1 TINDAKAN HUKUM BANK SEBAGAI PEMBIAYA TERHADAP JAMINAN FIDUCIA PADA SAAT TERJADINYA KREDIT MACET Indro Agus Mulyawan Fakultas Hukum Jurusan Ilmu Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia ABSTRAK Faktor-faktor yang menyebabkan kredit macet, dipengaruhi oleh : Faktor yang bersifat intertnal, yaitu :Penyalahgunaan kredit; Rendahnya tingkat pendidikan; Karakter yang tidak baik; Kesulitan keuangan. Faktor yang bersifat eksternal, yaitu yang berasal dari keadaan yang terjadi diluar jangkauan kemampuan dari debitur atau keadaan yang memaksa (overmacht) seperti keadaan perekonomian yang tidak stabil. Pihak Bank di Samarinda dalam mengatasi kredit macet melakukan upaya, antara lain : Perdamaian; Penagihan melalui jalur hukum. Penyelesaian kredit kepada BUPLN (Badan Urusan Piutang Lelang Negara); Mengajukan permohonan kepada Pengadilan Negeri untuk mengadakan penyitaan. BAB I PENDAHULUAN yang berdasarkan pada Pancasila dan A. Alasan Pemilihan Judul UUD 1945. Di dalam negara yang sedang Kebijaksanaan tersebut salah membangunan seperti Indonesia ini, satunya adalah peningkatan taraf hidup pemerintah telah banyak memberikan masyarakat dengan jalan pemberian kebijaksanaan di segala bidang dalam kredt modal kerja. diharapkan dengan rangka mencapai suatu cita-cita negara bantu kredit tersebut, penerima kredit 2 dengan leluasa menjalankan usahanya. prosedur Disamping itu juga, pemberian kredit meengakibatkan diberikan untuk membantu pengusaha enggan untuk meengajukannya. kecil yang perekonomiannya masih dalam taraf pertumbuhan yang Apabila berbelit-belit debitur terjadi akan menjadi wanprestasi, dan maka pihak kredit bank untuk menarik pemberian kredit tersebut dilakukan benda jaminan dari kekuasaan debitur, dengan tertentu. Pihak kreditur harus menjual benda diantaranya harus ada agunan atau jaminan di muka umum. Kemudian jaminan. memperhitungkan syarat-syarat piutangnya. Setiap pemberian kredit sudah kredittur mempunyai hak mengesekusi pasti dengan perjanjian dan juga dan melelang benda jaminan bagi adanya jaminan. Salah satu lembaga pembayaran pelunasan utang debitur jaminan yang kenal adalah “Fiducia “ dan pemerintahpun kebijaksanaan menerapkan perkreditan Fiducia lahir karena adanya kebutuhan dalam praktek. Pemberian melalui bantuan kredit dengan jaminan fiducia milik ini pada dasarnya bertujuan untuk pemerintah maupun milik swasta, yang membantu masyarakat dalam masalah memberikan kredit dengan bungan pendanaan. hal ini dikaitkan dengan rendah usaha masyarakat untuk memajukan lembaga-lembaga dan keuangan, kemudahan-kemudahan lainnya jadi, prosedur yang diterapkan dalam memperoleh kredit tersebut haruslah mudah dan cepat dimana usaha yang sedang dijalani. Dalam TAP MPR No.IV/MPR/1978 Garis-garis Besar 3 Haluan Negara dalam Bab IV Pola pemerintah atau swasta, tetapi Umum Pelita Ketiga Huruf D angka 22 pada menyatakan antara lain. dilakukan oleh siapapun yang “Demikian pula perlu prinsipnya mempunyai dapat kemampuan dilanjutkan program-program untuk itu, melalui perjanjian yang memberi kesempatan utang piutang antara kreditur lebih pemberi banyak kepada pengusaha-pengusaha pinjaman disatu kecil pihak dan debitur penerima dan golongan ekonomi lemah pinjaman dilain pihak. Setelah untuk terjadinya perjnjian itu maka memperluas meningkatkan antara lain dan usahanya dengan jalan kreditur mempunyai kewajiban untuk memperkuat pemodalan”.1) menyerahkan Dari kata-kata memperkuat diperjanjikan kepada debitur permodalan itu dapat dan berhak untuk menerima dismpulkan bahwa yang kembali uang itu dari debitur dimaksud adalah pemberian pada waktunya sedang debitur kredit atau pinjaman. mempunyai 1.) Oey Hoey Tiong fiducia Sebagai Jaminan Unsur- uang hak yang dan kewajiban yang merupakan unsur Perikatan, hal.7 kebalikan pemberian kredit tidak saja dapat dilakukan oleh bank dari hak kewajiban kreditur.2) dan 4 Dalam pasal 1131 Kitab benda tersebut kepada pihak Undang-undang Hukum Perdata (KUH kreditur. akhirnya, muncullah Perdata) menentukan bahwa semua bentuk kebendaan seseorang secara umum 2.) Ibid, halaman.8 menjadi jaminan bagi perikatannya, benda tersebut tidak beralih akan tetapi jaminan secara umum dari debitur kepada kreditur. menjadi jaminan bagi perikatannya. inilah yang disebut jaminan Jaminan secara umum ini kadang- fiducia.3) kadang menyebabkan seorang kreditur Fiducia merupakan istilah yang hanya sudah memperoleh sebagian dari lama dikenal Indonesia. dalam uangnya saja oleh karena jaminan bahasa Undang- secara umum ini undang No.42 tahun 1999, berlaku bagi semua kreditur. fiducia ini disebut juga dengan jaminan seperti ini dinamakan istilah “Penyerahan Hak Milik jaminan kebendaan, yang dapat Secara Kepercayaan”. berbentuk gadai,hipotik atau Dalam pun itu, umum wajib mempunyai keyakinan suatu atas kemampuan dan kesanggupan yang debitur untuk melunasi hutangnya fiducia. dibutuhkan bentuk karena adanya jaminanhutang obyeknya masih tergolong sesuai memberikan yang telah kredit, bank diperjanjikan.4) benda bergerak tetapi tanpa Sedangkan dalam penjelasan pasal 8 menyerahkan kekuasaan atas Undang-undang No.7 Tahun 1992 Jo. 5 undang-undang No.10 tahun 1998 sedangkan disebutkan bahwa untuk memperoleh barang-barang itu tetap pada keyakinan tersebut memberikan kredit, debitus bank harus melakukan penilaian yang Possesorium), cermat dan seksama terhadap watak, penguasaan fisik (Constitutum 3.) Munir Fuady, Jaminan Fiducia, hal.2 4.) Undang-undang No.7 Tahun 1992,Jo Undang-undang kemampuan, modal, agunan, dan No.10 Tahun 1998 Pasal 8 dengan syarat bahwa bilamana prospek usaha dari debitur. debitur melunasi hutangnya, Seperti selama ini kita ketahui maka kreditur harus fiducia adalah penyerahan hak milik mengembalikan hak milik atas secara kepercayaan dari kreditur barang-barang itu kepada kepada debitur. penyerahan hak milik debitur “.5) cecara kepercayaan dalam fiducia ini Dengan adanya pemberian lazim disebut juga dengan penyerahan kredit seperti ini pihak bank juga “Constitutum Possesorium” mengharapkan pengembalian kredit (penyerahan dengan melanjutkan yang telah diberikan tersebut dengan penguasaannya). bunga yang telah ditetapkan pula. Seperti dikemukakan oleh Oey Namun HoeyTiong, pada prakteknya tudaklah S.H.mengatakan semuanya dapat berjalan lancar, sebab bahwa : “konstruksi fiducia banyak kredit yang mengalami adalah penyerahan hak milik penunggakan. dengan pengembalian kredit kata lain atas barang-barang kepunyaan debitur kepada kreditur yang telah 6 diberikan oleh bank mengalami dari cacat-cacat, masalah-masalah atau hambatan atau disebut “ problem kelemahan-kelemahan dalam praktek loan”. Berdasarkan pasal 24 Undang- pelaksanaannya, yaitu tidak adanya undang pokok perbankan dinyatakan pengaturan yang mengatur. Artinya bahwa” bahwa perjanjian fiducia Bank memberikan umum kredit dilarang tanpa adanya jaminan”. 5.) Oey Hoey Tiong,S.H.fiducia Sebagai Jaminan Unsur- Unsur Perikatan, hal.8 Bentuk lembaga jaminan dibuat oleh para pihak yang sebagian besar mempunyai ciri-ciri mengadakan perjanjian fiducia itu. internasional, dikenal hampir disemua B. negara Masalah. dan modern perundang-undangan bersifat Perumusan dan Pembatasan menunjangi Dalam uraian tersebut diatas perkembangan ekonomi dan perkrditan maka penulis merumuskan masalahnya serta memenuhi kebutuhan masyarakat yang diteliti yaitu sebagai berikut : akan fasilitas modal. Adanya lembaga a. Faktor-faktor apa yang menjadi jaminan ini demi keamanan modal dan penyebab kredit macet pada Bank kepastian hukum bagi si pemberi di Samarinda? modal. b. Bagaimana penyelesaian terhadap Disamping walaupun barang jaminan fiducia pada saat lembaga fiducia sudah melembaga terjadi kredit macet oleh Bank di dalam Samarinda? praktek itu, perbankan dan dimasyarakat, namun tidak terlepas 7 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Dilaksanakan di Bank Samarinda Adapun tujuan dan maksud dari 2. Teknik Pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut : Teknik pengambilan sampel, 1. Tujuan obyektif untuk mengetahui : penulis menggunakan metode a. Pelaksanaan pemberian kredit random dengan jaminan fiducia pada bank Kaltim. b. Masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan sampling, yaitu menentukan sampel secara acak populasi yang dari berjumlah besar, sulit dihitung pemberian dan dihubungi dalam waktu kredit dengan jaminan fiducia yang singkat dengan cara yang pada Bank di Samarinda. sederhana. 