Modul SMP I C - Siap Belajar

advertisement
BAHAN RUJUKAN BAGI LPTK
PRAKTIK YANG BAIK
DALAM PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/
MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs)
Mei 2013
Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United
States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi pembelajaran ini
merupakan tanggung jawab konsorsium Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, and
Opprtunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS) dan
tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika Serikat.
Pengantar
Pengantar Modul
Daftar Isi
Kata Pengantar
Jadwal Pelatihan (contoh)
Halaman
vii
viii
Unit 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/
Pembelajaran Aktif
3
Unit 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir
Tingkat Tinggi
25
Unit 3
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
63
Unit 4
Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
101
Unit 5
Persiapan dan Praktik Mengajar
137
Unit 6
Menulis Jurnal Reflektif
157
Unit 7
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL)
177
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
v
Pengantar
Pengantar
Pengantar Modul
Kata Pengantar
Program Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers,
Administrators and Students (PRIORITAS) yang didanai oleh USAID bekerja sama dengan
Pemerintah Indonesia untuk mendukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta
Kementerian Agama dalam meningkatkan akses pendidikan dasar yang bermutu. Untuk
mencapai tujuan tersebut, PRIORITAS mengembangkan dan melaksanakan program
pengembangan kapasitas yang terdiri dari pelatihan, pendampingan, kegiatan kelompok kerja
di tingkat sekolah maupun gugus. Sasaran program pengembangan kapasitas ini adalah guru
dan dosen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), kepala sekolah, komite
sekolah, serta pengawas dan staf Dinas Pendidikan terkait di kabupaten terpilih di tujuh
propinsi mitra USAID PRIORITAS, yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan. Pelatihan bagi dosen dilaksanakan melalui kerja sama
dengan sejumlah LPTK terpilih untuk pengembangan peran LPTK sebagai penyedia layanan
baik untuk pendidikan guru pra-maupun pendidikan dalam-jabatan.
Modul yang digunakan merupakan adaptasi dari modul pelatihan tingkat sekolah. Sedangkan
modul tingkat sekolah merupakan pemaketan ulang dari modul-modul yang telah
dikembangkan oleh program bantuan seperti USAID Decentralized Basic Education (DBE) dan
Managing Basic Education (MBE) serta UNICEF’s Creating Learning Communities for Children
(CLCC) dan Mainstreaming Good Practices in Basic Education (MGP-BE). Modul Pelatihan
Praktik yang Baik untuk Sekolah Menengah tingkat Pertama – Bahan Rujukan bagi LPTK ini
memuat materi pembelajaran yang dikenal dengan Pembelajaran Kontekstual. Modul dikemas
dalam bentuk unit-unit yang berisi topik-topik, satu unit memuat satu topik. Berikut adalah
gambaran singkat tentang masing-masing unit.
Unit 1: Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif. Unit ini
membahas karakteristik pembelajaran kontekstual dalam mengembangkan kecakapan hidup,
khususnya kecakapan akademik, personal, dan sosial. Peserta akan diberi kesempatan untuk
menuliskan gagasan mereka tentang bagaimana mewujudkan pembelajaran mata pelajaran
mereka masing-masing yang memiliki karakteristik tersebut. Demikian juga gagasan mereka
tentang upaya yang perlu dilakukan oleh berbagai pihak terkait untuk mendorong
pelaksanaan pembelajaran kontekstual.
Unit 2: Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi. Kemampuan
siswa kita dalam berpikir tingkat tinggi: menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi/mencipta
masih perlu ditingkatkan. Unit ini memberi kesempatan kepada peserta untuk berlatih
merumuskan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tingkat tinggi tersebut. Unit ini juga
memberikan contoh-contoh pertanyaan tersebut.
Unit 3: Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif. Unit ini secara praktis
membahas bagaimana meja-kursi siswa diatur agar memungkinkan siswa berinteraksi secara
optimal, dan penataan hasil karya siswa sehingga ruang kelas menjadi menarik dan
mendorong siswa untuk belajar dan berkarya.
vi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
Pengantar
Pengantar Modul
Unit 4: Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Unit ini membahas bagaimana
media pembelajaran digunakan sebanyak-banyaknya oleh siswa untuk melakukan pengamatan,
percobaan, melakukan manipulasi (‘mengotak-ngatik’) dalam rangka menemukan konsep,
bukan oleh guru dalam rangka menjelaskan konsep.
Unit 5: Persiapan dan Praktik Mengajar. Unit ini akan memfasilitasi guru/dosen agar
bisa membuat persiapan mengajar dengan menggunakan pembelajaran kontekstual yang
mengembangkan, antara lain, kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemampuan bekerjasama,
sekaligus mempraktikannya di sekolah latihan. Unit ini juga memberikan kesempatan kepada
peserta untuk mencobakan berbagai gagasan di pelatihan diterapkan dalam situasi nyata, yaitu
mengajar para siswa di kelas. Dengan demikian, peserta dapat memperkirakan berbagai
kemudahan atau kendala ketika gagasan tersebut diterapkan di sekolah.
Unit 6: Menulis Jurnal Reflektif. Salah satu ’alat’ untuk memperbaiki kinerja kita adalah
refleksi: kita merefleksi diri tentang apa yang kita kerjakan; apa yang sudah baik dan belum
baik. Unit ini melatih peserta/guru bagaimana membuat catatan reflektif tentang mengajar
mereka. Dengan demikian, peserta/guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran
mereka secara terus menerus, tanpa terlalu tergantung pada orang lain.
Unit 7: Penyusunan Rencana Tindak Lanjut. Suatu pelatihan yang berkaitan dengan
peningkatan mutu pembelajaran akan sangat kurang bermanfaat bahkan sia-sia apabila tidak
ditindaklanjuti dengan langkah nyata penerapan gagasan di lapangan. Unit ini akan memberi
kesempatan kepada peserta pelatihan untuk membuat Rencana Tindak Lanjut: Apa saja yang
akan dilakukan di kampus/perkuliahan segera setelah pelatihan berakhir. Rencana tindak
lanjut merupakan awal ‘komitmen’ peserta dalam menerapkan apa yang diperoleh dalam
pelatihan. Rencana tindak lanjut bagi dosen meliputi 1) Rencana penerapan gagasan dalam
perkuliahan sehari-hari, 2) Rencana penerapan gagasan dalam bimbingan kepada mahasiswa
dalam praktik pengalaman lapangan terpadu (PPLT), dan 3) Rencana penerapan gagasan
dalam layanan kepada guru dalam jabatan.
Pendekatan pembelajaran aktif dan interaktif yang diterapkan dalam pelatihan ini tidak
hanya untuk memotivasi peserta untuk terlibat secara fisik dan mental dalam pelatihan, tetapi
juga untuk menyediakan contoh pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru di dalam kelas.
Fasilitator memberikan model tentang pelaksanaan pembelajaran kontekstual/pembelajaran
aktif, pengelolaan peserta, dan menciptakan suasana dalam pelatihan yang diharapkan dapat
dicontoh oleh peserta ketika mereka melatih dan mengajar di kelas di sekolah/kampus
mereka.
Modul ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan rujukan oleh para dosen di Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) terutama dalam 1) Pelaksanaan perkuliahan seharihari, 2) Pelaksanaan bimbingan kepada mahasiswa calon guru dalam praktik pengalaman
lapangan terpadu (PPLT), dan 3) Pelaksanaan layanan kepada guru dalam jabatan.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
vii
Pengantar
Pengantar
Pengantar Modul
JADWAL PELATIHAN (contoh)
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs
Waktu
Topik/Kegiatan
Fasilitator
Keterangan
Hari 1
08.30 - 10.00 90’
• Pembukaan·
• Penjelasan umum tentang program USAID
PRIORITAS dan pelatihan
Unit 1: Apa dan Mengapa Pembelajaran
Kontekstual/Pembelajaran Aktif?
10.00 - 10.15 15’
Istirahat
10.15 - 11.55 100’
Unit 2: Pertanyaan yang Mendorong Siswa
Berpikir Tingkat Tinggi
08.00 - 08.30 30’
11.55 - 13.00 65’ Makan Siang
13.00 - 15.00 120’ Unit 3: Menciptakan Lingkungan Belajar yang
Efektif
15.00 - 17.00 120’ Unit 4: Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran
Hari 2
08.00 - 12.00 240’ Unit 5: Persiapan dan Praktik Mengajar
a. Persiapan Mengajar
1) Memahami SK dan KD
2) Mengembangkan RPP
Pleno
Pleno
Pleno
Pleno
Kel.
