BAB I - ejurnal untag samarinda - Universitas 17 Agustus 1945

advertisement
1
TINDAKAN HUKUM BANK SEBAGAI PEMBIAYA TERHADAP JAMINAN
FIDUCIA PADA SAAT TERJADINYA KREDIT MACET
Indro Agus Mulyawan
Fakultas Hukum Jurusan Ilmu Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia
ABSTRAK
Faktor-faktor yang menyebabkan kredit macet, dipengaruhi oleh : Faktor yang
bersifat intertnal, yaitu :Penyalahgunaan kredit; Rendahnya tingkat pendidikan;
Karakter yang tidak baik; Kesulitan keuangan. Faktor yang bersifat eksternal, yaitu
yang berasal dari keadaan yang terjadi diluar jangkauan kemampuan dari debitur atau
keadaan yang memaksa (overmacht) seperti keadaan perekonomian yang tidak stabil.
Pihak Bank di Samarinda dalam mengatasi kredit macet melakukan upaya,
antara lain : Perdamaian; Penagihan melalui jalur hukum. Penyelesaian kredit kepada
BUPLN (Badan Urusan Piutang Lelang Negara); Mengajukan permohonan kepada
Pengadilan Negeri untuk mengadakan penyitaan.
BAB I PENDAHULUAN
yang berdasarkan pada Pancasila dan
A. Alasan Pemilihan Judul
UUD 1945.
Di dalam negara yang sedang
Kebijaksanaan tersebut salah
membangunan seperti Indonesia ini,
satunya adalah peningkatan taraf hidup
pemerintah telah banyak memberikan
masyarakat dengan jalan pemberian
kebijaksanaan di segala bidang dalam
kredt modal kerja. diharapkan dengan
rangka mencapai suatu cita-cita negara
bantu kredit tersebut, penerima kredit
2
dengan leluasa menjalankan usahanya.
prosedur
Disamping itu juga, pemberian kredit
meengakibatkan
diberikan untuk membantu pengusaha
enggan untuk meengajukannya.
kecil yang perekonomiannya masih
dalam
taraf
pertumbuhan
yang
Apabila
berbelit-belit
debitur
terjadi
akan
menjadi
wanprestasi,
dan
maka pihak kredit bank untuk menarik
pemberian kredit tersebut dilakukan
benda jaminan dari kekuasaan debitur,
dengan
tertentu.
Pihak kreditur harus menjual benda
diantaranya harus ada agunan atau
jaminan di muka umum. Kemudian
jaminan.
memperhitungkan
syarat-syarat
piutangnya.
Setiap pemberian kredit sudah
kredittur mempunyai hak mengesekusi
pasti dengan perjanjian dan juga
dan melelang benda jaminan bagi
adanya jaminan. Salah satu lembaga
pembayaran pelunasan utang debitur
jaminan yang kenal adalah “Fiducia “
dan
pemerintahpun
kebijaksanaan
menerapkan
perkreditan
Fiducia lahir karena adanya
kebutuhan dalam praktek. Pemberian
melalui
bantuan kredit dengan jaminan fiducia
milik
ini pada dasarnya bertujuan untuk
pemerintah maupun milik swasta, yang
membantu masyarakat dalam masalah
memberikan kredit dengan bungan
pendanaan. hal ini dikaitkan dengan
rendah
usaha masyarakat untuk memajukan
lembaga-lembaga
dan
keuangan,
kemudahan-kemudahan
lainnya jadi, prosedur yang diterapkan
dalam memperoleh kredit tersebut
haruslah mudah dan cepat dimana
usaha yang sedang dijalani.
Dalam
TAP
MPR
No.IV/MPR/1978 Garis-garis Besar
3
Haluan Negara dalam Bab IV Pola
pemerintah atau swasta, tetapi
Umum Pelita Ketiga Huruf D angka 22
pada
menyatakan antara lain.
dilakukan oleh siapapun yang
“Demikian
pula
perlu
prinsipnya
mempunyai
dapat
kemampuan
dilanjutkan program-program
untuk itu, melalui perjanjian
yang memberi kesempatan
utang piutang antara kreditur
lebih
pemberi
banyak
kepada
pengusaha-pengusaha
pinjaman
disatu
kecil
pihak dan debitur penerima
dan golongan ekonomi lemah
pinjaman dilain pihak. Setelah
untuk
terjadinya perjnjian itu maka
memperluas
meningkatkan
antara
lain
dan
usahanya
dengan
jalan
kreditur
mempunyai
kewajiban
untuk
memperkuat pemodalan”.1)
menyerahkan
Dari kata-kata memperkuat
diperjanjikan kepada debitur
permodalan
itu
dapat
dan berhak untuk menerima
dismpulkan
bahwa
yang
kembali uang itu dari debitur
dimaksud adalah pemberian
pada waktunya sedang debitur
kredit atau pinjaman.
mempunyai
1.) Oey Hoey Tiong fiducia Sebagai Jaminan Unsur-
uang
hak
yang
dan
kewajiban yang merupakan
unsur Perikatan, hal.7
kebalikan
pemberian kredit tidak saja
dapat dilakukan oleh bank
dari
hak
kewajiban kreditur.2)
dan
4
Dalam
pasal
1131
Kitab
benda tersebut kepada pihak
Undang-undang Hukum Perdata (KUH
kreditur. akhirnya, muncullah
Perdata) menentukan bahwa semua
bentuk
kebendaan seseorang secara umum
2.) Ibid, halaman.8
menjadi jaminan bagi perikatannya,
benda tersebut tidak beralih
akan tetapi jaminan secara umum
dari debitur kepada kreditur.
menjadi jaminan bagi perikatannya.
inilah yang disebut jaminan
Jaminan secara umum ini kadang-
fiducia.3)
kadang menyebabkan seorang kreditur
Fiducia merupakan istilah yang
hanya
sudah
memperoleh
sebagian
dari
lama
dikenal
Indonesia.
dalam
uangnya saja oleh karena jaminan
bahasa
Undang-
secara umum ini
undang No.42 tahun 1999,
berlaku bagi semua kreditur.
fiducia ini disebut juga dengan
jaminan seperti ini dinamakan
istilah “Penyerahan Hak Milik
jaminan kebendaan, yang dapat
Secara Kepercayaan”.
berbentuk gadai,hipotik atau
Dalam
pun
itu,
umum wajib mempunyai keyakinan
suatu
atas kemampuan dan kesanggupan
yang
debitur untuk melunasi hutangnya
fiducia.
dibutuhkan
bentuk
karena
adanya
jaminanhutang
obyeknya
masih
tergolong
sesuai
memberikan
yang
telah
kredit,
bank
diperjanjikan.4)
benda bergerak tetapi tanpa
Sedangkan dalam penjelasan pasal 8
menyerahkan kekuasaan atas
Undang-undang No.7 Tahun 1992 Jo.
5
undang-undang No.10 tahun 1998
sedangkan
disebutkan bahwa untuk memperoleh
barang-barang itu tetap pada
keyakinan tersebut memberikan kredit,
debitus
bank harus melakukan penilaian yang
Possesorium),
cermat dan seksama terhadap watak,
penguasaan
fisik
(Constitutum
3.) Munir Fuady, Jaminan Fiducia, hal.2
4.) Undang-undang No.7 Tahun 1992,Jo Undang-undang
kemampuan,
modal,
agunan,
dan
No.10 Tahun 1998 Pasal 8
dengan syarat bahwa bilamana
prospek usaha dari debitur.
debitur melunasi hutangnya,
Seperti selama ini kita ketahui
maka
kreditur
harus
fiducia adalah penyerahan hak milik
mengembalikan hak milik atas
secara
kepercayaan
dari
kreditur
barang-barang
itu
kepada
kepada debitur. penyerahan hak milik
debitur “.5)
cecara kepercayaan dalam fiducia ini
Dengan
adanya
pemberian
lazim disebut juga dengan penyerahan
kredit seperti ini pihak bank juga
“Constitutum
Possesorium”
mengharapkan pengembalian kredit
(penyerahan
dengan
melanjutkan
yang telah diberikan tersebut dengan
penguasaannya).
bunga yang telah ditetapkan pula.
Seperti dikemukakan oleh Oey
Namun
HoeyTiong,
pada prakteknya
tudaklah
S.H.mengatakan
semuanya dapat berjalan lancar, sebab
bahwa : “konstruksi fiducia
banyak
kredit
yang
mengalami
adalah penyerahan hak milik
penunggakan.
dengan
pengembalian
kredit
kata
lain
atas barang-barang kepunyaan
debitur
kepada
kreditur
yang
telah
6
diberikan
oleh
bank
mengalami
dari cacat-cacat, masalah-masalah atau
hambatan atau disebut “ problem
kelemahan-kelemahan dalam praktek
loan”. Berdasarkan pasal 24 Undang-
pelaksanaannya, yaitu tidak adanya
undang pokok perbankan dinyatakan
pengaturan yang mengatur. Artinya
bahwa”
bahwa perjanjian fiducia
Bank
memberikan
umum
kredit
dilarang
tanpa
adanya
jaminan”.
5.) Oey Hoey Tiong,S.H.fiducia Sebagai Jaminan Unsur-
Unsur Perikatan, hal.8
Bentuk
lembaga
jaminan
dibuat
oleh
para
pihak
yang
sebagian besar mempunyai ciri-ciri
mengadakan perjanjian fiducia itu.
internasional, dikenal hampir disemua
B.
negara
Masalah.
dan
modern
perundang-undangan
bersifat
Perumusan
dan
Pembatasan
menunjangi
Dalam uraian tersebut diatas
perkembangan ekonomi dan perkrditan
maka penulis merumuskan masalahnya
serta memenuhi kebutuhan masyarakat
yang diteliti yaitu sebagai berikut :
akan fasilitas modal. Adanya lembaga
a. Faktor-faktor apa yang menjadi
jaminan ini demi keamanan modal dan
penyebab kredit macet pada Bank
kepastian hukum bagi si pemberi
di Samarinda?
modal.
b. Bagaimana penyelesaian terhadap
Disamping
walaupun
barang jaminan fiducia pada saat
lembaga fiducia sudah melembaga
terjadi kredit macet oleh Bank di
dalam
Samarinda?
praktek
itu,
perbankan
dan
dimasyarakat, namun tidak terlepas
7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dilaksanakan
di
Bank
Samarinda
Adapun tujuan dan maksud dari
2. Teknik Pengambilan sampel
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Teknik pengambilan sampel,
1. Tujuan obyektif untuk mengetahui :
penulis menggunakan metode
a. Pelaksanaan pemberian kredit
random
dengan jaminan fiducia pada bank
Kaltim.
b. Masalah-masalah yang timbul
pada
pelaksanaan
sampling,
yaitu
menentukan
sampel
secara
acak
populasi
yang
dari
berjumlah besar, sulit dihitung
pemberian
dan dihubungi dalam waktu
kredit dengan jaminan fiducia
yang singkat dengan cara yang
pada Bank di Samarinda.
sederhana.