2. Tujuan subyektif untuk 3. Responden. memperoleh data Responden dalam penelitian ini lengkap dalam rangka menyusun adalah pejabat atau karyawan skripsi Bank di Samarinda. sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. D. Metode Penelitian 1. Penentuan Lokasi Penelitian 4. Teknik Pengambilan Data yuridis penelitian nomatif, Suatu dengan mempelajari berbagai bahan bahan hukum yang meliputi : 8 a. Bahan hukum primer yaitu Kitab Undang-undang Hukum Perdata. b. Bahan sekunder yaitu meliputi buku-buku yangberkaitan dengan penelitian. c. Yuridis tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak hukum hukum Melakukan tetap muka dan berhubungan yang dengan masalah yang diteliti. 5. Pengolahan dan Analisa Data. Setelah data yang ada Sosiologis terkumpul kemudian data yang (Empiris), Suatu penelitian ada tersebut diseleksi baik yang yang meneliti, diperoleh dari kepustakaan atau mengambil peristiwa yang yang diperoleh dari penelitian sebenarnya menjadi sumber lapangan, maka kemudian akan penelitian. dianalisa cara d. Daftar Mengajukan dengan Pertanyaan kuantitatif dengan cara data pertanyaan tersebut diseleksi dan disusun secara tertulis kepada pihak- secara pihak disimpulkan yang diskripsi berhubungan sistematis serta untuk dengan masalah yang diteliti mendapatkan gambaran dari dan jawaban atas permasalahan. kembali. e. Wawancar mengumpulkan E. Sistematika Penulisan. 9 Di dalam sistematika pembahasan akan diuraikan dalam BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA bab perbab adalah : Pada bab ini akan diuraikan oleh penulis tentang : Faktor-faktor BAB I PENDAHUAN Berisi tentang gambaran umum penyebab kredit macet, Tindakan yang meliputi alasan pemilihan hukum bank pembangunan daerah judul, terhadap barang jaminan fiducia latar belakang masalah, beberapa permasalahan merupakan topik utama yang dalam pada saat terjadi kredit macet. BAB IV PENUTUP pembahasan, tujuan dan manfaat Bab ini berisi mengenai penelitian, metode penelitian, dan kesimpulan dari pokok bahasan sistematika penulisan. masalah dan saran-saran yang BAB II KERANGKA kesempurnaan TEORITIS Di dalam mengemukakan mengenai diajukan pula demi perbaikan dan bab beberapa Pengertian ini hal perjanjian, kredit, Pelaksanaan pemecahan masalah diatas. BAB II KERANGKA TEORITIS A. Pengertian Perjanjian Pengertian kredit, Fiducia sebagai jaminan dari Menurut ketentuan pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum pemberian kredit dengan jaminan Perdata (KUH Perdata) menyatakan fiducia. bahwa perjanjian adalah suatu 10 perbuatan dengan mana satu orang perjanjian ada dua pihak yang atau lebih mengikatkan dirinya setuju terhadap satu orang lain atau lebih.6) sesuatu, 7) Perjanjian merupkan pengertian yang sehingga konkrit yaitu perbuatan. bahwa Sri Soedewi Masjehoen adalah melakukan dapat dikatakan keduanya telah melakukan kata sepakat Sofwan. Menyatakan bahwa perjanjian untuk Pada umumnya perjanjian tidak suatu terikat kepada suatu bentuk tertentu, perbuatan hukum dimana dapat secara tertulis atau tidak tertulis. seseorang atau lebih Maka sifatnya sebagai alat pembuktian mengikatkan dirinya terhadap jika seorang lain atau lebih. beberapa Sedangkan Subekti menyatakan bahwa perjanjian terjadi perselisihan. perjanjian Untuk tertentu menentukan 6.) Prof R. Subekti,S.H.dan R, Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata hal.338 adalah suatu peristiwa dimana 7.) Meliala A. Qirom Syamsudin, Pokok-pokok Hukum seorang Perjanjian beserta Perkembangannya, hal.1 berjanji kepada seorang lain atau dimana dua jika orang itu saling berjanji untuk beberapa melaksanakan hal. menentukan bentuk tertentu, sehingga menyatakan bahwa bentuk tertulis tidak semata-mata, perjanjian disebut juga merupakan alat pembuktian saja tetapi persetujuan, karena dalam subekti sesuatu terjadi perselisihan. perjanjian Untuk tertentu 11 merupakan syarat untuk adanya perjanjian. menyatakan Suatu perjanjian dapat terdiri dari tida bagian yaitu ; 1. Essentialia, perjanjian yang bagian mutlak perjnjian adalah suatu persetujuan dengan mengikatkan diri untuk harus melaksanakan suatu hal dalama ada,tanpa bagian ini tak mungkin lapangan harta kekayaan. dari ada perjanjian. definisi tersebut diatas, secara dalam jual-beli jelas terdapat konsesus antara essentalia itu ialah barang dan para pihak-pihak yang satu setuju hanya dalam jaminan kebendaan dan pihak yang lainnya juga setuju untuk suatu peminjaman uang untuk essentalianya walaupun pelaksanaan itu datang adalah jumlah pinjaman (uang) dan barang. Naturalia, adalah bagian dari perjanjian 3. bahwa mana dua orang atau lebih saling merupakan Misalnya, 2. Abdul Kadir Muhammad yang oleh undang- melaksanakan sesuatu, dari satu pihak, misalnya dalam pemberian hibah atau hadiah. 8.) Subekti, Hukum Perjanjian hal.8 undang diatur sebagai peraturan Abdul tambahan. menyatakan bahwa unsur-unsur Aksidentalia, ialah bagian dari perjnjian perjanjian yang tidak diatur oleh berikut ;9) Kadir Muhammad adalah Undang-undang tetapi oleh para 1. Adanya pihak-pihak. pihak sendiri.8) 2. Adanya persetujuan sebagai 12 3. Adanya tujuan yang akan dicapai dengan disetujuinya oleh para pihak 4. tentang Adanya prestasi yang akan syarat-syarat dan obyek dilaksanakan perjanjian 5. Bentuknya tertentu persetujuan. Persetujuan ini adalah 6. Ada syarat-syarat tertentu sebagai salah satu syarat sahnya perjanjian isi perjanjian itu maka timbullah 3. Adanya tujuan yang akan dicapai 9.) Oey Hoey Tiong Fiducia sebagai Jaminan Unsur- 1. Ada pihak-pihak unsur Perikatan, hal.30 Pihak-pihak disebut subyek perjanjian, yang bida berupa manusia Tujuan mengadakan pribadi atau badan hukum. subyek perjanjian perjanjian ini harus mampu atau memenuhi wenang melakukan pihak, kebutuhan mana hanya perbuatan adalah untuk kebutuhan hukum seperti yang ditetapkan dalam dipenuhi Undang-undang. perjanjian dengan pihak lain. 2. Adanya persetujuan Persetujuan tetap, bukan Tujuan disini sedang tidak boleh bertentangan dengan ketertiban berunding. umum, kesusilaan dan tidak tindakan pendahuluan untuk menuju adanya persetujuan, persetujuan itu dengan itu mengadakan bersifat perundingan itu adalah tindakan- ditunjukkan jika para penerimaan tanpa syarat atas suatu tawaran. dilarang oleh undang-undang. 4. Adanya prestasi yang akan dilaksanakan Dengan persetujuan maka adanya timbullah 13 kewajiban untuk melaksanakan prestasi, harus 5. sehingga dipenuhi para prestasi 6. Adanya syarat-syarat tertentu sebagai isi perjanjian. pihak Syarat-syarat sesuai dengan syarat-syarat. ini Bentuknya tertentu perjanjian, karena dari syarat- Bentuk sebenarnya tertentu sebagai isi ini perlu syarat itulah dapat diketahui ditentukan karena ada hak dan kewajiban pihak-pihak ketentuan undang-undang, syarat-syarat ini biasanya hanya dengan bentuk tertentu terdiri dari syarat pokok yang sesuai perjanjian mempunyai akan kekuatan dan kewajiban pembuktian. Bentuk tertentu itu mengenai biasanya mengikat menimbulkan hak dan pokok, misalnya barang, harganya, merupakan akta. dan juga syarat pelengkap atau Perjanjian itu dapat dibuat tambahan, misalnya mengenai secara lisan artinya dengan cara kata-kata yang jelas, dengan penyerahannya, dan lain-lain. maksud Adapun dan tujuan yang pembayarannya, Macam-macam dipahami oleh para pihak itu Perjanjian. sudah cukup, kecuali jika para Abdul pihak menghendaki dibuat secara tertulis. supaya menyatakan cara Kadir Muhammad perjanjian dapat dibedakan dalam berbagai jenis :10) 14 1. Perjanjian timbal perjanjian balik sepihak dan pihak lainnya, yang mana antara Perjanjian kedua timbal balik adalah perjanjian yang prestasi adalah adanya hubungan menurut hukum. memberikan hak dan kewajiban 4. kepada pihak. tidak bernama Misalnya jual-beli, tukar-menukar, Perjanjian sewa-menyewa. Perjanjian sepihak perjanjian yang mempunyai nama adalah sendiri kedua 2. perjanjian belah yang memberikan Perjanjian bernama dan perjanjian sebagai bernama yang adalah dikelompokan perjajian-perjanjian kewajiban pada salah satu pihak khusus, misalnya jual-beli, sewa- dan hak kepada pihak lainnya. menyewa. 