Mapel
Kel. Mapel
12.00 - 13.00 60’ Makan Siang
a. Persiapan Mengajar (lanjutan)
13.00 - 17.00 240’
3) Simulasi
4) Penyempurnaan RPP
08.00 - 11.00 180’
Hari 3
b. Praktik Mengajar
c.Diskusi Pasca Praktik
1) Karya siswa
11.00 - 12.30 90’
12.30 - 13.30 60’
13.30 - 15.30 120’
15.30 - 16.30 60’
Unit 6: Menulis Jurnal Reflektif
Pleno
Makan Siang
Melakukan Pendampingan yang Efektif
Unit 7: Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Pleno
Pleno
16.30 - 17.00 30’
Penutupan
Pleno
viii
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UN I T 1
APA DAN MENGAPA
PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL/
P E M B E L AJ A R AN AK T I F
UNIT 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
UNIT 1
APA DAN MENGAPA PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL/
PEMBELAJARAN AKTIF?
Pendahuluan
Pembelajaran di dalam kelas, pada dasarnya dimaksudkan untuk membantu siswa BERTAHAN HIDUP
atau bahkan MEWARNAI KEHIDUPAN. Karena itu,
pembelajaran di sekolah tidak seharusnya diarahkan
untuk sekedar mengenal, mengingat, atau memahami
ilmu pengetahuan, melainkan juga menganalisis,
mengevaluasi, dan mengkreasi. Selain itu siswa harus
mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan yang
dipelajarinya untuk bekal mereka dalam mengenali
dan mengatasi masalah kehidupan atau bahkan dalam
menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan.
Mengukur diameter roda sepeda
motor dalam pembelajaran
matematika – contoh pembelajaran
kontekstual.
Selama ini, pada jenjang SMP/MTs telah dikembangkan pembelajaran kontekstual. Pola
pembelajaran kontekstual ini memiliki beberapa ciri, antara lain menuntut siswa untuk
aktif dan kreatif menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, memanfaatkan
lingkungan yang ada di sekitar, dan bekerja dalam kelompok. Ciri tersebut menunjukkan
bahwa pembelajaran kontekstual memiliki kontribusi dalam pengembangan kreativitas
siswa secara maksimal.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu:
1.
2.
3.
mengidentifikasi Komponen pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif
menuliskan beberapa contoh kegiatan pembelajaran untuk masing-masing mata
pelajaran yang menerapkan komponen pembelajaran kontekstual
menyimpulkan kesesuaian Komponen Pembelajaran Kontekstual dengan Kurikulum
2013.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
3
UNIT I
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Pertanyaan Kunci
Beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapatkan jawaban dari kegiatan dalam sesi ini
antara lain:
1.
2.
3.
Komponen apa yang terdapat dalam pembelajaran kontekstual?
Kegiatan pembelajaran seperti apakah yang menerapkan komponen pembelajaran
kontekstual?
Sejauhmana kesesuaian Komponen Pembelajaran Kontekstual dengan Kurikulum
2013?
Petunjuk Umum
Agar pelaksanaan sesi ini dapat berjalan dengan baik, berikut adalah beberapa petunjuk
umum.
1.
2.
3.
4
Sejak awal sesi, peserta dikelompokkan dalam kelompok mata pelajaran (4
orang/kelompok). Pembagian kelompok memperhatikan aspek gender: pada tiap
kelompok diusahakan ada perempuan dan laki-laki.
Fasilitator hendaknya mendorong peserta untuk aktif mengamati video pembelajaran
IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika, dan menemukan
komponen pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif yang terdapat di
dalamnya.
Manakala tidak ada video atau video tidak bisa ditayangkan, alternatif yang bisa
dilakukan adalah: (1) Introduction: menyampaikan tujuan dan skenario; (2) Connection:
presentasi tentang pembelajaran k ontekstual/pembelajaran aktif; (3) Application:
diskusi kelompok untuk mengidentifikasi potensi pembelajaran kontekstual/
pembelajaran aktif di kelas; (4) Reflection: merenungkan kembali tujuan dan proses
serta hasil yang telah dicapai; dan (5) Extension: membaca informasi tambahan dan
materi-materi pembelajaran kontekstual/ pembelajaran aktif untuk memantapkan
pemahaman tentang hal tersebut.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
Sumber dan Bahan
1.
2.
3.
Presentasi Unit 1
Rekaman video yang memuat pembelajaran kontekstual/ pembelajaran aktif
Handout Peserta 1.1: Penerapan Komponen Pembelajaran Kontekstual/ Pembelajaran
Aktif.
4. Informasi Tambahan 1.1: Komponen Pembelajaran Kontekstual.
5. ATK: kertas flipchart, spidol, pena, post-it berwarna, kertas catatan, penempel kertas,
lem, dan gunting
Waktu
Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 90 menit. Rincian alokasi waktu dapat
dilihat pada setiap tahapan pelaksanaan sesi ini.
TIK
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau
memungkinkan dapat disediakan:
1. Proyektor LCD
2. Laptop atau personal computer untuk presentasi
3. Layar proyektor LCD (Dinding putih dapat digunakan)
Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak
tersedia. Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan
menggunakan kertas flipchart.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
5
UNIT I
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Ringkasan Sesi
Introduction
Connection
Application
Reflection
Extension
5 menit
35 menit
Curah
Pendapat
45 menit
5 menit
Diskusi
penerapan
komponen
pembelajaran
kontekstual
Menilai sejauh
mana kegiatan sesi
telah mencapai
tujuan
Membaca
sumber lain
yang berhubungan
dengan pembelajaran
kontekstual/
pembelajaran
aktif.
Fasilitator
menyampaikan
latar berlakang,
tujuan, langkahlangkah
kegiatan dari
sesi ini
Menyimak
tayangan film
pembelajaran
Identifikasi
komponen
dalam video
pembelajaran
Periksa
kesesuaian
komponen
pemb.
kontekstual
dengan
Kurikulum 2013
Peserta
menuliskan halhal yang masih
perlu diperjelas.
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
I
Introduction (10 menit)
(1) Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan hasil yang diharapkan dari
kegiatan sesi ini.
(2) Fasilitator menyampaikan pengantar terkait pentingnya pembelajaran kontekstual/
pembelajaran aktif.
C
Connection (30 menit)
Kegiatan 1: Curah Pendapat (5 menit)
(1) Fasilitator meminta peserta, secara berkelompok (3-4 orang), melakukan curah
pendapat tentang
a. Komponen pembelajaran konstektual.
b. Mengapa Komponen tersebut perlu diterapkan dalam pembelajaran
Fasilitator kemudian merangkum hasil curah pendapat secara pleno dan
menuliskannya pada papan tulis/kertas plano.
6
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
Kegiatan 2: Mengamati Pembelajaran dalam Video (15 menit)
(1) Fasilitator menyampaikan bahwa sebentar lagi peserta akan menonton tayangan
video. Mereka dituntut memperhatikan penerapan komponen pembelajaran
kontekstual/pembelajaran aktif dalam pembelajaran semua mapel pada tayangan video
tersebut .
(2) Fasilitator mengingatkan bahwa hasil pengamatan tersebut akan menjadi bahan
diskusi selanjutnya.
(3) Fasilitator membagikan Informasi Tambahan 1.1: Komponen Pembelajaran
Kontekstual, dan meminta peserta untuk membacanya. ……………………………5’)
(4) Fasilitator membagikan Handout Peserta 1.1: Penerapan Komponen Pembelajaran
Kontekstual/Pembelajaran Aktif, dan peserta dipersilakan mengisi kolom 2 pada
Handout Peserta 1.1 pada saat atau setelah film ditayangkan.
(5) Fasilitator memberikan klarifikasi/penjelasan tentang komponen tersebut, JIKA
DIPERLUKAN.
(6) Fasilitator menayangkan film pembelajaran yang berisi mata pelajaran IPA, Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPS (upayakan gambar dan suara dapat
diterima dengan baik oleh seluruh peserta dari tempat duduk mereka).
(7) Fasilitator memantau dan mendorong peserta agar mengisi format yang diberikan.
Kegiatan 3: Diskusi Hasil Pengamatan (15 menit)
(1) Peserta diminta untuk saling berbagi hasil pengamatan, misal berpandu pada
pertanyaan:
a. Komponen pembelajaran kontekstual apa sajakah yang diterapkan dalam
pembelajaran tsb.?
b. Apakah kegiatan yang ditulis temannya benar- benar mencerminkan komponen
tersebut?