2. Tujuan subyektif
untuk
3. Responden.
memperoleh
data
Responden dalam penelitian ini
lengkap dalam rangka menyusun
adalah pejabat atau karyawan
skripsi
Bank di Samarinda.
sebagai
syarat
untuk
memperoleh gelar Sarjana Hukum
pada Fakultas Hukum Universitas
17 Agustus 1945 Samarinda.
D. Metode Penelitian
1. Penentuan Lokasi Penelitian
4. Teknik Pengambilan Data
yuridis
penelitian
nomatif,
Suatu
dengan
mempelajari berbagai bahan
bahan hukum yang meliputi :
8
a. Bahan hukum primer yaitu
Kitab
Undang-undang
Hukum Perdata.
b. Bahan
sekunder
yaitu meliputi buku-buku
yangberkaitan
dengan penelitian.
c. Yuridis
tanya jawab secara langsung
dengan pihak-pihak
hukum
hukum
Melakukan tetap muka dan
berhubungan
yang
dengan
masalah yang diteliti.
5. Pengolahan dan Analisa Data.
Setelah
data
yang
ada
Sosiologis
terkumpul kemudian data yang
(Empiris), Suatu penelitian
ada tersebut diseleksi baik yang
yang
meneliti,
diperoleh dari kepustakaan atau
mengambil peristiwa yang
yang diperoleh dari penelitian
sebenarnya menjadi sumber
lapangan, maka kemudian akan
penelitian.
dianalisa
cara
d. Daftar
Mengajukan
dengan
Pertanyaan
kuantitatif dengan cara data
pertanyaan
tersebut diseleksi dan disusun
secara tertulis kepada pihak-
secara
pihak
disimpulkan
yang
diskripsi
berhubungan
sistematis
serta
untuk
dengan masalah yang diteliti
mendapatkan gambaran dari
dan
jawaban atas permasalahan.
kembali.
e. Wawancar
mengumpulkan
E. Sistematika Penulisan.
9
Di
dalam
sistematika
pembahasan akan diuraikan dalam
BAB III HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASANNYA
bab perbab adalah :
Pada bab ini akan diuraikan
oleh penulis tentang : Faktor-faktor
BAB I PENDAHUAN
Berisi tentang gambaran umum
penyebab kredit macet, Tindakan
yang meliputi alasan pemilihan
hukum bank pembangunan daerah
judul,
terhadap barang jaminan fiducia
latar
belakang
masalah,
beberapa
permasalahan
merupakan
topik
utama
yang
dalam
pada saat terjadi kredit macet.
BAB IV PENUTUP
pembahasan, tujuan dan manfaat
Bab ini berisi mengenai
penelitian, metode penelitian, dan
kesimpulan dari pokok bahasan
sistematika penulisan.
masalah dan saran-saran yang
BAB
II
KERANGKA
kesempurnaan
TEORITIS
Di
dalam
mengemukakan
mengenai
diajukan pula demi perbaikan dan
bab
beberapa
Pengertian
ini
hal
perjanjian,
kredit,
Pelaksanaan
pemecahan
masalah diatas.
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Pengertian Perjanjian
Pengertian kredit, Fiducia sebagai
jaminan
dari
Menurut ketentuan pasal 1313
Kitab Undang-undang Hukum
pemberian kredit dengan jaminan
Perdata (KUH Perdata) menyatakan
fiducia.
bahwa
perjanjian
adalah
suatu
10
perbuatan dengan mana satu orang
perjanjian ada dua pihak yang
atau lebih mengikatkan dirinya
setuju
terhadap satu orang lain atau lebih.6)
sesuatu, 7)
Perjanjian merupkan pengertian yang
sehingga
konkrit yaitu perbuatan.
bahwa
Sri
Soedewi
Masjehoen
adalah
melakukan
dapat
dikatakan
keduanya
telah
melakukan kata sepakat
Sofwan. Menyatakan bahwa
perjanjian
untuk
Pada umumnya perjanjian tidak
suatu
terikat kepada suatu bentuk tertentu,
perbuatan
hukum
dimana
dapat secara tertulis atau tidak tertulis.
seseorang
atau
lebih
Maka sifatnya sebagai alat pembuktian
mengikatkan dirinya terhadap
jika
seorang lain atau lebih.
beberapa
Sedangkan
Subekti
menyatakan bahwa perjanjian
terjadi
perselisihan.
perjanjian
Untuk
tertentu
menentukan
6.) Prof R. Subekti,S.H.dan R, Tjitrosudibio, Kitab
Undang-undang Hukum Perdata hal.338
adalah suatu peristiwa dimana
7.) Meliala A. Qirom Syamsudin, Pokok-pokok Hukum
seorang
Perjanjian beserta Perkembangannya, hal.1
berjanji
kepada
seorang lain atau dimana dua
jika
orang itu saling berjanji untuk
beberapa
melaksanakan
hal.
menentukan bentuk tertentu, sehingga
menyatakan
bahwa
bentuk tertulis tidak semata-mata,
perjanjian
disebut
juga
merupakan alat pembuktian saja tetapi
persetujuan,
karena
dalam
subekti
sesuatu
terjadi
perselisihan.
perjanjian
Untuk
tertentu
11
merupakan
syarat
untuk
adanya
perjanjian.
menyatakan
Suatu perjanjian dapat terdiri
dari tida bagian yaitu ;
1.
Essentialia,
perjanjian
yang
bagian
mutlak
perjnjian
adalah suatu persetujuan dengan
mengikatkan
diri
untuk
harus
melaksanakan suatu hal dalama
ada,tanpa bagian ini tak mungkin
lapangan harta kekayaan. dari
ada perjanjian.
definisi tersebut diatas, secara
dalam
jual-beli
jelas terdapat konsesus
antara
essentalia itu ialah barang dan
para pihak-pihak yang satu setuju
hanya dalam jaminan kebendaan
dan pihak yang lainnya juga setuju
untuk suatu peminjaman uang
untuk
essentalianya
walaupun pelaksanaan itu datang
adalah
jumlah
pinjaman (uang) dan barang.
Naturalia, adalah bagian dari
perjanjian
3.
bahwa
mana dua orang atau lebih saling
merupakan
Misalnya,
2.
Abdul Kadir Muhammad
yang oleh
undang-
melaksanakan
sesuatu,
dari satu pihak, misalnya dalam
pemberian hibah atau hadiah.
8.) Subekti, Hukum Perjanjian hal.8
undang diatur sebagai peraturan
Abdul
tambahan.
menyatakan bahwa unsur-unsur
Aksidentalia, ialah bagian dari
perjnjian
perjanjian yang tidak diatur oleh
berikut ;9)
Kadir
Muhammad
adalah
Undang-undang tetapi oleh para
1. Adanya pihak-pihak.
pihak sendiri.8)
2. Adanya persetujuan
sebagai
12
3. Adanya tujuan yang akan dicapai
dengan disetujuinya oleh para pihak
4.
tentang
Adanya
prestasi
yang
akan
syarat-syarat dan obyek
dilaksanakan
perjanjian
5. Bentuknya tertentu
persetujuan. Persetujuan ini adalah
6. Ada syarat-syarat tertentu sebagai
salah satu syarat sahnya perjanjian
isi perjanjian
itu
maka
timbullah
3. Adanya tujuan yang akan dicapai
9.) Oey Hoey Tiong Fiducia sebagai Jaminan Unsur-
1. Ada pihak-pihak
unsur Perikatan, hal.30
Pihak-pihak disebut subyek
perjanjian, yang bida berupa manusia
Tujuan
mengadakan
pribadi atau badan hukum. subyek
perjanjian
perjanjian ini harus mampu atau
memenuhi
wenang melakukan
pihak, kebutuhan mana hanya
perbuatan
adalah
untuk
kebutuhan
hukum seperti yang ditetapkan dalam
dipenuhi
Undang-undang.
perjanjian dengan pihak lain.
2. Adanya persetujuan
Persetujuan
tetap,
bukan
Tujuan
disini
sedang
tidak
boleh
bertentangan dengan ketertiban
berunding.
umum, kesusilaan dan tidak
tindakan pendahuluan untuk menuju
adanya persetujuan, persetujuan itu
dengan
itu
mengadakan
bersifat
perundingan itu adalah tindakan-
ditunjukkan
jika
para
penerimaan
tanpa syarat atas suatu tawaran.
dilarang oleh undang-undang.
4.
Adanya prestasi yang akan
dilaksanakan
Dengan
persetujuan
maka
adanya
timbullah
13
kewajiban untuk melaksanakan
prestasi,
harus
5.
sehingga
dipenuhi
para
prestasi
6. Adanya syarat-syarat tertentu
sebagai isi perjanjian.
pihak
Syarat-syarat
sesuai dengan syarat-syarat.
ini
Bentuknya tertentu
perjanjian, karena dari syarat-
Bentuk
sebenarnya
tertentu
sebagai
isi
ini
perlu
syarat itulah dapat diketahui
ditentukan
karena
ada
hak dan kewajiban pihak-pihak
ketentuan
undang-undang,
syarat-syarat
ini
biasanya
hanya dengan bentuk tertentu
terdiri dari syarat pokok yang
sesuai perjanjian mempunyai
akan
kekuatan
dan
kewajiban
pembuktian. Bentuk tertentu itu
mengenai
biasanya
mengikat
menimbulkan hak dan
pokok,
misalnya
barang, harganya,
merupakan
akta.
dan juga syarat pelengkap atau
Perjanjian itu dapat
dibuat
tambahan, misalnya mengenai
secara lisan artinya dengan
cara
kata-kata yang jelas, dengan
penyerahannya, dan lain-lain.
maksud
Adapun
dan
tujuan
yang
pembayarannya,
Macam-macam
dipahami oleh para pihak itu
Perjanjian.
sudah cukup, kecuali jika para
Abdul
pihak
menghendaki
dibuat secara tertulis.
supaya
menyatakan
cara
Kadir
Muhammad
perjanjian
dapat
dibedakan dalam berbagai jenis :10)
14
1. Perjanjian
timbal
perjanjian
balik
sepihak
dan
pihak lainnya, yang mana antara
Perjanjian
kedua
timbal balik adalah perjanjian yang
prestasi
adalah
adanya
hubungan menurut hukum.
memberikan hak dan kewajiban
4.
kepada
pihak.
tidak bernama
Misalnya jual-beli, tukar-menukar,
Perjanjian
sewa-menyewa. Perjanjian sepihak
perjanjian yang mempunyai nama
adalah
sendiri
kedua
2. perjanjian
belah
yang
memberikan
Perjanjian bernama dan perjanjian
sebagai
bernama
yang
adalah
dikelompokan
perjajian-perjanjian
kewajiban pada salah satu pihak
khusus, misalnya jual-beli, sewa-
dan hak kepada pihak lainnya.
menyewa.