3. Perjanjian percuma dan perjanjian dengan alas hak membebaninya. bernama yang Perjanjian Perjanjian adalah 5. Perjanjian kebendaan dan perjanjian obligatoir hanya Perjanjian pada salah satu keuntungan kebendaan adalah saja. perjanjia yang dimaksudkan untuk misalnya perjanjian pinjam pakai. menyerahkan benda. Perjanjian Perjanjian dengan alas hak yang obligatoir adalah perjanjian yang membebani sejak adanya perjanjian timbul hak adalah pihak tidak terbatas. percuma adalah perjanjian yang memberikan yang tidak perjanjian dimana prestasi dari pihak yang satu terhadap kontra prestasi dari dan kewajiban bagi para pihak. 15 6. Perjanjian konsensuil dan perjanjian real Perjanjian berarti sepakat, artinya asas ini adalah asas yang pada dasarnya konsensuil adalah perjanjian dan perikatan yang perjanjian yang timbul karena timbul karena lahirnya tercapainya persetujuan dari para pihak saja, titik Perjanjian real adalah perjanjian perkataan yang adanya sudah sah apabila sudah sepakat persetujuan dari para pihak juga mengenai hal-hal yang pokok adanya penyerahan nyata dari tidak perlu sesuatu formalitas. disamping barang, misalnya perjanjian Asas Mengenai Asas-asas Dalam Asas-asas penting yang diperhatikan pada waktu lain, dengan perjanjian itu 2. Asas Kebebasan Berkontrak. penitipan barang. Perjanjian kesepakatan. ini mengandung pengertian bahwa setiap orang bebas 10.) Ibid Hal. 86-88 membuat perjanjian maupun pada mengadakan perjanjian apa saja, waktu melaksanakan perjanjian, baik yang sudah diatur oleh yaitu : Undang-undang maupun belum oleh 1. Asas Konsensualisme Asas ini dikenal sebagai asas lainnya perjanjian. Perkataan konsensualisme berasal dari bahasa latin “Consensus” yang diatur yang Undang- undang. Hal ini termuat dalam pasal 1338 Ayat 1 KUH Perdata. Di dalam asas kebebasan berkontrak ini memberikan 16 kebebasan untuk membuat pihak tidak perjnjian dengan bentuk, isi dan Undang-undang jenis bebas untuk membuat atau sanksi tidak membuat, mengadakan siapapun melaksanakan yaitu tertentu. adanya asas ini dan bebas terkandung di dalam pasal 1338 perjanjian dengan (1) dan (2) KUH Perdata yang juga, bertentangan asalkan dengan tidak Undang- undang ketertiban umum dan kesusilaan kepantasan. menentukan bahwa: a. Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-undang bagi mereka 3. Asas Pacta Sun Servanda yang membuatnya. Asas ini maksudnya adalah b. Suatu perjanjian tidak dapat bahwa semua perjanjian yang diterik selain dengan sepakat dibuat kedua belah mengikat secara bagi membuatnya sah berlaku mereka sebagai yang pihak, atau karena alasan- Undng- alasan yang oleh Undang- undang. Jadi para pihak harus undang dinyatakan menghormati perjanjian tersebut cukup untuk itu. sebagaimana undang-undang. pihak tidak menghormati Apabila 4. Asas Itikad Baik para melaksanakan perjanjian maka akan mempunyai akibat seperti halnya apabila para Asas dengan ini berkaitan pelaksanaan suatu perjanjian Pengaturan asas ini 17 terdapat dalam pasal 1338 (3) Merupakan KUH Perdata yang menentukan perjanjian pada waktu para bahwa semua perjanjian harus pihak melaksanakan hak dilaksanakan dengan itikat baik dan kewajiban yang timbul artinya harus selesai dengan dari suatu akibat hukum. norma-norma, kepatutan dan kesusilaan, serta asas ini agar sesuai dengan Pada perjanjian waktu harus pelaksanaan melaksanakan pula diingat tuntutan ketentuan pasal 1339 KUH Perdata pengadilan. Asas itikad baik dibedakan menjadi dua pengertian yaitu : a. Itikad Baik dengan yang menentukan : Bahwa suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas pengertian Subyektif. dinyatakan dalam perjanjian, tetapi Merupakan sikap batin seseorang pada saat dimulainya hubungan hukum berupa perkiraanperkiraan yang bahwa syarat diperlukan telah dipenuhi. b. Itikad juga memperhatikan Undang-undang, kebiasaan dan kepatutan. Adapun Perjanjian. Perjanjian Syarat-syarat yang sah artinya perjanjian yang memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh Baik pengertian Obyektif dengan undang-undang, sehingga diakui oleh 18 hukum. Dalam ketentuan pasal 1320 penipuan (pasal 1321, 1322 dan KUH Perdata menyatakan bahwa 1322 dan 1328 KUH Perdata. syarat-syarat sahnya perjanjian adalah : 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya Pada umumnya dikatakan orang cakap itu melakukan Dengan hanya menentukan perbuatan hukum apabila ia sudah sepakat saja tanpa formalitas lain dewasa, artinya sudah mencapai berarti bahwa perjanjian itu sudah umur 21 tahun atau sudah kawin mengikat bilamana walaupun belum 21 tahun atau kesepakatan sudah kawin walaupun belum 21 mengenai hal-hal yang pokok tahun (menurut KUH Perdata dari perjanjian itu.11) apa yang pasal 1330). ketentuan dalam dikehendaki oleh pihak yang satu pasal KUH dikehendaki oleh pihak yang lain. dikatakan cakap untuk membuat Persetujuan kehendak sifatnya suatu perjanjian ialah : bebas, artinya betul-betul atas a. kemauan sukarela pihak-pihak, dewasa tidak ada paksaan sama sekali b. Mereka yang ditaruh dibawah dari pihak manapun, juga tidak pengampuan ada kekhilafan dan tidak ada c. Orang-orang perempuan yang sudah atau tercapai sah 1330 Perdata, Orang-orang yang belum telah bersuami mereka ini 19 apabila melakukan perbuatan 3. Suatu hal suaminnya hukum harus diwakili oleh wali Suatu hal tertentu merupakan mereka, dan bagi istri ada izin pokok-pokok dari suaminya. meruapakan suatu prestasi yang Sedangkan menurut pasal 47 (1) Undang-undang No.1 tahun 1974 perlu perjanjian, dipenuhi dalam suatu perjanjian, merupakan obyek perjanjian. Prestasi harus itu tentang perkawinan menerangkan tertentu atau sekurang-kurangnya tentang dewasa yaitu menyatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah dapat ditentukan jenisnya. Jumlahnya boleh tidak disebutkan asal dapat diktum atau ditetapkan. Misalnya perjanjian jual-beli beras melangsungkan perkawinan ada untuk harga Rp. 7.000,- dianggap dibawah kekuasaan orangtuanya selama mereka kekuasaanya. tidak dicabut menurut Undang- tidak jelas, sebab tidak ada penjelasan tentang kualitas dan kuantitas, sehingga perjanjian dianggap tidak sah, syarat bahwa undang ini, wanita bersuami sudah prestasi harus tertentu atau dapat dinyatakan cakap melakukan perbuatan, jadi tidak perlu lagi izin suaminya. ditentukan, gunanya untuk menetapkan hak dan kewajiban kedua belah pihak, jika timbul perselisihan dalam pelaksanaan 20 11.) Prof.Subekti,S.H.Hukum Perjanjian, hal.15 memperdulikan apa yang menjadi perjanjian. jika prestasi itu kabur, sebab sehingga perjanjian itu tidak dapat perjanjian, tetapi diperhatikan atau dilaksanakan, diawasi isi perjanjiannya, yang tidak ada maka obyek dianggap perjanjian orang mengadakan menggambarkan tujuan yang akibatnya tidak dipenuhi syarat ini hendak dicapai, apakah dilarang perjanjian batal demi hukum. oleh undang-undang atau tidak, 4. Suatu sebab yang halal Sebab adalah menyebabkan apakah suatu orang bertentangan dengan yang ketertiban umum dan kesusilaan membuat atau tidak, Perjanjian bercausa perjanjian, yang mendorong orang tidak membuat perjanjian. tetapi yang candu, dimaksud causa(sebab) rahasia negara atau perusahaan, yang halal dalam pasal 1320 KUH maka akibat bahwa perjanjian Perdata itu bukanlah sebab dalam batal demi hukum.12) dengan arti yang menyebabkan atau yang mendorong orang membuat perjanjian, melainkan sebab dalam arti perjanjian menggambarkan tujuan itu, yang halal misalnya ganja, jual-beli membocorkan Tentang berakhirnya perjanjian berakhirnya perjanjian harus benar dibedakan daripada berakhirnya perikatan, hendak dicapai ileh para pihak, karena perikatan Undang-undang dapat berakhir, tidak suatu 21 12.) Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, hal.96 Perjanjian dalam oleh para pihak, Misalnya perjanjian akan sedangkan persetujuan yang merupakan sumbernya masih tetap ada. hanya berlaku untuk waktu tertentu. 1. Ditentukan dalam perjanjian oleh para pihak. misalnya perjanjian jika semua perikatan- akan berlaku untuk waktu tertentu. perikatan daripada perjanjian telah 2. Undang-undang menentukan batas berakhir, maka perjanjiannya pun berlakunya akan berakhir. Dalam hal ini Misalnya pasal 1066 (3) KUH berakhirnya Perdata menyatakan bahwa para akibat perjanjian daripada sebagai berakhirnya ahli waris suatu dapat perjanjian, mengadakan perikatan-perikatannya perjanjian perjanjian untuk selama waktu berakhir atau hapus untuk waktu tertentu untuk tidak melakukan selanjutnya, kewajiban- pemecahan harta warisan. Akan kewajiban yang telah ada tetap tetapi waktu perjanjian tersebut ada. berlakunya jadi Dengan mengakhiri pernyataan perjanjian-perjanjian sewa-menyewa untuk lima tahun. diakhiri, 3. Para pihak atau Undang-undang untuk dapat menentukan bahwa dengan membayar uang sewa, atas sewa terjadi peristiwa tertentu, maka yang telah dinikmati tidak menjadi perjanjian akan berakhir. akan tetapi dapat hanya perikatan berakhir karenanya.13) 22 4. Pernyataan menghentikan Penyediaan uang atau tagihan- perjanjian tagihan Perjanjian dapat dilakukan oleh dipersamakan kedua belah pihak atau oleh salah berdasarkan persetujuan atau satu pihak, Misalnya perjanjian kesepakatan pinjam meminjam kerja, perjanjian sewa-menyewa. antara Bank dengan pihak lain 5. Perjanjian hapus karena putusan yang hakim yang dapat dengan mewajibkan itu, pihak peminjam untuk 6. Tujuan perjanjian telah tercapai hutangnya setelah 7. Dengan perjanjian para pihak waktu tertentu dengan jumlah (herroeeping) masyarakat jangka bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.14) B. Perjanjian Kredit Kredit melunasi dalam Indonesia pengetahuan diperhatikan ketentuan ini pasal 1 angka 12 Undang-undang bukan hal yang baru lagi, tapi sudah Pokok Perbankan tahun 1998, maka merupakan suatu yang umum didengar didalamnya dan untukm diketahui oleh dewasa Jika masyarakat. terkandung kewajiaban mengembalikan pinjaman. Didalam pasal1 angka 12 Undang- Menurut pengertian ekonomi, kredit undang Pokok Perbankan No.8 tahun merupakan penundaan pembayaran, 1998 memberikan pengertian kredit, yaitu yaitu : (prestasi) yang diterima berupa uang atau barang 23 sekarng dan akan dikembalikan pada Ukuran-ukuran yang dipakai masa yang akan datang. untuk mempertimbangkan apakah 13.) Setiawan, Pokok-pokok Hukum Perkatan, hal.68-69 suatu permohonan kredit Bank dapat 14.) Undang-undang Pokok Perbankan NO.7 tahun1992 dikabulkan atau tidak, dikenal dengan Seseorang yang R. Tjipto adanya beberapa formulasi pertama Adinugroho, menyatakan bahwa kredit disebut dengan “The four credit adalah modal yang diharapkan akan analysis” terdiri atas : diterima dari luar pada waktu pada waktu a. Personality adalah menyangkut mendatang, maka kepribadian peminjam (calon mengajukan permintaan kredit pada nasabah), seperti riwayat hidup, hakekatnya harus didasarkan pada hobby, keadaan keluarga, dan hal-hal suatu perencanaan. lain yang berhubungan dengan Di dalam dunia perbankan kepribadian calon nasabah. terdapat prinsip yang senantiasa b. Purpose dipegang teguh yaitu bahwa Kredit Menyangkut tentang maksud dan yang dikeluarkan harus diterima tujuan pemakaian kredit. kembali sesuai dengan perjanjian. c. Payment “Dengan mengingat hal tersebut, maka Adalah kemampuan calon nasabah Bank didalam mempertimbangkan untuk mengembalikan kredit permohonan kredit harus senantiasa d. Prospek selektif. Adalah harapan masa depan dari usaha calon nasabah.15) 24 Dengan kata lain hal-hal yang perlu dipertimbangkan diperhatikan atas / permohonan “The five cs of credit analysis”terdiri dari : 1. Caracter (kepribadian, watak) kredit adalah yang menyangkut : Adalah kepribadian dari calon c. Pribadi peminjam nasabah atau debitur, ini perlu d. Harta bendanya sekali e. Usahanya mengetahui f. Kemampuan dan kesanggupan membayar diperhatikan apakah untuk ia dapat memenuhi kewajibannya dengan baik. Hal-hal yang dapat kembali pinjamannya dan diperhatikan adalah sifat debitur hal-hal lainnya yang turut yang meliputi perilaku sehari-hari, mempengaruhi. cara hidup, keadaan keluarga, Formulasi lainnya yang juga dikenal pergaulan dan dalam dunia perbankan adalah “The sebagainya. five cs of credit analysis” 15.) R.Tjipto Adinugroho, Ini sesuai dengan Undang-undang Perkreditan, hal.64 Pokok Perbankan No.10 tahun 1998 2. Capacity Perbankan Masalah (kemampuan, dimana dalam memberikan kredit kesanggupan) mempunyai keyakinan atas Adalah kemampuan si pemohon kemampuan dan kesanggupan debitur untuk mengelola suatu perusahaan untuk melunasi hutangnya sesuai yang mana modalnya dari pihak dengan yang diperjanjikan. Bank. 25 3. Capital (modal,kekayaan) tidak bergerak yang secara yuridis Adalah modal usaha dari calon nasabah yang telah tersedia / telah dapat diikat sebagai jaminan. 5. Condition of economy ada sebelum mendapatkan fasilitas Adalah kondisi ekonomi yang kredit. perlu diperhatikan dimana harus 4. Collateral ( jaminan, agunan ) disesuaikan di Adalah agunan /jaminan yang Disamping diberikan oleh calon nasabah. perdagangan serta persaingan dan Jaminan lingkungan calon nasabah juga ini bersifat sebagai tambahan, karena jamina utama kredit adalah pribadi itu masyarakat. juga keadaan perlu diperhatikan. calon Dari kelima faktor tersebut nasabah dan usahanya. Disamping dapat disimpulan menjadi 3 faktor itu jaminan tambahan ini juga pokok, yaitu : merupakan benteng terlahir bagi a. Faktor subyektif ( modal ) keselamatan b. Faktor obyektif yang berkenaan kredit. dengan adanya jaminan, bank mendapat dengan kepastian ekonomi, dan administrasi. bahwa kredit yang diberikan dapat diterima kembali pada saat yang ditentukan. Mengenai benda jaminan dapat berupa benda-benda bergerak dan c. organisasi, modal, Faktor yuridis yang berkenaan dengan badan usaha penerima kredit. Adapun jenis – jenis kredit , dalam ketentuan Undang – 26 Undang Pokok Perbankan No 10 Tahun l998, kredit dapat 1) Kredit Investasi Diberikan oleh Bank dibedakan atas beberapa dasar kepada nasabahnya untuk penggolongan, yaitu : keperluan a. Kredit menurut sifat penggunaannya sebagai berikut : Kredit untuk oleh perbaikan untuk keperluan penanaman modal kerja, melainkan Kredit ini dipergunakan nasabah/debitur tersebut tidak dimaksudnya untuk keperluan 1) Kredit konsumtif keperluan atau penambahan barang konsumsi atau keperluan modal beserta fasilitas- untuk fasilitas memenuhi kebutuhan hidup. 2) Kredit produktif Kredit ini ditunjukan lainnya yang berhubungan erat dengan hal itu. Misalnya untuk membangun pabrik, untuk keperluan produksi gudang, dalam arti yang luas, membeli/mengganti sehingga kredit ini akan mesin-mesin semakin sebagainya. meningkatkan nilai uang atau barang. b. modal. penanaman Kredit menurut keperluannya dan 2) Kredit eksploitasi lain 27 Kredit eksploitasi adalah termasuk untuk tanaman kredit diberikan musiman yang berjangka nasabah waktu lebih dari satu yang kepada para untuk menutup biaya biaya- eksploitasi 2) Kredit jangka menengah perusahaan secara luas, Adalah baik berjangka berupa biaya produksi lainnya. Kredit sampai investasi dan ekploitasi tahun. ini pada dimaksudkan dasarnya kredit satu dengan tiga 3) Kredit jangka panjang untuk Adalah kredit berjangka produktivitas, baik secara dari tiga tahun. maupun kulaitatif. Kredit d. Kredit waktu menurut yang lebih cara pemakaiannya menurut jangka waktunya 1) Kredit dengan uang muka/persekot penarikan 1) Kredit jangka pendek Adalah yang waktu meningkatkan kuantitatif c. tahun. kredit kredit dilakukan yang Kredit dengan uang berjangka pendek selama- muka/persekot penarikan lamanya kredit dilakukan sekaligus satu tahun. Dalam kredit ini juga dalam arti maksimum 28 kredit pada waktu Pemberian kredit yang pertama, didasarkan pada bentuk sepenuhnya oleh nasabah bonafiditas dan prospek untuk uasahanya. usaha penarikan 2) Kredit rekening koran Debitur Jadi secara nyata memang menerima seluruh kreditnya dalam nasabah. kelihatan. 