(2) Fasilitator, secara klasikal, mengajak peserta untuk berbagi temuan hasil pengamatan
video mengenai penerapan komponen pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif.
(Fasilitator memperhatikan keberimbangan partisipasi dan kesempatan berbicara
antara peserta laki-laki dan perempuan)
Fasilitator meminta juru bicara kelompok, dari dua sampai tiga kelompok, untuk
mempresentasikan hasil diskusi.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
7
UNIT I
A
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Application (45 menit)
Kegiatan1: Diskusi Penerapan Komponen Pembelajaran Kontekstual dalam
Pembelajaran Mata Pelajaran (30 menit)
(1) Peserta diminta berdiskusi untuk menuliskan contoh penerapan Komponen
tersebut dalam bidang studi masing-masing (Gunakan Handout Peserta 1.1 lagi dan
tuliskan hasil diskusi pada kolom 3).
Catatan untuk Fasilitator
1
 Penulisan contoh penerapan komponen tersebut sebaiknya
didasarkan pada satu KD terpilih di masing-masing bidang studi.
(2) Peserta diminta untuk menuliskan hasil diskusi mereka pada kertas flipchart untuk
dipajangkan.
Kegiatan2: Identifikasi Kesesuaian Komponen Pembelajaran Kontekstual
dengan Kurikulum 2013 (15 menit)
(1) Fasilitator meminta peserta, secara berkelompok, untuk membandingkan
Komponen pembelajaran kontekstual dengan Kurikulum 2013 (Standar
Kompetensi Lulusan – SKL) dan memberikan kesimpulan (Lihat SKL selengkapnya
pada power point slide no. 9)
(2) Peserta diminta untuk menuliskan hasil diskusi mereka pada kertas flipchart dan
memajangkannya di dalam ruangan.
R
Reflection (5 menit)
(1) Fasilitator meminta peserta untuk merenungkan apakah tujuan sesi ini telah tercapai
atau belum.
(2) Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan/menyebutkan hal-hal yang masih perlu
diperjelas.
8
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
E
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
Extension
Fasilitator mendorong peserta untuk:
(1) Membaca sumber lain berkaitan dengan pembelajaran kontekstual/pembelajaran
aktif.
(2) Menerapkan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran sehari-hari.
Pesan Utama
Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif memiliki potensi yang besar untuk
mengembangkan kreativitas peserta didik. Oleh karena itu, berbagai pihak perlu berupaya untuk
memungkinkan pembelajaran kontekstual/ pembelajaran aktif dapat dilaksanakan secara terus
menerus .
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
9
UNIT I
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Handout Peserta 1.1
Penerapan Komponen Pembelajaran Kontekstual/
Pembelajaran Aktif
Petunjuk: Tuliskan secara deskriptif praktik penerapan pembelajaran kontekstual/
pembelajaran aktif yang teramati dalam tayangan video (Semua mapel).
Komponen
CTL
1
Terlihat dalam tayangan
video ketika..........
2
Contoh Penerapan dalam
Mapel
(Diisi pada Application, Kegiatan 1,
butir (1))
3
Suasana
pembelajaran
mendorong siswa
untuk membangun
sendiri gagasannya
Inkuiri: Siswa a.l.
mengamati,
mengumpulkan
data, menganalisis
data, dan membuat
kesimpulan.
10
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
Komponen
CTL
1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
Terlihat dalam tayangan
video ketika..........
2
Contoh Penerapan dalam
Mapel
(Diisi pada Application, Kegiatan 1,
butir (1))
3
Siswa didorong
untuk bertanya atau
mempertanyakan
suatu gagasan.
Mengembangkan
‘masyarakat belajar’
(Siswa berdiskusi
dalam kelompok)
Pemodelan (Guru
memberi contoh ttg
suatu konsep atau
mendemonstrasikan
prosedur kerja
tertentu)
Guru menggunakan
penilaian otentik
Siswa melakukan
refleksi atas proses
dan hasil belajarnya
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
11
UNIT I
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Informasi Tambahan 1.1
Komponen Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran
dengan dunia nyata: kehidupan keluarga, masyarakat, dan dunia kerja. Dengan demikian,
siswa dapat melihat kebermaknaan dari apa yang dipelajari: melihat hubungan yang
bermakna antara konsep yang abstrak dan penerapannya di dunia nyata.
Konsep pembelajaran ini beranggapan bahwa pikiran seseorang secara alami mencari
makna dalam suatu konteks, yakni pengetahuan yang sudah dimiliki, dengan cara melihat
hubungan-hubungan sehingga masuk akal dan dipandang bermanfaat bagi dirinya; dan
‘proses belajar’ hanya terjadi ketika seseorang memproses informasi/pengetahuan baru
sedemikian rupa sehingga masuk akal (‘makes sense’) di ‘alam pikiran/pengalaman’-nya.
Pembelajaran Kontekstual memiliki sejumlah komponen sebagai berikut:
1. Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pembelajaran kontekstual,
yaitu suatu paham yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang hanya dapat
dibangun oleh dirinya sendiri melalui pengalaman, dan bukan diberikan oleh orang lain
yang siap diambil dan diingat. Oleh karena itu, pembelajaran harus dikemas menjadi
proses mengkonstruksi oleh si pebelajar bukan menerima pengetahuan dari si
pengajar. Proses konstruksi terjadi melalui keterlibatan aktif si pebelajar dalam proses
pembelajaran.
2. Inkuiri/Proses Menemukan
Sejalan dengan konstruktivisme di atas, pengetahuan merupakan hasil dari proses
menemukan sendiri (inkuiri) yang meliputi : mengamati, menemukan dan
merumuskan masalah, mengajukan dugaan jawaban (hipotesis), mengumpulkan data,
menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
3. Pertanyaan/Bertanya
Belajar pada dasarnya MENGAJUKAN dan MENJAWAB pertanyaan. Bertanya
dipandang sebagai pertanda ‘rasa ingin tahu’ dan menjawab sebagai pertanda ‘mampu
berpikir’. Pengetahuan seseorang hampir selalu bermula dari pertanyaan. Bertanya
adalah strategi utama dalam pembelajaran kontekstual yang oleh pebelajar digunakan
secara aktif untuk menganalisis dan mengeksplorasi gagasan. Bertanya juga dapat
12
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
mengembangkan berpikir kritis, mendorong pertukaran cara berpikir, dan
memfasilitasi inkuiri. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, guru harus
memberi kesempatan bahkan mendorong siswa untuk bertanya.
4. Masyarakat Belajar
Belajar akan lebih efektif melalui kerjasama/interaksi/berbagi dengan orang lain. Kerja
kelompok, diskusi kelompok, pengerjaan proyek secara berkelompok adalah contoh
bentuk masyarakat belajar. Interaksi dan komunikasi pemikiran antar pebelajar
mendapat porsi lebih tinggi dalam suatu proses pembelajaran.
5. Pemodelan/Memberikan Contoh
Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu diperlukan
contoh/model yang bisa ditiru siswa. Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi,
pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar. Model/contoh bisa berupa
benda, cara/prosedur kerja, metode kerja, cara mengoperasikan sesuatu, atau yang
lain, yang bisa ditiru siswa. Pemodelan membuat siswa terhindar dari pembelajaran
yang teoritis-abstrak yang dapat menimbulkan terjadinya verbalisme.
6. Penilaian Otentik/Penilaian sebenarnya.
Suatu bentuk penilaian yang menuntut siswa untuk menunjukkan penyelesaian
tugas/masalah dalam kehidupan nyata atau tiruan masalah nyata dengan menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari.
7. Refleksi
Refleksi adalah proses memikirkan apa yang sudah dipelajari kemudian
membandingkannya dengan pengetahuan/keterampilan yang sudah dimiliki. Refleksi
dapat memperkaya/meneguhkan atau memperbaiki pengetahuan/keterampilan yang
sudah dimiliki tersebut.
Secara konkret, pada saat refleksi-di akhir pelajaran, pebelajar mengajukan
pertanyaan kepada diri sendiri a.l.:
1)
2)
3)
4)
Apa yang sudah dan belum saya pahami?
Hal penting apa yang sudah saya pelajari?
Bagaimana cara belajar saya tadi?
Apa yang sebaiknya saya lakukan berikutnya?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
13
UNIT I
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Daftar Bacaan












14
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd. (Blog Kabar Pendidikan) – www.Majalah
Pendidikan.com.