3. Perjanjian percuma dan perjanjian
dengan
alas
hak
membebaninya.
bernama
yang
Perjanjian
Perjanjian
adalah
5.
Perjanjian kebendaan dan
perjanjian obligatoir
hanya
Perjanjian
pada
salah
satu
keuntungan
kebendaan
adalah
saja.
perjanjia yang dimaksudkan untuk
misalnya perjanjian pinjam pakai.
menyerahkan benda. Perjanjian
Perjanjian dengan alas hak yang
obligatoir adalah perjanjian yang
membebani
sejak adanya perjanjian timbul hak
adalah
pihak
tidak
terbatas.
percuma adalah perjanjian yang
memberikan
yang
tidak
perjanjian
dimana prestasi dari pihak yang
satu terhadap kontra prestasi dari
dan kewajiban bagi para pihak.
15
6.
Perjanjian
konsensuil
dan
perjanjian real
Perjanjian
berarti sepakat, artinya asas ini
adalah asas yang pada dasarnya
konsensuil
adalah
perjanjian dan perikatan yang
perjanjian yang timbul karena
timbul karena lahirnya tercapainya
persetujuan dari para pihak saja,
titik
Perjanjian real adalah perjanjian
perkataan
yang
adanya
sudah sah apabila sudah sepakat
persetujuan dari para pihak juga
mengenai hal-hal yang pokok
adanya penyerahan nyata dari
tidak perlu sesuatu formalitas.
disamping
barang,
misalnya
perjanjian
Asas
Mengenai Asas-asas Dalam
Asas-asas penting
yang diperhatikan pada waktu
lain,
dengan
perjanjian
itu
2. Asas Kebebasan Berkontrak.
penitipan barang.
Perjanjian
kesepakatan.
ini
mengandung
pengertian bahwa setiap orang
bebas
10.) Ibid Hal. 86-88
membuat perjanjian maupun pada
mengadakan perjanjian apa saja,
waktu melaksanakan perjanjian,
baik yang sudah diatur oleh
yaitu :
Undang-undang
maupun
belum
oleh
1. Asas Konsensualisme
Asas ini dikenal sebagai
asas lainnya perjanjian. Perkataan
konsensualisme
berasal
dari
bahasa latin “Consensus” yang
diatur
yang
Undang-
undang. Hal ini termuat dalam
pasal 1338 Ayat 1 KUH Perdata.
Di dalam asas kebebasan
berkontrak
ini
memberikan
16
kebebasan
untuk
membuat
pihak
tidak
perjnjian dengan bentuk, isi dan
Undang-undang
jenis bebas untuk membuat atau
sanksi
tidak
membuat,
mengadakan
siapapun
melaksanakan
yaitu
tertentu.
adanya
asas
ini
dan
bebas
terkandung di dalam pasal 1338
perjanjian
dengan
(1) dan (2) KUH Perdata yang
juga,
bertentangan
asalkan
dengan
tidak
Undang-
undang ketertiban umum
dan
kesusilaan kepantasan.
menentukan bahwa:
a. Semua perjanjian yang dibuat
secara sah berlaku sebagai
Undang-undang bagi mereka
3. Asas Pacta Sun Servanda
yang membuatnya.
Asas ini maksudnya adalah
b. Suatu perjanjian tidak dapat
bahwa semua perjanjian yang
diterik selain dengan sepakat
dibuat
kedua belah
mengikat
secara
bagi
membuatnya
sah
berlaku
mereka
sebagai
yang
pihak, atau karena alasan-
Undng-
alasan yang oleh Undang-
undang. Jadi para pihak harus
undang dinyatakan
menghormati perjanjian tersebut
cukup untuk itu.
sebagaimana
undang-undang.
pihak
tidak
menghormati
Apabila
4. Asas Itikad Baik
para
melaksanakan
perjanjian maka akan mempunyai
akibat seperti halnya apabila para
Asas
dengan
ini
berkaitan
pelaksanaan
suatu
perjanjian Pengaturan asas ini
17
terdapat dalam pasal 1338 (3)
Merupakan
KUH Perdata yang menentukan
perjanjian pada waktu para
bahwa semua perjanjian harus
pihak melaksanakan hak
dilaksanakan dengan itikat baik
dan kewajiban yang timbul
artinya harus selesai dengan
dari suatu akibat hukum.
norma-norma, kepatutan dan
kesusilaan, serta asas ini agar
sesuai
dengan
Pada
perjanjian
waktu
harus
pelaksanaan
melaksanakan
pula
diingat
tuntutan
ketentuan pasal 1339 KUH Perdata
pengadilan.
Asas itikad baik dibedakan
menjadi dua pengertian yaitu :
a.
Itikad
Baik
dengan
yang menentukan : Bahwa suatu
perjanjian
tidak
hanya
mengikat
untuk hal-hal yang dengan tegas
pengertian Subyektif.
dinyatakan dalam perjanjian, tetapi
Merupakan
sikap
batin
seseorang
pada
saat
dimulainya
hubungan
hukum berupa perkiraanperkiraan
yang
bahwa
syarat
diperlukan
telah
dipenuhi.
b. Itikad
juga memperhatikan Undang-undang,
kebiasaan dan kepatutan.
Adapun
Perjanjian.
Perjanjian
Syarat-syarat
yang
sah
artinya perjanjian yang memenuhi
syarat yang telah ditentukan oleh
Baik
pengertian Obyektif
dengan
undang-undang, sehingga diakui oleh
18
hukum. Dalam ketentuan pasal 1320
penipuan (pasal 1321, 1322 dan
KUH Perdata menyatakan bahwa
1322 dan 1328 KUH Perdata.
syarat-syarat
sahnya
perjanjian
adalah :
2. Kecakapan untuk membuat suatu
perikatan
1. Sepakat
mereka
yang
mengikatkan dirinya
Pada
umumnya
dikatakan
orang
cakap
itu
melakukan
Dengan hanya menentukan
perbuatan hukum apabila ia sudah
sepakat saja tanpa formalitas lain
dewasa, artinya sudah mencapai
berarti bahwa perjanjian itu sudah
umur 21 tahun atau sudah kawin
mengikat
bilamana
walaupun belum 21 tahun atau
kesepakatan
sudah kawin walaupun belum 21
mengenai hal-hal yang pokok
tahun (menurut KUH Perdata
dari perjanjian itu.11) apa yang
pasal 1330).
ketentuan dalam
dikehendaki oleh pihak yang satu
pasal
KUH
dikehendaki oleh pihak yang lain.
dikatakan cakap untuk membuat
Persetujuan kehendak sifatnya
suatu perjanjian ialah :
bebas, artinya betul-betul atas
a.
kemauan sukarela pihak-pihak,
dewasa
tidak ada paksaan sama sekali
b. Mereka yang ditaruh dibawah
dari pihak manapun, juga tidak
pengampuan
ada kekhilafan dan tidak ada
c. Orang-orang perempuan yang
sudah
atau
tercapai
sah
1330
Perdata,
Orang-orang yang belum
telah
bersuami
mereka
ini
19
apabila melakukan perbuatan
3. Suatu hal suaminnya
hukum harus diwakili oleh wali
Suatu hal tertentu merupakan
mereka, dan bagi istri ada izin
pokok-pokok
dari suaminya.
meruapakan suatu prestasi yang
Sedangkan menurut pasal 47 (1)
Undang-undang No.1 tahun 1974
perlu
perjanjian,
dipenuhi
dalam
suatu
perjanjian,
merupakan
obyek
perjanjian.
Prestasi
harus
itu
tentang perkawinan menerangkan
tertentu atau sekurang-kurangnya
tentang dewasa yaitu menyatakan
bahwa anak yang belum mencapai
umur 18 tahun atau belum pernah
dapat
ditentukan
jenisnya.
Jumlahnya boleh tidak disebutkan
asal dapat diktum atau ditetapkan.
Misalnya perjanjian jual-beli beras
melangsungkan perkawinan ada
untuk harga Rp. 7.000,- dianggap
dibawah kekuasaan orangtuanya
selama
mereka
kekuasaanya.
tidak
dicabut
menurut Undang-
tidak
jelas,
sebab
tidak
ada
penjelasan tentang kualitas dan
kuantitas,
sehingga
perjanjian
dianggap tidak sah, syarat bahwa
undang ini, wanita bersuami sudah
prestasi harus tertentu atau dapat
dinyatakan
cakap
melakukan
perbuatan, jadi tidak perlu lagi
izin suaminya.
ditentukan,
gunanya
untuk
menetapkan hak dan kewajiban
kedua belah pihak, jika timbul
perselisihan dalam pelaksanaan
20
11.) Prof.Subekti,S.H.Hukum Perjanjian, hal.15
memperdulikan apa yang menjadi
perjanjian. jika prestasi itu kabur,
sebab
sehingga perjanjian itu tidak dapat
perjanjian, tetapi diperhatikan atau
dilaksanakan,
diawasi isi perjanjiannya, yang
tidak
ada
maka
obyek
dianggap
perjanjian
orang
mengadakan
menggambarkan
tujuan
yang
akibatnya tidak dipenuhi syarat ini
hendak dicapai, apakah dilarang
perjanjian batal demi hukum.
oleh undang-undang atau tidak,
4. Suatu sebab yang halal
Sebab
adalah
menyebabkan
apakah
suatu
orang
bertentangan
dengan
yang
ketertiban umum dan kesusilaan
membuat
atau tidak, Perjanjian bercausa
perjanjian, yang mendorong orang
tidak
membuat perjanjian. tetapi yang
candu,
dimaksud
causa(sebab)
rahasia negara atau perusahaan,
yang halal dalam pasal 1320 KUH
maka akibat bahwa perjanjian
Perdata itu bukanlah sebab dalam
batal demi hukum.12)
dengan
arti yang menyebabkan atau yang
mendorong
orang
membuat
perjanjian, melainkan sebab dalam
arti
perjanjian
menggambarkan
tujuan
itu,
yang
halal
misalnya
ganja,
jual-beli
membocorkan
Tentang
berakhirnya
perjanjian berakhirnya perjanjian harus
benar
dibedakan
daripada
berakhirnya
perikatan,
hendak dicapai ileh para pihak,
karena
perikatan
Undang-undang
dapat berakhir,
tidak
suatu
21
12.) Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan,
hal.96
Perjanjian dalam oleh para
pihak, Misalnya perjanjian akan
sedangkan
persetujuan
yang merupakan sumbernya masih
tetap ada.
hanya
berlaku untuk waktu tertentu.