2) Dengan jaminan bentuk rekening koran Diberikan dan kepadanya diberikan nasabah yang sanggup blangko cheque. nasabah menyediakan suatu benda bebas tertentu atau surat berharga atau orang penarikan melakukan kreditnya kepada sesuai dengan untuk ikatan sebagai kebutuhannya, namun jaminan. Jenis kredit ini penarikan yang lazim dipakai melampaui batas seluruh Bank, maksimum yang sesuai dengan ketentuan ditetapkan tidak pasal 8 No.7 Tahun 1992. diizinkan. e. Kredit menurut jaminannya 1) Tanpa jaminan C. Fiducia Sebagai oleh karena Jaminan Kredit Fiducia merupakan istilah yang sudah lama dikenal 29 dalam bahasa Indonesia yang berasal dari kata “fides” yang berarti khusus mengatur tentang kepercayaan. Hubungan hukum antara hal ini, debitur pemberi fiducia dan kreditur Undang-Undang yaitu Undang-undang No. penerima fiducia merupakan suatu 42 juga hubungan hukum yang berdasarkan istilah atas kepercayaan. Pemberi fiducia tahun 1999 menggunakann “Fidusia’. Fiducia “Fiduciare Menurut asal katanya, fiducia percaya atau lengkapnya Eigendomseverdiachit” bahwa kreditur penerima fiducia mau mengembalikan hak milik yang telah diserahkan kepadanya sering disebut Jaminan Hak Milik setelah debitur melunasi utangnya. Secara Kepercayaan, merupakan suatu Kreditur juga percaya bahwa pemberi bentuk benda-benda fiducia tidak akan menyalahgunakan bergerak disamping gadai dimana barang jaminan yang berada dalam dasar hukumnya yurisprudensi. Pada kekuasaan dan memeliharanya dengan fiducia, berbeda dari gadai, yang baik.16) diserahkan sebagai jaminan kepada pengertian fiducia adalah penyerahan kreditur adalah hak milik sedang secara kepercayaan.17) jaminan atas barangnya tetapcdikuasai oleh debitur, sehingga yang terjadi penyerahan secara possesorium. adalah menurut Subekti, Selanjutnya menyatakan “fiduciare” Subekti bahwa yang S.H berarti perkataan secara kepercayaan yang diberikan secara 30 timbal balik oleh suatu pihak kepada memperoleh kredit karena adanya pihak lain bahwa apa yang keluar kepercayaan dari Bank. Dalam fiducia, ditampakan sebagai pemindahan milik benda jaminan tidak diserahkan secara 16.) nyata oleh debitur kepada kreditur, Oey Hoey Tiong, S.H, Fiducia Sebagai Jaminan Unsur-Unsur Perikatan, hal. 21 17.) R. Subekti, Jaminan-Jaminan untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, hal. 76 yang diserahkan hanyalah hak milik secara kepercayaan. benda jaminan masih tetap dikuasi oleh debitur dan Dalam ketentuan pasal 1 butir debitur masih 1 UU No. 41 tahun 1999 tentang mempergunakan jaminan tentang jaminan fiducia, sehari-hari. menyatakan bahwa :“Fiducia fiducia adalah pengalihan jaminan tetap untuk keperluan deberikan diberikan bisa sebagai dalam bentuk hak kepemilikan suatu benda perjanjian. atas dasar kepercayaan dengan Biasanya dalam memberikan pinjaman ketentuan bahwa benda yang uang, kreditur mencantumkan dalam hak kepemilikannya dialihkan perjanjian itu bahwa debitur harus tersebut menyerahkan barang-barang tertentu tetap dalam penguasaan pemilik benda.” sebagai Seperti yang telah dijelaskan utangnya.18) jaminan pelunasan diatas, bahwa kepercayaan merupakan Dalam ketentuan pasal 1 butir 2 syarat Undang-Undang utana perkreditan. didalam Seorang lalu lintas nasabah Jaminan Fiducia menyatakan bahwa : 31 “Jaminan fiducia adalah hak masyarakat jaminan atas benda bergerak jaminan baik yang berwujud maupun untuk memenuhi usahanya sebelum yang tidak berwujud dan benda ada bergerak khususnya bangunan masyarakat yang tidak dapat dibebani hak hambatan-hambatan tanggungan memperoleh kredit dengan melalui sebagaimana dimaksud dalam Undang- fiducia, tersebut lembaga tetap benda digunakan jaminan fiducia, merasakan banyak dalam hal lembaga gadai (pand). Undang No. 4 tahun 1996 pemberi menginginan Pada lembaga gadai (pand) sebagai jaminan yang berupa benda bergerak angunan uang tertentu, yang yang berwujud maupun tidak berwujud memberikan kedudukan yang harus diserahkan kepada pemegang diutamakan kepada penerima gadai atau kreditur sebagai jaminan Fiducia terhadap krediturnya.” pembayaran Pasal Undang-Undang pembayarannya. Hal ini disebutkan Jaminann Fiducia menyatakan bahwa dalam pasal 1152 ayat KUHPerdata jaminan dimana 8 fiducia dapat diberikan bagi kembali kreditur uang merupakan kepada kuasa atau wakil dari penerima hambatan yang berat karena pemberi fiducia tersebut. adapun mengenai gadai tidak bisa mempergunakan lagi timbulnya benda jaminan itu. padahal benda fiducia dikarenakan kebutuhan hukum masyarakat akan tersebut lembaga untuk memenuhi usahanya. jaminan baru, dimana masih merupakan sarana dengan 32 ketidakluwesan debitur melalui menimbulkan keadaan baru dalam undang-undang yang mengatur tentang pengusaan secara nyata terhadap benda gadai oleh masyarakat dianggap tidak jaminannya bisa memenuhi kebutuhannya. pemberi 18.) penyerahan Oey Hoey Tiong, S.H., OP Cit, hal. 32 tetap berada ditangan jaminan atau demikian apabila suatu saat pemberi gadai disebut “constitutum penyerahan Dalam hal ini tidak mustahil debitur, possessorium”. Disamping masih melakukan sesuatu yang tidak sesuai dibutuhkannya lembaga jaminan gadai dengan perjanjian, sehingga dapat (pand), perlu ada bentuk lembaga menimbulkan kesulitan bagi pemegang jaminan yang dimungkinkan pihak gadai pemberi atau debitur masih bisa sendiri untuk menuntut pembayaran utang pemberi gadai. mempergunakan Dengan keadaan tersebut diatas maka pihak berusaha mencari jalan benda yang dijaminkan untuk keperluan usahanya. Mengenai sifat tujuan antara para keluar untuk mengatasainya. adapun perjanjian cara pemegang masih belum ada kesatuan untuk mengatasi hambatan fiducia dan tersebut yaitu dengan cara memindah pendapat, hak milik atas benda yang dijaminkan, bertujuan untuk memberikan jaminan. hal ini karena orang bebas untuk Pada pokoknya terdapat dua perbedaan memindahkan pendapat. hak milik yang diperjanjian sebagai jaminan akan meskipun Pendapat mengemukakan yang bahwa semuanya pertama perjanjian 33 fiducia itu merupakan perjanjian yang jaminan bersifat kepailitan. zakelijk kreditur (kebedaan). pendapat ini Bagi didasarkan tersebut Adapun pada pendapat kreditur kedua seperti pada sistem hukum Anglo mengatakan bahwa perjanjian fiducia Amerika, bahwa perjanjian fiducia merupakan perjanjian yang bersifat disamakan dengan perjanjian sistem persoonlijk (perorangan) bagi kreditur hipotik konsekuensinya (sekarang diganti hak bila debitur tanggungan) sehingga kreditur hanya wanprestasi maka kreditur dapat secara memperoleh hak jaminan yang bersifat bebas kebendaan utangnya. Pendapat ini didasarkan memperoleh (zakelijk) hak dan tidak eigendoms atas pada menentukan hukum pemenuhan Romawi dimana benda-benda jaminan, konsekuensinya perjanjian bila debitur wanprestasi maka kreditur eigendoms. dalam melaksanakan haknya tidak pendapat ini sesuai dengan sistem hak dapat melakukan kepemilikan atas kebendaan dalam KUHPerdata, yaitu bendanya, sistem melainkan menjualnya dimuka umum. mengambil pelunasan harus fiducia melahirkan hak Dengan tertutup yang demikian tidak setelah memungkinkan lagi timbul hak dalam utangnya, kebendaan baru, selain yang sudah apabila ada kelebihan harus diserahkan ditetapkan dalam undang-undang.19) kembali kepada debitur, sedangkan Kedua macam sifat perjanjian apabila debitur jatuh pailit maka tersebut mengandung ciri-ciri yang kreditur dapat mempertahankan barang berlainan dan menimbulkan akibat 34 hukum