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. 2003. Pendekatan kontektual (Contextual
teaching and learning(CTL).
Johson, E.B. 2002. Contextual teaching and learning: What it is and why it’s here to
stay. Thousand Oaks, california: Corwin Press, Inc.
Joyse, B. & Weil, M. 1996. Models of teaching. Boston: Allyn and Bacon.
Robert G. Berns and Patricia M. Erickson. Contextual Teaching and Learning:
Preparing Students for the New Economy - http://www.cord.org/uploadedfiles/NCCTE_
Highlight05-ContextualTeachingLearning.pdf
http://uunsmaji.wordpress.com/2011/03/15/efektifitas-contextual-teaching-andlearning-untuk-meningkatkan-prestasi-belajar-biologi-dan-hubungan-interpersonal.
Jon Mueller, What is Authentic Assessment?
http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/whatisit.htm
http://www.texascollaborative.org/WhatIsCTL.htm
http://www.texascollaborative.org/TheREACTstrategy.htm
http://www.texascollaborative.org/AreYouTeachingContextually.htm
http://myassignmentsbox.wordpress.com/2013/01/04/contextual-teaching-andlearning-ctl/
http://mydreamarea.wordpress.com/2013/01/06/contextual-teaching-and-learning/
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
PRESENTASI UNIT 1
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
15
UNIT I
16
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
17
UNIT I
18
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
19
UNIT I
20
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 1
Apa dan Mengapa Pembelajaran Kontekstual/Pembelajaran Aktif ?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
21
UNIT I
22
Apa dan Mengapa Pembelajaran Konstekstual/Pembelajaran Aktif?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
MERUMUSKAN PERTANYAAN
YANG MENDORONG SISWA
BERPIKIR TINGKAT TINGGI
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
UNIT 2
MERUMUSKAN PERTANYAAN YANG MENDORONG
SISWA BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Pendahuluan
Sering kali guru/dosen mengajukan banyak
pertanyaan dalam proses pembelajaran di dalam
kelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkadang
sangat banyak sehingga terkesan sedang menguji
siswa / mahasiswa. Selain itu, apabila dicermati,
jenis-jenis pertanyaan yang dilontarkan baru
sebatas pertanyaan yang membutuhkan jawaban
‘ya’ atau ‘tidak’, atau pertanyaan yang
membutuhkan hanya satu jawaban tertentu.
Pertanyaan tersebut belum memberi kesempatan
kepada mahasiswa untuk berpikir kreatif, kurang
menuntut mahasiswa untuk mengemukakan
gagasannya sendiri.
Potensi siswa akan lebih tergali dengan
pertanyaan-pertanyaan tingkat tinggi dalam
pembelajaran.
Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh dosen sangat berpengaruh
terhadap perkembangan keterampilan berpikir mahasiswa. Pertanyaan/tugas tersebut
bukan hanya untuk memfokuskan mahasiswa pada kegiatan, tetapi juga untuk menggali
potensi belajar mahasiswa. Pertanyaan atau tugas yang memicu mahasiswa untuk berpikir
analitis, evaluatif, dan kreatif dapat melatih mahasiswa untuk menjadi pemikir yang kritis
dan kreatif.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu
1. mengidentifikasi pertanyaan yang mendorong mahasiswa berpikir kritis (kategori
analitis, evaluatif, dan kreatif).
2. merumuskan pertanyaan yang mendorong mahasiswa berpikir kritis
3. menggunakan pertanyaan yang mendorong mahasiswa berpikir kritis dalam
menyusun Lembar Kerja (LK)
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
25
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Pertanyaan Kunci
1. Apa saja jenis pertanyaan/tugas yang dapat memicu siswa berpikir tingkat tinggi?
2. Bagaimana merumuskan pertanyaan/tugas yang mendorong siswa untuk berbuat atau
berpikir tingkat tinggi?
3. Bagiamana merumuskan pertanyaan/tugas yang mendorong siswa untuk berbuat atau
berpikir tingkat tinggi dalam sebuah lembar kerja (LK)?
Petunjuk Umum
Kegiatan dilaksanakan secara pleno, namun peserta duduk berdasarkan kelompok bidang
studi.
Sumber dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Presentasi Unit 2
Handout Peserta 2.1: Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom
Handout Peserta 2.2: Contoh Jenis Pertanyaan/Tugas berdasarkan Taksonomi Bloom
Handout Peserta 2.3: Daftar Kata Kerja untuk Membuat Pertanyaan/Tugas
Handout Peserta 2.4: Komponen Lembar Kerja
Handout Peserta 2.5: Contoh Lembar Kerja Bidang Studi.
Pita kertas (Kertas HVS dibagi sama besar menjadi 12 bagian – arah panjang)
ATK: spidol, kertas flipchart (kertas plano), kertas HVS: hijau, kuning, merah; gunting,
lem, selotip
Waktu
Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 100 menit. Perincian alokasi penggunaan
waktu tersebut dapat dilihat pada setiap tahapan dari sesi ini.
26
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
ICT
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau
memungkinkan dapat disediakan:
1. Proyektor LCD
2. Laptop atau personal computer untuk presentasi
3. Layar proyektor LCD (Dinding putih dapat digunakan)
Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak
tersedia. Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan
menggunakan kertas flipchart.
Ringkasan Sesi
Introduction
Connection
Application
Reflection
5 menit
10 menit
80 menit
5 menit
Menjelaskan
latar belakang,
tujuan, dan
langkahlangkah sesi
Urun gagasan
tentang tujuan
bertanya
dalam
pembelajaran
Mengidentifika
si pertanyaan
Pertanyaan/tug
as tingkat
manakah yang
sulit
dirumuskan?
Mengapa?
Merumuskan
pertanyaan
Membuat LK
Extension
Berlatih
merumuskan
pertanyaan/tug
as
berdasarkan
Taksonomi
Bloom
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
I
Introduction (5 menit)
(1) Fasilitator menjelaskan latar belakang dan tujuan sesi dengan menggunakan informasi
dari bagian pendahuluan dan tujuan.
(2) Fasilitator menyiapkan peserta untuk mengikuti kegiatan berikutnya.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
27
UNIT 2
C
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Connection (10 menit)
Ungkap Pengalaman
(1) Fasilitator menampilkan tayangan pertanyaan berikut satu per satu, dan mintalah
peserta untuk menyampaikan gagasan mereka secara lisan.
 Apa tujuan saudara mengajukan bertanya kepada mahasiswa? Mengharapkan
jawaban benar atau ingin mengetahui sesuatu tentang mahasiswa? (2’)
 Jika tujuan saudara mengharapkan jawaban benar, bagaimana kemungkinan siswa
berani menjawab bila mereka tidak yakin jawabannya benar? (2’)
 Jika tujuan saudara bertanya ingin mengetahui sesuatu tentang siwa, apa yang ingin
saudara ketahui? Pengetahuan mahasiswa atau proses berpikir mahasiswa? (2’)
 Jika yang saudara maksudkan proses berpikir mahasiswa, proses berpikir
bagaimana yang saudara harapkan? Mahasiswa mengulang gagasan saudara atau
mahasiswa membangun gagasan sendiri?(2’)
(Beri peserta waktu beberapa menit untuk menjawab tiap pertanyaan)
A
Application (80 menit)
Kegiatan 1: Membuat Pertanyaan dan Mengidentifikasi Jenisnya (20 menit)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
28
Fasilitator menunjukkan sebuah benda misalnya buah jeruk atau benda apa saja yang
ada dan mudah ditemukan di ruang pelatihan.
Mintalah setiap peserta secara individu merumuskan suatu pertanyaan terkait benda
tersebut. Ingatkan peserta agar membuat pertanyaan sesuai dengan bidang studi
masing-masing (IPA, Matematika, IPS, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris).
Dalam kelompok bidang studi, mintalah salah satu peserta untuk memimpin diskusi
untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan mana sajakah yang jawabannya
memerlukan pemikirian kritis dari mahasiswa.
Fasilitator memberikan Handout Peserta 2.1: Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom
dan Handout Peserta2.2: Contoh Jenis Pertanyaan/Tugas Berdasarkan Taksonomi
Bloom. Di sini pertanyaan-pertanyaan yang menuntut pemikiran kritis dikatagorikan
sebagai pertanyaan tingkat tinggi.
Fasilitator menyatakan bahwa:
 pertanyaan yang menuntut ‘menghafal’ digolongkan sebagai pertanyaan tingkat
rendah;
 pertanyaan yang menuntut berpikir ‘memahami’ dan ‘menerapkan’ sebagai
pertanyaan tingkat sedang ; dan
 Pertanyaan yang menuntut berpikir menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi
sebagai pertanyaan tingkat tinggi.