1. Ditentukan dalam perjanjian oleh
para pihak. misalnya perjanjian
jika
semua
perikatan-
akan berlaku untuk waktu tertentu.
perikatan daripada perjanjian telah
2. Undang-undang menentukan batas
berakhir, maka perjanjiannya pun
berlakunya
akan berakhir. Dalam hal ini
Misalnya pasal 1066 (3) KUH
berakhirnya
Perdata menyatakan bahwa para
akibat
perjanjian
daripada
sebagai
berakhirnya
ahli
waris
suatu
dapat
perjanjian,
mengadakan
perikatan-perikatannya perjanjian
perjanjian untuk selama waktu
berakhir atau hapus untuk waktu
tertentu untuk tidak melakukan
selanjutnya,
kewajiban-
pemecahan harta warisan. Akan
kewajiban yang telah ada tetap
tetapi waktu perjanjian tersebut
ada.
berlakunya
jadi
Dengan
mengakhiri
pernyataan
perjanjian-perjanjian
sewa-menyewa
untuk
lima
tahun.
diakhiri,
3. Para pihak atau Undang-undang
untuk
dapat menentukan bahwa dengan
membayar uang sewa, atas sewa
terjadi peristiwa tertentu, maka
yang telah dinikmati tidak menjadi
perjanjian akan berakhir.
akan
tetapi
dapat
hanya
perikatan
berakhir karenanya.13)
22
4.
Pernyataan
menghentikan
Penyediaan uang atau tagihan-
perjanjian
tagihan
Perjanjian dapat dilakukan oleh
dipersamakan
kedua belah pihak atau oleh salah
berdasarkan persetujuan atau
satu pihak, Misalnya perjanjian
kesepakatan pinjam meminjam
kerja, perjanjian sewa-menyewa.
antara Bank dengan pihak lain
5. Perjanjian hapus karena putusan
yang
hakim
yang
dapat
dengan
mewajibkan
itu,
pihak
peminjam
untuk
6. Tujuan perjanjian telah tercapai
hutangnya
setelah
7. Dengan perjanjian para pihak
waktu tertentu dengan jumlah
(herroeeping)
masyarakat
jangka
bunga imbalan atau pembagian
hasil keuntungan.14)
B. Perjanjian Kredit
Kredit
melunasi
dalam
Indonesia
pengetahuan
diperhatikan
ketentuan
ini
pasal 1 angka 12 Undang-undang
bukan hal yang baru lagi, tapi sudah
Pokok Perbankan tahun 1998, maka
merupakan suatu yang umum didengar
didalamnya
dan
untukm
diketahui
oleh
dewasa
Jika
masyarakat.
terkandung
kewajiaban
mengembalikan
pinjaman.
Didalam pasal1 angka 12 Undang-
Menurut pengertian ekonomi, kredit
undang Pokok Perbankan No.8 tahun
merupakan penundaan pembayaran,
1998 memberikan pengertian kredit,
yaitu
yaitu :
(prestasi) yang diterima
berupa
uang
atau
barang
23
sekarng dan akan dikembalikan pada
Ukuran-ukuran yang dipakai
masa yang akan datang.
untuk
mempertimbangkan
apakah
13.) Setiawan, Pokok-pokok Hukum Perkatan, hal.68-69
suatu permohonan kredit Bank dapat
14.) Undang-undang Pokok Perbankan NO.7 tahun1992
dikabulkan atau tidak, dikenal dengan
Seseorang
yang
R.
Tjipto
adanya beberapa formulasi pertama
Adinugroho, menyatakan bahwa kredit
disebut
dengan
“The
four
credit
adalah modal yang diharapkan akan
analysis” terdiri atas :
diterima
dari
luar
pada
waktu
pada
waktu
a. Personality adalah menyangkut
mendatang,
maka
kepribadian
peminjam
(calon
mengajukan permintaan kredit pada
nasabah),
seperti
riwayat
hidup,
hakekatnya harus didasarkan pada
hobby, keadaan keluarga, dan hal-hal
suatu perencanaan.
lain
yang
berhubungan
dengan
Di dalam dunia perbankan
kepribadian calon nasabah.
terdapat
prinsip
yang
senantiasa
b. Purpose
dipegang teguh yaitu bahwa Kredit
Menyangkut tentang maksud dan
yang
dikeluarkan
harus
diterima
tujuan pemakaian kredit.
kembali sesuai dengan perjanjian.
c. Payment
“Dengan mengingat hal tersebut, maka
Adalah kemampuan calon nasabah
Bank
didalam
mempertimbangkan
untuk mengembalikan kredit
permohonan kredit harus senantiasa
d. Prospek
selektif.
Adalah harapan masa depan dari
usaha calon nasabah.15)
24
Dengan kata lain hal-hal yang
perlu
dipertimbangkan
diperhatikan
atas
/
permohonan
“The five cs of credit analysis”terdiri
dari :
1. Caracter (kepribadian, watak)
kredit adalah yang menyangkut :
Adalah kepribadian dari calon
c. Pribadi peminjam
nasabah atau debitur, ini perlu
d. Harta bendanya
sekali
e. Usahanya
mengetahui
f. Kemampuan
dan
kesanggupan
membayar
diperhatikan
apakah
untuk
ia
dapat
memenuhi kewajibannya dengan
baik.
Hal-hal
yang
dapat
kembali pinjamannya dan
diperhatikan adalah sifat debitur
hal-hal lainnya yang turut
yang meliputi perilaku sehari-hari,
mempengaruhi.
cara hidup, keadaan keluarga,
Formulasi lainnya yang juga dikenal
pergaulan dan
dalam dunia perbankan adalah “The
sebagainya.
five cs of credit analysis”
15.)
R.Tjipto
Adinugroho,
Ini sesuai dengan Undang-undang
Perkreditan, hal.64
Pokok Perbankan No.10 tahun 1998
2.
Capacity
Perbankan
Masalah
(kemampuan,
dimana dalam memberikan kredit
kesanggupan)
mempunyai keyakinan atas
Adalah kemampuan si pemohon
kemampuan dan kesanggupan debitur
untuk mengelola suatu perusahaan
untuk melunasi hutangnya sesuai
yang mana modalnya dari pihak
dengan yang diperjanjikan.
Bank.
25
3. Capital (modal,kekayaan)
tidak bergerak yang secara yuridis
Adalah modal usaha dari calon
nasabah yang telah tersedia / telah
dapat diikat sebagai jaminan.
5. Condition of economy
ada sebelum mendapatkan fasilitas
Adalah kondisi ekonomi yang
kredit.
perlu diperhatikan dimana harus
4. Collateral ( jaminan, agunan )
disesuaikan
di
Adalah agunan /jaminan yang
Disamping
diberikan oleh calon nasabah.
perdagangan serta persaingan dan
Jaminan
lingkungan calon nasabah juga
ini
bersifat
sebagai
tambahan, karena jamina utama
kredit
adalah pribadi
itu
masyarakat.
juga
keadaan
perlu diperhatikan.
calon
Dari kelima faktor tersebut
nasabah dan usahanya. Disamping
dapat disimpulan menjadi 3 faktor
itu jaminan tambahan ini juga
pokok, yaitu :
merupakan benteng terlahir bagi
a. Faktor subyektif ( modal )
keselamatan
b. Faktor obyektif yang berkenaan
kredit.
dengan
adanya jaminan, bank mendapat
dengan
kepastian
ekonomi, dan administrasi.
bahwa
kredit
yang
diberikan dapat diterima kembali
pada
saat
yang
ditentukan.
Mengenai benda jaminan dapat
berupa benda-benda bergerak dan
c.
organisasi,
modal,
Faktor yuridis yang berkenaan
dengan badan usaha penerima
kredit.
Adapun jenis – jenis kredit ,
dalam
ketentuan
Undang
–
26
Undang Pokok Perbankan No 10
Tahun
l998,
kredit
dapat
1) Kredit Investasi
Diberikan
oleh
Bank
dibedakan atas beberapa dasar
kepada nasabahnya untuk
penggolongan, yaitu :
keperluan
a.
Kredit
menurut
sifat
penggunaannya
sebagai
berikut :
Kredit
untuk
oleh
perbaikan
untuk
keperluan
penanaman
modal kerja, melainkan
Kredit ini dipergunakan
nasabah/debitur
tersebut
tidak dimaksudnya untuk
keperluan
1) Kredit konsumtif
keperluan
atau
penambahan
barang
konsumsi atau keperluan
modal beserta fasilitas-
untuk
fasilitas
memenuhi
kebutuhan hidup.
2) Kredit produktif
Kredit
ini
ditunjukan
lainnya
yang
berhubungan erat dengan
hal itu. Misalnya untuk
membangun
pabrik,
untuk keperluan produksi
gudang,
dalam arti yang luas,
membeli/mengganti
sehingga kredit ini akan
mesin-mesin
semakin
sebagainya.
meningkatkan
nilai uang atau barang.
b.
modal.
penanaman
Kredit menurut keperluannya
dan
2) Kredit eksploitasi
lain
27
Kredit eksploitasi adalah
termasuk untuk tanaman
kredit
diberikan
musiman yang berjangka
nasabah
waktu lebih dari satu
yang
kepada
para
untuk
menutup
biaya
biaya-
eksploitasi
2) Kredit jangka menengah
perusahaan secara luas,
Adalah
baik
berjangka
berupa
biaya
produksi lainnya. Kredit
sampai
investasi dan ekploitasi
tahun.
ini
pada
dimaksudkan
dasarnya
kredit
satu
dengan
tiga
3) Kredit jangka panjang
untuk
Adalah
kredit
berjangka
produktivitas, baik secara
dari tiga tahun.
maupun
kulaitatif.
Kredit
d.