yang berlainan pula bagi pembatasan perjanjian fiducia. pribadi.21) 19.) Sri Soedewi Masjchun Sofwan. Beberapa Masalah Pelaksanaan Lembaga Jaminan Khususnya Fiducia didalam Praktek dan Pelaksanaannya di Indonesia, hal. 21 20.) Ibid, hal. 22 yang bahwa perjanjian perjanjian bersifat fiducia bersifat obligator, berarti bahwa hak pemegang merupakan hak milik mengatakan (eigendom) bahwa hanya Sedangkan yang mengatakan fiducia Pendapat demi fiducia yang sepenuhnya. bersifat meskipun hak tersebut dibatasi oleh zakelijk berarti bahwa yang berarti hal-hal yang ditetapkan bersama dalam bahwa hak yang diperoleh pemegang perjanjian, namun pembatasan demi pembatasan- fiducia (kreditur), merupakan hak hanya bersifat kebendaan (yang terbatas) sehingga pribadi.22) dapat dipertahankan terhadap siapapun Sebagaimana perjanjian 20) juga. jaminan Sedangkan pendapat utang lainnya, seperti yang perjanjian gadai, hipotik, atau mengatakan bahwa perjanjian fiducia tanggungan, maka perjanjian fiducia bersifat obligator, berarti bahwa hak juga merupakan suatu perjanjian pemegang fiducia merupakan hak fiducia juga merupakan suatu milik (eigendom) yang sepenuhnya. perjanjian yang accesoir (perjanjian Meskipun hak tersebut dibatasi oleh buntutan). Maksudnya adalah hal-hal yang ditetapkan bersama dalam perjanjian acceoir itu tidak mungkin perjanjian, namun pembatasanberdiri sendiri, tetapi 35 mengikuti/membututi perjanjian perjanjian accesoir, perjanjian jaminan lainnya yang merupakan perjanjian fiducia, memiliki sifat sebagai berikut : pokok. Dalam hal ini, yang merupakan 1. perjanjian pokok adalah perjanjian hutang piutang. konsekuensinya accesoir ini karena dari adalah itu, 2. jika perjanjian pokok tidak sah, atau karena ketergantungan terhadap perjanjian pokok. perjanjian bahwa Sifat Keabsahannya semata-mata ditentukan sah-tidaknya oleh perjanjian pokok. 3. Sebagai perjanjian bersyarat, sebab apa pun hilang berlakunya atau maka hanya data dilaksanakan jika dinyatakan tidak berlaku, maka secara ketentuan yang disyaratkan dalam hukum perjanjian pokok telah atau tidak perjanjian fiducia sebagai perjanjian accesoir menjadi batal.23) Pasal 4 terpenuhi. Undang-Undang Jaminan Fiducia24) Bentuk perjanjian fiducia dalam praktek disyaratkan tertulis. Juga secara tegas menyatakan namun tidak perlu adanya penyerahan bahwa jaminan fiducia merupakan nyata. Bentuk ini dimaksudkan untuk jaminan accesoir dari suatu perjanjian mendapatkan kepastian hukum bagi pokok yang menimbulkan kewajiban para pihak serta sekaligur juga sebagai bagi para pihak untuk memenuhi suatu alat prestasi ketentuan yang berupa memberikan pembuktian. sebenarnya undang-undang maupun sesuatu, berbuat sesuatu, yang dapat yuriprudensi tidak mengatur bentuk dinilai dengan uang. sebagai suatu perjanjian fiducia tersebut, sehingga 36 dapat saja bentuknya bebas, bisa lisan Namun menurut kebiasaan, perjanjian dan bisa tertulis, ini terserah pada demikian lazim dibuat secara tertulis, kehendak para pihak. dituangkan dalam akta fiducia baik Adapun persyaratan- persyaratan yang biasanya berlaku dengan akta dibawah tangan maupun akta otentik.25) untuk sahnya penyerahan berlaku juga Pada mulanya, fiducia dapat bagi fiducia. menurut lazimnya syarat- dilakukan baik atas barang bergerak syarat tersebut adalah : maupun barang tetap, hal mana terjadi 1. Adanya perjanjian yang zakelijk. pada zaman Romawi yaitu dalam 2. Adanya titel untuk peralihan hak. bentuk fiducia cum creditore, karena 3. Kewenangan pada masa itu belum dikenal hak-hak bendanya untuk dari menguasai orang yang jaminan yang lain.26) menyerahkan. 4. Adanya Menurut pasal 1 ayat 4, pasal cara tertentu untuk 10, dan pasal 20 Undang-undang No. penyerahkan (yaitu secara 42 tahun 1999 tentang Fiducia tersebut constitutum possessorium bagi benda bergerak berwujud dan secara cessie untuk adalah sebagai berikut : a. piutang- dimiliki piutang). Dapat Benda tersebut dan harus dapat dialihkan secara hukum. disimpulkan bahwa b. Dapat atas benda berwujud bentuk perjanjian fiducia adalah bebas c. Dapat juga atas benda tidak dan tidak terikat oleh bentuk tertentu. berwujud, termasuk piutang 37 d. Benda bergerak terdapat e. Benda tidak bergerak yang tidak tujuan yang lainnya adalah memberi dapat kesempatan f. g. h. diikatkan dengan hak pada debitur. kepada pihak menguasai debitur tanggungan untuk Benda yang tidak bergerak yang menggunakan barang-barang tersebut dapat diikatkatkan dengan hipotik untuk kepentingan. Dapat atas satu-satuan atau jenis tetap Sedangkan Sedangkan perlu dan dan benda pentingnya lembaga fiducia ini sebagai Dapat juga atas lebih dari satu lembaga jenis atau satuan benda. keamaan dan kepastian hukum bagi si jaminan adalah demi Pada umumnya yang dapat pemberi kredit. Pada mulanya lembaga menjadi obyek fiducia ialah benda- jaminan yang ada dikenal dalam benda bergerak, baik yang sudah ada perundang-undangan baik yang ada maupun yang masih akan ada. Barang- dalam KUHPerdata maupun dalam barang yang masih akan ada dapat juga peraturan khusus lainnya. menjadi obyek fiducia, jaminan.27) Adapun perkembangan Jaminan gadai (pand) dan atau hipotik masyarakat meliputi lajunya kegiatan (sekarang hak dalam bidang perdagangan/perniagaan, tanggungan pengganti hipotik dan industri, pengangkutan, dan kegiatan- credit-verband) kegiatan diganti dengan yaitu piutang dari kreditur atau untuk menjamin kembali utang yang lain dalam proyek pembangunan. Dalam kegiatan yang demikian terutama kegitan 38 perdagangan/perniagaan, membutuhkan kredit yang tapi tidak Disamping itu walaupun lembaga fiducia ini sudah melembaga mempunyai benda-benda tetap sebagai dalam praktek perbankan dan jaminan untuk mendapatkan kredit. masyarakat, namun tidak terlepas dari Keuntungan bagi si debitur yaitu cacat-cacat, melalui fiducia kebutuhannya akan kelemahan-kelemahan dalam praktek kredit pelaksanaanya masalah-masalah yaitu tidak atau adanya dapat tercapai. Dengan masih pengaturan yang mengatur artinya tetap dapat menguasai benda jaminan bahwa perjanjian fiducia ini tidak untuk kepercayaannya dan kebutuhan diatur sehari-hari. melainkan hanya dalam perjanjian Sedangkan keuntungan bagi dalam undang-undang, yang dibuat oleh para pihak yang kreditur, selain prosedur pemasangan mengadakan perjanjian fiducia itu. fiducia itu lebih sederhana, juga ikatan 22.) 23.) fiducia tidak mensyaratkan 19 24.) berpindahnya benda jaminan dalam kekuasaan kreditur. maka kreditur/bank tidak perlu menyediakan tempat khusus bagi penyimpanan benda-benda jaminan tersebut. Ibid, hal. 23 Munir fuady, Jaminan Fiducia, hal. Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fiducia 25.) Sri Soedewi Masjchun, Beberapa Masalah Pelaksanaan Lembaga Jaminan Khususnya Fiducia didalam Praktek dan Pelaksanaanya di Indonesia, hal. 27 26.) Oey Hoey Tiong, S.H. Fiducia Sebagai Jaminan Unsur-Unsur Perikatan, hal. 58 27.) Sri Soedewi Masjchun Sofyan, Hak Jaminan atas Tanah, 39 Sehingga apabila timbul menciptakan ketentuan sendiri secara sesuatu masalah dikemudian hari, menyimpang dari pasal-pasal hukum misalnya perjanjian. debitur cidera janji sedangkan masalah itu tidak diatur D. Pelaksanaan Pemberian Kredit dalam perjanjian yang dibuat oleh Dengan Jaminan Fiducia mereka, maka yang menjadi persoalan Didalam adalah ketentuan atau peraturan mana permohonan yang Pembangunan akan diterapkan menyelesaikan masalah untuk pengajuan kredit pada Bank ini pada Derah tersebut. prinsipnya mengandung asas hukum Sebagaimana diketahui bahwa hukum perdata yaitu adanya asas kesepakatan perjanjian yang diatur dalam buku III di antara para pihak, yakni debitur dan KUHPerdata sistem pihak BANK sendiri. hukum Apabila menganut “terbuka”. Artinya perjanjian memberikan kebebasan mengajukan permohonan kredit pada seluas-luasnya kepada Bank Pembangunan Daerah, makan mengadakan terlebih dahulu harus memnuhi syarat- perjanjian yang berisi dan bermacam syarat yang telah ditentukan oleh pihak apa yang masyarakat