Peserta diminta untuk memeriksa kembali apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut
sudah benar dikatagorikan sebagai pertanyaan yang menuntut mahasiswa berpikir
kritis (pertanyaan tingkat tinggi).
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
(Tegaskan oleh fasilitator bahwa yang dipelajari pada sesi ini adalah pertanyaan
tingkat tinggi yaitu pertanyaan yang mendorong siswa berpikir kritis)
(7)
Fasilitator memberi penegasan tentang ciri singkat ketiga jenis pertanyaan sbb.:
 Menganalisis --- memicu pikiran utk. menghubung-hubungkan, mengurai
 Mengevaluasi --- memicu pikiran utk membandingkan sesuatu dengan kriteria
tertentu kemudian menetapkan bahwa sesuatu itu baik/tidak, tepat/tidak,
dsb. sesuai dengan kriteria yang dipakai
 Mengkreasi --- memicu pikiran utk membangun/membentuk gagasan baru
Catatan untuk Fasilitator
1
Perbedaan antara ‘analisis’ dan ‘evaluasi’ adalah bahwa pada ‘evaluasi’
terdapat proses ‘menetapkan’ (judgement) sesuatu secara kualitatif
(misal baik-tidak baik, efektif-tidak efektif, dan tepat-tidak tepat)
sedangkan pada ‘analisis’ tidak ada.
Kegiatan 2 : Merumuskan Pertanyaan (30 menit)
(1)
Setiap peserta, masih dalam kelompok mata pelajaran, membuat 3 pertanyaan/tugas
(menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi) sesuai dengan mata pelajaran masingmasing. Gunakan suatu benda atau objek yang berbeda dengan benda pada kegiatan
1 (misalnya pada kegiatan ini menggunakan gambar). Setiap pertanyaan ditulis pada
kertas kecil. Setelah itu, semua pertanyaan dikumpulkan di bagian tengah meja.
Ketua kelompok mapel memimpin diskusi untuk menggolongkan semua pertanyaan
ke dalam 3 tingkatan: menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Setelah selesai
peserta meninjau kembali hasilnya kemudian menetapkannya.
Pertanyaan/tugas hasil setiap kelompok ditempel pada kertas HVS hijau
(‘menganalisis’), kuning (‘mengevaluasi’), dan merah (‘mengkreasi’).
Fasilitator memberikan Handout Peserta 2.3: Daftar Kata Kerja untuk Membuat
Pertanyaan/Tugas dan peserta membacanya secara perorangan (10 menit).
Pajangkan hasil kerja kelompok bidang studi agar dapat dilihat oleh peserta pada
kelompok bidang studi lain pada waktu rehat.
(2)
(3)
(4)
(5)
Catatan untuk Fasilitator
2
1. Diskusi difokuskan pada: “Apakah pengelompokan pertanyaan sudah
tepat, yang mana pertanyaan ‘menganalisis’, ‘mengevaluasi’, dan
‘mengkreasi’?”
2. Pertanyaan yang dibahas di sini dimaksudkan terutama untuk digunakan
guru sebagai alat dalam membelajarkan (misalnya dalam LK) bukan
mengetes siswa.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
29
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Kegiatan 3 : Merancang Lembar Kerja (30 menit)
(1) Fasilitator menjelaskan bahwa peserta akan diminta membuat Lembar Kerja sederhana yang
memiliki 2 komponen: a) Informasi/Konteks persoalan, dan b) Pertanyaan/Perintah sesuai
dengan Handout Peserta 2.4: ‘Komponen Lembar Kerja’. Selanjutnya Handout Peserta 2.4:
‘Komponen Lembar Kerja’ dibagikan kepada peserta.
(2) Fasilitator meminta peserta (masih dalam kelompok bidang studi)secara berpasangan
2 orang untuk membuat sebuah Lembar Kerja (berdasarkan Handout Peserta 2.4)
dengan mengingat bahwa pertanyaan dalam LK tersebut hendaknya menggunakan
pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tingkat tinggi.
(3) Selanjutnya setiap pasangan dalam bidang studi saling bertukar hasil kerja (maksimal 3
kali), saling mencermati, berdiskusi dan memberikan masukan.
(4) Mintalah 1-2 pasangan mempresentasikan hasil LK dalam kelompok mapel.
Catatan untuk Fasilitator
Komponen LK yang dikenalkan adalah ’Informasi’/’Konteks Permasalahan’ dan
’Pertanyaan’/’Perintah’ dengan ciri-ciri sbb:
 Informasi/Konteks Permasalahan, hendaknya ‘menginspirasi’ siswa untuk
menjawab/mengerjakan tugas; tidak terlalu sedikit atau kurang jelas sehingga siswa
‘tak berdaya’ untuk menjawab/ mengerjakan tugas; tetapi juga tidak terlalu banyak
sehingga mengurangi ‘ruang kreativitas’ siswa.
Informasi/Konteks Permasalahan dapat dilengkapi dengan gambar, teks, tabel, atau
benda konkret.
3
 Pertanyaan/Perintah, hendaknya memicu siswa untuk melakukan percobaan,
menyelidiki, menemukan, memecahkan masalah dan/atau berimajinasi/mengkreasi.
Jumlah pertanyaan sebaiknya dibatasi paling banyak 3 buah sehingga LK/LT tidak
seperti ‘hutan belantara’ sehingga menjadi beban baca bagi siswa. Bila guru memiliki
lebih dari 3 pertanyaan bagus, pertanyaan lebih tersebut hendaknya disimpan dalam
pikirannya dan baru diajukan secara lisan kepada siswa sebagai tambahan bila
diperlukan.
 Contoh LK (Handout peserta 2.5) adalah contoh-contoh LK untuk pegangan
fasilitator. Contoh tersebut dapat dibagikan setelah peserta selesai membuat LK.
Contoh tersebut dibagikan diakhir sesi dan karena itu tidak perlu dibahas.
30
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
R
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Reflection (5 menit)
Fasilitator menanyakan kepada peserta:
(1)
Pertanyaan atau tugas tingkat manakah (menganalisis, mengevaluasi, atau mengkreasi)
yang sukar dirumuskan? Mengapa?
(2)
Pastikan bahwa tujuan unit ini dapat dicapai.
(3)
Komentari singkat hal-hal penting yang masih dipertanyakan peserta dan
memerlukan penegasan.
E
Extension
Peserta mempelajari lagi bahan bacaan “Taksonomi Bloom” dan berlatih terus
merumuskan pertanyaan tingkat tinggi sesuai mata pelajarannya.
Pesan Utama
Dosen dan guru perlu melengkapi pembelajarannya dengan pertanyaan tingkat tinggi
(menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi) walaupun merumuskannya tidak mudah.
Kemampuan merumuskan pertanyaan yang baik, antara lain pertanyaan tingkat tinggi,
merupakan salah satu kemampuan kunci untuk mengembangkan potensi siswa.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
31
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Handout Peserta 2.1
Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom
Sering kita mengamati guru yang mengajukan banyak pertanyaan dalam proses
pembelajarannya di dalam kelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkadang sangat banyak
sehingga terkesan bahwa guru itu sedang menguji siswanya. Namun, apabila dicermati,
jenis-jenis pertanyaan yang dilontarkan hanya sebatas pertanyaan yang membutuhkan
jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’, atau pertanyaan yang membutuhkan hanya satu jawaban tertentu.
Pertanyaan tersebut sama sekali tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir
kreatif, yaitu kurang menuntut siswa untuk mengemukakan gagasannya sendiri.
Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh guru sangat berpengaruh
terhadap perkembangan keterampilan berpikir siswa. Pertanyaan/tugas tersebut bukan
hanya untuk memfokuskan siswa pada kegiatan, tetapi juga untuk menggali potensi belajar
mereka. Pertanyaan atau tugas yang memicu siswa untuk berpikir analitis, evaluatif, dan
kreatif dapat melatih siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif.
Kondisi di atas akan terjadi apabila guru cukup selektif dalam menggunakan jenis
pertanyaan yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa. Pada tahun 1950,
Benjamin S. Bloom memperkenalkan konsep tingkatan dalam berpikir. Tingkatan berpikir
tersebut dapat dipakai guru dalam menyusun pertanyaan atau tugas yang akan diberikan
kepada siswa. Berikut adalah tingkatan berpikir Bloom versi perbaikan.