Kredit
waktu
menurut
yang
lebih
cara
pemakaiannya
menurut
jangka
waktunya
1) Kredit
dengan
uang
muka/persekot penarikan
1) Kredit jangka pendek
Adalah
yang
waktu
meningkatkan
kuantitatif
c.
tahun.
kredit
kredit dilakukan
yang
Kredit
dengan
uang
berjangka pendek selama-
muka/persekot penarikan
lamanya
kredit dilakukan sekaligus
satu
tahun.
Dalam kredit ini juga
dalam
arti
maksimum
28
kredit
pada
waktu
Pemberian kredit yang
pertama,
didasarkan pada bentuk
sepenuhnya oleh nasabah
bonafiditas dan prospek
untuk uasahanya.
usaha
penarikan
2) Kredit rekening koran
Debitur
Jadi
secara
nyata
memang
menerima
seluruh kreditnya dalam
nasabah.
kelihatan.
2) Dengan jaminan
bentuk rekening koran
Diberikan
dan kepadanya diberikan
nasabah yang sanggup
blangko cheque. nasabah
menyediakan suatu benda
bebas
tertentu
atau
surat
berharga
atau
orang
penarikan
melakukan
kreditnya
kepada
sesuai
dengan
untuk
ikatan
sebagai
kebutuhannya,
namun
jaminan. Jenis kredit ini
penarikan
yang
lazim
dipakai
melampaui
batas
seluruh
Bank,
maksimum
yang
sesuai dengan ketentuan
ditetapkan
tidak
pasal 8 No.7 Tahun 1992.
diizinkan.
e. Kredit menurut jaminannya
1) Tanpa jaminan
C. Fiducia
Sebagai
oleh
karena
Jaminan
Kredit
Fiducia merupakan istilah
yang sudah lama dikenal
29
dalam bahasa
Indonesia
yang
berasal dari kata “fides” yang berarti
khusus mengatur tentang
kepercayaan. Hubungan hukum antara
hal ini,
debitur pemberi fiducia dan kreditur
Undang-Undang
yaitu Undang-undang No.
penerima fiducia merupakan suatu
42
juga
hubungan hukum yang berdasarkan
istilah
atas kepercayaan. Pemberi fiducia
tahun
1999
menggunakann
“Fidusia’.
Fiducia
“Fiduciare
Menurut asal katanya, fiducia
percaya
atau
lengkapnya
Eigendomseverdiachit”
bahwa
kreditur
penerima
fiducia mau mengembalikan hak milik
yang
telah
diserahkan
kepadanya
sering disebut Jaminan Hak Milik
setelah debitur melunasi utangnya.
Secara Kepercayaan, merupakan suatu
Kreditur juga percaya bahwa pemberi
bentuk
benda-benda
fiducia tidak akan menyalahgunakan
bergerak disamping gadai dimana
barang jaminan yang berada dalam
dasar hukumnya yurisprudensi. Pada
kekuasaan dan memeliharanya dengan
fiducia, berbeda dari gadai, yang
baik.16)
diserahkan sebagai jaminan kepada
pengertian fiducia adalah penyerahan
kreditur adalah hak milik sedang
secara kepercayaan.17)
jaminan
atas
barangnya tetapcdikuasai oleh debitur,
sehingga
yang
terjadi
penyerahan secara possesorium.
adalah
menurut
Subekti,
Selanjutnya
menyatakan
“fiduciare”
Subekti
bahwa
yang
S.H
berarti
perkataan
secara
kepercayaan yang diberikan secara
30
timbal balik oleh suatu pihak kepada
memperoleh kredit karena adanya
pihak lain bahwa apa yang keluar
kepercayaan dari Bank. Dalam fiducia,
ditampakan sebagai pemindahan milik
benda jaminan tidak diserahkan secara
16.)
nyata oleh debitur kepada kreditur,
Oey Hoey Tiong, S.H, Fiducia
Sebagai
Jaminan
Unsur-Unsur
Perikatan, hal. 21
17.)
R. Subekti, Jaminan-Jaminan untuk
Pemberian Kredit Menurut Hukum
Indonesia, hal. 76
yang diserahkan hanyalah hak milik
secara kepercayaan. benda jaminan
masih tetap dikuasi oleh debitur dan
Dalam ketentuan pasal 1 butir
debitur
masih
1 UU No. 41 tahun 1999 tentang
mempergunakan
jaminan tentang jaminan fiducia,
sehari-hari.
menyatakan bahwa
:“Fiducia
fiducia
adalah
pengalihan
jaminan
tetap
untuk
keperluan
deberikan
diberikan
bisa
sebagai
dalam
bentuk
hak kepemilikan suatu benda
perjanjian.
atas dasar kepercayaan dengan
Biasanya dalam memberikan pinjaman
ketentuan bahwa benda yang
uang, kreditur mencantumkan dalam
hak kepemilikannya dialihkan
perjanjian itu bahwa debitur harus
tersebut
menyerahkan barang-barang tertentu
tetap
dalam
penguasaan pemilik benda.”
sebagai
Seperti yang telah dijelaskan
utangnya.18)
jaminan
pelunasan
diatas, bahwa kepercayaan merupakan
Dalam ketentuan pasal 1 butir 2
syarat
Undang-Undang
utana
perkreditan.
didalam
Seorang
lalu
lintas
nasabah
Jaminan
Fiducia menyatakan bahwa :
31
“Jaminan fiducia adalah hak
masyarakat
jaminan atas benda bergerak
jaminan
baik yang berwujud maupun
untuk memenuhi usahanya sebelum
yang tidak berwujud dan benda
ada
bergerak khususnya bangunan
masyarakat
yang tidak dapat dibebani hak
hambatan-hambatan
tanggungan
memperoleh kredit dengan melalui
sebagaimana
dimaksud
dalam
Undang-
fiducia,
tersebut
lembaga
tetap
benda
digunakan
jaminan
fiducia,
merasakan
banyak
dalam
hal
lembaga gadai (pand).
Undang No. 4 tahun 1996
pemberi
menginginan
Pada lembaga gadai (pand)
sebagai
jaminan yang berupa benda bergerak
angunan uang tertentu, yang
yang berwujud maupun tidak berwujud
memberikan kedudukan yang
harus diserahkan kepada pemegang
diutamakan kepada penerima
gadai atau kreditur sebagai jaminan
Fiducia terhadap krediturnya.”
pembayaran
Pasal
Undang-Undang
pembayarannya. Hal ini disebutkan
Jaminann Fiducia menyatakan bahwa
dalam pasal 1152 ayat KUHPerdata
jaminan
dimana
8
fiducia
dapat
diberikan
bagi
kembali
kreditur
uang
merupakan
kepada kuasa atau wakil dari penerima
hambatan yang berat karena pemberi
fiducia tersebut. adapun mengenai
gadai tidak bisa mempergunakan lagi
timbulnya
benda jaminan itu. padahal benda
fiducia
dikarenakan
kebutuhan hukum masyarakat akan
tersebut
lembaga
untuk memenuhi usahanya.
jaminan
baru,
dimana
masih
merupakan
sarana
dengan
32
ketidakluwesan
debitur
melalui
menimbulkan keadaan baru dalam
undang-undang yang mengatur tentang
pengusaan secara nyata terhadap benda
gadai oleh masyarakat dianggap tidak
jaminannya
bisa memenuhi kebutuhannya.
pemberi
18.)
penyerahan
Oey Hoey Tiong, S.H., OP Cit, hal.
32
tetap
berada ditangan
jaminan
atau
demikian
apabila suatu saat pemberi gadai
disebut
“constitutum
penyerahan
Dalam hal ini tidak mustahil
debitur,
possessorium”.
Disamping
masih
melakukan sesuatu yang tidak sesuai
dibutuhkannya lembaga jaminan gadai
dengan perjanjian, sehingga dapat
(pand), perlu ada bentuk lembaga
menimbulkan kesulitan bagi pemegang
jaminan yang dimungkinkan pihak
gadai
pemberi atau debitur masih bisa
sendiri
untuk
menuntut
pembayaran utang pemberi gadai.
mempergunakan
Dengan keadaan tersebut diatas
maka pihak berusaha mencari jalan
benda
yang
dijaminkan untuk keperluan usahanya.
Mengenai
sifat
tujuan
antara
para
keluar untuk mengatasainya. adapun
perjanjian
cara
pemegang masih belum ada kesatuan
untuk
mengatasi
hambatan
fiducia
dan
tersebut yaitu dengan cara memindah
pendapat,
hak milik atas benda yang dijaminkan,
bertujuan untuk memberikan jaminan.
hal ini karena orang bebas untuk
Pada pokoknya terdapat dua perbedaan
memindahkan
pendapat.
hak
milik
yang
diperjanjian sebagai jaminan akan
meskipun
Pendapat
mengemukakan
yang
bahwa
semuanya
pertama
perjanjian
33
fiducia itu merupakan perjanjian yang
jaminan
bersifat
kepailitan.
zakelijk
kreditur
(kebedaan).
pendapat
ini
Bagi
didasarkan
tersebut
Adapun
pada
pendapat
kreditur
kedua
seperti pada sistem hukum Anglo
mengatakan bahwa perjanjian fiducia
Amerika, bahwa perjanjian fiducia
merupakan perjanjian yang bersifat
disamakan dengan perjanjian sistem
persoonlijk (perorangan) bagi kreditur
hipotik
konsekuensinya
(sekarang
diganti
hak
bila
debitur
tanggungan) sehingga kreditur hanya
wanprestasi maka kreditur dapat secara
memperoleh hak jaminan yang bersifat
bebas
kebendaan
utangnya. Pendapat ini didasarkan
memperoleh
(zakelijk)
hak
dan
tidak
eigendoms
atas
pada
menentukan
hukum
pemenuhan
Romawi
dimana
benda-benda jaminan, konsekuensinya
perjanjian
bila debitur wanprestasi maka kreditur
eigendoms.
dalam melaksanakan haknya tidak
pendapat ini sesuai dengan sistem hak
dapat melakukan kepemilikan atas
kebendaan dalam KUHPerdata, yaitu
bendanya,
sistem
melainkan
menjualnya dimuka umum.
mengambil
pelunasan
harus
fiducia melahirkan hak
Dengan
tertutup
yang
demikian
tidak
setelah
memungkinkan lagi timbul hak dalam
utangnya,
kebendaan baru, selain yang sudah
apabila ada kelebihan harus diserahkan
ditetapkan dalam undang-undang.19)
kembali kepada debitur, sedangkan
Kedua macam sifat perjanjian
apabila debitur jatuh pailit maka
tersebut mengandung ciri-ciri yang
kreditur dapat mempertahankan barang
berlainan dan menimbulkan akibat
34
hukum yang berlainan pula bagi
pembatasan
perjanjian fiducia.
pribadi.21)
19.)
