaftaran merek dan batik label
➔ Dengan merek yang terdaftar dapat memberikan banyak manfaat diantaranya
adalah :
a) Adanya jaminan kepada konsumen untuk membedakan satu produk
dengan produk lainnya
b) Membuat perusahaan dapat membedakan produk-produk yang mereka
miliki
c) Merupakan alat pemasaran dan dasar untuk membangun citra dan
reputasi
d) Dapat dilisensikan / waralaba sehingga menjadi sumber penghasilan
langsung berupa royalti
e) Merupakan bagian penting dalam persetujuan waralaba
f) Dapat menjadi aset bisnis yang sangat berharga
g) Mendorong perusahaan untuk berinvestasi dalam memelihara / menjaga
atau meningkatkan kualitas produk
Sasaran kegiatan sosialisasi adalah 30 UKM produk unggulan di Kota
Pekalongan dan fasilitasi pendaftaran merek dan paten bagi 15 UKM di Kota
Pekalongan
1.3
Dasar Pelaksanaan Kegiatan
a. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA
SKPD) Tahun Anggaran 2015 Nomor : 1.15.01.16.008.5.2 tentang Sosialisasi
HKI dan Pendaftaran Merk, Batik Label bagi Peningkatan Daya Saing UKM di
era Pasar Global;
b. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 18 Tahun 2015 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2016;
c. Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 61 Tahun 2015 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekalongan Tahun Anggaran
2016;
d. Keputusan Walikota Pekalongan Nomor 954 / 535 Tahun 2015 tentang
Penunjukan
Pengguna
Anggaran
/
Pengguna
Barang,
Bendahara
Pengeluaran, Bendahara Penerimaan, Pengurus Barang dan Penyimpan
Barang pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kota
Pekalongan Tahun Anggaran 2016.
1.4
Indikator Kinerja Kegiatan
Dalam rangka melengkapi sistem anggaran berbasis kinerja, disusun
indikator kinerja sebagai berikut, yang akan dipakai sebagai acuan dan dalam
pelaksanaan kegiatan :
1.
Input
: Sumber
dana
dari
APBD
Pemerintah
Kota
Pekalongan Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp.
47.500.000,2.
Output
: Jumlah UKM produk unggulan yang didata untuk
mengikuti pelatihan guna memahami pengetahuan
tentang Hak Kekayaan Intelektual dan proses
pendaftarannya sebanyak 30 UKM
3.
Outcome
: Jumlah UKM produk unggulan yang mengikuti dan
memahami tentang Hak Kekayaan Intelektual serta
terwujudnya transfer pengetahuan, ketrampilan
dari narasumber ke peserta untuk peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan sehingga mampu
menghasilkan produk yang berkualitas sebanyak
30 UKM
4.
Benefit
: Terwujudnya
perubahan
sikap,
perilaku
dan
wawasan pelaku bisnis / usaha dalam pemahaman
arti pentingnya perlindungan HKI sehingga terjadi
kenaikan angka pendaftaran HKI di kalangan UKM
Kota Pekalongan
5.
Dampak
: Berkembangnya sistem inovasi dan kreativitas
UKM terhadap produk yang diproduksi sehingga
memiliki daya saing tinggi
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1
Proses Pelaksanaan
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di Museum Batik Kota Pekalongan, Jl.
Jetayu No. 1 Kota Pekalongan selama 1 (satu) hari, Sabtu tanggal 3
September 2016 jam 08.00 – selesai.
2. Peserta Sosialisasi
Pelatihan diikuti oleh 30 orang UKM dari kalangan produk unggulan Kota
Pekalongan
3. Materi Pelatihan dan Institusi Penyaji
a)
Ditjen HKI Kementrian Hukum dan HAM RI dengan materi “Mengenal Hak
Kekayaan Intelektual dan Tata Cara Pendaftaran Merek”
b)
Farahdi Center Training & Consulting Yogyakarta dengan materi
“Menumbuhkan Semangat Kemandirian IKM”
c)
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kota Pekalongan
dengan
materi
“Kebijakan
Pemerintah
Kota
Pekalongan
dalam
Pembinaan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah” dan
“Membangun Loyalitas Konsumen Melalui Merek”
4. Metode Penyajian
Penyampaian nateri disampaikan oleh instruktur / narasumber dipandu oleh
moderator dengan menggunakan metode diskusi panel sehingga terjadi
komunikasi interaktif bukan sepihak sebagaimana bentuk penyampaian
informasi.