Mengkreasi
Menghasilkan ide-ide baru, produk, atau cara memandang terhadap sesuatu.
Kegiatan: mendisain, membangun, merencanakan, menemukan.
Mengevaluasi
Menilai suatu keputusan atau tindakan.
Kegiatan: memeriksa, membuat hipotesa, mengkritik, bereksperimen, memberi penilaian.
Menganalisis
Mengolah informasi untuk memahami sesuatu dan mencari hubungan.
Kegiatan: membandingkan, mengorganisasi, menata ulang, mengajukan pertanyaan, menemukan.
Menerapkan
Menggunakan informasi dalam situasi lain.
Kegiatan: menerapkan, melaksanakan, menggunakan, melakukan.
Memahami
Menerangkan ide atau konsep.
Kegiatan: menginterpretasi, merangkum, mengelompokkan, menerangkan.
Mengingat
Kegiatan: mengenali, membuat daftar, menggambarkan, menyebutkan.
32
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Handout Peserta 2.2
Contoh Jenis Pertanyaan /Tugas berdasarkan
Taksonomi Bloom
Matematika
Bangun 3 Dimensi
Mengkreasi
Rancanglah suatu bangun baru yang memiliki bagian-bagian yang berasal dari bangun
yang kamu pilih tadi. Beri nama untuk bangun barumu dan namailah bagian-bagiannya.
Mengevaluasi
Menurutmu, apakah bangun tersebut tepat digunakan di tempat kamu menemukannya
tadi? Mengapa?
Menganalisis
Terangkan mengapa bangun tadi digunakan di tempat dimana kamu menemukannya.
Menerapkan
Gambarlah bangun yang kamu pilih tadi.
Memahami
Carilah benda-benda yang memiliki bentuk yang sama dengan bangun yang kamu pilih
tersebut.
Mengingat
Sebutkan ciri-ciri dari bangun yang kamu pilih.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
33
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Ilmu Pengetahuan Alam
Serangga
Mengkreasi
Buatlah jenis serangga baru dari bagian-bagian tubuh serangga yang ada. Gambar dan
beri nama bagian-bagian tersebut.
Mengevaluasi
Kalau kamu ingin menjadi serangga, serangga apa yang jadi pilihanmu? Sebutkan
alasannya, paling sedikit lima alasan.
Menganalisis
Pilih dua macam serangga, bandingkan. Tulislah hasil perbandinganmu.
Menerapkan
Wawancarailah 10 orang untuk mengetahui serangga yang paling tidak disukai. Buatlah
grafik dari hasil wawancara tersebut dan simpulkan hasilnya.
Memahami
Pilihlah satu nama serangga. Buatlah 10 pernyataan tentang serangga tersebut. 5
pernyataan tentang fakta dari serangga tersebut dan 5 lainnya merupakan opini. Tulis di
atas kertas yang berbeda. Berikan kepada temanmu dan minta temanmu untuk
memeriksa pekerjaanmu.
Mengingat
Buatlah daftar nama-nama serangga, kelompokkan berdasarkan jenis serangga yang
membahayakan dan tidak membahayakan.
34
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Pasar
Mengkreasi
Buatlah usulan perubahan/perbaikan yang dapat membuat pasar di sekitar rumahmu
menjadi lebih baik. Kirimkan surat itu kepada pemerintah setempat.
Mengevaluasi
Setujukah kamu apabila semua pasar tradisional diganti dengan pasar modern?
Mengapa?
Menganalisis
Bandingkan kondisi beberapa jenis pasar, carilah apa saja kekuatan dan kelemahan
masing-masing jenis pasar?
Menerapkan
Misalkan kamu adalah salah seorang anggota Panitia Peringatan Kemerdekaan RI di
sekolahmu dan merencanakan untuk membuat pesta. Buatlah daftar barang-barang
yang kamu butuhkan dan putuskan di pasar jenis apa kamu akan membelinya. Berikan
alasanmu.
Memahami
Cari nama-nama pasar yang kamu ketahui dan kelompokkan menurut jenisnya.
Mengingat
Sebutkan jenis-jenis pasar yang kamu ketahui dan ciri-cirinya.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
35
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Bahasa Indonesia
Sempurna
Kau begitu sempurna
Dimataku kau begitu indah
Kau membuat diriku akan slalu memujamu
Di setiap langkahku
Kukan slalu memikirkan dirimu
Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu
* Janganlah kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Reff:
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh sayangku, kau begitu
Sempurna… Sempurna...
Kau genggam tanganku
Saat diriku lemah dan terjatuh
Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku
Kembali ke *
Dinyanyikan oleh: Gita Gutawa
Mengkreasi
Tulislah sebuah puisi tentang seseorang yang kamu kirimi surat!
Mengevaluasi
Selama ini sikap baik apa yang sudah kamu lakukan kepada seseorang yang kamu kirimi
surat?
Menganalisis
Bandingkan perasaanmu antara kepada temanmu dengan kepada seseorang yang kamu
kirimi surat!
Menerapkan
Tulislah surat untuk seseorang, mungkin ibu atau gurumu yang sesuai dengan isi lagu
tersebut!
Rangkumlah isi lagu tersebut!
Memahami
Mengingat
Temukan dua kata yang bermakna kias!
36
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Bahasa Inggris
Kancil and Crocodile
Kancil was a clever mousedeer. He had many enemies. One of them
was Crocodile. Crocodile lived in a river in the forest.
Now, one day, Kancil went to the river. It was a very hot day, and he
wanted to have a bath. Kancil bathed and splashed about in the water.
Crocodile saw Kancil. "A nice meal," he thought. Then, he crawled behind
Kancil and grabbed him. He caught one of Kancil's legs.
Kancil was terrified. Then, he had an idea. He saw a twig floating near
him. He picked it up and said, "You stupid fool! So you think you've got me.
You're biting a twig - not my leg. Here, this is my leg."
And with that, he showed Crocodile the twig. Crocodile could not see well.
He was a very stupid creature, too. He believed the cunning mousedeer. He freed
the mousedeer's leg and snapped upon the twig. Kancil ran out of the water
immediately.
"Ha! Ha!" he laughed. "I tricked you!"
Mengkreasi
Compose a letter of apology from Kancil to Crocodile.
Mengevaluasi
Do you think Kancil has done the right thing? Why?
Menganalisis
In what ways are Kancil and Crocodile different?
Menerapkan
Change the sentences in one of the paragraphs into the present tense.
Memahami
What examples from the story show that Kancil was a cunning animal?
Mengingat
Why did Kancil go to the river?
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
37
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Handout Peserta 2.3
Daftar Kata Kerja untuk Membuat
Pertanyaan/Tugas
Pertanyaan tingkat rendah: Mengembangkan kemampuan mengingat
Tujuan
mengembang-kan
kemampuan siswa
untuk mengingat.
Pertanyaan jenis ini
menugaskan siswa
untuk menghafal,
mengingat kembali,
atau menceritakan
kembali informasi /
pengetahuan yang
telah dipelajari.
Jawaban atas
pertanyaan ini
biasanya sudah ada di
buku atau catatan
siswa sehingga siswa
tinggal menghafal dan
mengeluarkannya
ketika ditanya.
Yang dilakukan
guru:
 berceramah /
menerangkan
 mengarahkan
 menunjukkan
 menguji
 melatih mengingat/
drill
 memberi contoh
 mengevaluasi
kemampuan
mengingat
38
Kata kerja yang biasa dipakai








Kapan terjadinya ....
Kapan terjadinya peristiwa penangkapan Pattimura / Di manakah
Pattimura ditangkap oleh Belanda?/ Siapa pelaku-pelaku dalam cerita?
Definisikan / artikan ....
Apa arti metamorfosa?
Berikan contoh-contoh ....
Berikan contoh – contoh kenampakan alam dan kenampakan buatan
(Jawaban bisa dicari di dalam teks).
Hafalkan ....
Hafalkan nama dan fungsi alat-alat pencernaan manusia.
Ceritakan kembali ....
Ceritakan kembali dongeng Batu Badaun yang telah kamu dengarkan.
Pasangkan ....
Pasangkan istilah-istilah berikut ini dengan maknanya.
Urutkan ....
Urutkan gambar planet – planet sesuai dengan urutan tata surya yang
benar.
Beri nama ....
Berilah nama gambar bagian-bagian bunga ini dengan istilah yang
tepat.