Sri Soedewi Masjchun Sofwan.
Beberapa
Masalah
Pelaksanaan
Lembaga Jaminan Khususnya
Fiducia didalam Praktek dan
Pelaksanaannya di Indonesia, hal. 21
20.)
Ibid, hal. 22
yang
bahwa
perjanjian
perjanjian
bersifat
fiducia
bersifat
obligator, berarti bahwa hak pemegang
merupakan
hak
milik
mengatakan
(eigendom)
bahwa
hanya
Sedangkan yang mengatakan
fiducia
Pendapat
demi
fiducia
yang
sepenuhnya.
bersifat
meskipun hak tersebut dibatasi oleh
zakelijk berarti bahwa yang berarti
hal-hal yang ditetapkan bersama dalam
bahwa hak yang diperoleh pemegang
perjanjian,
namun
pembatasan
demi
pembatasan-
fiducia (kreditur), merupakan hak
hanya
bersifat
kebendaan (yang terbatas) sehingga
pribadi.22)
dapat dipertahankan terhadap siapapun
Sebagaimana
perjanjian
20)
juga.
jaminan
Sedangkan
pendapat
utang
lainnya,
seperti
yang
perjanjian
gadai,
hipotik,
atau
mengatakan bahwa perjanjian fiducia
tanggungan, maka perjanjian fiducia
bersifat obligator, berarti bahwa hak
juga
merupakan
suatu
perjanjian
pemegang fiducia merupakan hak
fiducia
juga
merupakan
suatu
milik (eigendom) yang sepenuhnya.
perjanjian yang accesoir (perjanjian
Meskipun hak tersebut dibatasi oleh
buntutan).
Maksudnya
adalah
hal-hal yang ditetapkan bersama dalam
perjanjian acceoir itu tidak mungkin
perjanjian,
namun
pembatasanberdiri
sendiri,
tetapi
35
mengikuti/membututi
perjanjian
perjanjian accesoir, perjanjian jaminan
lainnya yang merupakan perjanjian
fiducia, memiliki sifat sebagai berikut :
pokok. Dalam hal ini, yang merupakan
1.
perjanjian pokok adalah perjanjian
hutang
piutang.
konsekuensinya
accesoir
ini
karena
dari
adalah
itu,
2.
jika
perjanjian pokok tidak sah, atau karena
ketergantungan
terhadap
perjanjian pokok.
perjanjian
bahwa
Sifat
Keabsahannya
semata-mata
ditentukan
sah-tidaknya
oleh
perjanjian pokok.
3.
Sebagai
perjanjian
bersyarat,
sebab apa pun hilang berlakunya atau
maka hanya data dilaksanakan jika
dinyatakan tidak berlaku, maka secara
ketentuan yang disyaratkan dalam
hukum
perjanjian pokok telah atau tidak
perjanjian
fiducia
sebagai
perjanjian accesoir menjadi batal.23)
Pasal
4
terpenuhi.
Undang-Undang
Jaminan Fiducia24)
Bentuk
perjanjian
fiducia
dalam praktek disyaratkan tertulis.
Juga secara tegas menyatakan
namun tidak perlu adanya penyerahan
bahwa jaminan fiducia merupakan
nyata. Bentuk ini dimaksudkan untuk
jaminan accesoir dari suatu perjanjian
mendapatkan kepastian hukum bagi
pokok yang menimbulkan kewajiban
para pihak serta sekaligur juga sebagai
bagi para pihak untuk memenuhi suatu
alat
prestasi
ketentuan
yang berupa
memberikan
pembuktian.
sebenarnya
undang-undang
maupun
sesuatu, berbuat sesuatu, yang dapat
yuriprudensi tidak mengatur bentuk
dinilai dengan uang. sebagai suatu
perjanjian fiducia tersebut, sehingga
36
dapat saja bentuknya bebas, bisa lisan
Namun menurut kebiasaan, perjanjian
dan bisa tertulis, ini terserah pada
demikian lazim dibuat secara tertulis,
kehendak para pihak.
dituangkan dalam akta fiducia baik
Adapun
persyaratan-
persyaratan yang biasanya berlaku
dengan akta dibawah tangan maupun
akta otentik.25)
untuk sahnya penyerahan berlaku juga
Pada mulanya, fiducia dapat
bagi fiducia. menurut lazimnya syarat-
dilakukan baik atas barang bergerak
syarat tersebut adalah :
maupun barang tetap, hal mana terjadi
1.
Adanya perjanjian yang zakelijk.
pada zaman Romawi yaitu dalam
2.
Adanya titel untuk peralihan hak.
bentuk fiducia cum creditore, karena
3.
Kewenangan
pada masa itu belum dikenal hak-hak
bendanya
untuk
dari
menguasai
orang
yang
jaminan yang lain.26)
menyerahkan.
4.
Adanya
Menurut pasal 1 ayat 4, pasal
cara
tertentu
untuk
10, dan pasal 20 Undang-undang No.
penyerahkan
(yaitu
secara
42 tahun 1999 tentang Fiducia tersebut
constitutum
possessorium
bagi
benda bergerak berwujud dan
secara
cessie
untuk
adalah sebagai berikut :
a.
piutang-
dimiliki
piutang).
Dapat
Benda
tersebut
dan
harus
dapat
dialihkan
secara
hukum.
disimpulkan
bahwa
b.
Dapat atas benda berwujud
bentuk perjanjian fiducia adalah bebas
c.
Dapat juga atas benda tidak
dan tidak terikat oleh bentuk tertentu.
berwujud, termasuk piutang
37
d.
Benda bergerak
terdapat
e.
Benda tidak bergerak yang tidak
tujuan yang lainnya adalah memberi
dapat
kesempatan
f.
g.
h.
diikatkan
dengan
hak
pada
debitur.
kepada
pihak
menguasai
debitur
tanggungan
untuk
Benda yang tidak bergerak yang
menggunakan barang-barang tersebut
dapat diikatkatkan dengan hipotik
untuk kepentingan.
Dapat atas satu-satuan atau jenis
tetap
Sedangkan
Sedangkan
perlu
dan
dan
benda
pentingnya lembaga fiducia ini sebagai
Dapat juga atas lebih dari satu
lembaga
jenis atau satuan benda.
keamaan dan kepastian hukum bagi si
jaminan
adalah
demi
Pada umumnya yang dapat
pemberi kredit. Pada mulanya lembaga
menjadi obyek fiducia ialah benda-
jaminan yang ada dikenal dalam
benda bergerak, baik yang sudah ada
perundang-undangan baik yang ada
maupun yang masih akan ada. Barang-
dalam KUHPerdata maupun dalam
barang yang masih akan ada dapat juga
peraturan khusus lainnya.
menjadi obyek fiducia, jaminan.27)
Adapun
perkembangan
Jaminan gadai (pand) dan atau hipotik
masyarakat meliputi lajunya kegiatan
(sekarang
hak
dalam bidang perdagangan/perniagaan,
tanggungan pengganti hipotik dan
industri, pengangkutan, dan kegiatan-
credit-verband)
kegiatan
diganti
dengan
yaitu piutang dari kreditur atau
untuk menjamin kembali utang yang
lain
dalam
proyek
pembangunan. Dalam kegiatan yang
demikian
terutama
kegitan
38
perdagangan/perniagaan,
membutuhkan
kredit
yang
tapi
tidak
Disamping
itu
walaupun
lembaga fiducia ini sudah melembaga
mempunyai benda-benda tetap sebagai
dalam
praktek
perbankan
dan
jaminan untuk mendapatkan kredit.
masyarakat, namun tidak terlepas dari
Keuntungan bagi si debitur yaitu
cacat-cacat,
melalui fiducia kebutuhannya akan
kelemahan-kelemahan dalam praktek
kredit
pelaksanaanya
masalah-masalah
yaitu
tidak
atau
adanya
dapat tercapai. Dengan masih
pengaturan yang mengatur artinya
tetap dapat menguasai benda jaminan
bahwa perjanjian fiducia ini tidak
untuk kepercayaannya dan kebutuhan
diatur
sehari-hari.
melainkan hanya dalam perjanjian
Sedangkan
keuntungan
bagi
dalam
undang-undang,
yang dibuat oleh para pihak yang
kreditur, selain prosedur pemasangan
mengadakan perjanjian fiducia itu.
fiducia itu lebih sederhana, juga ikatan
22.)
23.)
fiducia
tidak
mensyaratkan
19
24.)
berpindahnya benda jaminan dalam
kekuasaan
kreditur.
maka
kreditur/bank tidak perlu menyediakan
tempat
khusus
bagi
penyimpanan
benda-benda jaminan tersebut.
Ibid, hal. 23
Munir fuady, Jaminan Fiducia, hal.
Undang-Undang No. 42 Tahun
1999 tentang Jaminan Fiducia
25.)
Sri Soedewi Masjchun, Beberapa
Masalah Pelaksanaan Lembaga
Jaminan
Khususnya
Fiducia
didalam
Praktek dan Pelaksanaanya di
Indonesia, hal. 27
26.)
Oey Hoey Tiong, S.H. Fiducia
Sebagai
Jaminan
Unsur-Unsur
Perikatan, hal. 58
27.)
Sri Soedewi Masjchun Sofyan, Hak
Jaminan atas Tanah,
39
Sehingga
apabila
timbul
menciptakan ketentuan sendiri secara
sesuatu masalah dikemudian hari,
menyimpang dari pasal-pasal hukum
misalnya
perjanjian.
debitur
cidera
janji
sedangkan masalah itu tidak diatur
D. Pelaksanaan Pemberian Kredit
dalam perjanjian yang dibuat oleh
Dengan Jaminan Fiducia
mereka, maka yang menjadi persoalan
Didalam
adalah ketentuan atau peraturan mana
permohonan
yang
Pembangunan
akan
diterapkan
menyelesaikan
masalah
untuk
pengajuan
kredit
pada
Bank
ini
pada
Derah
tersebut.
prinsipnya mengandung asas hukum
Sebagaimana diketahui bahwa hukum
perdata yaitu adanya asas kesepakatan
perjanjian yang diatur dalam buku III
di antara para pihak, yakni debitur dan
KUHPerdata
sistem
pihak BANK sendiri.
hukum
Apabila
menganut
“terbuka”.