5.
Proses Pendaftaran Merek bagi UKM
Sebagian besar UKM yang mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektualnya
berupa hak merek, hal tersebut dikarenakan berhubungan langsung dengan
nama produk dari UKM. Sehingga pada tahun anggaran 2016 Pemerintah
Kota Pekalongan melalui Disperindagkop dan UMKM Kota Pekalongan
memfasilitasi pendaftaran merek diawali dengan pengumpulan kelengkapan
persyaratan pembuatan merek oleh UKM diantaranya : fotokopi SIUP, TDP,
KTP, materai Rp. 6.000,- dan etiket merek (logo) UKM.
Selanjutnya Dinas Perindagkop dan UMKM Kota Pekalongan memproses
formulir pendaftaran merek yang terdiri dari 4 (empat) lembar berkas
pendaftaran merek, 1 (satu) lembar surat pernyataan dan 1 (satu) lembar
etiket yang berisi 24 etiket untuk ditandatangani oleh pendaftar / pemohon.
Proses selanjutnya adalah mendaftarkan merek tersebut ke Direktorat
Jenderal HKI Kementrian Hukum dan HAM RI.
Setelah berkas pendaftaran merek masuk kemudian merek tersebut ditelusuri
terlebih dahulu untuk mengetahui ada tidaknya merek yang sama (serupa /
sejenis) dengan merek yang didaftarkan. Apabila ada, maka berkas
pendaftaran akan dikembalikan dan merek tersebut tidak didaftarkan namun
selain itu UKM juga akan mendapatkan solusi dari Ditjen HKI untuk mengubah
merek agar bisa didaftarkan kembali.
Apabila tidak ada merek yang sama, maka merek dapat didaftarkan dan
proses selanjutnya adalah dipublikasikan merek tersebut kurang lebih 1,5
tahun oleh Ditjen HKI. Bukti bahwa merek telah terdaftar ditunjukkan oleh
lembar ke 4 yang telah disahkan oleh Ditjen HKI dan dikembalikan ke
pendaftar.
Jika proses berjalan dengan lancar dan tidak ada pengaduan atau sanggahan
dari pemilik merek lain, maka setelah 1,5 tahun akan diterbitkan sertifikat
merek atas nama pendaftar. Melalui sertifkiat merek tersebut maka pendaftar
akan mendapatkan perlindungan hukum terhadap mereknya selama kurun
waktu 10 (sepuluh) tahun, setelah itu merek dapat diperpanjang kembali satu
tahun sebelum masa berlaku merek tersebut habis.
5.1
Hasil yang Dicapai
Melalui pelaksanaan kegiatan ini dicapai hasil antara lain :
1. Fasilitasi pendaftaran merek bagi sejumlah 15 (lima belas) UKM;
2. Sosialisasi HKI dapat mendorong kesadaran UKM untuk mendaftarkan Hak
Kekayaan Intelektualnya terutama mengenai hak merek yang bermanfaat
untuk melindungi bisnis UKM agar dapat tumbuh berkembang sehingga
mampu bersaing di era pasar global;
3. Fasilitasi pendaftaran merek, batik label dapat membantu meringankan biaya
pendaftaran merek bagi UKM yang usahanya tergolong masih kecil;
4. Termotivasinya UKM untuk mendaftarkan mereknya karena ada bantuan
fasilitasi dari Pemerintah Kota Pekalongan;
5. Tumbuhnya kesadaran akan pentingnya perlindungan hukum terhadap
kekayaan intelektual yang dimiliki UKM agar produk UKM yang dihasilkan
mendapatkan perlindungan hukum;
6. Adanya peningkatan ilmu pengetahuan, wawasan, pandangan yang luas
tentang hak kekayaan intelektual bagi perlindungan hukum produknya,
sehubungan dengan perkembangan persaingan usaha di era pasar global.