Yang dilakukan siswa:
 mendengarkan
 meyerap informasi
 mengingat kembali
 menghafal
 mengurutkan
 mengartikan / mendefinisikan
 menyebutkan kembali
 memberi nama
 menceritakan kembali
Peran siswa dalam kegiatan belajar yang banyak menggunakan pertanyaan
tingkat rendah adalah sebagai peserta belajar yang menerima informasi
secara pasif. Pertanyaan / penugasan jenis ini biasanya hanya memiliki satu
jawaban benar.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Pertanyaan tingkat sedang : Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan
pengetahuan
Tujuan
Kata kerja yang biasa dipakai
Mengembangkan
kemampuan siswa
untuk menggunakan
atau menerapkan
informasi /
pengetahuan yang
dipelajarinya.

Pertanyaan tingkat
sedang ini sudah
memasuki ranah
kemampuan berpikir
dengan tingkat yang
lebih tinggi dan lebih
menantang dari pada
hanya menghafal.










Yang dilakukan
guru:
 menunjukkan
 memfasilitasi
 mengamati
 mengorganisasi
 mengevaluasi
kinerja siswa
Hitunglah ....
Hitunglah soal-soal perkalian di bawah ini.
Berapakah luas atau keliling kelas kita ini.
Lakukan ....
Lakukan drama satu babak tentang peristiwa penculikan Bung
Karno hingga pembacaan teks Proklamasi.
Buatlah ....
Buatlah model-model gunung berapi di Indonesia.
Terjemahkan….
Terjemahkan paragraf berikut ini.
Operasikan ....
Operasikan penggunaan pesawat telepon ini.
Tunjukkan / demonstrasikan/peragakan ....
Peragakan dengan gerakan kelompokmu urutan dan pergerakan
planet-planet beserta satelitnya dalam sistem tata surya kita.
Praktikkan ....
Praktikkan bagaimana cara memperkenal diri dengan Bahasa
Inggris dalam situasi formal dan tidak formal.
Tuliskan ....
Tulislah surat e-mail perkenalan untuk teman baru yang kamu
temukan di website friendster.
Ubahlah ....
Ubahlah gambar lingkungan yang kumuh ini menjadi lingkungan
yang sehat dan beri keterangan.
Golongkan ....
Golongkan sampah-sampah di sekolah ini menurut klasifikasi
sampah yang kamu kenal.
Memecahkan masalah ....
Pecahkanlah masalah .... / Cari jalan keluar dari permasalahan
tersebut.
Yang dilakukan siswa:
 memecahkan masalah
 mendemonstrasikan / menunjukkan penggunaan pengetahuan
 menghitung
 mempraktikkan
 meragakan
 menerapkan pengetahuan
Dalam kegiatan belajar dengan pertanyaan jenis kedua ini siswa menjadi
peserta pembelajaran yang aktif mencoba dan mempraktikkan
pengetahuan mereka.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
39
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Pertanyaan tingkat tinggi: Mengembangkan kemampuan siswa untuk
mengkreasi dan memberikan pendapat / penilaian
pribadi
Tujuan
Mengembangkan
kemampuan siswa
untuk menciptakan
hal-hal baru
(gagasan/ide,
informasi, produk,
cara pandang)
dengan
menggunakan
pengetahuan yang
telah mereka
pelajari
sebelumnya.
Yang dilakukan
guru:
 memfasilitasi
 memberi
kesempatan
 mendorong
 mengevaluasi
Kata kerja yang biasa dipakai

Buatlah ....
Ayo membuat gambar kue ulang tahun yang indah, seindah yang
kalian inginkan.
 Rancanglah ....
Rancanglah beberapa menu sehat untuk 3 hari.
 Kembangkan ....
Kembangkan sebuah rencana kampanye anti penggunaan narkoba
(narkotik dan obat-obatan terlarang) beserta jinggle anti narkoba.
 Karang ....
Karanglah sebuah cerita persahabatan dengan latar belakang
perselisihan antar suku.
 Ciptakan ....
Ciptakanlah sebuah rancang bangun kendaraan untuk akhir abad 21.
 Tulis ....
Dengan memakai sudut pandang Malin Kundang, tulislah
sebuah surat yang menceritakan konflik antara si Malin dengan
ibunya.
Yang dilakukan siswa:






mendisain
membangun/membuat/mencipta
mengusulkan
menyempurnakan
mengambil resiko (karena menciptakan hal baru)
mengemukakan sudut pandang baru
Tujuan
Kata kerja yang biasa dipakai
mengembangkan
kemampuan siswa
untuk membuat
keputusan berdasarkan refleksi /
perenungan, kritik,
dan penilaian yang
sungguh-sungguh
dari siswa sendiri.
 Ramal ....(berdasarkan data / informasi / pengetahuan yang dimiliki)
Hutan di desa diubah menjadi ladang jagung. Apa saja yang mungkin
terjadi karena perubahan itu (Siswa membuat dugaan / ramalan: Jika
hujan turun deras terus menerus, maka bukit akan longsor karena
....)
 Tentukan ....
Tentukan alat ukur manakah yang lebih cocok untuk mengetahui
berat sebutir buah jeruk. Berikan alasanmu.
 Simpulkan....
Amatilah semua bagian sekolah ini. Simpulkan apakah para guru dan
siswa di sekolah ini telah menjalankan ajaran “kebersihan adalah
sebagian dari iman”. Berikan penjelasan untuk kesimpulan kalian.
40
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
 Nilailah (menilai) ....
Menurut penilaianmu, apakah Malin Kundang satu-satunya yang
bersalah dalam peristiwa tersebut? Mengapa?
 Usul….
Jajanan apakah yang bisa kamu usulkan ke pengelola kantin supaya
kantin menjual makanan yang lebih sehat?
Yang dilakukan
guru:




mendengarkan
menerima
mengklarifikasi
membimbing
Yang dilakukan siswa:
 memberikan pendapat, berbeda pendapat, mempertahankan
pendapat, berdebat, menerima/mengubah pendapat
 membandingkan
 mengkritik, mempertanyakan
 membuat kesimpulan / rekomendasi /usulan
 menilai
 memberikan justifikasi (memberikan alasan untuk pembenaran)
 menjadi peserta aktif dalam pembelajaran
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
41
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Handout Peserta 2.4
Komponen Lembar Kerja
Komponen Lembar Kerja
Komponen LK/LT yang dikenalkan adalah ’Informasi’/’Konteks Permasalahan’ dan
’Pertanyaan’/’Perintah’ dengan ciri-ciri sbb:
 Informasi/Konteks Permasalahan hendaknya ‘menginspirasi’ siswa untuk
menjawab/mengerjakan tugas; tidak terlalu sedikit atau kurang jelas sehingga siswa ‘tak
berdaya’ untuk menjawab/ mengerjakan tugas; tetapi juga tidak terlalu banyak sehingga
mengurangi ‘ruang kreativitas’ siswa.
Informasi dapat dilengkapi dengan gambar, teks, tabel, atau benda konkret.
 Pertanyaan/Perintah hendaknya memicu siswa untuk melakukan percobaan,
menyelidiki, menemukan, memecahkan masalah dan/atau berimajinasi/mengkreasi.
Usahakan jumlah pertanyaan dibatasi paling banyak 3 buah sehingga LK/LT tidak seperti
‘hutan belantara’ yang menjadi beban baca bagi siswa. Sering kita mengajukan banyak
pertanyaan padahal ada pertanyaan yang sudah terkandung/’implisit’ dalam pertanyaan
lain. Misal, bila sudah ada pertanyaan: ”Manakah bangun yang paling panjang kelilingnya?”
tidak perlu lagi ada pertanyaan: ”Manakah bangun yang paling pendek kelilingnya?”
Bila guru memiliki lebih dari 3 pertanyaan bagus, pertanyaan lebih tersebut hendaknya
disimpan dalam pikirannya dan baru diajukan secara lisan kepada siswa sebagai
tambahan bila diperlukan.
42
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
HandoutPeserta 2.5: Berbagai contoh Lembar Kerja
Bidang Studi
Lembar Kerja MAT - I
Rangkaian Persegi
Enam buah persegi dapat disusun sehingga membentuk bangun-bangun
berikut:
 Bangun mana lagi yang dapat kamu bentuk?
Gambarkan hasilnya pada kertas bertitik/polos.
 Dari bangun yang terbentuk, bangun mana sajakah yang merupakan
jaring-jaring kubus?
Rangkaian persegi seperti
ini tidak diperkenankan.