Artinya
perjanjian
memberikan
kebebasan
mengajukan permohonan kredit pada
seluas-luasnya
kepada
Bank Pembangunan Daerah, makan
mengadakan
terlebih dahulu harus memnuhi syarat-
perjanjian yang berisi dan bermacam
syarat yang telah ditentukan oleh pihak
apa
yang
masyarakat
saja,
ketertiban
bahwa
untuk
asal
umum
seseorang
tidak
melanggar
Bank Prmbangunan Daerah. Ada 5
dan
kesusilaan
tahapan
yang
berkenaan
umum, maka mereka dalam hal ini
permohonan kredit, yaitu :
pihak yang mengadakan perjanjian
1.
diperbolehkan
hendak
membuat
atau
Pengajuan Kredit
dengan
40
Calon peminjam/nasabah kredit
ijin-ijin usaha, dan foto copy
mengutarakan
BPKB/kuitansi (untuk jaminan
maksudnya
meminta kredit
tambahan)
dengan mengajukan permohonan ke
Setelah itu formulir permohonan
Bank Pembangunan Daerah. Formulir
kredit
permohonan tersebut telah disediakan
diteruskan ke bagian kredit untuk
oleh pihak BANK. Dalam formulir
diperiksa.
tersebut tercantum antara lain :
2.
a. Nama nasabah
b. Alamat
nasabah
yang
telah
diisi
akan
Penilaian Kredit
Penilaian kredit akan dilakukan
/
tempat
oleh pihak BANK Samarinda
nasabah tersebut menjalankan
dalam tahap ini BANK tetap
usahanya.
memeriksa
c. Besarnya kredit yang diminta,
jangka
waktu
kredit
dan
apa
seperti yang telah dikemukakan
terdahulu yakni :
tersebut dipergunakan
a. Character
b. Capacity
diserahkan
c. Capital
dengan melampirkan foto copy
d. Condition of economics
KTP
e. Collateral
suami-istri
pemohon,
disebut
dengan The C’s credit analisys,
keterangan untuk apa kredit
d. Bentuk jaminan yang akan
yang
surat nikah, foto copy surat
Dalam tahap ini Bank melakukan
tanah (sertifikat), foto copy
analisa
terhadap
permohonan
41
kredit dari debitur/nasabah. salah
3.
Pengambilan keputusan
satu dari kelima macam analisa di
Dalam tahap ini pimpinan BANK
atas adalah berkenaan dengan
Samarinda
jaminannya (collateral).
salah
hasil pemeriksanaan oleh petugas
satu dari lembaga kredit adalah
BANK tahap penilaian yang telah
lembaga fiducia. Fiducia ini bagi
maju.
pihak BANK Samarinda dalam
menyetujui,
pertimbangan
kreditnya
kreditnya
mempertimbangkan
Apabila
pimpinan
permohonan
dapat
diterima.
disyaratkan menyerahkan berupa
kemudian pihak debitur diberikan
sertifikat dari barang yang akan
besarnya
dijadikan jaminan sebagai jaminan
diterimanya serta bunga yang
pokok. Sehingga jaminan lain
harus dibayar.
berupa barang bergerak (misal:
pengembalian kredit dan biaya-
mobil,
sebagai
biaya lain seperti pembuatanakte
yang
notaris harus di tanggung debitur.
mesin)
jaminan
diperlukan
hanya
tambahan
apabila
kreditur
Apabila
kredit
yang
dapat
jangka waktu
debitur
diharuskan
merasakan masih ada yang kurang
menandatangani akte persetujuan
dalam pemenuhan kreditnya maka
membuka kredit yang telah dibuat
ia
oleh pihak BANK Samarinda
dapat
meminta
jaminan
tambahan berupa barang bergerak
dalam bentuk formulir.
(mobil,sepeda,motor
jaminan pada umumnya telah
lain).
dan
lain-
disediakan
berbagai
untuk
bentuk
42
formulir menurut jenisnya. Setelah
ditentukan
menurut
jenisnya,
para
pihak,
tempat
tinggal dan pekerjaan pemohon
kemudian diperinci
kredit.
Untuk jaminan pada umumnya
Pimpinan
telah disediakan berbagai bentuk
untuk dan atas nama bank dan
formulir menurut jenisnya. Setelah
selanjutnya
ditentukan
pihak pertama. pihak kedua
menurut
jenisnya,
kemudian diperinci secara lengkap
adalah
barang-barang
mengajukan
apa
saja
yang
diserahkan sebagai jaminan harga
taksiran dan tempat penyimpanan
4.
a. Nama
dapat
bertindak
disebut
debitur
dengan
yang
permohonan
kredit.
b. Besarnya kredit, bunga dan
barang.
biaya-biaya lainnya.
Realisai
Besarnya bunga seperti yang
Tahap
realisasi
tahapan
akhir
merupakan
bila
mengajukan
debitur
kredit. Untuk biaya meliputi
permohonan
biaya provisi biaya akta notaris
kreditnya. Dalam tahap ini BANK
dan
debitur
telah
tertuang dalam akta perjanjian
menyetujui
dan lain-lain.
c. Jangka waktu kredit
perjanjian membuka kredit. Akta
Jangka waktu kredit di BANK
perjanjian membuka kredit. akta
Samarinda adalah 1 tahun, 3
perjanjian
tahun atau sesuai kesepakatan
membuka
tersebut berisi :
kredit
antara kreditur dan debitur.
43
d. Pihak
debitur
memberikan
diharuskan
memberikan kedudukan yang
keterangan-
kuat kepada pihak BANK.
keterangan perusahaan kepada
apabila
bank pada setiap akhir bulan.
membuka kredit tersebut telah
apabila pemohon kredit itu
ditandatangani
adalah
belah pihak, maka pemberian
perorangan
pada
akta
perjanjian
oleh
kedua
dasarnya sama, dimana juga
kredit
harus
terealisasi/dilaksanakan.
melaporkan
keadaan/perkembangan
5.
Pengawasan
usahanya setiap akhir bulan.
a.
Pengawasan
e. Untuk
menjamin
pelunasan
Pihak
dapat
Bank
dalam
hal
ini
hutang dari debitur tersebut
melakukan pengawasan pada dua
maka diharuskan debitur untuk
bidang :
menuliskan
akan
1.
Terhadap penggunaan kredit.
terarah jaminan secara baik
2.
Terhadap barang jaminan.
tanggungan maupun fiducia.
Pengawasan
f. Juga
perjanjian
disebutkan
pemberian
kuasa
pada
penggunaan
tentang
kreditdilakukan untuk mencegah
mutlak
hal-hal yang nantinya merugikan
kepada kreditur /pihak BANK
pihak bank.
disamping itu juga
dari debitur atas harga benda
untuk menjaga kelancaran dari
yang dijaminkan tersebut tanpa
kredit yang diberikan oleh bank
bisa dicabut kembali, sehingga
terhadap
debitur.
tahap
44
pengawasan ini dilakukan kepada
musnahnya
semua nasabahnya dan merupakan
tersebut. Apabila terjadi hal yang
langkah
bagi
demikian maka pihak asuransi
penyalahgunaan
yang menjamin pelunasi kredit
preventif
kemungkinan
fasilitas kredit pleh nasabah atau
debitur.
sedangkan pengawasan
benda
jaminan
tersebut.
b.
Pembinaan
terhadap barang jaminan oleh
Agar perusahaan tersebut makin
pihak Bank Pembangunan Derah
berkembang maju dan kredit yang
terbagi dalam dua pengawasan,
diberikan dipergunakan dengan
yaitu
semestinya oleh debitur, maka
pengawasan
aktif
dan
pengawasan pasif. Pengawasan
bank
harus
memberikan
aktif dilakukan secara langsung
pembenaan
akan dapat mengetahui segala
kepada
masalah yang timbul dan dihadapi
Pembinaan oleh bank terhadap
oleh debitur. di samping dengan
pihak debitur sebagai nasabah,
cara ini, bank juga mewajibkan
antara lain berupa :
debitur untuk mengasuransikan
1. Pembinaan administrasi
dan
debitur
pengarahan
tersebut.
dan
benda jaminan tersebut. asuransi
keuangan, berupa penyelesaian
disini
yaitu
asuransi
analisa dan surat-surat dari
resiko
yang
mungkin
akibat
kebakaran
menyebabkan
rusak
terhadap
timbul,
nasabah,
juga
diskusi
yang
permasalahan yang dihadapi
atau
nasabah.
45
2. Memberikan informasi kepada
nasabah
mengenai
keadaan
tidak
dapat
memenuhi
prestasinya/tidak
dapat
usaha nasabahnya, misalnya
mengembalikan
yang menyangkut pemasaran
menimbulkan tunggangan atau yang
dan
hasil
disebut dengan kredit macet (debitur
belum
dalam keadaan berhenti total dari
penanganan
produksi
sisa
yang
dipasarkan.
sehingga
pembayaran angsuran beserta bunga
3. Mengadakan
hubungan
kredit).
koordinasi dengan departemen
atau
kreditnya
instansi
atau
dalam
Hambatan bagi debitur/nasabah
dalam pengembalian banyak
pembinaan proyek-proyek yang
dipengaruhi faktor-faktor yang
dibiayai dengan kredit.
terdapat di dalam (faktor internal) dan
di luar pribadi debitur (faktor
BAB III HASIL
PENELITIAN
DAN PEMBAHASANNYA
A. Faktor-faktor Penyebab Kredit
eksternal).
1.
Faktor yang bersifat internal
Faktor ini dapat dilihat dalam
berbagai segi, misalnya :
Macet
Terjadinya wanprestasi yang
a. Penyalahgunaan kredit
dilakukan oleh pihak debitur akan
Penyalahgunaan kredit tidak
menghambat
sebagaimana
lancarnya
pekreditan
mestinya
dalam
oleh
pada pihak bank. Akhirnya bank telah
debitur
mengelola
menetapkan bahwa debitur tersebut
usahanya. Hal ini dapat dilihat
46
adanya hak penggunaan kredit
2.
Barang/benda sulit dilacak,
yang tidak dipakai sebagai dana
karena
untuk
bergerak
mengembangkan
usahanya,
melainkan
dipergunakan untuk keperluan
konsumtif.
Pengaruh
ini
3.
sifatnya
Barang/benda
dapat
terkadang
sudah diperjualbelikan.
c. Kesulitan keuangan
dihadapi oleh pihak bank dalam
Kesulitan yang diderita oleh
memberikan kredit.
debitur ini disebabkan karena
b. Karakter yang tidak baik
pihak
debitur
Ini merupakan watak/pribadi
menjalankan
dari
tidaklah
debitur
tersebut
yang
dalam
perusahaan
memnuhi
menang tidak baik. Sehingga
keseimbangan
debitur
dapat
pendapatan dan pengeluaran,
kreditnya.
sehingga debitur tidak mampu
tidak
mengembalikan
antara
Misalnya :
mengangsur
kredit
1.
