PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini budidaya udang putih (L1topei1aeus vais1ame1) telah mengalami perkembangan yang pesat. Sebagian besar tambak di daerah Sumatera dan Jawa telah mengganti spesies budidaya diui udang windu (Petiaeus monodoti) ke udang putih. Hal ini disebabkan tersedianya induk dan benih udang putih dengan kualitas spec!ficpathogen free ( S P F ) , produktivitas yang tinggi dan waktu pemeliharaan relatif lebih singkat karena pada umumnya panen dilakukan pada ukuran < 20 gram. Berkembangnya budidaya udang putih perlu didukung ole11 teknologi pembenihan yang mampu memproduksi benih dengan kualitas dan kuantitas baik. Teknologi reproduksi dala~n pembenihan udang belum mengalami perkembangan yang signifikan. Mekanisme dan peranan hormon pada proses reproduksi udang belum banyak diketahui. Pada umumnya untuk mempercepat kematangan gonad induk udang digunalcan teknik ablasi. Ablasi dilakukan dengan memotong salah satu tangkai mata yang tujuannya untuk menurunkan sekresi hormon penghambat perkembangan gonad dan hormon penghambat kerja organ mandibular oleh kelenjar sinus yang berada di tangkai mata (Baclaski 2001). Teknik ablasi cukup efektif dalam merangsang perkembangan gonad, tetapi penghilangan organ penghasil honnon akan mengganggu sistem endolcrin dalam tubuh udang. Ablasi unilateral menyebabkan kerusakan pennanen pada mata dan menurunkan 50% sintesis neurohonnon oleh kelenjar sinus. Hal ini menyebabkan kemampuan udang untuk mengatur berbagai proses fisiologis tidak berjalan dengan baik (Huberman 2000). Oleh sebab itu perlu diupayakan teknik rangsangan pematangan gonad yang lebih efektif Manipulasi lingkungan merupakan cara yang efektif dm murah dalam merangsang sekresi honnon untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi karakter spesiflk dari sinyal-sinyal lingkungan untuk merangsang perkembangan' gonad dan pemijahan, tidak diketahui secara pasti. Pada beberapa studi reproduksi udang telah diketahui bahwa fotoperiodisitas dan temperatur berpengaruh terhadap kecepatan perkembangan gonad tetapi hasilnya belum cukup optimal (Hoang el al. 2002). Alternatif lain yang diduga cukup efektif dalam mempercepat perlietnbangan gonad adalah dengan rangsangan hormonal. Teknik rangsangan hormonal dengan memberikan hormon-hormon perangsang perkembangan gonad telah banyak dilakukan pada ikan dan terbukti cukup efektif Reproduksi udang dikendalikan oleh aktivitas newohomon dan honnon-hormon reproduksi seperti GIH (gonad inhibiting hormone), GSH (gonad .stimulating hormone), hormon pengharnbat kerja organ mandibular (mandibular o w n initihiting hormone-MOIH) dan MF (methl famesoate) (Chang 1997; Charmantier et a!. 1997). Selain ity pada hemolim dan ovari beberapa spesies krustase juga ditemukan hormon steroid seperti estradiol-17$, progesterone, dan 17a-hydroxyprogesterone (Souty-Grosset 1997; ~urnrnavielle et al. 2003; Okumwa 2004). Hormon-hormon tersebut merupakan hormon yang berperan penting dalam vitelogenesis ikan, sehingga keberadaamya dalam tubuh laustase khususnya udang diduga mempunyai peranan yang sama. Percobaan pemberian hormon steroid (vertebrate-type steroid hormone) berpengaruh positif terhadap perkembangan gonad Penaeus jupnicus (Yano 1987), Macrubmchium rosenbergii (Ghosh dan Ray 1992), Penaeus monodon (Ismail 1991; Riani 2001), Procmmbarus clarkii (Rodriguez et al. 2002), dan Marsupenaeus japonicus (Summavielle et al. 2003). Salah satu honnon steroid yang berperan penting dalam perkembangan gonad kl~ususnyavertebrata adalah estradiol-17$. Pada udang puhh, peran dan h g s i hormon estradiol-17$ dalam perkembangan gonad belum banyak diketahui. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan h a i l yang bervariasi. Berdasarkan ha1 tersebut maka perlu dilakukan uji dan kajian lebih lanjut mengenai peran hormon estradiol-17$ pada perkembangan gonad udang khususnya udang putih. Pemberian hormon steroid khususnya estradiol- 17$ pada udang putih diharapkan berpengaruh positif terhadap perkembangan gonad sehingga dapat digunakan sebagai teknik alternatif pematangan gonad pada udang. Perurnusan Masalah Secara alami, proses perkembangan gonad udang putih ditentukan oleh aktivitas beberapa hormon. Masalah utama yang dihadapi oleh panti benih adalah proses pematangan gonad udang secara alami (tanpa ablasi), memerlukan waktu yang lama walaupun kcualitas air dan pakan yang diberikan cukup baik. Lamanya waktu yang dibutuhkan induk untuk mencapai matang gonad, terkait dengan pemicu perkeinballgan pematangan gonad yang terlalu lainbat ineskipun potensi reproduksi yang dimiliki induk sudah cukup baik. Permasalahan tersebut disebabkan jumlah atau ketersediaan hormonhormon perangsang perkembangan gonad seperti GSH (gonad stimulating hormone), MF (methylfar~~r.~oate) dan VSOH (vi~ellogenesisstiniulating ovarian hormone) di dalam tubuh tidak sesuai dengan potensi perkembangan reproduksi seperti umur dan ukuran udang. Sedikimya jumlah hormon-hormon tersebut disebabkan aktivitas hormon penghambat perkembangan gonad yang dihasilkan oleh organ-X yang berada pada tan- mata. Hal ini menyebabkan proses pembenhrkkan kuning telur (vitelogenesis) berjalan lambat. Selma ini untuk mempercepat proses pematangan gonad dilakukan dengan ablasi mata yang bertujuan mengiulangkan organ penghasil produk GIH dan MOIH sehingga sintesis dan sekresi GSH, MF dan VSOH tidak terhambat. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan mensuplai hormon GSH, MF atau hormon serupa VSOH dari luar. Estradiol-170 merupakan hormon steroid yang diduga identik dengan VSOH krustase (Yano 1998). Penambahan hormon estradiol-l7fl dari luar tubuh diharapkan mampu meningkatkan kandungan hormon estradiol-l7$ dalam hemolim udang. Apabila efektif diharapkan dapat langsung meningkatkan tersedianya hormon serupa VSOH dalam tubuh udang sehingga proses pematangan gonad dapat terjadi lebih cepat. Keberhasilan kerja hormon yang ditambahkan tidak terlepas dari urnur dan bobot awal udang, pemberian pakan maupun kualitas lingkungan yang akan menunjang kualitas telur yang dihasilkan. Efektifitas hormon akan dapat dievaluasi dengan baik jika kondisi lingkungan dan pakan yang diberikan relatif sama. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas hormon estradiol178 dalam merangsang perkembangan gonad induk betina udang putih (Litopenaeus vannamei) . Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh infonnasi tentang peranan hormon steroid, khususnya estradiol-17P pada perkembangan gonad udang putih. Apabila efehqif, teknik ini dapat digunakan untuk mempercepat perkembangan gonad tanpa ablasi, sehingga penggunaan teknik ablasi &pat dihindari. Selain itu juga &pat digunakan sebagai pemicu percepatan perkembangan gonad untuk sinkronisasi pemijahan dan peningkatan produksi benih. Hipotesis Pada kondisi kualitas air media dan pakan yang baik, apabila pemberian hormon estradiol-17$ mampu meningkatkan kandungan hormon estradiol-17$ dalam tubuh induk udang, maka akan tejadi percepatan sintesis vitelogenin sehingga waktu untuk mencapai matang gonad menjadi lebih singkat.