Bangun-bangun ini sama,
hanya berbeda letak/posisi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
43
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Contoh Lembar Kerja MAT - 2
Susunan Keramik Manakah yang Dipilih?
Sebagai seorang yang mencintai matematika, Pak Asari bermaksud membuat
pengubinan berukuran 1m x 1m di lantai kamarnya yang berukuran 3m x 4m. Dia akan
menggunakan keramik khusus, yaitu keramik yang setiap 4 keramiknya sudah
terhubungkan sehingga membentuk pola di antara pola-pola berikut:
atau
(1)
atau
(2)
(3)
Keramik-keramik ini memiliki harga khusus.
Setiap 4 keramik berwarna ungu (1) berharga Rp50.000
Setiap 4 keramik berwarna hijau (2) berharga Rp60.000
Setiap 4 keramik berwarna biru (3) berharga Rp40.000
Setiap 1 keramik yang tidak bisa dikombinasikan menjadi 4 keramik di atas berharga
Rp50.000
Pak Asari menginginkan biaya serendah mungkin dalam pembuatan ubin tersebut.
Jika Anda dimintai nasihat oleh Pak Asari tentang susunan keramik yang harus dibuat
di kamarnya, bagaimanakah susunan yang akan Anda sarankan?
Jika ongkos merancang ubin tersebut Rp500.000, berapakah uang yang harus
disediakan oleh Pak Asari?
44
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Contoh Lembar Kerja MAT - 3
Bagaimana Cara lain Membagi Dua Sama Besar?
Dua orang, A dan B, memiliki lahan tanah yang berdekatan. Dalam bentuk gambar,
lahan mereka dapat digambarkan seperti berikut:
A
B
Tampak bahwa garis yang membatasi lahan A dan lahan B terdiri dari dua ruas garis.
Mereka menginginkan agar batas mereka hanya terdiri dari 1 ruas garis saja dengan
syarat luas lahan masing-masing tidak ada yang berkurang.
Kalau Anda diminta untuk mengusulkan batas yang dikehendaki, seperti apakah gambar
baru yang akan terjadi? Berikan alasan bahwa luas keduanya memang tetap tidak
berubah!
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
45
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Contoh Lembar Kerja MAT - 4
Penjumlahan Manakah?
2
5
8
3
Dari angka 2, 3, 5, dan 8 dapat dibentuk penjumlahan 2
bilangan satu angka misal:
 2 + 3 = ...
 8 + 5 = ...
 3 + 5 = ...
Penjumlahan mana lagi yang dapat kamu bentuk?
46
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Contoh Lembar Kerja Bahasa Indonesia - 1
Sampah
Temukan data/fakta dari gambar di atas dan tulislah sebuah teks
berita singkat, padat, dan jelas!
Jawaban terhadap pertanyaan berikut mungkin akan membantumu.






Apa saja yang kamu lihat dalam gambar di atas?
Siapa saja yang terlibat?
Di mana kira-kira kejadian peristiwa tersebut?
Kapan peristiwa itu terjadi? (Pagi, siang, sore, atau malam?)
Mengapa kira-kira peristiwa itu terjadi?
Bagaimana cara mengatasi?
LK IND-SMP Kls VII/2(KD 12.2: Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas).
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
47
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Contoh Lembar Kerja Bahasa Indonesia - 2
Amatilah gambar di atas !
 Apa kira-kira yang sedang ia pikirkan?
 Mengapa ia duduk di situ?
 Apa yang akan ia lakukan kemudian?
Tulislah teks cerita singkat berdasar pada
jawabanmu terhadap pertanyaan di atas.
48
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Contoh Lembar Kerja B. Inggris
A. Read the story
The Story of Ant and Grasshopper
Ant lived next to Grasshopper. Ant said, “I like to work and go to school every day.”
Every day Ant got up at 5.00 in the morning. She found food before she went to school. She read
and wrote. After school, she played soccer. Ant worked and worked. Grasshopper didn’t like to
work.
One day Grasshopper got up at 9.00. He said,
“I like to hop and sing every day.” He got dressed and
ate breakfast. After breakfast he hopped and sang and
watched TV. At 11:45 he went back to sleep.
Ant walked home at lunch. She saw
Grasshopper and said,” Hello!” Grasshopper opened
one eye and asked, “What time is it?”
Ant said,” It’s 12:45.” Grasshopper smiled. “Is it time
for lunch?” he asked. “Yes,” said Ant, but you don’t
have any food.”
Grasshopper looked at Ant’s food. “Can I eat
some of your food?” he asked.
Ant said, “I work every day. You hop and sing and play.”
Grasshopper said, “After lunch, I can work.” Ant gave Grasshopper some food. After lunch
Grasshopper hopped and sang and worked.
B. Answer the following questions.
1.
2.
3.
4.
What were the differences between Ant’s and Grasshopper’s personality?
What problem did Grasshopper face one day?
How did Grasshopper solve his problem?
Do you think Grasshopper will ask for some food to Ant again the next time? Why?
C. Work in groups of three. Do one of the following activities.
1. Imagine that Grasshopper already changed his habit. What would you do if you were
Grasshopper and met Ant?
Write a dialog between you and Ant, and act it out. One of you becomes a narrator, and
two of becomes Ant and Grasshopper.
2. What would you do if you were Ant? Write a letter to Grasshopper. Read it aloud to
your classmates.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
49
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Contoh Lembar Kerja IPA
Memompa Air dengan Api
Sebuah lilin yang menyala diletakkan dalam wadah yang berisi air seperti pada
Gambar 1 di bawah ini. Lilin tersebut kemudian ditutup dengan sebuah gelas kosong
seperti pada Gambar 2.
1. Apa yang dapat kamu amati dengan nyala lilin dan air setelah beberapa saat?
Mengapa hal itu terjadi?
2. Apakah peristiwa yang terjadi pada air akan terjadi juga jika lilin tidak
dinyalakan?
3. Kalau demikian, apa fungsi nyala lilin?
Lakukan percobaan kemudian buatlah laporan yang memuat:





Tujuan percobaan
Alat dan bahan yang digunakan
Langkah-langkah kegiatan percobaan
Data dan analisis
Kesimpulan
LK IPA-SMP Kls. IX/1
50
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Contoh Lembar Kerja IPS
1. Berdasarkan potensi Garut tersebut, tindakan ekonomi apakah yang akan kamu
lakukan untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Garut?
2. Untuk menunjang tindakan ekonomi tersebut, perilaku apa sajakah yang harus
kamu kembangkan?
3. Bila tindakan ekonomi tsb. berkembang di Garut, apa sajakah dampak positif
maupun negatif yang mungkin timbul?
Contoh Lembar Kerja IPS SMP/MTs, Kelas VII/Sm 2.
KD 6.4: Mengungkapkan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian
dan kesejahteraan.
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
51
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Informasi Tambahan (untuk Peserta)
Pertanyaan Tertutup x Pertanyaan Terbuka (Khusus Matematika)
Dalam Matematika dikenal pertanyaan tertutup (jawaban benar hanya satu) dan
pertanyaan terbuka (jawaban benar lebih dari satu).
Cara mudah untuk mengubah pertanyaan tertutup menjadi terbuka adalah dengan cara
menyertakan jawaban pertanyaan tertutup kedalam kalimat pertanyaan pada pertanyaan
terbuka. Misal:
Pertanyaan tertutup: 2 + 3 = .... Bila dibuat kalimatnya: “Berapa dua ditambah tiga?” (dan
jawabannya adalah LIMA); maka
pertanyaan terbukanya: 5 = ... + .... Bila dibuat kalimatnya: “Penjumlahan berapa saja yang
hasilnya 5?”
Jawaban dari 2 + 3 = …
Berikut contoh-contoh yang lainnya.
Pertanyaan Tertutup
Berapa rata-rata dari nilai berikut:
8, 5, 5, 5, 6, 7 ?
Pertanyaan Terbuka
Berapa sajakah kemungkinan enam nilai
yang rata-ratanya 6?
Berapakah 6 x 4?
Pasangan bilangan mana sajakah yang hasil
kalinya 24?
Berapakah luas persegi panjang berikut?
Berapa sajakah ukuran persegipanjang yang
luasnya sama dengan luas persegipanjang
berikut:
6
4
4
6
52
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
PRESENTASI UNIT 2
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
53
UNIT 2
54
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
55
UNIT 2
56
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
57
UNIT 2
58
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
UNIT 2
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
59
UNIT 2
60
Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK
Download