Debitur yang tidak bisa
ditambah dengan bunga yang
meneruskan pengembalian
masih belum terbayar untuk
kredit (nasabah tersebut
selanjutnya
pernah mengangsur kredit
dalam hal ini tidak akan bisa
tapi belum lunas)
berbuat
pihak
apa-apa
dan
debitur
dalam
mengatasi kesulitan keuangan
tersebut.
47
2.
Faktor yang bersifat eksternal
telah
bahwa
bank
dijelaskan
keadaan yang terjadi di luar
mengadakan pengawasan yang cukup
jangkauan
ketat terhadap kredit tersebut berjalan
kemampuan
bukan
dengan lancar dan baik. Akan tetapi
kelemahan
apabila upaya-upaya tersebut diatas
perusahaan
dilakukan oleh pihak bank masih saja
debitur itu sendiri. faktor inilah
belum dapat diatasi dengan baik dalam
yang disebutkan dengan keadaan
arti terjadi kelalaian pada debitur
memaksa
sehingga mengakibatkan kredit macet,
berasal
dan
diatas
yang
Faktor ini dapat berasal dari
nasabah/debitur,
dari
pribadi/manajemen
B.
Sebagaimana
(overmacht)
yang
timbulnya secara tiba-tiba dan
maka
sulit untuk dianalisa. keadaan
memberikan
overmacht adalah tidak dapat
alternatif. Untuk mengetahui debitur
dipenuhinya prestasi oleh debitur
yang wanprestasi maka pihak bank
karena terjadi suatu peristiwa yang
pembangunan
bukan karena kesalahannya dan
surat
peristiwa itu tidak dapat diketahui
selanjutnya memberikan teguran atau
dan diduga sebelumnya.
surat peringatan yang pertama, apabila
Tindakan
Terhadap
Fiducia
Hukum
Barang
Pada
Kredit Macet.
Saat
bank
pembangunan
daerah
langkah-langkah
daerah
penagihan.
memberikan
lalu
langkah
Bank
sampai pada teguran ketiga debitur
Jaminan
tidak menanggapi surat teguran itu,
Terjadi
maka bank pembangunan daerah dapat
menklasifikasikan
debitur
tersebut
48
dalam golongan yang wanprestasi.
6 bulan, apabila dalam waktu tersebut
untuk itu klasifikasi kredit dilihat dari
tidak dapat menyelesaikan
kelancaran
bank akan mengambil langkah lanjut,
usahanya
dapat
barulah
misalnya mencairkan barang – barang
dikatagorikan sebagai berikut :
1. Kredit lancar , yaitu kredit yang
jaminan mengajukan perkaranya ke
perjalanannya lancar atau memuaskan
badan hukum atau lembaga yang telah
artinya segala kewajiban ( bunga atau
ditunjuk.
angsuran utang pokok diselesaikan
4. Kredit dalam perhatian khusus.
oleh nasabah secara baik ).
5. Kredit Macet, sebagai kelanjutan dari
2. Kredit tidak lancar, yaitu kredit selama
usaha
penyelesaian
atau
3 atau 6 bulan dalam hal ini mutasinya
pengklasifikasian kembali kredit yang
–
tidak lancar dan usaha itu tidak
tidak
lancar,
pembayaran
pembayaran bunga tidak baik dan juga
berhasil
barulah
kredit
tersebut
angsungran
dikatagorikan ke dalam kredit macet.
utang pokoknya.
dari keterangan diatas yang termasuk
3. Kredit diragukan, yaitu kredit yang
dalam kredit bermasalah adalah kredit
btidak lancar dan telah jauh sampai
tidak lancar, kredit diragukan, kredit
pada jatuh tempo belum dapat juga
dalam perhatian khusus
diselesaikan
macet.
oleh
nasabah
yang
pihak
BANK
dan kredit
bersangkutan. Bank akan memberikan
Setelah
Samarinda
kesempatan kepada nasabah untuk
mengklasifikasikan
berusaha menyelesaikan selama 3 atau
mengalami kemacetan maka untuk
kredit
yang
49
selanjutnya dilakukan tindakan hukum
barang,
mengakhiri
atau
dalam mengatasi kredit macet tersebut.
mencegah
timbulnya
suatu
Tindakan hukum yang dilakukan oleh
perkara”.
pihak BANK Samarinda adalah :
Perjanjian
ini
1) Perdamaian
melainkan
jika
2) Penagih melalui saluran hukum
tertulis. Terlihat disini bahwa
tidaklah
mufah
dibuat
secara
bentuk perdamaian itu dianjurkan
1. Perdamaian
Pada proses perdamaian ini
secara
pihak BANK maish menaruh
formil, sehingga sah bagi kedua
kepercayaan pada debitur untuk
belah pihak dan tidak akan timbul
dpat mengembalikan krditnya
suatu perkara nantinya.
beserta
2. Penagihan melalui saluran
bunganya
debitur
masih
melanjutkan
nantinya
karena
usahanya
membayar
ingin
dan
tertulis
yang
bersifat
hukum
Untuk
dapat
mengatasi
kredit
pengembalian kredit yang macet
untuk
dari debitur, salah satu jalan
perdamaian diatur dalam pasal
adalah penagihan melalui saluran
1851 KUHPerdata yaitu :
hukum.
tersebut dengan lunas.
“Perdamaian
adalah
badan-badan
atau
suatu
lembaga yang dapat menangani
perjanjian dengan mana kedua
penyelesaian kredit macet melalui
belah pihak dengan menyerahkan,
saluran hukum sesuai yang diatur
menyajikan atau menahan suatu
dalam surat Keputusan Menteri
50
Keuangan
RI
293/KMK.09/1993
tanggal
No.
debitur. Di mana meliputi sisa
27
pokok kredit tambahan bungan
Februari 1993 adalah :
atau
denda
dan
biaya-biaya
Menyerahkan penyelesaian kredit
BUPLN serta biaya lainnya.
kepada Badan Urusan Piutang dan
Lelang Negara (BUPLN). Karena
BAB IV P E N U T U P
pada dasarnya dilakukan melalui
A. Kesimpulan
BUPLN sesuai yang diatur dalam
Setelah
SK Menteri Keuangan RI tersebut
pembahasan
di atas adalah kredit bermasalah
dalam bab-bab sebelumnya, maka
yang tidak memungkinkan lagi
sebagai akhir dari penulisan skripsi ini
untuk diselesaikan secara damai
penulis
oleh
telah
kesimpulan dari masalah yang telah
digolongkan dalam kolektibilitas
dibahas untuk diberikan gambaran
macet
Bank
yang ringkas mengenai Permasalahan
26/22/KEP/DIR
Hukum Tentang Perjanjian Kredit
dan No. 26/4/BPPP tanggal 29
Antara Nasabah Dengan Bank Dalam
Mei 1993 (PAKMEI 1993), yaitu :
Praktek.
Telah 21 bulan sejak kolektibilitas
dapat penulis sajikan adalah sebagai
kredit digunakan atau 24 bulan
berikut :
sejak
1. Faktor-faktor yang menyebabkan
pihak
bank
sesuai
Indonesia
No.
jatuh
dan
ketentuan
tempo.
Jumlah
kewajiban yang harus dibayar
dari
melalui
akan
beberapa
memberikan
uraian
suatu
adapun kesimpulan yang
kredit macet, dipengaruhi oleh :
51
a) Faktor yang bersifat intertnal,
1) Penyelesaian kredit kepada
yaitu :
BUPLN (Badan Urusan
1) Penyalahgunaan kredit
Piutang Lelang Negara)
2) Rendahnya
tingkat
2) Mengajukan
pendidikan
permohonan
kepada Pengadilan Negeri
3) Karakter yang tidak baik
untuk
4) Kesulitan keuangan
penyitaan.
b) Faktor yang bersifat eksternal,
mengadakan
B. Saran-saran
yaitu yang berasal dari keadaan
Sebagai
yang terjadi diluar jangkauan
penulisan skripsi ini penulis juga
kemampuan dari debitur atau
hendak menyampaikan beberapa saran,
keadaan
yang kiranya dapat dipakai sebagai
yang
memaksa
bahan
perekonomian
mengadakan perbaikan dan juga yang
tidak
stabil.
2. Pihak
Bank
dalam
dari
(overmacht) seperti keadaan
yang
pertimbangan
akhir
usaha
mungkin bermanfaat bagi masyarakat
Samarinda
dalam
pada umumnya.
adapun saran-saran
mengatasi kredit macet melakukan
yang perlu kiranya penulis sampaikan
upaya, antara lain :
adalah sebagai berikut :
a) Perdamaian
1. Dalam
b) Penagihan melalui jalur hukum
pemberian
kredit
hendaknya
pihak
BANK
Samarinda
tidak
hanya
menekankan pada besarnya nilai
52
jaminan, tetapi yang harus juga
Abdulkadir
Muhammad,
1990,
Hukum
Perikatan.
perkembangan kredit dan untuk
Cipta
Aditya
menghindari
Bandung.
dilihat
adalah
prospek
timbulnya
kredit
Abdulkadir
macet.
2. Untuk mencegah timbulnya kredit
macet
maka
pihak
BANK
Perjanjian
Bakti,
Muhammad,
Baku
PT.
Dalam
1992,
Praktek
Perusahaan Perdagangan, PT. Cipta
Samarinda :
Aditya Bakti, Bandung.
a. Mengambil langkah yang tepat
Gunawan Wijaya, 2000, Jaminan
dalam menganalisa kredit
Fiducia,
b. Megambil langkah yang tepat
dalam memutuskan pemberian
kredit
mengambil
pemeriksaan dilapangan yang
tepat
dan
membuat
cara
pengikatan jaminan yang benar.
Perjanjian
Kredit
Bank,
Alumni, Bandung.
Meliala A. Qirom Syamsudin, 1985,
Pokok-pokok
Hukum
Perikatan
Beserta Pengembangannya, Liberty,
Yogyakarta.
Munir
DAFTAR PUSTAKA
Grafida
Mariam Darus Badruszaman, 1983,
langkah
dokumen,
Raja
Persada, Jakarta.
preventif, seperti memeriksa
perlengkapan
PT.
Fuady,
2003,
Jaminan
Fiducia,PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung.
53
Oey Hoey Tiong, SH, 1978. Fiducia
Sebagai
Jaminan
Unsur-Unsur
Perikatan,Ghalia Indonesia, Jakarta.
Download