saja, ketertiban bahwa untuk asal umum seseorang tidak melanggar Bank Prmbangunan Daerah. Ada 5 dan kesusilaan tahapan yang berkenaan umum, maka mereka dalam hal ini permohonan kredit, yaitu : pihak yang mengadakan perjanjian 1. diperbolehkan hendak membuat atau Pengajuan Kredit dengan 40 Calon peminjam/nasabah kredit ijin-ijin usaha, dan foto copy mengutarakan BPKB/kuitansi (untuk jaminan maksudnya meminta kredit tambahan) dengan mengajukan permohonan ke Setelah itu formulir permohonan Bank Pembangunan Daerah. Formulir kredit permohonan tersebut telah disediakan diteruskan ke bagian kredit untuk oleh pihak BANK. Dalam formulir diperiksa. tersebut tercantum antara lain : 2. a. Nama nasabah b. Alamat nasabah yang telah diisi akan Penilaian Kredit Penilaian kredit akan dilakukan / tempat oleh pihak BANK Samarinda nasabah tersebut menjalankan dalam tahap ini BANK tetap usahanya. memeriksa c. Besarnya kredit yang diminta, jangka waktu kredit dan apa seperti yang telah dikemukakan terdahulu yakni : tersebut dipergunakan a. Character b. Capacity diserahkan c. Capital dengan melampirkan foto copy d. Condition of economics KTP e. Collateral suami-istri pemohon, disebut dengan The C’s credit analisys, keterangan untuk apa kredit d. Bentuk jaminan yang akan yang surat nikah, foto copy surat Dalam tahap ini Bank melakukan tanah (sertifikat), foto copy analisa terhadap permohonan 41 kredit dari debitur/nasabah. salah 3. Pengambilan keputusan satu dari kelima macam analisa di Dalam tahap ini pimpinan BANK atas adalah berkenaan dengan Samarinda jaminannya (collateral). salah hasil pemeriksanaan oleh petugas satu dari lembaga kredit adalah BANK tahap penilaian yang telah lembaga fiducia. Fiducia ini bagi maju. pihak BANK Samarinda dalam menyetujui, pertimbangan kreditnya kreditnya mempertimbangkan Apabila pimpinan permohonan dapat diterima. disyaratkan menyerahkan berupa kemudian pihak debitur diberikan sertifikat dari barang yang akan besarnya dijadikan jaminan sebagai jaminan diterimanya serta bunga yang pokok. Sehingga jaminan lain harus dibayar. berupa barang bergerak (misal: pengembalian kredit dan biaya- mobil, sebagai biaya lain seperti pembuatanakte yang notaris harus di tanggung debitur. mesin) jaminan diperlukan hanya tambahan apabila kreditur Apabila kredit yang dapat jangka waktu debitur diharuskan merasakan masih ada yang kurang menandatangani akte persetujuan dalam pemenuhan kreditnya maka membuka kredit yang telah dibuat ia oleh pihak BANK Samarinda dapat meminta jaminan tambahan berupa barang bergerak dalam bentuk formulir. (mobil,sepeda,motor jaminan pada umumnya telah lain). dan lain- disediakan berbagai untuk bentuk 42 formulir menurut jenisnya. Setelah ditentukan menurut jenisnya, para pihak, tempat tinggal dan pekerjaan pemohon kemudian diperinci kredit. Untuk jaminan pada umumnya Pimpinan telah disediakan berbagai bentuk untuk dan atas nama bank dan formulir menurut jenisnya. Setelah selanjutnya ditentukan pihak pertama. pihak kedua menurut jenisnya, kemudian diperinci secara lengkap adalah barang-barang mengajukan apa saja yang diserahkan sebagai jaminan harga taksiran dan tempat penyimpanan 4. a. Nama dapat bertindak disebut debitur dengan yang permohonan kredit. b. Besarnya kredit, bunga dan barang. biaya-biaya lainnya. Realisai Besarnya bunga seperti yang Tahap realisasi tahapan akhir merupakan bila mengajukan debitur kredit. Untuk biaya meliputi permohonan biaya provisi biaya akta notaris kreditnya. Dalam tahap ini BANK dan debitur telah tertuang dalam akta perjanjian menyetujui dan lain-lain. c. Jangka waktu kredit perjanjian membuka kredit. Akta Jangka waktu kredit di BANK perjanjian membuka kredit. akta Samarinda adalah 1 tahun, 3 perjanjian tahun atau sesuai kesepakatan membuka tersebut berisi : kredit antara kreditur dan debitur. 43 d. Pihak debitur memberikan diharuskan memberikan kedudukan yang keterangan- kuat kepada pihak BANK. keterangan perusahaan kepada apabila bank pada setiap akhir bulan. membuka kredit tersebut telah apabila pemohon kredit itu ditandatangani adalah belah pihak, maka pemberian perorangan pada akta perjanjian oleh kedua dasarnya sama, dimana juga kredit harus terealisasi/dilaksanakan. melaporkan keadaan/perkembangan 5. Pengawasan usahanya setiap akhir bulan. a. Pengawasan e. Untuk menjamin pelunasan Pihak dapat Bank dalam hal ini hutang dari debitur tersebut melakukan pengawasan pada dua maka diharuskan debitur untuk bidang : menuliskan akan 1. Terhadap penggunaan kredit. terarah jaminan secara baik 2. Terhadap barang jaminan. tanggungan maupun fiducia. Pengawasan f. Juga perjanjian disebutkan pemberian kuasa pada penggunaan tentang kreditdilakukan untuk mencegah mutlak hal-hal yang nantinya merugikan kepada kreditur /pihak BANK pihak bank. disamping itu juga dari debitur atas harga benda untuk menjaga kelancaran dari yang dijaminkan tersebut tanpa kredit yang diberikan oleh bank bisa dicabut kembali, sehingga terhadap debitur. tahap 44 pengawasan ini dilakukan kepada musnahnya semua nasabahnya dan merupakan tersebut. Apabila terjadi hal yang langkah bagi demikian maka pihak asuransi penyalahgunaan yang menjamin pelunasi kredit preventif kemungkinan fasilitas kredit pleh nasabah atau debitur. sedangkan pengawasan benda jaminan tersebut. b. Pembinaan terhadap barang jaminan oleh Agar perusahaan tersebut makin pihak Bank Pembangunan Derah berkembang maju dan kredit yang terbagi dalam dua pengawasan, diberikan dipergunakan dengan yaitu semestinya oleh debitur, maka pengawasan aktif dan pengawasan pasif. Pengawasan bank harus memberikan aktif dilakukan secara langsung pembenaan akan dapat mengetahui segala kepada masalah yang timbul dan dihadapi Pembinaan oleh bank terhadap oleh debitur. di samping dengan pihak debitur sebagai nasabah, cara ini, bank juga mewajibkan antara lain berupa : debitur untuk mengasuransikan 1. Pembinaan administrasi dan debitur pengarahan tersebut. dan benda jaminan tersebut. asuransi keuangan, berupa penyelesaian disini yaitu asuransi analisa dan surat-surat dari resiko yang mungkin akibat kebakaran menyebabkan rusak terhadap timbul, nasabah, juga diskusi yang permasalahan yang dihadapi atau nasabah. 45 2. Memberikan informasi kepada nasabah mengenai keadaan tidak dapat memenuhi prestasinya/tidak dapat usaha nasabahnya, misalnya mengembalikan yang menyangkut pemasaran menimbulkan tunggangan atau yang dan hasil disebut dengan kredit macet (debitur belum dalam keadaan berhenti total dari penanganan produksi sisa yang dipasarkan. sehingga pembayaran angsuran beserta bunga 3. Mengadakan hubungan kredit). koordinasi dengan departemen atau kreditnya instansi atau dalam Hambatan bagi debitur/nasabah dalam pengembalian banyak pembinaan proyek-proyek yang dipengaruhi faktor-faktor yang dibiayai dengan kredit. terdapat di dalam (faktor internal) dan di luar pribadi debitur (faktor BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA A. Faktor-faktor Penyebab Kredit eksternal). 1. Faktor yang bersifat internal Faktor ini dapat dilihat dalam berbagai segi, misalnya : Macet Terjadinya wanprestasi yang a. Penyalahgunaan kredit dilakukan oleh pihak debitur akan Penyalahgunaan kredit tidak menghambat sebagaimana lancarnya pekreditan mestinya dalam oleh pada pihak bank. Akhirnya bank telah debitur mengelola menetapkan bahwa debitur tersebut usahanya. Hal ini dapat dilihat 46 adanya hak penggunaan kredit 2. Barang/benda sulit dilacak, yang tidak dipakai sebagai dana karena untuk bergerak mengembangkan usahanya, melainkan dipergunakan untuk keperluan konsumtif. Pengaruh ini 3. sifatnya Barang/benda dapat terkadang sudah diperjualbelikan. c. Kesulitan keuangan dihadapi oleh pihak bank dalam Kesulitan yang diderita oleh memberikan kredit. debitur ini disebabkan karena b. Karakter yang tidak baik pihak debitur Ini merupakan watak/pribadi menjalankan dari tidaklah debitur tersebut yang dalam perusahaan memnuhi menang tidak baik. Sehingga keseimbangan debitur dapat pendapatan dan pengeluaran, kreditnya. sehingga debitur tidak mampu tidak mengembalikan antara Misalnya : mengangsur kredit 1. Debitur yang tidak bisa ditambah dengan bunga yang meneruskan pengembalian masih belum terbayar untuk kredit (nasabah tersebut selanjutnya pernah mengangsur kredit dalam hal ini tidak akan bisa tapi belum lunas) berbuat pihak apa-apa dan debitur dalam mengatasi kesulitan keuangan tersebut. 