BAB III
PERMASALAHAN, UPAYA PEMECAHANNYA,
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Permasalahan
Kesadaran pelaku usaha akan pentingnya kekayaan intelektual yang
dilindungi
sangat
kurang
sehingga
produk
yang
dihasilkan
UKM
tidak
mendapatkan perlindungan hukum. Proses yang lama dan memerlukan biaya
yang tidak sedikit saat mengajukan pendaftaran merek menyebabkan pelaku
usaha cenderung diam dan tidak berusaha mendapatkan perlindungan hukum
Selain
itu,
proses
pemberian
nama
merek
yang
kurang
inovatif
menyebabkan terkendalanya pendaftaran merek karena terdapat kesamaan
dengan UKM lain yang sudah terdaftar mereknya. Hal tersebut menyebabkan
UKM harus mengganti atau mengubah mereknya yang sudah lama mereka
gunakan. Hal inilah yang menjadi keberatan dari para UKM karena merek yang
mereka gunakan sudah laku di pasaran.
3.2
Upaya Pemecahan Masalah
Berdasar atas hambatan yang teridentifikasi tersebut, dirumuskan sebagai
upaya pemecahan masalah antara lain sebagai berikut :
1. Adanya jaminan perlindungan hukum bagi pelaku usaha yang telah
mendaftarkan hak kekayaan intelektualnya agar produk yang dimiliki UKM
bernilai ekonomis dan tidak ditiru orang lain;
2. Proses pendaftaran merek diusahakan semaksimal mungkin agar tidak
memakan waktu yang cukup lama dan biaya yang tinggi;
3. Adanya fasilitasi bantuan pendaftaran merek bagi pelaku usaha dapat
memicu pengusaha untuk mendaftarkan mereknya;
4. Dilakukan sosialisasi atau penyuluhan secara kontinyu melalui berbagai
media terkait manfaat perlindungan hukum yang berupa sertifikat merek.
3.3
Kesimpulan
Berdasarkan atas pengamatan berlangsungnya proses kegiatan maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kegiatan sosialisasi HKI sangat diperlukan bagi para UKM yang belum
mengetahui tentang Hak Kekayaan Intelektual;
2. Kekayaan intelektual yang terlindungi secara hukum dapat memberikan rasa
aman bagi UKM terhadap klaim HKI oleh orang lain;
3. Kegiatan fasilitasi pendaftaran merek juga sangat diperlukan bagi UKM kecil
yang sedang merintis usaha agar mereknya dapat terlindungi secara hukum;
4. Fasilitasi pendaftaran merek dapat memotivasi UKM untuk mendaftarkan
mereknya.
3.4
Saran
Kegiatan sosialisasi HKI terus dilaksanakan secara kontinyu dari tahun ke
tahun mengingat banyaknya UKM yang belum mendaftarkan hak kekayaan
intelektualnya. Fasilitasi pendaftaran merek juga sebaiknya dilaksanakan secara
berkelanjutan karena sebagian besar penduduk Kota Pekalongan berprofesi
sebagai pengusaha dan masih banyak yang tergolong UKM yang masih perlu
dibantu.
BAB IV
PENUTUP
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat, inayah dan perkenan-Nya hingga kegiatan ini dapat berjalan
lancar, tepat waktu dan tepat sasaran.
Bersama ini kami sampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada segenap
fasilitator dari Ditjen HKI Kementrian Hukum dan HAM RI yang telah membantu
mengurus pendaftaran merek di Jakarta dan juga semua pihak yang telah membantu
baik secara langsung atas terlaksananya kegiatan ini.
Sosialisasi HKI dan pendaftaran merek dilaksanakan sebagai suatu rangsangan
bagi para pelaku usaha di Kota Pekalongan untuk memotivasi dan memahami arti
penting perlindungan HKI di era persaingan global. Pengakuan HKI menjadi modal
utama UKM dalam mengembangkan ekspansi bisnisnya baik dalam negeri maupun di
luar negeri. Semoga kegiatan ini dapat membantu UKM di era persaingan global
sehingga dapat terus bersaing dengan produk luar negeri.
Demikianlah Laporan Kegiatan ini disampaikan dengan segala kekurangan
dikarenakan keterbatasan kami. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya
Pekalongan,
September 2016
an. Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan
Koperasi dan UMKM Kota Pekalongan
Kepala Bidang Industri
Kepala Seksi Industri Tekstil dan Produk Tekstil
Selaku PPTK
ttd,MUARISMAN
Penata Tk.I
NIP. 196003041981031010
Download