47 2. Faktor yang bersifat eksternal telah bahwa bank dijelaskan keadaan yang terjadi di luar mengadakan pengawasan yang cukup jangkauan ketat terhadap kredit tersebut berjalan kemampuan bukan dengan lancar dan baik. Akan tetapi kelemahan apabila upaya-upaya tersebut diatas perusahaan dilakukan oleh pihak bank masih saja debitur itu sendiri. faktor inilah belum dapat diatasi dengan baik dalam yang disebutkan dengan keadaan arti terjadi kelalaian pada debitur memaksa sehingga mengakibatkan kredit macet, berasal dan diatas yang Faktor ini dapat berasal dari nasabah/debitur, dari pribadi/manajemen B. Sebagaimana (overmacht) yang timbulnya secara tiba-tiba dan maka sulit untuk dianalisa. keadaan memberikan overmacht adalah tidak dapat alternatif. Untuk mengetahui debitur dipenuhinya prestasi oleh debitur yang wanprestasi maka pihak bank karena terjadi suatu peristiwa yang pembangunan bukan karena kesalahannya dan surat peristiwa itu tidak dapat diketahui selanjutnya memberikan teguran atau dan diduga sebelumnya. surat peringatan yang pertama, apabila Tindakan Terhadap Fiducia Hukum Barang Pada Kredit Macet. Saat bank pembangunan daerah langkah-langkah daerah penagihan. memberikan lalu langkah Bank sampai pada teguran ketiga debitur Jaminan tidak menanggapi surat teguran itu, Terjadi maka bank pembangunan daerah dapat menklasifikasikan debitur tersebut 48 dalam golongan yang wanprestasi. 6 bulan, apabila dalam waktu tersebut untuk itu klasifikasi kredit dilihat dari tidak dapat menyelesaikan kelancaran bank akan mengambil langkah lanjut, usahanya dapat barulah misalnya mencairkan barang – barang dikatagorikan sebagai berikut : 1. Kredit lancar , yaitu kredit yang jaminan mengajukan perkaranya ke perjalanannya lancar atau memuaskan badan hukum atau lembaga yang telah artinya segala kewajiban ( bunga atau ditunjuk. angsuran utang pokok diselesaikan 4. Kredit dalam perhatian khusus. oleh nasabah secara baik ). 5. Kredit Macet, sebagai kelanjutan dari 2. Kredit tidak lancar, yaitu kredit selama usaha penyelesaian atau 3 atau 6 bulan dalam hal ini mutasinya pengklasifikasian kembali kredit yang – tidak lancar dan usaha itu tidak tidak lancar, pembayaran pembayaran bunga tidak baik dan juga berhasil barulah kredit tersebut angsungran dikatagorikan ke dalam kredit macet. utang pokoknya. dari keterangan diatas yang termasuk 3. Kredit diragukan, yaitu kredit yang dalam kredit bermasalah adalah kredit btidak lancar dan telah jauh sampai tidak lancar, kredit diragukan, kredit pada jatuh tempo belum dapat juga dalam perhatian khusus diselesaikan macet. oleh nasabah yang pihak BANK dan kredit bersangkutan. Bank akan memberikan Setelah Samarinda kesempatan kepada nasabah untuk mengklasifikasikan berusaha menyelesaikan selama 3 atau mengalami kemacetan maka untuk kredit yang 49 selanjutnya dilakukan tindakan hukum barang, mengakhiri atau dalam mengatasi kredit macet tersebut. mencegah timbulnya suatu Tindakan hukum yang dilakukan oleh perkara”. pihak BANK Samarinda adalah : Perjanjian ini 1) Perdamaian melainkan jika 2) Penagih melalui saluran hukum tertulis. Terlihat disini bahwa tidaklah mufah dibuat secara bentuk perdamaian itu dianjurkan 1. Perdamaian Pada proses perdamaian ini secara pihak BANK maish menaruh formil, sehingga sah bagi kedua kepercayaan pada debitur untuk belah pihak dan tidak akan timbul dpat mengembalikan krditnya suatu perkara nantinya. beserta 2. Penagihan melalui saluran bunganya debitur masih melanjutkan nantinya karena usahanya membayar ingin dan tertulis yang bersifat hukum Untuk dapat mengatasi kredit pengembalian kredit yang macet untuk dari debitur, salah satu jalan perdamaian diatur dalam pasal adalah penagihan melalui saluran 1851 KUHPerdata yaitu : hukum. tersebut dengan lunas. “Perdamaian adalah badan-badan atau suatu lembaga yang dapat menangani perjanjian dengan mana kedua penyelesaian kredit macet melalui belah pihak dengan menyerahkan, saluran hukum sesuai yang diatur menyajikan atau menahan suatu dalam surat Keputusan Menteri 50 Keuangan RI 293/KMK.09/1993 tanggal No. debitur. Di mana meliputi sisa 27 pokok kredit tambahan bungan Februari 1993 adalah : atau denda dan biaya-biaya Menyerahkan penyelesaian kredit BUPLN serta biaya lainnya. kepada Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN). Karena BAB IV P E N U T U P pada dasarnya dilakukan melalui A. Kesimpulan BUPLN sesuai yang diatur dalam Setelah SK Menteri Keuangan RI tersebut pembahasan di atas adalah kredit bermasalah dalam bab-bab sebelumnya, maka yang tidak memungkinkan lagi sebagai akhir dari penulisan skripsi ini untuk diselesaikan secara damai penulis oleh telah kesimpulan dari masalah yang telah digolongkan dalam kolektibilitas dibahas untuk diberikan gambaran macet Bank yang ringkas mengenai Permasalahan 26/22/KEP/DIR Hukum Tentang Perjanjian Kredit dan No. 26/4/BPPP tanggal 29 Antara Nasabah Dengan Bank Dalam Mei 1993 (PAKMEI 1993), yaitu : Praktek. Telah 21 bulan sejak kolektibilitas dapat penulis sajikan adalah sebagai kredit digunakan atau 24 bulan berikut : sejak 1. Faktor-faktor yang menyebabkan pihak bank sesuai Indonesia No. jatuh dan ketentuan tempo. Jumlah kewajiban yang harus dibayar dari melalui akan beberapa memberikan uraian suatu adapun kesimpulan yang kredit macet, dipengaruhi oleh : 51 a) Faktor yang bersifat intertnal, 1) Penyelesaian kredit kepada yaitu : BUPLN (Badan Urusan 1) Penyalahgunaan kredit Piutang Lelang Negara) 2) Rendahnya tingkat 2) Mengajukan pendidikan permohonan kepada Pengadilan Negeri 3) Karakter yang tidak baik untuk 4) Kesulitan keuangan penyitaan. b) Faktor yang bersifat eksternal, mengadakan B. Saran-saran yaitu yang berasal dari keadaan Sebagai yang terjadi diluar jangkauan penulisan skripsi ini penulis juga kemampuan dari debitur atau hendak menyampaikan beberapa saran, keadaan yang kiranya dapat dipakai sebagai yang memaksa bahan perekonomian mengadakan perbaikan dan juga yang tidak stabil. 2. Pihak Bank dalam dari (overmacht) seperti keadaan yang pertimbangan akhir usaha mungkin bermanfaat bagi masyarakat Samarinda dalam pada umumnya. adapun saran-saran mengatasi kredit macet melakukan yang perlu kiranya penulis sampaikan upaya, antara lain : adalah sebagai berikut : a) Perdamaian 1. Dalam b) Penagihan melalui jalur hukum pemberian kredit hendaknya pihak BANK Samarinda tidak hanya menekankan pada besarnya nilai 52 jaminan, tetapi yang harus juga Abdulkadir Muhammad, 1990, Hukum Perikatan. perkembangan kredit dan untuk Cipta Aditya menghindari Bandung. dilihat adalah prospek timbulnya kredit Abdulkadir macet. 2. Untuk mencegah timbulnya kredit macet maka pihak BANK Perjanjian Bakti, Muhammad, Baku PT. Dalam 1992, Praktek Perusahaan Perdagangan, PT. Cipta Samarinda : Aditya Bakti, Bandung. a. Mengambil langkah yang tepat Gunawan Wijaya, 2000, Jaminan dalam menganalisa kredit Fiducia, b. Megambil langkah yang tepat dalam memutuskan pemberian kredit mengambil pemeriksaan dilapangan yang tepat dan membuat cara pengikatan jaminan yang benar. Perjanjian Kredit Bank, Alumni, Bandung. Meliala A. Qirom Syamsudin, 1985, Pokok-pokok Hukum Perikatan Beserta Pengembangannya, Liberty, Yogyakarta. Munir DAFTAR PUSTAKA Grafida Mariam Darus Badruszaman, 1983, langkah dokumen, Raja Persada, Jakarta. preventif, seperti memeriksa perlengkapan PT. Fuady, 2003, Jaminan Fiducia,PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. 53 Oey Hoey Tiong, SH, 1978. Fiducia Sebagai Jaminan Unsur-Unsur Perikatan,Ghalia Indonesia, Jakarta.